Kambing Peranakan Etawah

download Kambing Peranakan Etawah

of 5

Transcript of Kambing Peranakan Etawah

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    1/9

    5AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII

    Kambing Peranakan Etawah

    Sumberdaya Ternak Penuh Berkah

    Kambing merupakan bagian penting dari sistemusahatani bagi sebagian petani di Indonesia, bahkandi beberapa negara Asia, dan tersebar luas menelusukmasuk ke dalam berbagai kondisi agroeko-sistem,

    dari daerah dataran rendah di pinggir pantai sampai datarantinggi di pegunungan. Demikian pula tidak jarang ditemuipemeliharaan ternak kambing di pinggiran kota dan bahkan

    di tengah-tengah kota. Hal ini didukung oleh karena ternakkambing adaptif dengan berbagai kondisi agro-sistem dantidak mempunyai hambatan sosial, artinya dapat diterima olehsemua golongan masyarakat.

    Walaupun demikian, masih banyak orang yangmenganggap kambing adalah ternaknya orang miskin dansering membuat susah, perusak tanaman dan penyebaberosi (perusak lingkungan). Persepsi negatif ini sangat tidakmenguntungkan dalam perspektif pengembangan ternakkambing untuk kesejahteraan masyarakat. Pandangan negatifini terus berkembang sampai pada masalah kesehatan di

    mana ada pendapat mengkonsumsi daging kambing dan/atau susu kambing erat kaitannya dengan tingginya kadarkolesterol darah dan berbahaya bagi kesehatan. Namun kalau dilihat secara mendalam danpenuh kejujuran, ternak kambing dapat memberi manfaat yang begitu besar bagi manusia biladikelola dengan baik melalui penyediaan daging, susu, kulit dan pupuk organik.

    Menurut produk yang dihasilkan, ternak kambing dikelompokkan menjadi 4 yaitupenghasil daging (tipe pedaging), penghasil susu (tipe perah), penghasil bulu (tipe bulu/mohair/cashmere), dan penghasil daging dan susu (tipe dwi guna). Kambing PeranakanEtawah (PE) adalah termasuk dalam kelompok kambing dwiguna. Kambing ini merupakanhasil persilangan antara kambing Etawah dari India dengan kambing Kacang (lokal) di masa

    lalu (zaman kolonial Belanda). Kambing PE telah beradaptasi baik dengan kondisi tropis basah di Indonesia. Sistem perkawinan yang tak terkontrol dan tanpa diikuti seleksi yangterarah menyebabkan besarnya variasi penotipe (penampakan luar) dan genotipe (genetik)dari kambing PE ini. Beberapa karakter penting dari kambing PE yaitu: bentuk mukacembung, telinga relatif panjang (18-30 cm) dan terkulai. Jantan dan betina bertanduk pendek.Warna bulu bervariasi dari kream sampai hitam. Bulu pada bagian paha belakang, leher danpundak lebih tebal dan lebih panjang daripada bagian lainnya. Warna putih dengan belanghitam atau belang coklat cukup dominan. Tinggi badan untuk jantan 70-100 cm, dengan berat

     badan dewasa mencapai 40-80 kg untuk jantan dan 30-50 kg untuk betina. Diakui ataupuntidak, daerah kawasan pegunungan Menoreh di perbatasan Kabupaten Kulon Progo, DaerahIstimewa Yogyakarta dan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sejak dulu adalah sentra kambing

    PE di Indonesia, dan dari sinilah kambing PE menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.Keunggulan Ternak KambingDari data biologis yang tersedia, dapat diketahui potensi dan karakter-karakter penting

    dari kambing mendukung keunggulannya. Ukuran tubuh yang kecil secara ekonomis berarti

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    2/9

    Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII

    6   AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian

    diperlukan investasi awal yang lebih kecil, dan kerugian karena kematian atau kehilangan juga lebih kecil. Akan tetapi hal ini dapat berdampak pada kurangnya perhatian masyarakat

    dan pemerintah terhadap ternak ini, tetapi sifat ini sebenarnya sangat sesuai dan menarik bagipetani miskin di pedesaan. Dari sudut manajemen pemeliharaan, kambing dapat dikelola olehanak-anak atau ibu rumah tangga, memerlukan lahan dan kandang yang tidak luas, dapatmenghasilkan daging dan susu dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan keluarga petanidi pedesaan di mana tempat penyimpanan (refrigerator) tidak tersedia. Secara biologis satu –dua ekor kambing dapat dipelihara dalam kondisi ketersediaan pakan terbatas, bahkan tidakcukup untuk seekor sapi.

    Sifat selektif yang tinggi yang dimiliki ternak kambing mendukung kemampuannya untukhidup dan berkembang pada daerah yang relatif marginal. Kambing dalam keadaan bebas(digembalakan) mempunyai kemampuan untuk memilih pakan atau bagian tanaman yanglebih bergizi. Kambing lebih suka “browsing” dari pada merumput sehingga infeksi cacing

    dapat dihindari. Demikian pula, ternak kambing mempunyai efisiensi tinggi dalam mencernaserat. Kambing adalah ternak yang fertil dengan generasi interval yang relatif pendek. Lamakebuntingan hanya 5 bulan sehingga produksi susu sudah dapat diperoleh pada umur 15 – 18

     bulan, dan untuk produksi daging ternak sudah dapat dipotong pada umur kurang dari satutahun.

    Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara efektif untuk mengembangkan kambingini. Secara biologis sudah dijelaskan bahwa kambing dapat tumbuh dan berkembang baik pada

     berbagai agoekosistem. Daya adaptasi yang cukup tinggi serta lebih banyak mengkonsumsidedaunan memudahkan pemeliharaan. Pengembangan kambing berbasis pada ternak rakyatyang sudah tersedia di petani, pemerintah dapat terfokus pada penyediaan bibit pejantan

    unggul untuk memperbaiki ternak rakyat.Walaupun ternak kambing dapat diterima oleh semua golongan etnis, agama dan tatanansosial lainnya, persepsi negatif terhadap kambing seperti dijelaskan sebelumnya masihmerupakan penghambat pengembangan ternak ini. Demikian pula menumbuhkan kebiasaanuntuk minum susu kambing suatu persoalan tersendiri. Pendidikan dan penyuluhan secara

     berkelanjutan akan membantu menumbuhkan kebiasaan minum susu, dan ini dapat dimulaidari anak-anak sekolah di samping melalui media masa (cetak dan elektronik).

    Managemen Pemeliharaan Ternak KambingBibit ternak unggul merupakan faktor produksi utama dalam usaha peternakan. Sebaik

    apapun manajemen yang diberikan jika kualitas bibit ternak rendah (jelek) maka usaha

    peternakan akan menjadi kurang efisien. Dalam hal ini unit usaha pembibitan memegangperan penting dalam penyediaan bibit unggul. Sayangnya usaha pembibitan kambing PE diIndonesia secara ekonomis belum begitu menarik untuk dilakukan, sehingga bibitan ternakkambing dan menerapkan prinsif-prinsif seleksi yang benar dan terarah masih terbatasdilakukan oleh instansi pemerintah. Ada banyak metode/pola pembibitan salah satunyaadalah pola village breeding Centre (VBC). Pada pola ini petani diikut sertakan dalam usahapembibitan bersama-sama dengan pemerintah/swasta.

    Faktor produksi kedua adalah pakan ternak. Konsumsi pakan yang cukup (jumlah dankualitasnya) akan menentukan mampu tidaknya ternak tersebut mengekpresikan potensigenetik yang dimilikinya. Bagi ternak yang digembalakan pemenuhan gizi sebagian besar/

    semuanya tergantung dari ternak itu sendiri. Tapi bagi ternak yang dikandangkan, pemenuhangizinya tergantung dari petani. Setiap ekor kambing harus mendapat pakan hijauan segarsekitar 10% berat badannya. Pakan hijauan tersebut dapat berupa rumput, legum, dan limbahhasil pertanian (jerami kedelai, kacang panjang, kacang tanah, daun jagung dll). Walaupundemikian ternak kambing perlu diberi pakan penguat (konsentrat dan pakan imbuhan/

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    3/9

    7AgroinovasI

    Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLIIBadan Litbang Pertanian

    suplemen) untuk menutupi kekurangan zat gizi pada pakan hijauan. Makin banyak variasicampuran pakan hijauan yang diberikan makin baik, untuk saling melengkapi sehingga ternakmengkonsumsi zat gizi yang cukup. Sama dengan ternak lainnya, kambing juga memerlukan5 gizi utama yaitu: energi, protein, mineral, vitamin dan air dalam jumlah yang cukup agardapat tumbuh, berkembang biak dan berproduksi sesuai dengan potensi genetiknya.

    Bagi ternak yang digembalakan secara terus menerus seperti peternakan di negaraAustralia, New Zealand dll, kandang ternak boleh dibilang tidak diperlukan. Namun diIndonesia di mana penggembalaan jarang dilakukan dan kalaupun ada sangat terbatas,faktor kandang menjadi penting. Kandang adalah rumahnya ternak dan oleh karenanyakandang hendaknya dibangun sebaik mungkin agar nyaman bagi ternak dan pengelolanya(peternak). Kandang panggung adalah tipe kandang yang paling populer di Jawa, di sampingkandang lantai tanah. Kandang panggung menjamin kondisi kandang dan ternak menjadilebih bersih.

    Faktor produksi penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah kesehatan ternak. Sehatmerupakan kata kunci menuju produktivitas tinggi setiap makhluk hidup. Hal sebaliknyaakan terjadi bila kondisi kesehatan terganggu (sakit). Penyakit pada kambing dapat dibedakanatas 2 yaitu penyakit menular (disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, parasit darah, cacing dankutu) dan penyakit tidak menular (antara lain karena kurang gizi, kurang mineral, tanaman

     beracun, dan racun). Adapun cara penularan penyakit adalah (1) Kontak langsung denganhewan sakit, tanaman beracun, racun; (2) Kontak dengan bahan tercemar penyakit/racun, dan(3) Dibawa serangga, pekerja kandang, angin.

    Ada berbagai macam jenis penyakit pada ternak kambing, tiga diataranya yaitu mastitis,scabies dan bloat adalah paling sering dijumpai, khususnya pada kambing perah. Mastitisadalah penyakit infeksi pada ambing oleh bakteri. Menjaga kebersihan/sanitasi merupakancara terbaik mencegah mastitis, termasuk melakukan “teat dip” setiap kali pemerahan. Teatdip (larutan celup puting susu): 250 ml chlorohexadine 2% + 45 ml gliserin + air sehinggamenjadi 1 liter larutan. Tanda-tanda mastitis antara lain ambing terasa panas, sakit danmembengkak, dan bila diraba terasa ada yang mengeras pada ambing; Warna dan kualitasair susu abnormal, seperti ada warna kemerahan (darah), pucat seperti air, kental kekuninganatau kehijauan. Mastitis dapat diobati dengan antibiotik. Pengobatan dilakukan denganmemasukkan antibiotik melalui puting susu, setelah ambing dikosongkan (diperah) terlebihdahulu. Pengobatan dapat dilakukan 2-3 kali per hari, sampai ternak benar-benar sembuh.

    Scabies (Gudugan/Gatal) adalah penyakit kulit yang paling sering dan serius terjadipada kambing. Cara penularannya adalah dengan kontak langsung dengan ternak yang

    terinfeksi (sakit), atau kontak dengan alat atau kandang yang tercemar (bekas ternaksakit). Pengobatannya adalah dengan injeksi invermectin (sub-cutan/bawah kulit) ataucara tradisional dengan mengoleskan campuran belerang dengan oli. Pencegahan terhadappenyakit selalu lebih baik dari pengobatan. Menjaga kebersihan kandang, peralatan danternaknya harus selalu dilakukan, dan jika terjadi penyakit ini ternak terjangkit harusdiisolasi (dipisahkan) dari ternak yang sehat. Ternak yang terkena penyakit scabies akanselalu menggaruk-garuk bagian tubuhnya yang terinfeksi karena gatal. Bagian kulit yangterinfeksi mengalami penebalan, nafsu makan berkurang dan ternak jadi kurus, bulu kusamdan berdiri dan rontok, serta produktivitas menurun. Pada penyakit yang akut tidak jarangakan berakhir dengan kematian.

    Bloat/Tympani (Kembung Perut) terjadi akibat pembentukan gas dalam lambung secara berlebihan dan dalam waktu yang cepat. Kadang-kadang penyakit ini terjadi secara mendadak.Pencegahan adalah hindari memberikan hijauan muda secara berlebihan, atau hijauan yangmasih mengandung embun pagi, dan ternak cukup mendapat ”exercise”. Hindari pemberian

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    4/9

    8   AgroinovasI

    Badan Litbang PertanianEdisi 19-26 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII

    hijauan satu jenis/macam, terutama hijauan leguminosa. Berikan rumput kering sebelummemberikan legum. Pengalaman di lapang, pengobatan dengan berbagai macam cara dengantingkat keberhasilan yang bervariasi antara lain dengan menggunakan minuman sprit, minyak

    nabati/goreng, asam jawa, obat antangin (obat untuk manusia) dll. Jika cara di atas gagal, caraterakhir adalah dengan menusukkan jarum besar/trocar/canula atau alat sejenisnya ke dalamlambung sebelah kiri. Tingkat kesuksesan cara ini adalah rendah, karena 60-80% dari ternakyang diperlakukan demikian akan mati karena infeksi.

    Perkembangbiakan KambingUntuk menjaga kelangsungan hidup suatu populasi ternak, maka ternak tersebut harus

    melakukan reproduksi/perkembangbiakan. Secara fisiologis, aktivitas reproduksi padakambing sudah mulai sejak usia dini (muda), namun ekspresi tingkah laku seksual (birahi/estrus) yang sebenarnya baru nampak pada saat pubertas yaitu sekitar umur 6-12 bulan.

    Walaupun demikian perkawinan pertama sebaiknya dilakukan setelah ternak mencapai dewasatubuh atau telah mempunyai berat badan sekitar 60-70% dari berat badan dewasanya.

    Ekspresi seksual dan kinerja reproduksi dipengaruhi oleh kerja hormon, seperti FSH, LH,estrogen, progesteron dan/atau testosteron. Mekanisme kerja hormon tersebut sangat komplek,dan dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk iklim. Pada daerah sub-tropis yang mempunyaiempat musim, di mana perbedaan antara lamanya siang dan malam sangat mencolok, kambingmenunjukkan aktifitas seksual musiman, dan beranak sekali dalam setahun. Lain halnya didaerah tropis, termasuk Indonesia, kambing di daerah ini tidak menunjukkan aktivitas seksualmusiman, artinya ternak tersebut dapat dikawinkan sepanjang tahun. Dengan manajemenperkawinan yang baik, beranak tiga kali dalam 2 tahun adalah sangat mungkin terjadi. Potensiini adalah peluang untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing. Walaupun demikiandisarankan untuk melakukan penjadwalan perkawinan agar pada saat beranak dan laktasipakan hijauan cukup tersedia. Kambing betina hanya mau kawin pada saat periode birahi(estrus) yang relatif singkat (12 – 48 jam), dan ini berulang (siklus) setiap 18 - 24 hari (rataan20 hari). Berbeda halnya dengan kambing jantan, aktivitas seksualnya dapat terjadi sepanjangtahun. Kambing jantan, sering kurang disukai karena baunya yang kurang sedap (prengus)dan agresif. Demikian juga ada anggapan bahwa pejantan tidak menghasilkan anak sehingga

     banyak petani enggan memelihara pejantan. Padahal tanpa pejantan, petani sudah pasti tidakakan dapat hasil (anak dan susu) dari ternak betina yang dipeliharanya. Kambing anak jantanyang pertumbuhannya baik akan mulai dapat kawin pada umur yang relatif muda 6 – 10

     bulan, namun sebaiknya pejantan muda tersebut mulai dipakai sebagai pemacek pada umur

    sekitar 15-18 bulan.Tabel 1. Beberapa parameter reproduksi pada ternak kambing

    No. Parameter Reproduksi Rataan (Kisaran)1 Tipe siklus birahi Polyestrus dan tidak terpengaruh musim2 Panjang siklus birahi 20 hari (18 – 24 hari3 Lama birahi 36 jam ( 12 – 48 jam)4 Lonjakan sekresi LH (LH surge) 3-6 jam setelah onset birahi

    5 Ovulasi12 – 24 jam setelah lonjakan LH atau 30 – 36 jamsetelah onset birahi

    6 Waktu kawin yang optimal 24 – 36 jam setelah onset birahi7 Lama bunting 150 hari (147 – 155 hari)

    8 Sumber hormon progesteronselama kebuntingan

    Corpus luteum (CL)

    9 Tipe plasenta Kotiledon10 Umur pubertas 6 – 12 bulan

    Kemampuan kawin pejantan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti breed, kondisi tubuh

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    5/9

    9AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII

    dan kesehatan. Beberapa pejantan juga ada yang menunjukkan kesukaannya (preference)terhadap betina tertentu. Pada perkawinan secara alami disertai dengan pengaturan

    perkawinan yang baik setiap pejantan dapat mengawini 3-4 ekor induk per minggu (12-16 ekorper bulan). Maka bila interval beranak adalah 8 bulan, sebenarnya secara teoritis rasio jantan/

     betina dapat mencapai 1: 74-112. Penggunaan pejantan untuk breeding harus diikuti denganpencatatan (rekording) yang baik agar jangan terjadi perkawinan kerabat dekat (inbreeding).Untuk tujuan kawin secara inseminasi buatan (IB), pejantan perlu dilatih untuk dapat ejakulasidalam vagina buatan. Pejantan yang sangat aktif akan mudah dan mau menaiki betina, bahkanternak jantan, serta ejakulasi pada vagina buatan. Volume ejakulat 0.5 – 2 ml, konsentrasisperm 1 – 3 milyar/ml, skor motilitas > 70%, abnormal sperm 8 – 15%.

    Sebagai Kambing PerahSebagai kambing tipe dwiguna, kemampuan produksi susu kambing PE relatif tinggi, yang

    sebagian dapat dimanfaatkan oleh petani tanpa mengganggu pertumbuhan anak kambingnya.Dewasa ini telah banyak usaha peternakan kambing PE yang secara tegas memfokuskanusahanya untuk produksi susu (kambing perah). Perkembangan usaha peternakan kambingperah di Indonesia selama 10 tahun terakhir menunjukkan tren yang positif baik dilihatdari jumlah usaha peternakan kambing perah yang dikelola secara komersial maupun daripopulasi ternak kambing yang dipelihara di setiap unit usaha. Peningkatan jumlah ini tidakterlepas dari sambutan positif dari pasar terhadap susu kambing, walaupun masih fluktuatifdari waktu ke waktu.

    Saat ini belum ada data yang terdokumentasi tentang total produksi dan pangsa pasarsusu kambing di Indonesia. Informasi dari beberapa peternak kambing perah menunjukkan

     bahwa permintaan akan susu kambing cukup tinggi khususnya di perkotaan. Kepercayaaankonsumen terhadap susu kambing yang diyakini mampu membantu dalam mengatasimasalah kesehatan memberi andil besar dalam perkembangan usaha kambing perah diIndonesia. Keunikan susu kambing dibandingkan susu sapi juga mempunyai nilai tersendiri.Susu kambing mudah dicerna dan sangat baik untuk mereka yang alergi akan susu sapi, dandapat diberikan pada semua golongan umur.

    Kelebihan ternak kambing perah, khususnya kambing perah PE yang merupakan ternaklokal Indonesia, adalah kemampuan adaptasinya yang tinggi terhadap berbagai kondisiagro-ekosistem di Indonesia, sehingga mempermudah penyebarannya. Ternak ini juga tidakmengalami hambatan sosial dalam perkembangannya, dalam artian ternak ini dapat diterimaoleh semua golongan. Oleh karenanya mengembangkan ternak ini secara luas akan dapatmembantu meningkatkan kualitas konsumsi gizi masyarakat khususnya mereka yang tinggaldi pedesaan melalui konsumsi susu kambing produksi petani sendiri.

    Kendala yang mungkin terjadi adalah keengganan masyarakat untuk mengkonsumsisusu kambing dengan berbagai alasan di antaranya karena susu kambing mempunyai baukhas yang kurang sedap. Namun ini sebenarnya lebih banyak karena pengaruh psikologisatau persepsi negatif masyarakat terhadap kambing yaitu ternak ini adalah ternak yang bau(prengus). Pada hal dengan pengelolaan yang benar masalah bau tersebut dapat dihindari.

    Adalah tugas kita semua untuk memberikan informasi yang benar, guna membantumereka yang ada jauh di pedesaan. Ternak sudah tersebar atau ada pada petani dan kini tinggaldiperlukan diseminasi teknologi yang ada untuk meningkatkan produktivitas ternak dan

    memanfaatkan produk (dalam hal ini susu kambing) semaksimal mungkin untuk peningkatanpendapatan dan kesejahteraan petani, khususnya bagi mereka yang ada di pedesaan.

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    6/9

    Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII

    10   AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian

    Mengapa Beternak Kambing Perah

    Bagi petani gurem, ternak kambing dapat menjadi pilihan tanpa harus mengeluarkanmodal yang cukup besar untuk dapat memiliki seekor ternak perah. Oleh karenanya kambingperah sering disebut dengan sapi perahnya orang miskin, dan memberi manfaat/berkahyang begitu banyak baginya. Ada berbagai tujuan beternak kambing dan semuanya inginmemperoleh keuntungan baik itu keuntungan secara materiil maupun non-materiil. Beberapamanfaat yang dapat diperoleh dari beternak kambing perah antara lain:

    Sebagai Sumber Gizi: Susu secara umum adalah sumber gizi yang paling sempurna/lengkap. Masyarakat Indonesia khususnya yang di pedesaan belum terbiasa minum sususegar, bukan hanya karena tidak mampu membeli, tapi juga susu segar sulit diperoleh. Susukambing mempunyai beberapa kelebihan di antaranya butir-butir lemaknya lebih kecil dari

     butir-butir lemak susu sapi dan oleh karena itu susu kambing mudah dicerna. Susu kambing

    dengan kandungan gizi yang seimbang, sangat baik untuk bayi dan bagi penderita sakit maag.Susu kambing dapat membantu penyembuhan penyakit pernafasan (ashma, bronchitis, TBC).Satu atau dua ekor kambing sudah cukup memberikan susu untuk konsumsi satu keluargadalam sehari, dan hal ini tidak harus tersedia referigerator untuk menyimpannya.

    Tabel 2. Kandungan gizi susu kambing

    Komposisi Nilai

    Bahan Kering (%) 12,1

    Gizi:

     - Energi (Kcal/lt) 670

     - Protein (%) 3,3 – 4,9

     - Lemak (%) 4.0 – 7.3

     - Laktosa (%) 4,1

     - Ca (mg/lt) 1290

     - P (mg/lt) 1060

     - Vit A (iu/lt) 2074

    Sumber Pendapatan: KambingPE bila dipelihara dengan baik diberipakan hijauan yang cukup banyak(secara bebas) maka kambing tersebutakan dapat menghasilkan susu 0.5 – 1liter per hari selama 3-5 bulan masalaktasi. Kambing tersebut juga akanmenghasilkan anak 1-2 ekor setiapkelahiran. Di samping untuk konsumsisendiri, susu dan anak kambing dapatdijual. Jadi kambing perah dapat sebagaisumber penghasilan rutin petani. Hargasusu kambing di pasaran relatif tinggi

    (Rp. 15.000 – Rp. 20.000/liter), namunkonsumennya masih terbatas dan diperkotaan. Oleh karenanya diperlukanadanya kelembagaan petani yang dapat

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    7/9

    11AgroinovasI

    Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLIIBadan Litbang Pertanian

    membantu petani dalam memasarkan produknya dan sekaligus untuk memudahkan untukmelakukan pembinaan petani terkait dengan usaha peternakan kambing perah.

    Sumber Pupuk Organik: Setiap ekor kambing dewasa akan menghasilkan feses 300-500g/hari, dan urine sebanyak 0.5 -1 liter/hari. Feses dan urine dapat digunakan sebagai pupukuntuk kebun/sawah, guna meningkatkan kesuburan tanah, dan akhirnya meningkatkanproduksi tanaman. Sebelum dipakai sebaiknya feses/urine diproses terlebih dahulu. Manfaatpengomposan antara lain manfaat dari pupuk lebih baik, pencemaran lingkungan dapatdihindari/dikurangi.

    Sebagai Ternak Hiburan: Kambing ternak yang bersih, dan jika dipelihara dengan baikakan sangat jinak dan manja. Bagi yang suka kambing, bermain atau sekedar mengawasi ataumemandang kambing di kandang atau di tempat penggembalaan akan sangat menyenangkandan terasa sangat rilex (menghilangkan stres). Namun ada beberapa persyaratan yang harus

    dipenuhi agar kambing tersebut dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya antaralain:

    Kambing perah harus diberi pakan hijauan yang cukup 2 kali sehari (bila memungkinkan•perlu pakan tambahan) agar ternak tersebut dapat menghasilkan susu yang banyak.Kambing perah memerlukan banyak air minum.•Pada saat laktasi, ternak perlu diperah 2 kali sehari (pagi dan sore). Produksi susu lebih•

     banyak bila diperah 2 kali dari pada sekali sehari.Ternak harus dikandangkan atau diikat atau dikurung/dipagari agar tidak mengganggu•tanaman.Kesehatan ternak harus dijaga.•Kawinkan dengan pejantan unggul agar produksi tetap tinggi.•Harus selalu ada yang menjaga. Diperlukan adanya tenaga pengganti bila pemilik hendak•

     bepergian untuk beberapa lama.

    Arah dan Strategi Pengembangan Kambing Perah PEPengembangan kambing PE ke depan dapat difokuskan kepada tiga sasaran utama

    yaitu: (1) penyebar-luasan penerapan inovasi teknologi produksi dalam upaya peningkatanproduktivitas kambing lokal di tingkat petani, (2) sebagai sumber pendapatan utamapetani, (3) sebagai salah satu upaya diversifikasi sumber susu mendukung peningkatan gizimasyarakat pedesaan.

    Dalam upaya pencapaian arah pengembangan kambing tersebut, maka diperlukan strategi

    yang lebih operasional sesuai dengan kebutuhan pengguna di antaranya:

    1. Pemanfaatan Pejantan UnggulPenjantan unggul dapat diperoleh dari populasi ternak yang ada, melalui seleksi

    menggunakan metode yang benar, tepat dan terarah. Atau dapat juga diperoleh dari pusatpembibitan yang telah terakreditasi. Agar pejantan dapat melayani betina dalam jumlah

     besar, sistem perkawinan yang diterapkan haruslah secara inseminasi buatan (IB). Semenpejantan unggul ditampung dengan menggunakan vagina buatan. Semen yang berkualitas

     baik selanjutnya diproses dan disimpan sebagai semen beku (suhu minus 192oC) atau semencair (suhu 3-5oC). Semen beku dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama (beberapatahun) dan masih layak dipergunakan untuk IB. Sedangkan semen cair umumnya harussudah diinseminasikan dalam waktu 3-7 hari. Walaupun demikian semen cair lebih praktis,lebih murah, dan teknis pembuatannya lebih sederhana.

    Di tingkat lapang, pelaksanaan IB akan lebih mudah bila petani melakukan usahapeternakan kambing secara berkelompok. Cara ini akan memudahkan pendeteksian birahi

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    8/9

    12   AgroinovasI

    Badan Litbang PertanianEdisi 19-26 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII

    dan pengaturan perkawinan dan/ataupelaksanaan IB. Penerapan sinkronisasi birahi

    akan meningkatkan efisiensi pelaksanaanIB. Melalui sinkronisasi, IB dapat dilakukanpada saat yang hampir bersamaan, sehinggaakan terjadi kelahiran pada waktu yang relatif

     bersamaan. Sinkronisasi birahi dapat puladipadukan dengan teknologi superovulasiuntuk meningkatkan ovulasi dan anak yanglahir. Namun kedua teknologi tersebut relatifmahal, karena bahan yang digunakan masihproduk impor. Pemanfaatan progesteronnabati, yang kini masih dalam penelitian di

    Balai Penelitian Ternak diharapkan dapatmenekan biaya sikronisasi birahi.

    2. Pemanfaatan Ternak ProlifikProlifikasi adalah suatu karakter atau

    sifat yang menunjukkan kemampuan seekorinduk untuk menghasilkan anak dalam

     jumlah tertentu pada setiap kelahiran.Prolifikasi adalah bersifat menurun, sehinggagen prolifikasi ini memberi kesempatan

    untuk meningkatkan produktivitas secarapermanen. Pada populasi kambing PE dalamproporsi tetentu dijumpai induk yang beranaklebih dari satu. Seleksi terhadap ternak yangmempunyai prolifikasi lebih tinggi diikutidengan program breeding yang benar akandapat meningkatkan produktivitasnya. Akantetapi, ternak prolifik membutuhan asupannutrisi yang lebih banyak daripada ternak non-prolifik. Oleh karena itu, prolifikasi yangsesuai untuk setiap petani ditentukan oleh tingkat ketersediaan pakan yang dapat diberikanoleh petani. Di samping jumlah anak yang lahir lebih banyak, ternak prolifik mempunyai

    produksi susu yang lebih tinggi daripada induk beranak tunggal. Dengan demikian ternakyang lebih prolifik akan memberi manfaat yang lebih besar bagi petani.

    3. Penerapan Sistem Perkawinan yang EfisienPada sistem perkawinan alami, diperlukan strategi perkawinan yang tepat mengingat

    kemampuan seekor pejantan untuk mengawini sejumlah betina per satuan waktu sangatterbatas. Perkawinan alami secara kelompok, dalam batas tertentu sangat efektif untukmendapatkan tingkat kebuntingan yang tinggi. Tapi pada perkawinan kelompok seringterjadi seekor pejantan hanya mengawini betina tertentu, karena adanya faktor memilih(preference) dari pejantan bersangkutan. Akibatnya betina lain yang sedang birahi dalam

    kelompok tersebut tidak dikawini sampai masa birahinya berakhir. Penempatan lebih darisatu pejantan dalam satu kelompok dapat menjadi solusi. Namun hal ini dapat berbahayakarena pejantan akan berkelahi sesamanya, kecuali perkawinan kelompok dilakukan dipadang penggembalaan yang luas.

    Pada usaha peternakan rakyat dengan skala pemilikan ternak yang rendah (2-3 ekor

  • 8/19/2019 Kambing Peranakan Etawah

    9/9