KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN II.pdf · Dalam perhitungan pendapatan nasional, pengertian...

34
16 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Menurut Sukirno dalam Nizar, dkk (2013) kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Dalam perhitungan pendapatan nasional, pengertian investasi adalah seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan pembelanjaan untuk mendirikan industri dan pertambahan dalam nilai stok barang perusahaan yang berupa bahan mentah barang belum diproses, dan barang jadi. Tujuan pengeluaran untuk investasi adalah pembelian barang-barang yang memberi harapan menghasilkan keutungan yang akan datang. Artinya, pertimbangan yang diambil oleh pengusaha atau perusahaan dalam memutuskan membeli atau tidak membeli barang

Transcript of KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN II.pdf · Dalam perhitungan pendapatan nasional, pengertian...

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Investasi

Menurut Sukirno dalam Nizar, dkk (2013) kegiatan investasi yang dilakukan

oleh masyarakat secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf

kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari

kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari

pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan

agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal

sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu

diikuti oleh perkembangan teknologi.

Dalam perhitungan pendapatan nasional, pengertian investasi adalah seluruh

nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan pembelanjaan untuk

mendirikan industri dan pertambahan dalam nilai stok barang perusahaan yang

berupa bahan mentah barang belum diproses, dan barang jadi. Tujuan pengeluaran

untuk investasi adalah pembelian barang-barang yang memberi harapan

menghasilkan keutungan yang akan datang. Artinya, pertimbangan yang diambil oleh

pengusaha atau perusahaan dalam memutuskan membeli atau tidak membeli barang

17

dan jasa tersebut adalah harapan dari pengusaha atau perusahaan akan kemungkinan

keuntungan yang dapat diperoleh. Harapan keuntungan ini merupakan faktor utama

dalam investasi (Linda, 2007).

Investasi adalah mobilisasi sumber daya untuk menciptakan atau menambah

kapasitas produksi atau pendapatan di masa yang akan datang. Dalam investassi ada

dua tujuan utama yang ingin dicapai yaitu mengganti bagian dari penyediaan modal

yang rusak dan tambahan penyediaan modal yang ada.Gambaran perkembangan

pembangunan daerah tidak lepas dari perkembangan distribusi dan alokasi investasi

anntar daerah. Dalam kaitan itu perlu dipisahkan jenis investasi yang dilakukan oleh

sektor swasta dan pemerintah, mengingat faktor yang menentukan lokasi kedua jenis

investasi tersebut tidak selalu sama.

Menurut Linda (2007), jenis investasi dapat dibedakan atas:

1) Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan sifatnya resmi.

2) Private investment adalah investasi yang dilaksanakan oleh pihak swasta.

3) Domestic investment adalah penanaman modal dalam negeri.

4) foreign investment adalah penanaman modal asing.

5) Gross investment adalah total seluruh investasi yang dilaksanakan pada suatu

waktu, baik itu autonomous maupun induced atau private maupun public.

6) Net investment adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan.

18

Umumnya pemerintah masih harus memperhatikan beberapa faktor, seperti

pengembangan suatu daerah tertentu karena alasan politis dan strategis, misalnya

daerah perbatasan dan daerah yang mempunyai sejarah serta ciri khusus, sehingga

memerlukan perhatian yang khusus termasuk dalam kebijakan investasi. Namun

demikian, kedua jenis investasi baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta pada

akhirnya akan dapat menambah kesempatan kerja dan memberi sumbangan dalam

mengatasi masalah-masalah ekonomi dan social seperti kemiskinan, pengangguran

dan sebaginya. Investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan

atau mempertahankan stok barang-barang modal yang terdiri dari mesin-mesin,

pabrik, kantor dan produk-produk tahan lama lainnyaa yang digunaakan dalam proses

produksi (Linda, 2007).

Teori Keynes mengenai investasi bertumpu pada “marginal efficiency of

capital”. Marginal efficiencyof capital (MEC) merupakan deteminan kunci sekaligus

ukuran tentang tingkat keuntungan yang diharapkan (expected profitability) dari suatu

investasi. Secara singkat MEC adalah suatu tingkat diskonto yang menyamakan the

present value penerimaan investasi di masayang akan datangdengan current supply

price (current replacement cost) investasi tersebut. Di samping itu, Keynes

sependapat dengan Fisher tentang peranan suku bunga dalam mempenngaruhi

investasi.Menurut Keynes bahwa investasi akan berlangsung hingga MEC sama

dengan tingkat bunga yang ada. Perbedaannya dengan Fisher, walaupun sulit

dikuantifikasi, Keynes mengakomodasikan ekspetasi dan ketidakpastian (Mankiew,

2007).

19

Menurut Paul A. Smuelson dan William D. Nordhaus, investasi adalah

pengeluaran yang dilakukan oleh para penanaam modal yang menyangkut

penggunaan sumber-sumber seperti peralatan, gedung, peralatan produksi dan mesin-

mesin baru lainnya atau persediaan yang dharapkan akan memberikan keuntungan

dari investasi tersebut. Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun

sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output

potensial suatu bangsa akan bertambah daan pertumbuhan ekonomi jaangka panjang

juga akan meningkat. Investasi memainkan peranan penting dalam menentukan

jumlah output dan pendapatan. Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi

adalah hasl biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga da pajak,

serta harapan mengenai masa depan.

Faktor penentu investassi sangat tergantung pada situasi di masa depan yang

sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah

berubah. Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal digolongkan sebagai

investasi, meliputi pengeluaran ataau pembelanjaan untuk :

a. Seluruh pembelian para pengusaha atas barang modal dan membelanjakan

untuk mendirikan industri-industri.

b. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal.

c. Pertambahan dalam nilai stok barang-barang perusahaan yang berupa bahan

mentah, barang yang belum diproses daan barang jadi.

20

Adam Smith menyatakan bahwa investasi dilakukan karena para pemilik

modal mengharapkan untung dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada

iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Keuntungan cenderung

menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju pemupukan modal

meningkat, persaingan yang meningkat antara pemilik modal akan menaikkan upah

sebaliknya menurunkan keuntungan.

2.1.2 Pengangguran

Pengangguran adalah kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan

kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan

kegiatan kerja.Pengangguran tidak hanya disebabkan karena kurangnya lowongan

pekerjaan, tetapi juga disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh

pencari kerja.Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, tidak dapat

diipenuhi oleh pencari kerja. Menurut Badan Pusat Statistik (2014), Pengangguran

adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,

bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha

mendapatkan pekerjaan. Bedasarkan tingkat pengangguran dapat kita lihat kondisi

suatu Negara apakah perekonomiannya berkembanng atau lambat dan atau

mengalami kemunduran.Dengan tingkat pengangguran bida dilihat kesenjangan

distribusi pendapatan yang diterima suatu masyarakat tersebut.Pengangguran dapat

terjadi akibat dari tingginya angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan adanya

lapangan pekerjaaan yang luas serta penyerapan tenaga kerja yang perentasenya

21

cenderung kecil.Hal ini terjadi karena rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan

lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja (Masrianisaidin,

2014).

Menurut Marius dalam Dharmayanti (2011) menyatakan bahwa pengangguran

sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak

optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu :

1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)

Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai

pekerjaan.Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan

padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari

pekerjaan atau malas bekerja.

2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)

Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya

tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja

tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi.

Pengangguran terselubung bias juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak

sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.

3. Setengah Menganggur (Under Unemployment)

Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena

tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga

kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam

22

dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan

yang telah 24 menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur

sambil menunggu proyek berikutnya.

Menurut Simanjutak dalam Mustika (2010), penganggur adalah orang yang

tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum

pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menurut sebab terjadinya,

pengangguran dapat digolongkan kepada tiga jenis yaitu:

1) Pengangguran friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan

temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang

ada.Kesulitan temporer ini dapat berbentuk sekedar waktu yang diperlukan

selama prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor jarak atau

kurangnya informasi.

2) Pengangguran struktural

Pengangguran struktural terjadi karena ada problema dalam struktur atau

komposisi perekonomian.Perubahan struktur yang demikian memerlukan

perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan pihak

pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan ketrampilan baru tersebut.

3) Pengangguran musiman

Pengangguran musiman terjadi karena pergantian musim.Di luar musim panen da

turun ke sawah, banyak orang yang tidak mempunyai kegiatan ekonomis, mereka

23

hanya sekedar menunggu musim yang baru.Selama masa mengunggu tersebut

mereka digolongkan sebagai penganggur musiman.

Yang dimaksud dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah

digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada

suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan

(Sukirno, 2000).Menurut Budiani (2007) mendefinisikan pengangguran sebagai

keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja, tidak

memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan.

Menurut Sukidjo (dalam Sopianti, 2011), ada berbagai penyebab terjadinya

pengangguran, diantaranya adalah:

1) Keterbatasan jumlah lapangan kerja, sehingga tidak mampu menampung seluruh

pencari kerja.

2) Keterbatasan kemampuan yang dimiliki pencari kerja, sehingga pencari kerja

tidak mampu mengisi lowongan kerjanm karena tidak memenuhi persyaratan

kemampuan dan keterampilan yang diperlukan.

3) Keterbatasan informasi, yakni tidak memiliki informasi dunia usaha mana yang

memerlukan tenaga kerja serta persyaratan apa yang diperlukan.

4) Tidak meratanya lapangan kerja. Daerah perkotaan banyak tersedia lapangan

pekerjaan sedangkan di pedesaan sangat terbatas.

5) Kebijakan pemerintah yang tidak tepat, yakni pemerintah tidak mampu

mendorong perluasan dan pertumbuhan sektor modern.

24

6) Rendahnya upaya pemerintah untuk melakukan pelatihan kerja guna

meningkatkan skill pencari kerja.

Pengangguran akan selalu muncul dalam suatu perekonomian karena

beberapa alasan. Alasan pertama adalah adanya prosses pencarian kerja, yaitu

dibutuhkannya waktu untuk mencocokkan para pekerja dan pekerjaan.Alasan kedua

adalah adanya kekakuan upah.Kekakuan upah ini dapat disebabkan oleh tiga hal,

yaitu adanya kebijakan upah minimum, daya tawar kolektif dari serikat pekerja, dan

upah efisiensi.

Tujuan negara membangun adalah untuk kesejahteraan rakyat, maka masalah

pengangguran yang tinggi merupakan kondisi yang sangat tidak dikehendaki oleh

suatu negara di manapun.Inflasi dan pengangguran adalah dua masalah ekonomi yang

utama yang sering dihadapi oleh masyarakat suatu negara.Jika masalah inflasi dan

pengangguran tidak terkendali, maka kedua masalah tersebut dapat mewujudakan

efek buruk baik yang bersifat ekonomi, sosial, politik serta lingkungan dan

budaya.Untuk menghindari berbagai efek buruk yang mungkin ditimbulkan oleh

kedua masalah tersebut, secara sederhana yakni secara ekonomi makro diperlukan

berbagai kebijakan ekonomi yang komprehensif. Dalam teori kurva Phillips,

pengangguran yang tinggi memang akan cenderung mengurangi inflasi. Beberapa

pakar ekonomi menyebutnya sebagai tingkat pengangguran alami.LSUR adalah suatu

tingkat dimana naik turunnya harga dan inflasi upah ada pada titik setimbang. Pada

LSUR, inflasi stabil, tanpa adanya tendensi yang menunjukkan peningkatanatau

25

penurunan. LSUR merupakan tingkatan terendah yang dapat terjadi dalam jangka

panjangtanpa adanya kenaikan pada inflasi.(Ningsih, 2010).

Menurut N. Gregory Mankiw (2006) hukum okun adalah relasi negatif antara

pengangguran dan GDP(Gross Domestic Produc).Hukum okun merupakan pengingat

bahwa faktor-faktor yang menentukan siklus bisnis pada jangka pendek sangat

berbeda dengan faktorfaktor yang membentuk pertumbuhan ekonomi jangka

panjang.Hukum Okun (Okun’s law) merupakan hubungan negatif antara

pengangguran dan GDP, yang mengacu pada penurunan dalam pengangguran sebesar

satu persen dikaitkan dengan pertumbuhan tambahan dalam GDP yang mendekati

dua persen.

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat penting untuk mengentaskan

masyarakat dari kemiskinan, walaupun pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri

sendiri untuk mengentaskan kemiskinan, tetap pertumbuhan ekonomi menjadi faktor

utama untuk mengentaskan kemiskinan (Yudha, 2013). Menurut Boediono (1999)

Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-

faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain,

sehingga terjadi proses pertumbuhan. Para ekonom mempunyai pandangan atau

persepsi yang tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian.

26

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting

dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis

tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu

daerah.Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang

dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya.Pertumbuhan ekonomi menunjukkan

sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau

kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu.Pertumbuhan ekonomi suatu negara

atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan

bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik.

Menurut Nur Pratama dalam Al Faiz (2011) Pengukuran akan kemajuan sebuah

perekonomian memerlukan alat ukur yang tepat.

2.1.3.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu landasan untuk

menentukan perkembangan pertumbuhan ekonomi. Selain itu teori pertumbuhan

ekonomi juga menjelaskan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan

output per kapita dalam jangka panjang serta bagaimana pengaruh dari faktor-faktor

tersebut. berikut merupakan beberapa teori pertumbuhan ekonomi yaitu :

a. Teori Pertumbuhan Klasik

Adam smithdalam karyanya “ The Wealth of Nation “ menekankan bahwa

pertumbuhan ekonomi terjadi karena disebabakan oleh adanya perpacuan antara

27

perkembangan penduduk dan kemajuan teknologi. Penduduk yang bertambah akan

memperluas pasar, dan perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi. Dan

dengan adanya spesialisasi maka akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi,

karena spesialisasi akan mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong

tingkat perkembangan teknologi kemudian meningkatkan pendapatan nasional

sampai pada batas tingkat full employment (long run).Hasilahli ekonomi klasik

lainnya seperti David Ricardho dan Robert Malthus lebih pesimis terhadap proses

pembangunan dalam jangka panjang karena menurutnya perekonomian akan

mencapai “Stationary State” yaitu suatu keadaan dimana perkembangan tidak terjadi

lagi sedangkan perkembangan penduduk terjadi dan akn menurunkan kembali tingkat

pembangunan ke tahap yang rendah karena berlaku hukum kenaikan hasil yang

semakin berkurang ( the law of deminishing return). Menurut David Ricardo peranan

teknologi dan akumulasi modal mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan

menghambat bekerjanya hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang. Sehingga

jelas bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarik-menarik antara dua

kekuatan yaitu hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang dengan kemajuan

teknologi (Riyadi dan Deddy Supriady, 2004:51).

b. Teori Pertumbuhan Neo Klasik

Yoseph Schumpeter dalam karyanya “The Theory of Economics

Development”menekankan tentang peranan pengusaha dalam pembangunan.

Menurutnya pembangunan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-

28

putus dan faktor terpenting dalam pembangunan adalah enterprener. Menurut teori

Neo Klasik bahwa pertumbuhan bukan ditentukan oleh kapital tetapi oleh perbaikan

SDM dan teknologi (Kartasasmita, 1997).

c. Teori Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di

dalammewujudkan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha

merupakan golongan yang akan terus menerus membuat inovasi dalam

kegiatanekonomi. Inovasi tersebut meliputi memperkenalkan barang baru,

mempertinggi efesiensi produksi barang, memperluas pasar, mengembangkan sumber

bahan mentah yang baru, dan mengadakan perubahan dalam organisasi dengan

menjunjung tinggi keefisienan tingkat produksi. Schumpeter mengemukankan teori

pertumbuhannya dengan memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa

perekonomian sedang dalam keadaantidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak

berlangsung lama, segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai

kemungkinanuntuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh

keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakaninovasi tersebut, mereka akan

meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan

meningkatkankegiatan ekonomi Negara. Maka pendapatan masyarakat akanbertambah

dan seterusnya konsumsi masyarakat bertambahtinggi. Kenaikan tersebut akan

mendorong perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan

penanaman modal baru.

29

Menurut Schumpeter investasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

penanaman modal otonomi danpenanaman modal terpengaruh. Menurut Schumpeter

makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk

melakukan inovasi. Pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambahn lambat jalannya.

Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary

state”.Berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak

berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan tinggi. Pandangan ini berbeda

dengan pandangan klasik yakni tingkat tersebut dipacai ketika perekonomian telah

berada kembali pada tingkat pendapatan subsisten, yaitu pada tingkat pendapatan yang

rendah.

d. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern (Rostow)

Rostow mengartikan pembangunan ekonomi menurutnya bukan saja

menyangkut perubahan dalam struktur ekonomi tetapi juga perubahan dalam struktur

politik, struktur sosial, nilai sosial dan yang lainnya. Rostow mengemukakan ada 5

tahap dalam proses pembangunan yang akan dialami oleh setiap negara pada

umumnya yaitu:

1) The Traditional Society (Masyarakat Tradisional)

Suatu kondisi dimana masyarakatnya masih memiliki cara berproduksi dan

teknologi yang primitif dan masih berpikir irrasional.

30

2) Precondition for take- off (Persyaratan Tinggal Landas )

Masa transisi dimana masyarakatnya mempersiapkan diri atau dipersiapkan

dari luar untuk berkembang.

3) Take – off (Tinggal Landas)

Masa dimana terjadi perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat,

terciptnya kemajuan yang pesat dan terbentuknya pasar baru.

4) The Drive to Manurity

Masa dimana suatu masyarakat secara efektif menggunakan teknologi modern

pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam.

5) The Age of High Mess Consumption

Masa dimana perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah konsumsi

dan kesejahteraan masyarakat dan bukan lagi pada masalah produksi sehingga

masyarakat bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia dan

sokogan politik.

e. Teori Keynes

Teori keynes ini lebih banyak ditujukan untuk negara kapitalis maju

dari pada negara berkembang. Pendapatan total merupakan fungsi dari

pekerjaan total dalam suatu negara. Semakin besar pendapatan nasional,

semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkannya demikian pula

sebaliknya.volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif. Permintaan

efektif tergantung pada pertemuan antara barang permintaan dan penawaran

yang terjadi.Permintaan efektif ini terdiri dari permintaan untuk konsumsi dan

31

investasi.Sedang permintaan konsumsi sangat tergantung pada kecenderungan

untuk berkonsumsi yang kenaikannya tidak secepat kenaikan pendapatan.

Dari teori klasik Keynes dan Harrod Domar, laju pertumbuhan

ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh unsur investasi.Perbedaan antara

besarnya pendapatan dan konsumsi dapat diatasi dengan adanya investasi.

Bila jumlah investasi tidak terpenuhi maka harga akan turun. Akibatnya

pendapatan dan pekerjaan akan turun sampai perbedaan tersebut terpenuhi.

Volume investasi ini tergantung pada efisiensi marginal dari modal dan suku

bunga.Hal ini merupakan tingkat hasil yang diharapkan dari aktiva modal

baru. Kenaikan dalam volume investasi akan mengakibatkan naiknya

pendapatan dan selanjutnya akan meningkat konsumsi masyarakat.

Pemikiran Keynes ini ditandai dengan adanya unsur-unsur dinamika

dalam sistem analisis tentang proses dan perkembangan ekonomi sehingga

teori Keynes ini dapat terus berlangsung dan berkembang. Sebagai salah satu

contoh teori yang bersumber dari Keynes ini adalah teori yang dikemukakan

oleh Harrod yang mengacu pada kerangka analisis Keynes, baik dalam

konsepsinya maupun perincian modelnya (Dwi Susilowati, 2010).

f. Teori Harrod

Pokok pikiran Harrod berkisar pada masalah pertumbuhan ekonomi

yang dapat berlangsung secara terus menerus dalam pola keadaan ekuilibrium

yang stabil. Sehubungan dengan hal tersebut Harrod menjelaskan dua konsep

32

pengetian perihal laju pertumbuhan yang menjadi kunci dalam gagasannya,

yaitu :

a. The warranted rate of growth Yaitu masalah laju pertumbuhan produksi

dan pendapatan pada tingkat yang dianggap dari sudut pandang para

pengusaha/ investasi.

b. The naturan rate of growth Yaitu laju pertumbuhan produksi dan

pendapatan yang ditentukan oleh kondisi dasar (fundamental conditions).

Menurut pendapat Harrod, pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan

(pendapatan dan kesempatan kerja penuh) hanya bisa dicapai jika dipenuhi

kedua syarat tersebut di atas, yaitu berlangsungnya laju pertumbuhan yang

warranted maupun laju pertumbuhan yang natural. Dengan kata lain laju

pertumbuhan yang sama dengan laju pertumbuhan yang natural.

Dengan demikian diperlukan adanya intervensi kebijaksanaan untuk

menanggulangi gangguan dan penyimpangan yang merupakan ciri pokok

pertumbuhan itu sendiri. Harrod juga meneliti keadaan-keadaan untuk

perkembangan yang terus menerus, dan menunjukkan sifat/ keadaan dari cara

yang mungkin dapat ditempuh untuk suatu perkembangan ekonomi (Dwi

Susilowati, 2010).

33

2.1.4 Kemiskinan

2.1.4.1 Teori Kemiskinan

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak

mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan

minimal dari standar hidup tertentu.Kemiskinan sering dipahami sebagai keadaan

kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup.Menurut

Mahsunah (2013) kemiskinan diartikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi

berbagai kebutuhan seperti pangan, perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan

sebagainya.

Tinjauan kemiskinan dari dimensi ekonomi ini diartikan sebagai ketidak

mampuan seseorang untuk menndapatkan mata pencaharian yang mapan dan

memberikan penghasilan yang layak untuk menunjang hidupnya secara

berkesinambungan yang terlihat dari rendahnya gizi makanan, tingkat kesehatan yang

rendah, tingkaat pendidikan yang rendah, pakaian yang tidak layak, dan

sebagainya.Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan

semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lainnya yang

melingkupinya.Kemisinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi

melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan, dan politik.

Kemiskinan dalam arti luas dapat diartikan ssebagai keterbatasan yang disandang

oleh seseorang, sebuah keluarga, sebuah komunitas, atau bahkan sebuah Negara yang

menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan dalam kehidupan, terancamnya penegakan

hak dan keadilan, terancamnya posisi tawar dalam pergaulan dunia, dan pada jangka

34

yang lebih panjang dapat mengakibatkan hilangnya generasi, serta suramnya masa

depan Bangsa dan Negara (Budhi, 2013).

Ukuran kemiskinan secara sederhana dan yang umum digunakan dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Kemiskinan Absolut

Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada

di bawah garis kemiskinan dan tidak cukup untuk menentukan kebutuhan dasar

hidupnya.Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan

minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan,

pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup.Kesulitan utama

dalam konsep kemiskinan absolut adalah menentukan komposisi dan tingkat

kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat

kebiasaan saja, tetapi juga iklim, tingkat kemajuan suatu negara, dan faktor-faktor

ekonomi lainnya.Walaupun demikian, untuk dapat hidup layak, seseorang

membutuhkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan fisik dan

sosialnya.

2) Kemiskinan Relatif

Seseorang termasuk golongan miskin relatif apabila telah dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidupnya, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan

keadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan

mengalami perubahan bila tingkat hidup masyarakat berubah sehingga konsep

kemiskinan ini bersifat dinamis atau akan selalu ada. Oleh karena itu, kemiskinan

35

dapat dari aspek ketimpangan sosial yangberarti semakin besar ketimpangan

antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah, maka akan

semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan selalu miskin.

Menurut Sharp (dalam Wijayanto, 2010) terdapat tiga faktor penyebab

kemiskinan jika dipandang dari sisi ekonomi.Pertama, kemiskinan muncul karena

adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan distribusi

pendapatan yang timpang.Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya yang

terbatas dan kualitasnya rendah.Kedua kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam

kualitas sumberdaya manusia.Kualitas sumberdaya manusia yang rendah berarti

produktifitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.Rendahnya kualitas

sumberdaya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung,

adanya diskriminasi atau keturunan.ketiga kemiskinan muncul karena perbedaan

akses dalam modal.

2.1.4.2 Mengukur Kemiskinan dan Kedalaman Kemiskinan

Untuk mengukur kemiskinan, Indonesia melalui BPS menggunakan konsep

kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) dalam mengukur

kemiskinan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan

dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan

yang diukur dari sisi pengeluaran.Pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index,

yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.Dengan pendekatan ini,

kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi

36

kebutuhan dasar makanan dan bukanmakanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Metode yang digunakan adalah menghitung garis kemiskinan yang terdiri dari dua

komponen yaitu Garis Kemiskinan (GK) makanan dan garis kemiskinan bukan

makanan(GKBM). Perhitungan garis kemiskinan secara terpisah untuk daerah

perkotaan dan perdesaan.Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) merupakan pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang

disertakan dengan 2100 kalori perkapita perhari. Sedangkan Garis 1 Kemiskinan

Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang,

pendidikan, kesehatan

Garis kemiskinan adalah suatu ukuran yang menyatakan besarnya

pengeluaran (dalam rupiah) untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan

dan kebutuhan non makanan, atau standar yang menyatakan batas seseorang

dikatakan miskin bila dipandang dari sudut konsumsi.Garis kemiskinan digunakan

untuk mengetahui batas seseorang dikatakan miskin atau tidak, sehingga garis

kemiskinan dapat digunakan untuk mengukur dan menentukan jumlah

kemiskinanPersoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase

penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman

dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk

miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat

kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan dan

Indeks Keparahan Kemiskinan di daerah perdesaan masih tetap lebih tinggi daripada

37

perkotaan. Pada September 2014, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan untuk

perkotaan hanya 1,48 sementara di daerah perdesaan mencapai 2,61. Nilai Indeks

Keparahan Kemiskinan untuk perkotaan hanya 0,39 sementara di daerah perdesaan

mencapai 0,68. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan

lebih buruk dari daerah perkotaan.(BPS Provinsi Bali, 2014).

2.1.4.3 Teori Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of Poverty)

Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000) sebagai berikut:

1) Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan

sumber daya yang menimbulkan ketimpangan distribusi pendapatan, penduduk

miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya

rendah.

2) Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena

kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah,

upahnya pun rendah.

3) Kemiskinan muncul disebabkan perbedaan akses dan modal.

Ketiga penyebab kemiskinan itu bermuara pada teori lingkaran setan

kemiskinan (vicious circle of poverty) yang digambarkan pada Gambar 2.1.4.3.1

Adanya ketidaksempurnaan pasar, keterbelakangan, ketertinggalan, kurangnya modal

menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas

38

mengakibatkanrendahnya pendapatan yang diterima. Rendahnya pendapatan akan

berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi, rendahnya investasi akan

berakibat pada keterbelakangan dan seterusnya.

Gambar 2.1Lingkaran Setan Kemiskinan

(The Vicious Circle of Poverty)

Sumber : Yudha (2013)

Dalam mengemukakan teorinya tentang lingkaran setan kemiskinan, pada

hakikatnya Nurkse berpendapat bahwa kemiskinan bukan saja disebabkan

olehketiadaan pembangunan masa lalu tetapi juga disebabkan oleh

hambatanpembangunan di masa yang akan datang. Sehubungan dengan hal ini

Nurksemengatakan : “Suatu negara menjadi miskin karena ia merupakan negara

miskin”(A country is poor because it is poor). Menurut pendapatnya, inti dari

Ketidaksempurnaanpasar

Keterbelakangan,Ketertinggalan

Kekurangan Modal

Produktivitas RendahInvestasi rendah

Tabungan Rendah Pendapatan Rendah

39

lingkaransetan kemiskinan adalah keadaan-keadaan yang menyebabkan

timbulnyahambatan terhadap terciptanya tingkat Ketidaksempurnaan pasar,

keterbelakangan, ketertinggalan.Kekurangan Modal Produktivitas Rendah

Pendapatan Rendah Investasi Rendah Tabungan Rendah 20 pembentukan modal yang

tinggi. Di satupihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain

pihakoleh perangsang untuk menanam modal. Di negara berkembang kedua faktor

itutidak memungkinkan dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang

tinggi.(Yudha, 2013).

2.1.4.4 Penyebab Kemiskinan

Menurut Nursoleh (dalam Suyana, 2010) menyatakan bahwa terdapat tiga

penyebab kemiskinan yaitu sebagai berikut:

1) Kemiskinan alamiah atau natural merupakan kemiskinan yang disebabkan

oleh factor-faktor alamiah dari kehidupan masyarakat itu sendiri yang

meliputi factor usia, kesehatan, geografis tempat tinggal, dimana kondisi ini

ditunjang oleh tidak adanya sumberdaya yang memadai, baik itu sumberdaya

manusia, sumberdaya alam, ataupun sumberdaya pembangunan lain yang

terdapat di suatu wilayah.

2) Kemiskinan kultural merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh adat

istiadat, etos kerja, dan lainnya. Selain itu kemiskinan ini terjadi karena pola

hidup atau kebiasaan hidup, serta budaya hidup. Kelompok masyarakat yang

tergolong kedalam kemiskinan kultural sulit untuk diajak berpatisipasi dalam

40

rangka meningkatkan taraf hidupnya serta sulit untuk melakukan perubahan

dan menolak mengikuti perkembangan, yang dimana hal ini terjadi karena

pola hidup dan budaya hidup dari masyarakat.

3) Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh factor-

faktor buatan manusia yang meliputi distribusi aset yang tidak merata,

kebijakan ekonomi yang diskriminatif, korupsi-kolusi, serta tatanan

perekonomian yang hanya menguntungkan kelompok masyarakat atau

golongan tertentu.

Menurut Kartasasmita (dalam Hendra, 2010) secara umum faktor-faktor

penyebab kemiskinan yaitu sebagai berikut :

1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan dengan

rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya

tingkat kesehatan, kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja,

rendahnya keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga.

2) Rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan

aset produksi serta modal kerja.

3) Rendahnya penerapan teknologi, ditandai oleh rendahnya penggunaan input

mekanisasi pertanian.

4) Rendahnya potensi wilayah yang ditandai dengan oleh rendahnya potensi fisik

dan infrastruktur wilayah. Universitas Sumatera Utara

41

5) Rendahnya taraf pendidikan. Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan

kemampuan pengembangan diri terbatas dan menyebabkan sempitnya

lapangan kerja yang dapat dimasuki.

6) Rendahnya derajat kesehatan. Taraf kesehatan dan gizi yang rendah

menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir, dan prakarsa.

7) Terbatasnya lapangan kerja. Keadaan kemiskinan karena kondisi pendidikan

diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerja

atau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran

kemiskinan tersebut.

8) Kondisi keterisolasian. Banyak penduduk miskin, secara ekonomi tidak

berdaya karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit

atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan, dan gerak

kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya.

Selain itu kemiskinan dapat terjadi akibat sistem ekonomi yang berlaku

karena yang kuat menindas yang lemah, tidak adanya sumber pendapatan yang

memadai bagi golongan yang bersangkutan, struktur pemilikan, dan penggunaan

tanah, pola usaha yang terbelakang, dan pendidikan angkatan kerja yang

rendah.Dengan rendahnya faktor-faktor diatas menyebabkan rendahnya aktivitas

ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Dengan rendahnya aktivitas

ekonomi yang dapat dilakukan berakibat terhadap rendahnya produktivitas dan

pendapatan yang diterima, pada gilirannya pendapatan tersebut tidak mampu

42

memenuhi kebutuhan fisik minimun yang menyebabkan terjadinya proses kemiskinan

(Mahsunah,2013).

2.1.5 Hubungan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu isu paling kontroversial dari

sejarah ekonomi dunia.Sebuah jalur pembangunan yang ramah lingkungan yang

dimulai dengan pertanian diganti penggunaan berlebihan alami sumber daya setelah

revolusi industri.Para ekonom pada umumnya yang menyatakan bahwa investasi

berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi.Terlebih untuk negara berkembang

seperti Indonesia, salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang sangat

dominan adalah faktor investasi, di samping faktor konsumsi.Konstribusi investasi

terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi permintaan dan

penawaran.Pada sisi permintaan, peningkatan investasi akan menjadi stimulus

petumbuhan ekonomi dengan menciptakan pertumbuhan yang efektif. Sedangkan dari

sisi penawaran, pertumbuhan investasi akan merangsang pertumbuhan ekonomi

dengan menciptakan lebih banyak cadangan modal yang kemudian berkembang

dalam peningkatan kapasitas produksi.

Menurut teori Klasik bahwa investasi merupakan suatu pengeluaran yang

dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menigkatkan

produksi. Jadi investasi merupakan pengeluaran yang akan menambah jumlah alat-

alat produksi dalam masyarakat dimana pada akhirnya akan menambah pendapatan,

sehingga Pertumbuhan ekonomi meningkat. Sehubungan dengan itu, maka sudah

43

sewajarnya pemerintah melakukan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan

masuknya investasi (Sutawijaya, 2007).

Suatu teori dalam analisa investasi yang pada hakikatnya mengatakan

bahwa perubahan dalam tingkat investasi adalah sepenuhnya ditentukan oleh

perubahan dalam tingkat pendapatan nasional atau regional. Teori di atas menjelaskan

pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap investasi yaitu, apabila suatu daerah

memiliki Pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka para investor akan lebih memilih

berinvestasi di daerah tersebut. Sebaliknya semakin banyak investasi yang dilakukan

maka jumlah barang dan jasa yang diproduksi suatu daerah akan semakin menigkat

sehingga meningkatkan Pertumbuhan ekonomi daerah tersebut (Sukirno, 2000).

2.1.6 Hubungan Pengangguran terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak

sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan

adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang

sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran

konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan

kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek

44

psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.Tingkat pengangguran

yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial

sehingga mengganggu pertumbuhan ekonomi (Wibowo, 2014).

Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dapat diwujudkan dengan kebijakan

perluasan kesempatan kerja (mengurangi tingkat pengangguran).Menurut teori neo

klasik, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor

produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan

teknologi.Pembentukan modal menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang

tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi.Pembentukan

modal memberikan mesin, alat dan perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin

meningkat.Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat pengangguran berkorelasi

negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.Hal ini berarti bahwa semakin

meningkat tingkat pengangguran, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin

menurun (Jonaidi, 2012).

2.1.7 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan

pembangunan dan merupakan syarat bagi pengurangan tingkat kemiskinan.Syaratnya

adalah hasil dari pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar disetiap golongan

masyarakat, termasuk di golongan penduduk miskin. Hermanto Siregar dan Dwi

Wahyuniarti (dalam Achmad Khabhibi, 2010: 46). Penelitian yang dilakukan

45

Wongdesmiwati dalam Adit Agus Prastyo (2009: 24), menemukan bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan.

Kenaikan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat kemiskinan. Hubungan ini

menunjukkan pentingnya mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk menurunkan

tingkat kemiskinan (Yudha, 2013).

Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indicator

yang lazim digunakan oleh suatu Negara untuk melihat kemajuan atau kemampuan

negaranya. Pengentasan kemiskinan telah menjadi tujuan pembangunan yang

fundamental sehingga menjadi sebuah alat untuk menilai efektivitas berbagai jenis

program pembangunan. Pertumbuhan ekonomi dapat menjadi instrument yang sangat

berpengaruh dalam penurunan kemiskinan pendapatan (income poverty), sehingga

dibutuhkan cara-cara yang tepat dalam mengkaji dampak kemiskinan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Kemiskinan adalah suatu situasi dimana pendapatan tahunan individu di suatu

kawasan tidak dapat memenuhi standar pengeluaran minimum yang dibutuhkan

individu untuk dapat hidup layak dikawasan tersebut.Individu yang idup di bawah

standar penngeluaran minimum tersebut tergolong miskin. Ketika perekonomian

berkembang di suatu kawasan (negara atau kawasan tertentu yang lebih kecil),

terdapat lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan

baik di antara penduduk kawasan tersebut akan mengurangi kemiskinan. Secara

teoritis, pertumbuhan ekonomi memainkan peranan penting dalam mengatasi masalah

penurunan kemiskinan (Hermanto dan Dwi, 2006).

46

2.1.8 Hubungan Investasi terhadap Kemiskinan

Adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara investasi terhadap

penduduk miskin.Investasi memiliki pengaruh yang besar terhadap kemiskinan yang

ada pada suatu Negara. Karena dengan banyaknya investasi dari investor melalui

pengembangan usaha-usaha yang berskala makro atau pun mikro, tentunya akan

memerlukan tenaga kerja untuk mengembangkan usahanya tersebut, sehingga secara

tidak langsung terdapat lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tentunya hal ini juga

akan berdampak terhadap pengurangan jumlah masyarakat miskin, karena warga

masyarakat telah memiliki pekerjaan yang pada nantinya mereka akan mendapatkan

penghasilan, sehingga kehidupan perekonomian masyarakat dapat sebagai efek

adanya investasi. Hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi berkorelasi negatif

terhadap tingkat kemiskinan Indonesia.Hal ini berarti bahwa semakin meningkat nilai

investasi, maka tingkat kemiskinan Indonesia semakin menurun (Jonaidi, 2012).

Menurut hasil penelitian Wahyuni (2010) investasi tidak berpengaruh

terhadap jumlah penduduk miskin yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa investasi yang didominasi oleh pertambangan yang masuk kategori investasi

padat justru berdampak buruk terhadap masyarakat yang mayoritas petani.

2.1.9 Hubungan Pengangguran terhadap Kemiskinan

Jumlah penduduk yang tinggi akan menyebabkan tingginya jumlah

pengangguran dan jumlah kemiskinan menjadi meningkat apabila tidak didukung

47

dengan penyediaan lapangan kerja yang memadai bagi penduduk usia kerja. Apabila

jumlah lapangan kerja semakin banyak akan diikuti dengan banyaknya jumlah tenaga

kerja yang terserap. Apabila tidak tersedia lapangan kerja yang memadai akan

meningkatkan jumlah kemiskinan yang berakibat pada tingkat kesejahteraan

masyarakat menjadi menurun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap penduduk miskin.Hal ini

berarti jumlah pengangguran meningkatkan jumlah penduduk miskin (Wiradyatmika,

2013).

Lincolind Arsyad (1997) menyatakan bahwa ada hubungan yang erat sekali

antara tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan.Bagi sebagian besar

masyarakat, yang tidak mempunyai pekerjaan tetap selalu berada diantara kelompok

masyarakat yang sangat miskin.Masyarakat yang bekerja dengan bayaran tetap di

sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk diantara kelompok masyarakat kelas

menengah keatas.Setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin,

sedangkan yang bekerja secara penuh adalah orang kaya.Karena kadangkala ada juga

pekerja diperkotaan yang tidak bekerja secara sukarela karena mencari pekerjaan

yang lebih baik dan yang lebih sesuai dengan tingkat pendidikannya.Mereka menolak

pekerjaan-pekerjaan yang mereka rasakan lebih rendah dan mereka bersikap

demikian karena mereka mempunyai sumber-sumber lain yang bisa membantu

masalah keuangan mereka.Orang-orang seperti ini bisa disebut menganggur tetapi

belum tentu miskin.Sama juga halnya adalah, banyaknya induvidu yang mungkin

bekerja secara penuh per hari, tetapi tetap memperoleh pendapatan yang

48

sedikit.Banyak pekerja yang mandiri disektor informal yang bekerja secara penuh

tetapi mereka sering masih tetap miskin.Sebagian rumah tangga di Indonesia

memiliki ketergantungan yang sangat besar atas pendapatan gaji atau upah yang

diperoleh saat ini.Hilangnya lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya

sebagian besar penerimaan yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Lebih jauh, jika masalah pengangguran ini terjadi pada kelompok masyarakat

berpendapatan rendah (terutama kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan

sedikit berada di atas garis kemiskinan), maka insiden pengangguran akan dengan

mudah menggeser posisi mereka menjadi kelompok masyarakat miskin. Semakin

tinggi tingkat pengganguran maka akan meningkatkan kemiskinan.

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan yang akan

diuji kebenarannya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Terdapat pengaruh positif dari investasi secara langsung terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Bali.

2) Terdapat pengaruh negatif dari Pengangguran secara langsung terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali.

3) Terdapat pengaruh negatif dari Investasi secara langsung terhadap Kemiskinan di

Provinsi Bali.

4) Terdapat pengaruh positif dari Pengangguran secara langsung terhadap

Kemiskinan di Provinsi Bali.

49

5) Terdapat pengaruh negatif dari Pertumbuhan Ekonomi secara langsung terhadap

Kemiskinan di Provinsi Bali.

6) Terdapat pengaruh dari Investasi terhadap Kemiskinan melalui Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Bali.

7) Terdapat pengaruh dari Pengangguran terhadap Kemiskinan melalui Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Bali.