KAK Dinkes
-
Upload
annas-frendytre -
Category
Documents
-
view
8 -
download
1
description
Transcript of KAK Dinkes
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 1
GEDUNG KANTOR DINAS KESEHATAN (Multiyears)
KAB. PENAJAM PASER UTARA
I. PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Gedung kantor adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk kegiatan aktifitas
pelayanaan. Pada saat ini kebutuhan akan gedung kantor sangat tinggi. Salah
satunya diakibatkan oleh bertambahnya instansi pemerintah daerah Kab. Penajam
Paser Utara terutama instansi pelayanan langsung masyarakat. Oleh karena itu
dibutuhkan bangunan yang dapat mengakomodir keperluan ini dengan baik, aman,
fungsional, dan tentunya kuat.
Gedung Kantor Dinas Kesehatan sebagai bangunan gedung negara harus
diwujudkan, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dapat
menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi
perkembangan arsitektur.
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
a. Maksud Kegiatan
Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas
Kesehatan ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas,
volume, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai
wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan lapangan serta penyelesaian kelengkapan
pembangunan.
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan dari Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan adalah
tercapainya peningkatan pelayanan terhadap perawatan aset-aset bergerak
milik pemerintah.
I.3. SASARAN KEGIATAN
Sasaran akhir kegiatan adalah terbangunnya gedung Gedung Kantor Dinas
Kesehatan, yang memenuhi syarat teknis bangunan gudang konstruksi baja.
I.4. LOKASI KEGIATAN Lokasi kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan berlokasi di
komplek Pemerintahan Kabupaten Penajam Paser Utara Jalan Propinsi Km. 9
Kelurahan Nipah-Nipah.
I.5. SUMBER PENDANAAN
Pagu dana yang dialokasikan untuk kegiatan Belanja Jasa Konstruksi
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan sebesar Rp. 17.000.000.000,00
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 2
(Tujuh Belas Milyar Rupiah) termasuk PPN yang berasal dari APBD Kab. Penajam
Paser Utara tahun anggaran 2014-2017 (multiyears).
I.6. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA
Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan jasa
konstruksi adalah sebagai berikut:
Satuan Kerja : Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kab. Penajam
Paser Utara
Kegiatan : Gedung Kantor Dinas Kesehatan
PA : Drs. Andi Dahrul, ST.MSi
KPA : Christian Nur Selamat, ST.MT
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 3
II. DATA PENUNJANG
II.1. DATA DASAR
Secara garis besar data dasar dalam Pembangunan Gedung Kantor Dinas
Kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Dokumen Pembiayaan;
Berupa Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan Pembangunan
Gedung Kantor Dinas Kesehatan sebagai bukti tersedianya anggaran untuk
pembiayaan kegiatan konstruksi.
b. Status Hak Atas Tanah;
Berupa sertifikat atau bukti kepemilikan tanah/hak atas tanah oleh pemerintah
yang akan melaksanakan kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Dinas
Kesehatan.
c. Peruntukan Lokasi;
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara
dan/atau RDTR.
II.2. STANDAR TEKNIS
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan yang akan dilaksanakan harus
memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi yaitu:
a. Daya Dukung Tapak
1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB);
2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB);
3) Koefisien Dasar Hijau (KDH);
4) Garis Sempadan Bangunan (GSB);
5) Daerah Hijau Bangunan (DHB);
6) Jumlah Lantai Bangunan (JLB);
7) Tinggi Lantai Dasar Bangunan;
b. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan harus dilengkapi dengan
prasarana dan sarana bangunan yang memadai, dengan biaya
pembangunannya diperhitungkan sebagai pekerjaan non-standar. Prasarana
dan sarana bangunan yang harus ada pada bangunan gudang, seperti:
1) Sarana parkir kendaraan;
2) Sarana penyediaan air minum;
3) Sarana ruang terbuka hijau;
4) Sarana pencahayaan halaman;
5) Sarana jalan masuk dan keluar;
c. Penggunaan Bahan Bangunan
Bahan bangunan untuk bangunan gudang harus memenuhi SNI yang
dipersyaratkan, diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/produksi
dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari komponen
bangunan sistem fabrikasi
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 4
II.3. REFERENSI HUKUM
Acuan regulasi yang menjadi landasan kegiatan Pembangunan Gedung Kantor
Dinas Kesehatan, adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia
1) Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2) Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
3) Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
4) Undang-Undang RI no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1) Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaran
Jasa Konstruksi;
2) Peraturan Pemerintah RI No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi
Nasional;
3) Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia
1) Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
2) Peraturan Presiden RI No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
d. Instruksi Presiden Republik Indonesia
1) Instruksi Presiden RI No. 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk
Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
e. Peraturan Menteri
1) Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung;
2) Peraturan Menteri PU No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
3) Peraturan Menteri PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
4) Peraturan Menteri PU No. 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Ijin
Mendirikan Bangunan Gedung;
5) Peraturan Menteri PU No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
7) Peraturan Menteri PU No. 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan
dan Perawatan Bangunan Gedung;
8) Peraturan Menteri PU No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
9) Peraturan Menteri PU No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum dan Cipta Karya.
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 5
f. Standar Nasional Indonesia (SNI)
1) SNI Tahun 2002 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
2) SNI Tahun 2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
3) SNI 03-1727-1989 tentang Tata Cara Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung;
4) SNI 03-2847-1992 tentang Tata Cara Perhitungan Beton untuk Bangunan
Gedung;
5) SNI 03-1736-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif
untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung;
6) SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000;
7) SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung.
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 6
III. RUANG LINGKUP
III.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup kegiatan dan uraian pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas
Kesehatan adalah :
a. Kegiatan Persiapan
Kegiatan persiapan yaitu kegiatan yang meliputi seluruh pekerjaan awal
sebelum pekerjaan dimulai, meliputi:
1) Penyusunan organisasi kerja;
2) Tata cara pengaturan pekerjaan;
3) Penyusunan jadual pelaksanaan pekerjaan;
4) Penyusunan jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan
pengerahan personil;
5) Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;
6) Penyusunan program mutu.
b. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi meliputi:
1) Pekerjaan Persiapan;
2) Pekerjaan Arsitektur;
3) Pekerjaan Struktur
4) Pekerjaan Elektrikal;
5) Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing;
6) Pekerjaan Lansekap.
c. Penyusunan Program Mutu
Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh pengguna
jasa dan dapat direvisi sesuai kebutuhan. Penyusunan program mutu minimal
berisi :
1) Organisasi proyek pengguna jasa dan penyedia jasa;
2) Jadual pelaksanaan pekerjaan;
3) Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
4) Prosedur instruksi kerja;
5) Pelaksana kerja.
III.2. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN a. Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana
1) Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Dokumen Kontrak;
2) Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai dengan
bobot pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Cipta Karya;
3) Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi
lapangan proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada
dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja;
4) Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada pengguna
jasa.
b. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)
1) Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat gambar pelaksanaan
(Shop Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya, terutama
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 7
untuk pekerjaan-pekerjaan yang gambar detailnya tidak dijelaskan dalam
gambar bestek;
2) Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan oleh
Konsultan Supervisi dalam masa konstruksi;
3) Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum
Shop Drawing yang menjadi kewajibannya disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Cipta Karya;
4) Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi gambar bestek kecuali atas
persetujuan Perencana;
5) Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan memperkecil
kuantitas maupun kualitas pekerjaan.
c. Gambar Lapangan dan Dokumen Lapangan
1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set gambar bestek/gambar
revisi dalam format kertas A3, satu set Shop Drawing satu set Spesifikasi
Teknis dan satu set Bill of Quantity dilokasi pekerjaan pada setiap kantor
lapangan;
2) Gambar Bestek, Gambar Revisi, Shop Drawing, Spesifikasi Teknis,
dan Bill of Quantity ditempatkan pada tempat yang baik dan dalam kedaan
yang rapi.
d. Buku Instruksi dan Buku Tamu
1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu buah Buku Instruksi
dan Buku Tamu dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan dan
ditempatkan pada tempat yang baik;
2) Buku Instruksi berisikan instruksi-instruksi dilokasi pekerjaan yang
dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya untuk
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan;
3) Buku Instruksi harus mencantumkan tanggal instruksi, waktu instruksi,
nama dan jabatan yang memberi instruksi, dan tanda tangan yang
memberi instruksi;
4) Instruksi Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya yang berada dalam
Buku Instruksi harus diketahui dan ditanda tangani oleh Kontraktor
Pelaksana minimal Supervisor Lapangan untuk dilaksanakan.
e. Gambar Hasil Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)
1) Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil
Pelaksanaan (Asbuilt Drawing) yang sesuai dengan hasil pelaksanaan
pekerjaan dilapangan sebelum serah terima tahap pertama dilakukan;
2) Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Asbuilt Drawing adalah pekerjaan
yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi;
3) Asbuilt Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya;
4) Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set Asbuilt Drawing yang
telah disetujui kepada Direksi Cipta Karya;
5) Satu set Asbuilt Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat
yang baik pada bangunan oleh Direksi Cipta Karya atau pengguna
bangunan.
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 8
f. Request Material dan Request Pekerjaan
1) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan semua
material bangunan (request material) sebelum material bangunan tersebut
dipakai dan dimasukan ke lokasi pekerjaan;
2) Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai
dengan contoh material dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Cipta Karya;
3) Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
dianggap sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan
Supervisi;
4) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set
contoh material yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi;
5) Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Cipta Karya tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan
harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan;
6) Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request
pekerjaan) untuk pekerjaan yang akan dikerjakan;
7) Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya;
8) Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa
Request Material atau jika Request Pekerjaan yang diajukan belum
disetujui oleh Konsultan Supervisi;
9) Item-item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan oleh
Konsultan Supervisi.
g. Metode Pelaksanaan
1) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan metode pelaksanaan terhadap
pekerjaan pembesian, pengecoran, eriction konstruksi baja dan eriction
konstruksi kuda-kuda serta pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukanya;
2) Metode pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta Karya;
3) Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika metode
pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Cipta Karya;
4) Item-item pekerjaan yang memerlukan metode pelaksanaan ditentukan
oleh Konsultan Supervisi.
h. Pekerjaan Diluar Jam Kerja
1) Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana dengan alasan mempercepat proses penyelesaian
pekerjaan harus diketahui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Cipta
Karya;
2) Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi
untuk pengawasan pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana;
3) Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas
pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja normal atau pada malam hari.
i. Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan (Operation Hand-Book)
1) Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan
Perencana harus membuat Buku Petunjuk Penggunaan atau sistem
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 9
operasi (Operation Hand-Book) sebelum masa Serah Terima Pertama
untuk semua peralatan dan instalasi yang ada dalam bangunan seperti:
Instalasi listrik, Instalasi air bersih dan air kotor;
2) Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Direksi Cipta Karya dan
pengguna bangunan dengan memberikan penjelasan yang diperlukan;
3) Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik dalam bangunan pada
tempat yang ditentukan oleh Direksi Cipta Karya atau pengguna bangunan.
j. Perubahan-Perubahan Disain dan Perbedaan-Perbedaan
1) Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi dengan persetujuan Direksi
Cipta Karya berhak mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar
Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity yang wajib dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana;
2) Kontraktor Pelaksana dengan alasan apapun tidak boleh melakukan
perubahan pada Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity
tanpa persetujuan Konsultan Supervisi atau Konsultan Perencana;
3) Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang
dilakukan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Direksi
Cipta Karya harus disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor
Pelaksana untuk dilaksanakan;
4) Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang
dilakukan oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Direksi
Cipta Karya secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib untuk dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan instruksi tidak
tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana;
5) Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis tidak
boleh menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari
biaya pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja atau oleh Direksi Cipta Karya;
6) Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan
Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang diusulkan oleh Konsultan
Perencana dan Direksi Cipta Karya dilakukan oleh Konsultan Perencana
diketahui oleh Direksi Cipta Karya;
7) Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan
Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang diusulkan oleh Kontraktor
Pelaksana dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana diketahui oleh Konsultan
Supervisi dan disetujui oleh Direksi Cipta Karya;
8) Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan kuantitas/volume
pekerjaan dan biaya yang dilakukan oleh Konsultan Perencana;
9) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak sesuaian antara
Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity, Konsultan
Supervisi tidak dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak tetapi
harus melaporkannya kepada Direksi Cipta Karya untuk tindakan
selanjutnya.
10) Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Direksi
Cipta Karya berhak menentukan acuan mana yang harus dipegang bila
terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of
Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
11) Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Supervisi,
jika terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of
Quantity maka urutan acuan yang harus dipegang ditentukan seperti
berikut :
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 10
Kontrak Kerja;
Bill of Quantity;
Gambar Bestek serta Gambar Revisi; dan
Spesifikasi Teknis.
III.3. KELUARAN YANG DIINGINKAN
Keluaran akhir tahap pelaksanaan konstruksi meliputi dokumen hasil pelaksaanaan
konstruksi, berupa:
a. Laporan Hasil Pekerjaan (Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan
Bulanan, dan Foto Dokumentasi Pelaksanaan);
b. Request Material dan Request Pekerjaan;
c. Shop Drawing dan Asbuilt Drawing;
d. Operation Hand-Book;
e. Dokumen lainnya yang disyaratkan.
III.4. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN
Jangka waktu pelaksanaan adalah 750 (tujuh ratus lima puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan.
III.5. PERSONIL
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, tenaga personil yang dibutuhkan antara lain
:
NO BIDANG KEAHLIAN JUMLAH KUALIFIKASI
TENAGA AHLI
1
Ahli Sipil Struktur
(Project/Site Manager)
1 orang
Disyaratkan memiliki latar belakang
pendidikan Strata 1 (S1) Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi;
Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini pelaksanaan bangunan gedung dan pernah berpengalaman menjadi Project/Site Manager.
2
Ahli Sipil Struktur
(Supervisor)
1 orang
Disyaratkan memiliki latar belakang
pendidikan Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi;
Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 4 (empat) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini pelaksanaan/pengawasan bangunan gedung.
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 11
3
Ahli Quality Qontrol
1 orang
Disyaratkan memiliki latar belakang
pendidikan Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi;
Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 4 (empat) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini pelaksanaan quality qontrol bangunan gedung.
TENAGA TEKNISI
1
Surveyor
1 orang
Memiliki latar belakang pendidikan
minimal Diploma III (D3) Teknik Sipil Berpengalaman profesional minimal 2
(dua) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini survey/pengukuran lapangan.
2
Asisten Surveyor
1 orang
Memiliki latar belakang pendidikan
minimal SMK
TENAGA PENDUKUNG
1
Drafter
1 orang
Memiliki latar belakang pendidikan
minimal SMA/SMK/D3 Teknik Sipil
2
Operator Komputer
1 orang
Memiliki latar belakang pendidikan
minimal SMA/SMK
3
Driver
1 orang
Memiliki latar belakang pendidikan
minimal SMA/SMK
4
Administrasi Proyek
1 orang
Memiliki latar belakang pendidikan
minimal SMA/SMK
KERANGKA ACUAN KERJA CIPTA KARYA
Konstruksi 2014 12
IV. HAL-HAL LAIN
IV.1. PRODUKSI DALAM NEGERI
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan pengunaan produksi dalam
negeri. Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam
negeri tidak dapat digunakan.
IV.2. PERSYARATAN KERJASAMA
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konstruksi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan pelaksaan konstruksi ini maka persyaratan sesuai dengan SDP harus
dipatuhi.
IV.3. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN
Untuk pelaksanaan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan ini didalam
perhitungan volume berpedoman kepada peraturan yang berlaku, antara lain :
Regulasi-Regulasi Nasional maupun Internasional yang mengatur tentang
Bangunan Konstruksi Baja, PBI, PMI, PPBBI, ASTM dan lain-lain yang disyaratkan
undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.
IV.4. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil
satuan kerja.
Penajam, September 2014 Pengguna Anggaran
Dinas Pekerjaan Umum
Drs. ANDI DAHRUL, ST. NIP. 19780929 200312 1 008