Karantina Fix

43

description

okkay

Transcript of Karantina Fix

DAFTAR ISI

HalamanHalamanJudul 1

Daftar Isi 2

Bab 1. Pendahuluan 4

1.1 LatarBelakang 41.2 Tujuan 51.3 Manfaat 5Bab 2. TinjauanPustaka6

2.1 Pengertian 62.2 Tujuan Karantina 62.3 Persyaratan Karantina 72.4 Tindakan Karantina 82.5 Ketentuan Pidana 122.6 Kawasan Karantina Surabaya12Bab 3. PelaksanaanKegiatan13

3.1 WaktudanTempat Pelaksanaan133.2 PelaksanaanKegiatan133.3 Peserta16Bab 4. Hasil Kegiatan17

4.1 Kegiatan Unit Pelayanan17

4.2 Kegiatan Lapangan22

4.3Kegiatan Laboratorium22

Bab 5. Penutup24

5.1Kesimpulan24

5.2Saran24

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerkembangan penyakit dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang signifikan, terutama penyakit yang bersifat zoonosis. Penyakit zoonosis ini diantaranya adalah Antrax, Afian Influenza dan Bovine Spongioform Encephality(BSE).Penyakit penyakit ini cukup mengkhawatirkan karena sangat berbahaya dan dapat mengancap keselamatan manusia. Selainitu, penyakittersebutdapatmenyebabkankerugianekomoni yang cukupbesardantingginyaangkamortalitaspadapenyakittersebut.Olehkarenaitudiperlukanadanyaupayabersamauntukmengatasipenyakit-penyakit zoonosis tersebut.OIE sebagai lembaga kesehatan hewan dunia bersama-sama dengan WHO telah mengupayakan agar penyebaranpenyakitinidapatdiatasi. Hal tersebutdilakukandengancaramenetapkanstandar-standar dan codes of conduct yang harus diikuti guna mencegah semakin tersebar luasnya penyakit yang bersifat zoonosis tersebut. Peningkatanjumlahpendudukmengakibatkanterjadinyapeningkatanjumlahkebutuhanpakandalamsuatudaerahmaupundalamsuatunegara.Inilah yang menjadidasarsuatudaerahataunegaramemerlukanadanyasuplaipangandaridaerah lain. Hal tersebutdapatmeningkatkan lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan antarnegara dan dari suatu area kearea lain di dalam wilayah negaraRepublik Indonesiasertadapatmeningkatkan export dan import untukmencukupikebutuhansuatunegarasatusama lain. Meningkatnyalalulintastersebutdapatterjadikarenaperdagangan, pertukaran,maupun penyebarannya. Hal inilah yang menyebabkansemakin terbukanya peluang masuk dan menyebarnya hama dan penyakit hewan,hama dan penyakit ikan, serta organisme penggangu tumbuhan yangberbahaya atau menular yang dapat merusak sumber daya alamhayati.Sejarahmencatatbahwapenyakitpadamahklukhidupdapatmenulardarisuatunegarakenegaralainmemaluilalulintasmanusiadanbenda-benda yang menjadi media pembawanya, baikhewandanprodukhewanmaupuntumbuhandanbahanasalhewan. Oleh karena itu peran instalasi karantina sebagai tempat pengasingan menjadi sangat pentinguntukmencegahkeluarnyasuatupenyakitdaridalam area danmencegahmasuknyasuatupenyakitdari area lain karenakarantinamerupakansuatuorganisasi yang menjalankanfungsipengawasandanpencegahanpenyebaranpenyakit.Era globalisasi yang menuntutterjadinyakerjasamaantarnegaradiperlukanuntukmendukungkegiatanpemerintahansatusama lain dalamrangkamenyejahterahkanrakyatnya. Salah satuwujuddarikegiatantersebutadalahImplementasiMasyarakatEkonomi ASEAN (MEA) yang akandilaksanakanpadatahun 2015. Instalasi karantina memiliki peran penting dalam keberhasilan Indonesia menghadapi MEA 2015 yaitu sebagai alat proteksi terhadap potensi masuknya penyakit hewan karantinadari negara-negara anggota ASEAN. Olehkarenaitupenyelenggaraankarantinaharusmampumemberikanresponsecaracepat, tepatdanakuratterhadappotensipenyebaranpenyakit.Pengoptimalanperamistalalasikarantinasebagaialatpeoteksimasuknyapenyakithewandarinegaralainmutlakdiperlukan. Itulahsebabnyapemerintahharusmenyediakanjumlahinstalasikarantinadalamjumlah yang memadaisehinggainstalasikarantinadapatmenjalankankewajibandengansebagaimanamestinnya. Dengan tersedianya instalasi karantina denganjumlah yang memadaimakahaltersebutdapatmemudahkandanmempercepatpelaksaanaantindakankarantina.1.2 Tujuan

a. Mengetahui dan mempelajari peran dokter hewan sebagai petugas karantina.

b. Mempelajari tindakan karantina dalam upaya pencegahanpenyebaran hama penyakit hewan karantina.

c. Mengetahui prosedur dan persyaratan karantina hewan di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya.

1.3 Manfaat

Setelah mengikuti program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, mahasiswa koassistensi dapat mengetahui perannya sebagai dokter hewan dalam usaha mencegah masuk dan keluarnya hama penyakit hewan karantina. Selain itu mahasiswa juga mendapatkan keahlian berupa soft skilldalam menghadapi dunia kerja porfesional yang tidak didapatkan di kampus.BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Karantina adalah tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area laindi dalam negeri atau keluarnya dari suatu wilayah negara Republik Indonesia.Karantina sebagai tempat pengasingan meliputi pelabuhan laut,sungai dan pelabuhan penyebarangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dengan negara lain, serta tempat-tempat lain yang dianggap perlu yang ditetapkan sebagai tempat untuk memasukkan dan atau mengeluarkan media pembawa hama dan penyakit hewan karantina (HPHK). Media pembawa HPHK dapat berupa hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, benda lain selain ketiganya yang berpotensi menyebarkan penyakit seperti vaksin, antigen, pakan ternak, dan lain-lain, serta media pembawa lain berupa hasil ikutan, kotoran dan sisa pakan.Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian Kementrian Pertanian sebagai hasil penggabungan antara UPT Balai Besar Karantina Hewan dan Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Perak.

2.2 Tujuan KarantinaTujuan karantina meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Mencegah masuknya hama penyakit hewan karantina (HPHK), hama penyakit ikan karantina (HPIK), dan organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia.b. Mencegah tersebarnya HPHK, HPIK, OPTK dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia.c. Mencegah keluarnya HPHK dari wilayah negara Republik Indonesia.d. Mencegah keluarnya HPIK dan OPTK tertentu dari wilayah negara Republik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya.2.3 Persyaratan Karantina Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama danpenyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang akan masuk atau keluar dari wilayah Indonesia atau dari satu area ke area lain dalam wilayah Indonesia wajib mematuhi persyaratan karantina sebagai berikut :a. Dilengkapi sertifikat kesehatan bagi hewan, bahan asal hewan, dan hasil bahan asal hewan, kecuali media pembawa yangtergolong benda lain.b. Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempatpengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.

Tempat-tempat yang ditetapkan sebagai tempat karantina yaitu pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dengan negara lain, serta tempat-tempat lain yang dianggap perlu yang ditetapkan sebagai tempat memasukan atau mengeluarkan media pembawa HPHK.

2.4 Tindakan KarantinaSetiap media pembawa HPHK yang dimasukkan, dibawa, atau dikirimkan dari suatu area ke area lain di dalam dan /atau dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia dikenakan tindakan karantina. Tindakan karantina yang dilakukan oleh petugas karantina berupa :

2.4.1 PemeriksaanDilakukan untuk mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen dan mendeteksi hama penyakit hewan karantina, status kesehatan dan sanitasi media pembawa, atau kelayakan sarana prasarana karantina dan alat angkut. Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik dengan cara klinis dan organoleptis serta dapat juga dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium, patologi, uji biologis,uji diagnostika, atau teknik dan metoda pemeriksaan lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.2.4.2 PengasinganUntuk mendeteksi lebih lanjut terhadap hama dan penyakit hewan karantina,hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhankarantina tertentu yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana,dan kondisi khusus, maka terhadap media pembawa yang telah diperiksa, dapat dilakukan pengasingan untuk diadakan pengamatan. Lamanya waktu pengasingan sangat tergantung pada lamanya waktuyang dibutuhkan bagi pengamatan, pemeriksaan, dan atau perlakuanterhadap media pembawa.

2.4.3 PengamatanPengamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) PP no 8 tahun 2000 dilakukanuntuk mendeteksi lebih lanjut hama penyakit hewan karantina dengancara mengamati timbulnya gejala hama penyakit hewan karantinapada media pembawa selama diasingkan dengan mempergunakansistem semua masuk-semua keluar.2.4.4 PerlakuanPerlakuan diberikan apabila setelah dilakukan pemeriksana, pengasingan dan pengamatan ternyata media pembawa tersebut :

a. tertular atau diduga tertular hama dan penyakit hewan karantina atau hama dan penyakit ikan karantina, ataub. tidak bebas atau diduga tidak bebas dari organisme pengganggutumbuhan karantina.2.4.5 PenahananPenahanan dilaksanakansetelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan fisik terhadap mediapembawa dan diduga tidak berpotensi membawa dan menyebarkanhama penyakit hewan karantina. Penahanan dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang belum memenuhi persyaratan karantina.

2.4.6 PenolakanPenolakan dilakukan terhadap media pembawa HPHKyang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Republik Indonesia. Penolakan juga dapat dilakukan terhadap media pembawa yang transit dan akan dikeluarkan dari satu area ke area lain atau keluar wilayah Indonesia. Penolakan dilakukan apabila:

a. Setelah dilakukan pemeriksaan di atas alat angkut, tertular hama penyakit hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, busuk, rusak, atau merupakan jenis-jenis yang dilarangpemasukannya;

b. Persyaratan karantina tidak seluruhnya dipenuhi;

c. Setelah dilakukan penahanan dan keseluruhan persyaratan yang harus dilengkapi dalam batas waktu yang ditetapkan tidak dapatdipenuhi; atau

d. Setelah diberikan perlakuan di atas alat angkut, tidak dapat disembuhkan dan atau disucihamakan dari hama penyakithewan karantina.2.4.7 PemusnahanPemusnahan dapat dilakukan apabila :a. Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkutan dilakukan pemeriksaan, tertular hama penyakit hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, busuk, rusak,atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya.b. Media pembawa yang ditolak tidak segera dibawa ke luar dari wilayah negara Republik Indonesia atau dari area tujuan olehpemiliknya dalam batas waktu yang ditetapkan.c. Setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tertularhama penyakit hewan karantina tertentu yang ditetapkan olehMenteri, atau

d. Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi perlakuan, tidak dapat disembuhkan dan ataudisucihamakan dari hama penyakit hewan karantina.2.4.8 PembebasanPembebasan dapat dilakukan apabila :

a. Setelah dilakukan pemeriksaan tidak tertular hama penyakit hewan karantina.b. Setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan tidak tertular hama penyakit hewan karantina.c. Setelah dilakukan perlakuan dapat disembuhkan dari hama penyakit hewan karantina, atau

d. setelah dilakukan penahanan seluruh persyaratan yang diwajibkan dapat dipenuhi.Pembebasan media pembawa disertai dengan pemberian sertifikat pelepasan untuk barang yang dimasukkan ke Indonesia atau dari satu area ke area lain di wilayah Indonesia dan sertifikat kesehatan untuk barang yang dikeluarkan dari Indonesia. Sertifikat kesehatan dari negara asal dan dari negara transit yang diterbitkanpejabat yang berwenang sesuai dengan kebijaksanaan masing-masingnegara yang pada beberapa negara tertentu, sertifikasi bahan asal hewandan hasil bahan asal hewan dapat diterbitkan oleh pemeriksa (belum tentudokter hewan) di tempat asal media pembawa dan tidak perlu disertifikasiulang oleh dokter hewan karantina di tempat pengeluaran.

2.5 Ketentuan PidanaKetentuan pidana terhadap pelanggaran karantina diatur dalam UU no 16 tahun 1992, yaitu sebagai berikut :a. Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam UU no 16 tahun 1992 Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 21, dan Pasal 25, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp150.000.000.- (seratus lima puluh juta rupiah).

b. Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam UU no 16 tahun 1992 Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 21, dan Pasal 25, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

2.6 Kawasan Karantina SurabayaPenetapan kawasan karantina merupakan penetapan yang bersifat teknisberdasarkan atas kejadian penyakit pada satu atau beberapa daerah yangsemula diketahui bebas dari hama penyakit hewan karantina, sehinggakejadian seperti itu dapat saja melintasi satu atau beberapa batas wilayahadministratif. Penetapan kawasan karantina ini dipergunakan sebagai dasaruntuk melakukan penutupan daerah kabupaten atau kota oleh Kepala Daerahyang bersangkutan.2.7 Persyaratan & Prosedur Dokumen Karantina Hewan 2.7.1 PERSYARATAN DAN PROSEDUR DALAM IMPORTASI HEWAN KE INDONESIAHewan kesayangan, anjing dan kucing yang akan diimpor ke Indonesia melalui Bandar Udara Internasional Juanda-Surabaya, harus memenuhi persyaratan berikut ini: Disertai dengan Izin Impor yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan (Ditjennak)-Departemen Pertanian-Republik Indonesia. Disertai dengan Sertifikat Kesehatan Hewan yang dikeluarkan oleh Dokter Hewan Pemerintah yang berwenang/Karantina Hewan negara pengekspor. Disertai dengan Sertifikat Vaksinasi Rabies yang dikeluarkan oleh Dokter Hewan Pemerintah yang berwenang atau Dokter Hewan yang memiliki izin praktek; vaksinasi harus dilakukan sekurang-kurangnya 30 hari dan tidak lebih dari 1 tahun sebelum pengiriman/ekspor. Hewan tersebut telah berumur sekurang-kurangnya 90 hari pada saat pengiriman/ekspor. Hewan tersebut tidak sedang berada dalam kondisi bunting atau laktasi.

Pengiriman hewan tersebut harus dilaporkan ke Petugas Karantina Hewan di Bandar Udara Internasional Juanda-Surabaya, sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelum kedatangan. Telepon: 031-8673997, Faksimil: 031-8673996 atau Email: [email protected]

Pada saat kedatangan, dokter hewan karantina harus melaksanakan pemeriksaan karantina dan memverifikasi semua dokumen persyaratan. Jika semua dokumen persyaratan telah lengkap dan hewan tersebut sehat, kemudian dokter hewan karantina akan memberikan perintah masuk karantina hewan/fasilitas karantina di bandara untuk pengamatan selanjutnya. Hewan tersebut harus menjalani pengamatan selama masa karantina, sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari pada fasilitas karantina kami sesuai dengan hukum dan perundang-undangan karantina yang berlaku (Surat Keputusan Menteri Pertanian No.422/Kpts/LB.720/6/1998, pasal 16).2.7.2 Persyaratan dan Prosedur untuk Eksportasi Hewan dari Indonesia Hewan kesayangan, anjing dan kucing, yang akan diekspor dari Indonesia melalui Bandar Udara Internasional Juanda-Surabaya harus memenuhi persyaratan berikut ini: Disertai dengan Izin Ekspor yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan (Ditjennak)-Departemen Pertanian-Republik Indonesia. Selain itu, juga disertai dengan surat persetujuan ekspor yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan setempat/propinsi asal atau Dokter Hewan yang memiliki izin praktek. Disertai dengan Sertifikat Kesehatan Hewan yang dikeluarkan oleh Dokter Hewan Pemerintah yang berwenang/Dinas Peternakan setempat/Propinsi asal atau Dokter Hewan yang memiliki izin praktek. Disertai dengan Sertifikat Vaksinasi Rabies yang dikeluarkan oleh Dokter Hewan Pemerintah atau Dokter Hewan yang memiliki izin praktek; vaksinasi tersebut harus dilakukan sekurang-kurangnya 30 hari dan tidak lebih dari 1 tahun sebelum pengiriman/ekspor. Hewan tersebut tidak berumur lebih dari 90 hari pada saat pengiriman/ekspor. Hewan tersebut tidak sedang berada dalam kondisi bunting atau laktasi. Pengiriman hewan tersebut harus dilaporkan ke Petugas Karantina Hewan di Bandar Udara Internasional Juanda-Surabaya, sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelum ekspor. Telepon: 031-8673997, Faksimil: 031-8673996 atau Email: [email protected] Sebelum keberangkatan, dokter hewan karantina harus melaksanakan pemeriksaan fisik hewan tersebut dan memverifikasi semua dokumen persyaratan. Jika semua dokumen persyaratan telah lengkap dan hewan tersebut sehat, kemudian dokter hewan karantina akan mengeluarkan sertifikat kesehatan hewan untuk melengkapi persyaratan ekspor hewan tersebut. Hewan tersebut harus sesuai dengan persyaratan dari Pemerintah negara pengimpor (negara tujuan).BAB 3PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu danTempat Pelaksanaan Waktu pelaksanaan kegiatan koassistensi PPDH Gelombang XXII Kelompok 1 adalah 10 14 November 2014 di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya (Juanda, Tanjung Perak dan Instalasi Karantina Hewan Tandes).3.2 Pelaksanaan KegiatanNo.TanggalKegiatanOutput KegiatanPembimbingPelaksana

1.

.10/11/2014 Mengikuti briefing mengenai pengertian, fungsi, dan prosedur karantina.

Pembagian jadwal rolling mahasiswa PPDH untuk 4 hari ke depan.

Orientasi Ruangan di Kantor Karantina.Mengetahui pengertian, fungsi, dan prosedur karantinaAmir Hasanuddin

Drh . LuhSeluruh mahasiswa PPDH XXII Kelompok 1

10/11/2014Lab. JuandaUji HA-HI 25 Sampel Mengetahui prinsip uji HA-HI pada sampel serum darah dari ayam Bangkok dan Burung.Drh. Rofiqul

Drh. WulanIcus Ian

Pelabuhan JamrudSimulasi Tindakan Lapangan Mengetahui jenis jenis komiditi di Lapangan, mengetahui kondisi pelabuhan dan tupoksi di Lapangan, mengetahui komoditi yang akan masuk ke dalam kapal beserta kelengkapan administasinya.Bapak GatotWawan, Randi, Izza, Rani dan Venti

PelayananMelihat dan mengamati prosedur pelayanan.Mengetahui secara sekilas tentang alur pelayanan di Karantina Hewan.Drh AliyaDhonna Nia

2.11/11/2014Tandes Mengambil sampel darah dari sapi FH Import (Australia) Melakukan vaksinasi SE pada sapi FH.

Melakukan recording terhadap perlakuan yang diberikan.

Melakukan ulas darah.

Diskusi terkait Karantina Hewan. Mengetahui cara pengambilan darah dari vena cocygealis. Mengetahui cara melakukan vaksinasi SE secara intra muskuler pada sapi FH.

Mengetahui tata cara recording.

Mengetahui cara melakukan ulas darah.

Memperdalam wawasn terkait karantina Hewan. Drh. FaridDrh. Nugroho

Wawan, Randi, Ian, Dhonna dan Rani.

PelayananMempelajari prosedur dan persyaratan lalu lintas media pembawa MP-HPHK dari Domestik Keluar, Domestik Masuk, Export dan Import disertai dengan entry data jalur import.Mengetahui prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK dan persyaratan dokumen alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor dan mengetahui cara mengentry data pada jalur imporDrh. Aliya

Venti dan Icus

Lapangan Blok W (CFS)Melakukan pemeriksaan komoditi Leather dan Lysin dengan mengecek semua dokumenMengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur internasionalDrh. SariNia dan Prima

Lab. Juanda Mempelajari cara pengkodean sampel menggunakan barcode. Uji HA-HI, Rapid Test, dan ELISA dan PCR ( 9 + 1 bulu bebek). Pembuatan media transport. Mengetahui cara pengkodean sampel dengan menggunakan barcode. Mengetahui prinsip dan cara kerja uji HA-HI, Rapid Test, PCR dan ELISA Mengetahui cara pembuatan media transport.Drh. RatriDrh. Wulan

Ayiz dan Izza

3.12/11/2014Lab. Juanda Mempelajari cara pengkodean sampel menggunakan barcode. Uji HA-HI, Rapid Test, dan ELISA Pembuatan media mikrobiologi. Pemisahan sampel serum darah sapi impor Pelabelan hingga Packaging, Mengetahui cara pengkodean sampel dengan menggunakan barcode. Mengetahui prinsip dan cara kerja uji HA-HI, Rapid Test, dan ELISA Mengetahui cara pembuatan media transport. Mengetahui dan melakukan pemisahan sampel serum darah sapi impor disertai dengan pelabelan hingga Packaging.Drh. WulanDrh. Ratri

Nia dan Dhonna

PelayananMempelajari prosedur dan persyaratan lalu lintas media pembawa MP-HPHK dari Domestik Keluar, Domestik Masuk, Export dan Import disertai dengan entry data jalur import.Mengetahui prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK dan persyaratan dokumen alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor dan mengetahui cara mengentry data pada jalur imporDrh. Sari dan Drh. Devi

Bu NurulRani dan Prima

Lapangan Blok W Melakukan pemeriksaan komoditi BAH dengan mengecek semua dokumen. Melakukan penyegelan pada container. Mengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur internasional. Mengetahui tata cara penyegelan komoditi pada container.Drh. Ian dan Ayiz

Tandes Mengambil sampel darah dari sapi FH Import (Australia)

Melakukan vaksinasi SE pada sapi FH.

Melakukan recording terhadap perlakuan yang diberikan.

Melakukan ulas darah dan Pemberian Gusanex.

Diskusi terkait Karantina Hewan. Mengetahui cara pengambilan darah dari vena cocygealis.

Mengetahui cara melakukan vaksinasi SE secara intra muskuler pada sapi FH.

Mengetahui tata cara recording.

Mengetahui cara melakukan ulas darah dan pemberian gusanex.

Memperdalam wawasn terkait karantina Hewan. Drh. Nugroho dan Drh. FaridWawan, Randi, Icus, Izza dan Venti.

4.13/11/2014Lab. Juanda Mempelajari cara pengkodean sampel menggunakan barcode. Melakukan Uji HA-HI, Rapid Test, ELISA dan PCR. Pemisahan sampel serum darah sapi impor. Pelabelan hingga Packaging, Mengetahui cara pengkodean sampel dengan menggunakan barcode. Mengetahui prinsip dan cara kerja uji HA-HI, Rapid Test, PCR dan ELISA Mengetahui dan melakukan pemisahan sampel serum darah sapi impor disertai dengan pelabelan hingga Packaging.Drh. WulanDrh. Fitri

Drh fifin

Drh RetnoRani dan Venti

Tandes Mengambil 147 sampel darah dari sapi FH Import (Australia)

Melakukan vaksinasi SE pada sapi FH.

Melakukan recording terhadap perlakuan yang diberikan.

Memberikan vitamin dan Gusanex pada sapi FH.

Melakukan ulas darah dan pemeriksaan fisik.

Diskusi terkait Karantina Hewan, Tekhnik Sampling, prosedur instalasi hewan karantina, UU Karantina Hewan. Mengetahui cara pengambilan darah dari vena cocygealis.

Mengetahui cara melakukan vaksinasi SE secara intra muskuler pada sapi FH.

Mengetahui tata cara recording.

Mengetahui cara memberikan vitamin dan gusanex pada sapi FH.

Mengetahui cara melakukan ulas darah.

Memperdalam wawasn terkait karantina Hewan. Drh. Emmy, Drh Farid

Drh. Nugroho

Drh. Yayuk. Ayiz, Nia, Wawan

Pelayanan- Mempelajari prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK.

- Mempelajari persyaratan dokumen dan alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor.

- Mempelajari entry data pada jalur impor dan domestik.- Mengetahui prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK.

- Mengetahui persyaratan dokumen dan alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor.

- Mengetahui cara mengentry data pada jalur impor dan domestik.Drh. Aliya

Ian dan Prima

Lapangan Blok W (CFS)Melakukan pemeriksaan komoditi MBM, Leather dengan mengecek semua dokumen. Mengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur internasionalRandi dan Icus

Lab. Perak

Melakukan uji TPC skim.

Diskusi terkait karantina hewan bersama drh. Farid dan drh Nugroho.Mengetahui tata cara uji TPC SkimIzza dan Dhonna

5. 14/11/2014Evaluasi dan Diskusi

3.3 PesertaPeserta kegiatan adalah mahasiswa koassistensi Pendidikan Profesi Dokter Hewan Gelombang XXII Kelompok 1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga yakni :Fany Prima Haried,S.KH

061323143013

Chusnul Chotimah E., S.KH

061323143019

Randi Sagasiousman,S.KH

061323143021

Ian Firdiansyah, S.KH

061323143025

Nuril Lisa Rahmania, S.KH

061323143032

Dhonna Mardiana, S.KH

061323143033

Izzatul Ulfana S.KH

061323143034

Venti Safitri, S.KH

061323143035

Leila Nur Azizah, S.KH

061323143036

Ahmad Kurniawan, S.KH

061323143037

Shafia Khairani, S.KH

061323143053BAB 4 HASIL KEGIATAN

4.1 Kegiatan Unit Pelayanan

Unit pelayananbertugasuntukmelayanidokumen-dokumen yang diajukankliensebagaipersyaratanuntukmelalulintaskanhewan, bahanasalhewan, hasil bahn asal hewan,danbenda lain baikpengirimanekspor, impor, atau domestic melaluitransportasilaut. Adapundokumen-dokumen yang perludilengkapiadalahsebagaiberikut:

a. KH-1 (SuratPermohonanPemeriksaanKarantina / PPK) DokumenPenunjang.

Formulir PPK terhadap media pembawapenyakithewan yang akandilalulintaskan, untuklalulintasdomestikdilakukansecara manual, sedangkaneksporatauimpormelalui online.

b. KH-2 (SuratPenugasan) DokumenPenunjang.

Suratinidiajukanuntukpetugasmedikveterinerdanparamedikolehpimpinandanwakilmanajemenuntukmemberikanpelayanantindakankarantinasesuaiketentuan yang dipersyaratkanterhadapkomoditikarantinasebagaimana yang diajukandalam KH.

c. KH-3 (SuratKeteranganMuatanHewan / produknya)

Suratketerangan yang dinyatakanolehpenanggungjawabalatangkutdanmenerangkan:

Ada / tidaknyaperubahanjumlah / volume.

Peruntukanhewan / produkhewan di atasalatangkut.

Ada / tidaknyaberjangkitpenyakithewanmenularselamadalamperjalanan diatasalatangkut.

d. KH-4 (SuratKeteranganPenolakanBongkar)

Suratketerangan yang dikeluarkanolehmedikveterinerkarenamuatanmengandungpenyakithewanmenularutamaketikadiperiksa.

e. KH-5 (SuratPersetujuanBongkar)

Suratketerangan yang dikeluarkanolehmedikveterinerkarenamuatantidakmengandungpenyakithewanmenularutamaketikadiperiksa.

f. KH-6 (SuratPersetujuanMuat)

Suratketerangan yang dikeluakanolehmedikveterinerkarenahewan / produkhewan di instalasikarantinahewanditemukansehatmemenuhipersyaratansanitasi yang ditentukanolehnegara / daerahtujuan.

g. KH-7 (SuratperintahMasukKarantina)

Suratketerangan yang dikeluarkanolehmedikveterineruntukdilakukanpemriksaanlebihlanjutsetelahmelakukanpemeriksaandokumendankesehatan / sanitasi di atasalatangkut.

h. KH-8a (BeritaAcaraPenahanan)

i. KH-8b (BeritaAcaraPenolakan)

j. KH-8c (BeritaAcaraPemusnahan)

k. KH-9 (SertifikatKesehatanHewan)

l. KH-10 (SertifikatSanitasiProdukHewan)Sertifikatutama

m. KH-11 (SertifikatKeterangan Benda Lain)

n. KH-12 (SuratPelepasan)

Ada 4 jeniskegiatan di pelayanan, yaitu:

1. Keluardomestik

Alur:

Penggunajasamengirim form KH-1.

Membawapersyaratan (ex: hewan, adasuratketerangankesehatanhewandariDinasPeternakanasal).

Harusadaujilaboratorium.

RekomendasipengeluarandariDinasPeternakan Provinsi.

Rekomendasipemasukandaridaerahtujuan (BahanAsalHewan / HasilBahanAsalHewan, adalah: suratketerangankesehatandariDinasPeternakanasal).

Untukbendalaintidakadapersyaratan.

Diterimaolehpenerimadokumenmenerinapersyaratan yang diajukansudahterpenuhiataubelum.

Diberipenugasan.

Entry data.

Data dimasukkanke sistem.

Terbit KH-2.

Terbit KH-9/10/11 (sesuai media pembawa).

2. Masukdomestik

Alur:

Sertifikataslidarikarantinaasal (KH-9/10/11 sesuai media pembawa).

Dibawakekarantinauntukmengisi form KH-1.

MengajukanPermohonanPemeriksaanKarantina / PPK.

Diberipenugasan.

Entry data.

Data dimasukkanke sistem.

Terbit KH-2.

Terbit KH-12 (setelahdiperiksan di karantina).

Sertifikat halal.Untuk konsumsi

Suratijinimpotperdagangan.3. Impor

Dokumen:

Health sertifikatdarinegaraasal.

Certifikatof Origin (COO).

RekomendasipemasukandariDirektoratJendralPeternakandanKesehatanHewan (ditetapkanolehkuotadantanggal).

PemberitahuanImporBarang (PIB).

Packing List (kemasan).

Bill of Lading (BL)

Cargomanifestyaitujadwalkedatangankapal.

Invoiceyaitukuitansiharga media pembawa.

Alur:

Penggunajasamengajukanke PPK secara online.

Datangkekarantinadenganmembawapersyaratan.

Diterimaolehpenerimadokumen (sesuaiatautidak).

Diperiksa.

Diberipenugasan.

Entry data

Data dimasukkanke sistem.

Terbit KH-2.

Terbit KH-5.

Terbit KH-7.

Diambilpenerimajasa.

Dikirimkebeacukai.

Keluarpelabuhan.

TempatPemeriksaanFisikTerpadu (TPFT) di TempatPetiKemas Surabaya (TPS) olehpetugaskarantina.

Terbit KH-12.

4. Ekspor

Alur:

Syarat dokumen yaitu rekomendasipengeluarandariDirektoratJendralPeternakan, Packing List,Invoice, Bill of Lading.

Syarattergantungnegaratujuan. Ex: BPPOM.

Terbit KH-9/10/11 (tergantung media pembawa).

4.2 Kegiatan LapanganKegiatan lapangan yaitu melakukan pengawasan dan penindakan secara langsung terhadap alat angkut yang membawa hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, atau benda lain. Kegiatan ini berlangsung setiap hari sesuai jadwal kedatangan kapal yang di dalamnya terdapat alat angkut yang membawa hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, atau benda lain untuk dipastikan validasi dokumen dan kesehatan komoditinya.Selain itu dilakukan tindakan inspeksi kepada alat angkut atau perorangan yang membawa hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, atau benda lain tanpa izin dan persyaratan resmi yang telah ditentukan pihak karantina.Hal lain yang kami lakukandilapanganadalahpengambilansampeldarah ,ulasdarahdanpemberianvaksinSepticaemiaEpizootica (SE) padasapi di KarantinaTandes. Selainitujugadilakukanpemberian vitamin untukmeningkatkanperformadandayatahansapi, sertapemberiangusanekpadasapi yang terdapatlukapadabagiantubuhnya. Pengambilan sample darahdilakukanpada vena coccigealis yang terletak di pangkalekordanpada 1/3 proksimaldaripangkalekor. Pemberianvaksin SE dilakukanuntukmencegahterjadinyapenyakitdanpenyebaranpenyakit SE yang telah di impordari Australia.

4.3 Kegiatan LaboratoriumKegiatan laboratorium dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya (Juanda dan Tanjung Perak). Laboratorium ini sudah mendapatkan akreditasi SNI ISO / IEC 17025 : 2008 dari Komite Akreditasi Nasional dengan 8 pengujian, yaitu :

1. Uji HA danUji HI (AI)

2. Elisa (Rabies)

3. TPC

4. PCRBAB 5

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya sebagai badan pelaksana tindakan karantina dengan menerapkan prinsip 8P dinyatakan sudah baik untuk mencegah keluar masuknya agen penyebab penyakit zoonosis antar daerah, pulau, dan negara, hal ini juga tidak terlepas dari peran serta masyarakat sebagai pengguna jasa yang telah patuh terhadap peraturan dan undang-undang karantina, khususnya bagi yang akan melalulintaskan hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, dan benda lain.5.2 Saran

1. Perlu penyebaran informasi bagi masyarakat luas tentang pentingnya Balai Karantina Hewan dalam pencegahan dan penyebaran penyakit zoonosis.

2. Perlu melakukan retitrasi 4 HA unit pada antigen yang akan digunakan pada uji HI.3. Perlu peningkatan disiplin prosedur tentang pemasukan dan pengeluaran hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, dan benda lain. FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2014

2014

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PPDH GELOMBANG XXII KELOMPOK 1

BALAI BESAR KARANTINA HEWAN PERTANIAN SURABAYA

PERIODE 10 14 NOVEMBER 2014

OLEH :

Fany Prima Haried,S.KH061323143013

Chusnul Chotimah E., S.KH061323143019

Randi Sagasiousman,S.KH061323143021

Ian Firdiansyah, S.KH061323143025

Nuril Lisa Rahmania, S.KH061323143032

Dhonna Mardiana, S.KH061323143033

Izzatul Ulfana S.KH061323143034

Venti Safitri, S.KH061323143035

Leila Nur Azizah, S.KH061323143036

Ahmad Kurniawan, S.KH061323143037

Shafia Khairani, S.KH061323143053

4