Karakteristik Hara
-
Upload
api-3697419 -
Category
Documents
-
view
951 -
download
2
Transcript of Karakteristik Hara
![Page 1: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/1.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
1
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN HARA LIMBAH CAIR INDUSTRI PEREKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN PERAIRAN
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda, 2000
Ringkasan
Air adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui karena air
dalam alam mengalami daur, yaitu daur hidrologi dan proses pemurnian
kembali. Akan tetapi kemampuan alam untuk membersihkan air tidaklah
tanpa batas. Industri perekat merupakan salah satu industri yang
menyebabkan pencemaran lingkungan. Jumlah industri perekat di Indonesia
sampai tahun 1998 telah berjumlah 31 perusahaan, di mana 7 perusahaan
terdapat di Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi 16% dari kapasitas
produksi nasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik limbah cair
industri perekat dengan mengukur parameter kualitas limbah yang meliputi
Chemical Oxigen Demand (COD), Total Suspension Solid (TSS), fenol,
formaldehid, pH (derajat keasaman), Amoniak total, Nitrogen dan Fosfat dan
Kalium serta upaya penanggulangan pencemarannya serta untuk
mengetahui keefektifannya untuk dijadikan pupuk kompos sebagai pupuk
alternatif.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Samarinda dan
Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Samarinda dengan lama waktu ± 4 bulan. Prosedur pengujian menggunakan
metode Standar Nasional Indonesia (SNI), Alaert dan Santika, serta metode
Spektrofotometer. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan
merata-ratakan hasil 3 kali ulangan terhadap limbah cair pada waktu produksi
perekat yang berbeda.
![Page 2: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/2.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
2
Dari hasil penelitian didapat bahwa dari enam parameter yaitu COD,
TSS, fenol, formaldehid, amoniak dan pH, nilainya berada di atas ambang
batas. Sedangkan parameter hara antara lain karbon, nitrogen, fosfat dan
kalium nilainya bervariasi.
Kemudian nilai C/N ratio rata-rata sebesar 43,34, di mana C/N ratio
yang ideal untuk proses pembuatan kompos adalah berkisar antara 25-35.
Sehingga agar limbah cair tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses
pengomposan haruslah dilakukan proses pencampuran dengan bahan lain
yang nilai rasio C/N-nya berada di bawah rentang 25-35.
I. Pendahuluan
Indonesia pada saat ini memiliki masalah mengenai pencemaran
lingkungan terutama pencemaran lingkungan perairan antara lain oleh air
limbah, baik limbah industri, pertanian maupun limbah rumah tangga. Dari
semua sumber pencemar lingkungan, pencemaran yang diakibatkan oleh
limbah rumah tangga menempati urutan pertama (40%) diikuti kemudian oleh
limbah industri (30%) dan sisanya limbah rumah sakit, pertanian, peternakan,
atau limbah lainnya. (Kurniadie,1998)
Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah
tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,
pertanian, dan sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air (99%)
sedangkan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan
tersebut. (Rustama et. al, 1998).
Industri perekat merupakan salah satu industri yang menyebabkan
pencemaran lingkungan. Jumlah industri perekat di Indonesia sampai tahun
![Page 3: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/3.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
3
1998 telah berjumlah 31 perusahaan, di mana 7 perusahaan terdapat di
Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi 16% dari kapasitas produksi
nasional. (Gaffar, 1998)
Namun limbah cair industri perekat ini bukanlah tidak berguna sama
sekali. Limbah cair industri perekat termasuk limbah cair organik. Dan
menurut Rustama et. al. (1998) limbah cair organik terdiri dari senyawa
organik yang merupakan gabungan zat makanan bagi tumbuhan. Adanya zat
makanan ini yang pada akhirnya membuat limbah cair industri perekat
mempunyai nilai ekonomis.
Penggunaan limbah cair untuk pengomposan adalah cara yang
dipandang sebagai alternatif terbaik dibanding cara lainnya. Saat ini
pengomposan dari bahan buangan tersebut menjadi suatu produk akhir yang
lebih bernilai dan berkembang dengan pesat, terutama bagi yang lebih peduli
terhadap pelestarian lingkungan. (Supriyanto, 2001)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik limbah cair
industri perekat dengan mengukur parameter kualitas limbah yang meliputi
Chemical Oxigen Demand (COD), Total Suspension Solid (TSS), fenol,
formaldehid, pH (derajat keasaman), Amoniak total, Nitrogen dan Fosfat dan
Kalium serta upaya pencegahan pencemarannya serta untuk mengetahui
keefektifannya untuk dijadikan kompos serta pupuk alternatif.
Hal ini dimaksudkan agar antara industri dan masyarakat sekitar dapat
terjalin hubungan timbal balik yang saling menguntungkan yaitu industri tidak
mencemari lingkungan perairan, lingkungan sekitar masyarakat serta dapat
menghemat biaya pengolahan limbah. Sedangkan masyarakat dapat
memanfaatkan limbah industri perekat untuk dapat dimanfaatkan sebagai
![Page 4: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/4.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
4
kompos dan pupuk alternatif dalam bidang pertanian. Terlebih lagi dengan
penghapusan subsidi pupuk, sehingga pupuk kimia menjadi makin langka
dan harganya makin tidak terjangkau. Gerakan dari para pecinta lingkungan,
terutama juga pengaruh globalisasi mulai berperan dan ikut campur dalam
mengembaikan pola pikir yang telah berubah tadi. Penggunaan produk yang
berbasis kembali ke alam (back to nature) mulai mendapat perhatian dan
makin diminati.
II. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Samarinda dan
Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Samarinda dengan waktu kurang lebih empat bulan.
Bahan yang diperlukan antara lain : limbah cair industri perekat yang
diambil dari industri perekat kayu lapis (PT. Lakosta Indah), Larutan asam
sulfat (H2SO4), Kristal kalium klorida (KCl), Gas asetilena, Larutan mangan
sulfat (MnSO4), Larutan kalium dikromat (K2Cr2O7), Larutan ferro amino sulfat
(Fe(NH4)2(SO4)2), Indikator Ferroin, Indikator amilum, Merkuri sulfat (HgSO4),
Aquades, Asam nitrat (HNO3), Freon Amonium klorida, Natrium borat,
Larutan Nessler, Natrium karbonat (Na2CO3), Natrium bikarbonat (NaHCO3),
Kalium biftalat (C8H5KO4), Asam klorida (HCl), Indikator fenolftalein, Asam
fosfat (H3PO4), Natrium tiosulfat (Na2S2O3), Kloroform (CHCl3), Larutan
aminoantipirin, Larutan Kalium ferisianida (K4Fe(CN)6), Natrium sulfat
(Na2SO4), Larutan ammonium molibdat, Larutan asam askorbat, Kalium
antimonil tartrat
![Page 5: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/5.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
5
Alat yang digunakan antara lain pH meter, Labu Kjeldahl, Pemanas,
Termometer, Jerigen besar, Pipet ukur, Pipet tetes, Gelas ukur Magnetik
stirer, COD reaktor, Penyaring, Desikator, Spektrofotometer, Alat distilasi,
Pipet gondok, Gelas piala, Timbangan analitik, Buret, Botol erlenmeyer, Botol
labu ukur, Oven, Kalkulator, KOT meter, DO meter.
Limbah cair industri perekat diambil dari kolam penampungan pertama
PT. Lakosta Indah. Pengambilan sampel dilakukan dari limbah jenis produksi
perekat yang berbeda yaitu Urea Formaldehid, Melamin Urea Formaldehid,
dan Fenol Formaldehid. Masing-masing limbah cair tersebut diperlakukan
sebanyak 3 kali ulangan yang meliputi pengujian COD, TSS, fenol,
formaldehid, amoniak, pH, Karbon, Nitrogen dan Fosfat dan Kalium.
Pengujian dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia, metode Alaert dan
Santika (1987), dan metode spektrofotometer.
III. Hasil dan Pembahasan
Karakteristik limbah cair industri perekat dapat dilihat dari parameter-
parameter yang ditunjukkan oleh limbah cair tersebut. Kandungan pencemar
yang terdapat dalam limbah cair industri perekat terdiri dari berbagai
![Page 6: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/6.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
6
parameter, di mana semakin sedikit nilai yang ditunjukkan pada tiap-tiap
parameter akan semakin menunjukkan bahwa tingkat pencemaran terhadap
lingkungan akan semakin kecil (Tabel 1).
Tabel 1. Hasil penelitian terhadap limbah cair industri perekat adalah sebagai berikut :
Waktu Proses Produksi Parameter yang diamati
UF MF PF Baku Mutu
COD (mg/l)
TSS (mg/l)
Fenol (mg/l)
Formaldehid (mg/l)
Amoniak (mg/l)
pH
Karbon (mg/l)
Nitrogen (mg/l)
Fosfat (mg/l)
Kalium (mg/l)
C/N ratio
8076
237
2,514
3968,587
3282
10,09
5323,34
115,54
1,37
2,40
46,07
8268,33
276,33
5,383
583,383
3213
10,18
1926,19
77,48
0,81
3,37
24,86
8413,67
263,33
12,494
337,607
2167
10,85
673,89
11,89
1,75
2,59
59,09
80
60
0,3
15
10
6-9
-
-
-
-
25-35
Warna dari air sisa proses produksi perekat mempunyai warna merah
sampai merah kecoklatan. Air sisa ini mengandung bahan organik yang
cukup tinggi yang disebabkan selama berlangsungnya proses produksi
bahan yang digunakan adalah jenis bahan organik antara lain urea, melamin,
maupun fenol. Tingginya kandungan bahan organik pada limbah cair akan
menyebabkan kandungan oksigen yang larut dalam air akan berkurang.
Kemudian Warna merah sampai merah kecoklatan pada limbah cair industri
perekat banyak disebabkan tingginya kandungan fenol. Hal tersebut sesuai
dengan Anonim (1991) bahwa fenol merupakan salah satu bahan baku
utama yang digunakan dalam proses produksi pembuatan Fenol
Formaldehida Resin. Sedangkan Alaert dan Santika (1987) menyatakan
![Page 7: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/7.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
7
bahwa untuk standar baku mutu untuk warna adalah 50 Pt.Co atau lebih baik
bila tidak berwarna.
Sedangkan bau yang ditimbulkan oleh limbah cair industri perekat
sangat tajam dan mempunyai ciri khas seperti bau formaldehid, amoniak, dan
fenol. Bau zat formaldehid yang berada dalam limbah cair industri perekat
disebabkan oleh pemakaian formaldehid sebagai bahan baku utama dalam
setiap proses pembuatan perekat. Sedangkan bau amoniak dan fenol
disebabkan karena dalam proses produksi digunakan bahan baku air
amoniak serta fenol. Hal ini sesuai dengan (Anonim, 1991) yang
mengatakan bahwa PT. Lakosta Indah menggunakan bahan baku
formaldehid, amoniak dan fenol dalam proses produksinya.
Bau yang ditimbulkan tersebut tentunya dapat menimbulkan polusi
udara yang dapat menimbulkan penyakit tertentu. Alaert dan Santika (1987)
menyatakan bahwa limbah cair dianjurkan untuk tidak memiliki bau yang
menyengat atau berbau tajam bahkan lebih baik lagi bila tidak berbau.
Dari enam parameter yaitu COD, TSS, fenol, formaldehid, amoniak dan
pH, nilainya berada di atas ambang batas atau baku mutu yang telah
ditetapkan untuk limbah cair industri perekat sehingga apabila ingin dibuang
ke perairan harus melalui proses pengolahan yang cukup intensif.
Tingginya nilai keenam parameter tersebut dikarenakan dalam proses
produksinya banyak digunakan bahan organik yang banyak mengandung
senyawa beracun antara lain metanol, formaldehid, fenol, melamin, urea,
amoniak, dan bahan-bahan kimia lainnya. Di mana walaupun konsentrasinya
hanya sedikit dapat menghambat oksidasi biologik mikroorganisme.
Pada limbah cair industri perekat juga didapat parameter hara antara
lain karbon, nitrogen, fosfat dan kalium dengan jumlah yang bervariasi. Untuk
karbon dan nitrogen kadarnya cukup tinggi disebabkan bahan baku dalam
proses produksi banyak mengandung senyawa dari kedua unsur tersebut
antara lain amoniak, melamin, dan urea.
![Page 8: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/8.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
8
Kemudian dari nilai karbon serta nitrogennya, dilakukan perhitungan
mengenai C/N ratio. Rasio karbon-nitrogen (C/N) merupakan cara untuk
menunjukkan gambaran mengenai kandungan nitrogen relatif. Jadi rasio C/N
dari bahan organik merupakan petunjuk kemungkinan kekurangan nitrogen
dan persaingan di antara mikroba-mikroba dan tanaman tingkat tinggi dalam
penggunaan nitrogen yang tersedia dalam tanah. (Foth, 1995). Atau dengan
kata lain C/N ratio digunakan sebagai dasar kelayakannya dijadikan pupuk
kompos. Dari perhitungan tersebut didapat nilai C/N ratio rata-rata sebesar
43,34, di mana C/N ratio yang ideal untuk proses pembuatan kompos adalah
berkisar antara 25-35. Apabila C/N ratio rendah maka akan meningkatkan
emisi dari nitrogen sebagai amoniak sedangkan apabila C/N ratio tinggi akan
menyebabkan proses pengomposan berlangsung lebih lambat.
Sehingga agar limbah cair tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses
pengomposan haruslah dilakukan proses pencampuran dengan bahan lain
yang nilai rasio C/N-nya berada di bawah rentang 25-35 misalnya dengan
humus tanah yang memiliki rasio C/N 10 atau endapan limbah cair obat obat
antibiotika golongan penisilin yang memiliki rasio C/N 8-10. Menurut
Supriyanto (2001) pencampuran tersebut haruslah memperhatikan solid
content (kandungan endapan) dan persentase nitrogen yang terkandung di
dalamnya. Untuk limbah cair pada umumnya memiliki solid content sekitar
20% dan persentase nitrogen sebesar 8%.
IV. Daftar Pustaka Alaert, G dan S.S. Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha
Nasional. Surabaya Anonim, 1991. Studi Evaluasi Lingkungan Industri-Industri Kalimanis
Group di Kotamadya Samarinda Kalimantan Timur. PT. Ciprocon. Jakarta
![Page 9: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/9.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
9
Anonim, 1993. The Association of Formaldehyde and Thermosetting Addhesives Industries, Directory. New York.
Anonim, 1997. Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri dan Usaha
Lainnya dalam Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur. Pemda Kalimantan Timur. Samarinda
Arung, E. T. 2000. Analisis Kimia Biji, Daun, Kayu dan Kulit Kelor
(Moringa oleifera) serta Pemanfaatannya Sebagai Bahan Penjernih Pada Limbah Cair Kayu Lapis, Perekat dan Pulp Kertas. Thesis Pasca Sarjana Magister Kehutanan. Universitas Mulawarman. Samarinda
Foth, H.D. 1995. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta Gaffar, P.A. 1998. Analisis Strategi Pemasaran Bahan Perekat
Thermosetting Pada PT. Lakosta Indah. Thesis Pasca Sarjana Magister Manajemen. Universitas Krisnadwipayana. Jakarta
Kurniadie, D. 1998. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga dengan
Menggunakan Tumbuhan Air. Institut f�r Pflanzenökologie der Justus Liebig Universitat. Giessen.
Rustama, M. M., R. Safitri, I. Indrawati. 1998. Pemanfaatan Limbah
Cair Pabrik Tahu Sebagai Media Pertumbuhan Phytoplankton. Laporan Penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Padjajaran. Bandung
Sugiarto, 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Universitas
Indonesia Press. Jakarta Supriyanto, A. 2001. Aplikasi Wastewater Sludge Untuk Proses
Pengomposan Serbuk Gergaji. Seminar Bioteknologi untuk Indonesia Abad 21. PPI Tokyo Institute of Technology. Tokyo
![Page 10: Karakteristik Hara](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013121/5571f1f549795947648bde37/html5/thumbnails/10.jpg)
Analisis Karakteristik dan Kandungan Hara Limbah Cair Industri Perekat Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan Perairan
Tony Hadibarata, Sipon Muladi, Enos Tangke Arung dan Yusuf Ansori
10