Kandungan Imunologis ASI

3
BAB I PENDAHULUAN Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamilan (antenetal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1). Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat (Departemen Kesehatan (Depkes), 2011). Pada tahun pertama kehidupan bayi, nutrisi sangat penting (Meadow dan Newell, 2005). ASI merupakan makanan bergizi yang paling lengkap, aman, higienis dan murah (Siregar, 2004). Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung dalam ASI tersebut (Depkes RI, 1992 dalam Siregar, 2004). 1

description

kandungan imunologis yang terdapat pada ASI

Transcript of Kandungan Imunologis ASI

Page 1: Kandungan Imunologis ASI

BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu

ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam

3 tahap yaitu pada masa kehamilan (antenetal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar

rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun

(postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

(Departemen Kesehatan (Depkes), 2011). Pada tahun pertama kehidupan bayi, nutrisi sangat

penting (Meadow dan Newell, 2005). ASI merupakan makanan bergizi yang paling lengkap,

aman, higienis dan murah (Siregar, 2004). Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian

besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang

terkandung dalam ASI tersebut (Depkes RI, 1992 dalam Siregar, 2004).

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat

memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama sehingga dapat mencapai tumbuh

kembang yang optimal (Perinasia, 2004). Pencapaian ASI eksklusif masih kurang, hal ini

berdasarkan data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003,

pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64%. Persentase ini kemudian

menurun cukup tajam menjadi 46% pada bayi berumur 2-3 bulan dan 14% pada bayi

berumur 4-5 bulan (KBI, 2005). Permasalahan yang utama adalah perilaku menyusui yang

kurang mendukung, faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, gencarnya

promosi susu formula, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya

1

Page 2: Kandungan Imunologis ASI

mendukung PPASI, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya dan

ibu yang bekerja (Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI).

Pada ibu yang bekerja, salah satu penyebabnya adalah singkatnya masa cuti

hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir sudah

harus kembali bekerja, hal ini mengganggu upaya pemberian ASI eksklusif, yang

menyebabkan penggunaan susu botol/susu formula lebih dini (Dwi Sunar Prasetyo, 2009)

Untuk itu penulis mengingatkan ulang mengenai pelaksanaan tentang manajemen

laktasi dimana pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu yang ada di dalam ruang

lingkup manajemen laktasi. Manajemen laktasi adalah suatu upaya agar proses laktasi atau

menyusui dapat berjalan dengan lancar dan baik. Manajemen laktasi meliputi perawatan

payudara, praktek menyusui yang benar, serta dikenalinya masalah laktasi dan cara

mengatasinya.

2