Kajian Kritis Jurnal Terapi - Putu Aditya - Ok

9
1 KAJIAN KRITIS JURNAL TERAPI dr.Putu Aditya Wiguna Albendazole Tunggal dibanding Terapi Kombinasi Albendazole dan Diethylcarbamazine sebagai Terapi Trichuriasis ILUSTRASI KASUS Seorang anak usia 7 tahun, di bawa ibunya datang ke Puskesmas. Ia mendapat informasi dari pemeriksaan rutin di SD bahwa anaknya cacingan. Ibu pasien merasa selama ini anaknya baik- baik saja. Pasien sering bermain di halaman bersama teman- temannya, dan belum terbiasa mencuci tangan sebelum makan. Dari lampiran hasil pemeriksaan feses di sekolah, didapatkan anak tersebut mengalami infestasi cacing Trichuris trichuria. Saat ini ibu pasien menanyakan apakah ada obat yang bisa diberikan kepada anaknya agar sembuh dari cacingan? ANALISIS PICO Patient or Problem Anak usia 7 tahun dengan Trichuriasis Intervention Pemberian terapi kombinasi albendazole dan diethylcarbamazine Comparison Pemberian albendazole saja Outcome of interest Primer : tingkat kesembuhan Trichuriasis Sekunder : penurunan jumlah telur cacing PERTANYAAN KLINIS Apakah pemberian kombinasi albendazole dan diethylcarbamazine pada anak sama efektifnya dengan albendazole saja sebagai terapi trichuriasis? Presentasi Kajian Jurnal Terapi 1 Juni 2015 oleh dr. Putu Aditya Wiguna

description

KAJIAN KRITIS JURNAL TERAPI

Transcript of Kajian Kritis Jurnal Terapi - Putu Aditya - Ok

Page 1: Kajian Kritis Jurnal Terapi - Putu Aditya - Ok

1

KAJIAN KRITIS JURNAL TERAPIdr.Putu Aditya Wiguna

Albendazole Tunggal dibanding Terapi Kombinasi Albendazole dan Diethylcarbamazine sebagai Terapi Trichuriasis

ILUSTRASI KASUS

Seorang anak usia 7 tahun, di bawa ibunya datang ke Puskesmas. Ia mendapat informasi dari pemeriksaan rutin di SD bahwa anaknya cacingan. Ibu pasien merasa selama ini anaknya baik-baik saja. Pasien sering bermain di halaman bersama teman-temannya, dan belum terbiasa mencuci tangan sebelum makan. Dari lampiran hasil pemeriksaan feses di sekolah, didapatkan anak tersebut mengalami infestasi cacing Trichuris trichuria. Saat ini ibu pasien menanyakan apakah ada obat yang bisa diberikan kepada anaknya agar sembuh dari cacingan?

ANALISIS PICO

Patient or Problem Anak usia 7 tahun dengan Trichuriasis

Intervention Pemberian terapi kombinasi albendazole dan diethylcarbamazine

Comparison Pemberian albendazole saja

Outcome of interest Primer : tingkat kesembuhan Trichuriasis

Sekunder : penurunan jumlah telur cacing

PERTANYAAN KLINIS

Apakah pemberian kombinasi albendazole dan diethylcarbamazine pada anak sama efektifnya dengan albendazole saja sebagai terapi trichuriasis?

Presentasi Kajian Jurnal Terapi 1 Juni 2015 oleh dr. Putu Aditya Wiguna

Page 2: Kajian Kritis Jurnal Terapi - Putu Aditya - Ok

2

BUKTI ILMIAH

W. S. Nasution, M. Ali, A. P. Pasaribu, S. Pasaribu, C. P. Lubis

Albendazole Alone vs. Albendazole and Diethylcarbamazine Combination Therapy

for Trichuriasis

Paediatrica Indonesiana. 2014;54:109-13 DOI : 10.14238/pi54.2.2014.08

ABSTRACT

BACKGROUND : Trichuris trichiura is one of the most common soil-transmitted helminths, estimated to infect 1 billion people worldwide. Several studies have compared the efficacies of albendazole and diethylcarbamazine, but the efficacy of a combination of these two drugs has been inconclusive.

OBJECTIVE : To assess the effectiveness of a single dose of albendazole compared to a combination of albendazole and diethylcarbamazine for trichuriasis treatment.

METHODS : A randomized, clinical open trial was conducted from June to September 2009 on elementary school children with trichuriasis from two villages in the North Sumatera Province. Stool specimens were collected at baseline and at days 7, 14, 21, and 28 after treatment, and examined by the Kato Katz method. Subjects were randomized into two groups. Group I received a single dose of albendazole (400 mg) and group II received albendazole (400 mg) plus diethylcarbamazine (6 mg/ kg). Statistical analyses used were Chi square test for cure rates and Wilcoxon rank test for egg reduction rates.

RESULTS : One hundred eight children were enrolled and randomized into group 1 (53 children) and group II (55 children). The prevalence of T trichiura infection was 54.7%. There were no significant differences (P=0.52) in the cure rate between groups I and II (66% and 60%, respectively) or in egg reduction rates at day 28 (54.5% and 60.07%, respectively, P= 0.10).

CONCLUSIONS : Albendazole alone and abendazole combined with diethylcarbamazine have similar efficacies for trichuriasis treatment, in terms of cure rates and egg reduction rates.

KEYWORDS: Albendazole, diethylcarbamazine, trichuriasis

W. S. Nasution, M. Ali, A. P. Pasaribu, S. Pasaribu, C. P. LubisPresentasi Kajian Jurnal Terapi 1 Juni 2015 oleh dr. Putu Aditya Wiguna

Page 3: Kajian Kritis Jurnal Terapi - Putu Aditya - Ok

3

Albendazole Tunggal dibanding Terapi Kombinasi Albendazole dan Diethylcarbamazine

sebagai Terapi Trichuriasis

ABSTRAK

Latar Belakang

Trichuris trichiura adalah salah satu helmintes ditransmisikan lewat tanah yang paling sering diderita, diperkirakan menginfeksi 1 miliar orang di seluruh dunia. Sejumlah penelitian telah membandingkan efikasi albendazole dan diethylcarbamazine, namun efikasi kombinasi kedua obat tersebut belum konklusif.

Tujuan

Untuk menilai efektifitas albendazole tunggal dibandingkan kombinasi albendazole dan diethylcarbamazine untuk terapi trichuriasis

Metode

Uji klinik acak terbuka dilakukan dari bulan juni hingga september 2009 di sekolah dasar pada anak penderita trichuriasis dari dua desa di provinsi Sumatera Utara. Spesimen feses dikumpulkan untuk data awal dan feses diambil kembali pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 setelah pengobatan, dan diperiksa dengan metode Kato Katz. Subjek penelitian dikelompokkan secara acak kedalam 2 kelompok. Kelompok 1 menerima dosis tunggal albendazole (400 mg) dan kelompok 2 menerima kombinasi albendazole (400mg) dan diethylcarbamazine (6mg/kg berat badan). Analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi Square untuk tingkat kesembuhan dan uji peringkat Wilcoxon untuk penurunan jumlah telur

Hasil

Seratus delapan anak diteliti dan dikelompokkan secara acak, terdiri dari 53 anak untuk Kelompok 1 dan 55 anak untuk kelompok 2. Prevalensi Trichuris thrichiura infeksi adalah 54,7%. Tidak terdapat perbedaaan signifikan (P=0,52) pada tingkat kesembuhan antara kelompok 1 dan 2 (secara berurutan 66% dan 60%) atau pada penurunan jumlah telur pada hari ke 28 (secara berurutan 54,5% dan 60,07%, P= 0,10)

Kesimpulan

Albendazole dosis tunggal dan kombinasi albendazole dengan diethylcarbamazine memiliki efikasi serupa untuk pengobatan trichuriasis dalam hal tingkat kesembuhan dan penurunan jumlah telur

Kata Kunci

Albendazole, diethylcarbamazine, trichuriasis

Kajian Kritis JurnalPresentasi Kajian Jurnal Terapi 1 Juni 2015 oleh dr. Putu Aditya Wiguna

Page 4: Kajian Kritis Jurnal Terapi - Putu Aditya - Ok

4

A. Apakah hasil penelitian tersebut valid ?1. Apakah alokasi pasien terhadap terapi pada penelitian ini dilakukan secara

acak?Ya.- Pada jurnal disebutkan bahwa penelitian dilakukan secara randomisasi dan open.- Randomnisasi pada penelitian ini dilakukan dengan membagi menjadi 2 kelompok,

Grup 1, terdiri dari 53 anak mendapat albendazole dosis tunggal dan Grup 2, terdiri dari 55 mendapat albendazole dan diethylcarbamazine.

- Metode randomisasi tidak dijelaskan pada jurnal.

2. Apakah randomisasi penelitian disembunyikan?Tidak.- Randomisasi pada penelitian ini tidak disembunyikan dimana tenaga kesehatan dan

kedua kelompok pasien tidak dibutakan terhadap alokasi kelompok.

3. Apakah masing-masing kelompok sama/mirip pada awal penelitian ?Ya.- Pada tabel karakteristik dasar (Tabel 1) diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan

yang bermakna antara subyek pada kedua kelompok penelitian.

4. Apakah pemantauan pasien dilakukan secara cukup panjang dan lengkap?Ya.- pengamatan/follow up dilakukan selama 28 hari berikutnya dengan pengambilan

sampel feses pada hari ke 7, 14, 21 dan 28.- Terdapat satu pasien yang drop out pada grup albendazole (1,8%)

5. Apakah semua pasien dalam kelompok yang diacak, dianalisis ?Ya.- Setelah dilakukan randomnisasi pada masing-masing kelompok, didapatkan :

Pada kelompok yang mendapat albendazole tunggal berjumlah 54 orang Pada kelompok yang mendapat kombinasi albendazole dan diethylcarbamazine

berjumlah 55 orang

6. Apakah pasien, klinisi dan personil penelitian dibutakan terhadap terapi yang diberikan?Tidak.- Pada penelitian ini dinyatakan bahwa penelitian ini merupakan uji acak terbuka- Pada protokol penelitian dijelaskan bahwa pasien dan tenaga kesehatan (klinisi)

tidak dibutakan terhadap terapi.- Pada penelitian dimana dilakukan terapi dengan obat yang berbeda seperti ini open

clinical trial, hal ini dapat dilakukan karena kesulitan untuk melakukan blinding, misalnya karena satu kelompok menerima satu jenis obat, sementara kelompok lain

Presentasi Kajian Jurnal Terapi 1 Juni 2015 oleh dr. Putu Aditya Wiguna

Page 5: Kajian Kritis Jurnal Terapi - Putu Aditya - Ok

5

menerima dua jenis obat, selain itu juga dapat digunakan untuk menilai kepatuhan minum obat.

7. Apakah kelompok-kelompok yang diteliti diperlakukan secara seimbang?Ya.- Semua subyek dalam penelitian mendapatkan perlakuan yang sama, termasuk

dalam persetujuan keikutsertaan dalam penelitian, monitor angka kesembuhan dan jumlah telur dihitung pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 selama penelitian berlangsung.

Simpulan : Hasil penelitian ini valid

B. Apakah hasil penelitian yang valid ini penting ?1. Seberapa besarkah efek terapi tersebut ?

Luaran primer yang diukur pada penelitian ini adalah tingkat kesembuhan dari trichuriasis. Hasil luaran primer selama periode intervensi didapatkan pada kelompok anak yang mendapat Albendazole saja 35 (66%), pada kelompok anak yang mendapat Albendazole dan diethylcarbamazine 33 (60%). Hasil luaran primer setelah periode intervensi tidak berbeda secara signifikan dibanding kelompok kontrol. P = 0,52

Tabel 1. Tingkat Kesembuhan Trichuriasis pada Hari ke 28 Setelah Terapi

Sembuh, n (%) Tidak sembuh, n (%)

Albendazole + DEC 33 (60)

(a)

22 (40)

(b)

Albendazole only 35 (66)

(c)

18 (34)

(d)

Relative Risk Reduction (RRR):Control event rate (CER)-Experimental Event Rate (EER)

CER = 35 / (35+18) – 33/(33+22)

35/(35+18) = (0,66-0,6) : 0,66 = 0,09

Absolute Risk Reduction (ARR) : CER – EER = 0,66-0,6 = 0,06

Apabila kita melakukan penghitungan terhadap hasil tersebut, maka dapat kita perhitungkan Number Needed to Treat (NNT) sebagai berikut :

Number Needed to treat (NNT) : 1/0,06 = 16,67 F 17

Presentasi Kajian Jurnal Terapi 1 Juni 2015 oleh dr. Putu Aditya Wiguna

Page 6: Kajian Kritis Jurnal Terapi - Putu Aditya - Ok

6

NNT pada anak yang diberikan albendazole dan diethylcarbamazine = 17 artinya dibutuhkan 17 anak yang mendapatkan terapi kombinasi albendazole dan diethylcarbamazine untuk dapat sembuh dari trichuriasis dibanding diberi albendazole saja. NNT > 10 dianggap tidak penting.

Simpulan : Hasil penelitian ini tidak penting

C. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting ini dapat diterapkan pada pasien kita ?1. Apakah pasien kita berbeda dengan pasien pada penelitian ini sehingga hasil

penelitian tidak dapat diterapkan ?Tidak. Tidak ditemukan perbedaan karakteristik subyek penelitian dengan pasien kita.

2. Apakah terapi dapat dilakukan di tempat kita ?Ya. Pemberian albendazole dan diethylcarbamize dapat diberikan di tempat kita. Albendzole dan diethylcarbamazine tersedia di Indonesia dengan harga terjangkau.

3. Apakah keuntungan terapi lebih besar dibanding kerugiannya?Tidak.Keuntungan terapi (Potensial Benefit) :Dari nilai statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap tingkat kesembuhan kedua kelompok (p > 0,05). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari tingkat penurunan jumlah telur (Egg Reduction Rate, ERR) pada hari ke 7 (P = 0,40), 14 (P = 0,81), 21 (P = 0,61) dan 28 (P = 0,10). Tidak ada efek samping yang timbul pada kedua kelimpok.Kerugian terapi (Potensial Harms) :Pemberian terapi kombinasi berpotensi menimbulkan harga yang lebih tinggi dan rendahnya kepatuhan minum obat

4. Apakah dengan hasil penelitian ini akan mengubah manajemen kita dalam terapi?Tidak. Tidak terdapat perbedaan bermakna dari segi efikasi. Pemberian terapi kombinasi berpotensi menimbulkan harga yang lebih tinggi dan rendahnya kepatuhan minum obat.

Simpulan : Hasil penelitian ini tidak dapat diterapkan.

Presentasi Kajian Jurnal Terapi 1 Juni 2015 oleh dr. Putu Aditya Wiguna