Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas...

13
Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010 PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP KINERJA KEUANGAN REKSA DANA PENDAPATAN TETAP YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh: Hariany Idris Fakultas Ekonomi UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh total asset turnover terhadap kinerja keuangan Reksa Dana Pendapatan Tetap. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, serta menggunakan teknik analisis regresi, korelasi, dan uji-t. penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah 34 reksa dana, dan yang terpilih menjadi sampel adalah 14 reksa dana. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan pandangan tersebut maka kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1) Reksa dana yang telah menerbitkan laporan keuangan mulai Desember 1998 sampai Desember 1999. 2) Reksa dana yang diteliti adalah reksa dana bersifat terbuka (open-end fund) dengan investasi dari dana yang dikelolanya minimal 80% dalam efek bersifat ekuitas. 3) Data-data yang dibutuhkan selama periode pengamatan tersedia di BAPEPAM Hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ = Y = -0,074 + 1,750X, Total ssset turnover mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan reksa dana pendapatan tetap. Pengaruh Total Asset Turnover (X 1 ) Terhadap Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap. Dengan menerapkan uji t diperoleh nilai t = 2,26. Ni1ai tersebut bersifat signifikan karena ρ= 0,0351 kurang dari taraf signifikansi α = 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa total asset turnover (X 1 ) berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja reksa dana pendaptan tetap (Y). Berarti H o ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa apabila total asset turnover meningkat, maka akan meningkat pula kinerja reksa dana pendapatan tetap, demikian pula sebaliknya. Selanjutnya karena nilai β 1 = 1,75 maka apabiia total asset turnover dioptimalkan sampai dengan 100%, maka kinerja reksa dana pendapatan tetap akan meningkat sebesar 175%. Selanjutnya nilai koefisien korelasi yaitu r = 0,632 menunjukkan hubungan yang kuat antara total asset turnover dengan kinerja keuangan Reksa Dana Pendapatan Tetap, sedangkan koefisien determinasinya sebesar 0,203 atau 20,34% yang berarti 20,34% perubahan kinerja keuangan Reksa Dana Pendapatan Tetap dipengaruhi oleh total asset turnover, sedangkan selebihnya 79,66% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata kunci: Total asset turnover dan kinerja keuangan UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar 31

Transcript of Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas...

Page 1: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP KINERJA KEUANGAN REKSA DANA PENDAPATAN TETAP YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh:Hariany Idris

Fakultas Ekonomi UNM

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh total asset

turnover terhadap kinerja keuangan Reksa Dana Pendapatan Tetap. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, serta menggunakan teknik analisis regresi, korelasi, dan uji-t. penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah 34 reksa dana, dan yang terpilih menjadi sampel adalah 14 reksa dana. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

Berdasarkan pandangan tersebut maka kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1) Reksa dana yang telah menerbitkan laporan keuangan mulai Desember 1998 sampai Desember 1999. 2) Reksa dana yang diteliti adalah reksa dana bersifat terbuka (open-end fund) dengan investasi dari dana yang dikelolanya minimal 80% dalam efek bersifat ekuitas. 3) Data-data yang dibutuhkan selama periode pengamatan tersedia di BAPEPAM

Hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ = Y = -0,074 + 1,750X, Total ssset turnover mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan reksa dana pendapatan tetap. Pengaruh Total Asset Turnover (X1) Terhadap Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap. Dengan menerapkan uji t diperoleh nilai t = 2,26. Ni1ai tersebut bersifat signifikan karena ρ= 0,0351 kurang dari taraf signifikansi α = 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa total asset turnover (X1) berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja reksa dana pendaptan tetap (Y). Berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa apabila total asset turnover meningkat, maka akan meningkat pula kinerja reksa dana pendapatan tetap, demikian pula sebaliknya. Selanjutnya karena nilai β1 = 1,75 maka apabiia total asset turnover dioptimalkan sampai dengan 100%, maka kinerja reksa dana pendapatan tetap akan meningkat sebesar 175%. Selanjutnya nilai koefisien korelasi yaitu r = 0,632 menunjukkan hubungan yang kuat antara total asset turnover dengan kinerja keuangan Reksa Dana Pendapatan Tetap, sedangkan koefisien determinasinya sebesar 0,203 atau 20,34% yang berarti 20,34% perubahan kinerja keuangan Reksa Dana Pendapatan Tetap dipengaruhi oleh total asset turnover, sedangkan selebihnya 79,66% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci: Total asset turnover dan kinerja keuangan

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar31

Page 2: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

PENDAHULUAN

Pasar modal Indonesia mulai menunjukkan peranan penting dalam mobilisasi untuk menunjang pem-bangunan nasional. Pasar modal di-harapkan dapat mendukung pengem-bangan ekonomi melalui pembiayaan usaha. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian kesempatan kepada masya-rakat untuk berpartisipasi dalam pem-bangunan ekonomi nasional dalam bentuk investasi dana. Akses dana dari pasar modal telah mengundang banyak perusahaan nasional maupun patungan untuk menyerap dana masyarakat dengan tujuan yang beragam.

Salah satu peran pasar modal yang penting bagi pembangunan ekonomi adalah sebagai salah satu sumber pembiayaan ekstemal bagi per-usahaan dan juga merupakan wahana investasi bagi rnasyarakat. Oleh karena itu peran lembaga-lembaga keuangan yang bernaung di bawah pasar modal yang diizinkan beroperasi di Indonesia, seperti perusahaan sekuritas dan reksa dana menjadi cukup penting, yang pada gilirannya diharapkan dapat mening-katkan intermediasi surplus dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke-pada unit usaha yang membutuhkan dana tersebut secara lebih efisien.

Dana-dana yang diserap pasar modal berasal dari para investor. Investor memainkan peran sentral di pasar modal. Dari merekalah dana di-pasok, sehingga kemajuan suatu pasar modal sangat tergantung pada peran investor. Investor terdiri atas investor lembaga dan investor individu atau perorangan. Sedangkan dilihat dari asal negaranya, investor terdiri atas

investor lokal dan investor asing. Data statistik Bursa Efek

Jakarta menunjukkan dalam kurun waktu tahun 1993-1996 peran investor asing dalam perdagangan efek masih sangat dominan dengan porsi perdagangan asing mencapai lebih dari 50% total perdagangan saham. Namun sejak tahun 1996 terdapat kecenderungan menurunnya porsi perdagangan investor asing di bursa efek Jakarta, dan pada tahun 1997 pasar sudah mulai didominasi oleh investor lokal, dengan porsi volume perdagangan saham men-capai 58% dati total perdagangan saham.

Sebagian besar investor asing yang bermain di bursa nasional adalah investor kelembagaan. Di Indonesia investor lembaga masih relatif sedikit mengalokasikan dananya di pasar modal. Minat investor perorangan lokal terhadap pasar modal juga relatif kecil. Saat ini jumlah investor lokal hanya kira·kira 0,2% dati jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini jauh lebih keeil dibandingkan jumlah investor lokal negara lain. Masih keeilnya peran serta investor domestik di pasar modal menunjukkan masih besarnya potensi pasokan dana di pasar modal yang tentunya akan menunjang pertumbuhan pasar modal di masa datang. Jelasnya partisipasi investor lokal di pasar modal masih relatif keeil apabila dibandingkan dengan potensi tabungan masyarakat. Sedangkan ukuran potensi pasar investasi dana ditunjukkan tingginya pertumbuhan dari rekening tabungan perorangan di bank komersial. (Isakayoga, 1997).

Partisipasi investor lokal yang masih relatif kecil

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar32

Page 3: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

dibandingkan dengan potensi tabungan masyarakat banyak disebabkan oleh keterbatasan penge-tahuan tentang pasar modal, keter-batasan waktu untuk memantau per-kembangan harga saham serta kurang-nya informasi yang mereka miliki tentang kinerja emiten, maka dananya cenderung tetap ditanamkan dalam bentuk deposito. Kendala lain yang dihadapi investor lokal adalah terbentur dengan dana yang terbatas dengan risiko yang tinggi, akibat dana yang terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan diversifikasi porto-folio investasi, padahal justru diversifi-kasi portofolio investasi adalah kunci sukses sebuah investasi portofolio se-bagaimana nasihat investasi ibarat telur yang tak boleh dimasukkan ke dalam satu keranjang. Sebab dana investasi yang tidak terdiversifikasi akan menaik-kan risiko investasi dan risiko kehilang-an modal.

Melihat kondisi investor lokal pada saat ini yang banyak menghadapi keterbatasan dalam hal dana, waktu, pengetahuan dan akses informasi maka akan lebih aman jika mereka menyerah-kan pengelolaan dananya kepada para pengelola investasi yang profesional. Para pengeloia investasi profesional itu adalah manajer investasi. Di Indonesia, manajer investasi hanya boleh ber-operasi setelah mendapat izin usaha dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal).

Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek atau portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah atau pemodal, wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masya-rakat pemodal

untuk selanjutnya di-investasikan kembali oleh manajer investasi adalah reksa dana. Melalui reksa dana inilah nasehat investasi yang baik, jangan menaruh telur di dalam satu keranjang agar dapat dilaksanakan.

Reksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan jenis dan komposisi efek dalam portofolio investasi dan menurut strategi investasi yang dipilih oleh manajer investasi, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, (tanpa unsur saham), reksa dana saham dan reksa dana campuran. BAPEPAM sesuai peraturan yang telah dikeluarkan, membagi jenis reksa dana berdasarkan alokasiJkomposisi porto folio sebagai berikut: 1. Reksa dana pasar uang, adalah

reksa dana yang investasinya ditanarn pada efek bersifat utang dengan jatuhnya tempo kurang dati satu tahun.

2. Reksa dana pendapatan tetap, adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang.

3. Reksa dana saham, adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam efek bersifat ekuitas.

4. Reksa dana campuran, adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas, efek ber-sifat utang yang perbandingannya tidak termasuk reksa dana kedua dan ketiga.

Perkembangan pesat reksa dana terjadi sejak paruh ke dua

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar33

Page 4: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

tahun 1996. Hanya dalam satu semester terakhir tahun itu, lahir 24 reksa dana. Kemudi-an pada semester pertama tahun 1997, lahir 35 reksa dana baru. Dalam hal jumlah serta total dana yang berhasil dihimpun menunjukkan bahwa reksa dana telah memih sukses yang meng-gembirakan. Dari data Bapepam terlihat bahwa dalam waktu 17 bulan sejak dana pertama mendapat persetujuan efektif (pada akhir Agustus tahun 1996) pada akhir Oktober tahun 1997 telah berdiri 69 reksa dana dengan total dana awal Rp 3,373 trilyun yang telah berkembang sehingga total nilai asetnya mencapai Rp 5,667 trilyun yang berasal dari 19.887 pemodal. Dan hingga Juni 2000 telah berdiri 87 reksa dana dengan Nilai Aktiva Bersih Rp 5.442.115,97 juta.

Pertumbuhan reksa dana ter-sebut dapat terjadi karena reksa dana dapat memberikan manfaat diversifi-kasi, dianggap cukup likuid karena dapat dijual kembali pada setiap hari bursa menurut ketentuan undang-undang, dan dianggap dapat memberi-kan hasil yang lebih menarik dari simpanan deposito. Namun demikian jumlah pemodal reksa dana tersebut relatif masih sangat kecil jika dibanding-kan dengan total populasi penduduk negara kita, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa potensi berkem-bangnya industri reksa dana masih sangat besar.

Dalam penulisan ini yang men-jadi obyek adalah reksa dana pendapat-an tetap, selanjutnya disebut RDPT. Sebagaimana peraturan BAPEPAM, reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya dari dana yang dikelola dalam efek bersifat ekuitas.

Dibandingkan dengan jenis reksa dana lain di Indonesia, RDPT merupakan jenis reksa dana yang paling diminati. Hal ini terlihat dari fakta bahwa populasi RDPT jumlahnya paling banyak. Dari 81 poplasi reksa dana pada akhir tahun 1999, 34 atau 42% di antaranya adalah RDPT dengan Unit Penyertaan (yang selanjutnya disebut UP) mewakili 47% dari total UP reksa dana. Dari total UP reksa dana yang beredar pada tahun tersebut, sebesar 4,350 miliar lembar, 214 miliar lembar atau 56% diantaranya adalah UP RDPT. Sedangkan dari total nilai aktiva bersih reksa dana per akhir tahun 1999 sebesar Rp 4,987 triliun, Rp 2,839 triliun atau 57% diantaranya dlkelola RDPT.Tabel 1. Jumlah Reksa Dana, Investor,

NAB dan Unit Penyertaan yang Beredar Juli 1996 s/d Juni 2000

PeriodeJumlah Pemegang NAB Unit

(Kumulatif)

Saham/Unit (Rp Juta)

Penyertaan Yang

Penvertaan Beredar

1996 25 2.441 2.782.322,5

2.942.232.210,518

1997 77 20.234 4.916.604,8

6.007.373.758,547

Jan 98 77 20.342 4.432.681,5

5.871.975.974,971

Feb 98 77 20.577 4.138.560,7

5.499.087.457,892

Mar 98 77 20.618 4.035.785,8

5.265.910.765,295

Apr 98 77 20.456 I 3.680.808,8

5.033.242957,406

Mei: 98 77 20.010 3.491497,1

4.899.871.155,506

Jun 98 77 19.938 3.162424,3

4.491.580.178.782

Jul98 77 19.163 3.041037,8

4.024.307.301,591

Ags 98 81 14.913 2.928.469,3

3.998.315.280,927

Sept 98 81 14.680 2.782.570,5

3.854.756.665,224

Okt 98 81 14.975 2.856.677,7

3.844.286.364,039

Nov 98 81 14.847 2.902.7730,0

3.707.827.590,346

Des 98 81 15.482 2.992.171,4

3.680.892.097,256

Juni 30 87 5.442.115,97

2000

Sumber: BAPEPAM, 2000, diolah

Meskipun demikian reksa dana jenis ini juga pemah

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar34

Page 5: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

mengalami hantaman keras selama krisis moneter melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 dan memuncak pada tahun 1998. Mengingat reksa dana tergolong baru di masyarakat, maka harus di-mulai dengan bijak, masyarakat harus memahami benar risiko yang ter-kandung dalam reksa dana. Saat ini memang masih sulit membandingkan antara reksa dana yang satu dengan reksa dana yang lain, untuk itulah penulis akan mencoba menganalisis kinerja reksa dana di Indonesia, khusus-nya reksa dana pendapatan tetap untuk dapat dibandingkan antara kinerja reksa dana yang satu dengan yang lainnya, serta untuk mengetahui variabel kunci yang mempengaruhinya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan pene-litian untuk menguji hipotesis yang ada, dengan pendekatan kuantitatif. Adapun variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah kinerja reksa dana yang di-ukur dengan indeks Sharpe, selanjutnya variabel kinerja reksa dana dari masing-masing sampel akan menjadi variabel dependen (Y) pada pengujian dengan model regresi dengan faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut di antaranya sebagai variabel independen atau variabel bebas. Faktor tersebut adalah total asset turnover (X).

Dalam penelitian ini kinerja reksa dana adalah return rata-rata porto folio dalam rupiah setelah dibandingkan dengan resiko portofolio yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Keterangan: TRp = return rata-rata porto folio p

selarna periode Rf = rata-rata tingkat bunga

bebas resiko selama periode dalam hal ini adalah tingkat suku bunga SBI

p = standar deviasi yang mengukur resiko total

NAB = Nilai aktiva bersih dan reksa dana

SBI = Sertifikat Bank Indonesia

Total asset turnover rnengukur efisiensi penggunaan aktiva di dalam menghasilkan volume penjualan ter-tentu. Semakin tinggi ratio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini dihitung dengan cara:

Data tentang besar kecilnya dari Unit Penyertaan (UP) terjual diambil dari laporan perubahan aktiva bersih reksa dana yang disajikan dalam lapor-an keuangan. Dari analisis tersebut kemudian dilakukan analisis statistik yakni regresi, korelasi dan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang siginifikan laporan arus kas ter-hadap fluktuasi harga saham.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Reksa dana pendapatan tetap sebagai reksa dana yang paling diminati di Indonesia juga pernah mengalami hantaman keras

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar35

Page 6: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

selama masa krisis moneter melanda Indonesia sejak per-tengahan tahun 1997.

Ketika krisis rnoneter memuncak pada tahun 1998, hampir semua RDPT merosot nilainya sejalan dengan penu-runan harga obligasi akibat melemah-nya kinerja penerbitnya.Tabel 2. Perkembangan Nilai Aktiva

Bersih Untuk Tahun 1997,1998,1999 (Dalam Miliar)

Dan data yang ada reksa dana pendapatan tetap merupakan reksa dana yang paling diminati. Nama RDPT diambil berdasarkan instrumen yang menjadi pilihan investasi reksa dana ini, yakni surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities). Surat berharga pendapatan tetap meliputi berbagai jenis surat utang, mulai dari yang mempunyai masa jatuh tempo beberapa bulan seperti prames, satu sampai tiga tahun seperti commercial paper, dan yang mempunyai masa jatuh tempo di atas tiga tahun seperti obligasi. Dalam praktek surat utang yang dimaksud dalam RDPT adalah yang mempunyai masa jatuh tempo satu tahun atau lebih, karena surat utang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun di-kelompokkan kedalam instrumen pasar uang.

Bagi Investor individual keber-adaan RDPT mempermudah mereka untuk berinvestasi pada surat berharga pendapatan tetap. Sebab keeil kemung-kinan untuk dapat membeli secara langsung surat utang jenis ini karena

umumnya surat utang ini dijual dengan denominasi besar, mulai dati puluhan juta sampai miliaran rupiah. Melalui RDPT, dengan uang sebesar Rp 100.000,00 investor dapat berinvestasi pada surat berharga pendapatan tetap. Hal ini dimungkinkan karena dana dari masingmasing investor atau individu dikumpulkan sehingga jumlahnya men-cukupi untuk membeli surat berharga tersebut. 1. Kinerja Keuangan

Dalam setiap keputusan inves-tasi, sebagai seorang yang rasional per-hatian investor akan diarahkan pada tingkat pengembalian tertentu (rate of return) dengan tidak mengabaikan ting-kat risiko yang bersedia ditanggung oleh investor. Telah diuraikan dimuka bahwa untuk mengukur kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap dalam pene-litian ini digunakan Sharpe Performance Index dengan dasar pertimbangan bahwa investasi pada reksa dana adalah investasi pada porto folio (Jones; 1998). Pada Tabel 3 dapat dilihat gambaran return dan kinerja reksa dana pen-dapatan tetap dalam kurun waktu 1998-1999. Tabel 3. Data Return dan Kinerja

Keuangan RDPT

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar36

Page 7: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa kinerja tertinggi dengan peng-ukuran Sharpe Performance Index adalah 2,866 dan terendah adalah -3,445 dengan rat-rata -1,033. Hasil ini sejalan dengan penelitian Blake, Elton dan Gruber (Sharpe; 1997) yang melakukan studi dengan menggunakan 41 sampel reksa dana obligasi untuk periode 1979 sampai 1988. Dengan menggunakan berbagai model untuk menghasilkan acuan return, nilai ex-post alpha be-rentang dari -0,023% sampai -0,069% per bulan. Selain itu apapun modelnya, paling tidak dua pertiga reksa dana memiliki alpha negatif. Pengembangan sampel yang mencakup 223 reksa dana obligasi untuk periode dari 1987 sampai 1991 memberikan hasil yang sarna. 2. Total Asset Turnover

Total asset turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Rasio ini menunjukkanjumlah unit penyertaan yang terjual selama periode penelitian.

Total asset turnover yang tinggi menunjukkan kemampuan pihak penge-lola reksa dana dalam menghasilkan penjualan. Besamya total asset turnover dalam kurun waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Total Asset Reksa

Dana Pendapatan TetapKeterangan 1998 – 1999

Nilai Rata-rataDeviasiNilai MinimalNilai Maksimal

0,1940230,337309

01,372435

Coefisien of Variance 173,849900

Sumber: Hasil olahan data

Berdasarkan Tabel 4 dapat di-katakan bahwa total asset turnover RDPT selama tahun 1998 dan 1999 hanya rata-rata 0,194023. Rasio ini tidak lepas dari kondisi ekonomi negara kita secara menyeluruh dimana sejak pertengahan tahun 1997 telah terjadi krisis. Hal ini sangat terasa akibatnya pada reksa dana dengan terjadinya redemption pada tahun 1998 yang menyebabkan menurunnya nilai dari NAB reksa dana sehingga secara otomatis juga meng-akibatkan menurunnya nilai per unit penyertaan. Akibat lain yang ditimbul-kan investor menjadi kurang tertarik untuk tetap bertahan menyertakan dananya dalam reksa dana ditambah lagi tingginya tingkat suku bunga SBI pada waktu itu.

Berdasarkan analisis regresi yang diterapkan diperoleh hasil seperti pada tabel dan persamaan regresi peng-aruh total asset turnover terhadap kinerja keuangan reksa dana pendapat-an tetap adalah sebagai berikut: 1. Persamaan regresi linear

sederhana yaitu: Ŷ = -0,074 + 1,750X. Hal ini menunjukkan pengaruh yang positif antara total asset turnover dengan kinerja keuangan Reksa Dana Pen-dapatan Tetap berarti bahwa setiap terjadi peningkatan total asset turnover sebesar 100% akan menye-babkan kenaikan kinerja keuangan sebesar 175%. Sedangkan angka 0,074 merupakan angka konstanta yang menunjukkan perubahan kinerja keuangan tanpa memper-hatikan total asset turnover.

2. Nilai koefisien korelasi yaitu r = 0,632 atau 63,2%. Hal ini

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar37

Page 8: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

menunjukkan hubungan perubahan total asset turnover dengan kinerja keuangan. Menurut Sugiyono (2007:216) nilai 0,632 atau 63,2% menunjukkan hubungan yang kuat. Dengan demi-kian dapat dikatakan bahwa antara perubahan total asset turnover dengan kinerja keuangan memiliki hubungan yang kuat.

3. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,2034 atau 20,34% menunjukkan bahwa 20,34% perubahan kinerja keuangan dise-babkan oleh perubahan total asset turnover, sedangkan selebihnya yaitu sebesar 79,66% disebabkan oleh faktor lain.

4. Dengan menerapkan uji t diperoleh nilai t = 2,26. Ni1ai tersebut bersifat signifikan karena ρ= 0,0351 kurang dari taraf signifikansi α = 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa total asset turnover (X1) berpengaruh positif se-cara signifikan terhadap kinerja reksa dana pendaptan tetap (Y). Ber-arti Ho ditolak dan H1 diterima.

P E N U T U P

a. KesimpulanBerdasarkan analisis

regresi yang diterapkan menunjukkan bahwa total asset turnover (X1) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana pendapatan tetap. Hal ini ber-makna bahwa kenaikan total asset tuenover akan meningkatkan kinerja reksa dana pendapatan tetap. Hasil ini memberikan dukungan terhadap pen-jelasan Jacob dan Pettit (1989).

Suatu penjelasan mengenai hal ini adalah bahwa total asset turnover yang tinggi berarti jumlah unit penyertaan reksa dana yang

terjual adalah besar yang berarti pula bahwa dana yang di-himpun dan tersedia untuk pem-bentukan portofolio adalah besar. Manajer investasi selaku pengelola reksa dana, pendapatan yang diperolehnya sangat tergantung pada besamya dana yang dapat dihimpun dalam reksa dana. Maka wajar jika pihak manajer investasi berkepentingan terhadap nilai yang tinggi bagi rasio total asset turnover ini.

Total asset turnover yang tinggi berarti jumlah dana yang diserap oleh reksa dana juga meningkat. Maka ke-sempatan untuk membentuk diversifi-kasi juga makin luas. Sebagaimana dike-tahui diversifikasi yang baik akan me-minimalkan risiko. Jadi adalah sesuatu yang logis bila total asset turnover ber-pengaruh positif terhadap kinerja ke-uangan reksa dana pendapatan tetap. Hanya saja perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara kemampuan manajer investasi dengan besamya jum-lah dana yang efisien untuk dikelolanya. Karena reksa dana dengan nilai aktiva bersih hanya Rp 10 milyar memiliki ke-mungkinan peningkatan nilai aktiva bersih yang lebih besar dari reksa dana lainnya dengan total nilai aktiva bersih Rp 100 milyar.b. Saran-Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian serta kesimpulan yang ditarik dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Perusahaan Manajemen

Investasi (PMI) selaku pengelola reksa dana hendaknya memperhatikan serta mempertimbangkan hasil-hasil penelitian yang ada dalam peng-ambilan keputusan.

2. Investor hendaknya berhati-hati

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar38

Page 9: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

dalam pengambilan keputusan investasi mengingat faktor expense ratio berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana pandapatan tetap.

3. Pemerintah hendaknya mampu menciptakan kondisi makro ekonomi, sosial politik,dan hukum menjadi lebih baik, karena faktor tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap kondisi pasar modal yang pada gilirannya mempeng-aruhi kelangsungan hidup reksa-dana.

DAFTAR PUSTAKAAlgifori. 1997. Analisis Regresi,

Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Brigham, F. Eugene and Gapensky C. Louis. 1996. Intermediate Finance Management, Fifith Edition. The Dryden Press. USA.

Cumby, R.E. and Glen, JD. 1990. Evaluating The Performance of International Mutual Fund. The Journal of Finance. 45.

Dahlan, S. 1994. Manajemen Lembaga Keuangan. Rineka Cipta. Jakarta.

Darimulu, Primus dkk (penyunting). 1977. Mengapa harus Reksa Dana. Cetakan Pertama. Diterbitkan atas kerjasama Bapepam, CMS dan Majalah Uang dan Efek.

Downes, John dan Jordan Elliot Goodman. 1996. Kamus Istilah Keuangan dan

Investasi (alih bahasa: Soesanto Budhidarma). PT. Elex Media Komputindo. Gramedia. Jakarta.

Droms, W.G. and Wolker, D.A. 1994. Investment Performance of International Mutual Fund, The Journal of Financial Research, Vol. XVII.

Francis, J. C. 1991. Investment : Analysis and Management. MC Graw-Hill, Inc. Bakersville USA.

_______. 1993. Management of Investments, Third Edition. MC Graw-Hill Book Co. Singapura.

Eunn, C.S., Richard Kolodny and Bruce G. Resnik. 1991. International Mutual Fund:A Performance Evaluastion. Journal of Portofolio Management.

Fuller, R.J. and Farrel, J.L. 1987. Modern Investements And Security Analysis. MC Graw-Hill Inter-national Edition.

Gujarati, D.N. 1995. Basic Econometrics, Third Edition. Me Graw-Hill International Edition.

Gup, Benton E. 1986. The Basic of Investing, Third Edition. John Wiley and Sons Inc., Toronto.

Hampton J. John. 1989. Financial Decision Making: Concepts, Problems, and Cosses. Forth Edition, Pretice Hall, USA.

Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo (Penyunting). 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, Edisi Pertama. PT. BEJ. Jakarta.

Haryanti, Sri. 1999. Analisis UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar39

Page 10: Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas …digilib.unm.ac.id/files/disk1/9/universitas negeri... · Web viewReksa dana dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut pemilihan

Ikhtiyar, Volume 9 No. 1. Januari – April 2010

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Kinerja Reksa Dana. Program Pascasarjana Unibraw. Malang.

Helfert, Erich A. 1994. Tenhniquess of Financial Analysis. 8th ed. Homewood, II., Richard D. Irwin.

Horne, Van C. James. 1989. Financial Management and Policy. Tenth Edition, Prentice Hall. USA.

Husnan, S. 1994. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua, UPP, AMP, YKPN, Yogyakarta.

Jacob, N.L. and Petlit, R.R. 1989. Investments. Second Edition, Richard D. Irwin, Inc.

Jones, Charles P. 1998. Investments Analysis and Management, Sixth Edition. John Wiley & Sons, USA.

Keown, Arthur. 1996. Basic Financial Management, Seventh Edition. Prentice Hall, USA.

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Jakarta.

Mulyono, Sri. 1998. Statistika Untuk Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Manurung, A..H. 1997. Peta Reksa Dana, Perang Tarif, dan Masalah Gaya. Jurnal Pasar Modal No. 11/VIII/November, Jakarta.

Reilly, Frank K and Brown KC. 1997. Investment Analysis and Portfolio Management, Fifth Edition. The Dryden

Press, USA. Riyanto, Bambang. 1992. Dasar-

Dasar Pembelanjaan Perusabaan, Edisi Ketiga. BPFE-UGM. Y ogyakarta.

Sartono, Agus. 1997. Management Keuangan, Edisi 3. BPFE. Yogya-karta.

Sekaran, Uma. 1992. Research Methods For Bussiness: A Skill, Building Approach, Second Edition, John Wiley & Sons Inc. Singapura.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey, Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta.

Sugiyono. 1999. Statistika non Parametrik untuk Penelitian, Cetakan Kesatu, Bandung: Alfabeta.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1998. Dasar-Dasar Manajemen Ke-uangan, Edisi Kesembilan. Erlangga. Jakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan. Binarupa Aksara. Jakarta.

UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar40