Kajian Penerbitan Buku Di Indonesia-kirim

download Kajian Penerbitan Buku Di Indonesia-kirim

of 54

Transcript of Kajian Penerbitan Buku Di Indonesia-kirim

KAJIAN PENERBITAN BUKU DI INDONESIADRAFT LAPORAN AKHIRPERPUSTAKAAN NASIONAL R.I

Konsultan Pelaksana

PT. SUTIO IWAI

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

PENERBIT BUKU Penerbit Buku adalah setiap orang, persekutuan, badan hukum baik milik negara maupun swasta yang menerbitkan karya cetak Organisasi penerbit Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Jumlah anggota IKAPI seluruh Indonesia : 1.010 penerbit (IKAPI Pusat)

Jumlah Penerbit di Lokasi KajianNo.1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Lokasi KajianDKI Jakarta Bandung (Jawa Barat) Semarang (Jawa Tengah) Surabaya (Jawa Timur) DI Yogyakarta Makassar (Sulawesi Selatan) Denpasar (Bali) Medan (Sumatera Utara) Jumlah

Jumlah Penerbit270 158 101 76 54 33 14 8 714

Direktori Penerbit di Website Perpusnas

Jumlah Buku yang Terbit Tahun 2008 dan 2009 berdasarkan Bibliografi Nasional dan DaerahNo. 1 2 3 3 4 5 6 7 8 Lokasi Kajian TAHUN TERBIT

2008 89379 260 128 121 411 274 666 46 2.878

2009 1078 47 446 605 214 3 1.403

Perpustakaan NasionalSumatera Utara DKI Jakarta*) Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Sulawesi Selatan JUMLAH

Jumlah Buku yang ber ISBN*)No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Wilayah DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur DI Yogyakarta Sumatera Utara Sulawesi Selatan Bali Lainnya Jumlah Tahun Jumlah 2008 2009 1.360 2.330 970 455 777 322 169 407 238 187 267 80 203 255 52 58 86 28 37 46 9 27 42 15 170 180 350 1884 2676 4560

Jumlah Judul Buku Hasil Kajian di Lapangan

Sumber/ Format Data Bibliografi (cetak + non cetak (PDF,Excel, Word)

Koleksi Deposit (cetak + non cetak(PDF, Excel, Word)

Katalog Dalam terbitan (cetak) Katalog Penerbit (cetak + noncetak(PDF, Excel, Word) Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi di lokasi kajian

Jumlah Buku yang terkumpulTahun Terbit No. Jenis Lembaga 2008 2009 Jumlah

1 2 4 5

Penerbit Komersial Pemerintah Perguruan Tinggi Lembaga lainnya JUMLAH

8.631 685 1.353 26 10.695

7.775 392 1.248 30 9.445

16.406 1.077 2.601 56 20.140

Jumlah Judul Buku Penebit KomersilNo. 1 2 3 4 5 6 7 Wilayah Medan (Provinsi Sumatera Utara) Jakarta (Provinsi DKI Jakarta) TAHUN TERBIT 2008 2009 57 69 Jumlah 126

4.496 1.131468 1.673 537 44 100 125 8.631

4.050 886378 1.220 840 75 82 175 7.775

8.546 2.017846 2.893 1.377 119 182 300 16.046

89

Bandung (Provinsi Jawa Barat) Semarang (Provinsi Jawa Tengah) Yogyakarta (Provinsi DI Yogyakarta) Surabaya (Provinsi Jawa Timur) Denpasar (Provinsi Bali) Makassar (Propinsi Sulawesi Selatan) Propinsi lainnya JUMLAH

Jumlah Judul Buku berdasarkan Tahun Terbit4496

4500

40003500 3000 2500 2000 1500 1000 500 069 57

4050

1673 1131 886 468 378 1220 840 537 44 75 100 82 125 175Series1 Series2

Komposisi Subjek Judul Buku

Perbandingan Tahun 2008-2009

Analisis SWOT Formulasi strategi dan kebijakan didasarkan pada analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats)

STRENGHTS Amanat UUD 1945 : upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kehidupan nasional, diformulasikan ke dalam RPJM 2004-2009 tentang upaya pemerintah meningkatkan budaya baca, UU No. 43/ 2007 berkenaan dengan tugas pokok dan fungsi Perpustakaan Nasional dalam upaya mencerdaskan bangsa (S1).

UU No. 4 /1990 tentang serah-simpan KCKR kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah ditindaklanjuti dengan PP No. 70/1991 dan beberapa Peraturan Pemerintah Daerah (S2). UU Pokok Pemerintah Daerah No. 22/ 1999 tentang Otonomi Daerah ditindaklanjuti dengan PP No. 20/ 2001 tentang pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah serta Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 50/ 2000 yang mencakup tentang Organisasi Badan Perpustakaan Provinsi dan Organisasi Kantor Perpustakaan Kabupaten/ Kota (S3).

Kegiatan dan koordinasi IKAPI termasuk sosialisasi UU No. 4/ 1990 dan PP 70/ 1991 tetap mendapat dukungan anggotanya, sehingga para penerbit pada umumnya bersedia mematuhi kewajiban menyerahkan KCKR kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah (S4).

Kegiatan-kegiatan (events) untuk mendorong/ menggalakkan produktivitas penerbitan dan penulisan naskah karya secara konsisten diselenggarakan dalam berbagai format oleh Perpustakaan, IKAPI, Badan Perpustakaan Daerah dan instansi serta asosiasi lain (S5).

WEAKNESSES UU Pokok Pemerintahan Daerah No. 22/ 1999 yang dijabarkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 50/ 2000 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdampak lepasnya Badan Perpustakaan Daerah dari Organisasi Perpustakaan Nasional. Sekalipun telah ada UU No. 43/ 2007 tentang Perpustakaan, citra Perpustakaan Nasional yang memiliki misi turut mencerdaskan bangsa belum tampak signifikan termasuk dalam pembinaan perpustakaan daerah dan pembinaan kepatuhan terhadap UU No. 4/ 1990 (serah simpan KCKR) (W1)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2008 tentang pembelian Hak Cipta buku sekolah, No. 13/ 2008 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) dan No. 28/ 2008 tentang spesifikasi Buku Sekolah Elektronik (BSE), persaingan pemasaran terbitan antara penerbit kuat dan kurang mampu serta biaya (fee) pemasaran distributor yang mencapai 55% berdampak kondisi tidak kondusif terhadap produktivitas penerbitan dan penulisan naskah buku sekolah (W2)

Intensitas sosialisasi UU No. 4 / 1990 yang belum intensif dan menggunakan media-media umum serta teknologi informasi yang kompeten, berakibat sebagian masyarakat yang berkaitan dengan penerbitan dan perbukuan masih kurang memahaminya dan kurang menyadari manfaat pendepositan KCKR ke Perpusnas dan Badan Perpus. Daerah (W3)

Dukungan pemerintah belum signifikan terhadap promosi penerbitan seperti pameran (book fairs), memperluas pemasaran, mempermudah perizinan, sebaliknya pemerintah sigap dalam pengenaan pajak bahkan berganda terhadap penerbitan dan penulis (W4) Upaya pemberantasan pembajakan yang belum berhasil (W5)

OPPORTUNITIES UU No. 43/ 2007 tentang kewajiban Perpustakaan Nasional mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa yang ditempuh dengan cara mengefektifkan undang-undang serah-simpan KCKR dengan menyediakan anggaran pengadaan yang memadai dan sekaligus membangun kesadaran penerbit tentang manfaat pendepositan hasil terbitannya (O1)

Upaya terus-menerus pemerintah menumbuhkan gairah membaca guna meningkatkan kecerdasan bangsa dan memenuhi tantangan peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia menuntut disediakannya bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, termasuk bahan bacaan khas daerah (O2)

Penerbitan buku tercetak termasuk perluasan pemasarannya antara lain ke negara lain yang berminat tetap memiliki porsi yang besar disamping buku elektronik, karena buku tercetak bersifat lebih murah, mudah didapat dan tidak memerlukan sarana baca (O3)

Penerbitan buku-buku pengayaan ilmu pengetahuan dan budi pekerti sejalan dengan buku-buku yang diawasi pemerintah tetap mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat yang membutuhkan (O4) Upaya pemberantasan pembajakan secara sistematis melalui organisasi resmi dan kompeten, juga atas upaya IKAPI sendiri terus digalakkan (O5)

Tersedianya jaringan TI di seluruh Indonesia, sehingga dapat mempermudah dan mempercepat komunikasi, seperti pengiriman data bibliografi dari daerah, pengelolaan ISBN, penyebaran kembali daftar KCKR (O6)

THREATS Persaingan usaha dan pemasaran produk penerbitan antara penerbit kuat bahkan merangkap distributor, terhadap penerbit yang kurang kuat, sedangkan peran IKAPI kurang efektif, membuat situasi penerbitan kurang kondusif, sehingga banyak penerbit beralih ke usaha lain atau bertahan hanya dalam usaha percetakan (T1)

Peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penerbitan termasuk penilaian buku-buku sekolah oleh Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional yang kurang transparan dan cenderung lamban membuat usaha penerbitan lesu bahkan terancam bangkrut (T2)

Akibat diberlakukannya UU Otonomi Daerah menimbulkan salah tafsir terhadap beberapa nomenklatur yang dipakai dalam UU No. 4/ 1990, PP. 70/ 1991 (T3) Perpajakan, apalagi yang bersifat ganda terhadap penerbitan dan penulis/ perbukuan berakibat kondisi yang tidak kondusif. Sebaliknya pemberantasan pembajakan penerbitan masih tetap lamban (T4)

Upaya pebisnis penerbitan kuat mengundang penanaman modal asing dan penulis cenderung menjual karya naskahnya kepada mereka (T5)

Faktor-faktor SWOT di atas jika dimatrikan dalam dilihat pada Tabel 6.1.

Pebobotan SWOTKekuat an S1 S2 S3 S4 S5

Bobot4 5 3 5 4

PeluangO1 O2 O3 O4 O5 O6

Bobot5 4 3 4 4 5

Kelemah an W1 W2 W3 W4 W5

Bobot4 5 3 4 4

Ancaman BobotT1 T2 T3 T4 T5 4 5 5 3 4

Jumlah

21

25

20

21

Nilai Pembobotan Bobot/Nilai 5 Bobot/Nilai 4 Bobot/Nilai 3 Bobot/Nilai 2 Bobot/Nilai 1 = Sangat Penting = Penting = Cukup Penting = Kurang Penting = Tidak Penting

Strategi prioritas dalam Kajian Penerbitan Buku Di Indonesia

Mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa dan bermanfaat bagi peningkatan kecerdasan dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia, ditempuh dengan cara mengefektifkan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang serah-simpan KCKR, sekaligus membangun kesadaran penerbit tentang manfaat pendepositan hasil terbitannya, mengintensifkan komunikasi dengan penerbit dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis Web, serta menyediakan anggaran pengadaan KCKR yang memadai.

Menggalakkan sosialisasi UU Serah Simpan KCKR (No. 4/ 1990 dan PP 70/ 1991 atau penggantinya) dengan cara berkoordinasi dengan IKAPI dan instansi lain yang berkompeten, agar pemberlakuannya lebih efektif dan mendapat dukungan penuh dari penerbit, sehingga mereka menyadari dan bersedia mematuhi kewajiban menyerahkan hasil terbitannya, sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Perpusnas dalam melestarikan hasil karya budaya bangsa, sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 43/2007 tentang Perpustakaan.

Meningkatkan dan menggalakkan produktivitas penerbitan dan penulisan naskah karya secara konsisten dan kontinu, mempermudah perijinan, serta memperluas pemasaran melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang efektif dalam berbagai format dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, dari Perpustakaan Nasional, IKAPI, Badan Perpustakaan Daerah dan instansi serta asosiasi lain.

Mengadakan pendekatan kepada Kementerian Pendidikan Nasional untuk meninjau kembali Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2008 tentang pembelian Hak Cipta buku sekolah, No. 13/ 2008 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) dan No. 28/ 2008 tentang spesifikasi Buku Sekolah Elektronik (BSE), termasuk kebijakan penilaian buku-buku sekolah oleh Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional yang berdampak pada kelesuan usaha penerbitan. Bekerjasama dengan IKAPI, melakukan pendekatan kepada pemerintah untuk mengawasi penanaman modal asing dalam penerbitan.

Melakukan pendekatan kepada pemerintah yang berkaitan dengan urusan perpajakan untuk meninjau kembali peraturan perpajakan terkait dengan penerbitan dan perbukuan dan instansi pemerintah yang berkompeten dalam pemberantasan pembajakan, agar tercipta situasi kondusif dalam aktivitas penerbitan dan penulisan/perbukuan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN Berdasarkan data hasil kajian yang bersumber : dari katalog-katalog penerbit serta data dari koleksi perpustakaan perguruan tinggi dan koleksi deposit Badan Perpustakaan Daerah di lokasi kajian, jumlah judul buku tahun 2008 adalah 10.695 judul, dan tahun 2009 berjumlah 9.445 judul.

Dilihat dari segi subjek jumlah judul buku bidang yang paling banyak adalah golongan 600 yaitu bidang teknologi terapan sebanyak 3263 judul, diikuti oleh golongan 300 tentang ilmu sosial 3166 judul, golongan 200 tentang agama 2984 judul, golongan 800 tentang sastra 2417 judul. Kemudian selebihnya adalah golongan 500 yaitu ilmu-ilmu murni 1108 judul, golongan 100 tentang ilmu filsafat 801 judul , golongan 000 yaitu bidang umum sebanyak 703 judul, golongan 400 tentang bahasa 677 judul, dan golongan 900 tentang sejarah, geografi dan biografi sebanyak 653 judul.

Penerbit yang berhasil dikaji dari 8 (delapan) wilayah kajian berjumlah 156 penerbit dari sejumlah 714 penerbit menurut data IKAPI. Pada kenyataannya di lapangan banyak penerbit yang sudah tidak beroperasi. Pemilihan 8 (delapan) wilayah didasarkan pada asumi bahwa di wilayah tersebut yang paling banyak terdapat penerbitnya, yakni DKI Jakarta 279 penerbit, Jawa Barat 158 penerbit, Jawa Tengah 101 penerbit, Jawa Timur 76 penerbit, DI Yogyakarta 54 penerbit, Makassar (Sulawesi Selatan) 33 penerbit, Bali 14 penerbit, dan Medan (Sumatera Utara) 8 penerbit.

Rekomendasi Agar tidak menimbulkan banyak/salah tafsir (multi-tafsir) perlu peninjauan kembali untuk konsistensi beberapa nomenklatur yang dipakai dalam UU No. 4/1990 beserta PP No. 70/1991, antara lain mengenai penggunaan istilah Perpustakaan Daerah dan Kantor Perpustakaan Daerah, sebagai akibat dikeluarkannya UndangUndang Pokok Pemerintah Daerah No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan peraturan pelaksanaannya berupa Kep.Men. Dalam Negeri No. 50 Tahun 2000.

Memanfaatkan seoptimum mungkin teknologi informasi berbasis Web dalam mengkomunikasikan perolehan daftar judul karya cetak (daftar KCKR), baik dari Perpusnas maupun dari Badan Perpustakaan Daerah ke database Perpusnas, dalam melakukan permintaan karya cetak yang belum didepositkan di Perpusnas, termasuk dalam mengirimkan tanda terima karya cetak yang didepositkan, dan transaksi pengelolaan ISBN.

Menggunakan semua media komunikasi, baik tercetak maupun elektronik, dalam mensosialisasikan UU tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam yang bekerjasama dengan instansi berkompeten, asosiasi-asosiasi penerbit, terutama IKAPI.

Meningkatkan intensitas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang efektif secara terprogram dalam berbagai format untuk mendorong gairah penerbitan dan penulisan, antara lain melalui pameran buku nasional dan internasional, bedah buku, menyelenggarakan pemilihan buku-buku terbaik untuk dipromosikan, pemberian penghargaan/award kepada para penulis dan penerbit buku yang mendapat perhatian masyarakat.

Menumbuhkan lingkungan yang kondusif agar profesi penulis dirasakan menjadi profesi yang bergengsi dan tidak hanya berfokus kepada royalti, tetapi lebih berfokus kepada peningkatan nilai hasil karya tulis, antara lain dengan memberi kesempatan penulis untuk berinteraksi dengan kalangan penulis yang diakui masyarakat.

Perpustakaan Nasional meningkatkan keterlibatan secara aktif dalam acaraacara yang diselenggarakan para penerbit, asosiasi-asosiasi penerbit, terutama IKAPI, agar lebih tanggap dan dapat memantau permasalahan yang dihadapi penerbit dan penulis.

Pendekatan yang lebih intensif kepada pemerintah yang berkaitan dengan urusan perpajakan, terutama yang berkaitan dengan penerbitan dan penulis/perbukuan, juga dengan instansi pemerintah yang berkompeten dalam pemberantasan pembajakan, sehingga tercipta situasi dan kondisi yang kondusif dalam aktivitas penerbitan dan penulisan/perbukuan.