Karakterisasi Struktur Mikro Komposit Geopolimer-Nano...
Transcript of Karakterisasi Struktur Mikro Komposit Geopolimer-Nano...
208 Harmiah / Karakterisasi Struktur Mikro Komposit Geopolimer-Nano Perak
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
Karakterisasi Struktur Mikro Komposit Geopolimer-Nano Perak
Harmiah*, Eli Melia, Subaer Jurusan Fisika-FMIPA Universitas Negeri Makassar
Jl. Daeng Tata Raya, Makassar 90223
*email: [email protected]
Abstrak – Telah dilakukan penelitian dengan tujuan menyelidiki struktur mikro dan komposisi kimia komposit
geopolimer nano perak. Penelitian ini menggunakan nano perak sebagai agregat dan metalempung sebagai bahan
matriks geopolimer. Penelitian ini melalui empat tahap yaitu ekstraksi nano perak, sintesis geopolimer, uji mekanik dan
karakterisasi sampel dengan variasi massa nano perak yang berbeda yakni 0.2 g, 0.5 g, 0.6 g, dan 0.7 g. Tingkat
kekristalan dan kuantitas fasa komposit geopolimer diuji dengan Rigaku MiniFlexII X-Ray Diffraction (XRD) dan
Struktur mikro diuji dengan Tescan Vega3SB Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil pengukuran dengan XRD
memperlihatkan geopolimer tidak mengalami perubahan fase akibat penambahan Ag. Penambahan nano perak
berpengaruh terhadap kualitas morfologi permukaan komposit-geopolimer. Hasil pengukuran kuat lentur
memperlihatkan semakin besar konsentrasi nano perak didalam matriks, semakin kecil kuat lentur komposit yang
dihasilkan.
Kata kunci: nano perak, komposit geopolimer, Scanning Electron Microscopy (SEM), X-Ray Diffraction (XRD).
Abstract – It has been studied in this research Ag nanoparticle microstructure and chemical composition of geopolimer
composite. Ag nanoparticle has been used as an aggregate and metakaolin as a new material in geopolimer matrix. The
research was conducted following four steps: Ag extraction, geopolymer synthesis, mechanical test and microstructure
examination by varying Ag nanoparticles 0.2 g, 0.5g, 0.6 g, and 0.7 g. The crystallinity and composite phase were
characterized using X-Ray diffraction (XRD), while the composite microstructure was characterized by Tescan Vega3SB
scanning electron microscopy (SEM). The XRD results show that the addition of Ag nanoparticles did not impact the
composite phase, but it impact the quality of the composite microstructure morphology. On the other side, the bigger Ag
nanoparticles concentration in the composite will decrease the composite’s flexural strength.
Keywords: Ag nanoparticles, geopolymer composites, Scanning Electron Microscopy (SEM), X-Ray Diffraction (XRD).
I. PENDAHULUAN
Komposit merupakan kombinasi dari dua material
atau lebih. Dalam komposit terdapat bahan yang disebut
sebagai matriks dan bahan penguat. Bahan matriks
umumnya dapat berupa logam, polimer, keramik, dan
karbon. Matriks dalam komposit berfungsi untuk
mendistribusikan beban kedalam seluruh material
penguat komposit [1]. Selain pemilihan matriks, hal
yang penting juga yaitu penguat dari matriks. Salah
satu bahan penguat yaitu perak yang merupakan logam
mulia yang banyak diaplikasikan dalam pembuatan
koin, perhiasan, peralatan meja, fotografi, dan sebagai
disinfectant dalam dunia medis [2]. Nanopartikel perak
memiliki sifat fisik, kimia dan sifat biologis yang khas,
dan berperan sebagai antibakteri [3].
Penelitian ini akan memanfaatkan nanopartikel perak
sebagai agregat pada geopolimer, Penambahan nano
perak dilakukan untuk melihat pengaruhnya tehadap
komposit geopolimer. Pembentukan nanopartikel perak
dengan metode presipitasi menggunakan daun ketapang.
Daun ketapang dapat menyerap bahan kimia dan pada
penelitian ini digunakan untuk mengikat nitrat dari
bahan dasar AgNO3. Pada penelitian sebelumnya
penggunaan perak sendiri merupakan salah satu inovasi
baru dalam penyediaan air bersih [2].
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti
melakukan sebuah penelitian dengan tema
“Karakterisasi Struktur Mikro Komposit
Geopolimer-Nano Perak” untuk pengembangan
teknologi komposit sebagai penangkap bakteri yang
efektif dan hemat biaya.
II. LANDASAN TEORI (JIKA DIPERLUKAN)
A. Geopolimer
Geopolimer pertama kali diperkenalkan oleh
Davidovits J. diawal tahun 1980-an, geopolimer dapat
didefinisikan sebagai material yang dihasilkan dari
geosintesis aluminasilikat polimerik dan alkali-silikat
yang menghasilkan kerangka polimer SiO4 dan AlO4
yang terikat secara tetrahedral [4]. Dari segi komposisi
kimia dan proses pembentukan, geopolimer dapat
dipandang ekivalen dengan zeolit sintetik sekalipun
geopolimer bersifat amorf. Pada tahun 1988 Davidovits
mengusulkan bahwa geopolimer diperoleh dari disolusi
dan polikondensasi polimerik mineral aluminasilikat
dan larutan alkali tinggi [5].
B. Nano Perak
Ekstraksi nanopartikel dari berbagai bahan dapat
dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan
menggunakan prekursor dari cairan, padat atau gas [6].
Nano perak merupakan salah satu produk berbasis
nanoteknologi yang berfungsi sebagai antibakteri dan
telah digunakan dalam berbagai bidang salah satunya
digunakan dalam pengobatan [7,8, 9]. Nanopartikel
biasanya berada dalam rentang 1-100 nanometer [10].
Harmiah / Karakterisasi Struktur Mikro Komposit Geopolimer-Nano Perak 209
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
Ukuran nanokristal dituntukan dengan menggunakan
data XRD. Pelebaran puncak-puncak XRD mereflesikan
ukuran kristalin. Ukuran kristalin nano perak ditentukan
dengan menggunakan persamaan scherrer [11]:
(1)
dimana :
D = ukuran kristal (Å)
K = faktor bentuk dari kristal (0,9)
λ = panjang gelombang dari sinar-X (1,54056 Å)
β = nilai dari (FWHM) (rad)
θ = sudut difraksi (derajat)
C. Kuat Lentur
Kuat lentur adalah hasil bagi momen lentur terbesar
dan momen perlawanan yang terjadi pada beban
maksimum (beban patahnya benda uji). Kuat lentur
dapat dihitung dengan persamaan:
(2)
dimana:
Fl = kekuatan lentur (Mpa)
p = gaya maksimum (N)
l = panjang span (cm)
b = lebar sampel (cm)
d = tebal sampel (cm)
Pengujian kuat lentur dilakukan untuk mengetahui
sifat mekanik dari sampel komposit geopolimer [4].
III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN
Sampel disintesis melalui beberapa tahap yakni tahap
ekstraksi nano perak, dan tahap sintesis komposit
geopolimer nano perak.
A. Ekstraksi nano perak
Ekstraksi Nanoperak dilakukan dengan metode
presipitasi menggunakan larutan daun ketapang. Daun
ketapang dihaluskan, kemudian dicampurkan 150 ml
aquades dan dibiarkan sampai terjadi perubahan warna
pada larutan. Larutan dicampurkan dengan serbuk
AgNO3, diaduk selama 15 menit, kemudian disaring
dan dipanaskan pada suhu 200oC hingga kering. Setelah
itu dilakukan karakterisasi dengan menggunakan X-Ray
Diffraction (XRD) untuk mengetahui tingkat kemurnian
perak yang diperoleh.
B. Sintesis Komposit geopolimer
Untuk proses sintesis komposit geopolimer dilakukan
dengan metode aktivasi alkali dengan campuran NaOH,
sodium silika (Na2O3SiO2) dan H2O. Larutan alkali
kemudian ditambahkan ke campuran metalempung 60
g dengan variasi nano perak 0.2 g, 0.5 g, 0.6 g, dan 0.7
g sedikit demi sedikit hingga homogen, kemudian
dicetak dan di curring selama 1 jam pada temperatur
70oC. Setelah itu sampel diuji lentur dan dikarakterisasi
struktur mikronya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
diperoleh hasil uji lentur dan analisis struktur mikro
dengan menggunakan teknik X-Ray Difraction (XRD),
Scanning Electron Microscopy (SEM).
A. Ekstraksi nano perak
Proses ekstraksi dilakukan dengan penambahan
larutan daun ketapang (Terminalia Catappa) yang dapat
menurunkan pH air, dan menyerap bahan kimia untuk
memperoleh nano perak dengan tingkat kemurnian yang
cukup tinggi dari bahan dasar AgNO3.
Gambar 1 memperlihatkan hasil analisis XRD setelah
ekstraksi. Difragtogram pada Gambar 1 menunjukkan
fase perak dengan tingkat kemurnian yang cukup tinggi
dan dengan ukuran kristal sebesar 51,33 nm. Nilai ini
diperoleh dengan menggunakan persamaan scherrer.
Gambar 1. Difragtogram XRD Ag hasil presipikasi.
B. Uji lentur komposit
Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan massa jenis
sampel dan hasil uji lentur sampel komposit.
Penambahan nano perak mempengaruhi kuat lentur
komposit geopolimer, semakin besar konsentrasi nano
perak dalam matriks maka semakin kecil gaya lentur
yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena penambahan
nano perak yang berlebihan, sehingga matriks tidak
mampu mengikat agregat nano perak dengan baik.
Tabel 1. Data massa jenis sampel dan kuat lentur komposit
geopolimer.
No Nama Sampel Massa jenis
(g/cm3) Fl (MPa)
1 Ag-1 2,29 2,24
2 Ag-2 2,01 2,08 3 Ag-3 2,24 0,16
4 Ag-4 2,21 0,14
C. Karakterisasi struktur mikro komposit
Karakterisasi struktur mikro komposit geopolimer
dilakukan dengan menggunakan dua teknik analisis,
yaitu analisis X-Ray Diffraktion (XRD) dan Scanning
Elektron Microscopy (SEM).
1. Hasil karakterisasi XRD
Teknik analisi dengan XRD bertujuan untuk melihat
tingkat kekristalan dan kuantitas fase komposit
geopolimer nano perak.
210 Harmiah / Karakterisasi Struktur Mikro Komposit Geopolimer-Nano Perak
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
Gambar 2 memperlihatkan difraktogram sampel
komposit yang telah disintesis tidak mengalami
perubahan fase yang terbentuk pada penambahan nano
perak yang bervariasi. Namun, dari keempat sampel
tersebut memperlihatkan intensitas yang berbeda.
Seperti yang terlihat pada rentang sudut antara 26-27
derajat. Hal ini disebabkan penambahan nano perak
yang bervariasi.
Difraktogram menunjukkan fase quartz yang paling
tinggi daripada fase yang lain. Hal ini dikarenakan
bahan yang digunakan yaitu bahan yang mengandung
fase quartz yang tinggi. pada penambahan nano perak
sampai 0,7 gram sudah memperlihatkan dominasi dari
nano perak dibandingkan sampel yang lain.
Gambar 2. Difragtogram XRD komposit geopolimer dengan
variasi massa Nano Ag
2. Hasil karakterisasi SEM
Struktur mikro komposit geopolimer dikarakterisasi
menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM).
Hasil karakterisasi menunjukkan perbedaan morfologi
dari keempat sampel. Citra SEM pada Gambar 3
memperlihatkan marfologi sampel dan distribusi nano
perak pada matriks geopolimer. Unsur nano perak
dengan pola yang tidak beraturan tersebar secara acak
dipermukaan sampel.
Citra SEM permukaan sampel terlihat kasar dan
tampak adanya retakan. Hal ini disebabkan karena
matriks tidak dapat mengikat nano perak dengan baik.
Dari citra SEM juga dapat dilihat ukuran butir dari
sampel yaitu kurang dari 2 µm. Dengan menggunakan
fasilitas EDS maka diperoleh komposisi oksida (wt%)
yang ditunjukkan pada Tabel 2. Dari Tabel 2
memperlihatkan oksida silikon yang paling tinggi. Hal
ini disebabkan karena matriks yang digunakan yaitu
lempung yang memiliki kandungan silika yang tinggi.
Gambar 3. Citra SEM Komposit Geopolimer keempat sampel
(a) Ag-1, (b) Ag-2, (c) Ag-3, dan (d) Ag-4.
b
a
c
d
Harmiah / Karakterisasi Struktur Mikro Komposit Geopolimer-Nano Perak 211
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
Tabel 2. Komposisi oksida (wt%) keempat sampel.
Elemen Oksida
Jenis Sampel
Ag-1
(wt %)
Ag-2
(wt %)
Ag-3
(wt %)
Ag-4
(wt %)
Oksida Oksida Oksida Oksida
SiO2 49,24 47,95 48,78 44,30
AL2O3 26,44 26,04 26,38 24,90
Na2O 13,18 14,90 13,12 20,31
MgO 0,96 1,11 0,90 1,02
TiO2 1,18 1,14 1,15 0,96
K2O - 0,59 0,55 0,58
Silver 0,53 0,53 0,55 0,89
FeO 8,48 7,73 8,58 7,04
V. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa komposit geopolimer dengan
bahan adisi nano perak berhasil disintesis dan kuat
lentur komposit yang dihasilkan sangat bergantung pada
massa nanoperak yang digunakan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah memberikan motivasi dan dukungan
sehingga kami dapat melakukan penelitian dan
menyelesaikan artikel ini terutama kepada kepala
laboratorium Universitas Negeri Makassar yang telah
memfasilitasi dalam pembuatan sampel sampai proses
pengujian.
PUSTAKA [1] Sudarsono, Kajian Sifat Mekanik Material Komposit
Propeler Kincir Angin Standard Naca 4415 Modifikasi,
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi
(SNAST) Periode III, Yogyakarta, 3 November 2012,
pp. 379-387.
[2] A. Nugroho, A. H. Sutomo, S. Iravati, Sarto, dan Y. R.
Wijaya, Studi Metode Penambahan Perak Nitrat Pada
Saringan Keramik Terhadap Escherichia Coli Pada Air
Minum, Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 10, no. 2,
2015, 232-238.
[3] A. Haryono dan S. B. Harmami, Aplikasi Nanopartikel
Perak Pada Serat Katun Sebagai Produk Jadi Tekstil
Anti Mikroba, Jurnal Kimia Indonesia, vol. 5, no. 1,
2010, pp. 1-6.
[4] N. Anriani, Studi Tentang Mekanik Geopolimer Sebagai
Bahan Plastis Tripleks, Skripsi S1, Universitas Negeri
Makassar, Makassar 2012.
[5] Subaer, Pengantar Fisika Geopolimer, Makassar:
program penulisan buku teks perguruan tinggi,
Direktorak Jenderal Pendidikan Tinggi, 2012.
[6] K. Vahabi, G. A. Mansoori, and S. Karimi, Biosynthesis
of Silver Nanoparticles by Fungus Insciences Journal,
vol. 1, no. 1, 2011, pp. 65-79.
[7] S. Prabhu and E. K. Poulose, Silver nanoparticles:
mechanism of antimicrobial action, synthesis, medical
applications, and toxicity effects, International Nano
Letters, vol. 2, no. 1, 2012 pp. 1-10.
[8] G. Lei, Synthesis of Nano-Silver Colloids and Their
Anti-Microbial Effects, master of Science, dissertation
Blacksburg, Virginia,2007.
[9] C. Panzaru, M. Danciu1, C. Ciobanu and M. S.
Mihailovici, Antibacterial activities of PHU - AgNO3
nanocomposite, International Conference on Safe
production and use of nanomaterials, vol.170, no. 1,
2009, pp. 1-4.
[10] P. Shivakrishna, M. R. P. GKrishna and M. A. S.
Charya, Synthesis of Silver Nano Particles from Marine
Bacteria Pseudomonas aerogenosa, International peer-
reviewed journal Octa. J. Biosci, vol. 1, no. 2, 2013, pp.
108-114.
[11] I. Sriyanti1 dan M. Abdullah, Sintesis Nanopartikel Nd-
CeO2 Menggunakan Metode Simple Heating untuk
Aplikasi Solid Oxide Fuel (SOFCs), Jurnal Natur
Indonesia, vol. 12, no. 1, 2009, pp.82-86.