KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan...

14
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon Kota Cirebon merupakan kota yang berada di wilayah timur Jawa Barat dan terletak pada jalur transportasi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Cirebon secara geografis terletak pada 108°33' BT dan 6°4' LS, memanjang dari barat ke timur ± 8 km dan dari barat ke selatan ± 11 km dengan ketinggian ± 5 m dari permukaan laut. Kota Cirebon mempunyai luas 37,36 km 2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut (Kusdiantoro 2001) : Utara : Sungai Kedung Pane Barat : Kabupaten Cirebon Timur : Laut Jawa Selatan : Sungai Kalijaga / Kabupaten Cirebon Kota Cirebon merupakan salah satu kota terkecil di Jawa Barat dengan luas wilayah ± 3.735,82 hektar atau ± 37,36 km 2 . Kota ini terdiri atas 5 Kecamatan dan 22 Kelurahan (Adhitya 2011). Kota Cirebon memiliki 3 pangkalan pendaratan ikan dan satu Pelabuhan Perikanan Nusantara. Pangkalan pendaratan ikan tersebut terletak di daerah Cangkol, Pesisir dan Kesenden, sedangkan pelabuhan perikanan nusantara terletak di Kejawanan (Kusdiantoro 2001). 2.1.1. Keadaan Iklim Kota Cirebon Kota Cirebon dipengaruhi oleh dua angin musim, yaitu musim penghujan dan kemarau. Angin bertiup secara berlawanan setiap 6 bulan sepanjang tahun. Pada musim penghujan angin bertiup dari arah barat utara (barat laut) atau disebut dengan angin barat, sedangkan musim kemarau angin bertiup dari arah timur selatan (tenggara) atau disebut dengan musim timur. Di antara musim penghujan dan kemarau terdapat musim peralihan atau pancaroba dengan suhu udara bervariasi antara 20,5°C sampai 34,4°C (Kusdiantoro 2001).

Transcript of KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan...

Page 1: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

5

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon

Kota Cirebon merupakan kota yang berada di wilayah timur Jawa Barat

dan terletak pada jalur transportasi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Cirebon

secara geografis terletak pada 108°33' BT dan 6°4' LS, memanjang dari barat ke

timur ± 8 km dan dari barat ke selatan ± 11 km dengan ketinggian ± 5 m dari

permukaan laut. Kota Cirebon mempunyai luas 37,36 km2 dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut (Kusdiantoro 2001) :

Utara : Sungai Kedung Pane

Barat : Kabupaten Cirebon

Timur : Laut Jawa

Selatan : Sungai Kalijaga / Kabupaten Cirebon

Kota Cirebon merupakan salah satu kota terkecil di Jawa Barat dengan luas

wilayah ± 3.735,82 hektar atau ± 37,36 km2. Kota ini terdiri atas 5 Kecamatan dan

22 Kelurahan (Adhitya 2011).

Kota Cirebon memiliki 3 pangkalan pendaratan ikan dan satu Pelabuhan

Perikanan Nusantara. Pangkalan pendaratan ikan tersebut terletak di daerah

Cangkol, Pesisir dan Kesenden, sedangkan pelabuhan perikanan nusantara terletak

di Kejawanan (Kusdiantoro 2001).

2.1.1. Keadaan Iklim Kota Cirebon

Kota Cirebon dipengaruhi oleh dua angin musim, yaitu musim penghujan

dan kemarau. Angin bertiup secara berlawanan setiap 6 bulan sepanjang tahun.

Pada musim penghujan angin bertiup dari arah barat utara (barat laut) atau disebut

dengan angin barat, sedangkan musim kemarau angin bertiup dari arah timur

selatan (tenggara) atau disebut dengan musim timur. Di antara musim penghujan

dan kemarau terdapat musim peralihan atau pancaroba dengan suhu udara

bervariasi antara 20,5°C sampai 34,4°C (Kusdiantoro 2001).

Page 2: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

6

2.1.2. Keadaan Oseanografi

Kota Cirebon memiliki panjang pantai 7 km (Alpuri 2011). Suhu air cukup

hangat di area perairan pantai dan laut. Suhu air pada bulan Februari dan Juli

masing-masing bervariasi antara 29 - 31°C dan 26 - 28°C. Salinitas perairan

pantai mengindikasikan terjadinya percampuran antara massa air yang berasal dari

Laut Jawa dan massa air setempat (lokal) (Nurhayati dan Suyarso 2008).

Arus di perairan Cirebon cukup kuat. Arah arus dominan menuju ke arah

timur dan tenggara di semua lapisan dan menjadi suatu indikasi bahwa arus di

perairan Cirebon ini merupakan kombinasi dari arus yang disebabkan oleh musim,

angin, pasut, topografi dan morfologi pantai (Nurhayati dan Suyarso 2008).

2.2. Karakteristik Ikan

Ikan adalah makhluk hidup atau binatang bertulang belakang yang selama

hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan insang, berdarah dingin, bersisik

atau tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal). Ikan-ikan yang hidup di sekitar

apartemen ikan ada yang hidup dipermukaan (pelagis), ada juga yang hidup di

dasar perairan (demersal). Ikan yang hidupnya di permukaan perairan (pelagis)

dengan ciri-cirinya antara lain seperti hidup bergerombolan atau berkelompok,

berenang cepat, warnanya cerah. Ikan-ikan pelagis ini kebanyakan bernilai

ekonomis penting, juga berfungsi sebagai konsumen dalam food chain,

sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan dasar (demersal) dengan ciri-ciri

antara lain warnanya gelap, pada umumnya hidup tidak bergerombolan (sendiri),

bentuknya bervariasi (Mallawa 2006).

Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi ikan pelagis kecil dan

pelagis besar. Jenis-jenis ikan pelagis besar yang terdapat diperairan Indonesia

antara lain ikan tuna, ikan pedang / setuhuk, ikan cakalang, ikan tongkol, ikan

cucut dan lain-lain. Jenis ikan pelagis kecil antara lain ikan layang, teri, lemuru,

tembang, kembung, ikan terbang dan lain-lain (Mallawa 2006).

Page 3: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

7

2.3. Apartemen Ikan

Dalam pembuatan apartemen ikan diperlukan bahan baku utama yaitu

plastik. Pertimbangan plastik sebagai bahan utama apartemen ikan adalah karena

bahan plastik mudah didapat dan diproduksi dalam jumlah sesuai yang

dikehendaki, relatif aman (tidak beracun), tidak larut dalam air, tahan lama, aman

bagi manusia dan lingkungan (Bambang et al. 2011).

A B

Gambar 1. Apartemen ikan sebelum dan sesudah dipasang dalam airA. Apartemen ikan sebelum dipasang di dasar lautB. Aktifitas ikan di sekitar apartemen ikan

(Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat 2012)

Polypropylene (PP) merupakan jenis plastik transparan yang tidak jernih.

Sifatnya lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah. Memiliki

ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup

mengkilap. Berdasarkan sifat-sifat diatas plastik ini merupakan plastik yang

paling baik bila digunakan sebagai bungkus makanan atau minuman (Syifa dalam

Bambang et al. 2011).

Polypropylene (PP) mempunyai titik leleh yang cukup tinggi (190o-200o C),

sedangkan titik kristalisasinya antara 130o-135o C. Polypropylene mempunyai

ketahanan terhadap bahan kimia yang tinggi (Bambang et al. 2011).

Page 4: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

8

Pemasangan apartemen ikan pada suatu perairan adalah suatu kegiatan

untuk merekayasa perairan tersebut menjadi perairan yang subur akan sumberdaya

ikan. Adanya proses dan keterkaitan banyak pihak, baik eksternal maupun

internal. Lokasi serta perairan tersebut menjadi perairan yang subur setelah

melalui proses bertahap. Penempatan atau pemasangan fish apartment harus

memiliki beberapa kriteria teknis (Bambang et al. 2011), yaitu :

Habitat perairan yang mengalami degradasi.

Pertimbangan pemasangan pada daerah padat tangkap atau lebih tangkap.

Menghindari daerah pengendapan sedimen, lokasi jauh dari muara sungai.

Kedalaman perairan antara 10-30 meter.

Dasar perairan yang landai.

Diluar area konservasi.

Lokasi pemasangan apartemen ikan sebaiknya di area yang memiliki luasan

dasar perairan seluas ± 2 ha. Dalam penentuan luasan area perlu memperhatikan

hal-hal sebagai berikut (Bambang et al. 2011) :

Aspek ekologis SDI ikan demersal terkait dengan luasan perairan yang

mengalami degradasi habitat atau lingkungannya.

Aspek teknis, terkait dengan luasan dan volume areal yang dapat terliput

sehingga dapat menentukan kelayakan daya tampung apartemen ikan untuk

dapat mendukung pemulihan SDI yang ada di suatu perairan.

Aspek sosial ekonomi, terkait dengan luasan perairan yang dapat mendukung

pertumbuhan ekonomi dan status sosial masyarakat setempat yang berada

disekitar areal apartemen ikan maupun masyarakat lainnya yang dapat

memanfaatkannya.

Bentuk dan kontruksi apartemen ikan terbagi menjadi beberapa bagian antara lain:

a. Partisi

Partisi adalah komponen dari kerangka berbentuk keping / lempengan

terbuat dari bahan plastik yang merupakan hasil cetakan (hasil pabrikan). Bahan

utama yang digunakan untuk menyusun kerangka modul apartemen ikan adalah

partisi plastik, dari bahan Polyprophylene yang terdiri dari 2 bentuk partisi yaitu

partisi vertikal dan partisi horizontal (Budhiman 2011).

Page 5: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

9

Gambar 2. Bentuk dan Kontruksi Penyusunan Partisi Plastik(Sumber : Budhiman 2011)

Agar bangunan apartemen ikan dapat berdiri tegak didasar laut dan tidak

bergeser (larat) oleh arus laut, maka pada kerangka apartemen ikan tersebut perlu

dilengkapi pemberat. Bahan pemberat yang digunakan pada apartemen ikan

terbuat dari beton cor, yaitu terdiri dari pemberat kotak beton 35x35x12 cm atau

seberat ± 35 kg sebanyak 4 buah dan pemberat balok beton ukuran 12x12x120 cm

atau seberat 40 kg sebanyak 2 batang.

b. Sub Modul

Setiap satu apartemen ikan tersusun dari empat sub modul dan dirangkai

menjadi satu modul dengan perangkai dari lima partisi plastik horizontal yang

diikat dengan menggunakan tali PA monofilamen No.700. Untuk menyusun satu

sub modul dibutuhkan 25 partisi plastik yang terdiri dari 20 partisi vertikal dan 5

partisi plastik horizontal yang diikat dengan menggunakan tali PA monofilament

dengan no. 700, panjang 0,5-0,6 meter. Tiap sub modul terdapat 72 titik ikatan

(Budhiman 2011).

Page 6: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

10

Gambar 3. Bentuk dan Kontruksi Satu Sub Modul Apartemen Ikan(Sumber : Budhiman 2011)

c. Modul

Modul adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan unit apartemen

ikan. Satu modul apartemen ikan tersusun dari 4 sub modul dan 25 partisi

horizontal sebagai perangkai. Untuk menyusun satu modul teersebut digunakan

tali PA mono nomor 700 pada 80 titik ikatan, tiap titik ikatan dibutuhkan tali PA

mono nomor 700 sepanjang 0,8 meter (Budhiman 2011).

Page 7: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

11

Gambar 4. Komponen-komponen satu modul Apartemen Ikan(Sumber : Budhiman 2011)

Gambar 5. Bentuk dan Kontruksi Satu Modul Apartemen Ikan(Sumber : Budhiman 2011)

Page 8: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

12

Ikatan antara kerangka modul dan pemberat balok beton digunakan tali PE

dengan diameter sebesar 5 mm panjang 2,0 meter. Panjang pemberat balok beton

ukuran 12x12x120 cm terdapat 4 titik ikatan pada tiap pemberat balok beton.

d. Koloni

Koloni adalah kumpulan modul yang terdiri dari 4-6 modul yang dirangkai

menjadi satu dengan menggunakan tiang dan tali penutun serta tali cabang modul

(Budhiman 2011).

Gambar 6. Formasi satu Koloni Apartemen Ikan(Sumber : Budhiman 2011)

Tiang penuntun digunakan untuk meluncurkan dan menuntun modul

sewaktu proses penenggelaman agar posisinya dapat mengumpul (berdekaatan

satu modul dengan yang lainnya) dalam satu areal dan membentuk satu koloni.

Bahan dan komponen yang dibutuhkan untuk membuat tiang penuntun koloni

sebanyak 200 koloni apartemen ikan yang tiap koloninya terdiri atas 5 modul atau

Page 9: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

13

jumlah modul secara keseluruhannya sebanyak 100 modul, adalah sebagai

berikut:

Bambu panjang 5 m sebanyak 40 batang

Tali PE dengan diameter 5 mm dan panjang sesuai kedalaman sebanyak

20 utas (potong).

Gambar 7. Posisi tiang penuntun pemasangan modul(Sumber : Budhiman 2011)

e. Group

Satu group apartemen ikan tersusun dari 60-80 koloni yang ditempatkan

pada satu areal dasar perairan (Budhiman 2011).

Page 10: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

14

Gambar 8. Formasi Satu Group Apartemen Ikan(Sumber : Budhiman 2011)

Pada satu group apartemen ikan dibutuhkan pelampung tanda yang berfungsi

untuk mengetahui letak apartemen ikan dipasang. Bahan dan komponen yang

dibutuhkan untuk membuat penanda 1 group apartemen ikan terdiri dari gambar

dibawah ini :

Page 11: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

15

Gambar 9. Pelampung tanda(Sumber : Budhiman 2011)

1. Bahan pelampung tanda :

Drum galv 50 liter : diameter 36 x 68 cm

Drum galv 100 liter : diameter 46 x 80 cm

Drum galv 200 liter : diameter 56 x 90 cm

Ketiga drum galv tersebut dilapisi fibreglass (15 kg resin + 8 kg mate

fibreglass)

Besi plat tebal 4 mm, diameter 57 cm

Besi pipa galv diameter 1” , tinggi 3 meter

Besi pipa galv diameter 2” , tinggi 2 meter

Page 12: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

16

2. Pemberat stabilistator pelampung :

Beton cor 22,5 x 22,5 x 35 cm

3. Gantungan tali pemberat :

Besi plat strip tebal 6 mm, panjang 20 cm

Pengikat tali : 2 buah hill ban

4. Tali pemberat :

Tali PE diameter 16 mm, panjang disesuaikan dengan kedalaman perairan

sebanyak 2 utas (satu sama lainnya selisih 1 meter)

5. Pemberat dasar :

Beton cor 20 x 20 x 150 cm = 1 batang

Beton cor 20 x 20 x 50 cm = 4 batang

6. Jangkar :

Jangkar besi 4 lengan, berat 15 kg

2.4. Teknologi Penangkapan Ikan yang Ramah Lingkungan

Penerapan penangkapan ikan yang berwawasan lingkungan adalah jenis

teknologi yang diterapkan dengan memperhatikan dampak-dampak terhadap

lingkungan tanpa harus mempengaruhi atau mengganggu kualitas dari lingkungan

hidup. Pengembangan teknologi penangkapan ikan perlu diarahkan menuju arah

terciptanya teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan sehingga pada

akhirnya akan terwujud pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan

(Martasuganda dalam Maulidin 2011). Oleh karena itu, perlu adanya kriteria

tentang teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan.

Teknologi penangkapan ikan dapat dikatakan ramah lingkungan apabila

memiliki kriteria sebagai berikut (Monintja dalam Maulidin 2011) :

1. Alat tangkap harus memiliki selektivitas tinggi.

2. Alat tangkap yang digunakan tidak merusak habitat, tempat tinggal dan

berkembang biak ikan dan organisme lainnya.

3. Tidak membahayakan nelayan.

4. Hasil tangkapan sampingan (by catch) minimum.

Page 13: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

17

Salah satu alat tangkap yang ramah lingkungan adalah pancing ulur.

Pancing diklasifikasikan sebagai alat tangkap ramah lingkungan karena ikan yang

berukuran muda atau berukuran kecil tidak akan tertangkap dan hasil tangkapan

ikan relatif masih segar dan hidup (Direktorat Kapal Perikanan dan Alat

Penangkapan Ikan 2010).

2.5. Alat Tangkap Pancing Ulur

Pancing adalah salah satu alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat

terutama dikalangan nelayan. Pada prinsipnya pancing terdiri dari dua komponen

utama, yaitu tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing yang

terdapat pada tiap perangkat pancing bisa tunggal maupun ganda bahkan lebih

tergantung pada jenis pancingnya. Sedangkan ukuran mata pancing bervariasi,

disesuaikan dengan besar kecilnya ikan yang akan ditangkap (dipancing) (Subani

dan Barus 1989).

Pancing ulur (handlines) merupakan salah satu jenis pancing yang sangat

sederhana dibandingkan dengan jenis pancing yang lainnya. Pancing ulur

dioperasikan untuk menangkap ikan pelagis dan demersal dengan menggunakan

umpan. Alat tangkap pancing ini terdiri dari (Direktorat Kapal Perikanan dan Alat

Penangkap Ikan 2009) :

1. Penggulung

Penggulung adalah bagian alat penangkap ikan yang berupa benda berbentuk

silinder yang berfungsi untuk menggulung tali pancing.

2. Tali pancing

Tali pancing adalah tali yang dibuat dari bahan alami atau sintetis, berupa serat

tunggal atau multi yang salah satu ujungnya dipasang pancing. Tali pancing

bisa dibuat dari bahan benang katun, nilon, polyethylin, plastik (senar), dan

lain-lain.

3. Mata pancing

Mata pancing adalah benda yang serupa besi baja atau logam lainnya yang

tahan karat. Mata pancing ada yang berkait balik atau tanpa kait balik. Mata

pancing dipasang pada salah satu ujung tali pancing.

Page 14: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon dengan …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090031_2_5376.pdfPolypropylene (P P) merupakan jenis plastik transparan yang tidak

18

4. Pemberat

Pancing ulur umumnya menggunakan 1 pemberat. Pemberat yang digunakan

berbahan utama timah. Pemberat yang sering digunakan memiliki berat 100 g.

Pemberat diikat pada ujung tali utama pancing ulur, yang berfungsi untuk

memberikan gaya berat pada tali pancing ulur agar tenggelam ke perairan.

5. Umpan

Umpan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan

suatu operasi penangkapan ikan, khususnya untuk alat tangkap pasif seperti

pancing dan bubu (Subani dan Barus 1989). Umpan adalah bahan yang

berfungsi untuk menarik perhatian ikan agar ikan mendekat kearah pancing dan

memakan umpan tersebut. Pemilihan umpan disesuaikan dengan kesukaan

makan ikan sasaran, dengan mempertimbangkan kemampuan ikan mendeteksi

makanan (Gunaso dalam Nugroho 2002).

Pada umumnya umpan dibagi menjadi dua golongan, yaitu umpan asli dan

umpan palsu (buatan) (Nugroho 2002). Untuk pancing ulur sering

menggunakan umpan asli. Umpan asli yang baik harus memenuhi syarat :

a. Warna mengkilap

b. Masih segar

c. Memiliki bau yang khas (anyir) sebagai umpan

Di Indonesia, untuk pancing tonda jarang sekali digunakan umpan asli,

karena umpan asli akan mudah lepas atau rusak oleh gerakan air selama operasi

penangkapan ikan berlangsung (Gunarso dalam Nugroho 2002). Umpan buatan

yang digunakan banyak berasal dari bulu ayam yang halus, yaitu bulu yang

terdapat dibagian leher dan ujung ekor saja. Bulu ayam yang digunakan

biasanya yang berwarna putih. Selain umpan buatan dari bulu ayam, juga ada

yang terbuat dari tali rafia atau karet plastik (Nugroho 2002).