kajian teknis timbulan,komposisi,dan karakteritik sampah serta rencana pengelolaan sampah

download kajian teknis timbulan,komposisi,dan karakteritik sampah serta rencana pengelolaan sampah

of 41

description

kajian teknis timbulan,komposisi,dan karakteritik sampah serta rencana pengelolaan sampah

Transcript of kajian teknis timbulan,komposisi,dan karakteritik sampah serta rencana pengelolaan sampah

I-4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Universitas Diponegoro (Undip) merupakan salah satu kampus terbesar di Jawa Tengah yang memiliki 11 Fakultas yaitu Fakultas Kedokteran, Teknik, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Sains dan Matematika, Ekonomika dan Bisnis, Peternakan dan Pertanian, Hukum, Ilmu Budaya, Ilmu Soisal dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, dan Psikologi dengan total luas lahan mencapai 2.000.000 m2 dengan lokasi kampus utama yaitu di Tembalang seluas 1.352.054 m2 . (BAPSI,2014). Salah satu timbulan adanya aktivitas pendidikan berupa timbulan padat yaitu sampah. Sebagai solusi permasalahan sampah adalah gerakan eco-campus. Langkah menuju eco-campus, dimana untuk mewujudkannya Undip sedang merancang pembangunan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) .Tahap awal untuk kesuksesan pembangunan TPST ini adalah mengetahui tentang karakteristik sampah yang dihasilkan. Manajemen persampahan yang berdasar kepada data komposisi sampah dan kondisi daur ulang sampah di suatu tempat akan jauh lebih sukses dibandingkan dengan mengikuti program pengelolaan sampah dari tempat lain. Sehingga sangat penting untuk mengetahui kondisi lapangan sesungguhnya tentang karakteristik dan komposisi sampah. (De Vega dkk., 2008).Perbedaan aktivitas dari setiap fakultas memungkinkan untuk menghasilkan timbulan, komposisi dan karakteristik sampah yang berbeda pula. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian dengan lingkup yang lebih sempit yaitu per fakultas untuk mendukung pelaksanaan sistem pengelolaan sampah terintegrasi di lingkungan kampus Universitas DiponegoroFakultas Teknik sebagai Fakultas terbesar pun tidak lepas dari permasalahan sampah. Penumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) di jurusan-jurusan serta pembakaran sampah menjadi fenomena yang semakin mudah ditemukan di lingkungan Fakultas Teknik. Pengumpulan dan pembuangan sampah yang tidak memadai merupakan faktor utama dalam penyebaran penyakit dan penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem pengelolaan sampah terintegrasi atau manajemen persampahan yang baik.Dalam suatu perencanaan sistem pengelolaan sampah, khususnya untuk mengoptimalkan sistem manajemen persampahan, diperlukan informasi dasar berupa kajian teknis timbulan, komposisi,dan karakteristik sampah yang dihasilkan dimana Fakultas Teknik belum memiliki data tersebut.Data mengenai timbulan sampah ini biasanya akan berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain : pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan, dan pengangkutan, perencanaan rute pengangkutan, fasiltas untuk daur ulang. Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Data tersebut penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan,sistem,program dan rencana manajemen persampahan suatu kota. Data karakteristik penting dalam menentukan pertimbangan dalam memilih alternatif pengolahan sampah (Damanhuri,2004).Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji timbulan, komposisi, dan karakteristik, serta rencana pengelolaan sampah di S1 Fakultas Teknik sehingga mempengaruhi hasil dari pembuatan keputusan tentang metode pengelolaan dan pemanfaatan sampah yang sesuai.1.2. Identifikasi MasalahBelum adanya pengelolaan sampah yang efektif serta belum adanya data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah. Data tersebut digunakan untuk rencana pengelolaan sistem persampahan yang mencakup pewadahan, pengumpulan dan biaya operasional , dan usulan alternatif pengolahan sampah.1.3. Pembatasan MasalahPembatasan masalah merupakan upaya untuk menentukan batasan-batasan lingkup permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah S1 Fakultas Teknik yang akan dijadikan wilayah yang diteliti. Sumber sampah dalam penelitian ini adalah sampah yang berasal dari dekanat, gedung perkuliahan, laboratorium,kantin, serta halaman. Analisis komposisi sampah dalam penelitian ini adalah sampah organik, anorganik, dan B3. Analisis karakteristik sampah dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar abu, dan nilai kalori sampah serta analisis kondisi eksisting dan merencanakan sistem pengelolaan persampahan mengenai pengumpulan, pewadahan, dan pemindahan serta biaya operasional dimana desain yang akan dibuat hanya terbatas pada sistem pengumpulan sampah dari seluruh area di kampus S1 Fakultas Teknik menuju lokasi TPST Undip.1.4. Perumusan MasalahPermasalahan yang diangkat dari penelitian ini dapat diuraikan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :1. Bagaimana kondisi eksisting pengelolaan sampah di S1 Fakultas Teknik Undip?2. Bagaimana timbulan,komposisi, dan karakteristik sampah di S1 Fakultas Teknik Undip?3. Bagaimana rencana pengelolaan persampahan di S1 Fakultas Teknik Undip?1.5. Tujuan dan SasaranTujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun desain sistem pengelolaan sampah yang baik.Sasaran dari penelitian ini adalah :1. Mengevaluasi kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah di S1 Fakultas Teknik Undip.2. Menganalisis timbulan, komposisi,dan karakteristik sampah di area penelitian S1 Fakultas Teknik Undip.3. Merencanakan sistem pengelolaan persampahan di S1 Fakultas Teknik Undip.1.6. Manfaat Penelitian1. Bagi penulis

Memberikan solusi desain terbaik tentang pengelolaan sampah di S1 Fakultas Teknik Undip.

2. Bagi Stake HolderSebagai kajian untuk membuat keputusan tentang pengelolaan persampahan yang baik dan benar sesuai dengan timbulan, komposisi dan karakteristik sampah yang ada serta dapat dijadikan dasar acuan perencanaan pembangunan TPST Undip3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuanDapat memberikan kontribusi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal pengelolaan persampahan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1SampahBerdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 sampah dapat diartikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah). Sedangkan menurut Tchobanoglous (1993) mendefinisikan sampah sebagai semua jenis limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan, dan dibuang karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi kehadirannya.Sumber sampah menurut Tchobanoglous (1993) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :a. Daerah PemukimanSampah daerah pemukiman bersumber dari rumah tangga, apartemen, asrama, dan lain lain. Jenis sampah untuk daerah ini antara lain sisa makanan, kertas, kardus/karton, plastik, kain, kulit, potongan rumput, kayu, kaca, kaleng, aluminium, besi, debu, daun, sampah khusus (termasuk bulky waste, sampah kebun, barang elektronik, baterai, oli, ban), sampah rumah tangga yang mengandung B3.b. Daerah Komersial

Sampah daerah komersial bersumber dari toko, mall, supermarket, pasar, restoran, gedung perkantoran, hotel, motel, percetakan, bengkel, dan lain-lain. Jenis sampah untuk daerah ini antara lain kertas, kardus/karton, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, besi, sampah khusus (sama dengan keterangan diatas), sampah B3, dan lain-lainc. Daerah Institusi

Sampah daerah institusi bersumber dari sekolah, rumah sakit, penjara, kantor/pusat pemerintahan, tempat ibadah dan lainlain. Jenis sampah pada daerah institusi sama dengan sampah yang berasal dari daerah komersial.d. Tempat pembangunan, pemugaran atau pembongkaran gedung

Sampah dari Tempat pembangunan, pemugaran atau pembongkaran gedung berasal dari daerah pembangunan konstruksi, perbaikan jalan dan lainlain. Jenis sampah yang diihasilkan berupa kayu, sisasisa bahan bangunan/sisa material, dan lainlain.e. Jasa pelayanan perkotaan/Utilitas kotaSampah dari Jasa pelayanan perkotaan/Utilitas kota berasal dari penyapuan jalan / pembersihan jalan dan trotoar, lapangan, taman, pembersihan pantai, tempat rekreasi dan lainlain. Jenis sampah yang dihasilkan berupa ranting pohon, dedaunan, kertas pembungkus, debu jalanan, puntung rokok, dan lainlain.f. Industri

Sampah industri berasal dari industri berat, industri ringan, pabrikpabrik, dan lainlain. Sampah industri tergantung dari bahan baku yang digunakan, sampah non industri termasuk sisa makanan, debu jalanan, kertas, sampah B3.g. Pertanian

Sampah pertanian bersumber dari tanaman baris, kebun buah-buahan, kebun anggur, produksi susu, penggemukan, peternakan, dan sebagainya. Jenis sampah yang dihasilkan antara lain sampah makanan yang rusak, sampah pertanian, kotoran, sampah berbahaya.2.1.2Timbulan SampahTimbulan sampah dapat diperoleh dengan sampling (estimasi) berdasarkan standar yang sudah tersedia. Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai :

- Satuan berat : kg/o/hari , kg/m2/hari , kg/bed/hari dan sebagainya

- Satuan volume : L/o/hari , L/m2/hari , L/bed/hari dan sebagainya Data timbulan harus tersedia agar dapat disusun suatu alternatif sistem pengelolaan sampah yang baik. Jumlah timbulan sampah ini biasanya akan berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain : pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan, dan pengangkutan, perencanaan rute pengangkutan, fasiltas untuk daur ulang, luas dan jenis TPA (Damanhuri,2010).Berbagai faktor yang mempengaruhi timbulan sampah adalah jenis bangunan, tingkat aktifitas, jumlah dan kepadatan penduduk serta kondisi sosial ekonomi suatu kota atau negara (Darmasetiawan, 2004).a. Luas bangunan yang ada

Luas bangunan berpengaruh pada jumlah sampahnya. Makin luas suatu bangunan makin banyak timbulan sampahnya.

b. Tingkat aktifitas

Jumlah sampah yang timbul pada setiap bangunan berhubungan langsung dengan tingkat aktifitas oleh penghuninya, misalnya:

1. Bangunan pasar, makin beraneka ragam barang yang diperdagangkan maka makin besar pula besar timbulan sampahnya

2. Perkantoran, makin banyak aktifitas yang dilakukan makin banyak timbulan sampahnya.

3. Industri, makin besar kapasitas produksiya (aktifitas tinggi), makin banyak timbulan sampahnya.c. Jumlah dan kepadatan penduduk

Makin banyak jumlah penduduk suatu daerah, makin banyak pula timbulan sampah yang dihasilkan. Demikian juga dengan tingkat kepadatan penduduknya, makin padat penduduk yang tinggal di suatu daerah makin banyak timbulan sampahnya. Karena tidak ada ruang lagi yang dapat digunakan untuk mengelola sampah secara on site.d. Sosial ekonomi dan budaya

Makin tinggi tingkat ekonomi suatu daerah, maka tingkat konsumsi masyarakatnya pun akan semakain tinggi, sehingga laju timbulan sampahnya pun akan meningkat. Demikian pula dengan budaya masyarakat setempat akan sangat berpengaruh pada timbulan sampahnya. e. Kondisi Geografi

Timbulan sampah di daerah pegunungan berbeda dengan timbulan sampah di daerah pantai. Daerah pegunungan yang pada umumnya didominasi oleh pertanian dan perkebunan, timbulan sampahnya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.2.1.3 Komposisi Sampah

Komposisi sampah adalah setiap komponen sampah yang membentuk suatu kesatuan, dalam prosentase (%). Komposisi sampah sangat menentukan sistem penanganan yang dapat dilakukan terhadap sampah. Komposisi menentukan jenis dan kapasitas peralatan, sistem, dan program penanganannya ( Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2012).

Berdasarkan komposisi, sampah dapat digolongkan sebagai berikut:1. Sampah OrganikTerdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.

2. Sampah Anorganik

Berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedangkan sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.3. Sampah berbahaya adalah semua sampah yang mengandung bahan beracun bagi manusia, flora, dan fauna. Sampah ini pada umumnya terdiri atas zat kimia organik maupun anorganik serta logam-logam berat (Damanhuri, 2010), (Darmasetiawan, 2004).2.1.4.Karakteristik Sampah

Karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi. Karakteristik sampah sangat penting dalam pengembangan dan desain sistem manajemen persampahan. Karakteristik sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pendapatan masyarakat (low, medium dan high income), pertumbuhan penduduk, produksi pertanian, pertumbuhan industri dan konsumsi serta perubahan musim (Tchobanoglous, 1993).

1. Karakteristik Fisika

a. Berat jenis

Berat jenis merupakan berat material per unit volume (satuan lb/ft3, lb/yd3 atau kg/m3). Data ini diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah yang harus dikelola.b. Kelembaban

Menentukan kelembapan dalam sampah dapat digunakan dua cara yaitu dengan ukuran berat basah dan berat kering. Ukuran kelembapan yang umum digunakan dalam manajemen persampahan adalah % berat basah (wet weight). Data kelembapan sampah berguna dalam perencanaan bahan wadah, periodisasi pengumpulan, dan desain sistem pengolahan.c. Ukuran dan distribusi partikel

Penentuan ukuran dan distribusi partikel sampah digunakan untuk menentukan jenis fasilitas pengolahan sampah, terutama untuk memisahkan partikel besar dengan partikel kecil. Ukuran komponen rata-rata yang ditemukan dalam sampah kota berkisar antara 7-8 inchi.d. Field capacity

Field capacity adalah jumlah kelembapan yang dapat ditahan dalam sampah akibat gaya gravitasi. Field capacity sangat penting dalam menentukan aliran leachate dalam landfill. Biasanya field capacity sebesar 30% dari volume sampah total. e. Permeabilitas sampah yang dipadatkan

Permeabilitas sampah yang dipadatkan diperlukan untuk mengetahui gerakan cairan dan gas dalam landfill.2. Karakteristik Kimia

a. Proximate analysis

Proximate analysis sampah meliputi kadar air sampah, kadar volatil sampah, kadar fixed carbon sampah, dan kadar abu sampah.

b. Ultimate analysis

Karakteristik ini diperlukan untuk menentukan pengolahan yang tepat dalam hal penganganan sampah. Ultimate analysis ini meliputi unsure karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan sulfur (S) sampah.

c. Kandungan energi

Kandungan energi yang terdapat di dalam sampah dapat dihitung dengan cara:

Menggunakan kalorimeter

Menggunakan bomb calorimeter

Mengetahui perhitungan

3. Karateristik Biologi

Penentuan karakteristik biologi digunakan untuk menentukan karakteristik sampah organic di luar plastik, karet dan kulit.

a. Biodegradabilitas sampah organik

Fraksi biodegradabilitas dapat ditentukan dari kandungan lignin sampah.

b. Bau

Bau dapat timbul jika sampah disimpan dalam jangka waktu lama di tempat pengumpulan, transfer station, dan di landfill. Bau biasanya dipengaruhi oleh iklim panas serta hasil biodegradasi sampah organik.

c. Populasi lalat

Pada musim panas, perkembangbiakan lalat perlu mendapat perhatian yang khusus jika pengumpulan sampah dilakukan dengan on-site system.

Data mengenai karakteristik kimia sampah dapat dilakukan dengan data analisa di laboratorium. Data ini erat kaitannya dengan komposisi fisiknya, apabila komposisi organiknya tinggi, maka biasanya kandungan airnya tinggi, nilai kalornya rendah, kadar abunya rendah, berat jenisnya tinggi

Data ini penting dalam menentukan pertimbangan dalam memilih alternatif pengolahan sampah dengan cara pembakaran (insinerator). Sebagai contoh sampah yang memiliki kadar air tinggi ( >55 %) , nilai kalor rendah (< 1300 kcal/kg) , berat jenis tinggi (> 200 kg/ m3) tidak layak untuk dibakar dengan insierator (Darmasetiawan, 2004).2.2. Sistem Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap timbulan sampah, penyimpanan sementara, pengumpulan,pemindahan atau pengangkutan dan pengolahan serta pembuangan sampah dengan kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, perlindungan alam, keindahan dan pertimbangan lainnya serta memepertimbangkan masyarakat luas (Tchobanoglous et.al.,1993).Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis , menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi :a. Pembatasan timbulan sampahb. Pendauran ulang sampah ; dan/atauc. Pemanfaatan kembali sampah Sedangkan kegiatan penanganan meliputi :

a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis , jumlah, dan/atau sifat sampahb. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat pengolahan sampah 3R skala kawasan (TPS 3R), atau tempat pengolahan sampah terpaduc. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah 3R terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir (TPA) atau tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) (Direktorat Jenderal Cipta Karya,2012).Prinsip pengelolaan sampah yaitu perubahan dari paradigma lama penanganan sampah secara konvensional yang bertumpu pada proses pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir menjadi mengedepankan terlebih dahulu proses pengurangan dan pemanfaatan sampah. Pengurangan dan pemanfaatan sampah secara signifikan dapat mengurangi kebutuhan pengelolaan sehingga sebaiknya dilakukan di semua tahap yang memungkinkan baik sejak di sumber, TPS, Instalasi Pengolahan, dan TPA. Dengan demikian diharapkannya target pengurangan sampah sebesar 20 % dapat terpenuhi. Pengurangan dan pemanfaatan sampah sejak di sumbernya akan memberikan dampak positif, dalam hal ini peran serta masayarakat sangatlah penting.

Pengelolaan sampah dimana komposisi sampah dengan kandungan organik tinggi (60-80 %) merupakan potensi sumber bahan baku kompos.Daur ulang oleh sektor informal perlu diupayakan menjadi bagian dari sistem pengelolaan sampah. Pilihan terakhir untuk pengolahan sampah adalah insinerator mengingat karakteristik sampah di Indonesia yang masih mengandung sampah organik cukup tinggi, biaya investasi dan operasi serta pemeliharaan yang mahal, selain itu tempat pemrosesan akhir juga sebaiknya menjadi tahap terakhir penanganan sampah. Pemanfaatan TPA sebaiknya untuk jangka panjang ( minimal 10 tahun) (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2012).2.2.1 Teknik Operasional Pengelolaan Sampah

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 disebutkan bahwa teknis operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya.

Skema teknik operasional pengelolaan persampahan dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini

Gambar 2.1 Skema teknik operasional pengelolaan persampahanSumber: SNI 19-2454-20022.2.2. PewadahanPewadahan sampah merupakan kegiatan menampung sampah sebelum sampah dikumpulkan dan dikelola lebih lanjut. Tujuan pewadahan sampah baru tercapai jika orang mau membuang sampah ke dalamnya. Selain diperlukan adanya kesadaran para pemakai, juga ada baikya merancang tempat pewadahan agar menarik dan membuat orang mau menggunakan wadah sampah, dengan mempertimbangkan sifat, bahan, warna, volume, dan konstruksinya, dan tetap memenuhi persyaratan praktis, ekonomis, estetis, dan higienis (Darmasetiawan, 2004).Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya,khususnya dalam upaya daur-ulang. Di samping itu,dengan adanya wadah yang baik, maka bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat dapat diatasi , air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah dapat dikendalikan, pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari. Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem penanganan sampah, maka pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat (level), yaitu :

a. Level 1 : wadah sampah yang menampung sampah langsung dari sumbernya. Pada umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan di tempat-tempat yang terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai, misalnya diletakkan di ruang kerja. Biasanya wadah sampah jenis ini adalah tidak statis, tetapi mudah diangkut dan dibawa ke wadah sampah level-2

b. Level 2 : bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah yang menampung sampah dari wadah level-1 maupun langsung dari sumbernya. Wadah sampah level-2 ini diletakkan di luar kampus,kantor. Melihat perannya yang berfungsi sebagai titik temu antar sumber sampah dan sistem pengumpul, maka guna kemudahan dalam pemindahannya, wadah sampah ini seharusnya tidak bersifat permanen.c. Level 3 : merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang akan menampung sampah dari wadah level-2, bila sistem memang membutuhkan. Wadah sampah ini sebaiknya terbuat dari konstruksi khusus dan ditempatkan sesuai dengan sistem pengangkutan sampahnya. Mengingat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sampah tersebut, maka wadah sampah yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : kuat dan tahan terhadap korosi, kedap air, tidak mengeluarkan bau, tidak dapat dimasuki serangga binatang dan air hujan serta kapasitasnya sesuai dengan sampah yang akan ditampung ( Damanhuri ,2010).Pola pewadahan sampah dilakukan sesuai dengan dengan jenis sampah yang telah terpilah menurut Damanhuri (2010) yaitu: Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan dengan wadah warna gelap seperti hijau Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnnya dengan wadah warna terang seperti kuning Sampah bahan berbahaya beracun, dengan warna merah yang dibeli lambang khusus atau semua ketentuan yang berlaku .Persyaratan wadah diantaranya bahan dan pengadaan wadah sampah yang sangat mempengaruhi dalam pengelolaan sampah. Menurut Darmasetiawan (2004), persyaratan bahan wadah sampah adalah sebagai berikut: awet dan tahan air,kedap udara,mudah diperbaiki,ekonomis,ringan,warna tidak mencolok,harga terjangkau,dan volume mampu menampung sampah sampai 3 hari.Selain itu pengadaan wadah sampah mempengaruhi dari sifat wadah individual atau komunal.

Ukuran volume pewadahan ditentukan berdasarkan jumlah penghuni,tingkat kehidupan,frekuensi pengambilan sampah,dan sistem pelayanan, cara pengambilan sampah, sumber sampah besar boleh di belakang dengan alasan estetika dan kesehatan,dengan syarat menjamin kemudahan diambil. (Darmasetiawan,2004), ( Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2012).2.2.3. Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah merupakan proses pengambilan sampah yang dimulai dari tempat pewadahan/penampungan sampah dan sumber sampah ke tempat pengumpulan sementara/stasiun transfer atau langsung ke tempat pembuangan akhir. Pengambilan sampah semakin sering akan semakin baik, hanya saja biayanya tidaklah sedikit. Karena itu waktu pengambilannya disesuaikan dengan waktu pembusukkan sampah yang biasanya berkisar 2-3 hari, artinya pengambilan dilakukan maksimal 3 hari sekali (Darmasetiawan, 2004 ).Operasional pengumpulan sampah dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah hingga ke lokasi pemrosesan akhir dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu secara langsung (door to door), atau secara tidak langsung( dengan menggunakan transfer depo/container) sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS), dengan penjelasan sebagai berikut:a. Secara langsung (door to door)

Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemrosesan, atau ke tempat pembuangan akhir

b. Secara tidak langsung (communal)

Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pemrosesan, atau ke tempat pemrosesan akhir, sampah dari masing-masing sumber dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam gerobak tangan (hand craft) dan diangkut ke TPS. Dalam hal ini, TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemrosesan akhir.

Bersama dengan kegiatan pewadahan, makan pengumpulan sampah merupakan kegiatan awal dalam rangkaian pengelolaan sampah. Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah:

a. Pengumpulan sampah harus memperhatikan :

Keseimbangan pembebanan tugas Optimasi penggunaan alat,waktu,dan petugas

Minimasi jarak operasi

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengumpulan sampah :

Jumlah sampah terangkut

Jumlah penduduk

Luas daerah operasi

Panjang dan lebar jalan

Kondisi sarana penghubung (jalan, gang)

Jarak titik pengumpulan dengan lokasi ( Damanhuri,2010).

Perencanaan operasional pengumpulan dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu dengan ritasi antara 1-4 /hari dan periodisasi: 1 hari, 2 hari atau maksimal 3 hari sekali, tergantung dari kondisi komposisi sampah. Persyaratan operasional pengumpulan sampah diantaranya:

1. Semakin besar prosentasi sampah organik, periodisasi pelayanan maksimal sehari 1 kali.2. Untuk sampah kering, periode pengumpulannya disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan, dapat dilakukan lebih dari 3 hari 1 kali.3. Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap.4. Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan dipindahkan secara periodik

5. Pembebanan pekerjaan diusahakan merapat dengan kriteria jumlah sampah terangkut, jarak tempuh dan kondisi daerah (Damanhuri,2010).2.2.4. Pemindahan SampahPemindahan sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pemrosesan atau ke pemrosesan akhir. Lokasi pemindahan sampah hendaknya memudahkan bagi sarana pengumpul dan pengangkut sampah untuk masuk dan keluar dari lokasi pemindahan ,dan tidak jauh dari sumber sampah. Pemrosesan sampah atau pemilahan sampah dapat dilakukan di lokasi ini, sehingga sarana ini dapat berfungsi sebagai lokasi pemrosesan tingkat kawasan. Pemindahan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan, yang dapat dilakukan secara manual atau mekanik, atau kombinasi misalnya pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul, sedangkan pengangkutan kontainer ke atas truk dilakukan secara mekanis (load haul) (Damanhuri,2010).Alat pemindahan atau pengangkut sampah menurut (Darmasetiawan,2004) adalah:

1. Alat pengangkut sampah harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring.

2. Tinggi bak maksimum 1,6 m.

3. Sebaiknya ada alat ungkit.

4. Kapasitas disesuaikan dengan kelas jalan yang akan dilalui.

5. Bak truk/dasar container sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.

Jenis peralatan dapat berupa:

1. Truk (ukuran besar atau kecil)

2. Dump Truk/Tipper Truk

3. Armroll Truk

4. Truk pemadat

5. Mobil penyapu jalan

6. Truk gandengan

2.2.5. Aspek Pembiayaan

Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya (2012), pembiayaan untuk pengelolaan sampah dibedakan atas biaya investasi dan biaya operasi atau pemeliharaan. Komponen biaya tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Biaya operasi, terdiri atas:

Biaya upah

Biaya bahan atau material

Biaya administratif

2. Biaya Pemeliharaan, terdiri atas:

Biaya penggantian pelumas

Biaya penggantian komponen

Biaya perbaikan peralatan

Komponen biaya ini harus disediakan oleh institusi pengelola sampah setempat. Perhitungan biaya satuan pengelolaan sampah dilakukan untuk mengetahui komponen pembiayaan yang meliputi biaya pengumpulan, pengolahan, pemindahan, pengangkutan, pemrosesan akhir. Perhitungan biaya operasi atau pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah diperhitungkan untuk setiap ton kapasitas. Besarnya biaya dalam perhitungan ini menggunakan biaya satuan pekerjaan yang berlaku di wilayah setempat.

Komponen biaya terbesar dalam pengelolaan sampah adalah penyediaan alat-alat berat dan alat-alat angkut persampahan, mulai dari biaya pembeliaan, pengoperasian (gaji operator dan bahan bakar), serta pemeliharaan (seperti mekanik, spare part, dll). Ketidakcocokan pemilihan alat angkut, kurang baiknya pemeliharaan, dan kurang terlatihnya operator dalam mengoperasikan alat angkut, dapat menimbulkan terjadinya kerusakan pada alat angkut tersebut.

2.3 Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan mengenai kajian teknis timbulan,komposisi,dan karakteristik sampah di area kampus S1 Fakultas Teknik Undip. Penelitian kali ini mengambil 7 sampel yaitu Teknik Sipil, Gedung Kuliah Bersama, Teknik Mesin, Dekanat Fakultas Teknik, Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin, Laboratorium Teknik Lingkungan,dan Kantin Elektro. Kemudian diteliti timbulan, komposisi, dan karakteristiknya. Setelah itu, dilakukan perencanaan mengenai pewadahan,pengumpulan,dan biaya operasional.Di samping melakukan pengambilan data, dilakukan juga pengamatan terhadap kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah di seluruh area kampus S1 Fakultas Teknik Undip. Untuk kemudian dari kedua data tersebut akan dibuat sistem pengumpulan sebagai upaya optimalisasi proses pengelolaan persampahan di S1 Fakultas Teknik Undip.Setelah diperoleh data sistem pengelolaan yang ada, kemudian dilakukan proses pengambilan dan pengukuran sampel selama 8 hari untuk mendapatkan data tentang jumlah timbulan, komposisi, dan karaktersitik sampah, sekaligus pengamatan sistem pewadahan, pengumpulan di S1 Fakultas Teknik Undip. Data tersebut kemudian dianalisis dan digunakan sebagai dasar perencanaan sistem pewadahan, pengumpulan,dan biaya operasional sebagai komponen sistem pengelolaan limbah padat terpadu yang akan diterapkan di kawasan S1 Faklutas Teknik Undip. Berikut konsep rangkaian kerangka pemikiran yang akan digambarkan dalam bagan : Penelitian ini memiliki kerangka pikir seperti yang terlihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir BAB III

METODOLOGI KEGIATAN3.1 Waktu dan Tempat Penelitian3.1.1 Waktu Penelitian

Tugas akhir direncanakan akan berlangsung selama 4 bulan dan mulai aktif pada 1 Juni 2015. Tempat penelitian pada tugas akhir ini adalah S1 Fakultas Teknik Undip. Pengujian karakteristik yang berupa kadar air, kadar abu, dan nilai kalor dilaksanakan di Laboratorium Teknik Lingkungan dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Undip. Sampling dilaksanakan selama 8 hari berturut-turut yaitu pada tanggal 10 Juni 2015 sampai 18 Juni 2015. Sampling dibagi menjadi 5 kelompok titik sampling menurut sumber sampah yaitu sampah dari kegiatan perkuliahan, perkantoran, laboratorium,kantin, dan sampah taman/halaman. Perkuliahan

Untuk memastikan perwakilan yang representatif dari kegiatan perkuliahan dari 12 jurusan, dibagi menjadi 3 wilayah zona dengan area yang berdekatan untuk memudahkan rencana pengelolaan persampahannya.

Gambar 3.1 Pembagian zona perkuliahan untuk titik sampling

Zona perkuliahan 1 terdiri dari jurusan : Teknik Sipil,Teknik Geologi, Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, dan Teknik Arsitektur

Zona perkuliahan 2 terdiri dari jurusan : Gedung Kuliah Bersama ( Teknik Geodesi, Teknik Perkapalan, Teknik Lingkungan, Teknik Sistem Komputer) dan Teknik Elektro Zona perkuliahan 3 terdiri dari jurusan : Teknik Kimia, Teknik Industri, dan Teknik MesinDari setiap zona dipilih satu titik sampling berdasarkan jumlah penghuni dikarenakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah timbulan sampah dan untuk memproyeksikan jumlah timbulan sampah 20 tahun mendatang dengan menggunakan jumlah penghuni. Dari setiap zona tersebut dipilih satu titik sampling dengan jumlah penghuni terbanyak, agar ketika dilakukan perencanaan dapat mewakili jurusan yang lain, jika dipilih dengan penghuni sedikit perencanaan pengelolaan sampah tidak dapat memadai untuk gedung dengan penghuni terbanyak. Untuk zona perkuliahan 1 terpilih titik sampling Teknik Sipil dengan jumlah penghuni terbanyak dan fasilitas sarana prasarana yang lengkap. Zona perkuliahan 2 terpilih titik sampling Gedung Kuliah Bersama dimana dalam gedung tersebut terdiri dari jurusan Teknik Perkapalan, Teknik Geodesi, Teknik Lingkungan, dan Teknik Sistem Komputer. Zona perkuliahan 3 terpilih titik sampling Teknik Mesin dimana memiliki jumlah penghuni gedung terbanyak pada zona 3.

Gambar 3.2 Lokasi titik sampling untuk perkuliahan Perkantoran

Untuk zona perkantoran, sampah diambil dari Dekanat Fakultas Teknik. Berikut gambar lokasi titik sampling Dekanat Fakultas Teknik

Gambar 3.3 Lokasi titik sampling untuk perkantoran Laboratorium

Laboratorium yang dimiliki Fakultas Teknik sejumlah 60 unit/ macam yang tersebar di berbagai jurusan dan program studi S-1; T. Sipil 6 unit Arsitektur 5 unit, T. Kimia 8 unit, T.Mesin 8 unit, T. Elektro 5 unit, T. PWK 5 unit, T. Industri 5 unit, T. Lingkungan 1 unit, T. Perkapalan 6 unit, T. Geologi 5 unit, T. Geodesi 3 unit.. Laboratorium tersebut terutama digunakan untuk praktikum, penelitian mahasiswa, penelitian dosen, dan pelayanan kepada masyarakat.Terpilih 2 jenis laboratorium yaitu Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin yang menghasilkan plat besi, nylon, gram yang mewakili laboratorium penghasil limbah logam dan Laboratorium Teknik Lingkungan yang mewakili laboratorium dengan penggunaan bahan kimia sehingga nantinya dapat dilakukan perencanaan pengelolaan tersendiri. Kantin

Fakultas Teknik memiliki 10 kantin yang tersebar di berbagai jurusan. Berdasarkan hasil survey pendahuluan ditetapkan untuk lokasi titik sampling kantin dipilih pada kantin Elektro karena memilik variasi makanan banyak, melayani pengunjung dari 5 jurusan yaitu Teknik Elektro, Teknik Lingkungan, Teknik Sistem Komputer, Teknik Geodesi, dan Teknik Perkapalan, sehingga dihasilkan sampah paling banyak daripada kantin jurusan lainnya sehingga diharapkan dapat mewakili kantin-kantin lainnya.3.2. Alat dan Bahan

Tabel 3.1 Alat dan BahanNoNama dan GambarFungsiSpesifikasiJumlah

AAlat

1Trash bag

Mengumpulkan sampah Terbuat dari plastik ukuran 90cm x 100 cm100

(Lanjutan) Tabel 3.1 Alat dan Bahan

NoNama dan GambarFungsiSpesifikasiJumlah

2Sarung Tangan

Melindungi tangan saat mengambil sampah dari sumber dan memilah sampahTerbuat dari lateks3

3Timbangan

Mengukur berat sampah dalam satuan kgPortable electronic scale dengan ketelitian 1 gram dan berat maksimum 40 kg1

4Masker

Melindungi indera penciuman dari bau sampahTerbuat dari kain30

5Kotak Volume Sampah

Mengukur volume sampah dalam satuan literTerbuat dari kayu berukuran 20x20x100 cm1

(Lanjutan) Tabel 3.1 Alat dan BahanNoNama dan GambarFungsiSpesifikasiJumlah

6Oven

Mengeringkan sampel sampah untuk uji kadar air sampahOven memmert1

7Gelas Arloji

Wadah untuk meletakkan sampel untuk di ovenKaca1

8Neraca Analitik

Menimbang SampelOhaus max cap 110 gram readability 0,0001 gram1 timbangan

(Lanjutan) Tabel 3.1 Alat dan BahanNoNama dan GambarFungsiSpesifikasiJumlah

9Desikator

Mendinginkan sampelKaca1

10Cawan Porselin

Meletakkan sampel sampah untuk di bakar dalam furnace pada uji kadar abuPorselin1

11Furnace

Uji kadar abu sampel sampahFurnace Barnstead Thermolyne1

(Lanjutan) Tabel 3.1 Alat dan BahanNoNama dan GambarFungsiSpesifikasiJumlah

12Blender

Mengahalusan sampel sampahTerbuat dari kaca1

13Penjepit

Menjepit cawan porselin dan gelas arlojiStainlees steel1

14Bomb Kalorimeter

Uji nilai kalori sampah1

(Lanjutan) Tabel 3.1 Alat dan BahanNoNama dan GambarFungsiSpesifikasiJumlah

BBahan

1.Sampah organik

Sebagai sampel dalam pengujian600 gram

3.3 Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan ini meliputi : tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap perencanaan

3.3.1 Tahap Persiapan

Meliputi tahap penentuan masalah, studi literatur, dan persiapan.

a. Persiapan

Tahap persiapan merupakan segala sesuatu yang dilakukan sebelum memulai kegiatan yang mendukung pengerjaan Tugas Akhir ini, seperti perizinan, persetujuan judul (Usulan Garis Besar), dan pengajuan proposal. Pada tahap ini, dilakukan studi literatur dan pengenalan wilayah studi melalui observasi lapangan untuk menunjang persiapan tersebut. Selain itu, dilakukan persiapan peralatan dan penentuan metode sampling.

b. Penentuan Lokasi Titik Sampling

Menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat untuk pengambilan sampel yang representatif3.3.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data adalah tahap dimana pengumpulan data mulai dilakasanakan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data yang akan dianalisis pada tahap analisis. Data data tersebut berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan beberapa metode pengumpulan data, seperti metode literatur, observasi, sampling,dan interview.3.3.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan beberapa metode.

a. Interview

Interview adalah kegiatan wawancara atau dialog antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk memperoleh sebuah informasi. Interview dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting pengelolaan sampah di S1 Fakultas Teknik Undip. Kegiatan ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber seperti Kepala Subbagian Umum dan Pengelolaan Aset Fakultas Teknik Undip, petugas kebersihan dan karyawan pengelola kampus.b. Observasi lapangan

Observasi lapangan adalah kegiatan pengamatan,pemantauan dan atau pengukuran langsung di lapangan. Observasi lapangan ini dilakukan untuk mengamati teknik operasional pengelolaan sampah dan kondisi eksisting tiap-tiap TPS di S1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Kota Semarang, sistem pewadahan,pengumpulan, pemindahan, dan biaya operasional sampah di setiap jurusan di S1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

c. Sampling

Sampling merupakan kegiatan pengambilan sampel dalam hal ini sampah. Sampling dilakukan untuk mengetahui jumlah timbulan,komposisi dan karakteristik sampah yang dihasilkan oleh S1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Kota Semarang.

d. Uji Karakteristik SampahUji karakteristik digunakan untuk mengetahui karakteristik sampah berupa kadar air, kadar abu, dan nilai kalor

Berikut adalah data primer yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung1. Jumlah timbulan sampah (berat dan volume)

Data timbulan sampah dari kegiatan perkuliahan, perkantoran, kantin, laboratorium, dan taman/halaman. Data timbulan sampah didapatkan melalui sampling di tempat pengambilan sampel yang telah ditentukan. Fungsi data jumlah timbulan sampah untuk menghitung jumlah timbulan sampah per-orang per hari dan salah satu faktor yang menentukan aspek teknik operasional.2. Komposisi Sampah

Data komposisi sampah organik, anorganik, dan sampah B3. Data komposisi sampah didapatkan melalui sampling yang kemudian dipilah berdasarkan jenis sampahnya. Fungsi dari data kompisisi sampah untuk mengidentifikasi komposisi sampah di area penelitian S1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, menentukan pengelolaan sampah yang tepat, dan mengkaji nilai ekonomi sampah.

3. Karakteristik sampah

Data kadar air sampah,berat jenis sampah, kadar abu sampah, dan niai kalori sampah. Data karakteristik sampah didapatkan melalui uji karakteristik di laboratorium. Fungsi dari data karakteristik untuk mengidentifikasi karakteristi sampah di kawasan S1 Fakultas Teknik dan memberika usulan alternatif pengolahan sampah yang tepat4. Kondisi eksisting teknik operasional sampah

Kondisi eksisting pewadahan, pengumpulan, pemindahan, TPS di setiap jurusan di S1 Fakultas Teknik. Data ini didapatkan dengan melakukan wawancara terhadap petugas kebersihan di setip jurusan dan observasi lapangan. Fungsi data ini untuk mengetahui kondisi eksisting teknik operasional sampah setiap jurusan dan menemukan masalah, kemudian dijadikan acuan dalam melakukan perencanaan .5. Sumber sampah

Data ini didapatkan dengan wawancara terhadap petugas kebersihan. Fungsi data ini untuk menganalisis sumber kegiatan yang menimbulkan sampah di lingkungan S1 Fakultas Teknik Data primer yang dibutuhkan untuk jumlah timbulan dan komposisi sampah dilakukan melalui sampling. Pengukuran timbulan sampah dilakukan sesuai dengan SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.Data primer yang dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik sampah dilakukan uji karakteristik berupa kadar air, kadar abu, dan nilai kalori sampah1. Nilai Kalori

Mengetahui nilai kalor pembakaran bertujuan untuk mengetahui kuantitas atau jumlah panas yang diserap maupun dilepaskan oleh sampah. Analisis nilai kalor mengikuti prosedur ASTM D 2015. Alat yang digunakan adalah bomb calorimeter. 2. Kadar air

Analisis kadar air bertujuan mengetahui kandungan air yang terdapat pada sampah. Kadar air ditentukan dengan cara menghitung kehilangan berat sampel sampah apabila dipanaskan pada suhu dan waktu standar (suhu 105oC selama 2 jam)

3. Kadar abu

Kadar abu sampah adalah jumlah jumlah total sisa pembakaran. Penentuan kadar abu dilakukan dengan cara mengeringkan cawan porselin dalam tanur bersuhu 600oC selama 30 menit, selanjutnya cawan didinginkan di dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang bobot kosongnya. Kemudian ke dalam cawan kosong tersebut dimasukkan sampel sebanyak 1 gram. Cawan yang telah berisi sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu 600oC selama 2 jam sampai sampel menjadi abu. Selanjutnya cawan diangkat dari dalam tanur dan didinginkan di dalam desikator, lalu ditimbang. Penentuan kadar abu dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan (triplo). Kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan rumus :Kadar abu (%) = Dimana A = Bobot abu (gram) , B = bobot sampel (gram)4. Berat Jenis SampahBerat jenis sampah merupakan berat material per unit volume. Data ini diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah yang harus dikelola

Berat jenis sampah dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Berat jenis sampah = 3.3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dan tanpa melakukan pengamatan sendiri. Adapun data sekunder yang diperlukan sebagai berikut :

1. Jumlah warga kampus Jumlah mahasiswa aktif, dosen,dan karyawan. Data ini digunakan sebagai gambaran umum wilayah studi penelitian dan untuk menghitung jumalah timbulan sampah per orang per hari2. Luas wilayah dan luas bangunanLuas wilayah dan bangunan gedung perkuliahan S1 fakultas Teknik dan gedung Dekanat Fakultas Teknik. Data ini digunakan sebagai gambaran umum wilayah studi penelitian.

3. Peta Masterplan FT Undip

Data ini digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam merancang aspek teknik operasional pengelolaan sampah4. Profil Fakultas Teknik UndipSejarah Fakultas Teknik, jurusan yang terdapat di Fakultas Teknik,dan fasilitas yang dimiliki. Data ini digunakan sebagau gambaran umum wilayah perencanaan.5. Biaya Pengelolaan Sampah

Data ini digunakan untuk mengtahui kondisi eksisting pembiayaan sistem pengelolaan persampahan dan utnuk merencanakan rencana anggaran biaya pengelolaan sampah.3.3.3Analisis Data

Analisis data ini membahas :

1. Analisis wilayah studi, meliputi :

a. Kondisi fisik wilayah penelitian meliputi lokasi, luas bangunan,tata guna lahan, klimatologi, pola jalan serta tata guna ruang,jalan,serta serta fasilitas pendukung lahanb. Kondisi non fisik wilayah studi meliputi jumlah warga kampus S1 Fakultas Teknik Undip2. Analisis kondisi eksisting pengelolaan sampah3. Analisis jumlah warga kampus S1 Fakultas Teknik Undip untuk memperoleh timbulan sampah per orang per hari . Jumlah warga kampus terdiri dari jumlah mahasiswa,dosen,dan karyawan. Analisis ini meliputi jumlah perkiraan jumlah mahasiswa,dosen,dan karyawan hingga 15 tahun ke depan.4. Analisis jumlah timbulan dan komposisi sampah. Analisa ini dilakukan melalui sampling, sehingga dapat diketahui dan dianalisis jumlah timbulan sampah (volume dan berat) dan komposisi sampah eksisting. Perhitungan timbulan dan komposisi sampah mengacu pada SNI 19-3964-1994. Pengambilan dan pengukuran dilakukan selama 8 hari dan hasilnya dimasukkan dalam tabel berikut ini

Tabel 3.2 Hasil Sampling Timbulan Sampah S1 Fakultas TeknikNo Lokasi SamplingHari Ke-

Berat (Kg/Hari)(Volume)Liter/Hari

1.

2.

Tabel 3.3 Hasil Sampling Komposisi Sampah S1 Fakultas Teknik

No Lokasi SamplingHari ke -

Berat tiap Komponen Sampah (kg)

OrgKrKyKnKtPlLgKcB3

1.

2.

JUMLAH

Keterangan:

Org: Organik (Sisa makanan dan daun-daunan)Pl : Plastik

Kr

: Kertas

Lg : Logam

Ky: Kayu

Kc : Gelas/kaca

Kn: Kain/tekstil

B3 : B3

Kt : Karet, kulit 5. Analisis karakteristik sampah. Analisa ini dilakukan dengan uji karakteristik yang meliputi uji kadar air, kadar abu,dan nilai kalor,kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam tabel di bawah ini:Tabel 3.4 Hasil Uji Karakteristik Sampah

Uji ke- Sampel FT Organik

Kadar AirKadar AbuNilai Kalor

1

2

3

6. Analisis sistem pewadahan,pengumpulan,dan biaya operasional sampah S1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro hingga ke TPST Universitas Diponegoro.3.4. Teknik Perencanaan

3.4.1 Pewadahan

Berdasarkan komposisi timbulan sampah yang dihasilkan, maka jenis wadah akan dipilah menjadi 4 jenis yaitu :

Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan dengan wadah warna hijau Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnnya dengan wadah warna kuning Sampah bahan berbahaya beracun, dengan warna merah yang dibeli lambang khusus .Warna wadah, bentuk dan bahan disesuaikan dengan ketentuan SNI 19-2454-2002. Warna gelap untuk wadah sampah organik (hijau tua) dan warna terang untuk wadah sampah anorganik (kuning) baik wadah sampah di dalam ataupun di luar bangunan, wadah sampah yang akan digunakan adalah wadah sampah yang memiliki volume 40 L berbentuk silinder dengan dimensi : tinggi 40 cm dan diameter 35 cm. wadah sampah memiliki tutup dan terbuat dari bahan fiberglass.3.4.2. PengumpulanInformasi yang diperlukan meliputi, peralatan yang digunakan untuk pengumpulan (jumlah dan spesifikasi), rute dan frekuensi pengumpulan, pemeliharaan alat-alat pencucian dan perbaikanCara pengumpulan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Menghubungi petugas yang bertanggung jawab terhadap pengumpulan sampah

2. Mengamati jenis (spesifikasi) dan jumlah alat pengumpul

3. Mengamati rute dan frekuensi pengumpulan

4. Mengamati volume sampah yang dikumpulkan setiap hari dan dicatat

5. Pengamatan dilakukan selama 8 hari berturut-turut

6. Menghubungi petugas yang bertanggungjawab terhadap pemeliharaan alat-alat pengumpulCara pengolahan data dilakukan dengan langkah sebagi berikut :

1. Memasukkan data peralatan untuk pengumpulan, meliputi jumlah, jenis, spesifikasi

2. Memasukkan data rute dan frekuensi pengumpulan selama 8 hari pengamatan

3. Memasukkan data pemeliharaan alat pengumpul3.4.3. PemindahanCara pemindahan dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Manual

2. Mekanis

3. Gabungan manual dan mekanis, pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul sedangkan pengangkutan kontainer ke atas truk dilakukan secara mekanis ( load haul)3.4.4. Aspek Pembiayaan

Merencanakan perkiraan biaya investasi dan biaya operasional pengelolaan sampah kampus S1 FT Undip dengan melihat Rancangan Anggaran Biaya miliki S1 FT Undip pada beberapa tahun sebelumnya.

Jadwal PenelitianTahapan Kegiatan Tugas Ahir (TA)MARETAPRILMEIJUNIJULIAGUSTUSSEPTEMBEROKTOBER

Mingggu Ke-Mingggu Ke-Mingggu Ke-Mingggu Ke-Mingggu Ke-Mingggu Ke-Mingggu Ke-Mingggu Ke-

1122334411223344112233441122334411223344112233441122334411223344

Persiapan

Persetujuan Proposal

Persiapan dan Pelaksanaan Seminar Proposal

Pelaksanaan Sampling

Pelaksanaan Praktikum

Penyusunan Laporan TA

Persiapan dan Pelaksanaan Seminar Hasil

Sidang

Revisi

Pendaftaran Wisuda

Wisuda

Sumber : Analisa Penulis,2015

Gambar 3.4 Diagram Alir Metodologi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Anne, Agnes Elita. 2011. Studi Timbulan dan Komposisi Sampah Sebagai Dasar Desain Sistem Pengumpulan Sampah di Kawasan Universitas Indonesia. Depok: Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Indonesia.Ayuningtyas, Indah. 2010. Perencanaan Pengolahan Sampah Kampus Undip Tembalang Dengan Menggunakan MRF (Material Recovery Facilities) dan Pengomposan. Semarang : Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro .Badan Standar Nasional. 1994. SK SNI 19-3694-1994 Tentang Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Jakarta : Balitbang DPUBadan Standar Nasional. 2002. SK SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan. Jakarta : Balitbang DPUCervantes,et.al. 2010. Waste Management Program at The Universidad Technologie de Leon. The Open Waste Management Journal,3,174-183Damanhuri, Enri . 2010. Pengelolaan Sampah. Bandung : Institut Teknologi BandungDarmasetiawan, Martin. 2004. Sampah dan Sistem Pengelolaannya. Jakarta : Ekamitra Engineering.De Vega, C.A., Benitez, S.O. & Ramirez, M.E. et al. (2008). Solid Waste Characterization And Recycling Potential For A University Campus. J. Waste Manage., 28: S21-S26. DOI: 10.1016/j.wasman.2008.03.022.

Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2012. Materi Diseminasi Keteknikan Bidang Persampahan. Kementrian Pekerjaan Umum. Jakarta.Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolan Sampah. Sekretariat Negara. Jakarta.Ruslinda, Yenni. 2012. Studi Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah Domestik Kota Bukit Tinggi. J. Teknik lingkungan UNAND 9(1): 1-12.

Soedomo, Fajar. 2013. Rencana Optimalisasi Sistem Pengelolaan Sampah Di Lingkungan Kampus Universitas Diponegoro Semarang. Semarang : Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit AlfabetaTchobanoglous, George. Theisen, Hilary. Vigil, Samuel. 1993. Integrated Solid Waste management. New York : McGraw-Hillwww.undip.ac.id .2015. Tentang Universitas Diponegoro. SemarangTIMBULAN SAMPAH

PEMILIHAN,PEWADAHAN,PENGOLAHAN DI SUMBER

PENGUMPULAN

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN

PEMINDAHAN

PENGANGKUTAN

PEMBUANGAN AKHIR

Kurang Optimalnya pengelolaan sampah di S1 Fakultas Teknik Undip karena belum adanya penelitian tentang timbulan,komposisi,dan karakteristik sampah.

KONDISI EKSISTING

Survey kondisi eksisting dan sistem operasional pengelolaan sampah di Kampus S1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Melakukan sampling sampah selama 8 hari untuk mengetahui timbulan, komposisi dan melaksanakan pengujian laboratorium untuk mengetahui karakteristik sampah di S1 Fakultas Teknik Undip serta melakukan analisis data.

TINDAKAN

Perancangan perencaanaan sistem pengelolaan sampah di S1 Fakultas Teknik Undip.

HASIL / TUJUAN

Desain Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah berdasarkan timbulan, komposisi dan karakteristik sampah di S1 Fakultas Teknik Undip

Mulai

Identifikasi Masalah

Tahap Persiapan

Penyusunan Proposal

Persiapan Alat

Wawancara

Survey Pendahuluan

Pembatasan Masalah

Persiapan

Pengambilan Data

Data Sekunder :

Jumlah warga kampus S1 FT Undip

Luas wilayah dan luas bangunan

Peta Masterplan FT Undip

Profil S1 FT Undip

Data Primer :

Timbulan sampah

Komposisi sampah

Karakteristik sampah

Sumber sampah

Kondisi Eksisting TPS setiap jurusan

Teknik Operasional Pengelolaan Sampah

Tahap Pengumpulan Data

Studi Literatur

Analisis Data :

Kondisi wilayah studi

Kondisi eksisting pengelolaan sampah

Analisis jumlah warga kampus 2030

Timbulan dan komposisi sampah hingga tahun 2030

Karakteristik sampah S1 Fakultas Teknik

5

Tahap Analisis Data

Tahap Perencanaan

Rencana Pengelolaan Sampah

Biaya Operasional Pengelolaan Sampah

Kesimpulan dan Saran

Selesai

I-1