KAJIAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI DEBIT …eprints.ums.ac.id/72086/14/Naskah Publikasi.pdfKata...

19
KAJIAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI DEBIT LIMPASAN PADA PERUMAHAN KAPUAS INDAH PEKALONGAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Oleh: YAHYA GUNAWAN D 100 110 064 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of KAJIAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI DEBIT …eprints.ums.ac.id/72086/14/Naskah Publikasi.pdfKata...

KAJIAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI DEBIT LIMPASAN PADA

PERUMAHAN KAPUAS INDAH PEKALONGAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Oleh:

YAHYA GUNAWAN

D 100 110 064

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KAJIAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI DEBIT LIMPASAN

PADA PERUMAHAN KAPUAS INDAH PEKALONGAN

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

YAHYA GUNAWAN

D 100 110 064

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing

Purwanti Sri Pudyastuti, ST.,M.Sc.

NIK : 814

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KAJIAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI DEBIT LIMPASAN

PADA PERUMAHAN KAPUAS INDAH PEKALONGAN

OLEH

YAHYA GUNAWAN

D 100 110 064

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu 04 Desember 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

.

1. Purwanti Sri Pudyastusi, ST.,MSc (.................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Ir. Isnugroho, CES (.................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Ir. Achmad Karim Fatchan, M.T (.................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D.

NIK. 682

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disbutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 04 Desember 2018

Penulis

YAHYA GUNAWAN

D 100 110 064

1

KAJIAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI DEBIT LIMPASAN

PADA PERUMAHAN KAPUAS INDAH PEKALONGAN

Abstrak

Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi setiap makhluk hidup di

bumi. Disisi lain pengelolaan air yang kurang baik dapat berdampak negatif yaitu

dapat terjadinya banjir disaat musim penghujan dan kekeringan dimusim kemarau.

Di daerah Pekalongan sering kali terjadi genangan air pada saat musim penghujan.

Untuk mengurangi terjadinya genangan dan banjir maka diperlukan adanya daerah

resapan. Oleh karena itu kajian sumur resapan dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan tanah meresapkan air hujan. Metode penelitian yang digunakan

adalah kuantitatif. Data yang digunakan antara lain meliputi : data hujan, data

permeabilitas tanah. Perhitungan curah hujan rencana menggunakan metode

distribusi Gumbel, perhitungan intensistas hujan menggunakan rumus mononobe.

Berdasarkan hasil analisa, pada rumah dengan luas atap 80 m2 dan luas lahan 120

m2 didapatkan besar debit sebelum adanya sumur resapan adalah sebesar 0,00199

m3/detik. Setelah diterapkan sumur resapan dengan diameter 1,2 m dan kedalaman

1,268 m debit limpasan yang mengalir menjadi 0,00081 m3/detik sehingga dapat

mereduksi debit banjir sebesar 59%. Untuk rumah dengan luas atap 100 m2 dan

luas lahan 170 m2 debit yang dihasilkan adalah 0,00281 m

3/detik setelah

diterapkan sumur resapan dengan diameter 1,2 dan kedalaman 2,159 m debit

banjir yang mengalir menjadi 0,00135 m3/detik sehingga dapat mereduksi sebesar

52 %. Untuk rumah dengan luas atap 120 m2

dan luas lahan 200 m2

debit banjir

yang dihasilkan adalah 0,00331 m3/detik, setelah diterapkan sumur resapan

dengan diameter 1,2 m dan kedalaman 2,699 m debit yang mengalir menjadi

0,00155 m3/detik sehingga dapat mereduksi debit banjir sebesar 53%

Kata Kunci: Sumur Resapan, Air Hujan, Pekalongan

Abstract

Water is a very important resource for every living thing on earth, Water is a very

important resource for every living thing on earth. On the other hand, poor water

management can have a negative impact, namely the occurrence of floods during

the rainy season and drought in the dry season. In Pekalongan area there is often a

puddle of water during the rainy season. To reduce the occurrence of inundation

and flooding, a catchment area is needed. Therefore the study of infiltration wells

is intended to improve the ability of the soil to absorb rainwater. The research

method used is quantitative. Data used include: data on rainfall, soil permeability

data. Calculation of planned rainfall using the Gumbel distribution method,

calculation of rainfall intensity using the mononobe formula. Based on the results

of the analysis, in a house with a roof area of 80 m2 and a land area of 120 m

2 a

large discharge is obtained before an infiltration well is available at 0.00199 m3 /

second. After applying infiltration wells with a diameter of 1.2 m and a depth of

2

1,268 m runoff discharge that flows into 0,00081 m3 / sec so that it can reduce

flood discharge by 59%. For houses with a roof area of 100 m2 and a land area of

170 m2 the resulting discharge is 0.00281 m

3 / second after applied infiltration

wells with a diameter of 1.2 and a depth of 2.159 m flood discharge flowing to

0.00135 m3 / sec can be used 52% . For houses with a roof area of 120 m

2 and a

land area of 200 m2 the flood discharge produced is 0.00331 m

3 / second, after

applying infiltration wells with a diameter of 1.2 m and a depth of 2,699 m the

discharge flowing to 0.00155 m3 / sec can be used reduce flood discharge by 53%

Keywords: Infiltration Wells, Rainwater, Pekalongan

1. PENDAHULUAN

Air merupakan sumber daya yang sangat penting dan mempunyai peran penting

dalam suatu pembangunan dan perkembangan teknologi di dunia. Disisi lain

pengelolaan air yang kurang baik dapat mengakibatkan dampak negative, salah

satunya dapat terjadinya banjir. Dengan melimpahnya ketersediaan air ini,

manusia mempunya kewajiban untuk mengelola dan mempergunakanya dengan

bijak sehingga air dapat dilestarikan.

Selain itu, permasalahan yang sering muncul terkait air khususnya di

daerah Pekalongan adalah banjir dan genangan. Meskipun sudah ada saluran

drainase, daya tampung saluran drainase tidak dapat menampung limpasan air

hujan sehingga air buangan meluber ke kanan kiri saluran yang mengakibatkan

genangan. Perumahan Kapuas Indah merupakan perumahan di kecamatan

Pekalongan Utara yang dirugikan dengan banjir harian dan rob.

Untuk mengurangi resiko terjadinya genangan dan banjir maka diperlukan

adanya daerah resapan. Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa

teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat menyerupai bentuk sumur gali

dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan

yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam

tanah. Oleh karena itu dilakukan kajian untuk mengetahui besar debit limpasan air

hujan sebelum dan sesudah menggunakan sumur resapan.

3

2. METODE

2.1 Tahapan Penelitian

Adapun tahapan dalam penyusunan penelitian sebagai berikut.

2.1.1 Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan meliputi penyiapan materi studi literatur dan

survei lapangan

2.1.2 Pengumpulan data

Mengumpulkan data yang diperlukan untuk perhitungan selanjutnya yaitu data

curah hujan dari dinas terkait di Kota Pekalongan dan data permeabilitas tanah

dari penelitian sebelumnya (Adhe Saputra, 2017)

2.1.3 Analisis data dan kesimpulan

Untuk menentukan karakteristik hujan diperlukan analisis data hujan antara lain

sebagai berikut.

2.1.3.1 Analisis frekuensi curah hujan

Mengolah data hujan yang didapatkan untuk dianalisa selanjutnya

2.1.3.2 Analisis curah hujan rencana

Menghitung distribusi probabilitas curah hujan menggunakan aplikasi

Aprob_41 untuk mengetahui metode distribusi yang sesuai dengan

persyaratan antara metode distribusi Gumbel, metode Normal, metode Log

Normal atau metode Log person tipe III.

2.1.3.3 Analisis intensitas hujan

Menghitung intensitas hujan menggunakan metode mononobe. Data ini

merupakan data time series dalam bentuk data curah hujan jam-jaman. Dari

hasil analisis intensitas hujan ini digunakan sebagai data pokok dalam analisis

sumur resapan.

2.1.3.4 Analisis sumur resapan

Analisis sumur resapan ini meliputi perhitungan kedalaman sumur resapan,

debit resapan, debit tertampung, dan kapasitas sumur resapan.

2.1.3.5 Dari hasil analisis dan pembahasan maka ditarik kesimpulan dari data-data

yang ada.

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Analisis Frekuensi Curah Hujan

2008 371 365 238 171 98 71 153 0 37 4 414 493 2415 201,25

2009 345 336 193 148 134 4 0 0 0 9 67 520 1756 146,33

2010 324 392 378 86 194 15 58 11 32 39 210 657 2396 199,67

2011 448 559 160 185 55 75 63 21 0 129 437 249 2381 198,42

2012 223 193 248 209 228 129 24 0 0 43 146 111 1554 129,50

2013 491 356 412 195 145 13 2 0 0 9 130 455 2208 184

2014 1351 700 125 73 253 152 152 80 6 23 34 512 3461 288,42

2015 548 267 173 162 201 85 15 3 3 15 177 490 2139 178,25

2016 401 275 316 203 116 113 96 21 5 8 374 549 2477 206,42

2017 453 283 227 150 54 36 35 6 30 84 110 179 1647 137,25

Max 1351 700 412 209 253 152 153 80 37 129 437 657 3461 288,42

Rerata 496 373 247 158 148 69 60 14 11 36 210 422 2243,4 186,95

Min 223 193 125 73 54 4 0 0 0 4 34 111 1554 129,5

Tabel 1. Curah hujan tahunan Kota Pekalongan

MeiTahun Jan Peb Mar Apr DesTahunan

Total

(mm/thn

Rata-

rata

Jun Jul Ags Sep Okt Nop

( Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan Kota Pekalongan )

Gambar 1. Grafik Curah Hujan rerata bulanan

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

rerata min max

Bulan

Cura

h H

uja

n (

mm

)

Jumlah curah hujan rerata bulanan (mm/bln)

5

3.2 Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana menggunakan Aprob_41

Gambar 2. Data hasil eksekusi aplikasi Aprob_41

Pada hasil data uji kecocokan diperoleh metode gumbel dan metode normal

yang memenuhi syarat, maka dipilih dari nilai selisih maksimum terkecil

sehingga didapatkan metode distribusi yang sesuai yaitu dipilih metode

distribusi Gumbel.

6

Tabel 2. Hasil Perhitungan Hujan Rencana Metode Gumbel

Periode Ulang

T (tahun)

Curah Hujan rencana

(mm)

2 179

5 220

10 246

20 272

50 305

( Sumber : Aplikasi Aprob_41 )

3.3 Hasil Perhitungan Intensitas Curah Hujan

Perhitungan intensitas curah hujan pada penelitian ini digunakan metode

Mononobe dengan rumusI =

(

)

…….(3.1)

Selanjutnya hasil disajikan pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Intensitas Curah Hujan (mm/jam) Metode Mononobe.

t Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

(menit) (Jam) I 2 I 5 I 10 I20 I50

5 0,08 325,26 399,77 447,01 494,26 554,22

10 0,16 204,90 251,84 281,60 311,36 349,14

15 0,25 156,37 192,19 214,90 237,61 266,44

20 0,33 129,08 158,65 177,40 196,15 219,94

30 0,50 98,51 121,07 135,38 149,69 167,85

60 1 62,06 76,27 85,28 94,30 105,74

120 2 39,09 48,05 53,73 59,40 66,61

240 4 24,63 30,27 33,84 37,42 41,96

300 5 21,22 26,08 29,17 32,25 36,16

720 12 11,84 14,55 16,27 17,99 20,17

1440 24 7,46 9,17 10,25 11,33 12,71

( Sumber : Hitungan )

7

Gambar 3. Grafik Intensitas Hujan Metode Mononobe

3.4 Perhitungan Debit air hujan

Dalam perencanaan sumur resapan dipakai kala ulang 2 tahun, hal ini

disebabkan apabila dipakai kala ulang 5 tahun dan 10 tahun maka debit banjir

yang dihasilkan akan semakin besar. Durasi curah hujan dominan pada lokasi

penelitian adalah selama 1 jam, sehingga berdasarkan perhitungan intensitas

curah hujan yaitu sebesar 62,06 mm/jam untuk kala ulang 2 tahun. Menurut

(Suripin, 2003) nilai koefisien aliran untuk atap bangunan digunakan sebesar

0,70-0,95, sedangkan pada penelitian ini koefisien aliran atap genteng

digunakan 0,95. Untuk data luas atap dan luas lahan didapat dari aplikasi

google earth pro dan pengamatan di lapangan.

Perhitungan debit air hujan untuk rumah dengan luas 120 m2 tanpa sumur

resapan

Q = 0,00278 . C . I . A

= 0,00278 . 0,95 . 62,06 . 0,012

= 0,00199 m3/detik

Untuk tipe luas rumah lainnya dapat dilihat pada tabel 4.

0

150

300

450

600

0 50 100 150 200

2 Tahun

5 Tahun

10 Tahun

20 Tahun

50 Tahun

Waktu Konsentrasi (Menit)

Inte

nsi

tas

(m

m/J

am)

Grafik Intensitas Curah Hujan Metode Mononobe

8

Tabel 4. Perhitungan Debit Banjir tiap Rumah

No

Luas

Lahan

(m2)

Luas

Lahan

(Ha)

Koef.

Pengaliran

Intensitas

Hujan

(mm/jam)

Debit tanpa sumur

resapan (m3/detik)

A C I Q

1 120 0,0120 0,95 62,06 0,00199

2 140 0,0140 0,95 62,06 0,00232

3 140 0,0140 0,95 62,06 0,00232

4 140 0,0140 0,95 62,06 0,00232

5 145 0,0145 0,95 62,06 0,00240

6 155 0,0155 0,95 62,06 0,00257

7 165 0,0165 0,95 62,06 0,00273

8 165 0,0165 0,95 62,06 0,00273

9 170 0,0170 0,95 62,06 0,00281

10 170 0,0170 0,95 62,06 0,00281

11 175 0,0175 0,95 62,06 0,00290

12 220 0,0220 0,95 62,06 0,00364

13 200 0,0200 0,95 62,06 0,00331

14 200 0,0200 0,95 62,06 0,00331

15 200 0,0200 0,95 62,06 0,00331

16 215 0,0215 0,95 62,06 0,00356

17 300 0,0300 0,95 62,06 0,00497

18 215 0,0215 0,95 62,06 0,00356

19 230 0,0230 0,95 62,06 0,00381

20 260 0,0260 0,95 62,06 0,00430

21 260 0,0260 0,95 62,06 0,00430

22 230 0,0230 0,95 62,06 0,00381

23 350 0,0350 0,95 62,06 0,00579

(Sumber: Hitungan)

3.5 Debit air masuk (Qi)

Debit rencana dari curah hujan yang jatuh diatap rumah dihitung menggunakan

metode rasional.

Qmasuk = 0,00278 . C . I . A

= 0,00278 . 0,95 . 62,06 . 0,0080

= 0,00132 m3/detik

Untuk luasan atap rumah lainnya dapat dilihat pada tabel 5.

9

Tabel 5. Perhitungan Debit Banjir Rumah dengan Metode Rasional

No

Luas Atap

(m2)

Luas Atap

(Ha)

Koef.

Pengaliran

Intensitas

Hujan

(mm/jam)

Debit masuk

(m3/detik)

A C I Qi

1 80 0,0080 0,95 62,06 0,00132

2 80 0,0080 0,95 62,06 0,00132

3 80 0,0080 0,95 62,06 0,00132

4 80 0,0080 0,95 62,06 0,00132

5 85 0,0085 0,95 62,06 0,00141

6 95 0,0095 0,95 62,06 0,00157

7 95 0,0095 0,95 62,06 0,00157

8 100 0,0100 0,95 62,06 0,00166

9 100 0,0100 0,95 62,06 0,00166

10 100 0,0100 0,95 62,06 0,00166

11 100 0,0100 0,95 62,06 0,00166

12 100 0,0100 0,95 62,06 0,00166

13 120 0,0120 0,95 62,06 0,00199

14 120 0,0120 0,95 62,06 0,00199

15 120 0,0120 0,95 62,06 0,00199

16 120 0,0120 0,95 62,06 0,00199

17 120 0,0120 0,95 62,06 0,00199

18 125 0,0125 0,95 62,06 0,00207

19 130 0,0130 0,95 62,06 0,00215

20 130 0,0130 0,95 62,06 0,00215

21 140 0,0140 0,95 62,06 0,00232

22 150 0,0150 0,95 62,06 0,00248

23 160 0,0160 0,95 62,06 0,00265

(Sumber: Hitungan)

Koefisien Permeabilitas tanah didapatkan dari data penelitian sebelumnya di

daerah penelitian (Adhe Saputra, 2017) yaitu sebesar 1,8 x 10-2

cm/detik

3.6 Analisa Sumur Resapan

Jenis sumur resapan menggunakan sumur kosong dasar rata dengan diameter

sumur rencana (D) adalah 1,2 m. Faktor geometrik diperoleh dari lampiran 2 tabel

faktor geometrik sumur

F = 2 . π . (0,6)

= 3,77 m

10

3.6.1 Kedalaman sumur resapan (H)

H =

(

)

= 1,727 m

Tabel 6. Perhitungan Kedalaman sumur resapan tiap rumah

No

Jenis sumur kosong dasar rata

Koef.

Permeabilitas

(m/detik)

D R t F H

(m) (m) (detik) (m) (m)

1 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 1,727

2 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 1,727

3 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 1,727

4 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 1,727

5 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 1,835

6 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,051

7 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,051

8 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,159

9 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,159

10 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,159

11 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,159

12 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,159

13 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,591

14 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,591

15 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,591

16 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,591

17 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,591

18 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,699

19 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,807

20 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 2,807

21 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 3,023

22 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 3,238

23 0,00018 1,2 0,6 3600 3,77 3,454

(Sumber: Hitungan)

11

3.6.2 Debit Resapan air hujan

Debit resapan air hujan yang masuk ke dalam sumur resapan :

Qresapan = F.K.H

= 3,77 x 0,00018 x 1,727

= 0,00117 m3/detik

Tabel 7. Perhitungan Debit resapan air hujan tiap rumah

No

Q resapan air hujan dalam sumur resapan

Koef.

Permeabilitas

(m/detik)

F H Qresapan

(m) (m) (m3/detik)

1 0,00018 3,77 1,727 0,00117

2 0,00018 3,77 1,727 0,00117

3 0,00018 3,77 1,727 0,00117

4 0,00018 3,77 1,727 0,00117

5 0,00018 3,77 1,835 0,00124

6 0,00018 3,77 2,051 0,00139

7 0,00018 3,77 2,051 0,00139

8 0,00018 3,77 2,159 0,00146

9 0,00018 3,77 2,159 0,00146

10 0,00018 3,77 2,159 0,00146

11 0,00018 3,77 2,159 0,00146

12 0,00018 3,77 2,159 0,00146

13 0,00018 3,77 2,591 0,00176

14 0,00018 3,77 2,591 0,00176

15 0,00018 3,77 2,591 0,00176

16 0,00018 3,77 2,591 0,00176

17 0,00018 3,77 2,591 0,00176

18 0,00018 3,77 2,699 0,00183

19 0,00018 3,77 2,807 0,00190

20 0,00018 3,77 2,807 0,00190

21 0,00018 3,77 3,023 0,00205

22 0,00018 3,77 3,238 0,00220

23 0,00018 3,77 3,454 0,00234

(Sumber: Hitungan)

12

3.6.3 Debit yang tertampung

Qtertampung = Qmasuk – Qresapan

= 0,00132 – 0,00117

= 0,00015 m3/detik

Untuk tipe rumah lainnya dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Perhitungan Debit tertampung

No Qmasuk

(m3/detik)

Qresapan

(m3/detik)

Qtampung

(m3/detik)

1 0,00132 0,00117 0,00015

2 0,00132 0,00117 0,00015

3 0,00132 0,00117 0,00015

4 0,00132 0,00117 0,00015

5 0,00141 0,00124 0,00016

6 0,00157 0,00139 0,00018

7 0,00157 0,00139 0,00018

8 0,00166 0,00146 0,00019

9 0,00166 0,00146 0,00019

10 0,00166 0,00146 0,00019

11 0,00166 0,00146 0,00019

12 0,00166 0,00146 0,00019

13 0,00199 0,00176 0,00023

14 0,00199 0,00176 0,00023

15 0,00199 0,00176 0,00023

16 0,00199 0,00176 0,00023

17 0,00199 0,00176 0,00023

18 0,00207 0,00183 0,00024

19 0,00215 0,00190 0,00025

20 0,00215 0,00190 0,00025

21 0,00232 0,00205 0,00027

22 0,00248 0,00220 0,00029

23 0,00265 0,00234 0,00031

(Sumber: Hitungan)

13

3.6.4 Kapasitas sumur resapan (V)

Untuk kapasitas sumur resapan (V) tampang lingkaran dengan jari-jari (R) =

0,6 m dan kedalaman sumur resapan = 1,268m

V = Luas alas x kedalaman sumur resapan

= π R2 x H

= π (0,62) x 1,727

= 1,9524 m3

Untuk tipe rumah lainnya dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Perhitungan kapasitas sumur resapan

No

Kapasitas sumur resapan (V)

R H π V

(m) (m) (m3)

1 0,6 1,727 3,14 1,9524

2 0,6 1,727 3,14 1,9524

3 0,6 1,727 3,14 1,9524

4 0,6 1,727 3,14 1,9524

5 0,6 1,835 3,14 2,0744

6 0,6 2,051 3,14 2,3184

7 0,6 2,051 3,14 2,3184

8 0,6 2,159 3,14 2,4405

9 0,6 2,159 3,14 2,4405

10 0,6 2,159 3,14 2,4405

11 0,6 2,159 3,14 2,4405

12 0,6 2,159 3,14 2,4405

13 0,6 2,591 3,14 2,9285

14 0,6 2,591 3,14 2,9285

15 0,6 2,591 3,14 2,9285

16 0,6 2,591 3,14 2,9285

17 0,6 2,591 3,14 2,9285

18 0,6 2,699 3,14 3,0506

19 0,6 2,807 3,14 3,1726

20 0,6 2,807 3,14 3,1726

21 0,6 3,023 3,14 3,4166

22 0,6 3,238 3,14 3,6607

23 0,6 3,454 3,14 3,9047

(Sumber: Hitungan)

14

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulkan sebagai berikut :

4.1.1 Debit banjir yang terjadi pada rumah dengan luas atap 80 m2 dan luas

lahan 120 m2 adalah 0,00199 m

3/detik, untuk rumah dengan luas atap 100

m2 dan luas lahan 170 m

2 adalah 0,00281 m

3/detik. Untuk rumah dengan

luas atap 120 m2 dan luas lahan 200 m

2 adalah 0,00331 m

3/detik.

4.1.2 Setelah diterapkan sumur resapan diameter 1,2 m dan kedalaman 1,268 m

pada rumah dengan luas atap 80 m2 dan luas lahan 120 m

2 debit yang

mengalir menjadi 0,00081 m3/detik sehingga dapat mereduksi sebesar

59%. Untuk rumah dengan luas atap 100 m2 dan luas lahan 170 m

2 setelah

diterapkan sumur resapan diameter 1,2 m dan kedalaman 2,159 m debit

yang mengalir menjadi 0,00135 m3/detik sehingga dapat mereduksi

sebesar 52%. Untuk rumah dengan luas atap 120 m2 dan luas lahan 200 m

2

setelah diterapkan sumur resapan dengan diameter 1,2 m dan kedalaman

2,699 m debit yang mengalir menjadi 0,00155 m3/detik sehingga dapat

mereduksi debit banjir sebesar 53%

4.2 Saran

Saran-saran yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

4.2.1 Dalam perencanaan saluran drainase sebaiknya diperlukan adanya sumur

resapan sehingga dapat mengurangi beban debit air hujan di saluran

drainase.

4.2.2 Perlu kesadaran masyarakat untuk memulai membangun sumur resapan air

hujan.

4.2.3 Untuk memperoleh data permeabilitas tanah yang lebih akurat, sebaiknya

dilakukan pengujian permeabilitas tanah sehingga data yang digunakan

dalam perencanaan adalah data yang paling baru dan sesuai dengan

kondisi di lapangan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat P.J., Ibnu. 2008. Kajian Pengembangan Sumur Resapan Air Hujan.

Malang : Jurnal Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang. Vol. IV, No.

11:8-21

Kusnaedi. 2011. Sumur Resapan untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan.

Jakarta : Penebar Swadaya

Kusnaedi. 2000. Sumur Resapan untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan.

Jakarata : Erlangga

Saputra, Adhe, 2017. Analisis Karakteristik dan Sabilitas “GEOBAG” Sebagai

Pelindung Pantai Bandengan di Kota Pekalongan.Universitas Islam Sultan

Agung. Semarang.

SNI: 03-2453-2002. Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hijan untuk

Lahan Pekarangan

Sunjoto, S. 2011. Teknik Drainase Pro-Air. Yogyakarta : Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

Sunjoto, S. 1988. Optimasi Sumur Resapan Air Hujan Sebagai Salah Satu Usaha

Pencegahan Instrusi Air Laut. Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas

Gadjah Mada

Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarka :

Penerbit Andi

Triatmodjo, B. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset