Perbaikan Fasilitas Permukiman Padat Penduduk Di Bantaran Sungai

20
PERBAIKAN FASILITAS PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI BANTARAN SUNGAI CIDURIAN FLOCIA NOVEMAHARISA (1002464) ZULFIKAR PURBAYA (1002468) MUHAMMAD IKHSAN HIDAYAT (1002470) DELLYANI M.R (1002474) ADAM PRIYADI ()

description

Perbaikan Fasilitas Permukiman Padat Penduduk Di Bantaran Sungai

Transcript of Perbaikan Fasilitas Permukiman Padat Penduduk Di Bantaran Sungai

PERBAIKAN FASILITAS PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI BANTARAN

SUNGAI CIDURIAN

FLOCIA NOVEMAHARISA (1002464)

ZULFIKAR PURBAYA (1002468)

MUHAMMAD IKHSAN HIDAYAT (1002470)

DELLYANI M.R (1002474)ADAM PRIYADI ()

LATAR BELAKANGPertumbuhan penduduk khususnya di perkotaan merupakan

fenomena yang sering terjadi di Indonesia yang menyebabkan tingginya konsentrasi penduduk di kota-kota

besar. Berdasarkan penelitian BKKBN pada tahun 2000,

persebaran kawasan kumuh di Kota Bandung telah menyebar hampir diseluruh kelurahan, sebaran lokasi

kawasan kumuh di Kota Bandung pada tahun 2000 menunjukkan bahwa hampir disetiap kelurahan terdapat

kawasan permukiman kumuh, baik yang berstatus kampung kota maupun permukiman liar. Menurut data kawasan kumuh di Kota Bandung yang telah dikeluarkan oleh

Puslitbang Sungai Cidurian yang termasuk dalam kecamatan Cileunyi ini, tidak banyak orang yang menyadari bahwa ruas sungai

kecil tersebut adalah sebuah sungai. Hal itu dapat dimaklumi, karena ruas kecil bernama Sungai Cidurian itu, badan airnya penuh oleh sampah. Sehingga sepintas lalu,

lebih mirip saluran pembuangan daripada sungai.

Mengetahui kondisi jalan lingkungan di

kawasan permukiman sepanjang pinggir sungai Cidurian.

Mengetahui sistem persampahan di

kawasan permukiman sepanjang pinggir sungai Cidurian.

Mengetahui kondisi MCK (Mandi Cuci

Kakus) di kawasan permukiman sepanjang pinggir sungai Cidurian.

TUJUAN

PEMUKIMAN SUB URBAN

Pemukiman Sub Urban adalah lingkungan hunian atau tempat tinggal/rumah beserta lingkungannya, yang

berfungsi sebagai rumah tinggal dan sebagai sarana pembinaan keluarga, tetapi tidak layak huni ditinjau dari

tingkat kepadatan penduduk, sarana dan prasarananya, fasilitas pendidikan, kesehatan serta

sarana dan prasarana sosial budaya masyarakat.

CIRI-CIRI PEMUKIMAN SUB URBAN• Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak

memadai• Penduduk sangat padat antara 250-400 jiwa/ha• Jalan-jalan sempit tidak dapat dilalui oleh

kendaraan roda empat• Fasilitas drainase sangat tidak memadai• Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim

• Tata bangunan sangat tidak teratur dan bangunan-bangunan pada umumnya tidak permanen

• Pemilikan hak atas lahan sering tidak legal

TIPOLOGI PEMUKIMAN SUB URBAN

• Pemukiman Sub Urban nelayan • Pemukiman Sub Urban dekat

pusat kegiatan sosial ekonomi.• Pemukiman Sub Urban pusat

kota • Pemukiman Sub Urban pinggiran

kota • Pemukiman Sub Urban daerah

pasang surut • Pemukiman Sub Urban daerah

rawan bencana• Pemukiman Sub Urban tepian

sungai

FASILITAS LINGKUNGAN

Berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 06/PRT/M/2007 tanggal 16 Maret 2007 tentang

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

Fasilitas Umum• Sistem jaringan air bersih

• Sistem jaringan air limbah dan air kotor• Sistem jaringan drainase

• Sistem jaringan persampahan• Sistem jaringan listrik• Sistem jaringan telepon

• Sistem jaringan pengamanan kebakaran• Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi

Fasilitas Sosial• Sarana pendidikan• Sarana kesehatan

• Sarana pemerintahan dan pelayanan umum• Sarana peribadatan,

• arana rekreasi dan kebudayaan• Sarana olahraga dan lapangan terbuka

LOKASI

Lokasi penelitian berada di Kota Bandung, Jawa Barat dimana Kota Bandung tersebut pada ketinggian ±768

m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut. Selain itu berada antara 107°36’ BT

dan 6°55’ LS dengan luas wilayah 167,45 km2. Sementara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk, dengan suhu

rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.

Lokasi ini temasuk dalam kelurahan Padasuka dan Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa

Barat, Indonesia. Kelurahan Padasuka secara geografis terletak di bagian timur Wilayah Kota

Bandung yaitu antara 1070 31’ - 1070 54’ Bujur Timur dan 60 11’ - 60 11’ Lintang Selatan ,dengan batas –

batas wilayah seperti pada table berikut :

Kelurahan Batas Wilayah

Sebelah Utara Jalan Suci

Sebelah Selatan Jalan A. Yani

Sebelah Barat Jalan Cikutra

Sebelah Timur Taman Cicaheum

LOKASITabel Distribusi Penduduk Kelurahan Padasuka :

NO RW RT Jml KK Jml Laki-lakiJml

PerempuanTotal

Penduduk

1 1 4 127 230 218 448

2 2 7 210 338 443 831

3 3 7 277 505 538 1.043

4 4 7 268 486 492 978

5 5 7 195 373 324 697

6 6 9 312 595 556 1.151

7 7 4 131 275 248 523

8 8 5 172 359 351 710

9 9 7 350 743 707 1.450

10 10 6 192 395 392 787

11 11 7 242 469 510 979

12 12 8 348 689 707 1.396

13 13 9 246 498 440 938

14 14 8 207 397 435 832

15 15 3 144 314 298 612

16 16 5 182 303 286 589

Total 103 3.603 7.019 6.945 13.964

Hasil sensus tahun 2000 jumlah penduduk Kelurahan Padasuka adalah 12.857 jiwa,

pertumbuhan penduduk di Kelurahan Padasuka mengalami penurunan secara berturut – turut dari tahun 1980 (4,54 %),

1990 (4,10 %), hingga tahun 2000 (3,72 %). Rata – rata tingkat pertumbuhan penduduk

Kelurahan Padasuka dalam kurun tahun 1994 – 2001 adalah sebesar 1,44 % per tahun.

Penduduk Kelurahan Padasuka pada tahun 2002 berjumlah 13.964 jiwa, dengan komposisi 7.019 laki – laki dan 6.945

perempuan.

KONSEP POLA PERMUKIMAN

Konsep pola pemukiman penduduk pada RW 11, RW 15 dan RW 16 terbentuk memanjang (Linier) mengikuti aliran sungai cidurian. pola

pemukiman ini digunakan karena sungai cidurian yang merupakan sungai anak citarum memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan

penduduk di sekitar sungai..

OBJEK KAJIAN

Akses jalan di daerah sekitar pingiran sungai Cidurian tidak memenuhi standar. Akses jalan di lingkungan tersebut hanya berukuran dua

meter, dan hanya bisa dilalui untuk kendaraan roda dua. Selain itu Terdapat gang-gang kecil

yang hanya berukuran satu meter.

TATA LINGKUNGAN FISIK

Fasilitas umum yang ada berupa jembatan penghubung antara pinggir sungai satu dan pinggir sungai yang lain, dan jalan umum di pinggir sungai. Namun, di kawasan ini tidak

memiliki MCK (mandi cuci kakus) untuk melakukan aktivitas mencuci dan lain-lain.

TATA LINGKUNGAN FISIK

Fasilitas sosial yang terdapat di daerah RW 15 sama dengan RW 12 yaitu terdapat ruang

terbuka untuk berkumpulnya masyarakat, baik untuk interaksi sosial maupun rekreasi

serta terdapat sarana untuk peribadatan berupa masjid.

Bentuk rumah yang berada di pinggiran sungai Cidurian sangat sederhana, dan tidak

memiliki halaman depan. Hanya memiliki teras depan. Bentuk rumah tersebut hanya berbentuk kotak dengan atap pelana dan

perisai.

TATA LINGKUNGAN FISIK

Lingkungan sekitar pinggiran sungai Cidurian yang kami amati tidak teratur dan kumuh. Contohnya yang kami temui adalah

banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke sungai, padahal di sekitar

pinggiran sungai tersebut terdapat tempat sampah. Selain itu banyaknya gang kecil

yang tidak memenuhi standar untuk akses jalan. Akses jalan yang terdapat di pinggiran

sungai menjadi sempit karena banyak masyarakat yang menyimpan kendaraan roda

dua, dan gerobak.

Drainase di daerah sekitar pinggiran sungai hanya berupa selokan kecil yang bermuara

ke sungai. Akibatnya sungai Cidurian menjadi tercemar dan lingkungan sekitar menjadi tidak

sehat. Drainase yang berasal dari masing-masing rumah berupa limbah rumah tangga.

Jalan Lingkungan yang terdapat di kawasan bantaran sungai Cidurian ini, berjarak 2 meter

dari tanggul sungai ke bagian rumah yang paling luar. Jalanan ini, biasanya di lalui oleh

kendaraan motor roda dua dan empat, tempat warga menjemur pakaian, tempat anak-anak

bermain dan berbagai aktivitas lainnya.

JALANLINGKUNGAN

ANALISIS & PEMBAHASAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional, lingkungan permukiman kumuh yang berada di tepian sungai dan

sungai tersebut memiliki tanggul, maka jarak dari tanggul ke permukiman penduduk

sekurang-kurangnya 5 (lima) meter.

JALANLINGKUNGAN

Namun, pada kenyataannya di lapangan, jarak permukiman penduduk di sepanjang sungai Cidurian ke tanggul sungai hanya 2 meter, bahkan ada yang berjarak 1 meter

karena dihabiskan untuk permukiman.

Untuk menggusur rumah-tumah yang sudah ada untuk melebarkan jalan adalah hal yang tidak mungkin, karena rumah-rumah di lokasi

juga sudah banyak yang permanen. Namun, jalan yang 2 meter tersebut

sebaiknya dimanfaatkan dengan baik, dengan tidak mendirikan bangunan lain, memarkir motor di jalan dan menjemur baju di jalan.

ANALISIS & PEMBAHASAN

JALANLINGKUNGAN

Sistem drainase merupakan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk

mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air (sungai dan danau) atau tempat peresapan buatan.

SISTEM PERSAMPAHAN

Namun, pada kenyataannya di lapangan, manajemen sampah yang tidak bagus dapat menyebabkan tersumbatnya sistem drainase, yang bisa menyebabkan meluapnya air akibat berkurangnya debit air yang dapat ditampung

dan disalurkan oleh drainase.

Sistem drainase merupakan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk

mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air (sungai dan danau) atau tempat peresapan buatan.

MCK (MANDI CUCI KAKUS)

Penduduk setempat membuang semua limbah rumah tangga langsung ke sungai,

dari sisa air mandi sampai limbah pabrik. Hal ini juga disebabkan karena tidak ada

tersedianya MCK (Mandi Cuci Kakus) untuk umum di daerah tersebut.

Di kawasan bantaran sungai Cidurian ini tidak memiliki MCK (Mandi Cuci Kakus). Limbah dari rumah tangga seperti air cuci piring, air cuci pakaian, air mandi bahkan limbah dari pabrik tempe semuanya dibuang ke sungai

Cidurian ini.

Jalan di pinggir sungai Cidurian yang hanya berjarak 2 meter dari tanggul sungai ke bagian

paling luar rumah warga sebaiknya dimanfaatkan sebaik

mungkin, sebagai sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan

bermotor. Untuk RT dan TW setempat sebaiknya menindak tegas pembangunan rumah atau

gudang yang menhabiskan lahan jalan tersebut. Dan juga bagi

kendaraan bermotor yang parkir dan warga yang menjemur pakaian di jalan tersebut.

Sampah yang terdapat di sepanjang sungai Cidurian

sebaiknya dikeruk karena dapat menimbulkan penyakit kepada

warga sekitar dan menyebabkan aliran drainase tidak berjalan

dengan lancar jika musim hujan tiba akan mengakibatkan banjir.

Sedangkan sampah-sampah organik yang berasal dari rumah warga dapat di kumpulkan dan diolah menjadi pupuk kompos.

Untuk RT dan RW setempat sebaiknya menindak tegas bagi warga yang membuang sampah

di sungai Cidurian dan mulai melakukan kerja bakti untuk

membersihkan sungai tersebut agar lingkungan tersebut sehat

dan bebas dari penyakit.

Agar lingkungan tersebut juga bebas dari penyakit, maka

dibuat MCK (Mandi Cuci Kakus) untuk fasilitas umum warga.

Sehingga, tidak ada lagi warga yang membuang semua limbah

rumah tangga ke sungai Cidurian.

Sebaiknya, RT dan RW setempat mulai merencanakan dan melaksanakan pembuatan

MCK tersebut.

KESIMPULAN