Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

19
BAB GEOLOGI Formasi Muara Enim terdiri dari 4 units yaitu M1 - M4. M1 merupakan bagian yang terendah dan tertua umur geologinya, M2 dan M4 berumur geologi diatas Miocene dan memiliki potensi paling ekonomis. M1 mempunyai dua lapisan induk batubara yaitu teratas lapisan Merapi (D) dan dibawahnya lapisan Kladi yang memiliki ketebalan 5 - 10 m, sedangkan komposisi batuan M1 adalah brown - grey sands, silts, dan clays. M2 memiliki tiga lapisan batubara yaitu Mangus (A), Suban (B), dan Petai (C) dengan ketebalan yang bervariasi antara 30 - 50 m. Komposisi batuan M2 terdiri dari clay band di Suban (B) dan volcanic tuff di lapisan A1, brown-grey clays, brown-grey medium sands dan di bagian terbawah terdapat green-grey fine sands. M3 (ketebalan 40 - 120 m) terdiri dari sand, silt dan terdapat sedikit lapisan batubara yaitu Burung dan Benuang yang tidak memiliki potensi ekonomis. M4 dengan ketebalan 120 - 200 m merupakan bagian paling teratas dan termuda di formasi Muara Enim. Bagian ini tersiri dari "hanging layers" yang meliputi lapisan Lematang (Bagian timurnya adalah lapisan Jelawatan) dengan ketebalan 10 - 30 m. Secara garis besar, distribusi batubara dan tanah dengan arah vertikal berdasarkan lokasi tambang adalah sebagai berikut : 1. AIR LAYA Lapisan C; lapisan ini terletak dibagian terbawah dari formasi Muara Enim grup M2 yang memiliki ketebalan rata-rata 7 - 8 meter. Ketebalan maksimum 11.2 meter diperoleh data dari bor RC 59 A Interburden B2-C; lapisan ini terbagi menjadi tiga bagian : Layer silty claystone dengan ketebalan 1 - 2 meter dibawah lapisan B2 Sandstone dengan ketebalan 25 meter dengan kandungan glauconet (Marine mineral) dan terjadi sebelum intrusi andesit. Kekuatannya 5 - 100 Kg/cm 2 . Silty dark grey to black claystone terletak dibagian atas lapisan C Lapisan B2; merupakan lapisan paling tipis dengan rata-rata ketebalan 3 meter dan ketebalan maksimum 4.75 meter diperoleh dari bor RC 44. Interburden B1-B2; silty claystone dengan kandungan pasir yang berbeda sehingga dikategorikan keras - sangat keras dan berwarna dark grey to black yang semakin mendekati dasar B2.

description

peledakan

Transcript of Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Page 1: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

BAB

GEOLOGI Formasi Muara Enim terdiri dari 4 units yaitu M1 - M4. M1 merupakan bagian yang terendah dan tertua umur geologinya, M2 dan M4 berumur geologi diatas Miocene dan memiliki potensi paling ekonomis. M1 mempunyai dua lapisan induk batubara yaitu teratas lapisan Merapi (D) dan dibawahnya lapisan Kladi yang memiliki ketebalan 5 - 10 m, sedangkan komposisi batuan M1 adalah brown - grey sands, silts, dan clays. M2 memiliki tiga lapisan batubara yaitu Mangus (A), Suban (B), dan Petai (C) dengan ketebalan yang bervariasi antara 30 - 50 m. Komposisi batuan M2 terdiri dari clay band di Suban (B) dan volcanic tuff di lapisan A1, brown-grey clays, brown-grey medium sands dan di bagian terbawah terdapat green-grey fine sands. M3 (ketebalan 40 - 120 m) terdiri dari sand, silt dan terdapat sedikit lapisan batubara yaitu Burung dan Benuang yang tidak memiliki potensi ekonomis. M4 dengan ketebalan 120 - 200 m merupakan bagian paling teratas dan termuda di formasi Muara Enim. Bagian ini tersiri dari "hanging layers" yang meliputi lapisan Lematang (Bagian timurnya adalah lapisan Jelawatan) dengan ketebalan 10 - 30 m. Secara garis besar, distribusi batubara dan tanah dengan arah vertikal berdasarkan lokasi tambang adalah sebagai berikut : 1. AIR LAYA Lapisan C; lapisan ini terletak dibagian terbawah dari formasi Muara Enim grup M2 yang memiliki ketebalan rata-rata 7 - 8 meter. Ketebalan maksimum 11.2 meter diperoleh data dari bor RC 59 A Interburden B2-C; lapisan ini terbagi menjadi tiga bagian : • Layer silty claystone dengan ketebalan 1 - 2 meter dibawah lapisan B2 • Sandstone dengan ketebalan 25 meter dengan kandungan glauconet (Marine mineral) dan

terjadi sebelum intrusi andesit. Kekuatannya 5 - 100 Kg/cm2. • Silty dark grey to black claystone terletak dibagian atas lapisan C Lapisan B2; merupakan lapisan paling tipis dengan rata-rata ketebalan 3 meter dan ketebalan maksimum 4.75 meter diperoleh dari bor RC 44. Interburden B1-B2; silty claystone dengan kandungan pasir yang berbeda sehingga dikategorikan keras - sangat keras dan berwarna dark grey to black yang semakin mendekati dasar B2.

Page 2: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Sumber : Geologist - Dinas Eksplorasi Pengembangan

Lapisan B1; lapisan paling tebal dengan maksimum ketebalan 13.35 meter dari data bor RC 55, sedangkan ketebalan rata-rata 10 meter. Interburden A2-B1; ketebalannya 17 meter dengan kandungan siltstone dan claystone yang lebih bersifat pasiran. Lapisan A2; memiliki ketebalan rata-rata 9 meter dengan maksimum ketebalan 12.45 meter diperoleh dari bor RC 55. Karakteristik dari lapisan ini terdiri dari silicified coal dengan ketebalan 10 - 20 cm dan bentoinitic pelletoidal clay band dengan ketebalan 10 cm yang terletak ditengah lapisan.

Discription

+ + + 7,0 - 10,0 C Coal, small carbonaceous clay / silt-

Remark :

v v v v v v Bentonite - ..-..-..- Siltstone

v v v v v v

. . . . . .. . . . . . Sandstone o ..o..o..o Gravel

+ + + + + + Andesite

- - - - - + + + + + +- - - -

Claystone

Coal

stone intercolations.+ + +. . . . . . .

Claystone, siltstone, sandstone.+ + + - - - KELADI

+ + + - - - - - -

. . . . .+ + +- - - - - - Claystone+ + + - - - - -

. . . . . . . MERAPI Sandstone with siltstone layers.+ + + + + . . . .

Andesit sill.+ + ++ +

FOR

MA

TIO

N

B A

F

PETAI + + + 4 - 5 B2 Coal, lences of carbonaceous clay- + + + . . . . . .

25 - 40

stone on the base.+ + +

+ + + stone intercolations.+ + ++ + +- - - - - - 2 - 5 Claystone, siltystone layers.+ + + - - - - -

+ + + Suban Marker. MANGUS + + +- - - - - -

+ + + - - - - - B1 Coal, small carbonaceous silty clay-8,0 - 12,3 SUBAN

+ + +Claystone, siltstone, sandstone intercolations.+ + + - - -

15 - 23+ + +

MANGUS - - - - -

+ + + A2 Coal, top silicified.9,0 - 12,9

+ + + v - v - v - v 0,5 - 2 ,0 Claystoe, bentonic, sandstone - tuffaceous.+ + + . v . v . v . v

- - - - -+ + +- - - - - -

A1 Coal, small tuffaceous claystone+ + +6,5 - 10,0+ + + intercolations.

KEBON + + + v - v - v - v + + +- - - - - -

- - - - - - BENUANG + + +

BURUNG

FOR

MA

TIO

N

ME

MB

ER

B

(MP.

B )

ME

MB

ER

A

( MP.

A )

ENIM - - - - - -+ + + - - - - -+ + +- - - - - -

v - v - v - v + + +- - - - - - few siltstone layers.

+ + Hanging Seam JELAWATAN - - - - - -

+ + + - - - - -+ + +- - - - - -

Claystone, silicified layers, bentonite layers+ + +

..o…o+ + + - - Gravel, sand (local coverages) NIRU o..o….o.

> 120

+ + + -+ + + v - v - v - v

- - - - - -

FOR

MA

TIO

N

K A

F

T E

R T

I A

R Y

P L

I O

C E

N E

P A

L E

M B

A N

G

G R

O U

P

KA

SAI

MU

AR

A

EN

IM

MIO

- PL

IOC

M I

O C

E N

E

AIR

B

EN

AK

AT

STRATIGRAPHIC SEQUENCE AND LITHOLOGIC COLUMN OFAIRLAYA MINE OF TANJUNG ENIM

(No Scale)

Thickness (m)

M3

M2

M1

M4

Page 3: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Interburden A1-A2; terdiri dari bentoinitic layer dan tuffaceous bentoinitic sandstone. Lapisan A1; lapisan teratas dengan ketebalan maksimum 10.25 meter diperoleh dari bor RC 62 dan ketebalan rata-rata 7 - 8 meter. Karakteristiknya terdiri dari bentonoitic clay, pelletoidal dan tuff dengan ketebalan 10 - 20 cm. 2. BANKO BARAT

Sumber : Geologist - Dinas Eksplorasi Pengembangan

Discription

11.5 C Coal, small carbonaceous clay / silt-

Remark :

Suban Marker (0,3 m)- - - - - -- - - - -

Claystone- - - - -

B2 Coal, lences of carbonaceous clay-

- - - - - -

PETAI - - - - - -

- - - - -

SUBAN

- - - - -

MANGUS

MERAPI

0.9. - . - . -

. . . . . . . . . . . . .

KELADI

MANGUS

Claystone, siltstone, sandstone.

stone intercolations and sometime parting.

stone on the base.

Claystoe, bentonic, sandstone - tuffaceous.. v . v . v . v

Sandstone with siltstone layers.

12.0

5.0

Claystone, siltystone layers.

B1 Coal, small carbonaceous silty clay-

A2 Coal, top silicified.11.0Claystone, siltstone, sandstone intercolations.- - -

- - - - -stone intercolations.

Batubara A1, small tuffaceous claystone10.5 intercolations.

KEBON v - v - v - v - - - - - -- - - - - -

BENUANG

BURUNGv - v - v - v

- - - - -- - - - - -

FOR

MA

TIO

N

ME

MB

ER

B

(MP.

B )

ME

MB

ER

A

( MP.

A )

> 120

JELAWATAN - - - - -Claystone, silicified layers, bentonite layersv - v - v - v - - - - - - few siltstone layers.- - - - - - ENIM

- - - - -- - - - - -

FOR

MA

TIO

N

K A

F

NIRU - - - - - -

P L

I O

C E

N E K

ASA

IM

UA

RA

E

NIM

MIO

- PL

IOC

Hanging Seam- - - - - -

STRATIGRAPHIC SEQUENCE AND LITHOLOGIC COLUMN OFBANKO BARAT MINE OF TANJUNG ENIM

(Non Scale)

Thickness (m)

T E

R T

I A

R Y

P A

L E

M B

A N

G

G R

O U

P

M I

O C

E N

E

AIR

B

EN

AK

AT

v - v - v - v - - - - - -

- - - - - -

> 100

- - - - - -

- - -

. . . . . . .

FOR

MA

TIO

N

v v v v v v Bentonite

v v v v v v

- - - -Claystone

B A

F

. . . . . .- ..-..-..- Siltstone

Coal

. . . . . . Sandstone

- - - - -

M3

M2

M1

M4

Page 4: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Lapisan A1; memiliki ketebalan rata-rata 7.3 m yang berasosiasi dengan siliceous dan ferruginousdengan ketebalan 0.2 - 0.3 m. Interburden A1-A2; Over burden A1 banyak mengandung silty claystone, sedangkan pada interburden ini terbentuk dari tuffaceous sandstone yang mengandung montmorillonite dan kwarsa. Lapisan A2; memiliki ketebalan rata-rata 9.8 m Interburden A2-B1; pada bagian ini sangat banyak mengandung silty claystone dengan sedikit terdapat sisa fosil tanaman dan mollusca. Lapisan B1; memiliki ketebalan rata-rata 12.7 m Interburden B1-B2; bagian ini juga terdapat porsi silty claystone. Lapisan B2; memiliki ketebalan rata-rata 4.5 m Interburden B2-C1; material utama pembentuk lapisan ini adalah laminated beds of sandstone, silty claystone dan carbonaceous. Terdapat lensa-lensa silicified sandstone dengan ketebalan 1 m dan lebar 5 m. Lapisan C1; memiliki ketebalan rata-rata5.1 m Interburden C1-C2; juga mendapat porsi yang sama dengan interburden B1-B2 yaitu silty sandstone. Lapisan C2; memiliki ketebalan rata-rata 6.2 m 3. MUARA TIGA BESAR UTARA Lapisan A1; ketebalan rata-rata 8.5 m dengan kedalaman dari permukaan 150 m. Sedangkan dalam range ketebalannya 6.8 m - 10 m. Interburden A1-A2; layer volcanic tuff dengan ketebalan rata-rata 3 m, dan ketebalan dalam range 0.2 - 16.1 m. Lapisan A2; ketebalan rata-rata 12.9 m dengan minimum 9.8 m dan maksimum 14.75 m. Interburden A2-B; didominasi oleh claystone dengan ketebalan rata-rata 17 m. Lapisan B; ketebalan rata-rata 17.7 m dan ketebalan maksimumnya 20 m diperoleh dari bor HD 7 dan HD 10. Pada bagian atas lapisan terdapat coast clastical sediment yang sudah tererosi.

Page 5: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Sumber : Geologist - Dinas Eksplorasi Pengembangan

Interburden B-C; ketebalan rata-rata 38.5 m dengan maksimum 44 m dan minimum 28 m. Lapisan C; ketebalan rata-rata 8.6 m, ketebalan maksimum 11.4 m dan minimum 8 m.

Discription

8.9 C Coal, small carbonaceous clay / silt-

Remark :

v v v v v v Bentonite

v v v v v v

. . . . . .. . . . . . Sandstone - ..-..-..- Siltstone

stone intercolations and sometime parting.

- - - KELADI

- - - - - -

- - - - - - Claystone- - - - -. . . . . . .

FOR

MA

TIO

N

B A

F

PETAI Claystone, siltystone layers.. . . . . . . . . . . . .

MERAPI . . . . . . . Sandstone with siltstone layers.

B Coal, small carbonaceous silty clay-17.6

stone intercolations.

MANGUS - - - - - -- - - - - SUBAN

Claystone, siltstone, sandstone intercolations.- - -17.0 MANGUS - - - - -

- - - - - -

36.9

Suban Marker (0,3 m)

Claystoe, bentonic, sandstone - tuffaceous.. v . v . v . v

A2 Coal, top silicified.12.8

BURUNGv - v - v - v 2.9

- - - - -- - - - - -

Batubara A1, small tuffaceous claystone8.6 intercolations.

KEBON v - v - v - v - - - - - -- - - - - -

BENUANG

- - - - -- - - - - -

FOR

MA

TIO

N

ME

MB

ER

B

(MP.

B )

ME

MB

ER

A

( MP.

A )

Hanging Seam

Claystone, silicified layers, bentonite layers

- - - - - -

ENIM - - - - - -

NIRU

> 120

v - v - v - v

JELAWATAN - - - - - -

T E

R T

I A

R Y

P L

I O

C E

N E

P A

L E

M B

A N

G

G R

O U

P

KA

SAI

MU

AR

A

EN

IM

MIO

- PL

IOC

M I

O C

E N

E

AIR

B

EN

AK

AT

STRATIGRAPHIC SEQUENCE AND LITHOLOGIC COLUMN OFMUARA TIGA BESAR MINE OF TANJUNG ENIM

(Non Scale)

Thickness (m)- - - - - -

0.9. - . - . - Claystone, siltstone, sandstone.> 100

- - - - -- - - - - -v - v - v - v - - - - - - few siltstone layers.

- - - -Claystone

Coal - - - - -

FOR

MA

TIO

N

K A

F

M3

M2

M1

M4

Page 6: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

BAB

UJI COBA & PENGAMATAN ANTARA METODE "RIP AND PUSH" DAN "DRILLING AND BLASTING"

Parameter kemampugalian diperoleh dari hasil test UCS (Unconfined Compression Strength), secara

garis besar untuk kondisi di Tanjung Enim dapat dilihat pada Tabel I (Sumber Kinhill Otto Gold).

Berdasarkan data tersebut maka untuk jenis batuan yang memiliki kecenderungan untuk dilakukan

ripping, "ligth blasting" dan peledakan adalah pada batuan yang memiliki Kpa yang lebih besar dari

Kpa alat gali. Seperti yang ditemui di Tambang Air Laya bahwa Bucket Wheel Excavator memiliki

Kemampugalian < 5000 Kpa, jenis batuan yang tidak dapat langsung digali oleh BWE adalah

interburden B2C dengan UCS rata-rata 5210 Kpa, sehingga dibutuhkan alat atau cara untuk

melakukan pembongkaran terlebih dahulu dengan menggunakan ripper atau peledakan.

A. RIP AND PUSH Pada kondisi tertentu metode "rip and push" memiliki keterbatasan yang dapat dilihat pada gambar

4, 5 dan 6 dari jenis alat yang berbeda yaitu D 8 R, D 10 R dan D 375 R. Berdasarkan grafik antara

produktivitas dan Seismic velocity tersebut dapat dilihat bahwa alat garu memiliki kemampuan yang

berbeda pada jenis material yang akan digaru. Pada kondisi Velocity Seismic > 9000 Ft/Sec fungsi

ripper harus digantikan oleh peledakan.

Permukaan Garu

0.8 m

1 m

1 m

Shank Ripper

Page 7: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Produktivit Seismic VeSeismic Velocity (Ft/sec)0 0.5 2

250 1 3500 2 4750 5

1000 61250 71500 81750 9200022502500

TOPSOILCLAYGLACIAL TILLIGNEOUS ROCK

GraniteBasaltTrap Rock

SEDIMENTARY ROCKSShaleSandstoneSiltstoneClaystoneConglomerateBrecciaCalicheLimestoneMETAMORPHICS ROCKSSchistSlateMINERALS & ORESCoalIron Ore

RIPPABLE

NON RIPABLE

Evaluasi D 8 R Single Shank Ripper

0250500750

1000125015001750200022502500

2 3 4 5 6 7 8 9

Seismic Velocity (ft/sec) x 1000

Prod

uktiv

itas

(Bcm

/Jam

)

Page 8: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Produktivit Seismic VeSeismic Velocity (Ft/sec)0 0.5 2

250 1 3500 2 4750 5

1000 61250 71500 81750 9200022502500

TOPSOILCLAYGLACIAL TILLIGNEOUS ROCK

GraniteBasaltTrap Rock

SEDIMENTARY ROCKSShaleSandstoneSiltstoneClaystoneConglomerateBrecciaCalicheLimestoneMETAMORPHICS ROCKSSchistSlateMINERALS & ORESCoalIron Ore

NON RIPABLE

RIPPABLE

Evaluasi D 10 R Single Shank Ripper

0250500750

1000125015001750200022502500

2 3 4 5 6 7 8 9

Seismic Velocity (ft/sec) x 1000

Prod

uktiv

itas

(Bcm

/Jam

)

Page 9: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Produktivit Seismic VeSeismic Velocity (Ft/sec)0 0.5 2

250 1 3500 2 4750 5

1000 61250 71500 81750 9200022502500

TOPSOILCLAY

IGNEOUS ROCKGraniteBasalt

SEDIMENTARY ROCKSShaleSandstoneSiltstoneClaystoneConglomerateBrecciaCalicheLimestoneMETAMORPHICS ROCKSSchistSlateMINERALS & ORESCoalIron Ore

RIPPABLE

NON RIPABLE

Evaluasi D 375 R Single Shank Ripper

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

2 3 4 5 6 7 8 9

Seismic Velocity (ft/sec) x 1000

Prod

uktiv

itas

(Bcm

/Jam

)

Page 10: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

B. PEMBORAN DAN PELEDAKAN (DRILLING AND BLASTING) Tujuan awal dari peledakan adalah untuk memberaikan atau membongkar material dengan

kekerasan tertentu dan pada material tersebut tidak dapat dilakukan penggalian langsung oleh alat

gali maupun alat garu. Metode peledakan digunakan untuk meningkatkan efektivitas penambangan

yang diperoleh dari peningkatan produktivitas alat gali dan alat angkut pada material yang lebih

lunak, sedangkan pada material ini alat garu mengalami penurunan produktivitas.

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa pada material "tertentu" (akan didefinisikan dihasil

pengamatan) alat garu memiliki kedalaman garu 0.8 meter sehingga alat gali tidak dapat menggali

secara optimal karena memiliki kedalaman gali 2 meter. Jika pada material tersebut dilakukan

peledakan, maka material gali memiliki kedalaman 6 meter sehingga alat gali dapat menggali lebih

optimal.

0.8 m Shank Ripper

2 m

6 m

Bucket

Lubang Tembak

GAMBAR 7 PERBEDAAN PENAMPANG KEMAMPUAN RIPPER, ALAT GALI DAN LUBANG TEMBAK

Page 11: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

PARAMETER VOLUME UNTUK UJI PELEDAKANx 1000

MTBU Tal ExtMinimum Maksimum Rata-rata Pit 1 & 2 Pit 1 & 2 Pit 3 Barat Pit 3 Timur Prebench Plus SRC

Claystone * 220 7040 2160Siltstone * 760 30640 4350Sandstone * 590 12000 2840Over BurdenA1 220 3460 1680 83634 150821 1493 - - - 2043A2 1120 2090 1600 411 21961 447 - - - 3B 760 5280 3020 3670 1285 - - - - -B1 760 5280 3020 - 14635 1016 - - - 876B2 760 5280 3020 - 11372 327 - - - 10C 1120 30640 5210 23016 50340 2540 - - - 1088InterburdenTotal A1A2 1120 2090 1600 - 0 71 - - - 0Total A2B 760 5280 3020 2797 - - - - - -Total A2B1 760 5280 3020 - 35447 52 - - - 406Total B1B2 760 5280 3020 - 36603.4 439 - - - 3075Total B2C1 1120 30640 5210 - - 580 - 32957 - 1932Total B2C 1120 30640 5210 17156 22774 - - - - -CoalTotal SRC - - - - - - - - 36804 -Total Material (Bcm) 247153 640055 14053 - 39959 39959 13331% Volume 16.25% 11.42% 22.19% - 82.48% 92.10% 22.65%% Area Blasting 12.85% 8.17% 8.64% - - - -Note :- Pit 3 Timur masih dalam evaluasi modelling geologi*) Kinhill - Otto Gold- Volume Blasting dan Area Blasting terhadap B-C & B2C

TALBanko BaratUnconfined Compressive Strengths (kPa)

HIPOTESA AWAL PARAMETER VOLUME PELEDAKAN

Page 12: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Parameter Pemboran dan Peledakan Pelaksanaan pemboran dan peledakan dilakukan di tiga lokasi yaitu Tambang Air Laya, Banko Barat dan Muara Tiga Besar Utara dengan parameter sebagai berikut : Pemboran

• Alat bor dan kompresor yang digunakan CM 351 Ingersoll Rand • Diameter Bit 3" (inchi) • Panjang drill rod 3 meter (2 buah) • Pola pemboran zigzag

Peledakan

• Burden 3 - 4 meter • Spasi 4 - 5 meter • Diameter lubang bor 3" (inchi) • Lubang bor 20 - 30 buah per peledakan • Kedalaman lubang bor 6 meter • Dinamit (primer) power gel magnum • Amonium Nitrat + Fuel (ANFO) • Detonator Non electric Ms 450, 42 dan 17 • Detonator electric

Burden

Spasi

Lubang Tembak Pola Zigzag

Stemming

Isian/ANFO

Primer

Free Face

Free Face

Free Face

Page 13: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

BAB

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA TEKNO-EKONOMI

Pengamatan dilakukan ditiga lokasi tambang yaitu Air Laya, Muara Tiga Besar Utara dan

Banko Barat dengan kegiatan sebagai berikut :

A. RIP & PUSH VS DRILLING & BLASTING 1. PEMBORAN Panjang : 50 m Lebar : 15 m Luas Area : 750 m2 Pola Pemboran :

Spasi : 5 m Burden : 3 m

Jumlah Lubang Bor : 30 buah Faktor Pengali : 1 Jumlah Blasting Caps : 30 buah Depth of Cut : 6 m Subdrilling : 0 m Volume Rencana : 2880 m3 Production Drilling : 180 m Biaya alat bor Alat bor : CM 351 Ingersollrand Tahun Pembuatan : 2000 Kondisi Lapangan : medium Proyek : 2001 Harga (Delivered Price) (A) : $ 120,000 Harga Ban (B) : $ 0 Harga Alat tanpa ban (C) = (A) - (B) : $ 120,000 Nilai Sisa (D) = (I) x (C) : $ 12,000 Depresiasi (E) = (C) - (D)1 : $ 108,000 Jam Jalam Alat (F) : 10,000 Jam Jam Jalan per tahun (G) : 4,150 Jam Umur Alat (H) = (F)/(G) : 2 Tahun Trade in value (I) = (D)/(A) : 0.10

Page 14: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Biaya Kepemilikan Depresiasi : $ 10.80 per jam Average Annual Investment Factor : 0.71 Bunga, Pajak, Asuransi : $ 1.64 per jam Sub Total Biaya Kepemilikan : $ 12.44 per jam Biaya Operasi Bahan bakar 25.00 Ltr./jam x unit harga (rp/ltr) : Rp 28,750 per jam Oli mesin 0.12 Ltr./jam x unit harga (rp/ltr) : Rp 872 per jam Oli transmisi 0.09 Ltr./jam x unit harga (rp/ltr) : Rp 654 per jam Oli final drives 0.08 Ltr./jam x unit harga (rp/ltr) : Rp 582 per jam Oli hidrolik 0.10 Ltr./jam x unit harga (rp/ltr) : Rp 727 per jam Gemuk (Grease) 0.02 Kg/jam x unit harga (rp/ltr) : Rp 190 per jam Filters 50 % x (b+c+d+e) : Rp 1,417 per jam Mata & batang bor (Special item) harga/umur : $ 0.22 per jam Upah operator : Rp 10,000 per jam Perbaikan (standar cost x multiple factor) : $ 3.56 & Rp 11,880 per jam Sub Total Biaya Operasi : $ 3.79 & Rp 55,072 per jam Biaya Kepemilikan & Operasi (OOC) alat bor : $ 16.22 & Rp 55,072 per jam Kecepatan Pemboran 48.00 m/jam Total Waktu Pemboran 3.75 jam Total Biaya Pemboran $ 60.84 & Rp176,521 Porsi Biaya Pemboran $ 0.34 & Rp 1,147 per meter 2. PELEDAKAN Kedalaman lubang untuk isian : 3.90 m Bahan Peledak (densitas) ANFO : 3.2 Kg/m Bahan Peledak per Lubang : 12.5 Kg Total Bahan Peledak : 374 Kg Biaya Handak AN/FO : $ 137.40 & Rp 34,445 Detonator : $ 116.40 Dinamite : $ 76.49

Biaya Peledakan : $ 330.30 & Rp64,445 Survervisor : Rp30,000

Page 15: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Total Pemboran & Peledakan : $ 391 & Rp 240,966 Berdasarkan uraian di atas diperoleh : Tarif Pemboran & Peledakan $ 0.14 & Rp 84 per Bcm (Untuk keseluruhan perhitungan ditiap-tiap lokasi tambang dapat dilihat pada lampiran A) Perbandingan antara metode "Rip & Push" dan "Drilling - Blasting" berdasarkan tarif

dimasing-masing lokasi tambang adalah sebagai berikut :

MTBU TAL BB

Seismic Velocity (Ft/Sec) 1000-2000 > 2000 4000-5000 5000 5000-6000

Prod. Ripping-Loading (Bcm/jam) 348 247 224 181 279

Prod. Blasting-Loading (Bcm/jam) - - 187 195 331

Biaya Ripping-Loading (Rp/bcm) Rp 3,492 Rp 3,836 Rp 4,170 Rp 5,140 Rp 6,889

Biaya DrillBlast-Loading (Rp/bcm) - - Rp 3,882 Rp 4,826 Rp 4,952

UCS (Kpa) < 3000 3000 6000 7500 > 7500

Berdasarkan tabel di atas dan grafik terlihat bahwa untuk material dengan

"Unconfined Compressive Strength (UCS) > 5000 Kpa lebih efektif untuk dilakukan

peledakan daripada dengan ripper, karena pada material tersebut efektivitas ripper

megalami penurunan dimulai dari seismic velocity > 4000 ft/sec.

Penambahan volume untuk aktivitas blasting dimasing-masing lokasi tambang

adalah sebagai berikut :

MTBU Banko Barat TAL Tal Ext

Pit 1 & 2 Pit 1 & 2 Pit 3 Barat Pit 3 Timur Prebench Plus SRC

Persen Volume tanah sebelum uji coba peledakan

16.25 % 11.42 % 22.19 % - 82.48 % 92.10 % 22.65 %

Penambahan persen Volume tanah setelah uji coba peledakan

35.69 % 49.95 % 71.13 % - 100 % 92.10 % 78.31 %

Page 16: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Rip & Push vs Drilling & Blasting

0

50100

150200

250

300350

400

1000-2000 > 2000 4000-5000 5000 5000-6000

MTBU OB A1 TAL B2C BB B2C

Velocity (Ft/Sec) Per Lokasi

Prod

uktiv

itas

(Bcm

/Jam

)

Rp-Rp1,000Rp2,000Rp3,000Rp4,000Rp5,000Rp6,000Rp7,000Rp8,000Rp9,000Rp10,000

Bia

ya T

otal

Prod. Ripping-Loading Prod. Blasting-Loading Biaya Ripping-Loading Biaya Drill-Blast-Loading

Page 17: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

B. DRILLING & BLASTING VS TARIF KONTRAK PENAMBANGAN Metode pemboran dan peledakan ini juga dilakukan untuk membandingkan tarif kontrak

penambangan yang menggunakan metode rip & push, pengamatan dilakukan bersama-sama dengan

pihak kontraktor PT. Sumber Mitra Jaya.

PERBANDINGAN TARIF TAMBANG G-070 BANKO BARAT VS DRILLING & BLASTING

Jarak angkut tanah = 3.50

Kurs 1 US$ = 11,000Rp

Uraian Unit G-070 Uraian Unit Uji 1 Uji 2 Uji 3 & 4 Uji 5Tanah :

Gali US$/bcm 0.359 Drilling & Blasting US$/bcm 1.080 0.594 0.540 0.481Rp./bcm 965 Rp./bcm 530 291 265 236

4,916 12,412 6,824 6,209 5,527Angkut (3.5 Km) US$/bcm 1.075 Dozing US$/bcm 1.143 0.656 0.603 0.543

Rp./bcm 2,894 Rp./bcm 612 374 348 31814,715 13,180 7,593 6,978 6,296

Loading US$/bcm 1.367 0.933 0.754 0.698Rp./bcm 1204 1103 746 727

16,238 11,361 9,038 8,407Hauling US$/bcm 0.897 0.911 0.723 0.655

Rp./bcm 3,192 3240 2572 233113,065 13,261 10,527 9,541

Total Rp/Bcm 19,631 Rp/Bcm 29,302 24,622 19,564 17,948Spacing m 3 4 5 5

Volume (J Survey) Bcm 415 755 1659 932Powder Factor Kg/Bcm 0.787 0.432 0.393 0.350

Burden m 3 3 3 3

+

+

G-070 VS Drilling & Blasting

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

415 755 1659 932Volume Joint Survey (Bcm)

Tarif

(Rp/

Bcm

)

D & B G-070

Page 18: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan setelah peledakan yaitu

aktivitas pemuatan (Loading) dan pengangkutan (Hauling) mengalami peningkatan produktivitas.

Hal tersebut terlihat dari menurunnya tarif pada sistem penambangan yaitu pada aktivitas

pangangkutan.

Pada uji coba terakhir di Banko Barat Pit III dengan menggunakan Mesin Bor Thamrock CHA 1100

milik PT PAMA PERSADA juga menunjukkan pencapaian efisiensi dari sistem penambangan

(Drilling-Blasting, Loading dan Hauling), walaupun secara tarif single rate masih relatif lebih mahal

dari pada tarif kontrak G-070, Yaitu sebagai berikut :

Dilihat dari Powder Factor yang tinggi > 0.25 Kg/Bcm yaitu 0.48 Kg/Bcm, aktivitas peledakan tidak

berhasil. Hal ini disebabkan oleh tidak meratanya campuran ANFO (dilihat dari pencampuran yang

dilakukan di lapangan) sehingga kekuatan ledakan berkurang. Oleh karena itu, untuk kegiatan

peledakan dikemudian hari harus mempertimbangkan pembuatan lokasi pencampuran ANFO

dengan menggunakan alat “Mixing” + “Oker” sehingga dapat diperoleh komposisi yang diinginkan

AN : FO = 94.5 % : 5.5 %.

Uraian Unit G-070 Uraian Unit CHA 1100Tanah :

Gali US$/bcm 0.359 Drilling & Blasting US$/bcm 0.567Rp./bcm 965 Rp./bcm 216

4,916 6,453Angkut (1.9 Km) US$/bcm 0.944 Dozing US$/bcm 0.629

Rp./bcm 2,541 Rp./bcm 29912,920 7,222

Loading US$/bcm 0.835Rp./bcm 841

10,027Hauling US$/bcm 0.641

Rp./bcm 2,2789,324

Total Rp/Bcm 17,836 Rp/Bcm 19,351Spacing m 5

Volume (J Survey) Bcm 1599Powder Factor Kg/Bcm 0.480

Burden m 4

+

+

Page 19: Kajian Peledakan TAL MTBU Banko Barat

BAB

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pemboran dan peledakan lebih efektif dalam kegiatan penambangan digunakan pada

material dengan UCS > 5000 Kpa

2. Performance ripping menunjukan penurunan pada seismic velocity > 4000 Ft/sec.

3. Direkomendasikan untuk melakukan pemboran dan peledakan pada tiga lokasi

tambang Air Laya, MTBU dan Banko Barat untuk meningkatkan efektivitas kegiatan

penambangan.

4. Pelaksanaan peledakan masih belum sesuai dengan prosedur metode peledakan,

terutama pada pencampuran ANFO sehingga hasil peledakan belum optimal.

Direkomendasikan untuk melakukan mixing ANFO dengan komposisi 94.5 % (AN) dan

5.5 % (FO).

5. Metode peledakan lebih efisien dibandingkan dengan metode konvensional yang

digunakan oleh kontraktor, khususnya pada aktivitas pemuatan dan pengangkutan.