kanker servik
-
Upload
arya-chelster -
Category
Documents
-
view
237 -
download
4
description
Transcript of kanker servik
PERENCANAAN PENYULUHAN
KANKER SERVIKS
di RS Hasan Sadikin Bandung
Disusun Oleh :
Kelompok 12
Anggota :
Fitri Wulansari (0802100070)
Merty Yunita (0802100080)
Ni Putu Adi (0802100081)
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MALANG
2009-2010
Latar Belakang
BANDUNG – Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit
Hasan Sadikin beberapa waktu lalu, kata Herman Susanto, ahli Ilmu Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung Sabtu, bahwa
di antara penyakit-penyaakit kanker, setiap tahunnya muncul sekitar 500.000
kanker serviks baru di dunia. Sebanyak 80 persen terjadi di negara berkembang
dan 200.000 di antara penderita kanker serviks tersebut meninggal setiap
tahunnya.
Di Indonesia, kanker berada di urutan enam sebagai penyakit ganas yang
mematikan. Sepanjang tahun 1988 – 1994 dari 10 jenis penyakit kanker, kanker
serviks paling tinggi kasusnya, mencapai 26.200 kasus. Jenis kanker lainnya
setelah kanker serviks adalah kanker payudara, kulit, nasofaring, kelenjar getah
bening. ovarium, rektum, timid, jaringan lunak, dan kolon. Di Jawa Barat
berdasarkan data dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) tahun 1987 – 1988
sebanyak 20,09 penderita kanker merupakan penderita kanker serviks.
Di RSHS jumlah pasien kanker serviks terus meningkat dari tahun ke
tahun. Penderita yang berobat mencapai 400 orang per tahunnya. Ketua Unit
Penelitian Kesehatan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Herman Susanto, ahli
Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Bandung mengatakan, jumlah pasien kanker rahim yang masuk rumah sakit terus
mengalami kenaikan. Herman menyebutkan, ada faktor-faktor yang dimiliki oleh
seorang wanita yang menyebabkan dia mudah terkena kanker jenis ini. “Faktor itu
antara lain hubungan seksual dini, banyaknya partner seksual, kawin cerai, anak
yang banyak, hamil pada usia muda, dan perokok berat,” ujarnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan beberapa waktu lalu, kata Herman,
ada beberapa daerah di Jawa Barat yang terkonsentrasi penyebaran virus ini.
Daerah itu antara lain kawasan pantura, yang punya tradisi menikahkan anak
perempuan mcreka pada usia yang sangat muda. “Bahkan ada anak yang belum
mendapatkan menstruasi, sudah dinikahkan,” katanya.
Kondisi ini, tambah Herman, diperparah dengan kebiasaan kawin cerai.
Saat panen tiba, banyak pasangan yang menikah, tapi ketika musim paceklik,
mereka bercerai. “Begitu musim panen, kawin lagi dengan orang lain, begitu
seterusnya,” ujarnya.
Adapun pemerintah, kata Herman, sampai kini belum memprioritaskan
penanggulangan kanker jenis ini dibandingkan dengan penyakit infeksi lain atau
mal nutrisi. “Padahal kematian akibat kanker leper rahim ini semakin lama
semakin bertambah,” katanya.
Selain itu, kata Herman, pemerintah sebaiknya memberikan penyuluhan
sampai ke pelosok desa. Karena penyuluhan yang selama ini dilakukan, kata dia,
masih terpusat di kota-kota besar. “Jadi belum merata,” katanya.
Kanker serviks disebabkan oleh hubungan seksual dini, partner seks lebih
dari satu, infeksi virus papiloma humanus (VPH), sosioekonomi rendah, perokok,
nutrisi buruk, berpasangan dengan lelaki yang beresiko tinggi, dan terinfeksi HIV.
Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeriksaan dini lewat pap smear. Untuk
pencegahan kanker secara umum Herman menyarankan agar mengurangi
konsumsi tembakau, promosi gaya hidup sehat dan diet, serta pemeriksaan dini
untuk kanker serviks dan kanker payudara.
PRENCANAAN PENYULUHAN
1. Mengenal Masalah, Mengenal Masyarakat, dan Mengenal Wilayah
a) Mengenal Masalah
Di antara penyakit penyakit kanker, setiap tahunnya muncul sekitar
500.000 kanker serviks baru di dunia. Sebanyak 80% terjadi di negara
berkembang dan 200.000 di antara penderita kanker serviks tersebut
meninggal setiap tahunnya.
Pada tahun 1992, di Indonesia, kanker berada pada urutan enam sebagai
penyakit ganas yang mematikan. Di Indonesia, sepanjang tahun 1988-1994
dari 10 jenis penyakit kanker, kanker serviks paling tinggi kasusnya,
mencapai 26.200 kasus. Jenis kanker lainnya selain kankker serviks adalah
kanker payudara, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, ovarium, rektum,
tiroid, jaringan lunak, dan kolon. Di Jawa Barat berdasarkan data dari Rumah
Sakit Hasan Sadikin (RSHS) tahun 1987-1988 sebanyak 20,09 penderita
kanker merupakan penderita kanker seviks.
Di RSHS jumlah pasien kanker serviks terus meningkat dari tahun ke
tahun. Penderita yang berobat mencapai 400 orang per tahunnya. Ada faktor-
faktor yang dimiliki oleh seorang wanita yang menyebabkan dia mudah
terkena kanker jenis ini. Faktor itu antara lain hubungan seksual dini,
banyaknya partner seksual, kawin cerai, anak yang banyak, hamil pada usia
muda, dan perokok berat.
b) Mengenal Masyarakat
Beberapa daerah di Jawa Barat yang terkonsentrasi penyebaran virus
ini.daerah tersebut memiliki tradisi menikahkan anak perempuan mereka di
usia yang sangat muda. Bahkan ada anak yang belum mendapatkan
menstruasi, sudah dinikahkan.
Kondisi ini diperparah dengan kebiasaan kawin cerai. Saat panen tiba,
banyak pasangan yang menikah, tapi ketika musim paceklik, mereka bercerai.
c) Mengenal Wilayah
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang merupakan Rumah Sakit
Pendidikan Percontohan di Indonesia. RSHS memiliki 1100 tempat tidur
dengan hampir 2000 tenaga medis dalam penyediaan seluruh pelayanan
kesehatan baik tradisional, alternatif maupun modern termasuk kedokteran
nuklir dan Program Bayi Tabung. Prasarana yang terdapat di Rumah Sakit
Hasan Sadikin (RSHS) sebagai rumah sakit pendidikan utama dan Rumah
Sakit Mata Cicendo Bandung (RSM Cicendo) sebagai rumah sakit
pendidikan afiliasi, memanfaatkan ruangan-ruangan yang terdapat di bagian-
bagian dan menyatu dengan gedung pelayanan rumah sakit.
Batas wilayah di rumah sakit Hasan Sadikin antara lain :
Batas Utara : berbatasan dengan kelurahan Sukajadi
Batas Timur : berbatasan dengan kelurahan Sukabungah
Batas Barat : berbatasan dengan kelurahan Pajajaran
Batas selatan : berbatasan dengan kelurahan Husein Sastranegara
2. Prioritas Masalah
Meningkatnya penderita kanker serviks.
3. Tujuan
a) Tujuan Program
Timbulnya sikap untuk mencegah kanker serviks dan termotivasi untuk
melakukan pengobatan yang intensif bagi penderita kanker serviks.
b) Tujuan Pendidikan
Peserta penyuluhan dapat menentukan sikap yang seharusnya mereka
lakukan dalam mencegah atau menangani kanker serviks.
c) Tujuan perilaku
Peserta penyuluhan aktif yang berpatisipasi yang di tandai dengan
tingginya nilai hasil kuisioner.
4. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien di Ruang obsitetri-Ginekologi Rumah Sakit Hasan
Sadikin.
5. Isi Penyuluhan
a) Pengertian kanker serviks
b) Tingakat kebahayaan
c) Penyebab
d) Gejala
e) Deteksi dini
f) Pencegahan
g) Penanganan/pengobatan
h) Saran dan nasehat
6. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan untuk kelompok dengan sasaran kelompok pasien dan
keluarga pasien. Metode penyuluhan yang kami ambil adalah ceramah dan
tanya jawab. Metode ini menerangkan atau menjelaskan pengertian, atau
pesan secara lisan kepada sekelompok pendengar yang disertai dengan tanya
jawab, serta dibantu dengan beberapa alat peraga yang diperlukan.
7. Media Penyuluhan
Penggunaan leaftlet dan lembar balik
8. Cara Evaluasi
Evaluasi diambil dengan lembar kuisioner
9. Jadwal Pelaksanaan
No. Hari, Tanggal Kegiatan
1 Rabu, 4 Nov 2009 Mengajukan permohonan ijin ke Rumah Sakit
Hasan Sadikin
2 Jum’at, 6 Nov 2009 Mengenal masalah, masyarat, dan wilayah
3 Minggu, 8 Nov 2009 Menentukan prioritas dan tujuan penyuluhan
4 Senin, 9 Nov 2009 Menentukan sasaran pennyuluhan
5 Selasa, 10 Nov 2009 Menentukan isi penyuluhan
6 Rabu, 11 Nov 2009 Menentukan metode dan media penyuluhan
7 Kamis, 12 Nov 2009 Menyusun rencana penilaian
8 Jum’at, 13 Nov 2009 Munyusun rencana pelaksanaan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
KANKER SERVIKS
di RS Hasan Sadikin Bandung
Disusun Oleh :
Kelompok 12
Anggota :
Fitri Wulansari (0802100070)
Merty Yunita (0802100080)
Ni Putu Adi (0802100081)
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MALANG
2009-2010
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik : Kanker Serviks
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang Obsitetri Ginekologi RS
Hasan Sadikin
Waktu : Minggu, 15 November 2009
Pukul : 09.00
Tempat : Ruang Obsitetri-Ginekologi Rumah Sakit Hasan Sadikin
Tujuan :
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks
Tujuan Khusus
1. Sasaran dapat menjelaskan pengertian dari kanker serviks
2. Sasaran dapat menjelaskan tingkat kebahayaan
3. Sasaran dapat menyebutkan beberapa penyebab
4. Sasaran dapat menyebutkan beberapa gejala
5. Sasaran dapat menjelaskan deteksi dini
6. Sasaran dapat melakukan pencegahan
7. Penderita bersedia melakukan penanganan/pengobatan
Strategi Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. ± 5 menit Salam pembuka
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjawab salam
Menyinak
Memahami tujuan
2. ± 2 menit Menjelaskan tentang
pengertian kanker serviks
Mengerti tentang pengertian
kanker serviks
3. ± 3 menit Menjelaskan tentang tingakat Mengerti tentang tingkat
kebahayaan kanker serviks kebahayaan kanker serviks
4. ± 2 menit Menjelaskan tentang penyebab
kanker serviks
Mengerti tentang pengertian
kanker serviks
5. ± 3 menit Menjelaskan tentang gejala dan
deteksi dini kanker serviks
Mengerti tentang gejala dan
deteksi dini kanker serviks
6. ± 2 menit Menjelaskan tentang
pencegahan terhadap kanker
serviks
Mengerti tentang
pencegahan terhadap kanker
serviks
7. ± 3 menit Menjelaskan tentang
penanganan/pengobatan kanker
serviks
Mengerti tentang penanganan
/pengobatan kanker serviks
8. ± 3 menit Memberi saran dan nasehat Menerima saran dan nasehat
9. ± 15 menit Tanya Jawab Mengajukan pertanyaan atau
menjawab pertanyaan
10. ± 10 menit Kuisioner
Bagi leaftlet
Mengisi Kuisioner
Menerima leaftlet
11. ± 5 menit Salam penutup Menjawab salam
Materi :
1. Pengertian kanker serviks
2. Tingkat kebahayaan kanker serviks
3. Penyebab kanker serviks
4. Gejala kanker serviks
5. Deteksi dini kaker serviks
6. Pencegahan kanker serviks
7. Penanganan/pengobatan kanker serviks
8. Saran dan nasehat kanker serviks
Media dan Metode
Media : LCD, Laptop, layar LCD
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah pemberian materi dalam bentuk lembar
kuisioner. Caranya dengan membagi lembar kuisioner pada seluruh peserta
kemudian peserta mengisi.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2004. Dasar-Dasar Teknik Operasi-Ginekologi. EGC : Jakarta
Markdjikoen Prastowo. 2005. Ilmu Kandungan. YBP-SP : Jakarta
Manuaba. 2000. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana.
EGC : Jakarta
http://google/serviks.com
LAMPIRAN 1
MATERI
KANKER SERVIKS
a) Pengertian kanker serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang
terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah,
yang membuka ke arah liang senggama (vagina). Berawal dari leher rahim,
apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ
lain di seluruh tubuh. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah
berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat
juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.
b) Tingkat kebahayaan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan saat ini penyakit kanker
serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang
menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun
terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000
kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di
dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul
seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah
mencapai stadium lanjut.
c) Penyebab
Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus).
Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya
tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang
menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe
16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada
leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan
kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama. Penularan virus HPV bisa
terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-
ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi
melalui ,organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual
ke genital. Karenanya, penggunaan, kondom saat melakukan hubungan intim
tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya
menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.
Penderita kanker serviks jarang di temukan pada perawan (virgo),
insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin,
terutama pada gadis yang koitus pertama dilakukan pada usia amat muda (<16
th). Insidensi meningkat dengan tingginya paritas, jarak persalinan yang
terlalu dekat, mereka dari golongan sosek rendah (hiegiens seksual yang
jelek), aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan, adanya infeksi
mulut rahim, dan kebiasaan merokok. Namun jarang dijumpai pada
masyarakat yang suaminya di sunat.
d) Gejala
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah
diamati. Namun ditemukan secara kebetulan dan perlu mendapat perhatian
oleh bidan adalah adanya beser putih yang sulit sembuh, kontak berdarah, dan
spotting-gangguan patrun menstruasi. Gejala fisik serangan penyakit ini pada
umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu,
munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact
bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar
siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah
menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung,
hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal. Adanya bau busuk yang
khas pada alat genetalia.
e) Deteksi dini
Untuk melakukan deteksi dini Kanker Leher Rahim, diantaranya dengan
melakukan Pap smear. Pap smear merupakan pemeriksaan Leher rahim
(serviks) menggunakan alat yang dinamakan speculum dan dilakukan oleh
bidan ataupun ahli kandungan. Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya
HPV ataupun Bel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim.
Pap smear biasanya tidak dilakukan selama menstruasi. Prosedur ini dapat
menimbulkan sedikit rasa sakit, namun hal ini bergantung kepada anatomi
pasien, faktor psikologi, dan lain-lain. Sampel kemudian diuji di laboratorium
dan hasil diperoleh dalam waktu sekitar 3 minggu. Sedikit pendarahan, kram,
dan lain-lain dapat terjadi sesudahnya. Apabila hasil pemeriksaan Pap smear
positif, yaitu terdapat sel-sel yang tidak normal, sebaiknya konsultasi kepada
petugas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih
lanjut oleh ahli kandungan. Lakukan Pap smear secara rutin agar Kanker
Leher Rahim lebih cepat ditemukan dan lebih besar kemungkinan sembuh.
Kegunaan tes pap smear dapat ditunjukkan untuk meningkatkan upaya
diagnostik, perawatan ikutan terhadap operasi setelah pemberian kemoterapi-
atau radiasi dan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Diagnosis dini keganasan dari servikal, endometrium korpus karsinoma,
keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.
2. Perawatan ikutan dari keganasan setelah operasi dan setelah mendapatkan
kemoterapi dan radiasi.
3. Interpretasi hormonal wanita bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi
dengan ovulasi atau tanpa ovulasi menentukan meturitas kehamilan, dan
menentukan kemungkinan keguguran pada hamil muda.
4. Menentukan proses peradangan pada berbagai bakteri atau jamur.
Teknik Pengambilan PAP Smear
1. Pasien tidur dalam posisi ginekologi
2. Spekulum kering dimasukkan sehingga tampak dengan jelas vagina bagian
atas forniks posterior, serviks uteri, dan kanalis serum alis.
3. Ambillah lidi kapas, untuk mengambil cairan yang terdapat pada kanalis
serviks (portio) uteri, daerah forniks posterior, daerah forniks lateralis.
4. Bahan yang diambil cairan vagina, serviks, endometrium, dan cairan yang
terkumpul di forniks; posterior dan alat pengambil berbagai bentuk
spatula, sikat sitologi, pipe pengisap, dan kapas lidi.
f) Pencegahan
Karena pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang
mudah diamati. Maka mayoritas penderita datang untuk berobat ketika
keadaan penyakitnya sudah stadium lanjut. Untuk menghindari hal tersebut
maka yang pertama, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan
untuk melakukan tes pap smear (‘Pap Smear’) dapat mendeteksi kelainan-
kelainan perubahan sel-sel leper rahim secara dini setiap dua tahun sekali dan
ini dilakukan sampai anda berusia 70 tahun. Pada beberapa kasus mungkin
dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test lebih sering.
Hal yang kedua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak normal
seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus (senggama). Hal yang
ketiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang
kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok. Paradigma
yang harus diingat adalah semakin awal ditemukannya kelainan-kelainan pada
pemeriksaan ‘Pap Smear’, maka akan semakin mudah pula diatasi
masalahnya.
g) Penanganan / pengobatan
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi
seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika
perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah
dengan:
1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher
rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini
memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya
sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh
ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan
kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan,
beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker,
biasanya uterus beserta leher rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi
yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
h) Saran dan Nasehat
Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Adanya perubahan fisiologis pada tubuh karena gejala-gejala kanker
serviks yang dimunculkan dapat mempengaruhi psikologis. Tetapi dengan
psikologis kita yang kuat (keyakinan yang mantap untuk sembuh) dan
usaha yang keras juga dapat membantu proses penyembuhan diri dari
kanker serviks.
Moral yang baik dan seharusnya kita lakukan sebagai orang yang sehat
adalah selalu mendukung dan memberi motivasi pada mereka yang terkena
kanker serviks.
Hidup bersih itu sehat
Tetap Berdoa untuk kesembuhan
Memperbaiki kondisi fisiknya dengan mengkonsumsi nutrisi yang baik dan
maksimal
LAMPIRAN 2
KUISIONER
Pilih dan lingkari huruf B untuk jawaban benar dan huruf S untuk jawaban salah.
1. Kanker serviks adalah kanker yang menyerang bagian leher rahim B / S
2. Kanker serviks adalah kanker terganas kedua setelah kanker
payudara B / S
3. Hubungan seksual dengan satu pasangan merupakan penyebab
terjadinya kanker serviks B / S
4. Gejala kanker serviks antara lain adalah keputihan yang berlebihan
dan perdarahan diluar siklus menstruasi. B / S
5. Pap smear setiap 2 tahun sekali untuk wanita yang belum
berseksual aktif B / S
6. Menghindari berhubungan seksual dengan pasangan yang berubah-
ubah adalah salah satu pencegahan terjadinya kanker serviks yang
penting B / S
7. Kanker serviks dapat diobati dengan operasi, sinar laser, dan
radioterapi B / S
8. Merokok dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks B / S
9. Papsmear adalah pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan
alat yang dinamakan speculum B / S
10. Hidup bersih dapat menghindarkan dari kanker serviks B / S