Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 · DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1...

26
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA

Transcript of Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 · DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1...

Kajian Ekonomi Regional

Provinsi Gorontalo

Triwulan I 2011

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”

Misi Bank Indonesia :

“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter

dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara

Indonesia yang berkesinambungan”

Tugas Bank Indonesia :

1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3. Mengatur dan mengawasi bank.

Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada

Redaksi :

Kelompok Kajian dan Survey

Bank Indonesia Gorontalo

Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115

Telp : +62 435 824444

Fax : +62 435 827993

Web : www.bi.go.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga

penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan

baik.

Kajian periode triwulan I-2011 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo

sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu memberikan

informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai

bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang

amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia

yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari

berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan

datang.

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan

perekonomian Provinsi Gorontalo.

Gorontalo, 9 Mei 2011

BANK INDONESIA GORONTALO

Wahyu Purnama A.

Pemimpin

Halaman ini sengaja dikosongkan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB 1 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

1.1 Sisi Permintaan 2

1.1.1 Konsumsi 3

1.1.2 Investasi 5

1.1.3 Ekspor - Impor 6

1.2 Sisi Penawaran 9

1.2.1 Sektor Pertanian 10

1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 12

1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 13

1.2.4 Sektor Bangunan 14

1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15

1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 15

1.2.7 Sektor Lainnya 16

1.3 BOX KER I 18

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 Inflasi Gorontalo 23

2.1.1 Faktor Fundamental 24

2.1.2 Faktor Non - Fundamental 26

2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 27

2.2.1 Inflasi Tahunan (y.o.y) 27

2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q) 28

2.3 BOX KER II 29

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1 Fungsi Intermediasi 33

3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 33

3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 34

3.1.3 Penyaluran Kredit 35

3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 38

3.2.1 Risiko Kredit 39

3.2.2 Risiko Likuiditas 40

3.2.3 Risiko Pasar 41

3.3 BOX KER III 42

BAB 4 KEUANGAN DAERAH

4.1 Pendapatan Daerah 45

4.2 Belanja Daerah 47

4.3 Kontribusi Realisasi APBD Gorontalo Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 48

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 51

5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 51

5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 51

5.1.3 Uang Palsu 52

5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 53

5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 53

5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 54

BAB 6 KESEJAHTERAAN

6.1 Pengangguran 55

6.2 Kemiskinan 56

6.3 Rasio Gini 57

6.4 IPM (Index Pembangunan Manusia) 58

DAFTAR ISI

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

7.1 Outlook Makroekonomi Regional 61

7.2 Outlook Inflasi 63

7.3 Outlook Perbankan 64

LAMPIRAN

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 2

Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3

Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa 3

Grafik 1.4 Survei Konsumen 3

Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Konsumsi 4

Grafik 1.6 Perkembangan Simpanan Masyarakat 4

Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4

Grafik 1.8 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor 4

Grafik 1.9 Perkembangan NTP Petani 5

Grafik 1.10 Konsumsi BBM Rumah Tangga 5

Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi 6

Grafik 1.12 Realisasi Belanja Modal Pemprov 6

Grafik 1.13 Perkembangan Impor Semen 6

Grafik 1.14 Kredit Konstruksi 6

Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 7

Grafik 1.16 Perkembangan Harga Gula Internasional 7

Grafik 1.17 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo 8

Grafik 1.18 Perkembangan Harga Jagung 8

Grafik 1.19 Ekspor Antar Provinsi 8

Grafik 1.20 Impor Semen 8

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 9

Grafik 1.22 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian 10

Grafik 1.23 Realisasi Panen Pertanian Tabama 10

Grafik 1.24 Perkembangan Luas Panen Jagung 10

Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Padi 10

Grafik 1.26 Perkembangan Pajak Kendaraan 12

Grafik 1.27 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 12

Grafik 1.28 Perkembangan Penumpang Pesawat 12

Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 13

Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 13

Grafik 1.31 Kredit Perdagangan 14

Grafik 1.32 Volume Muat Pelabuhan 14

Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 14

Grafik 1.34 Penjualan Semen 14

Grafik 1.35 Belanja Modal APBD 14

Grafik 1.36 NIM Perbankan 15

Grafik 1.37 Perkembangan Pendapatan/Beban 15

Grafik 1.38 Konsumsi Listrik Industri 16

Grafik 1.39 Perkembangan Kredit Perdagangan 16

Grafik 1.40 Konsumsi BBM Industri 16

Grafik 1.41 Daya Listrik Tersambung PLN 16

Grafik 1.42 Realisasi Kredit Jasa-jasa 16

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 24

Grafik 2.2 Kapasitas Produksi 24

Grafik 2.3 Perkembangan Harga Emas Internasional 25

Grafik 2.4 Indeks Perubahan Harga Periode Akan Datang 25

Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan 26

Grafik 2.6 Inflasi Kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol 26

Grafik 2.7 Hasil Survei Pemantauan Harga 28

Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 34

Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 34

Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 36

Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 36

Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 37

Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 37

Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 38

Grafik 3.8 Perkembangan NPL 39

Grafik 3.9 NPL per Sektor 39

Grafik 3.10 Konsentrasi Kredit 40

Grafik 3.11 Perkembangan Portofolio DPK 40

Grafik 3.12 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 41

Grafik 3.13 Perkembangan Kurs USD dan BI Rate 41

Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 51

Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 51

Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 53

Grafik 5.4 Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari 53

Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo 53

Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2011 61

Grafik 7.2 Perkembangan Luas Tanam Padi 62

Grafik 7.3 Perkembangan Luas Tanam Jagung 62

Grafik 7.4 Survei Konsumen Bank Indonesia 62

Grafik 7.5 Indeks Tendensi Konsumen BPS 62

Grafik 7.6 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) 63

Grafik 7.7 Ekspektasi Harga Jual 63

Grafik 7.8 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 64

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 9

Tabel 1.3 ARAM III Pertanian Padi 11

Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Jagung 11

Tabel 1.5 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 16

Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 23

Tabel 2.2 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 27

Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Sub - Kelompok Bahan Makanan 27

Tabel 2.4 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 28

Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo 46

Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 46

Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 47

Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 48

Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil 48

Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 49

Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (dalam Rp. Ribu) 52

Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 52

Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 54

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 55

Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 56

Tabel 6.3 Presentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 57

Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 57

Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 58

Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun 2006-2007 58

DAFTAR TABEL

Halaman ini sengaja dikosongkan

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 i

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Perekonomian Gorontalo

triwulan I-2011 tumbuh

8,42 % (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya

(9,26% y.o.y)

Kinerja perekonomian Gorontalo triwulan I-2011 tumbuh 8,42%

(y.o.y) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 9,26%

(y.o.y). Angka pertumbuhan ekonomi dimaksud lebih tinggi dari

perkiraan Bank Indonesia sebelumnya yang berada pada kisaran

7,7-8,2% (y.o.y). Kebijakan ekspansi fiskal Pemda selama

triwulan I-2011 diyakini mampu meredam perlambatan ekonomi

yang terjadi.

Melemahnya kinerja

konsumsi swasta dan

ekspor mendorong

kinerja ekonomi menurun

selama triwulan I-2011

Di sisi penawaran,

perlambatan ekonomi

terutama didorong oleh

melemahnya kinerja

sektor pertanian, sektor

industri pengolahan serta

sektor pengangkutan &

komunikasi

Di sisi permintaan, melemahnya perekonomian lebih disebabkan

oleh kinerja konsumsi swasta dan ekspor. Tertundanya realisasi

pembayaran Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) dan kenaikan gaji

PNS yang baru direalisasikan bulan April 2011 menjadi salah

satu hal yang mendorong melambatnya pertumbuhan konsumsi

swasta. Sementara itu laju kontraksi ekspor masih terjadi pada

triwulan I-2011 dan cenderung semakin menurun. Ekspor gula,

rotan, dan kopra menurun cukup signifikan selama triwulan I-

2011. Harga kopra yang menurun cukup tajam di pasaran

internasional pada bulan Maret 2011 mendorong pengusaha

kopra menahan pengiriman kopra-nya. Sementara permasalahan

pasokan bahan baku gula menjadikan produksi gula terkendala

selama triwulan I-2011.

Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh

melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor industri pengolahan

serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian

sendiri pada triwulan I-2011 mengalami masa panen yang cukup

baik, namun secara besaran pertumbuhannya relatif lebih rendah

dibandingkan triwulan IV-2010. Hal ini dapat dijelaskan secara

statistik karena basis produksi pertanian triwulan IV-2009 berada

pada titik terendah sehingga angka pertumbuhan sektor

pertanian pada triwulan IV-2010 menjadi yang tertinggi selama

tiga tahun terakhir. Sementara itu tren pelemahan industri

pengolahan masih terus berlangsung hingga triwulan I-2011.

Sektor industri pengolahan utama seperti gula dan kayu

mengalami tekanan yang cukup signifikan terkait ketersediaan

ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 | BANK INDONESIA

bahan baku. Indikator tersebut nampak dari kosongnya

pengiriman hasil industri olahan gula dan rotan ke luar negeri.

Sementara untuk sektor pengangkutan dan komunikasi

pelemahan didorong oleh menurunnya kinerja angkutan darat.

Permasalahan pasokan BBM yang sempat terjadi di Gorontalo

dalam periode triwulan laporan diperkirakan menjadi salah satu

faktor pendorongnya.

PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi Gorontalo pada

triwulan I-2011 sebesar

5,77% (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar

7,43% (y.o.y)

Inflasi inti dan

administered price pada

triwulan I-2011 mengalami

peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya

Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2011 sebesar 5,77% (y.o.y)

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,43%

(y.o.y). Rendahnya tekanan inflasi terutama akibat dari

menurunnya volatile food sebesar 8,57% (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 16,30% (y.o.y).

Melemahnya tekanan inflasi terutama disebabkan oleh beberapa

faktor, meliputi (i) panen padi yang terjadi bertepatan dengan

akhir triwulan membawa tendensi penurunan harga beras, (ii)

beberapa pasokan ikan cukup baik seperti ikan tude sehingga

mengalami deflasi (m.t.m) selama dua bulan terakhir berturut-

turut, dan (iii) penurunan harga komoditas bumbu-bumbuan

seperti cabe dan tomat.

Core inflation atau inflasi inti pada triwulan I-2011 sebesar 3,53%

(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

2,68% (y.o.y) seiring dengan meningkatnya berbagai tekanan

faktor fundamental meliputi output gap, imported inflation, dan

ekspektasi inflasi. Melemahnya kapasitas produksi diperkirakan

menambah munculnya Output gap negatif. Sementara itu,

ekspektasi inflasi diperkirakan masih optimis meningkat pada

periode kedepan walaupun dalam tren menurun dibandingkan

periode sebelumnya. Di sisi lain, administered price sebesar

6,52% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 5,25% (y.o.y) terutama disebabkan naiknya cukai rokok

yang ditunjukkan dengan kenaikan pada Subkelompok

Tembakau dan Minuman Beralkohol.

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 iii

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Fungsi intermediasi

perbankan pada triwulan

I-2011 menunjukkan

kinerja yang cukup -

menggembirakan

Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan I-2011

menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan. Dana yang

dihimpun tercatat sebesar Rp2,34 triliun, tumbuh sebesar

21,57% (y.o.y) dibandingkan triwulan I-2010 yang hanya tercatat

Rp1,93 trilliun. Pertumbuhan kinerja penghimpunan dana pihak

ketiga terutama didorong oleh pertumbuhan komponen deposito

yang tumbuh 27,54%. Dari angka statistik perbankan tersebut di

atas, merefleksikan bahwa terdapat kecenderungan peralihan

dana masyarakat dari simpanan jangka pendek (tabungan) ke

jangka menengah (deposito). Secara ekonomis, hal ini cukup

positif karena menunjukkan bahwa dana masyarakat tersebut

bisa mengendap lebih lama pada perbankan sehingga dapat

dimanfaatkan untuk membantu pembiayaan kepada masyarakat

khususnya sektor usaha produktif. Sementara itu, penyaluran

kredit tercatat sebesar Rp3,87 triliun, tumbuh 33,71% (y.o.y)

namun relatif lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 38,10% (y.o.y).

Pertumbuhan kredit yang relatif tinggi terutama didorong oleh

perkembangan kredit investasi yang tercatat tumbuh sangat

tinggi yaitu sebesar 166,23% (y.o.y) jauh lebih tinggi

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat hanya sebesar 63,14% (y.o.y). Kondisi tersebut

mengindikasikan adanya perkembangan aktivitas dunia usaha di

Gorontalo antara lain tercermin dari cukup maraknya

pembangunan ruko dan perumahan oleh para pemilik modal

Dari aspek stabilitas

sistem perbankan di

Gorontalo,nilai LDR yang

masih cukup tinggi perlu

mendapat perhatian. Hal

lainnya adalah angka

NPLs pada BPR yang

mencapai 18,75%.

Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo, fungsi

intermediasi perbankan sangat baik sebagaimana tercermin dari

Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 164,95% (bank umum) dan

129,31% (BPR), artinya bahwa dana yang diserap perbankan

seluruhnya tersalurkan ke dunia usaha. Namun demikian, angka

tersebut juga merefleksikan bahwa penghimpunan

simpanan/DPK oleh perbankan masih perlu mendapat perhatian

karena angka tersebut mengindikasikan bahwa sebagian kredit

yang disalurkan perbankan bersumber dari dana dari perbankan

iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 | BANK INDONESIA

di luar Gorontalo. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah

kredit bermasalah (NPLs) pada BPR yang masih cukup tinggi

yaitu mencapai 18,75%. Sedangkan untuk NPLs bank umum

cukup baik yaitu sebesar 3,13% (bruto), masih berada dibawah

batas ketentuan BI yaitu 5%. Sedangkan nilai kurs rupiah

terhadap Dollar Amerika hingga triwulan I-2011 masih terus

menunjukkan apresiasi (penguatan).

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi penyerapan

belanja APBD

Pemerintah Provinsi

Gorontalo triwulan I-2011

cenderung menurun

Realisasi penerimaan

APBD Pemerintah

Provinsi Gorontalo

triwulan I-2011 meningkat

Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi

Gorontalo triwulan I-2011 lebih tinggi dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Tercatat Rp 118,21 Miliar dana APBD

telah dibelanjakan dengan persentase realisasi mencapai

17,62%, lebih tinggi dibandingkan penyerapan belanja triwulan I-

2010 yang mencapai Rp 79,34 Miliar (13,97%). Meningkatnya

penyerapan fiskal Pemda menjadi salah satu pendorong

peredam laju pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ini terkait

kegiatan peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo.

Sementara itu disisi penerimaan APBD mengalami peningkatan

realisasi. Realisasi penerimaan triwulan I-2011 sebesar Rp

161,09 Miliar dengan capaian 25,30% dari target anggaran

APBD 2011. Capaian tersebut meningkat apabila dibandingkan

triwulan I-2010 yang tercatat sebesar Rp 60,21 Miliar dengan

capaian 10,91% dari target anggaran APBD 2010. Peningkatan

terutama didorong oleh penghimpunan pajak daerah dan dana

perimbangan.

Kenaikan penerimaan Pemerintah Provinsi yang kurang

diimbangi oleh penyerapan belanja mendorong terjadinya

kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di masyarakat.

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi sistem

pembayaran tunai di

Gorontalo diwarnai oleh

net inflow dan

peningkatan uang layak

Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-

2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang

layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai

menunjukkan penurunan transaksi kliring dan RTGS. Net Inflow

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 v

edar. Sementara itu,

sistem pembayaran non

tunai menunjukkan

penurunan transaksi

kliring dan RTGS

pada triwulan I-2011 sebesar Rp141,40 miliar merupakan

cerminan dari arus dana yang kembali ke perbankan setelah

pada triwulan sebelunya mengalami penarikan yang cukup

signifikan terkait dengan berbagai kegiatan pada akhir tahun

2010. Sementara itu, Uang layak edar yang tersedia pada kas

titipan Gorontalo pada akhir triwulan I-2011 sebesar Rp99,15

miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang

untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Di sisi lain,

pada triwulan laporan belum teridentifikasi temuan uang palsu di

Kas Titipan Provinsi Gorontalo. Transaksi non tunai kliring

mengalami pertumbuhan sebesar 8,28% (q.t.q) lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 28,21% (q.t.q).

Sedangkan Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-

rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan I-2011

secara nominal sebesar Rp499 miliar atau terkontraksi secara

triwulanan sebesar -22,96% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya.

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tingkat kesejahteraan

cukup baik, karena

tingkat pengangguran

relative menurun.

Tingkat pengangguran

terbuka di Gorontalo

pada Februari 2011

menurun.

Persentase penduduk

miskin di maret 2010

menurun.

Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo

menunjukkan perbaikan yang tercermin dari indikator

menurunnya jumlah pengangguran terbuka dari 5,16 % pada

Agustus 2010 menjadi 4,61 % pada Februari 2011.

Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo

pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 458.579 jiwa atau

meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010

yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Tingkat pengangguran terbuka

(TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan

Februari 2011 tercatat sebanyak 4,61%, menurun dibandingkan

TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%.

Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan

pada tahun 2010 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo

sebesar 23,19% atau mengalami penurunan dibandingkan

periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%.

vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 | BANK INDONESIA

Pada Tahun 2007 indeks

gini tercatat 0,39

mengalami kenaikan

dibandingkan indeks gini

Tahun 2005 lalu yang

tercatat sebesar 0,36.

Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun

terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini

tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini

Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin

pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20%

penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari

44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding

IPM 2006 yang sebesar 68,01.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Gorontalo

triwulan II- 2011

diperkirakan tumbuh 7,0

– 7.5% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan

triwulan I- 2011

Inflasi Gorontalo pada

triwulan II-2011

diproyeksikan pada

kisaran 7 ± 1% (y.o.y)

lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya

sebesar 5,77% (y.o.y)

Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011 diperkirakan berkisar 7,0

– 7,5% (y.o.y) melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi

triwulan I-2011. Perlambatan yang terjadi diperkirakan sebagai

dampak penurunan produksi pertanian setelah puncak masa

panen di triwulan I-2011. Kondisi ini diperkirakan akan berimbas

bagi kinerja ekspor mengingat pertanian menjadi komoditas

utama ekspor Gorontalo.

Namun perlambatan yang terjadi diperkirakan akan diredam oleh

kegiatan konsumsi yang meningkat terkait realisasi kenaikan gaji

PNS yang terlaksana di bulan April 2011. Hasil survei konsumen

BI dan Indeks Tendensi Konsumen BPS menunjukkan optimisme

konsumsi swsata relatif masih terjaga di triwulan II-2011

Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2011 diproyeksikan pada

kisaran 7 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 5,77% (y.o.y). Tekanan permintaan

kedepan diperkirakan meningkat seiring dengan adanya rapel

dan realisasi kenaikan gaji PNS pada triwulan II-2011. Disisi lain,

stok pasokan bahan makan diperkirakan sudah mulai menipis

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, harga-harga

internasional yang terus menunjukkan tren peningkatan

diperkirakan dapat mempengaruhi peningkatan harga barang

impor di Gorontalo. Indikasi tekanan inflasi yang relatif tinggi

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 vii

Aktivitas perbankan

triwulan II-2011

diperkirakan meningkat

yang bersumber dari

meningkatnya aktivitas

masyarakat.

dapat ditunjukkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang

menunjukkan bahwa ekspektasi harga jual oleh para produsen

pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan.

Aktivitas usaha perbankan pada triwulan II-2011 diperkirakan

akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan

bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi

masyarakat. Meningkatnya aktivitas masyarakat antara lain dari

permintaan domestik menjelang pilkada Gubernur Gorontalo,

realisasi proyek yang bersumber dari APBN dan APBD biasanya

dimulai pada triwulan II. Kondisi tersebut diperkirakan akan

memberikan peluang bagi peningkatan penyaluran kredit

perbankan pada triwulan mendatang

viii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 | BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 1

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Perekonomian Gorontalo triwulan I-2011 tumbuh melambat 8,42% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,26% y.o.y. Bank

Indonesia pada triwulan IV-2010 telah memproyeksikan bahwa kondisi perekonomian makro

regional triwulan I-2011 akan mengalami perlambatan dengan angka perkiraan berkisar

antara 7,7 - 8,2% (y.o.y), namun ekspansi fiskal Pemerintah Daerah yang cukup signifikan

pada triwulan laporan ternyata cukup efektif dalam meredam perlambatan yang terjadi

sehingga angka pertumbuhan ekonomi dapat didorong ke level 8,42% (y.o.y). Ekspansi

fiskal dimaksud terkait peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo yang diperingati

dengan beberapa agenda kegiatan baik yang dilaksanakan di dalam wilayah Gorontalo

maupun di Jakarta.

Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya

kinerja sektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor pengangkutan &

komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2011 mengalami produksi panen yang cukup

baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV-

2010. Hal ini dapat dijelaskan secara statistik karena basis produksi pertanian triwulan IV-

2009 berada pada titik terendah sehingga angka pertumbuhan sektor pertanian pada

triwulan IV-2010 menjadi yang tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sementara itu tren

pelemahan industri pengolahan masih terus berlangsung hingga triwulan I-2011. Sektor

industri pengolahan utama seperti gula dan kayu mengalami tekanan yang cukup signifikan

terkait kurangnya ketersediaan bahan baku yang berimplikasi pada output produksi.

Indikator tersebut nampak dari kosongnya pengiriman hasil industri olahan gula dan rotan ke

luar negeri. Sementara melemahnya kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi terutama

didorong oleh menurunnya kinerja angkutan darat. Permasalahan pasokan BBM yang

sempat terjadi di Gorontalo dalam periode triwulan laporan diperkirakan menjadi salah satu

faktor penyebabnya.

Disisi permintaan, perlambatan ekonomi terjadi karena melemahnya kinerja

konsumsi swasta dan ekspor. Melambatnya konsumsi swasta terkait tertundanya realisasi

Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) sampai bulan Maret 2011. Laju kontraksi ekspor masih

terus terjadi hingga triwulan I-2011 dan cenderung semakin merosot. Ekspor gula, rotan,

dan kopra menurun cukup signifikan selama triwulan laporan. Penurunan harga kopra yang

cukup tajam di pasaran internasional pada bulan Maret 2011 mendorong pengusaha kopra

menahan pengiriman kopra-nya. Sementara permasalahan pasokan tebu dan menurunnya

harga gula Internasional menjadi kendala melemahnya ekspor gula Gorontalo.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

Grafik 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

1.1 SISI PERMINTAAN

Melemahnya kinerja konsumsi swasta dan ekspor memberikan tekanan yang cukup

signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, namun dampak tersebut sedikit diredam oleh

ekspansi fiskal pemerintah daerah yang cukup baik selama triwulan laporan. Kebijakan

Pemerintah Daerah untuk peningkatan penyerapan fiskal pada triwulan I-2011 dianggap

cukup tepat disisi perekonomian karena komponen konsumsi swasta yang selama ini

menjadi pendukung utama pertumbuhan ekonomi berada pada kondisi stagnan dan relatif

menurun. Ekspansi fiskal terkait peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo mampu

mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah hingga 20,83% (y.o.y) sementara disisi

belanja modal, ekspansi fiskal mampu mendorong kinerja investasi hingga tumbuh 13,39%

(y.o.y).

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo

I II III IV I II III IV I *)

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 468,554.30 479,928.08 502,656.80 503,256.26 519,781.38 546,905.22 579,340.60 615,388.70 629,851

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 6,600.64 6,801.54 7,319.05 7,284.71 7,397.20 7,751.85 7,934.48 7,834.86 8,043

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 228,903.64 253,896.50 282,639.50 316,842.83 257,619.45 286,452.64 319,783.80 359,567.76 311,284

Pembentukan Modal Tetap Bruto 225,808.66 231,846.75 247,303.20 267,096.83 228,748.60 244,262.90 262,781.92 286,938.92 259,373

Perubahan Stok (68,456.31) (81,357.95) (97,849.95) (198,005.23) (72,223.32) (119,132.46) (159,815.77) (228,365.83) (117,857.03)

Ekspor Barang dan Jasa 100,657.74 105,038.60 100,093.60 103,622.45 104,818.96 110,994.57 118,845.65 95,707.01 93,093

Impor Barang dan Jasa 314,934.18 320,973.57 323,267.29 330,570.07 344,759.21 352,582.16 368,958.34 405,605.96 423,380

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647,134.48 675,179.94 718,894.91 669,527.79 701,383.06 724,652.56 759,912.34 731,465.46 760,407.19

I II III IV I II III IV I *)

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11.66 12.57 11.11 8.17 10.93 13.96 15.26 22.28 21.18

Pengeluaran Lembaga Nirlaba 9.81 8.01 9.63 4.74 12.07 13.97 8.41 7.55 8.73

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.40 8.51 9.75 11.34 12.54 12.82 13.14 13.48 20.83

Pembentukan Modal Tetap Bruto 12.41 3.53 1.57 4.13 1.30 5.36 6.26 7.43 13.39

Perubahan Stok (26.78) (43.01) 12.61 3.19 5.50 46.43 63.33 15.33 63.18

Ekspor Barang dan Jasa (6.18) (2.24) 5.69 (4.43) 4.13 5.67 18.73 (7.64) (11.19)

Impor Barang dan Jasa 23.81 42.34 10.13 5.15 9.47 9.85 14.13 22.70 22.80

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 8.38 7.33 5.71 9.25 8.42

2011

2011KOMPONEN

KOMPONEN

2009 2010

2009 2010

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 3

1.1.1 KONSUMSI

Pada triwulan I-2011 konsumsi secara keseluruhan terkontraksi 3,42% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 18,78% (y.o.y). Melambatnya

pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh kinerja konsumsi swasta,

sementara konsumsi pemerintah menunjukkan peningkatan. Konsumsi swasta tumbuh

21,18% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercarat sebesar

22,28% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh 20,83% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,48% (y.o.y).

Rangkaian peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo diperkirakan memberikan

dorongan yang cukup signifikan bagi kegiatan konsumsi pemerintah daerah. Beberapa

kegiatan berskala regional diselenggarakan di Gorontalo dan Jakarta seperti UFTR (Update

From The Region) di Jakarta, atraksi penerbangan pesawat Sukhoi TNI-AU, pagelaran

konser musik di beberapa lokasi kabupaten/kota serta peringatan yang dilakukan SKPD di

wilayah Pemprov Gorontalo menjadi salah satu indikator besarnya belanja konsumsi

pemerintah selama triwulan I-2011. Secara kuantitatif, penyerapan anggaran belanja rutin

Pemprov pada triwulan I-2011 mencapai Rp 100,19 Miliar, atau yang terbesar selama kurun

waktu tiga tahun terakhir (TW I-2008 = Rp 56,59 M; TW I-2009 = Rp 73,40M; TW I-2010 =

73,47 M) dengan motor utama penyerapan belanja barang dan jasa yang tumbuh 57,78%

(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2010 sebesar 9,26% (y.o.y) maupun triwulan IV-

2010 sebesar -21,07 %(y.o.y).

Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa

Sementara itu kinerja konsumsi swasta

meskipun berada pada level optimis namun

masih lebih rendah apabila dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

Grafik 1.4

Survei Konsumen

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen

berada pada level 128,43 menurun dibandingkan kondisi pada triwulan IV-2010 sebesar

134,58. Penurunan tersebut lebih didorong oleh keyakinan konsumen bahwa kondisi

ekonomi di triwulan I-2011 relatif kurang baik dibandingkan kondisi ekonomi triwulan

sebelumnya. Melambatnya kinerja konsumsi swasta tercermin dari beberapa indikator

ekonomi lainnya seperti melambatnya kredit konsumsi, tingkat konsumsi listrik rumah tangga

serta tingkat penyerapan pajak kendaraan bermotor di Gorontalo.

Salah satu faktor utama melambatnya kinerja konsumsi swasta diperkirakan dampak

dari terlambatnya realisasi kenaikan gaji pegawai negeri dan pembayaran Tunjangan Kinerja

Daerah (TKD). Masyarakat sendiri diperkirakan kurang mempergunakan simpanannya di

bank dalam mendukung kegiatan konsumsi selama triwulan I-2011 yang tercermin dari

perkembangan jumlah simpanan yang relatif meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik 1.5 Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat

Grafik 1.7 Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor

Namun masih terjaganya pertumbuhan NTP selama triwulan I-2011 diperkirakan

memberikan daya redam bagi perlambatan konsumsi regional. NTP bulan Maret 2011

tumbuh 4,08% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan NTP bulan Desember 2010

sebesar 2,77% (y.o.y). Petani sendiri diperkirakan meningkatkan konsumsi rumah

tangganya selama bulan Maret 2011. Tercatat konsumsi rumah tangga petani tumbuh

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 5

6,41% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi Desember 2010 yang tumbuh 4,60% (y.o.y).

Naiknya harga komoditas pertanian serta panen yang dilaksanakan pada triwulan I-2011

diperkirakan sebagai salah satu alasan perbaikan pendapatan di tingkat petani.

Grafik 1.9 Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga

1.1.2 INVESTASI

Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan I-2011 tumbuh 13,39 % (y.o.y) lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,43% (y.o.y). Peningkatan investasi ini

tercermin dari realisasi kredit investasi perbankan serta belanja modal APBD yang cukup

signifikan.

Disisi pemerintah, realisasi pembiayaan investasi fisik yang bersumber dari APBD

terlihat cukup baik. Penyerapan belanja modal sampai dengan triwulan I-2011 tercatat

sebesar Rp 18 Milyar, atau tumbuh 206.36% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan IV-

2010 yang terkontraksi 59,04% (y.o.y) maupun triwulan I-2011 yang terkontraksi 79,18%

(y.o.y). Sementara pembiayaan investasi dari swasta yang tercermin dari kredit investasi

perbankan juga menunjukkan tren yang meningkat. Kredit investasi pada Maret 2011

tercatat tumbuh 162,72% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi Desember 2010 yang

tumbuh sebesar 110,64% (y.o.y).

Kinerja investasi bangunan maupun non bangunan diperkirakan cukup baik. Indikator

tumbuhnya investasi bangunan nampak pada perkembangan penjualan semen di

Gorontalo, meskipun masih terkontraksi namun dengan besaran yang lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu proyek infrastruktur masih terus

dikerjakan seperti penyelesaian by-pass bandara dan proyek pelebaran jalan arteri kawasan

Nani Wartabone kota Gorontalo. Disisi pembiayaannya investasi bangunan pada triwulan I-

2011 diperkirakan masih didukung oleh dana PEMDA mengingat tingkat pertumbuhan kredit

konstruksi cenderung melambat.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

Sementara investasi non bangunan mulai tumbuh yang tercermin dari

dioperasikannya mesin-mesin pembangkit listrik baru oleh PLN. Kapasitas daya listrik

sendiri tumbuh dari 106.000 VA menjadi 108.000 VA pada triwulan I-2011.

Grafik 1.11 Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov.

Grafik 1.13 Grafik 1.14 Perkembangan Impor Semen Kredit Konstruksi.

1.1.3 EKSPOR – IMPOR

Tren melemahnya ekspor masih terus berlanjut pada triwulan I-2011, setelah pada

triwulan IV-2010 ekspor terkontraksi 7,64% (y.o.y), hingga saat ini laju kontraksi ekpor terus

meningkat menjadi 11,19% (y.o.y). Sementara kinerja impor relatif stabil dibandingkan

triwulan sebelumnya.

Merosotnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik.

Nilai ekspor luar negeri hanya mencapai US$ 517.136 atau terkontraksi 78,9% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 2.541.995 yang tumbuh

4,9% (y.o.y). Nilai ekspor luar negeri Gorontalo pada triwulan I-2011 merupakan yang

terendah sejak tiga tahun terakhir. Demikian juga untuk kinerja ekspor antar provinsi yang

ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan turut menunjukkan penurunan. Volume muat

barang mencapai 37.734 ton atau terkontraksi 12.80% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 40,90% (y.o.y). Tekanan ekspor luar

negeri terjadi pada komoditas rotan, kopra dan gula, sementara untuk komoditas jagung

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 7

sendiri belum beranjak meningkat dibandingkan beberapa triwulan sebelumnya meskipun

produksi jagung domestik cukup baik.

Grafik 1.15 Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional

Melemahnya kinerja ekspor gula disebabkan oleh dua hal yaitu keterbatasan tebu

serta harga gula dipasaran dunia yang semakin turun. Produktivitas tanaman tebu sebagai

bahan baku pasokan untuk PG Gorontalo semakin merosot beberapa bulan terakhir.

Pemerintah daerah bekerjasama dengan PG Gorontalo saat ini mengembangkan varietas

Tolangohula 1, Tolangohula 2 dan GTO 3 untuk memacu produktivitas tebu. Diharapkan

penggunaan varietas baru ini dapat meningkatkan produksi tebu di periode ke depan. Disisi

lain harga gula dipasaran internasional sampai dengan bulan Maret 2011 terus mengalami

penurunan hingga mencapai US$ 31/pound atau merosot dibandingkan posisi Desember

2011 sebesar US$ 36/pound.

Sementara itu kinerja ekspor Kopra yang sempat meningkat diawal triwulan

kemudian terkoreksi tajam di bulan Maret 2011 sehingga mendorong beberapa pedagang

kopra menghentikan pengiriman kopranya. Harga Kopra pada bulan Januari sempat

menyentuh Rp 12.000/kg kemudian turun tajam hingga mencapai Rp 6.000/kg di bulan

Maret 2011. Pedagang kopra masih menunggu harga terkoreksi naik sehingga ekspor Kopra

dilakukan kembali.

Ekspor ikan menurun cukup signifikan, hasil liaison kepada salah satu pengusaha

eksportir ikan menyatakan bahwa pada awal 2011 rata-rata penjualan berkisar Rp 1,4-1,6

Miliar/bulan sementara pada triwulan sebelumnya rata-rata Rp 2 Miliar/bulan. Penurunan

produksi tersebut disebabkan oleh kurangnya pasokan bahan baku ikan dari nelayan karena

pengaruh cuaca seperti hujan, dan ombak tinggi yang hingga saat ini masih sering terjadi di

perairan lepas. Kondisi persaingan dagang dengan negara Vietnam dan China turut

memberikan pengaruh negatif menurunnya kinerja ekspor ikan Gorontalo.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

Grafik 1.17 Grafik 1.18 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Perkembangan Harga Jagung

.

Grafik 1.19 Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi Impor Semen

Sementara kinerja ekspor Jagung masih belum menunjukkan pertumbuhan yang

berarti setelah menurun cukup signifikan pada triwulan IV-2010. Nilai ekspor Jagung pada

triwulan I-2011 mencapai US$ 484.000 sementara pada triwulan sebelumnya hanya sebesar

US$ 439.622. Sedikit kenaikan ini terkait produksi jagung yang membaik, serta didorong

oleh harga Jagung yang meningkat baik di sisi domestik/luar negeri

Perkembangan impor Gorontalo triwulan I-2011 menunjukkan tren yang meningkat

terutama untuk impor luar negeri. Nilai impor luar negeri mencapai US$ 1.204.995

meningkat lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai US$ 698.219. Impor

luar negeri lebih didominasi oleh barang modal untuk kepentingan pembangkit listrik. Negara

asal impor bulan Februari 2011 adalah Cina dan Malaysia. Jenis komoditi yang diimpor pada

adalah Bahan Bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan serta Mesin Listrik dan

Perlengkapannya. Kinerja impor impor antar pulau juga menunjukkan peningkatan. Indikator

dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan di Gorontalo. Impor

barang konsumsi masih berada pada level stabil sementara penurunan terjadi pada impor

barang konstruksi.