Kajian Tentang Air
Transcript of Kajian Tentang Air
2.1 Kajian Tentang Air
2.1.1 Sifat kimia dan fisika air
Nama Sistematis : air
Nama Alternatif : aqua, dihidrogenmonoksida, Hidrogen hidroksida
Rumus Molekul : H2O
Massa Molar : 18,0153 g/mol
Densitas dan Fase : 0,998 g/cm³ (cair pada 20 °C) ; 0,92 g/cm³ (padat)
Titik Lebur : 0°C
Titik Didih : 100°C
Kalor Jenis : 4184 J/kg.K (cair pada 20°C)
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu 273,15 K (0°C). Zat
kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting karena mampu melarutkan
banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan
senyawa organik (Scientist N., 2010). Atom oksigen memiliki nilai
keelektronegatifan yang sangat besar, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai
keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain
menyebabkan sifat kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan
hidrogen antar molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang
terikat dalam satu molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom
hidrogen yang terikat dalam molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang
menyebabkan air memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas air sangat
menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi (Achmad, 2004). Hal sama
dikemukakan oleh Dugan (1972), Hutchinson (1975) dan Miller (1992) yang
menyatakan bahwa air memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh
senyawa kimia lain. Diantara sifat -sifat tersebut adalah : Air memiliki titik beku 0°C
dan titik didih 100° C (jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan secara teoritis) ,
sehingga pada suhu sekitar 0° C sampai 100° C yang merupakan suhu yang sesuai
untuk kehidupan, air berwujud cair. Hal ini sangat menguntungkan bagi makhluk
hidup, karena tanpa sifat ini, air yang terdapat pada jaringan tubuh makhluk hidup
maupun yang terdapat di laut, sungai, danau dan badan perairan yang lain
mungkin ada dalam bentuk gas ataupun padat. Sedangkan yang diperlukan dalam
kehidupan adalah air dalam bentuk cair.
Air memiliki perubahan suhu yang lambat. Sifat ini merupakan penyebab air sebagai
penyimpan panas yang baik, sehingga makhluk hidup terhindar dari ketegangan
akibat perubahan suhu yang mendadak. Suhu lingkungan akan terjaga tetap sesuai
dengan kondisi yang dibutuhkan untuk kehidupan. Air mampu melarutkan
berbagai jenis senyawa kimia, sehingga disebut sebagai pelarut universal. Sifat
ini memungkinkan terjadinya pengangkutan nutrien yang larut ke seluruh jaringan
makhluk hidup dan pengeluaran bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan
tubuh makhluk hidup. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Sifat ini
mengakibatkan air dapat membasahi suatu bahan secara baik. Hal ini juga dapat
mendukung terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam
pipa kapiler. Keuntungan dari adanya sistem kapiler dan sifat sebagai pelarut
yang baik menyebabkan air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke dalam
jaringan tumbuhan (akar, batang dan daun). Air merupakan satusatunya senyawa
yang mengembang ketika membeku. Hal ini mengakibatkan densitas es lebih
rendah daripada air, sehingga es akan mengapung di atas air.
Keuntungan yang diperoleh dari sifat ini adalah kehidupan organisme akuatik pada
daerah beriklim dingin tetap berlangsung, karena air yang membeku hanya ada di
permukaan perairan saja.
2.1.2 Sumber air
Air yang ada di permukaan bumi berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan
letak sumbernya air dibagi menjadi tiga, yaitu air hujan, air permukaan dan air
tanah. Air hujan merupakan sumber utama dari air di bumi. Air ini pada saat
pengendapan dapat dianggap sebagai air yang paling bersih, tetapi pada saat di
atmosfer cenderung mengalami pencemaran oleh beberapa partikel debu,
mikroorganisme dan gas (misal : karbon dioksida, nitrogen dan amonia).
Air permukaan meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk,
rawa dan sumur permukaan. Sebagian besar air permukaan ini berasal dari
air hujan dan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah dan lainnya. Air
tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi, kemudian
mengalami penyerapan ke dalam tanah dan penyaringan secara alami. Proses-
proses ini menyebabkan air tanah menjadi lebih baik dibandingkan air
permukaan (Chandra,B., 2007).
2.1.3 Manfaat air
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar tiga perempat bagian dari tubuh manusia terdiri dari air. Air digunakan
untuk mendukung hampir seluruh kegiatan manusia. Sebagai contoh, air
digunakan untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan membersihkan
lingkungan rumah.
Air juga dimanfaatkan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam
kebakaran, tempat rekreasi dan transportasi. Air dibutuhkan organ tubuh untuk
membantu terjadinya proses metabolisme, sistem asimilasi, keseimbangan cairan
tubuh, proses pencernaan, pelarutan dan pengeluaran racun dari ginjal, sehingga
kerja ginjal menjadi ringan (Chandra, B., 2007).
2.1.4 Penggolongan air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang
pengendalian pencemaran air, Bab III pasal 7 menyebutkan bahwa ada empat
golongan air menurut peruntukannya, yaitu : Air golongan A, adalah air yang
dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan lebih dulu;
Air golongan B, adalah air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum; Air
golongan C, adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan; dan Air golongan D, adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan
pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan usaha perkotaan, industri dan
pembangkit listrik tenaga air.
2.1.5 Karakteristik air
2.1.5.1 Karakteristik fisika air
Karakteristik fisika air meliputi: kekeruhan, suhu, warna, zat padat terlarut, bau dan
rasa. Penyebab terjadinya kekeruhan dapat berupa bahan organik maupun
anorganik, seperti lumpur dan limbah industri. Suhu air mempengaruhi jumlah
oksigen terlarut. Makin tinggi suhu air, jumlah oksigen terlarut makin rendah.
Warna air dapat dipengaruhi oleh adanya organisme, bahan berwarna yang
tersuspensi dan senyawa-senyawa organik. Bau dan rasa dapat disebabkan
oleh adanya organisme dalam air seperti alga, juga oleh adanya gas H2S hasil
peruraian senyawa organik yang berlangsung secara anaerobik (Hanum, F., 2002).
2.1.5.2 Karakteristik kimia air
Karakteristik kimia air meliputi: pH, DO (dissolved oxygent), BOD (biological
oxygent demand), COD (chemical oxygent demand), kesadahan dan senyawa
kimia beracun. Nilai pH air dapat mempengaruhi rasa dan sifat korosi. Beberapa
senyawa beracun lebih toksik dalam bentuk molekul daripada dalam bentuk
ion, yang bentuk tersebut dipengaruhi oleh pH. Dissolved Oxygen menunjukkan
jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut berasal dari hasil
fotosintesa selain dari absorbsi atmosfer. Makin tinggi jumlah oksigen terlarut mutu
air makin baik.
Biology Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan
oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air secara
biologi. Makin tinggi nilai BOD menunjukkan tingginya jumlah bahan organik
dan mutu air makin rendah. Chemical Oxygen Demand (COD) menunjukkan
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dalam air
secara kimia. Makin tinggi nilai COD menunjukkan tingginya jumlah bahan
organik dan mutu air makin rendah. Kesadahan air mempengaruhi efisiensi
pemakaian sabun. Kesadahan air disebabkan oleh adanya garam-garam
kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air. Adanya senyawa arsen
meskipun dalam jumlah yang kecil dapat merupakan racun bagi manusia
(Hanum, F., 2002).