KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah...

144
i KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK GANJURAN (TAHUN 1924 2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: BERARDUS ARDIAN CAHYO NUGROHO NIM : 111314009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah...

Page 1: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

i

KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR

GEREJA KATOLIK GANJURAN

(TAHUN 1924 – 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

BERARDUS ARDIAN CAHYO NUGROHO

NIM : 111314009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

ii

SKRIPSI

KARAKTER KEJAWAAN ARSITEKTUR

GEREJA KATOLIK GANJURAN

(TAHUN 1924 – 2013)

Oleh:

Berardus Ardian Cahyo Nugroho

NIM : 111314009

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Anton Haryono, M. Hum.

Pembimbing II

Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M. Tanggal, 9 Juni 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

iii

KARAKTER KEJAWAAN ARSITEKTUR

GEREJA KATOLIK GANJURAN

(TAHUN 1924 – 2013)

SKRIPSI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Berardus Ardian Cahyo Nugroho

NIM : 111314009

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 29 Juli 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. .......................

Sekretaris Dra. Theresia Sumini, M.Pd. .......................

Anggota Dr. Anton Haryono, M.Hum. .......................

Anggota Drs. A. K. Wiharyanto, M.M. .......................

Anggota Drs. B. Musidi, M.Pd. .......................

Yogyakarta, 29 Juli 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Santa Dharma

Dekan,

Rohandi, Ph.D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada

saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,

2. Kedua orang tua saya, Ayahanda Yohanes Rasul Sudarmaji, S.Pd. dan

Ibunda Victoria Sri Lestariningsih, S.Pd.,

3. Adik saya terkasih, Yustina Mutiara Ratri yang telah menjadi motivasiku

untuk segera menyelesaikan skripsi ini,

4. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2011,

terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini,

5. Teman-teman brotherhood, Ade, Bayu, Indra Poku, Esti dan Sabrina yang

telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Para pendidik dan saudara-saudaraku, yang telah membantu, membimbing,

memotivasi, dan mendoakanku selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

v

MOTTO

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan

saya percaya pada diri saya sendiri.

(Muhammad Ali)

Saya memang berpendidikan di Barat, tapi saya tetaplah orang Jawa.

(Sri Sultan HB IX)

Hari ini adalah awal, kemarin adalah masa lalu, besok adalah misteri. Tapi

kemarin hingga sekarang dan selamanya, Tuhan akan selalu memberkati.

Sejarah bukan hanya rangkaian cerita, ada banyak pelajaran, kebanggaan dan

harta di dalamnya.

(Berardus Ardian Cahyo N)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Juli 2016

Penulis

Berardus Ardian Cahyo N

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Berardus Ardian Cahyo Nugroho

Nomor Mahasiswa : 111314009

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK

GANJURAN (TAHUN 1924-2013)

Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini

yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 29 Juli 2016

Yang menyatakan

Berardus Ardian Cahyo Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

viii

ABSTRAK

KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR

GEREJA KATOLIK GANJURAN

(TAHUN 1924-2013)

Oleh:

Berardus Ardian Cahyo Nugroho

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga

permasalahan pokok yaitu (1) Latar belakang berdirinya Gereja Katolik Ganjuran;

(2) Karakter kejawaan arsitektur Gereja Katolik Ganjuran sebelum tahun 2006;

(3) Karakter kejawaan arsitektur Gereja Katolik Ganjuran pasca gempa tahun

2006.

Metode penelitian yang digunakan yaitu historis faktual dengan tahapan:

pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber),

interpretasi dan historiografi (penulisan sejarah). Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan arsitektur dan pendekatan budaya dengan model penulisan

yang bersifat deskriptif analitis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) latar belakang berdirinya

Gereja Katolik Ganjuran karena Schmutzer bersaudara mengemban misi

penyebaran Katolik di Ganjuran, bertambah banyak pekerja pabrik gula dan

masyarakat Ganjuran yang menjadi Katolik, (2) Arsitektur Gereja Katolik

Ganjuran memiliki ornamen-ornamen yang mengandung makna dan filosofi Jawa

yang telah Schmutzer cita-citakan, (3) Gempa bumi Yogyakarta tahun 2006 tidak

menghilangkan jati diri Gereja Katolik Ganjuran yang menunjukkan inkulturasi

Katolik-Jawa di dalamnya, bahkan kejawaan arsitektur Gereja Katolik Ganjuran

semakin dipertegas dengan pembangunan kembali bangunan gereja berbentuk

Joglo beserta ornamen-ornamen kejawaan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

ix

ABSTRACT

JAVANESE CHARACTERISTIC ARCHITECTURE

CATHOLIC CHURCH GANJURAN

(YEAR 1924-2013)

By:

Berardus Ardian Cahyo Nugroho

Sanata Dharma University

2016

This study aims to describe and analyze three key issues, namely: (1) The

background of the founding of Ganjuran Catholic Church; (2) The Javanese

character of the of Ganjuran Catholic Church architecture before 2006; (3) The

Javanese of the character Ganjuran Catholic Church architecture after the

earthquake in 2006.

The method used was historical factual research that includes: selecting a

topic, heuristic (pooling of resources), verification (source criticism),

interpretation and historiography (history writing). The approach used is the

architectural and the cultural approach. This model of writing as descriptive

analytical.

The results of this study are as follows. (1) The increase of the sugar

factory workers‟ conversion to Catholicism was cause by the Catholic mission of

the Schmutzer brothers, (2) The architecture of the Ganjuran Catholic Church

aspires Javanese philosophy of Schmutzer, (3) Yogyakarta earthquake in 2006 did

not eliminate the identity of the Ganjuran Catholic Church that shows

inculturation of the Catholic-Javanesse in it, even the Javanese architecture of the

Ganjuran Catholic Church increased by the reconstruction of the church‟s Joglo

and other Javanese ornaments.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan anugerah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Karakter Kejawaan Arsitektur Gereja Katolik Ganjuran (1924-2013)”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan

Ilmu Pendidikan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari

bimbingan, dukungan dan peran serta pihak-pihak yang telah memberi bantuan

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

3. Dr. Anton Haryono, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang telah

sabar membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan,

saran serta masukan selama penyusunan skripsi.

4. Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M. selaku dosen pendamping yang

telah sabar mendampingi, membantu, dan memberikan banyak

pengarahan, saran serta masukan selama penyusunan skripsi.

5. Drs. B. Musidi, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan

kepada penulis selama proses studi.

6. Seluruh dosen dan sekretariat program studi Pendidikan Sejarah yang

telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

7. Seluruh karyawan Perpustakaan Kolsani, Kotabaru, dan karyawan

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran yang telah memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

xi

pelayanan dan membantu penulisan dalam memperoleh sumber

penulisan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga penulis, terkhusus kedua orang tua penulis,

Ayahanda Yohanes Rasul Sudarmaji, S.Pd. dan Ibunda Victoria Sri

Lestariningsih, S.Pd. yang telah banyak memberikan dorongan

spiritual dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

9. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Sejarah angkatan 2011

yang telah memberikan dukungan, bantuan, serta inspirasi dalam

menyelesaikan skripsi.

10. Kekasih saya, Fatresia Renny yang telah memberikan dukungan dan

semangat dalam penyusunan dan menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman brotherhood, Ade, Bayu, Indra Poku, Esti dan Sabrina

yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

12. Teman-teman dari angkatan lain, Lupi, Akun, Leo dan Cornel yang

telah memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

13. Teman-teman kost Alan, Dwi, Triyadi, Toro dan Edo yang telah

memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Serta semua pihak yang tidak bisa disebut satu per satu yang turut

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam hasil penelitian laporan ini masih jauh

dari sempurna. Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang

membangun untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Yogyakarta, 29 Juli 2016.

Penulis

Berardus Ardian Cahyo Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Manfaat Penulisan ........................................................................ 6

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7

F. Landasan Teori ............................................................................. 11

G. Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................... 19

H. Sistematika Penulisan ................................................................... 23

BAB II BERDIRINYA GEREJA GANJURAN .................................... 25

A. Misi Gereja Katolik di Yogyakarta .............................................. 25

B. Keluarga Schmutzer dan Pabrik Gula Gondang Lipoera ............. 28

C. Keluarga Schmutzer dan Gereja Ganjuran ................................... 40

BAB III KEJAWAAN GEREJA GANJURAN SEBELUM

GEMPA YOGYAKARTA TAHUN 2006 ................................................. 45

A. Arsitektur Bangunan Gereja Ganjuran ......................................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

xiii

B. Ornamen Kejawaan Bangunan Gereja ......................................... 55

C. Candi Hati Kudus Tuhan Yesus ................................................... 65

BAB IV KEJAWAAN GEREJA GANJURAN PASCA GEMPA

YOGYAKARTA TAHUN 2006 ................................................................. 77

A. Peristiwa Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 .................................. 77

B. Ide Pembangunan Kembali ........................................................... 82

C. Bentuk dan Filosofi Bangunan Gereja Baru ................................. 85

BAB V KESIMPULAN ........................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 100

LAMPIRAN ................................................................................................. 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gb. 1. Bentuk rumah joglo ......................................................................... 13

Gb. 2. Bentuk rumah limasan tradisional .................................................. 13

Gb. 3. Skema ruang rumah limasan ........................................................... 16

Gb. 4. Skema ruang rumah Joglo masyarakat biasa .................................. 16

Gb. 5. Skema ruang rumah Joglo golongan ningrat .................................. 17

Gb. 6. Pastor van Lith ................................................................................ 26

Gb. 7. Pastor Henri van Drissche beserta para muridnya dari sekolah

Standaardschool di Mendut ............................................................ 27

Gb. 8. Kakak beradik Julius dan Josef Schmutzer beserta istri mereka .... 32

Gb. 9. Upacara Cemengan yang dilakukan di PG Gondang Lipoera

sebelum musim giling tiba .............................................................. 34

Gb. 10. Julius Schmutzer yang mengawasi panen tebu ............................... 35

Gb. 11. Rumah Sakit Katolik Onder De Bogen ........................................... 38

Gb. 12. Suster dari kongregasi Carolus Borromeus memeriksa masyarakat

sekitar Ganjuran .............................................................................. 39

Gb. 13. Inkulturasi dalam Arsitektur Gereja Katolik ................................... 46

Gb. 14. Sketsa awal disain bangunan gereja karta Ir. Julius Schmutzer ...... 47

Gb. 15. Maket awal disain bangunan Gereja Ganjuran ............................... 47

Gb. 16. Disain kerangka bangunan Gereja Ganjuran .................................. 48

Gb. 17. Arsitek Gereja Ganjuran Th. van Oyen .......................................... 49

Gb. 18. Plafon gereja yang berwarna putih menambah pencahayaan

ruang gereja ..................................................................................... 50

Gb. 19. Gereja Ganjuran yang menggunakan atap pelana ........................... 51

Gb. 20. Bagian depan gereja yang terdapat lonceng Elisabeth .................... 52

Gb. 21. Mgr. van Velsen, keluarga Schmutzer beserta misdinar seusai

pemberkatan gereja ......................................................................... 53

Gb. 22. Josef, Iko beserta pemahat lainnya sedang membuat arca .............. 56

Gb. 23. Relief bhurloka terletak pada bagian kaki latar yang

menyimbolkan dunia yang tak kekal .............................................. 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

xv

Gb. 24. Kedua Arca Malaikat yang mengapit tabernakel dalam posisi

sembah jangga ................................................................................ 60

Gb. 25. Bentuk arca Hati Kudus Yesus ....................................................... 61

Gb. 26. Arca Pradnyaparamita dari Singasari .............................................. 62

Gb. 27. Arca Bunda Maria yang terletak di sisi Selatan altar ...................... 63

Gb. 28. Panel jalan salib pemberhentian pertama yang diukir oleh Iko ...... 64

Gb. 29. Candi HKTY tahun 1930 ................................................................ 66

Gb. 30. Candi Penataran di Jawa Timur ...................................................... 66

Gb. 31. Prosesi dan perjamuan yang diselenggarakan oleh keluarga

Schmutzer di pelataran Candi Hati Kudus Tuhan Yesus ................ 67

Gb. 32. Pemberkatan Arca Hati Kudus Tuhan Yesus di pelataran candi .... 68

Gb. 33. Peletakan batu pertama oleh Keluarga Schmutzer beserta staff

pekerja pabrik gula Gondang Lipoera dan guru yang mengajar di

Standaardschool yang dibangunnya ............................................... 68

Gb. 34. Candi Hati Kudus Tuhan Yesus ...................................................... 69

Gb. 35. Kran air Tirta Perwitasari yang berjumlah 9, masing-masing

terdapat 3 di setiap sisi Candi HKTY ............................................. 73

Gb. 36. Kran air Tirta Perwitasari yang sudah dipindah tahun 2005 ........... 74

Gb. 37. Arca Bunda Maria untuk memulai doa Jalan Salib di Ganjuran .... 75

Gb. 38. Relief Jalan Salib di pelataran Candi Hati Kudus Tuhan Yesus

Ganjuran .......................................................................................... 75

Gb. 39. Nampak pendapa dengan atap rumah kampung yang ada di sisi

Utara dan Selatan gereja ................................................................. 76

Gb. 40. Bagian depan gereja yang roboh akibat gempa .............................. 79

Gb. 41. Bagian depan gereja yang roboh akibat gempa .............................. 79

Gb. 42. Proses perataan bangunan Gereja Ganjuran ................................... 79

Gb. 43. Gereja darurat yang dibuat pasca gempa ........................................ 81

Gb. 44. Pendapa pindahan dari pendapa lama yang aman dari gepa,

terletak di sisi Selatan gereja ........................................................... 85

Gb. 45. Sketsa disain gereja dengan Ruang Adorasi di sisi Barat gereja .... 86

Gb. 46. Gereja Ganjuran tampak depan ....................................................... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

xvi

Gb. 47. Altar Gereja Ganjuran lama dengan ornamen yang sederhana ....... 88

Gb. 48. Altar Gereja Ganjuran baru dengan ornamen yang lebih mewah

dan megah ....................................................................................... 88

Gb. 49. Interior gereja yang penuh dengan ornamen kejawaan ................... 89

Gb. 50. Umpak ............................................................................................. 90

Gb. 51. Ornamen Probo dan Wajikan .......................................................... 91

Gb. 52. Untu Walang ................................................................................... 92

Gb. 53. Nanasan ........................................................................................... 92

Gb. 54. Wuwung kembang turen dan listplank banyu tumetes ................... 93

Gb. 55. Ornamen burung pelikan dan api .................................................... 94

Gb. 56. Kubah kaca bergambarkan para Penginjil dan Tritunggal Maha

Kudus .............................................................................................. 95

Gb. 57. Area gamelan di dalam gereja ......................................................... 96

Gb. 58. Area gamelan di pelataran Candi .................................................... 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Belanda yang telah menjajah dalam kurun waktu cukup lama,

memberikan banyak pengaruh bagi kehidupan bangsa Indonesia. Walaupun

sebagai penjajah, kehadiran mereka juga memberikan kontribusi bagi

perkembangan seni, antara lain seni arsitektur atau seni bangunan. Mereka

mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia. Banyak pula orang Belanda

yang peduli terhadap kebudayaan lokal Indonesia1, dan mengembangkannya,

termasuk dalam hal arsitektur. Unsur kebudayaan Indonesia yang terpengaruh

kebudayaan kolonial ini kemudian disebut Kebudayaan Indis.2

Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran yang terletak di Bantul

dan didirikan pada tahun 1924 merupakan salah satu bangunan bercirikan

kebudayaan Indis. Bangunan Gereja tersebut didirikan oleh pengusaha pabrik gula

Gondang Lipoera, Ir. Julius Schmutzer dan keluarganya. Pabrik gula Gondang

Lipoera menjadi cikal bakal penyebaran agama Katolik di daerah Ganjuran dan

sekitarnya.

Sebagai orang Belanda yang tinggal di Yogyakarta, Julius Schmutzer

beserta keluarganya sangat menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya

masyarakat Jawa. Pemberian nama pabrik gula Gondang Lipoera juga tidak luput

dari kesan filosofi sejarah. Hal itu tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Mataram

1 H.B Hery Santosa, Reader Sejarah Kebudayaan Indonesia, hlm. 114.

2 Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis: dan gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa, 2000,

hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

2

2

yang dahulunya merupakan tempat Raja Senapati mendapatkan wahyu untuk

menguasai tanah Jawa.

Pendirian Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus bukan untuk mencari

popularitas atau mencari nama. Seraya mengelola pabrik gula Gondang Lipoera,

Julius Schmutzer dan keluarga hidup dan berkarya dengan semangat kristiani,

semangat yang ditimbanya dari Ensiklik Rerum Novarum Paus Leo XIII (1891)

yang mereka ketahui ketika di Delft, Belanda.3

Sebagian orang Belanda dan Indo-Belanda yang bekerja dan tinggal di

pabrik gula Gondang Lipoera adalah pemeluk Katolik, sehingga memungkinkan

adanya kunjungan pastoral.4 Tidak diketahui dengan jelas berapa banyak umat

Katolik di daerah Ganjuran pada masa itu. Satu-satunya data historis yang ditulis

oleh Julius Schmutzer menyebutkan, pada tahun 1919 untuk pertama kalinya

diadakan Misa Kudus di rumah keluarga Schmutzer, dipimpin oleh J.B. van

Driessche, S.J. bersama tujuh atau delapan umat.

Dalam rangka membangun gereja di Ganjuran, keluarga Schmutzer

memperkerjakan seorang arsitek dari Belanda, J. Yh. van Oyen. Pembangunannya

dimulai pada tanggal 16 April 1924, ditandai peletakan batu pertama oleh Vikaris

Apostolik Batavia, Monseigneur Antonius van Velsen S.J. dan diberkati pada

tanggal 20 Agustus 1924.

3 C.H Suryanugraha, Liturgi Autentik dan Relevan, Yogyakarta, CV. Titian Galang Printika, 2006,

hlm. 118. 4 Anton Haryono, Awal Mulanya adalah Muntilan: Misi Jesuit di Yogyakarta 1914-1940,

Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2009, hlm. 126.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

3

3

Schmutzer beserta keluarganya pada waktu itu menyadari orang-orang

Ganjuran masih banyak yang menganut Kejawen.5 Mereka menggunakan

mitologi Jawa terbaik untuk mendekatkan gereja dengan masyarakat. Untuk

menjalankan niatnya itu, Schmutzer memperkerjakan seorang seniman Sunda-

Muslim bernama Iko untuk membuat ornamen-ornamen gereja dengan nuansa

kejawaan. Dalam mendesain dan mengerjakan ornamen-ornamen dan patung

gereja, Iko didampingi oleh Yong Shoi Lin, seorang Tionghoa.

Gedung Gereja Ganjuran yang berdiri pada tahun 1924, jika dilihat dari

luar seperti bangunan Belanda atau Eropa. Namun jika dilihat interiornya

karakteristik kejawaan gereja ini sangatlah kental. Altarnya bernuansakan Jawa

dengan sepasang patung malaikat bersayap mengapit tabernakel, dengan sikap

duduk dan sembah jangga.6 Ornamen-ornamen dinding dalam gereja juga

bernuansa kejawaan meskipun bertutur tentang kekatolikan.

Untuk memperkuat karakter kejawaan Gereja Ganjuran, Ir. Julius

Schmutzer merancang sebuah bangunan candi yang dimaksudkan untuk

menghormati Hati Kudus Tuhan Yesus. Candi Jawa dipilih sebagai simbol bahwa

seorang raja baru telah hadir di tanah Jawa, yakni Kristus Sang Raja.7 Candi

tersebut dibangun empat tahun berselang setelah selesai pembangunan gereja.

Pembangunan Candi Hati Kudus Tuhan Yesus tidak terlepas dari filosofis

masyarakat Jawa yang sudah dipikirkan oleh keluarga Schmutzer. Arca Yesus

Kristus dibuat dalam rupa raja Jawa Klasik. Pemilihan lokasi juga tidak luput dari

5 Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jawa

6 Sembah jangga adalah posisi duduk bersila dengan tangan mengatup menghormat seperti orang

yang sedang menghadap raja. 7 Ibid, hlm. 123.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

4

4

filosofi Jawa, di mana bangunan candi menghadap ke selatan. Masyarakat Jawa

meyakini bahwa sosok perempuan, sekaligus ratu mereka berada di Laut Selatan,

Ratu Roro Kidul. Ratu Roro Kidul dianalogikan sebagai Maria. Patung Yesus di

Candi Ganjuran dibangun menghadap ke Selatan, artinya menghadap ke arah

Ibunya.

Seiring perkembangan umat yang semakin bertambah, pada tahun 1942

bangunan gereja diperluas. Waktu itu banyak umat gereja yang tidak dapat

mengikuti Ekaristi di dalam gereja. Pada tahun 1948 sewaktu terjadi Agresi

Militer Belanda II terjadi pengrusakan besar-besaran terhadap pabrik gula

Gondang Lipoera. Bangunan gereja, candi Ganjuran, sekolah-sekolah dan rumah

sakit tidak mengalami dampak dari peristiwa tersebut.

Selama perkembangannya, Gereja Ganjuran masih menggunakan pondasi

yang tetap dan menggunakan 12 tiang sebagai penyangga di bagian tengah gereja.

Bagi masyarakat Jawa, tiang-tiang penyangga tersebut dinamakan Saka Guru. Ciri

khas gereja dengan lonceng di atas pintu masuk gereja juga tetap dipertahankan.

Selain itu, altar Gereja Ganjuran yang khas tidak mengalami perubahan sama

sekali.

Semakin berkembangnya umat Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran,

bangunan gereja juga semakin diperluas. Perluasan bangunan terjadi pada tahun

2000 yaitu dengan menambahkan bangunan pendapa terpisah di sisi selatan dan

utara gereja. Bangunan pendapa tersebut kerap digunakan umat untuk ibadah yang

lebih sederhana dan berbagai macam pertemuan Gerejawi. Kedua pendapa itu

memberikan sebuah kesan simetris antara sisi utara dan selatan gereja sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

5

5

nampak harmonis antara kebudayaan Jawa (bangunan joglo) dengan kebudayaan

Eropa (gereja).

Bangunan joglo yang dibuat sebagai ruang tambahan untuk umat tidak

bertahan lama. Selang beberapa tahun setelah didirikan, bangunan itu mengalami

kerusakan parah akibat gempa dahsyat yang terjadi pada tanggal 26 Mei 2006.

Pada saat umat menyambut komuni, gedung gereja tergoncang, langit-langit

gereja runtuh dan sebagian dinding ambrol. Empat umat yang mengikuti misa

pagi saat itu meninggal akibat tertimpa bangunan gereja.

Seiring perbaikan bangunan gereja yang roboh akibat gempa, umat

menggunakan bangunan gereja darurat menyerupai limasan panjang tanpa

dinding. Bangunan tersebut terletak di depan pelataran Candi Hati Kudus Tuhan

Yesus, terbuat dari bambu yang diikat dengan tali ijuk dan atapnya menggunakan

damen atau batang padi yang dikeringkan. Berselang tidak lama dari gempa serta

penanganan korban gempa, bangunan gereja yang roboh kemudian diratakan

dengan tanah dan dibuat dengan bangunan baru yang dimulai pada tanggal 22

Juni 2008.

Ide bangunan gereja baru ini tidak terlepas dari cita-cita keluarga

Schmutzer yang hendak menggabungkan antara kebudayaan Jawa dengan agama

Katolik. Dipilihlah bangunan joglo yang mencirikan bangunan tradisional

masyarakat Jawa. Proyek pembangunan gereja didasari oleh filosofi arsitektur

Jawa serta simbol-simbol ajaran Katolik yang tertuang dalam Injil. Setiap

ornamen yang terdapat dalam bangunan Gereja Ganjuran saat ini semakin kental

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

6

6

akan karakteristik kejawaannya maupun makna ajaran agama Katolik yang sudah

tertuang dalam Injil.

B. Perumusan Masalah

Dalam rangka melihat karakteristik kejawaan dalam Gereja Ganjuran dari

sudut pandang arsitektur bangunan, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Gereja Ganjuran?

2. Bagaimana karakteristik kejawaan Gereja Ganjuran sebelum gempa 2006?

3. Bagaimana karakteristik kejawaan Gereja Ganjuran pasca gempa 2006?

C. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan karya

tulis ini, yaitu:

1. Mengetahui latar belakang berdirinya Gereja Ganjuran di tahun 1924.

2. Mengetahui bentuk-bentuk karakteristik kejawaan arsitektur Gereja

Ganjuran sebelum gempa tahun 2006.

3. Mengetahui macam-macam karakteristik kejawaan arsitektur Gereja

Ganjuran pasca gempa tahun 2006.

D. Manfaat Penulisan

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Diharapkan hasil dari penelitian ini akan dapat

menambah ilmu, pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam bidang sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

7

7

arsitektur Gereja. Penelitian ini pun menjadi pengalaman tersendiri bagi penulis.

Hasil penulisan skripsi juga berguna sebagai sumbangan pemikiran tentang studi

sejarah gereja, khususnya arsitektur yang ada di Gereja Ganjuran. Skripsi ini pun

dapat digunakan sebagai kajian lebih lanjut bagi institusi atau lembaga terkait,

mahasiswa dan pihak lain yang membutuhkan.

E. Tinjauan Pustaka

Jika seseorang ingin menulis sejarah, maka pertama yang dibutuhkan

adalah sumber-sumber sejarah. Sumber-sumber sejarah yang digunakan dalam

skripsi ini antara lain buku karangan Djoko Soekiman berjudul Kebudayaan Indis

dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa, Abad XVIII - Medio Abad

XX.8 Buku ini menerangkan berbagai bentuk percampuran budaya masyarakat

Indonesia dengan kebudayaan Eropa, khususnya Belanda. Kebudayaan yang

bercampur tersebut dinamakan kebudayaan Indis. Ada beberapa aspek

kebudayaan Indis, salah satunya yakni religi dan arsitektur. Hal itu tampak dalam

karya Schmutzer yakni Gereja Ganjuran dan Candi Hati Kudus Yesus.

Buku yang diterbitkan oleh Kantor Wali Gereja Indonesia, berjudul

Sejarah Gereja Katolik Indonesia 3b, Wilayah-Wilayah Keuskupan Dan Majelis

Agung Wali Gereja Indonesia Abad Ke-20, Jawa, Nusa Tenggara9 membahas

sejarah awal mula berkembangnya agama Katolik di beberapa daerah. Buku ini

berisi, penyebaran misi di wilayah Jawa hingga Ende dan Larantuka di Nusa

Tenggara. Diterangkan mulai dari mulai berkembangnya Keuskupan Agung

8 Djoko Soekiman, loc.cit.

9 Muskens, Sejarah Gereja Katolik Indonesia 3b, Wilayah-Wilayah Keuskupan Dan Majelis

Agung WaliGereja Indonesia Abad Ke-20, Jawa, Nusa Tenggara, MAWI, Lampiran-Lampiran,

1974, Jakarta: Bagian Dokumentasi Penerangan Kantor WaliGereja Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

8

8

Semarang baik awal terbentuknya tahun 1940, misi Katolik di Jawa Tengah

hingga perkembangan keuskupan lainnya di Jawa Tengah, Jawa Timur hingga

Nusa Tenggara tahun 1970-an.

Indonesianisasi: Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik

Indonesia10

, karangan Huub J.W.M. Boelaars, berbicara tentang proses

terwujudnya pembangunan struktural dan budaya gereja-gereja setempat di

Indonesia. Dalam buku ini diterangkan mengenai proses perubahan yang disebut

Indonesianisasi sejak awal mula sejarahnya, yakni masa sekitar 1940 hingga 1990

di seluruh Nusantara. Kekristenan di Indonesia bukanlah produk lokal Indonesia,

karena berasal dari luar negeri. Kekristenan ditanam di Nusantara pada abad-abad

silam sebagai bibit, kemudian mengakar dan makin dewasa melalui berbagai

proses, salah satunya adalah inkulturasi, pengungkapan iman Katolik dengan

budaya Indonesia.

Sejarah perkembangan Gereja Katolik di Indonesia juga termuat dalam

buku berjudul Ragi Carita Sejarah Gereja di Indonesia 2 karangan Cornelis van

De Ven. Selain perkembangan umat, dalam buku ini disajikan perkembangan

inkulturasi Gereja Katolik di Indonesia.

Sumber berikutnya adalah buku berjudul Awal Mulanya Adalah Muntilan:

Misi Jesuit Di Yogyakarta karangan Anton Haryono.11

Buku ini mendeskripsikan

sejarah penyebaran dan perkembangan misi agama Katolik di Yogyakarta pada

tahun 1914 hingga tahun 1940. Di dalamnya juga terdapat data-data mengenai

10

Huub J.W.M. Boelaars, Indonesianisasi Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja

Katolik Indonesia, 2005, Yogyakarta : Kanisius. 11

Anton Haryono, op.cit., hlm. 11-20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

9

9

sejarah Gereja Ganjuran yang menggunakan inkulturasi sebagai suatu bentuk atau

cara penyebaran agama Katolik.

Kelima buku tersebut digunakan peneliti untuk membahas tentang awal

mula penyebaran misi Katolik di Pulau Jawa. Buku-buku itu memaparkan

bagaimana agama Katolik masuk ke Indonesia dengan disebarkan oleh orang-

orang Katolik dari Belanda. Orang-orang Belanda tersebut adalah para biarawan

Jesuit. Mereka menyebarkan agama Katolik dengan antusias sehingga karya-

karyanya dapat berkembang seperti agama Katolik di Pulau Jawa sekarang ini.

Sumber berikutnya berupa artikel karya C.H. Suryanugraha berjudul Candi

Ganjuran: Seni Liturgis Budaya Jawa. Artikel ini dimuat dalam buku berjudul

Rupa dan Citra,12

menceritakan keunikan Candi Ganjuran yang dibangun untuk

menunjukkan suatu bentuk inkulturasi yang kuat dalam agama Katolik dengan

kebudayaan Jawa. Diterangkan pula mengenai inkulturasi dalam bentuk tata cara

ibadah dan acara-acara keagamaan Katolik lainnya.

Panitia pembangunan Gereja Ganjuran menerbitkan sebuah buku berjudul

Ganjuran: Gereja Berkat Dan Perutusan.13

Buku ini memberikan gambaran

sejarah Gereja Ganjuran dari awal dibangun tahun 1924, peristiwa gempa

Yogyakarta tahun 2006 hingga terbangunnya Gereja Ganjuran masa kini. Di

dalamnya, banyak terdapat gambar atau foto dan sketsa-sketsa arsitektur gereja.

Setiap bagian gereja masa kini dijelaskan makna filosofisnya yang kuat,

perpaduan antara agama Katolik dan arsitektur Jawa.

12

C.H. Suryanugraha, Rupa dan Citra : Aneka Simbol dalam Misa, 2006, Bandung : SangKris. 13

Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, Ganjuran Gereja Berkat dan Perutusan : Pasca Gempa

Bumi 27 Mei 2006, 2009, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

10

10

Skripsi Lucia Esti Elihami berjudul Sejarah Berdirinya Paroki Hati Kudus

Yesus Ganjuran Inkulturasi Sebagai Landasan Tumbuh Dan Berkembangnya

Paroki Hati Kudus Yesus Ganjuran Yogyakarta14

menjadi bagian penting dari

penulisan skripsi ini. Di dalam skripsinya, Lucia Esti menjelaskan tentang sejarah

keluarga Schmutzer hingga terbentuknya Ganjuran sebagai sebuah paroki besar di

Yogyakarta.

Ketiga sumber tersebut digunakan untuk membahas latar belakang

berdirinya Gereja Ganjuran serta pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu

ada berbagai bentuk inkulturasi agama Katolik dengan kebudayaan Jawa yang

tampak pada Candi Hati Kudus Yesus, Ganjuran.

Selain sumber-sumber yang membahas sejarah Gereja Katolik di Jawa,

ataupun di Ganjuran, penulis juga memasukkan sumber-sumber lain tentang

arsitektur. Buku-buku seperti ini dibutuhkan untuk menunjang pembahasan

mengenai arsitektur masyarakat Jawa, antara lain: buku karangan H.J. Wibowo

dkk. berjudul Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,15

yang

menjelaskan berbagai jenis rumah tradisional masyarakat Yogyakarta. Buku ini

juga menerangkan macam-macam kegunaan atau fungsi yang terdapat dalam

masing-masing bagian rumah tradisional Jawa.

Buku lain adalah Joglo: Arsitektur Rumah Tradisional Jawa16

karya K.R

Ismunandar. Buku ini menjelaskan mengenai joglo sebagai bangunan tradisional

14

Lucia Esti Elihami, “Sejarah Berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus Ganjuran Inkulturasi Sebagai

Landasan Tumbuh Dan Berkembangnya Paroki Hati Kudus Yesus Ganjuran Yogyakarta”, 1995,

Skripsi S1, Pendidikan Sejarah, USD. 15

H.J. Wibowo, dkk, Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, 1998, Jakarta : CV.

Pialamas Permai. 16

R. Ismunandar K, Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, 1986, Semarang : Dahara Prize.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

11

11

masyarakat Yogyakarta yang memiliki ciri khasnya masing-masing. Termuat di

dalamnya penjelasan tentang teknik pembuatan, makna tiap bagian bangunan,

serta penggunaan simbol-simbol dalam aksesoris bangunan joglo.

Wastu Citra: Pengantar Ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur Sendi-Sendi

Filsafatnya Beserta Contoh-Contoh Praktis karya Y.B. Mangunwijaya merupakan

buku yang berisikan macam-macam bentuk arsitektur dunia beserta kosmologi

dari masing-masing ruang yang dimiliki. Dalam buku ini dijelaskan beberapa

filsafat terkait sejarah perkembangan arsitektur serta kosmologi arsitektur gereja

yang ada di dunia.

Dalam menyusun skripsi peneliti memanfaatkan juga tradisi lisan, yang

diperoleh berdasarkan cerita-cerita dari keluarga peneliti yang tinggal di Ganjuran

serta homili yang dilakukan oleh Romo G. Utomo, Pr. saat berkothbah dalam

acara Prosesi Agung gereja Hati Kudus Tuhan Yesus tahun 2015. Data lain yang

cukup bermanfaat juga didapatkan dari beberapa video mengenai sejarah Gereja

Ganjuran.

F. Landasan Teori

Sebelum masuk pada pokok pembahasan, penulis perlu menguraikan

beberapa konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini yakni mengenai konsep

karakter kejawaan, arsitektur rumah Jawa, dan gereja Katolik. Hal ini bertujuan

untuk memperjelas arti dari beberapa kata penting yang sering kali digunakan

dalam pembahasan sehingga ada kesamaan pandang.

Setiap kebudayaan memiliki karakteristiknya masing-masing. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

12

12

penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat

istiadat. Salah satu bentuk budaya yang ada di Indonesia yakni budaya Jawa.

Budaya Jawa ini dianut oleh suku Jawa, baik yang menetap di Jawa ataupun di

pulau yang berbeda.17

Budaya Jawa yang melekat ini kemudian muncul sebagai

karakter kejawaan. Dalam penulisan ini pengertian kejawaan merupakan kondisi

budaya Jawa yang dihayati oleh masyarakat Jawa yang terlihat dari aspek-aspek

kehidupan yang dijalani.

Unsur kebudayaan yang dimiliki suku-suku di Indonesia berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya. Unsur kebudayaan masyarakat pada kesenian

yang dapat dilihat dari seni kriya, seni pertunjukan, seni sastra dan seni lainnya.18

Pada seni kriya ini tampak pada seni ukir dekoratif, dan seni arsitektur atau seni

membangun sebuah bangunan tertentu.

Kearifan lokal yang dimiliki oleh berbagai daerah tampak dari seni kriya

dalam rupa arsitektur bangunannya. Kearifan lokal tersebut berasal dari sebuah

tradisi, kondisi lingkungan, kondisi sosial, serta unsur-unsur terkait yang

mempengaruhi bentuk suatu bangunan di suatu daerah tertentu. Pengertian

arsitektur berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu seni dan ilmu

merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya serta

metode dan gaya rancang suatu konstruksi bangunan.19

Bagi masyarakat dulu,

arsitektur diungkapkan sebagai nilai yang melekat pada karya budaya mereka,

yang di dalamnya tersirat idealisme dan perilaku mereka pada waktu itu.20

17

http://id.wikipedia.org/wiki/Kejawen diunduh pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 19.00. 18

H.B Hery Santosa, op.cit., hlm. 119. 19

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 20

Arya Ronald, 2012, Pengembangan Arsitektur Rumah Jawa, hlm. iii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

13

13

Dalam masyarakat Jawa dikenal berbagai bentuk bangunan rumah antara

lain rumah bentuk kampung, rumah bentuk penggang, rumah limasan dan rumah

joglo. Rumah joglo dan rumah limasan merupakan jenis rumah yang familiar di

Jawa, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gb. 1. Bentuk Rumah Joglo

(Sumber: www.google.com)

Gb. 2. Bentuk Rumah Limasan Tradisional

(Sumber: www.google.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

14

14

Rumah joglo umumnya dimiliki oleh orang-orang yang mampu. Hal itu

karena untuk membangun rumah Joglo dibutuhkan bahan bangunan yang lebih

banyak dan lebih mahal. Masyarakat kalangan menengah ke bawah lazimnya

tidak dapat membangun rumah tradisional jenis joglo tersebut. Selain harga bahan

bangunannya yang mahal, bila rumah joglo tersebut mendapat kerusakan dan

perlu diperbaiki, tetapi tidak boleh merubah dari bentuk semula. Sebab kalau

dilanggar bisa menimbulkan pengaruh yang kurang baik pada penghuni rumah.21

Rumah joglo merupakan bangunan yang sempurna bagi masyarakat Jawa.

Bangunan ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan jenis rumah

tradisional masyarakat Jawa kebanyaka. Ciri umum bentuk bangunan joglo adalah

penggunaan “blandar” bersusun yang disebut “blandar tumpangsari”22

. Di bagian

penyangga “blandar tumpangsari” terdapat empat buah tiang pokok yang terletak

di tengah yang disebut “soko guru”. Sebagai penyangga atau kerangka lainnya

terdapat “sunduk”, berfungsi sebagai penyiku atau penguat bangunan agar tidak

berubah posisinya. Oleh sebab itu letaknya pada ujung atas “saka guru” di bawah

“blandar”.23

Bangunan berukuran bujur sangkar ini mengalami perubahan seiring

perkembangan jaman. Beberapa variasi bentuk bangunan joglo diantaranya:

rumah joglo lawakan, rumah joglo sinom, rumah joglo jompongan, rumah joglo

pangrawit, rumah joglo mangkurat, rumah joglo hageng, dan rumah joglo

21

R. Ismunandar K, op.cit., hlm. 93. 22

Blandar tumpangsari merupakan “blandar” bersusun ke atas dan semakin melebar. 23

H.J. Wibowo, dkk., op.cit., hlm. 54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

15

15

tinandhu. Perbedaan mendasar dari berbagai jenis joglo tersebut terdapat di atap

bangunan (empyak), brunjung, serta pengeret.24

Selain rumah joglo, rumah limasan merupakan salah satu jenis rumah

tradisional masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) yang dapat dibuat

oleh berbagai kalangan masyarakat. Bentuk rumah limasan ini memiliki denah

empatpersegi panjang dan dua buah atap (kenjen atau cocor) serta dua atap

lainnya (brunjung) yang bentuknya jajaran genjang sama kaki. Kata limasan ini

diambil dari kata “lima-lasan”, yakni perhitungan sederhana menggunakan

ukuran-ukuran : “molo” 3 meter dan “blandar” 5 meter. Tetapi bila “molo”

berukuran 10 meter, maka “bladar” harus memakai ukuran 15 meter.25

Kenjen

atau cocor cenderung untuk berubah. Karena rumah limasan mengalami

penambahan sisi-sisinya yang disebut empyak emper atau atap emper,

menimbulkan variasi baru dari rumah limasan kontemporer. Variasi bentuk rumah

limasan antara lain: rumah limasan lawakan, rumah limasan gajah ngombe, rumah

limasan gajah njerum, rumah limasan apitan, rumah limasan klabang nyander,

rumah limasan pacul gowang, rumah limasan gajah mungkur, rumah limasan cere

gancet, rumah limasan apitan pengapit, rumah limasan lambang emplok, rumah

limasan semar tinandhu, rumah limasan traiumas lambang gantung, rumah

limasan trajumas, rumah limasan sinom, dan rumah limasan lambang sari.26

24

Ibid., hlm. 54-60. 25

Ibid., hlm. 43. 26

Ibid., hlm. 42-53.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

16

16

Persamaan dari kedua jenis rumah tradisional Jawa tersebut, terdapat

susunan ruangan yang biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruangan

pertemuan yang disebut dengan pendhapa, ruang tengah atau disebut pringgitan,

dan ruang belakang yang disebut dengan dalem atau omah jero sebagai ruang

keluarga.27

Dalam ruangan itu terdapat tiga buah kamar (senthong) yaitu senthong

kiwa, senthong tengah (petanen) dan senthong kanan.

Susunan ruangan rumah bentuk joglo lebih jelas dibandingkan dengan

susunan ruangan rumah Jawa lainnya. Oleh karena itu rumah joglo tersebut

27

Ibid., hlm. 60.

4d a b c

1

2

3

4d

4d

Gb. 3. Skema ruang rumah Limasan

(Sumber: Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa)

Keterangan :

1. Ruang depan

2. Ruang tengah

3. Ruang belakang

a. Senthong kiwa

b. Senthong tengah

c. Senthong kanan

4. d. kamar tambahan

Keterangan :

1. Pendhapa

2. Pringitan

3. Dalem

a. Senthong kiwa

b. Senthong tengah

c. Senthong kanan

Gb. 4. Skema ruang rumah Joglo masyarakat biasa

(Sumber: Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa)

1

a b c

3

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

17

17

dikatakan sebagai rumah dengan tipe yang lengkap dan tepat bagi masyarakat

Jawa. Ada dua jenis tipe rumah joglo berdasarkan status kepemilikan, pertama

ialah rumah joglo milik orang biasa dan rumah joglo milik golongan bangsawan

(ningrat). Susunan ruang pada rumah bentuk joglo biasanya disesuaikan dengan

jumlah anggota keluarga. Jadi semakin banyak anggota keluarga itu, makin

banyak ruangan yang dibutuhkan. Pada prinsipnya semua kamar dalam ruangan

menghubungkan antara tiang yang satu dengan tiang lainnya dan tepat di bawah

“blandar”.28

Rumah yang dimiliki golongan bangsawan (ningrat) biasanya dibangun

lebih lengkap. Di bagian depan rumah biasanya terdapat sebuah bangunan

pendhapa yang berbentuk joglo terbuka, semakin ke dalam ada sebuah bangunan

utama biasanya berbentuk limasan yang di dalamnya terdapat berbagai ruangan

yang terdapat dalam rumah limasan pada umumnya. Di sebelah kiri kanan

“dalem” ada bangunan kecil memanjang disebut dengan gandhok yang memiliki

kamar-kamar.

28

Ibid., hlm. 61.

Keterangan :

1. Pendhapa (bangunan joglo

dengan ruang terbuka)

2. Pringitan

3. Dalem

a. Senthong kiwa

b. Senthong tengah

c. Senthong kanan

4. Gandhok

Gb. 5. Skema ruang rumah Joglo golongan ningrat

(Sumber: Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa)

a

b

c

1 2 3

4

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

18

18

Setelah sedikit memahami tentang yang dimaksud dengan kejawaan dan

arsitektur rumah Jawa, perlu dipahami lagi mengenai yang dimaksud gereja dalam

skripsi ini. Gereja merupakan persekutuan para orang beriman,29

orang-orang

yang percaya kepada Tuhan Allah atau kepada Kristus dan telah dibaptis secara

Kristiani. Namun, pengertian Gereja tidak hanya dalam bentuk persekutuan umat

melainkan juga kondisi fisiknya, yaitu bangunan, tempat berkumpulnya umat

untuk melakukan ibadah.

Bangunan gereja di Indonesia banyak yang menyerupai bangunan-

bangunan rumah di Eropa, karena agama Katolik di Indoneisa pertama kali

disebarkan oleh pastor-pastor Eropa. Pada masa awal perkembangan agama

Katolik di Indonesia, bangunan gereja masih menggunakan tempat terbuka atau

rumah-rumah orang yang sudah memeluk agama Katolik. Karena semakin banyak

yang mulai memeluk agama Katolik, dibangunlah sebuah tempat khusus untuk

mereka beribadat.

Di pulau Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur bentuk bangunan

yang didirikan oleh orang-orang Belanda pada tahun 1920-an biasanya sudah ada

perpaduan dengan arsitektur tradisional masyarakat lokal. Ciri khas bangunan

Belanda seperti itu antara lain; 1) memiliki denah simetris, pilar di serambi depan

dan belakang, 2) menggunakan tempelan batu kali pada tampak depan bangunan,

3) adanya tower (pada bangunan gereja diganti dengan lonceng gereja), serta 4)

memiliki ventilasi yang cukup besar. Sebagai tempat peribadatan, gereja yang

29

Konferensi Wali Gereja Katolik, Iman Katolik, 1996, Yogyakarta: Kanisius, hlm. 332.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

19

19

dibangun oleh orang-orang Belanda cenderung berbentuk simetris menyerupai

salib ( † ).

Di beberapa daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali terdapat gereja-

gereja tua yang dalam arsitektur mengalami perpaduan budaya Eropa dan

Indonesia, antara lain 1) Gereja Puhsarang di Kediri tahun 1936 yang menyerupai

gunung, 2) Gereja Tri Tunggal Maha Kudus di Bali tahun 1937 yang menyerupai

pura, dan 3) Gereja Ganjuran di Yogyakarta tahun 1924.30

Beberapa gereja

tersebut memiliki arsitektur tradisional yang diterapkan dalam peribadatan agama

Katolik. Bagi masyarakat Jawa, arsitektur gereja yang menyerupai rumah

tradisional membuat mereka lebih nyaman dan lebih sakral dalam melakukan

upacara religinya

G. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1)

pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) verifikasi, (4) interpretasi, (5)

penulisan.31

a. Pemilihan Topik

Pemilihan topik adalah langkah awal dalam setiap penulisan sejarah. Topik

yang dipilih penulis haruslah bernilai. Syarat terpenting dalam pemilihan topik

yaitu kedekatan intelektual dan kedekatan emosional. Kedekatan intelektual yaitu

30

Cornelis van De Ven, Ragi Carita : Sejarah Gereja di Indonesia 1860an-Sekarang, Jakarta,

BPK GUNUNG MULIA, 1993, hlm. 414-418. 31

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang Pustaka, 2005, hlm. 89.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

20

20

penulis memiliki kemampuan yang memadai untuk membahas topik yang akan

ditulis. Sedangkan kedekatan emosional adalah ketertarikan penulis pada topik

yang diambil. Apabila penulis memiliki kompetensi yang memadai dan tertarik

pada topik tersebut sangat tinggi, maka penelitian sejarah yang dilakukan akan

terasa menyenangkan.

Penulis memiliki kedekatan intelektual dan emosional pada topik

“Karakter Kejawaan Arsitektur Gereja Katolik Ganjuran (Tahun 1924-2013)”.

Penulis memilih topik tersebut karena penulis merasa tertarik atas arsitektur

kejawaan yang sangat kental pada Gereja Ganjuran. Arsitektur yang dimiliki oleh

Gereja Ganjuran tersebut semakin berkembang seiring perkembangan umat dan

perkembangan jaman. Perkembangan tersebut bukan ke arah arsitektur yang

semakin modern melainkan menuju arsitektur yang tradisional dan megah. Dalam

pemilihan topik juga harus memiliki nilai, topik yang akan diteliti harus

memberikan makna dan kesan tersendiri bagi para pembaca kelak dan harus

berdasarkan pengalaman manusia yang dianggap penting dan dapat membawa

perubahan.

b. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Setelah pemilihan topik yang dilakukan, tahap berikutnya adalah

pengumpulan sumber (heuristik). Heuristik berasal dari kata

Yunani, heuriskein, artinya menemukan. Heuristik, maksudnya adalah tahap

untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data.

Pengumpulan data tersebut agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau

kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik atau judul penelitian dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

21

21

berbagai jenis sumber yaitu sumber tertulis, sumber lisan, benda tinggalan, dan

sumber kuantitatif.32

Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber yang

berupa buku-buku dan dokumen yang terkait dengan topik yang akan dibahas.

c. Kritik Sumber (Verifikasi)

Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi

atau kritik sumber dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran

laporan tentang suatu peristiwa sejarah. Yang dimaksud dengan kritik adalah kerja

intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah untuk mendapatkan

objektivitas suatu kejadian.33

Data-data yang diperoleh melalui tahapan heuristik

terlebih dahulu harus dikritik atau disaring sehingga diperoleh fakta-fakta yang

seobjektif mungkin. Kritik tersebut berupa kritik tentang otentitasnya (kritik

ekstern) maupun kredibilitasisinya (kritik intern), dilakukan ketika dan sesudah

pengumpulan data berlangsung. Sumber sejarah yang telah dikritik menjadi data

sejarah.

d. Interpretasi

Interpretasi yang biasa disebut juga sebagai penafsiran data. Data yang

telah terkumpul dari berbagai sumber kemudian ditafsirkan atau diinterpretasikan.

Terdapat dua macam interpretasi yakni analisis (menguraikan) dan sintesis

(menyatukan). Analisis digunakan untuk menguraikan fakta-fakta yang ada dan

sintesis digunakan untuk menyatukan seluruh data yang telah dikumpulkan.

Sintesis data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dikelompokkan

32

Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hlm. 24. 33

Ibid., hlm. 35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

22

22

berdasarkan relevansinya sehingga dapat diuji kebenarannya. Dengan demikian

tujuan interpretasi data yakni memperkuat data berdasarkan data yang relevan.

e. Penulisan Sejarah (Historiografi)

Penulisan sejarah memiliki tiga bagian penting yang harus diperhatikan

yaitu pengantar, hasil penelitian dan kesimpulan. Dalam pengantar dijelaskan latar

belakang topik yang diteliti. Dari latar belakang tersebut kemudian dalam hasil

penelitian akan dijelaskan hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis dan

kesimpulan yaitu melakukan generalisasi dari bab-bab sebelumnya.

2. Pendekatan Penelitian

Sejarah sebagai ilmu sosial tidak bisa berdiri tanpa bantuan ilmu sosial

lainnya. Maka dari itu sejarah meminjam ilmu sosial yang lainnya digunakan

dalam pendekatan. Dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial yang lain maka

penelitian sejarah akan lebih jelas. Pendekatan menjadi sangat penting, sebab dari

pendekatan yang mengambil sudut pandang tertentu akan menghasilkan kejadian

tertentu.34

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan arsitektur

dan budaya.

Pendekatan arsitektur merupakan pendekatan yang berorientasi pada jenis-

jenis arsitektur bangunan. Pendekatan arsitektur ini digunakan untuk melihat

acuan-acuan bangunan khususnya bangunan Gereja Ganjuran. Pendekatan

arsitektur ini juga digunakan untuk melihat perkembangan bangunan Gereja serta

beberapa ornamen pelengkap arsitektur Gereja Ganjuran.

34

Suhartono W. Pranoto, 2010, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm. 37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

23

23

Pendekatan budaya merupakan pendekatan yang berorientasi pada karakter

budaya Jawa yang melekat pada Gereja Ganjuran. Budaya Jawa sendiri sangat

identik dengan ragam hias tertentu. Ragam hias atau ornamen yang berasal dari

budaya Jawa dipadukan dengan ajaran-ajaran Katolik menghasilkan sebuah

inkulturasi, memperkaya budaya tersebut. Budaya Jawa inilah yang nampak

dalam perkembangan Gereja Ganjuran dari masa ke masa.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam menyusun skripsi ini,

penyusunan dibagi menjadi lima bab. Dalam setiap bab akan terbagi menjadi

beberapa sub bab.

Bab I adalah Pendahuluan. Di dalamnya terdiri dari beberapa sub bab,

diantaranya adalah Latar Belakang Masalah yang menerangkan alasan dan minat

dalam penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Landasan

Teori, Metodologi penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II menjelaskan tentang latar belakang berdirinya Gereja Ganjuran.

Bab ini menjelaskan tentang misi Gereja Katolik di Indonesia sebagai tonggak

awal penyebaran agama Katolik di Jawa khususnya untuk daerah Yogyakarta dan

sekitarnya. Dijelaskan pula mengenai keluarga Schmutzer yang menjadi pendiri

sekaligus perancang arsitektur kejawaan gereja di Ganjuran. Kemudian

dilanjutkan dengan penjelasan mengenai proses pendirian gereja yang kemudian

menambahkan bangunan Hati Kudus Tuhan Yesus sebagai tanda devosi kepada

Hati Kudus Tuhan Yesus oleh keluarga Schmutzer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

24

24

Bab III memaparkan tentang karakteristik kejawaan arsitektur Gereja

Ganjuran. Bab ini akan menjelaskan tentang pembentukan serta kejawaan

arsitektur yang terdapat dalam bangunan Gereja Ganjuran pada awal

pembangunannya yang dilengkapi dengan berbagai macam ornamen liturgi yang

bercirikan kejawaan. Dijelaskan pula perkembangan arsitektur Gereja dari masa

ke masa. Sub bab terakhir di bab ini akan menganalisis mengenai peristiwa gempa

Yogyakarta tahun 2006 yang menghancurkan struktur bangunan gereja yang

kemudian menjadi titik balik perubahan arsitektur gereja pada masa kini.

Bab IV akan membahas tentang karakteristik kejawaan arsitektur gereja

pasca gempa Yogyakarta tahun 2006. Pembangunan kembali gereja dilaksanakan

oleh panitia pembangunan melibatkan beberapa masyarakat. Tiap bagian

bangunan yang dibuat memliki makna filosofis di dalamnya. Makna filosofis yang

terkandung tersebut berdasarkan ajaran agama Katolik, tepatnya berada dalam

Kitab Suci.

Bab V adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan serta saran dan kritik.

Demikian pendahuluan skripsi ini, penulis ngin membuat suatu tulisan

mengenai Karakteristik Kejawaan Arsitektur Gereja Katolik Ganjuran dari tahun

1924-2013, yang meliputi sejarah pembangunan, karakteristik kejawaan arsitektur

sebelum gempa Yogyakarta tahun 2006 dan karakteristik kejawaan arsitektur

gereja yang dipadukan dengan agama Katolik pasca gempa Yogyakarta tahun

2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

25

BAB II

BERDIRINYA GEREJA GANJURAN

A. Misi Gereja Katolik di Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah setingkat dengan

provinsi di Indonesia, merupakan peleburan dari Kesultanan Yogyakarta dan

Kadipaten Paku Alaman, terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah, dan

berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia.1

DIY terdiri dari beberapa kota dan kabupaten, yakni Kotamadya

Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo

dan Kabupaten Sleman.2 Pada masa penjajahan banyak orang Belanda tinggal di

kota Yogyakarta. Orang-orang Belanda yang tinggal di Yogyakarta melakukan

berbagai kegiatan mulai dari bekerja, mencari nafkah hingga beribadah.

Orang-orang Belanda yang datang ke Indonesia mayoritas Protestan. Pada

waktu itu agama Protestan lebih dominan dalam pemerintahan Kerajaan Belanda.

Agama Katolik kemudian hadir dan berkembang sehingga berbagai gerakan

misionaris Katolik mulai bermunculan di Pulau Jawa. Persebaran agama Katolik

di Jawa Tengah diawali di kota Muntilan. Penyebaran misi pertama kali dilakukan

oleh Pastor van Lith, ia mengajarkan agama Katolik kepada masyarakat pribumi

di Muntilan dan Yogyakarta.3

1 Tim Redaksi, Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan), 1982, hlm. 7-14. 2 Ibid, hlm. 14.

3 Muskens, Sejarah Gereja Katolik Indonesia 3b, Wilayah-Wilayah Keuskupan Dan Majelis

Agung Waligereja Indonesia Abad Ke-20, Jawa, Nusa Tenggara, MAWI, Lampiran-Lampiran,

1974, Jakarta: Bagian Dokumentasi Penerangan Kantor Waligereja Indonesia, hlm. 847-850.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

26

26

Dalam upayanya menumbuhkan semangat Katolik dari kalangan pribumi,

van Lith tidak segan untuk mendatangi keluarga para bangsawan di sekitar Kraton

Yogyakarta dan Pakualaman. Pastor van Lith juga mendirikan sekolah guru yakni

sekolah Kolese Xaverius pada tahun 1904.4 Hasil dari usaha Pastor van Lith

dalam mengajarkan agama Katolik kepada masyarakat pribumi yaitu dengan

dilakukannya pembaptisan pertama di Sendang Sono pada 14 Desember 1903

dengan memberikan sakramen permandian kepada 174 orang.5 Pembaptisan yang

dilakukan oleh Pastor van Lith tersebut menjadi tonggak awal perkembangan misi

di Jawa.

Gb. 6. Pastor van Lith

(Sumber: Sejarah Katolik Gereja Jilid 3B)

4 Ibid., hlm. 853.

5 Ibid., hlm. 854.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

27

27

Selain Pastor van Lith, ada pula seseorang keturunan Indo yang bernama

Henri van Driessche menjadi tokoh penyebar agama Katolik di Yogyakarta dan

sekitarnya. Ia lahir di Surabaya tahun 1875 dan menjadi imam saat berobat ke

Eropa. Tahun 1912 pastor van Driessche kembali ke Indonesia dan menjadi guru

di kolese Muntilan.6

Gb. 7. Pastor Henri van Driessche beserta para muridnya dari sekolah Standaardschool di Mendut

(Sumber: St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani)

Mulai bulan Maret 1919 pastor van Driessche pindah ke Yogyakarta

hingga meninggalnya 10 Juni 1934.7 Dalam menyebarkan ajaran Katolik di

Muntilan dan Yogyakarta, ia sangat terbantu sekali dengan kemampuannya

berbahasa Jawa. Dengan kemampuannya tersebut semakin membuat orang-orang

tertarik untuk belajar lebih tentang agama Katolik. Selama di Yogyakarta, Pastor

van Driessche diminta untuk membuka sekolah-sekolah di Yogyakarta. Dorongan

6 Ibid., hlm. 860.

7 Ibid., hlm. 861.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

28

28

dari murid-muridnya tersebut memberikan semangat padanya untuk lebih

berkarya di Yogyakarta dan sekitarnya.

Pastor van Driessche, yang sejak kecil sudah pincang, hanya bisa

mengunjungi Klaten, Wedi, namun di tahun 1922 ia mendapatkan sebuah mobil

dari keluarga Schmutzer yang berdomisili di Ganjuran. Bantuan mobil yang

diberikan oleh keluarga Schmutzer tersebut mempermudah untuk berkunjung

serta mengemban kerasulannya di Yogyakarta.8

Sebelum Pastor van Driessche mendapatkan mobil dari keluarga

Schmutzer, ia sudah memberikan pengajaran agama Katolik dan misa mingguan

kepada beberapa masyarakat di Ganjuran, terutama kepada karyawan pabrik gula

Kali Gondang yang berubah nama menjadi Gondang Lipoera. Bedasarkan

dokumen yang ditulis oleh keluarga Schmutzer dalam Bahasa Belanda dikatakan

bahwa tahun 1919 untuk petama kalinya diadakan Misa Kudus di rumah keluarga

Schmutzer yang dirayakan oleh Pastor van Drissche, S.J. bersama tujuh atau

delapan umat.9

B. Keluarga Schmutzer dan Pabrik Gula Gondang Lipoera

Keluarga Schmutzer merupakan salah satu keluarga Belanda yang menetap

di Ganjuran, Yogyakarta. Tidak diketahui secara jelas tentang orang Katolik

pertama di Ganjuran, namun diyakini bahwa Stefanus Barends dan istrinya Elise

Francisca Wilhelmia Karthaus adalah keluarga Katolik pertama di Ganjuran pada

8 Ibid., hlm. 862.

9 C.H Suryanugraha, Liturgi Autentik dan Relevan, 2006, Yogyakarta : CV. Titian Galang Printika,

hlm. 117.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

29

29

pertengahan abad ke-19.10

Mereka adalah cikal bakal keluarga Schmutzer

sekaligus pewarta agama Katolik pertama di Ganjuran.

Barends adalah orang Belanda yang cukup kaya di negerinya. Ia tiba

pertama kali di Surabaya pada pertengahan abad ke-19 dan kemudian bersama

istrinya ke Ganjuran untuk berbisnis di sana. Tidak banyak kontribusi yang

diberikan keluarga Barends selama tinggal di Ganjuran. Tercatat pada tanggal 1

September 1862, Stefanus Barends membeli perkebunan tebu dan mengelolanya

menjadi perusahaan keluarga. Selama pengelolaannya, perusahaan gula tersebut

berjalan lancar karena pada waktu itu gula merupakan komoditi yang laris untuk

perdagangan ekspor dari Indonesia. Masa-masa sulit pabrik gula di Ganjuran

terjadi setelah pemilik pabrik gula tersebut meninggal dunia di tahun 1876. Di

bawah pengelolaan anaknya, Ferdinand Barends, pabrik gula tersebut kurang

memiliki andil besar bagi perkembangan Ganjuran.

Sepeninggal Stefanus Barends, istrinya Elise Karthaus kembali ke

Surabaya dan menetap beberapa lama di sana. Selama tinggal di Surabaya, ia

bertemu dan berkenalan dengan Gottfried Josef Julius Schmutzer. Pada akhirnya

di tahun 1880, Gottfried Schmutzer dan Elise Karthaus menikah. Seluruh

kekayaan Stefanus Barends diwariskan kepada Elise dan Ferdinand Barends, anak

mereka. Di antara warisan itu adalah kebun tebu dan pabrik gula di desa Ganjuran,

Yogyakarta, yang secara khusus diwariskan kepada Ferdinand Barends setelah

ibunya menikah lagi dengan Gottfried J.J. Schmutzer.11

10

Warta Berkah Dalem Ganjuran Awal Misi Di Ganjuran, diakses 21 Agustus 2015, jam 10.23

WIB. 11

C.H Suryanugraha, loc.cit. hlm. 117.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

30

30

Pernikahan Gottfried Schmutzer dengan Elise Karthaus dikaruniai empat

anak: Elise Anna Maria Antonia Schmutzer (1881), Josef Ignaz Julius Maria

Schmutzer (1882), Julius Robert Anton Maria Schmutzer (1884) dan Eduard

Wilhelm Maria Schmutzer (1887). Mereka menetap dan tinggal di Surabaya untuk

beberapa lama. Putra terakhir dari pasangan Gottfried dan Elise meninggal pada

tahun 1905 dalam usia 18 tahun karena serangan suatu penyakit yang tidak bisa

disembuhkan.

Di Surabaya, Josef beserta adiknya, Julius sekolah hingga lulus sekolah

menengah (HBS). Setelah lulus, mereka melanjutkan studi teknik di Delft,

Belanda. Josef lulus sebagai insinyur pertambangan pada tahun 1902, meneruskan

studi ke Paris sampai memperoleh Diploma Insinyur pertambangan pada tahun

1904. Pada tahun 1905 ia menjadi dosen di Utrecht dan tahun 1910 memperoleh

gelar Doktor dari Sekolah Tinggi Teknik di Delft. Ia menjadi dosen sampai tahun

1912.12

Sementara itu adiknya, Julius Schmutzer berhasil meraih gelar Insinyur

teknik dan tinggal di Belanda sampai tahun 1910.

Selama masa kuliah di Delft, kakak beradik Schmutzer aktif dalam

gerakan mahasiswa Katolik. Sebagai aktifis mahasiswa mereka sering

mengadakan diskusi. Salah satu yang mereka diskusikan adalah Ensiklik Rerum

Novarum,13

ajaran sosial Gereja yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII pada tahun

1891. Ensiklik Rerum Novarum berisi ajaran tentang tanggung jawab sosial

Gereja dan seluruh anggota Gereja terhadap buruh dan situasi yang dialami buruh

12

Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm 28. 13

Ensiklik (dari bahasa Yunani: egkuklios, “lingkaran”) adalah sebuah istilah dalam agama

Kristen Katolik. Arti sebenarnya ialah sebuah surat edaran Uskup. Tetapi dewasa ini ensiklik

artinya adalah surat Paus sebagai Uskup Roma dan pemimpin Gereja Katolik dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

31

31

sebagai akibat dari industrialisasi.14

Pergejolakan terjadi antara kaum buruh

dengan kaum pemilik modal di Eropa. Munculnya paham sosialisme yang

semakin memojokkan kaum buruh, sehingga Gereja pun kemudian mengambil

jalan keluar yakni dengan dicetuskannya Ensiklik karya Paus Leo XIII tersebut.

Paus Leo mendukung hak-hak buruh untuk membentuk serikat buruh, namun ia

menolak sosialisme dan mengukuhkan hak milik perseorangan, dalam upaya

mengusahakan kesejahteraan rakyat.15

Josef dan Julius Schmutzer sangat terkesan

dengan ajaran sosial Gereja ini.

Setelah meraih gelar Insinyur teknik di tahun 1910, Julius Schmutzer

beserta ibunya kembali ke Jawa dan tinggal di Ganjuran. Di tahun 1912 ibunya,

Elise Karthaus Schmutzer, meninggal dunia setelah sakit keras. Dengan kematian

sang ibunda di Ganjuran, Josef Schmutzer mengundurkan diri dari profesinya

sebagai dosen di Delft dan memilih kembali ke Ganjuran. Ketiga bersaudara

Schmutzer, Elise, Josef, dan Julius Schmutzer sepakat membeli perkebunan tebu

di Ganjuran dari Ferdinand Barends, anak pertama mendiang ibu mereka dari

suami sebelumnya.16

Dengan demikian perkebunan tebu di Ganjuran sejak saat itu

resmi menjadi milik keluarga Schmutzer.

14

Lusia Esti Elihami, op.cit, hlm 29. 15

Beding, Marcel B.A, Adjaran Sosial Geredja, 1965, Ende : ARNOLDUS Ende-Flores, hlm. 30. 16

Lusia Esti Elihami, op.cit, hlm 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

32

32

Gb. 8. Kakak beradik Julius dan Josef Schmutzer beserta istri mereka.

(Sumber: St. Claverbond 1928, Perpustakaan Kolsani)

Sejak kepindahan kakak beradik Schmutzer di Ganjuran, mereka

bertempat tinggal di dusun Kali Gondang. Mulai tahun 1912 Josef dan Julius

Schmutzer bekerja membangun pabrik gula milik mereka di Ganjuran. Karena

rumah dan pabrik gula mereka terletak di dusun Kali Gondang, yang artinya

“sungai siput” maka nama pabrik gula itu dinamakan sesuai nama dusun itu.17

Josef dan Julius Schmutzer berusaha memodernisasi pabrik gula yang sudah tua

dengan mendatangkan mesin-mesin baru dan menerapkan teknologi yang paling

maju saat itu. Mereka menerapkan sistem manajemen yang baik juga mengadakan

kesepakatan kerja yang menguntungkan para pekerja. Kesepakatan kerja tersebut

pada saat itu merupakan satu-satunya di Jawa (dan di seluruh Hindia Belanda).18

17

C.H Suryanugraha, op.cit., hlm. 117. 18

Indische Missietijdschrift, dalam Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

33

33

Kesepakatan kerja yang dipraktekkan oleh administrator dengan karyawan

pabrik gula Kali Gondang merupakan hasil studi kakak beradik Schmutzer di

Belanda. Mereka sangat tertarik akan Rerum Novarum, sebuah ajaran sosial gereja

yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII pada tahun 1891. Ensiklik Rerum Novarum

ini berisi ajaran tentang tanggung jawab sosial Gereja dan seluruh anggota Gereja

terhadap buruh dan situasi yang dialami buruh sebagai akibat dari industrialisasi.

Baginya, buruh merupakan mitra kerja yang sangat mempengaruhi kehidupan

keluarga Schmutzer serta perkembangan pabrik gulanya. Mitra kerja tersebut

harus diberikan karena menjawab persoalan perindustrian di Eropa.

Eropa pada masa itu mengalami perpecahan masyarakat akibat

industrialisasi. Industrialisasi yang terjadi di Eropa membagi masyarakat

berdasarkan kepemilikan modal. Kelas pertama dinamakan majikan atau kapital,

sedangkan yang kedua adalah kelompok yang tidak memiliki modal sehingga

mereka menjual tenaganya kepada pemilik modal. Mereka biasa disebut

kelompok buruh, pekerja atau proletar. Perbedaan kelompok masyarakat

memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, keluarga

Schmutzer sangat tidak ingin mempraktekkan apa yang terjadi di Eropa karena hal

tersebut justru akan merugikan dirinya serta masyarakat banyak.

Selama di Yogyakarta, Julius Schmutzer sangat antusias serta tertarik

dengan budaya Jawa. Ia sebagai pemerhati kebudayaan Jawa, sangat peduli

terhadap sejarah, filosofi serta pendidikan masyarakat Jawa, khususnya

daerah Ganjuran. Bentuk kecintaannya terhadap kebudayaan Jawa, Julius

berinisiatif mengganti nama pabrik gula milik mereka menjadi Gondang Lipoera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

34

34

Nama Lipoera diambil dari nama dusun tetangga dusun Kali Gondang, yang

artinya “penghiburan”.19

Antara tahun 1922 sampai 1924, Josef dan Julius

Schmutzer melakukan kontak kepada pihak-pihak yang memahami budaya Jawa.

Julius mengembangkan kebudayaan Jawa dengan beberapa kesenian, mulai dari

musik, tarian serta beberapa upacara adat lokal. Upaya merangkul masyarakat

lokal dengan para pekerja pabrik gulanya, ia melakukan upacara adat cemengan

yakni tradisi besar di setiap pabrik gula sebelum musim giling tebu tiba.20

Selain

itu, Schmutzer juga memberikan bantuan keuangan untuk para pekerja pabrik

yang mengadakan hajatan seperti mantu, sunat dan lain-lain. Puncak perhatian

Schmutzer terhadap budaya Jawa nampak pada pembuatan Candi Hati Kudus

Yesus yang akan dibahas lebih lanjut pada bagian-bagian selanjutnya.

Gb. 9. Upacara Cemengan yang dilakukan di PG Gondang Lipoera sebelum musim giling tiba

(Sumber: St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani)

19

C.H Suryanugraha, op.cit., hlm. 120. 20

Video dokumenter “Candi Ganjuran – Tanah Para Terjanji”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

35

35

Dalam menjalankan pabrik gula, keluarga Schmutzer menggunakan bibit

tebu unggulan agar lebih maju produksinya. Usaha yang dilakukan tersebut

memberikan hasil dengan dinobatkannya pabrik gula Gondang Lipoera sebagai

pabrik gula terbaik di jamannya, memiliki produksi paling tinggi di Pulau Jawa.

Di tahun-tahun awal perkembangan pabrik gula Gondang Lipoera, areal

penanaman tebu hanya berkisar 300 hektar, namun dalam kurun waktu 10 tahun

areal penanaman tebu di Ganjuran mencapai 600 hektar.21

Di bawah kepemilikan

Schmutzer bersaudara, pabrik gula Gondang Lipoera berhasil menjadi satu-

satunya parbik gula swasta yang besar dan tidak terpengaruh resesi ekonomi dunia

sekitar tahun 1920-an. Selain tu, ketika gelombang pemogokan melanda pabrik-

pabrik gula lainnya sekitar tahun 1920-an, pabrik gula Gondang Lipoera tidak

terpengaruh. 22

Gb. 10. Julius Schmutzer yang mengawasi panen tebu.

(Sumber: St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani)

21

Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm 31. 22

Video dokumenter “Candi Ganjuran – Tanah Para Terjanji”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

36

36

Dalam garis pengelolaan pabrik gula Gondang Lipoera nama Dr. Josef

Schmutzer tidak ada dalam daftar susunan personalia di pabrik tersebut. Dalam

daftar nama personalia nama Julius Schmutzer menjadi administrator atau pucuk

pimpinan pabrik. Tidak tercantumnya nama Josef Schmutzer dalam susunan

personalia pabrik gula Gondang Lipoera bukan berarti ia tidak memberikan andil

terhadap perkembangan pabrik gula tersebut. Dalam pidato kenangan untuknya

yang dibacakan di hadapan senat guru besar Universitas Utrecht disebutkan

bahwa ia mengadakan penelitian atas beberapa varietas tebu unggul di pabrik

keluarganya itu.23

Kakak mereka, Elise Noyons Schmutzer, tidak membantu secara langsung

dalam mengelola pabrik gula milik keluarganya tersebut. Keterlibatannya dalam

perkembangan pabrik gula Gondang Lipoera tampak pada pembelian berbagai

teknologi pengelolaan tebu yang canggih dimasanya. Selain itu, karena tinggal di

Belanda, ia juga menjadi penghubung kedua adiknya dengan petinggi-petinggi di

Belanda. Sementara adiknya, Josef, menikahi Lucie Cornelie Amelie Hendriksz di

tahun 1919. Selama menikah mereka tinggal di Ganjuran dan dikaruniai tiga anak.

Mereka di sana bekerja sekaligus semakin mendekatkan diri mereka pada

masyarakat Ganjuran, sebagai mitra kerja mereka.

Keluarga Schmutzer di Indonesia tidak hanya berbisnis gula, tetapi juga

sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Salah satu kegiatan mereka yaitu

dalam organisasi sosial-politik. Sejak tahun 1920 keluarga Schmutzer terlibat

dalam KSB atau Katholieke Sociale Bond (Perkumpulan Sosial Katolik) yang

23

Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm 32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

37

37

salah satu kegiatannya di Yogyakarta adalah diskusi mengenai Rerum Novarum,24

seperti yang telah mereka lakukan saat studi di Delft. Tahun 1917 Josef

Schmutzer tercatat ikut mendirikan Katholieke Vererniging voor Politieke Actie

yang pada tahun 1918 bergabung dalam Indische Katholieke Partij (IKP).25

Puncak keterlibatan Josef Schmutzer dalam kegiatan politik yakni

keikutsertaannya dalam Volksraad atau DPR Hindia Belanda pada tahun 1918

sebagai wakil dari IKP.

Selama di Yogyakarta, keluarga Schmutzer menjalin kerjasama yang baik

dengan pemimpin Yogyakarta saat itu, Hamengku Buwono VIII. Bukti dari

kerjasama tersebut adalah pembangunan irigasi di Kebonongan, Bantul. Dengan

dibangunnya irigasi yang canggih pada masanya itu, penghasilan pabrik gula

Gondang Lipoera semakin melimpah. Keuntungan dari pabrik gula digunakan

untuk membangun sebuah rumah sakit Katolik Onder de Bogen yang berarti “di

bawah lengkung” yang kini berganti nama menjadi Panti Rapih. Rumah sakit ini

sejak awal dikelola oleh kongregasi biarawati Carolus Borromeus (CB) dari

Maastricht yang sudah berpengalaman di bidang perawatan orang sakit.26

Rumah

sakit ini berdiri atas inisiatif Romo Strater, SJ. dan Katholieke Sociate Bond.27

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Ny. CTM. Schmutzer van Rijekervorrel

pada tanggal 14 September 1928. Setahun kemudian, bangunan ini diresmikan

oleh Sultan Hamengku Buwono VIII.

24

B. Kieser, Solidaritas 100 Tahun Ajaran Sosial Gereja, Yogyakarta: Kanisius, hlm. 29. 25

Ibid., hlm. 30. 26

Anton Haryono, 2009, Awal Mulanya adalah Muntilan: Misi Jesuit di Yogyakarta 1914-1940,

Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hlm. 151. 27

Rumah Sakit Panti Rapih: Ex Rumah Sakit Onder de Bogen, diunduh pada tanggal 5 September

2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

38

38

Gb. 11. Rumah Sakit Katolik Onder De Bogen

(Sumber: www.google.com)

Keuntungan yang melimpah juga digunakan oleh keluarga Schmutzer untuk

mendirikan poliklinik di Dusun Ganjuran, Kelurahan Sumbermulyo, untuk

memberikan pelayanan kesehatan pada pegawai pabrik gula dan masyarakat

sekitar. Tercatat poliklinik setiap harinya melayani 40 sampai 50 orang dan terus

berkembang. Pada tanggal 4 April 1930, poliklinik diresmikan menjadi rumah

sakit dengan nama Rumah Sakit Santa Elisabeth, dengan kapasitas 30 tempat

tidur. Ny. Schmutzer beserta suster-suster Carolus Borromeus (CB) yang telah

berpengalaman di RSK Onder De Bogen, melakukan pelayanannya di rumah sakit

ini.28

Karena rumah sakit St. Elisabeth dikhususkan bagi masyarakat menengah

kebawah, perkembangannya sangatlah pesat. Rumah sakit ini kemudian

28

Anton Haryono, op.cit., hlm. 151.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

39

39

Gb. 12. Suster dari kongregasi Carolus Borromeus memeriksa masyarakat sekitar Ganjuran

(Sumber: www.rselisabeth.com)

mengembangkan sayapnya dengan mendirikan 4 poliklinik di sekitar Bantul yakni

di daerah Pete, Kretek, Bantul dan Pugeran.

Bagi Julius Schmutzer, pelayanan dalam bentuk sosial, ekonomi dan

kesehatan masih dirasa kurang. Bersama dengan istrinya, Caroline Theresia

Schmutzer, ia membangun 12 Standaardschool di tahun 1922 di sekitar Ganjuran.

Ke-12 sekolah tersebut menjadi perlambangan para rasul yang menyebarkan

sekaligus mengajarkan ajaran Gereja.29

Salah satu sekolah yang ada tersebut kini

benama SD Kanisius Ganjuran. Standaardschool dianggap sebagai fondasi awal

kegiatan pendidikan di Indonesia. Hal itu dikarenakan ditahun-tahun berikutnya

dibuka beberapa sekolah seperti Volksschool, Vervolgschool, Schakelschool dan

29

Wawancara dengan Bapak Siwi, tanggal 7 November 2015, jam 9.30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

40

40

HIS.30

Standaardschool diselanggarakan karena sekolah berbahasa Jawa lebih

terjangkau dan realistik dibandingkan dengan HIS. Perlu diketahui untuk

menyelenggarakan HIS, dibutuhkan sejumlah tenaga pengajar yang mahir dalam

berbahasa Belanda.

C. Keluarga Schmutzer dan Gereja Ganjuran

Sebagai kelompok orang Katolik pertama yang menempati daerah

Ganjuran, keluarga Schmutzer memiliki tanggung jawab untuk mengemban misi

penyebaran agama Katolik di daerah mereka tinggal. Karena sebelumnya telah

dikatakan bahwa ada beberapa orang yang mengikuti Misa Kudus di rumah

keluarga Schmutzer maka mereka merencanakan untuk membangun gereja di

dalam kompleks pabrik. Sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan rohani Jemaat

di Ganjuran yang masih sedikit itu, Pastor van Driessche mengadakan kunjungan

tiga bulan sekali ditemani oleh seorang katekis pribumi Raden Mas Yusuf

Purwodiwirjo.31

Awal mulanya tempat beribadat dilakukan di salah satu ruangan rumah

utama keluarga Schmutzer. Namun seiring berkembangnya umat Katolik di

Ganjuran tempat tersebut semakin tidak memadai. Pada tahun 1923 tempat ibadat

dipindahkan ke salah satu bekas rumah pegawai pabrik gula Gondang Lipoera.

Karena rumah tersebut dirasa cukup sebagai tempat ibadat sementara, maka

kemudian diubah menjadi sebuah kapel dengan biaya dari keluarga Schmutzer.

30

Anton Haryono, op.cit., hlm. 129. 31

Raden Mas Yusuf Purwodiwirjo inilah yang dianggap sebagai orang pertama yang menyebarkan

agama Katoliik di Ganjuran oleh Josef Schmutzer. Pernyataan tersebut terdapat dalam buku

Europeanisme of Katholicsme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

41

41

Pada masa itu merupakan masa perkembangan misi Katolik di Jawa.

Sejalan dengan bertambahnya jumlah Standaardschool yang didirikan Schmutzer,

jumlah umat Katolik di Ganjuran mengalami peningkatan pesat. Kurang lebih ada

237 permandian dewasa dan anak-anak antara tahun 1924 hingga 1928. Antara

tahun 1929 hingga tahun 1933 terdapat 792 permandian dewasa dan 270

permandian anak-anak.32

Jika ditinjau dari jumlah atau presentase pertambahan

umat Katolik saat itu, kehadiran keluarga Schmutzer menjadi daya tarik

pertambahan umat. Hal itu dikarenakan setelah tahun 1933, keluarga Schmutzer

sudah tidak lagi tinggal di Ganjuran. Mereka pindah ke negeri Belanda untuk

melanjutkan pekerjaan mereka di sana. Di Belanda, mereka mendapatkan

penghargaan khusus dari negerinya.

Di tahun 1924, kapel yang sebelumnya digunakan sebagai tempat ibadat

umat Katolik Ganjuran dirasa sudah tidak mampu menampung Jemaat Katolik di

sana. Julius mengusahakan membangun sebuah bangunan permanen yang dapat

dijadikan sebagai gereja.33

Pembangunan gereja sebenarnya sudah disiapkan

keluarga Schmutzer jauh-jauh hari. Pada tanggal 16 April 1924 pembangunan

gereja Ganjuran dimulai, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh keluarga

Schmutzer sendiri. Maket dan disain gereja dibuat dengan penuh perhitungan,

bahkan Schmutzer bersaudara telah menyiapkan rel kereta bagi altar jika

32

Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm 54. 33

Ibid., hlm 54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

42

42

pelebaran gereja kelak terjadi.34

Pembangunan gereja Ganjuran melibatkan arsitek

Belanda bernama van Oyen.35

Beberapa bulan kemudian gereja selesai dibangun, dan pada tanggal 20

Agustus 1924 diadakan pemberkatan altar gereja oleh Mgr. A. van Velsen,

Vikaris Apostolik Batavia. Setahun setelah pemberkatan, gereja Ganjuran

dilengkapi dengan sebuah lonceng yang didatangkan khusus dari Belgia. Lonceng

gereja tersebut dinamai Elisabeth, sesuai dengan nama ibu mereka.

Sebagai pemerhati sejarah dan kebudayaan Jawa, Julius Schmutzer sangat

antusias mempelajari lebih banyak mengenai sejarah serta kebudayaan masyarakat

Yogyakarta terutama daerah Ganjuran. Menurutnya, dusun Lipoera amatlah

penting bagi masyarakat Jawa. Hal ini terkait dengan sejarah kebangkitan kerajaan

Mataram tahun 1586.36

Dikisahkan bahwa Panembahan Senopati, raja dan pendiri kerajaan

Mataram Islam, sedang mengalami perlawanan dengan Kerajaan Pajang yang

lebih kuat daripada kerajaannya. Ia melakukan petapaan di dusun Lipoera. Di sana

ia mendapatkan sebuah wahyu bahwa ia akan menjadi penguasa seluruh Pulau

Jawa. Setelah mendapatkan wahyu tersebut ia kemudian memimpin pasukannya

melawan Kerajaan Pajang dan akhirnya menang. Pada masyarakat Jawa,

kedatangan Islam abad ke-13 melahirkan beberapa masalah bagi mereka yang

menganut Kejawen. Panembahan Senopati pun merasakan hal yang sama.

Walaupun ia telah menjadi Islam karena alasan politis, mayoritas rakyatnya masih

34

Video dokumenter “Candi Ganjuran – Tanah Para Terjanji” 35

Th. van Oyen merupakan arsitek Belanda yang terkenal saat itu khususnya dalam pembangunan

gereja Katolik di Jawa. Van Oyen juga nantinya akan merancang arsitektur bangunan gereja di

Semarang yang kini digunakan sebagai gereja Keuskupan Agung Semarang. 36

Video dokumenter “Candi Ganjuran – Tanah Para Terjanji”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

43

43

menganut Kejawen. Mereka masih melakukan tradisi adat mereka seperti

mengunjungi Laut Selatan dan Gunung Merapi untuk memohon bantuan. Hal itu

lah yang diyakini oleh masyarakat Ganjuran pada masa itu.37

Sadar dengan keadaan masyarakat serta karyawannya, Schmutzer

bersaudara mencoba menyelaraskan hal tersebut dengan ajaran agama Katolik.

Pada akhirnya dipilihlah sebuah Candi Jawa yang mengingatkan kita akan simbol

bahwa seorang raja baru telah lahir di tanah Jawa, yakni Kristus Sang Raja. Candi

yang dibuat dirancang menurut gaya candi Jawa, namun merupakan perpaduan

antara dua gaya yakni candi yang berasal dari Jawa Tengah dan yang berasal dari

Jawa Timur. Monumen ini dibuat atas ungkapan syukur keluarga Schmutzer dan

dipersembahkan untuk Hati Kudus Yesus.

Pembangunan candi yang bersebelahan dengan gereja Ganjuran

menambah daya tarik bagi masyarakat Ganjuran dan sekitarnya untuk lebih

mengenal agama Katolik. Pembangunan kedua tempat ibadat itu merupakan

ajakan bagi umat Katolik untuk lebih giat lagi beribadat kepada Tuhan. Sementara

itu para guru eks-Muntilan banyak merasul melalui karya-karya pengajaran

mereka. Di sana mereka tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu pendidikan saja,

tetapi juga mengajarkan bagaimana umat Katolik dalam masyarakat multikultural.

Sejak tahun 1920 hingga tahun 1934 gereja Ganjuran masih berstatus stasi

yang dikepalai oleh Pastor van Driessche. Pergantian kepemimpinan terjadi

berkali-kali seperti Pastor Strater, Pastor Djajaseputra, Pastor Koch, dan Pastor

Versteegh. Di masa itu pula terdapat beberapa katekis yang mendapingi Ganjuran

37

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

44

44

antara lain: R.M. Purwodiwirjo, R.M. Atmosatoto, R.M. Prawiromandjojo dan

R.M. Adisusanto. Di tahun 1942-lah Ganjuran memiliki seorang pastor pribumi

yang kemudian menetap, yakni Pastor Soegijapranata.38

38

“Buku Peringatan 50 Tahun Ganjuran”, hal. 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

45

BAB III

KEJAWAAN GEREJA GANJURAN

SEBELUM GEMPA 2006

A. Arsitektur Bangunan Gereja Ganjuran

Inkulturasi pada dasarnya adalah pengungkapan iman yang begitu dalam

lewat berbagai kebudayaan yang dimiliki.1 Berbeda dengan akulturasi, inkulturasi

sebagai proses pengintegrasian pengalaman iman Gereja ke dalam suatu budaya

tertentu, sehingga penghayatan ini tidak dapat diungkapkan lewat unsur-unsur

kebudayaan setempat, melainkan juga menjadi suatu kekuatan yang

memperbaharui kebudayaan tersebut.2 Perbedaan itu pertama-tama terletak pada

hubungan antara Gereja dengan sebuah budaya tertentu tidak sama dengan kontak

antar-budaya. Gereja lebih berkaitan dengan penyebaran agama Katolik dan

hakekatnya, tidak terikat pada suatu bentuk budaya tertentu. Dengan inkulturasi

yang dilaksanakan oleh Gereja, berarti Gereja itu telah belajar dalam kebudayaan

setempat.

Inkulturasi Gereja terlahir setelah adanya penyebaran agama Katolik (misi

penyebaran) ke penjuru dunia seperti yang tertulis dalam kitab suci agama

Kristiani. Para murid Yesus mengajarkan sekaligus menyebarkan iman mereka

kepada orang lain yang memiliki kebudayaan serta kepercayaan lainnya. Begitu

pula yang dilakukan oleh pastor-pastor Jesuit yang berasal dari Belanda ke

Indonesia.

1 Hubertus Muda, Inkulturasi, 1992, Flores: Pustaka Misionalia Candraditya.

2 Lusia Esti Elihami, Sejarah Berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus Ganjuran Inkulturasi Sebagai

Landasan Tubuh Dan Berkembangnya Paroki Hati Kudus Yesus Ganjuran Yogyakarta, Skripsi

S1, Pendidikan Sejarah, USD, 1995, hlm. 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

46

46

INKULTURASI

DALAM

ARSITEKTUR

GEREJA

KATOLIK

BUDAYA RELIGIUS

Masyarakat Setempat

Arsitektur Setempat

BUDAYA BARAT

Dalam Agama Katolik

Arsitektur Gotik

Gb. 13. Inkulturasi dalam Arsitektur Gereja Katolik

Pastor-pastor Jesuit yang menyebarkan agama Katolik di Indonesia kerap

mengalami beberapa benturan dengan budaya-budaya lokal masyarakat Indonesia.

Mereka harus menyesuaikan ajaran agama Katolik dengan kebudayaan

masyarakat sekitar. Hal itu tertulis juga di Konsili Vatikan II dalam dokumen

Gaudium et Spes. Dalam dokumen Gaudium et Spes dijelaskan mengenai makna

kebudayaan dalam artian umum. Kebudayaan dibutuhkan oleh masyarakat hampir

di seluruh penjuru dunia untuk kemajuan diri mereka. Salah satu hasil dari

kebudayaan yaitu religi atau agama. Dengan demikian agama Katolik harus

mampu menjawab tantangan dengan kebudayaan tersebut. Jawaban dari tantangan

tersebut yakni inkulturasi tata peribadatan Katolik dengan kebudayaan setempat,

yaitu kebudayaan Jawa.

Di Ganjuran, pelaku utama kegiatan inkulturasi agama Katolik dengan

kebudayaan setempat adalah keluarga Schmutzer. Josef Schmutzer jauh-jauh hari

telah membuat disain bangunan gereja hendak dibuatnya. Maket dan disain

bangunan yang dirancang menghadap ke Barat dengan bagian altar gereja berada

di sisi Timur.3 Gereja menghadap Barat dan altar berada di sisi Timur juga

memiliki arti yang digagas oleh Josef Schmutzer. Ia berpendapat bahwa manusia

3 Adi Santosa, Transformation Of The Ganjuran Church Complex: A Typological Study,

Penelitian Interior Design Department, 2012, Petra Christian University.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

47

47

memiliki banyak dosa dan berada dalam kesengsaraan, sehingga manusia harus

berjuang atau menghadap ke Timur untuk mendapatkan sebuah kebangkitannya

yang baru dan suci kembali. Dalam sebuah video dokumenter karya Peter Johan

yang berjudul Candi Ganjuran: Tanah Para Terjanji (Sebuah Dokumenter),

Gb. 14. Sketsa awal disain bangunan gereja karya Ir. Julius Schmutzer

(Sumber: www.google.com)

Gb. 15. Maket awal disain bangunan Gereja Ganjuran

(Sumber: Video Dokumenter ”Candi Ganjuran Tanah Terjanji”)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

48

48

dijelaskan bahwa dahulunya di bagian altar gereja terdapat sebuah rel yang dibuat

agar altar gereja dapat digeser apabila mengalami renovasi atau pelebaran gereja.

Tidak diketahui secara pasti berapa panjang dan jarak rel yang dibuat tersebut.

Seperti bangunan-bangunan Indis lainnya, gereja karya keluarga

Schmutzer mengambil contoh bentuk rumah kampung. Di dalam bangunan gereja

terdapat beberapa tiang utama yang terbuat dari kayu jati. Tinggi tiang penyangga

atau yang masyarakat Jawa kenal sebagai saka guru tesebut sepanjang 3 meter.

Jumlah saka guru pada bangunan gereja ada 12 buah dengan 6 saka guru pada

setiap sisinya. Sama seperti ke-12 sekolah yang dibuat keluarga Schmutzer, ke-12

tiang tersebut bagi Schmutzer diibaratkan sebagai 12 Rasul Yesus4 yang menjadi

penyebar sekaligus penyokong Yesus dalam mewartakan imannya kepada seluruh

dunia.

Gb. 16. Disain kerangka bangunan Gereja Ganjuran.

(Sumber: Adi Santosa, Transformation Of The Ganjuran Church Complex: A Typological Study)

Selain Ir. Julius Schmutzer, ia juga memperkerjakan seorang arsitek

bangunan Hindia-Belanda yang terkenal bernama Th. van Oyen, karya-karya

4 Wawancara dengan Bapak Siwi, tanggal 7 November 2015, jam 9.30, dikuatkan oleh Ibu

Theresia Sutrisniyati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

49

49

besar seperti Gereja Katedral di Semarang.5

Bentuk kampung yang digunakan pada

bangunan gereja Ganjuran dianggap lebih

cocok dengan kondisi jemaat yang terus

berkembang pada saat itu. Bentuk ini

mudah diperluas dengan memanjangkan

gedung ke Barat (ke depan) ataupun ke

Timur (ke belakang altar) gereja. Dalam

adat Jawa bangunan limasan boleh

dimodivikasi ataupun boleh direnovasi

tanpa mengubah struktur bangunannya,

berbeda dengan rumah adat joglo. Dengan kata lain, Schmutzer memahami betul

alasannya membangun gereja dalam bentuk rumah adat Jawa yakni bangunan

limasan.

Th van Oyen sebagai arsitek bangunan menambahkan beberapa aksen

ataupun ciri bangunan Indis di masa itu. Aksen-aksen tersebut berupa penggunaan

batu kali pada tembok depan gereja dengan tinggi 1,5 meter dan ide pemasangan

tower pada bagian depan gereja yang nantinya akan digunakan sebagai tempat

lonceng gereja. Pada bangunan Indis, penggunaan batu kali yang dipasang di

depan tembok bangunan lebih difungsikan untuk memperkokoh konstruksi

tembok bangunan gereja. Arsitek van Oyen setelah selesai membangun gereja

Ganjuran, semakin terkenal karena karya-karyanya dalam pembuatan gereja yang

5 Sejarah Katedral: Pelayanan Dan Karya (3), diakses dari http://www.katedralsemarang.or.id

/index.php/profile/sejarah/39-sejarah-katedral-pelayanan-dan-karya-3, pada tanggal 12 Agustus

2015, pukul 19.22.

Gb. 17. Arsitek Gereja Ganjuran Th. van

Oyen

(Sumber: www.google.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

50

50

bernuansakan Jawa di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hasil karyanya yang tidak

kalah penting bagi perkembangan gereja Katolik di Jawa yakni pembangunan

Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci atau yang biasa dikenal sebagai

Gereja Katedral Semarang yang dibangun tahun 1927.

Bagian atas gereja yang dirancang oleh Schmutzer dan Th. van Oyen

menggunakan kayu tipis yang dicat putih. Dengan ventilasi gereja yang tinggi

serta plafon yang berwarna terang menambah pencahayaan dalam Gereja. Selain

Gb. 18. Plafon gereja yang berwarna putih menambah pencahayaan ruang gereja

(Sumber: www.google.com)

menambah pencahayaan bagian dalam bangunan serta penyekat antara atap dan

bagian bawah, plafon triplek yang berwarna putih mudah dirawat serta

mempermudah sirkulasi udara dalam ruangan. Sedangkan atap yang dipakai

dalam bangunan gereja Ganjuran merupakan jenis atap pelana. Bentuk atap ini

dipilih karena dianggap paling aman dan mudah pemeliharaannya apabila terjadi

kebocoran. Atap pelana ini terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

51

51

bertemu ada satu garis yang biasa disebut sebagai bubungan. Sudut kemiringan

atap ini antara 30 sampai 45 derajat.

Gb. 19. Gereja Ganjuran yang menggunakan atap pelana.

(Sumber: Adi Santosa, Transformation Of The Ganjuran Church Complex: A Typological Study)

Selain mudah dipelihara, penggunaan atap pelana yang kerap dijumpai

pada bangunan tradisional Jawa karena curah hujan di Indonesia cukup besar. Air

hujan yang jatuh di permukaan atap harus cepat disalurkan ke tanah. Untuk itu

dibutuhkan kemiringan bidang atap yang cukup besar, yaitu 30o. Dengan ini,

diharapkan, air hujan dapat langsung dibuang dari permukaan atap melalui talang

horisontal. Talang ini terpasang di sepanjang bibir permukaan bidang atap.

Gereja yang berada di dekat kompleks pabrik gula tersebut semakin sering

dipadati jemaat. Mengingat bangunan itu adalah bangunan gereja dan masyarakat

sekitar Ganjuran memilik rumah yang cukup jauh dengan gereja, kemudian

Schmutzer mendapat beberapa masukan dari berbagai pihak setelah gereja

tersebut diberkati dan diresmikan menjadi tempat ibadah. Masukan tersebut

berupa penambahan lonceng gereja seperti halnya bangunan gereja di Eropa.

Penambahan lonceng tersebut berfungsi sebagai pengingat waktu berdoa seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

52

52

doa malaikat Tuhan (angelus) yang dilaksanakan tiap jam 06.00, 12.00 dan 18.00,

serta menjadi tanda bahwa misa atau ekaristi gereja telah dimulai. Penambahan

tower yang dijadikan tempat lonceng gereja dirancang dan diletakkan di atas pintu

masuk gereja. Setahun setelah pemberkatan gereja oleh Mgr. A. van Velsen,

bangunan gereja direnovasi dengan diberikan sebuah lonceng yang didatangkan

khusus dari Belgia. Lonceng gereja tersebut dinamai Elisabeth, sesuai dengan

nama ibu mereka.

Gb. 20. Bagian depan gereja yang terdapat lonceng Elisabeth

(Sumber: www.google.com)

Setelah gereja Ganjuran selesai dibangun, di sana dibentuk sebuah stasi

yang dikepalai oleh Pastor Henri van Driessche. Setelah Pastor Henri van

Driessche meninggal pada tahun 1934, kepemimpinan gereja mulai dilakukan

pergantian. Pergantian kepemimpinan yang pernah ada di Ganjuran antara lain

diketuai oleh Pastor Strater, Pastor Djajaseputra, Pastor Koch, dan Pastor

Versteegh. Pastor-pastor asli Belanda yang membaktikan hidupnya di Ganjuran,

didampingi oleh para katekis berasal dari orang pribumi, antara lain: Raden Mas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

53

53

Purwodiwirjo, Raden Mas Atmosatoto, Raden Mas Prawiromandjojo dan Raden

Mas Adisusanto. Para ketekis biasanya memberi masukan kepada para pastor

yang kurang begitu memahami orang Jawa yang tinggal di Ganjuran. Di tahun

1934-lah Ganjuran memiliki seorang pastor pribumi yang menetap di sana, yakni

Pastor Albertus Soegijapranata, S.J., seorang anak didik dari Pastor van Lith di

Muntilan yang kemudian akan menjadi orang Jawa pertama yang menjabat

sebagai Vikaris Apostolik Semarang (Uskup).

Gb. 21. Mgr. van Velsen, keluarga Schmutzer beserta misdinar seusai pemberkatan gereja

(Sumber: St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani)

Selama para pastor Belanda dan katekis Jawa melayani jemaat di

Ganjuran, jemaat Ganjuran semakin berkembang. Namun, perkembangan tersebut

tidak diiringi dengan perkembangan bangunan gereja. Sembilan tahun setelah

ditahbiskan menjadi seorang imam, Soegija ditunjuk dan diangkat menjadi uskup.

Selama menjadi uskup di Semarang, ia kerap datang ke Ganjuran untuk

memimpin misa prosesi. Selepas memimpin prosesi di Ganjuran di tahun 1942, ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

54

54

mengusulkan untuk melakukan perluasan gereja ke arah Barat sepanjang 15

meter, dilengkapi balkon tempat koor.6

Setelah perluasan yang dipelopori oleh Mgr. Alb. Soegijapranata, S.J.

tahun 1942, secara perlahan perluasan dilakukan oleh beberapa pastor kepala yang

bertugas di Ganjuran. Di tahun 1959 perluasan bangunan diprakarsai oleh Romo

Sontobudoyo, yakni bangunan limasan ke samping kanan dan kiri. Dengan

demikian dibangunlah sayap selatan dan utara sebagaimana tampak dalam

wujudnya sampai tahun 2006.7 Dengan ditambahnya sayap pada sisi utara dan

selatan, bangunan gereja menyerupai salib dengan bagian kepala di sisi timur.

Pada tahun 1967, Romo Strommesand, S.J. menambahkan beberapa

bangunan di ruang sebelah Timur gereja, yakni sakristi, kantor paroki dan ruang

misdinar.8 Ia juga merintis pembangunan Gereja Stasi Tambran sebagai perluasan

Gereja di daerah Bantul serta memprakarsai pengadaan perangkat gamelan pelog.

Pembangunan ruang di sisi Timur semakin memudahkan para pastor serta

misdinar untuk menyiapkan misa, hal itu dikarenakan sebelumnya mereka

menyiapkan misa serta menyimpan alat-alat liturgi di pastoran gereja.

Romo Gregorius Utomo Pr. Sebagai putra daerah Ganjuran mulai berkarya

di tahun 1991. Ia memprakarsai pemasangan jendela jendela pada dinding sayap

gereja agar dapat dibuka pada hari raya, mengingat perluasan gereja hampir tidak

mungkin dilakukan lagi. Ditahun yang sama, ia juga memprakarsai pengadaan

perangkat gamelan slendro. Di sisi lain, Romo Utomo Pr., menggali lagi nilai-

6 Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran Pasca Gempa, Ganjuran Gereja Berkat dan Perutusan:

Pasca Gempa Bumi 27 Mei 2006, 2009, Yogyakarta, hlm. 26. 7 Ibid.

8 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

55

55

nilai budaya tradisional yang sudah mengakar dan terus berkembang di tanah

Ganjuran. Romo Utomo menjadi pemrakarsa candi Hati Kudus Ganjuran sebagai

tempat ziarah Hati Kudus se Nusantara. Atas dasar itulah kini kompleks gereja

Ganjuran dinamakan sebagai kawasan Mandala Tyas Dalem. Di tahun 1995 mulai

dilaksanakannya pembangunan kompleks peziarah kepada Hati Kudus Tuhan

Yesus (HKTY) di kompleks Candi Ganjuran. Pada akhirnya, tahun 2000

konbloksasi halaman candi sebagai bukti pengembangan kompleks ziarah tersebut

terselesaikan.

B. Ornamen Kejawaan Bangunan Gereja

Pada tahun 1925, konferensi ke-2 Gereja Katolik se-Hindia Belanda

dilakukan di Batavia. Untuk pertama kalinya wakil dewan Gereja dari Pulau

Sumatera hingga Papua Timur berkumpul dan berdiskusi. Konferensi membahas

upaya penyatuan agama Katolik pada masing-masing daerah9. Diharapkan dengan

dilakukannya konferensi menjadi celah sekaligus membuka pintu penyebaran

agama Katolik di Indonesia.

Josef Schmutzer yang aktif dalam kegiatan politis karena keterlibatannya

dalam Katholieke Sociale Bond (Perkumpulan Sosial Katolik) dan Indische

Katholieke Partij (IKP) sejak tahun 1918 semakin tertantang untuk menyanggupi

permasalahan yang ada dalam konverensi ke-2 Gereja Katolik se-Hindia Belanda

tersebut. Ia berupaya meneguhkan misi Katolik di tempatnya bernaung, yakni di

desa Ganjuran. Dalam upayanya tersebut, mulai tahun 1922 hingga 1924, Josef

dan Julius melakukan kontak dengan pihak-pihak yang memahami budaya Jawa.

9 Video Dokumenter ”Candi Ganjuran Tanah Terjanji”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

56

56

Mereka bertanya dengan masyarakat lokal, yakni para pegawai pabrik gulanya,

mengenai berbagai macam kebudayaan Jawa yang dapat dipadukan dengan agama

Katolik. Celah demi celah berhasil diketahui oleh keluarga Schmutzer.

Konsep Katolik yang berakar dari kebudayaan Jawa pernah diajukan oleh

Josef Schmutzer ke tahta Suci di Vatikan. Sayangnya tahta Suci tidak meluluskan

beberapa materi terkait perpaduan tersebut. Dari berbagai materi yang diajukan

hanya dua materi saja yang diluluskan, antara lain arca Hati Kudus Yesus dan arca

malaikat yang terletak pada bagian altar gereja.10

Dalam perwujudannya pembuatan arca, Josef Schmutzer merekrut

Iko pemahat tersohor asal kota Cirebon. Bersama Yong Soi Ling dan Adi, Iko

membuat arca khas sinkretisme Jawa. Seluruh arca dan altar yang dibuat

dibentuk menggunakan bahan batu putih. Sementara maket arca yang kini

tersimpan di Belanda seluruhnya berasal dari kayu jati.

Gb. 22. Josef, Iko beserta pemahat lainnya sedang membuat arca

(Sumber: St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani)

10

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

57

57

Upaya pengintegrasian nilai-nilai Kristiani dalam kebudayaan Jawa

sebagai bagian dari inkulturasi yang dilakukan keluarga Schmutzer paling tampak

nyata dalam pengggunaan lambang-lambang khas Jawa dalam gereja. Penggunaan

lambang-lambang Jawa dalam konteks keagamaan tersebut paling penting bagi

masyarakat Jawa khususnya penduduk Ganjuran. Karena orang Jawa biasanya

dalam beragama mementingkan pengalaman batiniah.11

Karya inkulturasi utama Schmutzer di dalam gereja Ganjuran adalah altar

dan lambang-lambang yang terdapat di sekitar altar. Serupa dengan tempat

pemujaan agama Hindu dan Buddha, dalam tempat peribadatannya mereka

menerapkan bangunannya sebagai punden berundak. Punden berundak tersebut

dipahami apabila semakin ke atas tempat peribadatan, tempat tersebut semakin

suci. Altar dalam gereja Ganjuran juga dibangun seperti punden berundak dan

menurut konsep tiga dunia dalam agama Jawa (agama asli yang banyak

dipengaruhi agama Hindu Siwa), yakni dari bawah ke atas antara lain bagian

bhurloka (alam bawah), bagian bhuwarloka (alam antara) dan bagian swarloka

(alam atas).12

Alam bawah melambangkan dunia tempat manusia hidup. Alam

antara adalah tempat di mana manusia meninggalkan keduniawiannya dan dalam

keadaan suci menemui Tuhannya. Alam atas melambangkan surga, tempat

kediaman Tuhan.13

11

Niels Mulder, 1983, Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa, Kelangsungan dan

Perubahan Kulturil, Jakarta: Gramedia, hal. 21. 12

Orang Jawa menganggap dunia atau alam raya tersusun dalam tingkatan-tingkatan. Pandangan

semacam ini tercimin dalam pembangunan tempat pemujaan terhadap nenek moyang. 13

Soekmono, 1973, Sejarah Kebudayaan Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, hal. 83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

58

58

Bhurloka atau dunia bawah dalam altar di gereja Ganjuran diwujudkan

pada kaki altar.14

Pada bagian ini terdapat relief-relief yang menggambarkan

pepohonan, bunga-bunga, tiga burung pemakan bangkai dan dua rusa yang sedang

minum dari sumber yang memancarkan tujuh aliran air. Pepohonan, bunga-

bungaan dan burung pemakan bangkai melambangkan alam semesta yang tidak

kekal. Kedua rusa yang sedang minum melambangkan umat manusia yang

memperoleh keselamatan dari Gereja dan ketujuh sakramennya. Manusia yang

dilambangkan sebagai rusa yang minum tersebut ibarat manusia berdosa

mendambakan keselamatan dari kuasa Tuhan yang terus mengalir seperti air.

Gb. 23. Relief bhurloka terletak pada bagian kaki altar yang menyimbolkan dunia yang tak kekal

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Bagian bhuwarloka atau dunia antara merupakan tempat dimana manusia

meninggalkan keduniawiannya dan menghadap Tuhan. Bagian ini terdiri dari

meja altar, tabernakel dan dua malaikat yang sedang menyembah melambangkan

Gereja. Dengan melalui ketujuh sakramen Gereja, manusia ikut ambil bagian

dalam misteri Kristus, dalam karya penebusan Kristus. Bagian ini menceritakan

bahwa manusia tidak lagi aktif berusaha menghadap Tuhan, melainkan Tuhan

14

Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm. 69.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

59

59

yang telah berinisiatif menyelamatkan manusia melalui karya penebusan

Kristus.15

Karya penyelamatan tersebut masih diteruskan Kristus ditengah-tengah

umat manusia melalui Gereja-Nya.

Alam atas atau swarloka diwujudkan dalam bentuk candi kecil yang

terletak di atas tabernakel. Bagian ini melambangkan kerajaan surga. Di keempat

sudut kaki candi terdapat relief lain seperti burung garuda, sapi, singa dan kepala

bersayap yang melambangkan keempat pengarang Injil. Sedikit melihat ke tengah

candi kecil tersebut ada figur orangtua dan merpati yang dalam satu kesatuan

tampak merangkum monstran16

berisi Sakramen Mahakudus. Relief orang tua

biasa ada di setiap candi-candi Hindu yang ada di Pulau Jawa, namun biasanya

dalam rupa kalamekara.

Dari berbagai ornamen yang ada di bagian altar gereja tersebut ada bagian

yang mengadopsi disain ornamen dari Barat. Ornamen tersebut ialah arca

dengan figur Malaikat yang berada di sisi kiri dan kanan tabernakel. Dalam tradisi

Barat, malaikat biasanya digambarkan sebagai figur anak-anak. Arca dengan figur

malaikat yang dibuat oleh Iko lebih mirip ksatria kraton berpangkat tinggi. Arca

malaikat dibuat dengan karakter seorang ksatria Jawa dengan menggunakan ikat

pinggang motif kawung dan mahkota. Karakter tersebut direncanakan Josef

karena ia melihat ksatria Jawa merupakan ksatria yang berabdi serta kuat dan

taat pada titah rajanya. Hasilnya, kedua malaikat diletakkan di sisi kiri dan

15

Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm. 70. 16

Monstran yang berasal dari bahasa Latin monstrare, artinya “memperlihatkan” atau

“mempertunjukkan”. Monstran sendiri merupakan wadah yang digunakan Gereja Katolik untuk

memajang Hosti Ekaristi yang sudah dikonsekrasi dalam upacara Pemberkatan Sakramen Maha

Kudus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

60

60

kanan tabernakel17

, mengapitnya dalam posisi sembah jangga dan menyembah

tabernakel. Posisi sembah jangga merupakan posisi yang biasa dilakukan oleh

abdi raja yang menyembah rajanya atau posisi dimana mereka menyetujui titah

raja dan hendak melaksanakannya.

Gb. 24. Kedua Arca Malaikat yang mengapit tabernakel dalam posisi sembah jangga

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Selain altar di dalam gereja masih ada dua karya Schmutzer, yakni arca

Hati Kudus Yesus dan arca Ibu Maria. Arca Hati Kudus Yesus terletak di sisi kiri

altar gereja, atau tepatnya di sisi Utara altar. Sedangkan arca Ibu Maria terletak di

sisi selatan altar. Arca ini, Yesus digambarkan sebagai raja yang bertahta di atas

kursi raja atau singgasananya. Yesus sebagai raja memakai atribut lengkap yang

biasa dipakai oleh raja Jawa, dengan mahkota, aksesoris-aksesoris, dan kain batik

bermotif parang rusak. Kain batik bermotif parang rusak merupakan kain batik

yang hanya boleh dipakai oleh raja Kraton saja, sedangkan yang tidak memiliki

17

Tabernakel merupakan tempat khusus menyimpan Sakramen yang telah disucikan: tubuh,

darah, jiwa dan keilahian Yesus dalam bentuk roti dan anggur yang digunakan dalam ritus komuni

suci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

61

61

kedudukan sebagai raja dilarang untuk mengenakannya. Busana kerajaan klasik

yang dikhususkan bagi raja juga menghiasi arca Hati Kudus Yesus.

Selain penampilannya sebagai raja, arca Hati Kudus Yesus juga

menampilkan martabat ketuhanan-Nya dengan adanya sinar yang melingkupi

bagian belakang kepala-Nya (dalam tradisi Jawa sinar di belakang kepala

menunjukkan martabat kedewaan).18

Kaki Yesus beralaskan padmasana atau

yang biasa disebut bunga teratai, bunga lambang kesucian dan kesakralan

sekaligus bunga perlambangan kehidupan manusia. Tangan kiri arca Hati Kudus

Yesus menyilakkan kain kain pundak-Nya dan tangan kanan-Nya menunjukkan

Gb. 25. Bentuk arca Hati Kudus Yesus

(Sumber: www.google.com)

hati-Nya yang tampak bernyala-nyala. Yesus ingin menunjukkan kepada umat

manusia bahwa cinta-Nya kepada manusia begitu besar. Bentuk relief Hati Kudus

Yesus ini pun mengambil inspirasi dari candi-candi di Jawa. Josef Schmutzer, Iko

(sang pemahat) serta Raden Mas Yusuf Purwodiwirjo (katekis Jawa yang saat itu

bertugas di Ganjuran) mengambil figur Budha Maitrea dari candi Plaosan sebagai

18

Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm. 72.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

62

62

bentuk arca. Dalam ajaran Budha Maitrea, dirinya sebagai lambang yang berarti

tidak mengenal kecewa dan penderitaan.19

Di sisi selatan altar terdaat arca Ibu

Maria. Pada relief ini Ibu Maria

digambarkan sebagai seorang ratu Jawa.

Atribut kebesaran seorang ratu nampak

dalam mahkota, hiasan dada, hiasan tangan

dan kaki yang terukir secara ditail dan indah

oleh Iko sang pemahat. Pakaian yang

dikenakan oleh Ibu Maria adalah pakaian

panjang khas kraton dengan ikat pinggang

dan kain kawung sebagai lambang derajat

keningratan. Arca ini mengambil inspirasi

dari arca Pradnyaparamita atau Ken Dedes

dari Singasari. Pengambilan insiprasi Ken

Dedes sebagai Ibu Maria dikarenakan Ken

Dedes merupakan sosok ibu cikal bakal dari Kerajaan Singasari yang menaungi

seluruh tanah Jawa. Selain inspirasi dari arca Pradnyaparamita, Josef Schmutzer

beserta timnya juga mengambil inspirasi dari relief permaisuri raja Kertarajasa

Jayawardana dari Kerajaan Majapahit yang terdapat pada candi Rimbi.20

Ibu

Maria dalam arca ini digambarkan sedang menggendong Yesus yang masih kecil.

Walaupun masih kecil sebagai raja Yesus sudah berpakaian kebesaran seperti

19

Video dokumenter , loc.cit. 20

Lusia Esti Elihami, op.cit., hlm. 73.

Gb. 26. Arca Pradnyaparamita dari

Singasari

(Sumber: www.google.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

63

63

layaknya raja Jawa, dengan kain yang bermotifkan parang rusak yang merupakan

busana khas raja Jawa.

Gb. 27. Arca Bunda Maria yang terletak di sisi Selatan altar

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Penempatan kedua arca tersebut (Arca Yesus berada di utara altar dan

Arca Ibu Maria di Selatan altar) juga memiliki makna penting dari kebudayaan

Jawa. Bagi masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta, utara merupakan tempat

bagi ayah dan selatan tempat bagi ibu. Hal ini terkait dengan mitos dan legenda

gunung Merapi dan Laut Selatan. Gunung Merapi atau Sunan Merapi terletak di

utara Yogyakarta, memberikan kesuburan dan pelindungan bagi masyakarat

Yogyakarta. Laut Selatan yang dilegendakan dijaga serta ditinggali oleh Kanjeng

Ratu Roro Kidul juga memberikan perlindungan serta berkat bagi masyakarat

sekitar.

Telah dibahas sebelumnya beberapa materi yang diajukan oleh Josef

Schmutzer kepada Tahta Suci di Vatikan, berikutnya yaitu adanya relief atau

panel jalan salib. Panel jalan salib yang diukir oleh Iko menunjukkan konsep-

konsep motif lokal, baik dari perawakan masyakarat lokal, pakaian, serta akesoris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

64

64

yang dikenakan pada umumnya oleh Kraton Yogyakarta. Panel yang diakui saat

itu hanyalah panel pertama dan kedua dari ke-14 pemberhentian jalan salib yang

ada. Ukiran relief jalan salib yang diukir Iko juga mengambil ide dari salah satu

candi di Jawa Tengah yakni Candi Sewu21

. Ia mengukir bingkai jalan salib

tersebut mengambil contoh dari relung yang ada di Candi Sewu. Untuk mengatasi

permasalahan perizinan dari Tahta Suci, Josef menyuruh beberapa pegawai pabrik

ataupun pengajar dari sekolah yang dibuatnya untuk membuat ke-14

pemberhentian jalan salib. Dipilihlah media batik saat itu, karena saat itu batik

merupakan salah satu ciri khas masyarakat Jawa. Pada akhirnya gambar-gambar

jalan salib dari batik menghiasi gereja. Relief jalan salib yang terbuat dari batu

putih karya Iko, baru ditahun 1997 direalisasikan. Panel yang direalisasikan di

tahun tersebut berjumlah 15. Pemberhentian ke-15 Yesus bangkit dari mati

sebagai lambang umat Tyas Dalem yang diutus untuk menjadi berkat bagi sesama.

Peletakan batu pertama Jalan Salib dilakukan oleh Romo Suto Wibowo, Pr.

Gb. 28. Panel jalan salib pemberhentian pertama yang diukir oleh Iko.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

21

Video dokumenter , loc.cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

65

65

C. Candi Hati Kudus Tuhan Yesus

Candi Hati Kudus Tuhan Yesus merupakan puncak karya inkulturasi

keluarga Schmutzer. Candi tersebut bisa dianggap sebagai puncak karya

inkulturasi karena pada candi inilah kita bisa melihat terobosan paling berani

dalam menggunakan simbol-simbol sakral lokal yang kemudian diberikan warna

dan nafas Kristen. Keluarga Schmutzer yang berani mendobrak sekaligus

menjawab tantangan dari konverensi ke-2 seHindia-Belanda yang diadakan di

Batavia tahun 1925.

Menurut sesepuh lokal dikatakan bahwa, saat ditangani oleh Ferdinand

Barends yang tidak lain adalah kakak tiri dari Josef dan Julius Schmutzer

mengalami krisis serius. Pabrik gula Gondang Lipoera selama 25 tahun

mengalami gagal panen dan kesukaran finansial. Begitu juga masa awal setelah

Josef dan Julius Schmutzer membeli pabrik gula Gondang Lipoera. Keluarga

Schmutzer yang tidak pernah putus asa dan selalu percaya pada Allah kemudian

diberikan keberhasilan dalam mengurus pabrik gula tersebut. Keberhasilan yang

mereka raih terkait dengan keberhasilan mereka dalam menemukan bibit gula

yang bagus serta beberapa faktor lain dikaitkan dengan kuasa campur tangan

Allah dalam kehidupan mereka. Sebagai ungkapan terima kasihnya kepada Allah,

mereka ingin membangun sebuah monumen. Monumen tersebut selain ungkapan

rasa terima kasih kepada Tuhan juga dimaksudkan untuk menghormati Hati

Kudus Yesus.22

22

Van Rijkevorsel, L, SJ., 1928, Eerste Steenligging Van Een H. Hart Monument Op Java, dalam

majalah St. Claverbond, hal. 130-137.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

66

66

Gb. 29. Candi HKTY tahun 1930 Gb. 30. Candi Penataran di Jawa Timur

(Sumber: St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani) (Sumber: www.google.com)

Candi dibangun selama dua tahun lebih, mengambil disain dari Candi

Penataran di Jawa Timur. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Raja

Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200 Masehi. Dalam Kitab

Nagarakertagama yang ditulis tahun 1365, bagi Raja Hayam Wuruk candi

tersebut dianggap sebagai bangunan suci “Palah”. Dalam Kitab itu pula, Candi

Panataran merupakan tempat percandian atau pemakaman bagi Ken Arok, cikal

bakal Kerajaan Singasari. Candi Panataran yang megah menginspirasi Schmutzer

untuk mengaplikasikannya pada monumen yang hendak dibangunnya. Pada

tanggal 11 Februari 1930 Mgr. van Velsen memberkati candi berikut arca Kristus

Rajanya dan mempersembahkan seluruh Jawa kepada Kristus. Setelah upacara

pemberkatan yang berupa Misa Agung dan prosesi, diadakan pesta besar di

halaman rumah keluarga Schmutzer. Upacara pemberkatan dan pesta dihadiri oleh

para pemimpin Katolik dan umat dari seluruh Jawa.23

Pesta besar itu selain

23

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

67

67

sebagai ungkapan syukur, juga menjadi acara pelepasan Josef Schmutzer yang

akan kembali ke Belanda.

Gb. 31. Prosesi dan perjamuan yang diselenggarakan oleh keluarga Schmutzer di pelataran Candi

Hati Kudus Tuhan Yesus

(Sumber, St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani)

Pada upacara peletakan batu pertama itu diberkati sebuah arca Kristus Raja

yang memperlihatkan hati Kudus-Nya yang bernyala-nyala. Arca berukuran

setinggi 75 cm dan menggambarkan Kristus dalam pakaian raja Jawa tradisional

duduk di atas sebuah tahta. Arca ini merupakan miniatur dari arca besar yang akan

diletakkan di dalam candi. Arca Kristus Raja dimasukkan dalam ruangan di dasar

candi (pripih) dengan disertai sepucuk surat persembahan yang berisi riwayat

pendirian candi serta riwayat Gondang Lipoera yang dipahat pada lempeng

kuningan. Pripih tersebut kemudian disegel dengan aspal agar tidak kemasukan

air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

68

68

Gb.32. Pemberkatan Arca Hati Kudus Tuhan Yesus di pelataran candi

(Sumber: St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani)

Gb. 33. Peletakkan batu pertama oleh Keluarga Schmutzer beserta staff pabrik gula Gondang

Lipoera dan guru yang mengajar di Standaardschool yang dibangunnya.

(Sumber: St. Claverbond, Perpustakaan Kolsani)

Sehubungan dengan arca Kristus Raja kecil yang diletakan di dasar candi,

Julius Schmutzer mengatakan, “Jika terjadi peperangan dan segala sesuatu yang

dihancurkan, dan bahkan candi yang indah itu dihancurkan, Yesus akan selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

69

69

hadir di Ganjuran, aman di dasar candi.”24

Sedangkan menurut beberapa pastor

Belanda yang pernah tinggal di Ganjuran, penanaman sebuah arca pada tempat

yang sangat penting sangatlah wajar. Dikatakan bahwa di Belanda, orang-

orang yang memiliki tanah garapan biasanya ditaruh sebuah patung Yesus, atau

Bunda Maria, atau patung santo-santa pelindung lainnya25

. Peletakan patung

tersebut diharapkan akan selalu memberikan berkah pada tanah yang ditanaminya

agar lebih subur. Begitu juga yang diharapkan Schmutzer, ia ingin menjadikan

Ganjuran sebagai tanah garapan yang subur dan berkembang bagi iman Katolik di

tanah Jawa.

Gb. 34. Candi Hati Kudus Tuhan Yesus

(Sumber: Adi Santosa, Transformation Of The Ganjuran Church Complex: A Typological Study)

Candi dibangun menghadap ke Selatan, tepat berhadap-hadapan dengan

rumah Schmutzer. Bagi penduduk setempat ini diartikan sebagai penghargaan

terhadap mitologi Jawa tentang Kanjeng Ratu Kidul. Sama seperti peletakan arca

Hati Kudus Yesus dan Ibu Maria di dalam bangunan gereja, keduanya masih

berasal dari mitologi yang sama. Bangunan candi dan patung Hati Kudus Yesus

24

Video dokumenter, loc.cit. 25

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

70

70

juga bahkan terbuat dari batu andesit, batu yang berasal dari gunung Merapi.

Penggunaan batu andesit dari Gunung Merapi lebih melambangkan Allah yang

Mahakuasa bercitrakan sebagai bapak. Bagi masyarakat Daerah Istimewa

Yogyakarta, Gunung Merapi dianggap sebagai bapak yang mahakuasa dengan

segala bentuk mulai dari letusannya yang merusak hingga dampak dari letusan

tersebut yang dapat memberikan kemakmuran bagi anak-anaknya (penduduk

Daerah Istimewa Yogyakarta). Figur arca Yesus sebagai raja juga merupakan

suatu bentuk pencitraan Allah sebagai Bapak yang Mahakuasa.

Candi Hati Kudus Yesus memiliki tinggi 9 meter. Bangunan utama candi

(ruang tempat arca diletakkan) berdiri di atas landasan (pelataran) selebar 14 x 5

meter. Dari landasan menuju tempat arca dihubungkan oleh tangga sebanyak 9

buah anak tangga. Arca yang diletakkan di candi sama dengan arca yang ada di

dalam ruang gereja.26

Yesus bersandangkan klasik seorang raja Jawa lengkap

dengan segala atributnya. Tinggi arca 1,5 meter dan di kakinya terdapat tulisan

Sampeyan Dalem Maha Prabu Jesus Kristus Pangeraning Para Bangsa. Artinya

kira-kira: Sri Baginda Yesus Kristus Raja Pelindung Para Bangsa.

Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran merupakan monumen sebagai

ucapan syukur keluarga Schmutzer. Dari sini jelas bahwa Schmutzer ingin

memperingati Allah sebagai Allah yang berbelaskasih, Allah yang Maharahim

yang selalu bersedia menolong umat-Nya, yang dilambangkan dari hati yang

menyala pada arca. Selain itu mereka juga ingin mengenang Allah sebagai Raja

Mahakuasa, yang telah membimbing mereka melalui masa-masa tersulit dalam

26

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

71

71

kehidupan mereka. Bagi masyarakat Jawa, candi berfungsi sebagai tempat

pertemuan antara para pemuja dengan raja yang sudah wafat ataupun dewa

mereka. Candi Hati Kudus Tuhan Yesus juga dimaksudkan untuk menjadi tempat

bertemunya umat dengan rajanya, yaitu Kristus.

Menurut Romo Utomo dalam homilinya saat Prosesi Agung Gereja HKTY

Ganjuran tahun 2015 dijelaskan bahwa candi ini bercitra ibu sekaligus bapak.

Sifat kerahiman Allah tampak dalam bentuk candi itu sendiri. Bagi masyarakat

Jawa, candi merupakan tempat yang gelap dan suci yang melambangkan rahim

seorang ibu. Rahim selalu dihubungkan dengan kelahiran (kehidupan baru) dan

sangat erat hubungan dengan ibu. Allah yang Maharahim adalah Allah yang

bercitra ibu yang berbelas-kasih yang mau menderita demi melahirkan manusia

baru.27

Allah bercitra ibu (Allah yang Maharahim) juga tampak semakin jelas

dengan dihadapkannya candi ke arah selatan, ke Laut Selatan di mana Kanjeng

Ratu Kidul bersemayam.

Tidak hanya arah serta bahan pembuat candi saja yang mengambil

mitologi yang dianut oleh masyarakat Jawa. Mitologi lain yang masyarakat Jawa

anut dan diungkapkan dalam pembangunan candi yakni angka suci yang menjadi

bagiannya. Angka suci yang dimaksud ialah angka 3 dan 9. Angka 3 diungkapkan

dalam jumlah susunan tingkat pada candi, serta jumlah tangga pertama. Angka 3

melambangkan tingkatan atau tahapan manusia untuk bertemu dengan Allah sang

Pencipta. Hal itu sudah dijelaskan pada bagian tingkatan yang ada di altar gereja.

Angka 9 menghiasi seluruh bagian Candi Hati Kudus Tuhan Yesus. Tinggi candi

27

Homili dari Romo Utomo Pr. saat Prosesi Agung HKTY Ganjuran 2015, tanggal 28 Juni 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

72

72

Ganjuran adalah 9 meter dan tangga untuk naik ke candi dari pelatarannya terdiri

dari 9 tangga. Dalam tradisi kebatinan Jawa angka 9 dianggap angka suci karena

tubuh manusia memiliki 9 lubang. Untuk dapat menghadap Tuhan orang harus

“nutupi babahan sanga” atau menutupi kesembilan lubang yang dimiliki tubuh.28

Dengan kata lain untuk dapat bertemu dengan Tuhan orang harus mengingkari

diri atau bermatiraga. Kesembilan lubang yang dipunyai bagi orang Jawa

merupakan sumber nafsu. Hanya dengan mengekang nafsulah orang dapat

bertemu dengan Tuhan. Dengan mengingkari diri (dilambangkan dengan menaiki

kesembilan anak tangga) barulah kita dapat bertemu dengan Yesus.

Lambang 9 juga nampak di bagian luar candi, terdapat 9 buah candi kecil

yang merupakan kran air. Air yang keluar tersebut berasal dari sungai bawah

tanah di bawah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus. Sumber air ditemukan,

pemakaian air pertama kali dilakukan oleh Bapak Perwita yang tengah menderita

sakit tahun 1998.29

Sama halnya dengan tempat-tempat ziarah lainnya, air yang

berasal dari tempat suci juga dipercaya memberikan berkat bagi penggunanya

serta sebagai ujud perantara kebaikan Tuhan. Sumber air yang mengalir di bawah

candi kemudian dinamakan “Tirta Perwitasari”. Pemberian nama tersebut juga

berasal dari Serat Bima Suci di mana Bima salah satu tokoh dari Pandawa Lima

hendak mencari tirta perwitasari. Tirta perwitasari ini digambarkan sebagai

sebuah sumber air sari kehidupan yang dapat menyelamatkan sekaligus

menyempurnakan kehidupan Bima. Tirta adalah air, Sari merupakan sebuah inti.

28

Ibid. 29

Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran Pasca Gempa, op.cit., hlm. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

73

73

Secara kebetulan, orang pertama yang mengaku telah dikabulkan doanya setelah

meminum air tersebut bernama Bapak Perwito.

Gb. 35. Kran air Trita Perwitasari yang bejumlah 9, masing-masing terdapat 3 di setiap sisi Candi

HKTY

(Sumber: Adi Santosa, Transformation Of The Ganjuran Church Complex: A Typological Study)

Beberapa tahun setelah penemuan dan pembuatan kran dari Tirta

Perwitasari tersebut, dibangunlah tempat lain di sisi barat candi sebagai pengganti

kran air yang telah ada. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor pertama

yaitu semakin banyaknya peziarah yang mengambil air dari kran di pinggir candi

menyebabkan saluran utama yang tepat di bawah candi tidak mampu lagi

menghasilkan air. Faktor kedua, karena bila banyak orang yang mengambil air di

pinggir candi, suara percikkan air yang disebabkan dari kran tersebut menggangu

kekhusyukan doa para peziarah. Baru di tahun 2005 tepat setahun sebelum gempa

Yogyakarta tahun 2006 terjadi kran dari Tirta Perwitasari tersebut dipindahkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

74

74

Gb. 36. Kran air Tirta Perwitasari yang sudah dipindah tahun 2005

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Untuk melengkapi ornamen dalam gereja, dilengkapi pula rangkaian

peristiwa jalan salib yang digambarkan dengan inkulturasi kejawaan dengan

agama Katolik. Schmutzer dan Iko yang sebelumnya telah membuat sebuah relief

jalan salib pemberhentian pertama dengan corak Hindu-Jawa yang melekat pada

pakaian Yesus dilarang oleh Vatikan, namun usahanya untuk melengkapi

ornamen gereja tetap dilakukan. Pada tahun 1930, gambar rangkaian peristiwa

Jalan Salib masih berupa kain kanvas yang dibatik menjadi cerita dan difigura

serta diletakkan di atas jendela gereja.30

Pada tahun 1997, panel-panel Jalan Salib

dibuat dengan relief yang diukir pada batu berwarna putih. Jumlah panel

pemberhentian tersebut ada 15 dimana pemberhentian ke-15, Yesus bangkit dari

mati sebagai lambang umat Tyas Dalem yang diutus menjadi berkat bagi

30

Wawancara dengan Bapak Siwi, tanggal 7 November 2015, jam 9.30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

75

75

sesama31

. Untuk memulai Jalan Salib diawali dengan berdoa di patung Ibu Maria

seperti yang ada di dalam bangunan gereja, namun patung ini terbuat dari batu

andesit hitam.

Gb. 37. Arca Bunda Maria untuk memulai doa Jalan Salib di Ganjuran.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gb. 37. Relief Jalan Salib di pelataran Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. (Sumber: Dokumen Pribadi)

31

Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran Pasca Gempa, loc.cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

76

76

Dari beberapa Romo yang memimpin Gereja Ganjuran, banyak diantara

mereka yang membangun bangunan di luar bangunan gereja, seperti pastoran,

parkiran serta tempat berjualan bagi masyarakat sekitar. Pada tahun 2000 saat

Romo G. Utomo, Pr. menjadi romo paroki Ganjuran, ia memprakarsai

pemasangan jendela pada dinding-dinding sayap gereja agar dapat dibuka pada

hari raya, mengingat perluasan gereja hampir tidak mungkin dilakukan lagi.

Setelah ditetapkannya Ganjuran sebagai tempat peziarahan tahun 1997, di tahun

2003 dibangun dua buah bangunan tambahan di sisi utara dan selatan gereja.

Bangunan tersebut berbentuk pendapa dengan atap kampung dan berfungsi

sebagai tempat berkumpul beberapa paguyuban yang ditangani oleh Paroki Hati

Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dan paguyuban lainnya, serta digunakan sebagai

tempat umat beribadah saat hari raya besar.

Gb. 38. Nampak pendapa dengan atap rumah kampung yang ada di sisi Utara dan Selatan gereja

(Sumber: www.google.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

77

BAB IV

KEJAWAAN GEREJA GANJURAN

PASCA GEMPA YOGYAKARTA TAHUN 2006

A. Peristiwa Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

Sabtu tanggal 27 Mei 2006 jam 05.55 WIB, gempa bumi hebat

berkekuatan 5,9 Skala Ritcher (SR) melanda Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan

sekitarnya. Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 kilometer selatan-barat

daya Yogyakarta. Posisi lokasi gempa terletak di koordinat 8,26o LS dan 110,31

o

BT pada kedalaman 17 km. Pusat gempa (episenter) berada di dalam laut, tetapi

tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang,

Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran yang diakibatkan juga sempat

dirasakan sejumlah kota di provonsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kendiri,

Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.

Tercatat oleh BMG (sekarang BMKG) terjadi tiga kali gempa susulan

berkekuatan besar pada pukul 06.10 WIB, 08.15 WIB, dan 11.22 WIB. Indonesia

terletak di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, lempeng

Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire menjadikan

Indonesia kerap mengalami bencana gempa bumi dan letusan gunung berapi.1

Terjadinya gempa ini disebabkan karena adanya pergeseran sesar Opak yang

membentang dari pesisir pantai Bantul hingga ke Prambanan sepanjang 40 km.

1 “Gempa Bumi Yogyakarta 2006”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_

Yogyakarta_2006, pada tanggal 11 November 2015 pukul 20.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

78

78

Meskipun pada saat bersamaan Gunung Merapi yang berada di Utara Yogyakarta

sedang meletus, namun para pakar mengatakan kedua peristiwa tersebut tidak

saling berhubungan.

Gempa tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran

yang roboh, rusaknya instalasi listrik dan kantor komunikasi mengakibatkan

komunikasi di Yogyakarta menjadi lumpuh. Bahkan 7 hari sesudah gempa,

banyak lokasi di Bantul belum teraliri listrik. Menurut cerita penduduk lokal yang

ada di Ganjuran, gempa tersebut membuat panik seluruh warga sekitar.

Dikarenakan gempa tersebut terjadi dini hari, banyak warga yang terjebak di

dalam rumah. Mereka yang dapat keluar dengan cepat tidak sempat

menyelamatkan harta benda maupun keluarganya yang masih ada di dalam

rumah.

Banyak bangunan di daerah Bantul dan sekitarnya porak-poranda akibat

gempa berkekuatan 5,9 SR tersebut. Bangunan gereja Katolik Ganjuran yang

dibuat oleh keluarga Schmutzer pun ikut runtuh. Bagian yang runtuh terletak di

pintu masuk gereja, menara yang terletak di atas pintu masuk gereja roboh. Saat

terjadi gempa bumi, gereja Ganjuran sedang mengadakan misa pagi, sekitar 19

orang. Mereka semua terjebak di dalam gereja. Seperti biasanya karena, yang

mengikuti misa berjumlah sedikit, maka hanya satu pintu gereja saja yang dibuka,

yakni pintu utama. Beberapa umat ada yang cidera dan tedapat 4 orang meninggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

79

79

Gb. 40 dan 41. Bagian depan gereja yang roboh akibat gempa.

(Sumber: www.google.com)

tertimpa reruntuhan bangunan menara lonceng. Guncangan gempa yang sangat

kuat membuat lonceng gereja lepas dari kaitnya, dan jatuh menimpa umat yang

keluar melalui pintu utama. Dari seluruh bagian gereja, bagian depan mengalami

kerusakan yang sangat parah. Walaupun begitu Candi, Pastoran, Pendapa dan

bangunan-bangunan-bangunan pendukung lainnya tetap berdiri.2

Gb. 42. Proses perataan bangunan Gereja Ganjuran.

(Sumber: www.google.com)

Simpati dan kepedulian masyarakat sangat besar, mereka menyalurkan

bantuan melalui gereja Ganjuran. Atas koordinasi Karina Keuskupan Agung

2 Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, Ganjuran Gereja Berkat dan Perutusan : Pasca Gempa

Bumi 27 Mei 2006, 2009, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

80

80

Semarang, Posko Karina dibuka di Ganjuran. Kompleks Mandala Hati Kudus

Tuhan Yesus Ganjuran digunakan sebagai posko keselamatan penduduk sekitar

Ganjuran. Mereka mendirikan posko di pelataran candi Ganjuran dan sekitarnya.

Melalui posko ini kebutuhan logistik untuk semua korban gempa yang

membutuhkan disalurkan. Rm. Antonius Jarot Kusno Priyono, Pr. bersama Rm.

Wiyana, Pr. mengkoordinasikan langsung pengelolaan Posko Karina Ganjuran.3

Bantuan yang datang dibagikan secara merata kepada korban yang berada di

posko, bukan hanya untuk umat Katolik di Ganjuran semata.

Lebih dari dua bulan umat dilanda kesedihan, mereka juga tidak dapat

merayakan ibadah karena gereja maupun pelataran Candi digunakan sebagai

posko bencana. Empat bulan pasca gempa, dibentuklah panitia pembangunan

gereja darurat untuk membuat gereja sementara yang tahan akan gempa. Gereja

darurat tersebut berada di halaman pelataran Candi Hati Kudus Yesus. Dengan

panjang kurang lebih 15 meter dari Utara ke Selatan dan lebar 7 meter dari Barat

ke Timur. Pemberkatan gereja darurat tersebut dilaksanakan di bulan Agustus

tahun 2006, ditandai dengan digelarnya wayangan oleh Romo Wiyana, Pr. di

pelataran Candi Hati Kudus Yesus.

3 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

81

81

Gb. 43. Gereja darurat yang dibuat pasca gempa.

(Sumber: www.google.com)

Selain mudah, cepat dalam membangunnya dan aman, gereja darurat yang

berdiri menunjukkan sifat kesederhanaannya. Pembuatan gereja darurat tersebut

berlangsung kurang lebih selama tiga minggu yang dikerjakan oleh empat orang

pekerja tetap dan dibantu oleh masyarakat sekitar secara gotong royong. Gotong

royong dilakukan secara bergantian dari tiap lingkungan di paroki Ganjuran setiap

harinya.4 Selama membangun gereja darurat, dana pembangunan berasal dari

donatur, sumbangan masyarakat serta subsidi pemerintah.

Material yang digunakan semuanya berasal dari alam. Tiang gereja terbuat

dari bambu besar yang saling diikat dengan tali ijuk dan menggunakan atap yang

terbuat dari padi yang dikeringkan. Bambu yang digunakan yaitu bambu petung

dengan berdiameter kurang lebih 15 centimeter berasal dari daerah Magelang dan

Muntilan. Bambu petung dikenal sebagai salah satu jenis bambu yang memiliki

4 Wawancara dengan Bapak Siwi, tanggal 7 November 2015, jam 9.30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

82

82

ukuran lingkar batang yang cukup besar sehingga mampu digunakan sebagai tiang

penyangga rumah. Konstruksi rumah yang dibuat sedemikian rupa dibuat agar

mampu bertahan dari gempa-gempa susulan yang ditakutkan dapat merusak

gereja yang baru jadi.

Dipilihnya pelataran Candi Hati Kudus Yesus sebagai tempat berdirinya

gereja sementara karena kompleks Gereja Ganjuran tidak memiliki lahan lain

untuk bisa menampung orang banyak, selain itu di Selatan gereja juga masih

digunakan sebagai posko bencana alam. Unsur filosofi juga digunakan dalam

pemilihan berdirinya gereja sementara tersebut. Posisi altar gereja yang berada di

Utara menjadi satu bagian dalam ritual berdoa di Candi Hati Kudus Ganjuran

yang selalu menghadap Candi (Utara) dimana Arca Yesus sebagai Raja

diletakkan.

B. Ide Pembangunan Kembali Gereja

Dengan bantuan yang diterima dari berbagai pihak, Umat Katolik Paroki

Ganjuran bersama masyarakat sekitar memperbaiki rumah tinggal dan aneka infra

struktur yang rusak akibat gempa. Seiring denggan pemakaian gereja darurat di

pelataran Candi Hati Kudus Yesus, dibuatlah panitia pembangunan gereja utama

sebagai pengganti gereja yang sudah roboh akibat gempa. Proses penyusunan

panitia pembangunan berlangsung cukup lama pasca gempa karena masyarakat

Ganjuran fokus memulihkan kondisi sosial ekonomi mereka terlebih dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

83

83

Setahun pasca gempa, tahun 2007, dibuatlah panitia pembangunan gereja

untuk membangun sebuah gedung gereja baru. Selagi menunggu kesiapan dari

rancangan, serta kondisi masyarakat Ganjuran membaik, panitia mengumpulkan

dana dari para donatur serta uang kolekte mingguan untuk mendirikan bangunan

gereja permanen. Terhitung sejak Januari 2009 pembangunan gereja Ganjuran

dilaksanakan oleh umat Paroki Ganjuran.

Ide pembangunan gereja Ganjuran berasal dari beberapa Romo yang telah

sekian lama tinggal dan mengabdi di Paroki Ganjuran. mereka telah mengenal

berbagai macam dari gereja Ganjuran serta maksud dan tujuan pembangunan

gereja pada masa silam seperti yang direncanakan oleh pendiri gereja Ganjuran

yaitu keluarga Schmutzer. Panita pembangunan gereja yg dibuat juga melibatkan

beberapa orang yang ahli dalam kebudayaan Jawa seperti Romo FX. Wiyana Pr.,

Ir. Winarno (sebagai arsitek tradisional Jawa), Y. Arditya Samudra (sebagai

Arsitek Gereja), serta beberapa tim ukir yang diketuai oleh Dalijan dan Bapak

Petrus sebagai ahli ukir Jawa – Katolik5.

Selama pengumpulan ide-ide terkait rancangan gereja bentuk baru,

dilakukan beberapa kali rapat. Beberapa kali rapat dilakukan di Kantor

Keuskupan Agung Semarang yang dihadiri oleh Bapak Uskup. Dari rapat-rapat

itu diperoleh kesepakatan bahwa gereja yang akan dibangun merupakan bangunan

Jawa berbentuk Joglo dengan ornamen-ornamen kejawaan yang dapat dipadukan

dengan injil dalam ajaran agama Katolik. Perpaduan ini tidak luput dari pemikiran

5 Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, loc.cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

84

84

para perancang karena perpaduan kebudayaan dengan agama Katolik (inkuturasi)

sudah menjadi bagian khas yang terdapat dari gereja Ganjuran.

Untuk mewujudkan ide-ide yang telah diungkapkan oleh para sesepuh

Ganjuran, berbagai macam upaya dilakukan oleh panitia pembangunan gereja.

Upaya tersebut antara lain, memanggil arsitek tradisional Jawa, menunjuk tukang-

tukang ahli, bahkan hingga meminta izin resmi kepada Sultan Hamengkubuwono

X untuk membuat bangunan joglo mewah menyerupai joglo yang dimiliki

Kesultanan Yogyakarta. Permintaan izin tersebut dilakukan karena apabila ingin

menggunakan atribut kerajaan baik dalam bangunan, pakaian, dan sebagainya

harus meminta izin resmi kepada Sultan sesuai dengan peraturan Kesultanan

Yogyakarta. Selain bentuk joglo yang megah menyerupai joglo di Keraton

Yogyakarta, berbagai ornamen juga diadopsi dari ornamen pada joglo Keraton.

Dalam perancangan bangunan gereja, Winarno (arsitek tradisional Jawa)

dan Aditya Samudra (arsitek gereja) selalu berkonsultasi dengan romo-romo di

Ganjuran. Romo-romo tersebut memberikan masukan bahwa dalam merancang

bangunan baru untuk menampilkan kejawaan yang lebih kental dan semakin

memiliki makna kerohaniannya, maka tiap ornamen gereja harus dipadukan

dengan ajaran Yesus yang termuat dalam Injil. Bentuk kejawaan dan

penggabungan kebudayaan Jawa – Katolik yang ingin diwujudkan dalam gereja

Ganjuran yang baru merupakan sebuah ungkapan penerusan cita-cita keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

85

85

Schmutzer yang terus ingin mengembangkan kebudayaan Jawa serta

menunjukkan bahwa inkulturasi gereja tidaklah pernah mati6.

Selain bangunan gereja utama yang diperbaiki, panita juga merancang

pembangunan fasilitas lainnya yang menunjang peziarahan di Ganjuran.

Bangunan pendapa di sisi Utara dan Selatan gereja yang tidak mengalami

kerusakan kemudian tetap digunakan. Kedua bangunan itu dipindahkan ke sisi

selatan gereja. Fungsi dan bahan dari pendapa tersebut tetaplah sama, yakni

sebagai tempat peristirahatan para peziarah yang datang ke Ganjuran.

Gb. 44. Pendapa pindahan dari pendapa lama yang aman dari gempa,

terletak di sisi Selatan gereja.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

C. Bentuk dan Filosofi Bangunan Gereja Baru

Masyarakat Jawa mengenal bangunan joglo sebagai bangunan yang megah

namun hanya bisa dimiliki oleh orang kaya atau orang-orang terpandang seperti

raja, bangsawan, bupati, kepala desa, dsb. Secara fungsional bangunan ini dapat

menampung orang dalam jumlah yang banyak karena tidak memiliki sekat antar

6 Wawancara dengan Bapak Siwi, loc.cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

86

86

bagian bangunan, cocok sebagai tempat pertemuan besar. Susunan rumah

tradisional yang dimiliki oleh bangsawan Jawa zaman dahulu, biasanya dibagi

menjadi tiga bagian. Pertama, ruang depan yang berfungsi sebagai ruang

pertemuan atau yang biasa disebut pendhapa. Kedua, ruang tengah atau ruang

yang dipakai untuk mengadakan tontonan wayang kulit yang disebut pringgitan.

Ketiga, ruang belakang yang disebut dalem atau omah jero sebagai ruang

keluarga. Dalam omah jero terdapat tiga buah senthong (kamar) yaitu senthong

kiwa, senthong tengah (petanen) dan senthong kanan.7

Gb. 45. Sketsa disain gereja dengan Ruang Adorasi di sisi Barat gereja.

(Sumber: Perancangan, Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran)

Bagi umat Katolik ruangan yang dimaksud omah jero atau senthong

merupakan bagian yang paling suci. Senthong tengah biasa digunakan sebagai

tempat tabernakel atau tahta Allah atau Yesus. Bagi masyarakat Jawa pada

umumnya, senthong tengah digunakan sebagai tempat penyimpanan beras.8

Berdasarkan filosofinya, Dewi Sri atau dewi kesuburan, dewi padi, selalu

7 H.J. Wibowo, dkk, Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, 1998, Jakarta : CV.

Pialamas Permai, hlm. 61. 8 Ibid., hlm. 63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

87

87

memberikan kesuburan bagi tanah garapan dan kemakmuran bagi masyarakat

Jawa. Oleh sebab itu, beras ditempatkan di ruangan istimewa dalam sebuah

rumah. Di gereja Ganjuran, tempat yang sakral atau senthong tengah pun

digunakan sebagai tempat tabernakel, persemayaman tubuh Yesus dalam rupa roti

dan anggur. Untuk bagian altar di gereja terletak di depan tabernakel atau

senthong tengah.

Gb. 46. Gereja Ganjuran tampak depan.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Terdapat tiga area penting di dalam gereja Ganjuran, area tersebut yakni,

area panti imam, area panti umat dan area gamelan. Area panti imam merupakan

area paling penting dan paling sakral karena di area ini terdapat tabernakel yang di

dalamnya terdapat Hosti. Area panti umat merupakan area dimana umat

mengikuti proses ekaristi. Panti umat merupakan area paling luas di dalam gereja.

Area gamelan merupakan area dimana alat-alat gamelan diletakkan dan dimainkan

oleh pemain gamelan untuk mengiringi lagu selama perayaan ekaristi.

Bagian terpenting dari suatu gereja yakni adanya sebuah altar untuk Pastor

memimpin ekaristi dan tabernakel untuk menempatkan hosti perlambang tubuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

88

88

Yesus. Di bangunan gereja baru ini, altar terletak di sisi utara menghadap ke

selatan, tepat berhadapan langsung dengan jalan masuk utama gereja. Altar dan

tabernakel merupakan salah satu bagian penting gereja yang aman dari gempa

yang melanda. Sewaktu belum terjadi gempa, meja altar gereja menggunakan

ornamen dan hiasan yang sederhana seperti kain putih serta bunga, namun meja

altar baru menggunakan kayu yang diukir dengan diberi warna emas dan hijau

yang menjadi warna liturgi. Kain putih digunakan untuk melapisi altar pada gereja

lama dan di sekelilingnya dihiasi bunga altar. Sedangkan meja altar pada gereja

baru dilapisi kain putih, dihiasi rangkaian bunga altar, dan ada tambahan ornamen

dengan ukiran burung pelikan yang memberikan makan kepada anak- anaknya.

Gb. 47. Altar Gereja Ganjuran lama dengan ornamen yang sederhana.

(Sumber: www.google.com)

Gb. 48. Altar Gereja Ganjuran baru dengan ornamen yang lebih mewah dan megah.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Seperti gereja pada umumnya di Indonesia, di sisi kiri dan kanan altar

terdapat patung Yesus Kristus dan Bunda Maria. Patung Yesus terletak di sebelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

89

89

kiri altar sedangkan patung Maria terletak di sebelah kanan altar. Patung Yesus

dan Maria di gereja Ganjuran menggambarkan mereka sebagai raja Jawa. Di

bagian senthong kiwa gereja Ganjuran diletakan patung Sang Kristus Hati Kudus

dengan pakaian Raja Jawa Klasik yang sebelum gempa terdapat di sebelah utara

altar gereja atau di kiri altar (lihat halaman 63). Sedangkan di senthong kanan

terdapat patung Dyah Mariyah Ibu Ganjuran yang menggambarkan sosok ibu raja

dengan pakaian Ratu Jawa Klasik sedang menggendong putra Raja dan duduk

beralaskan bunga teratai (lihat halaman 65). Hal ini tidak terlepas dari filosofi

yang dimiliki masyarakat Jawa, dimana Raja selalu duduk di sisi kanan Ratu dan

Ratu selalu duduk di sisi kiri Raja. Kedua arca tersebut merupakan kedua arca

yang dulunya terdapat di sisi kiri dan kanan altar namun masih utuh saat gempa

bumi 26 Mei 2006 menimpa.

Gb. 49. Interior gereja yang penuh dengan ornamen kejawaan.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Bila dilihat secara sekilas, beberapa ornamen gereja Ganjuran

menunjukkan kreativitas perancang dan senimannya saja. Namun bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

90

90

Gb. 50. Umpak.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

diperhatikan secara seksama dan dikaitkan dengan ajaran agama Katolik yang

bersumber pada Alkitab, setiap ornamen gereja memiliki maknanya sendiri.

Dimulai dari bagian panti umat terdapat beberapa ornamen yang semakin

menunjukkan kejawaan dan inkulturasi gereja Ganjuran antara lain: 1) Umpak, 2)

ornamen probo, wajikan, padma, 3) ornamen nanasan, 4) untu walang 5) atap

tumpang sari, 6) wuwung kembang turen, 7) ornamen banyu tumetes, 8) lantai

gereja yang menyilang, 9) usuk periuk, 11) warna-warna yang ada di bangunan

gereja, 11) serta beberapa ukiran pada altar lainnya.

Umpak merupakan suatu

bagian dari sebuah bangunan yang

berfungsi sebagai alas tiang (tiang

kayu atau tiang lainnya). Umpak

juga digunakan sebagai pondasi

bangunan terutama untuk rumah

tradisional ataupun penyangga

tiang pendopo. Nama lain dari

umpak adalah batu sendi. Kegunaan dari umpak ini sendiri dalam sebuah

arsitektur bangunan adalah berfungsi untuk meninggikan bangunan serta

memberikan ruang jeda antara tanah dengan kayu sebagai tiang penyangga.9 Hal

ini dilakukan agar tiang menjadi lebih awet dan tidak dimakan rayap.

Umpak dapat berasal dari susunan batu yang disemen atau bahkan sekedar

tatanan batu bata. Akan tetapi yang paling sering dan umum digunakan adalah

9 Ibid., hlm. 106.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

91

91

umpak berbahan dasar batu alam dalam hal ini batu alam gunung merapi atau batu

candi. Sering pula lebih dikenal dengan sebutan batu umpak dibanding umpak

batu. Umpak yang menjadi pondasi tiang memiliki ukiran stilasi10

dari bentuk

sulur tanaman. Batu pondasi ini dapat diartikan sebagai landasan iman gerejawi

yang diumpamakan sebagai batu karang,11

seperti termuat dalam Injil Matius 16:

16-18.

Di atas umpak terdapat ornamen probo

yang melambangkan cahaya.12 Ornamen ini

memiliki keanehan bila dicermati, pada tradisi

Katolik simbol cahaya biasanya selalu berada

pada bagian atas karena dianggap cahaya

datang dari atas, berasal dari

langit/matahari/Tuhan sendiri. Penyimbolan

Tuhan sebagai cahaya yang memberikan

penerangan bagi umatnya13

terdapat pada Injil

Lukas 2: 9-11. Diantara probo atas dan probo

bawah terdapat ornamen berbentuk wajik.

Ornamen ini disebut wajikan. Wajikan merupakan makanan „wajik‟ yang diberi

makna yaitu sebagai manisnya kehidupan serta makna baru lainnya yaitu

melambangkan segitiga Kasih yang tercantum pada Alkitab.14

10

Stilasi adalah menggayakan objek atau merubah bentuk tanpa meninggalkan bentuk aslinya. 11

Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, op.cit., hlm. 5. 12

H.J. Wibowo, dkk, op.cit., hlm. 170. 13

Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, op.cit., hlm. 6. 14

Ibid,. hlm. 7.

Gb. 51. Ornamen Probo dan Wajikan.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

92

92

Gb. 52. Untu Walang.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gb. 53. Nanasan.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Bagian berikutnya terletak di sebelah atas dari saka guru yang digunakan

sebagai penyangga gereja. Terdapat ornamen bulu burung merak yang

berpasangan dengan ornamen probo. Melihat semakin ke atas dari saka guru,

terdapat susunan tiang yang saling menyatu tanpa menggunakan sebuah paku

hingga sedemikian rupa namun tetaplah kokoh. Susunan kayu tersebut disebut

untu walang. Untu walang menunjukkan bahwa iman Katolik semakin menguat

dalam kehidupan yang penuh pengharapan akan kasih Allah.15

Ornamen berikutnya ialah nanasan16

yang terletak berdekatan dengan

susunan kayu untu walang. Nanasan melambangkan perjuangan hidup untuk

menikmati kehidupan yang manis harus berjuang terlebih dahulu.17 Sesuai dengan

filosofi nanas bahwa jika kita ingin menikmati daging nanas yang manis haruslah

15

Ibid., hlm. 8. 16

H.J. Wibowo, dkk, op.cit., hlm. 140. 17

Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, op.cit., hlm. 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

93

93

mengupas kulit nanas tersebut yang berduri. Hal ini mengingatkan tentang ajaran

Kristus yang tercantum dalam Markus 8: 35 tentang syarat-syarat mengikuti Dia.

Ornamen berikutnya terletak di atap gereja, di tiap sudut atap joglo di

gereja Ganjuran terdapat ornamen wuwung kembang turen. Wuwung kembang

turen merupakan sebuah ornamen yang melambangkan kewibawaan yang tinggi.

Kemudian di bawah atap gereja terdapat ornamen listplank berbentuk seperti

tetesan air yang meniris dengan nama banyu tetes.18 Ornamen ini melambangkan

bahwa Allah selalu memberikan rejeki kepada umat-Nya,19

seperti air hujan yang

memberi kesuburan pada tanah di bumi.

Gb. 54. Wuwung kembang turen dan listplank banyu tumetes.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Selain ornamen-ornamen yang menunjukkan keagungan gereja Ganjuran,

warna-warna yang ada di bangunan gereja tersebut juga menunjukkan warna-

warna liturgi. Warna hijau bermakna sebagai masa pengharapan akan datangnya

18

H.J. Wibowo, dkk, op.cit., hlm. 178. 19

Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, op.cit., hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

94

94

Sang Juru Selamat, warna kuning melambangkan keagungan, warna putih yaitu

kesucian dan warna merah melambangkan keberanian umat Katolik membela

kebenaran untuk mempertahankan darah Martir (Saksi Iman) sampai mati.

Gb. 55. Ornamen burung pelikan dan api.

(Sumber: Dokumen Pribadi.)

Melihat bagian dari panti imam tidak terdapat salib besar yang biasa ada di

gereja pada umumnya, melainkan terdapat simbol burung pelikan dan api

menyala. Simbol burung pelikan ini pertama kali dimunculkan lewat ajaran Santo

Thomas Aquinas yang melambangkan pengorbanan induk burung pelikan demi

memberi makan anak-anaknya20

. Pengorbanan Yesus diumpamakan sebagai

pengorbanan induk pelikan. Simbol burung pelikan juga terdapat pada altar gereja

(lihat gambar 47).

Simbol api sangat erat dengan tradisi Katolik maupun budaya Jawa. Pada

tradisi Katolik, api merupakan lambang kehadiran Roh Kudus (lidah api pada

20

Admin Deo Duce, “Simbolisme Dalam Seni Katolik: Burung Pelikan”, Lux Veritas 7, diakeses

dari https://luxveritatis7.wordpress.com/2013/05/27/simbolisme-dalam-seni-katolik-burung-

pelikan/, pada tanggal 26 November 2015 pukul 18.52.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

95

95

Peristiwa Pentakosta), bahkan api merupakan tanda kehadiran Yesus sendiri

(Allah hadir berupa tiang api pada perjalanan bangsa Yahudi ke Tanah Terjanji).

Sedangkan pada budaya Jawa, api identik dengan sesuatu yang sakral tetapi

terkadang melambangkan kekuatan alam `yang membawa kehancuran. Walaupun

makna simbol api ini sedikit bertolak belakang antara tradisi Katolik dengan

budaya Jawa, namun tetap dipilih karena memiliki arti yang sangat kuat

dalam ajaran Katolik.

Melihat bagian atas dari panti imam, terdapat kubah kaca yang

bergambarkan simbol keempat Penginjil dan di bagian tengah terdapat simbol

Tritunggal Maha Kudus. Kubah kaca merupakan salah satu usaha untuk

memasukkan cahaya ke dalam bangunan. Cahaya sering dianggap memberikan

kekuatan Ilahi kepada barang yang disinarinya.

Gb. 56. Kubah kaca bergambarkan para Penginjil dan Tritunggal Maha Kudus.

(Sumber: Dokumen Pribadi.)

Bagian terakhir di dalam gereja yakni area gamelan. Area ini adalah

tempat diletakannya gamelan yang digunakan dalam mengiringi misa. Musi liturgi

bernuansakan Jawa juga merupakan sebuah inkulturasi yang ada di geerja

Ganjuran. seperangkat gamelan, lagu berbahasa Jawa kerap dinyanyikan saat misa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

96

96

menggunakan bahasa Jawa. Setelah renovasi gereja, peralatan gamelan yang ada

di gereja Ganjuran ada dua, pertama terdapat di dalam gereja dan kedua terdapat

di sisi Timu pelataran Candi. Perangkat gamelan disimpan dengan baik di tempat

ini bila tidak dimainkan saat misa. Area gamelan di dalam gereja posisinya sedikit

lebih tinggi dari panti umat, berjarak 30 cm. Hal ini ditujukan agar pemain

gamelan tidak terlalu rendah dan terhalangi oleh umat (terutama ketika berdiri)

kerena mereka memainkan musik gamelan dalam posisi duduk. Area gamelan ini

lebih bersifat fungsional, sehingga tidak ada ornamen apapun di dalamnya.

Gb. 57. Area gamelan di dalam gereja.

(Sumber: Dokumen Pribadi.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

97

97

Gb. 58. Area gamelan di pelataran Candi.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

98

BAB V

KESIMPULAN

Setelah menelisik sejarah Gereja Katolik Ganjuan pada bab-bab

sebelumnya, maka pada bagian ini penulis menraik beberapa kesimpulan

menyangkut gereja tersebut.

1. Latar historis Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dipengaruhi oleh

misi Gereja Katolik yakni menyebarkan agama Katolik di daerah Ganjuran

yang dipelopori oleh keluarga Schmutzer pemilik Pabrik Gula Gondang

Lipoera. Mereka membawa misi gereja dengan membantu masyarakat

baik dari bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan. Sebagai orang

Katolik pertama di Ganjuran, keluarga Schmutzer terpanggil untuk

menyebarkan agama Katolik di daerahnya. Berkat misinya, banyak

pegawai pabrik maupun staf guru yang berada di bawah naungannya ikut

beragama Katolik. Penghasilan dari pabrik gula dan dana keluarga

kemudian digunakannya untuk membangun gereja yang sarat akan filosofi

Jawa.

2. Secara estetika, bangunan Gereja Ganjuran memiliki ciri khas tersendiri

dari gereja lainnya, yaitu karakter arsitektur kejawaannya yang kuat.

Penggabungan kebudayaan Jawa dengan kebudayaan Katolik biasa dikenal

dengan istilah inkulturasi. Berbagai unsur kejawaan gereja Ganjuran

merupakan gambaran upaya inkultuasi dengan agama Katolik yang

terwujud dalam ornamen-ornamen gereja. Penggambaran inkulturasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

99

99

nampak dalam gereja Ganjuran dapat dilihat dengan adanya patung-patung

seperti arca Yesus, arca Maria dan patung malaikat di dalam gereja.

Perpaduan aksen Hindu-Jawa-Katolik di Candi Hati Kudus Yesus menjadi

puncak inkultuasi di Gereja Katolik Ganjuan.

3. Seiring berjalannya waktu, kejawaan gereja Katolik Ganjuran semakin

diperkuat setelah gempa tahun 2006. Unsur-unsur baru di gereja Ganjuran

dihadirkan melalui penambahan ornamen dengan simbol-simbol liturgi

pun bernuansakan Jawa. Ornamen yang digunakan pada Gereja Katolik

Ganjuran memiliki makna yang selaras dengan ajaran Katolik walaupun

kehadirannya sebagian besar hanya sebagai dekorasi. Salah satu hal yang

mencolok dalam gereja itu adalah area panti imam, sebuah area yang

paling banyak mengandung tradisi kejawaan dibandingkan area lainnya di

dalam gereja Katolik Ganjuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

100

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Akkeren, Philip von. 1994. Dewi Sri Dan Kristus : Sebuah Kajian Tentang Gereja

Pribumi Di Jawa Timur. Jakarta: Gunung Mulia.

Anton Haryono. 2009. Awal Mulanya Adalah Muntilan. Yogyakarta : Kanisius.

Beding, Marcel. 1967. Adjaran Sosial Geredja : Rerum Novarum. Quadragesimo

Anno. Amanat Pantekosta 1941. Mater Et Magistra. Pacem In Terris.

Ende-Flores : Nusa Indah.

Boelaars, Huub J.W.M.. 2005. Indonesianisasi : Dari Gereja Katolik Di

Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia. Yogyakarta : Kanisius.

Djoko Soekiman. 2011. Kebudayaan Indis : Dari Zaman Kompeni Sampai

Revolusi. Depok : Komunitas Bambu.

Edi Sedyawati, Dkk. 1993. Sejarah Kebudayaan Jawa. Jakarta : Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan.

_________. 1983. Seni Dalam Masyarakat Indonesia : Bunga Rampai. Jakarta :

Gramedia.

Eko Budiharjo. 1987. Arsitek Bicara Tentang Arsitektur Indonesia. Bandung :

Alumni.

End, Th. van Den. 1993. Ragi Carita : Sejarah Gereja Di Indonesia. 1860an –

Sekarang. Jakarta : BPK. GUNUNG MULIA.

Hari Kustanto, Jb.. 1989. Inkuturasi Agama Katolik Dalam Kebudayaan Jawa.

Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.

Hellings, Joh. S.J. 1930. Java Aan Het H. Hart van Jezus. St. Claverbond.

Hery Santosa, H.B. Reader Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta.

Hubertus Muda. 1992. Inkulturasi. Ende-Flores: Puslit Candraditya.

Ismunandar, K. R. 1986. Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Semarang:

Dahara Prize.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

101

101

Kieser, Bernhard. 1995. Gereja Keuskupan Agung Semarang : Perkembangan

Dan Tantangannya. Yogyakarta: Fakultas Teologi Usd.

Kuntowijoyo. 2006. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Lucia Esti Elihami. 1995. “Sejarah Berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus Ganjuran

Inkulturasi Sebagai Landasan Tumbuh dan Berkembangnya Paroki Hati

Kudus Yesus Ganjuran Yogyakarta”. Skripsi S1. FKIP, Pend. Sejarah,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Mangunwijaya, Yusuf B. 1988. Wastu Citra : Pengantar Ke Ilmu Budaya Untuk

Arsitektur Sendi-Sendi Filsafatnya Beserta Contoh-Contoh Praktis.

Jakarta: Gramedia.

Muskens. 1974. Sejarah Gereja Katolik Indonesia Jilid 3B : Wilayah-Wilayah

Keuskupan Dan Majelis Agung Waligereja Indonesia Abad Ke-20 Jawa.

Mawi. Nusa Tenggara. Lampiran-Lampiran.

Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran, Ganjuran Gereja Berkat dan Perutusan :

Pasca Gempa Bumi 27 Mei 2006, 2009, Yogyakarta.

Ratziger, Joseph. 1970. Puntjak-Puntjak Teologis Dalam Konsili Vatikan II.

Yogyakarta : Kanisius.

Rijckevorsel, L. Van S.J.. 1928. Eerste Steenlegging van Een H. Hart-Monument

Op Java. St. Claverbond.

Sinaga, Anicetus B. 1984. Gereja Dan Inkulturasi. Yogyakarta: Yayasan

Kanisius.

Strater, F. S.J.. 1923. Katholiek Onderwijs in de Java Missie. St. Claverbond.

_________. 1924. De Missie Drukkerij te Djokjakarta. St. Claverbond.

_________. 1934. In Memoriam Rama van Driessche. St. Claverbond.

Sugiyarto Dakung. 1983. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Suryanugraha, C. H. 2006. “Candi Ganjuran: Seni Liturgis Budaya Jawa”. Liturgi

Autentik dan Relevan. Maumere: Penerbit Ledalero.

_________. 2006. Rupa dan Citra : Aneka Simbol dalam Misa. Bandung:

SangKris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

102

102

Ven, Cornelis van De. 1991. Ruang Dalam Arsitektur Evolusi Dari Sebuah

Gagasan Baru Dalam Teori Dan Sejarah Gerakan-Gerakan Modern.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, H.J., dkk. 1998. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jakarta : CV. Pialamas Permai.

Sumber Internet:

Adi Santosa. 2015. “Transformation Of The Ganjuran Church Complex: A

Typological Study” (online),

(http://dimensiinterior.petra.ac.id/index.php/int/article/view/19072, diakses

tangal 20 September 2015.

Admin Deo Duce. 2015. “Simbolisme Dalam Seni Katolik: Burung elikan”

(online), https://luxveritatis7.wordpress.com/2013/05/27/simbolisme-

dalam-seni-katolik-burung-pelikan/, diakses tanggal 26 November 2015

BPCB Jogjakarta. 2015. “Rumah Sakit Panti Rapih: Ex Rumah Sakit Onder de

Bogen” (online),

(http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1849/rumah-sakit-panti-

rapih-ex-rumah-sakit-onder-de-bogen, diakses tanggal 5 September 2015.

Wikipedia. 2015. “Gempa Bumi Yogyakarta 2006” (online),

(https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Yogyakarta_2006, diakses

tanggal 11 November 2015.

Wikipedia. 2015. “Kejawen” (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Kejawen.htm,

diakses tanggal 20 Mei 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

103

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

104

SILABUS

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)

Kelas : XI

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

105

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

1.1 Menghayati nilai-

nilai persatuan dan

keinginan bersatu

dalam perjuangan

pergerakan nasional

menuju kemerdekaan

bangsa sebagai karunia

Tuhan Yang Maha Esa

terhadap bangsa dan

negara Indonesia.

2.2 Meneladani perilaku

kerjasama, tanggung

jawab, cinta damai para

pejuang dalam

mewujudkan cita-cita

mendirikan bangsa

Indonesia dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

106

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

menunjukkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

3.5 Mengidentifikasi

dampak politik, sosial,

budaya, sosial-ekonomi

dan pendidikan pada

masa penjajahan Barat

dalam kehidupan

bangsa Indonesia masa

kini.

Karakter Kejawaan

Arsitektur Gereja

Katolik Ganjuran

(Tahun 1924-2013)

Latar belakang

berdirinya Gereja

Katolik Ganjuran.

Karakter

kejawaan Gereja

Ganjuran

sebelum tahun

2006.

Mengamati

Siswa mengamati gambar,

video tentang kejawaan

arsitektur Gereja Katolik

Ganjuran.

Menanya

Siswa bertanya dan

menyampaikan pendapat

tentang kejawaan arsitektur

Gereja Katolik Ganjuran.

Mengumpulkan Informasi

Siswa mengumpulkan

informasi tentang latar

belakang berdirinya Gereja

Katolik Ganjuran dan

Observasi :

mengamati kegiatan

peserta didik dalam

diskusi dan presentasi.

Tes Tertulis : Menilai

kemampuan peserta

didik dalam

memahami tentang

latar belakang

berdirinya Gereja

Katolik Ganjuran.

Tugas Terstruktur :

Membuat makalah

2 x 45

menit

Anton Haryono.

2009. Awal

Mulanya adalah

Muntilan: Misi

Jesuit di Yogyakarta

1914-1940.

Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Lucia Esti Elihami.

1995. “Sejarah

Berdirinya Paroki

Hati Kudus Yesus

Ganjuran Inkulturasi

Sebagai Landasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

107

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

Karakter

kejawaan Gereja

Ganjuran pasca

gempa tahun

2006.

karakteristik kejawaan

arsitekturnya sebelum tahun

2006 serta pasca gempa

tahun 2006 melalui buku-

buku bacaan, sumber

internet, dan sumber-sumber

lainnya.

Mengasosiasi

Menganalisis informasi dan

data yang di dapat dari

buku-buku bacaan maupun

sumber-sumber terkait

lainnya, yang dilanjutkan

dengan diskusi kelompok,

untuk mendapatkan

kesimpulan tentang latar

belakang berdirinya Gereja

Katolik Ganjuran dan

tentang karakter

kejawaan arsitektur

Gereja Katolik

Ganjuran sebelum

tahun 2006 serta pasca

gempa tahun 2006.

Tumbuh dan

Berkembangnya

Paroki Hati Kudus

Yesus Ganjuran

Yogyakarta”. Skripsi

S1. FKIP, Pend.

Sejarah, Universitas

Sanata Dharma

Yogyakarta.

Panitia

Pembangunan

Gereja Ganjuran.

2009. Ganjuran

Gereja Berkat dan

Perutusan : Pasca

Gempa Bumi 27 Mei

2006. Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

108

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

4.5 Menalar dampak

politik, budaya, sosial-

ekonomi dan pendidikan

pada masa penjajahan

Barat dalam kehidupan

bangsa Indonesia masa

kini dan menyajikannya

dalam bentuk cerita

sejarah.

karakteristik kejawaan

arsitekturnya sebelum tahun

2006 serta pasca gempa

tahun 2006 terhadap

kehidupan masyarakat

sekitar, kemudian hasilnya

dicatat pada kertas.

Mengkomunikasikan

Hasil diskusi kelompok

dipresentasikan kemudian

dilakukan sesi tanya jawab,

setelah itu dilaporkan dalam

bentuk tulisan dan makalah.

C. H. Suryanugraha.

2006. “Candi

Ganjuran: Seni

Liturgis Budaya

Jawa”. Liturgi

Autentik dan

Relevan. Maumere:

Penerbit Ledalero.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

109

Yogyakarta, 20 Maret 2016

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

FX. Yuni Wantoro Berardus Ardian Cahyo N.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA STELLA DUCE 3 BANTUL

Kelas/ Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)

Materi Pokok : Sejarah Kebudayaan Indonesia

Pertemuan : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

111

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1. 1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan

dan keinginan bersatu dalam

perjuangan pergerakan nasional

menuju kemerdekaan bangsa sebagai

karunia Tuhan Yang Maha Esa

terhadap bangsa dan negara

Indonesia.

1.1.1 Bersyukur dengan cara berdoa

sebelum dan sesudah kegiatan belajar

dan mengajar.

1.1.2 Menghargai jasa-jasa pahlawan

Indonesiadengan cara, menjadi

generasi muda yang berkarakater.

2. 2.2 Meneladani perilaku kerjasama,

tanggung jawab, cinta damai para

pejuang dalam mewujudkan cita-cita

mendirikan bangsa Indonesia dan

menunjukkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

2.2.1 Tidak menyontek ketika ulangan.

2.2.2 Menyelesaikan pekerjaan rumah/

tugas tepat waktu.

3. 3.5 Mengidentifikasi dampak politik,

sosial, budaya, sosial-ekonomi dan

pendidikan pada masa penjajahan

Barat dalam kehidupan bangsa

Indonesia masa kini.

3.5.1 Mendeskrispsikan latar belakang

berdirinya Gereja Katolik Ganjuran.

3.5.2 Mendeskripsikan karakter

kejawaan Gereja Ganjuran sebelum

tahun 2006.

3.5.3 Mendeskripsikan karakter

kejawaan Gereja Ganjuran pasca

gempa tahun 2006.

4. 4.5 Menalar dampak politik, budaya,

sosial-ekonomi dan pendidikan pada

masa penjajahan Barat dalam

kehidupan bangsa Indonesia masa

kini dan menyajikannya dalam

bentuk cerita sejarah.

4.5.1 Melaporkan hasil tulisan

mengenai Karakter Kejawaan

Arsitektur Gereja Katolik Ganjuran

(Tahun 1924-2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

112

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menunjukan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah dengan belajar tekun.

2. Menunjukan sikap perilaku menghargai jasa-jasa pahlawan dalam

melawan penjajah.

3. Menunjukan sikap dan prilaku cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bertanggungjawab dengan mengerjakan tugas.

5. Menunjukan sikap dan prilaku jujur.

6. Menjelaskan latar belakang berdirinya Gereja Katolik Ganjuran.

7. Menjelaskan karakter kejawaan Gereja Katolik Ganjuran sebelum tahun

2006.

8. Menjelaskan karakter kejawaan Gereja Katolik Ganjuran pasca gempa

tahun 2006.

9. Mempresentasikan dan melaporkan karakter kejawaan arsitektur Gereja

Katolik Ganjuran (Tahun 1924-2013).

D. Materi Ajar

1. Latar belakang berdirinya Gereja Katolik Ganjuran.

2. Karakter kejawaan Gereja Katolik Ganjuran sebelum tahun 2006.

3. Karakter kejawaan Gereja Katolik Ganjuran pasca gempa tahun 2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

113

E. Metode Membelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik

2. Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, presentasi

3. Model Pembelajaran : Problem Based Learning

F. Sumber Belajar

Djoko Soekiman. 2011. Kebudayaan Indis : Dari Zaman Kompeni Sampai

Revolusi. Depok : Komunitas Bambu.

Hapsari, Ratna, M. Adil. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas XII.

Jakarta: Elangga.

I Wayan Badrika. 2006. Sejarah Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

G. Media Pembelajaran

Alat : Laptop, Speaker, LCD.

Bahan : Power point, Video Dokumenter “Candi Ganjuran – Tanah Para

Terjanji (Sebuah Dokumenter)”, Foto-foto Arsitektur Gereja Katolik

Ganjuran pasca gempa.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam kepada siswa

Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama

Guru mengecek kehadiran siswa

5‟ menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

114

Apersepsi:

Guru menyampaikan pengantar tentang

kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang tidak

tergerus oleh waktu, terutama pada masa

pemerintahan Hindia-Belanda.

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti Mengamati

Peserta didik mengamati film dokumenter

“Candi Ganjuran – Tanah Para Terjanji (Sebuah

Dokumenter)” serta gambar-gambar arsitektur

Gereja Katolik Ganjuran pasca gempa.

Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya dan menyampaikan

pendapat tentang materi Kejawaan Arsitektur

Gereja Katolik Ganjuran (Tahun 1924-2013).

Mengumpulkan Informasi

Peserta didik membaca modul atau referensi lain

yang relevan tentang latar belakang berdirinya

Gereja Katolik Ganjuran dan karakteristik

kejawaan arsitekturnya sebelum tahun 2006

serta pasca gempa tahun 2006.

Mengasosiasi

Peserta didik melakukan kegiatan

mengemukakan pendapat untuk menganalisis

tentang latar belakang berdirinya Gereja Katolik

Ganjuran dan karakteristik kejawaan

arsitekturnya sebelum tahun 2006 serta pasca

gempa tahun 2006.

Mengkomunikasikan

Peserta didik mempresentasikan analisis tentang

diskusi kelompok di depan kelas yang diwakili

oleh salah satu anggota kelompok masing-

masing, anggota kelompok lain memberikan

tanggapan

70‟ menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

115

Peserta didik menyajikan hasil simpulan materi

yang telah dipelajari di depan kelas.

Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang

kegiatan pembelajaran dan hasil belajarnya.

Peserta didik dapat ditanyakan:

Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara

acak untuk mendapatkan umpan balik atas

pembelajaran yang baru saja dilakukan.

Konfirmasi.

Peserta didik diberikan tugas untuk membuat

laporan tentang latar belakang berdirinya Gereja

Katolik Ganjuran dan karakteristik kejawaan

arsitekturnya sebelum tahun 2006 serta pasca

gempa tahun 2006.

Informasi materi pembelajaran yang akan

datang.

Doa penutup.

15‟ menit

I. Penilaian

a) Sikap Spiritual

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi

c. Kisi-kisi :

No. Sikap/Nilai Butir Instrumen

1. Bersyukur kepada Tuhan 1

2.

d. Instrumen :

Instrumen 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

116

No. Nama

Peserta Didik

Indikator:

Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan

pembelajaran

(1-4)

1.

2.

3.

Instrumen 2.

No. Nama

Peserta Didik

Indikator:

Berhubungan baik dengan teman

sekelas

(1-4)

1.

2.

3.

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan

pembelajaran.

1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh.

2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh.

3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh.

4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh.

Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berhubungan baik dengan teman sekelas.

1. Tidak pernah ramah dan toleran terhadap teman sekelas.

2. Kadang-kadang ramah dan toleran terhadap teman sekelas.

3. Sering ramah dan toleran terhadap teman sekelas.

4. Selalu ramah dan toleran terhadap teman sekelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

117

Petunjuk Penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

Baik sekali : apabila memperoleh skor 8

Baik : apabila memperoleh skor 6

Cukup : apabila memperoleh skor 4

Kurang : apabila memperoleh skor 2

b) Sikap Sosial

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi

c. Kisi-kisi :

No. Sikap/Nilai Butir Instrumen

1. Tidak menyontek 1

2. Tugas tepat waktu 2

3.

d. Instrumen :

No. Peserta

Didik

Indikator

Jumlah

Skor Memiliki jiwa

nasionlisme

(1-4)

Tanggung

jawab

(1-4)

Peduli

(1-4)

1.

2.

3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

118

Kisi-kisi Indikator sikap sosial memiliki jiwa nasionalisme:

Deskriptor Skor

Tidak mencintai tanah air 1

Kurang mencintai tanah air 2

Cukup mencintai tanah air 3

Sangat mencintai tanah air 4

Kisi-kisi Indikator sikap sosial tanggung jawab:

Deskriptor Skor

Tidak pernah melaksanakan tugas tepat

waktu 1

Kurang melaksanakan tugas tepat waktu 2

Cukup melaksanakan tugas tepat waktu 3

Sangat melaksanakan tugas tepat waktu 4

Kisi-kisi Indikator sikap sosial peduli

Deskriptor Skor

Tidak pernah membantu orang lain 1

Kurang membantu orang lain 2

Sering membantu orang lain 3

Sangat membantu orang lain 4

Petunjuk penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

A : Baik sekali : apabila memperoleh jumlah skor 12

B : Baik : apabila memperoleh jumlah skor 9

C : Cukup : apabila memperoleh jumlah skor 6

D : Kurang : apabila memperoleh jumlah skor 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

119

c) Penliaian Sikap Diskusi

a. Teknik Penilaian : Non tes (pengamatan sikap selama diskusi)

b. Bentuk Instumen : Lembar penilaian

c. Kisi-kisi : Sikap selama diskusi

No. Sikap/Nilai Butir Instrumen

1. Keaktifan 1

2. Keseriusan 2

3. Mengemukakan pendapat

4. Bertanya

d. Instumen :

No. Peserta

Didik

Indikator Jumlah

Skor Keaktifan Keseriusan Bertanya Mengemukakan

Pendapat

1.

2.

3.

4.

Kisi-kisi indikator penilaian sikap diskusi:

Keaktifan, mengemukakan pendapat, bertanya:

a) Skor 1 diperoleh siswa bila tidak terlibat dalam kelompok

b) Skor 2 diperoleh siswa bila tidak terlibat dalam kelompok namun

tidak memberikan masukan

c) Skor 3 diperoleh siswa bila terlibat dan memberikan masukan

d) Skor 4 diperoleh siswa bila berperan aktif dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

120

Keseriusan

a) Skor 1 diperoleh siswa bila tidak serius dalam mengerjakan tugas

b) Skor 2 diperoleh siswa bila cukup serius dalam mengerjakan

tugas

c) Skor 3 diperoleh siswa bila serius dalam mengerjakan tugas

d) Skor 4 diperoleh siswa bila sangat serius dalam mengerjakan

tugas

Petunjuk Penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

A : Baik sekali : apabila memperoleh skor 12

B : Baik : apabila memperoleh skor 9

C : Cukup : apabila memperoleh skor 6

D : Kurang : apabila memperoleh skor 3

e) Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes

b. Bentuk Instrumen : Lembar tugas

c. Kisi-kisi : Tugas terstruktur

d. Instrumen : Soal tes

Soal Tes

1) Bagaimana latar belakang berdirinya Gereja Katolik Ganjuran?

2) Sebutkan dan jelaskan karakter kejawaan arsitektur Gereja Katolik

Ganjuran sebelum tahun 2006?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

121

3) Sebutkan dan jelaskan karakter kejawaan arsitektur Gereja Katolik

Ganjuran pasca gempa tahun 2006?

Kunci Jawaban

1) Bagaimana latar belakang berdirinya Gereja Katolik Ganjuran?

Berdirinya Gereja Katolik Ganjuran berawal dari kebutuhan tempat

ibadah bagi para karyawan pabrik gula dan masyarakat sekitar Ganjuran

yang semakin banyak memeluk agama Katolik sehingga mendorong

dibangunnya sebuah gedung gereja. Hal ini menunjukan bahwa keluarga

Schmutzer tidak hanya memikirkan kesejahteraan masyarakat dalam

bentuk ekonomi saja, namun juga perkembangan iman kekatolikan.

Sebagai seorang Belanda yang jatuh cinta pada budaya jawa, Schmutzer

memiliki keinginan membuat sebuah gereja dengan corak Jawa. Oleh

karena itu, Schmutzer meminta ijin kepada Tahtah Suci untuk

membangun gereja dengan corak Jawa. Namun, hanya patung Altar Jawa

dan patung Hati Kudus yang disetujui oleh Tahtah Suci. Bangunan gereja

masih menggunakan gaya bangunan Belanda. Pembangunan gereja

berhasil diselesaikan pada tanggal 16 April 1924, namum baru beberapa

bulan kemudian, tepatnya tanggal 20 Agustus 1924, Vikaris Apostolik

Batavia Mgr. J. M van Velsen hadir di Ganjuran untuk memberkati altar.

Pada waktu itu, inkulturasi dalam gereja Katolik belum menjadi sebuah

hal yang lumrah, namun Schmutzer sudah mulai membangun gereja

dengan memasukan unsur budaya Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

122

2) Sebutkan dan jelaskan karakter kejawaan arsitektur Gereja Katolik

Ganjuran sebelum tahun 2006?

Bentuk gereja yang berbentuk limasan. Dalam adat Jawa bangunan

limasan boleh dimodivikasi ataupun boleh direnovasi tanpa mengubah

struktur bangunannya, berbeda dengan rumah adat joglo. Dengan kata

lain, Schmutzer memahami betul alasannya membangun gereja dalam

bentuk rumah adat Jawa yakni bangunan limasan.

Susunan tingkat pada bagian altar. Serupa dengan tempat pemujaan

agama Hindu dan Buddha, dalam tempat peribadatannya mereka

menerapkan bangunannya sebagai punden berundak. Punden berundak

tersebut dipahami apabila semakin ke atas tempat peribadatan, tempat

tersebut semakin suci. Altar dalam gereja Ganjuran juga dibangun seperti

punden berundak dan menurut konsep tiga dunia dalam agama Jawa

(agama asli yang banyak dipengaruhi agama Hindu Siwa), yakni dari

bawah ke atas yakni bhurloka (alam bawah), bhuwarloka (alam antara)

dan swarloka (alam atas). Alam bawah melambangkan dunia tempat

manusia hidup. Alam antara adalah tempat di mana manusia

meninggalkan keduniawiannya dan dalam keadaan suci menemui

Tuhannya. Alam atas melambangkan surga, tempat kediaman Tuhan.

Arca Malaikat yang berada di sisi kiri dan kanan tabernakel. Dalam

tradisi Barat, malaikat biasanya digambarkan sebagai figur anak-anak.

Arca dengan figur malaikat yang dibuat lebih mirip ksatria kraton

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

123

berpangkat tinggi. Arca malaikat dibuat dengan karakter seorang ksatria

Jawa dengan menggunakan ikat pinggang motif kawung dan mahkota.

Arca Hati Kudus Yesus di kiri altar. Arca ini, Yesus digambarkan

sebagai raja yang bertahta di atas kursi raja atau singgasananya. Yesus

sebagai raja memakai atribut lengkap yang biasa dipakai oleh raja Jawa,

dengan mahkota, aksesoris-aksesoris, dan kain batik bermotif parang

rusak. Kain batik bermotif parang rusak merupakan kain batik yang

hanya boleh dipakai oleh raja Kraton saja.

Arca Ibu Maria. Pada relief ini Ibu Maria digambarkan sebagai

seorang ratu Jawa. Atribut kebesaran seorang ratu nampak dalam

mahkota, hiasan dada, hiasan tangan dan kaki yang terukir secara ditail

dan indah oleh Iko sang pemahat. Pakaian yang dikenakan oleh Ibu

Maria adalah pakaian panjang khas kraton dengan ikat pinggang dan kain

kawung sebagai lambang derajat keningratan.

Relief atau panel jalan salib. Panel jalan salib yang ada di Gereja

Ganjuran menunjukkan konsep-konsep motif lokal, baik dari perawakan

masyakarat lokal, pakaian, serta akesoris yang dikenakan pada umumnya

oleh Kraton Yogyakarta. Panel yang diakui saat itu hanyalah panel

pertama dan kedua dari ke-14 pemberhentian jalan salib yang ada. Ukiran

relief jalan salib yang ada juga mengambil ide dari salah satu candi di

Jawa Tengah yakni Candi Sewu.

Candi Hati Kudus Tuhan Yesus. Sebagai ungkapan terima kasihnya

kepada Allah, mereka ingin membangun sebuah monumen. Monumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

124

tersebut selain ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan juga

dimaksudkan untuk menghormati Hati Kudus Yesus. Candi Panataran

yang megah menginspirasi Schmutzer untuk mengaplikasikannya pada

monumen yang hendak dibangunnya.

Kran air Tirta Perwitasari. Ditemukannya sungai bawah tanah di

bawah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus menjadikan air tersebut dianggap

sebagai air suci. Sumber air yang mengalir di bawah candi kemudian

dinamakan “Tirta Perwitasari”. Beberapa tahun setelah penemuan dan

pembuatan kran dari Tirta Perwitasari tersebut, dibangunlah tempat lain

di sisi barat candi sebagai pengganti kran air yang telah ada.

Dua joglo kembar yang terdapat di Utara dan Selatan gereja.

Bangunan joglo kembar berfungsi sebagai tempat berkumpul beberapa

paguyuban yang ditangani oleh Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus

Ganjuran dan paguyuban lainnya, serta digunakan sebagai tempat umat

beribadah saat hari raya besar.

3) Sebutkan dan jelaskan karakter kejawaan arsitektur Gereja Katolik

Ganjuran pasca gempa tahun 2006?

Gereja berbentuk joglo. Joglo merupakan bangunan khas Yogyakarta

sebagai bangunan yang megah namun hanya bisa dimiliki oleh orang

kaya atau orang-orang terpandang seperti raja, bangsawan, bupati, kepala

desa, dsb.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

125

Dua joglo kembar di selatan gereja. Bangunan joglo di sisi Utara dan

Selatan gereja yang tidak mengalami kerusakan kemudian tetap

digunakan. Kedua bangunan itu dipindahkan ke sisi selatan gereja.

Fungsi dari pendapa tersebut tetaplah sama, yakni sebagai tempat

peristirahatan para peziarah yang datang ke Ganjuran.

Umpak atau alas tiang penyangga gereja. Umpak juga digunakan

sebagai pondasi bangunan terutama untuk rumah tradisional ataupun

penyangga tiang pendopo. Kegunaan dari umpak adalah berfungsi untuk

meninggikan bangunan serta memberikan ruang jeda antara tanah dengan

kayu sebagai tiang penyangga. Hal ini dilakukan agar tiang menjadi lebih

awet dan tidak dimakan rayap.

Ornamen probo yang melambangkan cahaya. Ornamen ini memiliki

keanehan bila dicermati, pada tradisi Katolik simbol cahaya biasanya

selalu berada pada bagian atas karena dianggap cahaya datang dari atas,

berasal dari langit/matahari/Tuhan sendiri.

Wajikan merupakan makanan „wajik‟ yang diberi makna yaitu

sebagai manisnya kehidupan serta makna baru lainnya yaitu

melambangkan segitiga Kasih yang tercantum pada Alkitab.

Untu walang. Untu walang menunjukkan bahwa iman Katolik

semakin menguat dalam kehidupan yang penuh pengharapan akan kasih

Allah.

Ornamen nanasan melambangkan perjuangan hidup untuk

menikmati kehidupan yang manis harus berjuang terlebih dahulu. Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

126

dengan filosofi nanas bahwa jika kita ingin menikmati daging nanas yang

manis haruslah mengupas kulit nanas tersebut yang berduri.

Ornamen wuwung kembang turen. Wuwung kembang turen

merupakan sebuah ornamen yang melambangkan kewibawaan yang

tinggi.

Listplank berbentuk seperti tetesan air yang meniris. Ornamen ini

melambangkan bahwa Allah selalu memberikan rejeki kepada umat-Nya,

seperti air hujan yang memberi kesuburan pada tanah di bumi.

Warna hijau, warna kuning dan warna merah seperti warna yang ada

di bangunan joglo Kraton Yogyakarta.

Dibuatnya area gamelan untuk menempatkan seperangkat gamelan

di dalam gereja. Seperangkat gamelan digunakan oleh pemain gamelan

untuk mengiringi lagu-lagu berbahasa Jawa.

f) Psikomotorik

a. Teknik penilaian :

Tes: penugasan individu

b. Bentuk Instrumen :

Proyek

c. Kisi-kisi :

Tes : peserta didik diberikan tugas untuk menulis paper tentang bentuk-

bentuk budaya bangsa Indonesia yang tidak tergerus oleh zaman.

d. Instrumen :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

127

Lembar penilaian

Tes : Peserta didik diberi tugas untuk menyimpulkan tentang

karakteristik kejawaan arsitekturnya sebelum tahun 2006

serta pasca gempa tahun 2006.

Non tes : Peserta didik dalam kelompok diberi tugas untuk

membuat paper tentang kejawaan arsitekturnya sebelum

tahun 2006 serta pasca gempa tahun 2006.

No. Nama

Siswa

Aspek yang dinilai

Nilai

Akhir Relevansi

(1-4)

Kelengkapan

(1-4)

Pembahasan

(1-4)

Ketepatan

Waktu

(1-4)

1.

2.

3.

4.

Petunjuk Penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 13-16

Baik : apabila memperoleh skor 9-12

Cukup : apabila memperoleh skor 5-8

Kurang : apabila memperoleh skor 1-4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KARAKTERISTIK KEJAWAAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK … · 1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

128

Yogyakarta, 20 Maret 2016

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

FX. Yuni Wantoro Berardus Ardian Cahyo N.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI