Kamus Tata Ruang Bab.4.2

download Kamus Tata Ruang Bab.4.2

of 14

Transcript of Kamus Tata Ruang Bab.4.2

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    1/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-1

    44..22 

    KKEELLEEMMBBAAGGAAAANN TTAATTAA RRUUAANNGG DDII LLIINNGGKKUUNNGGAANN 

    DDEEPPAARRTTEEMMEENN PPEEKKEERRJJAAAANN UUMMUUMM SSAAMMPPAAII 

    DDEEPPAARRTTEEMMEENN KKIIMMPPRRAASSWWIILL 

    Oleh Renyansih & Budisantoso 

    Kelembagaan tata ruang perlu ditelusuri untuk mengetahuibagaimana perkembangan penataan ruang melalui dukungankesiapan organisasi yang diperlukan sesuai kebutuhan padazamannya. Untuk itu, berbagai perundangan berkenaan dengansusunan kabinet berupa Keputusan Presiden berikut penjabarannyalebih lanjut dalam Keputusan Menteri sangat membantu penelusuransejarah kelembagaan.

    Dalam kaitan itu, telah dilihat pula aspek lain yang terkait

    dengan penataan ruang. Hal ini dilakukan guna mengetahuiseberapa jauh suatu unit organisasi yang dianggap perlumenyelenggarakan aspek itu telah didukung oleh aspek terkait,misalnya pengelolaan lahan, lingkungan hidup, prasarana,pembiayaan, pembangunan institusional, pembangunan sektor dankawasan strategis, kerja sama swasta dan pemerintah, manusiawidan penciptaan lapangan kerja.

    Penelusuran kelembagaan tata ruang ini diharapkan dapatmenjadi pelajaran bagi pengembangan institusi penataan ruang yanglebih mampu dalam menunjang pencapaian tujuannya. “Memori 38Tahun Ditada, dari Centraal Planologisch Bureau sampai DirektoratTata Kota dan Daerah (1948-1986)” yang ditulis oleh Budisantososangat membantu penulisan ini.

    PPEERRIIOODDEE PPRRAA 11995500--11998866 

    Diawali dari organisasi setingkat eselon II (Direktorat),perjalanan organisasi penataan ruang mengalami pasang surut,bahkan terkadang tersendat. Padahal dari sisi hukum,keberadaannya hampir tanpa saingan. Secara resmi instansi yang

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    2/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-2

    diserahi kewenangan dan tanggung jawab untuk perencanaan fisikruang kota dan daerah di tingkat pusat adalah Direktorat Tata Kotadan Tata Daerah di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya,Departemen Pekerjaan Umum.

    Nama itu ternyata disandang setelah 12 kali berganti sesuaidengan tuntutan zaman, atau atas tuntutan visi pimpinan. Namun,

    apa pun namanya, tetap mencerminkan tugas penataan ruang,mengikuti kemampuan dan perkembangan wawasan organsiasisesuai kebutuhan saat itu. Juga, strategi dalam pengakuaneselonisasi dan perolehan dana pembangunan.

    Bukankah kita semua dapat merasakan akibat tak serasinyapemanfaatan ruang bahkan sejak bangun tidur pagi? Walaupun tidakkita tulis atau kita gambar, hampir di semua depan pintu kamar tidakkita letakkan lemari atau meja. Namun banyak terjadi di depan pintupagar rumah (di kota) ditempati kendaraan parkir. Jalan umumtertutup para penjual dan pembeli, karena trotoar di kiri-kanan jalandipadati pedagang. Ada pula penghuni suatu perumahan terserangbatuk kering dan mata basah karena berdekatan dengan pabrik kimiaberacun.

    Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah tahu betul, mengapasemua itu terjadi dan bagaimana semestinya dilakukan atauditertibkan. Memang kewenangan menertibkan bukan lagi urusandirektorat ini, meski pada awal berdirinya 1950-1960, direktorat inipernah menangani pembangunan fisik (konstruksi) di samping tugasperencanaan. Di bawah ini diuraikan kronologi perkembanganlembaga penataan ruang, khususnya Direktorat Tata Kota dan TataDaerah, sejak berdirinya hingga kini menjadi Direktorat JenderalPenataan Ruang (tahun 2000-an).

    HARI JADI DAN PERGANTIAN NAMA 

    Cikal bakal Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah adalah BalaiPusat Planologi lanjutan dari Centraal Planologisch Bureau pimpinan

    M. Soesilo (1948). Balai ini lahir atas Surat Keputusan MenteriPerhubungan, Tenaga dan Pekerjaan Umum di Jakarta yang berlakumulai 1 April 1950, sesaat setelah perjuangan diplomatik yang beratatas pengakuan Republik Indonesia berakhir.

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    3/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-3

    Kepala Balai Pusat Planologi di Jakarta (Jalan Hayam Wuruknomor 3) adalah Ir. R. Sarengat Kartanegara. Pada saat hampirbersamaan, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (P.U.T) menunjukB.K.R.T. Poerbodiningrat selaku Kepala Jawatan Tata RuangNegarayang berkedudukan di Yogyakarta (Jl. Malioboro no. 20). Halini terjadi karena proses kepindahan ibukota negara dari Jakarta keYogyakarta dan kembali ke Jakarta lagi dengan segala latar belakang

    politiknya.

    Setelah 2 tahun, Jawatan Tata Ruangan Negara sementaramenjadi Balai Planologie (perhatikan ejaan pengaruh Belanda) danB.K.R.T. Poerbodiningrat tetap sebagai kepalanya. Balai ini berkantordi alamat sama (1952-1954). Namun, tidak berselang lama, kepalabalai diganti oleh R.K. Hadinoto (sampai tahun 1956). Kantornya punpindah ke Jakarta, di Jalan Pembangunan II hingga tahun 1965.

    Pada tahun 1956, Balai Planologie diganti namanya menjadiBalai Tata Ruangan Pembangunan. Nama yang berpredikatpembangunan, karena memang dilibatkan dalam pembangunan fisikkawasan permukiman baru, yakni Kebayoran Baru (di sebelah timurKebayoran Lama) melalui Proyek Chusus Kebayoran (PCK).

    Dua tahun kemudian (1956) kembali tokoh lama R. SarengatKartanegara memimpin balai menggantikan R.K. Hadinoto hingga1958. Setelah itu, Soefaat menggantikannya hingga 1960.

    Dengan Surat Keputusan Presiden, mulai bulan Februari 1960balai ini ingin dipertegas fungsinya dengan nama baru Balai TataRuangan Pembangunan dan Pembangunan Kota (“Pembangunan”ditulis dua kali). Tidak jelas latar belakang pemberian nama baru ini,namun jelas ruang lingkupnya masih pembangunan kota.

    Baru pada tahun 1961, dengan pimpinan sama, balai kembalimenjadi jawatan. Namun sudah ada pemikiran untuk tugas menatadaerah, dengan nama Jawatan Tata Kota dan Daerah yang sejaktanggal 16 April 1962 diserahkan kepada Santoso untuk

    memimpinnya hingga bulan Juli 1965.

    Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaganomor 30 tahun 1961 (saat itu menteri dijabat oleh S. Dipokoesoemo)menyangkut pertimbangan mengembalikan nama balai ke jawatan,menarik untuk dikutip. Dalam klausul “Menimbang” misalnya:

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    4/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-4

    (1) a. bahwa nama Balai Tata Ruangan Pembangunan/Pembangunan Kotaternyata tidak dapat memberikan pengertian dan penafsiran yang jelastentang tugas-tugas Balai yang sesungguhnya, sehingga dengandemikian menghambat penunaian fungsi Balai, dan dalam nama “TataKota dan Tata Daerah” lebih jelas tafsiran tugasnya.

    b. bahwa nama Balai Tata Ruangan Pembangunan/Pembangunan Kotaternyata di dalam pemakaian sehari-hari sangat tidak praktis oleh karenaterlalu panjang dan sukar diingat oleh para pejabat-pejabat di dalam/luar

    Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga serta instansi-instansi laindan masyarakat umum.

    (2) bahwa sejak 2 tahun yang lampau, Balai Tata Ruangan PembangunanKota melaksanakan projek-projek pembangunan khusus yang harusdikerjakan akan bertambah pula, maka kedudukan (status) Balai sebagaisuatu instansi yang juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaandi daerah-daerah, menjadi tidak pada tempatnya lagi, sehingga perluadanya status baru sebagai suatu jawatan.

    Dalam pasal 25 Surat Keputusan itu ditegaskan, bahwa tugasJawatan Tata Kota dan Daerah tidak hanya meliputi perumusankebijaksanaan di bdang tata kota/daerah tapi juga sudah mencakupperumusan dasar hukum sebagai kelengkapan dari rencana tata

    kota/daerah (ayat 2) dan penelitian di bidang tata kota dan daerah(ayat 5).

    Masih ditambah ayat 5: “Menyelenggarakan proyek-proyekpembangunan Kota dan memberikan bantuan kepada pemerintahdaerah dalam pelaksanaan pembangunan kota” (pembangunandaerah tidak disebut). Bagaimana pun fungsi jawatan bertambah

     jelas, termasuk eselonnya yang mungkin langsung di bawah menteri.Penulis belum menemukan dokumen struktur organisasi DepartemenPU dan T. Namun tembusan Surat Keputusan ini urutan jawatanditulis di atas balai dan tidak ada jabatan “Direktorat Jenderal”(zaman itu ada jabatan “Menteri Pertama”).

    EERRAA OORRDDEE BBAARRUU 

    Salah satu departemen pada zaman Kabinet 100 Menteri,adalah Departemen Cipta Karya dan Konstruksi (April 1965). Untukpertama kali sebutan direktorat resmi menggantikan jawatan, meskitidak secara langsung. Dalam klausul “Menimbang” SK Menteri CiptaKarya dan Konstruksi nomor 007 tahun 1965 disebutkan, Dinas TataKota dan Daerah dilebur dalam Direktorat Perencanaan Kota dan

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    5/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-5

    Daerah (belum ditemukan dokumen yang mengubah jawatan menjadidinas).

    Di dalam SK itu, Radinal Moochtar ditunjuk sebagai KepalaDirektorat menggantikan Santoso. Ia mengalami akhir masa OrdeLama dan berkiprah selama Orde Baru. Ia pun merintis penataandaerah yang sebelumnya tidak ditangani, melalui studi potensi

    pengembangan wilayah/propinsi/daerah. Ia menjabat Direktur TataKota dan Daerah selama 1965-1975, jabatan terpanjang yangmeliputi 2 Repelita.

    Menjelang Repelita I, Direktorat Perencanaan Kota danDaerah berubah nama menjadi Direktorat Tata Kota dan Daerah. Dilingkungan Departemen PUTL dikenal dengan tugasmengkoordinasikan perencanaan proyek prasarana dan juga sebagaiPUSKOPO (Pusat Koordinasi Perencanaan dan Operasi, “OperationRoom”).

    Kalau aparat Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah (Ditada)sekarang boleh disebut generasi kedua, barangkali beberapa sajayang mengetahui bahwa sebelum menghuni gedung megah berlantai8 di Jl. Raden Patah I/1 Kebayoran Baru kini, Ditada pernah “terlunta-

    lunta”. Mulai hijrah dari Jl. Malioboro 20 Yogyakarta ke Jl.Pembangunan II (bekas gedung sekolah, “interniran Belanda”) padatahun 1950, lalu pindah mengikuti induknya ke gedung baruDepartemen PU di Jl. Pattimura 20 pada 1965. Setelah tinggal dilantai III selama 5 bulan (Mei-Oktober), akhirnya diberi kaplinggedung bekas PCK, bangunan beratap seng mirip gerbong/hanggarpesawat Perang Dunia II.

    Dengan kemahiran renovasi di sana-sini, atas gagasandirektur baru yang arsitek (Radinal Moochtar), secara bertahap duagedung berubah menjadi kantor yang nyaman. Di gudang yang“disulap” ini pula Presiden Suharto dua kali berkunjung. Pada tahun1967 Ditada sebagai “dapur” Departemen Pekerjaan Umum denganoperation-room  proyek prasarana dan pada tahun 1971 sebagai

    “show room” PUSKOPO hasil Pelita I awal.

    Dalam masa kepemimpinan Radinal Moochtar pula Ditadabanyak ditugasi “istana”, antara lain untuk merencanakan danmembangun Taman Anggrek Slipi, beberapa paviliun di TMII. Juga,atas inisiatif sendiri, merintis bangunan percontohan wisma wisataWerdhapura di Sanur Bali, coffee shop di Bedugul Bali dan lainnya

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    6/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-6

    yang mungkin di luar lingkup tugas perencanaan tata ruangkota/daerah.

    Untuk bidang penataan ruang kota dan daerah, tercatatpembentukan unit perencanaan di propinsi, PUSIDO (Pusat Informasidan Dokumentasi Tata Ruang) di 4 propinsi (DKI Jakarta untukwilayah Jawa-Kalimantan, di Bukittinggi untuk wilayah Sumatera, di

    Denpasar untuk wilayah Bali-NTB-NTT dan di Ujungpandang untukwilayah Sulawesi-Maluku-Irian Jaya).

    Selain itu juga berhasil merumuskan Rancangan Undang-undang Pokok-pokok Bina Kota yang terkenal karena akhirnyaberubah-ubah terus hingga ditetapkan menjadi Undang-undangPenataan Ruang nomor 24 tahun 1992. Masukan produk hukum inipada tahun 1983 sempat berubah menjadi RUU tentang Tata RuangKota. Kontribusi Ditada dalam penyusunan buku Repelita I cukupbesar, bahkan peta di dalamnya langsung direproduksi dari studiodirektorat yang masih “primitif”.

    Dengan diangkatnya Radinal Moochtar sebagai DirekturUtama Perum Perumnas pada tahun 1974, Jabatan Direktur TataKota dan Daerah beralih ke Salmon Kodyat (arsitek, semula

    menjabat Sekretaris Ditada) selama 3 tahun. Selama ia mengikutikursus Lemhanas, jabatan itu dipegang sementara oleh Sudarman(Direktur Tata Bangunan saat itu) selama 3 bulan. Sutami digantikanPoernomosidhi Hadjisaroso pada 1977, dan kemudian Sutami wafatkarena sakit.

    Pada masa itu, nama direktorat ditambah menjadi DirektoratTata Kota dan Tata Daerah (dengan dua Tata). Pada tahun 1978,direktur baru, Ruslan Diwiryo, diangkat menggantikan SalmonKodiyat di bawah Direktur Jenderal Cipta Karya (Radinal Moochtar)yang sebelumnya menjabat Direktur Tata Kota dan Daerah (satuTata). Seperti diketahui, ia saat itu juga menjabat Kepala Biro Fisikdan Tata Ruang di Bappenas.

    TTEERRLLIIBBAATT PPRROOGGRRAAMM TTRRAANNSSMMIIGGRRAASSII 

    Konsep pengembangan wilayah Poernomosidhi Hadjisarosoyang komprehensif dan integratif mengundang masuknya salah satuproyek dari program transmigrasi yang berskala nasional, antarsektor dengan dana “raksasa” ke Departemen Pekerjaan Umum

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    7/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-7

    (Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah). Proyek perencanaan teknikpermukiman transmigrasi masuk ke program Tata Kota dan TataDaerah sejak tahun 1979. Organisasi ini cepat menyesuaikan dengantugas super-crash  dan sempat “menggelembungkan” strukturorganisasi, tata kerja, personil dan ruang kerja.

    Pada masa itu pula gudang PCK yang telah direnovasi,

    kemudian diratakan dengan tanah pada bulan Oktober 1980.Kemudian, di atas lahan itu, dibangun gedung mewah 8 lantai danselesai akhir tahun 1982. Selama gedung baru dibangun, Ditada“bedol desa” ke gedung sewaan di Jl. Bangka Kebayoran Baru(Gedung AKA) sambil tetap memikul beban tambahan tugasperencanaan permukiman transmigrasi yang targetnya dihitungmingguan, bahkan harian.

    Di tengah kesibukan menyelesaikan target Repelita III,perencanaan teknik permukiman transmigrasi dan pembangunangedung Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah di Jl. Raden PatahKebayoran Baru, Ruslan Diwiryo mendapat tugas menangani proyeknasional di Timur Tengah (ICCI). Pada tahun 1983 jabatan direkturdiserahkan kepada Risman Maris untuk 5 bulan, sarjana Planologiyang pertama menjabat Direktur Ditada (hingga tahun 1986).

    Keterlibatan Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah dalamprogram Transmigrasi berakhir pada bulan Mei 1983 denganKeputusan Presiden untuk menyatu lagi ke induknya (DepartemenTransmigrasi). Proyek perencanaan teknis permukiman transmigrasidi Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah serta Direktorat PenyiapanLahan Permukiman Transmigrasi di Direktorat Jenderal Bina Margapindah ke Departemen Transmigrasi berikut unit kerja dan personilyang terlibat di dalamnya.

    Tercatat lebih dari 140 pegawai eselon III, IV, staf dankaryawan Ditada “bedol desa” ke Departemen Transmigrasi untukmengisi berbagai jabatan di 2 direktorat baru, yaitu Direktorat BinaProgram dan Direktorat Penyiapan Permukiman. Dengan ikut

    pindahnya Risman Maris yang memimpin “exodus” ke DepartemenTransmigrasi, jabatan direktur baru diserahkan kepada Suyono (6Mei 1983), sebelumnya menjabat Direktur Perumahan. Jabatan inidipegang hingga tahun 1988. Saat itu, ia juga menjabat sebagaiKepala Biro Tata Ruang dan Tata Guna Tanah di Bappenas.

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    8/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-8

    PPEERRIIOODDEE 11998855  – – 22000000 

    Pada periode 1985-2000, kenangan terhadap riwayatkelembagaan penataan ruang ditelusuri melalui berbagai SuratKeputusan yang ada dan berdasarkan pengalaman penulis sebagaipengamat dan pihak yang mengalami pasang surut organisasipenataan ruang. Sampai dengan tahun 1994, Direktorat Tata Kota

    dan Tata Daerah masih bertahan dengan nama sama di lingkunganDirektorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dantelah menggunakan gedung baru berlantai 8 di Jl. Raden Patah I/1.

    Pada tahun 1988-1990, semasa kepemimpinanHendropranoto Suselo, sempat dikembangkan “Konsep PenataanRuang yang Tanggap terhadap Dinamika Pembangunan Kota” yanglebih dikenal secara ringkas disebut “Konsep Tata Ruang Dinamis”.Maksudnya, agar penataan ruang itu lebih membumi dalampelaksanaan yang dapat didukung berbagai program pembangunandi lingkungan Departemen Pekerjaan Umum maupun departemenlainnya, terutama di perkotaan, melalui kelompok kerja manajemenpertanahan, lingkungan hidup perkotaan, pendanaan dan investasipembangunan kota, kerjasama pemerintah-swasta dan masyarakat,serta kelompok kerja kota baru dan perumahan skala besar.

    Kelompok-kelompok kerja itu melibatkan berbagai instansi,antara lain Agraria, Perindustrian, Dalam Negeri dan KantorLingkungan Hidup. Juga, bekerja sama dengan Konsorsium PADCO-GANESHA. Pada masa ini, Hendropranoto merasa skeptis terhadapkeberhasilan penyusunan RUU Penataan Ruang, karena banyaknyapersepsi yang bertentangan antar instansi yang sudah dipertemukan,terutama antara pengertian tata ruang dan tata guna tanah danantara kewenangan penataan ruang dan pembangunan. Namun,secara nasional, penataan ruang mulai dirasakan perlu dan untuk itudibentuk Tim Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional denganKeputusan Presiden nomor 57 tahun 1989 yang lintas instansi ditingkat Pusat.

    Meski tim itu diketuai Menteri Negara PPN/Ketua BAPPENAS,Ditada tetap diperlukan untuk menyiapkan berbagai rencana tataruang. Saat itu, dirasakan perlunya menyiapkan “strategi nasionalpengembangan pola tata ruang” (SNPPTR) secara terpadu melaluipendekatan wilayah. Akhirnya, strategi inilah yang kelak ditetapkanmenjadi “Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 1997 tentang“Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional”. Istilah SNPPTR tersebut

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    9/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-9

    muncul pertama kali dalam Undang-undang nomor 13 tahun 1980tentang “Jalan”.

    Setelah tahun 1990, Ditada dipimpin Tb. Haedar Ali yangsemula di Pusdata Departemen Pekerjaan Umum. Ia sangatmemperhatikan besaran kota. Kalau menyebut suatu kota, sebagaipegawai Ditada harusnya tahu persis kota itu penduduknya berapa

    sehingga dapat ditentukan prasarana dan sarana apa saja yang perlumenunjang pelayanan jumlah penduduk kota tersebut. Menurutnya,seharusnya di belakang nama suatu kota perlu dituliskan di dalamkurung ( ) tahun dan jumlah penduduknya.

    GGAANNTTII--GGAANNTTII NNAAMMAA LLAAGGII MMEESSKKII MMAASSIIHH JJAADDII DDAAPPUURR 

    Pada tahun 1994, Ditada yang masih dalam lingkunganDirektorat Jenderal Cipta Karya, dengan Dirjen Rachmadi BambangSumadijo, mulai mengalami pergantian nama baru lagi menjadiDirektorat Bina Tata Perkotaan dan Perdesaam (BTPP). Saat itu,direktur dijabat Sjarifuddin Akil sampai dengan tahun 1994.

    Sebelumnya, meski meniti karir di lingkungan Ditada, ia

    sempat menjabat Kepala Pusdata Departemen Pekerjaan Umum.Pada waktu itulah terbit Undang-undang nomor 24 tahun 1992tentang “Penataan Ruang”. Sejalan dengan itu, kemudian dibentukBadan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN) melalui Keppresnomor 75 tahun 1993 berdasarkan amanat pasal 29 UU tersebut dansebagai pengganti Keppres nomor 53 tahun 1989.

    Direktorat BTPP, pada saat itu, masih berperan lebih sebagai“dapur BKTRN” daripada sebagai penyusun landasan kegiatanprogram pembangunan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.Dalam proses, pembahasan UU No. 24/1992 tentang “PenataanRuang” di DPR pun diwakili oleh Menteri Lingkungan Hidup yangpada waktu itu dijabat oleh Emil Salim.

    Setelah Sjarifuddin Akil diangkat sebagai Asisten Menteri

    Negara Perumahan dan Permukiman Bidang KeterpaduanPemanfaatan Ruang Perumahan Permukiman, Direktur BTPP dijabatoleh Maurits FM. Pasaribu. Ia sangat menguasai dan terlibat intensifdalam melahirkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Pusat AnalisisPengembangan dan Pembangunan Pekerjaan Umum. Boleh jadi,

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    10/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-10

    saat itu, ada harapan agar RTRWN lebih membumi di lingkungansendiri juga.

    LLEEMMBBAAGGAA PPEENNAATTAAAANN RRUUAANNGG JJAADDII BBEESSAARR?? 

    Perubahan dari Orde Baru menjadi Era Reformasi diikutidengan pergantian kabinet pada tahun 1999. Kelembagaan penataan

    ruang pun terkena imbas, ditandai dengan kelahiran DepartemenPermukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil) yangberalamat di Jl. Pattimura 20. Instansi ini dapat dikatakan sebagaidepartemen pertama yang sangat “berbau” penataan ruang. Disamping itu, ada juga Kantor Menteri Negara Pekerjaan Umum yangberalamat di Jl. Raden Patah I/1. Agaknya, kedua instansi inimerupakan metamorfosa dari Departemen Pekerjaan Umum danKantor Menteri Negara Perumahan dan Permukiman.

    Saat itu, di lingkungan Departemen Kimbangwil terdapatDirektorat Jenderal Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah,Pengembangan Prasarana Wilayah, Pengembangan Perkotaan,Pengembangan Perdesaan dan Pengembangan Permukiman.Semua nomenklatur ini cocok dengan istilah di dalam UU Nomor24/1992. Namun, jika diperhatikan, tugas pokok dan fungsi masing-masing Direktorat Jenderal maupun program yang dilaksanakan,terlihat ada Ditjen yang melaksanakan tugas yang dulu dilakukanoleh Bina Marga, Pengairan dan Cipta Karya semasa DepartemenPekerjaan Umum.

    Bedanya, tugas Cipta Karya saat itu dilaksanakan di tigaditjen. Artinya, yang jadi besar itu Cipta Karyanya. Namun, apapun

     juga, urutan penataan ruang sudah naik kelas menjadi urusandirektorat jenderal tersendiri. Hal ini dapat disebut prestasi dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum. Direktur JenderalPenataan Ruang dan Pengembangan Wilayah dijabat Kasru Susiloyang sebelumnya meniti karir di Departemen Perindustrian.

    Patut dicatat pula, di lingkungan Kantor Menteri Negara

    Pekerjaan Umum ada jabatan Deputi Bidang Prasarana dan SaranaKawasan Terbangun yang dijabat oleh Hari Sidharta dan AcaSugandhy.

    Pada tahun 2001, kembali terjadi pergantian kabinet.Restrukturisasi kelembagaan pun tak terhindarkan. Dua instansi di

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    11/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-11

    atas dihilangkan, kemudian lahir Departemen Permukiman danPrasarana Wilayah yang sumber daya manusianya digabungkan dariDepartemen Kimbangwil dan Menteri Negara Pekerjaan Umum.Secara nomenklatur, saat ini terdapat Direktur Jenderal PenataanRuang yang dijabat Sjarifuddin Akil. Sebelumnya, di DepartemenKimbangwil ia menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Kimbangwil BidangHubungan Antar Lembaga dan Inspektur Jenderal Kimbangwil.

    DDAARRII BBAALLAAII PPUUSSAATT PPLLAANNOOLLOOGGII SSAAMMPPAAII DDIIRREEKKTTOORRAATT JJEENNDDEERRAALL 

    PPEENNAATTAAAANN RRUUAANNGG 

     Apa yang telah disajikan di atas masih terbatas padadata/dokumen yang dapat dikumpulkan sebagai dasar penulisan.Umumnya, berupa Surat-surat Keputusan Menteri, KeputusanPresiden yang berkaitan dengan perubahan struktur kabinet,ditambah tulisan seorang rekan. Jadi, baru semacam bungkusluarnya saja dan belum menyentuh isi di dalamnya, menyangkut latarbelakang kebijakan yang mendasari riwayat ini.

     Apalagi cerita di balik pengalaman direktorat sampai direktorat jenderal ini, agaknya akan lebih menarik dan tentu sangat diharapkan

    datang dari para pembaca, khususnya para pendiri Direktorat danDirektorat Jenderal yang cukup beriwayat ini. Nama boleh berganti,namun tentu tidak begitu saja untuk sebuah instansi tingkatpusat/nasional. Apalagi membidangi penataan ruang yangmengangkat wadah bagi kegiatan masyarakat luas.

    Dari Centraal Planologisch Bureau  pada tahun 1948, yangditerjemahkan langsung menjadi Balai Pusat Planologi   pada tahun1950, kemudian bernama Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah,terakhir Direktorat Jenderal Penataan Ruang . Di balik itu, tersirat satuhal penting yakni instansi ini satu-satunya yang menangani tataruang di tingkat pusat/nasional. Menurut salah satu dokumen, ketikakesadaran terhadap penataan ruang belum setinggi saat ini, sepertitercantum pada Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum danTenaga No.30 tahun 1961 tentang Perobahan Peraturan Tentang

    Lapangan Kerja (maksudnya tentu Ruang Lingkup) dan Tugas sertaSusunan Organisasi Departemen PU dan T (1961, belum berlakuEYD). Di sini, menteri sengaja “membenahi” dan menegaskan ruanglingkup, tugas dan organisasi Djawatan Tata Kota dan Tata Daerah.Disebutkan, antara lain, tugas jawatan ini adalah menyelenggarakan

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    12/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-12

    kebijaksanaan pemerintah dalam bidang tata kota/daerah, denganorganisasi berupa jawatan (setingkat eselon I sekarang).

    Penataan ruang di segala tingkatan dan kedalaman tak akanpernah berhenti, selama pembangunan nasional di segala bidangdan tingkatan berlanjut. Dari mulai Direktorat Tata Kota dan TataDaerah hingga kini Direktorat Jenderal Penataan Ruang, menyadari

    sepenuhnya keadaan ini dan telah berprestasi. Meski demikian, tetapmemelihara dan meningkatkan kinerjanya.

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    13/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-13

    Daftar Pustaka

    1. Undang-undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang,Diperbanyak oleh Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah,Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan

    Umum.

    2. Undang-undang Otonomi Daerah 1999, Cetakan Pertama,Juni 1999 oleh Sinar Grafika Offset, Penerbit Sinar Grafika,Jakarta, ISBN 979-8767-45-4.

    3. Undang-undang No.5 Tahun 1979 tentang PemerintahanDesa dan Undang-undang No.5 Tahun 1974 tentangPemerintahan di Daerah, Penerbit Aneka Ilmu Semarang,1983.

    4. Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1996 tentangPelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan TatacaraPeran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang, diperbanyakoleh Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional.

    5. Himpunan Peraturan Pelaksanaan Undang-undang OtonomiDaerah terdiri dari 13 Peraturan Pemerintah, 3 KeputusanPresiden, 6 Keputusan Menteri, 4 Instruksi Menteri, CetakanPertama, Mei 2002 oleh Sinar Grafika Offset, Penerbit SinarGrafika, Jakarta, ISBN 979-8767-93-4.

    6. UUD RI 1945 Setelah Amandemen Ketiga Tahun 2001dilengkapi dengan Materi Rancangan Perubahan UUD RI1945 Hasil Badan Pekerja MPR RI Tahun 2000-2001,Susunan Lengkap Anggota Kabinet Gotong Royong, CetakanPertama, Mei 2002 oleh Sinar Grafika Offset, Penerbit SinarGrafika, Jakarta, ISBN 979-8767-96-6.

    7. Amrah Muslimin, SH, Prof, Aspek-aspek Hukum OtonomiDaerah, Cetakan Kedua, Penerbit Alumni, Bandung, 1982.

    8. H. Abdurrahman, SH, MH, Ketentuan-ketentuan Pokoktentang Masalah Agraria, Kehutanan, Pertambangan,Transmigrasi, Pengairan, dan Lingkungan Hidup, CetakanKedua, Penerbit Alumni, Bandung, 1992.

    9. Maria Farida Indrati S., Tinjauan Hukum Terhadap Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

  • 8/18/2019 Kamus Tata Ruang Bab.4.2

    14/14

     Bab 4 Kelembagaan  Kelembagaan Tata Ruang di Lingkungan Departemen PU & Departemen Kimpraswil  

    Sejarah Penataan Ruang Indonesia- Renyansih & Budisantoso - 

    IV.2-14

    dan Dampaknya terhadap Undang-undang Nomor 24 Tahun1992 tentang Penataan Ruang, 2001.

    10. Kuntowijoyo, Prof, DR, Pengantar Ilmu Sejarah, CetakanKeempat, Penerbit Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta,November 2001.

    11. Penyusunan Rencana Induk Jangka Menengah

    Pengembangan Teknis Kelembagaan Penataan Ruang,Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah – Direktorat JenderalCipta Karya Departemen Pekerjaan Umum bekerja samadengan PT. Trans Asia, Annex September 1990.

    12. Budisantoso, Ir, Dari Centraal Planologisch Bureau sampaiDirektorat Tata Kota dan Tata Daerah (1948 – 1986) Memori38 th DITADA – Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah –Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PekerjaanUmum, Agustus 1986.