KAJIAN&RENCANA&&TEKNIS& INFRASTRUKTUR®IONAL& …
Transcript of KAJIAN&RENCANA&&TEKNIS& INFRASTRUKTUR®IONAL& …
KAJIAN&RENCANA&&TEKNIS&INFRASTRUKTUR®IONAL&
PARIWISATA&BALI&&&&&&&
IDA&BAGUS&SURYAWAN&&&&&&&&&&
PROGRAM&STUDI&S1&DESTINASI&PARIWISATA&FAKULTAS&PARIWISATA&UNIVERSITAS&UDAYANA&
&2012&
i
KATA PENGANTAR
Kebijakan pengembangan infrastruktur transportasi kepariwisataan di Bali
diarahkan pada pengembangan wilayah yang tumbuh pesat dan yang
menghubungkan pusat-pusat pelayanan regional yaitu wilayah yang dilalui jalur
jalan arteri Gilimanuk-Denpasar-Padangbai di Bali Selatan dan jalur jalan
Gilimanuk-Singaraja-Amlapura di Bali Utara. Dibutuhkan penanganan jalan
eksiting pada jalur ini sehingga tingkat pelayanan jalan menjadi meningkat. Jika
serangkaian jalur jalan Bali Selatan dan jalur jalan penghubung Bali Selatan –
Bali Utara dapat ditingkatkan skala pelaynan jalannya, maka kegiatan ekonomi
pada sejumlah pusat pertumbuhan akan dapat terus berkembang.
Pengembangan pusat – pusat ekonomi baru tentunya membutuhkan sarana
dan prasarana penunjang bagi kegiatan ekonomi dan sosial didalamnya.
Disamping infrastruktur yang bersifat software seperti kebijakan dan regulasi
teknis, juga dibutuhkan infrastruktur yang bersifat fisik seperti prasarana
transportasi, fasilitas umum dan sejumlah penetapan pusat – pusat kegiatan
ekonomi dan perdagangan. Prioritas jalan yang akan dikembangkan adalah Jalan
Tol Kuta – Tanah Lot – Soka, Jalan Tol Canggu – Beringkit – Batuan – Purnama
dan Jalan Tol Beringkit Singaraja.
Denpasar, Januari 2012
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Tujuan Dan Sasaran............................................................................ 2
1.3. Lingkup Kegiatan ............................................................................... 3
BAB II KETENTUAN TEKNIS.................................................................. 4 2.1. Peraturan Terkait Jalan ............................................................................ 4
2.1. Peraturan Terkait Keuangan dan Kerjasama Daerah ................................ 5
2.2. Prosedur Investasi Jalan Tol .................................................................... 6
BAB III MEKANISME PELAKSANAAN PENELITIAN ........................ 7 3.1. Tahap Persiapan ..................................................................................... 7
3.2. Tahap inventarisasi data ........................................................................ 7
BAB IV METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................... 9 4.1. Jenis Data ............................................................................................... 9
4.2. Sumber Data .......................................................................................... 9
BAB V GAMBARAN RENCANA PEMBANGUNAN JALAN ............... 11 5.1. Dasar Pemikiran .................................................................................... 11
5.2. Rencana Ruas Jalan Beringkit – Batuan – Purnama ............................... 11
5.3. Ruas Jalan Kuta – Tanah Lot – Soka ..................................................... 12
5.4. Ruas Jalan Beringkit – Singaraja ........................................................... 12
iii
BAB VI ANALISA PERENCANAAN KEGIATAN ................................ 14
6.1.Jalan Tol Beringkit – Batuan – Purnama ........................................... 14 6.1.1. Jalur Jalan .......................................................................... 14
6.1.2. Volume pekerjaan .............................................................. 14
6.1.3. Sarana dan prasarana Penunjang ........................................ 14
6.1.4. Rencana operasional .......................................................... 15
6.1.5. Outcome ............................................................................ 15
6.2.Jalan Tol Kuta – Tanah Lot – Soka .................................................... 15 6.2.1. Jalur Jalan .......................................................................... 15
6.2.2. Volume pekerjaan .............................................................. 16
6.2.3. Sarana dan prasarana Penunjang ........................................ 16
6.2.4. Rencana operasional .......................................................... 17
6.2.5. Outcome ............................................................................ 17
6.3.Jalan Tol Beringkit – Singaraja........................................................... 18 6.3.1. Jalur Jalan .......................................................................... 18
6.3.2. Volume pekerjaan .............................................................. 18
6.3.3. Sarana dan prasarana Penunjang ........................................ 19
6.3.4. Rencana operasional .......................................................... 19
6.3.5. Outcome ............................................................................ 19
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Target pemerintah menggaet investasi dalam sektor infrastruktur sebesar
Rp 1300 triliun antara 2005 - 2009, yang diharapkan mampu mendorong roda
perekonomian dan menyerap tenaga kerja untuk sektor ini sekitar 12 juta tenaga
kerja pertahun. Untuk mempercepat penyediaan infrastruktur, pemerintah
memberikan dukungan kompensasi dalam kerja sama investasi, subsidi, garansi,
dan penghapusan pajak sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 67 Tahun 2005. Kompensasi diberikan kepada proyek-proyek infrastruktur
yang lolos dalam penyaringan KKPPI (Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan
Infrastruktur) dan Komite Pengelolaan Resiko Departemen Keuangan.
Pada saat ini pemerintah memahami persoalan-persoalan yang membelit
dan menghambat penyediaan infrastruktur. Untuk itu, pemerintah berupaya
mempercepat penyediaan infrastruktur dengan membuat agenda kerja selama
setahun dari tahun 2005 hingga 2006 yang bertujuan untuk menyelesaikan
kerangka-kerangka kebijakan percepatan penyediaan infrastruktur. Kerangka-
kerangka kebijakan tersebut dibagi menjadi lima. Antara lain, kerangka kebijakan
strategis, kerangka kebijakan sektor, strategi investasi dan pinjaman, memastikan
transaksi dengan kualitas terbaik, dan terakhir menyediakan infrastruktur dasar
untuk masyarakat.
Sebagai salah satu daerah yang memberikan sumbangan cukup signifikan
terhadap perkembangan perekonomian Negara, Propinsi Bali memiliki gambaran
pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi Bali yang
diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada
triwulan I 2009 dibanding triwulan IV 2008 mencapai 0,14 persen, dan apabila
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 ekonomi Bali tumbuh 7,75
persen. Dari 9 sektor ekonomi, hanya 4 sektor yang tercatat mengalami
pertumbuhan, yaitu sektor industri pengolahan 1,15 persen, listrik, gas dan air
2
bersih 1,33 persen, perdagangan, hotel dan restoran 0,46 persen, serta sektor
pengangkutan dan telekomunikasi sebesar 0,92 persen. Besaran PDRB atas
dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2009 mencapai Rp 13,68
triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama
adalah Rp 6,44 triliun.
Dari kondisi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan – kegiatan
penggenjot sektor ekonomi di Bali masih mampu memberikan manfaat yang
signifikan terhadap perkembangan ekonomi Bali. Bali dengan potensi ekonomi
utama dari sektor ekonomi telah mampu memberikan daya tarik yang cukup kuat
terhadap sektor lain seperti sektor industri, sektor jasa dan sektor pengangkutan.
Perkembangan perekonomian Bali ini dismaping membutuhkan sumber daya
manusia sebagai pelaku juga membutuhkan sumber daya modal berupa
infrastruktur yang memadai.
Adanya perkembangan wilayah pada sejumlah pusat – pusat kegiatan di
Bali (terutama di Bali selatan), membutuhkan penanganan yang komprehensif
sehingga dampak positif dari perkembangan kegiatan ekonomi ini tidak menjadi
boomerang bagi perkembangan wilayah secara spasial. Adanya usulan
pembangunan sejumlah ruas jalan yang ada di Bali diharapkan mampu
memberikan solusi terhadap tantangan kebutuhan infrastruktur yang ada. Untuk
merealisasikan rencana infrastruktur tersebut, dibutuhkan kerjasama dengan
berbagai pihak baik pihak pengambil kebijakan, pihak pengelola maupun pihak
pemodal terhadap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
1.2. Tujuan Dan Sasaran
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyusun sebuah kajian perencanaan
teknis infrastruktur regional pariwisata di Bali agar dapat segera terealisasi.
Dengan kegiatan ini diharapkan dapat disusun serangkaian informasi dan
mekanisme bagaimana rencana teknis infrastruktur pariwisata yang akan
dikembangkan.
3
1.3. Lingkup Kegiatan
1. Lingkup Kegiatan adalah Penyusunan Rencana Teknis Infrastruktur
Regional Pariwisata Bali, yang terdiri dari Kegiatan Penyediaan Jalan,
meliputi Jalan Tol yaitu :
I. Jalan Tol Canggu-Bringkit-(Batuan)-Purnama
II. Jalan Tol Kuta-Tanah Lot-Soka
III. Jalan Penghubung Bringkit-Singaraja (Bali Utara-Bali Selatan)
2. Lokasi Kegiatan : Badung, Tabanan, Singaraja (Bali Utara-Bali Selatan)
4
BAB II KETENTUAN TEKNIS
2.1. Peraturan Terkait Jalan Dalam perencanaan teknis kegiatan nantinya, sejumlah peraturan
perundang – undangan yang digunakan oleh peneliti terkait dibidang jalan dan
jalan tol yaitu :
x UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
x UU No. 14 Tahun 1992 Tentang Traffic Jalan dan Transportasi
x PP No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
x PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
x Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor: 02/PRT/M/2007 tentang
Petunjuk Teknis Pemeliharaan Jalan Tol dan Jalan Penghubung
x Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor: 01/PRT/M/2007 tentang
Petunjuk Teknis Penelitian, Pengembangan, dan Pemberdayaan di Bidang
Jalan Tol
x Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 10/PRT/M/2006 tentang Tata
Cara Penggunaan Dana Badan Usaha Untuk Pengadaan Tanah Jalan Tol
x Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 27/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Pengadaan Pengusahaan Jalan Tol
x Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 392/PRT/M/2005 tentang
Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
x Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 295/Prt/M/ 2005 tentang
Badan Pengatur Jalan Tol
x Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 369/KPTS/M/2005 tentang
Rencana Umum Jaringan Jalan Tol
x Kepmen Kimpraswil No. 353/KPTS/M/2001 tentang Ketentuan Teknik,
Tata Cara Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Tol
x Kepmen Kimpraswil No. 354/KPTS/M/2001 tentang Kegiatan Operasi
Jalan Tol
5
x Keputusan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Nomor: 05/KPTS/BPJT/2007
tentang Tata Cara Perizinan Penyelenggaraan Tempat Istirahat dan
Pelayanan Pada Jalan Tol
Sejumlah peraturan ini digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk
menilai sejauh mana rencana jalan yang akan dibangun telah dilengkapi atau
sesuai dengan ketentuan teknis. Disamping itu dengan sejumlah peraturan
mengenai jalan tol, akan menjadi dasar perumusan mekanisme realisasi kegiatan
pembangunan nantinya.
2.2. Peraturan Terkait Keuangan dan Kerjasama Daerah Sebagai tindaklanjut dari rencana pembangunan infrastruktur yang akan
dilaksanakan, sejumlah peraturan teknis mengenai sistem keuangan daerah dan
pola kerjasama umum yang dilakukan akan dijabarkan. Sejumlah peratran yang
digunakan yaitu :
x Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
x Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
x Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
x Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerja Sama Daerah
x Kepmen Keuangan No. 518/KMK.01/2005 tentang Pembentukan Komite
Pengelolaan Risiko Atas Penyediaan Infrastruktur
x Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
Investasi Pemerintah
x Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2008 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah
x Perpres No. 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
6
2.3. Prosedur Investasi Jalan Tol Secara umum lamanya proses prosedur penetapan pelaku pembangunan
dan pengelolaan Jalan Tol memakan waktu antara 18 sampai dengan 20 bulan.
Gambaran mengenai tata cara / proses investasi jalan Tol dapat dilihat pada
diagram berikut :
Gambar 2.1. Mekanisme Penetapan Pengusahaan jalan Tol
7
BAB III MEKANISME PELAKSANAAN PENELITIAN
Untuk menyelesaikan pelaksanaan kegiatan akan dilakukan dengan jumlah
tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti . Sejumlah tahapan yang akan
dilakukan yaitu :
3.1. Tahap Persiapan Pada tahap ini hanya dilakukan persiapan didalam lingkup peneliti sendiri.
Persiapan dalam lingkup peneliti :
x Mobilisasi personil
x Peningkatan pemahaman personil terhadap pekerjaan dengan
diskusi internal
3.2. Tahap inventarisasi data Kegiatan pengumpulan dokumen / data terkait tiga rencana jalan tol yang
akan dibangun. Inventarisasi data dilakukan dengan variable jenis data yang sama
antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lain. Sejumlah dokumen yang akan
dicari yaitu :
x Penyusunan rencana teknis jalan Tol
x Dokumen lain yang terkait
Disamping dokumen yang akan dicari, juga akan dicari data dengan
variable yang sama antar 3 rencana jalan Tol yang akan dibangun. Sejumlah
variable data yang akan dicari adalah :
x Dasar pemikiran dan latar belakang dilakukannya pembangunan
Jalan Tol
x Data teknis terkait dukungan terhadap kegiatan seperti : data
menfaat kegiatan , keuntungan multiflier effect kegiatan
x Rencana jalan tol yang akan dilakukan yang terdiri atas : data
dimensi jalan , data sarana dan prasarana penunjang jalan , rencana
8
teknik pelaksanaan pekerjaan , mekanisme pembiayaan sampai
dengan studi kelayakan sosial dan kelayakan secara ekonomi dari
rencana kegiatan yang akan dilakukan
9
BAB IV METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Jenis Data Dengan metode pendekatan yang memadukan konsep pendekatan
kuantitatif dan kualitatif pada studi ini, jenis data yang akan dicari harusnya terdiri
atas data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data kualitatif yang akan dicari lebih cenderung merupakan data kondisi
fisik lokasi studi, kondisi sosial, sejumlah gambaran kebijakan, data
persepsi dan aspirasi masyarakat yang ada. Data ini umumnya disajikan
dalam bentuk uraian, peta, gambar, foto dan diagram.
2. Data kuantitatif lebih mengarah kepada data angka dan koding yang dapat
dikuantifikasi. Umumnya data yang dicari adalah data dimensi rencana
jalan, nilai investasi hingga perhitungan kelayakan ekonomis serta
sejumlah data ukuran lainnya. Bentuk data kuantitatif umumnya berupa
angka pasti, angka dengan satuan maupun data angka dalam bentuk
interval.
4.2. Sumber Data Disamping bentuk data yang akan diambil, pada sub pokok bahasan ini
juga akan dibahas mengenai sumber data yang akan diambil. Berdasarkan pola
umum yang ada suber data ada dua macam yaitu :
1. Sumber data primer. Sumber data ini umumnya diperoleh dari lapangan
secara langsung. Data primer merupakan sumber data yang langsung
diperoleh dari objek. Secara umum sumber data primer yaitu responden,
narasumber, kondisi lapangan dan pihak lain yang dianggap relevan untuk
memberikan informasi terkait pelaksanaan pekerjaan.
2. Sumber data sekunder. Sumber data ini umumnya berasal dari
instansi/pihak yang telah menerbitkan data/informasi yang berguna dalam
10
proses penyusunan laporan. Sumber data ini adalah kantor kepala desa,
BAPPEDA, Dinas Pekerjaan Umum dan sumber lainnya.
11
BAB V GAMBARAN RENCANA PEMBANGUNAN JALAN
5.1. Dasar Pemikiran Menindaklanjuti hasil Kajian master Plan Transportasi Bali yang
menyatakan bahwa kebutuhan pengadaan infrastruktur jalan di Bali sudah sangat
mendesak, dibutuhkan percepatan pengadaan infrastruktur yang direncanakan.
Pada kegiatan ini akan dibahas mengenai pengadaan jalan Tol Kuta – Tanah Lot –
Soka, jalan Tol Beringkit – Batuan – Purnama dan Jalan Tol Beringkit –
Singaraja. Secara umum pembangunan jalan tol ini dimaksudkan untuk :
x Meningkatkan pelayanan lalu lintas yang semakin tinggi
volumenya
x Mencegah pengalihan fungi lahan dari alamiah ke lahan terbangun
x Mengantisipasi ketiadaan dana dalam kebijakan percepatan
penyediaan infrastruktur
x Mewujudkan rencana jaringan jalan di Bali yang tepat waktu
x Mengembangkan kawasan potensial yang dilalui
5.2. Rencana Ruas Jalan Beringkit – Batuan – Purnama Perencanaan jalan Beringkit – Batuan – Purnama telah dilaksanakan
semenjak tahun 1994 oleh Korea Consultants International yang menetapkan 4
alternatif trase jalan. Pada tahun 2002 disusun RDTR kawasan Beringkit – Batuan
– Purnama yang menyebutkan bahwa ruas jalan beringkit – Batuan – Purnama
sepanjang 20 Km dengan lebar rumija 40 m. Terbagi menjadi ruas jalan Beringkit
– Batuan sepanjang 14 km dan ruas jalan Batuan – Purnama sepanjang 6 km.
Berdasarkan sejumlah kajian yang telah dilaksanakan, ditetapkan kajian trase
alternatif yaitu :
x Alternatif 1 : ditolak masyarakat karena membelah Desa Adat Silakarang
12
x Alternatif 2 : Secara umum tidak memenuhi standar teknis karena ada
tikungan dengan sudut mendekati 900 dan berbahaya bagi pemakai jalan
x Alternatif 3 : meneruskan alternatif 2 untuk mengurangi sudut tikungan
900 dan diteruskan ke desa Lod Tunduh dibagian utara, kemudian
keselatan mencari titik akhir di Batuan.
5.3. Ruas Jalan Kuta – Tanah Lot – Soka Secara detail ruas jalan Kuta – Tanah Lot – Soka dibagi menjadi dua
segmen jalan yaitu : ruas Kuta – Tanah Lot dan ruas Tanah Lot – Soka. Untuk
ruas Tanah Lot – Kuta, studi dilakukan oleh Korea Consultants International pada
tahun 1994 dan realisasi jalan telah dilakukan. Untuk segmen Tanah Lot – Soka
telah diadakan studi namun hanya trase jalan secara kasar telah disosialisasikan.
Dari hasil survey poligon dan observasi langsung dilapangan pada rencana
koridor jalan, dengan berbagai pertimbangan maka telah ditetapkan trase jalan
dari Kuta ke Soka. Trase alternatif 1 dan 2 pada segmen Kuta – Tanah lot melalui
6 desa yaitu : Beraban – Munggu – Pererenan – Canggu – Tibubeneng –
Kerobokan Kelod. Trase alternatif 1 dan 2 segmen Tanah Lot – Soka melalui 9
desa yaitu : Antap – Berembeng – Tegal Mengkeb – Beraban – Tibubiyu –
Klating – Sudimara – Pangkutibah – Belalang.
Ruas jalan Kuta – Tanah Lot – Soka direncanakan sebagai jalan antar kota
dengan panjang 29,69 km. Titik awal berlokasi di Kerobokan Kelod sedangkan
titik akhir berlokasi di Soka. Terdapat 2 jenis konstruksi perkerasan yang dapat
dilakukan yaitu : perkerasan lentur dan perkerasan kaku.
5.4. Ruas Jalan Beringkit – Singaraja Berdasarkan pra studi kelayakan terdahulu ditetapkan sejumlah
kesimpulan yaitu :
x Ruas Jalan Beringkit – Bedugul – Singaraja secara geometrik sebagian
ruasnya tidak memenuhi syarat sebagai jalan kelas kolektor primer
13
x Dari kajian lebih dalam peningkatan kualitas ruas dilakukan dengan dua
metode yaitu sebagian ruas diperbaiki geometriknya dan sebagian harus
dilakukan perbaikan trase
x Ada dua alternatif trase baru yang dikaji yaitu : trase alternatif 1 yang
seluruhnya berada dibawah permukaan tanah dan trase alternatif 2 yang
sebagian dipermukaan tanah disambung dengan sebagian dibawah tanah.
x Dua alternatif perbaikan trase yang dikaji tersebut yang paling layak
adalah trase alternatif 2.
Berdasarkan hasil kajian, dimensi ruas jalan dibagi menjadi 4 bagian yaitu
: ruas beringkit – Baturiti sepanjang 24,2 km, ruas jalan Baturiti sampai utara
Desa Baturiti dengan panjang 4,25 km, Ruas Barat Danau Beratan sampai Danau
Buyan sepanjang 4,55 km, ruas Desa Ambengan sampai pertigaan Sangket adalah
3,2 km. Panjang trase total adalah 65,415 km.
14
BAB VI
ANALISA PERENCANAAN KEGIATAN
6.1.Jalan Tol Beringkit – Batuan - Purnama 6.1.1. Jalur Jalan
Secara administrasi, rencana pembangunan jalan tol Beringkit – Batuan –
Purnama meliputi 2 (dua) wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Badung dan
Kabupaten Gianyar, berada di 5 (lima) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan
Mengwi, Abiansemal, Sukawati, Ubud dan Blahbatuh serta mencakup 17 desa
yaitu Buduk, Munggu, Cepaka, Kekeran, Mengwitani, Beringkit, Mengwi, Kapal,
Sibang Kaja, Singapadu Kaler, Mas, Batuan Kaler, Batuan dan Sukawati. Jalan
yang akan dikembangkan adalah pola 2 x 2 lajur. Gambaran lebih jelas mengenai
rencana Jalan Tol Beringkit – Batuan – Purnama dapat dilihat pada lampiran 1.
6.1.2. Volume pekerjaan
Rencana panjang ruas jalan yang ditetapkan adalah 19,663 km dengan
volume pekerjaan teknis adalah sebagai berikut :
x Melalui 7 sungai dengan bentang terbesar adalah bentang jembatan Tukad
Oos yang memanjang sehingga setidaknya akan dibangun sebanyak 7
buah jembatan
x Terdapat 13 jalan lokal dan 5 jalan kolektor yang dipotong sehingga
diupayakan simpangan sebidang dan tidak sebidang
x Pembangunan overpass sebanyak 9 buah
x Panjang gorong – gorong 1.573,06 meter
6.1.3. Sarana dan prasarana Penunjang
Bangunan yang menjadi pelengkap operasional jalan tol yang akan
disediakan meliputi :
x Pintu tol
x Rambu lalu lintas
x Pagar pengamanan lalu lintas
15
x Pagar Rumija
x Sinyal pengatur lalu lintas
x Marka jalan
6.1.4. Rencana operasional
Rencana pengelolaan jalan tol Berigkit – Batuan – Purnama menerapkan
system tarif terbuka dimana pengguna ditetapkan tarif yang sama pada saat masuk
tol. Hal ini didasarkan atas panjang ruas tol yang ada relatif menuju ke tempat
yang telah ditentukan.
6.1.5. Outcome
Dengan dilaksanakannya pembangunan jalan tol Beringkit – Batuan –
Purnama, waktu tempuh menjadi 33 menit hingga mencapai jalan menuju
Padangbai. Dengan kondisi ini sejumlah manfaat lain yang diperoleh seperti :
x Disamping memudahkan akses menuju ke Pelabuhan Padangbai dengan
dibangunnya jalan ini memudahkan akses jalan menuju ke sentra kerajinan
di daerah Mas dan Blahbatuh
x Sebagai pemecah volume kendaraan yang akan masuk Kota Denpasar
sehingga beban jalan yang ada di Kota Denpasar menjadi menurun
x Meningkatkan kegiatan industri kerajinan yang ada di Mas dan Blahbatuh
terutama angkutan peti kemas
x Mengembangkan pusat kegiatan perdagangan dan permukiman yang
berada di daerah Purnama karena terbukanya akses langsung menuju ke
Beringkit dan By Pass Tohpati – Kusamba
x Merupakan jalur sambungan langsung kendaraan penumpang antar
provinsi untuk lintas Jawa – Bali – Lombok sejalan dengan dibangunnya
Terminal Tipe A di Beringkit
6.2. Jalan Tol Kuta – Tanah Lot – Soka 6.2.1. Jalur Jalan
Pembangunan jalan Tol Kuta – Tanah Lot – Soka membutuhkan lebar
Rumija selebar 50 meter. Ruas jalan tol Kuta – Tanah Lot – Soka sepanjang
26,69 km direncanakan sebagai jalan tol antar kota. Berdasarkan kondisi topografi
16
dan lingkungan, termasuk dalam kondisi datar. Dengan demikian, kecepatan
rencana yang akan diterapkan pada jalan tol Kuta – Tanah Lot – Soka adalah 80
km/jm. Berdasarkan hasil rencana setidaknya terdapat 2 simpang sebidang dan 16
simpang tidak sebidang (overpass) dengan interchange sebanyak 3 buah.
Gambaran lebih jelas mengenai rencana Jalan Tol Kuta – Tanah Lot - Soka dapat
dilihat pada lampiran 2.
6.2.2. Volume pekerjaan
Volume pekerjaan yang akan dilaksanakan secara umum mengacu kepada
panjang jalan yang akan dibangun. Secara detail volume pekerjaan adalah :
x Panjang ruas jalan adalah 26,69 km
x Konstruksi jembatan sebanyak 15 buah dengan total panjang adalah 525
meter.
x Konstruksi jalan. Yang terdiri atas :
o Penyiapan tanah dasar
o Perkerasan untuk 2 x 2 lajur
o Pagar pengaman
o Persimpangan
x Fasilitas tol
6.2.3. Sarana dan prasarana Penunjang
Fasilitas tol yang akan dikembangkan terdiri atas :
x Fasilitas Umum
o Pelataran tol
o Gardu tol
o Kantor cabang
o Kantor cabang tol
o Rumah dinas
o Tempat istirahat
x Kantor
o Kantor cabang
o Kantor gerbang
17
x Pelataran dan gerbang
o Pulau tol
o Gardu tol
x Tempat istirahat
o Tempat istirahat sementara
o Tempat pemberhentian darurat
o Pusat informas
6.2.4. Rencana operasional
Rencana operasional jalan yang akan diterapkan adalah sistem jalan tol
dengan pelibatan pihak swasta proses pendanaan dan pengoperasian jalan tol.
Dalam upaya untuk mempercepat pertumbuhan pembangunan jalan tol di
Indonesia, serta mengingat situasi keuangan pemerntah yang terbatas, maka
pemerintah secara aktif mengundang partisipasi pihak swasta dalam pembangunan
dan pengoperasian jalan tol. Sebagai imbal balik dari pelaksanaan pembangunan
dan pengoperasian jalan tol oleh pihak swasta, maka pemerintah Indonesia akan
memberikan masa konsesi kepada investor. Jangka waktu konsesi umumnya 25
sampai 40 tahun dan setelah jangka waktu tersebutdilewati, kepemilikan jalan tol
akan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Sistem pengumpulan tol
yang akan diterapkan adalah sistem tertutup dimana pengguna jalan tol akan
membayar dari jarak tempuh yang telah ditempuhnya.
6.2.5. Outcome
Dengan adanya pembangunan jalan tol Kuta – Tanah Lot – Soka,
berdasarkan hasil analisa setidaknya dapat dilakukan sejumlah upaya manfaat
yang akan diperoleh yaitu :
x Mempermudah pergerakan barang dan orang dari dan menuju kuta serta
sejumlah tempat di pusat kegiatan wisata Kuta – Nusa Dua.
x Meningkatkan pelayanan jalan menuju objek – objek wisata utama seperti
Tanah Lot, Pantai Kuta dan Pantai Soka
x Memberikan alternative jalur baru dari jalur eksisting yang telah ada
x Memberikan kesempatan yang lebih luas terhadap pergerakan kendaraan
barang skala besar yang cenderung sulit melwwati jalur eksisting
18
x Meningkatkan pergerakan barang pada sentra kerajinan di daerah
Kerobokan dan Seminyak yang selama ini terkendala jalur yang sempit
dan macet
x Memudahkan akses kendaraan pada jalur Jawa – Kuta – Denpasar menjadi
lebih cepat dan lebih mudah
6.3.Jalan Tol Beringkit – Singaraja 6.3.1. Jalur Jalan
Rencana jalan tol Beringkit - Singaraja akan mengikuti jalur jalan
eksisting. Akan terdapat sejumlah perbaikan alinyemen jalan eksisting dan
pembangunan jalan baru serta pembangunan terowongan agar akses dan
pelayanan jalan menjadi lebih baik. Pembangunan dan perbaikan kwalitas jalan
Beringkit – Singaraja ini dibagi menjadi sejumlah Zona yaitu :
x Zona Baturiti
x Zona Bedugul
x Zona Puncak
x Zona Gitgit
Gambaran lebih jelas mengenai rencana Jalan Tol Beringkit - Singaraja
dapat dilihat pada lampiran 3.
6.3.2. Volume pekerjaan
Volume pekerjaan pada pembangunan jalan dan perbaikan jalan eksisting
jalur Beringkit – Singaraja adalah :
x Panjang jalan trace alternatif sepanjang 61,2 km
x Panjang jalan alternatif sepanjang 29,22 km
x Panjang rencana jembatan 625 meter
x Panjang terowongan 2,4 km
x Panjang peningkatan jalan 24 km
x Overpass sebanyak 3 buah
x Penataan simpang sebidang sebanyak 19 buah
19
6.3.3. Sarana dan prasarana Penunjang
Sejumlah bangunan pelengkap yang akan disediakan adalah :
x Rambu lalu lintas
x Pagar pengamanan lalu lintas
x Lampu pengatur lalu lintas
x Marka jalan
6.3.4. Rencana operasional
Secara khusus pengelolaan jalur ini belum ditetapkan mekanisme yang
menyeluruh. Hanya saja pola pengembalian modal didasarkan atas besaran
manfaat yang akan diperoleh dan pengenaan tariff tiap layanan jalan khusus
seperti terowongan panjang yang ada.
6.3.5. Outcome
Dengan dilaksanakannya pembangunan jalan baru dan perbaikan jalan
eksisting, sejumlah manfaat yang akan dirasakan adalah :
x Merupakan peningkatan pelayanan jalur jalan Beringkit – Singaraja
sehingga memudahkan bagi kendaraan besar untuk melewati jalur ini
x Meningkatkan pola pergerakan barang skala besar pada jalur Beringkit –
Singaraja
x Meningkatkan fungsi pusat distribusi Pelabuhan Celukan Bawang di
Singaraja sebagai pelabuhan barang untuk dapat didistribusikan ke daerah
Bali Selatan
x Memberikan akses yang baik terhadap pusat – pusat kegiatan pariwisata
yang ada di Buleleng
x Memudahkan perjalanan menuju kawasan wisata Bedugul yang pada
kondisi eksisting terkendala kondisi jalan
x Menumbuhkan pusat – pusat produksi pertanian pada daerah Bedugul –
Pancasari untuk dapat mendistribusikan hasil produksinya ke daerah
Denpasar dan sekitarnya