Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

80
LAPORAN PENELITIAN KAJIAN FENOMENA PERMUKIMAN PADAT KAWASAN PASAR SIMPANG DAGO, BANDUNG Oleh : Dwi Kustianingrum JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2013

Transcript of Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    1/80

    LAPORAN PENELITIAN

    KAJIAN FENOMENA PERMUKIMAN PADAT

    KAWASAN PASAR SIMPANG DAGO, BANDUNG

    Oleh :Dwi Kustianingrum

    JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

    BANDUNG

    2013

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    2/80

    Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tridharma Perguruan Tinggi Dosen

    Tetap

    Institut Teknologi Nasional Bandung

    JUDUL :

    KAJIAN FENOMENA PERMUKIMAN PADAT

    KAWASAN PASAR SIMPANG DAGO, BANDUNG

    Oleh :

    Dwi Kustianingrum

    Mengetahui,

    Dekan, Ketua Jurusan

    (Ir. Abinhot Sihotang, M.T.) (Ir. Tecky Hendrarto, M.M)

    INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

    2013

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    3/80

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Allah SWT , yang karena berkat rahmat dan karunia-Nyapenyusun dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Kajian

    Fenomena Permukiman Padat Kawasan Pasar Simpang Dago di Bandung.Tujuan penulisan ini adalah menguraikan dan menganalisis kondisi eksistingkeadaan kawasan permukiman Pasar Simpang akibat berbagai masalah yang

    menyertainya, sehingga diketahui gambaran umum kondisi rumah tinggal padapermukimannya yang dititik beratkan kepada masalah kesehatan lingkungannya, terutama ketersediaan udara, cahaya matahari dan ruang terbuka. Kemudian

    dilakukan analisis taktik dan strategi yang dapat dilakukan sebagai upayaperbaikan lingkungan , agar tercapai kondisi permukiman yang layak huni bagiwarganya. Strategi perbaikan lingkungan ini dilakukan dengan menyertakan

    ketersediaan keterlibatan warga setempat.Kawasan Pasar Simpang Dago diteliti menjadi area kajian karena memiliki

    keunikan permasalahan yang belum terselesaikan hingga kini dan berada padazona mengambang pengembangan kota Bandung, dimana pembangunan terusberlanjut sementara pemukiman warga menjadi tak terperhatikan

    keberadaannya.Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kostruktifdari pembaca untuk dijadikan sebagai masukan bagi penyusun.

    Semoga laporan ni dapat memberikan sumbangan pikiran serta manfaat bagisemua pihak yang membutuhkan dan dapat memperluas informasi dalam rangkameningkatkan pengetahuan dalam bidang Arsitektur, khususnya bidang

    Perumahan Permukiman.

    Bandung, Juni 2013

    Penyusun

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    4/80

    i

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 Latar Belakang 11.2 T u j u a n 3

    1.3 Permasalahan 31.4 Metode Penelitian 3

    1.5 Skema Kerangka Pemikiran 4

    BAB II KAJIAN TEORI 5

    2.1 Permukiman Sungai 52.2 Kampung Kota 82.3 Skala Ruang 102.4 Sanitasi Lingkungan 12

    2.4.1 Sistem Drainase 132.4.2 Air Bersih 182.4.3 Persampahan 19

    BAB III TINJAUAN KONDISI EKSISTING LINGKUNGAN 21

    3.1 Survey Penghuni Dan Kebutuhan Terhadap Perumahan 213.1.1 Karakteristik Penduduk 21

    3.1.2 Karakteristik Ekonomi Rumah Tangga 223.1.3 Sikap Penduduk Terhadap hunian 223.1.4 Sikap Penduduk Terhadap Karak-teristik Plot 23

    3.1.5 Hubungan Antara Rumah Tangga dengan Permukimannya 243.2 Gambaran Eksisting Lingkungan Pasar Simpang 26

    BAB IV ANALISIS EKSISTING LINGKUNGAN 32

    4.1 Analisis Lingkungan Makro 324.1.1 Area dan Bentuk Tapak 334.1.2 Tata Guna Lahan 33

    4.1.3 Peta Topografi 34

    4.2 Analisis Lingkungan Mikro 344.2.1 Aspek Legal 34

    4.2.2 Aspek Mikro Klimat 374.2.3 Aspek Lingkungan 384.2.4 Aspek Sanitasi 42

    BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN

    LINGKUNGAN

    44

    5.1 Skenario Pengem-bangan Lingkungan 44

    5.2 Visi Pengembangan Lingkungan 455.3 Indikator Pencapaian Visi 465.4 Strategi Pengembangan Lingkungan 465.5 Taktik Perencanaan Pengembangan Lingkungan 48

    5.6 Taktik Perancangan Pengembangan Lingkungan 495.6.1 Peta Kondisi Area Perencanaan 495.6.2 Aspek Legalitas 50

    5.6.3 Aspek Mikro Klimat 525.6.4 Aspek Lingkungan 535.6.5 Sanitasi Lingkungan 68

    BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 73

    6.1 Kesimpulan 736.2 Rekomendasi 75

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    5/80

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pertumbuhan dan perkembangan kota yang dinamis sangat erat kaitannya

    dengan perkembangan penduduk dan aktivitasnya. Seiring dengan proses

    tersebut, pertumbuhan penduduk ini akan berimplikasi pada peningkatan

    permintaan lahan yang semakin tinggi untuk alokasi kegiatan dan infrastruktur

    pendukungnya. Namun demikian, suplai lahan memiliki sifat tetap dan terbatas

    yang tidak memungkinkan ditampungnya seluruh permintaan. Akibatnya, harga

    lahan diperkotaan menjadi tinggi dan selalu meningkat.

    Permasalahan akan muncul bila pertumbuhan kota tidak terkendalikan, mulai

    dari persoalan kemacetan hingga penurunan kualitas lingkungan akibat

    berkembangnya kawasan kumuh di pusat kota. Perkembangan kawasan

    kumuh berkepadatan tinggi di pusat kota sesungguhnya timbul akibat adanyapersaingan untuk memperoleh lahan sangat tinggi, sementara tidak semua

    lapisan penduduk perkotaan mampu menjangkau harga tersebut. Golongan ini

    pada akhirnya terpaksa mencari dan memanfaatkan lahan-lahan kosong yang

    ada di perkotaan baik legal maupun ilegal untuk dijadikan tempat hidup

    ataupun tempat berusaha.

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan solusi yang tepat dimana

    tidak saja berlandaskan pada upaya peningkatan mutu lingkungan, namun

    tetap memperhatikan dan menampung kepentingan masyarakat yang tinggal di

    lingkungan tersebut.

    Peningkatan mutu lingkungan dalam penataan suatu kawasan permukiman

    padat di pusat kota dengan nilai ekonomi lokasi yang tinggi, dimaksudkan

    untuk memperbaiki dan meningkatkan tatanan sosial ekonomi kawasan yang

    bersangkutan. Dengan demikian tatanan sosial ekonomi yang baru dapat lebih

    mampu menunjang pengembangan wilayah lainnya dalam kota karena naiknya

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    6/80

    efektifitas, efisiensi dan produktifitas kawasan tersebut. Dalam hal ini,

    penanganan kawasan permukiman padat bukan semata-mata ditujukan pada

    perbaikan fisik saja, tetapi juga perbaikan tatanan sosial ekonominya.

    Pada beberapa kasus penanganan kawasan permukiman dengan kualitas

    lingkungan yang rendah, seringkali hanya dilakukan secara parsial yang pada

    akhirnya hanya akan memberikan kontribusi yang kecil dalam menangani

    kawasan secara keseluruhan. Begitu juga dengan sistem pendekatan

    perencanaan yang dilakukan, dimana seringkali tidak didasarkan pada

    kebutuhan masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan penanganan yang telah

    dilakukan tidak dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam

    memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan.

    Kawasan Simpang Dago sebagai suatu kawasan dengan fungsi campuran

    (hunian dan komersial) merupakan kawasan permukiman padat dengan nilai

    ekonomi lokasi yang sangat tinggi dimana aktivitas ekonomi baik formal

    maupun informal tumbuh dengan pesat. Seiring dengan berkembangnya

    kawasan tersebut, pada kawasan ini pun timbul berbagai masalah, mulai dari

    masalah PKL (Pedagang Kakilima), kemacetan lalulintas hingga masalah-

    masalah diseputar hunian yang berada di sekitarnya, seperti penurunan kualitas

    lingkungan dan minimnya pelayanan infrastruktur.

    Sebagai kawasan dengan nilai ekonomi yang tinggi, kawasan ini banyak

    diminati pihak luar yang ingin mengembangkan kawasan tersebut sebagai

    kawasan komersial murni. Dengan status tanah yang sebagian besar milik

    Pemda Kota Bandung, semakin memudahkan jalan pihak luar dalam meminta

    kawasan ini untuk dikelola lebih lanjut. Hal inilah yang menjadi penyebab

    Kawasan Simpang Dago bermasalah selama 16 tahun, dimana semenjak tahun

    1987 pada rumah dan tempat usaha yang ada di kawasan tersebut sudah tidak

    lagi dilakukan pemungutan PBB.

    Selama 16 tahun, Pasar Simpang menjadi kawasan yang tidak jelas statusnya

    (Status Quo). Pada era pembangunan yang menjunjung tinggi asas

    keterbukaan dan keberpihakan pada masyarakat, sesungguhnya penduduk

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    7/80

    pada kawasan permukiman kampung kota dapat diajak untuk berembuk dan

    duduk bersama untuk mencari pemecahan terbaik. Melalui metode pendekatan

    dan perencanaan yang baik, perbaikan kualitas lingkungan di Kawasan Simpang

    Dago pun dapat dirintis dan dikembangkan dalam suatu sistem yang

    partisipatif.

    1.2 TUJUAN

    Identifikasi fenomena permukiman padat yang kumuh di Kawasan Pasar

    Simpang Dago.

    Identifikasi permasalahan permukiman di sepanjang Sungai Cisadea.

    Menganalisa permasalahan permukiman, konfigurasi bangunan dan ruang

    terbuka, yang terdiri adari aspek mikro klimat, lingkungan sehat dan sanitasi.

    Memberikan konsep perencanaan perbaikan kondisi lingkungan.

    1.3 PERMASALAHAN

    Dari hasil survey lapangan di kawasan permukiman Pasar Simpang terdapat

    beberapa permasalahan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

    melakukan perencanaan pengembangan kawasan, yaitu

    Legalitas bangunan di sepanjang pinggiran Sungai Cisadea

    Perkembangan kepadatan penduduk dan bangunan yang berpengaruh pada

    kualitas lingkungan fisik.

    Derajat ketertutupan ruang, kedekatan antar bangunan dan

    ketidaktersediaannya ruang-ruang terbuka menyebabkan kondisi mikroklimat

    menurun (pencahayaan, penghawaan dan kelembaban).

    Isu kesehatan lingkungan (drainase dan ruang terbuka).

    1.4 METODE PENELITIAN

    Upaya penelitian perencanaan pengembangan kualitas lingkungan kawasan

    permukiman Pasar Simpang dilakukan dengan menggunakan metode

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    8/80

    Kawasan Campuran(Perdagangan dan Hunian)yang berkepadatan Tinggi

    (1980-sekarang)

    Munculnya kegiatanEkonomi & Hunian di

    Sekitar PasarSimpang

    (1950-1960an)

    Peningkatan Kepadatan

    PendudukDatangnya Penghuni

    Baru

    Bertambahnya Anggota

    KeluargaEkspansi Vertikal &

    Horizontal

    PelanggaranAspek Legal

    (BCR dan GSB)

    Penurunan KualitasLingkungan

    Iklim Mikro,Penghijauan & Ruang Terbuka

    (Masalah KDB)

    Masalah Kebersihan,Kesehatan &

    Sanitasi Lingkungan

    fenomenologis, yaitu dengan melakukan eksplorasi dan pengamatan terhadap

    semua kondisi, baik fisik maupun non fisik yang ada di lapangan. Kondisi ini

    direkam dan dipetakan, dan dilihat semua permasalahan yang menyertainya.

    Langkah selanjutnya adalah menganalisis permasalahan, yang dikaitkan dengan

    beberapa teori yang berhubungan. Dari hasil analisis tersebut, diajukan

    bagaimana konsep perencanaan pengembangan kawasan Pasar Simpang Dago,

    yang menitik-beratkan pada usaha untuk meningkatkan kualitas lingkungan

    fisiknya.

    1.5 KERANGKA IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PERMUKIMAN

    SIMPANG DAGO

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    9/80

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 PERMUKIMAN SUNGAI

    Fenomena-fenomena tentang sebuah pertumbuhan perkembangan suatu

    kawasan di sekitar sungai sudah ada sejak peradaban manusia, bahkan karena

    sungailah peradaban suatu zaman dapat berkembang dan mencapai

    kejayaannya. Seperti lembah sungai Nil, Sungai Eufrat, Lembah Mesopotania

    dan lain sebagainya. Fenomena-fenomena ini sangat berpengaruh terhadap

    morfologi kota baik secara langsung maupun tidak langsung. Morfologi

    kotapun harus bersandar pada hubungan-hubungan yang mengalaminya

    seperti sejarah, dan yg mengakibatkan bentukan-bentukan kota tersebut.

    Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan terhadap bentukan-bentukan kota

    tersebut, kita harus mengetahui berbagai konteks, sebab dan akibat

    perubahan-perubahan kota seperti yang diungkapkan Amos Rapoport dalamIntroduction to Urban Planning bahwa suatu lingkungan permukiman hanya

    dapat dipahami jika kita berbicara dalam konteks budaya atau keadaan

    setempat dimana elemen-elemen tersebut. Jadi untuk menganlisa suatu

    bentuk lingkungan diperlukan pemahaman tradisi yang berlaku di tempat

    tersebut, dengan kata lain analisa harus berhubungan dengan waktu dan

    budaya. Oleh karena itu dalam menganalisis suatu studi terhadap kawasan

    morfologi kota modern, spesifiknya terhadap bentukan-bentukan suatu

    lingkungan kawasan yang berbudaya harus melihat norma-norma,

    kepercayaan, kebiasaan, serta aturan-aturan yang berlaku.

    MenurutAmos Rapoport terdapat pula beberapa strategi yang dapat dilakukan

    untuk meninjau budaya suatu kota yaitu :

    Suatu cara hidup yang memberikan ciri kelompok tersebut.

    Pengertian terhadap lambang-lambang serta terhadap kognitif.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    10/80

    Seperangkat sratategi penyesuaian terhadap lingkungan dan sumber-

    sumber yang ada.

    Sungai sebagai salah satu unsur lingkungan sangat mempengaruhi pilihan-

    pilihan cara hidup, cara membangun, dan mata pencaharian masyrakat yang

    berada di sekitarnya. Bagaimana mereka memanfaatkannya ? jawabannya

    sangat tergantung pada tingkat keterkaitan antara kehidupan mereka dengan

    lingkungan sungai. Dalam konteks perkembangan perkotaan yang sangat pesat

    mungkin mereka akan tinggal dan membangun rumah diatas air jika lingkungan

    di darat sudah tidak menguntungkan sedangkan gangguan-gangguan seperti

    banjir relative kecil. Mungkin juga mereka akan menjauhkan diri jika sungai

    tersebut merupakan sumber bahaya, misalnya banjir atau tanah longsor.

    Ada tiga kemungkinan penyebab berkembangnya budaya di pinggir sungai,

    pertama budaya bercocok tanam yang membutuhkan air yang paling baik dekat

    aliran sungai. Kedua sebagai tempat mata pencaharian atau nelayan,

    kemungkinan terakhir karena sungai digunakan sebagai sarana transportasi.

    Sedangkan pada konteks perkembangan perkotaan yang pesat perkembangan

    kebudayaan mengarah pada bantaran sungai dan berakhir pada pemakaian

    badan-badan air sungai sebagai tempat tinggal atau bahkan sebagai tempat

    komersil. Dengan menggunakan teknologi moden bangunan yang berada diatas

    air yang lebih dari sekedar tempat tinggal dan sangat arsitektural sudah ada

    sejak abad pertengahan.

    Kembali pada perrmukiman di kawasan sungai, sungai dalam kota selalu

    mempengaruhi persepsi atau imej orang terhadap kota tersebut. Menurut

    Kevin Lynch dalam bukunya Image of the City mengungkapkan bahwa sifat-

    sifat visual lingkungan kota akan banyak mempengaruhi pandangan orang

    terhadap kota tersebut. Lynch mengidentifikasikan lima unsur pokok yang

    mempengaruhi citra terhadap kota yaitu :

    Paths, dalam pengertian alur atau lintasan yang digunakan orang untuk

    bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Paths dapat berupa lorong

    jalan, pedestrian, sungai, jalan raya, dan sebagainya;

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    11/80

    Edges, yaitu elemen linear yang berupa tepian atau batasan suatu

    kawasan yang dapat berupa tebing-tebing, jalan kereta api, sungai dan lain

    sebagainya;

    District, suatu daerah atau kawasan yang mempunyai homogenitas fungsi

    dan merupakan bagian dari kota, misalnya pasar, kompleks perumahan dan

    lain sebagainya;

    Nodes, yaitu merupakan titik-titik strategis untuk berorientasi atau

    melakukan pengamatan, biasanya terjadi karena pertemuan jalur paths

    misalnya persimpangan jalan, tempat pemberhentian alur pergerakan, danlain sebagainya;

    Landmark, merupakan sesuatu yang menjadi acuan, dan dapat terlihat dari

    segala penjuru dalam kota, misalnya menara, bangunan tinggi, pohon-

    pohon tinggi dan lain sebagainya.

    Kelima unsur inilah yang akan menjadi elemen yang paling meresap dalam

    benak seseorang jika seseorang memasuki kota, terutama jika dia belum

    mengenali kota tersebut secara utuh.

    Dari kelima unsur ini yang paling kurang diperhatikan oleh perencana kota

    adalah unsur Edges seperti penataan alur bantaran sungai. Untuk kasus ini

    banyak terjadi dikota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surbaya dan

    lain sebagainya yang dari tahun ke tahun makin memprihatinkan. Adapun

    umumnya kesan-kesan yang didapat dari lingkungan bantaran sungai adalah :

    sebuah lingkungan kotor yang membelah kota dengan segala

    kesemrawutannya, sebagai tempat pembuangan dan sumber bau.;

    daerah padat (slum) dengan kepadatan yang cukup tinggi 1000 orang per

    hektar tanpa aturan perencanaan dan terlepas dari pengawasan tata kota;

    daerah yang berkembang tanpa rencana seolah-olah tak ada peraturan tata

    kota;

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    12/80

    tempat tinggal golongan miskin dengan standar penghidupan yang relative

    rendah.

    Hampir semua kota-kota di Pulau Jawa yang dilalui sungai mengalami

    permasalahan yang sama. Untuk kota Bandung yang dilalui sungai

    Cikapundung, perkembangan kependudukan sudah kian tinggi dan tingkat

    pencemaran airnya pun sudah demikian tinggi, apalagi dilingkungan pusat kota.

    Akibatnya, air sungai Cikapundung sudah tidak lagi dimanfaatkan sebagai air

    minum atau keperluan lainnya. Demikian halnya dengan bagian-bagian kota

    lainnya yang dilintasi sungai didalamnya.

    2.2 KAMPUNG KOTA

    Kampung kota secara historis adalah merupakan suatu bagian dari

    permukiman yang telah berumur dimana melalui berbagai proses bentukan-

    bentukan kota baik langsung maupun tidak langsung sehingga menjadi

    kawasan yang stabil dan permanen.

    Untuk menjadi sebuah kampung perkotaan, dari sebuah permukiman barudiperlukan suatu proses kesinambungan kegiatan yang saling tumpang tindih

    antara lingkungan dan kegiatan masyarakatnya yang ditengarai dengan :

    Keragaman penduduknya.

    Pemisahan kemampuan ekonomi warga yang selalu dibawah tekanan agar

    tidak bergolak.

    Terbentuk buffer, antara berbagai ketimpangan seperti status dankemapanan.

    Mulai memudarnya akan tradisi, norma dan budaya hidup.

    Ditinjau dari keberadaannya secara umum, kampung kota yang biasanya

    berada pada belakang kawasan perniagaan, mampu memberikan ruang hidup

    dan perlindungan bagi masyarakat miskin kota yang melibatkan sistem sosial

    dan kekerabatan yang kental.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    13/80

    Jadi, dapat dikatakan kampung kota merupakan dilema bagi kehidupan

    masyarakat kota, karena disatu sisi kampung identik dengan kemiskinan dan

    dilain pihak kampung merupakan tempat berlindung dan penyangga dari

    kawasan-kawasan peruntukkan kota lainnya.

    Ditinjau dari asal-usul terbentuknya kampung kota, dapat dipahami terdapat

    beberapa hal yang akan menimbulkan kebanggaan warga, mulai dari mitos

    nenek moyang pembuka kampung, orang-orang yang berjasa dalam

    pembentukkan kampung maupun warga yang mempunyai prestasi pribadi

    ataupun konektifitas yang luas dengan lingkungan diluar kampungnya.

    Pemahaman tentang kampung kota ternyata sangat bergantung pada banyak

    hal, seperti kondisi kampung, letak kampung, dominasi kegiatan di dalam

    kampung, maupun sumbangannya terhadap pembangunan kota.

    Keberlangsungan kampung merupakan bagian penting dalam menopang fungsi

    dan peruntukkan lainnya, yakni sebagai wilayah penyangga lingkungan

    sekitarnya Perkembangan kotapun akan sangat kondusif bila permasalahan

    kampung memperoleh perhatian, terutama pada hal-hal yang berkaitan

    dengan penciptaan iklim mikro di dalam lingkungan permukimannya,

    lingkungan yang sehat dan terjaga serta tertib dan lancarnya sistem sanitasi

    lingkungan.

    Kampung kota, menurut Wiryomartono (1991), sering dipandang secara

    menyesatkan yaitu sebagai sebuah penyakit sosial kota. Pendapat tersebut

    tidak mendukung tentang adanya indikasi bahwa strukturstruktur sosial

    tersebut tak mampu berkembang sebagai entitas yang berkualitas ng sanggup

    membentuk lingkungan budaya bermukim yang lebih manusiawi. Pergulatan

    kampung yang bersaing dengan kehidupan kota merupakan pertarungan yang

    tidak seimbang. Ketidak aturan, dis-orientasi, dis-integrasi struktur fisiknya

    memang tidak dipersiapkan untuk menerima prinsip hirarki dan otoritas garis

    perintah yang sistematis. Kampung berkembang secara spontan untuk nilai

    aksesibilitas yang paling efektif. Secara arsitektural, kampung terbentuk dari

    potensi tatanan nilai yang ada pada sistem kemasyarakatan yang lebih

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    14/80

    menekankan pada kebutuhan internal. Dengan melihat pada tatanan demikian,

    maka kampung berada pada pinggiran sistem kota.

    Sedangkan menurut Saliya (1991) yang mengajak menenggarai permasalahan

    bermukim secara komprehensif, hal ini dapat merupakan peluang bagi masa

    depan kampung, dimana pemahaman terhadap pengaruh-pengaruh

    perkembangan perangkat teknologi, perangkat informasi, perangkat organisasi

    yang berkembang atau yang datang dari luar kampung, disamping masalah

    kemanusiaannya itu sendiri. Yang paling utama adalah masalah kampung

    haruslah dipandang sebagai permukiman yang manusiawi, sehingga harus

    memperhatikan proses dan tradisi berarsitektur

    2.3 SKALA RUANG

    Untuk mendapatkan kesan dan persepsi ruang dalam melakukan pengamatan

    pada satu lingkungan, dapat digunakan sistem skala, yaitu membandingkan

    unsur atau elemen ruang dengan salah satu unsur yang ada yang dapat

    dijadikan sebagai unsur pembandingnya. Menurut Jim Mc, Cluskey dalam

    bukunya Road Form and Townscape, menerangkan bagaimana selubung

    bangunan melalui ketinggian bidangnya dengan lebar ruang yang terjadi

    diantara selubung-selubung bangunan tersebut dapat memberikan atau

    menciptakan kesan dan persepsi tertentu. Selain itu, perbandingan skala juga

    dapat menghasilkan sudut pandang tertentu dan kejelasan dari objek

    pengamatan.

    a. Perbandingan H/D 1 :

    Menghasilkan sudut pandang 60 yang

    memungkinkan pengamat dapat melihat

    detail fasade bangunan yang berada di

    sekitarnya. Adapun kesan ruang yang

    terjadi adalah perasaan menghimpit,

    menekan.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    15/80

    b. Perbandingan H/D 1 :

    Menghasilkan sudut pandang 60 yang

    memungkinkan pengamat dapat melihat detail

    fasade bangunan yang berada di sekitarnya serta

    kesan ruang secara keseluruhan yang sudah

    mulai terasa baik.

    c. Perbandingan H/D 1 : 1

    Menghasilkan sudut pandang 45 yang

    memungkinkan pengamat dapat melihat detail

    dan fasade bangunan secara utuh.

    d. Perbandingan H/D 1 : 2

    Menghasilkan sudut pandang 30 yang

    memungkinkan pengamat dapat melihat detail

    dan fasade bangunan secara serempak.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    16/80

    e. Perbandingan H/D 1 : 3

    Menghasilkan sudut pandang 18 yang

    memungkinkan pengamat dapat melihat tampilan

    objek beserta sekelilingnya, namun detail fasade

    sudah mulai tidak dapat teramati dengan jelas.

    f. Perbandingan H/D 1 : 4

    Menghasilkan sudut pandang 14 yang

    memungkinkan pengamat dapat melihat tampilan

    objek beserta background bangunan, namun detail

    fasade tidak teramati dengan jelas.

    g. Skala pengamatan menurut perbandingan

    Perbandingan H/D 1:1/8 hingga 1:

    menghasilkan kesan menghimpit

    Perbandingan H/D 1: hingga 1:3

    menghasilkan kesan baik/akrab

    Perbandingan H/D 1:3 hingga > 1:4

    menghasilkan kesan lapang

    2.4 SANITASI LINGKUNGAN

    Untuk mengukur tingkat kesehatan lingkungan dan sanitasi kawasan yang baik,

    ada beberapa elemen yang harus diperhatikan, diantaranya adalah :

    Keterbatasan plot area, dalam konteks ini adalah keterbatasan lahan untuk

    penyediaan sistem pembuangan air limbah dan penyediaan lahan untuk

    distribusi air minum.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    17/80

    Kegagalan infiltrasi air tanah, dalam hal ini adalah kurangnya infiltrasi air

    tanah kedalam pori-pori tanah, sehingga terjadi kekurangan resapan air

    hujan dan terjadi penurunan air tanah.

    Pencemaran air tanah, dimana hal ini ini dapat terjadi apabila banyak sekali

    kegagalan dalam sistem perpipaan pembuangan air limbah terutama air

    limbah rumah tangga seperti terjadi kebocoran pada pipa (pit latrines).

    Pencemaran permukaan air, hal ini dapat terjadi karena banyak sekali

    kontribusi terhadap air permukaan seperti sungai, kali, danau dan lain

    sebagainya.

    2.4.1 Sistem Drainase

    Sistem penataan lingkungan suatu kawasan dipandang sebagai suatu produk

    yang melibatkan stake holders. Pada kampung kota sistem ini biasanya tidak

    terencana dan terpadu. Untuk membuat suatu sistem drainase dan

    pembuangan air kotor yang baik, diperlukan suatu konsep yang sistematis.

    Sedangkan sistem yang belum terencana yaitu penggunaan sistem septictanktanpa pengaturan, drainase hanya untuk limpasan air hujan dengan kapasitas

    yang kecil, dan tidak dapat menampung apabila turun hujan lebat.

    Dalam konteks kampung kota atau permukiman kota biasanya masyarakat

    membuat tanki septictank masing-masing, ataupun langsung membuang

    kotorannya ke sungai. Pemerintah kota kurang memperhatikan pengadaan

    sistem pembuangan air kotor yang terencana untuk masyarakat. Sehingga

    ledakan pertambahan penduduk yang dibarengi dengan penambahan

    permukiman-permukiman baru, tidak diimbangi dengan pembuatan sistem

    tangki septic yang diwajibkan seperti pada gambar 5.1. Pada gambar ini

    diperlihatkan gambaran suatu tangki septic kecil dengan retensi waktu 4

    hingga 6 jam yang dapat diterapkan pada skala perumahan Kampung Kota,dan

    tidak memerlukan lahan besar.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    18/80

    Gambar. 5.1. salah satu Interceptor yang sederhana yang dapat diterapkan padakondisi lahan yang sempit (sumber : Sustainable Sewerage)

    Penataan lingkungan terencana dan teratur, pada konteks ini dapat dilihat pada

    gambar 5.2, yang memperlihatkan perbandingan pola permukiman yang teratur

    dan terencana dengan pola permukiman yang tidak teratur disertai dengan

    sistem saluran pembuangan air kotornya. Untuk membuat suatu sistem

    pembuangan limbah secara teratur dari berbagai sistem diatas, diperlukan

    suatu pembuangan air kotor yang memenuhi standar kualitas perencanaan

    yang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

    Gambar. 5.2 Suatu Sistem Drainase yang Terencana dan Tidak Terencana

    (sumber : Sustainable Sewerage)

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    19/80

    Pada suatu lingkungan masyarakat yang padat sistem saluran pembuangan air

    kotor harus mengikuti beberapa kriteria :

    Mengikuti kontur dan topografi.

    Ukuran tergantung pada kapasitas, dan pelayanan.

    Pipa-pipa pengontrol atau simpul terdapat pada siku-siku bentukan

    bangunan.

    Sedangkan untuk sistem pembuangan air kotor secara umum pada unit hunian

    dibedakan atas 3 macam yaitu :

    1. Sistem Pembuangan Air Kotor Posisi Depan Hunian

    Sistem ini biasanya digunakan pada suatu kawasan perumahan dan

    permukiman yang terencana dan teratur.

    Gambar. 5.3 Sistem pembuangan air kotor dengan posisi di depan unit hunian

    2. Sistem Pembuangan Air Kotor Posisi di Belakang Hunian

    Sistem ini digunakan untuk mempermudah pelayanan dan pemasangan

    sambungan pipa pembuangan dari setiap unit hunian. Sistem pembuangan

    air kotor ini juga dapat diterapkan pada unit-unit hunian dengan bentuk-

    bentuk blok bangunan berbeda, baik dari segi luasan maupun kapasitasnya.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    20/80

    Gambar 5.4. Suatu konsep sistem saluran buangan dengan posisi

    di belakang unit hunian

    3. Sistem Pembuangan Air Kotor Posisi Kombinasi

    Sistem ini diterapkan jika keadaan tidak memungkinkan. Dengan kombinasi

    ini diharapkan dalam pelaksanaan operasional pemasangan tidak memakan

    biaya, dan karena terbatas pada keadaan lahan, contour, keadaan fisik

    bangunan, permukaan tanah dan lain sebagainya

    Gambar. 5.5. Suatu sistem pembuangan air kotor dengan sistem sambungmenyambung/kombinasi

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    21/80

    Prinsip pengolahan ini ialah untuk menciptakan lingkungan yang optimal buat

    pertumbuhan organisme yang akan memakan bahan-bahan koloidal dalam

    limbah. Metode yang sering digunakan adalah sistem "trickling filter" dan

    lumpur teraktifkan (activated sludge).

    Cara lain pengolahan air limbah dan drainase adalah menggunakan proses

    bioremediasi tumbuhan. Penyaringan air limbah seperti ini yang telah dilakukan

    oleh beberapa peneliti-peneliti sebelumnya dimana tumbuhan ini mampu

    menyerapkan dan menurunkan kandungan limbah dengan parameter-

    paremeternya. Saringan tumbuhan ini tidak memerlukan lahan yang luas,

    sehingga penerapannya sangat menunjang untuk mengolah limbah rumah

    tangga, limbah air kotor (treatment) dengan Saringan Tanaman Bedeng

    Pasir,yang dapat dilihat pada gambar 5.6. Sedangkan tanaman yang digunakan

    adalah tanaman mendong (scirpus litorales), tanaman kangkung (Ipoema

    aquatica Forsk), dan talesan (Thyponicum Javanicum) yang merupakan

    tanaman yang pernah dipakai di dalam penelitian.

    Gambar. 5.6. Potongan Saringan Tanaman Bedeng Pasir

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    22/80

    2.4.2 Air Bersih

    Di dalam penyediaan air bersih suatu kawasan permukiman diperlukan elemen-

    elemen yang mencakup: metode penjernihan air, jaringan distribusi, dan

    penggunaan metoda hydrogeologi untuk sumber air tanah dan

    pengembangannya.

    Adapun yang perlu diperhatikan sebagai kriteria pemilihan sumber air adalah :

    Aspek Kualitas, batasan kualitas air untuk minum tergantung antara

    hubungan kualitas dengan kondisi kesehatan. Penggunaan air bersih tetap

    mengacu pada peraturan yang baku yang dikeluarkan pemerintah.

    Aspek Kuantitas, menyangkut kesesuaian pemakaian dan cara penggunaan

    air secara luas. Seperti : penggunaan air bersih untuk industri (kecil,

    menengah dan besar), pertanian dan rumah tangga (domestik).

    Kebutuhan air domestik meningkat dengan cepat sesuai dengan

    pertambahan penduduk, industri alisasi, standar hidup dan kesehatan.

    Bahkan untuk kawasan-kawasan tertentu seperti diperkotaan, daerah yangterencana, telah ditetapkan penyediaan pipa jangka panjang, penggunaan

    alat-alat rumah tangga yang modern, kelangkaan air minum khususnya

    dikota-kota besar pantura menyebabkan konsumsi untuk penggunaan air

    dengan cepat meningkat. Kebutuhan air untuk konsumsi air minum

    tergantung dari factor berikut seperti : bentuk layanan atau titik

    pengambilan dalam hal ini : kran umum, sambungan rumah tangga, jarak

    titik pengambilan air baku, kemudahan mendapat air bersih), aspek budaya

    dalam hal ini sosialisasi kelangkaan air tanah dan lain sebagainya, terakhir

    adalah perkembangan sosial ekonomi yang meningkat. Tabel kebutuhan air

    dapat dilihat pada halaman berikutnya.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    23/80

    TABEL. 5.1 KEBUTUHAN AIR BERSIH HARIAN (LT/ORANG/HARI)

    KAWASAN PENDUDUK LITER/ORANG/HARI

    Perkotaan, dengan Sambungan

    beberapa Kran Setiap rumah

    30-300

    Perkotaan, dengan Sambungan

    Rumah dan hanya Satu keran

    15-120

    Perkotaan, dengan Kran Umum 10-15

    Perkotaan, dengan Kesulitan

    Mendapatkan Air Bersih

    4-25

    Perdesaaan dengan Hydran Umum

    atau Ada Sumber Dekatnya

    10-60

    (Sumber : Emmy Kloosterman 1983)

    Dari tabel diatas, dapat diperkirakan bahwa kebutuhan air bersih permukiman

    kampung kota adalah sekitar 70-80 liter/orang/hari.

    Pemakaian air dapat digolongkan menjadi :

    Pemakaian untuk keperluan rumah tangga;

    Komersil dan keperluan umum (sekolah, ibadah, klinik dan lain-lain);

    kebocoran (dapat terjadi karena sambungan tidak baik).

    2.4.3 Persampahan

    Masalah sampah di perkotaan, tidak lepas dari kehidupan dan aktivitas

    manusia. Makin banyak manusia berkelompok makin menumpuk kotoran yang

    dibuatnya sehingga masalah sampah dan menjadi problem. Sulitnya mengatasi

    sampah ini antara lain disebabkan:

    Sampah terlalu banyak dan tidak sebanding dengan lokasi lingkungannya

    Tanah-tanah perkotaan sudah jenuh akibat proses pembangunan

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    24/80

    Sebagian sampah kota adalah sampah buatan yang sukar mengalami

    pembusukan seperti plastik, kaleng, logam dan lain sebagainya.

    Akibat tumpukan sampah dan tidak terangkut dan dibuang menimbulkkan

    berbagai macam gangguan baik dari kesehatan lingkungan (hygienes), estetis

    maupun gangguan fisik lainnya.

    Sampah dapat dibagi dalam berbagaijenis, yaitu :

    Garbage : sampah rumah tangga dengan kelembaban tinggi.

    Rubish : kertas, karton, kayu, dll. (mudah terbakar), kaleng minuman,

    gelas, keramik, metal,dll.

    Ashes : debu, buangan hasil pembakaran

    Sampah Jalan : daun, ranting, bangkai, dll.

    Sampah Bangunan : berangkal, sisa besi, kayu, dll.

    Sampah Industri : buangan hasil industri

    Menurut komposisinya sampah dapat dibagi dalam beberapa kelompok :

    Sampah Rumah Tangga 48%

    Sampah Komersial 31%

    Sampah Pembuangan 5%

    Sampah Lain-lain 16%

    Adapun produksi sampah rumah tangga rata-rata per-manusia perhari di

    Indonesia, menurut hasil survey dari Departemen Teknik Lingkungan ITB pada

    tahun 1998 adalah 0,2 0,3 kg/org/hari.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    25/80

    BAB III

    TINJAUAN KONDISI EKSISTING LINGKUNGAN

    3.1 SURVEY PENGHUNI DAN KEBUTUHANNYA TERHADAP

    PERUMAHAN

    3.1.1 Karakteristik Penduduk

    Permukiman di Kawasan Pasar Simpang termasuk kepadatan penduduk yang

    sangat tinggi berjumlah 292 jiwa/Ha dengan jumlah penduduk 94.005 jiwa danpenghuni inti sebanyak 4-7 orang untuk setiap hunian serta tambahan

    penduduk pendatang (penghuni kos-kosan).

    Sebagian besar penduduk merupakan keluarga yang lengkap dengan bapak

    sebagai kepala keluarga dengan usia kepala keluarga rata-rata diatas 30 tahun

    dan berpendidikan antara SMP atau SMA. Perbandingan antara penduduk laki-

    laki dan perempuan di kawasan tersebut adalah 40 % : 60%. Model hunian di

    permukiman tersebut termasuk dalam kriteria extended family (umumnya anak

    maupun sanak keluarga membangun rumah disamping/disekitar lokasi unit

    perumahan orang tuanya). Meskipun kondisi permukiman yang sangat

    berdekatan dan padat, kondisi kesehatan penduduk di kawasan tersebut cukup

    tinggi dan jarang sekali terjadi wabah/endemik penyakit.

    Lokasi kawasan ini terletak sekitar + 5 km dari pusat kota. Berdasarkan sistem

    pengorganisasian penduduk, permukiman ini terbagi atas 3 Rukun Tetangga

    yaitu sebagian RT 1, RT 2 dan sebagian RT 6. Adapun lokasi studi mengarah

    pada permukiman yang terletak di bantaran Sungai Cisadea (sering juga

    disebut Kali Lebak Larang oleh penduduk setempat) yang secara administratif

    termasuk kedalam wilayah RT 2 . Sedangkan penduduk yang terhimpun dalam

    RT 2 tersebut berjumlah sebanyak 80 keluarga (Sumber : Wawancara dengan Ketua

    RT 2 Kawasan Permukiman Pasar Simpang Dago). Sebagai area studi ditentukan

    permukiman yang berada tepat dipinggiran sungai sebanyak + 23 rumahdengan jumlah penduduk + 110 orang.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    26/80

    3.1.2 Karakteristik Ekonomi Rumah Tangga

    Penduduk di Kawasan Hunian Pasar Simpang Dago umumnya bekerja sebagai

    pedagang ataupun pekerja sektor informal di Pasar Simpang (80%), hanya

    sebagian kecil yang bekerja sebagai pegawai negeri ataupun karyawan swasta.

    Jumlah pendapatan setiap keluarga di kawasan permukiman ini dapat dikatakan

    bervariasi dan tidak tetap setiap bulannya, terutama bagi pemilik toko

    kelontong dan warung kecil. Jumlah penghasilan kotor dari mata pencaharian

    utama tersebut berkisar antara Rp. 400.000,00 Rp. 1.000.000,- per bulan.

    Untuk menambah penghasilan, banyak penduduk yang membangun dan

    melengkapi huniannya dengan fasilitas sewa (kos) yang memiliki pasaran cukup

    tinggi di kawasan ini (40%). Besar penghasilan sampingan ini sangat memadai

    yaitu berkisar antara Rp. 300.000,00 Rp. 2.000.000,- per bulan, bergantung

    jumlah ruang yang dapat disewakan.

    Pengeluaran penduduk di Kawasan Permukiman Simpang sebagian besar

    adalah untuk modal usaha. Besar pengeluaran untuk kegiatan sehari-hari

    (keperluan sandang, pangan, pendidikan, dll) umumnya berkisar sebanyak

    30% - 50% dari jumlah penghasilan yang diperoleh. Jumlah tersebut memang

    tidak terlalu besar mengingat para penghuni tidak mengeluarkan biaya yang

    besar untuk keperluan transportasi. Adapun sistem pembiayaan (tabungan dan

    pinjaman) untuk keperluan perumahan dan pengembangannya selama ini

    menjadi urusan masing-masing keluarga (bukan komunitas). Menurut

    keterangan Ketua RT setempat, hingga saat ini sebagian besar penduduk

    memang belum terlalu terfokus untuk melakukan pengembangan dan

    perbaikan rumah disebabkan status kepemilikan lahan dan perumahan yang

    belum jelas hingga saat ini.

    3.1.3 Sikap Penduduk Terhadap Hunian

    Saat ini penduduk di Kawasan Permukiman Pasar Simpang Dago umumnya

    adalah generasi ke dua (keturunan pertama dari penghuni awal permukiman di

    kawasan tersebut). Karena sejak lahir sudah menetap di kawasan tersebut,

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    27/80

    penduduk memiliki rasa keterkaitan tersendiri terhadap lingkungan Simpang

    Dago tersebut. Nilai positif hunian yang sangat dirasakan oleh penduduk

    adalah faktor lokasinya yang sangat strategis (terutama sangat dekat dengan

    tempat kerja) serta rasa kebersamaan dan keterikatan yang tinggi terhadap

    komunitasnya.

    Adapun hal negatif yang dirasakan oleh warga tentang permukiman di Kawasan

    Simpang Dago ini adalah seputar masalah keterbatasan lahan dan tidak adanya

    regulasi yang jelas. Disamping hal tersebut, permasalahan utama yang sangat

    meresahkan warga adalah tentang ketidakjelasan status kepemilikan hunian.

    Hingga saat ini Kawasan Permukiman Simpang Dago telah membangun

    beberapa fasilitas untuk kegiatan bersama, diantaranya adalah bangunan

    peribadatan (masjid), Gedung Olahraga dan aula. Adapun fasilitas tambahan

    yang diinginkan penghuni adalah penghijauan, pengadaan tempat bermain

    anak dan pembenahan permukiman dan bantaran sungai.

    3.1.4 Sikap Penduduk Terhadap Karakteristik Plot

    Sebelumnya tahun 1987, status permukiman di kawasan campuran Simpang

    Dago adalah hak guna bangunan (HGB). Namun sejak terbitnya SK Kotamadya

    (1987) untuk pembangunan Mall di Kawasan Simpang Dago, mulai terjadi

    pertentangan antara warga dengan Pemerintah Daerah. Penghuni berusaha

    mempertahankan tempat tinggalnya sementara Pemda dan pihak-pihak

    tertentu menginginkan pembongkaran kawasan pasar dan permukiman. Sejak

    saat itu, status permukiman tersebut menjadi tidak jelas dan hingga saat ini

    pemerintah pun tidak menyelenggarakan atau membuat suatu aturan baku

    sebagai upaya penjelasan status lahan (tidak ada lagi pemungutan sewa tanah

    dan pembayaran PBB).

    Kondisi utilitas di kawasan ini sudah diperlengkapi dengan sambungan listrik

    (PLN) dan pengadaan air bersih (PDAM dan sumur). Untuk pembuangan air

    kotor, hingga saat ini belum ada saluran drainase yang terencana. Seluruh

    buangan air kotor dialirkan langsung menuju sungai Cisadea.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    28/80

    Karakteristik plot di Kawasan Simpang Dago termasuk lahan yang subur

    mengingat sebelumnya daerah ini adalah persawahan. Sejak penduduk

    berdatangan dan kemudian membeli tanah garapan hingga akhirnya

    membangun perumahan diatasnya, tanah di kawasan tersebut saat ini hampir

    seluruhnya telah ditutup oleh bangunan dan perkerasan. Dikarenakan

    ketidakjelasan status permukiman, banyak penduduk yang membangun

    seenaknya di kawasan tersebut tanpa mempertimbangkan kondisi dan

    dampaknya kepada lingkungan. Untuk beberapa penduduk, ketidakjelasan

    status ini justru menjadi lahan tersendiri untuk mempergunakan dan

    membangun lahan yang ada demi kepentingan pribadi tanpa

    mempertimbangkan akibatnya.

    3.1.5 Hubungan antara Rumah Tangga dengan Permukimannya

    Hingga saat ini terlihat dua hal yang sangat bertentangan mengenai hubungan

    penghuni terhadap tempat tinggalnya. Di satu sisi, sebagian besar penghuni

    merasa sudah sangat kerasan dan nyaman tinggal di lingkungan huniannya ,

    namun disisi lain penghuni kurang memperhatikan kondisi fisik lingkungannya

    (disebabkan ketidakjelasan status hunian). Banyak warga yang ingin

    memperbaiki kondisi fisik rumah dan lingkungannya agar lebih sehat namun

    terhambat oleh rasa cemas jika sewaktu-waktu permukiman tersebut

    dibongkar. Meskipun sebagian besar penduduk bekerja di sektor informal yang

    jumlah penghasilannya tidak menentu, penghuni memiliki keinginan untuk

    membenahi kondisi fisik perumahan dan lingkungan asalkan ada kejelasan

    status kepemilikan.

    Kondisi perumahan yang ada saat ini umumnya masing-masing memiliki KM

    dan dapur pribadi disamping ruang utama lainnya (ruang tidur dan ruang

    keluarga/tamu). Fase pembangunan rumah tersebut dilakukan secara

    bertahap/rumah tumbuh. Karakteristik bangunan umumnya adalah permanen

    dan hanya sedikit yang menggunakan bahan semi permanen. Pembangunan

    perumahan tersebut didanai secara pribadi, hanya fasilitas umum dan

    perbaikan bantaran sungai yang didanai secara swadaya masyarakat. Adapun

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    29/80

    kondisi bangunan perumahan di kawasan tersebut sangat bervariasi namun

    secara keseluruhan cukup baik.

    3.1.6 Potensi-Potensi Keterlibatan Komunitas

    Penghuni di Kawasan Permukiman Pasar Simpang Dago memiliki hubungan

    sosial dan kekerabatan yang sangat tinggi. Selain kondisi fisik yang

    membentuk masyarakat untuk hidup saling berdekatan, juga ada perasaan

    kebersamaan dan tenggang rasa yang sangat tinggi diantara sesama penghuni.

    Hingga saat ini aktivitas-aktivitas bersama seperti pengajian, karang taruna,

    hingga gotong royong penduduk untuk membersihkan lingkungan dan sekitar

    bantaran sungai masih rutin dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara

    dengan beberapa warga, masyarakat sangat mendukung dan bersedia untuk

    berpartisipasi jika suatu saat akan diadakan perbaikan kondisi lingkungan di

    kawasan tersebut asalkan ada kejelasan status kepemilikan. Adapun untuk

    tingkat affordabilitas warga dalam upaya memperbaiki kualitas lingkungannya

    apabila tidak ada bantuan dari pemerintah setempat, warga bersepakat mampu

    menyisihkan tabungannnya sekitar Rp. 50.000,- per bulan, sedangkan untuk

    pelanggaran permukiman yang terjadi, warga bersedia untuk melakukan

    penertiban dengan kesadaran sendiri.

    3.1.7 Permintaan Permukiman

    Saat ini, permintaan penduduk yang paling utama adalah tentang kejelasan

    status hunian agar bisa menjadi hak milik. Untuk itu, penduduk sangat

    mengharapkan bantuan pemda dan warga Bandung untuk mewujudkan

    harapkan tersebut. Dalam usaha perbaikan kondisi fisik, penduduk tidak terlalu

    mempermasalahkan bentuk / tipe perumahan tertentu. Penduduk hanya

    menginginkan untuk tetap tinggal di lokasi permukiman Simpang Dago yang

    dilengkapi dengan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan yang dapat

    membentuk permukiman menjadi lebih teratur, memiliki penghijauan serta

    kelengkapan utilitas yang semakin baik.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    30/80

    3.2 GAMBARAN EKSISTING LINGKUNGAN PASAR SIMPANG DAGO

    Pada gambar ini terlihat jalan masuk ke dalam

    lingkungan permukiman. Jalan masuk ini tidak

    begitu kurang dapat dikenali karena terdapat

    banyak pedagang yang berjualan di depan

    jalan masuk tersebut. Sehingga bagi orang

    yang baru masuk ke permukiman simpang,

    tidak dapat menemukan jalan masuk ke

    kawasan tersebut dengan cepat.

    Setelah masuk dari jalan masuk tadi, kita akan

    dapatkan jalan pedestrian yang berada di

    lingkungan permukiman ini agak lapang dan

    sedikit lebih luas dengan jalan yang menurun

    (berkontur). Terdapat Bangunan penduduk

    yang telah permanen dengan menggunakan

    pembatas pagar tembok. Suasana lingkungan

    masih terasa lebih lapang.

    Gambar disamping menunjukkanpedestrian menuju ke arah Mesjid.

    Terlihat jalan tersebut menurun

    dengan kemiringan + 30o dan tanpa

    dilengkapi saluran drainase pada

    kedua sisinya. Tidak adanya peraturan

    GSB sehingga mengakibatkan

    bangunan rumah tidak teratur.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    31/80

    Gambar disamping menunjukkan gang

    sempit yang merupakan salah satu

    alternatif jalan masuk ke dalam

    permukiman. Dari gambar kita dapat

    melihat suasana lingkungan yang terkesan

    menghimpit, tidak teratur, gelap dan tidak

    terawat. Bangunan di samping kanan

    adalah bangunan 3 lantai yang merupakan

    ruko (toko berada di lantai atas,

    sedangkan hunian berada pada lantai

    bawahnya. Bangunan di samping kiri

    merupakan hunian permanen.

    Gambar disamping menunjukkan lorong

    terusan dari gang yang sebelumnya.

    Lebar lorong tersebut + 1 m, dengan

    suasana lingkungan yang terkesan

    sempit, gelap dan lembab. Gambar

    disamping diambil pukul 12.00, sehingga

    dapat memperlihatkan sinar matahari

    yang masuk ke dalam lorong. Adapun

    sinar matahari yang bisa masuk ke

    lorong tersebut hanya pada kisaran

    waktu pukul 11.00 13..00. Bangunan

    yang berada di sampingnya, terdiri dari

    bangunan rumah tinggal 1 dan 2 lantai.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    32/80

    Gambar ini merupakan gorong-gorong

    yang dialiri sungai. Di atas gorong-

    gorong tersebut terdapat bangunan

    retail (warnet dan rental komputer)

    yang menyalahi aturan membangun.

    Terlihat saluran air sungai yang sudah

    mengalami penyempitan akibat

    penduduk disekitarnya memperluas

    bangunan tempat tingganya. Saluran

    ini digunakan oleh penduduk setempat

    sebagai tempat pembuangan air kotor

    dan faeces, karena sebagian

    penduduk belum memiliki septictank.

    Terlihat ruang terbuka yang digunakan

    oleh penghuni rumah untuk menjemur

    kerupuk. Adanya bangunan tinggi yang

    merupakan bangunan yang berada di

    atas gorong-gorong. Ruang terbuka

    berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai

    ruang bermain anak

    Terlihat dua buah bangunan hunianyang saling berhadapan menuju ke

    arah mesjid. Bangunan lantai atas

    digunakan untuk kamar kontrakan (kos

    kosan) jarak antar bangunan + 2 m,

    sehingga dapat menghalangi

    masuknya cahaya matahari dan udara

    ke dalam bangunan.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    33/80

    Gambar disamping menunjukkan

    jalan masuk menuju GOR dan

    mesjid dari jalan alternatif yang

    dapat digunakan sebagai tempat

    bersosialisasi, berolahraga

    (badminton) dan acara-acara warga

    di lingkungan setempat.

    Gambar disamping menunjukkan

    tampak sisi lain, dimana GOR dan

    Mesjid terlihat saling berhadapan.

    Kedua ruangan ini menampungaktivitas bersama warga berupa

    ibadah dan olah raga.

    Dari gambar disamping terlihat

    bangunan rumah tinggal yangberada diatas sungai (masih semi

    permanen) yang digunakan sebagai

    rumah kontrakan. Bangunan ini

    telah menyalahi aturan karena

    berdiri diatas aliran sungai.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    34/80

    Gambar disamping menunjukkan tampak

    dari sisi yang berlawanan dari gambar

    sebelumnya dimana posisi belakang

    bangunan rumah tinggal langsung menempel

    dengan sisi sungai. Pipa-pipa utilitas dari

    lantai atas bangunan tersebut langsung

    dialirkan ke sungai.

    Dari gambar disamping terlihat bangunan

    berlantai dua yang berada di atas sungai

    yang terletak saling berhadapan dengan

    jarak bangunan + 1 m. Posisi kedua

    bangunan tersebut menyebabkan suasana

    terkesan sempit dan gelap. Terlihat juga

    bangunan rumah tinggal (yang dilingkari)

    berdiri diatas sungai sebagai perluasan

    ruang tamu dari rumah induk.

    Suasana lingkungan yang jalannya menuju

    ke arah Jl. Tubagus Ismail dengan lebar

    jalan + 1,2 m dan bangunan rumah tinggal

    satu lantai. Cahaya matahari masih

    memungkinkan masuk ke dalam ruangan

    rumah. Pada sisi kiri terdapat saluran air

    kotor berupa selokan kecil yang bermuara ke

    arah sungai.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    35/80

    Kedua gambar diatas menunjukkan kondisi sungai yang terletak pada bagian

    Selatan permukiman dimana aliran semakin menyempit di kedua sisinya dan

    langsung berbatasan dengan dinding rumah penduduk.

    Gambar disamping menunjukkan

    ruang terbuka yang terdapat padasisi Jl. Tubagus Ismail. Lapangan

    olah raga ini dapat dicapai dari arah

    permukiman sebagai tempat aktivitas

    masyarakat untuk melakukan olah

    raga dan sangat berpotensi untuk

    ditingkatkan kualitasnya.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    36/80

    BAB IV

    ANALISIS EKSISTING LINGKUNGAN

    Proses analisis ekisting lingkungan permukiman Pasar Simpang akan dilakukan

    dalam dua tahapan ,yaitu analisis lingkungan makro dan mikro. Pada analisis

    lingkungan makro akan diuraikan permasalahan-permasalahan yang

    menyangkut hubungan antara areal Simpang Dago dengan kawasan

    disekitarnya dalam bentuk analisis area dan bentuk tapak. Sedangkan untuk

    lingkungan mikro, analisis akan lebih difokuskan pada permasalahan kualitasfisik, berupa permasalahan diseputar kondisi iklim mikro (yang selama ini masih

    kurang baik) terutama yang menyangkut masalah pencahayaan, penghawaan

    dan sanitasi lingkungan serta tidak adanya ruang ruang terbuka untuk

    melakukan kegiatan bermain, sosial dan berinteraksi antar warga. Adapun

    masalah sanitasi lingkungan seperti air bersih, air kotor dan sampah masih

    perlu ditingkatkan sistem distribusi dan pembuangannya.

    4.1 ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    37/80

    4.1.1 Area dan Bentuk Tapak

    4.1.2 Tata Guna Lahan

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    38/80

    4.1.3 Peta Topografi

    4.2 ANALISIS LINGKUNGAN MIKRO

    4.2.1 Aspek Legal

    Rumah yang dibangun di atas sungai telah menyalahi peraturan bangunan

    karena telah menggunakan fasilitas publik untuk kepentingan pribadi, selain itu

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    39/80

    dapat pula menimbulkan bahaya apabila sewaktu-waktu terjadi banjir yang

    dapat merobohkan bangunan di atasnya.

    Dari gambar dibawah terlihat bahwa daerah aliran sungai yang berada di

    belakang perumahan berkesan gelap dan tidak terawat. Kondisi ini

    sesungguhnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah muka sungai

    dengan cara membuka alur pedestrian di kedua tepinya.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    40/80

    Pada gambar diatas terlihat adanya lorong sempit yang berada diantara duarumah bertingkat sehingga menimbulkan kesan gelap walaupun pada siang

    hari. Pada gambar pun terlihat adanya bangunan rumah (yang bercat biru)

    yang dibangun di atas sungai oleh pemilik rumah tersebut sebagai perluasan

    ruang tamunya. Dari kondisi tersebut terlihat bahwa rumah-rumah yang

    dibangun di atas sungai, selain menyalahi aturan juga mengakibatkan

    terbentuknya ruang luar yang sempit dan gelap dimana udara dan cahaya tidak

    dapat masuk ke dalam bangunan.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    41/80

    4.2.2 Aspek Mikro Klimat

    Dari gambar diatas terlihat suasana ruang yang sangat sempit dan menekan

    dimana jalan yang berada diantaranya hanya selebar 1 m. Kondisi bangunan

    yang cukup tinggi (rumah 2-3 lantai) serta lebar gang yang sangat sempit

    berakibat pada kondisi iklim mikro lingkungan yang kurang sehat dimana

    pencahayaan dan penghawaan alami yang dapat masuk sangatlah sedikit.

    Gambar di bawah ini menunjukkan kondisi yang sama pada salah satu gang

    yang terletak di blok berikutnya.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    42/80

    Gambar diatas menunjukkan dua rumah yang terletak saling berhadapan tanpa

    halaman. Skala ruang luar yang terbentuk pada lingkungan ini terasa cukup

    baik, namun kondisi pencahayaan dan penghawaan masih sangat kurang.

    4.2.3 Aspek Lingkungan

    Gambar diatas menunjukkan entrance (jalan masuk) menuju kawasan

    permukiman Pasar Simpang dari Jl. Ir. H. Juanda. Dari gambar terlihat bahwa

    pintu masuk tersebut tampak kurang mengundang dan tidak mudah dikenali

    oleh orang luar. Hal ini disebabkan tidak adanya tanda masuk kawasan dan

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    43/80

    terhalangnya akses masuk tersebut oleh para pedagang kakilima yang

    berjualan di sepanjang muka kawasan.

    Setelah masuk ke dalam kawasan permukiman, akan terlihat jalan yang agak

    menurun seperti yang tampak pada gambar diatas. Pada gambar tersebut

    terlihat bahwa walaupun jarak antar rumah dan suasana pedestrian yang

    terbentuk terasa cukup lapang, namun wajah bangunan disekitarnya tampak

    masih belum teratur.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    44/80

    Ruang Terbuka

    4.1.1 Aspek Sanitasi

    Pada Kawasan Permukiman Pasar Simpang terdapat bangunan retail yang

    dibangun di atas sungai (gorong-gorong) seperti yang tampak pada gambar

    diatas. Pelanggaran bangunan terjadi karena tidak adanya pengawasan dari

    aparat setempat. Selain melanggar aturan, bangunan ini pun dirasakan kurang

    aman dari segi konstruksi.

    Begitu pula dengan kondisi ruang terbuka yang ada (seperti yang terlihat pada

    gambar diatas) dimana hingga saat ini penggunaanya masih belum optimal dah

    hanya digunakan oleh penduduk setempat sebagai tempat menjemur bahan

    dagangan. Ruang terbuka ini sesungguhnya sangat berpotensi untuk

    dimanfaatkan sebagai ruang bersama ataupun ruang bermain anak.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    45/80

    Gambar diatas menunjukkan rumah tinggal yang digunakan sebagai kos-kosan

    untuk mahasiswa. Di sebelah rumah tersebut terdapat area lahan kosong dan

    turap sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka dan ruang

    bermain anak. Begitu pula dengan ruang terbuka yang terletak bersebelahan

    dengan Jl. Tubagus Ismail, dimana cukup berpotensi untuk dimanfaatkan

    sebagai ruang bermain dan lapangan olah raga. Adapun lokasi ruang terbuka

    ini dapat dilihat pada gambar berikut.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    46/80

    4.2.4 Aspek Sanitasi

    Gambar-gambar disamping

    menunjukkan kondisi utilitas sanitasi

    lingkungan Simpang Dago, dimana

    sungai menjadi saluran utama

    pembuangan air kotor. Keberadaan

    sungai yang berbatasan langsung

    dengan rumah tinggal, turut

    menyebabkan kelembaban pada

    lingkungannya. Dari gambar

    disamping pun terlihat bahwa beberapa

    ruas jalan telah dilengkapi dengan

    saluran drainase terbuka.

    Untuk pembuangan sampah, pada area

    permukiman ini belum tersedia TPS

    tersendiri karena warga telah

    bersepakat agar masing-masing

    langsung membuang sampah ke

    container yang ada di Pasar Simpang

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    47/80

    a. Air Bersih

    Dari pengamatan dilapangan diperoleh masukan bahwa kebutuhan air bersih

    untuk satu keluarga adalah sebesar 70-80 lt/orang/hr dengan rincian 1 unit

    rumah terdiri dari 4-5 orang.

    Kebanyakan sumber air baku yang digunakan dikawasan adalah dari sumur bor

    dan sebagaian lagi menggunakan jasa pelayanan PAM.

    Kebutuhan air bersih untuk keperluan rumah tangga satu keluarga adalah

    sebesar 400 lt/keluarga/hr.

    b. Air Kotor

    Berdasarkan pengamatan terhadap 23 unit rumah yang berada di sepanjang

    bantaran Sungai Cisadea, sebagian besar membuang limbahnya langsung ke

    badan-badan sungai/kali dan bahkan ada beberapa rumah langsung membuang

    faeces ke kali tanpa melalui proses penghancuran. Begitu pula dengan

    limpahan air hujan dan limbah rumah tangga yang dialirkan langsung ke badan-

    badan sungai/kali.

    Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan seluruh pembuangan air kotor di

    permukiman tersebut bermuara ke kali Cisadea. Adapun jumlah aiir limbah

    yang dihasilkan setiap unit rumah berdasarkan pengamatan adalah sebesar 40

    lt/org/hr dengan rincian satu unit rumah terdiri dari 4 5 orang.

    c. Persampahan

    Masyarakat kawasan Permukiman Pasar Simpang Dago telah mengupayakan

    agar kawasan tempat tinggalnya selalu bersih. Hal ini tercermin dari keaktifan

    masyarakat yang selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan di sekitar

    rumahnya (pribadi) maupun lingkungan sekitarnya (bergotong-royong). Dalam

    hal pembuangan sampah, setiap keluarga melakukan pembuangan sampahnya

    masing-masing ke tempat pembuangan sampah umum yang telah tersedia di

    depan Pasar Simpang Dago.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    48/80

    BAB V

    KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

    PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

    5.1 SKENARIO PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

    Dalam upaya mengembangkan kualitas lingkungan Kawasan Permukiman Pasar

    Simpang Dago, konsep yang akan digunakan adalah skenario optimis terhadap

    usaha peningkatan variabel-variabel pengembangan mikro klimat, lingkungan

    dan sanitasi. Melalui usaha ini diharapkan akan membawa dampak positif

    terhadap kondisi kesehatan masyarakat dan kawasan (jangka pendek) serta

    dapat turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat kawasan

    tersebut (jangka panjang). Untuk menjalankan rencana tersebut, dibutuhkan

    adanya keterlibatan (partisipasi) masyarakat dimana setiap penghuni

    diharapkan dapat memberikan kontribusi, baik dalam bentuk moril, materil

    maupun sumbangsih tenaga.

    Rencana pengembangan akan dilakukan dengan merujuk pada variabel-variabel

    utama pada lingkungan yang dianggap sebagai kunci utama dalam aspek

    peningkatan kualitas lingkungan. Adapun variabel-variabel tersebut adalah :

    1. Variabel Mikro Klimat

    Dalam membangun mikro klimat yang sehat, faktor utama yang menjadi

    perhatian adalah kondisi udara sekitar dan intensitas pencahayaan.

    2. Variabel Lingkungan Sehat

    Untuk membangun lingkungan sehat dapat diwujudkan melalui kondisi fisik

    serta kondisi sosial komunitas yang baik. Perwujudan kondisi fisik dapat

    dicapai melalui tersedianya alur sirkulasi yang efisien dan efektif serta

    adanya ruang-ruang terbuka yang dapat menampung aktifitas masyarakat

    setempat.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    49/80

    3. Variabel Sanitasi Lingkungan

    Melalui sanitasi lingkungan yang sehat, diharapkan akan turut meningkatkan

    kualitas fisik lingkungan di Kawasan Pasar Simpang. Adapun jenis perbaikan

    yang akan diusulkan adalah perbaikan sistem dan saluran air bersih, air

    kotor dan pembuangan sampah.

    5.2 VISI PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

    Visi yang diharapkan adalah :

    1. Menciptakan kondisi lingkungan permukiman Kawasan Simpang yang

    bersih, sehat dan layak huni

    2. Penertiban dan pemanfaatan potensi bantaran Sungai Cisadea agar tertib

    dan sehat namun tetap memiliki daya guna dan estetika lingkungan yang

    tinggi.

    Secara lebih terperinci, visi diatas dapat diterjemahkan melalui upaya-upaya

    sebagai berikut :

    1. Menciptakan Lingkungan Kawasan Permukiman Pasar Simpang yang

    mempunyai kondisi mikro klimat yang sehat melalui sirkulasi udara dan

    pencahayaan yang baik dan bersih.

    2. Menjadikan Kawasan Permukiman Simpang sebagai lingkungan yang lebih

    baik dan teratur melalui penataan sirkulasi dan penyediaan sarana ruang

    terbuka yang memadai.

    3. Menata dan memperbaiki sanitasi permukiman serta penertiban bantaran

    sungai untuk mewujudkan kondisi lingkungan yang lebih teratur, bersih dan

    sehat.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    50/80

    5.3 INDIKATOR PENCAPAIAN VISI

    Dalam upaya mencapai visi Kawasan Permukiman Pasar Simpang yang Bersih

    dan Sehat, digunakan indikator-indikator perbaikan fisik lingkungan sebagai

    berikut:

    No Variabel UnsurVariabel

    Indikator Perbaikan

    1 Mikro klimat Udara Keterbukaan ruang antara masa bangunan(makro)Sirkulasi udara dalam ruang (mikro)

    Cahaya Tercapainya standar intensitas cahaya didalam dan di luar ruangan

    2 Lingkungan Sirkulasi Kejelasan pencapaian dan kesesuaianstandar dimensi dan persyaratanTertatanya alur sirkulasi di areapermukiman dan di bantaran sungai

    Ruang Terbuka Ketersediaan ruang-ruang terbuka untukmelakukan aktivitas sosial masyarakat

    pe nataan lingkungan hijau3 Sanitasi Air Bersih Keteraturan penyediaan dan sistem

    distribusi air bersih

    Air Kotor Pengaturan sistem pembuangan saluran airkotor

    Sampah Terciptanya lingkungan yang bersih darisampah

    5.4 STRATEGI PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

    Untuk mewujudkan visi diatas, digunakan strategi pengembangan lingkungan

    yang menjadi acuan untuk membangun dan mengembangkan kawasan

    permukiman Pasar Simpang. Adapun strategi tersebut terdiri dari 3 tahap

    pelaksanaan dimana masing-masing tahapan memiliki tengat waktu

    pelaksanaan yang berbeda. Langkah-langkah strategi ini dapat dilihat pada

    tabel berikut ini.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    51/80

    47

    Tabel Strategi Perencanaan Pengembangan Lingkungan Permukiman Pasar Simpang

    Tahapan VariabelMikroklimat

    VariabelLingkungan

    VariabelSanitasi

    WaktuPelaksanaan

    Tahap I Melakukan sosialisasi dan pemahaman akan pentingnya penataan lingkungan yang sehat Mendiskusikan dan menyusun program-program perbaikan dan pengembangan lingkungan bersama

    dengan warga setempat. Membatasi perkembangan kepadatan penduduk sesuai dengan kepadatan eksisting (Tidak diperkenankan

    terjadi pertambahan penduduk)

    2004 - 2006

    Tahap II Membongkar bangunan-bangunan yang melanggarperaturan dan aspek legal.Melakukan penataanbangunan melalui

    pemunduran dinding luar atasdan bawah pada beberaparumah yang bermasalahdengan pencahayaan danpenghawaan.Menata bukaan-bukaan padadinding bangunan agar

    cahaya dan udara dpatmasuk ke dalam bangunan.

    Melakukan penataan sirkulasi untukmemu- dahkan pencapaian sesuai denganpersyaratan persyaratan yang ada.Memberikan sentuhan estetika padaruang-ruang sirkulasi melalui penanaman

    pohon rambat dan pengecatan.Menggalakkan penghijauan pada unitrumah untuk mengeliminasi keaneka-ragaman tampak.Meningkatkan pemanfaatan ruang-ruangterbuka untuk diberdayakan sebagairuang bermain anak dan tempat

    bersosialisasi warga.

    Memperbaiki pengadaan danpendistribusian air bersih dariPDAM.Membenahi sistem pembuangan airkotor dengan membuat septiktank,

    saluran air kotor rumah tangga dansaluran drainase.Penertiban pembuangan sam-pahrumah tangga denganmenggunakan kantong-kantongplastik dan penambahan 1 buahTPS baru.

    2007 - 2015

    Tahap III Melakukan pengontrolantatanan bangunan terutamadalam hal pencahayaan danpenghawaan.Melakukan pengontrolan

    terhadap perkembanganpermukiman

    Penataan bantaran Sungai Cisadeamelalui pembuatan pedestrian danpenghijauan pada kedua sisinya .Melakukan pengontrolan terhadap ruang-ruang sirkulasi yang terbentuk serta

    mengawasi keberlanjutannya.

    Mengawasi kelancaran distri busi airbersih yang diterima warga sesuaidengan standard kelayakankebutuhan manusia (80 liter/hari /orang)

    Mengontrol kelancaran sistempembuangan air kotorMengontrol ketertiban pembu-angan sampah

    2016 2020

    Tahap IV Warga telah mampu meneruskan dan menjaga keberlanjutan program 2021 - Seterusnya

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    52/80

    5.5 TAKTIK PERENCANAAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

    Guna mewujudkan strategi perencanaan pengembangan lingkungan kawasan

    Simpang, maka dibuat beberapa taktik perencanaan yang meliputi :

    1. Mikroklimat

    1. Pembongkaran bangunan yang berdiri diatas sungai yang melanggar

    aspek legal (Garis Sempadan Sungai). Hal ini dilakukan selain untuk

    ketertiban juga sebagai upaya mengembalikan kondisi alami dan

    keterbukaan sungai.

    2. Untuk memperbaiki dan mendapatkan masukan udara dan cahaya pada

    bangunan, maka dilakukan pemunduran dinding atas pada bangunan-

    bangunan tinggi yang berada disekitar gang sempit selebar + 1 meter

    dari garis dinding terluar yang ada.

    3. Pemunduran dinding dan area lantai bawah bangunan yang berada

    disepanjang garis tepi sungai selebar + 1 meter untuk dijadikan

    pedestrian disepanjang sisi sungai sehingga dapat dimanfaatkan sebagai

    alur sirkulasi manusia dan bukan sebagai daerah belakang.

    2. Lingkungan

    Penataan sirkulasi yang dilengkapi saluran drainase pada sisinya.

    Pemilihan bahan pedestrian yang dapat menyerap air.

    Pemanfaatan dan penataan ruang terbuka yang sudah ada serta

    melengkapinya dengan elemen estetika.

    Penghijauan kawasan melalui penanaman pohon-pohon rambat (setiap

    rumah dianjurkan menanam 1 pohon untuk penghijauan).

    3. Sanitasi

    Setiap rumah diharapkan akan mempunyai tangki septik sendiri pada area

    kavling rumahnya.

    Sistem distribusi air bersih dilakukan melalui PDAM dan sumur timba

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    53/80

    Sistem pembuangan air kotor menggunakan sistem saringan tananam

    bedeng pasir.

    Sistem pembuangan sampah bagi para penduduk setempat dilakukan

    dengan cara konvensional (penduduk langsung membuang sampahnya ke

    kontainer yang ada di depan Pasar Simpang), sedangkan pada area di

    sekitar pedestrian dan ruang-ruang terbuka lainnya akan dilengkapi

    dengan tong-tong sampah di setiap jarak 200 m.

    5.6 TAKTIK PERANCANGAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

    5.6.1 Peta Kondisi Area Perencanaan

    Peta A menggambarkan kondisi eksisting area sepanjang sungai yang akan

    mengalami penataan. Pada tahap ini, beberapa bangunan yang terletak di

    pinggir sungai (bangunan merah) akan mengalami penertiban ataupun

    pembongkaran, berikut penataan bagi ruang terbuka. Pada gambar diatas

    terlihat ada 3 buah ruang terbuka yang akan mengalami penataan kembali.

    Peta B menunjukkan bagian-bagian bangunan yang akan dilakukan

    pembongkaran ataupun penertiban/pemunduran (merah).

    A B

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    54/80

    5.6.2 Aspek Legalitas

    Sesuai peraturan, semua bangunan yang berada di atas sungai (rumah kost

    dan rental komputer) harus dipindahkan atau dibongkar. Berikut upaya

    penertiban sungai, bagi bangunan-bangunan yang berada di pinggir sungai

    akan dilakukan konsolidasi lahan selebar + 1 m untuk dijadikan area pelebaran

    sungai, sirkulasi dan penghijauan.

    Peta C memperlihatkan situasi akhir

    dari penataan , dimana terdapat

    pedestrian pada kedua sisi sungai

    dan bagian bawah bangunan sudah

    mundur 1 m. Pada gambar, tampak

    jalur pedestrian di sepanjang sungai

    yang menghubungkan ke 3 ruang

    terbuka pada permukiman ini.

    C

    C

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    55/80

    Gambar diatas menunjukkan tampak bangunan-bangunan yang melakukan

    ekspansi di atas sungai. Sesuai dengan peraturan dan kesepakatan bersama

    untuk meningkatkan kualitas ruang permukiman berikut keselamatan dan

    kesehatan warga, maka bangunan tersebut akan dibongkar.

    Adanya penambahan bangunan rumah tinggal ke arah sungai telah

    menyebabkan lebar sungai menjadi semakin sempit dan bahkan saat ini telah

    menjadi seperti selokan kecil. Untuk mengembalikan kondisi alami sungai dan

    untuk menertibkannya, maka diharapkan penduduk merelakan sebagian tanah

    dan bangunan mereka untuk digunakan sebagai penghijauan disepanjang

    sungai. Adapun jenis penghijauan yang akan dilakukan disepanjang sungai

    tersebut adalah berupa penanaman tanaman rambat dan tanaman khusus

    seperti kuping gajah yang juga berfungsi sebagai infiltrasi pembuangan air

    kotor dari rumah ke sungai. Bangunan komersial yang berada di atas gorong-

    gorong akan dibongkar karena selain menyalahi peraturan juga berbahaya dari

    segi konstruksi. Ruang terbuka hasil pembongkaran dapat digunakan sebagai

    ruang bermain anak.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    56/80

    Dari gambar di atas terlihat rumah tinggal yang berada di atas sungai. Jika

    bangunan ini telah dibongkar, maka daerah tersebut dapat dimanfaatkan

    sebagai jalur pedestrian tidak gelap lagi.

    5.6.3 Aspek Mikro Klimat

    Untuk mengoptimalkan cahaya matahari dan hembusan angin pada bangunan

    yang terletak terlalu berdekatan, maka lantai atas bangunan yang berdekatanakan dimundurkan selebar + 1 m.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    57/80

    5.6.4 Aspek Lingkungan

    Adapun unsur-unsur lingkungan yang menjadi fokus dalam perbaikan adalah :

    5.6.4.1 Area masuk (en t rance ) ke Permukiman

    Dengan memberikan perhatian khusus pada desain entrance (dengan

    menambahkan rancangan atap bertumpuk), akan memberikan kesan visual

    yang kuat sebagai pintu masuk utama ke permukiman Pasar Simpang Dago.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    58/80

    5.6.4.2 Ruang Terbuka

    Perencanaan ruang terbuka dilakukan dengan berfokus pada peruntukan bagi

    ruang bermain anak (ruang terbuka 1, ruang terbuka 2 dan ruang terbuka 3).

    Saat ini, penggunaan ruang terbuka yang sudah adaa belum termanfaatkan

    dengan baik. Untuk perencanaan ke depan, ruang-ruang terbuka ini akan

    dimanfaatkan sebagai :

    1. Ruang terbuka 1 di sebelah Barat untuk tempat bermain anak

    2. Ruang terbuka 2 didesain dengan memanfaatkan kemiringan tanah yaitu

    pembuatan tangga yang juga difungsikan sebagai akses sirkulasi ke

    seberang sungai

    3. Ruang terbuka 3 untuk tempat bermain anak dan berolah raga.

    1

    3

    2

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    59/80

    a. Ruang Terbuka I

    Ruang terbuka I diatas selama ini hanya dimanfaatkan oleh penduduk

    sekitarnya sebagai tempat menjemur bahan dagangannya. Ruang terbuka ini

    sesungguhnya memiliki potensi untuk ditingkatkan kualitasnya menjadi ruang

    bersama dan ruang bermain anak. Untuk menghidupkan suasana, ruang ini pun

    akan dilengkapi dengan area untuk duduk, peralatan bermain anak dan taman

    yang berfungsi sebagai penghijauan untuk lingkungan sekitarnya.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    60/80

    b. Ruang Terbuka II

    Ruang sisa pada turap bantaran sungai yang selama ini hanya ditumbuhi oleh

    tanaman liar dan tidak dimanfaatkan oleh penduduk sekitarnya, sesungguhnya

    dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka untuk bermain anak, seperti terlihat

    pada gambar di atas. Adapun desain perancangan diterapkan, dapat bersifat

    aktraktif sehingga dapat menambah kreativitas anak-anak yang sedang

    bermain di tepi sungai.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    61/80

    c. Ruang Terbuka III

    Ruang terbuka yang berada tepat di Jl. Tubagus Ismail ini selain berfungsi

    sebagai tempat olahraga terbuka, juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat

    bermain anak pada lahan yang masih tersisa. Untuk keamanan dan privasi,

    daerah ini akan diberi pembatas berupa pagar sehingga tidak langsung terlihat

    oleh orang-orang yang melintasi Jl. Tubagus Ismail.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    62/80

    5.6.4.3 Penataan Daerah Pinggir Sungai

    Setiap bangunan yang membelakangi bantaran sungai atau yang berada tepat

    di pinggir sungai akan dilakukan pemunduran bagian bawah (Lt. 1) selebar 1

    meter untuk sirkulasi dan penghijauan. Adapun penghijauan melalui

    penanaman pohon rambat dan pohon perdu ini pun dimaksudkan sebagai

    bagian dari proses infiltrasi air kotor yang akan masuk ke dalam aliran sungai.

    Untuk penertiban lingkungan, akan dilakukan pembongkaran terhadap

    bangunan-bangunan yang berdiri di atas sungai. Adapun lahan hasil

    pembongkaran tersebut akan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka,

    penghijauan dan jembatan atas sungai.

    Secara 3 dimensi, tampilan tatanan bangunan perumahan dan pedestrian

    Kawasan Pasar Simpang yang terletak di sepanjang Sungai Cisadea dapat

    dilihat pada gambar berikut ini.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    63/80

    Gambar diatas menampilkan kondisi lingkungan yang telah diperbaiki, dimana

    telah dilakukan pemunduran bangunan dan pembongkaran rumah di atas

    sungai. Dengan adanya keterbukaan lingkungan, diharapkan penduduk

    setempat akan lebih leluasa dalam memanfaatkan dan merawat ruang terbuka

    dan pedestrian yang berada di daerah bantaran sungai.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    64/80

    5.6.4.4 Sketsa Tiga Dimensi

    a. Ilustrasi Maket Perencanaan Kawasan Permukiman Pasar Simpang

    Dago (RT. 02)

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    65/80

    b. Sketsa Perencanaan Blok Plan Kawasan

    Perspektif Blok Plandari ArahJl. Tubagus Ismail

    Perspektif Blok Plandari ArahJl. Ir. H. Juanda

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    66/80

    c. Rencana Tampak Kawasan

    Tampak dari ArahJl. Dipati Ukur

    Tampak dari ArahJl. Tubagus Ismail

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    67/80

    d. Sketsa Kondisi Lingkungan (Setelah Perbaikan)

    Rencana PenghijauandanPedestriandi Samping BantaranSungai

    Sketsa Kondisi Perumahanyang TelahDilakukanPemunduranuntukAkses Pedestriandan Penghijauan

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    68/80

    Sketsa Suasana Pedestriandi Sekitar BantaranSungai

    Sketsa Suasana Pedestriandi Sekitar BantaranSungai

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    69/80

    Sketsa (Rencana Perbaikan) Kondisi WajahBangunan

    SetelahSungai Tidak Lagi Menjadi DaerahBelakang

    Sketsa Kondisi Perumahandi Sepanjang PinggiranSungai

    SetelahDilakukanPemunduranSelebar + 1muntuk Akses Pedestrian, PenghijauandanSTBP

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    70/80

    Suasana Ruang Terbuka di DaerahBantaranSungai Sebagai Hasil PerbaikanLingkungan

    Suasana Ruang Terbuka di DaerahBantaranSungai dari Sudut Perspektif Lain

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    71/80

    5.6.4.5 Penghijauan Lingkungan

    Dalam upaya menghijaukan kawasan simpang, dilakukan program penanaman

    pohon-pohon rambat dimana setiap rumah dianjurkan menanam 1 pohon untuk

    penghijauan. Program ini pun dimaksudkan untuk mempersatukan tampak

    bangunan yang saat ini masih terlihat berbeda-beda (Konsep Unity).

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    72/80

    5.6.5 Sanitasi Lingkungan

    Sesuai dengan kondisi dan konsep perancangan kawasan seperti yang telah

    diuraikan diatas, aplikasi dan penerapannya terhadap sistem sanitasi

    lingkungan adalah sebagai berikut :

    5.6.5.1 Sistem Pembuangan Air Kotor dan Drainase

    A. Sistem Pembuangan Air Kotor (Drainase).

    Untuk menertibkan sistem pembuangan air kotor, akan dibuatkan sistem aliran

    tunggal dimana aliran dari semua pembuangan (yang terdiri dari air limbah

    rumah tangga, air limbah small interceptor/septictank, air hujan, air cucian dan

    lain-lain) dialirkan menjadi satu dalam sistem drainase. Adapun ukuran dan

    diameter pipa pembuangan yang akan digunakan, disesuaikan dengan rata-rata

    debit aliran air kotor yang dihasilkan oleh dari setiap rumah tangga yaitu

    sebesar 80-100 mm.

    B. Septictank

    Septictank dibuat oleh setiap unit rumah dengan kapasitas 4-5 orang per

    keluarga. Adapun ukuran septiktank dibuat dengan lebar 1m, panjang 2,5 m

    dan tinggi 3 m atau disesuaikan dengan kemampuan keluarga. Saptiktank

    dengan ukuran sebesar ini dapat dikuras minimal 1 tahun sekali. Pembuatan

    septictank dapat dibuat dibawah bangunan hunian rumah, sehingga tidak

    mengambil lahan atau menambah lahan. Dengan konsep demikian,

    pembangunan septictank dapat meningkatkan efisiensi lahan tanpa mengurangi

    aspek kesehatan, sanitasi dan kebersihan lingkungan.

    C. Saringan Tanaman Bedeng Pasir (STBP) Bioremediasi

    Pengelolaan limbah pada lingkungan permukiman yang distudi dilakukan

    dengan Treatment Saringan Tanaman Bedeng Pasir (STBP) atau yang dikenal

    dengan istilah Bioremediasi. Pada kawasan permukiman Simpang, STBP ini

    dapat dibangun disepanjang aliran Sungai Cisadea dengan ukuran tertentu

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    73/80

    dengan mengikuti alur kali. Konsep ini dapat diterapkan dan disesuaikan

    dengan kesiapan financial masyarakat, donatur atau bantuan pemerintah.

    Masing-masing bak STBP ini mempunyai inlet yang bersumber dari saluran

    pembuangan air kotor/drainase dan outlet yang mengarah pada badan kali.

    Dengan demikian air kotor yang akan masuk ke sungai secara otomatis telah

    tersaring dan memiliki kandungan pencemar yang cukup rendah.

    Adapun jenis tanaman yang dapat digunakan untuk STBP ini adalah tanaman

    Talas-talasan (Thyponium Javanicum Sp) atau Tanaman Kangkung (Ipoemoa

    Aquatica Forsk) dan mendong (scirpus liotaralis). Pada kawasan Simpang, jenis

    tanaman yang akan digunakan adalah Kuping Gajah, Pandan, dll yang dalam

    hal ini akan difungsikan juga sebagai tanaman penghijauan disepanjang sungai.

    Ilustrasi penggunaan Saringan Tanaman Bedeng Pasir disepanjang bantaran

    sungai, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

    Bak Bioremediasi yg aka dibuatdi titik-titik bantaran kali

    inlet

    Outlet dibuang ke Kali

    Irisan penampang Bak

    Treatment Bioremediasi

    Lahan yang dipergunakan untuk Saringan Tanaman Bedeng Pasir sedapat

    mungkin bermuara dalam suatu sistem pengaliran air kotor (Sungai Cisadea)

    dimana untuk peresapannya dibutuhkan area selebar 0.2 m di sepanjang

    Saringan Tanaman Bedeng Pasir

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    74/80

    bantaran sungai. Berdasarkan hal tersebut, konsep saringan treatment biologis

    ini akan dialokasikan di sepanjang bentaran sungai dan bersebelahan dengan

    pedestrian. Manfaat lain dari penggunaan STBP ini adalah adanya manfaat

    ganda dari penghijauan yang secara umum dapat meningkatkan kesehatan

    sekaligus meningkatkan estetika kawasan.

    Keterangan :

    = 100 mm = 75 mm

    = 50 mm = 40 mm

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    75/80

    5.6.5.2 Air Bersih

    Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, sebagian besar penduduk memperoleh

    sumber air bersih dari sumur galian yang dibangun oleh masing-masing hunian

    dan hanya sebagian kecil yang memperoleh distribusi air bersih dari PDAM.

    Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pengingkatan kepadatan

    kawasan, akan berakibat pada semakin berkurangnya area serapan air bersih

    yang pada akhirnya akan semakin mengurangi kuantitas maupun kualitas air

    tanah yang ada pada kawasan tersebut. Bila hal ini terjadi secara terus

    menerus, akan berdampak pada kelangkaan air bersih. Untuk itu dibutuhkan

    konsep penyediaan air bersih alternatif dilingkungan ini.

    Adapun langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan adalah :

    1. Memberikan tambahan jaringan distribusi PDAM terhadap permukiman yang

    belum mendapat sambungan air bersih.

    2. Bila memungkinkan pemerintah dapat memberikan bantuan berupa

    pembuatan reservoar-reservoar untuk menekan penggunaan air bersih yang

    berlebihan atau upaya pengehematan air tanah di kawasan ini.

    3. Masyarakat melakukan upaya pembuatan reservoar secara swadaya untuk

    kalangan sendiri.

    5.6.5.3 Persampahan

    Hingga saat ini, penduduk di permukiman Pasar Simpang telah sangat perduli

    terhadap masalah persampahan di lingkungan permukimannya. Hal initercermin dari tingginya tingkat partisipasi penduduk dalam menjaga

    kebersihan lingkungan dan aktifnya penduduk untuk turut serta dalam program

    kerja bakti yang dilakukan seminggu sekali.

    Adapun upaya peningkatan kebersihan yang akan dilakukan pada kawasan ini

    difokuskan pada area disekitar bantaran sungai yaitu area pedestrian dan area

    ruang terbuka bersama.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    76/80

    Penerapan yang aplikatif terhadap peningkatan kondisi kebersihan di kawasan

    ini dilakukan dengan mempertimbangkan:

    1. Kapasitas dan daya dukung lingkungan

    2. Sarana pengangkutan sampah (gerobak dorong) dari lingkungan menuju

    kontainer di muka Pasar Simpang

    3. Partisipasi dan peran serta masyarakat untuk turut serta menjaga

    kebersihan lingkungan (membuang sampah pada tempatnya dan kelanjutan

    program kerja bakti untuk membersihkan area bantaran sungai)

    Dari fenomena tersebut, maka rancangan yang aplikatif untuk peningkatan

    kondisi kebersihan di kawasan ini adalah dengan memberikan sarana tong

    sampah di tempat-tempat strategis, disetiap jarak sekitar 200 meter. Cara ini

    digunakan karena disamping biayanya murah, mobilitasnya pengangkutannya

    pun jauh lebih mudah.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    77/80

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    6.1 KESIMPULAN

    Pada proses perencanaan dan perancangan perbaikan lingkungan permukiman

    di kawasan Pasar Simpang Dago, ternyata dengan menemu kenali

    permasalahan yang terjadi di lapangan melalui survey visual dan wawancara

    terhadap masyarakat setempat, serta pencerapan suasana untuk melihat

    fenomena-fenomena permukiman di kawasan tersebut, kita dapat

    mengidentifikasi permasalahan permukiman yang ada dan mempunyai peluang

    kemungkinan untuk dilakukan perbaikan. Dengan mengajak masyarakat untuk

    berpartisipasi dalam memperbaiki kualitas lingkungannya, ternyata diperoleh

    tanggapan yang baik, karena masyarakat memang mengharapkannya, asalkan

    mereka dapat tetap tinggal di lokasi permukiman sekarang.

    Melalui visi yang ditetapkan sebagai acuan untuk memperbaiki lingkungan,maka dapat disusun strategi perencanaan yang direncanakan dapat

    dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu tahap 1 tahun 2004-2006, tahap 2 tahun

    2007-2015, tqhqp 3 tahun 2016-2020 dan tahap 4 tahun 2021-selanjutnya,

    yang menyangkut permasalahan 3 aspek penting kawasan Pasar Simpang

    Dago, yaitu : aspek mikro klimat, aspek lingkungan dan aspek sanitasi.

    Aspek mikro klimat

    Yaitu bagaimana menciptakan permukiman kawasan Pasar Simpang yang

    mempunyai kondisi mikro klimat yang sehat, melalui perhatian utama

    terhadap keterbukaan antar massa bangunan dengan mempertimbangkan

    kondisi udara dan intensitas pencahayaan yang masuk ke dalam bangunan

    dan alur sirkulasi yang ada di antara bangunan-bangunan.

  • 5/28/2018 Kajian Fenomena Permukiman Padat Pasar Simpang Dago1

    78/80

    Aspek Lingkungan

    Yaitu bagaimana menciptakan kejelasan pencapaian melalui keksesuaian

    standar dimensi dan penataan sirkulasi sepanjang bantaran alur sungai

    Cisadea yang pada saat ini menjadi daerah belakang dari rumah-rumah di

    permukiman Pasar Simpang Dago. Selain itu untuk aspek lingkungan, juga

    diberikan perhatian terhadap ketersediaannya ruang-ruang terbuka sebagai

    tempat untuk melakukan kegiatan bermain dan aktivitas sosial warga, serta

    penataan penghijauan sebagai upaya untuk menciptakan kesatuan tampak

    lingkungan atau dengan kata lain sebagai upaya mengeliminasi kekacauan

    bentuk atau wajah lingkungan.

    Aspek sanitasi

    Yaitu upaya penataan sistim sanitasi melalui pengaturan penyediaan dan

    distribusi air bersih, pengaturan sistim pembuangan air kotor dan

    pengaturan sistim pembuangan sampah warga .

    Dari strategi perencanaan yang telah disusun, maka dapat ditetapkan taktik

    perancangan untuk ketiga aspek diatas, yang merupakan langkah nyata untuk

    mewujudkan lingkungan permukiman Pasar Simpang yang sehat dan

    mempunyai kualitas lingkungan yang baik.

    Sebagai taktik perancangan untuk aspek mikro klimat, dilakukan langkah-

    langkah p