karmil-letkol-ramses.pdf

download karmil-letkol-ramses.pdf

of 24

Transcript of karmil-letkol-ramses.pdf

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    1/24

    24

    KONSEPSI PENYELENGGARAAN KOMSOS UNTUK MENYIAPKANALAT JUANG YANG TANGGUH DALAM RANGKA MENCEGAH

    TERORISME DI DAERAH

    DI SUSUN OLEH :

    RAMSES L. TOBING, S.T.

    LETNAN KOLONEL ARH NRP 32763

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    2/24

    1

    KONSEPSI PENYELENGGARAAN KOMSOS UNTUK MENYIAPKANALAT JUANG YANG TANGGUH DALAM RANGKA MENCEGAH

    TERORISME DI DAERAH

    TNI Angkatan Darat sebagai bagian dari TNI memiliki tugas Pokok

    menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

    Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

    darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara1di

    wilayah daratan. Sedangkan untuk tugas-tugas sesuai kematraan antara lain ;melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang pertahanan yaitu dengan melakukan OMP

    dan OMSP; melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat

    dengan negara lain; melaksankan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan

    kekuatan matra darat; serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di

    darat. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan tugas-tugas sesuai kematraan diatas,

    maka TNI Angkatan Darat menyelenggarakan fungsi utama, fungsi organik militer,

    fungsi organik pembinaan, fungsi teknis militer umum, fungsi teknis militer khusus sertafungsi khusus.

    Binter TNI Angkatan Darat pada hakekatnya adalah kegiatan penyiapan

    wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai Sishanta serta upaya

    untuk membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan Kemanunggalan

    TNI-Rakyat melalui kegiatan bantuan untuk mengatasi kesulitan rakyat2. Bintersebagai

    fungsi utamapada hakekatnya merupakan tugas TNI Angkatan Darat dalam membantu

    pemerintah secara dini dengan menyelenggarakan perencanaan, pengembangan,

    pengerahan, dan pengendalian potensi wilayah pertahanan dengan segenap aspeknya

    menjadi kekuatan sebagai Ruang,Alat dan Kondisi juang yang tangguh bagi kepentingan

    1Keputusan Kasad Nomor Kep/23/IV/2007, Naskah Sementara Doktrin TNI AD KEP

    2Ibid. pasal 22.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    3/24

    2

    pertahanan negara di darat3. Binter dalam rangka pembinaan (perspektif kegiatan)

    merupakan upaya pekerjaan dan tindakan, baik secara berdiri sendiri maupun bersama

    dengan aparat terkait dan komponen bangsa lainnya untuk membantu pemerintah dalam

    menyiapkan kekuatan pertahanan aspek darat yang meliputi wilayah pertahanan dan

    kekuatan pendukungnya serta terwujudnya Kemanunggalan TNI Rakyat, yang

    dilaksanakan sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan dalam rangka

    tercapainya tugas pokok TNI Angkatan Darat4. Sedangkan Binter dalam rangka

    penggunaan diarahkan untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan kekuatan

    pertahanan aspek darat yang meliputi wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya

    secara dini melalui kegiatan bantuan untuk mengatasi kesulitan masyarakat yang

    dilaksanakan sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan dalam rangka

    tercapainya tugas pokok TNI Angkatan Darat.

    Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok TNI Angkatan Darat sangat ditentukan oleh

    sejauh mana efektivitas pelaksanaan pembinaan fungsi utama TNI Angkatan Darat yang

    diarahkan untuk mewujudkan penampilan fungsi pertempuran, pembinaan kekuatan, dan

    pembinaan teritorial (Binter). Keselarasan antara Binter dengan Pembinaan kekuatan

    (Binkuat) adalah kemampuan pembinaan teritorial yang pada hakikatnya diarahkan

    untuk mewujudkan profesionalitas keprajuritan baik secara perseorangan maupun satuan,dengan sasaran adalah terwujudnya kemampuan prajurit, baik perseorangan maupun

    satuan dalam menyiapkan potensi wilayah menjadi kekuatan pertahanan negara di

    darat5. Sedangkan keselarasan antara Binter dengan pertempuran adalah Pembinaan

    ruang pertempuran dengan sasaran adalah tersusun dan disiapkannya ruang

    pertempuran matra darat yang meliputi seluruh wilayah kompartemen strategis untuk

    digunakan dalam penyelenggaraan pertempuran di darat, baik dalam rangka Operasi

    Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP)6

    .

    3Ibid.pasal 14.

    4Kep Kasad Nomor : Kep /98/IV/2007, Bujukin tentang Binter.

    5Kep Kasad Nomor : Kep /23/IV/2007, Nasem tentang Doktrin TNI AD KEP, pasal 21 ayat b

    6Ibid. pasal 20 ayat a, point 2)

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    4/24

    3

    Salah satu tugas TNI dalam OMSP adalah operasi dalam rangka memberantas aksi

    terorisme7. Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana

    panik, tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat terhadap

    kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk

    mentaati kehendak pelaku teror. Terorisme tidak ditujukan langsung kepada lawan, akan

    tetapi perbuatan teror justru dilakukan dimana saja dan terhadap siapa saja. Dan yang

    lebih utama, maksud yang ingin disampaikan oleh pelaku teror adalah agar perbuatan

    teror tersebut mendapat perhatian yang khusus atau dapat dikatakan lebih sebagai psy-

    war. Sifat tindakan, pelaku, tujuan strategis, motivasi, hasil yang diharapkan serta dicapai,

    target-target serta metode Terorisme kini semakin luas dan bervariasi. Sehingga semakin

    jelas bahwa teror bukan merupakan bentuk kejahatan kekerasan destruktif biasa,

    melainkan sudah merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat

    manusia (crimes against peace and security of mankind). Terorisme tidak bisa hanya

    dengan penindakan terhadap kejahatan tersebut telah terjadi namun perlu diambil

    langkah- langkah integratif yang melibatkan seluruh komponen masyarakat.

    Pembinaan Teritorial dilaksanakan oleh TNI-AD dengan menggunakan beberapa

    metoda yaitu Bintahwil, Bakti TNI dan Komunikasi Sosial namun dalam pembahasan

    tulisan ini lebih mengedepankan Komunikasi Sosial sebagai metoda karena setiap kegiatanyang dilaksanakan dimulai dari komunikasi yang benar, dapat dilaksanakan kapan saja,

    dimana saja dan lebih fleksibel situasinya. Namun banyak permasalahan-permasalahan

    yang harus dibenahi agar Komunikasi sosial yang dilakukan oleh aparat Kowil dapat

    dilaksanakan efektif, sesuai sasaran, dampak yang diharapkan dari pelaksanaannya

    langsung bisa dirasakan, dan bisa dilaksanakan oleh seluruh tingkatan dan jenjang satuan

    Kowil antara lain organisasi yang disebut dalam pelaksanaan Komsos baru mengatur

    dalam struktur TNI-AD t idak melibatkan komponen lain, pesan yang disampaikan tidakberkesinambungan hanya bersifat temporer , tugas dan tanggung jawab tiap strata

    satuan tidak detail dan aplikatif sehingga hasil Komsos selama ini tidak dapat

    terukur dan tidak dapat ditindaklanjuti secara berkesinambungan.

    7Undang Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, pasal 7 ayat (2), point b angka 3.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    5/24

    4

    Agar komponen masyarakat yang menjadi sasaran penyampaian pesan melalui

    Komsos tersebut dapat dijadikan sebagai alat juang yang tangguh dalam mencegah

    aksi Terorisme maka masyarakat tersebut harus dihindarkan dari situasi atau keadaan

    yang membuat aksi teroris tersebut tumbuh subur dilingkungan masyarakat tersebut

    antara lain : masyarakat tersebut harus sejahtera, mengerti hukum, tahu hak dan

    kewajibannya sebagai warga negara, mau secara sadar bekerjasama/ bergotong royong

    dan mengerti dampak dari aksi terorisme tersebut.

    Berangkat dari permasalahan yang telah di deskripsikan diatas penulis mencoba

    untuk menawarkan Konsep penyelenggaraan komsos untuk menyiapkan alat

    juang yang tangguh dalam mencegah aksi terorisme di daerah melibatkan aparat

    Komando Kewilayahan setingkat Kodim kebawah dan komponen masyarakat.

    BAGAIMANA TERORIS DAPAT BERKEMBANG DAN KEGAMANGAN DALAM

    MENANGANINYA.

    Sejarah tentang Terorisme8 berkembang sejak berabad lampau, ditandai dengan

    bentuk kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman yang bertujuan untuk

    mencapai tujuan tertentu. Perkembangannya bermula dalam bentuk fanatisme aliran

    kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara

    perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai

    tiran. Pembunuhan terhadap individu ini sudah dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari

    Terorisme dengan mengacu pada sejarah Terorisme modern.

    Meski istilah Teror dan Terorisme baru mulai populer abad ke-18, namun fenomena yang

    ditujukannya bukanlah baru. Menurut Grant Wardlaw dalam buku Political Terrorism

    (1982), manifestasi Terorisme sistematis muncul sebelum Revolusi Perancis, tetapi baru

    mencolok sejak paruh kedua abad ke-19. Dalam suplemen kamus yang dikeluarkan

    Akademi Perancis tahun 1798, terorisme lebih diartikan sebagai sistem rezim teror.

    Kata Terorisme berasal dari Bahasa Perancis le terreur yang semula dipergunakan untuk

    menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan

    8Loudewijk F. Paulus,Terorisme

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    6/24

    5

    secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh

    melakukan kegiatan anti pemerintah. Selanjutnya kata Terorisme dipergunakan untuk

    menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. Dengan demikian kata Terorisme

    sejak awal dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun

    kegiatan yang anti pemerintah.

    Terorisme muncul pada akhir abad 19 dan menjelang terjadinya Perang Dunia-I, terjadi

    hampir di seluruh belahan dunia. Pada pertengahan abad ke-19, Terorisme mulai banyak

    dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. Mereka percaya bahwa Terorisme adalah

    cara yang paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial, dengan cara

    membunuh orang-orang yang berpengaruh. Sejarah mencatat pada tahun 1890-an aksi

    terorisme Armenia melawan pemerintah Turki, yang berakhir dengan bencanapembunuhan masal terhadap warga Armenia pada Perang Dunia I. Pada dekade tersebut,

    aksi Terorisme diidentikkan sebagai bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan

    ideologi.

    Bentuk pertama Terorisme, terjadi sebelum Perang Dunia II, Terorisme dilakukan dengan

    cara pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah. Bentuk kedua Terorisme dimulai di

    Aljazair di tahun 50an, dilakukan oleh FLN yang memopulerkan serangan yang bersifat

    acak terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa. Hal ini dilakukan untuk melawan apa

    yang disebut sebagai Terorisme negara oleh Algerian Nationalist. Pembunuhan dilakukan

    dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan. Bentuk ketiga Terorisme muncul pada tahun

    60an dan terkenal dengan istilah Terorisme Media, berupa serangan acak terhadap siapa

    saja untuk tujuan publisitas. Bentuk ketiga ini berkembang melalui tiga sumber, yaitu:

    1. Kecenderungan sejarah yang semakin menentang kolonialisme dan tumbuhnya

    gerakan-gerakan demokrasi serta HAM. 2. Pergeseran ideologis yang mencakup

    kebangkitan fundamentalis agama, radikalis setelah era perang Vietnam dan munculnya

    ide perang gerilya kota. 3. Kemajuan teknologi, penemuan senjata canggih dan

    peningkatan lalu lintas.

    Namun Terorisme bentuk ini dianggap kurang efektif dalam masyarakat yang ketika itu

    sebagian besar buta huruf dan apatis. Seruan atau perjuangan melalui tulisan mempunyai

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    7/24

    6

    dampak yang sangat kecil. Akan lebih efektif menerapkan the philosophy of the bomb

    yang bersifat eksplosif dan sulit diabaikan. Pasca Perang Dunia II, dunia tidak pernah

    mengenal damai. Berbagai pergolakan berkembang dan berlangsung secara

    berkelanjutan. Konfrontasi negara adikuasa yang meluas menjadi konflik Timur Barat

    dan menyeret beberapa negara Dunia Ketiga ke dalamnya menyebabkan timbulnya konflik

    Utara Selatan. Perjuangan melawan penjajah, pergolakan rasial, konflik regional yang

    menarik campur tangan pihak ketiga, pergolakan dalam negeri di sekian banyak negara

    Dunia Ketiga, membuat dunia labil dan bergejolak. Ketidakstabilan dunia dan rasa frustasi

    dari banyak Negara Berkembang dalam perjuangan menuntut hak-hak yang dianggap

    fundamental dan sah, membuka peluang muncul dan meluasnya Terorisme. Fenomena

    Terorisme meningkat sejak permulaan dasa warsa 70-an. Terorisme dan Teror telah

    berkembang dalam sengketa ideologi, fanatisme agama, perjuangan kemerdekaan,

    pemberontakan, gerilya, bahkan juga oleh pemerintah sebagai cara dan sarana

    menegakkan kekuasaannya. Terorisme gaya baru mengandung beberapa karakteristik9:

    1. Ada maksimalisasi korban secara sangat mengerikan. 2. Keinginan untuk mendapatkan

    liputan di media massa secara internasional secepat mungkin. 3. Tidak pernah ada yang

    membuat klaim terhadap Terorisme yang sudah dilakukan.4. serangan Terorisme itu tidak

    pernah bisa diduga karena sasarannya sama dengan luasnya seluruh permukaan bumi.

    Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan

    perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme

    tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba

    dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.

    Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang

    tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan

    angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-

    serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan

    9Amien Rais ,Hadapi Terorisme dengan cerdas

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    8/24

    7

    Kegiatan Terorisme mempunyai tujuan untuk membuat orang lain merasa ketakutan

    sehingga dengan demikian dapat menarik perhatian orang, kelompok atau suatu bangsa.

    Biasanya perbuatan teror digunakan apabila tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh

    untuk melaksanakan kehendaknya. Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk

    menciptakan suasana panik, tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan

    masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok

    tertentu untuk mentaati kehendak pelaku teror. Terorisme tidak ditujukan langsung

    kepada lawan, akan tetapi perbuatan teror justru dilakukan dimana saja dan terhadap

    siapa saja. Dan yang lebih utama, maksud yang ingin disampaikan oleh pelaku teror

    adalah agar perbuatan teror tersebut mendapat perhatian yang khusus atau dapat

    dikatakan lebih sebagai psy-war.

    Sejauh ini belum ada batasan yang baku untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan

    Terorisme. Menurut Prof. M. Cherif Bassiouni, ahli Hukum Pidana Internasional, bahwa

    tidak mudah untuk mengadakan suatu pengertian yang identik yang dapat diterima secara

    universal sehingga sulit mengadakan pengawasan atas makna Terorisme tersebut.

    Sedangkan menurut Prof. Brian Jenkins, Phd., Terorisme merupakan pandangan yang

    subjektif, hal mana didasarkan atas siapa yang memberi batasan pada saat dan kondisi

    tertentu.

    Belum tercapainya kesepakatan mengenai apa pengertian terorisme tersebut, tidak

    menjadikan terorisme dibiarkan lepas dari jangkauan hukum. Usaha memberantas

    Terorisme tersebut telah dilakukan sejak menjelang pertengahan abad ke-20. Pada tahun

    1937 lahir Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Terorisme (Convention for The

    Prevention and Suppression of Terrorism), dimana Konvensi ini mengartikan terorisme

    sebagai Crimes against State. Melalui European Convention on The Supression of

    Terrorism (ECST) tahun 1977 di Eropa, makna Terorisme mengalami suatu pergeseran

    dan perluasan paradigma, yaitu sebagai suatu perbuatan yang semula dikategorikan

    sebagai Crimes against State (termasuk pembunuhan dan percobaan pembunuhan Kepala

    Negara atau anggota keluarganya), menjadi Crimes against Humanity, dimana yang

    menjadi korban adalah masyarakat sipil. Crimes against Humanity masuk kategori Gross

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    9/24

    8

    Violation of Human Rights (Pelanggaran HAM Berat) yang dilakukan sebagai bagian yang

    meluas/sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung

    terhadap penduduk sipil, lebih diarahkan pada jiwa-jiwa orang tidak bersalah (Public by

    innocent), sebagaimana terjadi di Bali.

    Terorisme kian jelas menjadi momok bagi peradaban modern. Sifat tindakan, pelaku,

    tujuan strategis, motivasi, hasil yang diharapkan serta dicapai, target-target serta metode

    Terorisme kini semakin luas dan bervariasi. Sehingga semakin jelas bahwa teror bukan

    merupakan bentuk kejahatan kekerasan destruktif biasa, melainkan sudah merupakan

    kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia (crimes against peace and

    security of mankind). Tindak Pidana Terorisme10 dapat dikategorikan sebagai mala per se

    atau mala in se , tergolong kejahatan terhadap hati nurani (Crimes against conscience),menjadi sesuatu yang jahat bukan karena diatur atau dilarang oleh Undang-Undang,

    melainkan karena pada dasarnya tergolong sebagai natural wrong atau acts wrong in

    themselves bukan mala prohibita yang tergolong kejahatan karena diatur demikian oleh

    Undang-Undang.

    Dalam rangka mencegah dan memerangi Terorisme tersebut, sejak jauh sebelum

    maraknya kejadian-kejadian yang digolongkan sebagai bentuk Terorisme terjadi di dunia,

    masyarakat internasional maupun regional serta pelbagai negara telah berusaha

    melakukan kebijakan kriminal (criminal policy) disertai kriminalisasi secara sistematik dan

    komprehensif terhadap perbuatan yang dikategorikan sebagai Terorisme.dan tidak

    memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya (teroris) layak mendapatkan

    pembalasan yang berat sesuai dengan tindakan mereka yang kejam.

    Permasalahannya adalah masih terdapat kesimpang siuran tentang pengertian Bukti

    Permulaan itu sendiri, sehingga sulit menentukan apakah yang dapat dikategorikan

    sebagai Bukti Permulaan, termasuk pula Laporan Intelijen, apakah dapat dijadikan Bukti

    Permulaan. Selanjutnya Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme11. Penetapan suatu

    10Prof. DR Muladi SH, Tindak Pidana Terorisme.

    11 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

    Terorisme, pasal 26 ayat 2,3,4

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    10/24

    9

    Laporan Intelijen sebagai Bukti Permulaan dilakukan oleh Ketua/Wakil Ketua Pengadilan

    Negeri melalui suatu proses/mekanisme pemeriksaan (Hearing) secara tertutup. Hal itu

    mengakibatkan pihak intelijen mempunyai dasar hukum yang kuat untuk melakukan

    penangkapan terhadap seseorang yang dianggap melakukan suatu Tindak Pidana

    Terorisme, tanpa adanya pengawasan masyarakat atau pihak lain mana pun. Padahal

    kontrol sosial sangat dibutuhkan terutama dalam hal-hal yang sangat sensitif seperti

    perlindungan terhadap hak-hak setiap orang sebagai manusia yang sifatnya asasi, tidak

    dapat diganggu gugat.

    Oleh karena itu, untuk mencegah kesewenang-wenangan dan ketidakpastian hukum,

    diperlukan adanya ketentuan yang pasti mengenai pengertian Bukti Permulaan dan

    batasan mengenai Laporan Intelijen, apa saja yang dapat dimasukkan ke dalam kategoriLaporan Intelijen, serta bagaimana sebenarnya hakekat Laporan Intelijen, sehingga dapat

    digunakan sebagai Bukti Permulaan. Terutama karena ketentuan pasal 26 ayat (1) 12

    tersebut memberikan wewenang yang begitu luas kepada penyidik untuk melakukan

    perampasan kemerdekaan yaitu penangkapan, terhadap orang yang dicurigai telah

    melakukan Tindak Pidana Terorisme, maka kejelasan mengenai hal tersebut sangatlah

    diperlukan agar tidak terjadi pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia dengan

    dilakukannya penangkapan secara sewenang-wenang oleh aparat, dalam hal ini penyidik.

    Demikian pula perlu dirumuskan tentang pengaturan, cara mengajukan tuntutan terhadap

    petugas yang telah salah dalam melakukan tugasnya, oleh orang-orang yang menderita

    akibat kesalahan itu dan hak asasinya telah terlanggar, karena banyak Pemerintah suatu

    negara dalam melakukan pencegahan maupun penindakan terhadap perbuatan teror

    melalui suatu pengaturan khusus yang bersifat darurat, dimana aturan darurat itu

    dianggap telah jauh melanggar bukan saja hak seseorang terdakwa, akan tetapi juga

    terhadap Hak Asasi Manusia. Aturan darurat sedemikian itu telah memberikan wewenang

    yang berlebih kepada penguasa di dalam melakukan penindakan terhadap perbuatan

    teror.

    12 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

    Terorisme, pasal 26 ayat 1.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    11/24

    10

    Teroris telah menyentuh masyarakat bawah. Terungkapnya jaringan teroris yang

    telah merasuk ke masyarakat tingkat bawah atau akar rumput dengan memanfaatkan

    rakyat jelata seperti kaum petani, mengindikasikan pengaruh pengawasan aparat

    keamanan belum menyentuh hingga ke tataran paling bawah. Gerakan teroris itu telah

    merasuk ke akar rumput, itu jelas dengan kasus di Yogya dan beberapa kawasan di Jawa

    Tengah, pekan lalu. Dari terungkapnya kasus itu, terlihat petani yang polos, lugu dan tulus

    pun dipakai atau diperalat untuk tujuan-tujuan kerusuhan serta terror,. Perlu ada

    tindakan segera yang lebih maksimal untuk mengamankan negara dan rakyat dari

    gangguan berbagai teror, termasuk aneka kejahatan lainnya. Realitas di lapangan

    tersebut, dengan jelas mengindikasikan, pengaruh pengawasan aparat keamanan belum

    menyentuh sampai dengan akar rumput. Dan ini akan menjadi celah untuk aktivitas

    terorisme yang masih terus melebarkan sayapnya melalui jaringan rakyat paling bawah

    yang tidak terawasi,. Kondisi seperti ini, akan sangat mempengaruhi stabilitas negara,

    otomatis memberi gangguan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan

    pembangunan di segala bisang demi meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jadi, wajar saja

    dan bahkan sudah seharusnya bila aparat agar lebih tanggap dalam memberantas

    terorisme hingga ke akar-akarnya atau bangsa ini semakin terpuruk. Gerakan

    penangkalan, pencegahan serta pemberantasan berbagai kejahatan, terutama terorisme

    berupa gerakan pengamanan dan penertiban harus terus berlangsung secara maksimal,

    demi memberi kenyamanan serta ketenteraman kepada semua warga. Tak hanya dijawab

    dengan langkah-langkah konvensional semata, tetapi juga harus ada upaya tambahan,

    dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam mencegahnya termasuk program

    deradikalisasi. Sehingga tindakan pencegahan menjadi sangat penting dalam

    penanganan terhadap aksi terorisme.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    12/24

    11

    KOMSOS BAGAIMANA YANG DIBUTUHKAN.

    Bila kita mengacu pada Bujuknik tentang Komsos yang dikeluarkan oleh angkatan darat

    ada beberapa pedoman bagus yang dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan

    Komsos di tingkat Kodim kebawah antara lain :

    1. Tujuan13. Tujuan dalam menyelenggarakan Komunikasi Sosial adalah :

    a. Membantu lembaga fungsional dalam membina kesadaran masyarakat dalam bela

    negara. b. Memberikan masukan kepada instansi fungsional dalam rangka penyiapan dan

    penyusunan kekuatan pertahanan wilayah. c. Menumbuhkan keterpaduan dalam

    menyusun rencana dan struktur pertahanan nasional di daerah.

    2. Sasaran14. Sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan Komunikasi Sosial

    adalah : a. Sasaran ke dalam. 1) Menunjang pelaksanaan Fungsi Teritorial dalam

    upaya membangun kesadaran pertahanan aspek darat. 2) Mengurangi timbulnya sikap

    mental aparat kewilayahan yang dapat merugikan citra TNI AD. 3) Meningkatnya

    keterampilan dalam memahami permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan tugas

    dan fungsi teritorial. b. Sasaran ke luar. 1) Terwujudnya kesamaan visi, misi dan

    interpretasi dari segenap komponen bangsa terhadap sistem pertahanan semesta

    khususnya aspek darat. 2) Terwujudnya ketahanan wilayah yang kondusif guna

    mendukung pelaksanaan pembangunan wilayah khususnya aspek darat. 3) Terwujudnya

    kesadaran bela negara serta meningkatnya Kemanunggalan TNI Rakyat.

    3. Sifat Komunikasi Sosial15. Komunikasi sosial sebagai salah satu metode Binter

    memiliki sifat-sifat sebagai berikut : a. Persuasif. Artinya bahwa Komunikasi Sosial TNI

    AD bersifat mengajak komponen masyarakat lainnya agar memiliki kesadaran berbangsa

    dan bernegara serta bela negara dalam rangka meningkatkan ketahanan wilayah.

    13Komsos Sebagai Metode, hal 3.

    14Ibid, hal 3,4.

    15Ibid, hal 4.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    13/24

    12

    b. Terkoordinir dan Terencana. Artinya bahwa pelaksanaan Komunikasi Sosial TNI AD

    perlu direncanakan terlebih dahulu dan dikoordinir dengan baik sehingga dapat mencapai

    tujuan yang diharapkan.

    4. Peranan16. Komunikasi Sosial sebagai salah satu metode Pembinaan Teritorial

    memiliki beberapa peran sebagai berikut : a. Media Sosialisasi. Bahwa Komunikasi

    Sosial dapat digunakan sebagai media untuk mensosialisasikan sikap dan kebijaksanaan

    TNI AD yang berkaitan dengan komponen kekuatan bangsa lainnya. b. Media

    Penyaman Visi, Misi dan Interpretasi. Bahwa Komunikasi Sosial TNI AD dapat

    digunakan sebagai sarana untuk penyamaan visi, misi dan interpretasi antar berbagai

    komponen kekuatan bangsa tehadap tugas-tugas yang dihadapi. c. Media Koodinasi,

    Integrasi, Sinkronisasi dan Simplikasi (KISS). Bahwa Komunikasi Sosial TNI AD

    dapat digunakan sebagai sarana KISS antar kewilayahan maupun unsur masyarakat dalam

    pelaksanaan Binter. d. Meningkatkan Kemanunggalan TNI Rakyat. Bahwa

    Komunikasi Sosial dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan Kemanunggalan

    TNI Rakyat.

    5. Tugas dan tanggungjawab17.Ditingkat Kodim. a. Menyelenggarakan kegiatanKomunikasi Sosial di daerah tanggung jawabnya sesuai misi yang dibebankan kepadanya.

    b. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan Komunikasi Sosial didaerahnya. c. Bertanggung jawab kepada Danrem atas kelancaran kegiatan Komunikasi

    Sosial yang dilakukan oleh institusi TNI AD dibawah Komandonya. Ditingkat Koramil.

    a. Melaksanakan Komunikasi Sosial di daerah tanggung jawabnya sesuai misi yang

    dibebankan kepadanya. b. Bertanggung jawab kepada Dandim atas kelancaran

    pelaksanaan Komunikasi Sosial yang dilakukan oleh Aparat kewilayahan di bawah

    Komandonya.

    6. Subyek dan Obyek

    18

    kegiatan Komunikasi Sosial TNI AD. 1. Subyek. Subyekdalam Komunikasi Sosial meliputi segenap institusi di lingkungan TNI AD khususnya

    Komando Kewilayahan sebagai pelaksana tugas dan fungsi Teritorial TNI AD.

    16Ibid, hal 4,5

    17Ibid, hal 6.

    18Ibid, hal 9.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    14/24

    13

    2. Obyek. Obyek Komunikasi Sosial meliputi segenap komponen kekuatan bangsa di luar

    TNI AD antara lain Pemda, Kepolisian, Ormas, OKP, LSM, Tokoh masyarakat dan

    sebagainya yang memiliki tanggung jawab sama dalam upaya pembinaan potensi sumber

    daya nasional menjadi komponen cadangan dan komponen pendukung dalam sistem

    pertahanan negara.

    7. Materi dan sumber isi pesan19. 1. Materi. Materi yang perlu mendapatkan

    perhatian selain dari limpahan tugas Komando Atas dalam kegiatan Komunikasi Sosial

    adalah tentang pemahaman kebijakan-kebijakan politik negara yang menyangkut peran

    TNI AD antara lain : a. Menegakkan kedaulatan negara di wilayah daratan.

    b. Menegakkan keutuhan wilayah negara di daratan. c. Melindungi segenap bangsa dan

    seluruh tumpah darah Indonesia di wilayah daratan. d. Melaksanakan tugas negara dalammenyelenggarakan pendidikan dan latihan wajib militer bala darat bagi warga negara yang

    diatur dengan Undang-undang. e. Ikut aktif dalam kegiatan kemanusiaan (civic mission).

    f. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan atas

    permintaan yang di atur dalam undang-undang. g. Ikut aktif dalam tugas pemeliharaan

    perdamaian dunia (peace keeping operatian) di bawah bendera PBB. 2. Sumber isi

    pesan. Isi pesan diperoleh dari : a. Tugas limpahan dari Komando Atas yang menyangkut

    permasalahan Binter maupun Civic Mission. b. Atas permintaan dari komponen bangsa,dalam rangka mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah.

    c. Mencari sendiri atas dasar perkembangan keadaan yang berkaitan dengan peningkatan

    kesadaran bela negara dan membantu memasyarakatkan UU / peraturan yang berkaitan

    dengan lingkup jabaran tugas dan peran TNI AD.

    8. Metode melaksanakan Komunikasi Sosial TNI AD20. Dalam melaksanakan

    Komunikasi Sosial disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan serta obyek sasaran

    yang telah ditentukan, metode yang dapat digunakan antara lain : a. Diskusi / Diskusi

    panel. Dilaksanakan dengan menghadirkan para pakar ilmuwan sesuai bidangnya,

    tokoh-tokoh masyarakat, agama, pemuda, mahasiswa, instansi pemerintah, kepolisian,

    19Ibid, hal 9,10.

    20Ibid, hal 10,11.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    15/24

    14

    dan TNI AD untuk menyamakan visi, misi, dan interpretasi tentang masalah-masalah

    sosial kemasyarakatan. b. Dialog interaktif. Dialog interaktif dilaksanakan dengan

    menghadirkan tokoh masyarakat, agama, pemuda, mahasiswa, instansi pemerintah,

    kepolisian dan TNI AD untuk melaksanakan tanya jawab secara langsung tentang

    berbagai permasalahan yang terjadi guna mendapat masukan dari berbagai komponen

    masyarakat tentang suatu masalah. c. Seminar. Dilaksanakan dengan membacakan karya

    tulis/gagasan/pemikiran tentang suatu permasalahan, untuk ditanggapi oleh para peserta

    seminar. d. Ceramah. Dilaksanakan oleh pejabat di lingkungan TNI AD sesuai dengan

    tugas dan kewenangannya memberikan ceramah di depan forum tertentu dalam rangka

    menyampaikan visi dan misi TNI AD. e. Pidato. Dilaksanakan oleh pejabat di lingkungan

    TNI AD sesuai dengan tugas dan kewenangannya untuk berpidato di depan forum

    tertentu untuk menyampaikan visi dan misi TNI AD. f. Penyampaian pesan melalui media

    massa. Dilaksanakan dengan pemuatan pesan-pesan tertulis di media cetak, maupun

    penayangan pesan-pesan di media TV dan Film. g. Penyampaian pesan melalui pentas

    olah raga dan seni. Dilaksanakan dengan menggelar kegiatan olah raga dan pentas

    kesenian yang diselingi dengan penyampaian pesan-pesan sesuai dengan visi dan misi

    TNI AD.

    Bagaimana agar komunikasi berhasil21 . Komunikasi yang efektif menjadi keinginan

    semua orang. Dengan komunikasi efektif tersebut, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya

    memperoleh manfaat sesuai dengan yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang sangat

    menentukan keberhasilan komunkasi apabila di pandang dari sudut komunikator,

    komunikan, dan pesan.

    1. Faktor keberhasilan komunikasi dilihat dari sudut komunikator.

    a. kredibilitas: ialah kewibawaan seorang komunikator di hadapkan komunikan. Pesan

    yang di sampaikan oleh seorang komunikatoe yang kredibilitasnya tinggi akan lebih

    banyak memberi pengaruh terhadap penerima pesan. b. daya tarik: ialah daya tarik fisik

    maupun non fisik. Adanya daya tarik ini akan mengundang simpati para penerima pesan

    21Suranto Aw, M.Pd., M.Si. Komunikasi Sosial Budaya, hal 15.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    16/24

    15

    komunikasi. Pada akhirnya penerima pesan akan dengan mudah menerima pesan-pesan

    yang di sampaikan oleh komunikator. c. Kemampuan intelektual : ialah tingkat

    kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang komunikator. Kemampuan intelektual itu di

    perlukan seorang komunikator, terutama dalam hal menganalisis suatu kondisi sehingga

    bisa mewujudkan cara komunikasi yag sesuai. d. integritas atau keterpaduan sikap dan

    prilaku dalam aktivitas tempat kerja sehari-hari. Komunikator yang memiliki keterpaduan,

    kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh komunikan.

    e. Keterpercayaan, kalau komunikator dipercaya oleh komunikan maka akan lebih mudah

    menyampaikan pesan dan mempengaruhi sikap orang lain. f. Kepekaan sosial, yaitu suatu

    kemampuan komunikator untuk memahami situasi dilingkungan tempat kerjanya.

    Apabila situasi tempat kerja sedang sibuk, maka komunikator perlu mencari waktu lain

    yang lebih tepat untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain. g. Kematangan

    tingkat emosional , ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya,

    sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di

    kedua belah pihak. h. Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan, artinya seorang

    komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang yang diajak bicara. Diharapkan

    komunikator dapat memilih saat yang paling tepat untuk menyampaikan suatu pesan

    kepada komunikan. i. Komunikator harus bersikap supel, ramah dan tegas.

    j. Komunikator harus mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat dimana dia bicara.

    2. Faktor keberhasilan komunikasi dilihat dari sudut komunikan.

    a. Komunikan yang cakap akan mudah menerima dan mencerna materi yang diberikan

    oleh komunikator. b. Komunikan yang mempunyai pengetahuan yang luas akan cepat

    menerima informasi yang diberikan komunikator. c. Komunikan harus bersikap ramah,

    supel dan pandai bergaul agar tercipta proses komunikasi yang lancar.

    d. Komunikanharus memahami dengan siapa ia bicara. e. Komunikan bersikap bersahabatdengan komunikator.

    3. Faktor keberhasilan komunikasi dilihat dari sudut pesan. a. Pesan

    komunikasi perlu dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat

    menumbuhkan perhatian komunikan. b. Lambang-lambang yang dipergunakan harus

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    17/24

    16

    benar-benar dapat dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu komunikator dan komunikan.

    c. Pesan-pesan tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan kondisi maupun

    situasi setempat. d. Tidak menimbulkan multi interpretasi atau penafsiran yang berlainan.

    Faktor penghambat komunikasi22

    . Faktor-faktor yang menghambat efektivitas

    komunikasi dapat disebutkan dibawah ini : 1. Kredibilitas komunikator rendah.

    Komunikator yang tidak berwibawa dihadapan komunikan, menyebabkan berkurangnya

    perhatian komunikan terhadap komunikator. 2. Kurang memahami latar belakang sosial

    dan budaya. Nilai-nilai sosial budaya yang berlaku disuatu komunitas atau di masyarakat

    harus diperhatikan, sehingga komunikator dapat menyampaikan pesan dengan baik, tidak

    bertentangan dengan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku. Sebaliknya, antara pihak-

    pihak yang berkomunikasi perlu menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang berlaku.

    3. Kurang memahami karakteristik komunikan. Karakteristik komunikan meliputi tingkat

    pendidikan, usia, jenis kelamin, dan sebagainya perlu dipahami oleh komunikator.

    Apabila komunikator kurang memahami, cara komunikasi yang dipilih mungkin tidak

    sesuai dengan karakteristik komunikan dan hal ini dapat menghambat komunikasi karena

    dapat menimbulkan kesalah pahaman. 4. Prasangka buruk. Prasangka negatif antara

    pihak-pihak yang terlibat komunikasi harus dihindari, karena dapat mendorong kearah

    sikap apatis dan penolakan. 5. Verbalistis. Komunikasi yang hanya berupa penjelasanverbal berupa kata-kata saja yang akan membosankan dan mengaburkan komunikan

    dalam memahami makna pesan. 6. Komunikasi satu arah. Komunikasi berjalan satu arah,

    dari komunikator kepada komunikan terus menerus dari awal sampai akhir, menyebabkan

    hilangnya kesempatan komunikan untuk meminta penjelasan terhadap hal-hal yang belum

    di mengerti. 7. Tidak digunakan media yang tepat Pilihan penggunaan media yang tidak

    tepat menyebabkan pesan yang disampaikan sukar dipahami oleh komunikan.

    8. Perbedaan bahasa. Perbedaan bahasa menyebabkan terjadinya perbedaan penafsiranterhadap simbol-simbol tertentu.

    22Ibid, hal 17.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    18/24

    17

    BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN KOMPONEN MASYARAKAT UNTUK MENCEGAHTERORISME MELALUI KOMSOS.

    Berangkat dari pengetahuan tentang teroris dan Komunikasi sosial diatas maka penulis

    akan mencoba menggambarkan bagaimana mengedepankan Komsos sebagai sarana

    untuk mewujudkan Komponen masyarakat menjadi alat juang yang tangguh untuk

    mencegah terorisme di daerah, dengan mengunakan kerangka berfikir sebagai berikut:

    bentuknya seperti apa, siapa yang melakukan Komsos? ( Dandim dan Danramil ),

    kepada siapa Komsos dilakukan ? ( Bupati, DPR dan Polri), KBTNI, Tokoh

    masyarakat/tokoh adat, Tokoh agama, Tokoh pemuda ), dengan cara apa ( sesuaikan

    dengan metoda Komsos yang tepat dengan materi dan sasarannya), materi dan isi

    Komsos ( sesuaikan dengan siapa akan berkomunikasi dan trend issue saat itu), dampak

    apa yang diharapkan (jangka pendek, sedang, panjang), Bagaimana menjamin

    kesinambungannya. Untuk tahap-tahap pelaksanaan Komsos itu sendiri telah tertuang

    dengan jelas pada Bujuknik tentang Komsos mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

    tahap pengahiran.

    Bentuk Komsos yang dilakukan. Dalam mencegah aksi terorisme banyak kendala

    yang dihadapi karena sangat terkait dengan issue HAM yang sangat sensitif, dampaknya

    apabila sudah terjadi kerugian yang ditimbulkan baik jiwa maupun harta benda akansangat besar, sehingga sangat baik apabila Terorisme dapat dicegah masih jauh sebelum

    terorganisir atau menjadi idiologi bagi pelakunya, pencegahan ini akan menjadi sangat

    efektifapabila penanganannya melibatkan seluruh komponen masyarakat dan pelibatan

    seluruh komponen masyarakat dapat terwujud secara sadar dan bertanggungjawab,

    apabila terjadi kesamaan visi, misi dan inteprestasi diantara seluruh komponen

    masyarakat, tetapi perwujudannya dapat tercapai apabila ada forum komunikasi sosial

    yang terlembaga, terintegrasi, terkoordinasi di daerah yang mampu membahassemua kejadian-kejadian dan mampu mencari jalan keluar yang bersifat persuasif,

    manusiawi dan mendidik, untuk itu dibutuhkan tokoh yang mampu memotori,

    mendinamisator dan mengintegrasi semua komponen masyarakat tersebut. Penulis

    sangat berharap bahwa tokoh tersebut adalah Apkowil dalam hal ini Dandim dan Danramil

    walau perlu diingat untuk menjadi tokoh itu tidak mudah, dan kita sepakat bahwa TNI-AD

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    19/24

    18

    menempatkan pejabat tersebut adalah untuk menjadi tokoh di daerah sesuai dengan

    tugas yang diembannya dan tatarannya, untuk mencapai kondisi tersebut maka perlu

    ketulusan, kepedulian, kejujuran sehingga inisiatif Apkowil tersebut tidak diduga oleh

    masyarakat ada udang di balik batu tetapi sebagai bagian dari keinginan TNI AD agarmasyarakat mendapatkan kenyamanan, keamanan dan kedamaian dalam melaksanakan

    kehidupan sehari-hari, sesuai amanat undang-undang.

    Bagaimana Dandim melaksanakan Komsos.

    Dandim melaksanakan komsos dengan Bupati melalui forum Kemuspidaan, acara-acara

    resmi dan tidak resmi dengan menyediakan informasi yang aktual dan jujur tentang

    keadaan wilayah yang sebenarnya yang didapat dari babinsa dan anggota intel sehingga

    pembangunan yang sedang berjalan sesuai dengan program pembangunan didaerah

    dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat semakin pintar,

    berpikiran maju dan tidak mudah terpengaruh oleh faham-faham radikal yang mengarah

    kepada aksi teror. Selain itu Bupati mendapat masukan yang riil tentang situasi dan

    hasil-hasil pembangunan yang dilaksanakan selama ini, sehingga dalam pelaksanaan

    program pembangunan selanjutnya lebih baik dan dapat lebih dirasakan oleh masyarakat

    sampai paling bawah, kita yakin apabila semua kepentingan rakyat dapat terpenuhi maka

    aksi yang bersifat teror dapat dicegah sedini mungkin.

    Dandim melaksanakan komsos dengan DPR melalui forum Kemuspidaan, anjangsana

    dengan memberikan masukan dan ajakan kepada anggota dewan maupun fraksi-fraksi

    yang ada di DPR untuk sering turun ke daerah dan memberikan infomasi yang lengkap

    kepada seluruh kontestan masing-masing sehingga kontestan mau berperan aktif dalam

    menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, bila perlu mendorong DPR

    untuk mengeluarkan perda mencegah tumbuhnya paham yang bertentangan dengan jati

    diri bangsa Indonesia dengan demikian setiap masyarakat punya ketahanan secara

    idiologi.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    20/24

    19

    Dandim melaksanakan komsos dengan Kapolres melalui forum Kemuspidaan,ceramah,

    penugasan bersama, diskusi, acara-acara olah raga, forum resmi dan tidak resmi sehingga

    terjadi tukar menukar informasi, saling dukung dan saling melengkapi dalam penanganan

    setiap ada gejala atau indikasi akan terjadinya aksi teroris dibuat suatu rule of

    engagement tingkat pelaksana untuk memperjelas siapa dan bagaimana pencegahan

    yang dilakukan apabila ada indikasi terjadinya aksi terorisme di daerah, yang tentunya

    untuk menghindari kegamangan dan kesalahan dalam penanganannya dalam hal ini

    egoisme antar lembaga harus dihindarkan. Melibatkan personil dari kepolisian dalam

    setiap kegiatan Kodim dengan masyarakat untuk menghindarkan jarak antara Aparat

    TNI/Polri dengan masyarakat dan disela-sela kegiatan tersebut disisipkan acara

    penyuluhan hukum agar masyarakat mengerti tentang kegiatan yang melanggar hukum

    serta menghindarkannya.

    Dandim melaksanakan komsos dengan KBTNI melalui acara tatap muka dan anjangsana

    sehingga terjadi kesamaan langkah, satu suara dan saling dukung terhadap langkah dan

    tindakan yang dilakukan oleh Aparat Teritorial diperjelas dan diperkuat oleh seluruh KBTNI

    yang ada di daerah tersebut. Khusus bagi veteran dan purnawirawan yang telah

    bergabung dengan masyarakat agar menjadi corong Kowil untuk menyampaikan informasi

    secara informal demikian juga sebaliknya dapat menjadi mata dan telinga bagi Kodim

    apabila ada informasi yang berkembang di masyarakat.

    Dandim melaksanakan komsos dengan Tomas/Todat melalui anjangsana, undangan dan

    kegiatan kebudayaan di lingkungan masyarakat, Tomas/Todat punya peranan penting

    dalam melestarikan kearifan lokal dan memberdayakan masyarakat secara ikhlas dan

    sadar, sehingga Dandim perlu secara ekstra untuk mempengaruhi dan mengajak agar

    Tomas/Todat ini betul-betul dapat direbut dan dimenangkan hati dan pengaruhnya karena

    mereka adalah tokoh sentral yang terbentuk melalui dinamika kehidupan di masyarakat,

    sehingga apapun yang akan dan sudah terjadi dapat mempengaruhi masyarakat apabila

    tokoh ini sudah terpangaruh. Dalam pelaksanaan Komsos terhadap tokoh ini perlu

    pemahaman adat istiadat dan bahan kontak untuk memberikan kesan pertama yang

    menyentuh dengan demikian kita lebih mudah untuk mengenal warnanya dan tahu cara

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    21/24

    20

    bagaimana mewarnai pikiran dan pengaruhnya, berikan mereka pemahaman akan hukum

    dan dampak dari apabila terjadi aksi teroris di lingkungannya sehingga mereka menjadi

    penangkal pertama dan sumber informasi cepat yang dapat didayagunakan oleh Apkowil.

    Dandim melaksanakan komsos dengan Toga melalui anjangsana, undangan dan kegiatankeagamaan, masyarakat Indonesia pada umumnya adalah masyarakat yang religius dan

    peranan Tokoh agama di lingkungan masyarakat sangat dihormati, apabila Dandim

    mampu mendekatkan diri dan mempengaruhi Toga ini banyak nilai tambah yang akan

    didapat dalam pelaksanaan tugas, dalam melaksanakan komsos terhadap Toga ada

    beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu ikut secara aktif dalam setiap acara keagaaman,

    belajar menimba ilmu keagaamaan terhadap Toga yang paling berpengaruh di lingkungan

    tersebut sambil melaksanakan kegiatan tersebut sambil mempengaruhi dan bertukarinformasi sehingga apabila ada ada aliran agama yang bersifat radikal dan berpotensi

    menjadi aksi teror Tokoh ini dapat mencegah melalui pengaruhnya, sering aksi teror

    terjadi akibat Toga tidak ikut campur tangan bahkan memberikan keterangan yang

    membingungkan masyarakat. Maka perlu kreatifitas dan kelihaian seorang Dandim dalam

    meraih tokoh ini.

    Dandim melaksanakan komsos dengan Pemuda melalui berorganisasi, ceramah ,pentas

    seni, kegiatan agama dan olah raga. Pemuda mempunyai ciri khas idealis, semangat

    berapi-api dan mudah untuk dipengaruhi karena keterbatasan pengetahuan dan

    pengalaman, lahan yang baik bagi tumbuhnya paham positif maupun negatif, jadi Toda

    menjadi sasaran yang paling strategis dari Komsos untuk mencegah mereka terpengaruh

    faham negatif, Dandim harus menyediakan dan membina organisasi untuk menyalurkan

    potensi yang terdapat pada pemuda tersebut melalui karang taruna, pramuka, kegiatan

    seni, olahraga dan libatkan dalam kegiatan pembangunan dan apkowil ikut serta dalam

    kegiatan tersebut sehingga tahu pribadi kebiasaan dari pemuda tersebut, dan apabila ada

    indikasi penyimpangan dapat dengan segera dicegah dan diarahkan, teroris banyak

    memanfaatkan pemuda dalam melancarkan aksinya ini dapat terjadi karena mereka tidak

    dapat menyalurkan bakat dan potensi mereka melalui kegiatan positif di lingkungannya.

    Apabila mereka diberi kegiatan dan potensi mereka disalurkan mereka akan menunjukkan

    eksistensi mereka kepada kegiatan yang positif dan faham negatif dapat dicegah.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    22/24

    21

    Bagaimana Danramil melaksanakan Komsos.

    Danramil melaksakan komsos terhadap tokoh yang ada di daerahnya dalam lingkup

    yang lebih kecil, lebih merakyat dengan berpedoman kepada kegiatan komsos yang telah

    dilakukan oleh Dandim dengan cara catat tokoh-tokoh yang telah diajak berkomunikasi

    oleh Dandim , pelajari isi dan materi yang disampaikan kembangkan menjadi sesuatu yang

    lebih aplikatif sederhana dan terapkan melalui kegiatan-kegiatan formal dan informal yang

    dilaksanakan oleh masyarakat . Peranan yang paling penting dari Danramil adalah

    intensitas kegiatan yang dilaksanakan harus lebih banyak dilakukan oleh Danramil sendiri

    atau dengan memberdayakan Babinsa untuk menjamin kesinambungan dari pelaksanaan

    komsos tersebut dan yang tidak kalah penting Danramil harus mampu memblow up

    kegiatan komsos yang dilakukan Dandim serta melaporkan apakah materi dan isi komsos

    yang telah disampaikan oleh Dandim mendapat respon dari tokoh-tokoh tersebut, apabila

    tidak Dandim dapat mencari kegiatan lain atau melibatkan tokoh lain dalam

    penyampaiannya, apabila respon yang didapat sudah sesuai maka kewajiban dari

    Danramil untuk memeliharanya dan meningkatkannya

    Efektifitas kegiatan komsos yang dilakukan oleh Dandim dan Danramil terhadap

    tokoh-tokoh tersebut diatas dapat dicapai apabila pertama dilaksanakan secara rutin dan

    berkesinambungan, kedua dapat diukur dengan menetapkan variabel- variabel ukuran

    yang dapat menggambarkan sejauh mana komsos yang dilakukan berhasil salah satunya

    mungkin bisa dilaksanakan dengan test case, dengan cara melempar permasalahan

    tertentu kemudian kita melihat reaksi dari tokoh-tokoh komponen masyarakat tersebut

    untuk menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalannya sehingga dapat dilakukan

    evalusi terhadap komsos yang dilakukan dan perbaikan terhadap komsos yang akan

    dilakukan selanjutnya. Ketiga muatannya akan berpengaruh apabila dalam

    menyampaikan materi dan isi Komsos memanfaatkan trend issue yang berkembang

    secara nasional dan lokal apabila ada data-data intelijen dari staf intel juga dapat

    digunakan sebagai bahan untuk mempengaruhi mind set dari komunikan yang kita

    harapkan dan menambah informasi dalam berkomukasi, dan keempat yang sangat

    penting untuk dapat mempengaruhi tokoh-tokoh tersebut di atas Dandim harus memiliki

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    23/24

    22

    data-data pribadi dari tokoh tersebut seperti tanggal lahir, data keluarga, kebiasaan,

    kesalahan yang pernah diperbuat, hobby dan sesuatu yang tidak disenangi dan disenangi

    sehingga bisa masuk dengan cara yang tepat dengan menghindari hal-hal yang sensitif.

    Penulis berkeyakinan apabila Komsos yang dilakukan oleh Dandim dan Danramil berhasiltidak hanya Aksi teroris yang dapat dicegah tetapi aksi-aksi negatif yang lain juga dapat

    dicegah, tujuan dari Komsos yang dilakukan oleh Apkowil adalah agar semua Komponen

    masyarakat dapat dilibatkan sebagai alat juang yang tangguh dan menangkal semua

    ATHG yang timbul yang mengancam NKRI, semua kita sependapat dengan nasihat leluhur

    kita yaitu bersatu kita teguh bercerai kita runtuh dan seribu lidi bila

    sendiri-sendiri akan mudah dipatahkan tetapi kalau diikat menjadi satu dapat

    mem bersihkan semua kotoran yang ada dihalaman.

    KESIMPULAN.

    Komsos sangat tepat didayagunakan dalam mewujudkan alat juang yang tangguh

    dalam mencegah aksi terorisme di daerah karena bersifat persuasif dan penyadaran

    terhadap masyarakat sehingga resistensi masyarakat terhadap terorisme dapat tumbuh

    secara alami di daerah, hanya apakah Dandim dan Danramil memiliki kemampuan dan

    kemauan untuk melaksanakannya secara tepat dan benar, karena Komsos dapat berhasil

    sangat tergantung kepada pribadi yang melaksanakannya apakah kreatif atau tidak karena

    pendekatan terhadap orang tidak bisa kita teorikan secara mutlak tergantung kepada

    situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan. Terutama terhadap pelaku teroris

    karena ini menyangkut faham dan kepercayaan dari yang dilakukannya memang sangat

    sulit tetapi mencegah tentu lebih mudah dari pada menanggulangi.

    SARAN.

    Agar Dandim dan Danramil paling tidak dalam melaksanakan Komsos ini tidak

    canggung maka perlu pematangan dalam setiap jenjang pendidikan yang mengarahkan

    Perwira menduduki jabatan Dandim dan Danramil, tidak hanya secara teori tetapi praktek

    yang lebih banyak dan aplikatif, karena di daerah mereka harus menjadi tokoh dan ujung

    tombak dalam Binter dan metoda yang lain akan sukses dan mencapai sasaran apabila

    penyelenggaraan Komsosnya benar.

  • 7/22/2019 karmil-letkol-ramses.pdf

    24/24

    23

    PENUTUP.

    Demikian tulisan ini dipersembahkan kepada pembaca semoga dapat menjadi

    tambahan informasi, penulis sangat sadar banyak kelemahan dan kekurangannya dan

    penulis terbuka terhadap koreksi dan masukan untuk kesempurnaan tulisan ini dan kelak

    dapat dijadikan acuan bersama, terimakasih

    Padalarang, Maret 2011

    Penulis

    Ramses L.Tobing, S.T.

    Letnan Kolonel Arh NRP 32763