Karan Gan

29
A. Karangan Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu : 1. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. 2. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca. 3. Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang. 4. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan. B. Tujuan Mengarang Tujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan (Semi, 2003:14-154). Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1) mengubah keyakinan pembaca; 2) menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca; 3) merangsang proses berpikir pembaca; 4) menyenangkan atau menghibur pembaca; 5) memberitahu pembaca; dan 6) memotivasi pembaca. C. Penulisan Garis Besar Karangan 1. Proses penyusunan garis besar Setiap karangan mengandung ide dari pengarang . proses mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu topic atau pokok soal karangan yang memadai.

description

kkkk

Transcript of Karan Gan

Page 1: Karan Gan

A.    Karangan Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan

dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu :

1.  Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.

2. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.

3. Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.

4.  Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.

B.     Tujuan MengarangTujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan (Semi, 2003:14-154). Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.1) mengubah keyakinan pembaca;2) menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;3) merangsang proses berpikir pembaca;4) menyenangkan atau menghibur pembaca;5) memberitahu pembaca; dan6) memotivasi pembaca.

C.    Penulisan Garis Besar Karangan 1.       Proses penyusunan garis besar

Setiap karangan mengandung ide dari pengarang . proses   mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu topic atau pokok soal karangan yang memadai.

Ide induk  yang menjadi pangkal awal sesuatu karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk  dikembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema tertentu. Tema adalah sesuatu segi, unsur, atau faktor dari topik yang akan dijadikan pusat pembicaraan. Jadi, pada topik itu ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang akan dijadikan acara pembicaraan.

Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan pendapat atau pangkal tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang diharapkannya. Pendapat atau pangkal tolak pengarang dapat lah disebut ide pokok karangan yang bisa dan sebaiknya dirumuskan dalam sebuah kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu dapat dikatakan merupakan inti dari seluruh karangan.

Langkah yang terakhir mengurai rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar, rangka, atau disebut juga outline adalah suatu rencana karangan yang menunjukan ide-ide (dari ide pokok sampai ide pendukung dan ide penegas) yang berhubungan

Page 2: Karan Gan

satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan yang lengkap dan utuh. 

Demikian, secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar karangan menempuh enam langkah yang berikut :a.       Mengembangbiakan ide induk.b.      Memilih salah satu ide menjadi pokok soal yang akan ditulis.c.       Membatasi topik dengan sesuatu segi/unsur/factor.d.      Merumuskan topik berikut temanya dalam sebuah pernyataan.e.       Mengurai rumusan ide pokok menjadi kerangka karangan.

2.      Manfaat Garis Besar KaranganMengenai pentingnya dan manfaat garis besar karangan, tanpa outline acapkali masalah

dan uraian yang disuguhkan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan yang terlupa, ada bagian yang sejajar tetapi di uaraikan tidak seimbang. Dari outline, tampak tubuh karangan secara keseluruhan. Outline merupakan maniatur karangan. Struktur dan sistematika terlihat  jelas dari  outline. Dengan outline dapat memperhatikan bagian-bagian atau detail-detail karangan secara utuh dan total.

D.     Penulisan karangan yang jelas1.       Proses Penyusunan Karangan

Setiap karangan pada dasarnya adalah serangkaian ide seseorang yang telah ditata dan dituangkan menjadi sebuah garis besar. Penulisan suatu karangan tidak lain ialah mewujudkan garis besar itu manjadi rangkain alinea yang berkesinambungan dari alinea awal sampai alinea akhir secara tertib dalam kalimat-kalimat yang jelas dan lengkap. Teknik yang tepat dalam mengarang adalah mengungkapkan satuan-satuan ide yang telah dikembangkan terlebih dahulu kedalam rangkaian kalimat-kalimat.

Rangkaian ide seseorang yang telah dituangkan dalam sebuah garis besar karangan perlu ditulis sehingga menjadi alinea-alinea yang dapat dibedakan menjadi 3 kelompok :

1. Alinea awal (merupakan bagian pembukaan karangan)2. Alinea tengah (bisa lebih dari pada satu alinea bila mana pokok-pokok pikiran yang akan

diuraikan cukup luas.) ini menjadi bagian batang tubuh karangan.3. Alinea akhir (bagian penutup karangan)

E. Jenis-Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia

Berdasarkan pengertian mengarang yang telah penulis kemukakan di atas, maka mengarang merupakan kegiatan berbahasa tulis, hasil kegiatan itu disebut karangan.

Pengklasifikasian karangan dapat ditinjau dari dua segi. Ditinjau dari segi isi, maka karangan dapat dibedakan menjadi karangan fiksi dan nonfiksi atau rekaan dan ilmiah. Kedua karangan ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Karangan fiksi (rekaan) berisi cerita yang bukan kenyataan tetapi merupakan hayalan atau imajinasi pengarang, sedangkan karangan ilmiah (non fiksi) merupakan karangan yang isinya dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmu karena bersifat ilmiah. Karangan ilmiah (fiksi) menggunakan bahasa dengan kata yang bermakna konotasi.

Ditinjau dari cara menyampaikan masalahnya dalam karangan, maka karangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis.

Page 3: Karan Gan

1.      Karangan NarasiKarangan Narasi merupakan karangan yang biasanya dihubung - hubungkan dengan

cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi juga merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.a.      Narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman..

Contoh Karangan Narasi berisi fakta:Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia

memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.

Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.

Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang

b. Narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

Contoh Karangan Narasi fiksi:Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat

tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.

Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?

Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

2.      Karangan Eksposisi

Page 4: Karan Gan

Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah atau objek agar orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang yang tidak mengetahui menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah membaca karangan ini.Contoh karangan Eksposisi :

Rasa TakutPernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ? Bagaimana cara

mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa bahwa dirinya sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan rasa percaya diri mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut.

Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu. Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau suasana tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah melewati situasi dan suasana tersebut.

Kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda harus mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik ditempat sepi maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap dengan segala suasana dan situasi yang telah Anda pelajari.

Ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan kunci utama anda dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri Anda merasa bahwa Anda mampu melewati situasi dan suasana yang akan Anda lalui tanpa terhalang oleh rasa takut.

Keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda. Keyakinan Anda dalam mengadapi rasa takut harus dipertebal agar Anda mapu dan yakin bahwa rasa takut iu akan hilang dengan kepercayaan diri yang kuat dan keyakinan yang tinggi

Kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh. Anda juga haarus memiliki keahlian dan kecakaapan dalam suatu bidang, agar rasa percaya diri anda kuat dan menghilangkan rasa takut yang melanda Anda

3.      Karangan ArgumentasiKarangan argumentasi adalah karangan yang mengutarakan alasan untuk membuktikan

sesuatu, dengan maksud meyakinkan pembaca tentang sesuatu yang menjadi topik dalam karangan itu.Contoh karangan argumentasi :

Kesuburan TanahMempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha

pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.

Kesuburan tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman bagi para petani. Tak hanya baik bagi kesuburan tanah tapi juga akan memperbaiki kualitas dari tanaman sehingga akan mampu menghasilkan niali rupiah yang baik bagi petani.

4.      Karangan Deskripsi

Page 5: Karan Gan

Karangan deskripsi adalah karangan yang memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.Contoh karangan deskripsi :

ApotikSiang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja

dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota kelahiranku.

Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO.

Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. buku ini adalah buku pertama yang kubeli saat aku kuliah dulu. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin

5.      Karangan PersuasiKarangan persuasi adalah adalah karangan yang mempengaruhi, mengajak,

menganjurkan sesuatu kepada orang lain uyntuk berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan pengarang.Contoh karangan Persuasi :

Sistem Pendidikan IndonesiaSistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi

harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong.

Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis.

Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Tidak hanya dari pemerintah sebagai penyedia sumber pendidikan, namun yang lebih penting adalah kesadaran dari berbagai pihak. Termasuk anak itu sendiri. Hal tersebut dapat memperbaiki sistem pendidikan nasional.

Page 6: Karan Gan

A.    Pengertian Mengarang dan KaranganMengarang berarti menyusun atau merangkai, pada awalnya kata

merangkai tidak berkaitan dengan kegiatan menulis. Operasional atau cakupan makna kata merangkai mula-mula terbatas pada pkerjaan yang berhubungan dengan benda konkret seperti merangkai bunga atau merangkai atau merangkai benda orang lain. Sejalan dengan kemajuan komukasi dan bahasa, lama-kelamaan timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan merangkai kalimat, kemudian jadilah apa yang disebut sebagai karangan. Orang yang merangkai atau menyusun kata, kalimat, dan alinea tidak disebut perangkai. Tetapi penyusun atau pengarang untuk membedakannya dengan perangkai bunga. Belakangan muncul sebutan penulis karena karangan tertulis juga disebut tulisan.

Sebenarnya, mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat berlansung secara lisan. Seseorang yang berbicara misalnya, dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta merta (improntu) otaknya terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara.

Penulis berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, atau paragraph dalam rangka menjabarkan atau mengulas topic dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan. Untuk bahan perbandingan, disini dikutipkan pendapat Widyanmartaya dan Sudiati (1911:77). Menurut keduanya , mengarang adalah “keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”.

Jadi karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topic atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraph. Selain itu, karangan juga mempunyai arti lain yaitu bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu

Page 7: Karan Gan

kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.

.     Jenis-jenis Karangan1.      Berdasarkan Bentuknyaa.       Puisi adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan bunyi

serta kepadatan makna. Puisi pada umunya berbentuk monolog.b.      Drama adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.c.       Prosa, adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan terperinci.

Bentuknya merupakan percangkokan monolog dengan dialog. Prosa terbagi dalam dua macam.

1)      Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang menekankan aturan sistematika perceritaan. Contohya : novel dan cerpen.

2)      Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistematika ilmiah, dan aturan-aturan kelogisan. Contohnya: essay, laporan penelitian, dan biografi

2.      Berdasarkan Cara Penyajiannyaa.       Karangan narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau

kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-o؛ah mengalami kejadian yang diceritakan itu.

b.      Karangan deskripsi, adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

c.       Karangan eksposisi, adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakla untuk memperjelas pemaparan.

d.      Karangan argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu cebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.

Page 8: Karan Gan

e.       Larangan persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.

3.      Berdasarkan Masalah yang Disajikannyaa.       Karangan populer, adalah karangan yang membahas sehari-hari dengan

menggunakan ragam bahasa yang biasa digunakan masyarakat pada umumnya.

b.      Karangan ilmiah, adaiah karangan yang membahas masalah-masalah yang berkain dengan disiplin ilmu tertentu. Ragam bahasa yang digunakan bersifat teknis yang hanya dapat dipahaiui masyarakat tertentu.

c.       Karangan ilmiah populer, adalah karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan dengan munggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya.

d.      Surat merupakan karangan yang mengupas beragam persoalan dalam berbagai kepentingan Pembacanya dinyatakan secara khusus, tertentu.

e.       Karangan sastra, adalah karangan yang berisi cerita rekaan dengan bahasa, gaya, c؛tra rasa yang indah. Cerita-cerita yang dinyatakannya lebih bersifat individual.

C.    Langkah-langkah MengarangPenyusunan karangan sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut.1.      Menentukan Topik, Tema, dan Tujuan Karangan

Topik berasal dari kata Yunani topoi, yang berarti ‘tempat’. Dalam perkembangan selanjutnya, topik diartikan sebagai ‘pokok pembicaraan’ suatu karangan. Berdasarkan topik itulah, penulis menempatkan tujuan beserta tema karangannya.Dalam kehidupan sehari-hari, topik sering dikacaukan pemakaiannya dengan istilah tema. Menurut asal katanya, Tema merupakan kata Yunani tithenai, yang berarti menempatkan. Dar segi proses penulisan karangan, tema dan topik memiliki rumusan yang berlainan walaupun nantinya apa yang

Page 9: Karan Gan

dirumuskan keduanya memiliki hakikat yang sama. Apabila topik bermakna pokok karangan, maka tema diartikan sebagai suatu perumusan dari topik yang dijadikan landasan penyusunan karangan. Berdasarkan pengertian tersebut, jelaslah bahwa topik lebih singkat dan lebih abstrak daripada tema. Topik dirumuskan lebih dahulu dari tema.

Untuk merumuskan topik yang baik dipergunakan ukuran berikut.a.      Menarik perhatian penulis

Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha untuk secara serius mencari data yang penting dan relevan dengan masalah yang ia karang. Penulis akar؛ terdorong terus-menerus agar karangannya itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya Sebaliknya, suatu topik yang sama sekali tidak disenangi, dapat menimbulkan kesalahan apabila terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha menemukan data dan fakta dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ia hadapi.

b.      Dikuasai penulisTopik yang digarap harus pula dikuasai penulis. Sekurang-kurangnya ia

mengetahui hai- hal mendasar dari persoalan yang hendak dikarangnya. Idealnya, topik itu merupakan sesuatu yang lebih diketahui penulis daripada pembacanya.

c.       Menarik dan aktualSuatu karangan disusun tidak lain untuk dibaca oleh orang lain, oeh

karena itu, minat pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan penulis. Walaupun yang menarik minat itu amat bergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri, namun hal- hal berikut merupakan sesuatu yang diminati masyarakat secara umum: yang aktual, penting, penuh konflik, rahasia, humor. atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.

d.      Ruang lingkupnya terbatasApabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal. Pada

akhimya karangan itu tidak menarik bagi pembaca. Pembatasan ruang

Page 10: Karan Gan

lingkup topik, memungkinkan penulis untuk mengarang dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri. Pembatasan topik dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk menelaah dan meneliti masalah yang akan ditulisnya secara intensif.

2.      Merumuskan Judul KaranganErat kaitannya dengan topik atau tema serta tujuan karangan, adalah

judul. Apabila topik merupakan gagasan pokok yang akan dibahas, maka judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan itu. Judul berfungsi pula sebagai slogan promosi untuk menarik -ninat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Sering kali judul dirumuskan lebih dulu sebelum karangan dibuat. Namun demikian, judul dapat pula dirumuskan setelah karangan itu selesai.Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

a.       Relevan, ada hubungannya dengan isi karangan.b.      Provokatif dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca.c.       Singkat, mudah dipahami dan enteng diingat.

3. Menyusun Kerangka KaranganKerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar

suatu karangan. Manfaat kerangka karangan:a.       Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih

sistematis dan teratur.b.      Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan

yang tidak penting;c.       Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan;d.      Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.

Berdasarkan bentuknya, kerangka karangan dapat dibedakan ke dalam bentuk kerangka kalimat dan kerangka topik.

a.       Kerangka kalimat

Page 11: Karan Gan

Kerangka kalimat merupakan suatu bentuk kerangka karangan yang berupa pernyataan- pernyataan lengkap, yang perumusannya berupa kalimat berita atau kalimat tanya.

b.      Kerangka topikKerangka topik dinyatakan dalam kata atau frase. Dari segi kejelasannya, kerangka topiL tidak sejelas kerangka kalimat. Namun demikian, kerangka topik sifatnya lebih longgar daa tidak kaku. Penyusunannya pun lebih mudah.

Langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut.

4.      Mengumpulkan Bahan/DataUntuk memperkaya pemahaman dan pengetahuannya, seorang

penulis harus mengumpulkan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema karangan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca bahan acuan tertentu mengadakan wawancara, atau pengamatan lapangan. Kita dapat langsung mengamati objek yang akan kita karang dan dapat pula kita mengadakan percobaan. Kedua cara tersebut penting dilakukan agar data yang kita peroleh lebih mantap dan tidak meragukan.

Semua bahan yang kita peroleh, kita catat supaya tidak mudah dilupakan. Catatan harus rapi dan teratur sehingga mudah dalam pemanfaatannya.

Tiap-tiap data yang kita peroleh kita catat di atas kartu atau lembaran kertas yang lepas Kartu atau kertas lepas sangat mudah kita susun menurut keperluan kita dan mudah puli menyisihkannyajika sebuah catatan ternyata tidak kita perlukan lagi. Buku tulis dapat juga kiti pakai, tetapi tidak praktis, sebab halamannya terikat dan tidak mudah disusun.

5.      Mengembangkan Kerangka Karangan Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka karangan itu

menjadi karangan yang lengkap dan utuh.

Page 12: Karan Gan

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan dalam pengembangan karangan, di antaranya adalah dengan pola pengembangan urutan pemecahan masalah. Bila pola ini yang dipilih, maka penyusunan karangan dimulai dari penyajiar. masalah tertentu. Kemudian, pembahasannya bergerak menuju anal isis dan kesimpulan- kesimpulan. Dengan demikian, karangan berpola urutan pemecahan masalah dibentuk oleh tiga bagian utama, yaitu:

a.       Deskripsi mengenai suatu masalah yang akan dibahas, b.      Analisi terhadap sebab-sebab atau akibat-akibat dari masalah itu, danc.       Alternatif atau kesimpulan sebagai pemecahan masalah.

6.      Cara Pengakhiran dan PcnyimpulanBaik itu pengakhiran maupun penyimpulan, sama-sama terletak pada

bagian penutup suatu karangn. Dengan demikian, dari segi letak, keduanya memiliki persamaan. Bedanya dalam hal fungsi dan cara perumusannya. Pengakhiran merupakan bagian bacaan yang fungsinya menandakan bahwa bacaan itu selesai atau sudah berakhir. Bagian pengakhiran masih merupakan fungsinya sebagai penutup dari suatu perincian. Hubungan bagian pengakhiranbagian sebelumnya terbentuk dalam pola umum-khusus.

Hal ini berbeda dengan penyimpulan . Adalah betul bahwa bagian penyimpulan pun umumnya terletak pada bagian akhir suatu karangan. Hanya saja, kesimpulan berfungsi pula sebagai pemaknaan kembali atas uraian-uraian sebelumnya. Hubungan antara bagian kesimpulan dengan bagian sebelumnya bersifat khusus-umum. Bagian tersebut merupakan sebuah generalisasi atas rurnum dari uraian sebelumnya.Contoh:

Kalau kamu adalah salah seorang pengurus OSIS atau organisasi lainnya, sebaiknya kamu memanfaatkan kesempatan itu untuk latihan komunikasi di depan tak perduli sebatas apa kemampuanmu dalam menggunakan kata-kata. Bila pertama kali kamu berbicara terpatah-patah

Page 13: Karan Gan

dan sedikit deg-degan, itu hal biasa. Lama-kelamaan kamu akan terbiasa dengan latihan semacam itu. Apalagi kalau kamu diundang seminar, acara diskusi, atau rapal lainnya, berbahagialah kamu dan kamu manfaatkan kesempatan itu untuk mengasah lidahmu agar terbiasa dan dan lancar untuk mengeluarkan mengeluarkan pendapat pada orang lain.

Paragraf di atas fungsinya hanya sebagai penanda bahwa uraian atas bacaan yang berjudul “Remajad an Aprehensi Komunikasi” sudah berakhir. Dalam paragraf tersebut tidak ditemukan rumusan kesimpulan.

7.      Menyempurnakan KaranganMenyusun karangan, baik itu karangan ilmiah, populer, maupun

karangan sastra, yang sekali jadi memang cukup sulit. Kecuali bagi yang sudah betul-betul ahli, sangat jarang orang yang bisa menyusun karangan yang langsung sempurna. Ada saja kesalahan atau kekeliruan yang harus diperbaiki, baik itu dengan sistematika penulisan, kelogisan ide, istilah yang digunakan atau pun ejaannya. Karena itu, pembahasan dan peninjauan ulang atas karangan yang telah dibuat, merupakan sesuatu yang penting dilakukan.

8.      Penggolongan Karangan Menurut Bobot IsinyaBerdasarkan bobot isinya. karangan dapat dibagi atas tiga jenis. yaitu

(1) karangan ilmiah, (2) karangan semi-ilmiah atau ilmiah populer. dan (3) karangan non-ilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Sementara itu, yang tergolong ke dalam karangan semi- ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini. feature, tips, dan reportase. Selanjutnya, yang tergolong ke dalam karangan non-ilmiah antara lain adalah anekdot, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi. dar. naskah drama.

Ketiga jenis karangan tersebut tadi memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Kebalikan dari

Page 14: Karan Gan

karangan ilmiah adalah karangan non-ilmiah. yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan baku tadi. Sementara itu, karangan semi-ilmiah berada di antara keduanya.

Yang akan dibahas dalam buku ini hanya dua jenis karangan pertama saja, yaitu karangan ilmiah dan semi-ilmiah/populer karena kedua jenis karangan inilah yang banyak diperlukan oleh mahasiswa. 

Antara karangan ilmiah dan karangan ilmiah populer tidak banyak perbedaan yang mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika pada Karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus di bidang ilmu tertentu pada karangan ilmiah populer bahasa yang terlalu teknis tersebut kadang-kadang dihindari dan sebagai gantinya digunakan istilah umum.

9.      Sistematika KaranganSecara umum bagian-bagian karangan itu sama, yaitu adanva gian awai, bagian inti, dan bagian penutup. Akan tetapi, dalam materi perkuliahan ini hanya ditampilkan bagian-bagian makalah miah. Fokus kajian adalah pengembangan isi bagian-bagian atau isi stematika makalah, khususnya bagian inti.

a.      Bagian Awal1.      Halaman Sampul dan Halaman Judul1)      Judul atau nama karangan. Halaman judul mencantumkan narru karangan,

penjelasan adanya tugas, nama pengarang, kelengkapan indentitas pengarang (nomor induk/registrasi, klas, nomor absen). nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan tahun penulis.

2)      Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memeperhatikan unsur-unsur sebagai berikut.

(1)   Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.(2)   Judul harus menarik pembaca, baik makna maupun penulisannya.

Page 15: Karan Gan

(3)   Sampul berisi nama karangan, penulis, dan penerbit.(4)   Halaman judul berisi nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, dan

penerbit.(5)   Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetris (untuk karangan

formal) atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal)

(6)   Bagian-bagian yang tertulis pada halaman judul:a.       Judul diketik dengan huruf kapitalb.      Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat. Misalnya:

Makalah ini disusun untuk melengkapi Tugas Ujian Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Genap 2008

c.       Nama penulis ditulis dengan huruf kapital. Kemudian, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Misalnya: SATRIAH

320321564d.      Logo universitas untuk skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah

ilmiah tidak harus menggunakane.       Data institusi. Mahasiswa harus mencantumkan program studi, jurusan,

fakultas, universitas, nama kota dan tahun dengan huruf kapital. Misalnya:JURUSAN GEOGRAFI, FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH, 2008

2.      Kata PengantarKata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan

mengapa menulis karangan ini dilakukan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan Kata Pengantar. Urutan cara penulisan dan unsur-unsur informasi yang harus dicantumkan dalam kata pengantar adalah sebagai berikut.

1)                  Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;2)                  penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah;3)                  penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah;

Page 16: Karan Gan

4)                  penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga;

5)                  ucapan terima kasih kepada seseorang/lembaga yang membantu;6)                  harapan penulis atas karangan tersebut:7)                  manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran;8)                  penyebutan nama kota, tanggai, bulan, tahun. dan nama lengkap penulis,

tanpa dibubuhi tanda tangan. - Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah

sehingga sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, naskah utama, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.Hal-hal yang harus dihindari dalam pembuatan kata pengantar:

1)                  menguraikan isi karangan;2)                  mengungkapkan perasaan berlebihan:3)                  menyalahi kaidah bahasa;4)                  menunjukan sikap kurang percaya diri;5)                  kurang meyakinkan;6)                  kata pengantar terlalu panjang:7)                  menulis kata pengantar semacam sambutan.

3.      Daftar isiDaftar isi adalah bagian pelengkapan pendahuluan yang memuat garis

besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk merujuk halaman judul bab, subbab, dan unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.

Page 17: Karan Gan

Daftar isi disusun secara konsisten, baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan sub-subbab. Konsisten ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. Jika menggunakan angka desimal, angka pertama nomor Bab I pada baris pertama harus diikuti secara lurus dengan angka pertama nomor Bab II, Bab III, dan seterusnya. Untuk menghasilkan daftar isi yang baik, perhatikan hal- hal berikut ini.

1)                  Setiap judul bab dan subbab disusun secara paralel atau konsisten.2)                  Nomor dan penggunan huruf (harus kapital dan huruf kecil) berfungsi

sebagai ciri atau penanda judul bab, subbab, dan rincian ditulis dengan huruf kapital pada setiap awai kata, sedangkan kata tugas (misalnya: yang, kepada, dari) ditulis dengan huruf kecil seluruhnya.

3)                  Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, subbab, dan rincian. Untuk memudahkan pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan dengan titik-titik.

4)                  Tajuk bab, subbab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan, dan disusun dengan ragangan.

5)                  Skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan daftar isi.

6)                  Daftar isi tidak sama dengan ragangan karangan. Ragangan menggambarkan uraian (analisis dan sintetis) bagian utama karangan, sedangkan daftar isi mencantumkan seluruh unsur pelengkap pendahuluan, bagian utama (isi) karangan, dan pelengkap penutup.

7)                   

4.      Daftar Gambar Setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam

daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan judul gambar dan nomor halaman.

5.      Daftar Tabel

Page 18: Karan Gan

Setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.

b.      Bagaian Inti/Utama1.      Pendahuluan

Pendahuluan dalam makalah terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan, pembahasan, dan pembatasan masalah. Keseluruan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan.'

a)      Latar belakang masalah, menyajikan1)      Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaar. yang akan

diuraikan jawabnya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan di jawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas. misalnya: deduktif, sebab-akibat, atau induktif.

2)      Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan dan memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.

3)      Pengetahuan tentang studi perpustakaan dengan menggunakan infoimasi mutakhir dari buku-buku ilmiah. jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbitan baru.

4)      Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan dengan menggunakan kata tanya yang menuntut adanva analisis, misalnya bagaimana..., mengapa..... Contoh: Bagaimana pengaruh teknologi terhadap pelestarian budaya sendiri? Bagaimana hubungan X terhadap Y? Bagaimana upaya mengatasi kemiskinan masyarakat kumuh di Kelurahan Pulo Gadung? Mengapa budaya tradisi kurang berkembang?

5)      Tidak menggunakan kata apa karena kata tersebut tidak menuntut adanya analisis, tetapi cukup dijawab ya atau tidak.

b)     Tujuan penulisan berisi

Page 19: Karan Gan

1)      Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.

2)      Upaya pokok yang harus dilakukan. misalnya: mendiskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsikan data sekunder tentang kuaiitas tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsiksn kreativitas baru yang merupakan sinergi budaya tradisi dan teknologi muktakhir; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; membuktikan bahwa pembagunan lingkungan permukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.

3)      Tuiuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua. tujuan juga dirinci menjadi dua.

2.      Inti KaranganBagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian

oembahasan masalah.

Page 20: Karan Gan

BAB IIKUTIPAN DAN BIBLIOGRAFI

A.    Kutipan1.      Pengertian Kutipan

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku maupun majalah. Sangat membuang waktu bila sebuah kebenaran yang telah diselidiki dan dibuktikan oleh seorang ahli serta sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku atau majalah harus diselidiki kembali oleh seorang penulis untuk menemukan kesimpulan yang sama. Penulis cukup mengutip pendapat yang dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca sehingga pembaca dapat mencocokan kutipan itu dengan sumber aslinya.

Walaupun kutipan dari pendapat seorang ahli itu diperkenankan, tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri atas kutipan-kutipan. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya jangan dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam pendapat. Kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu.

2.      Macam-macam Kutipana.      Kutipan Langsung

Kutipan langsung merupakan kutipan yang dilakukan dengan menyalin sepenuhnya teks dan bacaan yang menjadi rujukan. Kutipan langsung yang kurang dari lima.baris ditik dua spasi dan menyatu dengan bagian kalimat penulis. Sebaliknya, kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih ditik satu spasi terpisah dengan bagian kaiimat penulis dan tanpa menggunakan tanda petik dua.Contoh kutipan langsung kurang dari lima baris:

Page 21: Karan Gan

Sutejo, dkk. (2000:16) mengungkapkan bahwa “dalam kaitannya engan

pembakuan kosakata, hal yang perlu dipertimbangkan antara lain bentuk

leksikon yang merekam makna. ejaan, etimologi, ketepatan pemakaian. dan

keberterimaannya di masyarakat.”

b.      Kutipan Tidak LangsungKutipan tidak langsung merupakan upaya merujuk pendapat orang lain

dengan menggunakan bahasa penuiis sendiri.Contoh kutipan tidak langsung:Surachamad (1977:423) mengatakan bahwa metode penyajian grafik kini

telah menjadi suatu alat komunikasi.

B.     Bibliografi1.      Pengertaian Bibliografi

Yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel. dan bahan-bahan penerbiatan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan. Melalui daftar pustaka itu kita dapat melihat kembali sumber aslinya. Bibliografi berfungsi sebagai pelengkap maksudnya bila seorang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang dipakai oleh si penulis, hal itu akan lebih mudah didapat karena dalam bibliografi dicantumkan keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku tersebut.

2.      Unsur-unsur dalam bibliografi Unsur-unsur yang harus ada dalam bibliografi:

a.       nama pengarang ditulis dengan cara membalikan unsur-unsur namanya.b.      Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang. Selama ini. penulisannya

terdapat dua versi, yakni ada yang disertai tanda kurung ada pula yang tidak. Apabila menggunakan tanda kurung, setelah nama pengarang tidak menggunakan tanda titik. Misalnya:

Page 22: Karan Gan

Tarigan, Henry Guntur (1990). Apabila tidak menggunakan tanda kurung, setelah nama pengarang

dibubuhkan tanda titik. Misalnya:Tarigan. Henry guntur. 1990.

c.       Judul buku, termasuk judul tambahannya.d.      Data publikasi yang meliputi: penerbit, ko ta. dan tahun terbit.e.       Untuk sebuah artikel diperlukan juga judul artikel, nama majalah, jilid.

nomor, dan tahun terbit.

3.      Bentuk Bibliografia.       Buku yang ditulis oleh seorang pengarang

Putrayasa, Ida Bagus. 2006. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

4.      Penyusunan BibliografiAkhimya perlu diadakan penerapan bagaimana menyusun sebuah

daftar bibliografi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita menyusun daftar bibliografi:

a.       Nama pengarang diurutkan menurut alfabetis.b.      Bila tidak ada pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam

urutan alfabet.c.       Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi.

untuk referensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.

d.      Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Akan tetapi, jarak antara pokok dengan pokok vang lain adalah dua spasi.

e.       Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan.