KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

85
KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS GULA MERAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi S-1 Teknologi Hasil Pertanian Disusun Oleh: RMA NURROCHMAH D.111.15.0071 PROGAM S-1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS SEMARANG 2019

Transcript of KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

Page 1: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAIDENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS GULA MERAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Mencapai Gelar Sarjana S-1

Program Studi S-1

Teknologi Hasil Pertanian

Disusun Oleh:

RMA NURROCHMAH

D.111.15.0071

PROGAM S-1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS SEMARANG2019

Page 2: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …
Page 3: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …
Page 4: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …
Page 5: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

v

ABSTRAK

RMA Nurrochmah, NIM : D.111.15.0071.Karakteristik SoygurtBerbahan Dasar Susu Kedelai dengan Penambahan Berbagai Jenis GulaMerah(Pembimbing : Adi Sampurno dan A. Nani Cahyanti).

Soyghurt adalah suatu produk fermentasi susu kedelai yang menggunakankultur (biakan murni) bakteri Streptococcosthermophillus danLactobacillusbulgaricus, yang telah umum dipakai dalam proses pembuatanyogurt.Susu kedelai mempunyai potensi gizi yang cukup lengkap untukmemenuhi kebutuhan tubuh manusia antara lain adalah kalori, protein, lemak,karbohidrat, kalsium, fosfor, besi dan beberapa jenis vitamin.Berbagai jenis gulamerah memiliki rasa asam dan aroma yang khas yang tidak dapat digantikandengan gula lain. Proses pembuatan soygurt dengan penambahan beberapa jenisgula merah dengan konsentrasi 50 g dapat berpengaruh terhadap total gula, totalgula reduksi, total asam asetat dan kesukaan aroma pada soygurt yang dihasilkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan total gula,total gula reduksi, total asam asetat dan kesukaan aroma soygurt denganpenambahan berbagai jenis gula merah. Penelitian menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) satu faktor, yaitu P1 = Kontrol( tanpa penambahan gula merah),P2= gula siwalan, P3= gula kelapa, P4=gula aren dan P5= gula tebu, dengan 4 kaliulangan. Data analisa dengan analisis ragam dan apabila ada perbedaan antarperlakuan dilanjutkan dengan uji lanjut Dunnet pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukan perbedaan nyata terhadap total gula, total gulareduksi, total asam asetat dan tingkat kesukaan aroma. Nilai totalgulayangdihasilkan mempengaruhinilai total gula reduksi yang dihasilkan dankeasaman soygurt dengan penambahan beberapa jenis gula merah dan memilikipengaruh terhadap skor kesukaan aroma.Penambahan beberapa jenis gula merahtidak mampu menaikkan hasil asam asetat soygurt sehingga kurang tepatdiaplikasikan pada soygurt.

Kata Kunci: Soygurt, Susu kedelai, total gula, total gula reduksi, totalasam,kesukaan aroma.

Page 6: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

vi

ABSTRACT

RMA Nurrochmah, NIM : D.111.15.0071.Characteristics of SoygurtSoy Milk With Additionof Various Types of Brown Sugar(Supervisor: AdiSampurno dan A. Nani Cahyanti).

Soyghurt is a product that uses soy milk fermentation kultur (culture pure)bacteria Lactobacillus bulgaricus Streptococcos thermophillus and, which hasbeen commonly used in the process of making yogurt. Soy milk has a fairlycomplete nutritional potential to meet the needs of the human body such ascalories, protein, fat, carbohydrate, calcium, phosphorus, iron and some kinds ofvitamins. Various types of brown sugar has asour taste and distinctive scent whichcannot be replaced with other sugar. The process of making soygurt with theaddition of several types of sugar can affect total sugars, total sugarsreduction,total acetic acid and fondness scentsat soygurt were produced.

The purpose of this research is to know the content of total sugars, totalsugars reduction, total acetic acid and fondness scents soygurt with the addition ofvarious types of brown sugar. Research using Complete Randomized Design(CRD) one factor, namely P1 = control (without the addition of brown sugar), P2=Borassusflabellifer sugar, P3= Coconut sugar, P4= Palm sugar and P5= Browncane sugar, with a repeated 4 times. Data analysis with the analysis and if there isa difference between the treatment continued with further test the extent of 5% onDunnet.

Results of the study showed a significant difference to the total sugars,total sugars reduction, total acetic acid and the levelfondness scent. The totalvalue of the resulting sugar affect the total value of the resulting reduction insugar and acidity of soygurt with the addition of some kind of brown sugar andhas influence on the score a fondness scent.The addition of some types of brownsugar is not able to raise the yield of acetic acid soygurt so the less precise appliedon soygurt.

Key words:Soygurt, soy milk, total sugars, total sugarsreduction, total acetidacid,fondness scents.

Page 7: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelsaikan penelitian dan menyusun

laporan skripsi dengan judul “Karakteristik Soygurt Berbahan Dasar Susu

Kedelai dengan Penambahan Berbagai Jenis Gula Merah”. Penulisan skripsi

dapat diselesaikan dengan baik dengan bantuan dari berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Adi Sampurno, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan penulisan laporan.

2. A. Nani Cahyanti, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan penulisan

laporan.

3. Dr. Ir. Rohadi, M.P. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

pengarahan dalam penulisan laporan.

4. Tim dosen penelitian dengan topik kajian karakteristik soygurt berbahan dasar

susu kedelai dengan penambahan berbagai jenis gula merah.

5. Dr.Ir. Haslina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Semarang.

6. Ir. Sri Haryati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Universitas Semarang.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang.

8. Ibu, Bapak, Kakak dan seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan

dukungan sehingga penulis dapat menyelsaikan laporan.

Page 8: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

viii

9. Atika Amalia F., Agustina N., dan M. Taufik I. selaku teman satu team

penelitian. Serta teman-teman Fakultas Teknologi Pertanian khususnya

angkatan 2015.

10. Seluruh Pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan laporan. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat khususnya bagi pihak yang membaca.

Semarang, 28 Febuari 2019

Penulis

Page 9: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN I ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN II ...................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

E. Hipotesis............................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Susu Kedelai ........................................................................................ 4

B. Yogurt Susu Kedelai (Soygurt) ............................................................ 6

C. Gula Merah Sebagai Additif ................................................................ 9

D. Total Gula............................................................................................. 11

E. Total Gula Reduksi .............................................................................. 12

F. Total Asam Asetat................................................................................ 13

G. Kesukaan Aroma.................................................................................. 13

Page 10: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

x

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu ............................................................................... 15

B. Bahan dan Alat ..................................................................................... 15

C. Rancangan Percobaan .......................................................................... 16

D. Prosedur Penelitian............................................................................... 17

E. Prosedur Analisa .................................................................................. 21

BAB IV. PEMBAHASAN

A. Total Gula Soygurt ............................................................................... 29

B. Total Gula Reduksi .............................................................................. 31

C. Total Asam Asetat................................................................................ 33

D. Tingkat Kesukaan Aroma Soyurt......................................................... 35

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 38

B. Saran..................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

LAMPIRAN..................................................................................................... 44

Page 11: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi gizi susu kedelai cair dan susu sapi (dalam 100 gram)................. 5

2.Standar Nasional Indonesia(SNI 2891-2009) Yogurt ...................................... 7

3. Komposisi kimia gula aren, gula tebu, gula siwalan dan gula kelapa.............10

4.Skala Kesukaan Aroma Soygurt ......................................................................27

5. Total Gula Soygurt ..........................................................................................29

6. Total Gula Reduksi Soygurt............................................................................31

7. Total Asam Asetat........................................................................................... 33

8. Skor Tingkat Kesukaan Aroma Soygurt ......................................................... 35

Page 12: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir pembuatan subkultur starter....................................................... 17

2. Diagram alir pembuatan susu kedelai ............................................................. 19

3. Diagram alir pembuatan Soygurt ................................................................... 21

4. GrafikTotal Gula Soygurt pada Berbagai Perlakuan ..................................... 30

5. Grafik Total Gula Reduksi Soygurt pada Berbagai Perlakuan ...................... 32

6. Grafik Total Asam Asetat Soygurt pada Berbagai Perlakuan ........................ 34

7. Grafik Tingkat Kesukaan Aroma Soygurt pada Berbagai Perlakuan ............ 36

Page 13: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. DokumentasiPenelitian..............................................................................44

2. Data Total Gula dan Hasil Uji Statistik.....................................................46

3. Data Total Gula Reduksi dan Hasil Uji Statistik.......................................48

4. Data Total Asam Asetat dan Hasil Uji Statistik ........................................50

5. Data Kesukaan Aroma dan Hasil Uji Statistik ..........................................52

6. Hasil Pengujian Lab. Chem-mix Pratama .................................................60

7. Kuisioner Organoleptik .............................................................................66

Page 14: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Susu kedelai mempunyai potensi gizi yang cukup lengkap untuk memenuhi

kebutuhan tubuh manusia antara lain adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat,

kalsium, fosfor, besi dan beberapa jenis vitamin. Dan susu kedelai memiliki kadar

protein yang hampir sama dengan susu sapi. Untuk itu perlu dilakukan upaya

modifikasi susu kedelai ke dalam suatu bentuk produk pangan yang disukai oleh

konsumen karena tampilanya yang menarik dan citarasanya yang disukai. Salah

satunya adalah pengembangan susu kedelai menjadi yogurt susu kedelai( soygurt).

Soyghurt adalah suatu produk fermentasi susu kedelai yang menggunakan

kultur (biakan murni) bakteri Streptococcos thermophillus dan Lactobacillus

bulgaricus, yang telah umum dipakai dalam proses pembuatan yogurt. Namun

pemanfaatan susu kedelai masih terbatas karena citarasanya yang kurang

disenangi disebabkan terdapat kandungan off-flavour atau sering disebut dengan

aroma “langu”. Rasa langu pada susu kedelai disebabkan oleh adanya aktivitas

enzim lipokgenase pada biji kedelai.

Menambahkan susu kedelai dengan berbagai jenis gula merah (gula tebu,

gula kelapa, gula aren, dan gula siwalan) dalam pembuatan soygurt diharapkan

dapat memperbaiki cita rasa karena gula merah yang memiliki rasa manis dan

sedikit asam yang disebabkan oleh kandungan asam organik didalamnya yang

akan dirombak menjadi gula reduksi yang dimanfaatkan BAL untuk membentuk

asam laktat dengan menurunkan pH dan aroma khas karamel yang diduga

Page 15: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

2

disebabkan adanya reaksi karamelisasi akibat pemanasan selama pemasakan.

Karamelisasi memberikan kontribusi pada aroma karena selain menghasilkan

warna coklat juga menghasilkan senyawa maltol dan isomaltol yang memiliki

aroma karamel kuat dan rasa manis (Tjahjaningsih, 1996). Dikutip dari jurnal

Noviar, dkk. (2013) Semakin banyak gula kelapa yang ditambahkan pada setiap

perlakuan maka aroma yang ditimbulkan semakin beraroma kelapa sehingga dapat

mempengaruhi tingkat kesukaan panelis.

Hasil penelitian Yusmarini (2004), bahwa apabila susu kedelai langsung

diinokulasi tanpa penambahan glukosa tidak akan menghasilkan yoghurt yang

berkualitas baik hal ini ditandai dengan masih tingginya nilai pH, tidak terjadi

penggumpalan protein dan masih rendahnya tingkat kesukaan panelis. Glukosa

akan membantu pertumbuhan bakteri dalam membantu metabolisme yoghurt,

yang akan mempengaruhi cita rasa yogurt.

Melihat situasi demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu

melalui pembuatan soygurt dengan penambahan gula merah sebagai tambahan

sumber energi bagi probiotik untuk tumbuh sekaligus memberi kontribusi

berbagai jenis asam dan karamel untuk menurunkan aroma langu agar lebih

disukai serta mengidentifikasi sifat kimia dan organoleptik yang dihasilkan.

B. Perumusan Masalah

Pemanfaatan susu kedelai masih terbatas karena citarasanya yang kurang

disenangi disebabkan terdapat kandungan off-flavour atau sering disebut dengan

aroma “langu”. Guna mengatasi hal tersebut perlu dikembangkan menjadi produk

soygurt dengan aroma “langu”nya lebih ringan, sehingga lebih disukai konsumen.

Page 16: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

3

Timbulnya berbagai jenis asam dan karamel selama proses fermentasi

soygurt dipengaruhi oleh kandungan gula merah yang digunakan sebagai

tambahan pada pembuatan soygurt, dimana diduga dapat menurunkan aroma”

langu”. Untuk itu perlu diketahui upaya mengetahui apakah penambahan berbagai

jenis gula merah berpengaruh terhadap karakteristik soygurt yang dihasilkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan total gula,

total gula reduksi, total asam asetat dan kesukaan aroma soygurt dengan

penambahan berbagai jenis gula merah.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi

produsen dan konsumen soygurt kedelai mengenai gambaran variabel kandungan

total gula, total gula reduksi, total asam asetat dan kesukaan aroma soygurt yang

ditambahkan berbagai jenis gula merah. Lebih lanjut diharapkan hasil penelitian

ini dapat meningkatkan kesukaan konsumen untuk mengkonsumsi produk

soygurt.

Diduga penambahan berbagai jenis gula merah berpengaruh nyata terhadap

total gula, total gula reduksi, total asam asetat dan kesukaan aroma soygurt yang

dihasilkan.

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Hipotesis

Page 17: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai (Glycine max) sebagai bahan dasar pembuatan susu kedelai adalah

bahan pangan fungsional yang memiliki kandungan protein yang tinggi (35-38%)

dan juga kandungan lemak yang cukup tinggi (± 20%). Selain kandungan protein

yang tinggi, kedelai memiliki kandungan serat (dierary fiber), vitamin, dan

mineral (Affandi, dalam Khamidah dan Istiqomah, 2012)

Susu kedelai merupakan minuman ekstrak kedelai yang dibuat dengan cara

menghaluskan kedelai yang telah di giling kemudian menambahkan air dengan

perbandingan tertentu sehingga diperoleh cairan bewarna putih susu dengan

aroma yang khas. Penggunaan susu kedelai sebagai bahan dasar pembuatan

yogurt semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir. Hal ini didasarkan pada

beberapa keunggulan yang dimiliki oleh kedelai. Susu kedelai mempunyai potensi

gizi yang sangat tiggi dan hampir sama dengan susu hewani. Salah satunya adalah

susu kedelai memiliki kadar protein yang hampir sama dengan susu sapi dan

komposisi asam amino lisin yang lebih tinggi dibandingkan susu sapi.

Keunggulan lain dari susu kedelai dibandingkan susu sapi adalah susu kedelai

tidak mengandung kolestrol.

Komposisi gizi di dalam susu kedelai dan susu sapi dapat dilihat pada Tabel

1. Dapat dilihat bahwa kandungan protein dalam susu kedelai hampir sama

dengan kandungan protein dalam susu sapi.

A. Susu Kedelai

Page 18: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

5

Tabel 1.Komposisi gizi susu kedelai cair dan susu sapi (dalam 100 gram)Komponen Susu kedelai Susu sapi

Kalori (Kkal)Protein (gr)Lemak (gr)Karbohidrat (gr)Kalsium (mg)Fosfor (gr)Besi (gr)Vitamin A (SI)Vitamin B1 (tiamin) (mgr)Vitamin C (mgr)

41,003,502,505,0050,0045,000,70

200,000,082,00

61,003,203,504,30

143,0060,001,70

130,000,031,00

Sumber: Aman dan Hardjo, (1973)

Susu nabati yang kerap digunakan sebagai pengganti bahan dasar

pembuatan yogurt berasal dari kedelai. Dilingkungan sekitar kita sudah banyak

dijumpai susu kedelai yang dijual dimasyarakat, namun pada susu kedelai

terdapat kandungan off-flavour atau sering disebut dengan “langu” sehingga

kurang begitu disukai. Timbulnya rasa langu disebabkan oleh kerja enzim

lipoksigenase yang terdapat dalam biji kedelai, enzim tersebut bereaksi dengan

lemak saat dinding sel pecah oleh penggilingan, terutama jika penggilingan

dilakukan secara basah dengan suhu dingin. Hasil reaksi tersebut menghasilkan

paling sedikit delapan senyawa volatile (mudah menguap), dimana senyawa yang

paling banyak menghasilkan rasa langu adalah etil-fenil-keton. Namun enzim

lipoksigenase mudah rusak oleh panas sehingga enzim lipogenase dapat

diinaktifkan dengan beberapa cara seperti penggilingan dengan air panas,

blanching dan pengolahan lebih lanjut menjadi susu fermentasi.

Dari situasi demikian, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengolahan lebih lanjut seperti soygurt dan additif yang tepat yang

dapat memperbaiki aroma langu pada susu kedelai. Karena dalam pengolahan

Page 19: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

6

lebih lanjut seperti soygurt saja tanpa penambahan additif masih belum cukup

untuk menghilangkan aroma langu pada soygurt yang dihasilkan, Dikutip dari

jurnal Nizori, Addition, dkk. 2007 yaitu Pembuatan Soygurt Simbiotik Sebagai

Pangan Fungsional dengan Penambahan Kultur Campuran menyatakan bahwa

pada hasil organoleptik nilai aromanya dihasilkan berkisar antara 2,70-3,35 yang

menunjukan panelis cenderung tidak suka sampai netral. Hal ini karena aroma

soygurt yang masih agak langu. Sehingga perlu dilakukan pembuatan soygurt

dengan additif yang tepat salah satunya adalah dengan penambahan berbagai

macam gula merah.

kultur (biakan murni) bakteri Streptococcos thermophillus dan Lactobacillus

bulgaricus, yang telah umum dipakai dalam proses pembuatan yogurt. Yogurt

didefinisikan sebagai bahan pangan yang berasal dari susu sapi dengan bentuk

seperti bubur atau es krim yang merupakan hasil fermentasi susu sapi

menggunakan kedua bakteri di atas.

Menurut Winarno dkk., (2003) dasar fermentasi susu atau pembuatan

yoghurt adalah proses fermentasi komponen gula-gula yang ada di dalam susu,

terutama laktosa menjadi asam laktat dan asam-asam lainnya. Asam laktat yang

dihasilkan selama proses fermentasi dapat meningkatkan citarasa dan

meningkatkan keasaman atau menurunkan pH-nya. Penambahan gula sangat

diperlukan pada pembuatan soyghurt agar rasanya lebih manis, enak, karena pada

B. Yogurt Susu Kedelai (Soygurt)

Soyghurt adalah suatu produk fermentasi susu kedelai yang menggunakan

Page 20: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

7

umumnya soyghurt lebih asam dari yoghurt (Winarno,1984). Daftar mutu Standar

Nasional Indonesia (SNI) mengenai yogurt dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Standar Nasional Indonesia (SNI 2891-2009) YogurtKriteria Uji Persyaratan

Keadaana. Konsentrasib. Abuc. Rasad. Larutan

Kental / semi padatNormal / khasKhas / asamHomogen

Lemak (% b/b) Maksimal 3,8Berat kering tanpa lemak (BKTL) (% b/b) Maksimal 8,2Protein (% b/b) Minimal 3,5Abu (% b/b) Maksimal 1,0Jumlah asam (hitung sebagai laktat) (% b/b) 0,5 – 2,0Cemaran logam (mg/kg)

a. Timbal (mg/kg)b. Tembaga (mg/kg)c. Timah (mg/kg)d. Raksa (mg/kg)

Maksimal 0,3Maksimal 20Maksimal 40Maksimal 0,03

Arsen (mg/kg) Maksimal 0,1Cemaran mikroba

a. Bakteri Colifrom (APM/g)b. E. Coli (APM/g)c. Salmonela

Maksimal 10Kurang dari 3Negatif 100 g

Sumber: SNI Yogurt(SNI 2891-2009), 2009

Sejumlah gula dan pemanis dapat ditambahkan kedalam susu sebelum

fermentasi dilakukan untuk meningkatkan viabilitas bakteri asam laktat

didalamnya. Semakin lama fermentasi dan semakin banyak glukosa yang

ditambahkan, mikroorganisme berkembang biak semakin banyak sehingga

kemampuan mikroba memecah glukosa menghasilkan metabolik primer (asam

laktat) dan metabolik sekunder (aktivitas antibakteri dan polifenol semakin

banyak) (Astawan, 2008). Diharapkan penambahan gula juga sekaligus

menambah sumber energi dan sumber karbon, karena kekurangan dari susu

kedelai tidak terdapat gula susu (laktosa) melainkan karbohidrat dari golongan

Page 21: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

8

oligosakarida yang tidak dapat digunakan sebagai sumber energi dan sumber

karbon bagi kultur untuk memicu aktifitas pertumbuhan bakteri pada proses

pembuatan susu fermentasi.

Hasil penelitian Yusmarini (2004), bahwa apabila susu kedelai langsung

diinokulasi tanpa penambahan glukosa tidak akan menghasilkan yoghurt yang

berkualitas baik hal ini ditandai dengan masih tingginya nilai pH, tidak terjadi

penggumpalan protein dan masih rendahnya tingkat kesukaan panelis. Glukosa

akan membantu pertumbuhan bakteri dalam membantu metabolisme yoghurt,

yang akan mempengaruhi cita rasa yogurt.

Gula merah memiliki rasa dan aroma yang khas. Adanya asam-asam organik

menyebabkan gula merah mempunyai aroma khas, sedikit asam dan berbau

karamel (adanya reaksi karamelisasi akibat pemanasan selama pemasakan).

Karamelisasi juga menyebabakan timbulnya warna coklat pada gula merah

(Nurlela, 2002). Karamelisasi memberikan kontribusi pada aroma karena selain

menghasilkan warna coklat juga menghasilkan senyawa maltol dan isomaltol

yang memiliki aroma karamel kuat dan rasa manis (Tjahjaningsih, 1996). Dikutip

dari Noviar, dkk. (2013) semakin banyak gula kelapa yang ditambahkan pada

setiap perlakuan maka aroma yogurt yang ditimbulkan semakin beraroma kelapa

sehingga dapat mempengaruhi tingkat kesukaan panelis pada aroma yogurt.Rata-

rata penilaian organoleptik terhadap aroma berkisar antara 3,12-4,00 dengan

tingkat kesukaan panelis yaitu antara tidak suka hingga suka.

Soygurt berpotensi sebagai makanan fungsional, karena efek fermentasi

pada susu dapat meningkatkan zat gizi dan berpengaruh positif bagi kesehatan.

Page 22: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

9

Namun pada susu kedelai terdapat kandungan off-flavour atau sering disebut

dengan “langu” sehingga kurang begitu disukai. Produksi yogurt susu kedelai

sebagai pangan fungsional diperlukan starter probiotik dan bahan tambahan yang

tepat agar diperoleh mutu fisik, kimia dan mikrobiologi yang baik dan sekaligus

menurunkan aroma susu kedelai yang signifikan sehingga meningkatkan tingkat

kesukaan secara signifikasi pula.

Gula merah adalah jenis gula dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan

dari bunga pohon kelarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan (Anonim,

2014). Gula merah merupakan gula yang bewarna kekuningan atau kecoklatan.

Menurut SNI 01-3743-1995 gula merah terbuat dari cairan nira atau legen yang

dikumpulkan dari pohon kelapa (Cocos nucifera), aren (Arenga Pinnata Merr),

siwalan (Borrassus flabellifera), lontar atau tebu. Cairan yang dikumpulkan lalu

direbus secara perlahan sehinga mengental lalu dicetak dan didinginkan.

Gula merah memiliki sifat-sifat spesifik sehinga peranya tidak dapat

digantikan oleh jenis gula lainya. Gula merah memiliki rasa dan aroma yang khas.

Gula merah memiliki rasa yang manis dengan sedikit asam. Rasa manis pada gula

merah disebabkan adanya kandungan beberapa jenis gula seperti sukrosa,

fruktosa, glukosa dan maltose, sedangkan rasa asam disebabkan oleh kandungan

asam organik didalamnya. Adanya asam-asam organik ini menyebabkan gula

merah mempunyai aroma khas, sedikit asam dan berbau karamel (adanya reaksi

karamelisasi akibat pemanasan selama pemasakan). Karamelisasi juga

menyebabakan timbulnya warna coklat pada gula merah ( Nurlela, 2002).

C. Gula Merah Sebagai Additif

Page 23: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

10

Karamelisasi memberikan kontribusi pada aroma karena selain menghasilkan

warna coklat juga menghasilkan senyawa maltol dan isomaltol yang memiliki

aroma karamel kuat dan rasa manis (Tjahjaningsih, 1996). Dikutip dari jurnal

Noviar, dkk. (2013) Semakin banyak gula kelapa yang ditambahkan pada setiap

perlakuan maka aroma yang ditimbulkan semakin beraroma kelapa sehingga dapat

mempengaruhi tingkat kesukaan panelis.

Sejumlah gula dan pemanis dapat ditambahkan didalam susu proses

fermentasi,sehingga dapat meningkatkan kelangsungan hidup bakteri asam laktat.

Sukrosa merupakan salah satu sumber karbon bagi mikroorganisme yang mudah

dihidrolisa oleh enzim invertase menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Peristiwa ini

sering disebut reaksi inverse. Hasil proses reaksi ini disebut gula invert atau gula

reduksi. Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat

mereduksi senyawa-senyawa penerima electron; semua monosakarida glukosa,

fruktosa galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa), kecuali sukrosa dan pati

(polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi (Wikipedia, 2015).

Tabel 3 . Komposisi kimia gula aren, gula tebu, gula siwalan dan gula kelapadalam 100 gram bahan

Sifat Kimia(%)

Gula Aren Gula Tebu GulaSiwalan

Gula Kelapa

Kadar air 9,16* 10,32* 8,61* 10,92**Sukrosa 84,31* 71,89* 76,85* 68,35**

Gula reduksi 0,53* 3,7* 1,66* 6,58**

Lemak 0,11* 0,15* 0,19* 10***Protein 2,28* 0,06* 1,04* 1,64***Total mineral 3,66* 5,04* 3,15* -Kalsium 1,35* 1,64* 0,86* 0,76***Fosfor 1,37* 0,06* 0,01* 0,37***

Sumber:*=BPTP Banten,2015.,**=Thampan, 1982.,***=Santoso, 1993

Page 24: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

11

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rahma, Fani 2016 yaitu pembuatan

kefir susu kacang merah dengan penambahan jenis gula merah dihasilkan bahwa

penambahan jenis gula merah berpengaruh nyata terhadap pH, total asam serta

organoleptik rasa dan aroma pada kefir kacang merah.

Total gula merupakan jumlah gula pereduksi dan non pereduksi (Apriyanto,

A. dkk., 1989). Gula reduksi merupakan golongan gula atau karbohidrat yang

dapat mereduksi senyawa senyawa penerima elektron, semua monosakarida

(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa) kecuali sukrosa

dan pati (polisakarida) termasuk sebagai gula pereduksi (Anonim,

2015),sedangkan gula non pereduksi misalnya adalah sukrosa. Kemanisan produk

fermentasi dipengaruhi hasil hidrolisis laktosa seperti glukosa, galaktosa dan sisa

laktosa yang masing-masing mempunyai kemanisan senilai 0,3; 0,7, dan 0,6

kemanisan sukrosa (Walstra dkk.,1999),

Menurut Kuswardani (1998) dalam Rahayu (2015), mikroorganisme hidup

pada umumnya menggunakan karbohidrat (sukrosa, glukosa, dan laktosa) sebagai

sumber energi dari sumber karbon tanpa terkecuali bakteri asam laktat, sehingga

semakin banyak karbohidrat, mikroba mampu berkembangbiak lebih banyak dan

menghasilkan asam laktat.

Mazahreh dan Ershidat (2009), menyatakan bahwa Latobacillus buigaricus

dan Streptococcus thermophillus mampu memecah laktosa menjadi gula reduksi

glukosa dan galaktosa hingga 20-30% dari total laktosa dalam susu. Menurut

D. Total Gula

Page 25: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

12

Koswara (2009), sukrosa mampu menentukan jumlah asam laktat dan flavour

yang di produksi oleh kultur yogurt.

Gula terdiri dari gula reduksi dan gula non reduksi. Gula reduksi merupakan

golongan gula atau karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa senyawa penerima

elektron, semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida

(laktosa, maltosa) kecuali sukrosa dan pati (polisakarida) termasuk sebagai gula

pereduksi (Anonim, 2015).

Gula reduksi yang terdapat pada gula merah adalah glukosa dan fruktosa

yang dapat dimanfaatkan oleh BAL untuk mengkonversikan gula selain

menjadikan asam laktat tetapi juga menghasilkan senyawa lainya (asam organik)

dan gula non reduksinya adalah sukrosa. Sedangkan pada susu segar hanya

terkandung laktosa yang termasuk gula reduksi. Kadar gula reduksi menunjukkan

banyaknya gula sederhana (laktosa, glukosa, dan lain-lain) yang telah dipecah dan

digunakan oleh BAL untuk proses metabolisme (Rahayu dan Sudamardji, 1989).

Caldwel (1995) menyatakan bahwa, selain laktosa susu, bakteri asam laktat

menggunakan jenis gula yang lain yaitu glukosa dan fruktosa sebagai gula

reduksi.

Ade, dkk. (2012), menyatakan bahwa BAL seperti Latobacillus

acidophilhus dan Latobacillus bulgaricus sebagai sumber energi juga

menggunakan gula reduksi seperti glukosa dan fruktosa untuk menghasilkan asam

laktat. Menurut Legowo dkk., (2009), selama proses fermentasi yogurt,

Streplococcus thermophilus akan mengubah laktosa menjadi glukosa dan

E. Total Gula Reduksi

Page 26: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

13

galaktosa. Glukosa akan diubah menjadi asam laktat dan asam organik lain. Jenis

BAL lain, seperti Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus acidophillus juga

menggunakan laktosa sebagai sumber energi untuk memproduksi asam laktat

(Yildiz, 2010; Tamime, 2006).

Asam asetat atau asam etanoat adalah senyawa kimia asam organik yang

dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma pada makanan (Wikipedia, 2019).

Asam asetat adalah senyawa penting diproduksi olch kultur starter laktat

(Alonso dan Fraga, 2001; Beshkova dkk.,1998; Tamime dan Robinson, 1999).

Proses fermentasi dapat menghasilkan rasa asam khas yang berasal dari

asam laktat, asetaldehid, diasetil, asam asetat, dan bahan mudah menguap lainnya

yang dihasilkan oleh fermentasi mikroorganisme (Surono, 2004).

Uji sensoris mempunyai dua fungsi, yakni mengetahui flavor score (skala

intensitas flavor) dan flavor note (catatan kesukaan/ daya terima). Asam dan

aroma yang beraneka ragam merupakan hasil dari proses fermentasi yang

berbeda-beda. Susu fermentasi yang mempunyai keasaman tidak terlalu tinggi

akan lebih disukai masyarakat sehingga dapat meningkatkan konsumsi susu

tersebut (Cahyanti dkk., 2015).

Menurut Oberman (1985) aroma dan citarasa menentukan identitas spesifik

produksi susu fermentasi. Asam format, asam asetat, asam propionat, asam

kaproat, asam kaprilat, asam kaprat, asam butirat dan asam iso-valerat dihasilkan

oleh beberapa bakteri asam laktat. Senyawa tersebut sebagian besar dihasilkan

F. Total Asam Asetat

G. Kesukaan Aroma

Page 27: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

14

dari fermentasi laktosa, namun dapat pula berasal dari metabolisme komponen

susu yang lain. Senyawa tersebut dalam komposisi tertentu akan menentukan total

aroma susu fermentasi.

Aroma suatu bahan pangan disebabkan oleh adanya komponen yang

mempunyai sifat volatil. Aroma merupakan salah satu faktor yang penting dalam

menentukan mutu suatu bahan pangan. Faktor yang memegang peranan penting

dalam menghasilkan komponen flavor yang berkontribusi terhadap aroma yogurt

adalah kultur starter. Pada dasarnya aroma yoghurt tersebut disebabkan

terbentuknya senyawa-senyawa lain selain asam laktat oleh kultur starter yaitu

asetaldehida, diasetil, dan asam asetat. Senyawa-senyawa tersebut merupakan

senyawa yang bersifat volatil dan mempunyai aroma yang kuat. Sedangkan asam

laktat bersifat tidak dapat dicium atau bersifat odourles (Vedamuthu. 1982).

Page 28: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mirobiologi Universitas Semarang

digunakan untuk pengaktifan stater, pembuatan larutan gula merah (gula tebu,

kelapa, aren dan siwalan) dan pembuatan soygurt. Laboratorium Uji Indrawi

Universitas Semarang digunakan untuk pengujian organoleptik kesukaan aroma

soygurt dan Laboratorium Kimia CV. Chem-mix Pratama, Bantul digunakan

untuk pengujian total gula, total gula reduksi dan total asam asetat. Penelitian

dilakukan pada bulan Januari 2019 sampai dengan Febuari 2019

B. Bahan dan Alat

Bahan dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan soygurt adalah susu

nabati kedelai dimana kedelainya didapatkan dari Desa Nambuhan, Kabupaten

Grobogan, Jawa Tengah, yogurt plain (starter yogurt komersial) yang berisi

bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, susu bubuk

skim dan gula merah ( gula tebu, gula kelapa, gula aren dan gula siwalan).

Alat yang digunakan untuk pembuatan soygurt yaitu Waterbath merk

memert, panci stainless steel, kompor, kotak plastik berpenutup, cup, sendok

pengaduk, saringan, beker gelas, timbangan analitik, thermometer dan inkubator.

Bahan dan peralatan untuk pengujian total gula terdiri dari HCl 25%.

NaOH 50%, Indikator Phenolphthalein (PP), aquades, larutan luff, larutan KI

30%, larutan Tiosulfat 0,1%, indicator kanji, spektrofotometer, labu takar 100 ml,

Erlenmeyer 500 ml, dan pipet volume. Bahan dan peralatan untuk penentuan total

Page 29: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

16

asam (asetat) antara lain larutan NaOH 0,1%, indicator fenolftalein (pp) 1%, dan

peralatan titrasi. Bahan dan peralatan untuk penentuan kadar gula reduksi terdiri

dari larutan glukosa standard, reagensia nelson, neraca analitik, pipet ukur 1 ml

dan 10 ml, beaker glass 500 ml, Erlenmeyer, tabung reaksi, propipet, labu takar

100 ml, waterbath, penjepit, vortex, dan spektrofotometer. Bahan dan peralatan

untuk penentuan kesukaan aroma yoghurt terdiri dari kertas kuisioner dan alat

tulis.

C. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor dan diulang sebanyak 4 kali. Adapun

kode perlakuan adalah sebagai berikut:

P1 = Kontrol (tanpa penambahan gula merah)

P2 = Penambahan Gula siwalan

P3 = Penambahan Gula kelapa

P4 = Penambahan Gula aren

P5 = Penambahan Gula tebu

Variabel yang diamati meliputi:

1. Total gula (Somogyi, 1952)

2. Total gula reduksi (metode nelson-somogyi; Sudarmadji, 1952)

3. Total asam titrasin (Total Asam Asetat) (Legowo, 2005)

4. Organoleptik kesukaan aroma (Rahayu, 2001)

Page 30: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

17

D. Prosedur Penelitian

1. Prosedur Pembuatan Subkultur Stater

Pembuatan subkultur stater untuk mengaktifkan BAL (Bakteri Asam

Laktat) yang ada didalam stater komersial (yogurt plain) menurut Cahyanti

(2008) dengan modifikasi adalah sebagai berikut :

a. Susu bubuk skim 9 g ditambahkan kedalam susu kedelai sampai 100 ml.

b. Larutan susu skim 100 ml dicampur dengan stater (yogurt plain) 100 ml

perbandingan (1 : 1), kemudian dihomogenkan hingga rata.

c. Diinkubasi pada suhu 37 0C, selama 24 jam sehingga menjadi subkultur

aktif yaitu jumlah BAL mencapai 106

CFU/ml.

Diagram alir pembuatan subkultur starter dapat dilihat pada Gambar 1:

Larutan susu skim

(9 g susu skim ditambahkan susu kedelai sampai 100 ml)

Gambar 1. Diagram alir pembuatan subkultur starter

(Cahyanti, 2008: dengan modifikasi)

2. Prosedur Pembuatan Susu Kedelai

Proses pembuatan susu kedelai dilakukan dengan beberapa tahap

menurut (Nizori, A., dkk. 2007) dengan modifikasi yaitu sebagai berikut:

homogenisasi

(1 : 1)

Inkubasi

(T:37o C, t:24 Jam)

Starter Yogurt Plain

(100 ml)

Subkultur

(200 ml)

Page 31: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

18

1. Kacang kedelai varietas Malabar dengan kualitas baik direndam dengan

menggunakan 8000 ml air selama 12 jam.

2. Kacang kedelai yang telah direndam, dilakukan perebusan selama 15

menit dalam air mendidih sebanyak 16.000 ml.

3. Setelah perebusan, kacang kedelai dicuci untuk memisahkan kedelai

dengan kotoran dan kulit ari.

4. Kacang kedelai yang telah bersih, kemudian dihancurkan menggunakan

blender selama 5 menit dengan penambahan aquades 1:1.

5. Setelah proses penghancuran,kemudian dilakukan penyaringan sebanyak

dua kali menggunakan saringan biasa dan kain mori untuk memisahkan

sari kedelai dengan ampas.

Page 32: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

19

Diagaram alir pembuatan susu kedelai dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Diagram alir pembuatan susu kedelai

(Sumber;Nizori, A., dkk. 2007 dengan modifikasi)

3. Prosedur Pembuatan Soygurt

Pembuatan soygurt dengan penambahan berbagai jenis gula merah (gula

siwalan, gula kelapa, gula aren, gula tebu) menurut (Susilorini dan Sawitri,

2008) dengan modifikasi yaitu sebagai berikut:

a. Susu kedelai masing-masing 1000 ml dimasukkan kedalam 5 gelas ukur .

b. Dimasukkan masing-masing 50 gram gula, gula kelapa, gula aren dan gula

tebu pada 4 gelas ukur yang berisi 1000 ml susu kedela, kecuali P1 karena

sebagai kontrol.

Air 4000 ml

Air mengalir

Ampas kedelai

(500 g)

Perendaman

(t:12 jam)

Pencucian

Perebusan

(T:100˚C, t:15 menit)

Penghancuran

(Blender, t: 5 menit)

Penyaringan

(Saringan dan Kain saring)

Susu Kedelai

(5000 ml)

Air Kotor,

Kulit ari

Air 8000 ml

Kedelai jenis malabar

4000 g

Aquades 1:1

Air 16000 ml

Air

rendaman

Page 33: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

20

c. Susu kedelai di pasteurisasi pada suhu 80˚C selama 15 menit dalam

waterbath.

d. Susu kedelai dilakukan tempering hinga mencapai 40˚C.

e. Masukkan 50 ml subkultur dari yogurt plain yang telah diaktifkan dan 125

gram susu skim kedalam susu yang sudah di pasteurisasi lalu

dihomogenkan.

f. Masukkan kedalam cup plastik berpenutup yang sudah diberi label sesuai

perlakuan dan ulangan.

g. Fermentasi pada inkubator pada suhu 40˚C selama 24 jam.

h. Dilakukan uji kadar total gula, total gula reduksi, total asam asetat, dan

kesukaan aroma soygurt.

Page 34: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

21

Diagram alir pembuatan Soygurt dapat dilihat pada Gambar 3.

Susu Kedelai

(1000 ml)

(sumber: Susilorini dan Sawitri, 2008 dengan modifikasi).

E. Prosedur Analisa

1. Total Gula dengan Metode Somogyi-Nelson (1952)

Terhadap 1 ml sampel filtrat hasil fermentasi ditambah 1 ml reagen

Nelson C, kemudian dipanaskan selama 20 menit pada suhu 100oC.

selanjutnya didinginkan dan ditambah 1 ml reagen Arsenomolibdat,

dikocok dan diencerkan dengan air destilasi hingga volumenya menjadi

10 ml. Absorbansinya dibaca dengan spektrofotometer dengan panjang

Susu skim

(125 g), Subkultur

(50 ml)

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Soygurt

Homogenisasi

(Sendok pengaduk)

Pasteurisasi

(Waterbath T:80oC, t: 15 menit,

waterbath)

Tempering (T:40˚C)

Gula siwalan,gula

kelapa,gula aren,

gula tebu (50 g)

Pemasukan dalam cup

Fermentasi

(T; ± 40oC,t; 24 Jam, inkubator)

Soygurt

- Total gula

- Total gula reduksi

- Total asam asetat

- Kesukaan Aroma

Page 35: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

22

gelombang 520 nm, sebagai blanko digunakan air destilasi pengganti

sampel.

Pembuatan reagen dalam analisis gula dengan metode Somogyi-

Nelson

a. Reagen Nelson A

Reagen Nelson A terdiri dari Na2CO3. Anhidrat 12,5 gr, KNa. Tartrat

12,5 gr, NaHCO3 10 gr dan Na2SO4 100 gr dilarutkan dalam aquadest

hingga tepat 500ml.

b. Reagen Nelson B

Pereaksi ini terdiri dari CuSO4.5 H2O sebanyak 15 gr dilarutkan dalam

100 ml air demineral dan ditambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat.

c. Larutan stoc C

Larutan stoc C dibuat dengan A : B dengan perbandingan 25 : 1 (dibuat

pada saat akan digunakan).

d. Larutan arsenomolibdat

Pereaksi arsenomolibdat dibuat dengan cara (NH4)2MoO4 25 gr, H2SO4

pekat 21 ml dan aquadest 400 ml dicampur dengan (Na2HAsO4. 7H2O)

yang dilarutkan dalam 25 ml air. Kemudian diaduk dan diinkubasi pada

37oC selama 24 – 28 jam, dan disimpan dalam botol coklat dan didalam

lemari pendingin.

e. Larutan stok glukosa standard.

Glukosa standard 1% dalam (W/v) dalam asam benzoate jenuh

diencerkan sehingga diperoleh larutan glukosa standard dengan

Page 36: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

23

kosentrasi masing – masing 50, 150 dan 300 µg/ml.

f. Larutan xylose standar dibuat dengan kosentrasi 1000 µM dan untuk

deret Standar dibuat melalui pengenceran sehingga diperoleh 100, 200,

300, 400 dan 500 µM.

Perhitungan total gula sebagai berikut:

1. Total Asam Laktat (Hadiwiyoto, 1994)

2. Total Gula Reduksi menurut Nelson-Somogyi (Sudarmadji, 1984)

Prinsip analisis kadar gula reduksi dengan metode Nelson-Somogyi

adalahgula reduksi akan mereduksi kuprioksida menjadi

kuprooksida.Kuprooksida yang terbentuk direaksikan dengan

arsenomolibdat sehingga terbentuk molibdenum yang berwarna biru.

Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi

dengan menggunakan pereaksi tembaga arseno molibdat. Kupri mula –

mula direduksi menjadi bentuk kupro dengan pemanasan larutan

gula.kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arseno molibdat

menjadi molibdenum berwarna biru yang menunjukkan ukuran konsentrasi

gula dan membandingkannya dengan larutan standar sehingga konsentrasi

gula dalam sampel dapat ditentukan.Reaksi warna yang terbentuk dapat

menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur

absorbansinya (Sudarmadji, 1984).Prosedur pengukuran adalah sebagai

berikut:

Penyiapan Kurva Standar :

Total Gula = Bobot sakar (mg) x Fp x 0.95 x 100 %

Bobot contoh (mg)

Page 37: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

24

a. Membuat larutan glukosa standar (10 mg glukose anhidrat/100ml).

b. Dari larutan glukosa standar tersebut dilakukan 6 pengenceran

sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi : 2,4,6,8, 10

mg/100ml.

c. Menyiapkan 7 tabung reaksi yang bersih, masing – masing diisi

dengan 1 ml larutan glukosa standar tesebut diatas. Satu tabung

diisi 1 ml air suling sebagai blanko.

d. Menambahkan ke dalam masing – masing tabung diatas 1 ml

reagensia Nelson, dan panaskan semua tabung pada penangas air

mendidih selama 20 menit.

e. Mengambil semua tabung dan segera mendinginkan bersama –

sama dalam gelas piala yang berisi air dingin sehingga suhu tabung

mencapai 25°C.

f. Setelah dingin, menambahkan 1 ml reagensia Arsenomolibdat,

gojog sampai semua endapan Cu2O yang ada larut kembali.

g. Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna, menambahkan 7 ml

air suling, gojog sampai homogen.

h. Menera “Optical Density” (OD) masing – masing larutan tersebut

pada panjang gelombang 540 nm.

i. Membuat kurva standar yang menunjukkan hubungan antara

konsentrasi glukosa dan OD.

Penentuan Gula Reduksi Pada Sampel :

Page 38: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

25

a. Menyiapkan larutan sampel yang mempunyai kadar gula reduksi 2

– 8 mg/ 100 ml. Perlu diperhatikan, bahwa larutan sampel ini harus

jernih, karena itu bila dijumpai larutan sampel yang keruh atau

berwarna maka perlu dilakukan penjernihan terlebih dahulu dengan

menggunakan Pb-asetat atau bubur Alumunium hidroksida

b. Memipet 1 ml larutan sampel yang jernih tersebut ke dalam tabung

reaksi yang bersih.

c. Menambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan selanjutnya

diperlakukan seperti pada penyiapan kurva standar diatas.

d. Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan OD larutan

sampel dan kurva standar larutan glukosa.

Perhitungan gula reduksi sebagai berikut :

3. Total Asam Asetat (Legowo, 2005)

Kadar total asam asetat ditentukan dengan cara titrasi (Legowo,

2005) menggunakan NaOH 0,1 N dan indikator fenolptalein. Larutan

NaOH sangat bersifat higroskopis, sehingga larutan dibuat sesaat

sebelum titrasi, dan dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara titrasi

menggunakan larutan standar primer asam oksalat 0,1 N.Total asam

asetat yogurt diukur dengan metode titrasi asam-basa. Prosedur

pengukuran adalah sebagai berikut:

Page 39: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

26

a. Ditimbang 10-15 g contoh dan ditambahkan 200 ml air suling panas

sambil diaduk-aduk, kemudian didinginkan sampai suhu kamar.

b. Larutan contoh dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml, dihimpitkan

sampai tanda tera, kemudian dikocok dan disaring.

c. 100 ml filtrat dipipet dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml,

dan diberi 1-3 tetes indikator PP 0,1%.

d. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N sampai titik akhir.

e. Bila pada waktu penambahan alkali terbentuk warna kecoklatan yang

akan mengganggu titik akhir, ditambahkan air panas dan indikator

lebih banyak dari yang seharusnya.

f. Dicatat volume larutan NaOH 0,1N yang digunakan untuk titrasi.

g. Dihitung % keasaman (dihitung sebagai asam asetat) dengan rumus:

Keterangan:

V1 = volume larutan NaOH 0,1 N yang digunakan untuk titrasi (ml)

N = normalitas larutan NaOH 0,1 N

B = bobot setara asam asetat = 60,052 mg/ mmol

V2 = volume sampel (ml)

4. Kesukaan Aroma (Rahayu, 2001)

Uji organoleptik ditentukan menggunakan metode pengujian hedonik

(Rahayu, 2001).Pengujian organoleptik (aroma) soygurt dengan berbagai

gula merah yang digunakan menggunakan skala numerik untuk menilai sifat

produk yang disajikan menggunakan metode uji hedonik. Pengujian

Page 40: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

27

dilakukan dengan cara 20 panelis yang semi-terlatih diberi kertas kuisioner

dan mencium aroma soygurt. Skala numerik dan hedonik meliputi : 1= Amat

sangat tidak suka, 2 = sangat tidak suka, 3= tidak suka, 4= netral, 5= suka,

6= sangat suka, 7= amat sangat suka. Penilaian kesukaan aroma soygurt

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Skala kesukaan aroma soygurt

Skala Numerik Skala Hedonik

7 Amat Sangat Suka

6 Sangat Suka

5 Suka

4 Netral

3 Tidak Suka

2 Sangat Tidak Suka

1 Amat Sangat Tidak Suka

Pengujian hedonik dilakukan pada kondisi ruangan yang bersih, sirkulasi

udara yang baik, tempat dan peralatan yang sama, sehingga persepsi

terhadap produk yang diuji adalah sama. Panelis memberikan penilaian pada

kuesioner yang telah disediakan.Kuisioner yang digunakan untuk uji

kesukaan aroma.

5. Analisis Data

Model linier yang menyatakan nilai hasil pengamatan sesuai

rancangan percobaan yang digunakan adalah:

Yij = µ + i + ij

Keterangan :

i : 1,2,3,4,5

j : 1,2,3,4

Yij : hasil pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Page 41: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

28

µ : nilai tengah umum

i : pengaruh perlakuan ke-i

ij : pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

Hipotesis penelitian yang diuji adalah H0: µ1=µ2=µ3=µ4=µ5=µ,

yang berarti perbedaan jenis gula merah tidak mengakibatkan perbedaan

rata-rata populasi total gula, total gula reduksi, total asam asetat, dan

tingkat kesukaan aroma pada soygurt.Sedangkan hipotesis alternatef

penelitian yang diuji adalah H1: µ1≠µ2≠µ3≠µ4≠µ5≠µ, yang berarti

paling sedikit ada satu nilai µ yang berbeda satu dengan yang lain, yang

berarti perbedaan berbagai gula merah mengakibatkan perbedaan rata-

rata populasi total gula, total gula reduksi, total asam asetat, tingkat

kesukaan aroma pada soygurt.

Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan sidik

ragam.Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan, yang berarti ada

pengaruh perlakuan jenis gula merah terhadap hasil pengamatan pada

taraf signifikasi 5%, maka dilanjutkan dengan uji Dunnet untuk

mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan terhadap kontrol. Data

dianalisis menggunakan program SPSS Statistik Versi 23.

Page 42: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Total Gula soygurt dengan penambahan beberapa jenis gula merah disajikan

pada Tabel 5. Data selengkapnya serta hasil analisis statistik tercantum pada

Lampiran 2.

Tabel5. TotalGula Soygurt pada Berbagai PerlakuanPerlakuan Total Gula (%)

P1 3,32± 0,23ns

P2 5,03± 0,96*

P3 4,74± 0,64*

P4 5,13± 0,56*

P5 4,27± 0,32 ns

Keterangan: *) Angka yang diikuti Notasi (ns) menunjukkan tidak adanya bedanyata dengan kontrol berdasarkan uji Dunnet pada taraf 5%.Angka yang diikuti notasi(*) menunjukkan adanya beda nyatadengan kontrol berdasarkan uji Dunnet pada taraf 5%

.Berdasarkan hasil analisis statistik total gula soygurt dengan penambahan

beberapa jenis gula merah terdapat perbedaan yang nyata. Total gula soygurt yang

dihasilkan berkisar antara 3,32%-5,13%, yang paling tinggi adalah 5,13%(P4),

sedangkan yang paling rendah adalah 3,32% (P1). Pada tabel 4. dapat dilihat besar

kecilnya kadar total gula soygurt.

P1 berbeda nyata dengan P2, P3 dan P4.Total gula (P1) rendah yaitu 3,32%

yang disebabkan karena P1 tidak ditambahkan sumber gula sehingga total gula

yang dihasilkan rendah. Dengan penambahan gula siwalan (P2), gula kelapa (P3)

dan gula aren (P4) terdapat perbedaan yang nyata karena menghasilkan total gula

yang lebih tinggi dari P1yaitu 5,03%, 4,74%, 5,13%. Hal ini dikarenakan adanya

kandungan total gula reduksi dan non-reduksi pada masing-masing gula merah

A. Total Gula Soygurt

Page 43: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

30

3.32

5.034.73

5.13

4.27

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

P1 P2 P3 P4 P5

Keterangan:P1: KontrolP2: Gula siwalanP3: Gula kelapaP4: Gula arenp5:Gula tebu

Perlakuan

(%)

Tot

alG

ula

yang ditambahkan kedalam soygurt. Total gula merupakan jumlah dari gula

pereduksi dan non-pereduksi (Apriyanto, A. dkk., 1989). Contoh gula pereduksi

adalah glukosa, fruktosa, dan laktosa.

P1 tidak berbeda nyata dengan P5 yaitu pada perlakuan penambahan gula

tebu karena total gula P5(4,27%) relatif rendah dan hampir sama dengan

P1(3,32%). Hal ini dikarenakan kandungan total gula yang terdapat pada P5

(4,27%) relatif lebih kecil dibandingkan dengan gula yang lain. Grafik total gula

soygurt dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. GrafikTotalGula Soygurt

Perbedaan nilai total gula juga diakibatkan oleh BAL dalam pemanfaatan

gula sebagai sumber energi dan karbon selama proses fermentasi berlangsung.

Namun, selama proses fermentasi BAL mempunyai batasan optimal untuk dapat

menggunakan gula sebagai sumber energi dan karbon sehingga tidak semua gula

yang ditambahkan diubah menjadi asam laktat (terbentuk sisa). Gula yang tidak

termetabolisme akan terhitung sebagai total gula. Hal ini diakibatkan adanya

aktivitas kultur starter yang menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa,

Page 44: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

31

serta sukrosa menjadi glukosa, galaktosa dan fruktosa yang terakumulasi terhitung

sebagai total gula.

Total gula reduksi soygurt dengan penambahan beberapa jenis gula merah

disajikan pada Tabel 6 dan data selengkapnya serta hasil analisis statistik

tercantum pada Lampiran 3.

Tabel6.Total Gula Reduksi Soygurt pada Berbagai PerlakuanPerlakuan Total Gula Reduksi (%)

P1 1,95± 0,14*

P2 4,38± 0,94*

P3 3,84± 0,32*

P4 4,50± 0,49*

P5 3,82± 0,22*

Keterangan: *) Angka yang diikuti notasi(*) menunjukkan adanya beda nyatadengan kontrol berdasarkan uji Dunnet pada taraf 5%

Berdasarkan hasil analisis statistik total gula reduksi soygurt dengan

penambahan beberapa jenis gula merah terdapat perbedaan yang nyata. Total gula

reduksi soygurt yang dihasilkan berkisar antara 1,95%-4,50%. Total gula reduksi

soygurtpalingrendahadalahP1 (1,95) sedangkan yang paling tinggi adalah P4

(4,50%).

P1 berbeda nyata dengan P2, P3,P4 dan P5. Hal tersebut dikarenakan

P1menunjukan total gula reduksi paling rendah yaitu 1,95% yang disebabkan

karena selama proses fermentasiP1 tidak ditambahkan sumber gula sehingga total

gula reduksi yang dihasilkan rendah. Dengan penambahan gula siwalan (P2), gula

kelapa (P3) dan gula aren (P4) dan gula tebu (P5) terdapat perbedaan yang nyata

dengan P1 karena menghasilkan total gula reduksi yang lebih tinggi dari P1

B. Total Gula Reduksi Soygurt

Page 45: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

32

1.95

4.383.84

4.50

3.82

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00

P1 P2 P3 P4 P5

Keterangan:P1: KontrolP2: Gula siwalanP3: Gula kelapaP4: Gula arenp5:Gula tebu

Perlakuan

(%)

Tot

alG

ula

Red

uksi

yaitu4,38%, 3,486,%, 4,50 dan 3,82%. Hal ini dikarenakan penambahan gula

merah akan meningkatkan nilai total gula reduksi yang dihasilkan, karena setiap

gula merah mempunyai kandungan gula reduksi.Grafik total gula reduksi soygurt

dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik Total Gula Reduksi Soygurt.

Perbedaan nilai total gula reduksi disebabkan karena sejumlah gula reduksi

yang terkandung berbeda dimasing-masing jenis gula merah yaitu gula siwalan,

gula kelapa, gula aren dan gula tebu yang selama fermentasi telah digunakan oleh

BAL sebagai sumber energi dan karbon, sehingga sisa gula reduksi dalam soygurt

relatif berbeda jumlahnya. Gula reduksi menunjukkan adanya kandungan

monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltose)

yang dapat dimanfaatkan BAL untuk pertumbuhanya.

Tingginya nilai gula reduksi ini juga dapat dipengaruhi oleh adanya

aktivitas mikroba yang merombak jenis karbohidrat (oligosakarida) dari susu

kedelai sebagai prebiotik yang dibreak down dan mungkin menghasilkan dari

salah satu gula reduksi sehinga menaikkan nilai gula reduksi.

Page 46: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

33

Total asam asetat soygurt dengan penambahan beberapa jenis gula merah

disajikan pada Tabel 7 dan data selengkapnya serta hasil analisis statistik

tercantum pada Lampiran 4.

Tabel 7. Total Asam Asetat Soygurt pada Berbagai PerlakuanPerlakuan Total Asam Asetat (%)

P1 2,30± 0,06 ns

P2 1,44± 0,09*

P3 1,76± 0,09*

P4 1,51± 0,11*

P5 2,12± 0,10ns

Keterangan: *) Angka yang diikuti Notasi (ns) menunjukkan tidak adanya bedanyata dengan kontrol berdasarkan uji Dunnet pada taraf 5%.Angka yang diikuti notasi(*) menunjukkan adanya beda nyatadengan kontrol berdasarkan uji Dunnet pada taraf 5%

Berdasarkan hasil analisis statistik total asam asetat soygurt dengan

penambahan beberapa jenis gula merah terdapat perbedaan yang nyata. Total

asam asetat soygurt yang dihasilkan yaitu antara 1,44%-2,30% Hasil analisa total

asam astat soygurt hasil penelitian yang paling tinggi adalah 2,30,%(P1)

sedangkan yang paling rendah adalah 1,44% (P2).

Total asam asetat soygurt dengan penambahan beberapa jenis gula merah

menunjukkan P1 berbeda nyata dengan P2, P3,P4. Hal ini dikarenakan bahwa

jumlah asam asetat yang dihasilkan lebih rendah dari kontrol, hal tersebut diduga

karena kandungan gula dalam masing-masing gula merah tidak secara optimal

dirombak oleh BAL sehingga jumlah total asam asetat lebih rendah.Total asam

asetat yang dihasilkan pada kontrol yaitu lebih tinggi dari P1, P2,P3 dan P4 yatiu

2,30%. Sumber gula yang terdapat dalam P1 yaitu laktosa yang ditambahkan

melalui susu skim. Hal ini sesuai dengan pendapat Nur, 2009 yang menyatakan

C. Total Asam Asetat Soygurt

Page 47: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

34

2.30

1.441.76

1.51

2.12

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

P1 P2 P3 P4 P5

Keterangan:P1: KontrolP2: Gula siwalanP3: Gula kelapaP4: Gula arenp5:Gula tebu

Perlakuan

(%)

Tot

alA

sam

Ase

tat

bahwa laktosa merupakan karbohidrat yang digunakan untuk aktivitas

penumbuhan dan pembentukan zat metabolit BAL.

P1 tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan P5 karena jumlah asam

asetat yang dihasilkan hampir sama yaitu 2,12%. Hal ini dikarenakan pada gula

tebu diduga glukosa dan fruktosa dimanfaatkan secara optimal oleh BAL sebagai

sumber karbohidrat yang dimetabolisme untuk menghasilkan asam.

Namun pada penelitian ini , kadar asam asetat tertinggi yaitu pada P1

sedangakan total gula dan gula reduksi P1 tertinggi, ini diduga karena dengan

penambahan beberapa jenis gula merah BAL tidak secara optimal menggunakan

gula untuk sebagai sumber energi dan karbon sehingga tidak semua gula yang

ditambahkan diubah menjadi asam. Ini sesuai dengan Sintasari, dkk.,(2014)

bahwa selama proses fermentasi BAL mempunyai batasan optimal untuk dapat

menggunakan gula sebagai sumber energi dan karbon sehingga tidak semua gula

yang ditambahkan diubah menjadi asam-asam organik.Grafik total asam asetat

soygurt dapat diliihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Total Asam Asetat

Page 48: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

35

Proses Fermentasi dapat menghasilkan rasa asam khas yang berasal dari

asam laktat, asetaldehid, diasetil, asam asetat, dan bahan mudah menguap lainnya

yang dihasilkan oleh fermentasi mikroorganisme (Surono, 2004). Asam asetat

atau asam etanoat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai

pemberi rasa asam dan aroma pada makanan (Wikipedia, 2019).

Hasil pengujian terhadap skor kesukaan aroma pada soygurt dengan

penambahan berbagai jenis gula merah dapat dilihat pada Tabel8. Hasil sidik

ragam skor kesukaan panelis terhadap aroma soygurt dapat dilihat pada Lampiran

5.

Tabel 8. Skor Tingkat Kesukaan Aroma Soygurt pada Berbagai PerlakuanPerlakuan Skor Kesukaan Aroma Kriteria Penilaian

P1 2,80 ± 2,09ns Tidak SukaP2 4,70 ± 1,13* SukaP3 2,50 ± 1,40ns Tidak SukaP4 4,35 ± 1,42* NetralP5 3,40 ± 1,14ns Tidak Suka

Keterangan: *) Angka yang diikuti Notasi (ns) menunjukkan tidak adanya bedanyata dengan kontrol berdasarkan uji Dunnet pada taraf 5%.Angka yang diikuti notasi(*) menunjukkan adanya beda nyatadengan kontrol berdasarkan uji Dunnet pada taraf 5%

Berdasarkan hasil analisis statistik skor tingkat kesukaan aroma soygurt

dengan penambahan beberapa jenis gula merah terdapat perbedaan yang

nyata.Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata antara P1

dengan P2 dan P4 dengan skor 4-5 yang berarti netral hingga suka, Hal ini karena

total asam asetat yang ada pada P2(1,44) dan P4(1,51) tidak terlalu tinggi jika

dibandingkan dengan P1 dan tercampur secara homogen sehingga sudah tidak

terdapat rasa langu pada soygurt dan adanya aroma karamel.Karamelisasi

D. Tingkat KesukaanAroma Soygurt

Page 49: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

36

2.80

4.70

2.50

4.35

3.40

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00

P1 P2 P3 P4 P5

Keterangan:P1: KontrolP2: Gula siwalanP3: Gula kelapaP4: Gula arenp5:Gula tebu

Perlakuan

(%)

Kes

ukaa

nA

rom

a

memberikan kontribusi pada aroma karena selain menghasilkan warna coklat juga

menghasilkan senyawa maltol dan isomaltol yang memiliki aroma karamel kuat

dan rasa manis (Tjahjaningsih, 1996).Asam dan aroma yang beraneka ragam

merupakan hasil dari proses fermentasi yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian (Permatasari, Dyah. 2015) bahwa perlakuan dengan penambahan

gula merah siwalan memiliki skor tingkat kesukaan rasa tertinggi karena dapat

menghilangkan rasa prengus pada yogurt susu kambing.Susu fermentasi yang

mempunyai keasaman tidak terlalu tinggi akan lebih disukai masyarakat sehingga

dapat meningkatkan konsumsi susu tersebut (Cahyanti dkk., 2015).

Tidak terdapat perbedaan pada P3 dan P5 dengan skor 3 yang berarti tidak

suka. Hal ini disebabkan masih adanya terdapat aroma langu dan keasaman yang

lebih tinggi dari P2 dan P4.Soygurt yang dihasilkan pada P3 dan P5 memiliki nilai

keasaman yang tinggi dibuktikan dengan nilai total asam asetat yaitu 1,76-2,12

yang mendekati keasaman P1.Grafik total asam asetat soygurt dapat dilihat pada

Gambar 7.

Gambar 7. Grafik Kesukaan Aroma Soygurt

Page 50: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

37

Rahman dkk. (1992) menerangkan bahwa aroma yang timbul pada susu

fermentasi disebabkan adanya asetaldehid, diasetil, asam asetat serta asam-asam

lainnya dalam jumlah kecil. Asetaldehid adalah senyawa kimia organik yang

mudah menguap (Smit dkk., 2005) dalam penelitian (Imam, MN. dkk., 2015) .

Perbedaan rasa suka ataupun tidak suka oleh panelis adalah tergantung kesukaan

panelis terhadap masing-masing perlakuan dengan penambahan pemanis yang

berbeda, sebab tingkat kesukaan terhadap suatu produk adalah

relatif(Triyono,2010).

Page 51: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

38

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan

penambahan beberapa jenis gula merah pada soygurt memberikan pengaruh yang

nyata terhadap total gula,total gula reduksi, total asam asetat dan tingkat kesukaan

aroma soygurt. Tetapi penambahan beberapa jenis gula merah tidak mampu

menaikkan hasil asam asetat soygurt sehingga kurang tepat diaplikasikan pada

soygurt.

Perlu adanya penelitian lebih lanjut pembuatan soygurt dengan penambahan

bahan lain sebagai sumber gula dan sekaligus meningkatkan total gula, total gula

reduksi, total asam asetat dan kesukaan aroma soygurt.

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 52: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

39

DAFTAR PUSTAKA

Ade I. H.,B.P. Yoyok, dan M.L.Aning.2012. Lactose and reduction sugarconcentrations, pH and The Sourness of Date Flafored Yogurt Drink asProbiotic Beverage. Journal of Applied Food Technology.Vol. 1 No.1.

Aman dan Harjo. 1973. Perbaikan Mutu Susu Kedelai di dalam Botol. Bandung.Departemen Perindustrian, Bogor.

Anonim. 2014. Gula Aren. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_Aren)Diakses pada17 November 2018.

Anonim. 2015. Gula Pereduksi (http//://id.wikipedia.org/wiki/Gula_Pereduksi)Diakses pada 18 November 2018.

Apriyanto, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, Sedarnawati dan S. Budiyanto. 1989.Analisis Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB Bogor.

Astawan, Made.2004.Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Solo; TigaSerangkai Pustaka Mandiri.

Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Hidangan Hewani. Jakarta; PenebarSwadaya.

Aswal, P.,Shukla, A., and Priyadarsi, S. 2012. Yogurt , Preparation,Charactaristic and Recent Advancements, CibtechJornal of Bioprotocois,1(2), 32-41.

BPTP Banten. 2015. Menuai Berkah Aren (http://Banten.litbang.deptan.go.id/ind/index) Diakses pada 18 November 2018.

Cahyanti, A. N., Adi Sampurno, dan Murtiari Eva,M.P 2015. Karakteristik YogurtBerbahan Dasar Susu Kambing Dengan Berbagai Variasi Jenis Starter.Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Semarang: Semarang.

Cahyanti, A.N dan Adi Sampurno.2011. Karakteristik Mikrobiologi FrozenYoghurt Menggunakan Starter Probiotik Selama Penyimpanan Beku.Laporan Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian dan Peternakan,Unversitas Semarang.

Caldwel, D.R. 1995. Microbial Physiology and Metabolism.Kerper Boulevard,Dubuque, IA 52001; Wm. C. Brown Publishers.

Page 53: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

40

Ginting, N., dan Pasaribu E., 2005.Pengaruh Temperatur dalam PembuatanYogurt dari Berbagai Jenis Susu dengan Menggunakan Lactobacillusbulgaricus dan Streptococcus thermophilus, Jurnal Agribisnis Peternakan,1(2), 73-76.

Ginting, N., dan Pasaribu E., 2005, Pengaruh Tempengaruh dalam PembuatanYogurt dari Berbagai Jenis Susu dengan Menggunakan Lactobacillusbulgaricus dan Streptococcus thermophilus, Jurnal Agribisnis Peternakan,1(2), 73-76.

Goff, D. 2003. Yogurt, Diary Science and Technology.Canada, University ofGuelph.

Harun, N., Rahmayuni dan YuchaEklesia Sitepu. 2013. Penambahan Gula KelapaDan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Fermentasi KacangMerah.Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, September 2013, Vol.12, No.02,Hal.9-16.

Indraningsih, Widodo, S.I.O. Salasia dan E. Wahyuni. 2004. ProduksiYogurtShiitake (Yoshitake) Sebagai Pangan Berbasis Susu. J. Teknologidan Industri Pangan. 15(1): 54-60.

Kuswardani, I dan A, I. Wijajaseputra. 1998. Produksi Protein Sel TunggalPhanerochaetechrysosporium pada media limbah cair tahu yang diperkaya:kajian optimasi waktu panen. Prosiding Seminar Nasional TeknologiPangan dan Gizi.604-613.

Khamidah, A. dan Istiqomah, N. 2012, Pengolahan Sari Kedelai sebagaiDukungan Akselerasi Peningkatan Gizi Masyarakat, Seminar Nasional:Kedaulatan Pangan dan Energi, Fakultas Peternakan, UniversitasTrunojoyo Madura.

Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Jakarta; Pustaka SinarHarapan.

Legowo, A.M.2005. Diversifikasi Produk Olahan dengan Bahan Baku Susu.Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro, Semarang.

Mazahreh, a.s. and O.T.M. Ershidat. 2009. The Benefits of Lactic Acid Bacteriain Yogurt on gastrointestinal function of health. Pakistan J. Nutr.8(9):1404-1410.

Nisa, FatmaZuhrotun, Dkk. 2007. Efek Hipokolesterolemik Susu KedelaiFermentasi Steril dan Secara In Vitro. Yogyakarta: Jurnal Vol. 23, No. 2,UGM.

Page 54: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

41

Nizori, A., VinySuwita, Surhaini, Mursalin, Melisa, Titi Candra Sunarti danEndang Warsiki.2007.Pembuatan Soygurt Simbiotik Sebagai PanganFungsional dengan Penambahan Kultur Campuran. Jurnal TeknologiIndustri Pertanian. Vol.18 (1).

Harun, Noviar, Rahmayuni, dan YuchaEklesia Sitepu. 2013. Penambahan GulaKelapa dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Fermentasi KacangMerah (Phaesolus vulgaris L.). Jurnal Teknologi Pertanian. Vol.12, No.2:9-16

Nur, A. 2009.Karakteristik NataDeCottoni dengan Penambahan Dimetil AminoFosfat (DAP) dan Asam Asetat Glacial Skripsi S1. Institut PertanianBogor.(Dipublikasikan).

Nurlela, E. 2002.Kajian Faktor Yang Mempengaruhi Pembekuan Warna Gulamerah, Skripsi. Departemen Ilmu Dan Teknologi Pangan : IPB, Bogor.

Oberman, H. 1985.”Fermented Milk”. Di dalam: Wood, B.J.B (ed). 1998.Microbiology of Fermented Foods. Elsevier Applied Science Publisher,London.

Rahayu, K dan S. Sudarmadji.1989. Mikrobiologi Pangan; Pusat AntarUniversitas Pangan dan Gizi. Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta.

Rahayu, W.P.2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. JurusanTeknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

Rahmah, Fani. 2016. Pengaruh Penggunaan Jenis Gula Merah dan LamaFermentasi Terhadap Karakteristik Water Kefir.Skripsi. UniversitasPasundan, Bandung.

Rahman, A,.S. Fardiaz, WP. Rahayu, suliantri dan CC, Nurwitri, 1992.TeknologiFermentasi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi : IPB, Bogor.

Santoso, G.J., Uji Formula Yogurt Susu UHT (Ultra High Temperatur) denganPenambahan Daun Katuk (Sourobusandrogynus) Secara Organoleptik,Skripsi, 9, 14, Universitas Sanata Dharma.

Santoso H.B. 1993. Pembuatan Gula Kelapa. Kanisius; Yogyakarta.

Sintasari, R.A., Kusnadi, dan J. Ningtyas D.W. 2014. Pengaruh PenambahanKonsentrasi Susu Skim dan Sukrosa Terhadap Karakteristik MinumanProbiotik Sari Beras Merah.Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(3): 65-75.

.Somogyi.M.1952. Note on Sugar Determination.J.Biol. Chem 195:19-23.

Page 55: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

42

Standarisai Nasional Indonesia (SNI). 2009. SNI 2981:2009. Yogurt.BadanStandarisasi Nasional (BSN); Jakarta.

Sudarmadji. S. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian.Edisi Ketiga. Yogyakarta; Liberty.

Sulilorini, T.E dan M.E. Sawitri. 2008. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya;Jakarta.

Tamime, A.Y., dan Robinson R.K. 1985. Yogurt.Science and TechnologyPergamon Press; New York.

Tamime, A.Y., dan Robinson R.K. 1999. Yogurt Science andTechnology.Pergamon Press Ltd; London.

Tamime, A.Y., and Robinson, R.K. 2000, Yogurt, Science and TechnologySecond Edition, 19(20),375.

Tjahjaningsih, J. 1996. Evaluasi daya simpan danpreferensi berbagai macam gulamerahpalma tradisional dari beberapa daerahpotensi produksi dikaresidenanbanyumas.Laporan Hasil Penelitian. UniversitasJenderal Soedirman.Purwokerto. 74 hal.(Tidak dipublikasikan).

Triono, A. 2010. Mempelajari Pengaruh Maltodekstrin dan Susu Skim danTerhadap Karakteristik Yogurt Kacang Hijau (Phaseolus radiates L.) JurnalRekayasa Kimia dan Proses. ISSN:1411-4216.

Vedamuthu.E.R. 1982.Fermented Milk. Dalam: A.H. Rose (editor). FermentedFoods, ACADEMIC Press Inc. Ltd; London.

Walstra, P.,T.J. Geurts, A. Noomen, A. Jellema, and M.A.J.S. Van Boekel.1999.Dairy technology, principles of milk properties and processes. MarkelDekke-Basel.

Wikipedia. 2015. Gula Pereduksi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_Pereduksi)Diakses pada 17 November 2018.

Wikipedia, 2019.Asam asetat. (https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat). Diaksespada 13 Februari 2019.

Winarno, F.G. 2003.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.

Yildiz, F.2010. Development and Manufactreof Yogurt and Other FunctionalDairy Products. Taylor and Francis Group, United State.

Page 56: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

43

Yusmarini dan Raswen Efendi.(2004). Evaluasi Mutu Soygurt yang dibuat denganPenambahan Beberapa Jenis Gula, (http//www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol6%282%29/Yusmarini.pdf) Diakses pada 11 Februari2019.

Page 57: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

44

LAMPIRAN 1. Dokumentasi Penelitian

1. Dokumentasi Bahan Penelitian

Kedelai Varietas Malabar Susu Kedelai

Berbagai Jenis Gula Merah Starter Yogurt Plain

Page 58: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

45

2. Dokumentasi Prosedur Penelitian

Sterilisasi Alat Pasteurisasi Susu

Penurunan Suhu (45oC)

Fermentasi Soygurt

Page 59: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

46

Perlakuan Ulangan data 1 data 2 Rata-rata Gula Total

P1 U1 3,3631 3,4039 3,3835 3,318725

U2 3,5526 3,5722 3,5624

U3 3,0014 3,0209 3,01115

U4 3,3266 3,3091 3,31785

P2 U1 3,9046 3,9377 3,92115 5,0318

U2 4,5288 4,5654 4,5471

U3 5,755 5,6713 5,71315

U4 5,9253 5,9663 5,9458

P3 U1 5,4679 5,4069 5,4374 4,7389625

U2 5,0975 5,0649 5,0812

U3 4,0126 4,0463 4,02945

U4 4,3986 4,417 4,4078

P4 U1 4,8498 4,8859 4,86785 5,1321375

U2 4,7449 4,7817 4,7633

U3 4,9318 4,913 4,9224

U4 5,956 5,994 5,975

P5 U1 4,7013 4,6676 4,68445 4,267925

U2 4,228 4,1919 4,20995

U3 4,2864 4,2656 4,276

U4 3,8919 3,9107 3,9013

Oneway

Descriptives

Total_gula

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

p1(kontrol) 4 3.31872

5

.2296203 .114810

2

2.953348 3.684102 3.0112 3.5624

p2(gula_siwala

n)

4 5.03180

0

.9605747 .480287

4

3.503311 6.560289 3.9212 5.9458

p3(gula_kelapa

)

4 4.73896

2

.6371860 .318593

0

3.725057 5.752868 4.0295 5.4374

p4(gula_aren) 4 5.13213

8

.5657726 .282886

3

4.231867 6.032408 4.7633 5.9750

LAMPIRAN 2. Data Total Gula dan Hasil Uji Statistik

Page 60: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

47

p5(gula_tebu) 4 4.26792

5

.3221456 .161072

8

3.755320 4.780530 3.9013 4.6845

Total 20 4.49791

0

.8636207 .193111

5

4.093723 4.902097 3.0112 5.9750

Test of Homogeneity of Variances

Total_gula

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

4.984 4 15 .009

ANOVA

Total_gula

Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 8.755 4 2.189 6.062 .004

Within Groups 5.416 15 .361

Total 14.171 19

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Total_gula

Dunnett t (2-sided)

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

p2(gula_siwalan) p1(kontrol) 1.7130750* .4248896 .004 .554268 2.871882

p3(gula_kelapa) p1(kontrol) 1.4202375* .4248896 .015 .261431 2.579044

p4(gula_aren) p1(kontrol) 1.8134125* .4248896 .002 .654606 2.972219

p5(gula_tebu) p1(kontrol) .9492000 .4248896 .124 -.209607 2.108007

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.

Page 61: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

48

perlakuan ulangan data 1 data 2 rata-rata GULA REDUKSI

P1 U1 2,0708 2,0545 2,06265 1,9495625

U2 1,9078 1,8921 1,89995

U3 1,7697 1,7774 1,77355

U4 2,0691 2,0551 2,0621

P2 U1 3,6465 3,6333 3,6399 4,379375

U2 3,6083 3,6157 3,612

U3 5,508 5,6001 5,55405

U4 4,7239 4,6992 4,71155

P3 U1 4,0979 4,106 4,10195 3,8459

U2 3,8369 3,8239 3,8304

U3 3,4142 3,3787 3,39645

U4 4,0511 4,0585 4,0548

P4 U1 4,7453 4,7597 4,7525 4,5079375

U2 4,0019 4,0019 4,0019

U3 4,209 4,2015 4,20525

U4 5,0683 5,0759 5,0721

P5 U1 3,9363 3,997 3,96665 3,8215

U2 3,7366 3,7293 3,73295

U3 4,0284 4,045 4,0367

U4 3,5422 3,5572 3,5497

Oneway

Descriptives

total_gula_reduksi

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

p1 (kontrol) 4 1.94956

3

.1401134 .070056

7

1.726611 2.172514 1.7736 2.0627

p2

(gula_siwalan)

4 4.37937

5

.9355728 .467786

4

2.890670 5.868080 3.6120 5.5541

p3

(gula_kelapa)

4 3.84590

0

.3222041 .161102

0

3.333201 4.358599 3.3965 4.1020

LAMPIRAN 3. Data Total Gula Reduksi dan Hasil Uji Statistik

Page 62: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

49

p4 (gula_aren) 4 4.50793

8

.4918617 .245930

9

3.725276 5.290599 4.0019 5.0721

p5 (gula_tebu) 4 3.82150

0

.2229319 .111466

0

3.466766 4.176234 3.5497 4.0367

Total 20 3.70085

5

1.044501

2

.233557

6

3.212013 4.189697 1.7736 5.5541

Test of Homogeneity of Variances

total_gula_reduksi

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

7.199 4 15 .002

ANOVA

total_gula_reduksi

Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 16.858 4 4.214 16.330 .000

Within Groups 3.871 15 .258

Total 20.729 19

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: total_gula_reduksi

Dunnett t (2-sided)

(I) perlakuan (J) perlakuan Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

p2 (gula_siwalan) p1 (kontrol) 2.4298125* .3592172 .000 1.450115 3.409510

p3 (gula_kelapa) p1 (kontrol) 1.8963375* .3592172 .000 .916640 2.876035

p4 (gula_aren) p1 (kontrol) 2.5583750* .3592172 .000 1.578677 3.538073

p5 (gula_tebu) p1 (kontrol) 1.8719375* .3592172 .000 .892240 2.851635

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.

Page 63: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

50

Perlakuan Ulangan data 1 data 2 Rata-rata Asan asetat

P1 U1 2,1718 2,2282 2,2 2,294675

U2 2,3199 2,2919 2,3059

U3 2,374 2,261 2,3175

U4 2,3262 2,3844 2,3553

P2 U1 1,3047 1,364 1,33435 1,4428625

U2 1,4748 1,4201 1,44745

U3 1,4433 1,4139 1,4286

U4 1,5327 1,5894 1,56105

P3 U1 1,7615 1,7047 1,7331 1,75905

U2 1,8566 1,709 1,7828

U3 1,5911 1,709 1,65005

U4 1,8553 1,8852 1,87025

P4 U1 1,3985 1,4545 1,4265 1,5127375

U2 1,5443 1,4299 1,4871

U3 1,4989 1,4413 1,4701

U4 1,7268 1,6077 1,66725

P5 U1 2,137 2,0808 2,1089 2,1172125

U2 2,0242 1,9664 1,9953

U3 2,2679 2,2148 2,24135

U4 2,2082 2,0384 2,1233

Oneway

Descriptives

Total_asam_asetat

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

p1(kontrol) 4 2.29467

5

.0665475 .033273

8

2.188783 2.400567 2.2000 2.3553

p2(gula_siwala

n)

4 1.44286

3

.0930371 .046518

6

1.294820 1.590905 1.3344 1.5611

p3(gula_kelapa

)

4 1.75905

0

.0921663 .046083

2

1.612393 1.905707 1.6501 1.8703

LAMPIRAN 4. Data Total Asam Asetat dan Hasil Uji Statistik

Page 64: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

51

p4(gula_aren) 4 1.51273

8

.1061230 .053061

5

1.343872 1.681603 1.4265 1.6673

p5(gula_tebu) 4 2.11721

3

.1006296 .050314

8

1.957088 2.277337 1.9953 2.2414

Total 20 1.82530

8

.3512667 .078545

6

1.660910 1.989705 1.3344 2.3553

Test of Homogeneity of Variances

Total_asam_asetat

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

.155 4 15 .958

ANOVA

Total_asam_asetat

Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.215 4 .554 64.452 .000

Within Groups .129 15 .009

Total 2.344 19

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Total_asam_asetat

Dunnett t (2-sided)

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

p2(gula_siwalan) p1(kontrol) -.8518125* .0655496 .000 -1.030587 -.673038

p3(gula_kelapa) p1(kontrol) -.5356250* .0655496 .000 -.714399 -.356851

p4(gula_aren) p1(kontrol) -.7819375* .0655496 .000 -.960712 -.603163

p5(gula_tebu) p1(kontrol) -.1774625 .0655496 .052 -.356237 .001312

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.

Page 65: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

52

Panelis Kode

186 258 469 531 497

1 2 6 1 5 3

2 7 5 3 2 2

3 1 4 2 5 3

4 1 6 2 5 3

5 4 5 3 6 2

6 2 4 1 5 3

7 3 5 1 2 4

8 2 6 3 5 4

9 3 5 1 4 2

10 7 2 6 5 3

11 5 5 3 6 4

12 2 4 1 4 3

13 1 6 5 4 3

14 1 5 3 4 2

15 2 5 4 6 3

16 7 5 2 1 4

17 1 5 2 6 4

18 2 4 1 3 6

19 1 2 3 5 4

20 2 5 3 4 6

Jumlah 56 94 50 87 68

Rata-rata 2,8 4,7 2,5 4,35 3,4

Between-Subjects Factors

Value Label N

Perlakuan

1 P1_Kontrol 20

2 P2_GULA_S

IWALAN

20

3 P3_GULA_K

ELAPA

20

4 P4_GULA_A

AREN

20

LAMPIRAN 5. Data Kesukaan Aroma dan Hasil Uji Statistik

Page 66: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

53

5 P5_GULA_T

EBU

20

Panelis

1 PANELIS1 5

2 PANELIS2 5

3 PANELIS3 5

4 PANELIS4 5

5 PANELIS5 5

6 PANELIS6 5

7 PANELIS7 5

8 PANELIS8 5

9 PANELIS9 5

10 PANELIS10 5

11 PANELIS11 5

12 PANELIS12 5

13 PANELIS13 5

14 PANELIS14 5

15 PANELIS15 5

16 PANELIS16 5

17 PANELIS17 5

18 PANELIS18 5

19 PANELIS18 5

20 PANELIS20 5

Descriptive Statistics

Dependent Variable: kesukaan_aroma

Perlakuan Panelis Mean Std.

Deviation

N

P1_Kontrol

PANELIS1 2.00 . 1

PANELIS2 7.00 . 1

PANELIS3 1.00 . 1

PANELIS4 1.00 . 1

PANELIS5 4.00 . 1

PANELIS6 2.00 . 1

Page 67: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

54

PANELIS7 3.00 . 1

PANELIS8 2.00 . 1

PANELIS9 3.00 . 1

PANELIS10 7.00 . 1

PANELIS11 5.00 . 1

PANELIS12 2.00 . 1

PANELIS13 1.00 . 1

PANELIS14 1.00 . 1

PANELIS15 2.00 . 1

PANELIS16 7.00 . 1

PANELIS17 1.00 . 1

PANELIS18 2.00 . 1

PANELIS18 1.00 . 1

PANELIS20 2.00 . 1

Total 2.80 2.093 20

P2_GULA_SIWALAN

PANELIS1 6.00 . 1

PANELIS2 5.00 . 1

PANELIS3 4.00 . 1

PANELIS4 6.00 . 1

PANELIS5 5.00 . 1

PANELIS6 4.00 . 1

PANELIS7 5.00 . 1

PANELIS8 6.00 . 1

PANELIS9 5.00 . 1

PANELIS10 2.00 . 1

PANELIS11 5.00 . 1

PANELIS12 4.00 . 1

PANELIS13 6.00 . 1

PANELIS14 5.00 . 1

PANELIS15 5.00 . 1

PANELIS16 5.00 . 1

PANELIS17 5.00 . 1

PANELIS18 4.00 . 1

PANELIS18 2.00 . 1

PANELIS20 5.00 . 1

Page 68: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

55

Total 4.70 1.129 20

P3_GULA_KELAPA

PANELIS1 1.00 . 1

PANELIS2 3.00 . 1

PANELIS3 2.00 . 1

PANELIS4 2.00 . 1

PANELIS5 3.00 . 1

PANELIS6 1.00 . 1

PANELIS7 1.00 . 1

PANELIS8 3.00 . 1

PANELIS9 1.00 . 1

PANELIS10 6.00 . 1

PANELIS11 3.00 . 1

PANELIS12 1.00 . 1

PANELIS13 5.00 . 1

PANELIS14 3.00 . 1

PANELIS15 4.00 . 1

PANELIS16 2.00 . 1

PANELIS17 2.00 . 1

PANELIS18 1.00 . 1

PANELIS18 3.00 . 1

PANELIS20 3.00 . 1

Total 2.50 1.395 20

P4_GULA_AAREN

PANELIS1 5.00 . 1

PANELIS2 2.00 . 1

PANELIS3 5.00 . 1

PANELIS4 5.00 . 1

PANELIS5 6.00 . 1

PANELIS6 5.00 . 1

PANELIS7 2.00 . 1

PANELIS8 5.00 . 1

PANELIS9 4.00 . 1

PANELIS10 5.00 . 1

PANELIS11 6.00 . 1

PANELIS12 4.00 . 1

PANELIS13 4.00 . 1

PANELIS14 4.00 . 1

PANELIS15 6.00 . 1

Page 69: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

56

PANELIS16 1.00 . 1

PANELIS17 6.00 . 1

PANELIS18 3.00 . 1

PANELIS18 5.00 . 1

PANELIS20 4.00 . 1

Total 4.35 1.424 20

P5_GULA_TEBU

PANELIS1 3.00 . 1

PANELIS2 2.00 . 1

PANELIS3 3.00 . 1

PANELIS4 3.00 . 1

PANELIS5 2.00 . 1

PANELIS6 3.00 . 1

PANELIS7 4.00 . 1

PANELIS8 4.00 . 1

PANELIS9 2.00 . 1

PANELIS10 3.00 . 1

PANELIS11 4.00 . 1

PANELIS12 3.00 . 1

PANELIS13 3.00 . 1

PANELIS14 2.00 . 1

PANELIS15 3.00 . 1

PANELIS16 4.00 . 1

PANELIS17 4.00 . 1

PANELIS18 6.00 . 1

PANELIS18 4.00 . 1

PANELIS20 6.00 . 1

Total 3.40 1.142 20

Total

PANELIS1 3.40 2.074 5

PANELIS2 3.80 2.168 5

PANELIS3 3.00 1.581 5

PANELIS4 3.40 2.074 5

PANELIS5 4.00 1.581 5

PANELIS6 3.00 1.581 5

PANELIS7 3.00 1.581 5

PANELIS8 4.00 1.581 5

Page 70: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

57

PANELIS9 3.00 1.581 5

PANELIS10 4.60 2.074 5

PANELIS11 4.60 1.140 5

PANELIS12 2.80 1.304 5

PANELIS13 3.80 1.924 5

PANELIS14 3.00 1.581 5

PANELIS15 4.00 1.581 5

PANELIS16 3.80 2.387 5

PANELIS17 3.60 2.074 5

PANELIS18 3.20 1.924 5

PANELIS18 3.00 1.581 5

PANELIS20 4.00 1.581 5

Total 3.55 1.684 100

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: kesukaan_aroma

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Intercept Hypothesis 1260.250 1 1260.250 832.861 .000

Error 28.750 19 1.513a

Panelis Hypothesis 28.750 19 1.513 .642 .861

Error 179.000 76 2.355b

Perlakuan Hypothesis 73.000 4 18.250 7.749 .000

Error 179.000 76 2.355b

a. MS(Panelis)

b. MS(Error)

Estimated Marginal Means

1. Grand Mean

Dependent Variable: kesukaan_aroma

Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

3.550 .153 3.244 3.856

Page 71: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

58

2. Panelis

Dependent Variable: kesukaan_aroma

Panelis Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

PANELIS1 3.400 .686 2.033 4.767

PANELIS2 3.800 .686 2.433 5.167

PANELIS3 3.000 .686 1.633 4.367

PANELIS4 3.400 .686 2.033 4.767

PANELIS5 4.000 .686 2.633 5.367

PANELIS6 3.000 .686 1.633 4.367

PANELIS7 3.000 .686 1.633 4.367

PANELIS8 4.000 .686 2.633 5.367

PANELIS9 3.000 .686 1.633 4.367

PANELIS10 4.600 .686 3.233 5.967

PANELIS11 4.600 .686 3.233 5.967

PANELIS12 2.800 .686 1.433 4.167

PANELIS13 3.800 .686 2.433 5.167

PANELIS14 3.000 .686 1.633 4.367

PANELIS15 4.000 .686 2.633 5.367

PANELIS16 3.800 .686 2.433 5.167

PANELIS17 3.600 .686 2.233 4.967

PANELIS18 3.200 .686 1.833 4.567

PANELIS18 3.000 .686 1.633 4.367

PANELIS20 4.000 .686 2.633 5.367

3. Perlakuan

Dependent Variable: kesukaan_aroma

Perlakuan Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

P1_Kontrol 2.800 .343 2.117 3.483

P2_GULA_SIWALAN 4.700 .343 4.017 5.383

P3_GULA_KELAPA 2.500 .343 1.817 3.183

P4_GULA_AAREN 4.350 .343 3.667 5.033

P5_GULA_TEBU 3.400 .343 2.717 4.083

Page 72: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

59

Post Hoc Tests Perlakuan

Multiple Comparisons

Dependent Variable: kesukaan_aroma

Dunnett t (2-sided)

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

P2_GULA_SIWALA

N P1_Kontrol

1.90* .485 .001 .69 3.11

P3_GULA_KELAPA P1_Kontrol -.30 .485 .927 -1.51 .91

P4_GULA_AAREN P1_Kontrol 1.55* .485 .007 .34 2.76

P5_GULA_TEBU P1_Kontrol .60 .485 .546 -.61 1.81

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 2,355.

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.

Page 73: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

60

LAMPIRAN 6. Hasil Pengujian Lab. Chem-Mix Pratama

1. Hasil Pengujian Total Gula

Page 74: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

61

Page 75: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

62

2. Hasil Pengujian Total Gula Reduksi

Page 76: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

63

Page 77: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

64

3. Hasil Pengujian Total Asam Asetat

Page 78: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

65

Page 79: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …

66

Nama :

NIM :

Tanggal pengisian :

Jenis Kelamin : L/P

Pengujian :

Intruksi :Nyatakan penilaian saudara terhadap aroma soygurt dan

berikan tanda ( ) pada pernyataan yang sesuai dengan

penilaian saudara pada masing-masing kode bahan.

Skala Hedonik Skor Kode

186 258 469 531 497

Amat Sangat Suka 7

Sangat Suka 6

Suka 5

Netral 4

Tidak Suka 3

Sangat Tidak Suka 2

Amat Sangat Tidak Suka 1

LAMPIRAN 7. Kuisioner Organoleptik

KUISIONER UJI KESUKAAN AROMA SOYGURT

Page 80: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …
Page 81: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …
Page 82: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …
Page 83: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …
Page 84: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …
Page 85: KARAKTERISTIK SOYGURT BERBAHAN DASAR SUSU KEDELAI …