=KAJIAN TERHADAP PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA …eprints.ums.ac.id/59251/16/NASKAH PUBLIKASI...
Transcript of =KAJIAN TERHADAP PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA …eprints.ums.ac.id/59251/16/NASKAH PUBLIKASI...
1
=KAJIAN TERHADAP PROSES PENYIDIKAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
( Studi Kasus di Polres Boyolali )
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program studi Pasca
Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta guna memperoleh
gelar Magister dalam Ilmu Hukum
Oleh
IWAN KRISTIANA
NIM : R 100130012
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
1
KAJIAN TERHADAP PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG ( Studi kasus di Polres Boyolali )
Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang yang ditangani oleh Polres Boyolali dalam perkara atas nama
Tersangka SLAMET WAHYUDI. Obyek dari penelitian ini adalah Berkas
Perkara nomor : BP / 68 / V / 2012 / Reskrim tanggal 23 Mei 2012 Tersangka an.
SLAMET WAHYUDI. Penelitian ini adalah penelitian Hukum Empiris, sehingga
dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data kepustakaan dan obsevasi
langsung dilapangan. Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa Penyidik Polres
Boyolali telah melakukan penyidikan tindak pidana pencucian uang sesuai dengan
yang tercantum dalam Undang – Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Kata kunci : tindak pidana pencucian uang.
Abstrack
The purpose of this research is to analyze the basic legal considerations of the
judges in deciding the Narcotics Abuse Criminal Case committed by members of
the Police. The objects of this research are 3 decisions from Boyolali District
Court; 1). Number : 01/ Pid.Sus/ 2013/ PN. Bi, 2). Number 106/ Pid.Sus/ 2014/
PN. Bi, 3). Number 153/ Pid.Sus/ 2014/ PN.Bi. This research is a normative law
reseach or doctrinal/ Library Research. Therefore, in the research is taken only by
using secondary data sources. The result states that in element (a) Everyone, in
accordance with Article 127 point (1) Undang-Undang Republik Indonesia
number 35 in 2009 about Narcotics and the Wirjono Prodjodikoro’s opinion on
Grade I Narcotics Abuse element for self-use, in accordance with Article 127
point (1) Undang-Undang Republik Indonesia number 35 in 2009 on Narcotics
and opinions of Muh Anwar, Sudarto and Bambang Poernomo.
Keywords : legal consideration of judgement, narcotics abuse
1. PENDAHULUAN
Perkembangan kriminalitas seirama dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, namun perangkat hukum dan teknologi untuk
mencegah dan memberantas kriminalitas itu sendiri belum memadai. Dewasa ini
berbagai jenis kejahatan baik dilakukan oleh perorangan maupun oleh korporasi
2
yang dapat dilakukan dengan mudah serta menghasilkan harta kekayaan dalam
jumlah yang cukup besar, seperti : korupsi, penyelundupan, kejahatan perbankan,
narkotika, penipuan, penggelapan, terorisme, kejahatan kejahatan tersebut tidak
hanya dilakukan dalam batas wilayah suatu negara namun meluas melintasi batas
wilayah negara, yang dikenal dengan : “ Kejahatan Transnasional “, (
Transnasional Organized Crime ).1
Pencucian uang atau yang biasa dikenal dengan money laundering adalah
merupakan perbuatan/upaya dari pelaku kejahatan untuk menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul yang diperoleh dari tindak pidana dengan cara
memasukkan harta kekayaan hasil tindak pidana ke dalam sistem keuangan
(financial system) khususnya dalam sistem perbankan (banking system) baik
didalam maupun di luar negeri dengan maksud menghindarkan diri dari tuntutan
hukum atas kejahatan yang telah dilakukan dan mengamankan harta kekayaan
hasil kejahatan dari sitaan aparat hukum. Oleh karena itu, tindak pidana pencucian
uang tidak hanya mengancam stabilitas dan integritas sistem perekonomian dan
sistem keuangan, melainkan juga dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasakan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Problematik pencucian uang saat ini sudah mulai dibahas dalam buku-buku
teks, dari buku teks hukum pidana sampai kriminologi. Ternyata problematik
uang haram ini sudah menjadi perhatian dunia internasional karena dimensi dan
implikasinya yang melanggar batas-batas negara. Sebagai suatu fenomena
1 Mabes Polri, Pedoman Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang, Jakarta, 2003, hlm.1
3
kejahatan yang terorganisir (organized crime), ternyata ada pihak-pihak tertentu
yang ikut menikmati keuntungan dari lalulintas pencucian uang tanpa menyadari
akan dampak kerugian yang ditimbulkan. Dunia perbankan adalah yang paling
banyak merasakan dampaknya secara langsung. Pada satu sisi beroperasi atas
dasar kepercayaan para konsumen, namun pada sisi lain mengalami dilema
apabila membiarkan kejahatan pencucian uang ini terus merajalela. Money
laundering adalah suatu praktek pencucian uang kotor (dirty money) yang berasal
dari praktek-praktek illegal seperti korupsi, penyuapan, penggelapan serta tindak
pidana perbankan dan praktek-praktek tidak sehat lainnya. Untuk membersihkan
uang tersebut ditempatkan pada suatu bank atau tempat tertentu untuk sementara
waktu sebelum akhirnya dipindahkan ke tempat lain (layering), misalnya melalui
pembelian saham di pasar modal, transfer valuta asing atau pembelian suatu asset.
Setelah itu, si pelaku akan menerima uang yang sudah bersih dari ladang
pencucian berupa pendapatan yang diperoleh dari pembelian saham, valuta asing
atau asset tersebut (integration). Proses inilah yang dinamakan money laundering,
karena mengubah uang kotor menjadi bersih melalui proses keuangan yang legal.
Dari uraian tersebut diatas, penulis bermaksud mengangkat permasalahan
mengenai: Bagaimana penanganan dalam proses penyidikan tindak pidana
pencucian uang di polres Boyolali ? dan Kendala-kendala apa saja yang dihadapi
oleh penyidik penanganan tindak pidana pencucian uang di Polres Boyolali?
2. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
4
Jenis penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian hukum
empiris. karena selain meneliti data pustaka yang relevan, peneliti juga
mengumpulkan data lapangan dari masyarakat dan mengkaji efektivitas
hukum yang berhubungan dengan tema yang diangkat dalam tesis ini yaitu
tindak pidana pencucian uang.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian hukum yang dipakai oleh peneliti dalam
mengkaji proses penyidikan tindak pidana pencucian uang di wilayah
Polres Boyolali adalah pendekatan kasus dan pendekatan perundang-
undangan.
c. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Polres Boyolali, dengan alasan bahwa
Kepolisian merupakan bagian dari struktur hukum yang merupakan
komponen penting dalam penegakan hukum, yang salah satu tugasnya
adalah melaksanakan kegiatan penyidikan tindak pidana yang diantaranya
adalah tindak pidana pencucian uang .
Polres Boyolali terletak di Jl. Solo-Semarang Km 24 Kel.
Mojosongo, Kec. Mojosongo, Kab. Boyolali. Telepon (0276) 321038,
Kode Pos 57322. Merupakan Polres type B. Selaku Kepala Polres Boyolali
saat ini adalah AKBP ARIES ANDHI, S.I.K, M. Si, jumlah Personil 756
orang. Penelitian dilakukan selama 4(empat) bulan yang dimulai dari
bulan Agustus 2017 sampai bulan November 2017.
5
d. Sumber Data
Data dalam penelitian hukum dibedakan menjadi 2, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari masyarakat. Sedangkan data yang diperoleh dari bahan-
bahan pustaka disebut data sekunder.
Data sekunder mencakup :
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat. Bahan
hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. UU No. 1 Tahun 1946 Tentang KUHP
b. UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
c. UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
d. UU No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
e. UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan
penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti rancangan
undang-undang, hasil-hasil penelitian hukum, jurnal ilmiah,
makalah hasil seminar, dll.
3. Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
seperti kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dll.
6
e. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini didapatkan dari 2 sumber,
yaitu :
1. Pengumpulan data dari kepustakaan
Data kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan
yang bersumber dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan hukum tertier.
2. Pengumpulan data dari lapangan
Data lapangan yang diperlukan sebagai data penunjang
diperoleh melalui informasi dan pendapat-pendapat dari
responden. Responden penelitian ini antara lain :
- Kapolres Boyolali
- Kasat Reskrim Boyolali
- Anggota Reskrim Unit III Korupsi
- Direktur Reskrimsus Polda Jateng
- Kejaksaan Negeri Boyolali
f. Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif terhadap data primer dan data sekunder. Deskriptif
tersebut meliputi isi dan struktur hukum positif, yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan oleh penulis untuk menentukan isi atau makna aturan hukum
yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang
menjadi objek kajian.
7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kasus Tindak Pidana Pencucian Uang di Polres Boyolali
1. Tersangka: Slamet Wahyudi
2. Alamat : Keyongan Rt. 04 Rw. 06, Desa Keyongan, Kecamatan Nogosari,
Kabupaten Boyolali
3. Pekerjaan : Pendiri, Ketua dan Manager dari Koperasi Simpan Pinjam
Syariah (KSPS) Berkah Group
4. Dasar penyidikan kasus :
a. Laporan Polisi No. Pol.: LP / 22 / V / 2012 / Sek. Nogosari tanggal 15
Mei 2012 tentang Laporan Tindak Pidana Kejahatan Perbankan dan atau
Pencucian uang dan atau Penggelapan dalam jabatan.
b. Surat Perintah Penyidikan No Pol : Sprint / 132.a / V / 2012 / Reskrim
tanggal 15 Mei 2012.
c. Surat Perintah Dimulainya Penyidikan No. Pol. : SPDP / 68 / V / 2012 /
Reskrim tanggal 23 Mei 2012.
5. Tindak pidana yang dilakukan
Tersangka dengan sengaja menghimpun dana dari nasabah melalui KSPS
Berkah Group tanpa ijin dari Bank Indonesia. Sebagian dari dana nasabah
tersebut dialihkan ke rekening bank atas nama pribadi tersangka tanpa
sepengetahuan anggota KSPS Berkah Group maupun melalui persetujuan dari
rapat anggota. Tersangka juga melakukan pinjaman kepada pihak ketiga
dengan dalih untuk menambah modal koperasi. Namun setelah terealisasi,
8
uang tersebut sebagian dipakai tersangka tanpa sepengetahuan anggota
koperasi. Uang pinjaman tersebut disimpan ke sejumlah rekening pribadi,
dipakai untuk modal usaha, investasi dan pembelian sejumlah aset atas nama
pribadi bukan atas nama koperasi.
6. Pasal yang dikenakan antara lain :
1) Undang – Undang RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
Pasal 46 ayat (1)
“Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan tanpa izin usaha dari Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dlam Pasal 16, diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta
denda sekurang-kurangnya Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)
dan paling banyak Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah).”
Pasal 46 ayat (2)
“Dalam hal kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
oleh badan hukum yang berbentu perseroan terbatas, perserikatan,
yayasan atau koperasi, maka penuntutan terhadap badan-badan
dimaksud dilakukan baik terhadap badan-badan dimaksud dilakukan baik
terhadap mereka yang memberikan perintah melakukan perbuatan itu
atau yang bertindak sebagai pimpinan dalam perbuatan itu atau terhadap
kedua-duanya.”
2) Undang – Undang RI No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
9
Pasal 3
“Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke
luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana
pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).”
Pasal 4
“Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul
sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang
sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan didenda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).”
3) Kitab Undang – undang Hukum Pidana
Pasal 374 (Pasal Penggelapan dengan Pemberatan)
“Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap
barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian
10
atau karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun.”
7. Unsur – unsur Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilakukan tersangka
Berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 4 UU RI No. 8 Tahun 2010 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang
dikenakan terhadap tersangka, dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pasal 3
Setiap orang
Tersangka Slamet Wahyudi adalah ketua merangkap manager KSPS
Berkah Grup sejak tahun 2007 sampai sekarang yang membawahi KSPS
Berkah Grup Ngemplak, Boyolali, kantor pelayanan kas Nogosari dan kantor
pelayanan kas Banyudono.
Menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata
uang atau surat berharga atau perbuatan lain
1) Tersangka Slamet Wahyudi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai
dengan Mei 2012 telah menempatkan atau menyimpan sebagian uang
nasabah di Bank Syariah Mandiri, BTN Syariah, BCA, Bank Mega, BRI,
BRI syariah, Bank Mandiri, Bank Muamalat, BNI yang diatas namakan
pribadi tersangka Slamet Wahyudi bukan KSPS Berkah Grup
2) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2011 sampai bulan
Mei 2012 telah meminjam uang kepada pihak ketiga untuk penambahan
11
modal KSPS Berkah Grup namun setelah realisasi, disimpan ke rekening
pribadi tersangka.
3) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2010 sampai Januari
2012 telah membeli atau membelanjakan uang nasabah dan pinjaman dari
pihak ketiga untuk membeli tanah dan bangunan sebanyak 6 lokasi yang
SHM diatasnamakan pribadi serta tidak dimasukan dalam aset KSPS
Berkah grup.
4) Tersangka Slamet Wahyudi pada bulan Desember 2011 telah
menggunakan sebagain uang nasabah dan uang pinjaman pihak ketiga
untuk bisnis investasi batubara sebesar Rp.1.250.000.000,00 (satu milyar
dua ratus lima puluh juta rupiah).
5) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2010 sampai awal
2012 telah menggunakan sebagian uang nasabah dan uang pinjaman pihak
ketiga untuk bisnis properti di wilayah Kecamatan Mojosongo, Kecamatan
Sambi, Kecamatan Ngemplak dan wilayah Kecamatan Kartosuro.
6) Tersangka Slamet Wahyudi pada tahun 2011 telah menggunakan uang
nasabah dan pinjaman pihak ketiga sekitar sebesar Rp.300.000.000,00
untuk bisnis logam mulia atau emas dengan Sdr. Jumadi.
7) Tersangka Slamet Wahyudi pada sekitar bulan Februari dan Maret 2012
telah menggunakan uang nasabah dan pinjaman piha ketiga sekitar
Rp.350.000.000,00 untuk usaha warga negara Nigeria (Mr.Idris dan
Mr.Tayem) dalam hal pembelian tinta yang akan digunakan untuk mencuci
uang dollar dan euro.
12
Atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana
1) Tersangka Slamet Wahyudi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan
Mei 2012 telah menempatkan atau menyimpan sebagian uang nasabah di
Bank Syariah Mandiri, BTN Syariah, BCA, Bank Mega, BRI, BRI syariah,
Bank Mandiri, Bank Muamalat, BNI yang diatas namakan pribadi bukan
KSPS Berkah Grup tanpa seijin anggota koperasi.
2) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2011 sampai bulan
Mei 2012 telah meminjam uang kepada pihak ketiga untuk penambahan
modal KSPS Berkah Grup namun setelah realisasi, disimpan ke rekening
pribadi tersangka tidak diperuntukan untuk modal usaha KSPS Berkah
Grup namun digunakan untuk usaha pribadi.
3) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2010 sampai Januari
2012 telah membeli atau membelanjakan uang nasabah dan pinjaman dari
pihak ketiga untuk membeli tanah dan bangunan sebanyak 6 lokasi yang
SHM diatasnamakan pribadi Slamet Wahyudi serta tidak dimasukan dalam
aset KSPS Berkah grup tanpa seijin anggota koperasi dan tidak sesuai
peruntukannya.
4) Tersangka Slamet Wahyudi pada bulan Desember 2011 telah
menggunakan sebagain uang nasabah dan uang pinjaman pihak ketiga
untuk bisnis investasi batubara sebesar Rp.1.250.000.000,00 (satu milyar
dua ratus lima puluh juta rupiah) tanpa seijin anggota koperasi serta tida
sesuai peruntukannya.
13
5) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2010 sampai awal
2012 telah menggunakan sebagian uang nasabah dan uang pinjaman pihak
ketiga untuk bisnis properti di wilayah Kecamatan Mojosongo, Kecamatan
Sambi, Kecamatan Ngemplak dan wilayah Kecamatan Kartosuro tanpa
seijin anggota koperasi dan tidak sesuai dengan peruntukannya.
6) Tersangka Slamet Wahyudi pada tahun 2011 telah menggunakan uang
nasabah dan pinjaman pihak ketiga sekitar sebesar Rp.300.000.000,00
untuk bisnis logam mulia atau emas dengan Sdr.Jumadi tanpa seijin
anggota koperasi dan tidak sesuai dengan peruntukannya.
7) Tersangka Slamet Wahyudi pada bulan Februari dan Maret 2012 telah
menggunakan uang nasabah dan pinjaman pihak ketiga sebesar
Rp.350.000.000,00 untuk usaha warga negara Nigeria (Mr.Idris dan Mr.
Tayem) dalam hal pembelian tinta yang akan digunakan untuk mencuci
uang dollar dan euro tanpa seijin anggota koperasi dan tidak sesuai dengan
peruntukannya.
Pasal 4
Menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi,
peruntukan pengalihan hak atau kepemilikan yang sebenarnya
1) Tersangka Slamet Wahyudi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan
Mei 2012 telah menempatkan atau menyimpan sebagian uang nasabah di
Bank Syariah Mandiri, BTN Syariah, BCA, Bank Mega, BRI, BRI syariah,
14
Bank Mandiri, Bank Muamalat, BNI yang diatas namakan pribadi bukan
KSPS Berkah Grup.
2) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2011 sampai bulan
Mei 2012 telah meminjam uang kepada pihak ketiga untuk penambahan
modal KSPS Berkah Grup namun setelah realisasi, disimpan ke rekening
pribadi tersangka.
3) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2010 sampai Januari
2012 telah membeli atau membelanjakan uang nasabah dan pinjaman dari
pihak ketiga untuk membeli tanah dan bangunan sebanyak 6 lokasi yang
SHM diatasnamakan pribadi Slamet Wahyudi serta tidak dimasukan dalam
aset KSPS Berkah grup.
4) Tersangka Slamet Wahyudi pada bulan Desember 2011 telah
menggunakan sebagain uang nasabah dan uang pinjaman pihak ketiga
untuk bisnis investasi batubara sebesar Rp.1.250.000.000,00 (satu milyar
dua ratus lima puluh juta rupiah).
5) Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu tahun 2010 sampai awal
2012 telah menggunakan sebagian uang nasabah dan uang pinjaman pihak
ketiga untuk bisnis properti di wilayah Kecamatan Mojosongo, Kecamatan
Sambi, Kecamatan Ngemplak dan wilayah Kecamatan Kartosuro.
6) Tersangka Slamet Wahyudi pada tahun 2011 telah menggunakan uang
nasabah dan pinjaman pihak ketiga sekitar sebesar Rp.300.000.000,00
untuk bisnis logam mulia atau emas dengan Sdr.Jumadi.
15
7) Tersangka Slamet Wahyudi pada bulan Februari dan Maret 2012 telah
menggunakan uang nasabah dan pinjaman pihak ketiga sebesar
Rp.350.000.000,00 untuk usaha warga negara Nigeria (Mr.Idris dan
Mr.Tayem) dalam hal pembelian tinta yang akan digunakan untuk mencuci
uang dollar dan euro.
8. Tindak pidana awal yang mendahului kasus pencucian uang oleh tersangka
Slamet Wahyudi
Pasal 374 KUHP
Barang siapa
Tersangka Slamet Wahyudi adalah ketua merangkap manager KSPS
Berkah GrupSejak tahun 2007 yang membawahi KSPS Berkah grup
Ngemplak, kantor pelayanan kas Nogosari dan kantor pelayanan kas
Banyudono, Kabupaten Boyolali.
Dengan sengaja
Tersangka Slamet Wahyudi pada kurun waktu bulan Maret 2011
sampai bulan April 2012 telah menggunakan sebagian uang nasabah dan
uang pinjaman pihak ketiga tanpa sepengetahuan atau tidak melaporkan atau
tidak dimasukan di kas KSPS Berkah Grup, melakukan penarikan uang kas /
tabungan KSPS Berkah Grup yang disimpan di bank lain dengan tidak
melaporkan atau tidak dimasukan ke kas KSPS Berkah Grup namun
kemudian digunakan untuk bisnis pribadi serta mengambil 34 sertifikat tanah
16
yang digunakan sebagai jaminan di KSPS Berkah Grup kemudian dialihkan
kelembaga keuangan yang lain ( bank dan koperasi).
Memiliki dengan melawan hak suatu barang yang sebagian atau
seluruhnya kepunyaan orang lain
Bahwa 34 (tiga puluh empat) sertifikat tanah yang diagunkan di bank /
koperasi lain adalah milik nasabah bukan milik tersangka begitu juga
sebagian uang yang digunakan oleh tersangka adalah uang milik nasabah
yang disimpan di KSPS Berkah Grup dan uang pinjaman dari pihak ketiga
adalah uang milik KSPS Berkah Grup bukan uang milik tersangka.
Barang itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan
Bahwa pada kurun waktu bulan Maret 2011 sampai April 2012
tersangka Slamet Wahyudi telah mengambil 34 (tiga puluh empat) sertifikat
tanah yang sebelumnya digunakan sebagai jaminan pinjaman di KSPS
Berkah Grup kemudian oleh tersangka sertifikat itu diagunkan ke bank /
koperasi lain tanpa seijin dari pemilik sertifikat. Tersangka Slamet Wahyudi
juga mempergunakan uang nasabah yang tersimpan di KSPS Berkah Grup,
namur penggunaan uang tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dilakukan oleh orang yang memegang barang itu berhubungan dengan
pekerjaannya/jabatannya
Bahwa tersangka Slamet Wahyudi sejak tahun 2007 di KSPS Berkah
Grup menjabat sebagai ketua sekaligus merangkap manager koperasi.
17
Karena mendapat upah uang
Bahwa tersangka Slamet Wahyudi selaku ketua merangkap manager
yang membawahi KSPS Berkah Grup Ngemplak, Nogosari dan Banyudono
setiap bulan menerima gaji sebesar Rp.3.600.000,00 (tiga juta enam ratus ribu
rupiah).
Pasal 46 ayat (1) UU RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
Barang siapa
Tersangka Slamet Wahyudi adalah ketua merangkap manager KSPS
Berkah Grup sejak tahun 2007 yang membawahi KSPS Berkah grup
Ngemplak, kantor pelayanan kas Nogosari dan kantor pelayanan kas
Banyudono, Kabupaten Boyolali.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
1) Bahwa tersangka Slamet Wahyudi selaku ketua merangkap manager
KSPS Berkah Grup yang membawahi KSPS Berkah Grup Ngemplak,
Nogosari dan Banyudono sejak tahun 2007 telah menghimpun dana dari
masyarakat berupa simpanan dalam bentuk tabungan dan Deposito
dengan cara mengangkat marketing untuk menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan dan simpanan deposito.
2) Simpanan nasabah dalam bentuk tabungan sampai bulan Mei 2012 di
KSPS Berkah Grup :
a. KSPS Ngemplak Rp 905.310.185,-
18
b. KSPS Nogosari Rp 638.838.317,-
c. KSPS Banyudono Rp 359.847.727,-
3) Simpanan nasabah dalam bentuk Deposito sampai bulan Mei 2012 di
KSPS Berkah Grup :
a. KSPS Ngemplak Rp 2.018.560.500,-
b. KSPS Nogosari Rp 821.900.000,-
c. KSPS Banyudono Rp 343.500.000,-
Tanpa izin usaha dari Pimpinan Bank Indonesia
Tersangka Slamet Wahyudi selaku Ketua merangkap Manajer KSPS
Berkah Grup dalam menjalankan kegiatan usahanya dengan cara
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa tabungan
dan Deposito Berjangka Berkah (Depoberkah), dana/uang tabungan dan
deposito kemudian disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Untuk
menjalankan kegiatan usahanya, tersangka Slamet Wahyudi hanya memiliki
Akta Pendirian Nomor 6 Tahun 2006 Tanggal 14 Desember 2006 yang
dibuat oleh Sdr SRI MAHYANI,SH selaku Notaris yang berkedudukan di
Boyolali kemudian di syahkan dengan Keputusan Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
790/BH/XIV.5/I/2007 Tanggal 18 Januari 2007.
B. Kendala – kendala dalam Penyidikan Kasus Tindak Pidana Pencucian
Uang
19
Kendala – kendala yang timbul dalam penyidikan kasus tindak pidana
pencucian uang dalam penanganan kasus an. Tersangka SLAMET
WAHYUDI yang ditangani oleh Polres Boyolali yaitu :
a. Ketentuan terhadap rahasia bank
Penyidikan terhadap tindak pidana pencucian uang berbeda dengan
penyidikan tindak pidana lainnya karena dalam tindak pidana pencucian
uang sangat erat kaitannya dengan lingkungan perbankan, sehingga
penyidik harus mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai kerahasiaan bank.
b. Persepsi penyidik terhadap TPPU belum sempurna
Persepsi penyidik terhadap tindak pidana pencucian uang masih
sebatas pada pengertian yuridis seperti yang diatur dalam UU No. 15
Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU
No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Padahal
dalam tindak pidana pencucian uang selalu didahului dengan tindak
pidana lain, yaitu yang dikenal dengan istilah “predicate offense” atau
asal usul kekayaan atau delik-delik yang menghasilkan “criminal
proceeds” atau hasil kejahatan yang kemudian dicuci.
Anggota Sat Reskrim Polres Boyolali adalah 48 orang. Jumlah ini
masih belum memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam struktural
secara ideal yaitu 60 orang. Selisih tersebut tentunya akan membawa
dampak dalam pelaksanaan tugas sehari-hari yaitu menyebabkan proses
20
penyidikan menjadi lambat, padahal masing-masing kasus mempunyai
tingkat kesulitan yang berbeda-beda dan membutuhkan konsentrasi
penuh dari personilnya, di Polres Boyolali belum ada Penyidik yang
pernah mendapatkan atau mengikuti Latkatpuan ( pelatihan ) atau
Dikjur tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sehingga belum ada
penyidik yang benar – benar mumpuni atau menguasai tentang
penanganan Tindak Pidana Pencucian Uang.
4. PENUTUP
Penyidik Polres Boyolali telah melakukan penyidikan tindak pidana
pencucian uang sesuai dengan yang tercantum dalam Undang –
Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang.
Saran terhadap proses penangan penyidikan tindak pidana pencucian
uang : perlu adanya kerjasama antara aparat penegak hukum yang
meliputi polisi, jaksa, hakim dengan pihak perbankan maupun
instansi terkait, seperti Direktorat Jendral Bea dan Cukai maupun
Direktorat Jendral Imigrasi, dan Perbankan dalam mengungkap dan
menanggulangi tindak pidana pencucian uang, perlu adanya
persamaan persepsi antara pihak penyidik dengan pihak perbankan
bahwa pada saat pembukaan rekening tanpa adanya persetujuan atau
menghadirkan dari pihak pemilik atas nama rekening notabene
banyak dari pihak tersangka dengan dalih dari pihak bank takut
adanya peraturan dari UU Perbankan mengenai rahasia Perbankan,
21
maka daripada itu perlu dibuatkan semacam MOU antara pihak
penyidik dengan Perbankan sehingga bisa dikeluarkan surat edaran
dari Bank Indonesia bahwa apabila ada penanganan penyidikan
diduga tindak pidana pencucian uang dari pihak penyidik dan sudah
ada persetujuan dari Gubernur Bank Indonesia untuk buka rekening
maka Bank tersebut harus segera membantu proses pembukaan
rekening tanpa perlu adanya persetujuan dari pihak atas nama
rekening.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta, 2013.
Burgin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta, 2008.
Hadikusuma, Hilman, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,
Mandar Maju, Bandung, 1995.
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, 2013.
Tb. Irman, Hukum Pembuktian Pencucian Uang, MQS Publishing, Bandung,
2006.
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia,
Surabaya, 2005.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Jakarta,
2007.
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Tunggal, Hadi Setia, Undang-undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang, Harvarindo, Jakarta, 2011.
22
Remi Sjahdeni, Sultan “Pencucian Uang: Pengertian, Sejarah, Faktor-faktor
Penyebab, dan Dampak Bagi Masyarakat”, Jurnal Hukum Bisnis,
(Volume 22 Nomor 3, 2003)
Soekanto, Soerjono &Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001.
Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, UNS Pers, Surakarta, 2006.
Dokumen lain:
Buku Pedoman Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang oleh Mabes Polri
Undang-undang No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana;
Undang-undang No. 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang;
Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;
Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana