Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

26
Tugas Kapita Selekta Elektronika MEDIA PEREKAM MAGNETIK O l e h R o m a d h a n i 9941510102

description

Tugas mata kuliah Kapita Selekta Elektronika Teknik Elektro Unsyiah - Banda Aceh, Aceh

Transcript of Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Page 1: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Tugas Kapita Selekta Elektronika

MEDIA PEREKAM MAGNETIK

O

l

e

h

R o m a d h a n i9941510102

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ELEKTRO

Page 2: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH2004

2

Page 3: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi saat ini berkembang sangat pesat. Dalam bidang

teknologi media perekaman juga mengalami kemajuan yang signifikan. Apa yang

dinamakan media perekaman adalah suatu media yang mampu menyimpan

informasi, baik itu informasi suara, gambar, dan lainnya. Media perekaman yang

tertua, yaitu media magnetik, masih umum digunakan, disamping munculnya

media-media perekaman lain yang mulai populer. Media yang biasa kita kenal

saat ini adalah Laser Disc (LD) dan Compact Disk (CD), dua jenis media

perekaman menggunakan piringan dengan alur yang sangat halus. Akan tetapi,

LD kemudian tidak menjadi sepopuler CD.

Teknik perekaman sendiri berkembang seiring media yang digunakan. Pada

awal mulanya, media perekaman magnetik menggunakan sistem analog. Disaat

teknologi perekaman digital mulai dipakai pada LD dan CD, teknologi digital juga

mulai digunakan untuk media perekaman magnetik, yang kita kenal dengan

Digital Audio Tape (DAT). Akan tetapi DAT kemudian tidak menjadi sepopuler

CD, bahkan tidak sepopuler media perekaman magnetik analog pendahulunya.

Terlepas dari itu semua, media perekaman magnetik telah memberikan andil

yang besar dalam teknologi perekaman hingga saat ini. Dengan kemudahan

perekaman ulang, membuat media perekaman magnetik seakan tidak pernah mati,

yang bahkan digunakan untuk teknologi tercanggih sekalipun.

2. Sejarah Singkat dan Perkembangan Media Perekaman Magnetik

Media perekaman magnetik mengalami perjalanan panjang dalam

perkembangannya, sebelum kita kenal media magnetik berbentuk pita seperti saat

ini. Sejarah yang tercatat dimulai pada tahun 1878, saat Oberlin Smith, insinyur

berkebangsaan Amerika, mengemukakan idenya tentang bagaimana merekam

sinyal listrik yang dihasilkan oleh telepon pada kabel baja. Ide itu dia tuangkan

dalam jurnal ‘Electrical World’ pada tahun 1879.

Setahun kemudian pencipta berkebangsaan Denmark, Valdemar Poulsen,

juga mengungkapkan idenya tentang prinsip perekaman megnetik. Beberapa

tahun kemudian, ia menemukan alat yang dapat merekam suara pada pita dan

1

Page 4: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

kabel baja, yang ia namakan ‘Telegraphone’. Alat itu menggunakan kabel baja

yang dililitkan pada silinder berputar, dengan hubungan elektromagnetik ke

mikropon karbon dan earphone. Alat itu digunakan untuk merekam pesan telepon

yang penting, seperti undangan pesta, dan lainnya. Poulsen mendapatkan hak

paten di Denmark, Amerika Serikat, dan ditempat lain atas penemuannya ini. Dia

juga berusaha menjual hak patennya itu.

Demonstrasi pertama Poulsen pada ‘Paris International Exhibition of 1900’

berpengaruh banyak pada dunia ilmu pengetahuan dan teknik, khususnya

Telegraphone dapat mengalahkan kepopuleran Ponograph yang umum digunakan

saat itu. Telegraphone kemudian mengalami beberapa perkembangan

penyempurnaan, sampai dipakainya tabung untuk memperkuat sinyal yang

dihasilkannya pada tahun 1911 oleh Lee De Forest.

Perkembangan selanjutnya, Telegraphone mengalami banyak perubahan dan

fungsi, dengan kualitas suara yang semakin baik dan keras. Dengan menggunakan

prinsip yang sama, mesin dikte ‘Dailygraph’ diciptakan oleh Karl Bauer, pencipta

berkebangsaan jerman pada tahun 1925. Juga digunakan untuk mesin penjawab

telepon.

Pada tahun 1929, alat rekam magnetik yang menggunakan pita baja, dibuat

oleh ‘Ludwig Blattner Picture Corporation’, dan dinamakan Blattnerphone.

Pembuatan ini sesungguhnya ditujukan untuk soundtrack film yang saat itu masih

bisu, tetapi kurang berhasil di pasaran. Kemudian Blattnerphone digunakan pada

radio siaran yang menerapkan siaran tunda.

Pada tahun 1930, laboratorium ‘Bell Telephone’ dibawah arahan N. Nickman

memulai risetnya tentang penggunaan media perekaman pita magnetik, dan

setahun kemudian, prototipe media perekaman pita baja ini dibuat untuk mesin

penjawab telepon, kantor berita, dan juga sebagai alat perekam suara serbaguna

dengan pita yang sudah ditempatkan pada rel. Tetapi tidak ada produksi lanjutan

dari prototipe ini.

Pada tahun yang sama, Stille dan Marconi dari jerman membentuk

perusahaan Marconi-Stille, yang memproduksi media perekam magnetik pada rel

2

Page 5: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

untuk BBC. Gulungan pita yang digunakan mempunyai lebar 3 mm, tebal 80 cm,

kecepatan 1,5 m/detik, berat gulungan termasuk relnya 25 kg.

Pada tahun 1932, AEG, pabrik peralatan listrik terbesar di jerman, membeli

hak paten dari Fritz Pfleumer, dimana pada tahun 1928 ia telah mempatenkan

penemuannya, tentang sistim perekaman di atas kertas berlapis bubuk besi.

Bekerjasama dengan paerusahaan kimia I.G. Farben, AEG mendesain pita

perekaman, melapisinya dengan bubuk carbonyl, suatu bahan yang biasa

digunakan untuk inti magnetik.

Dari ‘Brush Development Company’, S.J. Begun mengembangkan pita baja

dan pita kertas berlapis. Antara tahun 1942-1945, perusahaan dengan sukses

mendesain dan menjualnya untuk keperluan militer, dalam bentuk pita, piringan,

dan kawat.

Tahun 1941, Weber dan Von Braunmuhl dari AEG mengembangkan teknik

perekaman dengan bias frekuensi tinggi. Teknik ini diterapkan pada

‘Magnetophone’, alat perekaman yang ditemukan tahun 1935. dengan metode ini,

Magnetophon menjadi mesin rekam yang berkualitas istimewa.

Pada tahun 1947, ‘Brush Development Company’ memperkenalkan

perekaman pita kertas yang dikembangkan pada tahun 1939-1940. Lisensi dari

Brush, ‘Amplifier Corp. of America’ memperkenalkan magnetophon dengan

perekaman pita. Kemudian ‘Minnesota Mining and Manufacturing’ (3M)

memperkenalkan pita perekaman suara berbentuk garis, mencakup tipe #100 yang

berbentuk pita kertas dan tipe #110 berbentuk pita plastik. Tipe #111, pita dengan

bahan plastik dengan peningkatan lapisan oksida, menjadi standar bagi industri-

insdustri. Pada tahun yang sama, ‘Rangertone Inc.’, New Jersey, memperkenalkan

pita perekaman profesional pada magnetophone. Tahun 1948, Ampex

Corporation, dengan menggunakan Teknologi Armour Research Foundation dan

Teknologi Jerman, memproduksi Tape Recorder pertama, dengan model 200.

Pada tahun 1949-1950, ‘Magnecord’ memperkenalkan perekaman dua jalur,

sebagai permulaan dari perekaman musik stereo untuk demonstrasi. Di tahun yang

sama, Sony Corporation memulai usahanya untuk merancang Tape Recorder.

3

Page 6: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Tahun 1951 merupakan permulaan bagi industri perekaman video, ketika

perusahaan Bing Crosby membiayai tim riset yang dikepalai oleh insinyur John

Mullin, mendemonstrasikan sistem perekaman gambar secara kasar. Dan lima

tahun kemudian, 1956, Ampex Corporation mendemonstrasikan Video Recorder

pertama, tipe VR1000, yang hanya menghasilkan gambar monokrom. Mesin itu

kemudian dengan cepat menjadi mesin standar industri.

Kaset audio kompak dengan ukuran yang kecil, seperti yang biasa kita pakai

saat ini mulai diperkenalkan tahun 1962-1964, oleh Philips Company di Belanda.

Teknik perekaman delapan jalur kemudian diperkenalkan setahun kemudian oleh

Ford dan Mercury. Bahan magnetik chromium dioksida (CrO2) kemudian

diterapkan pada pita kaset oleh DuPont dan BASF pada tahun 1969-1970.

Pada tahun 1970, Sony memperkenalkan format perekaman video U-Matic.

Format ini tidak begitu sukses di pasaran, tetapi berhasil digunakan untuk

sekolah-sekolah dan stasiun televisi. Dan di tahun 1975, Sony memperkenalkan

sistim video recorder Betamax, sistem kaset standar yang digunakan pada rumah

tangga, dengan ukuran yang kompak, dan biaya yang murah. Setahun kemudian,

Panasonic dan JVC memperkenalkan saingan Betamax, yaitu VHS (Video Home

System), dengan ukuran yang berbeda dari ukuran kaset Betamax. Perekaman

digital mulai diperkenalkan oleh Sony pada tahun 1978, dalam bentuk pita open

reel atau gulungan terbuka, untuk studio-studio.

3. Teknik Perekaman Magnetik

Sebelum media perekaman magnetik ditemukan dan menjadi populer seperti

saat ini, media perekaman akustik telah digunakan untuk merekam suara. Pada

perekaman akustik, suara yang akan direkam diletakkan di depan corong besar

yang mengumpulkan suara, corong itu berhubungan dengan membran yang

dihubungkan ke jarum. Ujung jarum tersebut diletakkan pada piringan yang

terbuat dari lilin. Pada saat perekaman, membran ikut bergetar seiring getaran

suara yang diterimanya dari corong, getaran ini diteruskan ke jarum yang

menorehkan alur pada piringan lilin yang berputar, hasil rekaman ini kemudian

dicetak ke dalam bentuk piringan logam.

4

Page 7: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Alat yang bernama Phonograph menggunakan jarum halus untuk membaca

alur halus pada priringan logam yang berputar. Alur ini mengandung informasi

suara dalam bentuk goresan. Jarum halus yang mengikuti alur goresan itu

kemudian diteruskan ke membran, sehingga membran bergetar sesuai dengan alur

yang dijejaki oleh jarum tersebut. Getaran membran itu diperkuat oleh corong

suara, dan suara yang keluar dapat didengar.

Ponograph menghasilkan suara yang jelas pada frekuensi tengah, tetapi tidak

begitu jelas untuk frekuensi tinggi, dan bahkan meredamnya. Sehingga kualitas

suaranya sangat rendah, suara vokal dapat didengar dengan jelas, tetapi untuk

huruf-huruf berfrekuensi tinggi seperti huruf ‘S’, ‘F’ tidak jelas terdengar.

Pada perekam suara magnetik, sinyal yang akan direkam diambil oleh

mikropon yang akan mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Getaran

listrik ini diperkuat oleh penguat dan diteruskan ke kepala rekam. Kepala rekam

berada tepat di atas pita megnetik yang berjalan. Kepala rekam ini akan mengubah

getaran listrik menjadi medan magnetik. Mirip dengan pembuatan magnet dengan

cara induksi, kepala rekam menginduksikan medan magnetik pada pita magnetik.

Dengan demikian, arah medan magnetik pada pita sesuai dengan arah medan

magnetik yang menginduksikannya. Lihat gambar 1.

Gambar 1. Medan magnetik yang dihasilkan oleh kepala rekamMemagnetkan pita magnetik

Inti kepala rekam merupakan bahan elektromagnetik, biasanya berbentuk

toroid, atau bentuk segilima. Celah pada inti dibuat dengan jarak yang sangat

kecil. Kualitas kepala rekam tergantung dari bahan inti dan jarak celahnya.

5

Page 8: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Kualitas rekaman juga dipengaruhi oleh jarak celah pada kepala rekam. Kepala

rekam menginduksikan medan magnetiknya melalui celah ini. Semakin kecil jarak

celahnya, semakin rapat garis-garis gaya medan magnetik yang dapat

diinduksikan ke pita, sehingga semakin baik untuk perekaman dengan frekuensi

nada yang tinggi. Tetapi jika inti kepala rekam tidak mempunyai celah, garis-garis

gaya medan magnetik pada kepala rekam akan terkurung dalam inti, sehingga

tidak dapat menginduksikan medan magnetnya ke pita.

Getaran suara mempunyai amplitudo yang berbeda-beda. Sehingga sinyal

listrik yang dihasilkan juga mempunyai amplitudo yang bervariasi. Untuk sinyal

dengan amplitudo yang cukup besar, medan magnet yang dihasilkan kepala rekam

juga cukup besar, sehingga dapat dengan mudah diinduksikan ke pita magnetik.

Tetapi untuk sinyal-sinyal yang lebih kecil, medan magnet yang dihasilkan tidak

mampu diinduksikan ke pita magnetik. Hal ini akan berakibat pada hilangnya

sebagian informasi suara yang secara kebetulan mempunyai amplitudo yang kecil,

misalnya sinyal dengan frekuensi tinggi cenderung mempunyai amplitudo yang

lebih kecil dibandingkan dengan frekuensi tengah.

Untuk mengatasi hal itu, diperlukan teknik untuk memperkecil perbedaan

amplitudo yang terjadi, yang dikenal dengan Biasing atau pembiasan. Pada

pembiasan searah, tegangan DC dengan amplitudo yang konstan dan cukup besar,

dicampur dengan sinyal yang akan direkam. Hasil campuran itu akan membuat

amplitudo sinyal DC tersebut sedikit berayun, sesuai dengan amplitudo sinyal

pencampur. Pada saat sinyal pencampur mempunyai amplitudo minimum atau

mencapai nol sekalipun, medan magnet yang dihasilkan kepala rekam akan tetap

mampu menginduksikan sinyal ke pita magnetik. Dengan demikian, sinyal yang

mempunyai amplitudo minimum tetap dapat direkam di atas pita megnetik.

Bias dengan tegangan searah mempunyai kelemahan, karena menggunakan

tegangan DC yang amplitudonya cukup besar, untuk keadaan tanpa sinyal

pencampur sekalipun sinyal DC tersebut menghasilkan medan magnet pada

kepala rekam yang cukup untuk membuat berisik atau noise pada pita magnetik.

Hal itu diatasi dengan menggunakan bias frekuensi tinggi (High Frequency

Biasing). Sinyal dengan frekuensi tinggi yang frekuensinya lebih tinggi dari

6

Page 9: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

frekuensi yang dapat didengar, menggantikan sinyal DC. Prinsipnya sama dengan

bias searah, sinyal listrik yang akan direkam dicampurkan ke sinyal bias frekuensi

tinggi, yang mempunyai amplitudo cukup untuk menghasilkan medan magnet di

kepala rekam, dan mampu diinduksikan ke pita magnetik walau sinyal pencampur

mempunyai amplitudo nol. Pada proses main-ulang, sinyal frekuensi tinggi ini

dengan sendirinya tidak terbaca oleh kepala baca, sehingga hanya amplitudo

sinyal pencampur yang dapat dibaca. Kalaupun sinyal frekuensi tinggi itu terbaca,

sinyal itu tidak sampai mengganggu pendengaran karena frekuensinya jauh di atas

frekuensi audio.

Pada awal ditemukannya media perekaman magnetik, kualitas suara yang

dihasilkan oleh alat perekam magnetik sama dengan kualitas yang dihasilkan oleh

Ponograph atau sedikit lebih baik. Pada awalnya, perekaman magnetik dilakukan

tanpa bias sama sekali. Perekaman dengan bias arus searah mulai dipakai untuk

memperbaiki kualitas suara hasil perekaman magnetik, pada tahun 1900, pada saat

Telegraphone didemonstrasikan oleh Poulsen, sehingga kualitas suaranya sudah

lebih baik dari perekam magnetik pendahulunya. Bias dengan menggunakan

frekuensi tinggi (High Frequency Biasing) mulai digunakan sejak tahun 1941,

pada alat rekam pita Magnetophone.

Pada keadaan awal, pita magnetik tidak mempunyai sifat magnetik sama

sekali. Pada proses perekaman, pita magnetik di magnetisasi oleh kepala rekam.

Salah satu keunggulan dari media perekam magnetik adalah sifatnya yang bisa di

rekam ulang berkali-kali pada pita magnetik yang sama. Jika proses perekaman itu

dilakukan di atas pita megnetik yang sudah terekam sebelumnya, suatu cara

dilakukan untuk menghapus rekaman yang terdahulu, untuk mencegah perekaman

baru bertumpang tindih dengan perekaman lama. Proses ini merupakan proses

demagnetisasi. Lihat gambar 2.

Suatu kepala tambahan, yang dinamakan kepala hapus, mendapatkan sinyal

dengan amplitudo cukup untuk menginduksikan medan magnetiknya ke pita

megnetik. Sinyal ini berasal dari osilator frekuensi tinggi, suatu osilator yang juga

diperuntukkan untuk pembiasan. Medan magnetik yang dihasilkan kepala hapus

mengacak medan magnetik yang ada di pita, sehingga pita kembali ke keadaan

7

Page 10: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

tanpa medan magnet. Dalam proses reproduksi, osilator dimatikan oleh sakelar

rekam sehingga tidak menghapus sinyal yang sudah ada.

Gambar 2. Kepala hapus untuk menghapus medan magnet yang tidak diinginkanpada pita magnetik

Pada jenis perekam magnetik yang murah, kepala hapus merupakan magnet

yang permanen. Dalam hal ini, pita magnetik bukan didemagnetisasi oleh kepala

hapus, tapi justru dimagnetkan dengan garis-garis gaya dalam arah yang seragam.

Karena tidak adanya variasi dalam garis-garis gaya seragam tersebut, kepala baca

nantinya tidak akan mendeteksi variasi tersebut dan beda amplitudo yang

dihasilkan kepala baca sama dengan nol. Tetapi dalam prakteknya, garis-garis

gaya tidak benar-benar seragam, sehingga menghasilkan noise yang cukup besar.

Adakalanya perekam magnetik menggunakan kepala penghapus dengan

tegangan DC. Dalam hal ini, kualitas penghapusan akan sama dengan kualitas

dengan kepala magnet permanen.

4. Teknik Reproduksi (Play Back)

Bahasan terdahulu menjelaskan tentang teknik perekaman pada pita magnetik

yang umum diterapkan pada mesin-mesin perekam pita magnetik. Teknik di atas

berlaku untuk jenis perekam rumahan (Tape Recorder), juga diterapkan pada

perekam gulungan terbuka (Open Reel) dengan tambahan komponen peningkat

kualitas rekaman dan kontrol tambahan.

Teknik reproduksi, atau dapat disebut dengan pembacaan, merupakan

kebalikan dari teknik perekaman, dimana suatu komponen yang disebut Kepala

baca, mengambil garis-garis gaya medan magnet yang ada di pita megnetik.

8

Page 11: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Dalam kejadian ini, pita magnetik dijalankan melewati kepala baca. Garis-garis

gaya pada pita memotong celah yang terdapat pada kepala baca, dan

menginduksikannya ke inti besi pada kepala baca, sehingga menimbulkan medan

magnetik. Medan magnetik yang terjadi pada inti besi ini menimbulkan sinyal

listrik pada kumparan kawat pada inti besi tersebut. Sinyal ini diperkuat, dan

akhirnya dapat di dengar melalui speaker.

Pada perekam gulungan terbuka yang biasa dipakai di studio, kepala rekam

dan kepala baca dipisahkan, kepala rekam digunakan hanya untuk merekam dan

kepala baca digunakan hanya untuk pembacaan saja. Penguat yang digunakan

juga diperuntukkan untuk masing-masing kepala rekam. Dengan kepala dan

penguat yang terpisah, akan sangat mudah mengatur karakteristik perekaman dan

pembacaan. Perekaman dan pembacaan mempunyai prinsip yang sama, tetapi

berbeda dalam karakteristik penguatan. Lihat gambar 3.

Gambar 3. Sistim perekam magnetik Open reel

Untuk perekam pita rumahan (Tape Recorder), kepala baca dan kepala rekam

merupakan satu kepala tunggal yang dipakai bersama secara bergantian. Penguat

yang dipakai juga penguat berfungsi ganda. Pada saat merekam, suatu sakelar

geser menghubungkan sinyal perekam dari penguat ke kepala, sedangkan

hubungan ke pembacaan diputuskan. Pada proses reproduksi, sakelar geser

9

Page 12: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

menghubungkan kepala ke penguat, sedangkan hubungan ke perekam diputuskan.

Lihat gambar 4.

Gambar 4. Sistim perekam kaset rumahan (Tape Recorder)

Pada prinsipnya, kepala baca, kepala rekam, dan kepala hapus mempunyai

kesamaan. Sama-sama mempunyai inti besi, kumparan, dan celah. Secara fisik

kepala baca dan kepala rekam dapat dibedakan dari kepala hapus, fisik kepala

hapus lebih kasar dari kepala baca, jarak celah pada inti kepala hapus juga lebih

besar.

5. Sistim Mekanisme pada Perekam Magnetik

Sistim mekanisme diperlukan pada perekam magnetik, baik untuk merekam

atau untuk mereproduksi. Sistim mekanisme bertugas melepas gulungan pita pada

penggulung kiri, menjalankan pita dengan kecepatan konstan melewati kepala,

dan menggulung pita pada gulungan yang kanan. Menjalankan pita dengan

kecepatan konstan memerlukan teknik tertentu. Kecepatan yang tidak konstan

akan membuat suara yang dihasilkan berayun.

Sistem mekanisme perekam magnetik pada perekam gulungan terbuka lebih

komplek daripada sistim mekanisme perekam magnetik rumahan. Sistem

mekanisme dari perekam gulungan terbuka dapat dilihat pada gambar 5.

10

Page 13: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Gambar 5. Sistim mekanisme penggerak pita pada perekam Open reel

Untuk membuat mekanisme bekerja pada saat reproduksi dan perekaman,

diperlukan motor listrik yang dapat membuat putaran konstan. Suatu rangkaian

penstabil tegangan diperlukan untuk motor penggerak, agar tegangan yang

berubah-ubah karena suatu hal tidak mempengaruhi kecepatan motor. Motor ini

memutar kapstan pada kecepatan yang telah diperhitungkan. Motor ini juga

memutar penggulung kanan.

Kapstan merupakan poros dari roda angin (flywheel) dibelakangnya, yang

mempunyai masa yang cukup berat. Gaya inersia dari roda angin yang berat ini

membantu putaran kapstan agar tetap konstan. Rol penekan yang terbuat dari

karet menekan kapstan diantara pita yang melewatinya, sehingga putaran kapstan

yang berputar berlawanan dengan arah jarum jam akan menyebabkan pita

bergerak ke kanan. Dalam hal ini penggulung kiri bertindak sebagai pengulur pita.

Motor juga memutar roda penggulung kanan dengan kecepatan yang cukup

agar pita dapat digulung dengan sempurna. Suatu kopling diperlukan untuk

memutar penggulung kanan, sebab semakin banyak pita yang telah tergulung pada

penggulung kanan, penggulung kanan harus berputar semakin lambat. Kalau tidak

11

Page 14: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

demikian, pita dapat putus karena kecepatan penggulung kanan lebih cepat dari

kecepatan pita.

Penggulung cepat diperlukan untuk mengembalikan gulungan yang telah

habis ke awal lagi, atau untuk menempatkan pita pada bagian yang dikehendaki.

Dalam proses ini, kepala hapus, kepala rekam, kepala baca, dan rol penekan

diangkat untuk mencegah gesekan yang menghambat putaran. Penggulungan

dilakukan oleh penggulung kanan atau penggulung kiri, sesuai dengan arah yang

akan digulung, dengan kecepatan yang beberapa kali lebih cepat dibanding

kecepatan saat reproduksi atau merekam.

6. Teknik Stereo dan Peredam Bising (Noise Reduction)

Pada saat sekarang, rasanya tidak ada lagi soundsystem yang tidak

menerapkan teknik stereo di dalamnya. Hanya beberapa saja yang masih

menerapkan sistim mono, biasanya untuk keperluan yang tidak membutuhkan

fidelitas yang tinggi. Fidelitas (Fidelity), adalah kualitas suara yang mendekati

suara aslinya.

Pada teknik mono, baik perekaman maupun pereproduksian, kepala, penguat,

dibuat satu jalur. Sehingga semua suara yang akan direkam dicampur menjadi satu

dalam satu jalur tunggal. Demikian juga jalur pada pita (disebut dengan track),

hanya mengandung satu jalur.

Pada teknik perekaman stereo, suara yang akan direkam (biasanya suara

musik) dipecah menjadi dua bagian, dua bagian ini identik berasal dari sumber

yang sama. Tetapi ada perbedaan kecil antara dua bagian tersebut, misalnya pada

jalur satu suara piano agak lebih keras dari jalur dua, tetapi pada jalur dua suara

gitar agak lebih keras dari jalur satu. Dengan teknik ini, didapat fidelitas yang

tinggi. Pada saat mendengar musik dengan teknik stereo yang baik, seolah-olah

kita berada pada pertunjukan musik secara langsung.

Karena ada dua jalur dalam perekam stereo, maka semua yang berhubungan

dengan perekaman dan pembacaan dibuat dua bagian yang identik. Kepala

rekam/baca yang stereo, mengandung dua inti besi, dua celah, dan dua kumparan,

yang masing-masing dihubungkan pada penguat yang terpisah.

12

Page 15: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Pada saat perekaman, pita magnetik diinduksikan oleh inti besi masing-

masing, sehingga dalam pita tersebut terbentuk dua jalur. Pada saat reproduksi,

masing-masing inti kepala akan membaca jalur tersebut, dan diperkuat oleh

penguatnya masing-masing. Serta dapat di dengar melalui speakernya masing-

masing.

Teknik peredam bising (Noise reduction) merupakan teknik untuk meredam

suara yang tidak dikehendaki. Dalam proses perekaman, suara bising sangat

mungkin terjadi, suara ini dapat saja ditimbulkan dari dalam komponen yang

digunakan dan juga dari pita magnetiknya sendiri. Bising yang dihasilkan

biasanya mempunyai frekuensi yang tinggi, dengan frekuensi yang masih bisa

didengar, sehingga akan sangat mengganggu jika bising tersebut mempunyai

amplitudo yang besar.

Ada beberapa teknik meredam bising, yang paling murah adalah teknik

pemotongan frekuensi atas, dengan memanfaatkan filter lulus bawah (Low pass

filter). Dalam teknik ini, frekuensi atas akan sangat diredam, sehingga suara

bising yang berada pada frekuensi juga ikut teredam. Teknik ini cukup efisien,

tetapi mempunyai kelemahan. Karena bising juga berada pada frekuensi audio,

maka nada-nada atas dari musik yang kita dengar akan ikut teredam, sehingga

kualitas suaranya lebih buruk.

Peredam bising Dolby untuk perekam stereo, yang diperkenalkan tahun 1960,

mempunyai teknik yang berbeda. Dolby akan membagi frekuensi suara ke dalam

band-band tertentu. Dolby kemudian menaikkan level sinyal pada bagian yang

tidak mengandung frekuensi bising. Level yang tinggi akan mengalahkan suara

bising yang ada. Kemudian level diturunkan kembali seperti aslinya. Teknik ini

akan menghasilkan peredaman yang lebih baik.

7. Bahan Pita Magnetik

Bahan pita magnetik merupakan bahan pelapis dari pita, tempat dimana

proses pemagnetan terjadi. Saat ini dikenal ada tiga bahan magnetik utama

pembentuk pita magnetik, yaitu ferro (Fe2O3), khromium dioksida (CrO2), dan

13

Page 16: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

Metal. Bahan ferro merupakan bahan magnetik awal yang dipakai. Sedangkan

CrO2 merupakan peningkatan dari bahan ferro.

Ada perbedaan secara kemagnetan dari kedua bahan tersebut, kalau dilihat

dari kurva histerisis magnetisasinya, kurva histerisis CrO2 lebih besar dari kurva

histerisis ferro. Dengan demikian, untuk memagnetkan bahan CrO2 diperlukan

medan magnet yang lebih kuat daripada medan magnet yang diperlukan untuk

memagnetkan bahan ferro. Hal ini merupakan keuntungan, untuk menimbulkan

medan magnet yang besar diperlukan sinyal yang besar juga, sehingga

dinamiknya lebih tinggi. Pada bahan ferro, medan magnet yang akan diinduksikan

kepadanya tidak boleh kuat, sebab itu akan membuat cacat amplitudo. Dengan

mengorbankan kedinamikan suara, bahan ferro diinduksikan dengan medan

magnet yang lemah.

Dari segi lain, partikel-partikel CrO2 mempunyai kepadatan yang lebih tinggi,

sehingga garis-garis gaya yang terbentuk padanya akan lebih rapat dibanding pada

bahan ferro. Hal ini sangat baik untuk perekaman pada frekuensi-frekuensi tinggi.

Sebab pada frekuensi tinggi, medan magnet akan berubah sangat cepat, sehingga

garis-garis gaya yang dihasilkan pada pita magnetik akan rapat.

CrO2 mempunyai kekurangan, bahan ini akan menyebabkan keausan lebih

cepat pada kepala dibandingkan dengan bahan ferro. Perekam yang baik

mempunyai kepala dari bahan ferit gelas untuk memperlambat ausnya kepala.

Karena sifat-sifat magnetik dari kedua jenis bahan tersebut berlainan, maka

karakteristik pada saat pembacaan dan perekaman sudah pasti berbeda. Banyak

perekam kaset yang dilengkapi dengan sakelar pemilih pita CrO2, ferro, atau

metal. Kadangkala pemakai sering lupa untuk meletakkan sakelar pada posisi

yang benar, untuk itu pada kaset biasanya disediakan lubang pemilih pita. Pada

alat perekam kaset, lubang tersebut nantinya akan dideteksi sebagai jenis pita

yang digunakan pada kaset itu. Lubang ini bersebelahan dengan lubang untuk

pengaman perekaman.

14

Page 17: Kapita Selekta Elektronika: Media Perekam Magnetik, 3 April 2004

8. Penutup

Teknologi modern telah membawa perubahan yang banyak untuk

pengembangan media perekam magnetik. Media magnetik berjasa besar dalam

sejarah kehidupan manusia. Media magnetik tidak hanya digunakan pada industri

musik, tapi juga untuk keperluan bisnis dan teknologi. Mulai dari kaset hingga

piringan penyimpan data pada komputer yang paling besar sekalipun

menggunakan media magnetik. Namun kita tidak boleh berpuas diri begitu saja,

masih banyak penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk

menyempurnakan kualitas media magnetik ini. Teknologi perekaman dengan

menggunakan media magnetik juga berkembang sesuai kebutuhan. Dan akhirnya

kita juga yang akan menentukan sejauh mana kita berperan dalam pengembangan

media perekaman magnetik ini. Kita juga yang menentukan, adakah pengganti

dari media perekam magnetik ini, yang lebih baik darinya?

9. Daftar Pustaka

Morton, David L. Adventure in Cybersound: A Chronology of Magnetic Recording 1888-1984, Viewed 30 Mar 2004

Morton, David L. History of Magnetic Recording in America: The Magnetic TapeRecorder and It’s Impact on Popular Music, Viewed 30 Mar 2004

Alat Rekam pita dan Kaset, 1985. Informasi Praktis Elektronika No.2 Paket 2pp. 51-53

Bellis, Mary. Sound Recording History: The General History of Sound Recording, Viewed 30 Mar 2004

Annonimous, 2004

15