karet

3
Lateks yang mengalami proses penggumpalan secara alami (prakoagulasi) maupun dengan penambahan bahan penggumpal dalam mangkuk sadap yang dihasilkan oleh pekebun, diolah secara sederhana sehingga menjadi bentuk lain yang bersifat lebih tahan lama untuk disimpan Tahap awal dalam pengolahan karet yaitu : 1. Penerimaan lateks kebun Penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses selanjutnya. 2. Pengenceran Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. 3. Pembekuan Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. penambahan asam semut bertujuan untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi.Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara

Transcript of karet

Lateks yang mengalami proses penggumpalan secara alami (prakoagulasi) maupun dengan penambahan bahan penggumpal dalam mangkuk sadap yang dihasilkan oleh pekebun, diolah secara sederhana sehingga menjadi bentuk lain yang bersifat lebih tahan lama untuk disimpanTahap awal dalam pengolahan karet yaitu :1. Penerimaan lateks kebunPenerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses selanjutnya.2. PengenceranTujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %.3. PembekuanPembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. penambahan asam semut bertujuan untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi.Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum dalam lembaran yang seragam.Untuk menjaga mutu lateks kebun perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:a) pembersihan bidang sadapb) pengumpulan lateksc) pengawetan lateksd) pengankutan lateks(hindari goncangan saat pengangkutan)Hasil olahan lateks diantaranya :Slab, untuk slab ini dapat dibagi tiga yaitu: a) slab/lump (Asap Cair) adalah slab/lump yang menggunakan pembeku asap cair yang berfungsi sebagai pembeku lateks, asap cair ini dapat juga berfungsi mencegah dan menutup bau busuk bekuan dengan memberikan bau asap dengan warna coklat; b) slab tipis dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lump mangkuk yang dibekukan dengan asam format/semut didalam bak pembeku yang berukuran 60 cm x 40 cm x 6 cm tampa perlakuan penggilingan; c) slab giling, kadar karet kering slap tipis dapat ditingkatkan menjadi 70 % dengan cara menggiling dengan menggunakan hand mangel dan hasilnya disebut slap giling.Sit Angin (Unsmoked Sheet/USS) adalah lembaran karet hasil bekuan lateks yang digiling dan dikering-anginkan, sehingga memiliki Kadar Karet Kering (KKK) 90 - 95 %. Pengolahan sit angin dilakukan melalui beberapa tahap; a) penyaringan lateks kebun disaring dengan saringan yang berukuran 40 - 60 mesh untuk memisahkan kotoran seperti daun dan tatal, saringan sebaiknya terbuat dari baja anti karat, kemudian dilakukan pengujian karet kering; b) pengeceran dilakukan dengan cara menambahkan air bersih kedalam lateks hingga diperoleh KKK baku 12 - 15 % , dengan perhitungan memakai rumus.KKKa - KKKbVA = --------------------- x VLKKKbKeterangan;VA = volume air yang ditambahkan (liter)KKKa = KKK lateks kebun (%)KKKb = KKK baku (%)VL = volume lateks kebun (liter).Sit Asap (Ribbed Smoke Sheet/ RSS), pengolahan dengan sit asap hampir sama dengan sit angin, tetapi perbedaannya pada proses pengeringan. Pada sit asap dilakukan pengasapan pada suhu bertahap antara 40 - 60 o C selama 4 hari.