Kapita Selekta Bowen
-
Upload
lutfi-firmansyah -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
description
Transcript of Kapita Selekta Bowen
KAPITA SELEKTA
REAKSI SERI BOWEN
Nama : Lutfi Firmansyah
NIM : 2311111018
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia
Universitas Jenderal Achmad Yani
2015
BOWEN’S REACTION SERIES
Reaksi Seri Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses
pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma
mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini
suhu merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral.
Gambar 1. Norman L. Bowen
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan
bahwa mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan
mengkristal sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan
laju pendinginan menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll).
Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat
terbentuk.
Gambar 2. Bowen’s Reaction Series
Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan “Y”, dimana lengan
bagian atas mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan
atas merupakan deret reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan
kiri atas adalah deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).
1. Deret Continuous
Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan
feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi
dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung
feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada
suhu sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar
didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga
suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.
2. Deret Discontinuous
Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana
satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu
dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan
pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil
pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi
stabil (terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium
(CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk.
Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.
Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang
telah ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan
mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang
telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene.
Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan
magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral. Apabila
kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium, kalsium dan
sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan silica.
Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium
Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi.
Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan
membentuk Quartz (kuarsa).
Dalam kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk dalam deret reaksi
karena proses pembentukannya yang saling terpisah dan independent. Mineral
pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan dengan
kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga terdapat
batuan yang hanya terdiri dari satu mineral saja, seperti Dunit yang hanya terdiri
dari satu mineral yaitu Olivine.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung
semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan
bahkan mungkin cepat. Penurunan temperature ini disertai mulainya pembentukan
dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.
Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun
oleh Bowen (seri reaksi Bowen).
Gambar 3. Deret Seri Reaksi Bowen
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam
temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh
oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen
merupakan pasangan “Ingcongruent melting” dimana setelah pembentukan Olivin
akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun
terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral
yang terakhir terbentuk adalah Biotit.
Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas
(mineral felsik). Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu
yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt.
Andesin terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau
Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit,
mineral ini tersebar pada batuan asam seperti Granit dan Riolit. Reaksi
berubahnya komposisi Plagioklas ini merupakan deret “Solid Solution” yang
merupakan reaksi kontinyu, artinya kristalisasi Plagioklas Ca (Anortit) sampai
Plagioklas Na (Albit) akan berjalan terus jika reaksi setimbang.
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium
Feldspar (Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa
merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral
felsik.
Sehingga dengan memperhatikan reaksi Bowen, kita memperoleh berbagai
kemungkinan himpunan mineral utama didalam batuan beku diantaranya:
1. Kelompok batuan Ultrabasa dan Basa, mineralnya antara lain:
Olivin
Olivin – Plagioklas
Piroksen
Olivine – Piroksen
Olivin – Plagioklas - Piroksen
Piroksen - Plagioklas
2. Kelompok batuan Intermediet, mineralnya antara lain:
Piroksen – Horblende – Plagioklas
Hornblende – Plagioklas
Hornblende – Plagioklas – Biotit – Kwarsa
3. Kelompok batuan Asam, mineralnya antara lain:
Hornblende – Plagioklas – Biotit – Orthoklas
Hornblende – Plagioklas – Biotit – Muscovit
Muscovit – Biotit – Orthoklas
Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:
a. Kwarsa (Quartz)
Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung
mineral yang banyak sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi
karena adanya pengotoran dari unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal
prismatic hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya: conchoidal,
kekerasan: 7 (skala mohs). Ciri yang khas dari mineral ini, terdapat garis-garis
mendatar pada sisi bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering
berwarna jernih atau putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya,
memberikan warna yang berbeda-beda, ada yang berwarna kekuning-kuningan,
ungu (amnetis), coklat dan lain-lain. Biasanya tidak mempunyai bentuk yang baik,
karena merupakan mineral yang menghablur terakhir dari magma, sehingga
terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga sisi yang terdapat diantara
kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih dahulu.
b. Feldspar
Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit
bumi sebagai Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim
Monoklin/Triklin terlihat belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2
golongan, yaitu:
1. Potash Felspar (K Al Si3O8)
Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya
putih, pucat atau merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous).
Bidang belahan baik, tidak ada striasi (garis-garis paralel yang
lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai sumber utama unsur K
(Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu, kemerahan,
belahan dua arah, kekerasan 6, bersifat asam.
2. Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8
Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan
baik kedua arah ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena
adanya kembaran yang dapat dilihat dibawah loupe, lebih-lebih di
bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah menjadi Serisit,
Kaolinit atau Epidot.
Plagioklas felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu:
a. Albit
b. Oligoklas
c. Andesin
d. Bitownit
e. Labradorit
f. Anorthit
Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah
akan mengandung Ca. Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas.
Anortit, Bitonit disebut Plagioklas basa atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na,
Ca) AlSi3O8 kenampakannya menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih
abu-abu dan secara optic Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari
mineral-mineral Albit, Oligoklas, Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit.
c. Feldspatoid
Merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu
batuan tidak cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas,
mineral ini tidak terbentuk, karena yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini
terdiri atas beberapa mineral, antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti
orthoklas. Warnanya putih agak jernih dan bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na
Al Si2O6) sebagai pengganti Plagioklas (Albit). Warna abu-abu. Bentuk berisi 6
atau bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan.
d. Mika (Glimmer)
Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit.
1. Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al
Si3 O10). Mudah dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelah-belah
dalam helaian-helaian yang sangat tipis, transparan dan fleksibel, tidak
berwarna, abu-abu, kehijauan atau coklat muda, kilap vitreum,
kekerasan 2-3.
2. Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2
(OH)2 AlSi3 O8. Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya
berbentuk segi enam, tidak transparan, fleksibel. Warna: hitam hingga
coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 - 3.
3. Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai.
e. Amfibol
Terutama terdiri dari mineral Hornblende. Susunan Kimianya
Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2. Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan
tiga, agak panjang dengan belahan dua arah menyudut kira-kira 900. Merupakan
kumpulan mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek berisi delapan. Warna :
coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari golongan ini adalah
Hornblende.
f. Piroksen
Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi
kelipatan 4 dengan belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-
mineral yang berbentuk prisma pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira
900. Pyroxen adalah senyawa yang kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum,
dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini
antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat ialah
Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
g. Olivin
Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat
dalam batu Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena
terbentuk pertama-tama dari magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan.
Biasanya berbutir halus dan granular. Pecahan concoidal (seperti kerang).
Kekerasan 6,5 - 7.
h. Kalsit
Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3
arah berbentuk Rombuder, susunan kimianya CaCO3.
i. Grafit
Mineral ini unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada
batuan ubahan.