Kajian Fiqih Kontemporer · tranfusi darah, belum lagi kalau kemudian ada bahsan lagi bahwa darah...

20
Ba’da Shubuh Jum’at, 31 januari 2020 Masjid Al Falah Taman Bona Indah Lalu Abdul Mukmin, M.Pdi Kajian Fiqih Kontemporer

Transcript of Kajian Fiqih Kontemporer · tranfusi darah, belum lagi kalau kemudian ada bahsan lagi bahwa darah...

  • Ba’da Shubuh

    Jum’at, 31 januari 2020

    Masjid Al Falah Taman Bona Indah

    Lalu Abdul Mukmin, M.Pdi

    Kajian Fiqih Kontemporer

  • Hukum Tranfusi Darah

    dalam Islam

  • Yang dimaksud dengan tranfusi darah adalahmemindahkan darah dari seseorang kepada orang lainuntuk menyelamatkan jiwanya. Sedangkan menurutpendapatdari Husnain Muhammad Makhluufsebagaimana yang dikutip oleh Mahjudin dalam bukunyaMasailul fikih hal. 89 mendefinisikan bahwa yangdimaksud dengan tranfusi darah adalah memanfaatkandarah manusia dengan cara memindahkan dari tubuhorang yang sehat kepada orang yang membutuhkannyauntuk mempertahankan hidupnya.

    Berkaitan dengan hukum tranfusi darah ini dalam fikihtermasuk dalam kategori kajian masalah Ijtihadiyah,sehingga ahli fiqih dan para ulama kadang juga berbedapendapat karena perbedaan cara memandangnya.

  • Hal tersebut karena di dalam Al-Qur’an maupun haditstidak ditemukan nas yang secara jelas menghalalkan ataupunmengharamkannya. Di kalangan ahli fikih masalah tranfusidarah juga masih menjadi perdebatan apakah masuk dalamkategori, bahasan Ibadah, mu’alalah, atau jinayah.

    Salah satu contohnya misalkan dalam menafsirkan firmanAllah SWT yang terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-baqarahayat 173 yang artinya, “Sesungguhnya Allah hanyamengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi danbinatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selainAllah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa(memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak(pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang.” (Q.S. Al-Baqarah : 173).

  • Di dalam firman Allah ini salah satunya yang diharamkanadalah darah yang dimaksudkan darah itu apakah termasukdarah manusia yang diberikan kepada orang lain melaluitranfusi darah, belum lagi kalau kemudian ada bahsan lagibahwa darah itu adalah benda najis, maka bahasannyaakan lebih luas dan panjang.

    Menurut penulis dilihat dariberbagai sudut, makamenurut beberapa pendapat misalkan pendapat dari ImamAbu Hanifah, jangankan memberikan secara cuma-cumadengan tujuan kemanusiaan, memperjual belikan bendanajis yang masih bisa bermanfaat saja diperbolehkan.

  • Untuk itu tranfusi darah kepada resipen hukumnyadiperbolehkan dan termasuk perbuatan yang mulia baikdarah itu berasal dari orang yang agamanya, sukunya, danadat istiadatnya sama maupun berbeda sepanjang itutidak ada niat dengan tujuan komersialisasi, tetapi dengantujuan kemanusiaan, saling membantu, dan untukmenyelamatkan kehidupan orang lain dan termasuk dalamkategori tolong menolong yang dianjurkan di dalam Islam.

    Sebagaimana firman Allah di Al-Qur’an Surat Al-Maidahayat 2 yang artinya, “Dan saling tolong menolonglahkamu dalam hal kebaikan dan taqwa dan jangan kamusaling tolong menolong dalam perbutan dosa danpelanggaran”.

  • Tolong menolong sesuai anjuran Al-Qur’an adalahsebuah kemuliaan akhlak seseorang dan donor darahadalah salah satu perwujudannya, baik itu orang yangmenyumbang darahnya mengetahui ataupun tidakmengetahui orang yang akan menjadi resipennya dantidak ada keharusan diantara pemdonor dan resipienagamanya sama, boleh saja orang yang beragama Islammenerima dari orang lain yang tidak beragama Islamdan begitu pula sebaliknya.

  • Dasar yang dipakai adalah sebagaimana firmanAllah SWT di dalam Al-Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 32yang artinya, “Dan barang siapa yang memeliharakehidupan seorang manusia, maka seolah-olah iamemelihara kehiduan manusia yang lainnya”. Berkaitandengan firman Allah SWT di atas sahabat Said BinJubair berkata bahwa “Barang siapa menghalalkandarah seorang muslim , seakan akan ia telahmenghalakan darah seluruh manusia, dan barangsiapa mengharamkan darah seorang muslim, makaseakan akan dia telah mengharamkan darah seluruhumatmanusia”.

  • Di dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 70 Allah SWTjuga berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya kami(Allah) memuliakan anak cucu adam (manusia)”. Didalam Hadits yang di riwayatkan oleh Sahabat Jabir,bahwa Rasulullah SAW bersabdadari Jabir, ia berkata“Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yangberiman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikanbagi seseorang”.

  • Hukum Donor Organ

    dalam Islam

  • Donor organ adalah seseorang yang memberikan organtubuh kepada orang lain yang membutuhkan. Hal inimerupakan perkembangan ilmu baru dalam duniakedokteran yang mampu mengembalikan fungsi anggotatubuh sehingga terhindar dari kematian.

    Ulama berpendapat bahwa ada yang memperbolehkanhal ini, namun juga ada yang mengharamkannya secaramutlak. Terdapat 2 kaidah yakni menghilangkan mudharatdan mudharat yang tidak bisa dihilangkan sehingga Dr.Yusuf Al-Qardhawi apa yang dibolehkan untuk didonorkandan apa yang dilarang. Berikut adalah penjelasannya :• Organ tubuh satu-satunya seperti jantung, hati dan otak• Organ tubuh d luar seperti mata, tangan dan kaki• Organ tubuh yang berpasangan

  • Jika sebelum meninggal, orang tersebut telah berwasiatuntuk mendonorkan organnya, maka diperbolehkan untukmemindahkan kepada orang yang membutuhkan organtersebut. Walaupun akan merusak kehormatan orang yangmeninggal, namun hal ini tidak dilarang sebabmendahulukan perkara yang sangat penting. Karena donororgan tubuh sama halnya dengan orang yang bersedakah,maka orang yang meninggal boleh mendonorkan, namuntentunya dengan syarat bahwa ahli warisnya telahmengizinkan dan setuju dengan tidak memberikanmudharat kepada mayit yang bersangkutan.

    Jika orang yang mendonorkan adalah orang meninggal

  • Sebagian ulama tidak memperbolehkan untuk mengambilorgan untuk menjaga kehormatan si mayit. Seperti yangdiriwayatkan dalam Sunan Abub Dawud 3207, Sunan IbnuMajah 1616, Shohih Ibnu Hibban 3167 dan Musnafd Ahmas24379 yaitu “memecah tulang mayit sama dengan memecahtulangnya saat dalam keadaan hidup” Hadits ini sudah jelasmengatur bahwa memotong rambut dan kuku si mayithukumnya makruh, walaupun itu termasuk hal biasa, namunsemua anggota tubuh si mayit adalah mulia.

    Sedangkan, sebagian ulama memperbolehkan jika ituadalah satusatunya jalan menyelamatkan hidup orang yangsedang sakit. Seperti qoidah berikut ini “keadaan dhorurot(terpaksa) itu adalah memperbolehkan hal-hal yangterlarang”. Harus dengan pertimbangan dokter muslim yangsangat kompeten dan memahami benar syariat Islam.

  • Jika orang yang mendonorkan adalah orang yang masih hidup

    Perlu diketahui bahwa mayoritas ulama melarangdonor organ jika yang mendonorkan dan yangdidonorkan sama-sama masih hidup.

    Namun, Dr. Wahhab Zuhailiy memperbolehkanseseorang melakukan donor jika organ yang diambiladalah organ yang dapat tumbuh lagi seperti kulit dandarah atau bukan organ-organ vital seperti jantung danginjal. Namun ada pula ulama-ulama yang secaramutlak mengharamkan donor organ yaitu Syeikh AbdulAziz bin Baz dan Syeikh Muhammad Al-Utsaimin.

  • Kedua ulama ini berpendapat bahwa Allah SWT telahmenciptakan organ tubuh sesuai dengan manfaaatnyaagar dapat berkerja dengan baik, apabila satu organdiambil maka fungsi dan kerja organ menjadi sangatterganggu. Apalagi menurut beliau, donor organ belumdijamin berhasil, sedangkan pendonor sudah tentumengalami sakitnya.

    *Al-Fiqhul Islami Wa adillatuha Dr. Wahbah Al-Zuahyli, Majmu Fatawa-Syekh bin Baz, Fatawa Nur ‘AlaAD-Darb-Syeikh Muhammad Al-Utsaimian. Berikutadalah ketentuannya :

  • • Jika pengambilan donor menyebabkan kematianpendonor, maka hal tersebut adalah haram secara mutlak,bak telah mendapatkan izin dari pendonor atau tidak.Apabila hal tersebut dilakukan atas izin , maka hal inidisebut juga dengan bunuh diri. Apabila dilakukan tanpaizin, maka hal tersebut termasuk dalam pembunuhan.

    • Apabila tidak menyebabkan kematian pendonor ataudalam artian (pendonor tidak akan mati walaupun telahkehilangan organ itu, maka hukumnya diperinci lagi :• Jika organ yang didonorkan tersebut dapat diperbaharui

    oleh tubuh, maka hukumnya diperbolehkan sepertidonor darah atau kulit

    • Jika organ yang didonorkan tersebut tidak dapatdiperbaharui oleh tubuh, maka hukumnya haramseperti mata, ginjal, tangan, kaki dan lain-lain.

  • Sedangkan menurut Syeikh Yusuf Qardawi berpendapatbahwa Islam tidak membatasi sedekah. Apapun bentukamal dan kebaikannya, walaupun dalam bentukmendonorkan organ kepada orang lain, hal itu adalahtermasuk sikap sedekah. Menurutnya, tindakanmendonorkan organ adalah jenis sedekah paling tinggIsebab anggota tubuh harta yang paling tinggi dari harta.

    Oleh sebab itu, mendonorkan organ tubuh termasukdalam upaya mendekatkan diri kepada Allah danmerupakan sedekah paling mulia. Akan tetapi, Qardhawimenyebutkan bahwa seseorang dilarang untukmendonorkan organ tubuhnya yang menyebabkankeburukan atau kesengsaraan pada diri dan orang lain yangpunya hak tetap atas dirinya. Pun tidak boleh mendonorkanorgan-organ vital seperti jantung, hati dan ginjal.

  • Sangat tidak diperkenankan mnghapus dharar dariorang lain dengan membuat dharar di dirinya sendiri.jadi kaidah la dharara wala dirara yang berarti “Tidakboleh mneghilangkan dharara dengan dharar yangsama atau yabg lebih besar daripadanya.”

    Seperti misalnya, seseornag tidak bolehmendonorkan organ luar seperti mata, tangan dankaki. Hal ini akan menghilangkan dharar bagi oranglain, tetepi akan membuat dharar pada diri sendiri.Begitu pun dengan organ yang berpasangan dimana iakehilangan pasangannya, maka fungsi organ tersebutmenjadi tidak maksimal.

  • Ketentuan Pendonor

    • Seorang pendonor haruslah yang dewasa danberakal sehat.

    • Anak kecil tidak dianjurkan untuk mendonorkanorgan sebab ia belum tahu kepentingan dirinya.

    • Orang gila tidak diperbolehkan mendonor• Wali tidak diperbolehkan mendonorkan organ tubuh

    anak kecil dan orang gila dibawah perwaliannya• Tidak boleh mendonorkan kepada ornag kafir dan

    orang murtad• Diprioritaskan orang Islam dulu daripada non Islam

  • Seperti yang disampaikan oleh Qardhawi dan terteradalam Al-Quran QS Al-Anfal: (8) 75, “Orang-orang yangmempunyai hubungan kekerabatan lebih berhakterhadap sesamanya sesuai dengan kitab Allah.Meskipun seseorang boleh mendonorkan, namunQardhawi tidak memperbolehkan seseorang untukmemperjualbelikan organ tubuh seperti menjual propertiyang bisa ditawarkan atau ditukar-tukarkan.”