KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI SAYURAN DI...
Transcript of KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI SAYURAN DI...
KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI SAYURAN DI
KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Skripsi
Ahmad Vihandri Putra Hasibuan
NIM: 1112092000001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI SAYURAN DI
KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Oleh:
Ahmad Vihandri Putra Hasibuan
NIM: 1112092000001
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian pada Program Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ahmad Vihandri Putra Hasibuan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 29 Oktober 1994
Agama Warga Negara : Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat : Jalan Pepaya No.30, Cempaka
Putih, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan, Banten
No. Telp : 087778262294
E-mail : [email protected]
Pendidikan
Sekolah Menengah Atas
Sekolah : SMAN 2 Model Medan
Lulus : 2012
Jurusan : IPA
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah : SMPN 35 Medan
Lulus : 2009
Sekolah Dasar
Sekolah : SDN 106162 Medan
Lulus : 2006
Pengalaman Organisasi
HMJ Agribisnis UIN Jakarta 2013-2014
Marching Band Man 2 Medan 2010-2012
Marching Band Bhina Caraka (BEA CUKAI) Jakarta 2012-2013
Marching Band UIN Jakarta 2013-2017
RINGKASAN
Ahmad Vihandri Putra Hasibuan, Kajian Preferensi Konsumen dalam Membeli
Sayuran di Kecamatan Ciputat Timur. Dibawah bimbingan Dr. Nunuk Adiarni,
MM dan Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM.
Kawasan Ciputat Timur hanya memiliki pasar tradisional di kelurahan Pondok
Ranji, sehingga banyak kelurahan di Kawasan Ciputat Timur sulit untuk membeli
sayuran ke pasar tradisional oleh karenanya banyak pedagan sayur keliling di setiap
kelurahan. Banyak pedagang sayur tidak memperhatikan apa yang disukai oleh
konsumen. Pedagang perlu mengetahui selera konsumen dalam menentukan
preferensi konsumen dalam pilihan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu
produk. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk, terlebih
dahulu mereka mempertimbangkan ciri-ciri fisik (atribut) yang melekat pada
produk tersebut. Begitu juga dalam pembelian sayuran, beberapa atribut yang
menjadi pertimbangan konsumen antara lain adalah tingkat kelayuan, tingkat
kecerahan warna, tingkat kebersihan, ketersediaan menu sayuran, tingkat
kematangan, kemudahan dalam mengolah, dan ukuran. Oleh karena itu, sayuran
yang diinginkan konsumen adalah sayuran yang memiliki atribut yang sesuai
dengan selera konsumen sehingga mampu memberikan kepuasan.
Menurut Simamora (2003:87), bahwa preferensi merupakan konsep abstrak yang
menggambarkan peta peningkatan kepuasan yang diperoleh dari kombinasi barang
dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadi seseorang. Analisis preferensi
konsumen adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui apa yang disukai dan
yang tidak disukai konsumen, juga untuk menentukan urutan kepentingan dari suatu
atribut produk maupun produk itu sendiri. Dengan menggunakan analisis preferensi
ini akan diperoleh urutan kepentingan karakteristik produk seperti apa yang paling
penting atau yang paling disukai (Oktaviani dalam Setyaningsih, 2009; 24).
Penelitian ini penting dilakukan agar menetahui apa yang mendorong seseorang
untuk mengkonsumsi sayuran segar dan dapat membantu pedagang untuk
mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut sayuran, dengan mengkaji
Preferensi konsumen dalam membeli sayuran di kawasan Kecamatan Ciputat
Timur.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, 1.Konsumen yang membeli
sayuran adalah perempuan berumur 40 sampai 49 tahun pada jenjang pendidikan
SMA yaitu 38% dan latar belakang pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak
29% konsumen. 2.Sayuran yang paling sering dibeli adalah sayuran daun (Bayam,
Sawi, dll). 3.Berdasarkan hasil dari penelitian atribut – atribut sayuran berpengaruh
dalam memilih, membeli dan mengkonsumi sayuran adalah tingkat kesegaran
sayuran.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan ridho, rahmat, taufik dan hidayah-Nya bagi kita semua. Shalawat dan
salam kepada junjungan dan suri tauladan bagi seluruh umat manusia, Rasulullah
Muhammad SAW beserta para keluarga, kerabat, sahabat dan para pengikutnya
yang setia hingga yaumul qiyamah.
Alhamdulillah, setelah melewati berbagai rintangan dan hambatan dalam
pembuatannya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi
dalam rangka memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada program studi Agribisnis Fakultas
Sains dan Teknologi dengan baik. Selesainya Skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan, bimbingan, doa dan partisipasi dari berbagai pihak.
1. Kedua orang tua penulis, Ayah Ahmad Burhanuddin Hasibuan dan Ibu Elpi
Adriani Siregar, serta adik Ahmad Ashari Putra Hasibuan dan Fadli Muhammad
Putra Hasibuan serta Anisa Putri Utami yang selalu memberikan kasih sayang,
dukungan, nasihat, motivasi serta doa yang tidak henti-hentinya dipanjatkan dan
bantuan secara moril maupun material. Semoga Allah SWT selalu memberikan
berkah dan kasih sayang-Nya kepada Bapak, Ibu dan keluarga serta selalu
diberikan kesehatan, perlindungan dan pahala yang berlimpah. Aamiin Yaa
Rabbal Alamiin.
2. Ibu Dr. Nunuk Adiarni, MM selaku dosen pembimbing I dan Rizki Adi Puspita
Sari, SP, MM selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak
waktu luang, dukungan, saran, nasihat dan bimbingannya, serta motivasi untuk
penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Univers itas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM selaku sekretaris prodi Agribisnis yang telah
banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi .
5. Para sahabat terbaik, Akbar, Akhir, Roni, Rio, Bhani,dan Ali yang selalu
memberikan support serta dukungan kepada penulis.
6. Serta semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam penyusunan skripsi
ini.
Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin Yaa
Robbal Alamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, Juli 2019
Ahmad Vihandri Putra Hasibuan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preferensi........................................................................................ 8
2.2 Konsumsi ....................................................................................... 10
2.3 Sayuran ........................................................................................... 11
2.3.1 Penegertian Sayuran ........................................................ 11
2.3.2 Klasifikasi Sayuran ......................................................... 12
2.3.3 Pasca Panen ..................................................................... 13
2.3.4 Penanganan Pasca Panen................................................. 13
2.3.5 Perlakuan Pasca Panen .................................................... 18
2.3.6 Atribut Sayuran ............................................................... 18
2.4 Preferensi Konsumen Sayuran ....................................................... 21
2.5 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 22
2.6 Defenisi Operasional Variabel ....................................................... 23
2.7 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 27
3.2 Sumber Data .................................................................................. 27
3.3 Metode Penentuan Sampel ............................................................. 27
3.4 Metode Pengambilan Data ............................................................. 30
3.4.1 Kuesioner ........................................................................ 30
3.4.2 Tinjauan Pustaka ............................................................. 31
3.4.3 Variabel Penelitian .......................................................... 31
3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 31
3.5.1 Analisis Uji Friedman .................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis .......................................................................... 33
4.2 Gambaran Umum ........................................................................... 34
4.3 Penduduk & Tenaga Kerja ............................................................. 34
4.4 Sosial .............................................................................................. 35
4.5 Perindustrian dan Perdagangan ...................................................... 36
4.6 Perhubungan dan Komunikasi ....................................................... 36
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden ................................................................ 37
5.1.1 Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan ................................ 37
5.1.2 Umur ............................................................................... 39
5.1.3 Bahan Asupan Makanan Yang Sering Dibeli
/Dikonsumsi. .................................................................... 40
5.1.4 Pengeluaran Untuk Sayuran Sehari – Hari...................... 41
5.1.5 Menambah Kebutuhan Pelengkap................................... 41
5.1.6 Tempat Tinggal dan Tempat Membeli Sayuran ............. 43
5.1.7 Sayuran Yang Sering Dibeli............................................ 44
5.2 Preferensi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Sayuran
Berdasarkan Karakteristik Konsumen............................................ 44
5.3 Hasil Uji Friedman ......................................................................... 45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................... 57
6.2 Saran ............................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59
LAMPIRAN .................................................................................................... 62
DAFTAR TABEL
1. Indikator Preferensi Konsumen............................................................ 24
2. Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan ....................................................... 38
3. Keterangan Umur ................................................................................. 39
4. Kelompok Umur Responden ................................................................ 39
5. Asupan Makanan yang Sering Dikonsumsi ......................................... 40
6. Pengeluaran Untuk Sayuran ................................................................. 41
7. Gizi Pelengkap ..................................................................................... 42
8. Alasan Mengkonsumsi Suplemen ........................................................ 42
9. Tempat Tinggal dan Tempat Membeli Sayuran................................... 43
10. Sayuran yang Sering Dikonsumsi ........................................................ 44
11. Ranking Atribut Produk ....................................................................... 45
12. Ranking Berdasarkan Pengolahan Bahan ............................................ 53
13. Ranking Berdasarkan Kepentingan Konsumen ................................... 55
DAFTAR GAMBAR
1. Perbandingan Konsumsi Sayuran Perkapita Sehari dengan
Konsumsi yang Direkomendasikan Pada Tingkat Nasional
Tahun 2016 (dalam gram) .................................................................... 2
2. Proporsi Konsumen Sayuran Dibandingkan Dengan Yang
Direkomendasikan................................................................................ 3
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Preferensi .................................. 9
4. Kerangka Operasional .......................................................................... 23
5. Peta Kecamatan Ciputat Timur ............................................................ 34
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 62
2. Data Responden ......................................................................................... 68
3. Hasil Uji Friedman ..................................................................................... 80
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi
keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas, kualitas makanan dan minuman
yang dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi
kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk
pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak,
serta seluruh kelompok umur. Gizi baik membuat berat badan normal atau sehat,
tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta
terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Kementerian Kesehatan RI
(2014: 6) Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk, dan
meningkatkan risiko penyakit infeksi, dan penyakit tidak menular seperti penyakit
kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke),
diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
Lebih separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat penyakit tidak
menular.
Sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, air, protein, lemak, serat, dan
asam amino yang paling mudah didapatkan dengan harga terjangkau.
Mengkonsumsi sayuran secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit kronis
seperti penyakit kardiovaskuler, kanker, stres oksidatif, diabetes melitus, kelebihan
berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al. 2014:1). Setiap jenis sayuran
memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya masing-masing. Jenis
sayuran dapat dikelompokkan dalam tiga macam berdasarkan bagian yang
dikonsumsi yaitu:
1. Sayuran Buah memilki waktu yang lama untuk pertumbuhannya. untuk
sayuran buah yang dimakan yaitu bagian buahnya maka dari itu disebut
sayuran buah. Sayuran buah yaitu tomat, terong, dan cabai.
2
2. Sayuran Daun Jenis tanaman sayuran daun merupakan sayuran yang
memanfaatkan bagian daunnya untuk dikonsumsi. Umumnya terdapat
bagian – bagian sayuran daun yang digunakan untuk dikonsumsi. Sayuran
daun yang dapat dikonsumsi banyak sekali diantaranya selada, sawi, bayam,
dan kangkung.
3. Sayuran Umbi sayuran umbi yang dimanfaatkan bagian umbinya yaitu
wortel, kentang, dan lobak. Sayuran umbi tumbuh di bawah tanah sehingga
perlu dicuci sebelum dikonsumsi.
Manfaat konsumsi dan sayuran setiap hari untuk kesehatan badan
mengingat tingginya kandungan beragam vitamin dan mineral serta serat pada buah
dan sayuran. Jika dikonsumsi dengan porsi yang dianjurkan, konsumsi buah dan
sayuran dapat mengurangi risiko defisiensi gizi mikro dan serangan penyakit tidak
menular. Kurangnya konsumsi buah dan sayuran merupakan penyebab risiko ke-10
tertinggi dari angka kematian di dunia.
Gambar 1. Perbandingan Konsumsi Sayuran Perkapita Sehari dengan Konsumsi yang
Direkomendasikan Pada Tingkat Nasional Tahun 2016 (dalam gram)
Pada tahun 2016 konsumsi sayuran di Indonesia kurang dari setengah
konsumsi yang direkomendasikan. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
direkomendasikan sesuai dengan WHO/FAO tahun 2003 dan juga digunakan oleh
Kementerian Kesehatan yaitu 400 gram perkapita per hari. Sebagian besar
107
400
0
100
200
300
400
500
Gram
Sayur Recommended Daily Intake
3
penduduk Indonesia mengkonsumsi buah dan sayuran sebanyak 173 gram per hari,
lebih kecil dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang direkomendasikan sesuai
dengan WHO/FAO tahun 2003. Konsumsi buah lebih sedikit dari pada konsumsi
sayuran yaitu 67 gram sedangkan sayuran sebesar 107 gram per kapita per hari
(Buletin pemantauan ketahanan pangan Indonesia, 2017:13)
Tahun
Proporsi konsumsi buah dan Sayuran
dibandingkan dengan konsumsi yang
direkomendasikan
2012 45%
2013 43%
2014 46%
2015 46%
2016 43%
Gambar 2. Proporsi Konsumen Sayuran Dibanding Dengan Yang Direkomendasikan
Sumber: Data BPS, Susenas Maret 2012-2016
Konsumsi sayuran menunjukkan tren penurunan selama periode lima tahun
terakhir. Konsumsi sayuran mengalami penurunan sebesar 5,3 persen (Buletin
pemantauan ketahanan pangan Indonesia, 2017:13) Konsumen bisa memenuhi
sumber vitamin dengan cara menkonsumsi produk farmasi seperti suplemen
sebagai pengganti sayuran. Perlu diketahui, banyak perusahaan yang memproduksi
suplemen tablet hingga produk suplemen minuman yang mengandung vitamin guna
memenuhi kekurangan energi dan vitamin yang dialami konsumen. Suplemen
makanan merupakan segala bentuk makanan yang dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu (1) suplemen makanan natural dan (2) suplemen makanan sintetis.
Suplemen makanan natural adalah hasil ekstraksi langsung dari bahan pangan yang
mengandung keunggulan zat gizi atau senyawa tertentu. Sedangkan suplemen
makanan sintetis adalah senyawa kimiawi yang dibuat sama dengan struktur
kimiawi bahan alami (Gunawan, 1999).
Definisi tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Dietary Supplement
Health and Education Act of 1994 di Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa
suplemen makanan merupakan produk yang digunakan untuk melengkapi makanan
dan mengandung satu atau lebih bahan sebagai berikut vitamin, mineral, asam
4
amino, tumbuh-tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, substansi lain
seperti enzim, konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari
beberapa bahan di atas (http://www.cfsan.fda.gov, 2001). Masyarakat kota yang
sangat sibuk, mereka cenderung kurang memperhatikan asupan gizi mereka.
Mereka lebih memilih sayuran instan, suplemen sayuran berbentuk tablet dan
sayuran yang dikemas dalam bentuk minuman. Namun Tamlin Conner, dosen
psikologi senior di the University of Otago, New Zealand mengatakan bahwa
konsumsi buah dan sayuran yang belum diolah terkait erat dengan kesehatan mental
yang lebih baik dibandingkan dengan buah atau Sayuran yang dimasak, dikemas
dalam kaleng, dan telah diolah. (https://www.otago.ac.nz)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau (2017) menyampaikan bahwa
sayuran merupakan salah satu produk hasil pertanian yang mempunyai sifat mudah
rusak (perishable). Kerusakan yang terjadi pada sayuran yang telah dipanen,
disebabkan karena organ sayuran tersebut masih melakukan proses metabolisme
dengan menggunakan cadangan makanan yang terdapat dalam sayuran tersebut.
Suhu sangatlah berpengaruh dalam mementukan kualitas sayuran, maka
penyimpanan dingin sangat dianjurkan karena dapat menekan laju degradasi
enzimatik yang mengakibatkan pelunakan jaringan sayuran dan sayuran,
mengurangi laju kehilangan air yang mengakibatkan kelayuan, menurunkan laju
pertumbuhan mikroorganisma, serta menurunkan laju produksi etilen (Lozano,
2006).
Kawasan Ciputat Timur hanya memiliki pasar tradisional di kelurahan
Pondok Ranji, sehingga banyak kelurahan di Kawasan Ciputat Timur sulit untuk
membeli sayuran ke pasar tradisional oleh karenanya banyak pedagan sayur keliling
di setiap kelurahan. Banyak pedagang sayur tidak memperhatikan apa yang disukai
oleh konsumen. Pedagang perlu mengetahui selera konsumen dalam menentukan
preferensi konsumen dalam pilihan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu
produk. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk, terlebih
dahulu mereka mempertimbangkan ciri-ciri fisik (atribut) yang melekat pada
produk tersebut. Begitu juga dalam pembelian sayuran, beberapa atribut yang
menjadi pertimbangan konsumen antara lain adalah tingkat kelayuan, tingkat
5
kecerahan warna, tingkat kebersihan, ketersediaan menu sayuran, tingkat
kematangan, kemudahan dalam mengolah, dan ukuran. Oleh karena itu, sayuran
yang diinginkan konsumen adalah sayuran yang memiliki atribut yang sesuai
dengan selera konsumen sehingga mampu memberikan kepuasan.
Menurut Simamora (2003:87), bahwa preferensi merupakan konsep abstrak
yang menggambarkan peta peningkatan kepuasan yang diperoleh dari kombinasi
barang dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadi seseorang. Dengan kata lain
preferensi konsumen merupakan gambaran tentang kombinasi barang dan jasa yang
lebih disukai konsumen apabila ia memiliki kesempatan untuk memperolehnya.
Sedangkan menurut Kotler (2005:49) preferensi diartikan sebagai derajat kesukaan
seseorang terhadap suatu jenis produk. Preferensi dapat terbentuk dari suatu
persepsi konsumen terhadap produk. Analisis preferensi konsumen adalah analisis
yang bertujuan untuk mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai
konsumen, juga untuk menentukan urutan kepentingan dari suatu atribut produk
maupun produk itu sendiri. Dengan menggunakan analisis preferensi ini akan
diperoleh urutan kepentingan karakteristik produk seperti apa yang paling penting
atau yang paling disukai (Oktaviani dalam Setyaningsih, 2009; 24).
Penelitian ini penting dilakukan agar menetahui apa yang mendorong
seseorang untuk mengkonsumsi sayuran segar dan dapat membantu pedagang
untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut sayuran, dengan mengkaji
Preferensi konsumen dalam membeli sayuran di kawasan Kecamatan Ciputat
Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui:
1. Bagaimana karakteristik konsumen Sayuran di kawasan Kecamatan
Ciputat Timur.
2. Bagaimana preferensi konsumen dalam membeli Sayuran pada
konsumen di Kecamatan Ciputat Timur.
6
3. Atribut apa yang berpengaruh dalam membeli sayuran di Kecamatan
Ciputat Timur.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Menganalisis karakteristik konsumen Sayuran di kawasan Kecamatan
Ciputat Timur.
2. Mengkaji preferensi konsumen dalam membeli Sayuran pada konsumen
di Kecamatan Ciputat Timur.
3. Mengetahui atribut apa yang mempengaruhi preferensi konsumen
dalam membeli sayuran di kawasan Kecamatan Ciputat Timur.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk berbagai pihak antara lain :
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan aplikasi dari
perkuliahan yang telah diterima selama ini, yang bermanfaat dalam
penyelesaian tugas akhir peneliti untuk membantu mendapatkan gelar
Sarjana Pertanian dari Jurusan Agribisnis.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan kuantitas dan kualitas
penulisan karya ilmiah di tingkat perguruan tinggi serta menjadi bahan
referensi bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pebisnis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi
dan informasi mengenai perilaku konsumen bagi yang melakukan bisnis
khususnya bisnis sayuran.
7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive methode) yaitu di
Kecamatan Ciputat Timur. Adapun kriteria responden dalam penelitian ini
adalah wanita berkisar 25 tahun sampai 65+ tahun pada Kecamatan Ciputat
Timur dengan pertimbangan sebagai pengambil keputusan dalam membeli
sayuran untuk dirinya serta keluarganya, yang dijadikan acuan dalam penelitian
ini adalah semua jenis sayuran dengan pertimbangan sayuran - sayuran tersebut
adalah sayuran yang biasa dikonsumsi masyarakat seperti sayuran yang dimasak
dan dijadikan produk kimia berupa suplemen yang selalu tersedia setiap waktu
dan mudah dijumpai di pasaran, baik pada tukang sayuran keliling, pasar
tradisional maupun pasar modern.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preferensi
Menurut Simamora (2003:87), preferensi merupakan konsep abstrak yang
menggambarkan peta peningkatan kepuasan yang diperoleh dari kombinasi barang
dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadi seseorang. Dengan kata lain preferensi
konsumen merupakan gambaran tentang kombinasi barang dan jasa yang lebih
disukai konsumen apabila ia memiliki kesempatan untuk memperolehnya.
Preferensi adalah pilihan, kesukaan, kecenderungan, atau hal untuk didahulukan,
diprioritaskan, dan diutamakan dari yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia
2006 : 894). Preferensi konsumen adalah kecenderungan seseorang dalam memilih
penggunaan barang tertentu untuk dapat dirasakan dan dinikmati. Dapat mencapai
kepuasan dari pemakaian produk, pada akhirnya konsumen loyal terhadap merek
tertentu daripada produk sejenis. Menurut Bayne (2015:14) konsep preferensi dapat
didefenisikan sebagai perasaan yang paling natural, kuat dan nyaman terhadap cara
– cara tertentu dalam berperilaku dan menjalani pengalaman. Analisis preferensi
konsumen adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui apa yang disukai dan
yang tidak disukai konsumen, juga untuk menentukan urutan kepentingan dari
suatu atribut produk maupun produk itu sendiri. Dengan menggunakan analisis
preferensi ini akan diperoleh urutan kepentingan karakteristik produk seperti apa
yang paling penting atau yang paling disukai (Oktaviani, 1996:24).
Sedangkan menurut Kotler (2005:49) Preferensi diartikan sebagai derajat
kesukaan seseorang terhadap suatu jenis produk. preferensi dapat terbentuk dari
suatu persepsi konsumen terhadap produk. Preferensi dapat terbentuk melalui pola
pikir konsumen yang didasari oleh beberapa alasan, antara lain :
a) Pengalaman yang diperoleh sebelumnya.
Konsumen merasakan kepuasan dalam membeli produk dan merasakan
kecocokan dalam mengkonsumsi produk yang dibelinya. Konsumen akan terus
menerus memakai atau menggunakan merek produk tersebut.
9
b) Kepercayaan turun – temurun.
Kebiasaan keluarga menggunakan produk yang menjadi pilihan, dan puas
sehingga mengulangi membeli produk tersebut. Menurut Lilien, Kotler, dan
Moriarthy dalam Simamora (2003:88) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi preferensi konsumen yaitu atribut, kepentingan, kepercayaan dan
kepuasan. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen
dijelaskan pada gambar 3, penjelasan Gambar 3 adalah sebagai berikut:
a). Atribut
Konsumen diasumsikan untuk melihat produk sebagai sekumpulan atribut,
karena tiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda mengenai atribut yang
relevan dengan kepentingan masing – masing.
b). Kepentingan
Tingkat kepentingan atribut berbeda – beda sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masing – masing, karena konsumen memiliki penekanan yang berbeda –
beda dalam menilai atribut yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi.
c). Kepercayaan
Konsumen akan mengembangkan sejumlah kepercayaan mengenai letak
produk pada setiap atribut, yang biasa disebut brand image.
Preferensi
Gambar 3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Preferensi
Sumber : Lilien, Kotler, dan Moriarthy dalam Simamora (2003:88)
Kepuasan
Kepentingan
Atribut Produk
Kepercayaan
Pengalaman
10
d). Kepuasan
Tingkat kepuasan konsumen akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut
yang ditampilkan suatu produk. Pada umumnya orang berperilaku dengan cara –
cara yang lebih mereka sukai, tetapi juga dapat berperilaku sebaliknya meskipun
biasanya tidak sering dan dengan usaha lebih keras. Analisis preferensi konsumen
adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui apa yang disukai dan yang tidak
disukai konsumen, juga untuk menentukan urutan kepentingan dari suatu atribut
produk maupun produk itu sendiri. Dengan menggunakan analisis preferensi ini
akan diperoleh urutan kepentingan karakteristik produk seperti apa yang paling
penting atau yang paling disukai (Oktaviani dalam Setyaningsih, 2009; 24).
2.2 Konsumsi.
Konsumsi berasal dari bahasa Inggris yaitu Consumption yang berarti
pembelanjaan atas barang - barang dan jasa - jasa yang dilakukan oleh rumah
tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Barang - barang yang
diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
dinamakan barang konsumsi (Dumairy, 2004:114). Adapun konsumsi pangan
adalah jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang dengan tujuan
tertentu pada waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologi,
psikologi, maupun sosial. Hal ini terkait dengan fungsi makanan yaitu sebagai
gastronomik, identitas, budaya, serta status ekonomi seseorang. Oleh karena itu
ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan berbeda satu dengan yang
lain. Ekspresi tersebut akan membentuk pola perilaku makan yang disebut dengan
kebiasaan makan (Baliwati, 2004:69).
Pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah susunan makanan yang
mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata - rata per orang per hari yang
umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pangan atau
makanan yang dikonsumsi pada dasarnya berfungsi untuk mempertahankan
kehidupan manusia yaitu sebagai sumber energi dan pertumbuhan serta mengganti
jaringan atau sel tubuh yang rusak.
11
Menurut Sediaoetama (1999:87), tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas
dan kuantitas makanan yang dimakan. Kualitas makanan menunjukkan adanya zat
gizi yang diperlukan tubuh dalam konsumsi hidangan dan perbandingannya
terhadap satu dan lainnya, selain itu kualitas makanan yang dipenuhi seseorang
dapat mempengaruhi status gizi tubuhnya, sedangkan kuantitas makanan
menunjukkan jumlah masing - masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.
Kebutuhan pangan yang dikonsumsi oleh manusia, secara kuantitatif dapat
diperkirakan dari nilai energi (kal) yang dikandungnya, dimana energi diperoleh
dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan (Almatsier,
2003:77).
2.3 Sayuran
2.3.1 Pengertian Sayuran
Rahardi dkk dalam Andilla (2011:26) mengemukakan bahwa sayuran
merupakan komoditas hortikultura dan menjadi bagian dari menu makan keluarga
Indonesia. Berdasarkan pengklasifikasian, Kotler (2005:75) mengatakan bahwa
sayuran termasuk kelompok barang convenience yaitu sering dibeli oleh sejumlah
konsumen dengan segera dan dengan usaha minimum sehingga ketersediaan
sayuran pun sangat mudah diperoleh. Sayuran segar dikenal memiliki sumber
vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh.
Setiap spesies sayuran memiliki kandungan zat gizi yang sangat bervariasi.
Kandungan zat gizi yang penting pada sayuran antara lain karbohidrat, protein,
vitamin, mineral. yang sangat dibutuhkan oleh tubuh guna berperan dalam
pencegahan, penyembuhan dan pengendalian berbagai penyakit. Kandungan zat
gizi yang terdapat pada sayuran bermanfaat bagi kesehatan tubuh yaitu
melancarkan fungsi pencernaan, peredaran darah, memperkuat fungsi organ, serta
memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit.
12
2.3.2 Klasifikasi Sayuran
Rahal et al., (2014:1) setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan
manfaat kandungan gizinya masing-masing. Jenis sayuran dapat dikelompokkan
dalam tiga macam berdasarkan bagian yang dikonsumsi yaitu:
1. Sayuran Buah memilki waktu yang lama untuk pertumbuhannya. untuk
sayuran buah yang dimakan yaitu bagian buahnya maka dari itu disebut
sayuran buah. Adapun yang termasuk dalam sayuran buah yaitu tomat,
terong, dan cabai.
2. Sayuran Daun Jenis tanaman sayuran daun merupakan sayuran yang
memanfaatkan bagian daunnya untuk dikonsumsi. Umumnya terdapat
bagian – bagian sayuran daun yang digunakan untuk dikonsumsi. Sayuran
daun yang dapat dikonsumsi banyak sekali diantaranya selada, sawi, bayam,
dan kangkung.
3. Sayuran Umbi yang dimanfaatkan bagian umbinya yaitu wortel, kentang,
dan lobak. Sayuran umbi tumbuh dibawah tanah sehingga perlu dicuci
sebelum dikonsumsi.
Sayuran mempunyai sifat hampir sama dengan komoditi pertanian lainnya,
yaitu mudah rusak. Sifat sayuran adalah tidak tergantung musim sehingga dapat
dibudidayakan kapan saja dengan syarat tumbuhnya terpenuhi, mempunyai risiko
yang tinggi karena mudah busuk dan umurnya pendek. Perputaran modalnya cepat
terkait dengan umur tanaman untuk produksi yang singkat dan adanya permintaan
pasar yang tidak pernah berhenti terhadap sayuran.
Standar mutu sayuran segar berbeda-beda tergantung pada jenis sayurannya
seperti sayuran daun kubis segar memiliki spesifikasi persyaratan mutu
keseragaman varietas, keseragaman ukuran, kepadatan, warna daun luar, kadar
kotoran, jumlah cacat, dan panjang batang. Sementara sayuran wortel segar
memiliki spesifikasi mutu sebagai berikut: kesamaan sifat varietas, kekerasan,
warna, kerataan permukaan, tekstur, dan persentase jumlah kerusakan (BSNI,
1992). Jadi adapun atribut pada sayuran adalah tingkat kelayuan, tingkat kecerahan
13
warna, tingkat kebersihan, ketersediaan menu sayuran, tingkat kematangan,
kemudahan dalam mengolah, dan ukuran.
2.3.3 Pasca Panen
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau (2017) menyampaikan bahwa
sayuran merupakan salah satu produk hasil pertanian yang mempunyai sifat mudah
rusak (perishable). Kerusakan yang terjadi pada sayuran yang telah dipanen,
disebabkan karena organ sayuran tersebut masih melakukan proses metabolisme
dengan menggunakan cadangan makanan yang terdapat dalam sayuran tersebut.
Aktivitas metabolisme pada buah dan sayuran segar dicirikan dengan adanya proses
respirasi. Respirasi menghasilkan panas yang menyebabkan terjadinya peningkatan
panas. Proses kemunduran seperti kehilangan air, pelayuan, dan pertumbuhan
mikroorganisme akan semakin meningkat. Mikroorganisme pembusuk akan
mendapatkan kondisi pertumbuhannya yang ideal dengan adanya peningkatan
suhu, kelembaban dan siap menginfeksi sayuran melalui pelukaan- pelukaan yang
sudah ada. Selama transportasi ke konsumen, produk sayuran pascapanen
mengalami tekanan fisik, getaran, gesekan pada kondisi dimana suhu dan
kelembaban memacu proses pelayuan. Adapun atribut-atribut pada sayuran adalah
tingkat kelayuan, tingkat kecerahan warna, tingkat kebersihan, ketersediaan menu
sayuran, tingkat kematangan, kemudahan dalam mengolah, dan ukuran
Penanganan pascapanen hortikultura secara umum bertujuan untuk
memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang
dilaksanakan melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik. Penanganan
pasca panen hortikultura juga mencegah perubahan-perubahan yang tidak
dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar,
batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau (greening), terlalu
matang, dll.
2.3.4 Penanganan Pasca Panen
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau (2017) menyampaikan bahwa
penanganan Sayuran dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan
14
kemudian pemasaran. Seperti halnya pada buah, langkah yang harus dilakukan
dalam penanganan Sayuran setelah dipanen meliputi pemilihan (sorting),
pemisahan berdasarkan umuran (sizing), pemilihan berdasarkan mutu (grading),
dan pengepakan (packing). Namun demikian, untuk beberapa komoditi atau jenis
Sayuran tertentu memerlukan tambahan penanganan seperti pencucian,
penggunaan bahan kimia, pelapisan (coating-waxing), dan pendinginan awal (pre-
cooling), serta pengikatan (bunching), pemotongan bagian-bagian yang tidak
penting (trimming).
1. Sorting / Pemilihan
Setelah pencucian dengan menggunakan air yang diberikan clorin,
maka proses selanjutnya adalah pemilahan. Pemilahan terhadap sayuran
dilakukan untuk memisahkan sayuran - sayuran yang berbeda tingkat
kematangan, berbeda bentuk (mallformation), dan juga berbeda warna
maupun tanda-tanda lainnya yang merugikan (cacat) seperti luka, lecet, dan
adanya infeksi penyakit maupun luka akibat hama.
2. Sizing / Pengukuran
Pengukuran sayuran dimaksudkan untuk memilah-milah sayuran
berdasarkan ukuran, berat atau dimensi terhadap sayuran-sayuran yang
telah dipilih (proses di atas – sorting). Proses pengukuran sayuran dapat
dilakukan secara manual maupun mekanik.
3. Grading / Kualitas
Pada tahapan ini, sayuran - sayuran dipilah-pilah berdasarkan
tingkatan kualitas pasar (grade). Tingkatan kualitas dimaksud adalah
kualitas yang telah ditetapkan sebagai patokan penilaian ataupun ditetapkan
sendiri oleh produsen. Pemilihan kualitas sayuran dapat berdasarkan
ukuran, bentuk, kondisi, dan tingkat kemasakan. Tahapan ini tentunya
sangat penting bagi sayuran yang ditujukan untuk pasar segar. Namun
tahapan ini tidak perlu dilakukan bilamana sayuran ditujukan untuk proses
pengolahan.
15
4. Trimming, waxing, coating, dan curing
Trimming diartikan sebagai pemotongan bagian-bagian sayuran
yang tidak dikehendaki karena mengganggu penampilannya. Bagian yang
dipotong tersebut biasanya perakaran maupun daun-daun tua maupun
mengering seperti pada lobak, wortel, bayam, seledri, dan selada.
Sedangkan curing merupakan tindakan penyembuhan luka pada komoditi
panenan. Luka dapat disebabkan karena pemotongan maupun luka goresan
dan benturan saat panen. Curing sering diterapkan pada sayuran seperti
bawang-bawangan dan kentang, yaitu dengan cara membiarkan komoditi
terkena sinar matahari sejenak setelah panen atau dengan perlakuan
pemanasan dengan menggunakan uap secara terkendali.
Waxing atau coating merupakan pelapisan permukaan sayuran agar
menambah baik penampilannya. Pelapisan dimaksudkan untuk melapisi
permukaan sayuran dengan bahan yang dapat menekan laju respirasi
maupun menekan laju transpirasi sayuran selama penyimpanan atau
pemasaran. Pelapisan juga bertujuan untuk menambah perlindungan bagi
sayuran terhadap pengaruh luar. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
pelapisan dapat memperpanjang masa simpan dan menjaga produk segar
dari kerusakan seperti pada tomat, timun, cabe besar, dan terong. Pelilinan
(waxing) merupakan salah satu pelapisan pada sayuran untuk menambah
lapisan lilin alami yang biasanya hilang saat pencucian, dan juga untuk
menambah kilap sayuran. Keuntungan lain pelilinan adalah menutup luka
yang ada pada permukaan sayuran.
Pelilinan atau pelapisan digunakan untuk memperpanjang masa
segar komoditi sayuran atau memperpanjang daya tahan simpan sayuran
bilamana fasilitas pendinginan (ruang simpan dingin) tidak tersedia. Namun
perlu diingat bahwa tidak semua komoditi sayuran memiliki respon yang
baik terhadap pelilinan.
Faktor kritis pelilinan sayuran adalah tingkat ketebalan lapisan lilin.
Terlalu tipis lapisan lilin yang terbentuk di permukaan sayuran membuat
pelilinan tidak efektif, namun bila pelapisan terlalu tebal akan menyebabkan
16
kebusukan sayuran. Beberapa macam lilin yang digunakan dalam upaya
memperpanjang masa simpan dan kesegaran sayuran adalah lilin tebu
(sugarcane wax) lilin karnauba (carnauba wax), lilin lebah madu (bees
wax) dan sebagainya. Lilin komersial siap pakai yang dapat dan sering
digunakan para produsen sayuran adalah lilin dengan nama dagang
Brogdex-Britex Wax. Salah satu jenis pelapis lainnya yang dikembangkan
selain pelapis lilin adalah khitosan, yaitu polisakarida yang berasal dari
limbah kulit udang-udangan (Crustaceae), kepiting dan rajungan (Crab).
Teknik aplikasi atau penggunaan lilin atau pelapisan pada sayuran dapat
dengan menggunakan teknik pencelupan sayuran dalam larutan (dipping),
pembusaan (foaming), penyemprotan (spraying), dan pengolesan atau
penyikatan (brushing). Tentunya jenis sayuran yang berbeda memerlukan
teknik pelilinan yang berbeda.
5. Packing
Pengepakan sayuran untuk konsumen sering dilakukan dengan
membungkus sayuran dengan plastik ataupun bahan lain yang kemudian
dimasukkan ke dalam wadah (kontainer) yang lebih besar. Bahan
pembungkus lainnya dapat berupa bahan pulp maupun kertas. Sayuran-
sayuran dalam wadah disesuaikan dengan kualitas yang diinginkan. Dalam
satu wadah dapat terdiri hanya satu sayuran atau terdiri dari banyak sayuran.
Sayuran - sayuran tersebut diatur peletakannya secara rapi sehingga
kemungkinan berbenturan satu sama lainnya tidak terjadi. Sedangkan bahan
wadah yang dapat digunakan dapat berupa kertas karton (dalam berbagai
tipe dan jenis), peti kayu, ataupun plastik. Pada sayuran yang ditujukan
untuk para konsumen, pengepakan sering dilakukan dengan membungkus
sayuran dengan plastik ataupun bahan lain yang kemudian dimasukkan ke
dalam wadah (kontainer) yang lebih besar. Bahan pembungkus lainnya
dapat berupa bahan pulp, polyethilen maupun kertas. Kemudian
dimasukkan dalam suatu wadah. Dalam satu wadah dapat terdiri hanya satu
sayuran atau terdiri dari banyak sayuran. Bahan wadah yang digunakan
17
dapat berupa kertas karton (dalam berbagai tipe dan jenis), peti kayu,
ataupun plastik.
Faktor penting dalam pengepakan yang perlu diperhatikan adalah
bahwa bahan pembungkus setidaknya memiliki permeabilitas terhadap
keluar masuknya oksigen dan karbondioksida. Seringkali atmosfir dalam
ruang pak yang menggunakan plastik tercapai kestabilan udara yang cukup
terkendali. Pada kondisi tersebut biasanya kandungan oksigen rendah
sedangkan karbondioksidanya lebih tinggi baik terhadap oksigen maupun
udara di luar pak (dos). Tekanan uap air relative stabil sehingga
menguntungkan untuk mempertahankan kualitas sayuran dalam simpanan.
Bahan pak (dos) luar yang akan menampung beberapa dos berukuran kecil
sering disebut sebagai Master Container. Bahan dos tersebut dapat berupa
karton maupun kayu, yang penting memiliki sifat tahan kerusakan akibat
air, gesekan, tumpukan dan tidak goyah, tidak berat.
6. Pre-cooling
Usaha menghilangkan panas lapang pada sayuran akibat pemanenan
di siang hari disebut pre-cooling atau pendinginan awal. Seperti diketahui
suhu tinggi pada sayuran yang diterima saat pemanenan akan merusak
sayuran selama penyimpanan sehingga menurunkan kualitas. Pre-cooling
dimaksudkan untuk memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan
terhadap serangan mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang melalui
transpirasi, dan memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan
dingin bila sistem ini digunakan. Pendinginan awal dapat dilakukan dengan
berbagai cara, namun umumnya dengan prinsip yang sama, yaitu
memindahkan dengan cepat panas dari komoditi ke suatu media pendingin,
seperti udara, air atau es. Waktu yang diperlukan sangat bervariasi, 30 menit
atau kurang, tetapi mungkin pula lebih dari 24 jam. Perbedaan suhu antara
media pendingin (coolant) dengan komoditi sayuran harus segera dikurangi
agar proses pre-cooling efektif. Penurunan atau pre cooling dapat dilakukan
dengan menggunakan udara dingin pada teknik Air Cooling, air yang
18
diberikan es batu pada teknik Water/Hydro Cooling, atau sistim vakum
pada teknik Vacuum Cooling.
2.3.5 Perlakuan Pasca Panen
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau (2017) menyampaikan bahwa
setelah produk dipanen, harus melalui satu seri proses sampai siap dipasarkan.
Jumlah dan jenis proses untuk produk secara individu adalah beragam sesuai
dengan kelompok dari produk tersebut. Pada dasarnya, produk harus dievaluasi
mutunya, diperlakukan perlakuan sebelum, kemudian dikemas untuk
pendistribusiannya.
Berbagai ragam proses selanjutnya diberikan seperti pendinginan sebelum
didistribusikan. Teknik pascapanen khusus terkadang digunakan tergantung pada
bagaimana produk tersebut dipersiapkan untuk pasar. Faktor yang sebenarnya
sangat penting berpengaruh terhadap mutu keseluruhan produk hortikultura adalah
waktu, karena mutu produk adalah puncaknya pada saat panen, semakin lama
periode antara panen dan konsumsi, maka semakin besar susut mutunya. Dengan
demikian dalam pendistribusiannya harus dilakukan dengan baik karena kerusakan
mutu berlangsung cepat.
2.3.6 Atribut Sayuran.
Tjiptono (2001: 103) mengatakan bahwa atribut produk adalah unsur yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan pembelian. Kemudian Kotler dan Armstrong (2004: 347) menyatakan
atribut produk yaitu pengembangan produk yang melibatkan penentuan manfaat
yang diberikan. Seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada
karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Para pemasar perlu
memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari
suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen.
Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu
19
produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya
(Sumarwan, 2003:52).
Menurut Kotler (2000:221), ada beberapa langkah yang harus dilalui
sampai konsumen membentuk preferensi. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen
melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Kedua, tingkat kepentingan atribut
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Ketiga,
konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap
atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut kesan merek.
Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai
dengan perbedaan atribut. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap
merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.
Preferensi konsumen terhadap sayuran dapat diketahui dari konsumen yang
memilih atribut-atribut dari sayuran yang diteliti. Adapun atribut-atribut tersebut
adalah tingkat kelayuan, tingkat kecerahan warna, tingkat kebersihan, ketersediaan
menu Sayuran, tingkat kematangan, kemudahan dalam mengolah, dan ukuran.
1. Tingkat Kesegaran
Tingkat kesegaran lebih sering dinilai dari segi penampilan, yakni
dengan melihat tingkat kelayuan pada sayuran. Penanganan dan penyimpanan
berlangsung proses penuaan pada bahan sayuran yang telah dipanen
memperlihatkan penurunan kualitas. Dari segi tekstur terlihat kelayuan yang
dapat berlanjut hingga kebusukan. Kelayuan ditunjukkan dengan tanda fisik
komoditas yang helai daun yang jatuh kemudian tanda-tanda daunnya kisut.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau (2017) menyampaikan
bahwa penyimpanan pada sayuran daun dapat dipertahankan kesegarannya bila
disimpan pada suhu 0C dan kelembaban relatif 98% sedangkan sayuran buah
kesegaran dapat dipertahankan untuk beberapa hari dengan tujuan pasar
swalayan besar pada kondisi suhu 7.8 C – 12.2 C dan kelembaban relatif 90%.
Penyimpanan dingin sangat dianjurkan karena dapat menekan laju degradasi
enzimatik yang mengakibatkan pelunakan jaringan sayuran dan sayuran,
mengurangi laju kehilangan air yang mengakibatkan kelayuan, menurunkan
laju pertumbuhan mikroorganisme, serta menurunkan laju produksi etilen
20
(Lozano, 2006). Oleh karena itu tingkat kesegaran sangat berpengaruh dalam
pembelian produk sayuran
2. Tingkat kecerahan warna
Sayuran yang disimpan dalam kondisi total tanpa cahaya menunjukkan
penurunan kualitas warna. Cahaya memberi kontribusi besar karena terjadi
penurunan kualitas warna, khususnya pada permukaan dimana terjadi
pemotongan. Pemaparan produk terhadap cahaya selama penyimpanan, baik
secara berkesinambungan maupun terputus mengakibatkan penurunan kualitas
warna yang semakin cepat (Cervera dkk, 2007:26).
3. Tingkat kebersihan
Kebersihan merupakan unsur pokok dalam mewujudkan kesehatan yang
merupakan hak asasi manusia. Kebersihan terkait erat dengan kualitas produk,
karena itu kualitas makanan baik secara bakteriologi, kimia dan fisik harus
selalu diperhatikan. Kualitas dari produk pangan untuk dikonsumsi manusia
pada dasarnya dipengaruhi oleh mikroorganisme (Silaonang, 2008). Kualitas
produk yang ditinjau dari kebersihan adalah sayur yang secara fisik tidak ada
campuran ranting, debu dan kotoran tanah. Tetapi selain itu tidak adanya tanda-
tanda sayuran yang terkena mikroorganisme yauitu adanya bintik hitam dan ada
lendir pada sayuran sehingga menghasilkan bau yang tidak enak.
Tingkat kebersihan sayuran sangat berpengaruh dalam pembelian sayuran,
seperti ada tidak adanya kotoran dalam satu ikat sayuran yang menempel.
Rendahnya tingkat kebersihan pada sayuran dapat disebabkan seperti saat
panen, sayuran dicuci dalam satu wadah, yang menyebabkan bakteri terkumpul
di dalam wadah tersebut. Oleh karenanya penting untuk memperhartian tingkat
kebrsihan pada sayuran.
4. Ketersediaan menu sayuran
Atribut ketersediaan menu sayuran merupakan salah satu atribut yang
berpengaruh terhadap pembelian sayuran, karena pada umumnya sayuran
dikelompokkan pada ketersediaan menu sayuran berupa berdasarkan ragam
atau jumlah dari sayuran (sayuran daun, sayuran buah dan sayuran umbi)
21
5. Tingkat kematangan
Tingkat kematangan sayuran sangat berpengaruh pada pembelian sayuran,
dikarenakan sayuran yang sudah dipetik semakin matang akan berubah bentuk
fisik nya menjadi layu dan tidak bisa di masak bahkan jika terlalu lama maka
akan membusuk. Misalnya pada sayuran buah, selama pematangan warna
sayuran buah akan berubah. Pantastico (1986), menyatakan bahwa untuk
kebanyakan sayuran buah tanda kematangan pertama adalah hilangnya warna
hijau karena kandungan klorofil yang sedang masak lambat laun berkurang.
Seperti halnya sayuran terong, menurut Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Riau (2017) waktu simpan terong sangat pendek. Semakin matang
sayuran terong maka semakin lunak pula teksturnya. Maka kesegaran dapat
dipertahankan untuk beberapa hari dengan tujuan pasar swalayan besar pada
kondisi suhu 7.8 C – 12.2 C dan kelembaban relatif 90%.
6. Kemudahan dalam mengolah
Kemudahan dalam mengolah sayuran juga menjadi salah satu hal penting
dalam membeli sayuran, karena banyaknya kesibukan seorang ibu yang
memungkinkan untuk memilih sayuran – sayuran yang mudah diolah sehingga
tidak memakan waktu yang lama.
7. Ukuran
Atribut ukuran pada produk sayuran dipengaruhi kuat oleh parameter
sortasi. Sortasi berpengaruh terhadap ukuran produk sayuran karena pada
proses sortasi dilakukan pemilahan sesuai dengan ukuran yang diinginkan oleh
konsumen. Ukuran sayuran dapat dilihat dari keseragaman ukuran sayuran,
karena sayuran memiliki ukuran yang berbeda – beda. Selera konsumen dalam
membeli sayuran berdasarkan ukuran juga berbeda – beda pula.
2.4 Preferensi Konsumen Sayuran
Setiap konsumen biasanya memiliki preferensi yang berbeda dengan
konsumen lain seusai dengan selera dan kebutuhannya. Pengeluaran sehari-hari
untuk membeli sayuran biasanya berpengaruh terhadap apa yang akan dibeli oleh
konsumen. Adapun jenis sayuran yang sering dibeli adalah sayuran daun, sayuran
22
buah dan sayuran umbi. Begitu juga dengan bahan asupan makanan yang sering
dibeli/ konsumsi. Bahan asupan makanan yang sering dikonsumsi adalah kelompok
sayuran, bahan sumber protein / lemak hewani, sumber protein / lemak nabati dan
sayuran buah.
Konsumen juga bisa menambah kebutuhan pelengkap gizi mereka dengan
cara mengkonsumsi sayuran yang berasal dari produk olahan kimia seperti sayuran
berbebntuk suplemen.
2.5 Kerangka Pemikiran
Sayuran merupakan salah satu sumber pangan yang kaya akan nutrisi dan
vitamin yang baik untuk memenuhi gizi tubuh. Preferensi konsumen terhadap
konsumsi sayuran berkeyakinan berbeda sehingga perlu diteliti tentang arah dari
Preferensi konsumen. Dengan penelitian ini akan diketahui arah preferensi
seseorang dalam mengkonsumsi sayuran khususnya di kawasan Kecamatan Ciputat
Timur, sehingga dengan penelitian ini dapat diketahui nantinya bagaimana
preferensi konsumen terhadap konsumsi sayuran.
Penjual perlu mengetahui selera konsumen dalam menentukan preferensi
konsumen dalam pilihan suka atau tidak suka seseorang konsumen terhadap suatu
produk. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk, terlebih
dahulu mereka mempertimbangkan ciri-ciri fisik (atribut) yang melekat pada
produk tersebut. Begitu juga dalam pembelian sayuran, beberapa atribut yang
menjadi pertimbangan konsumen antara lain adalah tingkat kelayuan, tingkat
kecerahan warna, tingkat kebersihan, ketersediaan menu sayuran, tingkat
kematangan, kemudahan dalam mengolah, dan ukuran. Oleh karena itu sayuran
yang diinginkan konsumen adalah sayuran yang memiliki atribut sesuai dengan
selera konsumen sehingga mampu memberikan kepuasan.
23
Gambar 4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Gambar 4 bahwa operasionalisasinya adalah dengan
menelusuri Preferensi konsumen ditinjau dari: Atribut produk sayuran. Penelitian
ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui arah preferensi seseorang dalam
mengkonsumsi sayuran khususnya di kawasan Kecamatan Ciputat Timur. Kriteria
dalam memilih responden adalah perempuan yang berusia 25 tahun sampai 65+
tahun di Kecamatan Ciputat Timur.
Peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui
karakteristik responden dan perhitungan kuantitatif dengan Analisis Uji Friedman
untuk menganalisis seberapa besar pengaruh preferensi konsumen dalam
mengkonsumsi sayuran pada kawasan Kecamatan Ciputat Timur. Dalam penelitian
ini saya menggunakan SPSS untuk Analisis Uji Friedman.
2.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada
suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut
(Nazir, 2005:126). Definisi operasional dari masing – masing variabel sebagai
berikut :
Konsumen Sayuran di Kecamatan Ciputat
Timur
Preferensi Konsumen Terhadap Sayuranan
Atribut Sayuran
•Tingkat Kesegaran
•Tingkat Kecerahan Warna
•Tingkat Kebersihan
•Ketersediaan menu sayran
•Tingkat kematangan
•Kemudahan Mengolah
•Ukuran
Proses Analisis Analisis Uji Friedman
Hasil Preferensi Sayuran Atas Tujuh Atribut
24
a. Preferensi Konsumen
Menurut Kotler (2005:49) preferensi diartikan sebagai derajat kesukaan
seseorang terhadap suatu jenis produk. preferensi dapat terbentuk dari pandangan
terhadap atribut produk .Adapun indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 Indikator Preferensi Konsumen
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian Ciptasasmi (2005) mengenai Analisis Preferensi Konsumen
terhadap Buah Semangka di Kota Surakarta, dengan sebagai berikut: Hasil analisis
Chi Square menunjukkan bahwa buah semangka yang menjadi preferensi
konsumen adalah buah semangka dengan atribut ukuran sedang, rasa manis,
kandungan air banyak, warna daging buah merah tua dan tidak berbiji. Sedangkan
hasil analisis multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa atribut buah semangka
Variabel
Sub
Variabel
(Dimensi)
Indikator Parameter Kode
Pernyataan
Preferensi
Konsumen
(X)
Atribut
Sayuran
Tingkat
kesegaran
1. Ketegaran
helai
Sayuran
2. Tekstur
Sayuran
B1
Tingkat
kecerahan
warna
Warna Cerah B2
Tingkat
Kebersihan
Bebas Noktah
(Busuk, tumbuh
bintik dll)
B3
Ketersedian
Menu
Sayuran
Ragam
ketersediaan
menu Sayuran
B4
Tingkat
kematangan
Firmness
sayuran
(Tekstur, warna,
ketegaran helai
sayuran)
B5
Kemudahan
mengolah
Waktu mengolah B6
Ukuran Seragam B7
25
yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan pembelian buah
semangka di Kota Surakarta secara berturut-turut adalah rasa manis sebanyak 17,62
% dari jumlah konsumen, kandungan air dalam buah banyak sebanyak 16,36 % dari
jumlah konsumen, warna daging buah merah tua sebanyak 16,19 % dari jumlah
konsumen, keadaan biji dalam buah tidak berbiji sebanyak 14,62% dari jumlah
konsumen dan ukuran buah sedang sebanyak 14,57 % dari jumlah konsumen.
Menurut penelitian Asmarani (2005) yang berjudul Analisis Preferensi
Konsumen Terhadap Apel Lokal di Surakarta, dengan menggunakan analisis chi-
square dan analisis multi atribut fishbein, diperoleh hasil yaitu buah apel yang
disukai konsumen di Surakarta adalah buah apel lokal dengan atribut warna kulit
buah hijau sebanyak 48 % dari jumlah konsumen, rasa buah yang manis sebanyak
63 % dari jumlah konsumen. Sementara atribut buah apel lokal yang
dipertimbangkan konsumen dalam hal kepentingan pembelian apel lokal secara
berturut-turut adalah warna kulit buah, rasa buah, ukuran buah, dan yang terakhir
aroma buah.
Menurut penelitian Anas Tain (2004) yang berjudul Analisis Preferensi
Konsumen Pada Komoditas Unggulan Salak di Kabupaten Malang, dengan
menggunakan analisis faktor diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian antara lain: berukuran
besar (dipertimbangkan konsumen dengan daya menjelaskan 17,49 %), beraroma
kuat (11,19 %), warna kulit buah coklat kehitaman (9,24 %), bentuk buah sedikit
lonjong (6,78 %), dan rasanya manis (6,405 %).
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu di atas, dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa preferensi terhadap sayuran dapat diketahui dengan
melihat penilaian terhadap atribut-atribut yang melekat pada sayuran tersebut.
Atribut-atribut tersebut adalah tingkat kelayuan, tingkat kecerahan warna, tingkat
kebersihan, ketersediaan menu Sayuran, tingkat kematangan, kemudahan dalam
mengolah, dan ukuran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan kecamatan Ciputat Timur.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) di daerah
kelurahan Rengas, Rempoa, Cireundeu, Pondok Ranji, Cempaka Putih dan
Pisangan. Metode pengumpulan data menggunakan metode survei. Menurut
Sugiyono (2009:13) bahwa metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, wawancara
terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen. Waktu
pelaksanaan penelitian pada bulan April 2019.
3.2 Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil penyebaran
kuesioner. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode
pengumpulan data berupa daftar pertanyaan kepada konsumen sayuran pada
kawasan Ciputat Timur dan yang pernah mengkonsumsi sayuran sehingga dapat
memberikan informasi sehubungan dengan topik penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan
telah terdokumentasikan, sehingga peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk
kepentingan penelitiannya (Mustafa, 2009:7). Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini terdokumentasi di instansi terkait seperti: Badan Pusat Statistik
Tangerang Selatan.
27
3.3 Metode Penentuan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:72).
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki dan
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004:73).
Populasi dari penelitian ini adalah perempuan yang mengkonsumsi sayuran
pada kawasan Ciputat Timur. Adapun sampel dari penelitian ini adalah perempuan
yang mengkonsumsi sayuran pada kawasan Ciputat Timur. Berdasarkan badan
pusat statistik Tangeran Selatan Penduduk Kecamatan Ciputat Timur pada tahun
2017 tercatat sebanyak 211.003 jiwa, dengan rincian penduduk laki- laki sebanyak
106.161 jiwa dan perempuan 104.842 jiwa.
Jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kecamatan Ciputat Timur
sebanyak 155.605 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 77.765 jiwa dan perempuan
sebanyak 77.840 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk tidak produktif (0-14 tahun
dan ≥65 tahun) tercatat sebanyak 55.398 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 28.396
jiwa dan perempuan sebanyak 27.002 jiwa. Pada penelitian ini, responden adalah
perempuan berumur diatas 25 tahun sampai 65+ tahun yang tercatat sebanyak
64.331 jiwa.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode convenience sampling, karena populasi yang diteliti
bersifat infinite yang berarti jumlah dan identitas anggota populasi tersebut tidak
diketahui secara jelas. Convenience sampling merupakan cara pengambilan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dan mempunyai
kriteria sebagai responden (Sugiyono, 2006:250).
Menurut Santoso dan Tjiptono (2001:89) metode convenience sampling
(accidental sampling) adalah prosedur sampling yang memilih sampel dari orang
atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses. Sedangkan menurut Sugiyono
(2004:77) accidental sampling yaitu teknik mengambil sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dan bersedia menjadi
responden penelitian dan cocok sebagai sumber data.
28
Dalam metode ini pengambilan sampel dilakukan secara acak, dimana
jumlah sampel minimum harus dihitung secara matematis berdasarkan probabilitas.
Metode untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah metode
Slovin (Sevilla et. al., dalam Sugiyono, 2004:182), dengan rumus berikut :
n =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Dimana berarti :
n = Jumlah sampel yang diambil
N = Jumlah populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih
bisa ditolerir; e=0,1
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut: Nilai e = 0,1 untuk
populasi penelitian. Jumlah penduduk usia produktif perempuan (15-64 tahun) di
Kecamatan Ciputat Timur pada penelitian ini adalah sebanyak 64.331 jiwa,
sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan
dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel
penelitian, dengan perhitungan sebgai berikut:
n =64.331
1 + 64.331 x (0,1)2
n =64.331
1 + (64331 x 0,01)
n =64.331
1 + 643,31
n =64.331
644,31
n = 99
Berdasarkan perhitungan sampel yang mejadi responden dalam penelitian
ini di sesuaikan menjadi sebanyak 100 orang dari seluruh total penduduk kawasan
Ciputat Timur, dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data dan untuk
hasil pengujian yang lebih baik. Sampel yang diambil berdasarkan teknik
probability sampilng; simple random sampling, dimana peneliti memberikan
29
peluang yang sama bagi setiap anggota pupulasi untuk dipilih menjadi sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
sendiri.
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik insindental, seperti yang
dikemukakan Sugiyono (2011:85), bahwa sampling insindental adalah penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insindental
bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data yang ada di daerah
kelurahan Rengas, Rempoa, Cireundeu, Pondok Ranji, Cempaka Putih dan
Pisangan
3.4 Metode Pengambilan Data
Menurut Sugiyono (2004:137) terdapat dua hal yang mempengaruhi
kualitas data hasil penelitian, diantaranya kualitas instrumen penelitian dan kualitas
metode pengambilan data. Kualitas instrumen penelitian berkaitan dengan uji
validitas dan reliabilitas yang dilakukan, sedangkan kualitas metode pengambilan
data berkenaan dengan ketepatan cara – cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data yang menjadi informasi penting yang diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan. Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
3.4.1 Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2009:162). Kuesioner adalah teknik pengumpulan data
melalui formulir- formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66).
Penelitian ini mengumpulkan data dengan mengirim pertanyaan secara Random
Sampling (penarikan sampel secara acak) untuk diisi sendiri oleh responden,
30
dilakukan dengan menyebar form kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
meliputi penilaian pengaruh preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi sayuran segar studi kasus Ciputat Timur. Penggunaan
kuesioner bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan serta
mendukung penelitian.
Dalam kuesioner ini terdapat rancangan pertanyaan dan pernyataan yang
secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dimana tiap pertanyaan dan
pernyataan merupakan jawaban – jawaban yang mempunyai makna dalam
pengujian hipotesa. Terdapat dua jenis pertanyaan dalam kuesioner ini meliputi :
(1) pertanyaan terbuka untuk identitas reponden, (2) pertanyaan tertutup untuk
masing – masing komponen variabel dimana responden diminta menjawab
pertanyaan dengan memilih dari sejumlah jawaban alternatif. Jawaban yang
disediakan merujuk pada skala Likert.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert.
Sugiyono (2004:84) mengemukakan bahwa skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok masyarakat
tentang fenomena sosial. Jawaban setiap butir pernyataan mempunyai gradasi dari
sangat negatif hingga sangat positif, antara lain sebagai berikut :
1. STS = Sangat Tidak setuju
2. TS = Tidak setuju
3. R = Ragu – ragu
4. S = Setuju
5. SS = Sangat setuju
3.4.2 Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa kajian pustaka seperti
pengamatan, pencatatan, serta pencarian informasi tambahan yang didapat dari
internet, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu. Tinjauan pustaka dan
konsep yang digunakan terkait mengenai pengertian preferensi terhadap perilaku
mengkonsumsi sayuran.
31
3.4.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:39), atau dengan kata lain
variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2002:96). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Variabel Preferensi, dengan sub variabel Atribut Produk. Adapun sub
variabel atribut produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Tingkat kelayuan,
2. Tingkat kecerahan warna,
3. Tingkat kebersihan,
4. Ketersediaan menu sayuran,
5. Tingkat kematangan,
6. Kemudahan dalam mengolah,
7. Ukuran.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Uji Friedman
Untuk mengetahui rangking atribut Sayuran yang sesuai dengan preferensi
konsumen, digunakan analisis data dengan metode Uji Friedman.
Rumus uji Friedman adalah sebagai berikut :
Dimana :
SR2i = kuadrat dari total peringkat kelompok
r = jumlah blok
k = jumlah grup
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
Kecamatan Ciputat Timur merupakan salah satu Kecamatan di Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Kecamatan Ciputat Timur merupakan hasil
pemekaran dari Kecamatan Ciputat. Secara geografis Kecamatan Ciputat Timur
terletak pada 06017’.19” lintang selatan dan 106044’.45” bujur timur dengan luas
daersah 15.43 Km² atau sebesar 10.6 persen dari luas kota Tangerang Selatan.
Kecamatan Ciputat Timur berjarak 9.8 km dari pusat kantor pemerintahan Kota
Tangerang Selatan yang tepatnya di jalan Maruga Kelurahan Serua Kecamatan
Ciputat sebagai kantor pemerintahan Kota Tangerang Selatan dan memiliki batas
administrasi sebagai berikut:
1. Utara : Kecamatan Pondok Aren dan Kota Jakarta Selatan
2. Timur : Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta
3. Barat : Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pamulang
4. Selatan : Kecamatan Ciputat. Pondok Aren dan Kota Jakarta Selatan
Provinsi DKI Jakarta
Bentuk Topografi wilayah Kecamatan Ciputat Timur merupakan wilayah
daratan yang memiliki ketinggian 65 meter di atas permukaan laut. Kelurahan
Rengas merupakan wilayah yang paling tinggi dari permukaan laut yaitu 70 meter
dpl. Sedangkan Kelurahan Pisangan dan Rempoa merupakan wilayah yang paling
rendah dari permukaan laut yaitu 60 meter dpl. Karena letaknya yang strategis maka
sebagian besar wilayah Kecamatan Ciputat Timur merupakan wilayah pemukiman
serta sentra perdagangan dan jasa. Pesatnya perkembangan wilayah Kecamatan
Ciputat Timur karena wilayah Kecamatan Ciputat Timur merupakan salah satu
daerah penyangga ibukota Jakarta. Sebagai wilayah perkotaan, pertumbuhan
penduduk Kecamatan Ciputat Timur sangat dinamis, terdiri dari beraneka suku,
adat istiadat, dan budaya serta berbagai karakter.
34
Gambar 5 Peta Kecamatan Ciputat Timur
Sumber: https://tangselkota.bps.go.id
4.2 Gambaran Umum
Kecamatan Ciputat Timur secara administrasi terdiri dari 6 kelurahan yaitu
kelurahan Rengas, Rempoa, Cireundeu, Pondok Ranji, Cempaka Putih dan
Pisangan. Kelurahan Rengas merupakan kelurahan dengan luas wilayah terkecil
sebesar 1.65 km² atau 10.69 persen dari luas wilayah Kecamatan Ciputat Timur.
Luas wilayah terbesar yaitu Kelurahan Pisangan dengan luas 3.91 km² atau 25.34
persen dari seluruh wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Dari enam kelurahan yang
ada di wilayah Kecamatan Ciputat Timur.
4.3 Penduduk dan Tenaga Kerja
Berdasarkan badan pusat statistik Tangeran Selatan Penduduk Kecamatan
Ciputat Timur pada tahun 2017 tercatat sebaannyak 211.003 jiwa, dengan rincian
penduduk laki- laki sebanyak 106.161 jiwa dan perempuan 104.842 jiwa. Jumlah
35
penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kecamatan Ciputat Timur sebanyak
155.605 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 77.765 jiwa dan perempuan sebanyak
77.840 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk tidak produktif (0-14 tahun dan ≥65
tahun) tercatat sebanyak 55.398 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 28.396 jiwa dan
perempuan sebanyak 27.002 jiwa.
Pengangguran masih menjadi masalah penting yang ada di daerah pinggiran
Jakarta seperti Kota Tangerang Selatan pada umumnya dan Kecamatan Ciputat
Timur pada khususnya. Jumlah pencari kerja di Kecamatan Ciputat Timur setiap
tahunnya semakin bertambah, hal ini disebabkan semakin banyak lulusan dari
perguruan tinggi yang telah menamatkan pendidikannya. Selain itu juga tuntutan
ekonomi yang mengharuskan untuk mencari uangd demi kelangsungan hidup.
4.4 Sosial
Dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat
Undang-Undang Dasar 1945, Pemerintah Kecamatan Ciputat Timur secara
berkesinambungan selalu berusaha untuk meningkatkan sarana pransarana dan
mutu pendidikan di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Di Kecamatan Ciputat
Timur terdapat 68 Taman Kanak-Kanak (TK) yang semuanya milik Swasta.
Kecamatan Ciputat Timur juga memiliki 23 Sekolah Dasar (SD) Negeri.
Selain itu juga terdapat 16 Sekolah Dasar (SD) Swasta. Terdapat 4 Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri dan 12 Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Swasta. Selain itu Ciputat Timur juga memiliki 3 Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri dan 10 Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta. Serta ada 1 Sekolah
Menengah Kejuran (SMK) Negeri. 16 Sekolah Menengah Kejuran (SMK) Swasta.
Selain fasilitas pendidikan, Kecamatan Ciputat Timur juga memiliki
beberapa fasilitas kesehatan yang terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum, 4 Rumah Sakit
Bersalin, 20 Poliklinik, 4 Puskesmas, 0 Poskeskel, 32 praktek dokter, 29 praktek
bidan, dan 34 Apotek.
Perkembangan keagamaan di wilayah Kecamatan Ciputat Timur
berkembang sangat pesat. seiring perkembangan wilayah pemukiman yang
mayoritas dihuni penduduk pendatang dari berbagai daerah dan berbagai agama
36
yang ada di Indonesia. Namun demikian suasana kondusif dapat terpelihara dengan
baik. Di Kecamatan Ciputat Timur terdapat 74 Masjid, 133 Mushola, 4 Gereja dan
1 Pura.
4.5 Perindustrian dan Perdagangan
Perusahaan di Kecamatan Ciputat Timur sebagian besar adalah yang
terkonsentrasi pada pelayanan jasa. Untuk Perusahaan industri tekstil yang terbesar
di kecamatan Ciputat Timur adalah PT. Sandratex . lainnya adalah perusahaan kecil
dan menengah yang bergerak di bidang makanan ringan dan industri konveksi skala
rumahan. Dari sektor perdagangan juga banyak terdapat di Kecamatan Ciputat
Timur, antara lain Pasar Tradisional terdapat di Kelurahan Rengas dan
Supermarket. Selain itu di Kecamatan Ciputat Timur Terdapat 6 SPBU yang
tersebar dia seluruh Kecamatan Ciputat Timur.
4.6 Perhubungan dan Komunikasi
Wilayah Ciputat Timur sudah terjangkau semua jaringan GSM dan CDMA
operator indonesia. Trend di masyarakat Ciputat Timur adalah lebih banyak ke arah
penggunaan handphone dibandingkan dengan telepon rumah. Fasilitas komunikasi
yang ada di Kecamatan Ciputat Timur sudah cukup baik, hal ini dibuktikan dengan
banyaknya BTS yang beberapa wilayah. Selain itu untuk fasilitas pengiriman
barang/paket di Kecamatan Ciputat Timur terdapat 6 kantor POS dan GIRO serta
banyak penyedia jasa pengiriman barang seperti TIKI, JNE, dan lain lain.
Jalur perhubungan yang merupakan hal vital juga terus ditingkatkan di
Kecamatan Ciputat Timur. Hampir semua akses jalan di semua kelurahan sudah
dapat dilalui kendaraan roda 4 dan jalan yang sudah diaspal dengan keadaan aspal
yang baik. Sarana perhubungan di Kecamatan Ciputat Timur terkonsentrasi pada
perhubungan darat, ada jalur kereta api serta bus. Kecamatan Ciputat Timur
dilintasi oleh trayek bus yang menuju pusat kota jakarta sepedti Blok M, Pasar Baru,
Tanjung Priok, Pasar Senen, Gajah Mada, dan Kampung Rambutan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah perempuan dewasa yang berumur
diatas 25 tahun sampai 65+ tahun dan mengkonsumsi sayuran pada kawasan
Kecamatan Ciputat Timur. Hasil dalam penelitian ini merupakan data yang didapat
secara langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner. Data yang didapat
kemudian diolah dan diperlihatkan dalam satu tabel. Berdasarkan data dari 100
responden yang pernah membeli atau gemar mengkonsumsi sayuran melalui daftar
pertanyaan didapatkan karakteristik responden mengenai Pendidikan terakhir,
umur, pekerjaan, kelurahan.
Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai
objek penelitian. Adapun penjelasan dari karakteristik responden sebagai objek
penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan seperti berikut :
5.1.1 Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling
berhubungan. Pendidikan akan menentukan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
konsumen. Selanjutnya profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi
pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan
mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi seseorang (Sumarwan, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai pendidikan
terakhir responden dan perkerjaan responden yang dapat dilihat pada Tabel 2
sebagai berikut :
38
Tabel 2 Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan
No Pekerjaan
Pendidikan
PNS Wira
usaha
Karyawan
Swasta
Guru Ibu
Rumah
Tangga
Jum
lah
1 SD 1 2 3
2 SMP 7 8 2 9 26
3 SMA 1 10 15 4 8 38
4 Sarjana 21 3 6 3 33
Jumlah 22 21 29 9 19 100
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen yang
membeli dan mengkonsumsi sayuran terdapat pada jenjang pendidikan SMA yaitu
38% konsumen. Sedangkan pada latar belakang pekerjaan, sayuran dikonsumsi
oleh konsumen dari berbagai latar belakang jenis pekerjaan. Konsumen pada
penelitian ini sebagian besar sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 29%
konsumen. Tingkat pendidikan pada pekerjaan sebagai karyawan swasta yang
dominan adalah tingkat SMA yaitu 15% konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar atau hampir semua konsumen Sayuran di Kecamatan Ciputat Timur
sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi karena sudah melampaui wajib
belajar 9 tahun yaitu setingkat SMA.
Pendidikan yang tinggi tersebut akan mempengaruhi pengetahuan
konsumen dalam mengambil keputusan membeli dan mengkonsumsi sayuran.
Semakin tinggi tingkat pendidikan konsumen, maka akan semakin mudah
menerima dan menyerap informasi terhadap produk yang dikonsumsinya.
Konsumen yang mempunyai pendidikan cukup tinggi, berarti konsumen tersebut
mempunyai informasi dan pengetahuan yang cukup luas terhadap nilai gizi sayuran
yang baik bagi kesehatan, sehingga akan mempengaruhi konsumen dalam
keputusan membeli dan mengkonsumsi sayuran.
39
5.1.2 Umur
Memahami umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda
usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda (Sumarwan, 2003). Seiring
dengan perubahan usia, keputusan pembelian suatu barang/jasa oleh seseorang akan
berubah. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan kesukaan atau selera
konsumen terhadap suatu produk. Adapun Kategori Umur Menurut Depkes RI
(2009):
Tabel 3 Keterangan Umur
No Kelompok Umur Keterangan
1 0 – 5 Tahun Masa balita
2 5 - 11 tahun Masa kanak-kanak
3 12 - 1 6 tahun Masa remaja Awal
4 17 - 25 tahun Masa remaja Akhir
5 26- 35 tahun Masa dewasa Awal
6 36- 45 tahun Masa dewasa Akhir
7 46- 55 tahun Masa Lansia Awal
8 56 - 65 tahun Masa Lansia Akhir
9 65 - sampai atas Masa Manula
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai umur responden
yang dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4 Kelompok Umur Responden
No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Responden (Orang)
1 25 – 29 3
2 30 – 39 38
3 40 – 49 43
4 50 – 59 16
Jumlah 100
40
Tabel 4 menunjukkan bahwa usia konsumen terbanyak yang membeli dan
mengkonsumsi sayuran adalah berkisar antara 40-49 tahun yaitu sebanyak 43%
konsumen. Adapun usia tersebut merupakan golongan usia populasi yang sudah
Masa dewasa Akhir dan Masa Lansia Awal, sehingga cenderung lebih berpikir
rasional dalam mengambil keputusan membeli dan mengkonsumsi sayuran.
Maksud dari berpikir rasional adalah konsumen pada kelompok umur tersebut rata-
rata sudah bisa mempertimbangkan atribut-atribut sayuran yang diinginkan atau
yang menjadi preferensinya.
5.1.3 Bahan Asupan Makanan yang Sering Dibeli/Konsumsi
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai bahan asupan
makanan yang sering dibeli/konsumsi konsumen yang dapat dilihat pada Tabel 5
sebagai berikut :
Tabel 5 Asupan Makanan yang Sering Dikonsumsi
No Asupan Makanan yang sering
Dikonsumsi/Dibeli
Jumlah Responden
(Orang)
1 Kelompok Sayuran (Bayam, Sawi, Wartel dll) 33
2 Bahan Sumber Protein / Lemak Hewani (Ayam,
Daging, Ikan)
52
3 Sumber Protein / Lemak Nabati (Tahu, Tempe) 10
4 Sayuran(Aneka Buah) 5
Jumlah 100
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen
memenuhi asupan makanan yang sering dikonsumsi dan dibeli adalah bahan
sumber protein / lemak hewan (Ayam, Daging, Ikan) sesebesar 52% konsumen dan
kelompok sayuran (Bayam, Sawi, Wartel dll) menempati peringkat ke 2 yaitu
sebesar 33% konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa mengkonsumsi sayuran masih
belum terlalu penting bagi masyarakat Kecamatan Ciputat Timur.
41
5.1.4 Pengeluaran untuk Sayuran Sehari – Hari
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai pengeluaran
untuk sayuran sehari – hari dalam bentuk persentase (%) konsumen yang dapat
dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6 Pengeluaran Untuk Sayuran
No Pengeluaran Untuk Sayuran Sehari
– Hari
Jumlah Responden (Orang)
1 10 – 20 % 62
2 20 - 40% 35
3 40 - 50% 3
4 50% -
Jumlah 100
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen yang
membeli dan mengkonsumsi sayuran biasanya mengeluarkan sebagian uangnya
untuk membeli sayuran sebesar 10 – 20% yaitu 62% konsumen. Selanjutnya yang
membeli dan mengkonsumsi sayuran biasanya mengeluarkan sebagian uangnya
untuk membeli sayuran sebesar <20 – <30% yaitu 35% konsumen dan kemudian
>40 - <50% yaitu 3% konsumen.
5.1.5 Menambah Kebutuhan Pelengkap “Gizi”
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai menambah
kebutuhan pelengkap gizi konsumen yang dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai
berikut :
42
Tabel 7 Gizi Pelengkap
No Menambah Kebutuhan Pelengkap Gizi Yang
Berasal Dari Sayuran Suplemen
Jumlah Responden
(Orang)
1 Mengkonsumsi Suplemen Sayuran 32
2 Tidak Mengkonsumsi Suplemen Sayuran 68
Jumlah 100
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen tidak
menambah kebutuhan pelengkap gizi yang berasal dari sayuran suplemen adalah
sesebesar 68% konsumen. Sedangkan yang menambah kebutuhan pelengkap gizi
yang berasal dari sayuran suplemen sebesar 32% konsumen. Adapun alasan
mengapa mengkonsumsi suplemen sayuran adalah berikut urutan alasannya :
Tabel 8 Alasan Mengkonsumsi Suplemen
No Alasan Mengkonsumsi Suplemen Sayuran Jumlah Responden
(Orang)
1 Sebagai Pelengkap / Tambahan 15
2 Anggota keluarga / saya / konsumen sedikit makan
Sayuran
11
3 Praktis dan Mudah 8
Jumlah 32
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa 15% konsumen memiliki alasan
untuk menambah kebutuhan pelengkap gizi berasal dari sayuran suplemen yaitu:
1. Sebagai pelengkap / tambahan
2. Anggota keluarga / saya / konsumen sedikit makan sayuran.
3. Praktis dan Mudah
43
5.1.6 Tempat Tinggal dan Tempat Membeli Sayuran
Responden pada penelitian ini diambil pada Kecamatan Ciputat Timur
dengan distribusi tempat tinggal dan tempat pembelian adalah sebagai berikut :
Tabel 9, Tempat Tinggal dan Tempat Membeli Sayuran
No Tempat Beli
Kelurahan
Tukang
Sayuran
Keliling
Pasar
Tradisional
Pasar
Modern
Jumlah
1 Rengas 4 2 6
2 Rempoa 7 6 13
3 Cireundeu 7 4 11
4 Pondok Ranji 6 10 1 17
5 Cempaka Putih 20 15 11 46
6 Pisangan 3 3 1 7
Jumlah 47 40 13 100
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa sebanyak 47% konsumen
membeli sayurannya di tukang sayuran keliling, 40% di pasar tradisional dan 13%
di pasar modern.berdasarkan tempat tinggal konsumen, tempat tinggal dan tempat
pembelian sayuran adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan.
Tempat tinggal akan menentukan tempat pembelian yang dilakukan oleh seorang
konsumen. Terlihat pada tabel menunjukkan bahwa kelurahan Rengas, Rempoa,
Cireundeu, Cempaka Putih dan Pisangan mayoritas membeli di tukang sayuran
keliling, dikarenakan pasar tradisional dan pasar modern memiliki jarak yang
lumayan jauh dari tempat tinggal responden. Berbeda dengan kelurahan Pondok
Ranji yang mayoritas responden memilih membeli sayuran di Pasar Tradisional,
dikarenakan terdapat pasar tradisional di kelurahan Pondok Ranji.
44
5.1.7 Sayuran yang Sering Dibeli
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai sayuran yang
sering dibeli konsumen yang dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10 Sayuran yang Sering Dikonsumsi
No Sayuran Yang Sering Dibeli Jumlah Responden (Orang)
1 Sayuran Daun (Bayam, Sawi, dll) 66
2 Sayuran Sayuran(Timun, Wartel, dll) 25
3 Sayuran Umbi (Kentang, Ubi, dll) 9
Jumlah 100
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang
membeli dan mengkonsumsi sayuran biasanya membeli sayuran yang paling sering
adalah sayuran daun (bayam, sawi dll) yaitu sebesar 66% konsumen,
5.2 Preferensi Konsumen dalam Mengkonsumsi Sayuran Berdasarkan
Karakteristik Konsumen
Preferensi responden terhadap sayuran merupakan pilihan suka atau tidak
suka oleh seseorang terhadap produk sayuran yang dikonsumsi. Pilihan tersebut
berbeda-beda antara responden satu dengan responden yang lain. Terlihat pada
Tabel 11 bahwa sayuran yang paling sering dibeli adalah sayuran daun (Bayam,
Sawi, dll). Konsumsi sayuran belum terlalu tinggi dapat kita lihat berdasarkan Tabel
4 asupan makanan yang sering dikonsumsi. Terlihat bahwa kelompok Sayuran
tedapat pada urutan ke dua setelah Bahan Sumber Protein / Lemak Hewani. Hal ini
berdampak pada kecukupan gizi seseorang. Kecukupan gizi dari sayuran bisa
dilihat dari tanggapan konsumen dalam memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara
mengkonsumsi suplemen sayuran. Dari tabel 6 menambah kebutuhan pelengkap
45
gizi terlihat bahwa responden lebih dominan untuk tidak mengkonsumsi Sayuran
berupa suplemen.
5.3 Hasil Uji Friedman
Berdasarkan hasil uji Friedman dapat diketahui bahwa atribut yang paling
disukai berdasarkan rangking yang secara terperinci dapat dilihat sebagai berikut:
1. Berdasarkan Atribut Produk:
Berdasarkan hasil dari uji Friedman, maka diketahui urutan atribut yang paling
disukai oleh konsumen adalah tingkat kesegaran, mudah mengolah, tingkat
kecerahan,tingkat kematangan, tingkat kebersihan, ukuran dan tingkat menu
Sayuran.
Tabel 11 Ranking Atribut Produk
No Atribut Produk Men Rank
1 Kesegaran 4,98
2 Kemudahan Mengolah 4,69
3 Tingkat Kecerahan 4,41
4 Tingkat Kematangan 4,12
5 Tingkat kebersihan 3,92
6 Ukuran 3,20
7 Tingkat Menu Sayuran 2,69
1. Kesegaran
Preferensi konsumen yang paling diperhatikan dari atribut sayuran
di kawasan Kecamatan Ciputat Timur adalah kesegaran dari sayuran.
Kesegaran ditunjukkan dari kelayuan sayuran. Kelayuan adalah suatu tahap
normal yang selalu terjadi dalam siklus kehidupan tanaman. Dapat pula
diartikan sebagai suatu tahap kelayuan yang terjadi setelah proses
pematangan, akan tetapi kelayuan (senescence) dapat pula terjadi tanpa
46
melalui tahap pematangan, yaitu bila terjadi suatu kerusakan pada sayuran
tersebut.
Kesegaran sayuran daun yang berkualitas baik dapat dilihat
berdasarkan ketegaran daun sayuran memiliki daun yang tidak layu.
Sedangkan kesegaran sayur buah dapat dilihat dari tekstur dan warna
sayuran. Sayuran yang tidak segar dan layu dapat diakibatkan karena tempat
penyimpanannya tidak menggunakan pendingin, sehingga mempercepat
proses penuan/pembusukan terhadap sayuran. Sayuran buah yang segar
adalah dengan melihat tekstur sayuran yang tidak lembek ataupun kisut dan
warna pada sayuran tidak mengalami penuaan semakin menghitam. Adapun
ciri-ciri sayuran yang segar adalah:
1. Helai daun sayuran yang tidak layu
2. Tekstur sayuran tidak lembek dan kisut
3. Sayuran tidak mengalami perubahan warna yang lebih pudar
4. Sayuran tidak mengeluarkan aroma yang tidak sedap
5. Sayuran tidak terkontaminasi mikroorganisme
Untuk tingkat kesegaran sayuran, konsumen di kawasan kecamatan
Ciputat Timur lebih menyukai sayuran yang segar tanpa layu, dan dilihat
juga bahwa 95% konsumen yang mengungkapkan sangat setuju dan setuju
bahwa ketika memilih sayuran untuk dikonsumsi adalah sayuran yang
memiliki ketegaran helai daun yang baik dan tidak layu, sedangkan yang
tidak memperhatikan tingkat ketegaran sayuran hanya 2% saja dan 3%
konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap memilih bahan sayuran
berdasarkan atribut ketegaran daun sayuran.
Agar tingkat kesegaran sayuran bertahan lebih lama, perlu
diperhatikan dalam proses penyimpanannya. Penyimpanan dingin sangat
dianjurkan karena dapat menekan laju degradasi enzimatik yang
mengakibatkan pelunakan jaringan sayuran dan sayuran, mengurangi laju
kehilangan air yang mengakibatkan kelayuan, menurunkan laju
pertumbuhan mikroorganisma, serta menurunkan laju produksi etilen
47
(Lozano, 2006). Terkait dengan Tabel 9, konsumen banyak membeli
ditukang sayur keliling dan pasar tradisional, hal tersebut kemungkinannya
membuat sayuran tidak akan bertahan lama apa bila tidak melakukan
penyimpanan dingin sehingga masa untuk menjamin agar tetap segar
menjadi pendek. Cara menjamin agar sayuran tetap terjaga kesegarannya
dalam masa jam tukanng sayur beraktivitas, maka sebaiknya dibantu dengan
melakukan penyemprotan dan perlindungan menggunakan penutup agar
sayuran tetap terjaga kesegarannya, berbeda dengan sayuran yang didispay
di pasar modern telah dibantu dengan penyimpanan dingin sehingga dapat
mengurangi laju kehilangan air yang mengakibatkan kelayuan, menurunkan
laju pertumbuhan mikroorganisma, serta menurunkan laju produksi etilen
Penyimpanan pada sayuran daun dapat dipertahankan kesegarannya
bila disimpan pada suhu 0C dan kelembaban relatif 98% sedangkan sayuran
buah kesegaran dapat dipertahankan untuk beberapa hari dengan tujuan
pasar swalayan besar pada kondisi suhu 7.8 C – 12.2 C dan kelembaban
relatif 90%. Oleh karena itu tingkat kesegaran sangat berpengaruh dalam
pembelian produk sayuran.
2. Kemudahan dalam mengolah
Kemudahan dalam mengolah adalah sayuran yang mudah diolah
seperti sayuran yang diolah dengan cara direbus, sehingga tidak memakan
waktu yang banyak untuk mengolah sayuran. Sesuai dengan Tabel 10 yang
mayoritas konsumen mengkonsumsi sayuran daun seperti sayuran bayam,
sawi dll sebanyak 66%.
Kemudahan dalam mengolah sayuran juga menjadi salah satu hal
penting dalam membeli sayuran, karena banyaknya kesibukan seorang ibu
yang memungkinkan untuk memilih sayuran – sayuran yang mudah diolah
sehingga tidak memakan waktu yang lama. Sesuai dengan Tabel 2 terlihat
bahwa yang membeli dan yang mengkonsumsi sayuran mayoritas telah
bekerja sebagai PNS sebsesar 22%, wirausaha 21% karyawan swasta 29%
48
dan guru 9% maka total semua yang bekerja sebasar 81% dan hanya 19%
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Untuk tingkat kemudahan dalam mengolah sayuran, konsumen di
kawasan kecamatan Ciputat Timur lebih menyukai sayuran yang mudah
diolah, dan dilihat juga bahwa 89% konsumen yang mengungkapkan sangat
setuju dan setuju bahwa ketika memilih sayuran untuk dikonsumsi adalah
sayuran yang mudah untuk diolah, sedangkan yang tidak memperhatikan
kemudahan dalam mengolah sayuran hanya 1% saja dan 10% konsumen
memilih untuk ragu – ragu terhadap memilih bahan sayuran berdasarkan
kemudahan dalam mengolah sayuran.
3. Tingkat kecerahan
Tingkat kecerahan warna sayuran sangat berpengaruh dalam
preferensi konsumen dalam membeli sayuran yang akan dikonsumsi.
Konsumen banyak memilih sayuran dengan warna yang cerah. Warna
sayuran beragam hijau (sayuran daun) seperti sayuran bayam, kangkung, dll
kemudian sayuran beragam merah cerah tomat, cabai dll, sehingga
kecerahan warna dapat mendorong calon pembeli untuk menetapkan
kesukaannya terhadap komoditas yang akan dibeli. Semakin matang
sayuran, maka semakin berubah pula warnanya. Oleh karenanya perlu
diperhatikan tingkat kematangan sayuran agar warna Sayuran tetap cerah
dan segar. Pematangan diartikan sebagai suatu fase akhir proses penguraian
substrat dan merupakan suatu proses yang dibutuhkan oleh bahan untuk
mensistesis enzim-enzim yang spesifik yang diantaranya akan digunakan
dalam proses kelayuan. Selama proses pematangan terjadi perubahan-
perubahan warna semakin memudar, rasa dari asam menjadi manis, tekstur
menjadi lebih lunak, terbentuknya vitamin-vitamin, dan timbulnya aroma
yang khas karena terbentuknya senyawa-senyawa volatile.
Perubahan-perubahan sayuran selama pematangan dapat dilihat
dalam hal warna, kekerasan (tekstur), citarasa dan flavor, yang
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kimia bahan. Berubahnya
49
warna dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu proses degradasi maupun proses
sintesis dari pigmen yang terdapat dalam sayuran. Tingkat kecerahan
sayuran erat kaitannya dengan kualitas sayuran. Sayuran yang berkualitas
baik berdasarkan dari warna cerah sayuran memiliki warna sayuran yang
baik. Untuk tingkat kecerahan sayuran, konsumen di kawasan kecamatan
Ciputat Timur lebih menyukai sayuran yang segar dengan warna yang tidak
pucat, dan dilihat juga bahwa 81% konsumen yang mengungkapkan sangat
setuju dan setuju bahwa ketika memilih sayuran untuk dikonsumsi adalah
sayuran yang memiliki kecerahan warna sayuran yang baik dan tidak pucat,
sedangkan yang tidak memperhatikan tingkat kecerahan sayuran hanya 1%
saja dan 18% konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap memilih bahan
sayuran berdasarkan atribut tingkat kecerahan sayuran.
Tingkat kecerahan warna lebih sering dinilai dari segi penampilan,
yakni dengan melihat tingkat kecerahan warna pada sayuran. Penanganan
dan penyimpanan berlangsung proses penuaan pada bahan sayuran yang
telah dipanen memperlihatkan penurunan kualitas warna hijau akibat
kehilangan klorofil.
Sayuran yang disimpan dalam kondisi tanpa cahaya menunjukkan
penurunan kualitas warna. Cahaya memberi kontribusi besar karena terjadi
penurunan kualitas warna, khususnya pada permukaan dimana terjadi
pemotongan. Pemaparan produk terhadap cahaya selama penyimpanan,
baik secara berkesinambungan maupun terputus mengakibatkan penurunan
kualitas warna yang semakin cepat (Cervera dkk, 2007). Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa warna kecerahan Sayuran yang ada di kawasan
kecamatan Ciputat Timur sudah sesuai dengan preferensi konsumen.
4. Tingkat kematangan
Perubahan-perubahan sayuran selama pematangan dapat dilihat
dalam kekerasan (tekstur) dan warna yang menyebabkan terjadinya
perubahan komposisi kimia bahan. Seperti halnya sayuran terong, menurut
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau (2017) waktu simpan terong
sangat pendek. Semakin matang sayuran terong maka semakin lunak pula
50
teksturnya. Dari segi warna mengalami perubahan dari warna hijau menjadi
kuning. Tingkat kematangan sayuran sangat berpengaruh pada pembelian
sayuran, dikarenakan sayuran yang sudah dipetik semakin matang akan
berubah bentuk fisik nya menjadi layu dan tidak bisa dimasak bahkan jika
terlalu lama maka akan membusuk.
Untuk tingkat kematangan sayuran, konsumen di kawasan
kecamatan Ciputat Timur lebih menyukai sayuran yang segar dengan
kematangan yang cukup, dan dilihat juga bahwa 81% konsumen yang
mengungkapkan sangat setuju dan setuju bahwa ketika memilih sayuran
untuk dikonsumsi adalah sayuran yang memiliki tingkat kematangan
sayuran yang cukup, sedangkan yang tidak memperhatikan tingkat
kematangan sayuran hanya 3% saja dan 16% konsumen memilih untuk ragu
– ragu terhadap memilih bahan sayuran berdasarkan atribut tingkat
kematangan sayuran. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas preferensi
konsumen memilih sayuran yang memiliki kematangan yang cukup pada
sayuran.
5. Tingkat kebersihan
Tingkat kebersihan sayuran sangat berpengaruh dalam pembelian
sayuran, seperti ada tidak adanya kotoran dalam satu ikat sayuran yang
menempel, tidak ada bintik noktah, tanda hitam / totol – totol pada sayuran.
Rendahnya tingkat kebersihan pada sayuran dapat disebabkan seperti saat
panen, sayuran dicuci dalam satu wadah, yang menyebabkan bakteri
terkumpul di dalam wadah tersebut. Tetapi selain itu tidak adanya tanda-
tanda sayuran yang terkena mikroorganisme seperti adanya bintik hitam dan
ada lendir pada sayuran sehingga menghasilkan bau yang tidak enak. Oleh
karenanya penting untuk memperhartian tingkat kebrsihan pada sayuran.
Tingkat kebersihan sayuran erat kaitannya dengan kualitas sayuran.
Untuk tingkat kebersihan sayuran, konsumen di kawasan kecamatan Ciputat
Timur lebih menyukai sayuran yang bersih tanpa adanaya bintik noktah,
tanda hitam / totol – totol pada sayuran, dan dilihat juga bahwa 74%
konsumen yang mengungkapkan sangat setuju dan setuju bahwa ketika
51
memilih sayuran untuk dikonsumsi adalah sayuran yang bersih tidak
memiliki bintik noktah dan tidak adanya bintik hitam / totol – totol,
sedangkan 26% konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap memilih
bahan sayuran berdasarkan atribut kebersihan produk. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas preferensi konsumen memilih sayuran yang bersih tanpa
adanya bintik noktah, tanda hitam / totol – totol pada sayuran.
6. Ukuran
Atribut ukuran pada produk sayuran dipengaruhi kuat oleh
parameter sortasi. Sortasi berpengaruh terhadap ukuran produk sayuran
karena pada proses sortasi dilakukan pemilahan sesuai dengan ukuran yang
diinginkan oleh konsumen. Ukuran sayuran dapat dilihat dari keseragaman
sayuran, karena sayuran memiliki ukuran yang berbeda – beda. Selera
konsumen dalam membeli sayuran berdasarkan ukuran juga berbeda – beda
pula.
Dilihat dari keseragaman sayuran untuk ukuran sayuran, konsumen
di kawasan kecamatan Ciputat Timur lebih menyukai sayuran yang
memiliki ukuran yang cocok dengan selera mereka, sesuai dengan
keseragaman sayuran dan dilihat juga bahwa 50% konsumen yang
mengungkapkan sangat setuju dan setuju bahwa ketika memilih sayuran
untuk dikonsumsi adalah dilihat dari keseragaman sayuran, sedangkan yang
tidak memperhatikan keseragaman sayuran hanya 6% saja dan 44%
konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap memilih bahan sayuran
berdasarkan atribut ukuran sayuran. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
preferensi konsumen memilih sayuran yang memiliki ukuran yang dilihat
dari keseragaman sayuran.
7. Ketersediaan menu sayuran
Atribut ketersediaan menu sayuran merupakan salah satu atribut
yang berpengaruh terhadap pembelian sayuran, karena pada umumnya
Sayuran dikelompokkan pada ketersediaan menu sayuran berdasarkan
ragam atau jumlah dari Sayuran (Sayuran daun, Sayuran buah dan Sayuran
umbi)
52
Dilihat dari ketersediaan menu sayuran berdasarkan ragam atau
jumlah dari sayuran (Sayuran daun, Sayuran buah dan Sayuran umbi),
konsumen di kawasan kecamatan Ciputat Timur tidak terlalu menyukai
sayuran yang dilihat dari ketersediaan menu sayuran berdasarkan ragam
atau jumlah dari sayuran (Sayuran daun, Sayuran daun dan Sayuran umbi)
dan dilihat juga bahwa hanya 44% konsumen yang mengungkapkan sangat
setuju dan setuju bahwa ketika memilih sayuran untuk dikonsumsi adalah
dilihat dari ketersediaan menu sayuran berdasarkan ragam atau jumlah dari
sayuran (Sayuran daun, Sayuran Sayurandan Sayuran umbi), sedangkan
yang tidak memperhatikan ketersediaan menu sayuran hanya 4% saja dan
53% konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap memilih bahan sayuran
berdasarkan atribut ketersediaan menu sayuran. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas preferensi konsumen tidak memilih sayuran yang dilihat dari
ketersediaan menu sayuran berdasarkan ragam atau jumlah dari sayuran
(Sayuran daun, Sayuran buah dan Sayuran umbi).
Hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas sudah sesuai dengan hipotesis
penelitian ini, yaitu atribut sayuran yang menjadi preferensi atau kesukaan
konsumen di kawasan kecamatan Ciputat Timur adalah tingkat kelayuan
berdasarkan ketegaran daun sayuran yang tidak layu, kemudahan dalam mengolah
sayuran, tingkat kecerahan warna yang tidak pucat, tingkat kematangan yang tepat,
tingkat kebersihan yang tidak memiliki bintik noktah dan tanda hitam / totol - totol,
ukuran yang dilihat dari keseragaman sayuran dan ketersediaan menu sayuran yang
berdasarkan ragam / jumlah (Sayuran daun, Sayurandan umbi) yang tidak terlalu
berpengaruh terhadap preferensi sayuran. Hal ini berkaitan dengan jenis sayuran
yang dikonsumsi yaitu sayuran daun (bayam, Sawi, dll). Berdasarkan tiga atribut
teratas, maka sesui dengan keterkaitannya dengan jenis sayuran yang dikonsumsi
yaitu sayuran daun (Bayam, Sawi, dll).
53
2. Berdasarkan Pengolahan Bahan:
Berdasarkan hasil dari uji Friedman, maka diketahui urutan pengolahan bahan
yang paling disukai oleh konsumen adalah dengan campuran bumbu, dikukus dan
tanpa proses pemasakan, yang dapat dilihat pada tabel 11:
Tabel 12 Rangking Berdasarkan Pengolahan Bahan
No Pengolahan Bahan Men Rank
1 Dengan Campuran Bumbu 2,52
2 Dikukus 2,18
3 Tanpa Proses Pemasakan 1,30
1. Dengan campuran bumbu
Mengkonsumsi sayuran dengan dengan campuran bumbu pada
umumnya adalah sayuran yang paling disukai oleh konsumen untuk
dikonsumsi karena mengkonsumsi sayuran dengan menggunakan campuran
bumbu dapat menghasilkan rasa yang enak untuk dikonsumsi.
Dilihat dari pengolahan bahan berdasarkan dengan campuran
bumbu, konsumen di kawasan kecamatan Ciputat Timur menyukai sayuran
yang diolah dengan campuran bumbu, dan dilihat juga bahwa hanya 81%
konsumen yang mengungkapkan sangat setuju dan setuju bahwa ketika
mengolah sayuran untuk dikonsumsi adalah dilihat dari campuran bumbu,
sedangkan yang tidak memperhatikan dengan campuran bumbu hanya 3%
saja dan 16% konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap pengolahan
bahan sayuran berdasarkan mengolah dengan campuran bumbu. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas preferensi konsumen mengolah sayuran
dengan campuran bumbu.
54
2. Dikukus
Konsumen juga menyuka mengkonsumsi sayuran dengan cara
dikukus. Karena dengan dikukus memudahkan konsumen untuk mengolah
sayuran dan sebagian besar konsumen bekerja sehingga dengan mengkukus
sayuran dapat menghemat waktu.
Dilihat dari pengolahan bahan berdasarkan dengan cara dikukus,
konsumen di kawasan kecamatan Ciputat Timur menyukai sayuran yang
diolah dengan cara dikukus, dan dilihat juga bahwa hanya 64% konsumen
yang mengungkapkan sangat setuju dan setuju bahwa ketika mengolah
sayuran untuk dikonsumsi adalah dengan cara dikukus, sedangkan yang
tidak memperhatikan dengan campuran bumbu hanya 5% saja dan 31%
konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap pengolahan bahan sayuran
berdasarkan mengolah dengan cara dikukus.
3. Tanpa proses pemasakan
Dilihat dari pengolahan bahan berdasarkan dengan tanpa proses
pemasakan, konsumen di kawasan kecamatan Ciputat Timur menyukai
Sayuran tanpa proses pemasakan, dan dilihat juga bahwa hanya 19%
konsumen yang mengungkapkan sangat setuju dan setuju bahwa ketika
mengolah sayuran untuk dikonsumsi adalah tanpa proses pemasakan,
sedangkan yang tidak memperhatikan dengan tanpa proses pemasakan
sebanyak 54% saja dan 27% konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap
pengolahan bahan sayuran berdasarkan tanpa proses pemasakan.
Hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas sudah sesuai dengan
hipotesis penelitian ini, yaitu berdasarkan pengolahan bahan sayuran yang
menjadi preferensi atau kesukaan konsumen di kawasan kecamatan Ciputat
Timur adalah mayoritas mengolah bahan dengan campuran bumbu, dikukus
juga menjadi alternatif untuk mengolah bahan sayuran yang akan
dikonsumsi oleh konsumen, dan tanpa proses pemasakan masih kurang
disukai oleh konsumen. Namun Tamlin Conner, dosen psikologi senior di
the University of Otago, New Zealand mengatakan bahwa konsumsi sayuran
55
yang belum diolah terkait erat dengan kesehatan mental yang lebih baik
dibandingkan dengan sayuran yang dimasak, dikemas dalam kaleng, dan
telah diolah. (https://www.otago.ac.nz)
3. Berdasarkan Kepentingan:
Berdasarkan hasil dari uji Friedman, maka diketahui urutan kepentingan
yang paling disukai oleh konsumen adalah untuk kebutuhan gizi dan untuk diet,
berdasarkan hasil dari perhitung Friedman dapat diketahui bahwa konsumen
sudah mengetahui kalau mengkonsumsi sayuran itu penting untuk mencukupi
gizi mereka yang dapat dilihat pada Tabel 14:
Tabel 14 Rangking Berdasarkan Kepentingan Konsumen
No Kepentingan Men Rank
1 Untuk Kebutuhan Gizi 1,90
2 Untuk Diet 1,10
1. Untuk kebutuhan gizi
Dilihat dari kepentingan konsumen berdasarkan untuk kebutuhan
gizi, konsumen di kawasan kecamatan Ciputat Timur menyukai sayuran
untuk mencukupi kebutuhan gizi, dan dilihat juga bahwa hanya 94%
konsumen yang mengungkapkan sangat setuju dan setuju bahwa ketika
sayuran dikonsumsi adalah untuk penambahan kebutuhan gizi, sedangkan
yang tidak memperhatikan kebutuhan gizi konsumen hanya 1% saja dan 5%
konsumen memilih untuk ragu – ragu terhadap kepentingan konsumen
untuk mencukupi kebutuhan gizi. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
preferensi konsumen berdasarkan kepentingan telah mengetahui dan sadar
akan kebutuhan gizi.
2. Untuk diet
Diet adalah sebuah metode yang mengatur asupan makanan dan
minuman yang masuk ke dalam tubuh–guna mencapai atau menjaga berat
56
badan yang terkontrol (https://doktersehat.com). Dilihat dari kepentingan
konsumen berdasarkan untuk diet konsumen di kawasan kecamatan Ciputat
Timur menyukai sayuran untuk diet, dan dilihat juga bahwa hanya 16%
konsumen yang mengungkapkan sangat setuju dan setuju bahwa ketika
sayuran dikonsumsi adalah untuk diet, sedangkan yang tidak
memperhatikan untuk diet hanya 26% saja dan 58% konsumen memilih
untuk ragu – ragu terhadap kepentingan konsumen untuk diet.
Hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas sudah sesuai dengan
hipotesis penelitian ini, yaitu berdasarkan kepentingan sayuran yang
menjadi preferensi atau kesukaan konsumen di kawasan kecamatan Ciputat
Timur adalah mayoritas kepentingan mengkonsumsi sayuran untuk
menambahkan kebutuhan gizi dan hanya sedikit yang memilih untuk diet.
Hal ini berkaitan dengan asupan makanan yang sering dikonsumsi oleh
konsumen yaitu asupan bahan dari hewani dengan 52% dan yang kedua
asupan yang berasal dari kelompok sayuran 33%.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Konsumen yang membeli sayuran adalah perempuan berumur 40 sampai 49
tahun pada jenjang pendidikan SMA yaitu 38% dan latar belakang
pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 29% konsumen.
2. Sayuran yang paling sering dibeli adalah sayuran daun (Bayam, Sawi, dll).
3. Berdasarkan hasil dari penelitian atribut – atribut sayuran berpengaruh
dalam memilih, membeli dan mengkonsumi sayuran adalah tingkat
kesegaran sayuran.
58
6.2 Saran
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat dituliskan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi yang ingin berbisnis sayuran di kawasan Kecamatran Ciputat
Timur sebaiknya pemilihan lokasi yang lebih dekat kepada konsumen
karena konsumen lebih banyak membeli sayuran di tukang sayur
keliling.
2. Berbisnis sayuran sebaiknya menjual sayuran daun, karena akan lebih
banyak yang beli.
3. Pedagang sebaiknya memperhatikan kesegaran sayuran yang akan
dijual. Untuk mempertahankan tingkat kesegaran sayuran, pedagang
bisa melakukan penyemprotan dan perlindungan menggunakan penutup
agar sayuran tetap terjaga kesegarannya,
59
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Andilla, Y, 2011. Analisis Sikap Konsumen dalam Membeli Sayuran Segar di Pasar
Modern Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan, [Skripsi] Fakultas
Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
Anggasari, Popy. 2012. Pengaruh Ethnosentrisme terhadap Sikap, Preferensi dan
Perilaku Pembelian Buah Lokal dan Impor. [Tesis] Program Studi
Manajemen dan Bisnis, Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor
Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, PT.
Rineka Cipta. Jakarta
Azizah, Imarotul, 2008, Analisis Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian Buah Lokal (Studi Kasus pada Lailai
Market Buah Malang), [Skripsi] Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Badan Pusat Statistika Tangeran Selatan, 2018 Kecamatan Ciputat Timur Dalam
Angka.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), 2017 Pascapanen Hortikultura.
Riau
Baliwati, Y. F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I, Penerbit
Swadaya. Jakarta
Bilson, Simamora, 2003, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif &
Profitabel, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Dumairy, 2004, Perekonomian Indonesia, Cetakan kelima, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Nazir, Moh., 2005, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia
Setyaningsih, Fitriana Dian, 2009 Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Buah
Salak (Salacca Edulis) Di Pasar Tradisional Kota Surakarta, [Skripsi]
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
60
Kementrian kesehatan RI, 2014, Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta
Kotler, Philip, 2000, Prinsip–Prinsip Pemasaran Manajemen, :Prenhalindo.
Jakarta
Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2: PT Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta
Oktaviani, C., 1996, Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku orang tua dalam
keputusan membeli mainan anak dan preferensi anak di kelurahan pondok
kelapa kecamatan duren sawit jakarta timur. (Skripsi) UNS. Surakarta
Pantastico, Er., B., T.K. Chattopadhyay, dan H. Subramanyam, 1986,
Penyimpanan dan Operasi Penyimpanan Secara Komersial, Dalam:
Pantastico, Er.B. 1986.Fisiologi Pasca Panen,: Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Sediaoetama, A, 1999, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi jilid 1 :Dian
Ratna. Jakarta.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis: Alfabeta. Bandung
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D,
: Alfabeta. Bandung
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D:
Alfabeta, Bandung.
Sumarwan, Ujang, 2003, Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran: Ghalia Indonesia. Jakarta.
Tjiptono. 2001. Manajemen Pemasaran dan Analisa Perilaku Konsumen,
: BPFE. Yogyakarta.
Ubaidillah, Ralibi, 2015, Pengaruh Kesadaran, Persepsi Dan Preferensi Konsumen
Terhadap Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal Di Kawasan Pemukiman
Jakarta Timur, [Sripsi] Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
61
Nahraeni, 2017, Preferensi Konsumen Terhadap Sayuran Indijenes, [Tesis] Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor.
Badan pusat statistik kota Tangerang Selatan. https://tangselkota.bps.go.id/.
Diakses pada 3 November 2018.
Litbang pertanian Riau. http://riau.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info
teknologi/88-infoteknologi/851-pascapanen-hortikultura Diakses pada 8
April 2019.
LAMPIRAN
63
LAMPIRAN 1
Nomor Responden : ………………
PENGARUH PREFERENSI KONSUMEN
DALAM MENGKONSUMSI SAYURAN STUDI KASUS TANGERANG
SELATAN
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN) Jakarta,
maka saya mohon kesediaan kepada Ibu untuk berkenan mengisi seluruh
pertanyaan yang ada pada kuesioner, Atas kerjasama dan bantuan yang Ibu berikan,
saya ucapkan terima kasih.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Pendidikan Terakhir :
( ) SD ( ) SMP
( ) SMA ( ) S1
2. Umur :
………………………………………………..…...
3. Pekerjaan :
………………………………………………..…...
4. Alamat / kelurahan :
………………………………………………..…...
/ kecamatan
………………………………………………..…...
64
5. Dimanakah anda biasanya membeli sayuran:
( ) Tukang sayur keliling
( ) Pasar Tradisional
( ) Pasar Modern
6. Uang yang dibelanjakan untuk sayuran sehari – hari dalam bentuk persen dari
total
Pengeluaran:
( ) 10 – 20 %
( ) >20 – <40 %
( ) >40 – <50 %
( ) >50
7. Sayuran yang biasa / sering dibeli, urutkan 1 dari yang paling sering :
( ) sayuran daun ( bayam, sawi dll )
( ) sayuran umbi ( Kentang, Ubi dll )
( ) sayuran buah ( Timun, Wartel dll )
8. Bahan sumber asupan makanan mana yang sering dibeli/konsumsi :
( ) kelompok sayuran ( bayam, sawi, wartel dll)
( ) bahan sumber protein / lemak hewani ( ayam,
dagimg, ikan)
( ) sumber protein / lemak nabati ( tahu, tempe)
( ) buah (aneka buah)
9. Apakah anda menambah kebutuhan pelengkap “gizi” keluarga yang berasal dari
sayuran
Suplemen : ( ) Ya
( ) Tidak
65
Bila ya, urutkan alasannya apa :
( ) Praktis / Mudah
( ) Anggota keluarga / saya/ konsumen sedikit
makan sayur
( ) Sebagai pelengkap / tambahan
Petunjuk Pengisian
Bapak/ibu/saudara/i cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i. Setiap
pernyataan mengharapkan hanya ada satu jawaban. Setiap angka akan mewakili
tingkat kesesuaian dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/I, sehingga benar – benar
menggambarkan keadaan diri Anda. Skor/Nilai jawaban adalah sebagai berikut :
Skor/Nilai 1 : Jika sangat tidak setuju (STS) dengan pernyataan
Skor/Nilai 2 : Jika tidak setuju (TS) dengan pernyataan
Skor/Nilai 3 : Jika ragu – ragu (R)dengan pernyataan
Skor/Nilai 4 : Jika setuju (S) dengan pernyataan
Skor/Nilai 5 : Jika sangat setuju (SS) dengan pernyataan
B. Komponen Variabel Preferensi Konsumen (X)
1. Bagaimana cara anda mengolah bahan :
No. Pernyataan
Skor/Nilai
STS TS R S SS
1. Saya lwbih senang mengkonsumsi sayuran
segar atau tanpa proses pemasakan
2 Saya lebih senang mengkonsumsi sayuran
menjadi makanandengan campuran bumbu
66
3 Saya lebih senang mengkonsumsi sayuran
menjadi masakan sederhana dengan cara
dikukus / direbus.
2. Berdasarkan kepentingan anda mengkonsumsi sayur untuk :
No. Pernyataan
Skor/Nilai
STS TS R S SS
1. Saya mengkonsumsi sayuran karena untuk
mencukupi kebutuhan gizi
2 Saya mengkonsumsi sayuran dalam jumlah
tertentu karena diet
3. Berdasarkan Atribut, anda memilih bahan sayuran untuk dikonsumsi
No. Pernyataan
Skor/Nilai
STS TS R S SS
Saya memilih bahan sayuran untuk dikonsumsi :
1. Berdasarkan atribut ketegaran daun sayur
(tidak layu)
2 Dilihat dari warna cerah bahan sayur
3 Tidak ada bintik noktah, tanda hitam / totol-
totol
4. Berdasarkan ragam / jumlah (sayuran daun,
umbi)
67
5 Dari atribut tepat matang
6. Kemudahan dalam mengolah sayuran
7 Dilihat dari keseragaman sayuran
68
LAMPIRAN 2
No
Responden
Pendidikan
Terakhir Umur Pekerjaan
Kelurahan /
Kecamatan
Biasa membeli
Sayur
Uang yang
dikeluarkan untuk
beli sayur
1 SMA 45
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
2 SMA 35
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
3 SARJANA 38 PNS
Cempaka Putih,
Ciputat Timur Pasar Modern >20 - <30%
4 SARJANA 42 PNS
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
5 SARJANA 50 PNS
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
6 SMP 32 Wirausaha
Pisangan , Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
7 SMP 41
Ibu rumah
tangga
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
8 SARJANA 42 PNS
Cempaka Putih,
Ciputat Timur Pasar Modern >20 - <30%
9 SARJANA 52
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur Pasar Modern >20 - <30%
10 SARJANA 48 PNS
cempaka putih ,
ciputat timur Pasar Modern >20 - <30%
11 SARJANA 53 PNS
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
12 SARJANA 52 Guru
Pisangan , Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
69
13 SARJANA 38 Wirausaha
Cirendeu, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
14 SARJANA 48 PNS
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
15 SMP 33 Wirausaha
Cempaka Putih,
Ciputat Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
16 SARJANA 53 PNS
Rengas , Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
17 SARJANA 37 PNS
Rempoa, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
18 SARJANA 46 PNS
Cempaka Putih,
Ciputat Timur
Pasar
Tradisional >20 -<30%
19 SARJANA 42 PNS
cempaka putih ,
ciputat timur Pasar Modern 10 - 20%
20 SARJANA 45
Karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur Pasar Modern >20 - <30%
21 SARJANA 52 PNS
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
22 SARJANA 51 PNS
Cempaka Putih,
Ciputat Timur Pasar Modern >20 - <30%
23 SARJANA 55 PNS
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
24 SARJANA 45 PNS
cempaka putih ,
ciputat timur Pasar Modern >30 - <40%
25 SARJANA 46 PNS
Cempaka Putih,
Ciputat Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
26 SARJANA 45
karyawan
Swasta
Pisangan , Ciputat
Timur Pasar Modern >30 - <40%
70
27 SMP 50
Karyawan
Swasta
Kampung Utan,
Ciputat Timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
28 SMP 33 Guru
Pondok Ranji ,
Ciputat timur Pasar Modern >20 - <30%
29 SMA 37 Wirausaha
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
30 SMA 43 Wirausaha
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional >30 - <40%
31 SD 52
Ibu rumah
tangga
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
32 SMA 44
karyawan
Swasta
Rempoa, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
33 SMA 29
Ibu rumah
tangga
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
34 SMA 49 Wirausaha
Rengas , Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
35 SARJANA 45 Guru
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
36 SMA 33
Ibu rumah
tangga
Rengas , Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
37 SMA 36 Wirausaha
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
38 SMA 48
karyawan
Swasta
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
39 SMP 35
Ibu rumah
tangga
Cirendeu, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
40 SMP 37 Wirausaha
Rempoa, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
71
41 SMA 49 Wirausaha
Cirendeu, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
42 SMP 36
Karyawan
Swasta
Cirendeu, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
43 SMA 37
Ibu rumah
tangga
Rempoa, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
44 SMA 46 Wirausaha
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
45 SMA 50 PNS
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
46 SMA 33 Wirausaha
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
47 SMP 47
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
48 SMP 38
Ibu rumah
tangga
Rempoa, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
49 SMA 35
Karyawan
Swasta
Pisangan , Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
50 SMP 33
Karyawan
Swasta
Cirendeu, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
51 SMP 41
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
52 SMA 39
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
53 SMA 37
karyawan
Swasta
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
54 SARJANA 45 PNS
Kampung Utan,
Ciputat Timur
Pasar
Tradisional >30 - <40%
72
55 SARJANA 51 Guru
Rempoa, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling >30 - <40%
56 SMP 38
Karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
57 SARJANA 47 Wirausaha
Rempoa, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 -20%
58 SMP 44 Guru
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
59 SMA 38
karyawan
Swasta
Kampung Utan,
Ciputat Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
60 SARJANA 49 Wirausaha
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
61 SMA 33 Wirausaha
Pisangan , Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
62 SMP 29 Wirausaha
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
63 SARJANA 37 PNS
Kampung Utan,
Ciputat Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
64 SMP 45
Karyawan
Swasta
Rengas , Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
65 SMA 29
Karyawan
Swasta
Kampung Utan,
Ciputat Timur Pasar Modern >30 - <40%
66 SARJANA 53 PNS
cempaka putih ,
ciputat timur Pasar Modern >30 - <40%
67 SMP 46 Wirausaha
Rempoa, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
68 SMA 37
karyawan
Swasta
Kampung Utan,
Ciputat Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
73
69 SMP 35
Ibu rumah
tangga
Rengas , Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
70 SMA 39 Guru
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
71 SARJANA 45 PNS
cempaka putih ,
ciputat timur Pasar Modern >20 - <30%
72 SMA 30 Wirausaha
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
73 SMA 32
Ibu rumah
tangga
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
74 SMP 33
Ibu rumah
tangga
Cirendeu, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
75 SARJANA 53
karyawan
Swasta
Cirendeu, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
76 SMA 38
Ibu rumah
tangga
Rempoa, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
77 SMA 43 Guru
Rempoa, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
78 SARJANA 47 PNS
Pisangan , Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
79 SMP 34
Ibu rumah
tangga
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
80 SMP 42 Wirausaha
Rempoa, Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20%
81 SMA 43
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
82 SMA 42
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
74
83 SMA 44
karyawan
Swasta
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
84 SMA 51
karyawan
Swasta
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
85 SMP 41
Karyawan
Swasta
Rengas , Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
86 SMP 37 Wirausaha
Cirendeu, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20 %
87 SMA 47
Ibu rumah
tangga
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20 %
88 SMA 49 Wirausaha
Cirendeu, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
89 SARJANA 36
karyawan
Swasta
Rempoa, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
90 SMA 34
Ibu rumah
tangga
Rempoa, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
91 SARJANA 41
karyawan
Swasta
Kampung Utan,
Ciputat Timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
92 SMP 35
Ibu rumah
tangga
Cirendeu, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling 10 -20%
93 SMP 41
Ibu rumah
tangga
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 - 20%
94 SMP 51 Guru
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling 10 -20 %
95 SMA 44
Karyawan
Swasta
Pondok Ranji ,
Ciputat timur
Pasar
Tradisional 10 - 20 %
96 SMP 48
Ibu rumah
tangga
Pisangan , Ciputat
Timur
Pasar
Tradisional 10 - 20 %
75
97 SD 42 Wirausaha
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
98 SMA 40 Wirausaha
cempaka putih ,
ciputat timur
Pasar
Tradisional >20 - <30%
99 SMA 37
Ibu rumah
tangga
cempaka putih ,
ciputat timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
100 SMA 53 Guru
Cirendeu, Ciputat
Timur
Tukang Sayur
keliling >20 - <30%
JAWABAN RESPONDEN
Responden Butir Pertanyaan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57
2 5 5 4 5 3 5 5 4 4 5 4 5 54
3 3 5 4 5 3 4 5 4 4 4 4 5 50
4 2 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 43
5 3 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 50
6 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 53
7 2 3 5 3 3 5 5 5 3 2 3 3 42
8 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 42
9 2 5 3 5 3 5 4 4 3 4 5 2 45
10 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 42
11 4 5 3 5 3 5 3 5 4 5 5 3 50
12 4 3 3 4 3 5 4 5 3 5 4 3 46
13 2 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 3 44
14 3 4 4 5 3 4 4 3 3 4 5 3 45
76
15 1 2 1 4 5 4 5 4 5 4 5 3 43
16 2 4 4 5 3 5 4 4 3 5 5 3 47
17 2 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 46
18 2 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 3 45
19 3 5 4 5 4 5 5 4 5 4 3 3 50
20 5 5 4 5 3 5 5 4 4 4 4 5 53
21 4 5 4 5 3 5 4 5 4 5 5 3 52
22 3 4 4 5 3 5 5 5 4 4 5 4 51
23 2 4 3 3 5 3 4 4 3 4 4 5 44
24 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 56
25 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 2 38
26 2 4 3 2 5 2 3 4 3 2 3 4 37
27 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 46
28 2 5 3 3 2 5 5 4 2 2 3 4 40
29 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 56
30 4 5 5 5 2 4 5 5 4 5 4 5 53
31 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 41
32 4 3 5 4 2 4 3 4 5 5 5 5 49
33 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 49
34 2 5 3 4 3 4 3 4 2 4 3 2 39
35 3 4 2 5 3 4 3 4 3 4 5 3 43
36 2 4 3 5 2 4 4 4 3 4 4 4 43
37 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 44
38 2 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 43
39 2 4 4 5 2 4 4 4 3 4 4 3 43
40 2 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 39
77
41 4 4 3 5 3 5 3 3 4 5 5 3 47
42 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 43
43 2 4 4 4 2 5 5 4 3 3 4 3 43
44 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 44
45 2 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 3 47
46 2 4 3 5 3 5 5 3 4 3 4 3 44
47 4 4 5 5 3 5 3 5 3 5 5 4 51
48 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 5 3 48
49 2 5 3 5 3 5 3 4 3 5 5 4 47
50 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 40
51 2 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 2 38
52 2 3 4 5 2 4 4 4 3 4 4 3 42
53 2 3 4 5 2 4 4 3 3 3 4 4 41
54 2 4 2 4 2 2 4 5 5 5 5 5 45
55 3 3 3 4 5 4 5 4 3 3 4 5 46
56 2 3 4 5 2 5 5 4 3 4 5 4 46
57 2 4 4 5 2 4 4 4 4 3 5 5 46
58 2 3 4 4 2 4 4 5 3 4 2 3 40
59 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 5 3 46
60 2 4 4 5 3 5 5 4 3 4 4 4 47
61 3 5 3 5 3 5 4 5 3 4 5 4 49
62 4 5 4 4 2 4 4 5 4 3 4 3 46
63 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 45
64 2 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 44
65 1 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 47
66 2 2 3 4 1 4 5 4 5 5 5 5 45
78
67 2 4 4 5 3 4 4 3 3 3 4 3 42
68 2 4 4 4 3 5 5 3 4 4 5 4 47
69 2 4 4 5 3 4 4 3 3 3 4 4 43
70 2 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 40
71 3 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 52
72 2 3 2 4 4 5 4 5 3 3 3 2 40
73 3 4 4 5 3 5 5 5 3 3 4 3 47
74 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 44
75 4 4 3 5 3 5 3 3 4 5 4 3 46
76 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 43
77 3 4 3 4 3 5 3 4 3 4 5 4 45
78 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 5 3 46
79 3 4 3 4 3 5 3 4 3 5 4 3 44
80 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 43
81 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 43
82 2 3 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 42
83 2 4 4 5 3 5 5 5 4 3 4 4 48
84 2 5 3 4 3 5 3 4 3 4 4 3 43
85 2 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 38
86 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 42
87 2 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 46
88 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 45
89 2 4 4 5 3 5 5 4 3 4 4 3 46
90 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 41
91 3 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 3 45
92 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 44
79
93 3 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 51
94 4 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 53
95 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 42
96 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 42
97 3 5 3 5 2 5 5 5 3 5 5 5 51
98 3 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 51
99 3 5 4 4 2 5 5 5 4 4 4 4 49
100 2 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 40
Jumlah 266 401 367 443 294 433 409 398 349 400 420 364 4544
Lampran 3
Friedman Preferensi Pengolahan Bahan
Friedman Preferensi Kepentingan
Friedman Preferensi Atribut Sayuran
Test Statisticsa
N 100
Chi-Square 99.302
df 2
Asymp. Sig. .000
a. Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Tanpa Proses Pemasakan 1.30
Dengan Campuran Bumbu 2.52
Dikukus 2.18
Test Statisticsa
N 100
Chi-Square 70.548
df 1
Asymp. Sig. .000
a. Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Untuk_Kebutuhan_Gizi 1.90
Untuk_Diet 1.10
Ranks
Mean Rank
Tingkat_Kelayuan 4.98
Tingkat_Kecerahan 4.41
Tingkat_kebersihan 3.92
Tingkat_Menu_Sayuran 2.69
Tingkat_kematangan 4.12
Kemudahan_Mengolah 4.69
Ukuran 3.20
Test Statisticsa
N 100
Chi-Square 122.328
df 6
Asymp. Sig. .000
a. Friedman Test