Kapita Selekta Departemen Farmasetika

download Kapita Selekta Departemen Farmasetika

of 16

description

farmasetika

Transcript of Kapita Selekta Departemen Farmasetika

KAPITA SELEKTA DEPARTEMEN FARMASETIKA

ORALLY DISINTEGRATING TABLET (ODT)

MAKALAH

OLEH:1. FATIMAH RAHMAWATI (260110100038)2. LYANLIE WINARTO (260110100058)3. LAURA NATALIA(260110100064)4. ADILA RAIHANNISSA (260110100069)

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2014DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................1Daftar Isi..............................................................................................................2BAB I : PENDAHULUAN................................................................................31.1. Latar Belakang...............................................................................................3BAB II : ISI.........................................................................................................52.1 Pengertian ODT.............................................................................................52.2 Karakteristik Ideal ODT................................................................................82.3 Syarat ODT....................................................................................................102.4 Kelebihan dan Kekurangan ODT..................................................................102.5 Metode formulasi ODT.................................................................................11BAB III : PENUTUP.........................................................................................153.1 Kesimpulan...................................................................................................153.2 Saran.............................................................................................................15DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu di antara sediaan oral yang banyak digunakan adalah tablet. Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Dirjen POM., 1979).Sekarang ini ada berbagai macam obat, kebanyakan obat yang beredar berupa tablet, kaplet maupun kapsul. Kemudahan pasien dalam penggunaan dengan cara ditelan (peroral) seperti tablet, Sirup dan lain-lain merupakan salah satu alasan mengapa sediaan tablet, atau sediaan cair banyak dipakai. Akan tetapi pada anak-anak dan orang tua penggunaan tablet kurang disenangi, karena biasanya anak kecil dan orang yang sudah sangat lanjut usia akan mengalami kesulitan dalam menelan tablet. Mereka akan cenderung untuk memilih bentuk sediaan cair, misalnya sirup. Tetapi penanganan masalah dalam penelanan obat dengan penggunaan sirup atau sediaan cair lainnya belum juga dapat diatasi sepenuhnya, sebab ada beberapa obat yang akan rusak jika berada dalam bentuk cair dalam waktu yang lama (Nugroho, 2011).Orally Disintegrating Tablet (ODT) adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan aktif obat yang hancur atau melarut dengan cepat dalam waktu kurang dari 3 menit ketika diletakkan di atas lidah. Orally Disintegrating Tablet memberikan keuntungan untuk kelompok pediatri dan geriatri yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet konvensional (Bandari, et.al., 2008).ODT menawarkan kemudahan bagi pasien yang sedang sibuk, berlibur dan menempuh perjalanan jauh yang kemungkinan besar sulit memperoleh air minum. ODT juga memiliki kelebihan formulasi seperti kemudahan penggunaan obat, tidak ada resiko sesak nafas (tersedak) akibat obstruksi fisik bentuk solida di tenggorokan, kecepatan absorpsi dan onset obat yang cepat, serta ketersediaan hayati yang tinggi (Fu, et.al., 2004).Tablet ODT yang lebih cepat hancur akan mampu menghantarkan zat aktif obat untuk lebih cepat masuk (diabsorpsi) ke dalam tubuh, baik di salam mulut maupun dalam lambung, sebab untuk dapat masuk dalam tubuh (diabsorpsi), zat aktif obat harus dilepaskan dari sediaan penghantar (misalnya tablet) (Sharma, 2008).Kegunaan ODT :1. Untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet.2. Mempunyai rasa yang dibuat enak, sehingga tablet tidak akan terasa pahit seperti tablet biasa.3. Meninggalkan residu (sisa) yang sedikit di mulut, sehingga kita tidak akan merasa bahwa kita habis makan obat.4. Obatnya diharapkan segera bekerja, sehingga bisa segera dirasakan (onsetnya cepat) (Sharma, 2008).

BAB IIISI

2.1. Pengertian ODTODT atau Oral disintegrating Tablet merupakan sediaan tablet yang mampu hancur segera dalam mulut meskipun hanya ada sedikit cairan dalam rongga mulut. Ketika ODT diletakkan dalam rongga mulut, saliva (air ludah) akan segera masuk ke dalam pori-pori sehingga menyebabkan tablet akan sedgera hancur. Oleh karena itu ODT dikenal juga sebagaiquick dissolve, fast melt, fast dissolving, rapid dissolve. Tablet ODT lebih cepat hancur sehingga mampu menghantarkan zat aktif untuk lebih cepat diabsorpsi dalam tubuh, baik dalam mulut maupun dalam lambung (Koseki, et.al., 2008).Istilah ODT diadaptasi oleh Komite Pelabelan dan Tatanama (Nomenclature and Labelling Committee) pada USP dan ODT adalah singkatan umum untuk suatu tablet yang hancur (disintegrasi) dengan cepat atau serta-merta dalam rongga mulut dan partikel zat yang ditelan menunjukkan karakteristik pelepasan segera (immediate-release). Sementara itu, Farmakope Eropa (European Pharmacopoeia) mengadopsi istilah orodispersible tablet sebagai suatu tablet yang diletakkan di atas lidah dan akan terdispersi secara cepat sebelum ditelan (Kundu dan Sahoo, 2008).ODT ini dimaksudkan untuk mengalami disintegrasi di mulut ketika kontak dengan air ludah/saliva dalam waktu kurang dari 60 detik (Kundu dan Sahoo, 2008). Untuk proses ini, jumlah saliva yang sedikit telah cukup untuk memungkinkan terjadinya disintegrasi tablet. Oleh karena tidak diperlukan air untuk menelan obat, pasien dapat memakan obat tanpa minum air (Koseki, et. al., 2008).Hal ini tentu akan mempermudah dan meningkatkan kepatuhan pasien pediatri, geriatri maupun pasien yang mengalami gangguan mental yang mengalami kesulitan menelan tablet konvensional. Selain itu, sejumlah bagian obat juga mungkin diabsorpsi di daerah pra-gastrik seperti mulut, faring dan esofagus ketika air ludah turun ke lambung sehingga ketersediaan hayati obat akan meningkat dan dosis obat dapat dikurangi; peningkatan terapi sebagai hasil pengurangan dari efek yang tidak diinginkan (Sharma, et. al., 2011).Salah satu komponen penting dalam ODT adalah bahan penghancur (disintegrant). Disintegrant akan mempengaruhi kecepatan hancurnya tablet. Pemilihan superdisintegrant dalam suatu formula obat tergantung pada sifat dan jenis dari obat. Kelarutan dari suatu obat dapat mempengaruhi kecepatan dan mekanisme disintegrasi suatu obat, dimana obat yang mempunyai kelarutan tinggi akan mempunyai tendensi untuk terlarut, sedangkan obat yang mempunyai kelarutan rendah (sulit larut) akan mengalami disintegrasi jika terdapat sejumlah disintegrant di dalam sediaannya (Nugroho, 2011).Superdisintegrant yang sering dipakai adalah croscarmellose sodium, carmellose, crospovidone, sodium starch glycolate, indion 414. Superdisintegrant sendiri mempunyai beberapa mekanisme aktivitas, di antaranya yaitu:

1. Mengembang (swelling)Mengembang merupakan penjelasan yang umum dipakai untuk mekanisme kerja dari disintegrant. Masuknya air ke dalam tablet menyebabkan disintegrant mengembang dan tekanan diseluruh bagian tablet mengakibatkan ikatan partikel dalam tablet akan pecah. Sejumlah disintegrant akan mengembang hingga derajat tertentu, tetapi swelling atau mengembang bukanlah menkanisme tunggal dari sebuah disintegrant (Nugroho, 2011).2. Penyerapan air (wicking)Wicking merupakan kemungkinan lain dari mekanisme aksi disintegrant. Wicking merupakan kemampuan menyerap air masuk ke dalam tablet (Nugroho, 2011).3. DeformasiPartikel disintegrant akan berubah bentuk saat dikempa menjadi tablet. Pada saat ada kelembapan, partikel disintegrant akan kembali ke bentuk semula, sehingga akan merubah bentuk (deformasi) dari tablet, sehingga tablet pecah (Nugroho, 2011).Hal ini seperti terjadi pada beberapa contoh bahan superdisintegrant, yaitu Crospovidon. Crospovidon mempunyai kemampuan wicking (penyerapan air) yang lebih dominan. Dengan adanya kemampuan wicking tersebut, di dalam tablet, crospovidon melakukan mekanisme penyerapan air yang cepat sehingga mendesak partikel dalam tablet. Dengan adanya air yang sangat banyak masuk ke dalam tablet, maka tablet akan pecah atau akan terlarut (sebagian besar bahan pengisi dari ODT mudah larut dalam air) (Nugroho, 2011).Sedangkan pada croscarmellose, kemampuan swelling lebih dominan. Kemampuan swelling yaitu mampu mengembang dengan cepat sehingga mampu merubah formasi dari tablet. Karena adanya perubahan formasi yang begitu cepat di dalam tablet, sehingga tablet tidak mampu mempertahankan bentuknya. Hal ini menyebabkan tablet akan hancur (Nugroho, 2011).Sediaan ODT ini mempunyai beberapa karakteristik yang membedakannya dari bentuk sediaan yang lain. Penutupan rasa adalah hal yang sangat penting dalam formulasi ODT yang bisa diterima. Umumnya formulasi tablet tidak dipengaruhi oleh penutupan rasa, karena diasumsikan bahwa sediaan tersebut tidak akan melarut sampai sediaan tersebut melewati rongga mulut. Kebanyakan suspensi oral, sirup, dan tablet kunyah hanya mengandung flavor dan pemanis lain untuk menyamarkan rasa pahit obat pada sediaan (Kundu dan Sahoo, 2008).

2.2. Karakteristik Ideal ODTOleh karena sediaan ODT berbeda dari tablet konvensional umumnya, maka sediaan ODT hendaknya memiliki beberapa karakteristik yang ideal antara lain (Fu, et. al., 2004):1. Disintegrasi yang cepat. Secara umum, hal ini berarti bahwa disintegrasi tablet ODT harus terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit. Namun demikian, akan lebih disukai bila disintegrasi terjadi secepat mungkin di dalam rongga mulut. ODT harus mengalami disintegrasi dengan sedikit atau tanpa meminum air sama sekali dan dimaksudkan untuk melarut dengan saliva pasien sendiri.2. Penutupan rasa (taste-masking) dari senyawa aktif. Hal ini dikarenakan obat ODT akan melarut atau mengalami disintegrasi di dalam mulut. Setelah melarut, sediaan diharapkan tidak atau sedikit meninggalkan residu. Rasa yang enak di mulut kemudian menjadi persoalan yang kritis. Teknologi penutupan rasa yang ideal hendaknya mampu menghasilkan mouth-feel yang baik dan tidak memberikan sensasi berpasir (grittiness) di mulut. 3. Kekerasan dan porositas tablet yang optimal. Oleh karena ODT dirancang memiliki waktu disintegrasi/disolusi yang cepat, dibutuhkan zat tambahan (excipients) dengan derajat keterbasahan (wettability) yang tinggi dan struktur tablet dengan porositas yang tinggi guna memastikan absorpsi air yang cepat ke dalam tablet. Kekerasan tablet berbanding terbalik dengan porositasnya, maka adalah hal penting untuk mendapatkan porositas tablet dengan absorpsi air yang cepat tanpa mengurangi kekerasan tablet sehingga tidak mudah rusak selama pengemasan dan pendistribusian dalam blister atau botol tablet konvensional.4. Sensitifitas yang rendah terhadap kelembapan. ODT seringkali sensitif terhadap kelembapan, hal ini dikarenakan zat tambahan dengan kelarutan dalam air yang tinggi banyak digunakan dalam formulasi ODT. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi pengemasan yang baik untuk melindungi tablet dari berbagai pengaruh lingkungan (Fu, et. al., 2004).

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. Syarat ODTSyarat umum ODT adalah:1. Tidak memerlukan air minum untuk pemberian oral, namun cepat larut atau hancur di mulut dalam hitungan detik.2. Memiliki rasa yang menyenangkan dalam mulut.3. Kompatibel dengan taste masking.4. Meninggalkan residu minimal dalam mulut atau tidak sama sekali setelah pemberian5. Menunjukkan sensitivitas rendah terhadap kondisi lingkungan (suhu dan kelembapan).6. Memungkinkan untuk produksi tablet menggunakan pengolahan konvensional dan peralatan kemasan dengan biaya rendah(Bhowmik et al., 2009).

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. Kelebihan dan Kekurangan ODT Sediaan ODT memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari ODT di antaranya adalah (Bhowmik, et. al., 2009): 1. Diberikan tanpa air kapan pun dan dimana pun.2. Mudah diberikan kepada pasien yang sulit menelan seperti penderita stroke, pasien geriatri dan pediatri. 3. Keuntungan pada beberapa kasus seperti pada saat serangan alergi tiba-tiba, dan pada saat mabuk perjalanan, dimana onset obat yang sangat cepat dibutuhkan. 4. Peningkatan bioavailabilitas pada obat-obat yang sukar larut dan hidrofobik, karena disintegrasi dan disolusi yang cepat dari sediaan ini. 5. Rasa yang enak dimulut sehingga dapat mengurangi persepsi bahwa obat itu pahit untuk anak-anak dan dengan rasa yang enak tersebut dapat pula meningkatkan kepatuhan pasien. 6. Absorbsi pra-gastrik akan menghindari zat aktif dari metabolisme lintas pertama di hati, sehingga dapat meningkatan bioavailabilitas obat dan dosis obat dapat dikurangi; peningkatan terapi sebagai hasil pengurangan dari efek yang tidak diinginkan.

Kekurangan dari ODT di antaranya adalah (Bhowmik, et. al., 2009): 1. Tablet biasanya tidak mempunyai kekuatan mekanik yang cukup. Oleh karena itu penanganan yang hati-hati sangat dibutuhkan. 2. Tablet mungkin meninggalkan rasa yang tidak enak di mulut jika tidak diformulasi dengan baik.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. Metode Formulasi ODTSifat ODT yang cepat larut (fast-dissolving) berasal dari jalan masuk air yang sangat singkat ke dalam matriks tablet sehingga mengakibatkan disintegrasi yang sangat cepat. Oleh karena itu, pendekatan mendasar dalam mengembangkan tablet jenis ini meliputi:a. Memaksimalkan struktur berpori dari matriks tablet.b. Menambahkan senyawa penghancur (disintegrant) yang tepat.c. Menggunakan zat tambahan (excipient) yang sangat mudah larut air dalam formulasi.Formulasi ODT dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu metode yang menggunakan proses pemanasan dan yang tidak menggunakan pemanasan. Menurut Goel, et.al. (2008), metode yang menggunakan proses pemanasan antara lain: proses gula kapas (cotton candy process), tekanan leburan (melt extrusion), pencetakan tablet (tablet molding), dan sublimasi (sublimation). Sementara itu, metode yang tidak menggunakan proses pemanasan meliputi pengeringan beku (freeze drying), cetak langsung (direct compression) dan sistem efervesen (effervescent system).

1. Metode Freeze DryingFreeze drying (liofilisasi) adalah sebuah proses sublimasi air dari produk setelah pembekuan. Liofilisasi adalah teknologi farmasi yang memungkinkan pengeringan obat yang sensitif terhadap panas, yang memungkinkan pemindahan air dengan sublimasi. Hasil dari liofilisasi adalah tablet dengan luas permukaan yang sangat tinggi yang spesifik, sehingga menghasilkan tablet yang larut dengan cepat dan menunjukkan penyerapan yang lebih baik dan bioavailabilitas yang baik (Ratnaparkhi et al., 2009).2. MouldingPada proses moulding, zat aktif dilarutkan terlebih dahulu, kemudian dibasahkan dengan etanol atau air. Setelah itu zat dikempa menjadi bentuk plates agar terbentuk massa yang dapat dibasahkan (moulding). Dapat digunakan matriks lebur dalam proses moulding dimana matriks didispersikan dengan pemanasan atau penguapan pelarut dari larutan obat atau suspensi pada tekanan normal. Tablet hasil metode moulding akan berbentuk padat. Zat aktif akan berada dalam bentuk partikel atau mikropartikel yang terdispersi dalam matriks. Hal ini yang membuat tablet memiliki waktu hancur yang lebih cepat. Kelemahan dari tablet moulding adalah terjadinya erosi atau rusaknya tablet selama pengemasan karena tablet tidak mengalami penekanan mekanik (Dobetti, 2006).3. Direct Compress (Kempa Langsung)Metode kempa langusng adalah metode pembuatan sediaan tablet dengan mencetak langsung bahan aktif bersama bahan tambahan yang telah dicampur homogeny. Keuntungan menggunakan metode ini dibandingkan metode lain adalah membutuhkan waktu yang lebih cepat, tidak melalui proses granulasi dan pengeringan, peralatan yang digunakan lebih sedikit. Prosedur yang digunakan pada cetak langsung pada dasarnya adalah penyaringan, pengadukan, dan pencampuran. Namun kerugian metode ini adalah zat aktif dan bahan tambahan yang akan dibuat dengan cara ini harus memiliki syarat seperti aliran serbuk yang baik dan mudah dicetak (Anwar, 2012).4. Granulasi BasahMetode granulasi basah dalam pembuatan tablet adalah dengan mencampur partikel-partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan larutan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga menjadi massa lembab yang dapat digranulasi melalui pengayak tertentu dan kemudian dikeringkan (Lachman et al., 2008).Granulasi basah dapat digunakan untuk zat yang tahan terhadap air atau pelarut yang digunakan dan tahan pemanasan. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya yang tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai tingkat kebasahan tertentu. Kemudian massa tersebut digranulasi (Lachman et al., 2008).

BAB IIISIMPULAN DAN SARAN

1. 2. 3. 3.1. Simpulan1. Orally Disintegrating Tablet (ODT) merupakan sediaan padat yang mengandung senyawa aktif obat, ketika diletakkan di atas lidah dapat hancur atau disintegrasi secara cepat, biasanya dalam hitungan detik.2. Sediaan ODT dapat dibuat dengan 2 metode yaitu metode dengan pemanasan dan tanpa pemanasan.3. Penggunaan ODT diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat sehingga tujuan terapi dapat tercapai.

3.2. Saran1. Perlu teknologi formulasi dan modifikasi disintegrator yang tepat dalam pengembangan sediaan ODT.2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien, seorang apoteker perlu memberikan informasi mengenai penggunaan ODT.

DAFTAR PUSTAKAAnwar, E. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. PT. Dian Rakyat. Jakarta.Bandari, S., Mittapalli, R.K., Gannu, R. dan Y.M. Rao. 2008. Orodispersible Tablets: An Overview. Asian J. Pharm. 2(1) : 2-11.Bhowmik, D., Chiranjib B., Khrisnakanth, Pankaj, Chandira R. M. 2009. Fast dissolving tablet: an overview. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research 1(1):163-177.Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan. RI.Dobetti, L. 2006. Fast-melting tablets: developments and technologies. Pharmaceutical Technology Drug Delivery 44-50.Fu, Y.R., Yang, S.C., Seong, H.J., Kimura, S. dan K. Park. 2004. Orally Fast Disintegrating Tablets: Developments, Technologies, Taste-Making and Clinical Studies. Therapeutic Drug Carrier Systems 21(6): 433-475.Koseki, T., Onishi, H., Takahashi, Y., Uchida, M. dan Y. Machida. 2008. Development of Novel Fast-Disintegrating Tablets by Direct Compression Using Sucrose Stearic Acid Esters as A Disintegration-Accelerating Agent. Chem. Pharm. Bull. 56(10): 1384-1388. Kundu, S. dan P.K. Sahoo. 2008. Recent Trends in The Developments of Orally Disintegrating Tablet Technology. Pharma Times 40(4): 11-21.Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L. 2008. Teori dan Praktik Farmasi Industri. Edisi Ketiga. UI Press. Jakarta.Nugroho, A. 2011. Optimasi Formulasi ODT Asetosal menggunakan Campuran Bahan Disintegrant Croscarmellose dan Crospovidon Dengan metode Kempa langsung.[Skripsi]. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.Ratnaparkhi, M. P., Mohanta, and L. Upadhyay. 2009. Review on: fast dissolving tablet. Journal of Pharmacy Research 2(1):5-12.Sharma, K., Pfister, W.R. dan T.K. Ghosh. 2005. Quick-Dispersing Oral Drug Delivery Systems. In: T.K. Ghosh dan W.R. Pfister (eds). Drug Delivery to The Oral Cavity: Molecules to Market. Boca Raton: Taylor & Francis Group. Pages 262-263.Sharma, S. 2008. New generation of tablet:fast doissolving tablet. Available at: http:www.pharmainfo.net [diakses tanggal 12 Mei 2014].16