Buku4 Ped Sertif Guru Dlm Jbt Melalui Penilaian Por to Folio Utk Guru
KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
-
Upload
muhammad-yahya -
Category
Documents
-
view
247 -
download
1
Transcript of KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
1/23
1
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)
1. Latar Belakang Jalan (termasuk jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi darat mempunyai
peranan sangat penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta
lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar
tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah. Disamping itupembangunan prasarana transportasi darat khususnya jembatan dapat memperkukuh
kesatuan dan persatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan
nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional dalam menuju masyarakat yang adil dan sejahtera,
sebagaimana yang diamatkan dalam UU 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Kebijakan pemerintah dalam upaya mempercepat program pembangunan prasarana
transportasi darat khususnya jembatan diarahkan pada standarisasi bangunan atas,
baik dengan cara menyediakan stok komponen bentang standar maupun penyediaan
standar konstruksi jembatan yang kemudian dapat dibuat lapangan. Teknologi
pembangunan jembatan telah mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke
tahun mulai dari peraturan perencanaan, teknologi bahan (beton, baja, kabel),
teknologi perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan sampai teknologi rehabilitasi.
Sehingga penguasaan teknologi jembatan tersebut mutlak dibutuhkan untuk
pembangunan jembatan, baik jembatan standar atau sederhana maupun jembatan
dengan teknologi khusus, demikian juga untuk pembangunan jembatan di daerah
perkotaan dengan kondisi lahan yang terbatas dan lalu-lintas yang harus tetap
operasional.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak sungai besar maupun
sungai kecil. Hal inilah yang menjadi tantangan pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah dalam mewujudkan pembangunan prasarana transportasi darat, khususnya
pembangunan jembatan. Dalam upaya mewujudkan sistem transportasi darat yang
handal di Provinsi Maluku, pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah
terus berusaha mewujudkannya dengan menghubungkan ruas-ruas jalan yang masihterputus dan juga meningkatkan kapasitas layanan dari prasarana transportasi
eksisting. Beberapa ruas yang masih terputus khususnya di Provinsi Maluku,
terpisahkan oleh sungai maupun lintasan basah yang lebar yang tentunya menuntut
peran teknologi dan teknik jembatan sehingga jembatan yang dibangun untuk
menghubungkan ruas tersebut aman secara teknik dan ekonomis. Jembatan dengan
bentang panjang tersebut kemudian direncanakan sebagai jembatan khusus.
Sesuai tugas dan fungsinya, SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
(P2JN) mempunyai tugas untuk perencanaan teknik (DED) jembatan nasional.
Dalam melakukan perencanaan teknis (DED) jembatan standar maupun jembatan
khusus harus memenuhi Kriteria Dasar Perencanaan Teknis berikut ini:
. Kekuatan Unsur Struktural dan Stabilitas Keseluruhan
Setiap unsur harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban batas
ultimate sesuai ketentuan pembebanan. Struktur jembatan sebagai kesatuan dari
seluruh unsur struktur yang ada harus stabil pada pembebanan tersebut.
. Kelayanan Struktur
Struktur harus berada dalam keadaan layan pada beban batasan kelayaan. Hal ini
berarti bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran
sedemikian rupa sehingga pengguna jembatan dan masyarakat menjadi khawatir atau
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
2/23
2
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
jembatan menjadi tidak layak/nyaman untuk digunakan.
. Kesesuaian
Tipe struktur yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan, kondisi alam dan lokasi
jembatan terutama untuk duplikasi jembatan harus diperhatikan bangunan atas dan
bawah dari jembatan Existing.
. Kemudahan Pelaksanaan
Konstruksi/pembangunan jembatan harus mudah dilaksanakan sesuai dengan
metode konstruksi yang tersedia. Metode konstruksi yang sulit dilaksanakan dan
kompleks dibuat metode pelaksanaan, agar pelaksanaan dapat selesai tepat waktu,
biaya dan mutu.
. Ekonomis
Alternatif desain termurah yang sesuai dengan pendanaan dan faktor faktor utama
lainnya adalah yang umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur
total struktur yang mencakup biaya pemeliharaan dan pembangunan.
Bentuk Estetika
Struktur jembatan harus menyatu dengan alam sekitarnya dan menyenangkan untuk
dilihat. Biasanya semakin tinggi nilai estetika struktur jembatan semakin tinggi biaya
yang akan dipergunakan.
2. Maksud dan
Tujuan
a. Maksud
Mendukung program pembangunan infrastruktur prasarana transportasi darat
kuhususnya pembangunan jembatan yang memadai sebagai penghubung antar
daerah dengan tersediaanya perencanaan jembatan yang sesuai dengan kriteria
perencanaan teknis (DED)
b. Tujuan
Mendapatkan dokumen perencanaan teknis (DED) dan dokumen lelang
Jembatan-jembatan di Provinsi Maluku.
3. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai sebagai hasil dari layanan konsultansi ini adalah sebagai
berikut:
Tumbuhnya pandangan baru dalam perencanaan jembatan bahwa jembatan
khusus mampu meningkatkan fungsi jembatan, dan metode pembangunan yang
efektif dan efisien.
Meningkatkan kemampuan teknis perencanaan dan penguasaan teknologi dalam
pelaksanaan konstruksi jembatan khusus bagi praktisi jembatan.
Menjadikan kegiatan ini sebagai groundtraining bagi praktisi jembatan kita dalam
menghadapi pembangunan tipe dan bentuk jembatan besar/bentang panjang
dimasa mendatang
Dapat Mempertanggungjawabkan produk perencanaan pada saat pelaksanaan
dan apabila dikemudian hari (saat pelaksanaan) gambar rencana tidak sesuai
dengan kondisi lapangan maka perencana dapat menyesuaikannya.
4. Nama Dan
Organisasi
Pejabat Pembuat
Komitmen
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyusunan Pengkajian Peraturan Perundang
– undangan Satuan Kerja Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia.
(Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Jonabe Wattimury, ST. M.Si .
Proyek/Satuan Kerja : Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Maluku, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX (Maluku dan Maluku Utara),
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.)
5. Sumber Untuk Pelaksanaan kegiatan ini didibiaya dengan dana APBN Tahun 2016 dengan
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
3/23
3
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
Pendanaan total biaya Rp. 7.892.958.000,- (Tujuh Milyar Delapan Ratus Sembilan Puluh Dua
JutaSembilan Ratus Lima Puluh Delapan Ribu Rupiah) termasuk PPN.
6. Lingkup, Lokasi
Kegiatan,
Data dan
FasilitasPenunjang Serta
Ali h
Pengetahuan
a. Lingkup Kegiatan
1) Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awalmengenai kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta
lingkungan.
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan,
daerah rawan kecelakaan.
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1 : 250000,
daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase.
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi
proyek.
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi:
(1) Laporan studi korodor (jika bisa diterapkan),
(2) Laporan studi rancang – bangun pendahuluan,
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu : profil atau lembar
rencana, bagian – bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang
dikenali dan dialokasikan), dan
(4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.
2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah : untuk mengumpulkan data –
data awal berdasarkan aspek – aspek yang diperlukan yang akandigunakan sebagai dasar/referansi survey detail/ survey berikutnya
harus dilakukan oleh seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain
yang sudah disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon
dilapangan yang meliputi kegiatan:
(a) Studi literatur
Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder maupun data laporan Studi
Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal (bila ada).
(b) Koordinasi dengan instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi denganinstansi/unsur-unsur terkait di daerah sehubungan dengan
dilaksanakannya survey pendahuluan.
(c) Diskusi perencanaan di lapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya
dan membuat usul perencanaan di lapangan bagian demi bagian
sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing serta
membuat sketsa dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu
membuat tanda di lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
4/23
4
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
foto penting dan identitasnya masing-masing yang akan difinalkan
di kantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali.
(d) Survey pendahuluan upah, harga satuan dan peralatan
Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga satuan, dan
data peralatan yang akan digunakan.
(e) Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan sungai, dengan
pengamatan secara visual atau menentukan jenis pengujiandengan peralatan yang sesuai.
(f) Menentukan jenis dan metoda penanganan yang sesuai.
(g) Menetapkan lokasi/posisi jembatan untuk penggantian
jembatan/pembangunan jembatan baru/duplikasi jembatan,
setelah berdiskusi dengan Bridge Engineer, Geoteknik
Engineering, Hidrologi Engineering dan Tenaga Ahli lain
berdasarkan pengamatan lapangan.
(h) Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan susunan/konfigurasi
bentang jembatan serta teknik pelaksanaan atau ereksinya.
(i) Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan:
1. Menetukan perkiraan pondasi yang paling baik untuk lokasi
tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah.
2. Memperkirakan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi
jembatan baru dan lokasi jembatan baru.
3. Mencatat banjir terbesar serta erosi yang pernah terjadi,
apabila survey pendahuluan ini dilaksanakan untuk pekerjaan
perencanaan teknis pada lokasi sulit, dimana jembatan
tersebut akan melintasi sungai.
4. Membuat sketsa situasi rencana jembatan baru serta profil
sungai pada lokasi jembatan baru.
5. Mencatat material yang tersedia di sekitar lokasi jembatan,
dan menyarankan jenis jembatan yang paling efisien sesuai
dengan material yang tersedia.
6. Mencatat harga-harga satuan yang ada pada daerah
tersebut.7. Memberikan rekomendasi untuk tahapan pekerjaan
selanjutnya serta menyarankan lokasidan jumlah titik bor
yang harus dilaksanakan.
8. Survey pendahuluan Hidrologi/Hidrolika.
(j) Survey pendahuluan topografi
Kegiatan yang dilakukan pada survey topografi adalah:
- Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan
patok beton Bench Mark di awal dan akhir Pelaksanaan.
- Mengamati kondisi topografi.
- Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran
khusus serta morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor.- Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
- Menyarankan posisi patok Benchmark pada lokasi atau titik
yang akan dijadikan referensi.
(k) Survey pendahuluan Drainase
Kegiatan survey pendahuluan drainase diantaranya:
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
5/23
5
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan
mempengaruhi pola aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Melakukan pemotretan pda lokasi-lokasi penting.
6. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
7. Mengamati karakter aliran sungai/morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yangdiperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan
berikut.
(l) Survey pendahuluan Geologi dan Geoteknik
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan
geoteknik adalah:
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah,
perkiraan lokasi sumber material, dan mengantisipasi dan
mengidentifikasi lokasi yang akan longsor.
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir,
DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-
resiko, dan batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok
kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS.
(m) Survey Pendahuluan Geometri
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geometri
adalah:
- Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan
desain geometric (alinyemen horizontal dan vertikal)
berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan
pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran
secara sederhana dan benar (jarak, azimuth dan kemiringan
dengan helling meter) dan membuat sketsa desainalinyemen horizontal maupun vertical secara khusus untuk
lokasi-lokasi yang dianggap sulit, untuk memastikan trase
yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometric
yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan.
- Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal
dan vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat
sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-lokasi :
galian dan timbunan.
- Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu
mengambil keputusan dalam pemilihan lokasi jembatan
dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaanini.
- Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok
dan tanda banjir, dengan diberi tanda bendera sepanjang
daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan
tim pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk
pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail
selanjutnya.
- Dari hasil survey recon ini, secara kasar harus sudah bisa
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
6/23
6
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
dihitung perkirakan volume pekerjaan yang akan timbul serta
bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana
dan diharapkan dapat mendekati desain final.
(n) Survey Pendahuluan Rencana Jembatan
Kegiatan yang dilakukan pada survey rencana jembatan adalah:
- Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas
pembebanan jembatan, tipe konstruksi, denganpertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai,
kedalaman dasar sungai, profil sungai/ada tidaknya palung,
kondisi arus dan arah aliran, sifat-sifat sungai, scouring
vertikal/horizontal, jenis material bangunan atas yang
tersedia dan paling efisien.
- Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe
abutmen, pilar, fondasi, bangunan pengaman (bila
diperlukan) dengan mempertimbangkan lebar dan
kedalaman sungai, sifat tebing, sifat aliran,
endapan/sedimentasi material, benda hanyutan, scouring
yang pernah terjadi.
- Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan
mempertimbangkan MAB (banjir), MAN (normal), MAR
(rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi.
- Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekitar lokasi,
profil sungai, arah arus/aliran sungai, scouring, segi ekonomi,
social, estetika yang terkait dengan alinyemen jalan,
kecepatan lalu lintas rencana, jembatan darurat,
pembebanan tanah timbunan dan quarry.
- Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa
dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta
bisa dibuatkan periraan rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati desain final.
(o) Survey Pendahuluan Dampak Lingkungan
Survey pendahuluan/Identifikasi Rona Lingkungan Awal dilakukan
apabila tidak terdapat Dokumen Lingkungan pada saat Pra.
FS/FS.
1. Mengidentifikasi komponen lingkungan dari berbagai aspek
(biologi, fisik-kimia, sosial, ekonomi dan kesehatan
masyarakat).
2. Mengumpulkan data mengenai lokasi bangunan
bersejarah/bangunan budaya serta benda cagar budaya.
3. Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan
lindung di sekitar rencana trase jalan.
4. Memperkirakan kebutuhan lahan untuk rumija rencana trase jalan.
5. Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun
(AMDAL/UKL-UPL/SPPL).
6. Survey Pendahuluan/Identifikasi Rona Lingkungan Awal
dilakukan apabila tidak terdapat data FS.
(3) Keluaran survey pendahuluan meliputi:
(a) Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan
konsep desain yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
7/23
7
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil survey pendahuluan.
(b) Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang
didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan
termasuk batasan koridor pengambilan data.
b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalahmengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 500.
(2) Lingkup Pekerjaan
(a) Pemasangan patok – patok
- Patok – patok BM harus dibuat dari beton denganukuran
10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi
dengan adukan beton dan diatasnya dipasang nut dari baut,
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok
BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi
rencana jembatan dipasang minimal 4 (empat), masing-
masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai di sekitar sungai
yang posisinya aman dari gerusan air sungai.
- Patok BM dipasang /ditaman dengan kuat, bagian yang
tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Kementerian Pekerjaan Umum, notasi dan
nomor BM dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan
patok kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar
5 cm, panjang sekurang – kurangnya 50 cm, bagian
bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku,
ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberinomor dan cat warna kuning. Dalam keadaaan khusus, perlu
ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah
sekitar patok diberi tanda – tanda khusus.
- Pada lokasi – lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang
patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik – titik poligon dan sifat datar
ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi
nomor.
(b) Pegukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistim
poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titikpoligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100
meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara
optis ataupun elektronis.
- Sudut – sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit
dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan Electronik Distance Metre/Theodolit jenis T2
atau yang setingkat.
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
8/23
8
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
- Penentuan Koordinat Awal dilakukan pada titik awal dan titik
akhir pengukuran dengan menggunakan alat GPS (Global
Positioning System Geodetic yang mempunyai presisi tinggi
maksimal sampai desimeter).
(c) Pengukuran titik kontrol vertikal
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/pembacaan pergi – pulang.- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik
pengukuran (poligon, sifat dasar, dan potongan melintang)
dan titik BM.
- Rambu – rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan
baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan
milimeter.Padasetiap pembacaan harus dipenuhi : 2 BT = BA
+ BB.
- Dalam satu seksi (satu hari pengukuran ) harus dalam jumlah
slag (pengamatan) yang genap.
(d) Pengukuran situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistim tachimetri, yang
mencakup semua objek yang dibentuk dalam alam maupun
manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga
dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi – lokasi
khusus ( misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
(e) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengansungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing
minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau
daerah sekitar sungai (hulu/hilir) yang masih berpengaruh
terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran
penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-
masing minimum 250 m dari garis tepi sungai/jalan atau
sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan
jalan dengan interval pengukuran penampang melintang
rencana trase jalan sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampangmelintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun
jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang
dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.
(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan
digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut: Hasil
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
9/23
9
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan
dalam laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10’’natau dari
pengukuran Global Position System (GPS) geodetic yang
mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPSberikutnya dalam desimeter).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5’’.
(c) Perhitungan
1. Perhitungan koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi
sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata – rata, tapi
harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut ( kaki sudut
yang lebih pendek mendaptkan koreksi yang lebih besar )
dan harus dilakukan dilokasi pekerjaan.
2. Perhitungan Sipat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal
(ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan
pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
3. Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur
yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung
secara tachimetris.
4. Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim
komputerisasi.
(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 500.
- Garis – garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga
absis (x) dan koordinat (y)nya.- Pada setiap lembar gambar dan/ atau 1 meter panjang
gambar harus dicantumkan petunjuk arah utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan
diberi tanda khusus.
(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode
penentuan posisi Global Positioning System (GPS) secara
diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS
merupakan singkatan dari Navigation Satilite Timing and Ranging
Global Positionig System.Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPSdimana minimal satu titik digunakan sebagai referensi (base
station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur
titik referensi yang digunakan adalah referensi Bakosurtanal
ataupun Badan Pertahan Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol
horisontal dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode
poligon dengan menggunakan alat Total Station;
(f) Sistim koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai sistimm
koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
10/23
10
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
Ketentuan proyeksi UTM :
Proyeksi adalah Transverse Mercator
Lebar zona adalah 60
Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian
tengah dan ekuator.
Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
Timur (T) didefenisikan dengan penambahan 500.000meter kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah
Utara (U) didefenisikan dengan penambahan 10.000.000
meter kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan.
Zona 1 dimulai dari bujur 1800barat samapai dengan buur
1740 barat dan seterusnya ke arah timur sampai zona 60
untuk bujur 1740 sampai dengan 180
0 timur.
Satuam dalam meter
Batas lintang 840 utara dan lintang 80
0 selatan.
Notasi koordinat UTM, timur (T) diletakkan didepan Utara
(U)
Datium DGN-95
Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia
Zona Batas zona Meridian Tengah
46 90o-96
o 93
o
47 96o-102
o99
o
48 102o-108
o105
o
49 108o-114
o111
o
50 114o-120
o117
o
51 120o-126
o123
o
52 126o-132
o129
o
53 132o-138
135
o
54 138o-144
o141
o
(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap interval5000 m (setiap 5 Km)
(h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus menggunakan Jenis
Total station (TS) dengan ketelitian 10n unutk sudut serta 10’’D
untuk jarak;
(i) Pengukuran untuk titik Kontrol Vertikal harus menggunakan
peralatan Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampanag melintang harus digambarkan polygon, sehingga
membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour)
0,5 meter.
Proses pengambilan Topografi mengacu pada Pedoman Pengukuran
Topografi NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang dipersyaratkan.
(4) Keluaransurvey Topografi meliputi :
(a) Laporan survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang
telah diterima.
- Data koordinat dan elevaasi Bench Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark.
(b) Peta Topografi (peta transies) dengan skala yang disesuaikan
dengan jenis perencanaan yang dilakukan.
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
11/23
11
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
c) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku
aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir
rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase danbangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus)
yang diperlukan.
(2) Lingkup
Survey hidrologi lengkap digunakan untuk melengkapi parameter-
parameter desain jembatan yang dalam hal ini jembatan yang
dimaksud adalah jembatan di atas lalu-lintas sungai atau saluran air.
Untuk itu pengumpulan data untuk analisa hidrologi yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik daerah aliran (Catchment Area) dari setiap gejala
aliran yang harus dipelajari dengan cermat dari peta topografi
maupun pemeriksaan langsung di tempat meliputi data curah
hujan, tata guna lahan, jenis permukaan tanah, kemiringan dan
lain-lain.
b. Karakteristik sungai yang meliputi:
- Kecepatan aliran air dan gejala arah
- Debit dan daerah pengaruh banjir
- Tinggi air banjir, air rendah dan air normal
- Lokasi penggerusan (scouring) serta jenis/sifat erosi maupun
pengendapan
- Kondisi aliran permukaan pada saat banjir
c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang melintas
sungai, sebelum tahap perhitungan/perencanaan hidrolika dari
alur sungai, adalah untuk menentukan:
- Debit banjir dalam alur sungai jembatan atau debit
maksimum sungai selama periode ulang banjir rencana yangsesuai.
- Perkiraan tinggi maksimum muka air banjir yang mungkin
terjadi dan semua karakteristiknya.
- Kedalaman air : air banjir, air rendah dan air normal.
d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan diperlukan suatu
perkiraan tinggi maksimum banjir yang mungkin terjadi,
ditetapkan dan diperhitungkan dengan periode ulang banjir
rencana atau dalam kurun waktu rencana sebagai berikut :
- Untuk jembatan panjang/besar (konstruksi khusus)
diperhitungkan dengan periode ulang 100 tahunan.
- Untuk jembatan biasa/ tetap termasuk gorong-gorong
diperhitungkan dengan periode ulang 50 tahunan.- Untuk jembatan sementara, perlintasan saluran air dan
jembatan yang melintas di atasnya diperhitungkan dengan
periode ulang 25 tahunan.
- Untuk keperluan analisa hidrologi ditetapkan dengan periode
ulang 50 tahunan.
- Untuk perhitungan scouring berdasarkan jenis tanah dasar
sungai dan debit serta kecepatan aliran arus sungai.
- Dalam menentukan besar debit banjir maksimum dalam
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
12/23
12
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
kurun waktu rencana tersebut, dipakai pendekatan
berdasarkan analisa frekuensi dari suatu data curah hujan
lebat. Di sini perlu ditinjau hubungan/korelasi antara curah
hujan dan aliran sungai.
- Metode untuk menentukan besar debit banjir tersebut
diklasifikasikan menjadi 3 cara yaitu
Cara statistic/kemungkinan-kemungkinan Cara hidrograf/sintetik
Rumus empiris/metode rasional
e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang (return period) 25
tahun dan 50 tahun yang pemilihannya terlebih dulu
dikonsultasikan dengan pihak Pemberi Tugas.
Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain
dapat ditentukan elevasi jembatan dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, tumbukan air dan debris.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia
(SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual Hidrolika untuk
Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran Survey Drainase
Keluaran yang dihasilkan dari survey Hidrologi berupa Laporan
Hidrologi yang didalamnya memuat:
Data Identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan
drainase;
Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta;
Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan penanggalan);
Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir,
dan Acuan banjir/sumber informasi drainase;
Kapasitas aliran air (run off) dan Debit aliran air yang akan
diterima oleh drainase yang akan direncanakan.
Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase
Dimensi saluran dan gorong-gorong.
Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran
baik erosi umum maupun lokal.
d) Survey Goelogi dan Geoteknik
(1) Tujuan
Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik lapangan dan bawah
permukaan adalah untuk memberikan informasi tentang kondisi
bawah permukaan tanah, bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah,agregat dan batuan pada perencana.
Sangat disarankan untuk menggunakanGeoguide bilamana terdapat
suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft Soil).
(2) Lingkup Pekerjaan
(a) Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan
peta dasar topografi skala 1:250.000 sampai dengan skala
1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik di sepanjang rencana
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
13/23
13
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
trase jalan untuk setiap jarak 500-1000 meter dan pada lokasi
jembatan dilakukan menggunakan lembar isian seperti terlihat
pada daftar lampiran.
(b) Penyelidikan Lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna,
perkiraan prosentase butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda
USCS.
(c) Penyelidikan Tanah
Penyelidikan geoteknik disini merupakan bagian dari penyelidikan
tanah yang mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan
berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang didapat dari hasil tes
dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data
tanah dan material guna menentukan jenis/tipe pondasi yang
tepat dan sesuai tahapan kegiatannya, sebagai berikut:
a) Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi
pelaksanaan jembatan yang akan dibangun dengan
menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan langsung di
lapangan.
b) Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface)
sehubungan dengan pondasi jembatan yang akan dibangun.
c) Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar
pelaksanaan, kemudian dituangkan dalam bentuk
penggambaran peta termasuk sarana lain yang ada seperti
jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan lain
sebagainya.
d) Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran
(umumnya terhadap undisturbed sampling) dimaksudkan
untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium untuk
mendapatkan informasi yang lebih teliti tentang parameter-
parameter tanah dari pengetesan Index Properties (Besaran
Indeks) dan Engineering Properties (Besaran StruktualIndeks).
e) Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum
dilaksanakan di lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60
m (relative dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan
bor-mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana
kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat
split spoon sampler untuk Standar Penetration Test (SPT)
menurut AASHTO T 206 – 74. Sedangkan untuk bentang <
60 m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi)
digunakan peralatan utama lapangan yang terdiri atas:
- Alat sondir dengan bor tangan (digerakkan dengan
tangan). Pengeboran harus dilakukan sampai kedalamanyang ditentukan (bila tidak ditentukan lain) untuk
mendapatkan letak lapisan tanah dan jenis batuan
beserta ukurannya dan harus mencapai tanah keras/batu
dan menembus sedalam kurang lebih 30 m.
- Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai
“Manual Operated Auger” dengan kapasitas hingga
kedalaman 10 m.
- Alat tes sondir type “Gouda” atau sejenisnya, antara lain
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
14/23
14
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
“Dutch ConePenetrometer” yang memakai sistem metrik
dan harus dilengkapi dengan “Friction Jacket Cone”,
kapasitas tegangan konus minimum 250 kg/cm2 dan
kedalamannya dapat mencapai 25 m.
f) Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan
masing-masing lokasi rencana pondasi harus sudahmenetapkan penggunaan jenis bor dan posisi lubang bor
yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu titik
boring, yaitu satu titik bor mesin atau satu set bor tangan dan
sondir, tergantung bentang rencana jembatannya. Hal ini
tergantung pada kondisi area (alam dan lokasi), kepentingan
struktur dan tersedianya peralatan pengujian beserta
teknisinya.
g) SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m
untuk diambil contohnya (undisturbed dan disturbed).
h) Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk
mendapatkan undisturbed sample yang diinginkan dengan
baik, dapat digunakan mata bor steel bit untuk tanah clay, silt
dan mata bor jenis core barrel.
i) Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor
cenderung mudah runtuh.
j) Untuk mrnrntukan besaran index dan structural properties
dari contoh-contoh tanah, baik yang terganggu (disturbed)
maupun yang asli (undisturbed) tersebut diatas dan contoh
material (quarry), maka pengujian di laboratorium dikerjakan
berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI, AASHTO, ASTM, BS
dengan urutan terdepan sebagai prioritas pertamanya.
Lapotan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi
“analisis dan hasil” daya dukung tanah serta rekomendasi
jenis pondasi yang sesuai dengan daya dukung tanah
tersebut dan hasil bor log dituangkan dalam bentuktable/formulir bor log dan form drilling log yang dilengkapi
dengan keterangan/data diantaranya tentang tipe bor yang
digunakan, kedalaman l;apisan tanah, tinggi muka air tanah,
grafik log, uraian lithology, jenis sample, nilai SPT, tekanan
kekuatan (kg/cm2), liquid/plastis limit, perhitungan pukulan
dan lain sebagainya.
(d) Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik unutk perkerasan jalan, struktur
jembatan, maupun unutk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan
yang ada di sekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka
harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat
dimanfaatkan.Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik
bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta
kesulitan – kesulitan yang mungkin timbul dalam proses
penambangannya, dilengkapi dengan foto – foto.
(3) Keluaran survey Geologi/Geoteknik
Keluaran dari survey geologi / geoteknik berupa :
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat :
- Nilai CBR
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
15/23
15
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
- Tanah nilai SPT, berdasarkan Borlog
- Properties Tanah berupa nilai Unconfined,
- Kadar air,
- Berat jeni.s
(b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat :
- Kondisi lapisan tanah
- Daerah rawan longsor(c) Foto Dokumentasi
3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.
Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu pengambilan data,
kendali mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail
pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survey baik pendahuluan
maupun detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi
dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses oleh petugas yang
ditunjuk oleh Kepala SatuanKerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa kebenarannya
sebelum dilakukan proses desain. Proses desain dapat dilakukan apabila
data hasil survey detailsudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan
maupun survey detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data – data awal.
(2) Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagaipanduan survey pendahuluan.
(3) Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar
desain, spesifikasi, engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan kelas jembatan yang akan di Desain
(2) Membuat estimasi bentang dan lebar jembatan
(3) Memilih bentuk struktur jembatan berdasarkan kendala-kendala yang
ada
(4) Merencanakan desain Bangunan Atas berdasarkan peraturan yang
ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan BMS’92 atau
peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas.(5) Merencakan Bangunan Bawah secara benar terhadap aspek
kekuatan dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas
dan tekanan tanah vertical ataupun horizontal dan harus mengikuti
aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan
BMS’92.
(6) Menetapkan awal dan akhir rencana oprit pada peta, serta menarik
beberapa Alternatif rencana As Jalan/Alinyemen Horisontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
16/23
16
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
medan yang memenuhi Standar mengenai Perencanaan.
(7) Merencanakan pondasi jembatan secara benar terhadap aspek
kekuatan dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas
dan beban struktur bawah dan harus mengikuti aturan yang
ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan BMS’92.
(8) Merencanakan jalan pendekat jembatan dengan memperhatikan
kesinambungan ukuran dan ketinggian jembatan.(9) Merencanakan drainase, bangunan pelengkap dan pengaman
jembatan.
(10) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada saat pelaksanaan.
(11) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan resiko yang
ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi.
(12) Membuat konsep Metode pelaksanaan agar memudahkan dalam
mengantisipasi penggunaan Teknologi dan pengamanan.
(13) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam laporan
perencanaan teknis yang di dalamnya membuat identifikasi resiko,
analisis resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.
(14) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi geologi
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada Standar, Pedoman yang
berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan normatif
atau referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jembatan:
Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:500
Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:50
Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100, Skala Vertikal 1:50
5) Pengendalian proses perencanaan
Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar desain yang
dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian
dilakukan terhadap:
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapatpersetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey detail
yang merupakan review terhadap desain awal harus diperiksa dan
diasistensikan kepada Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat
komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib
dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan
Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus
mendapat persetujuan dari pejabat setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila diterima oleh Timyang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan dari
Direktorat Jenderal Bina Marga.
b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c. Data dan Fasilitas Penunjang
1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
17/23
17
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
7. Pendekatan Dan
Metodologi
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang
dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedian jasa:
a) Laporan dan Data (bila ada)
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi
(bila ada).
(nyatakan bila ada laporan dan data/informasi yang dapat dipakai sebagai
referensi oleh penyedia jasa)b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada)
(Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan ruangan kantor yang
akan disediakan oleh pejabat pembuat komitmen, misalnya untuk ruangan
kantor, luas/ukurannya dan keadaannya, atau harus disediakan oleh
penyedia jasa sendiri dengan cara sewa)
c) Staf Pengawas/Pendamping
(Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya
yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping/counterpart …………
(apabila diperlukan) *), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan
jasa konsultansi)
d) Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat
digunakan oleh penyedia jasa (bila ada, cantumkan nama barang
tersebut)*)
2). Penyedian oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(Cantumkan disini barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa
dan tetapkan juga apakah harus dibeli atas nama pejabat pembuat komitmen
ataukah harus dengan cara sewa)*)
d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka penyedia jasa
harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di
lingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.
a. Melakukan Persiapan Pelaksanaan Desain
b. Melaksanakan Penyelidikan Tanah
c. Melaksanakan Perencanaan Struktur Jembatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 8 (Delapan) bulan
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:
a. Ketua Tim / Team Leader
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yangdikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 2 (S.2) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan sejenis, lebih diutamakan/disukai Perencanaan Jembatan.
Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim sekurang-
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
18/23
18
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
8. Jangka Waktu
Pelaksanaan
9. Tenaga Ahl i
kurangnya 7 tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya
adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Ahli Stuktur/ AhliJembatan (Stucture/Bridge Engineer)
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh LembagaPengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis sekurang-kurangnya 5 tahun, diutamakan/disukai perencanaan
jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu
Team Leader/Ketua Tim, merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan
dalam pekerjaan perencanaan teknis Jembatan, dan bangunan pelengkap
yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa rencana Jembatan yang
dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar
teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
c. Ahli Geologi/Geoteknik
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis sekurang-kurangnya 5 Tahun diutamakan/disukai perencanaan
Jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu
Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan melaksanakan semuakegiatan dalam pekerjaan geologi yang mencakup pelaksanaan survey
geologi, pengolahan dan analisis data geologi, dan penggambaran data
geologi, serta harus menjamin bahwa gambar geologi yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai kondisi dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknis
jalan, dan dapat memberikan masukan yang rinci mengenai sumber bahan
dan sifat-sifat bahannya.
d. Ahli Hidrologi/Hidraulika
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis sekurang-kurangnya 5 Tahun diutamakan/disukai perencanaan
Jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu
Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi,
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
19/23
19
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi
untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus
menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan
adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap
perencanaan teknis jembatan.
e. Ahli GeodesiMempunyai sertifikat keahlian Geodesi yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis lebih dari 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan Jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team
Leader/Ketua Tim dan melakukan persiapan desain, survey pendahuluan,
survey topografi, menyiapkan peta dasar yang akan digunakan sebagai bahan
dasar perencanaan teknis jembatan.
f. Ahli Material dan Bahan
Mempunyai Sertifikat Keahlian perencana jembatan (Ahli Madya) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis sekuran-kurangnya 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan
Jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu
Team Leader/Ketua Tim dan melakukan persiapan desain, survey
pendahuluan, survey topografi, perencanaan teknis.g. Ahli Kuantitas
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis sekurang-kurangnya 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan
jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu
Team Leader/Ketua Tim dan melakukan perhitungan kuantitas pekerjaanberdasarkan desain jembatan.
h. Ahli Dokumen Kontrak
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
20/23
20
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
10. Keluaran
11. Laporan
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis sekurang-kurangnya 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan Jalan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team
Leader/Ketua Tim dan menyiapkan dokumen pelelangan pekerjaan fisik
konstruksi jembatan.
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Laporan Detail Desain
Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan dalam ukuran
kertas A3, agar dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan.
Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur/perkerasan kaku
termasuk analisisnya.
Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat seluruh
penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah serta foto
dokumentasi.
Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data pengukuran
termasuk hasil perhitungan serta foto dokumentasi.
Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey
hidrologi termasuk analisis perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan Analisa Resiko
d. Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
e. Laporan konsep metode konstruksi
f. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis.
Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini:
1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai
bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan
secara detail dan lengkap.
A. Laporan Administrasi antara lain:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan
rencana kerja, yang dapat berfungsi sebagai umpan balik/feed back
untuk perbaikan.
b. Laporan Survey Pendahuluan
Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan
pada survey pendahuluan yang memuat :
1) Foto dokumentasi
2) Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya
3) Analisa bahan perencanaaan
4) Laporan teknis
c. Laporan BulananBerupa ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap
bulan, total kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta
sebab-sebabnya. Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk
mengatasinya dan tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk
mengatasi keadaan tersebut diatas. Juga termasuk semua kajian
ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.
d. Laporan Antara
Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data sekunder
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
21/23
21
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
maupun data primer, Hasil kajian terhadap data survey, Konsep
perencanaan, Progres kegiatan dan rencana selanjutnya.
e. Laporan Draf Akhir
Laporan Draf Akhir yang berisikan: Draf desain termasuk memuat
kriteria desain yang diambil, Gambar rencana, Konsep Dokumen
Lelang, Progres Kegiatan, Kesimpulan dan Rekomendasi
f. Laporan Akhir (Final Report)Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian
pelaksanaan survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan
perencanaan beserta rumus-rumus dan asumsi yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
B. Laporan Perencanaan Teknis
Laporan Teknis yang dihasilkan
a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan
masing-masing laporan berisi:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur
bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-
lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas ukuran A3.
b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung tiap item
pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan
biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai
dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.
c. Laporan penyelidikan tanah
Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-
kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.
- Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk peta
penyebaran batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dandiwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi
notasi sesuai dengan Lampiran 1-D.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk
perbaikan hasil deskripsi secara visual.
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta
penyebaran tanah disiapkan dalam kertas kalkir ukuran A3 dan
diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi
notasi.
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
22/23
22
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume
cadangan).
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/patahan dsb.)
beserta lokasinya.
- Rekomendasi.d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran
topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting
untuk keperluan perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negative film harus diserahkan.
e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyekterhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Analisis/perhitungan.
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.
f. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen
pelelangan standar menurut Permen PU No. 14/PRT/M/2013.
-
8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku
23/23
23
2016
Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku