KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

download KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

of 23

Transcript of KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    1/23

     

    1

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

    1. Latar Belakang Jalan (termasuk jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi darat mempunyai

    peranan sangat penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta

    lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar

    tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah. Disamping itupembangunan prasarana transportasi darat khususnya jembatan dapat memperkukuh

    kesatuan dan persatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan

    nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran

    pembangunan nasional dalam menuju masyarakat yang adil dan sejahtera,

    sebagaimana yang diamatkan dalam UU 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

    Kebijakan pemerintah dalam upaya mempercepat program pembangunan prasarana

    transportasi darat khususnya jembatan diarahkan pada standarisasi bangunan atas,

    baik dengan cara menyediakan stok komponen bentang standar maupun penyediaan

    standar konstruksi jembatan yang kemudian dapat dibuat lapangan. Teknologi

    pembangunan jembatan telah mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke

    tahun mulai dari peraturan perencanaan, teknologi bahan (beton, baja, kabel),

    teknologi perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan sampai teknologi rehabilitasi.

    Sehingga penguasaan teknologi jembatan tersebut mutlak dibutuhkan untuk

    pembangunan jembatan, baik jembatan standar atau sederhana maupun jembatan

    dengan teknologi khusus, demikian juga untuk pembangunan jembatan di daerah

    perkotaan dengan kondisi lahan yang terbatas dan lalu-lintas yang harus tetap

    operasional.

    Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak sungai besar maupun

    sungai kecil. Hal inilah yang menjadi tantangan pemerintah pusat maupun pemerintah

    daerah dalam mewujudkan pembangunan prasarana transportasi darat, khususnya

    pembangunan jembatan. Dalam upaya mewujudkan sistem transportasi darat yang

    handal di Provinsi Maluku, pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah

    terus berusaha mewujudkannya dengan menghubungkan ruas-ruas jalan yang masihterputus dan juga meningkatkan kapasitas layanan dari prasarana transportasi

    eksisting. Beberapa ruas yang masih terputus khususnya di Provinsi Maluku,

    terpisahkan oleh sungai maupun lintasan basah yang lebar yang tentunya menuntut

    peran teknologi dan teknik jembatan sehingga jembatan yang dibangun untuk

    menghubungkan ruas tersebut aman secara teknik dan ekonomis. Jembatan dengan

    bentang panjang tersebut kemudian direncanakan sebagai jembatan khusus.

    Sesuai tugas dan fungsinya, SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional

    (P2JN) mempunyai tugas untuk perencanaan teknik (DED) jembatan nasional.

    Dalam melakukan perencanaan teknis (DED) jembatan standar maupun jembatan

    khusus harus memenuhi Kriteria Dasar Perencanaan Teknis berikut ini:

    . Kekuatan Unsur Struktural dan Stabilitas Keseluruhan

    Setiap unsur harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban batas

    ultimate sesuai ketentuan pembebanan. Struktur jembatan sebagai kesatuan dari

    seluruh unsur struktur yang ada harus stabil pada pembebanan tersebut.

    . Kelayanan Struktur

    Struktur harus berada dalam keadaan layan pada beban batasan kelayaan. Hal ini

    berarti bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran

    sedemikian rupa sehingga pengguna jembatan dan masyarakat menjadi khawatir atau

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    2/23

     

    2

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

     jembatan menjadi tidak layak/nyaman untuk digunakan.

    . Kesesuaian

    Tipe struktur yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan, kondisi alam dan lokasi

     jembatan terutama untuk duplikasi jembatan harus diperhatikan bangunan atas dan

    bawah dari jembatan Existing.

    . Kemudahan Pelaksanaan

    Konstruksi/pembangunan jembatan harus mudah dilaksanakan sesuai dengan

    metode konstruksi yang tersedia. Metode konstruksi yang sulit dilaksanakan dan

    kompleks dibuat metode pelaksanaan, agar pelaksanaan dapat selesai tepat waktu,

    biaya dan mutu.

    . Ekonomis

     Alternatif desain termurah yang sesuai dengan pendanaan dan faktor faktor utama

    lainnya adalah yang umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur

    total struktur yang mencakup biaya pemeliharaan dan pembangunan.

    Bentuk Estetika

    Struktur jembatan harus menyatu dengan alam sekitarnya dan menyenangkan untuk

    dilihat. Biasanya semakin tinggi nilai estetika struktur jembatan semakin tinggi biaya

    yang akan dipergunakan.

    2. Maksud dan

    Tujuan

    a. Maksud

    Mendukung program pembangunan infrastruktur prasarana transportasi darat

    kuhususnya pembangunan jembatan yang memadai sebagai penghubung antar

    daerah dengan tersediaanya perencanaan jembatan yang sesuai dengan kriteria

    perencanaan teknis (DED)

    b. Tujuan

    Mendapatkan dokumen perencanaan teknis (DED) dan dokumen lelang

    Jembatan-jembatan di Provinsi Maluku.

    3. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai sebagai hasil dari layanan konsultansi ini adalah sebagai

    berikut:

      Tumbuhnya pandangan baru dalam perencanaan jembatan bahwa jembatan

    khusus mampu meningkatkan fungsi jembatan, dan metode pembangunan yang

    efektif dan efisien.

      Meningkatkan kemampuan teknis perencanaan dan penguasaan teknologi dalam

    pelaksanaan konstruksi jembatan khusus bagi praktisi jembatan.

      Menjadikan kegiatan ini sebagai groundtraining bagi praktisi jembatan kita dalam

    menghadapi pembangunan tipe dan bentuk jembatan besar/bentang panjang

    dimasa mendatang

      Dapat Mempertanggungjawabkan produk perencanaan pada saat pelaksanaan

    dan apabila dikemudian hari (saat pelaksanaan) gambar rencana tidak sesuai

    dengan kondisi lapangan maka perencana dapat menyesuaikannya.

    4. Nama Dan

    Organisasi

    Pejabat Pembuat

    Komitmen

    Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyusunan Pengkajian Peraturan Perundang

     – undangan Satuan Kerja Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia.

    (Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Jonabe Wattimury, ST. M.Si .

    Proyek/Satuan Kerja : Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional

    Provinsi Maluku, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX (Maluku dan Maluku Utara),

    Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.)

    5. Sumber Untuk Pelaksanaan kegiatan ini didibiaya dengan dana APBN Tahun 2016 dengan

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    3/23

     

    3

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    Pendanaan total biaya Rp. 7.892.958.000,- (Tujuh Milyar Delapan Ratus Sembilan Puluh Dua

    JutaSembilan Ratus Lima Puluh Delapan Ribu Rupiah) termasuk PPN.

    6. Lingkup, Lokasi

    Kegiatan, 

    Data dan

    FasilitasPenunjang Serta

     Ali h

    Pengetahuan

    a. Lingkup Kegiatan

    1) Persiapan

    a) Tujuan

    Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awalmengenai kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta

    lingkungan.

    b) Lingkup

    (1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000

    (2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan,

    daerah rawan kecelakaan.

    (3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1 : 250000,

    daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase.

    (4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah

    (5) Peta tata guna lahan

    (6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi

    proyek.

    c) Keluaran

    Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi:

    (1) Laporan studi korodor (jika bisa diterapkan),

    (2) Laporan studi rancang – bangun pendahuluan,

    (3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu : profil atau lembar

    rencana, bagian – bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang

    dikenali dan dialokasikan), dan

    (4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.

    2) Survey Lapangan

    a) Survey Pendahuluan

    (1) Tujuan

    Tujuan survey pendahuluan adalah : untuk mengumpulkan data –

    data awal berdasarkan aspek – aspek yang diperlukan yang akandigunakan sebagai dasar/referansi survey detail/ survey berikutnya

    harus dilakukan oleh seorang ahli utama.

    (2) Lingkup Pekerjaan

    Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain

    yang sudah disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon

    dilapangan yang meliputi kegiatan:

    (a)  Studi literatur

    Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data pendukung

    perencanaan baik data sekunder maupun data laporan Studi

    Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal (bila ada).

    (b)  Koordinasi dengan instansi terkait

    Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi denganinstansi/unsur-unsur terkait di daerah sehubungan dengan

    dilaksanakannya survey pendahuluan.

    (c)  Diskusi perencanaan di lapangan

    Tim bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya

    dan membuat usul perencanaan di lapangan bagian demi bagian

    sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing serta

    membuat sketsa dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu

    membuat tanda di lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    4/23

     

    4

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    foto penting dan identitasnya masing-masing yang akan difinalkan

    di kantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali.

    (d)  Survey pendahuluan upah, harga satuan dan peralatan

    Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga satuan, dan

    data peralatan yang akan digunakan.

    (e)  Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan sungai, dengan

    pengamatan secara visual atau menentukan jenis pengujiandengan peralatan yang sesuai.

    (f)  Menentukan jenis dan metoda penanganan yang sesuai.

    (g)  Menetapkan lokasi/posisi jembatan untuk penggantian

     jembatan/pembangunan jembatan baru/duplikasi jembatan,

    setelah berdiskusi dengan Bridge Engineer, Geoteknik

    Engineering, Hidrologi Engineering dan Tenaga Ahli lain

    berdasarkan pengamatan lapangan.

    (h)  Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan susunan/konfigurasi

    bentang jembatan serta teknik pelaksanaan atau ereksinya.

    (i)  Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan:

    1. Menetukan perkiraan pondasi yang paling baik untuk lokasi

    tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah.

    2. Memperkirakan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi

     jembatan baru dan lokasi jembatan baru.

    3. Mencatat banjir terbesar serta erosi yang pernah terjadi,

    apabila survey pendahuluan ini dilaksanakan untuk pekerjaan

    perencanaan teknis pada lokasi sulit, dimana jembatan

    tersebut akan melintasi sungai.

    4. Membuat sketsa situasi rencana jembatan baru serta profil

    sungai pada lokasi jembatan baru.

    5. Mencatat material yang tersedia di sekitar lokasi jembatan,

    dan menyarankan jenis jembatan yang paling efisien sesuai

    dengan material yang tersedia.

    6. Mencatat harga-harga satuan yang ada pada daerah

    tersebut.7. Memberikan rekomendasi untuk tahapan pekerjaan

    selanjutnya serta menyarankan lokasidan jumlah titik bor

    yang harus dilaksanakan.

    8. Survey pendahuluan Hidrologi/Hidrolika.

    (j)  Survey pendahuluan topografi

    Kegiatan yang dilakukan pada survey topografi adalah:

    -  Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan

    patok beton Bench Mark di awal dan akhir Pelaksanaan.

    -  Mengamati kondisi topografi.

    -  Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran

    khusus serta morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan

    perpanjangan koridor.-  Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.

    -  Menyarankan posisi patok Benchmark pada lokasi atau titik

    yang akan dijadikan referensi.

    (k)  Survey pendahuluan Drainase

    Kegiatan survey pendahuluan drainase diantaranya:

    1. Mengumpulkan data curah hujan.

    2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).

    3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    5/23

     

    5

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan

    mempengaruhi pola aliran.

    4. Mengamati tata guna lahan.

    5. Melakukan pemotretan pda lokasi-lokasi penting.

    6. Membuat rencana kerja untuk survey detail.

    7. Mengamati karakter aliran sungai/morfologi yang mungkin

    berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yangdiperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan

    berikut.

    (l)  Survey pendahuluan Geologi dan Geoteknik

    Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan

    geoteknik adalah:

    1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah,

    perkiraan lokasi sumber material, dan mengantisipasi dan

    mengidentifikasi lokasi yang akan longsor.

    2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir,

    DCP, Test Pit;

    3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;

    4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-

    resiko, dan batasan-batasan proyek;

    5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok

    kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS.

    (m) Survey Pendahuluan Geometri

    Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geometri

    adalah:

    -  Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan

    desain geometric (alinyemen horizontal dan vertikal)

    berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai

    sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan

    pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran

    secara sederhana dan benar (jarak, azimuth dan kemiringan

    dengan helling meter) dan membuat sketsa desainalinyemen horizontal maupun vertical secara khusus untuk

    lokasi-lokasi yang dianggap sulit, untuk memastikan trase

    yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometric

    yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang

    memanjang rencana trase jalan.

    -  Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal

    dan vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat

    sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-lokasi :

    galian dan timbunan.

    -  Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu

    mengambil keputusan dalam pemilihan lokasi jembatan

    dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaanini.

    -  Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok

    dan tanda banjir, dengan diberi tanda bendera sepanjang

    daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan

    tim pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk

    pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail

    selanjutnya.

    -  Dari hasil survey recon ini, secara kasar harus sudah bisa

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    6/23

     

    6

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    dihitung perkirakan volume pekerjaan yang akan timbul serta

    bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana

    dan diharapkan dapat mendekati desain final.

    (n)  Survey Pendahuluan Rencana Jembatan

    Kegiatan yang dilakukan pada survey rencana jembatan adalah:

    -  Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas

    pembebanan jembatan, tipe konstruksi, denganpertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai,

    kedalaman dasar sungai, profil sungai/ada tidaknya palung,

    kondisi arus dan arah aliran, sifat-sifat sungai, scouring

    vertikal/horizontal, jenis material bangunan atas yang

    tersedia dan paling efisien.

    -  Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe

    abutmen, pilar, fondasi, bangunan pengaman (bila

    diperlukan) dengan mempertimbangkan lebar dan

    kedalaman sungai, sifat tebing, sifat aliran,

    endapan/sedimentasi material, benda hanyutan, scouring

    yang pernah terjadi.

    -  Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan

    mempertimbangkan MAB (banjir), MAN (normal), MAR

    (rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi.

    -  Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan

    dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekitar lokasi,

    profil sungai, arah arus/aliran sungai, scouring, segi ekonomi,

    social, estetika yang terkait dengan alinyemen jalan,

    kecepatan lalu lintas rencana, jembatan darurat,

    pembebanan tanah timbunan dan quarry.

    -  Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa

    dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta

    bisa dibuatkan periraan rencana biaya secara sederhana dan

    diharapkan dapat mendekati desain final.

    (o)  Survey Pendahuluan Dampak Lingkungan

    Survey pendahuluan/Identifikasi Rona Lingkungan Awal dilakukan

    apabila tidak terdapat Dokumen Lingkungan pada saat Pra.

    FS/FS.

    1. Mengidentifikasi komponen lingkungan dari berbagai aspek

    (biologi, fisik-kimia, sosial, ekonomi dan kesehatan

    masyarakat).

    2. Mengumpulkan data mengenai lokasi bangunan

    bersejarah/bangunan budaya serta benda cagar budaya.

    3. Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan

    lindung di sekitar rencana trase jalan.

    4. Memperkirakan kebutuhan lahan untuk rumija rencana trase jalan.

    5. Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun

    (AMDAL/UKL-UPL/SPPL).

    6. Survey Pendahuluan/Identifikasi Rona Lingkungan Awal

    dilakukan apabila tidak terdapat data FS.

    (3) Keluaran survey pendahuluan meliputi:

    (a) Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan

    konsep desain yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    7/23

     

    7

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil survey pendahuluan.

    (b) Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang

    didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan

    termasuk batasan koridor pengambilan data.

    b) Survey Topografi

    (1) Tujuan

    Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalahmengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah

    sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang

    ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 500.

    (2) Lingkup Pekerjaan

    (a) Pemasangan patok – patok

    -  Patok – patok BM harus dibuat dari beton denganukuran

    10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi

    dengan adukan beton dan diatasnya dipasang nut dari baut,

    ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok

    BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi

    rencana jembatan dipasang minimal 4 (empat), masing-

    masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai di sekitar sungai

    yang posisinya aman dari gerusan air sungai.

    -  Patok BM dipasang /ditaman dengan kuat, bagian yang

    tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning,

    diberi lambang Kementerian Pekerjaan Umum, notasi dan

    nomor BM dengan warna hitam.

    -  Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai

    dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta

    elevasi.

    -  Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan

    patok kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar

    5 cm, panjang sekurang – kurangnya 50 cm, bagian

    bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku,

    ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberinomor dan cat warna kuning. Dalam keadaaan khusus, perlu

    ditambahkan patok bantu.

    -  Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah

    sekitar patok diberi tanda – tanda khusus.

    -  Pada lokasi – lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang

    patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas

    permukaan batu, maka titik – titik poligon dan sifat datar

    ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi

    nomor.

    (b) Pegukuran titik kontrol horizontal

    -  Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistim

    poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titikpoligon.

    -  Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100

    meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara

    optis ataupun elektronis.

    -  Sudut – sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit

    dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk

    menggunakan Electronik Distance Metre/Theodolit jenis T2

    atau yang setingkat.

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    8/23

     

    8

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    -  Penentuan Koordinat Awal dilakukan pada titik awal dan titik

    akhir pengukuran dengan menggunakan alat GPS (Global

    Positioning System Geodetic yang mempunyai presisi tinggi

    maksimal sampai desimeter).

    (c) Pengukuran titik kontrol vertikal

    -  Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali

    berdiri/pembacaan pergi – pulang.-  Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik

    pengukuran (poligon, sifat dasar, dan potongan melintang)

    dan titik BM.

    -  Rambu – rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan

    baik, berskala benar, jelas dan sama.

    -  Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan

    pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA),

    Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan

    milimeter.Padasetiap pembacaan harus dipenuhi : 2 BT = BA

    + BB.

    -  Dalam satu seksi (satu hari pengukuran ) harus dalam jumlah

    slag (pengamatan) yang genap.

    (d) Pengukuran situasi

    -  Pengukuran situasi dilakukan dengan sistim tachimetri, yang

    mencakup semua objek yang dibentuk dalam alam maupun

    manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran seperti alur,

    sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya

    -  Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman

    penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga

    dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi – lokasi

    khusus ( misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan yang

    sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat

    kerapatan yang lebih tinggi.

    -  Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

    (e) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengansungai atau jalan

    -  Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing

    minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau

    daerah sekitar sungai (hulu/hilir) yang masih berpengaruh

    terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran

    penampang melintang sungai sebesar 25 meter.

    -  Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-

    masing minimum 250 m dari garis tepi sungai/jalan atau

    sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan

     jalan dengan interval pengukuran penampang melintang

    rencana trase jalan sebesar 25 meter.

    -  Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampangmelintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun

     jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.

    Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang

    dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

    (3) Persyaratan

    (a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.

    Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan

    digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut: Hasil

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    9/23

     

    9

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan

    dalam laporan.

    (b) Ketelitian dalam pengukuran

    Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :

    1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10’’natau dari

    pengukuran Global Position System (GPS) geodetic yang

    mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPSberikutnya dalam desimeter).

    2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5’’.

    (c) Perhitungan

    1. Perhitungan koordinat.

    Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi

    sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata – rata, tapi

    harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut ( kaki sudut

    yang lebih pendek mendaptkan koreksi yang lebih besar )

    dan harus dilakukan dilokasi pekerjaan.

    2. Perhitungan Sipat Datar.

    Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal

    (ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan

    pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda

    tingginya.

    3. Perhitungan Ketinggian Detail.

    Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur

    yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung

    secara tachimetris.

    4. Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim

    komputerisasi.

    (d) Penggambaran

    -  Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 500.

    -  Garis – garis grid dibuat setiap 10 Cm.

    -  Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga

    absis (x) dan koordinat (y)nya.-  Pada setiap lembar gambar dan/ atau 1 meter panjang

    gambar harus dicantumkan petunjuk arah utara.

    -  Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil

    perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.

    -  Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan

    diberi tanda khusus.

    (e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode

    penentuan posisi Global Positioning System (GPS) secara

    diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS

    merupakan singkatan dari Navigation Satilite Timing and Ranging

    Global Positionig System.Metode yang digunakan adalah metode

    diferensial dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPSdimana minimal satu titik digunakan sebagai referensi (base

    station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur

    titik referensi yang digunakan adalah referensi Bakosurtanal

    ataupun Badan Pertahan Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol

    horisontal dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode

    poligon dengan menggunakan alat Total Station;

    (f) Sistim koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai sistimm

    koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    10/23

     

    10

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    Ketentuan proyeksi UTM :

      Proyeksi adalah Transverse Mercator

      Lebar zona adalah 60 

      Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian

    tengah dan ekuator.

      Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996

      Timur (T) didefenisikan dengan penambahan 500.000meter kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah

      Utara (U) didefenisikan dengan penambahan 10.000.000

    meter kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan.

      Zona 1 dimulai dari bujur 1800barat samapai dengan buur

    1740 barat dan seterusnya ke arah timur sampai zona 60

    untuk bujur 1740 sampai dengan 180

    0 timur.

      Satuam dalam meter

      Batas lintang 840 utara dan lintang 80

    0 selatan.

      Notasi koordinat UTM, timur (T) diletakkan didepan Utara

    (U)

      Datium DGN-95

    Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia

    Zona Batas zona Meridian Tengah

    46 90o-96

    o  93

    o

    47 96o-102

    o99

    o

    48 102o-108

    o105

    o

    49 108o-114

    o111

    o

    50 114o-120

    o117

    o

    51 120o-126

    o123

    o

    52 126o-132

    o129

    o

    53 132o-138

     135

    o

    54 138o-144

    o141

    o

    (g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap interval5000 m (setiap 5 Km)

    (h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus menggunakan Jenis

    Total station (TS) dengan ketelitian 10n unutk sudut serta 10’’D

    untuk jarak;

    (i) Pengukuran untuk titik Kontrol Vertikal harus menggunakan

    peralatan Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2 mm.

    Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan

    penampanag melintang harus digambarkan polygon, sehingga

    membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour)

    0,5 meter.

    Proses pengambilan Topografi mengacu pada Pedoman Pengukuran

    Topografi NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang dipersyaratkan. 

    (4) Keluaransurvey Topografi meliputi :

    (a) Laporan survey Topografi meliputi :

    -  Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang

    telah diterima.

    -  Data koordinat dan elevaasi Bench Mark.

    -  Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark.

    (b) Peta Topografi (peta transies) dengan skala yang disesuaikan

    dengan jenis perencanaan yang dilakukan.

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    11/23

     

    11

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    c) Survey Drainase

    (1) Tujuan

    Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini

    adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku

    aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun

     jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir

    rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase danbangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus)

    yang diperlukan.

    (2) Lingkup

    Survey hidrologi lengkap digunakan untuk melengkapi parameter-

    parameter desain jembatan yang dalam hal ini jembatan yang

    dimaksud adalah jembatan di atas lalu-lintas sungai atau saluran air.

    Untuk itu pengumpulan data untuk analisa hidrologi yang perlu

    diperhatikan adalah sebagai berikut:

    a. Karakteristik daerah aliran (Catchment Area) dari setiap gejala

    aliran yang harus dipelajari dengan cermat dari peta topografi

    maupun pemeriksaan langsung di tempat meliputi data curah

    hujan, tata guna lahan, jenis permukaan tanah, kemiringan dan

    lain-lain.

    b. Karakteristik sungai yang meliputi:

    -  Kecepatan aliran air dan gejala arah

    -  Debit dan daerah pengaruh banjir

    -  Tinggi air banjir, air rendah dan air normal

    -  Lokasi penggerusan (scouring) serta jenis/sifat erosi maupun

    pengendapan

    -  Kondisi aliran permukaan pada saat banjir

    c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang melintas

    sungai, sebelum tahap perhitungan/perencanaan hidrolika dari

    alur sungai, adalah untuk menentukan:

    -  Debit banjir dalam alur sungai jembatan atau debit

    maksimum sungai selama periode ulang banjir rencana yangsesuai.

    -  Perkiraan tinggi maksimum muka air banjir yang mungkin

    terjadi dan semua karakteristiknya.

    -  Kedalaman air : air banjir, air rendah dan air normal.

    d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan diperlukan suatu

    perkiraan tinggi maksimum banjir yang mungkin terjadi,

    ditetapkan dan diperhitungkan dengan periode ulang banjir

    rencana atau dalam kurun waktu rencana sebagai berikut :

    -  Untuk jembatan panjang/besar (konstruksi khusus)

    diperhitungkan dengan periode ulang 100 tahunan.

    -  Untuk jembatan biasa/ tetap termasuk gorong-gorong

    diperhitungkan dengan periode ulang 50 tahunan.-  Untuk jembatan sementara, perlintasan saluran air dan

     jembatan yang melintas di atasnya diperhitungkan dengan

    periode ulang 25 tahunan.

    -  Untuk keperluan analisa hidrologi ditetapkan dengan periode

    ulang 50 tahunan.

    -  Untuk perhitungan scouring berdasarkan jenis tanah dasar

    sungai dan debit serta kecepatan aliran arus sungai.

    -  Dalam menentukan besar debit banjir maksimum dalam

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    12/23

     

    12

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    kurun waktu rencana tersebut, dipakai pendekatan

    berdasarkan analisa frekuensi dari suatu data curah hujan

    lebat. Di sini perlu ditinjau hubungan/korelasi antara curah

    hujan dan aliran sungai.

    -  Metode untuk menentukan besar debit banjir tersebut

    diklasifikasikan menjadi 3 cara yaitu

      Cara statistic/kemungkinan-kemungkinan  Cara hidrograf/sintetik

      Rumus empiris/metode rasional

    e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang (return period) 25

    tahun dan 50 tahun yang pemilihannya terlebih dulu

    dikonsultasikan dengan pihak Pemberi Tugas.

    Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain

    dapat ditentukan elevasi jembatan dan bangunan pengaman

    terhadap gerusan, tumbukan air dan debris.

    (3) Persyaratan

    Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional

    Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia

    (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan

    Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman

    Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual Hidrolika untuk

    Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain yang

    dipersyaratkan.

    (4) Keluaran Survey Drainase

    Keluaran yang dihasilkan dari survey Hidrologi berupa Laporan

    Hidrologi yang didalamnya memuat:

      Data Identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan

    drainase;

      Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta;

      Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan penanggalan);

      Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir,

    dan  Acuan banjir/sumber informasi drainase;

      Kapasitas aliran air (run off) dan Debit aliran air yang akan

    diterima oleh drainase yang akan direncanakan.

      Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase

      Dimensi saluran dan gorong-gorong.

      Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran

    baik erosi umum maupun lokal.

    d) Survey Goelogi dan Geoteknik

    (1) Tujuan

    Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik lapangan dan bawah

    permukaan adalah untuk memberikan informasi tentang kondisi

    bawah permukaan tanah, bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah,agregat dan batuan pada perencana.

    Sangat disarankan untuk menggunakanGeoguide bilamana terdapat

    suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft Soil).

    (2) Lingkup Pekerjaan

    (a) Penyelidikan Geologi

    Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan

    peta dasar topografi skala 1:250.000 sampai dengan skala

    1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik di sepanjang rencana

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    13/23

     

    13

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    trase jalan untuk setiap jarak 500-1000 meter dan pada lokasi

     jembatan dilakukan menggunakan lembar isian seperti terlihat

    pada daftar lampiran.

    (b) Penyelidikan Lapangan

    Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna,

    perkiraan prosentase butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda

    USCS.

    (c) Penyelidikan Tanah

    Penyelidikan geoteknik disini merupakan bagian dari penyelidikan

    tanah yang mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan

    berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang didapat dari hasil tes

    dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data

    tanah dan material guna menentukan jenis/tipe pondasi yang

    tepat dan sesuai tahapan kegiatannya, sebagai berikut:

    a) Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi

    pelaksanaan jembatan yang akan dibangun dengan

    menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan langsung di

    lapangan.

    b) Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface)

    sehubungan dengan pondasi jembatan yang akan dibangun.

    c) Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar

    pelaksanaan, kemudian dituangkan dalam bentuk

    penggambaran peta termasuk sarana lain yang ada seperti

     jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan lain

    sebagainya.

    d) Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran

    (umumnya terhadap undisturbed sampling) dimaksudkan

    untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium untuk

    mendapatkan informasi yang lebih teliti tentang parameter-

    parameter tanah dari pengetesan Index Properties (Besaran

    Indeks) dan Engineering Properties (Besaran StruktualIndeks).

    e) Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum

    dilaksanakan di lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60

    m (relative dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan

    bor-mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana

    kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat

    split spoon sampler untuk Standar Penetration Test (SPT)

    menurut AASHTO T 206 – 74. Sedangkan untuk bentang <

    60 m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi)

    digunakan peralatan utama lapangan yang terdiri atas:

    -  Alat sondir dengan bor tangan (digerakkan dengan

    tangan). Pengeboran harus dilakukan sampai kedalamanyang ditentukan (bila tidak ditentukan lain) untuk

    mendapatkan letak lapisan tanah dan jenis batuan

    beserta ukurannya dan harus mencapai tanah keras/batu

    dan menembus sedalam kurang lebih 30 m.

    -  Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai

    “Manual Operated Auger”  dengan kapasitas hingga

    kedalaman 10 m.

    -  Alat tes sondir type “Gouda” atau sejenisnya, antara lain

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    14/23

     

    14

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    “Dutch ConePenetrometer”  yang memakai sistem metrik

    dan harus dilengkapi dengan “Friction Jacket Cone”, 

    kapasitas tegangan konus minimum 250 kg/cm2  dan

    kedalamannya dapat mencapai 25 m.

    f) Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan

    masing-masing lokasi rencana pondasi harus sudahmenetapkan penggunaan jenis bor dan posisi lubang bor

    yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu titik

    boring, yaitu satu titik bor mesin atau satu set bor tangan dan

    sondir, tergantung bentang rencana jembatannya. Hal ini

    tergantung pada kondisi area (alam dan lokasi), kepentingan

    struktur dan tersedianya peralatan pengujian beserta

    teknisinya.

    g) SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m

    untuk diambil contohnya (undisturbed dan disturbed).

    h) Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk

    mendapatkan undisturbed sample yang diinginkan dengan

    baik, dapat digunakan mata bor steel bit untuk tanah clay, silt 

    dan mata bor jenis core barrel.

    i) Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor

    cenderung mudah runtuh.

     j) Untuk mrnrntukan besaran index dan structural properties

    dari contoh-contoh tanah, baik yang terganggu (disturbed)

    maupun yang asli (undisturbed) tersebut diatas dan contoh

    material (quarry), maka pengujian di laboratorium dikerjakan

    berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI, AASHTO, ASTM, BS

    dengan urutan terdepan sebagai prioritas pertamanya.

    Lapotan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi

    “analisis dan hasil” daya dukung tanah serta rekomendasi

     jenis pondasi yang sesuai dengan daya dukung tanah

    tersebut dan hasil bor log dituangkan dalam bentuktable/formulir bor log dan form drilling log yang dilengkapi

    dengan keterangan/data diantaranya tentang tipe bor yang

    digunakan, kedalaman l;apisan tanah, tinggi muka air tanah,

    grafik log, uraian lithology, jenis sample, nilai SPT, tekanan

    kekuatan (kg/cm2), liquid/plastis limit, perhitungan pukulan

    dan lain sebagainya.

    (d) Lokasi Quarry

    Penentuan lokasi quarry baik unutk perkerasan jalan, struktur

     jembatan, maupun unutk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan

    yang ada di sekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka

    harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat

    dimanfaatkan.Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik

    bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta

    kesulitan – kesulitan yang mungkin timbul dalam proses

    penambangannya, dilengkapi dengan foto – foto.

    (3) Keluaran survey Geologi/Geoteknik

    Keluaran dari survey geologi / geoteknik berupa :

    (a) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat :

    -  Nilai CBR

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    15/23

     

    15

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    -  Tanah nilai SPT, berdasarkan Borlog

    -  Properties Tanah berupa nilai Unconfined,

    -  Kadar air,

    -  Berat jeni.s

    (b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat :

    -  Kondisi lapisan tanah

    -  Daerah rawan longsor(c) Foto Dokumentasi

    3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.

    Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu pengambilan data,

    kendali mutu tersebut diantaranya :

    a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail

    pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian

    ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survey baik pendahuluan

    maupun detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat

    Pembuat Komitmen.

    b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi

    dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses oleh petugas yang

    ditunjuk oleh Kepala SatuanKerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.

    c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa kebenarannya

    sebelum dilakukan proses desain. Proses desain dapat dilakukan apabila

    data hasil survey detailsudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja

    atau Pejabat Pembuat Komitmen.

    d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan

    maupun survey detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau

    Pejabat Pembuat Komitmen.

    4) Proses Desain

    a) Tujuan

    Persiapan desain ini bertujuan :

    (1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data – data awal.

    (2) Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagaipanduan survey pendahuluan.

    (3) Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar

    desain, spesifikasi, engineering estimate.

    b) Lingkup Pekerjaan

    Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :

    (1) Menetapkan kelas jembatan yang akan di Desain

    (2) Membuat estimasi bentang dan lebar jembatan

    (3) Memilih bentuk struktur jembatan berdasarkan kendala-kendala yang

    ada

    (4) Merencanakan desain Bangunan Atas berdasarkan peraturan yang

    ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan BMS’92 atau

    peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas.(5) Merencakan Bangunan Bawah secara benar terhadap aspek

    kekuatan dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas

    dan tekanan tanah vertical ataupun horizontal dan harus mengikuti

    aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan

    BMS’92.

    (6) Menetapkan awal dan akhir rencana oprit pada peta, serta menarik

    beberapa Alternatif rencana As Jalan/Alinyemen Horisontal dengan

    dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    16/23

     

    16

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    medan yang memenuhi Standar mengenai Perencanaan.

    (7) Merencanakan pondasi jembatan secara benar terhadap aspek

    kekuatan dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas

    dan beban struktur bawah dan harus mengikuti aturan yang

    ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan BMS’92.

    (8) Merencanakan jalan pendekat jembatan dengan memperhatikan

    kesinambungan ukuran dan ketinggian jembatan.(9) Merencanakan drainase, bangunan pelengkap dan pengaman

     jembatan.

    (10) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada saat pelaksanaan.

    (11) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan resiko yang

    ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi.

    (12) Membuat konsep Metode pelaksanaan agar memudahkan dalam

    mengantisipasi penggunaan Teknologi dan pengamanan.

    (13) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam laporan

    perencanaan teknis yang di dalamnya membuat identifikasi resiko,

    analisis resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.

    (14) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi geologi

    c) Persyaratan

    Proses perencanaan harus mengacu pada Standar, Pedoman yang

    berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan normatif

    atau referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.

    d) Penggambaran

    Penggambaran Desain Jembatan:

      Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:500

      Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:50

      Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100, Skala Vertikal 1:50

    5) Pengendalian proses perencanaan

    Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar desain yang

    dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian

    dilakukan terhadap:

    a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapatpersetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.

    b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey detail

    yang merupakan review terhadap desain awal harus diperiksa dan

    diasistensikan kepada Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat

    komitmen.

    c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib

    dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan

    Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen.

    d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus

    mendapat persetujuan dari pejabat setingkat eselon I.

    e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila diterima oleh Timyang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan dari

    Direktorat Jenderal Bina Marga.

    b. Lokasi Kegiatan

    Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia.

    c. Data dan Fasilitas Penunjang

    1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    17/23

     

    17

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    7. Pendekatan Dan

    Metodologi

    Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang

    dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedian jasa:

    a) Laporan dan Data (bila ada)

    Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi

    (bila ada).

    (nyatakan bila ada laporan dan data/informasi yang dapat dipakai sebagai

    referensi oleh penyedia jasa)b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada)

    (Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan ruangan kantor yang

    akan disediakan oleh pejabat pembuat komitmen, misalnya untuk ruangan

    kantor, luas/ukurannya dan keadaannya, atau harus disediakan oleh

    penyedia jasa sendiri dengan cara sewa)

    c) Staf Pengawas/Pendamping

    (Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya

    yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping/counterpart …………

    (apabila diperlukan) *), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan

     jasa konsultansi)

    d) Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat

    digunakan oleh penyedia jasa (bila ada, cantumkan nama barang

    tersebut)*)

    2). Penyedian oleh penyedia jasa

    Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan

    peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

    (Cantumkan disini barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa

    dan tetapkan juga apakah harus dibeli atas nama pejabat pembuat komitmen

    ataukah harus dengan cara sewa)*)

    d. Alih Pengetahuan

     Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka penyedia jasa

    harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan

    substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di

    lingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.

    a. Melakukan Persiapan Pelaksanaan Desain

    b. Melaksanakan Penyelidikan Tanah

    c. Melaksanakan Perencanaan Struktur Jembatan

    Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 8 (Delapan) bulan

    Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai

    berikut:

    a. Ketua Tim / Team Leader

    Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yangdikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga

    Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

    Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 2 (S.2)  lulusan

    universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah

    diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar

    negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan

    pekerjaan sejenis, lebih diutamakan/disukai Perencanaan Jembatan.

    Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim sekurang-

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    18/23

     

    18

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    8. Jangka Waktu

    Pelaksanaan

    9. Tenaga Ahl i

    kurangnya 7 tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli

    konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya

    adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja

    dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

    b. Ahli Stuktur/ AhliJembatan (Stucture/Bridge Engineer)

    Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yang

    dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh LembagaPengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) 

    lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang

    telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

    negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan

    sejenis sekurang-kurangnya 5 tahun, diutamakan/disukai perencanaan

     jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi

    bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu

    Team Leader/Ketua Tim, merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan

    dalam pekerjaan perencanaan teknis Jembatan, dan bangunan pelengkap

    yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa rencana Jembatan yang

    dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar

    teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.

    c. Ahli Geologi/Geoteknik

    Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yang

    dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga

    Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) 

    lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang

    telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

    negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan

    sejenis sekurang-kurangnya 5 Tahun  diutamakan/disukai perencanaan

    Jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi

    bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu

    Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan melaksanakan semuakegiatan dalam pekerjaan geologi yang mencakup pelaksanaan survey

    geologi, pengolahan dan analisis data geologi, dan penggambaran data

    geologi, serta harus menjamin bahwa gambar geologi yang dihasilkan adalah

    benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci

    mengenai kondisi dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknis

     jalan, dan dapat memberikan masukan yang rinci mengenai sumber bahan

    dan sifat-sifat bahannya.

    d. Ahli Hidrologi/Hidraulika

    Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yang

    dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga

    Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang

    telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

    negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan

    sejenis sekurang-kurangnya 5 Tahun  diutamakan/disukai perencanaan

    Jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi

    bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu

    Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan melaksanakan semua

    kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi,

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    19/23

     

    19

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi

    untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus

    menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan

    adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci

    mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap

    perencanaan teknis jembatan.

    e. Ahli GeodesiMempunyai sertifikat keahlian Geodesi yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait

    dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) 

    lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang

    telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

    negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan

    sejenis lebih dari 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan Jembatan,

    diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-

    PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team

    Leader/Ketua Tim dan melakukan persiapan desain, survey pendahuluan,

    survey topografi, menyiapkan peta dasar yang akan digunakan sebagai bahan

    dasar perencanaan teknis jembatan.

    f.  Ahli Material dan Bahan 

    Mempunyai Sertifikat Keahlian perencana jembatan (Ahli Madya) yang

    dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga

    Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) 

    lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang

    telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

    negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan

    sejenis sekuran-kurangnya 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan

    Jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi

    bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu

    Team Leader/Ketua Tim dan melakukan persiapan desain, survey

    pendahuluan, survey topografi, perencanaan teknis.g. Ahli Kuantitas

    Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan (Ahli Madya) yang

    dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga

    Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) 

    lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang

    telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

    negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan

    sejenis sekurang-kurangnya 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan

     jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi

    bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu

    Team Leader/Ketua Tim dan melakukan perhitungan kuantitas pekerjaanberdasarkan desain jembatan.

    h. Ahli Dokumen Kontrak

    Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jembatan yang dikeluarkan oleh

     Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa

    Konstruksi (LPJK).

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) 

    lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang

    telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    20/23

     

    20

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    10. Keluaran

    11. Laporan

    negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan

    sejenis sekurang-kurangnya 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan Jalan,

    diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-

    PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team

    Leader/Ketua Tim dan menyiapkan dokumen pelelangan pekerjaan fisik

    konstruksi jembatan.

    Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

    a. Laporan Detail Desain

      Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan dalam ukuran

    kertas A3, agar dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan.

      Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur/perkerasan kaku

    termasuk analisisnya.

      Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat seluruh

    penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah serta foto

    dokumentasi.

      Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data pengukuran

    termasuk hasil perhitungan serta foto dokumentasi.

      Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey

    hidrologi termasuk analisis perhitungan.

    b. Laporan Engineering Estimate

    c. Laporan Analisa Resiko

    d. Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

    e. Laporan konsep metode konstruksi

    f. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis.

    Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini:

    1. Tujuan

    Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai

    bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan

    secara detail dan lengkap.

     A. Laporan Administrasi antara lain:

    a. Laporan Pendahuluan

    Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan

    rencana kerja, yang dapat berfungsi sebagai umpan balik/feed back 

    untuk perbaikan.

    b. Laporan Survey Pendahuluan

    Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan

    pada survey pendahuluan yang memuat :

    1) Foto dokumentasi

    2) Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya

    3) Analisa bahan perencanaaan

    4) Laporan teknis

    c. Laporan BulananBerupa ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap

    bulan, total kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta

    sebab-sebabnya. Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk

    mengatasinya dan tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk

    mengatasi keadaan tersebut diatas. Juga termasuk semua kajian

    ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.

    d. Laporan Antara

    Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data sekunder

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    21/23

     

    21

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    maupun data primer, Hasil kajian terhadap data survey, Konsep

    perencanaan, Progres kegiatan dan rencana selanjutnya.

    e. Laporan Draf Akhir

    Laporan Draf Akhir yang berisikan: Draf desain termasuk memuat

    kriteria desain yang diambil, Gambar rencana, Konsep Dokumen

    Lelang, Progres Kegiatan, Kesimpulan dan Rekomendasi

    f. Laporan Akhir (Final Report)Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian

    pelaksanaan survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan

    perencanaan beserta rumus-rumus dan asumsi yang digunakan dalam

    pelaksanaan pekerjaan ini.

    B. Laporan Perencanaan Teknis

    Laporan Teknis yang dihasilkan

    a. Laporan perencanaan

    Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan

    masing-masing laporan berisi:

    -  Daftar isi.

    -  Peta lokasi proyek.

    -  Daftar bangunan pelengkap.

    -  Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur

    bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-

    lain.

    -  Gambar rencana yang dibuat di atas kertas ukuran A3.

    b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya

    Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung tiap item

    pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan

    biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai

    dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:

    -  Daftar isi.

    -  Peta lokasi proyek.

    -  Daftar bangunan pelengkap/jembatan.

    -  Perhitungan perkiraan kuantitas.-  Analisa biaya.

    -  Perkiraan biaya.

    c. Laporan penyelidikan tanah

    Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-

    kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:

    -  Data proyek.

    -  Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek

    terhadap kota besar terdekat.

    -  Kondisi morfologi sepanjang lokasi.

    -  Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.

    -  Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk peta

    penyebaran batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dandiwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi

    notasi sesuai dengan Lampiran 1-D.

    -  Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk

    perbaikan hasil deskripsi secara visual.

    -  Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta

    penyebaran tanah disiapkan dalam kertas kalkir ukuran A3 dan

    diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi

    notasi.

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    22/23

     

    22

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku

    -  Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.

    -  Analisis longsoran sepanjang trase jalan.

    -  Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume

    cadangan).

    -  Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/patahan dsb.)

    beserta lokasinya.

    -  Rekomendasi.d. Laporan Topografi

    Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan

    mengenai hal-hal berikut:

    -  Data proyek.

    -  Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek

    terhadap kota besar terdekat.

    -  Kegiatan perintisan untuk pengukuran.

    -  Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.

    -  Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.

    -  Kegiatan pengukuran situasi.

    -  Kegiatan pengukuran penampang melintang.

    -  Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).

    -  Perhitungan dan penggambaran.

    -  Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.

    -  Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran

    topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,

    pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting

    untuk keperluan perencanaan jalan.

    -  Deskripsi BM (sebagai lampiran).

    -  Data ukur hasil ploting dan negative film harus diserahkan.

    e. Laporan Hidrologi

    Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi:

    -  Data proyek.

    -  Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyekterhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah hujan.

    -  Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.

    -  Analisis/perhitungan.

    -  Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.

    -  Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

    f. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik

    Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen

    pelelangan standar menurut Permen PU No. 14/PRT/M/2013.

  • 8/17/2019 KAK Perencanaan Teknik JBT Di Prov. Maluku

    23/23

     

    23

    2016

    Perencanaan Teknik Jembatan di Provinsi Maluku