KAJIAN TATALAKSANA LINGKUNGAN PERKANDANGAN …eprints.undip.ac.id/61261/7/FULL_TEKS.pdf · kajian...
Transcript of KAJIAN TATALAKSANA LINGKUNGAN PERKANDANGAN …eprints.undip.ac.id/61261/7/FULL_TEKS.pdf · kajian...
KAJIAN TATALAKSANA LINGKUNGAN PERKANDANGAN AYAM
DI PT.MUSTIKA JAYA LESTARI DI DESA GADUNGAN KECAMATAN
JUWANA KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR
Oleh :
KUNDONO BUDI PRASETYO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
KAJIAN TATALAKSANA LINGKUNGAN PERKANADANGAN AYAM
BROILER DI PT.MUSTIKA JAYA LESTARI DI DESA GADUNGAN
KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH
Oleh :
KUNDONO BUDI PRASETYO
23010214090050
Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Ahli
Madya pada Program Studi Diploma III Manajemen Usaha Peternakan
SekolahVokasiUniversitas Diponegoro Semarang
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
Judul Tugas Akhir : KAJIAN TATALAKSANA LINGKUNGAN
PERKANDANGAN AYAM BROILER DI PT
MUSTIKA JAYA LESTARI DI DESA
GADUNGAN KECAMATAN JUWANA
KABUPATEN PATI
Nama Mahasiswa : KUNDONO BUDI PRASETYO
Nomor Induk Mahasiswa : 23010214060050
Program Studi/
Departemen
: DIII MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN
: SEKOLAH VOKASI
Telah disidangkan di hadapan Tim Penguji
dan dinyatakan lulus pada tanggal.......................
Pembimbing
Dr. Ir. Isroli, M. P.
Ketua Program Studi D III
Manajemen Usaha Peternakan
Istna Mangisah, S.Pt, M. P.
Ketua Panitia
Ujian Akhir
Ir. Priyo Sambodho, M. Si.
Dekan
Prof. Dr. Ir. Budiyono, M. Si.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir dengan judul ”Kajian Tatalaksana Lingkungan Perkandangan Ayam Broiler
di PT.Mustika Jaya Lestari di Desa Gadungan Kecamatan Juwana Kabupaten Pati,
Jawa Tengah. Adapun maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk
memenuhi syarat guna menyelesaikan Program Studi Diploma III Manajemen
Usaha Peternakan pada Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Isroli, M. P. Selaku
pembimbing, saran dan pengarahannya dari awal pelaksanaan kegiatan hingga
terselesaikannya penulisan laporan ini, serta kepada Arnawi S.Pt selaku Kepala
Farm PT. Mustika Jaya Lestari yang telah memberikan kesempatan fasilitas dan
kemudahan serta ilmu yang bermanfaat. Laporan (TA) ini penulis persembahkan
kepada kedua orang tua, kakak yang selalu memberikan motivasi, doa, serta
dukungan. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan Tim PKL di PT.
Mustika Jaya Lestari. Terima kasih juga disampaikan buat Edy Susanto, Sugeng,
Sundoro dan Muhammad Hawi yang selalu setia menemani dan memberikan
motivasi serta semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu atas kelancaran selama pelaksanaan kegiatan hingga
terselesaikannya laporan ini.Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Semarang, 25 Januari2018
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................ . !
DAFTAR TABEL................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
RINGKASAN .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar belakang .................................................................. 1
1.2. Tujuan PKL....................................................................... 3
1.3. Manfaat PKL..................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................ . 3
2.1. Ayam Boiler....................................................................4
2.2. Kontruksi Kandang ......................................................... 4
2.3. Atap Kandang................................................................... 6
2.4. Dinding Kandang..... ....................................................... . 6
2.5. Lantai Kandang................................................................. 7
2.6. Luas Kandang................................................................... 7
2.7. Tempat Pakan dan Minum .............................................. 8
2.8. Iklim Mikro ..................................................................... 8
2.9. Fisiologi Ternak............................................................... 9
BAB III. MATERI DAN METODE.................................................... 11
3.1. Waktu Pelaksanaan................................................................ 11
3.2. Materi..................................................................................... 11
3.3. Metode.................................................................................... 11
3.4. Parameter yang diukur............................................................ 12
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 13
4.1. Keadaan Umum Peternakan PT Mustika Jaya Lestari .... 13
4.2. Lokasi Peternakan PT Mustika Jaya Lestari ................... 13
4.3. Struktur Organisasi .......................................................... 14
4.4. Kontruksi Kandang ......................................................... 15
4.5. Desain Kandang .............................................................. 19
4.6. Peralatan Kandang........................................................... 20
4.7. Mikrolimat ....................................................................... 23
4.8. Sanitasi Kandang ............................................................. 24
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................. 26
5.1. Simpulan ......................................................................... 26
5.2. Saran ................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 27
LAMPIRAN ............................................................................................. 31
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 43
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Data Pencahayaan (Lighting) pada Ayam Broiler....................... 23
2. Data Suhu dan Kelembaban Udara ............................................. 24
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Suhu Dalam Kandang PT.Mustika Jaya Lestari........................... 30
2. Suhu Luar Kandang PT.Mustika Jaya Lestari.............................. 31
3. Kelembaban Dalam Kandang PT.Mustika Jaya Lestari............... 32
4. Kelembaban Luar Kandang PT.Mustika Jaya Lestari.................. 33
5. Kecepatan Angin Dalam Kandang PT.Mustika Jaya Lestari....... 34
6. Kecepatan Angin Luar Kandang PT.Mustika Jaya Lestari.......... 35
7. Surat keterangan selesai PKL...................................................... 36
8. Kontruksi Kandang PT.Mustika jaya Lestari.............................. 37
9. Tempat Pakan dan Minum .........................................................38
10. Lay Out Peternakan PT.Mustika Jaya Lestari............................ 39
11. Denah lokasi PT.Mustika Jaya Lestari....................................... 40
12.Peta Kecamatan Juwana ...................................................... ......40
13. Catatan kegiatan PKL................................................................ 41
RINGKASAN
KUNDONO BUDI PRASETYO. 23010214060050. 2017. Tatalaksana
Lingkungan Perkandangan Ayam Potong (Broiler) PT. Mustika Jaya Lestari, Desa
Gadungan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Pembimbing :
ISROLI).
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di usaha peternakan ayam broiler
PT. Mustika Jaya Lestari Farm cabang Desa Gadungan, Kecamatan Juwana,
Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pada tanggal 1 September – 15 Oktober 2017.
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk mengetahui sistem
perkandangan dan mengetahui keadaan lingkungan perkandangan di PT. Mustika
Jaya Lestari Farm cabang Desa Gadungan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati,
Jawa Tengah. Manfaat yang diperoleh dari PKL adalah untuk menambah
wawasan serta pengetahuan tentang tatalaksana lingkungan perkandangan di PT.
Mustika Jaya Lestari Farm cabang Desa Gadungan. Lalu mahasiswa mampu
menganalisa dan membandingkan antara pustaka dan kondisi di lapangan.
Materi yang digunakan adalah farm unit 3 cabang Desa Gadungan. Metode
yang digunakan adalah mengikuti partisipasi aktip semua kegiatan yang ada di
kandang PT Mustika Jaya Lestari kandang unit 3 Desa Gadungan, serta
melakukan wawancara kepada karyawan yang ada di perusahaan PT. Mustika
Jaya Lestari untuk mendapatkan data primer dan melakukan pencatatan data,
kemudian data yang sudah diperoleh lalu digunakan sebagai acuan untuk
dianaliasa sebagai tugas akhir. Parameter yang diukur meliputi: lingkungan
perkandangan, suhu, kelembaban, kecepatan angin. Hasil pengamatan disusun
secara deskriptif.
Berdasarkan dari hasil pengamatan menunjukan bahwa program tatalaksana
lingkungan perkandangan meliputi keadaankandang sudah berjalan dengan baik
sesuai prosedur, parameter fisiologis yang diukur suhu udara, kelembaban,
kecepatan angin, fisiologi ternak, dan sanitasi kandang dalam kondisi normal.
Kata Kunci :Lingkungan perkandangan, Fisiologi ternak, Sanitasi, Keadaan
kandang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ayam broiler merupakan ayam tipe pedaging yang cepat pertumbuhannya
dan dapat dipanen dalam waktu yang pendek. Pemeliharaan yam broiler
ditunjukan untuk menghasilkan daging dan menguntungkan secara ekonomis.
Ayam broiler tumbuh sangat cepat sehingga dapat di panen pada umur 6-7
minggu. Sifat sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari tingkah
laku makannya yang sangat lahap. Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan
hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas
tinggi terutama dalam pemproduksi daging.
Banyak sekali usaha peternakan yang bisa memberikan keuntungan, salah
satunya usaha ternak ayam, Di Indonesia peluang usaha ternak ayam masih cukup
menjanjikan. Tak jarang banyak orang yang beralih profesi dari karyawan menjadi
pengusaha ternak. Kebutuhan daging ayam dan telur ayam masih sangat tinggi di
Indonesia sehingga peluang menjanjikan dari bisnis ternak ayam potong dan ayam
petelur sangat tinggi.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam usaha peternakan mulai dari
tempat yang tersedia, pemilihan bibit, pakan yang terjaga, kebersihan kandang,
hingga pemeliharaan ternak, bagi pemula yang ingin berternak sudah seharusnya
mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan dalam usaha peternak
2
ayam.Kandang merupakan faktor penting dalam usaha peternakan ayam broiler.
Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa produksi. Pada prinsipnya
kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan
memenuhi persyaratan teknis dan nyaman bagi ternak. Bentuk kandang dan
kondisi tempat yang tersedia, keadaan tahan yang dipergunakan, biaya yang
tersedia dan bahannnya harus menjadi pertimbangan demi kenyamanan ayam.
Kandang berfungsi antara lain untuk berlindung ternak dari panas dan hujan, dan
mempermudah tatalaksana dan untuk melindungi bahaya dari predator. Suhu dan
kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap produktifitas, karena suhu dan
kelembaban menentukan tingkat kenyamanan bagi ayam. Perusahaan peternakan
ayam PT. Mustika Jaya Lestari berlokasi Desa Gadungan Juwana, Pati Jawa
Tengah yang merupakan daerah dataran rendahyang panas dan dekat pantai, oleh
karena itu perlu dilakukan praktek kerja lapangan pada peternakan tersebut, yang
bertujuan mengetahui kondisi lingkungan perkandangan pada peternakan tersebut
yang bermanfaat menentukan masukan tatalaksana yang sesuai sehingga ayam
merasa nyaman agar produktivitas dapat maksimal.
3
1.2. Tujuan PKL
Untuk mengetahui sistem perkandangan ayam broiler dan mengetahui
kaeadaan lingkungan perkandangan di PT.Mustika Jaya Lestari diDesa Gadungan
Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
1.3. Manfaat PKL
Manfaat yang sudah di dapatkan dari kegiatan PKL ini adalah memperoleh
pengetahuan yang cukup tentang sistem perkandangan ayam broiler dan
mengetahui keadaan lingkungan perkandangan di PT Mustika Jaya Lestari di
Desa Gadungan Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler adalah ayam yang dihasilkan melalui perkawinan silang,
seleksi dan rekayasa genetik yang dilakukan pembibitanya. Ayam broiler
merupakan jenis ayam ras unggulan hasil persilangan dari bangsa ayam sehingga
memiliki produktivitas tinggi, terutama dalam produksi daging ayam (Jubbs dan
Dharma, 2008). Ayam broiler merupakan ayam pedaging type berat yang lebih
muda dan berukuran lebih kecil sedangkan ayam broiler type ringan yaitu badan
ramping, kecil, mata bersinar. Ayam broiler ditujukan untuk menghasilkan daging
dan menguntungkan secara ekonomis. Ayam broiler merupakan aktivitas industri
ternak yang berpusat dalam bidang produksi daging (Widyantara dkk, 2013).
Ayam broiler tumbuh sangat cepat sehingga dapat dipanen pada umur 6-7
minggu. Sifat pertumbuhan sangat cepat ini dicerminkan dari tingkah laku
makannya sangat lahap.
2.2 Kontruksi Kandang
Kandang merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal
ternak. Fungsi primer kandang berarti kandang sebagai tempat tinggal ternak yang
dapat melindungi ternak dari pengaruh buruk cuaca, iklim dan gangguan binatang
buas. Fungsi sekunder kandang berarti kandang sebagai tempat peternak bekerja
5
untuk menjalankan kegiatan pemeliharaan ternak. Suprijatna dkk, (2005),
menjelaskan secara umum tipe kandang yang digunakan pada pemeliharaan ayam
pedaging di Indonesia ada dua macam, yaitu kandang terbuka dan kandang
tertutup. Kondisi kandang terbuka kurang memenuhi aspek lingkungan akibat
polusi udara pada lingkungan di sekitar peternakan dan tidak dapat menimalisir
penyakit pada ayam. Banyaknya ransum yang dikonsumsi ayam akan berbeda,
hal ini dapat dipengaruhi banyak faktor, salah satunya kondisi lingkungan
terutama temperatur di dalam kandang semakin rendah temperatur di dalam
kandang akan banyak ayam mengonsumsi ransum yang disediakan untuk
mempertahankan suhu tubuh agar relatif konstan. (Fadilah, 2004) Temperatur
ideal untuk ayam broiler setelah periode pemeliharaan brooding adalah 23-26ºc.
Sistem kandang tertutup banyak memiliki kelebihan seperti situasi suhu dan
kelembaban kandang lebih di perkecil. Sistem kandang tertutup, kondisi udara
tidak dapat masuk kecuali masuk dari inlet dan keluar dari outlet yang sudah
dibuat dalam suatu sistem ventilasi. Kandang tertutup mempunyai 3 komponen
yaitu: sistem ventilasi, sistem evavorasi dan sistem tirai. Sistem ventilasi
digunakan sebagai outlet udara dengan komponen utama kipas angin, sistem
evavorasi sebagai inlet udara dengan komponen udara colling net, sistem tirai
digunakan sebagai penutup seluruh sisi kandang (Dahlan dkk, 2011). Kandang
yang baik harus memiliki sirkulasi udara yang relatif lancar, mudah dilakukan
sanitasi kandang dan isi kandang sesuai dengan kapasitas ayam.
6
2.3 Atap Kandang
Atap kandang memegang peranan yang sangat vital dalam menyalurkan
panas dari sinar matahari disamping fungsi utamanya yang memegang sebagai
sarana peneduh dari panas dan hujan. Namun desain atap kandang yang tidak
tepat bisa mengakibatkan fatal terhadap kondisi mikro didalam kandang. Atap
yang baik didaerah tropis harus menggunakan atap type monitor agar sirkulasi
udara lebih baik serta panas dan gas beracun bisa keluar dari kandang (Prihandanu
dkk, 2005). Bahan atap yang digunakan sebaiknya ringan dan tidak mengantarkan
panas seperti genteng, rumbia ataupun anyaman daun kelapa paling bagus
disarankan memakai atap dari genting karena tidak mudah bocor, tahan lama,
daya refleksi terhadap panas matahari cukup bagus dan tidak menjadi sarang tikus
(Ardana, 2011).
2.4 Dinding Kandang
Dinding kandang bisa dibuat semi terbuka agar pertukaran udara di dalam
kandang bisa berjalan dengan baik sehingga bau kotoran atau pakan bisa keluar
atau berganti dengan udara segar. Untuk daerah panas sebagia besar dinding
berlubang dan daerah dingin dinding kandang dibuat rapat (Sudrajad, 2003).
Bahan yang digunakan untuk dinding kandang pada bagian bawah adalah dinding
gedhek sedangkaan bagian atasnya dibuat dari potongan bambu yang dibelah atau
menggunakan kawat eram bila menggunakan bilah bambu jarak antara bilah kira-
kira 5-6 cm dan tinggi 1,8m (Rasyaf, 2008).
7
2.5 Lantai Kandang
Sistem lantai rapat(litter) ini menggunakan lantai tanah yang sudah
dipadatkan atau semen plester, lalu diatasnya ditaburi dengan bahan litter. Untuk
lantai dari tanah yang dikeraskan, biasanya tanah dicampur dengan pasir dan
kapur agar lebih bisa menyerap air dan menetralisir amonia sedangkan bahan litter
yang digunakan umumnya adalah sekam padi, juga bisa digunakan serbuk gergaji
(Muharlien dan Rachmawati, 2011). Keuntungan utama dari penggunaan alas
litter ini ayam lebih merasa nyaman karena terhindar dari lepuh pada bagian dada
atau bagian lain lantaran tergesek dengan lantai. Kelemahan menggunakan alas
litter ini adalah mudah dan cepat basah sehingga bisa menimbulkan bau yang tak
sedap atau tengik. Selain itu alas litter yang basah juga bisa mengundang berbagai
penyakit seperti CRD ( Penyakit saluran pernafasan). Untuk itulah peternak harus
rajin mengganti bahan litter yang masih segar bila mana sudah terlihat basah atau
lembab (Sudrajad, 2003).
2.6 Luas Kandang
Sebagai peternak ayam broiler harus mengetahui ukuran kandang ayam
broiler yang ideal. Sebab dapat mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler.
Apabila kandang ayam broiler terlalu sempit ditambah populasi yang tinggi akan
menyebabkan suhu kandang akan cepat meningkat terutama pada siang hari
sehingga mengakibatkan konsumsi pakan menurun dan lebih banyakminum
disertai tingkat setres yang tinggi (Prihandanu dkk, 2005). Standarnya luas lantai
untuk daerah tropis seperti indonesia kandang tiap m2 di isi 8-10 ekor ayam
8
broiler, jika melebihi ukuran tersebut maka suhu kandang akan cepat meningkat
otomatis akan mempengaruhi pertumbuhan ayam (Puspani dkk, 2008).
2.7 Tempat Pakan dan Minum
Tempat pakan ayam broiler sangat penting karena ayam broiler suka
makan, untuk tempat pakan yang berbentuk memanjang dibutuhkan luas tempat
pakan berukuran 7,5cm perekor sementara untuk tempat pakan yang berbentuk
bundar, luas yang dibutuhkan 6cm per ekor. Penempatannya dengan dasar tempat
pakan sejajar dengan punggung ayam sehingga pemberian pakan lebih efektif
(Fadillah dkk, 2007). Tempat pakan dan minum terbuat dari bambu atau plastik
tempurung kelapa yang berbentuk bundar dan tempat minumnya berbentuk
memanjang dari belahan bambu ukuran 3,5 cm per ekor cukup memberi kepuasan
pada ayam dalam peternakan, dan tidak akan mengotori dan membasahi lantai
kandang (Prihandanu dkk, 2005).
2.8 Iklim Mikro
Ayam broiler merupakan ternak unggas yang dapat tumbuh dengan baik
apabila didukung oleh kondisi iklim mikro yang optimal. Dalam hal ini suhu
udara merupakan komponen iklim mikro utama yang menentukan keberhasilan
peternakan ayam broiler (Rasyaf, 2008) menyatakan besaran suhu udara yang
menunjang pertumbuhan broiler berkisar 21ºc-34ºc. Karakteristik iklim dan cuaca
lingkungan yang fluktiatif dipermukaan bumi sangat sulit diperkirakan untuk
keperluan tersebut, diperlukan suatu sistem perkandangan yang dapat
9
memisahkan antara ruang untuk broiler dan lingkungan. Perencanaan kontruksi
kandang memegang peran penting dalam merekayasa iklim mikro optimal untuk
pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler. Kontruksi kandang yang tidak
mempertimbangkan iklim mikro berpengaruh terhadap menurunnya kondisi
genetik dan fisiologis ayam broiler. Perbedaan antara iklim mikro aktual dan iklim
mikro optimal dapat mempengaruhi laju metabolisme didalam tubuh ayam broiler.
Suhu diatas kisaran optimal berpengaruh terhadap pola pakan dan aktifitas ternak
yang dicirikan dengan penurunan nafsu makan dan terjadi stres pada ayam broiler.
Iklim dan cuaca yang tidak menentu dipemukaan bumi berpengaruh terhadap
terjadinya perubahan karakteristik udara didalam dan diluar kandang, mengingat
kebutuhan iklim mikro optimal sangat menunjang dalam keberhasilan peternakan
(Tripela, 2011).
2.9 Fisiologi Ternak
Mempelajari fisiologi ternak meliputi suhu tubuh, respirasi dan denyut
jantung, ternak ini sangat peka terhadap perubahan lingkungan pemeliharaan yang
dapat mempengaruhi produktivitasnya. Secara umum unggas merupakanhewan
homeoterm dimana secara alamiah akan berusaha menstabilkan suhu tubuh bila
terjadi perubahan di lingkungan, baik suhu yang menjadi tinggi maupun rendah.
Hewan homeoterm yaitu hewan yang mempunyai pengatur panas tubuh konstan,
meskipun hewan tersebut hidup pada temperatur lebih rendah atau lebih tinggi
dari temperatur lingkungan.Keadaan yang terjadi diluar tubuh ternak akan
direspon oleh tubuh dan terjadi homeoterm sehingga ternak dapat bertahan dari
kondisi lingkungannya (Sulistyoningsih, 2004). Dalam kondisi normal suhu
10
tubuh ternak sejenis dapat bervariasi karena adanya perbedaan umur, jenis
kelamin, iklim, suhu lingkungan, aktifitas pencernaan dan jumlah air yang
diminum. Untuk dapat berproduksi dan berkembang dengan baik dan optimal
maka ternak harus dipelihara dalam kisaran suhu yang nyaman. Rasa nyaman
ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, kelembaban, kepadatan ayam
dan jenis lantai.
11
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan praktek kerja lapangan tentang ayam broiler dilaksanakan mulai
tanggal 1 September sampai dengan 15 Oktober 2017 di PT. Mustika Jaya Abadi
di Desa Gadungan Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah.
3.2. Materi
Materi yang digunakan dalam kegiatan praktek lapangan adalah
perkandangan yang ada di PT. Mustika Jaya Abadi di Desa Gadungan Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah.
3.3. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan praktek kerja lapangan
adalah ikut melakukan kegiatan rutin dan mencatat data di PT. Mustika Jaya
Abadi di Desa Gadungan Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Pengumpulan data primer diperoleh dari survei dan observasidengan cara
langsung wawancara kepada karyawan dan staf perusahaan melalui kuisioner
yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari catatan
perusahaan dan monografi perusahaan. Data yang sudah didapatkan akan
dianalisis kemudian diolah dengan cara deskriptif dan dibandingkan dengan
pustaka, untuk menentukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek
penelitian pada masa tertentu.
12
3.4. Parameter yang diukur
a. Lingkungan kandang
Meliputi kondisi fisik kandang (ukuran, bahan, model), kondisi
lingkungan (suhu udara, kelembaban, kecepatan angin) diukur 3 kali sehari
(pagi jam 06.00, siang jam 12.00, sore jam 18.00) kemudian hasilnya
dirata-rata.
b. Fisiologi ternak
Meliputi suhu tubuh ternak, tingkah laku(panting), tingkah laku makan
dan minum.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Peternakan PT.Mustika Jaya Lestari
PT. Mustika Jaya Lestari yang berada di Desa Gadungan, berdiri pada tahun
2001 didirikan oleh Bapak Arnawi yang letaknya di Desa Gadungan, Kecamatan
Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Batas wilayah kelurahan Gadungan di
sebelah barat terdapat Desa Jakenan, sebelah utara Desa Growong, sebelah timur
Desa Glogong dan sebelah selatan desa Bendar. Peternakan ayam pedaging ini
memilki kandang yang statusnya hak milik pribadi. Bentuk kandang yang tipe
Close house. Terdapat 6 kandang dengan 5 kandang yang luas dan 1 kandang
yang berukuran sedang, kandang yang besar memilki kapasitas 20.500 ekor ayam,
sedangkan kandang yang kecil memiliki kapasitas 12.000 ekor ayam. Peternakan
ayam pedaging PT. Mustika Jaya Lestari yang berada di Desa Gadungan ini
memilki luas lahan 9 ha. Suhu yang ada di lingkungan kandang antara 24 - 32ºc
dan memiliki kelembaban 60%, jarak kandang dengan jalan raya ada 2 meter, lalu
jarak sumber air dengan kandang 2 meter dan jarak kandang dengan rumah warga
± 400 m.
4.2. Lokasi Peternakan PT.Mustka Jaya Lestari
Luas peternakan PT.Mustika Jaya Lestari berada pada lahan kira-kira
seluas 9 Ha, dengan bentuk kandang close housedan terbagi atas 2-3 flock.
Fasilitas penunjang peternakan meliputi mess karyawan dan staff, kantor, gudang
peralatan, gudang mekanik, gudang sekam, gudang pakan, pos satpam, biosecurity
14
transportasi (car shower)dan shower karyawan/tamu/staf, tempat pembakaran
bangkai (incerator), dan tempat parkir.Jarak peternakan dengan pemukiman
penduduk terdekat adalah 400±m.Peternakan milik Bapak Arnawi pertama yang
ada di desa Gadungan, Bapak Arnawi yang dulunya bekerja sebagai tukang
pembuatan meubel rumah, lalu Bapak Arnawi meniru usaha temennya yang
sebagai berternak ayam pedaging yang ada di kabupaten kudus, yang dulunya
Bapak Arnawi hanya memilki modal Rp 500.000.000. Setelah itu bapak Arnawi
membuat kandang tipe panggung yang tidak begitu luas cuma ada 2 tempat
kandang ayam, setelah itu merekrut 10 karyawan, untuk sebagai anak kandang
ada 6 orang, satpam 1, kepala departemen 1, wakil departemen 1 dan admin 1dan
karyawan tersebut harus memilki 2 tahun pengalaman dalam berternak ayam
untuk sebagai anak kandang. Setelah 7 tahun berjalan dalam berternak maka pada
tahun 2011 kandang milik Bapak Arnawi diperluas dengan mengambil modal
pinjaman dari bank sebesar Rp 500.000.000 dan sekarang Bapak Arnawi sudah
memilki 6 kandang serta 10 karyawan. Di perusahaan PT. Mustika Jaya Lestari
memilki 3 unit usaha yaitu pabrik pakan, penggemukan ayam, dan pengolahan
limbah. Perusahaan PT Mustika Jaya Lestari milik Bapak Arnawi yang letaknya
berada di Desa Gadungan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
4.3. Struktur Organisasi
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan didalam
menjalankan kegiatan operasinya yaitu dengan adanya struktur organisasi.
Struktur organisasi dapat memperhatikan atau memperjelas batasan-batasan tugas
15
dan tanggung jawab masing-masing personil yang merupakan anggota dan
organisasi perusahaan. Struktur organisasi adalah bagian yang penting dari
perusahaan karena struktur organisasi memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki
tujuan yang sama untuk mencapai keberhasilan (Robbin, 1996). Struktur
organisasi dibuat tujuannya untuk mengetahui masing-masing pekerjaan yang
sudah diberikan sesuai kesepakatan perusahaan (Hariyani, 2011).
Pemilik Perusahaan
Central Manager
Kepala Kandang
Anak Kandang
4.4. Kontruksi Kandang
Kontruksi kandang yang digunakan di PT.Mustika Jaya Lestari
menggunakan kontruksi baja dan beton karena lebih kuat dan tahan lama.
Kontruksi kandang yang baik meliputi ventilasi, dinding kandang, atap kandang
dan lantai kandang. Dengan demikian kandang harus memenuhi segala
persyaratan yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan yang baik
meliputi ventilasi, dinding kandang, lantai kandang, atap kandang dan bahan
bangunan kandang ( Priyanto, 2000). Penggunaan kontruksi kandang disyarakan
16
kuat dan tidak mudah roboh itu menunjang keberhasilan beternak. Hal ini sesuai
dengan pendapat Prihandanu dkk (2015) menyatakan bahwa kandang merupakan
salah satu bagian dari manajemen ternak unggas yang sangat penting untuk
diperhatikan, kesalahan dalam kontruksi kandang dapat berakibat fatal yang
berujung pada kerugian bagi peternak.
4.4.1. Atap Kandang
Atap kandang di PT.Mustika Jaya Lestari menggunakan tipe A
(gable)dengan bahan berupa baja ringan(galvalum) karena galvalum akan
mempercepat pengerjaanya dan menghemat biaya karena harganya lebih murah.
Kandang yang beratap type A, ruangan kandang lebih panas dibandingkan dengan
ruangan kandang beratap monitor karena mempunyai kecepatan sirkulasi udara
lebih tinggi sehingga ternak merasa lebih nyaman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Supriyatna dkk (2008) yang menyatakan bahwa sirkulasi udara di dalam maupun
luar kandang sangat dipengaruhi oleh pemilihan type atap. Menurut Priyatno
(1999) bahwa kontruksi ataupun bahan yang dipasang sebagai atap perlu dipilih
dari jenis yang ringan, tahan panas, tidak menyerap atau penghantar panas.
Baja ringan ini sangat cocok digunakan di wilayah Indonesia yang
cenderung rawan terjadinya gempa dan memiliki ketahanan terhadap korosi dan
suhu yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kristanto dkk (2011) yang
menyatakan zincalume adalah baja lapis yang mengandung logam campuran,
keunggulan produk yaitu kuat (karena mengandung baja), memberikan
perlindungan dari korosi dan tahan terhadap temperatur tinggi.
17
4.4.2. Dinding Kandang
Dinding kandang pada PT.Mustika Jaya Lestari menggunakan bata ringan
(hebel) yang dibuat menggunakan mesin pabrik. Dinding kandang tipe close
house ini tersusun dari tiang baja dan tembok hebel yang ditutup dengan tirai pada
bagian luar. Dinding kandang mempunyai fungsi sebagai pengontrol sistem
sirkulasi udara dan sebagai pelindung ancaman binatang liar. Hal ini sesuai
dengan pendapat Priyatno (1999) yang menyatakan bahwa dinding memiliki
fungsi sebagai pelindung dan penghalang dari ancaman luar kandang.
Pengaturan buka tutup tirai kandang harus sesuai dengan kondisi
lingkungan terutama suhu dan kecepatan angin sekitar kandang. Sirkulasi udara
yang baik akan mengurangi bau amonia, debu ataupun asap pemanas. Tirai
memiliki fungsi sebagai pengontrol cahaya yang akan masuk kandang dan
membatasi pengaruh lingkungan luar kandang. Hal ini sesuai pendapat
Mulyantono dan Isman (2008) menyatakan bahwa dalam pengaturan ventilasi
udara, sinar matahari dan suhu sangat di pengaruhi oleh penggunaan tirai.
Sudaryani dan Santosa (2004) menyatakan bahwa tolak ukur dinding dapat
dikatakan baik apabila pada kandang close house dapat menjamin tidak ada udara
yang keluar masuk dari dinding.
4.4.3. Lantai Kandang
Lantai kandang pada PT.Mustika Jaya Lestari menggunakan lantai litter
sekam padi, adapun kebaikan dari sistem litter yaitu menghemat biaya dan suhu
18
kandang dapat lebih merata. Lantai litter berfungsi membantu menyerap air dari
feses maupun dari tumpahan air minum sehingga lantai kandang tidak lembab.
Menurut Sudrajad (2003) litter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi
untuk menampung dan menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh
dada dan kaki serta menjaga kehangatan kandang. Lantai kandang menggunakan
sistem litter berbahan sekam padi. Litter adalah hamparan alas kandang yang
berguna sebagai alas tidur , penghangat bagi ayam dan mengurangi kelembaban
lantai kandang 5 - 10 cm. Hal tersebut dijelaskan oleh Aviagen (2013) bahwa
ketebalan litter 8 - 10 cm mampu menurunkan suhu ketika temperatur mencapai
28 – 30ºc.
4.4.4.Ventilasi Kandang
Ventilasi kandang di PT.Mustika Jaya Lestari menggunakan sistem
ventilasi colling pad dengan tinggi 4m, lebar 15m dan ketebalan 15 cm yang
dipasang di sebelah depan. Disusun bergelombang berbentuk wafer yang di sebut
cell deck berukuran tinggi 150 cm dan lebar 60 cm dan exhaust fan atau kipas
dipasang dibagian belakang setiap kandang 6 buah fan dioperasikan tergantung
pada suhu di dalam kandang. Colling pad berfungsi sebagai pendingin otomatis
dan penyaring udara yang akan masuk ke dalam kandang, atas kerja sinyal dari
perubahan suhu kemudian diteruskan ke panel set point sehingga ayam akan
merasa tetap nyaman pada suhu lingkungan dalam kandang.
Exhaust fan atau kipas adalah alat untuk menarik udara yang mengandung
karbondioksida, debu dan amonia dan digantikan udara segar yang masuk melalui
19
colling pad. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahayu dkk (2011) bahwa
penggunaan colling pad dan kipas yaitu udara di dalam kandang bisa dikontrol
melalui tenaga listrik. Suhu didalam kandang terasa nyaman sesui dengan
kebutuhan ayam. Kartasudjana dan Suprijatna (2010) menyatakan bahwa kandang
dengan dua sisi tertutup dengan menggunakan exhaust fan dan colling pad
berfungsi untuk mengatur kecepatan angin serta temperatur di dalam kandang.
4.5. Desain Kandang
Desain kandang yang digunakan di PT.Mustika Jaya Lestari menggunakan
kandang type tertutup (close house), kandang type ini lebih aman ditinjau dari
segi biosecurity dengan adanya ventilasi yang baik agar pengaturan suhu
lingkungan di dalam kandang sesuai dengan kenyamanan ayam dan ayam tidak
mudah stres. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hameed dkk (2004) desain
perkandangan pada ayam broiler secara umum terdapat dua jenis type kandang
yaitu kandang tertutup (close house) atau sistem kandang dengan lingkungan
kandang yang disesuaikan (enviromentally controlled housing system) dan type
terbuka (open housing system). Sudaryani dan Santosa (2004) menyatakan bahwa
keuntungan menggunakan kandang tertutup yaitu memudahkan pengawasan,
pengaturan suhu dan kelembaban udara, pengaturan cahaya,mempunyai sistem
ventilasi yang baik serta penyebaran peyakit mudah diatasi.
20
4.6. Peralatan Kandang
Peralatan kandang yang digunakan di PT.Mustika Jaya Lestari pada
kandang close house antara lain sebagai berikut box pakan, nippel (tempat minum
otomatis, tirai plastik,tandon air, blower, instalasi listrik, jenset, penutup dinding,
pompa air dan pipa. Fadillah dkk (2007) menyatakan bahwa peralatan kandang
harus mudah dibersihkan agar menjaga kandang dari penyakit.
4.6.1. Tempat Pakan
Tempat pakan yang digunakan di PT.Mustika Jaya Lestari tergantung pada
umur, pada saat (DOC) sampai umur 4-5hari menggunakan feeder tray. Satu
feeder tray bisa digunakan 30 – 50 ekor ayam. Baby chick feeder digunakan
untuk memberi pakan antara 4-10 hari tergantung perkembangan ayam, jika ayam
sudah bisa makan di tempat makan maka baby chick feeder sudah tidak perlu
digunakan lagi. Keuntungan memakai baby chick feeder adalah mengurangi
jumlah pakan yang tumpah saat dimakan ayam. Pada masa ini ayam harus sering
diberikan pakan dalam jumlah yang sedikit agar ayam cepat berdaptasi dengan
lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadillah dkk (2007) menyatakan
bahwa ayam pada periode starter masih dalam tahap belajar dan adaptasi dengan
lingkungan sehingga pemberian pakan dalam jumlah sedikit demi sedikit
dimaksudkan agar banyak terbuang dan tidak tercampur dengan kotoran ayam.
Tingkat konsumsi pakan tiap ternak berbeda-beda karena faktor yang
mempengaruhi bobot badan, tingkat produksi, tingkt cekaman, aktivitas ternak,
kandungan energi dalam pakan dan suhu lingkungan. Pemberian pakan dapat
21
dilakukan pada waktu yang tepat dengan kebutuhan ayam, misalnya pada pagi dan
sore hari. Idayat dkk (2012) menyatakan waktu pemberian pakan di pilih pada
saat yang tepat dan nyaman sehingga ayam dapat makan dengan baik dan tidak
banyak pakan yang terbuang.
4.6.2. Tempat Minum
Tempat minum yang digunakan di PT.Mustika Jaya Lestari yaitu tipe
galon otomatis dan nipple sehingga dalam pemberian air minum hanya mengisi
tempat penampungan air atau tendonan kemudian mengalirkannya. Penggunaan
nipple juga dapat mencegah air tumpah ke lantai kandang dan air minum tidak
terkontaminasi kotoran, lebih mudah dalam pemberian nya, tidak boros air dan
tidak perlu di bersihkan tiap hari. Tamalludin (2012) menyatakan bahwa nipple
adalah tempat minum otomatis yang digunakan di kandang closehouse khususnya
breeding, bentuknya memanjang seperti pipa lalu air akan keluar dari pipa
menjulur yang disentuhparuh ayam. Kelemahan menggunakan nipple,
memerlukan investasi yang tinggi dan perawatan yang baik, selain itu diperlukan
pengamatan secara teliti untuk memastikan nipple berfungsi dengan baik.
Jumlah nipple dalam satu kandang di PT.Mustika Jaya Lestari berjumlah
1505 buah dan panjang pipa nipple seluruh kandang 301 m yang harus memenuhi
kebutuhan tiap ekor ayam, jarak antar nipple 20 cm, beberapa hal lain yang perlu
diperhatikan antara lain ketinggian nipple dan kualitas air minum. Nipple harus
selalu rutin di cek ketinggianya dandisesuaikan agar nipple sejajar dengan paruh
ayam dan disesuaikan dengan pertumbuhan tinggi ayam sehingga dalam kurun
22
waktu lebih satu minggu sekali ketinggian nipple ditambah. Hal ini sesuai dengan
pendapat Aviagen (2013) menyatakan bahwa ketinggian nipple harus
menyesuaikan ketinggian dan umur ayam. Tamalludin (2012) juga menambahkan
bahwa nipple harus disesuaikan dengan tinggi badan ayam, harus diupayakan agar
menghadap ke atas tidak membungkuk dan kaki harus rata dengan litter.
4.6.3. Pencahayaan Kandang
Pencahayaan kandang yang digunakan di PT.Mustika Jaya Lestari
menggunakan bolam lampu, terutama berguna untuk ayam sehingga ayam dapat
bergerak untuk makan dan minum. Tingkat intensitas cahaya yang diperlukan di
kandang close house sangat tinggi dan lebih mudah dikontrol dibandingkan
kandang terbuka, karena kalau pencahayaan kurang atau lampu mati bisa
membuat ayam mati menumpuk. Hal ini sesuai pendapat Fadilah (2005)
menyatakan bahwa karena intensitas dan kontinuitas cahaya lampu harus dijaga,
dan lampu harus selalu dicek sehingga tidak ada ayam yang mati. Lama
pencahayaan dengan periode gelap menunjukan mengurangi konsumsi pakan dan
membantai pertumbuhan Setianto (2009).
Perlu diketahui bahwa pencahayaan yang di berikan pada ayam broiler
berpengaruh pada proses kematangan organ reproduksi dan pertumbuhan ayam.
Karena jika lalai memperhatikan program pencahayaan, maka tak ayal
produktivitas ayam akan terganggu. Fungsi cahaya dalam kandang antara lain
meningkatkan waktu makan pada ternak dan meningkatkan pertambahan berat
badan pada ternak. Sulistyoningsih (2004) menambahkan pemberian cahaya terus
23
menerus selama 24 jam akan meningkatkan tingkah laku waktu makan dan
minum serta aktivitas lainya khususnya di malam hari, sehingga meningkatkan
pertambahan bobot badan pada ternak.
Tabel 1. Data Pencahayaan (Lighting) pada Ayam Broiler.
Umur (Hari) lighting (Hour)
1 22
2-4 20
5-7 18
8-9 16
10-11 15
12-14 12
15-21 11
22-28 8
Sumber: Data Primer Praktek Kerja Lapangan, 2017
4.7. Mikroklimat
PT.Mustika Jaya Lestari berlokasi di Desa Gadungan, Kecamatan Juwana,
Kabupaten Pati mempunyai letak yang ideal dan strategis antara pemukiman
masyarakat sekitar 500 m ke arah utara, 300m ke arah selatan, 400m ke arah
timur, 1000m ke arah barat, dengan suhu lingkungan berkisar antara 27 -32ºc. Hal
ini sesuai dengan pendapat Wibowo dkk, (2013) yang menyatakan bahwa suhu
yang ideal pada peternakan yang digunakan untuk mendirikan suatu peternakan
adalah 24-28ºc. Letak suatu kandang sangat berpengaruh terhadap suhu di
lingkungannya, sekitar kandang terdapat lokasi pertanian masyarakat sehingga
dapat memperlancar sirkulasi udara yang sangat mempengaruhi kenyamanan
ternak, ternak tidak mudah stres dan ternak dapat tumbuh dengan baik.
24
Tabel 2. Data Suhu dan Kelembaban Udara
Tanggal Suhu Kelembaban
----------oC--------- ----------%---------
1 September 2017 29,3 68
2 September 2017 27,9 68,3
3 September 2017 28,9 67,3
4 September 2017 28,4 66,3
5 September 2017 29,9 70,3
6 September 2017 31,1 70
7 September 2017 29,8 69
Sumber: Data Primer Praktek Kerja Lapangan, 2017
Prasetyanto (2011) menyatakan bahwa pemeliharaan ayam broiler pada
suhu udara lingkungan di atas 21oC mengakibatkan ayam mengalami cekaman
panas. Cekaman panas dapat mengakibatkan ayam mudah terserang penyakit,
kematian meningkat, dan pertumbuhan menurun. Temperatur yang lebih tinggi
dapat menyebabkan stres dan kelembaban yang tinggi dapat memperburuk efek
dari stres. Dalam kisaran suhu (comfort) penggunaan ransum oleh ternak sangat
efisien karena ternak tidak perlu mengeluarkan energi yang di peroleh dari
ransum. Kelembaban di Indonesia berkisar antara 60% - 90%, tingginya
kelembaban menyebabkan naiknya suhu tubuh ayam, maka ayam akan mati
karena hyperthermy (kelebihan suhu). Lingkungan yang nyaman bagi ayam
adalah dengan kelembaban udara 50% - 70%.
4.8. Sanitasi Kandang
PT.Mustika Jaya Lestari cukup baik menerapkan sistem sanitasi melalui
program biosecurity. Sanitasi adalah sebagai upaya yang ditujukan untuk
25
membunuh patogen dan kuman dengan menjaga kebersihan luar dan dalam
kandang. Sanitasi juga berarti upaya pengendalian hama yang bertujuan untuk
mencegah hama seperti burung liar dan serangga membawa patogen.
Implementasi sanitasi harus dilakukan secara tertata baik untuk kandang,
peralatan kandang dan lingkungan sekitar kandang, kendaraan, maupun karyawan.
Menurut Sholikin (2011) bahwa sanitasi merupakan upaya yang ditujukan untuk
membunuh patogen dengan tindakan pembersihan dan desinfeksi yang digunakan
untuk membunuh kuman. Ditambahkan Metasari (2015) bahwa sanitasi yang baik
dapat mengurangi populasi serangga maupun transmisi agen penyakit yang
berdampak pada penurunan angka kematian pada ayam. Disekitar kandang harus
banyak ditanami pepohonan agar dapat menunjang ketersediaan udara segar dan
sebagai sekat udara. Sudaryani dan santoso (2004) menyatakan penanaman
pepohonan disekitar kandang berfungsi untuk mencegah polusi udara. Hembusan
udara segar dari luar kandang dapat menambah oksigen (berguna untuk produksi)
didalam kandang Rasyaf (2003).
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada
tanggal 1 September sampai dengan 7 Oktober 2017 dapat disimpulkan bahwa
PT. Mustika Jaya Lestari di Desa Gadungan Kecamatan Juwana Kabupaten Pati,
Jawa Tengah memiliki tatalaksana lingkungan perkandangan yang baik. Kandang
type closehouse dengan kondisi yang cukup lengkap di dalam kandang, sehingga
ayam bisa merasa nyaman dan bertumbuh secara cepat.
5.2. Saran
Sebaiknya litter yang basah lebih cepat diganti, karena litter yang basah
menyebabkan mikroba berkembang dan dapat menular kesehatan ternak.
27
DAFTAR PUSTAKA
Aviagen. 2013. Breeder Management Guide Cobb-vantress. (E-book).
Ardana, l. B. K. 2011. Setrategi pada Peternakan Ayam Broiler. 1 (3):51-59.
Dahlan, M dan N. Hudi. 2011. Studi manajemen perkandangan ayam broiler di
dusun Wangket desa Kaliwates Kecamatan Kembangbahu Kabupaten
Lamongan. J. Ilmu Ternak. 2(1) : 24-29.
Fadilah, R., P. Agustin, A. Sjamsirul dan Eko P. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. PT . Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hammed, T., M.A. Kakar, N. Tariq, S.H. Khan dan M.I. Rind. 2004. Pattern of
housing systems and performance of broiler breeder parent stock kept in
Rawalpindi/Islamabad. J. App. Em. Sc:1(1) 15-22.
Hasil, M. T. 2014. Stress panas pada unggas metabolisme, akibat dan upaya
penanggulangannya. J. Wartazoa. 24 (2) : 57-66.
Hidayat dan Syarief. 2010. Faktor-faktor Iklim Global. Pusat Pengembangan
Bahan Ajar UMB. Bengkulu.
Idayat, A., U. Atmomarsono dan W. Sarengat. 2012. Pengaruh berbagai
frekuensi pemberian pakan pada pembatasan pakan terhadap performans
ayam broiler. J. Anim. Agric.1 (1): 379-388.
Jubb, T. dan D. Dharma. 2008. Biosecurity Risk Management Planning, A
Traning course Manual Book.
Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2010. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Kristanto, L., H. Sugiharto, A. D. Atmojo dan L.B.D. Leokito. 2011. Studi reduksi
bunyi pada material insulasi atap zincalum. J. of Architecture and Built
Environment. 38(2) : 101-110.
Leeson S. dan J.D. Summer. 2009. Broiler Breeder Production. Nottingham
University Press, England.
28
Metasari, T., S. Dian dan V. Wanniatie. 2015. Pengaruh berbagai jenis bahan litter
terhadap kualitas litter broiler fase finisher di closed house. J. Ilmiah Pet Terpadu.
2 (3) : 23-29.
Mulyantono, B.danIsman. 2008. Bertahan di Tengah Krisis.Cetakan I.
AgromediaPustaka, Jakarta.
Nuroso. 2010. Panen Ayam Pedaging dengan Produksi 2 Kali Lipat. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Prasetyanto, N. 2011. Kadar H2s, NO2, dan debu pada peternakan ayam broiler
dengan kondisi lingkungan yang berbeda di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Priyatno, M. A. 1999. Membuat Kandang Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prihandanu., A. Trisanto dan Y. Yuniati. 2015. Model sistem kandang ayam
closed house otomatis menggunakanomron sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1.
J. Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9 (1) : 54-62
Puspani, E., I. M. Nuriyasa., A. A. P. P. Wibawa dan D. P. M. A. Candrawati.
2008. Pengaruh tipe lantai kandang dan kepadatan ternak terhadap
tabiat makan ayam broiler umur 2 – 6 minggu. J. Ilmiah Peternakan.
11 (1) : 7-11.
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, JakartaRahayu, I.,
T. Sudaryani dan H. Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Cetakan 1.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahayu, I., T. Sudaryani dan H. Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Setianto, J. 2009. Program pencahayaan untuk ayam pedaging. J. Sain Peternakan
Indonesia. 3 (1) : 24-29
Sholikin, H. 2011. Manajemen pemeliharaan ayam broiler di peternakan ud hadi
ps Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Universitas Sebelas Maret
(Skripsi).
Sudaryani, T. dan H. Santoso. 2004. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sudarmono, A. S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Petelur.
Kanisius.Yogyakarta.
Sudrajad. 2003. Beternak Ayam Pelung. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
29
Sulistyoningsih, M. 2004. Respon fisiologis dan tingkah laku ayam broiler
periode starter akibat cekaman temperatur dan awal pemberian pakan yang
berbeda. Program Studi Magister Ilmu Ternak. Fakultas Peternakan.
Universitas Diponegoro, Semarang. (Tesis)
Suprijatna, E. U.Atmomarsno dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Cetakan Kedua. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tamalludin, F. 2012. Ayam Broiler 22 HariPanenLebihUntung. PenebarSwadaya,
Jakarta
Tripela, A. 2011. Tinjauan Terhadap Iklim dan Arsitektur TropisIklim Tropis di
Indonesia. Unhas. Makasar.
Wibowo, E. S., A. Widya dan H. W. Michael., S. Bambang. 2013. Perbandingan
tingkat proteksi program vaksinasi Newcastle disease pada broiler. J. Sain
Veteriner. 31(1) : 16-26.
Widyatara,P. R. A., I. K. A. Wiyana dan N. P. Sarini. 2013. Tingkat penerapan
biosekuriti pada peternakan ayam pedaging kemitraan di kabupaten
Tabanan dan Gianyar. J. Peternakan Tropika. 1 (1):45-57.
30
Lampiran 1. Suhu Dalam Kandang PT.Mustika Jaya Lestari
Hari
ke
Pengukuran
Pagi Siang Sore Rata-rata
-----------------------------------◦C----------------------------------------
1 26,8 28,4 28,1 27,8
2 26,6 28,6 28,2 27,8
3 27,5 27,8 27,6 27,6
4 27,3 28,6 27,8 27,9
5 26,8 29,8 26,2 27,6
6 26,6 28,2 27,6 27,5
7 28,2 29,1 28,8 28,7
8 27,4 28,4 26,8 27,5
9 28,4 29,2 28,2 28,6
10 26,8 30,1 29,2 28,7
11 26,4 31,2 30,2 29,3
12 27,2 29,9 29,1 28,7
13 27,5 30,2 29,8 29,2
14 26,8 29,8 28,6 28,4
15 26,2 28,2 27,8 27,4
16 27,4 29,1 28,6 28,4
17 27,2 28,2 27,1 27,5
18 26,5 28,6 28,1 27,7
19 26,8 27,2 28,8 27,6
20 27,3 27,6 27,2 28,1
21 26,5 28,2 27,8 27,5
22 27,5 29,2 28,4 28,4
23 28,1 29,6 28,6 28,8
24 27,2 29,4 27,8 28,1
25 26,2 28,2 26,8 27,1
26 26,5 30,6 28,2 28,4
27 27,1 31,6 30,1 29,6
28 26,7 31,2 29,2 29,1
29 26,8 30,2 29,6 28,9
30 27,6 30,4 28,8 28,9
Rata-rata 27,1 29,3 28,3 29,2
31
Lampiran 2. Suhu Luar Kandang PT.Mustika Jaya Lestari
Hari
Ke
Pengukuran
Pagi Siang Sore Rata-rata
-----------------------------------◦C----------------------------------------
1 27,2 33,6 27,1 29,3
2 26,1 32,2 25,6 27,9
3 28,1 33,2 26,3 28,9
4 25,2 31,8 28,2 28,4
5 25,4 35,1 29,2 29,9
6 29,2 36,5 27,6 31,1
7 28,6 34,6 26,2 29,8
8 26,3 29,9 26,5 27,6
9 25,6 29,8 27,1 27,5
10 29,1 28,8 26,4 28,1
11 28,2 30,1 27,1 28,4
12 26,8 29,2 26,5 27,4
13 27,2 31,5 28,1 28,9
14 26,8 32,1 27,9 28,9
15 25,6 33,2 28,5 29,1
16 27,4 32,5 29,5 29,8
17 29,2 32,4 29,2 30,2
18 26,1 35,2 28,2 29,8
19 25,4 33,1 28,1 28,8
20 26,6 33,2 28,4 29,4
21 29,2 32,4 29,3 30,3
22 28,8 31,6 28,6 29,6
23 27,4 34,5 30,5 30,8
24 26,2 31,2 30,3 29,2
25 26,5 30,6 29,1 28,7
26 27,1 31,2 28,6 28,9
27 25,8 30,2 28,1 28,0
28 29,2 32,5 29,5 30,4
29 28,1 33,2 30,1 30,5
30 27,4 33,5 31,5 30,8
Rata-rata 27,2 32,3 28,4 29,2
32
Lampiran 3. Kelembaban Dalam Kandang PT.Mustika Jaya Lestari
Hari
Ke
Pengukuran
Pagi Siang Sore Rata-rata
-----------------------------------%----------------------------------------
1 68 66 72 68,7
2 71 69 70 70,0
3 67 65 71 67,7
4 68 70 72 70,0
5 71 66 69 68,7
6 74 72 66 70,7
7 70 68 67 68,3
8 68 66 70 68,0
9 70 68 66 68,0
10 71 70 68 69,7
11 72 70 66 69,3
12 74 69 70 71,0
13 73 71 72 72,0
14 76 72 68 72,0
15 72 70 71 71,0
16 74 71 69 71,3
17 76 70 68 71,3
18 72 68 70 70,0
19 74 72 71 72,3
20 76 74 70 73,3
21 78 70 68 72,0
22 71 69 72 70,7
23 70 68 71 69,7
24 73 70 72 71,7
25 70 69 70 69,7
26 74 68 72 71,3
27 71 70 73 71,3
28 70 68 71 69,7
29 72 70 73 71,7
30 74 69 70 71
Rata-rata 72 69,3 69,9 70,4
33
Lampiran 4. Kelembaban Luar Kandang PT.Mustika Jaya Lestari
Hari
Ke
Pengukuran
Pagi Siang Sore Rata-rata
-----------------------------------%--------------------------------------
1 70 66 68 68,0
2 71 65 69 68,3
3 70 64 68 67,3
4 69 64 66 66,3
5 72 68 71 70,3
6 71 70 69 70,0
7 70 67 70 69,0
8 72 64 69 68,3
9 70 69 67 68,7
10 71 68 68 69,0
11 72 66 67 68,3
12 70 64 71 68,3
13 73 62 72 69,0
14 72 63 69 68,0
15 69 66 68 67,7
16 68 64 69 67,0
17 70 63 70 67,7
18 71 70 72 71,0
19 69 68 71 69,3
20 68 67 70 68,3
21 67 66 69 67,3
22 70 63 68 67,0
23 68 64 71 67,7
24 66 63 71 66,7
25 67 62 70 66,3
26 71 66 67 68,0
27 72 69 67 69,3
28 70 68 69 67,0
29 73 66 69 69,3
30 71 64 67 67,3
Rata-rata 70,1 65,6 69,1 68,2
34
Lampiran 5. Kecepatan Angin Dalam Kandang PT.Mustika Jaya Lestari
Hari
Ke
Pengukuran
Pagi Siang Sore Rata-rata
-----------------------------------m/s----------------------------------------
1 1,3 0,8 0,9 1,0
2 1,1 0,8 0,9 0,9
3 0,9 0,9 1,1 0,9
4 1,2 1,0 1,2 1,1
5 1,4 1,1 1,3 1,3
6 1,2 1,2 1,1 1,2
7 1,1 1,3 0,8 1,1
8 0,9 1,1 0,9 0,9
9 1,1 0,9 1,0 1,0
10 1,3 1,1 1,2 1,2
11 0,8 1,2 1,0 1,0
12 1,3 1,3 0,9 1,2
13 1,3 1,2 1,1 1,2
14 1,1 1,1 0,8 1,0
15 1,2 1,0 1,2 1,1
16 0,9 0,9 0,8 0,9
17 1,3 1,2 1,1 1,2
18 1,1 1,3 1,0 1,1
19 0,9 1,1 0,9 0,9
20 1,4 0.,9 1,1 1,1
21 1,2 0,8 1,0 1,0
22 1,0 1,1 1,3 1,1
23 1,3 1,1 1,4 1,3
24 1,2 1,0 1,0 1,1
25 1,0 0,9 0,8 0,9
26 1,0 1,3 1,1 1,1
27 1,2 1,2 0,8 1,1
28 1,4 1,0 1,2 1,2
29 0,8 1,1 0,9 0,9
30 1,0 1,2 0,8 1,0
Rata-rata 1,1 1,1 1,0 1,1
35
Lampiran 6. Kecepatan Angin Luar Kandang PT.Mustika Jaya Lestari
Hari
Ke
Pengukuran
Pagi Siang Sore Rata-rata
-----------------------------------m/s-------------------------------------
1 1,8 1,4 0,9 1,4
2 1,6 1,3 1,1 1,3
3 1,2 1,1 1,5 1,3
4 1,3 1,2 1,2 1,2
5 1,2 0,8 1,1 1,0
6 1,5 1,3 0,8 1,2
7 1,6 1,2 1,3 1,4
8 1,5 1,3 1,1 1,3
9 1,4 1,1 1,2 1,2
10 1,6 1,0 1,3 1,3
11 1,7 1,2 1,0 1,3
12 1,2 1,4 0,9 1,2
13 1,4 0,9 1,2 1,2
14 1,6 1,1 0,9 1,2
15 1,7 1,1 0,9 1,2
16 1,7 1,2 1,0 1,3
17 1,6 1,4 1,1 1,4
18 1,5 0,9 1,2 1,2
19 1,4 1,0 0,9 1,1
20 1,2 1,4 1,1 1,2
21 1,6 0,9 0,8 1,1
22 1,5 1,2 1,3 1,3
23 1,3 1,4 1,1 1,3
24 1,2 1,1 1,4 1,2
25 1,1 1,0 1,2 1,1
26 1,4 1,2 1,3 1,3
27 1,5 1,1 0,9 1,2
28 1,2 1,0 0,9 1,0
29 1,4 1,3 1,0 1,2
30 1,7 1,1 1,1 1,3
Rata-rata 1,5 1,2 1,1 1,2
36
Lampiran 7. Surat keterangan selesai PKL
37
Lampiran 8. Konstruksi Kandang PT.Mustika Jaya Lestari
Atap kandang
Dinding kandang
Lantai Kandang
Colling Pad
38
Lampiran 9. Tempat Pakan dan Minum
Male Feeder
Feeder Tray
Baby chick
Nipple
39
Lampiran 10. Lay Out PT. Mustika Jaya Lestari
Keterangan :
1. Toilet 6. Mess 11. Tempat parkir
2. Gudang 7. Kandang 12. Kantor
3. Gudang 8. Pos satpam 13. Aula
4. Pakan 9. Gudang mekanik
5. Kandang ` 10. Tempat sekam
40
Lampiran 11. Denah Lokasi PT. Mustika Jaya Lestari
Lampiran 12. Peta Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah
41
Lampiran 13. Catatan kegiatan
42
43
RIWAYAT HIDUP
Penulis memiliki nama lengkap Kundono Budi
Prasetyo yang berasal dari Desa Tirem, Kecamatan
Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Dilahirkan di
Grobogan pada tanggal 22 Mei 1992. Putra ketiga dari
empat bersaudara dari pasangan Bapak Suwarjo dan Ibu
Winarti. Pendidikan formal penulis diawali di SD Negeri II Tirem. Pendidikan
SMP Negeri 01 Grobogan, SMA Negeri 01 Grobogan. Tahun 2014 penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Diponegoro Semarang di Fakultas
Peternakan dan Pertanian, Jurusan Diploma III Manajemen Usaha Peternakan
sampai saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa program Prodi Diploma III
Manajemen Usaha Peternakan.