Karakteristik Hukum Islam

5
Karakteristik Hukum Islam Sebagai sebuah agama penyempurna, Islam datang dengan membawa aturan dan hukum untuk umat manusia. Hukum yang ada di dalam Islam adalah berdasarkan ketetapan Allah yang disampaikan melalui Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Oleh karena itu, terdapat berbagai perbedaan antara hukum Islam dengan hukum-hukum lain buatan manusia. Hukum Islam memiliki keistimewaan dan karakteristik khusus, antara lain sebagai berikut: 1. Hukum Islam didasarkan pada wahyu Ilahi Keistimewaan hukum Islam dibanding undang-undang buatan manusia adalah bahwa hukum Islam bersumber pada wahyu Allah yang tersurat dalam Al Qur'an dan sunnah Nabi. Maka setiap mujtahid dalam melakukan istimbath (penggalian) hukum-hukum syara' selalu merujuk pada dua sumber tersebut, baik secara langsung maupun melalui yang tersirat darinya, yaitu dengan memahami ruh syari'at, tujuan-tujuannya secara umum, kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip umum. 1 Jadi pada dasarnya, setiap hukum Islam pasti didasarkan pada Al Qur'an dan As Sunnah meskipun hanya dengan mengambil yang tersirat dari keduanya. Sebagai contoh, digunakannya urf, mashlahah mursalah, istihsan, dan lain lain dalam pengambilan hukum syara' oleh seorang 1 , Syariat Islam, Pergumulan Teks dan Realitas, , , , hal. 82 Nama : M. Wahyudi Heru P E03207006 Uswatun Hasanah Mata Kuliah : Ushul Fiqh

Transcript of Karakteristik Hukum Islam

Page 1: Karakteristik Hukum Islam

Karakteristik Hukum Islam

Sebagai sebuah agama penyempurna, Islam datang dengan membawa aturan

dan hukum untuk umat manusia. Hukum yang ada di dalam Islam adalah

berdasarkan ketetapan Allah yang disampaikan melalui Nabi Muhammad sebagai

utusan-Nya. Oleh karena itu, terdapat berbagai perbedaan antara hukum Islam

dengan hukum-hukum lain buatan manusia. Hukum Islam memiliki keistimewaan

dan karakteristik khusus, antara lain sebagai berikut:

1.Hukum Islam didasarkan pada wahyu Ilahi

Keistimewaan hukum Islam dibanding undang-undang buatan manusia

adalah bahwa hukum Islam bersumber pada wahyu Allah yang tersurat dalam Al

Qur'an dan sunnah Nabi. Maka setiap mujtahid dalam melakukan istimbath

(penggalian) hukum-hukum syara' selalu merujuk pada dua sumber tersebut, baik

secara langsung maupun melalui yang tersirat darinya, yaitu dengan memahami

ruh syari'at, tujuan-tujuannya secara umum, kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip

umum.1

Jadi pada dasarnya, setiap hukum Islam pasti didasarkan pada Al Qur'an dan

As Sunnah meskipun hanya dengan mengambil yang tersirat dari keduanya.

Sebagai contoh, digunakannya urf, mashlahah mursalah, istihsan, dan lain lain

dalam pengambilan hukum syara' oleh seorang mujtahid, bukan berarti bahwa

mujtahid tersebut meninggalkan Al Qur'an dan As Sunnah, namun hal itu

dilakukan setelah terlebih dahulu memahami ruh syari'at yang tersirat pada nash

Al Qur'an dan As Sunnah, berupa tujuan, kaidah dan prinsip-prinsip umumnya.

Tujuan Syari' dalam pembentukan hukumnya yaitu merealisir kemaslahatan

manusia dengan menjamin kebutuhan pokoknya (dloruriyah) dan memenuhi

kebutuhan sekunder (hajiyah) serta melengkapi kebutuhan pelengkap (tahsiniyah)

mereka. Jadi setiap hukum syara' tidak ada tujuan kecuali salah satu dari tiga

1 , Syariat Islam, Pergumulan Teks dan Realitas, , , , hal. 82

Nama : M. Wahyudi Heru P E03207006 Uswatun Hasanah

Mata Kuliah : Ushul FiqhDosen Pembimbing :

Page 2: Karakteristik Hukum Islam

unsur tersebut, dimana dari tiga unsur tersebut dapat terbukti kemaslahatan

manusia.1

2.Hukum Islam bersifat komprehensif

Hukum Islam bersifat komprehensif, yakni mencakup seluruh tuntutan

kehidupan manusia. Disini akan sangat tampak kelebihan hukum Islam dibanding

dengan undang-undang yang lain, karena hukum Islam mencakup tiga aspek

hubungan, yaitu manusia dengan Tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri dan

manusia dengan masyarakatnya.

Oleh karena itu, hukum Islam yang terkait dengan perbuatan seorang

mukallaf selalu mencakup dua aspek, yaitu hukum-hukum ibadah dan hukum-

hukum mu'amalah. Hukum ibadah meliputi segala hal yang terkait dengan

hukum-hukum yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan antara manusia

dengan Tuhannya. Sedangkan hukum-hukum mu'amalah meliputi segala hal yang

dimaksudkan untuk mengatur hubungan sesama manusia, baik bersifat pribadi

maupun kelompok.2

3.Hukum Islam terkait dengan masalah akhlak/moral

Hukum Islam berbeda dengan undang-undang pada umumnya, karena ia

terpengaruh dengan tatanan moral, bahkan sebagaimana ditegaskan oleh Nabi

Muhammmad, bahwa Islam datang untuk menyempurnakan akhlak/moral

manusia. Hal ini sangat berbeda dengan hukum positif buatan manusia yang

hanya mengacu pada aspek manfaat, yaitu menjaga sistem dan stabilitas

masyarakat meskipun kadang menghancurkan sebagian prinsip moral.

Adapun hukum Islam bertujuan menjaga keutamaan, idealitas dan tegaknya

moralitas. Diharamkannya riba misalnya, dimaksudkan untuk menyebarkan

semangat tolong-menolong (ruh ta'awun) kasih sayang di antara manusia dan

melindungi orang-orang miskin dari keserakahan para pemilik harta. Demikian

1 Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Maktabah ad-Da'wah al-Islamiyyah, Mesir, 1956, hal. 1972 , hal. 83

Page 3: Karakteristik Hukum Islam

pula diharamkannya minuman keras yang dimaksudkan untuk menjaga akal yang

salah satu fungsinya adalah sebagai tolak ukur baik dan buruk.1

4.Adanya orientasi kolektivitas dalam hukum Islam

Artinya, dalam hukum Islam itu selalu menjaga kemaslahatan individu dan

sosial secara bersama-sama, tanpa harus melanggar hak orang lain. Ooleh karena

itu, kemaslahatan yang bersifat umum atau sosial harus didahulukan dibanding

dengan kemaslahatan yang bersifat individual terutama ketika terjadi

peretentangan antara keduanya.2

5.Hukum Islam berbicara tentang halal-haram

Dalam hukum Islam selalu ada pemikiran mengenai halal-haram terhadap

setiap tindakan, tidak hanya pada persoalan-persoalan yang bersifat duniawi, tapi

juga yang bersifat ukhrawi. Hukum duniawi titik tekannya adalah pada hal-hal

yang tampak atau eksoteris dan tidak mempersoalkan hal-hal yang bersifat

esoteris. Dan itulah yang disebut keputusan hukum (al hukmu al qada'i) dari

seorang hakim. Oleh karena itu seorang hakim hanya memutuskan hukum

berdasarkan bukti-bukti formal saja.oleh karena itu, sebenarnya keputusan hakim

tidak dapat merubah yang halal menjadi haram atau sebaliknya.

Sedangkan hukum akhirat itu didasarkan pada kebenaran material yang

hakiki, meskipun bagi seseorang (misalnya hakim) hal itu sangat samar dan tidak

tampak. Sebab yang memutuskan dalam hal ini adalah Allah dan diberlakukan

langsung kepada hamba-hamba-Nya.

6.Hukuman bagi pelanggar hukum di dunia dan akhirat

Ciri khusus lain yang membedakan hukum Islam dengan hukum-hukum lain

buatan manusia adalah bahwa hukum Islam memberikan sangsi hukuman bagi

yang melanggar pada dua hal, yaitu hukuman dunia, baik berupa hukuman hudud

yang sudah ditentukan maupun ta'zir yang yang tidak ditentukan, dan hukuman

akhirat.

1 , hal 87-882 , hal. 89-90

Page 4: Karakteristik Hukum Islam