Kajimat

9
Kajian terhadap LKS (Lembar Kegiatan Siswa) Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Kelas VII SMP Semester I Pada kajian masalah Pendidikan Matematika ini, kami memilih topik besar yaitu kajian terhadap LKS (Lembar Kegiatan Siswa) pokok bahasan aritmatika sosial kelas VII SMP semester I. Sebagian besar guru menggunakan LKS yang sudah disediakan oleh sekolah. LKS tersebut berisi tentang ringkasan materi dan latihan soal serta disusun sesuai dengan pikiran penulisnya. LKS yang berkembang di sekolah saat ini kebanyakan menggunakan model pembelajaran konvensional. Selain itu LKS juga menjadi salah satu “lahan bisnis” bagi sebagian penerbit yang sudah bekerja sama dengan pihak sekolah. Untuk itu kami akan mengkaji tentang masalah ini, yang dibatasi pada pokok bahasan aritmatika sosial pada kelas VII SMP semester I. Seperti yang kita ketahui bahwa LKS adalah lembaran- lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau praktik. Kami mengambil tiga contoh LKS yang berbeda dengan pokok bahasan yang sama yaitu aritmatika sosial. Setelah kami kaji isi dari ketiga contoh LKS tersebut, kami menemukan bahwa terdapat dua LKS yang memiliki kesamaan pada struktur isinya yaitu diawali

Transcript of Kajimat

Page 1: Kajimat

Kajian terhadap LKS (Lembar Kegiatan Siswa) Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Kelas

VII SMP Semester I

Pada kajian masalah Pendidikan Matematika ini, kami memilih topik besar yaitu kajian

terhadap LKS (Lembar Kegiatan Siswa) pokok bahasan aritmatika sosial kelas VII SMP

semester I. Sebagian besar guru menggunakan LKS yang sudah disediakan oleh sekolah. LKS

tersebut berisi tentang ringkasan materi dan latihan soal serta disusun sesuai dengan pikiran

penulisnya.

LKS yang berkembang di sekolah saat ini kebanyakan menggunakan model pembelajaran

konvensional. Selain itu LKS juga menjadi salah satu “lahan bisnis” bagi sebagian penerbit yang

sudah bekerja sama dengan pihak sekolah. Untuk itu kami akan mengkaji tentang masalah ini,

yang dibatasi pada pokok bahasan aritmatika sosial pada kelas VII SMP semester I.

Seperti yang kita ketahui bahwa LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan

suatu tugas. Tugas-tugas yang yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau praktik.

Kami mengambil tiga contoh LKS yang berbeda dengan pokok bahasan yang sama yaitu

aritmatika sosial. Setelah kami kaji isi dari ketiga contoh LKS tersebut, kami menemukan bahwa

terdapat dua LKS yang memiliki kesamaan pada struktur isinya yaitu diawali dengan ringkasan

materi dan disertai dengan latihan soal yang relevan. Pada dasarnya LKS yang seperti ini masih

menggunakan model pembelajaran konvensional, di mana guru cenderung lebih aktif sebagai

sumber informasi sedangkan siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran.

Berikut ini adalah LKS yang kami peroleh dari penerbit dan sekolah yang berbeda

dengan pokok bahasan yang sama yaitu aritmatika sosial.

Page 2: Kajimat

LKS 1

o Materi

Page 3: Kajimat

o Soal

Page 4: Kajimat

LKS 2

Page 5: Kajimat

o LKS 3

Page 6: Kajimat

Dari gambar-gambar di atas terlihat bahwa LKS pertama dan kedua memuat ringkasan

materi dan latihan soal. Materi disusun oleh penulis dengan menggunakan metode konvensional.

Konsep-konsep penting langsung diberikan oleh penulis pada ringkasan materi. Hal ini dapat

mengakibatkan siswa menjadi tergantung dan malas untuk menemukan konsep tersebut karena

sebelumnya sudah diberikan oleh penulis.

Dalam setiap latihan soal, siswa dituntun untuk menemukan jawaban sesuai dengan

pemikiran penulis. Hal ini memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah siswa

dapat menyelesaikan soal secara sistematis dan dampak negatifnya adalah dengan diberikannya

Page 7: Kajimat

jalan penyelesaian siswa menjadi kurang kreatif sehingga mungkin ada siswa yang mengira

bahwa soal tersebut hanya dapat diselesaikan dengan satu cara. Selain itu pada LKS pertama dan

kedua tidak terdapat ruang untuk menulis jawaban.

Dalam contoh LKS ketiga tidak memuat ringkasan materi tetapi hanya memuat latihan

soal berdasarkan materi yang ada dan siswa dituntut untuk menarik kesimpulan sendiri

berdasarkan latihan soal tersebut. Dampak positif LKS ini adalah siswa menjadi lebih mandiri

karena siswa dapat menarik kesimpulan dari soal yang diberikan sehingga mereka dapat

menemukan sendiri konsep yang ada pada bab tersebut. Selanjutnya siswa dapat menyimpan

konsep tersebut dalam ingatannya dan jika ia menemukan soal yang baru dengan sedikit

modifikasi, ia dapat menyelesaikan soal tersebut dengan mudah menggunakan konsep dasar yang

sudah ia miliki.

Alangkah lebih baik jika LKS yang berkembang saat ini adalah LKS yang disusun

berdasarkan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan materi. Di sini guru sangat

berperan dalam pemilihan LKS yang akan digunakan oleh siswa. Apabila LKS yang disediakan

oleh sekolah tidak sesuai dengan model pembelajaran, maka guru dapat mengambil alternatif

lain yaitu dengan membuat sendiri LKS yang akan diberikan kepada siswa berdasarkan

pengalaman mereka ketika masih berada di bangku kuliah Selain bisa menyesuaikan dengan

model pembelajaran yang cocok di kelas, pembuatan LKS sendiri juga dapat memperkecil

kemungkinan pemanfaatan LKS sebagai “lahan bisnis”..