Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

54
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA AREAL HUTAN KONSESI PT. MANOKWARI MANDIRI LESTARI (MML) KABUPATEN TELUK BINTUNI SKRIPSI HANS ARNOLD KAPISA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2011

description

Burung

Transcript of Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Page 1: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA AREAL HUTAN KONSESI PT.

MANOKWARI MANDIRI LESTARI (MML)

KABUPATEN TELUK BINTUNI

SKRIPSI

HANS ARNOLD KAPISA

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PAPUA

MANOKWARI

2011

Page 2: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

ABSTRAK

Hans Arnold Kapisa. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Areal Hutan Konsesi PT. Manokwari

Mandiri Lestari (MML) Kabupaten Teluk Bintuni. Dibimbing oleh Agustinus Kilmaskossu dan

Simon Sutarno.

Keanekaragaman jenis burung di suatu daerah dapat menggambarkan apakah daerah tersebut

bersama ekosistem yang terkandung di dalamnya masih tetap utuh atau sudah terganggu. Penelitian

tentang keanekaragaman jenis burung telah dilakukan di areal hutan konsesi PT.MML Kabupaten

Teluk Bintuni untuk mengetahui nilai keanekaragaman serta status persebaran burung di kawasan

konsesi tersebut bersama berbagai aspek pendukung berupa habitat sebagai penyedia pakan dan

tempat hidup. Adapun pemilihan beberapa areal sebagai sampel keberadaan hutan dan

keanekaragaman jenis burung yang terdapat di areal tersebut maka dipilih dua lokasi yaitu RKT

2010 mewakili habitat hutan primer dan areal bekas tebangan 2005 dan 2002 mewakili habitat hutan

sekunder. Pada areal hutan tersebut terdapat 154 jenis burung dari 42 famili. Indeks keanekaragaman

tertinggi terdapat pada areal bekas tebangan 2005 dan 2002 yang mewakili habitat hutan sekunder

yaitu 3,92 dan 3,86 sedangkan terendah pada areal RKT 2010 yang mewakili habitat hutan primer

yaitu 3,78. Berdasarkan uji-t nilai keanekaragaman jenis pada masing-masing lokasi tidak berbeda

nyata (TBN) atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan sehingga menandakan ekosistem dan

kearagaman hayati di daerah tersebut masih mendukung populasi dan penyebaran burung dengan

cukup baik. Dari 154 jenis tersebut 84 jenis yang dilindungi dan terdaftar dalam protokol IUCN,

CITES dan UU Republik Indonesia yang di dalamnya terdapat 35 jenis burung endemik.

Kata Kunci : Keanekaragaman Jenis Burung, PT. MML Kabupaten Teluk Bintuni.

Page 3: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA AREAL HUTAN KONSESI PT.

MANOKWARI MANDIRI LESTARI (MML)

KABUPATEN TELUK BINTUNI

HANS ARNOLD KAPISA

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dari

Universitas Negeri Papua Manokwari

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PAPUA

MANOKWARI

2011

Page 4: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari
Page 5: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari
Page 6: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala Kasih dan

Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul

”KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA AREAL HUTAN KONSESI PT.

MANOKWARI MANDIRI LESTARI (MML) KABUPATEN TELUK BINTUNI” dapat

dilaksanakan dengan baik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Agustinus Kilmaskossu, M.Si dan Simon Sutarno,

S.Hut, M.Si selaku pembimbing yang senantiasa bersedia meluangkan waktu memberikan saran dan

masukan dalam penyelesaian penulisan Skripsi. Ucapan terima kasih kepada Bapak Jan H. Nunaki,

S.Pd.,M.Si dan Ibu Aksamina Yohanita S.Pd.,M.Si selaku dosen penelaah dan penguji dalam proses

seminar sampai ujian komprehensif. Ucapan Terima kasih kepada Bapak Neville Kemp selaku

koordinator Tim HCVF Teluk Bintuni sekaligus sebagai pengenal jenis burung yang telah

membimbing dan memberi motivasi kepada penulis selama penelitian di lapangan. Ucapan terima

kasih kepada Direktur dan seluruh staf PT. Manokwari Mandiri Lestari (MML) Kabupaten Teluk

Bintuni, serta staf dosen UNIPA (Pak Kelyopas Krey, Ibu Acha, Pak Charly dan Kak Vicktor) serta

teman-teman tim survei (Kak Verry, Mas Lilik, Pak Abidin, Ken dan Hendrik) yang telah bersama

penulis melakukan penelitian bersama dengan Tim HCVF. Ucapan terima kasih kepada sahabat-

sahabat BIOVASI-05 (Nurul Abidin, Yairus, Stenly, Erick, Obeth, Ricky, Ken, Novi, Anya, Atin,

Ema, Lala, Chrisna, Hermin, Dina, Upe, Gita dan Martha) atas kebersamaan dan kekompakkan serta

dukungan selama ini dan khususnya buat Ekarista tersayang, terimakasih atas doa, motivasi, kasih

sayang dan pengorbanan yang selama ini mengiringi perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pdt. Julius Rumatora S.Th dan Ibu Nia selaku orang

tua rohani yang telah membina penulis selama menempuh perkuliahan. Dan juga kepada Ibu

M.V.Shita Prativi dan Bapak Semuel Baware atas sarana, biaya dan motivasi selama perkuliahan.

Akhirnya, karya ini penulis persembahkan kepada keluarga terkasih (Bapak Yulianus Kapisa,

Mama Mina Dimara dan Mama Fransina Bisay, adik Jemmy, Jhony, Verra, dik Santri, dik Madinah,

Kak Andrean Wospakrik, Bapak Jakobus Kapisa (alm) dan Om Sonny Kafiar atas doa dan dukungan

kepada penulis selama menempuh studi di UNIPA. Penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan, sehingga diperlukan saran dari berbagai pihak yang dapat memperkaya isi tulisan ini.

Semoga karya ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi ilmiah bagi pembaca.

Manokwari, 31 Januari 2011

Penulis

Page 7: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Biak pada tanggal 18 November 1987 dari pasangan keluarga Bapak

Ferry Julius Kapisa (alm) dan Ibu Fransina Bisai, sebagai anak pertama dari empat bersaudara.

Kemudian penulis diasuh dan dibesarkan oleh pasangan keluarga Bapak Yulianus Kapisa dan Ibu

Mina Dimara.

Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Numfor Barat

dan lulus pada tahun 2005. Selanjutnya pada tahun yang sama melalui jalur Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru (SPMB) penulis terdaftar dan melanjutkan pendidikan pada Program Studi Biologi

Konservasi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Papua Manokwari. Selama mengikuti

perkuliahan penulis banyak terlibat aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa di Jurusan Biologi

maupun di lingkup Universitas seperti PMK dan LPMI yang berkaitan dengan pengembangan

kerohanian Kristen. Di Jurusan Biologi penulis pernah menjabat sebagai anggota kerohanian Kristen

pada kepengurusan HMJ biologi periode 2006/2007, sedangkan organisasi di PMK penulis pernah

menjabat sebagai kordinator bidang pembinaan pada masa kepengurusan 2006/2007. Penulis pernah

di utus oleh LPMI mewakili Universitas Negeri Papua Manokwari dalam rangka pertemuan

mahasiswa sedunia (Campus Mission 2007) di Seoul Korea Selatan dan juga pernah menjabat

sebagai ketua Tim Kerja Jaringan Pelayanan Antar Kampus (TKJPAK) periode 2008/2009. Selama

perkuliahan penulis pernah menjabat sebagai asisten mata kuliah biologi dasar tahun ajaran

2010/2011. Penulis mendapat beasiswa Bantuan Khusus Mahasiswa (BKM) selama mengikuti

perkuliahan di Universitas Negeri Papua Manokwari.

Page 8: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................... ............i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ............ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ............iii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... ............v DAFTAR ISI ............................................................................................... ............vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ............viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ............xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ............x

I PENDAHULUAN ..................................................................................... ...........1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ ...........1

1.2 Perumusan Masalah........................................................................... ...........2

1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... ...........3

II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... ...........4

2.1 Pengertian Inventarisasi .................................................................... ...........4

2.2 Keanekaragaman Jenis Burung ......................................................... ...........4

2.3 Pola Sebaran Burung ......................................................................... ...........4

2.4 Burung Sebagai Indikator Keanekaragaman Hayati ......................... ...........5

2.5 Habitat ............................................................................................... ...........5

2.6 Status Konservasi .............................................................................. ...........6

2.7 Kategori dan Status Perlindungan................................................................6

III METODE PENELITIAN ........................................................................ ...........8

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ ...........8

3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. ...........8

3.3 Metode Penelitian .............................................................................. ...........8

3.4 Variabel Pengamatan......................................................................... ...........8

3.5 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... ...........8

3.5.1 Persiapan Awal .......................................................................... ...........8

3.5.2 Teknik Pengambilan Contoh (Sampling) .................................. ...........9

3.5.3 Pengumpulan Data dan Identifikasi ........................................... ...........9

3.6 Analisis Data ................................................................................ ...........10

IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. ...........12

4.1 Hasil .................................................................................................. ...........12

4.1.1 Lokasi dan Tipe Habitat Burung ............................................... ...........12

4.1.2 Komposisi Jenis Burung ............................................................ ...........13

4.1.3 Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Hutan Konsesi PT.

MML ......................................................................................... ...........14

Page 9: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

4.2 Pembahasan ....................................................................................... ...........16

4.2.1 Lokasi dan Tipe Habitat Burung ............................................... ...........16

4.2.2 Komposisi Jenis Burung ............................................................ ...........17

4.2.3 Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal

Hutan Konsesi PT. MML .......................................................... .......... 18

4.2.4 Status Konservasi dan Status Persebaran Burung

di Areal Hutan Konsesi PT. MML ............................................ ...........19

V PENUTUP ................................................................................................ ..........20

5.1 Kesimpulan........................................................................................ ..........20

5.2 Saran .................................................................................................. ..........20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ..........21

LAMPIRAN ................................................................................................. ..........23

Page 10: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Nilai Keanekaragaman Jenis Burung pada Tipe Habitat

di Areal Hutan Konsesi PT. MML......................................................................14

4.2 Hasil Perhitungan t-test Keanekaragaman Jenis

Burung di Setiap Habitat....................................................................................15

Page 11: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1. Contoh Garis Transek dan Titik Pengamatan......................................................10

4.1. Vegetasi Hutan Primer pada Areal RKT 2010....................................................11

4.2. Vegetasi Hutan Sekunder pada Areal Bekas Tebangan………………..............12

4.3. Perbandingan Jumlah Jenis Antar Habitat……………………………………..13

4.4. Kurva Penambahan Jenis Burung……………………………………………...14

Page 12: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian di Areal Hutan Konsesi

PT. MML Kabupaten Teluk Bintuni..................................................................23

2. Data Jenis-Jenis Burung pada Areal Hutan Konsesi

PT. MML Kabupaten Teluk Bintuni.................................................................24

3. Sebaran t (t- test) ..............................................................................................28

4. Indeks Keanekaragaman Jenis burung

Di Areal RKT 2010 PT.MML..........................................................................29

5. Indeks Keanekaragaman Jenis burung

Di Areal Bekas Tebangan 2005 PT.MML........................................................32

6. Indeks Keanekaragaman Jenis burung

Di Areal Bekas Tebangan 2002 PT.MML........................................................35

7. Status Konservasi Dan Status Persebaran

Burung Areal Hutan Konsesi PT.MML...........................................................38

Page 13: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Papua merupakan Provinsi di bagian timur Negara Kesatuan Republik Indonesia

dengan luas wilayah 421.981 km2 memiliki tutupan hutan yang sangat luas sehingga membuat

kawasan ini menjadi salah satu daerah yang turut menentukan status Indonesia sebagai negara yang

kaya akan keanekaragaman hayati. Hutan Papua merupakan sumberdaya alam yang mampu

menyediakan kebutuhan dasar bagi manusia dan margasatwa yang hidup dan berinteraksi dengan

lingkungan dalam suatu ekositem. Hubungan antara manusia, margasatwa dan lingkungan begitu

erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi yang dapat memberikan manfaat

produksi, perlindungan serta manfaat-manfaat lainnya secara lestari (Arianto Yudi, 2006).

PT. Manokwari Mandiri Lestari (MML) merupakan perusahaan swasta nasional dengan

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang telah mendapatkan kepercayaan untuk

berpartisipasi dalam pengelolaan sumberdaya hutan dan beroperasi di Kabupaten Teluk Bintuni pada

areal hutan Sungai Muturi dan Sungai Jakati. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi

Papua No.48 Tahun 2002 tentang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) oleh PT.

Manokwari Mandiri Lestari dengan luas wilayah operasi 83.240 ha (PT.MML, 2007)

Pembagian areal hutan berdasarkan kegunaannya oleh PT. MML bertujuan untuk

menunjang aspek kelestarian produksi, ekologi dan sosial. Maka dari total luas areal kerja PT. MML

terbagi menjadi beberapa bagian yaitu areal Rencana Kerja Tahun 2010 (RKT 2010) dan areal bekas

tebangan serta beberapa areal lainnya sesuai kebutuhan pengelolaan. Rencana Kerja Tahun 2010

(RKT 2010) adalah areal blok tebangan yang direncanakan dan direalisasikakan dalam satu tahun

berjalan dengan luas 1600 ha, sedangkan areal bekas tebangan adalah blok tebangan yang telah

dipanen hasil kayunya sejak tahun 2002-2005. Areal bekas tebangan 2002 merupakan areal hutan

yang sebelumnya telah dipanen hasil kayunya oleh PT. Hendrison dan telah habis masa kerjanya

sehingga dilanjutkan oleh PT. MML. Luas areal bekas tebangan tahun (2002-2005) adalah 33.977 ha

yang saat ini dalam proses pemulihan kembali (PT.MML, 2007). Berdasarkan pembagian dan

pemanfaatan areal kerja tersebut dapat berdampak terhadap kekayaan keanekaragaman hayati yang

terdapat di daerah tersebut.

Salah satu kekayaan keanekaragaman hayati di Provinsi Papua adalah kelompok burung yang

memanfaatkan hutan Papua sebagai tempat hidup dan berkembang biak. Burung di Papua lebih dari

700 jenis dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu: 578 jenis burung berbiak di darat dan di

air tawar, 40 jenis burung laut, 56 jenis burung migran dari utara khatulistiwa, 34 jenis burung

migran dan pengembara dari Australia dan Selandia Baru (Beehler et al., 2001).

Page 14: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Berdasarkan hasil survei flora-fauna oleh LNG Tangguh (2003), burung di Kabupaten Teluk

Bintuni terdapat 95 jenis yang terdiri dari 75 jenis burung menetap dan 20 jenis burung migran.

Berdasarkan informasi tersebut dan berkaitan dengan IUPHHK yang semakin meluas di Kabupaten

Teluk Bintuni maka perlu dilakukan suatu penelitian.

1.2 Perumusan Masalah

Kawasan hutan dan keanekaragaman hayati di Kabupaten Teluk Bintuni merupakan salah

satu kekayaan alam yang perlu dilestarikan karena merupakan komponen dari berbagai komunitas

yang mendukung daerah tersebut. Jenis-jenis burung di suatu daearah dapat dijadikan sebagai salah

satu indikator keberadaan alam, karena burung merupakan satwa yang sangat peka terhadap

lingkungannya (Sujadnika et al.,1995).

Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yang dijalankan oleh PT. MML di

Kabupaten Teluk Bintuni telah beroperasi sejak tahun 2005 memanfaatkan kayu merbau (Intsia spp)

sebagai hasil kayu komersil dan areal Hutan Produksi Konversi (HPK) yang akan terus dikonversi

seluas 27.440 ha. Semakin meningkatnya kegiatan eksploitasi di areal Rencana Kerja Tahunan

(RKT) setiap tahun dan pembukaan jalan loging dapat mengakibatkan pohon yang bukan sasaran

akan turut rusak dan pada akhirnya akan mematikan pohon muda dan menghambat generasi hutan,

sehingga dikhawatirkan jenis-jenis burung pengguna habitat pada areal hutan tersebut akan

bermigrasi ke daerah yang lebih jauh dan bahkan dapat terancam punah bila jenis tumbuhan yang

menjadi pakannya terganggu. Bila keadaan ini terus dibiarkan, maka dapat terjadi kepunahan bagi

jenis-jenis burung endemik yang menghuni daerah hutan tersebut. Oleh sebab itu perlu diadakan

suatu inventarisasi secara ilmiah yang dapat dijadikan acuan pelestarian dan dapat dijadikan

rekomendasi kepada pengusaha hutan di Kabupaten Teluk Bintuni.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung keanekaragaman jenis burung pada areal

Rencana Kerja Tahun 2010 (RKT 2010) dan aeal bekas tebangan PT. MML Kabupaten Teluk

Bintuni. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi bagi pemerintah daerah, perusahaan

pemegang IUPHHK, dan masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni serta sebagai acuan bagi

penelitian selanjutnya di bidang konservasi.

Page 15: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Inventarisasi

Inventarisasi merupakan suatu kegiatan mencatat semua hewan yang terdapat pada suatu

lokasi mengenai spesies, penyebaran dan keadaan habitat. Inventarisasi juga merupakan pekerjaan

pendahuluan sebelum sensus dilakukan, agar mempermudah jalannya sensus. Sensus merupakan

kegiatan pengelolaan hewan yang bertujuan untuk menghitung semua hewan yang terdapat disuatu

wilayah pada suatu waktu tertentu atau suatu interval waktu pada wilayah tertentu (Alikodra, 2002).

Informasi tentang keadaan hewan diperoleh dengan cara melakukan inventarisasi dan sensus.

Ada beberapa metode yang berkembang dan dimanfaatkan untuk melakukan inventarisasi dan

sensus. Setiap metode dirancang sesuai dengan tujuan, kondisi, spesies, dan lingkungannya. Satu

disain inventarisasi ataupun sensus hanya berlaku untuk satu tujuan dalam satu lingkungan atau

habitat tertentu (Alikodra, 2002).

2.2 Keanekaragaman Jenis Burung

Keanekaragaman jenis burung dapat digambarkan sebagai kekayaan atau jumlah jenis burung

yang ditemukan pada suatu kawasan, dimana secara morfologi dan biologi berbeda antara jenis yang

satu dengan jenis lain. Dalam ekologi umumnya keanekaragaman hayati mengarah pada komposisi

dari suatu profil habitat yang mendukung derajat kelimpahan satwa liar dengan tipe habitatnya.

Keanekaragaman jenis burung mengandung beragam manfaat dan memerankan berbagai fungsi,

sehingga pelestariannya menjadi sangat penting baik ditinjau dari sudut ekonomi, sosial dan budaya

(Alikodra, 1990).

2.3 Pola Sebaran Burung

Pergerakan adalah strategi dari individu ataupun populasi untuk menyesuaikan dan

memanfaatkan keadaan lingkungannya agar dapat hidup dan berkembang biak secara normal.

Pergerakan berfungsi untuk mencari pakan, sumber air, untuk berkembang biak ataupun untuk

menghindarkan diri dari pemangsaan dan gangguan lainnya (Alikodra,1990).

Burung adalah salah satu pengguna ruang yang cukup baik, dilihat dari keberadaan

penyebarannya dapat secara horizontal maupun vertikal. Secara horizontal dapat diamati dari tipe

habitat yang dihuni burung, sedangkan secara vertikal dari stratifikasi profil hutan yang

dimanfaatkan oleh burung. Keberadaan jenis-jenis burung dapat dibedakan menurut perbedaan

strata, yaitu strata semak, strata pohon dan strata tajuk. Setiap strata mempunyai kemampuan untuk

mendukung kehidupan jenis-jenis burung.

Page 16: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

2.4 Burung Sebagai Indikator Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman jenis burung di suatu daerah dapat mencerminkan keutuhan ekosistem dan

keanekaragaman hayati di dalamnya. Burung sebagai indikator keanekaragaman hayati berfungsi

untuk mengidentifikasi daerah-daerah kaya keanekaragaman hayati, sangat penting dilakukan di

dalam menyusun strategi pelestarian keanekaragaman hayati untuk mencegah terus berlanjutnya

kerusakan dan menjamin ketersediaan sumberdaya (manusia, dana dan waktu) diarahkan dengan

cepat (Sujadnika et al., 1995).

Tekanan terhadap spesies dan habitat alami akan terus berlanjut bila tidak segera dilakukan

studi ilmiah dan inventarisasi. Informasi akurat dari kegiatan-kegiatan tersebut dibutuhkan sebagai

panduan dasar dalam penyusunan skala prioritas yang layak dijadikan acuan dalam rencana

pelestarian keanekaragaman hayati. Hasil berupa rencana pelestarian akan selalu diperbaiki dan

diperbaharui sejalan dengan diperolehnya informasi terbaru (Sujadnika et al., 1995).

2.5 Habitat

Habitat adalah suatu lingkungan dengan kondisi tertentu dimana suatu spesies atau

komunitas hidup. Habitat yang baik akan mendukung perkembangbiakan organisme hidup di

dalamnya secara normal. Habitat memiliki kapasitas tertentu untuk mendukung pertumbuhan

populasi suatu organisme. Kapasitas untuk mendukung organisme disebut daya dukung habitat

(Irwanto, 2006).

Satwa di alam bebas banyak ditemukan pada habitat yang memiliki sumber daya yang

diperlukan, sebaliknya jarang atau tidak ditemukan pada lingkungan yang kurang menguntungkan.

Kehadiran atau keberadaan satwa dapat diartikan sebagai keberadaan suatu individu atau kelompok

individu pada habitat yang ditempatinya. Hal ini juga terjadi pada burung, keberadaan atau

penyebaran burung erat hubungannya dengan ketersediaan makanan dan tempat untuk hidup.

Dalam mempertahankan hidup, burung membutuhkan pakan, air dan tempat berlindung dari

pemangsa, beristirahat, bersarang serta untuk memelihara anak. Seluruh kebutuhan tersebut

diperoleh dari lingkungannya. Jika dilihat dari komposisinya di alam, satwa (burung) terdiri dari 3

komponen utama yang satu sama lain saling berkaitan, komponen-komponen tersebut antara lain:

1. Komponen biotik meliputi vegetasi, satwa liar dan mikro organisme.

2. Komponen fisik meliputi air, tanah, iklim, dan topografi.

3. Komponen kimia meliputi seluruh unsur kimia yang terkandung dalam komponen biotik maupun

fisik.

Lingkungan yang memiliki kondisi fisik ekstrim, aktivitas biologi relatif kurang berkembang.

Sedangkan di lingkungan yang kondisi fisiknya sesuai maka akan terjadi interaksi dalam ekosistem

Page 17: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

dan habitat secara efektif akan membatasi pertumbuhan populasi burung. Suatu habitat yang

digemari oleh suatu jenis burung belum tentu sesuai untuk kehidupan jenis burung lainnya karena

pada dasarnya setiap jenis burung memiliki potensi habitat yang berbeda-beda (Sujadnika et al.,

1995).

2.6 Status Konservasi

Jenis-jenis burung di Papua mungkin sangat rentan terhadap ancaman perburuan atau

pengembangan habitatnya di masa depan. Berdasarkan hasil monitoring sebagian satwa yang

diperdagangkan maupun dipelihara adalah satwa (burung) yang dilindungi oleh undang-undang

seperti cendrawasih kuning Paradisea minor, kakatua jambul kuning Cacatua galerita dan kasuari

Casuarius casuarius (Tewu, 2008). Kondisi tersebut membuat status keterancaman burung semakin

tinggi. Salah satu Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan

satwa liar, menegaskan agar spesies burung di Papua dapat terlindungi karena Papua memiliki

jumlah penduduk sedikit dan sebagian besar vegetasi aslinya masih utuh dan sampai saat ini

pembangunan terus berlanjut sehingga pembukaan lahan semakin luas. Pembangunan dalam

berbagai bentuk mengancam sumber daya alam di kawasan ini (Beehler et al.,2001).

2.7 Kategori dan Status Perlindungan

Sebagai negara kepulauan, batasan geografis merupakan faktor yang sangat berpengaruh

dalam penyebaran jenis-jenis burung di Indonesia. Andrew (1992) telah mengidentifikasi tujuh

daerah sebaran burung utama Indonesia antara lain: Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku,

Nusa Tenggara dan Papua. Wilayah fauna ini tidak ada hubungannya dengan pembagian wilayah

Indonesia secara administratif. Khusus untuk wilayah Papua mengacu pada Papua wilayah

Indonesia, tidak termasuk Papua New Guinea dan hanya meliputi kepulauan Aru, kepulauan di

pantai barat Papua, termasuk Kofiau dan Gebe serta kepulauan di teluk Cenderawasih.

Adapun tiga kategori status perlidungan yang berlaku di wilayah Indonesia menurut

Sukmantoro et al., (2007) yaitu:

1. Status Keterancaman Menurut IUCN

Kategori status keterancaman mengacu pada Redlist IUCN 2007 yang meliputi CR =

Critically Endangered (sangat terancam punah); EN = Endangered (terancam punah); VU =

Vulnerable (terancam); NT = Near Threatened (mendekati terancam); NE = Not Evaluated (belum

dievaluasi); DD = Data Dificient (data kurang), sementara untuk kategori EX = Extinct (punah), EW

= Extinct in the Wild (punah di dalam) dan LC = Least Concern (tidak dicantumkan dalam daftar).

2. Status Peraturan Perdagangan Internasional menurut CITES

Page 18: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

CITES (Convention on International Trade of Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora)

mengelompokkan kategori-kategori jenis dalam 3 Appendix ( Lampiran) yaitu Lampiran I (semua

jenis yang terancam punah dan berdampak apabila diperdagangkan. Perdagangan hanya diijinkan

dalam kondisi tertentu misalnya untuk riset ilmiah). Lampiran II (jenis yang statusnya belum

terancam tetapi akan terancam punah apabila dieksploitasi berlebihan). Lampiran III (seluruh jenis

yang juga dimasukkan dalam peraturan perdagangan dan negara lain berupaya mengontrol dalam

perdagangan tersebut agar terhindar dari eksploitasi yang tidak berkelanjutan).

3. Status Perlindungan dalam Hukum Negara Republik Indonesia

Status perlindungan spesies menurut tata aturan di Indonesia mengacu pada UU No. 5/1990

tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. PP No. 7/1999 tentang

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan PP No. 8/1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan

dan Satwa Liar.

Page 19: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini berlangsung selama satu bulan yaitu pada bulan Desember 2010 bertempat di

areal hutan konsesi IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari (MML) Kabupaten Teluk Bintuni

(Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1).

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah teropong binokuler, Geographis Position

System (GPS) Map 60 Csx, kamera digital, buku panduan burung-burung di Papua menurut Beehler

et al. (2001), lembar data dan alat tulis menulis, sedangkan bahan digunakan adalah pita.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik

observasi lapang. Observasi lapang dilakukan secara langsung dengan melihat dan mencatat setiap

perjumpaan jenis burung pada setiap lokasi pengamatan. Lokasi pengamatan pertama pada areal

RKT 2010 dan lokasi pengamatan kedua pada areal bekas tebangan 2002-2005

3.4 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati antara lain :

1. Keanekaragaman jenis burung pada areal RKT 2010 dan areal bekas tebangan

2. Tipe habitat burung dan keadaan lokasi penelitian

3. Status konservasi dan status persebaran

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Persiapan awal

Melakukan survei awal untuk penentuan transek pengamatan serta mengumpulkan informasi

mengenai kondisi hutan dan aktivitas burung di lokasi pengamatan.

3.5.2 Teknik Pengambilan Contoh (Sampling)

Pengambilan contoh dan pengumpulan data dibuat 3 transek pengamatan pada masing-

masing lokasi, yaitu 1 transek pada areal Rencana Kerja Tahun 2010 (RKT 2010) seluas 1600 ha dan

2 transek pada areal bekas tebangan seluas 2100 ha. Metode yang digunakan untuk mendata jenis-

jenis burung di lokasi penelitian adalah metode garis transek dimana jarak antara setiap titik

pengamatan adalah 200 m dengan waktu pengamatan selama 20 menit. Contoh garis transek dan

titik pengamatan pada masing-masing lokasi dapat ditampilkan pada Gambar 3.1.

Page 20: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Titik pengamatan Garis Transek

0 m 200 m 400m 600m 800m 1000m 1200m 1400m 1600m 1800m

Gambar 3.1. Contoh garis transek dan titik pengamatan

3.5.3 Pengumpulan Data dan Identifikasi

Pengumpulan data dilakukan selama tiga hari pada masing-masing lokasi melalui

pengamatan pagi dan sore disesuaikan dengan perilaku harian burung secara umum dalam

beraktivitas yaitu pagi hari pukul 05.30-10.00 dan sore hari pukul 14.00-17.00 sehingga pengamatan

dan pengumpulan data dilakukan dua kali dalam satu hari. Pengumpulan data dan identifikasi jenis-

jenis burung dilakukan melalui pengamatan secara langsung (burung saat bertengger) maupun saat

terbang melintasi titik pengamatan (opportunistik) dengan bantuan teropong binokuler dan

identifikasi melalui suara. Untuk pengamatan secara langsung, jenis-jenis burung yang terlihat

diidentifikasi dengan menggunakan buku Burung-Burung di Kawasan Papua karangan Beehler et

al. (2001) sedangkan identifikasi melalui suara digunakan jasa pengenal jenis burung (Neville

Kamp).

Data diperoleh dimasukkan dalam lembar data dan ditampilkan dalam tabel. Tipe habitat

disesuaikan dengan lokasi penelitian, sedangkan status konservasi dan status persebaran

diklasifikasikan berdasarkan urutan Daftar Burung Indonesia. Tipe habitat tersebut terwakili pada

setiap transek pengamatan yang ditentukan. Keadaan geografis dan tipe habitat diamati saat berada

pada lokasi pengamatan.

3.6 Analisis Data

Data diperoleh dianalisis secara deskriptif kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan

gambar. Untuk menghitung keanekaragaman jenis burung pada masing-masing lokasi digunakan

Shannon-Wiener Diversity Indeks menurut Bibby et al., (2000) dengan rumus:

Page 21: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

H’ = - Σ Pi. ln.Pi

Keterangan :

H’

: Shannon- Wiener Diversity Indeks

ln : Logaritma dasar

Pi : ni/N

ni : Jumlah jenis ke-i

N : Jumlah seluruh jenis

Untuk membandingkan keanekaragaman jenis burung antara tiga areal hutan yang mewakili

tiga tipe habitat digunakan t-test (Magurran, 1988),

Keterangan:

Var , = Variance H’ pada tipe habitat 1 dan 2

= Indeks keanekaragaman tipe habitat 1 dan 2

t = Nilai t-hitung

Df = Derajat bebas (degree of freedom)

N1, N2 = Jumlah individu tipe habitat 1 dan 2

S = Jumlah jenis

Untuk melihat perbedaan signifikan antara tipe habitat maka nilai t–hitung akan

dibandingkan dengan nilai t-tabel (Lampiran 3). Jika nilai t-hitung > t-tabel maka perbedaan

signifikan (Beda Nyata), tetapi jika t-hitung < t-tabel maka perbedaan tidak signifikan (Tidak Beda

Nyata).

Page 22: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Lokasi dan Tipe Habitat Burung

Penelitian ini dilakukan di areal hutan konsesi IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari

(MML) pada beberapa lokasi yang dipilih sebagai sampel pengamatan yaitu areal RKT 2010 dan

areal bekas tebangan yakni areal bekas tebangan tahun 2005 dan areal bekas tebangan tahun 2002.

Jenis-jenis burung yang ditemukan pada areal RKT 2010 dan areal bekas tebangan tersebar pada dua

tipe habitat. Dua tipe habitat tersebut mewakili tiga tipe hutan berdasarkan pembagian areal kerja

oleh PT. MML yaitu: hutan primer dan hutan sekunder. Hutan primer pada areal RKT 2010

mewakili tipe ekosistem hutan dataran tinggi sedangkan hutan sekunder pada areal bekas tebangan

2002-2005 mewakili hutan dataran rendah dan hutan rawa.

a. Hutan Primer

Hutan primer yang mewakili tipe ekosistem hutan dataran tinggi pada areal RKT 2010 saat

ini dalam proses produksi dengan luas 1600 ha dan terletak pada S 01o 56’ 21,3’’ E 133

o 56’ 41,3’’

dengan ketingian 58-700 m dpl. Vegetasi di areal RKT 2010 didominasi oleh pohon-pohon berbagai

kelas diameter dan tinggi, serta memiliki tutupan tajuk yang rapat. (Gambar 4.1).

a. Pohon b. Tutupan tajuk

Gambar 4.1 Vegetasi hutan primer di areal RKT 2010

b. Hutan Sekunder

Areal bekas tebangan adalah areal hutan yang telah dieksploitasi sejak tahun 2002-

2005 dan saat ini telah menjadi hutan sekunder yang terletak pada 02° 17’ 46,3’’ BT-134° 02’ 3,1’’

LS dengan ketinggian 0-90 m dpl. Tipe hutan sekunder pada areal bekas tebangan tersebut

merupakan hutan dataran rendah dan hutan rawa dengan luas 2100 ha. Areal bekas tebangan

Page 23: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

memiliki vegetasi yang bervariasi mulai dari semai, pancang, tiang dan pohon. Daerah hutan rawa

merupakan lahan yang sering terdapat genangan air secara musiman yang didominasi oleh jenis

paku-pakuan seperti Acrostichum speciosum, Asplenium nidus dan Diplazium bantamense. Daerah

hutan dataran rendah dan rawa memiliki tutupan tajuk yang jarang karena merupakan daerah bekas

tebangan yang saat ini dalam proses pemulihan. (Gambar 4.2)

a. Hutan dataran rendah b.Hutan rawa

Gambar 4.2. Vegetasi hutan sekunder pada areal bekas tebangan

4.1.2 Komposisi Jenis Burung

Hasil yang diperoleh selama pengamatan, tercatat sebanyak 154 jenis dari 42 famili. Masing-

masing famili dari 154 jenis tersebut antara lain: Casuariidae, Ardeidae, Threskiorithidae,

Accipitridae, Anatidae, Megapodiidae, Recurvirostridae, Scolopacidae, Laridae, Columbidae,

Psittacidae, Cuculidae, Tytonidae, Strigidae, Podargidae, Caprimulgidae, Hemiprocnidae, Apodidae,

Alcedinidae, Meropidae, Coraciidae, Bucerotidae, Pittidae, Campephagidae, Orthonychidae,

Maluridae, Achanthizidae, Monarchidae, Rhipiduridae, Petroicidae, Pachycephalidae, Climacteridae,

Dicaeidae, Nectariniidae, Meliphagidae, Sturnidae, Oriolidae, Dicruridae, Cracticidae,

Ptilonorhynchidae, Paradisaeidae dan Corvidae. Areal hutan konsesi PT. MML sangat kaya akan

jenis-jenis burung dari famili Columbidae, Psittacidae, Meliphagidae dan Paradisaeidae. Data jenis-

jenis burung pada areal hutan konsesi PT. MML dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.1.3 Keanekaragaman Jenis Burung Pada Areal Hutan Konsesi PT. MML

Dari penelitian ini berhasil didata sebanyak 154 jenis burung dari 42 famili. Gambar 4.3.

menunjukkan perbandingan jumlah jenis burung yang ditemukan pada masing-masing habitat

selama pengamatan.

Page 24: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Kurva Penambahan Jenis

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Titik Pengamatan

Jumlah

Jenis

RKT 2010 Eks.2005 Eks.2002

Perbandingan Jumlah Jenis antar Habitat

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Titik Pengamatan

Jeni

s

RKT 2010 Eks.2005 Eks.2002

Pengamatan yang dilakukan selama 13 hari disetiap titik pengamatan pada masing-masing

habitat, penemuan jenis burung terus meningkat. Gambar 4.4. menunjukkan tingkat penambahan

jenis burung yang ditemukan sejak dimulai sampai berakhirnya pengamatan.

Gambar 4.4. Kurva penambahan jenis burung

Kehadiran jenis-jenis burung pada setiap habitat di areal RKT 2010, areal bekas tebangan

2005 dan bekas tebangan 2002 memiliki tingkatan yang berbeda-beda sesuai dengan aktivitas harian

dan kebutuhan memperoleh makanan. Tiap habitat memiliki karakter berbeda sehingga ikut

menentukan keragaman jenis burung. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung pada areal RKT

2010, areal bekas tebangan 2005 dan areal bekas tebangan 2002 ditampilkan pada Tabel 4.1

Gambar 4.3..Perbandingan Jumlah Jenis antar Habitat

Page 25: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Tabel 4.1. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung pada tipe habitat di areal hutan konsesi PT.

MML

Habitat/Tipe Hutan H’ Jumlah Jenis

Burung

RKT 2010 3,78 75

Bekas Tebangan 2005 3,92 83

Bekas Tebangan 2002 3,86 85

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa nilai keanekaragaman

jenis (H’) masing-masing tipe habitat hampir mirip. Hasil perhitungan H’ tertinggi terdapat di tipe

habitat hutan sekunder pada areal bekas tebangan 2005 dan 2002. Keanekaragaman jenis (H’)

terendah adalah hutan primer. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan antar setiap

tipe habitat maka dilanjutkan dengan uji t (t-test). Hasil perhitungan t-test dapat dilihat pada Tabel

4.2.

Tabel 4.2. Hasil Perhitungan t-test Keanekaragaman Jenis Burung di Setiap Habitat

Perbandingan Habitat df (P=0.05) t-hitung t-tabel Keterangan

RKT 2010-Eks.2005 1216.939 -2.5959 1.96 TBN

RKT 2010-Eks.2002 1298.965 -1.6480 1.96 TBN

Eks.2005-Eks.2002 1511.820 1.0313 1.96 TBN Keterangan: TBN: Tidak Beda Nyata (t hitung < t tabel),

Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa perbandingan antara ketiga habitat tidak berbeda nyata

(TBN). Indeks keanekaragaman jenis burung pada areal hutan konsesi PT. MML dan pada masing-

masing tipe habitat selengkapnya pada Lampiran 4, 5, dan 6.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Lokasi dan Tipe Habitat Burung

Lokasi penelitian pada areal hutan konsesi PT. MML pada tiga lokasi hutan yang mewakili

tipe habitat burung. RKT 2010 yang merupakan habitat hutan primer mewakili ekosistem hutan

dataran tinggi dan didominasi oleh jenis-jenis pohon sepeti Pometia pinnata (Sapindaceae), Rhus

taitensis (Anacardiaceae), Adina sp. (Rubiaceae), Pimelodendron amboinicum (Euphorbiaceae) dan

Duabanga moluccana. Sedangkan pada areal bekas tebangan 2005 dan 2002 yang merupakan

habitat hutan sekunder mewakili ekosistem hutan dataran rendah yang tersusun dari vegetasi hutan

rawa yang didominasi oleh jenis paku-pakuan seperti Acrostichum speciosum, Asplenium nidus dan

Diplazium bantamense..

Menurut Heatubun (2010), hasil inventarisasi jenis pohon pada tiga lokasi di areal hutan PT.

MML, terdapat 57 jenis dari 184 jenis pohon yang masuk dalam kriteria jenis pohon komersil,

Page 26: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

dimana 6 jenis termasuk dalam kelas kayu mewah yaitu Dracontomelon dao, D. minor,

Koordersiodendron pinnatum, Prumnopitys amarus, Nagaeia wallichiana dan Vitex cofasus; 2 jenis

masuk dalam kelas meranti-merantian yaitu Hopea sp. dan Vatica rassack; 49 masuk dalam kelas

rimba campuran termasuk matoa dan merbau, serta 127 jenis masuk kelas kayu kurang dikenal.

Namun saat ini, manajemen PT. MML hanya menetapkan satu jenis pohon (kayu) komersil yang

menjadi jenis utama untuk dipanen (eksploitasi), yaitu jenis kayu merbau atau kayu besi. Namun

berdasarkan hasil identifikasi terdapat dua jenis merbau di areal PT. MML yaitu Intsia bijuga dan I.

palembanica yang kedua-duanya dipanen oleh perusahaan. Berdasarkan informasi tersebut dapat

diduga bahwa kondisi hutan pada ketiga lokasi tersebut masih mendukung keberadaan jenis-jenis

burung yang beraktivitas disetiap habitat karena walaupun aktivitas penebangan yang dilakukan oleh

PT. MML selama ini namun kegiatan pelestarian di areal RKT 2010 masih diperhatikan.

4.2.2 Komposisi Jenis Burung

Jenis-jenis burung yang terdapat di areal hutan konsesi PT. MML merupakan jenis burung

dataran rendah (lowland) yang tersebar di seluruh kawasan hutan dataran rendah di daerah kepala

burung pulau Papua Indonesia (vogelkop) di dalamnya tersedia hutan yang menyediakan

sumberdaya alam bagi kelangsungan hidup dan berkembang biak bagi keanekaragaman jenis burung

yang ada. Burung di Papua lebih dari 700 jenis dan 578 di antarnya adalah jenis berbiak di darat dan

air tawar dan termasuk yang berada di daerah kepala burung Papua dengan mengacu pada penelitian

yang dilakukan oleh Beehler. et al. (2001). Jenis-jenis burung yang terdapat di areal hutan PT. MML

mulai beraktivitas dari jam 06.30-10.00 (pagi) dan beraktivitas lagi pada jam 14.00-17.30 (sore). Hal

tersebut merupakan perilaku harian setiap jenis burung yang beraktivitas pada siang hari (diurnal)

dan adapun jenis-jenis burung yang mulai beraktivitas pada malam hari (nokturnal) mulai

beraktivitas pada jam 19.00-01.00 (malam).

Jenis-jenis burung dari famili Columbidae, Psittacidae, Meliphagidae dan Paradisaeidae,

merupakan jenis burung yang paling sering ditemukan di hutan primer maupun hutan sekunder

karena menggunakan habitat tersebut sebagai tempat beristirahat, berlindung, bermain dan ada pula

yang bersarang. Menurut Alikodra (1990) jika di suatu habitat terdapat jenis makanan yang disukai

maka habitat tersebut akan sering dikunjungi oleh jenis-jenis burung tertentu. Produksi makanan

sangat tergantung pada keadaan iklim dan lingkungannya, jika kondisi iklimnya mendukung

produktivitas habitatnya maka persediaan makanan menjadi berlimpah yang akan diikuti dengan

kegiatan perkembangbiakannya. Keberadaan dan keanekaragaman jenis burung di areal hutan

konsesi PT. MML sebenarnya dapat langsung diprediksi berdasarkan tipe ekosistem hutan, karena

Page 27: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

menyangkut kemampuan beradaptasi masing-masing jenis burung terhadap hutan yang dihuni,

maupun kondisi fisik lingkungan lainnya. Kondisi areal hutan di PT. MML hampir diseluruh tipe

ekosistem hutannya ditumbuhi oleh jenis tumbuhan berbiji. Sehingga dapat dipastikan bahwa hutan

dataran rendah akan memiliki keberadaan dan jumlah jenis burung yang lebih besar di bandingkan

dengan tipe ekosistem hutan yang lain kecuali ada aktivitas pengelolaan atau tekanan serta

kerusakan lingkungan. Sebaliknya jenis-jenis burung tertentu hanya akan dijumpai pada tipe hutan

tertentu, sebagai contoh jenis Great Egret Ardea alba dari famili Ardeidae dan Sacred Ibis

Threskiornis molucca dari famili Threskiorithidae hanya ditemukan pada hutan dataran rendah dan

hutan rawa sedangkan pada hutan primer yang meruapakan tipe ekosistem hutan kaki bukit tidak

ditemukan jenis-jenis tersebut.

4.2.3 Keanekaragaman Jenis Burung Pada Areal Hutan Konsesi PT. MML

Keanekaragaman jenis merupakan suatu karateristik tingkatan komunitas berdasarkan

organisasi biologisnya yang dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Suatu

komunitas disusun oleh banyak jenis dengan kelimpahan jenis sama atau hampir sama. Sebaliknya

jika komunitas disusun oleh sangat sedikit jenis dan jika hanya sedikit saja jenis yang dominan,

maka keanekaragaman jenisnya rendah (Sugianto, 1994).

Analisis keanekaragaman jenis burung pada beberapa tipe habitat di areal hutan konsesi PT.

MML dengan menggunakan Shanon-Wiener Diversity Index (H’) pada Tabel 4.1 secara kuantitatif

menunjukkan keanekaragaman jenis burung di areal hutan konsesi PT. MML dapat di kategorikan

tinggi dan mengindikasikan bahwa lingkungan pada areal hutan konsesi tersebut masih dapat

mendukung keberlangsungan hidup jenis-jenis burung secara alami. Perbandingan keanekaragaman

jenis burung antara tiga areal hutan yang mewakili tiga tipe habitat antara areal RKT 2010, areal

bekas tebangan 2005 dan 2002 mengggunakan t-test disimpulkan bahwa ketiga habitat tersebut tidak

meliliki perbedaan yang signifikan (TBN), karena kondisi hutan secara ekologi tidak memilki

tingkat kerusakan yang parah. Berdasarkan kurva penambahan jenis pada (Gambar 4.3)

memperlihatkan bahwa jumlah jenis burung yang ditemukan disetiap habitat dan titik pengamatan

mengalami peningkatan hingga hari terakhir masih ditemukan jenis baru dan kurva penambahan

jenis belum stasioner. Sehingga dapat diduga bahwa jika hari dan waktu pengamatan ditambah maka

jenis yang akan ditemukan semakin bertambah. Walaupun areal bekas tebangan 2005 dan areal

bekas tebangan 2002 merupakan hutan sekunder yang hasil kayunya telah dieksploitasi sebelumnya

(telah terganggu) namun tingkat keanekaragaman jenis burung lebih tinggi dibanding areal RKT

2010 yang merupakan hutan primer. Tingginya aktivitas burung pada areal bekas tebangan 2005 dan

2002 karena diduga adanya aktivitas penebangan oleh PT. MML sehingga membuka kanopi hutan

Page 28: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

dan menciptakan relung sekunder yang ditempati tumbuhan pioneer sehingga dapat menyediakan

makanan bagi jenis-jenis burung yang menyukai daerah lebih terbuka sehingga jenis-jenis burung

dapat menempati ekosistem tersebut bersama dengan jenis burung yang masih bertahan di areal

hutan yang tidak terganggu oleh penebangan kayu.

Penemuan jenis burung yang dapat dijadikan indikator keberadaan hutan di areal PT. MML

yaitu burung Cenderawasih kuning Paradisea minor , ‘maleo’ Talegalla sp., Kasuari Casuarius

casuarius dan C.unappendiculatus lebih sedikit di areal hutan bekas tebangan 2005 dan 2002, yang

dapat mengindikasikan adanya tingkat gangguan oleh perusahaan. Jika dibandingkan dengan areal

hutan primer pada RKT 2010 burung Cenderawasih kuning Paradisea minor, ‘maleo’ Talegalla sp.,

Kasuari Casuarius casuarius dan C.unappendiculatus kehadirannya lebih tinggi. Demikian dengan

kelompok burung lain di semua tipe habitat yang dikunjungi selama penelitian, kebanyakan jenis

dari yang diduga berhasil ditemukan. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan hutan masih baik

dalam proses perbaikan dari eksploitasi yang telah terjadi termasuk areal bekas tebangan 2005 dan

bekas tebangan 2002.

4.2.4 Status Konservasi Dan Status Persebaran Burung Di Areal Hutan Konsesi PT. MML

Kabupaten Teluk Bintuni

Hutan merupakan tipe habitat utama dari keanekaragaman jenis burung yang tersebar di

Indonesia. Sekitar 98% dari seluruh jenis burung di Indonesia menggunakan hutan sebagai tempat

hidupnya (Sujadnika, 1995). Burung merupakan kekayaan alam yang bernilai cukup tinggi, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung dari burung meliputi segi ekonomis yaitu

dapat dijadikan sebagai objek ekowisata burung. Secara tidak langsung juga bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan terutama yang berkaitan dengan upaya perlindungan terhadap kehidupan berbagai jenis

burung. Untuk menjamin kelestarian komunitas hayati diperlukan tindakan pengelolaan yang dapat

meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor dan instansi terkait untuk

melindungi komunitas tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian pada areal hutan di Kabupaten teluk Bintuni yang di kelola oleh

PT. MML terdapat 154 jenis burung yang tersebar di setiap tipe habitat yang mendukung

kelangsungan hidup setiap jenisnya. Dari 154 jenis burung, 55 jenis dilindungi oleh UU No.5/1999,

32 jenis tergolong dalam kategori CITES, 4 jenis tergolong dalan kategori IUCN dan terdapat 35

jenis merupakan jenis burung endemik. Data status konservasi dan status persebaran selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 7. Data hasil penelitian BP (2002) serta beberapa referensi

pendukungnya, di kawasan hutan Teluk Bintuni khususnya daerah sungai Saengga dan sungai

Manggosa terdapat 140 jenis burung diatranya 14 jenis burung endemik, 14 jenis termasuk dalam

Page 29: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

kategori CITES dan IUCN. Jika di bandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada areal

hutan PT. MML (2010), keanekaragaman jenis burung di daerah tersebut lebih tinggi dari penelitian

yang dilakukan sebelumnya oleh BP pada tahun 2002. Hal ini disebabkan oleh perubahan stuktur

ekologi hutan yang berkaitan dengan proses-proses perindustrian di sekitar kawasan hutan yang

menyebabkan kebanyakan jenis burung melakukan migrasi ke daerah yang lebih sedikit tingkat

gangguannya.

Page 30: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Jenis burung yang dijumpai pada arael hutan konsesi PT. MML berjumlah 154 jenis dari 42

famili yang tersebar pada dua tipe habitat yaitu hutan primer pada areal RKT 2010 dan habitat hutan

sekunder pada areal bekas tebangan 2005 dan 2002. Indeks keanekaragaman jenis burung H’ pada

tipe habitat hutan primer yautu 3,78 sedangkan pada habitat hutan sekunder yang mewakili hutan

dataran rendah dan rawa yaitu 3,92 pada areal bekas tebangan 2005 dan 3,86 pada arel bekas

tebangan 2002. Perbandingan jumlah jenis burung antar tipe habitat yang mewakili tiga tipe hutan

tersebut berdasarkan uji-t, tidak berbeda nyata (TBN) atau tidak ada perbedaan yang signifikan

antara ketiga tipe hutan pada areal hutan konsesi PT. MML

5.2 Saran

1. Kurva penambahan jenis burung belum mengalami stasioner oleh sebab itu perlu dilakukan

penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman jenis burung pada daerah hutan yang dikelola

oleh perusahaan-perusahaan lain di Kabupaten Teluk Bintuni sehingga informasi mengenai

keberadaan jenis-jenis burung di daerah tersebut dapat terus diketahui.

2. Perlu dilakukan penelitian ekologi lanjutan dan sejarah kehidupan alam (natural history) di areal

PT. MML untuk memahami gejala kemunduran regenerasi hutan dan implikasinya terhadap

kelestarian jenis burung serta habitat pendukungnya.

Page 31: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat

Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Bogor.

Andrew, P. 1992 The Birds of Indonesia: A Checklist (Peters Sequence). Kukila Checklist no 1.

Indonesia Ornithological Society, Jakarta

Alikodra H.S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Fakultas Kehutanan IPB.Bogor.

Arianto Yudi, 2006. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan 2006. DEPHUT. Jakarta.

Beehler, B.M., Pratt., T.K., Zimmerman, A.D. 2001. Burung - Burung Di Kawasan Papua.

PUSLIT Biologi LIPI. Bogor.

Bibby, C., M. Jones dan S. Marsden, 2000. Teknik-teknik Ekspedisi Lapangan Survei Burung.

Bird Life International-Indonesia Program. Bogor.

Brilliant Petrolium (BP), 2002. Cagar Alam Mutiara Hijau Teluk Bintuni. Dephut Papua Barat.

Heatubun.C.D, Simbiak V.I, 2010. Struktur, Komposisi dan Keanekaragaman Flora di Areal

Konsesi PT.MML Bintuni, Papua Barat. Lapoaran Hasil Survei HCVF Teluk Bintuni

Provinsi Papua (Tidak diterbitkan).

Irwanto, 2006. Perencanaan Perbaikan Satwa Liar Burung Pasca Bencana Alam Gunung

Meletus.

http:/ www. Geocities.com/irwantoforester/habitat_burung. doc.(10 Maret 2010).

Magurran, A. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. University Press Cambridge.

PT. MML, 2007. Persetujuan Revisi Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Dalam Hutan Alam Kabupaten Teluk Bintuni. Provinsi Papua Barat

Sujadnika., M. J. Crosby., P. Jepson., T. R. Soehartono dan A. Mardiastuti, 1995.

Melestarikan Keanekaragaman Hayati Indonesia: Pendekatan Daerah

Burung Endemik (DEB). PHDA/Bird Life International-Indonesia Programme Jakarta.

Sukmantoro, W., Irham M., Novarino W., Hasudungan F., Kemp N dan Muchtar M. 2007. Daftar

Burung Indonesia No.2. Indonesian Ornithologists’ Union. Bogor.

Tangguh LNG, 2003. Flora and Fauna Survey of Papua Province Indonesia. http://www.

Avifauna bintuni_indo.com. (Jumat, 24 September 2010. Pukul 16.00 WIT)

Tewu. F., 2008. Ekowisata Di Kepala Burung Papua. http://www.explore-indo.com/alam/213-

ekowisata-di-kepala-burung-pulau-papua-pesona-alam-dan-misteri-melegenda-di-arfak.pdf.

(Selasa, 2 September 2010. Pukul 14.15 WIT).

Page 32: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

LAMPIRAN

Page 33: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian di Areal Hutan Konsesi PT. MML Kabupaten Teluk Bintuni

Areal Kerja PT. MML Skala 1: 100.000

U

Sumber Peta : PT. MML, 2007. Modifikasi Kapisa, 2010

Page 34: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

11

Page 35: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Lampiran 2. Data Jenis-Jenis Burung Pada Areal Hutan Konsesi PT. MML Kabupaten

Teluk Bintuni

Famili Nama

Latin Inggris Indonesia

Casuariidae Casuarius casuarius Southern Cassowary Kasuari gelambir ganda

Casuarius

unappendiculatus Northern Cassowary Kasuari gelambir tunggal

Ardeidae

Ardea alba Great Egret Cangak besar

Egretta garzetta Little Egret Kuntul kecil

Butorides striata Striated Heron Kokokan laut

Nycticorax caledonicus Rufous Night-Heron Kawokmalam merah

Zonerodius heliosylus Forest Bittern Bambangan rimba

Threskiorithidae

Plegadis falcinellus Glossy Ibis Ibis rokoroko

Threskiornis molucca Australian White Ibis Ibis Australia

Platalea regia Royal Spoonbill Ibis sendok-raja

Accipitridae

Aviceda subcristata Pasific Baza Baza pasifik

Henicopernis longicauda Long-tailed Honey Buzzard Elang ekor panjang

Haliastur indus Brahminy Kite Elang bondol

Accipiter poliocephalus Grey-headed Goshawk Elangalap pucat-sosonokan

Harpyopsis novaeguineae New Guinea Harpy Eagle Rajawali Papua

Aquila gurneyi Gurney's Eagle Rajawali kuskus

Anatidae Tadorna radjah White-headed Shelduck Umukia raja

Megapodiidae Talegalla fuscirostris Black-billed Scrub-turkey Maleo paruh hitam

Reecurvirostridae Himantopus leucocephalus White-headed Stilt Gagangbayan belang

Scolopacidae

Numerius phaeopus Whimbrel Gajahan penggala

Tringa stagnatilis Marsh Sandpiper Trinil rawa

Tringa nebularia Common Greenshank Trinil kaki hijau

Actitis hypoleucos Common Sandpiper Trinil pantai

Laridae Childonias hybridus Whiskered Tern Dara laut kumis

Gelochelidon nilotica Gull-billed Tern Dara laut tiram

Columbidae

Ptilinopus magnificus Wompoo Fruit-Dove Walik wompu

Ptilinopus perlatus Pink-spotted Fruit-Dove Walik mutiara

Ptilinopus ornatus Ornate Fruit-Dove Walik buma

Ptilinopus aurantiifrons Orange-fronted Fruit-Dove Walik dahi jingga

Ptilinopus superbus Superb Fruit-Dove Walik raja

Ptilinopus pulchellus Beautiful Fruit-Dove Walik elok

Ptilinopus viridis Claret-breasted Fruit-Dove Walik dada lembayung

Ptilinopus iozonus Orange-bellied Fruit-Dove Walik perut jingga

Ducula rufigaster Purple-tailed Imperial Pigeon Pergam ekor ungu

Ducula pinon Pinon Imperial Pigeon Pergam pinon

Ducula zoeae Zoe Imperial Pigeon Pergam zoe

Macropygia amboinensis Brown Cuckoo-Dove Uncal ambon

Macropygia nigrirostris Black-billed Cuckoo-Dove Uncal paruh hitam

Reinwardtoena reinwardtii Great Cuckoo-Dove Uncal besar

Page 36: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

25

Chalcophaps stephani Stephan's Ground-Dove Delimukan timur

Gallicolumba rufigula Cinnamon Ground-Dove Delimukan pomo

Otidiphaps nobilis Pheasant Pigeon Delimukan dewata

Goura cristata Western Crowned Pigeon Mambruk ubiaat

Psittacidae

Chalcopsitta scintillata Streaked Lory Nuri aru

Pseudos fuscata Dusky Lory Nuri kelam

Trichoglossus haemotodus Rainbow Lorikeet Perkici pelangi

Lorius lory Black-capped Lory Kasturi-kepala hitam

Charmosyna rubronotata Red-fronted Lorikeet Perkici-kepala hitam

Charmosyna placentis Red-flanked Lorikeet Perkici dagu merah

Probosciger aterrimus Palm Cockatoo Kakatua raja

Cacatua galerita Sulphur-crested Cockatoo Kakatua koki

Micropsitta keiensis Yellow-capped Pygmy-Parrot Nuri kate-topi kuning

Opopsitta gulielmiterti Orange-breasted Fig-Parrot Nuriara dada jingga

Opopsitta diophthalma Double-eyed Fig Parrot Nuriara mata-ganda

Psittaculirostris

desmarestii Large Fig-Parrot Nuri Aru-besar

Geoffroyus geoffroyi Red-cheeked Parrot Nuri Pipi-merah

Geoffroyus simplex Blue-collared Parrot Nuri Kalung-biru

Eclectus roratus Eclectus Parrot Nuri Bayan

Psittrichas fulgidas Vulturine Parrot Nuri Kabare

Alisterus amboinensis Moluccan King-Parrot Nuri raja-ambon

Cuculidae

Cacomantis variolosus Brush Cuckoo Wiwik rimba

Cacomantis castaneiventris Chestnut-breasted Cuckoo Wiwik-dada coklat

Microdymanis parva Dwarf Koel Tuwur kerdil

Eudynamis cyanocephala Australian Koel Tuwur australia

Centropus menbeki Greater Black Coucal Bubut pini

Tytonidae Tyto tenebricosa Sooty Owl Serak hitam

Strigidae Ninox rufa Rufous Boobook Pungguk merah

Podargidae Podargus papuensis Papuan Frogmouth Paruh kodok papua

Caprimulgidae Eurostopodus papuensis Papuan Nightjar Taktarau papua

Caprimulgus macrurus Large-tailed Nightjar Cabak maling

Hemiprocnidae Hemiprocne mystacea Moustached Tree-swift Tepekong kumis

Apodidae

Collocalia vanikorensis Uniform Swiftlet Walet polos

Collocalia esculenta Glossy Swiftlet Walet sapi

Mearnsia novaeguineae Papuan Spine-tailed Swift Kapinis jarum papua

Alcedinidae

Alcedo azurea Azure Kingfisher Raja udang-biru langit

Ceyx lepidus Dwarf Kingfisher Raja udang-merah kecil

Dacelo gaudichaud Rufous-bellied Kookaburra Kukabura perut merah

Melidora macrorrhina Hook-billed Kingfisher Raja udang-paruh kait

Halcyon torotoro Yellow-billed Kingfisher Cekakak torotoro

Halcyon sancta Sacred Kingfisher Cekakak australia

Halcyon chloris Collared Kingfisher Cekakak sungai

Tanysiptera galatea Common Paradise-Kingfisher Cekakak pita biasa

Page 37: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

26

Meropidae Merops ornatus Rainbow Bee-eater Kirikkirik australia

Coraciidae Eurystomus orientalis Dollarbird Tiong lampu biasa

Bucerotidae Rhyticeros plicatus Blyth's Hornbill Julang papua

Pittidae Pitta erythrogaster Blue-breasted Pitta Paok mopo

Pitta sordida Hooded Pitta Paok hijau

Campephagidae

Coracina papuensis White-bellied Cuckoo-shrike Kepudang sungu kartula

Coracina boyeri Boyer's Cuckoo-shrike

Kepudang sungu-

kelekcoklat

Coracina incerta Black-shoulder Cicadabird

Kepudang sungu-bahu

hitam

Coracina schisticeps Grey-headed Cuckoo-shrike Kepudang sungu desin

Coracina fimbriata Lesser Cuckoo-shrike Kepudang sungu kecil

Campochaera sloetii Golden Cuckoo-shrike Kepudang sungu emas

Lalage atrovirens Black-browed Triller Kapasan alis hitam

Orhtonycidae Cinclosoma ajax Painted Quail-thrush Anis puyuh ajax

Ptilorrhoa caerulescens Blue Jewel-Babbler Tepus permata biru

Maluridae Malurus cyanocephalus Emporer Fairy-Wren Cikrak peri kaisar

Acanthizidae

Crateroscelis murina Rusty Mouse-warbler Tepus tikus merah

Sericornis virgatus Perplexing Scrub-wren Sericornis beragam

Gerygone chrysogaster Yellow-bellied Gerygone Remetuk perut emas

Gerygone chloronotus Green-backed Gerygone Remetuk tunggir hijau

Gerygone palpebrosa Fairy Gerygone Remetuk bidadari

Monarchidae

Monarcha guttulus Spot-winged Monarch Kehicap tutul

Monarcha manadensis

Hooded / White-bellied

Monarch Kehicap bertopi

Monarcha chrysomela Golden Monarch Kehicap emas

Arses telescopthalmus Frilled Monarch Kehicap biku-biku

Myiagra alecto Shining Flycatcher Sikatan kilap

Maechaerirhynchus

flaviventer Yellow-bellied Boatbill Cucuk pisau-dada kuning

Peltops blainvillii Cliking Shieldbill Peltops hutan

Rhipiduridae

Rhipidura leucophrys Willie Wagtail Kipasan kebun

Rhipidura rufiventris Northern Fantail Kipasan dada lurik

Rhipidura hyperythra Chestnut-bellied Fantail Kipasan perut coklat

Rhipidura threnothorax Sooty Thicket-Fantail Kipasan semak bayan

Rhipidura maculipectus Black Thicket-Fantail Kipasan semak hitam

Rhipidura rufidorsa Rufous-backed Fantail Kipasan tunggir merah

Petroicidae

Microeca flavovirescens Olive Flyrobin Sikatan zaitun

Poecilodryas hypoleuca Black-chinned Robin Robin belang

Poecilodryas brachyura Black-sided Robin Robin dagu hitam

Pachycephalidae

Pachycephala simplex Grey Whistler Kancilan kelabu

Colluricincla megarhyncha Little Shrike-thrush Anis bentet kecil

Pitohui kirhocephalus Variable Pitohui Pitohui belang

Pitohui ferrugineus Rusty Pitohui Pitohui karat

Pitohui cristatus Crested Pitohui Pitohui jambul

Climacteridae Melanocharis nigra Black Berrypecker Burung buah-hitam

Page 38: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

27

Decaeidae Dicaeum pectorale Papuan Flowerpecker Cabai papua

Nectariniidae Leptocoma sericea Black Sunbird Burung madu hitam

Cinnyris jugularis Yellow-bellied Sunbird Burung madu sriganti

Meliphagidae

Melilestes megarhynchus Long-billed Honeyeater Isap madu-paruh panjang

Toxorhamphus

novaeguineae Yellow-bellied Longbill

Cucuk panjang-perut

kuning

Meliphaga aruensis Puff-backed Meliphaga Meliphaga aru

Meliphaga analoga Mimic Meliphaga Meliphaga mimic

Xanthotis chrysotis Tawny-breasted Honeyeater Isap madu-dada coklat

Xanthotis polygramma Spotted Honeyeater Isap madu tutul

Lichenostomus versicolor Varied Honeyeater Isap madu kepodang

Pycnopygius ixoides Plain Honeyeater Isap madu polos

Philemon meyeri Meyer's friarbird Cikukua kerdil

Philemon buceroides Helmeted Friarbird Cikukua tanduk

Sturnidae

Aplonis cantoroides Singing Starling Perling kicau

Aplonis metallica Metallic Starling Perling ungu

Mino dumontii Yellow-face Myna Mino muka-kuning

Oriolidae Oriolus szalayi Brown Oriole Kepudang coklat

Dicruridae Dicrurus bractaetus Papuan Drongo Srigunting lencana

Cracticidae Cracticus cassicus Hooded Butcherbird Jagal papua

Cracticus quoyi Black Butcherbird Jagal hitam

Ptilonorhynchidae Ailuroedus buccoides White-eared Catbird

Burung kucing kuping

putih

Paradisaeidae

Manucodia ater Glossy-mantled Manucode Manucodia kilap

Manucodia keraudrenii Trumpet Manucode Manucodia trompet

Ptiloris magnificus Magnificent Riflebird Toowa cemerlang

Seleucidis melanoleuca

Twelve-wired Bird of

Paradise Cendrawasih mati-kawat

Cicinnurus regius King Bird of Paradise Cendrawasih raja

Cicinnurus magnificus Magnificent Bird of Paradise Cendrawasih belah-rotan

Paradisaea minor Lesser Bird of Paradise Cendrawasih kecil

Corvidae Corvus tristis Grey Crow Gagak kelabu

Corvus orru Torresian crow Gagak orru

Page 39: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Lampiran 3. Tabel Sebaran t (t-tabel)

Sumber: Magurran, 1988

Page 40: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Lampiran 4. Indeks Keanekaragaman Jenis Burung Pada Areal RKT 2010 PT. MML

No

Nama Titik Pengamatan

Total pi ln pi pi ln pi Latin Inggris 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Casuarius casuarius Southern Cassowary 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

2 Casuarius unappendiculatus Northern Cassowary 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

3 Talegalla fuscirostris Black-billed Scrub-turkey 2 3 1 1 5 3 15 0.0256 -3.6636 -0.0939

4 Ptilinopus magnificus Wompoo Fruit-Dove 4 1 2 1 4 12 0.0205 -3.8867 -0.0797

5 Ptilinopus perlatus Pink-spotted Fruit-Dove 1 3 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

6 Ptilinopus superbus Superb Fruit-Dove 5 1 3 3 12 0.0205 -3.8867 -0.0797

7 Ptilinopus pulchellus Beautiful Fruit-Dove 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

8 Ptilinopus iozonus Orange-bellied Fruit-Dove 1 12 15 1 1 30 0.0513 -2.9704 -0.1523

9 Ducula rufigaster Purple-tailed Imperial Pigeon 2 1 3 0.0051 -5.2730 -0.0270

10 Ducula pinon Pinon Imperial Pigeon 5 2 3 6 16 0.0274 -3.5990 -0.0984

11 Ducula zoeae Zoe Imperial Pigeon 4 1 1 4 1 11 0.0188 -3.9737 -0.0747

12 Macropygia amboinensis Brown Cuckoo-Dove 2 1 1 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

13 Reinwardtoena reinwardtii Great Cuckoo-Dove 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

14 Chalcophaps stephani Stephan's Ground-Dove 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

15 Otidiphaps nobilis Pheasant Pigeon 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

16 Goura cristata Western Crowned Pigeon 2 1 2 5 0.0085 -4.7622 -0.0407

17 Chalcopsitta scintillata Black Lory 1 1 2 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

18 Lorius lory Black-capped Lory 2 2 4 2 2 4 16 0.0274 -3.5990 -0.0984

19 Charmosyna placentis Red-flanked Lorikeet 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

20 Probosciger aterrimus Palm Cockatoo 1 1 2 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

21 Cacatua galerita Sulphur-crested Cockatoo 2 1 2 1 1 7 0.0120 -4.4257 -0.0530

22 Micrositta keiensis Yellow-capped Pygmy-Parrot 2 2 0.0034 -5.6785 -0.0194

23 Psittaculirostris desmarestii Large Fig-Parrot 1 1 2 0.0034 -5.6785 -0.0194

24 Geoffroyus geoffroyi Red-cheeked Parrot 5 2 3 5 8 3 26 0.0444 -3.1135 -0.1384

Page 41: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

30

25 Alisterus amboinensis Moluccan King-Parrot 1 2 2 1 6 0.0103 -4.5799 -0.0470

26 Cacomantis variolosus Brush Cuckoo 2 4 6 2 14 0.0239 -3.7326 -0.0893

27 Cacomantis castaneiventris Chestnut-breasted Cuckoo 2 2 0.0034 -5.6785 -0.0194

28 Collocalia esculenta Glossy Swiftlet 3 3 2 1 1 10 0.0171 -4.0690 -0.0696

29 Alcedo azurea Azure Kingfisher 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

30 Dacelo gaudichaud Rufous-bellied Kookaburra 1 1 1 2 2 6 0.0103 -4.5799 -0.0470

31 Halcyon torotoro Yellow-billed Kingfisher 2 1 1 1 1 6 0.0103 -4.5799 -0.0470

32 Tanysiptera galatea Common Paradise-Kingfisher 2 1 2 2 2 3 12 0.0205 -3.8867 -0.0797

33 Eurystomus orientalis Dollarbird 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

34 Rhyticeros plicatus Blyth's Hornbill 2 4 2 6 2 8 1 25 0.0427 -3.1527 -0.1347

35 Coracina papuensis White-bellied Cuckoo-shrike 1 1 3 5 0.0085 -4.7622 -0.0407

36 Coracina incerta Black-shoulder Cicadabird 1 1 1 3 0.0051 -5.2730 -0.0270

37 Coracina schisticeps Grey-headed Cuckoo-shrike 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

38 Coracina melaena Black Cuckoo-shrike 2 4 6 0.0103 -4.5799 -0.0470

39 Campochaera sloetii Golden Cuckoo-shrike 1 2 1 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

40 Cinclosoma ajax Painted Quail-thrush 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

41 Ptilorrhoa caerulescens Blue Jewel-Babbler 1 1 1 3 0.0051 -5.2730 -0.0270

42 Crateroscelis murina Rusty Mouse-warbler 2 1 1 2 2 8 0.0137 -4.2922 -0.0587

43 Sericornis virgatus Perplexing Scrub-wren 3 4 1 2 5 1 16 0.0274 -3.5990 -0.0984

44 Gerygone chrysogaster Yellow-bellied Gerygone 1 1 2 1 5 0.0085 -4.7622 -0.0407

45 Gerygone chloronotus Green-backed Gerygone 2 1 3 0.0051 -5.2730 -0.0270

46 Monarcha guttula Spot-winged Monarch 2 1 3 0.0051 -5.2730 -0.0270

47 Monarcha manadensis Hooded / White-bellied Monarch 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

48 Arses telescopthalmus Frilled Monarch 1 2 2 4 9 0.0154 -4.1744 -0.0642

49 Maechaerirhynchus flaviventer Yellow-bellied Boatbill 1 1 1 1 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

50 Rhipidura rufiventris Northern Fantail 2 2 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

51 Rhipidura hyperythra Chestnut-bellied Fantail 1 2 2 5 0.0085 -4.7622 -0.0407

52 Rhipidura threnothorax Sooty Thicket-Fantail 1 1 2 2 1 1 4 12 0.0205 -3.8867 -0.0797

Page 42: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

31

53 Rhipidura rufidorsa Rufous-backed Fantail 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

54 Microeca flavovirescens Olive Flycatcher 2 1 1 1 5 0.0085 -4.7622 -0.0407

55 Poecilodryas hypoleuca Black-chinned Robin 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

56 Poecilodryas brachyura Black-sided Robin 2 2 2 1 7 0.0120 -4.4257 -0.0530

57 Pachycephala simplex Grey Whistler 2 1 3 0.0051 -5.2730 -0.0270

58 Pitohui kirhocephalus Variable Pitohui 10 5 13 4 1 3 6 7 11 5 65 0.1111 -2.1972 -0.2441

59 Pitohui ferrugineus Rusty Pitohui 8 2 4 6 2 3 25 0.0427 -3.1527 -0.1347

60 Pitohui cristatus Crested Pitohui 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

61 Melilestes megarhynchus Long-billed Honeyeater 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

62 Toxorhamphus novaeguineae Yellow-bellied Longbill 2 1 3 0.0051 -5.2730 -0.0270

63 Meliphaga aruensis Puff-backed Meliphaga 1 1 1 7 3 1 3 17 0.0291 -3.5384 -0.1028

64 Xanthotis chrysotis Tawny-breasted Honeyeater 2 2 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

65 Pycnopygius ixoides Plain Honeyeater 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

66 Philemon buceroides Helmeted Friarbird 1 1 0.0017 -6.3716 -0.0109

67 Mino dumontii Yellow-face Myna 1 1 2 0.0034 -5.6785 -0.0194

68 Oriolus szalayi Brown Oriole 1 1 2 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

69 Dicrurus bractaetus Papuan Drongo 2 1 2 5 0.0085 -4.7622 -0.0407

70 Cracticus cassicus Hooded Butcherbird 1 2 1 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

71 Cracticus quoyi Black Butcherbird 2 1 3 0.0051 -5.2730 -0.0270

72 Ailuroedus buccoides White-eared Catbird 1 1 1 1 4 0.0068 -4.9853 -0.0341

73 Ptiloris magnificus Magnificent Riflebird 4 6 1 9 1 1 1 23 0.0393 -3.2361 -0.1272

74 Cicinnurus regia King Bird of Paradise 2 2 4 2 10 0.0171 -4.0690 -0.0696

75 Cicinnurus magnificus Magnificent Bird of Paradise 3 1 2 6 0.0103 -4.5799 -0.0470

76 Paradisaea minor Lesser Bird of Paradise 4 2 6 3 4 2 3 2 2 5 33 0.0564 -2.8751 -0.1622

Total 585 1 -373.3037 -3.7808

H' =pi ln pi 3,7808

Page 43: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

32

Page 44: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Lampiran 5. Indeks Keanekaragaman Jenis Burung Pada Areal Bekas Tebangan 2005 PT. MML

No

Nama Titik Pengamatan

Total pi ln pi pi ln pi Latin Inggris 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Casuarius casuarius Southern Cassowary 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

2 Talegalla fuscirostris Black-billed Scrub-turkey 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

3 Ptilinopus magnificus Wompoo Fruit-Dove 2 1 4 2 9 0.0132 -4.3249 -0.0572

4 Ptilinopus perlatus Pink-spotted Fruit-Dove 1 1 1 1 1 5 0.0074 -4.9127 -0.0361

5 Ptilinopus ornatus Ornate Fruit-Dove 3 1 1 1 6 0.0088 -4.7303 -0.0417

6 Ptilinopus superbus Superb Fruit-Dove 2 5 6 2 15 0.0221 -3.8140 -0.0841

7 Ptilinopus iozonus Orange-bellied Fruit-Dove 2 7 4 6 9 1 4 1 1 10 45 0.0662 -2.7154 -0.1797

8 Ducula rufigaster Purple-tailed Imperial Pigeon 1 2 1 4 0.0059 -5.1358 -0.0302

9 Ducula pinon Pinon Imperial Pigeon 6 3 2 4 9 4 2 3 33 0.0485 -3.0256 -0.1468

10 Ducula zoeae Zoe Imperial Pigeon 2 1 4 1 2 1 1 1 13 0.0191 -3.9571 -0.0757

11 Macropygia amboinensis Brown Cuckoo-Dove 1 3 2 1 2 2 11 0.0162 -4.1242 -0.0667

12 Macropygia nigrirostris Black-billed Cuckoo-Dove 2 1 1 4 0.0059 -5.1358 -0.0302

13 Reinwardtoena reinwardtii Great Cuckoo-Dove 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

14 Chalcophaps stephani Stephan's Ground-Dove 2 1 3 0.0044 -5.4235 -0.0239

15 Otidiphaps nobilis Pheasant Pigeon 1 1 1 3 0.0044 -5.4235 -0.0239

16 Goura cristata Western Crowned Pigeon 1 1 1 1 4 0.0059 -5.1358 -0.0302

17 Trichoglossus haemotodus Rainbow Lorikeet 2 4 2 8 0.0118 -4.4427 -0.0523

18 Lorius lory Black-capped Lory 5 3 2 4 1 15 0.0221 -3.8140 -0.0841

19 Charmosyna placentis Red-flanked Lorikeet 1 4 2 1 5 13 0.0191 -3.9571 -0.0757

20 Probosciger aterrimus Palm Cockatoo 3 1 1 5 0.0074 -4.9127 -0.0361

21 Cacatua galerita Sulphur-crested Cockatoo 2 2 3 7 1 4 19 0.0279 -3.5777 -0.1000

22 Micrositta keiensis Yellow-capped Pygmy-Parrot 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

23 Opopsitta diophthalma Double-eyed Fig Parrot 3 4 2 5 14 0.0206 -3.8830 -0.0799

24 Psittaculirostris desmarestii Large Fig-Parrot 2 1 1 1 5 0.0074 -4.9127 -0.0361

25 Geoffroyus geoffroyi Red-cheeked Parrot 4 2 4 3 6 3 22 0.0324 -3.4311 -0.1110

26 Eclectus roratus Eclectus Parrot 1 3 2 6 0.0088 -4.7303 -0.0417

27 Alisterus amboinensis Moluccan King-Parrot 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

28 Cacomantis variolosus Brush Cuckoo 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

Page 45: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

33

29 Microdymanis parva Dwarf Koel 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

30 Centropus menbeki Greater Black Coucal 1 1 2 4 0.0059 -5.1358 -0.0302

31 Alcedo azurea Azure Kingfisher 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

32 Dacelo gaudichaud Rufous-bellied Kookaburra 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

33 Halcyon torotoro Yellow-billed Kingfisher 5 3 5 4 17 0.0250 -3.6889 -0.0922

34 Tanysiptera galatea Common Paradise-Kingfisher 2 2 2 6 0.0088 -4.7303 -0.0417

35 Merops ornatus Rainbow Bee-eater 5 3 8 0.0118 -4.4427 -0.0523

36 Eurystomus orientalis Dollarbird 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

37 Rhyticeros plicatus Blyth's Hornbill 4 2 5 3 2 3 4 23 0.0338 -3.3866 -0.1145

38 Pitta erythrogaster Blue-breasted Pitta 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

39 Pitta sordida Hooded Pitta 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

40 Coracina papuensis White-bellied Cuckoo-shrike 1 2 3 2 3 11 0.0162 -4.1242 -0.0667

41 Coracina boyeri Boyer's Cuckoo-shrike 1 1 1 3 0.0044 -5.4235 -0.0239

42 Coracina schisticeps Grey-headed Cuckoo-shrike 2 4 3 9 0.0132 -4.3249 -0.0572

43 Coracina melaena Black Cuckoo-shrike 1 3 4 0.0059 -5.1358 -0.0302

44 Campochaera sloetii Golden Cuckoo-shrike 3 2 1 5 11 0.0162 -4.1242 -0.0667

45 Lalage atrovirens Black-browed Triller 2 2 4 1 9 0.0132 -4.3249 -0.0572

46 Ptilorrhoa caerulescens Blue Jewel-Babbler 2 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

47 Crateroscelis murina Rusty Mouse-warbler 2 4 2 1 1 10 0.0147 -4.2195 -0.0621

48 Sericornis virgatus Perplexing Scrub-wren 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

49 Gerygone chloronotus Green-backed Gerygone 1 3 3 1 8 0.0118 -4.4427 -0.0523

50 Gerygone palpebrosa Fairy Gerygone 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

51 Monarcha guttula Spot-winged Monarch 1 3 1 1 6 0.0088 -4.7303 -0.0417

52 Arses telescopthalmus Frilled Monarch 1 2 1 4 0.0059 -5.1358 -0.0302

53 Myiagra alecto Shining Flycatcher 2 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

54 Maechaerirhynchus flaviventer Yellow-bellied Boatbill 2 1 3 0.0044 -5.4235 -0.0239

55 Rhipidura rufiventris Northern Fantail 1 2 1 2 6 0.0088 -4.7303 -0.0417

56 Rhipidura threnothorax Sooty Thicket-Fantail 1 1 2 1 1 3 9 0.0132 -4.3249 -0.0572

57 Rhipidura maculipectus Black Thicket-Fantail 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

58 Rhipidura rufidorsa Rufous-backed Fantail 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

59 Microeca flavovirescens Olive Flycatcher 2 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

Page 46: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

34

60 Poecilodryas hypoleuca Black-chinned Robin 2 2 2 6 0.0088 -4.7303 -0.0417

61 Poecilodryas brachyura Black-sided Robin 1 1 3 5 0.0074 -4.9127 -0.0361

62 Pitohui kirhocephalus Variable Pitohui 6 6 8 4 3 5 4 12 2 5 55 0.0809 -2.5148 -0.2034

63 Pitohui ferrugineus Rusty Pitohui 2 1 3 6 0.0088 -4.7303 -0.0417

64 Melanocharis nigra Black Berrypecker 1 1 8 2 12 0.0176 -4.0372 -0.0712

65 Leptocoma sericea Black Sunbird 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

66 Melilestes megarhynchus Long-billed Honeyeater 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

67 Toxorhamphus novaeguineae Yellow-bellied Longbill 1 1 1 1 4 0.0059 -5.1358 -0.0302

68 Meliphaga aruensis Puff-backed Meliphaga 1 1 1 3 0.0044 -5.4235 -0.0239

69 Meliphaga analog Mimic Meliphaga 2 3 1 1 7 0.0103 -4.5762 -0.0471

70 Xanthotis polygramma Spotted Honeyeater 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

71 Philemon buceroides Helmeted Friarbird 4 2 1 1 5 5 18 0.0265 -3.6317 -0.0961

72 Mino dumontii Yellow-face Myna 4 1 1 4 2 1 13 0.0191 -3.9571 -0.0757

73 Oriolus szalayi Brown Oriole 2 5 3 1 1 12 0.0176 -4.0372 -0.0712

74 Dicrurus bractaetus Papuan Drongo 1 1 2 0.0029 -5.8289 -0.0171

75 Cracticus cassicus Hooded Butcherbird 2 1 1 2 2 8 0.0118 -4.4427 -0.0523

76 Cracticus quoyi Black Butcherbird 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

77 Manucodia atra Glossy-mantled Manucode 1 1 0.0015 -6.5221 -0.0096

78 Manucodia keraudrenii Trumpet Manucode 1 1 1 3 0.0044 -5.4235 -0.0239

79 Ptiloris magnificus Magnificent Riflebird 5 2 3 5 6 4 27 0.0397 -3.2263 -0.1281

80 Cicinnurus regia King Bird of Paradise 2 1 3 0.0044 -5.4235 -0.0239

81 Cicinnurus magnificus Magnificent Bird of Paradise 1 1 2 4 0.0059 -5.1358 -0.0302

82 Paradisaea minor Lesser Bird of Paradise 4 7 2 8 2 7 5 2 37 0.0544 -2.9112 -0.1584

83 Corvus tristis Grey Crow 1 1 2 1 1 6 0.0088 -4.7303 -0.0417

Total

680 1 -410.3898 -3.9208

H' =pi ln pi

3.9208

Page 47: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

35

Page 48: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Lampiran 6. Indeks Keanekaragaman Jenis Burung Pada Areal Bekas Tebangan 2002 PT. MML

No

Nama Titik Pengamatan

Total pi ln pi pi ln pi Latin Inggris 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Casuarius casuarius Southern Cassowary 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

2 Casuarius unappendiculatus Northern Cassowary 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

3 Accipiter poliocephalus Grey-headed Goshawk 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

4 Harpyopsis novaeguineae New Guinea Harpy Eagle 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

5 Talegalla fuscirostris Black-billed Scrub-turkey 1 1 2 1 3 8 0.0093 -4.6752 -0.0436

6 Ptilinopus magnificus Wompoo Fruit-Dove 2 3 1 1 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

7 Ptilinopus perlatus Pink-spotted Fruit-Dove 1 2 1 2 2 1 9 0.0105 -4.5574 -0.0478

8 Ptilinopus aurantiifrons Orange-fronted Fruit-Dove 1 2 2 5 0.0058 -5.1452 -0.0300

9 Ptilinopus superbus Superb Fruit-Dove 2 1 1 6 2 11 0.0128 -4.3567 -0.0559

10 Ptilinopus pulchellus Beautiful Fruit-Dove 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

11 Ptilinopus iozonus Orange-bellied Fruit-Dove 14 2 1 11 2 3 8 4 9 54 0.0629 -2.7656 -0.1741

12 Ducula rufigaster Purple-tailed Imperial Pigeon 3 2 5 0.0058 -5.1452 -0.0300

13 Ducula pinon Pinon Imperial Pigeon 7 5 3 7 1 2 6 9 8 48 0.0559 -2.8834 -0.1613

14 Ducula zoeae Zoe Imperial Pigeon 3 3 5 1 12 0.0140 -4.2697 -0.0597

15 Macropygia amboinensis Brown Cuckoo-Dove 1 1 1 3 6 0.0070 -4.9628 -0.0347

16 Chalcophaps stephani Stephan's Ground-Dove 1 1 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

17 Goura cristata Western Crowned Pigeon 2 1 3 0.0035 -5.6560 -0.0198

18 Chalcopsitta scintillata Black Lory 3 3 4 2 2 14 0.0163 -4.1155 -0.0672

19 Trichoglossus haemotodus Rainbow Lorikeet 1 1 3 2 3 10 0.0117 -4.4520 -0.0519

20 Charmosyna rubronotata Red-fronted Lorikeet 2 1 3 6 0.0070 -4.9628 -0.0347

21 Charmosyna placentis Red-flanked Lorikeet 1 1 1 3 0.0035 -5.6560 -0.0198

22 Probosciger aterrimus Palm Cockatoo 2 2 2 1 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

23 Cacatua galerita Sulphur-crested Cockatoo 4 6 3 5 7 5 30 0.0350 -3.3534 -0.1173

24 Micrositta keiensis Yellow-capped Pygmy-Parrot 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

25 Opopsitta gulielmiterti Orange-breasted Fig-Parrot 2 1 1 1 5 0.0058 -5.1452 -0.0300

26 Psittaculirostris desmarestii Large Fig-Parrot 4 6 3 4 17 0.0198 -3.9214 -0.0777

27 Geoffroyus geoffroyi Red-cheeked Parrot 11 9 3 2 7 6 8 14 77 0.0897 -2.4108 -0.2164

Page 49: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

28 Eclectus roratus Eclectus Parrot 1 1 3 4 9 0.0105 -4.5574 -0.0478

29 Alisterus amboinensis Moluccan King-Parrot 1 5 4 4 14 0.0163 -4.1155 -0.0672

30 Cacomantis variolosus Brush Cuckoo 4 2 2 8 0.0093 -4.6752 -0.0436

31 Microdymanis parva Dwarf Koel 5 3 8 0.0093 -4.6752 -0.0436

32 Centropus menbeki Greater Black Coucal 1 1 1 3 0.0035 -5.6560 -0.0198

33 Hemiprocne mystacea Moustached Tree-swift 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

34 Ceyx lepidus Dwarf Kingfisher 2 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

35 Halcyon torotoro Yellow-billed Kingfisher 5 3 4 6 18 0.0210 -3.8642 -0.0811

36 Halcyon sancta Sacred Kingfisher 1 1 4 6 0.0070 -4.9628 -0.0347

37 Tanysiptera galatea Common Paradise-Kingfisher 2 1 3 6 0.0070 -4.9628 -0.0347

38 Eurystomus orientalis Dollarbird 1 2 2 1 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

39 Rhyticeros plicatus Blyth's Hornbill 3 2 8 9 4 7 9 6 48 0.0559 -2.8834 -0.1613

40 Pitta erythrogaster Blue-breasted Pitta 1 1 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

41 Coracina papuensis White-bellied Cuckoo-shrike 2 2 1 1 6 0.0070 -4.9628 -0.0347

42 Coracina boyeri Boyer's Cuckoo-shrike 1 1 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

43 Coracina schisticeps Grey-headed Cuckoo-shrike 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

44 Coracina melaena Black Cuckoo-shrike 1 1 2 2 3 9 0.0105 -4.5574 -0.0478

45 Lalage atrovirens Black-browed Triller 1 3 2 1 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

46 Malurus cyanocephalus Emporer Fairy-Wren 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

47 Crateroscelis murina Rusty Mouse-warbler 2 2 1 2 3 10 0.0117 -4.4520 -0.0519

48 Gerygone chrysogaster Yellow-bellied Gerygone 1 1 2 4 0.0047 -5.3683 -0.0250

49 Gerygone chloronotus Green-backed Gerygone 4 2 4 3 13 0.0152 -4.1897 -0.0635

50 Monarcha guttula Spot-winged Monarch 1 1 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

51 Monarcha chrysomela Golden Monarch 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

52 Arses telescopthalmus Frilled Monarch 1 2 1 1 2 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

53 Myiagra alecto Shining Flycatcher 1 4 1 1 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

54 Maechaerirhynchus flaviventer Yellow-bellied Boatbill 2 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

55 Peltops blainvillii Lowland Peltops 2 1 1 2 6 0.0070 -4.9628 -0.0347

56 Rhipidura rufiventris Northern Fantail 1 1 1 4 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

57 Rhipidura threnothorax Sooty Thicket-Fantail 6 2 2 1 11 0.0128 -4.3567 -0.0559

58 Rhipidura maculipectus Black Thicket-Fantail 2 1 2 2 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

Page 50: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

59 Microeca flavovirescens Olive Flycatcher 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

60 Poecilodryas hypoleuca Black-chinned Robin 2 1 1 2 1 1 5 13 0.0152 -4.1897 -0.0635

61 Poecilodryas brachyura Black-sided Robin 2 6 1 1 4 4 18 0.0210 -3.8642 -0.0811

62 Pitohui kirhocephalus Variable Pitohui 15 3 8 7 5 6 2 3 7 11 67 0.0781 -2.5499 -0.1991

63 Pitohui ferrugineus Rusty Pitohui 3 2 4 9 0.0105 -4.5574 -0.0478

64 Dicaeum pectorale Papuan Flowerpecker 4 6 3 13 0.0152 -4.1897 -0.0635

65 Leptocoma sericea Black Sunbird 2 2 4 0.0047 -5.3683 -0.0250

66 Toxorhamphus novaeguineae Yellow-bellied Longbill 2 1 3 4 10 0.0117 -4.4520 -0.0519

67 Meliphaga aruensis Puff-backed Meliphaga 2 2 4 0.0047 -5.3683 -0.0250

68 Meliphaga analog Mimic Meliphaga 2 4 1 3 3 13 0.0152 -4.1897 -0.0635

69 Xanthotis chrysotis Tawny-breasted Honeyeater 1 2 1 4 0.0047 -5.3683 -0.0250

70 Xanthotis polygramma Spotted Honeyeater 1 1 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

71 Philemon meyeri Meyer's friarbird 1 2 3 6 0.0070 -4.9628 -0.0347

72 Philemon buceroides Helmeted Friarbird 2 2 4 3 11 0.0128 -4.3567 -0.0559

73 Aplonis cantoroides Singing Starling 4 2 2 2 3 13 0.0152 -4.1897 -0.0635

74 Mino dumontii Yellow-face Myna 2 2 1 1 2 4 2 14 0.0163 -4.1155 -0.0672

75 Oriolus szalayi Brown Oriole 1 1 1 4 2 1 5 15 0.0175 -4.0466 -0.0707

76 Dicrurus bractaetus Papuan Drongo 2 3 1 6 0.0070 -4.9628 -0.0347

77 Cracticus cassicus Hooded Butcherbird 2 3 2 7 0.0082 -4.8087 -0.0392

78 Cracticus quoyi Black Butcherbird 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

79 Ailuroedus buccoides White-eared Catbird 2 1 3 0.0035 -5.6560 -0.0198

80 Manucodia atra Glossy-mantled Manucode 1 1 0.0012 -6.7546 -0.0079

81 Manucodia keraudrenii Trumpet Manucode 1 1 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

82 Ptiloris magnificus Magnificent Riflebird 4 1 1 2 3 11 0.0128 -4.3567 -0.0559

83 Seleucidis melanoleuca Twelve-wired Bird of Paradise 1 1 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

84 Cicinnurus regia King Bird of Paradise 1 1 2 0.0023 -6.0615 -0.0141

85 Paradisaea minor Lesser Bird of Paradise 2 5 4 6 4 5 26 0.0303 -3.4965 -0.1060

Total

858 1 -427.5801 -3.8691

H' =pi ln pi

3,8691

Page 51: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari
Page 52: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

Lampiran 7. Status Konservasi dan Staus Persebaran Jenis Burung Pada Areal Hutan

Konsesi PT. MML

No Nama Status konsevasi Satus

Persebaran Ilmiah Inggris IUCN CITES UU

1 Casuarius casuarius Southern Cassowary VU AB EP

2 Casuarius unappendiculatus Northern Cassowary VU AB

3 Ardea alba Great Egret AB

4 Egretta garzetta Little Egret AB

5 Nycticorax caledonicus Rufous Night-Heron AB

6 Zonerodius heliosylus Forest Bittern NT

7 Plegadis falcinellus Glossy Ibis AB

8 Threskiornis molucca Sacred Ibis B

9 Aviceda subcristata Crested Hawk II AB

10 Henicopernis longicauda Long-tailed Buzzard II AB

11 Haliastur indus Brahminy Kite II AB

12 Accipiter poliocephalus Grey-headed Goshawk II AB

13 Harpyopsis novaeguineae New Guinea Harpy Eagle II AB

14 Aquila gurneyi Gurney's Eagle II AB

15 Talegalla fuscirostris Black-billed Scrub-turkey AB

16 Himantopus leucocephalus White-headed Stilt AB

17 Numerius phaeopus Whimbrel AB

18 Childonias hybridus Whiskered Tern AB

19 Gelochelidon nilotica Gull-billed Tern AB

20 Ptilinopus magnificus Wompoo Fruit-Dove EP

21 Macropygia nigrirostris Black-billed Cuckoo-Dove EP

22 Goura cristata Western Crowned Pigeon EP

23 Chalcopsitta scintillata Black Lory II

24 Pseudos fuscata Dusky Lory II

25 Trichoglossus haemotodus Rainbow Lorikeet II

26 Lorius lory Black-capped Lory II A EP

27 Charmosyna rubronotata Red-fronted Lorikeet II

28 Charmosyna placentis Red-flanked Lorikeet II EP

29 Probosciger aterrimus Palm Cockatoo I AB EP

30 Cacatua galerita Sulphur-crested Cockatoo II AB EP

31 Micrositta keiensis Yellow-capped Pygmy-Parrot II

32 Opopsitta gulielmiterti Orange-breasted Fig-Parrot II

33 Opopsitta diophthalma Double-eyed Fig Parrot II EP

34 Psittaculirostris desmarestii Flame Headed Fig Parrot II

35 Geoffroyus geoffroyi Red-cheeked Parrot II

36 Geoffroyus simplex Blue-collared Parrot II

37 Eclectus roratus Eclectus Parrot II AB

38 Psittrichas fulgidus Vulturine Parrot VU II AB EP

39 Alisterus amboinensis Moluccan King-Parrot II

40 Cacomantis castaneiventris Chestnut-breasted Cuckoo EP

Page 53: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

39

41 Tyto tenebricosa Sooty Owl II EP

42 Ninox rufa Rufous Boobook II EP

43 Podargus papuensis Papuan Frogmouth EP

44 Eurostopodus papuensis Papuan Nightjar EP

45 Alcedo azurea Azure Kingfisher AB

46 Ceyx lepidus Dwarf Kingfisher AB

47 Dacelo gaudichaud Rufous-bellied Kookaburra AB

48 Melidora macrorrhina Hook-billed Kingfisher AB

49 Halcyon torotoro Yellow-billed Kingfisher B EP

50 Halcyon sancta Sacred Kingfisher AB

51 Halcyon chloris Collared Kingfisher AB

52 Tanysiptera galatea Common Paradise-Kingfisher AB

53 Rhyticeros plicatus Blyth's Hornbill AB EP

54 Pitta erythrogaster Blue-breasted Pitta AB

55 Pitta sordida Hooded Pitta AB

56 Gerygone chloronotus Green-backed Gerygone EP

57 Gerygone palpebrosa Fairy Gerygone EP

58 Monarcha chrysomela Golden Monarch EP

59 Arses telescopthalmus Frilled Monarch EP

60 Maechaerirhynchus flaviventer Yellow-bellied Boatbill EP

61 Colluricincla megarhyncha Little Shrike-thrush B EP

62 Leptocoma sericea Black Sunbird AB

63 Cinnyris jugularis Yellow-bellied Sunbird AB

64 Melilestes megarhynchus Long-billed Honeyeater AB

65 Toxorhamphus novaeguineae Yellow-bellied Longbill AB

66 Meliphaga aruensis Puff-backed Meliphaga AB

67 Meliphaga analog Mimic Meliphaga B

68 Xanthotis chrysotis Tawny-breasted Honeyeater B EP

69 Xanthotis polygramma Spotted Honeyeater B

70 Lichenostomus versicolor Varied Honeyeater B

71 Pycnopygius ixoides Plain Honeyeater AB

72 Philemon meyeri Meyer's friarbird AB

73 Philemon buceroides Helmeted Friarbird AB EP

74 Aplonis cantoroides Singing Starling EP

75 Mino dumontii Yellow-face Myna EP

76 Cracticus quoyi Black Butcherbird EP

77 Ailuroedus buccoides White-eared Catbird AB

78 Manucodia atra Glossy-mantled Manucode II ABC EP

79 Manucodia keraudrenii Trumpet Manucode II ABC EP

80 Ptiloris magnificus Magnificent Riflebird II ABC EP

81 Seleucidis melanoleuca Twelve-wired Bird of Paradise II ABC EP

82 Cicinnurus regia King Bird of Paradise II ABC EP

83 Cicinnurus magnificus Magnificent Bird of Paradise II ABC EP

84 Paradisaea minor Lesser Bird of Paradise II ABC EP

Page 54: Kapisa,Hans Arnold_Jenis Burung Pd Areal Hutan Konsesi PT.manokwari Mandiri Lestari

40

Keterangan :

Status Keterancaman Menurut IUCN :

VU = Vulnerable (Terancam )

NT = Near Threatened (Mendekati Terancam)

Status Peraturan Perdagangan Internasional Menurut CITES :

Appendix I = Jenis yang terancam punah dan berdampak bila diperdagangkan.

Appendix II= Jenis yang statusnya belum terancam punah tetapi akan

terancam punah apabila dieksploitasi berlebihan.

Status Perlindungan Dalam Undang-Undang Republik Indonesia :

A = UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya.

B = PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

C = PP No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa

Liar.

Status Persebaran :

EP = Endemik Papua

(Sukmantoro. et al.,2007. Daftar Burung Indonesia No.2)