KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · menurun dibandingkan inflasi triwulanan sebelumnya yang...
-
Upload
nguyennhan -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · menurun dibandingkan inflasi triwulanan sebelumnya yang...
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Kalimantan Timur
Triwulan I-2012
KATA PENGANTAR
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur
(Kaltim) periode triwulan I-2012 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada
stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Timur
diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Bank
Indonesia Samarinda dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang
perkembangan ekonomi Kalimantan Timur terkini serta prospeknya. Kami
mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses
diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait.
Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah
Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan I-2012 sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Ekonomi pada triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan secara
positif, yaitu sebesar 6,40% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-
2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy).
2. Laju Inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai 5,78% (yoy),
menurun dibandingkan inflasi triwulanan sebelumnya yang sebesar 6,34% (yoy).
3. Perkembangan Perbankan Daerah Kaltim masih menunjukan perkembangan yang
positif. Pertumbuhan Aset, penghimpunan DPK dan penyaluran Kredit mengalami
pertumbuhan yang meningkat sebesar 12,07%, 7,30% dan 0,43%(qtq).
Perkembangan sistem pembayaran tunai mengalami pertumbuhan yang positif,
meningkat sebesar 67,52%(yoy), sedangkan transaksi pembayaran melalui kliring
meningkat secara nilai sebesar 13,19% dan menurun secara volume sebesar -
16,88%(yoy).
4. Perkembangan Keuangan Daerah, realisasi pendapatan APBD Kaltim triwulan I
tahun 2012 secara total mencapai Rp. 3,29 trilyun atau secara persentase mencapai
36,21% dari total pendapatan APBD 2012 yang direncanakan di 2012 yaitu
sebesar Rp. 9,10 trilyun. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat sebesar
Rp. 1,12 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 63,56% jika dibandingkan
realisasi pada triwulan I-2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun, sedangkan untuk
realisasi belanja APBD menunjukkan nilai realisasi mencapai Rp. 983 milyar atau
secara prosentase realisasi sebesar 9,36% dari total belanja yang direncanakan
KATA PENGANTAR
ii
pada APBD tahun 2012. Realisasi ini mengalami peningkatan secara nilai jika
dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan I-2011 yang hanya
mencapai Rp. 624 milyar.
5. Prospek Perekonomian, perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan
mengalami sedikit peningkatan, dapat dilihat dari penurunan jumlah pengangguran
sebesar 2,67% (yoy) dan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen. Perekonomian
Kaltim diperkirakan akan tetap tumbuh positif dalam kisaran 6,3% + 0,5 (yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan disebabkan oleh peningkatan kinerja ekspor dan
kegiatan investasi, sedangkan dari sisi penawaran disebabkan peningkatan kinerja
sektor pertambangan dan penggalian. Untuk tekanan inflasi, diperkirakan akan
mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas
utama bahan kebutuhan pokok. Selain itu juga terjadi peningkatan harga semen
(jumlah semen yang langka dibandingkan kebutuhan) dan peningkatan biaya sewa
rumah atau biaya tempat tinggal di Kaltim.
Kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna oleh karena itu
kami senantiasa mengharapkan kritikan dan masukan membangun demi
penyempurnaan di masa yang akan datang. Dalam proses penyusunan Kajian Ekonomi
Regional ini, kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, yakni instansi
di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pusat Statistik, pelaku
usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta data hasil analisis intern Bank
Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Untuk
itu kepada para pihak tersebut, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
dan semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa
yang akan datang.
Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kalimantan Timur.
Terima kasih.
Samarinda, Mei 2012
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Androecia Darwis
Kepala Perwakilan
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................... viii
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................... 1
I Assesmen Perkembangan Ekonomi Makro ............................................................................ 1
II Assesmen Perkembangan Inflasi ........................................................................................... 1
III Assesmen Perkembangan Perbankan Daerah ......................................................................... 2
IV Assesmen Perkembangan Keuangan Daerah ......................................................................... 2
V Assesmen Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan ............................................. 3
VI Assesmen Prospek Perekonomian ......................................................................................... 3
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ............................................................. 4
1.1 Gambaran Umum ............................................................................................................... 4
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan..................................................................... 5
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ............................................................................................. 5
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ............................................................................................... 7
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)..................................................... 8
1.2.4 Ekspor dan Impor ......................................................................................................... 8
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ................................................................... 12
1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan ............................................. 13
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ......................................................................... 14
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ......................................................................................... 15
1.3.4 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ................................................................................ 16
1.3.5 Sektor Bangunan ........................................................................................................ 17
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran .................................................................... 17
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ........................................................................ 18
iv
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ..................................................... 19
1.3.9 Sektor Jasa-Jasa .......................................................................................................... 19
Boks.1 Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur ................................................... 20
BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR............................................ 23
2.1 Gambaran Umum ............................................................................................................. 23
2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) ...................................................................................................... 25
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) ...................................................................... 25
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan(qtq) ....................................................................... 26
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) .......................................................................... 27
2.3 Inflasi Tahunan (yoy) ......................................................................................................... 28
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda .................................................................................. 28
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ................................................................................. 29
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ...................................................................................... 29
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ...................................................................... 32
3.1 Gambaran Umum ............................................................................................................. 32
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum .................................................................................... 33
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ................................................................................... 33
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ................................................................................ 34
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ................................................................................... 35
a. Kredit Bank Umum ber-Kantor di Kaltim ................................................................. 36
b. Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim ........................................................ 38
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil Dan Menengah (MKM) ................................................. 40
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ......................................................... 43
a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim .......................................................................... 43
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim ..................................................... 44
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ......................................................................... 44
3.5 Assesmen Risiko Perbankan ............................................................................................... 45
3.5.1 Risiko Kredit ............................................................................................................... 45
3.5.2 Risiko Likuiditas .......................................................................................................... 47
3.5.3 Risiko Pasar ................................................................................................................ 47
v
3.6 Perkembangan Sistem Pembayaran .................................................................................. 48
3.6.1 Perkembangan Transaksi Tunai ................................................................................... 48
3.6.1.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ................................................................. 48
3.6.1.2 Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal ................................ 49
3.6.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai .......................................................................... 49
3.6.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring ........................................................................... 49
3.6.2.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS ........................................................................ 50
BAB IV KEUANGAN DAERAH .................................................................................................. 51
4.1 Gambaran Umum ............................................................................................................. 51
4.2 Pendapatan ...................................................................................................................... 52
4.3 Belanja ............................................................................................................................. 54
Boks.2 Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kalimantan Timur 2012 ...................... 57
BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN ....................... 59
5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ........................................................ 59
5.2 Kesejahteraan ................................................................................................................... 61
BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ............................................................................ 63
6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2011 ............................................................... 63
6.2 Prospek Perkembangan Inflasi ........................................................................................... 64
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ................................................ 5
1.2 Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I-2012 ..................................... 10
1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I-2012 ....................................... 11
1.4 Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur ......................................................... 13
2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2012 .............................................................. 23
2.2 Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda ..................................................................... 25
2.3 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Samarinda ................................................. 26
2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan ................................................................ 26
2.5 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Balikpapan ................................................ 27
2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan ..................................................................... 27
2.7 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Tarakan ..................................................... 28
2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa ........................... 28
2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa ........................... 29
2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa ............................... 30
2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional ,Kaltim dan Kota ............................... 30
2.12 Komoditas Andil Inflasi Terbesar Januari Maret 2012 ................................................. 31
3.1 Perkembangan Jumlah Asset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim .................. 33
3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim ............................... 35
3.3 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ............................................. 37
3.4 Jumlah Kredit Bank Umum Beralokasi Proyek Di Kaltim ............................................. 39
3.5 Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab / Kota di Kaltim ................. 40
3.6 Perkembangan Kredit Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim ..................................... 41
3.7 Perkembangan Kredit MKM Bank Umum ................................................................... 42
3.8 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto ( Gross-NPLs ) ..................................... 43
3.9 Perkembangan Usaha BPR di Kaltim ......................................................................... 45
3.10 Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum di Kaltim .......................................... 46
3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum ............................................... 46
3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim ...................................................... 47
4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2012 ................................................... 53
4.2 Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2012 ........................................................... 55
B2.1 Pembiayaan Jalan dan Jembatan TA. 2011 dan 2012 ................................................ 57
B2.2 Perkembangan Fisik dan Keuangan Pembangunan Jalan Tol ...................................... 58
vii
5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Di Kalimantan Timur ............................................... 59
5.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama ........ 60
viii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) ......................................................... 4
1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen .................................................................. 6
1.3 Indeks Kondisi Ekonomi ................................................................................................. 6
1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen .......................................................................................... 6
1.5 Kredit Konsumsi ............................................................................................................ 7
1.6 Belanja Modal APBD ...................................................................................................... 7
1.7 Rencana Investasi .......................................................................................................... 8
1.8 Kredit Investasi .............................................................................................................. 8
1.9 Nilai Ekspor Non Migas Kaltim ....................................................................................... 9
1.10 Volume Ekspor Non Migas Kaltim .................................................................................. 9
1.11 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim ............................ 9
1.12 Nilai Impor Non Migas Kaltim ....................................................................................... 11
1.13 Volume Impor non Migas Kaltim .................................................................................. 11
1.14 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim ................................ 12
1.15 Indeks Produksi Padi .................................................................................................... 14
1.16 Indeks Produksi Sawit .................................................................................................. 14
1.17 Kredit Sektor Pertanian ................................................................................................ 14
1.18 Produksi Batubara ....................................................................................................... 15
1.19 Kredit Pertambangan ................................................................................................... 15
1.20 Produksi Kilang Minyak ................................................................................................ 16
1.21 Produksi LNG ............................................................................................................... 16
1.22 Kredit Sektor Industri .................................................................................................... 16
1.23 Kredit Sektor Listrik dan Air .......................................................................................... 16
1.24 Kredit Konstruksi ......................................................................................................... 17
1.25 Indeks Sektor PHR ....................................................................................................... 18
1.26 Kredit Perdagangan ..................................................................................................... 18
1.27 Penumpang Angkutan Udara ....................................................................................... 18
1.28 Perkembangan Kredit Kaltim ........................................................................................ 19
B1.1 Produksi Perikanan Laut ............................................................................................... 21
B1.2 Produksi Perikanan Darat ............................................................................................. 21
B1.3 Produksi Perikanan Kaltim 2006-2010 ......................................................................... 21
2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) .............................................................................. 23
2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) .............................................................. 24
ix
2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) ............................................................ 24
3.1 Kinerja triwulan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional(qtq) ............................. 32
3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) ............................ 32
3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat ............................................................................. 34
3.4 Suku Bunga kredit ......................................................................................................... 35
3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ................................................... 36
3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim ......................................... 38
3.7 Perkembangan Aset BPR ............................................................................................... 43
3.8 Perkembangan DPK BPR ................................................................................................ 44
3.9 Perkembangan Kredit BPR ............................................................................................. 44
3.10 Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ................................................................ 47
3.11 Peredaran Uang Kartal di Kaltim ................................................................................... 48
3.12 Peredaran Uang Kartal di Wilker KBI.............................................................................. 48
3.13 Jumlah PTTB per Wilker KBI ......................................................................................... 49
3.14 Perkembangan Transaksi Kliring ................................................................................... 49
3.15 Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim ........................................................................... 50
3.16 Perkembangan RTGS Per Wilker KBI .............................................................................. 50
4.1 Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2012 .................................................................... 51
4.2 Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2012 ........................................................................... 52
4.3 Realisasi PAD APBD Kaltim .......................................................................................... 53
4.4 Realisasi Pendapatan Transfer APBD Kaltim .................................................................. 54
4.5 Realisasi Belanja Operasi APBD Kaltim ........................................................................... 56
5.1 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen ............................................................... 60
5.2 Perkembangan Nominal Jaminan Hari Tua (JHT) di Samarinda ........................................ 61
5.3 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen ............................................................... 62
5.4 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan .............................................................. 62
6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen ......................................................................................... 63
6.2 Harga Komoditas Minyak & Batubara ............................................................................. 63
6.3 Harga Komoditas Gula .................................................................................................. 64
6.4 Harga Minyak Kelapa Sawit ........................................................................................... 64
6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) ............................ 75
6.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) ............................. 75
RINGKASAN EKSEKUTIF
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh secara positif, yaitu
sebesar 6,40% (yoy), pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy).
Dari sisi permintaan, terjadi peningkatan yang didorong oleh peningkatan kinerja ekspor
neto Kaltim, peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama konsumsi bahan
makanan, serta peningkatan pertumbuhan investasi di Kaltim pada awal tahun 2012. Berdasarkan
sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh pertumbuhan positif sektor
pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh
faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar
internasional pada triwulan I-2012.
PERKEMBANGAN INFLASI
Pada periode triwulan I-2012 laju inflasi Kalimantan Timur menurun yakni sebesar
5,78% dari triwulan sebelumnya 6,34% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini masih jauh lebih tinggi
jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,97% (yoy). Secara bulanan
pergerakan inflasi volatile food pada triwulan I-2012 terjadi inflasi pada bulan Januari (inflasi
5,55%) dan Maret (inflasi 0,44%), sedangkan deflasi terjadi pada bulan Februari sebesar -
0,22%(mtm).
Meningkatnya laju inflasi Kalimantan Timur disebabkan karena meningkatnya
peningkatan harga komoditas ikan segar, daging segar, dan sayur-sayuran akibat berkurangnya
jumlah pasokan. Selain itu peningkatan juga terjadi pada kelompok inflasi inti yang disebabkan
oleh meningkatnya harga sub kelompok perumahan karena meningkatnya harga semen dan biaya
sewa rumah/kontrak rumah yang terjadi pada bulan Januari dan Februari 2012 terutama di kota
Samarinda dan Balikpapan.
Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan
laporan terjadi pada kota Balikpapan sebesar 6,17% (yoy), diikuti oleh kota Samarinda dan Tarakan
masing-masing sebesar 5,56% (yoy) dan 5,41% (yoy).
Dilihat dari 10 komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi, yang mempunyai
andil signifikan dalam laju inflasi pada triwulan I tahun 2012 antara lain kenaikan harga beras, ikan
segar dan sayuran dilihat dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga semen dan biaya
sewa rumah dari kelompok perumahan merupakan komoditas yang sering muncul sebagai andil
inflasi terbesar di ketiga kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur.
RINGKASAN EKSEKUTIF
2
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Intermediasi perbankan cenderung membaik, hal ini tercermin dari pertumbuhan positif
yang dialami oleh sebagian besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi
pertumbuhan asset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan
yang mengalami peningkatan secara triwulanan masing-masing sebesar 12,07%, 7,30% dan
0,43%(qtq). Begitu pula bila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) yang menunjukkan
perkembangan kinerja yang positif pada Aset, DPK, dan Kredit bank umum di Kaltim yang
mengalami peningkatan cukup tinggi masing-masing sebesar 42,33%, 34,36%, dan 22,96%,
searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar
18,34%, 17,55% dan 21,39%.
Sementara itu kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menunjukkan perkembangan kinerja
yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK, Kredit BPR yang mencapai 5,40%,
5,39%, dan 7,25% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada
triwulan sebelumnya, masing-masing tumbuh sebesar 3,95%, -1,61%, dan 6,13% (yoy).
Perkembangan sistem pembayaran tunai di Kalimantan Timur pada triwulan I-2012
menunjukkan pertumbuhan positif, ditunjukkan oleh perkembangan transaksi tunai yang mencapai
Rp. 3,12 trilyun pada triwulan I-2012 atau meningkat sebesar 67,52% (yoy). Sementara itu
transaksi pembayaran melalui kliring di wilayah Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan dari sisi
nilai sebesar 13,19% dan dari sisi volume mengalami penurunan transaksi sebesar -16,88% (yoy).
Sedangkan transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (RTGS) untuk
wilayah Kalimantan Timur juga mengalami peningkatan dari sisi nilai untuk transaksi masuk ke
Kaltim yang tumbuh sebesar 14,67% (yoy), sedangkan nilai transaksi keluar dari Kaltim mengalami
penurunan sebesar 7,42% (yoy).
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Realisasi APBD Kaltim triwulan I tahun 2012 mengalami peningkatan secara nilai dan secara
prosentase jika dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan 1 tahun 2011. Total pendapatan
APBD provinsi Kaltim 2011 yang sudah terealisasi pada triwulan I secara nilai mencapai Rp. 3,29
trilyun atau mengalami kenaikan 36,21% (yoy) jika dibandingkan dengan total pendapatan pada
triwulan I tahun 2011 yang sebesar Rp. 1,73 trilyun.
Apabila dilihat rinciannya, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada triwulan I tahun
2012 tercatat sebesar Rp.1,12 trilyun atau meningkat 63,56% jika dibandingkan dengan realisasi
APBD triwulan I tahun 2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun. Secara prosentase realisasi PAD pada
triwulan I-2012 mencapai 26,09% dari total anggaran.
Total realisasi belanja APBD provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I tahun 2012
mencapai Rp. 983 milyar atau secara prosentase sebesar 9,36%. Realisasi ini mengalami
peningkatan baik secara nilai maupun secara prosentase jika dibandingkan dengan realisasi belanja
RINGKASAN EKSEKUTIF
3
pada APBD triwulan I-2011 yang mencapai Rp 624 milyar. Apabila dilihat menurut rincian jenis
belanja, belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai prosentase realisasi masing-masing
sebesar 12,11%, 0,58%, dan 13,31%. Dilihat dari realisasi belanja operasi, yang mempunyai
kontribusi paling besar adalah belanja bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota yaitu sebesar
54,11% terhadap total realisasi belanja operasi. Sedangkan pada belanja modal,share terbesar
yaitu belanja jalan, irigasi dan jaringan masih menunjukkan penurunan, yang berati kegiatan
proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim pada awal tahun belum menunjukkan peningkatan
dibandingkan pada tahun sebelumnya.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenaga kerjaan di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan kinerja. Jumlah
pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 2,67% (yoy) dari 174.807 orang menjadi 170.138
orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 10,21% menjadi 9,29%. Dilihat dari
perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) Jamsostek, perkembangan ketenagakerjaan di
Kalimantan Timur mengalami penurunan dilihat dari adanya peningkatan nominal pencairan JHT
dari Rp 15,56 milyar pada triwulan I-2011 menjadi Rp 20,10 milyar pada triwulan I-2012. Kondisi
kesejahteraan di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan diindikasikan oleh naiknya Indeks
Ekspektasi Konsumen yang naik dari rata-rata 126,66 pada triwulan I-2011 menjadi rata-rata
131,50 di triwulan I-2012 (yoy).
PROSPEK PEREKONOMIAN
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 diperkirakan akan tetap tumbuh
positif pada berkisar antara 6,3% + 0,5 (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya.
Dari sisi permintaan pertumbuhan positif didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor Kalimantan
Timur dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi, sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan
didukung oleh peningkatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih
cukup tinggi karena stabilnya permintaan dan masih baiknya harga komoditas unggulan Kaltim
yaitu minyak mentah dan batubara di pasar internasional
Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-2012
diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 6,1% + 0,5 (yoy). Inflasi di Kaltim pada
triwulan depan diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan harga bahan makanan. Faktor
yang mendorong kenaikan harga tersebut adalah berkurangnya jumlah pasokan yang disebabkan
oleh faktor cuaca buruk yang mengganggu panen dan kelancaran distribusi barang. Sementara itu,
sumber tekanan inflasi inti diperkirakan masih berasal dari kelompok perumahan yaitu
meningkatnya harga semen (jumlah semen yang langka dibandingkan kebutuhan di Kaltim) dan
peningkatan biaya sewa rumah atau biaya tempat tinggal di Kaltim.
4
PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO RREEGGIIOONNAALL
1.1 Gambaran Umum
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh secara positif,
yaitu sebesar 6,40% (yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy), dan lebih
tinggi jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 6,30% (Grafik 1.1).
Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I-2012 meningkat
sebesar 1,69%, lebih lambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 1,83% (qtq).
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2008 2009 2010 2011 2012
Kaltim 6.6 6.8 4.5 1.4 0.3 -0. 3.1 5.8 6.7 6.8 3.8 2.8 2.9 3.2 4.3 5.1 6.4
Nasional 6.2 6.4 6.3 5.5 4.5 4.0 4.1 5.4 5.6 6.1 5.8 6.1 6.5 6.5 6.6 6.5 6.3
-2.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
(% yoy) Kaltim Nasional
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara
tahunan pada triwulan I-2012 terutama berasal dari peningkatan kinerja ekspor neto
Kaltim, peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama konsumsi bahan
makanan, serta peningkatan pertumbuhan investasi di Kaltim pada awal tahun 2012.
Sementara itu pengeluaran pemerintah di Kaltim meskipun mengalami pertumbuhan
positif namun sedikit mengalami pelambatan dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong
oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi
oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan
harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan I-
2012. Selain itu sektor lainnya yang turut memberikan kontribusi yang cukup
signifikan adalah sektor pertanian dan sektor perdagangan hotel restoran yang
mengalami perkembangan yang cukup baik pada awal tahun 2012.
BAB
I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
5
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan
Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan
disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB
tertinggi berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 2,16%, diikuti oleh
konsumsi rumah tangga sebesar 0,80%, serta investasi sebesar 0,75% (Tabel 1.1).
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur
Jenis Penggunaan
Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Pertumbuhan
Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12 Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12
Konsumsi Rumah Tangga 6.82 6.83 6.60 0.86 0.85 0.80
Makanan 6.07 5.82 6.10 0.37 0.34 0.35
Non Makanan 7.54 7.80 7.07 0.49 0.51 0.45
Pengeluaran KLSN 5.11 4.73 5.10 0.01 0.01 0.01
Pengeluaran Pemerintah 7.43 4.88 4.45 0.38 0.25 0.22
Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 5.76 5.50 5.96 0.75 0.72 0.75
Perubahan Stok 3.76 2.91 3.74 0.03 0.02 0.03
Ekspor 8.92 5.96 7.71 10.31 6.87 8.86
Ekspor LN 5.89 3.92 7.67 4.83 3.12 6.11
Ekspor Antar Daerah 15.79 10.48 7.80 5.32 3.74 2.75
Impor 15.88 7.32 8.79 7.51 3.43 3.99
Impor LN 19.49 5.35 8.15 4.56 1.25 1.84
Impor Antar Daerah 12.51 9.37 9.44 2.99 2.20 2.16
Ekspor Neto 3.02 4.69 6.71 2.06 3.20 4.66
PDRB 4.34 5.16 6.40 4.34 5.16 6.40
Sumber : BPS Kaltim, diolah
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Rumah Tangga di Kaltim pada triwulan I-2012 mengalami ekspansi
sebesar 6,60%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,83% (yoy).
Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode laporan ini dipengaruhi oleh
meningkatnya permintaan masyarakat karena faktor musiman liburan tahun baru
2012, serta didorong oleh peningkatan Upah Minimum Provinsi sebesar 8,5%.
Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia
Samarinda pada triwulan I tahun 2012, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara
umum masih menunjukkan optimisme masyarakat Kaltim (diatas level 100), meskipun
level keyakinan sedikit mengalami penurunan pada bulan Februari dan Maret 2012
(Grafik 1.2).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
6
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010 2011 2012
(Indeks)Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi
Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100
Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen
Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Indeks Keyakinan Konsumen yang menunjukkan masih tingginya optimisme
masyarakat pada triwulan laporan ini disebabkan oleh masih tingginya optimisme
terhadap kondisi ekonomi (IKE) terutama yang berasal dari meningkatnya penghasilan
dan ketersediaan lapangan pekerjaan pada periode tersebut, juga didukung dari
meningkatnya ekspektasi konsumen (IEK) terutama berasal dari ekspektasi terhadap
penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja (Grafik 1.3). Semakin banyaknya proyek
pembangunan infrastruktur serta meningkatnya kegiatan investasi di Kaltim menjadi
faktor yang menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja.
Sementara itu meskipun sedikit melambat, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi
ekonomi saat ini juga masih berada di atas level optimis (Grafik 1.4).
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010 2011 2012
Indeks
Penghasilan Saat Ini
Pembelian Durable Goods
Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini
Garis 100
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3
2010 2011 2012
Indeks
Ekspektasi Penghasilan
Ekspektasi Ekonomi
Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja
Garis 100
Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi
Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen
Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
7
Peningkatan konsumsi rumah
tangga di Kaltim juga masih didorong
oleh pertumbuhan positif kredit
konsumsi (berdasarkan lokasi proyek)
pada triwulan I-2012 secara tahunan
sebesar 28,47%, atau meningkat dari
Rp. 11,97 trilyun pada triwulan I-2011
menjadi Rp. 15,38 trilyun pada
triwulan I-2012 (Grafik 1.5). Namun
pertumbuhan tahunan ini mengalami
pelambatan jika dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 45,83% (yoy).
Perkembangan kredit konsumsi ini juga mengalami peningkatan secara triwulanan
sebesar 1,05%(qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya dimana kredit yang
tersalurkan sebesar Rp. 15,22 trilyun.
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah pada
triwulan pertama tahun 2012
mengalami pertumbuhan sebesar
4,45% (yoy), melambat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan IV-2011 yang tercatat
sebesar 4,88%. Melambatnya
pertumbuhan belanja pemerintah
daerah pada triwulan I-2012
disebabkan pelambatan konsumsi
Pemda APBD secara tahunan yang terjadi pada Januari dan Februari 2011, yang
diperkirakan berasal dari masih lambatnya belanja operasi pemerintah daerah (belanja
barang dan belanja keuangan). Selain itu belanja modal juga menunjukkan
penurunan realisasi keuangan dan fisik secara tahunan dan pertumbuhannya
menurun jika dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.6). Hal ini disebabkan oleh
realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang masih cukup rendah dan banyak yang
belum dimulai pada awal tahun 2012. Hanya beberapa proyek besar multi years saja
yang sudah memulai kegiatannya antara lain pembangunan infrastruktur jalan
freeway Balikpapan-Samarinda, pembangunan jembatan pulau Balang dan
pembangunan beberapa bandara (Sepinggan dan Samarinda Baru).
Grafik 1.6 Belanja Modal APBD
Sumber : Prompt Indicator BPS
Grafik 1.5 Kredit Konsumsi
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada
triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 5,96%(yoy), lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan 5,50% pada triwulan IV-2011. Meningkatnya
pertumbuhan PMTDB sebagai proksi kegiatan investasi dapat dilihat dari
meningkatnya realisasi dan rencana investasi (Grafik 1.7) pada triwulan laporan.
Sementara itu beberapa faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB
pada periode berjalan ini adalah konsumsi listrik industri di Kaltim yang menunjukkan
tren peningkatan. Selain itu, pertumbuhan investasi juga didorong oleh pembiayaan
kredit investasi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kaltim yang mencapai Rp.
22,73 trilyun, tumbuh positif sebesar 39,70%, meskipun melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 46,30% (yoy) (Grafik 1.8).
0%
20%
40%
60%
0
4000
8000
12000
16000
20000
24000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*
2009 2010 2011 2012
(yoy)(Rp milyar) Investasi growth (yoy)
Grafik 1.7 Rencana Investasi
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 1.8 Kredit Investasi
Sumber : LBU Bank Indonesia
1.2.4 Ekspor dan Impor
Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh positif sebesar
7,71%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor
di triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 5,96% (yoy). Peningkatan pertumbuhan
disebabkan oleh meningkatnya kinerja ekspor Kaltim ke luar negeri, sedangkan
ekspor antar daerah mengalami pelambatan. Apabila dilihat berdasarkan jenis
komoditasnya, peningkatan kinerja ekspor Kaltim disebabkan meningkatnya kinerja
ekspor komoditas migas Kaltim, sedangkan komoditas non migas yang didominasi
oleh batubara mengalami pelambatan pertumbuhan. Pelambatan kinerja ekspor non
migas dapat dilihat dari perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda (mayoritas
komoditas non migas), yang pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 17,47%(yoy)
dengan volume ekspor mencapai 14,88 juta ton. Pertumbuhan ini lebih rendah dari
pertumbuhan ekspor triwulan lalu yang sebesar 46,13% (yoy).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
9
Apabila dilihat perkembangan ekspor non migas berdasarkan data dari Ditjen
Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kaltim triwulan I-
2012 mencapai USD 4.648 juta, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar
19,64% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar
USD 3.885 juta. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan secara
tahunan pada triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 56,29%(yoy)
(Grafik 1.9). Begitu juga dari sisi volume, kinerja ekspor non migas tumbuh 12,98%
(yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh
37,10% (yoy) (Grafik 1.10).
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2009 2010 2011 2012
(yoy)(Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2009 2010 2011 2012
(yoy)(Juta Ton) Vol Ekspor g Vol Ekspor
Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas
Kalimantan Timur
Grafik 1.10 Volume Ekspor Nonmigas
Kalimantan Timur
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan
laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor terbesar yaitu 24,72%, diikuti oleh India
18,03%, dan Jepang 13,47% (Grafik 1.11). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2008 2009 2010 2011 2012
ShareINDIA RRC KORSEL
TAIWAN JEPANG
Grafik 1.11 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama
Ekspor Non Migas Kaltim
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
10
bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur
dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 89,74% dengan nilai USD 4.171 juta
(Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 17,42%
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi
ekspor komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar 15,63%
terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan.
Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I-2012
(HS2 Digit, dalam USD)
Komoditas Nilai (Jt
USD) Pangsa
Growth
(yoy) Kontribusi
27 - Mineral fuels, mineral oil products 4,171.32 89.74% 17.42% 15.63%
15 - Animal or vegt. fats and oils 129.25 2.78% 138.01% 3.84%
44 - Wood and articles of wood 107.43 2.31% 29.38% 0.68%
31 - Fertilizers 80.22 1.73% 3664.41% 63.24%
28 - Inorganic chemicals 66.12 1.42% -19.53% -0.28%
03 - Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert 41.05 0.88% -1.46% -0.01%
lainnya 52.96 1.14% -23.66% -0.27%
Total 4,648.34 100.00% 19.64% 19.64%
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan Timur pada triwulan
I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 8,79% (yoy), meningkat jika dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan secara
tahunan sebesar 7,32%. Peningkatan impor disebabkan oleh peningkatan kinerja
impor migas yang memiliki kontribusi cukup besar, juga peningkatan impor non
migas. Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim
selama triwulan I-2012 berjumlah USD 587,24 juta, atau tumbuh 46,73%(yoy),
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 39,88%(yoy) (Grafik 1.12). Pertumbuhan positif
impor diperkirakan berasal dari peningkatan harga, karena dari sisi volume kinerja
impor non migas Kaltim mengalami pertumbuhan negatif, yaitu turun sebesar -
13,48% (yoy) (Grafik 1.13).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
11
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
0
100
200
300
400
500
600
700
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2009 2010 2011 2012
(yoy)(Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor
-50%
0%
50%
100%
150%
200%
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2009 2010 2011 2012
(yoy)(Juta Ton) Vol Impor g Vol Impor
Grafik 1.12 Nilai Impor Nonmigas
Kalimantan Timur
Grafik 1.13 Volume Impor Nonmigas
Kalimantan Timur
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 adalah
komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 41,11%) dengan
impor sebesar USD 241,40 juta atau meningkat 71,13% (yoy), diikuti oleh komoditas
ships, boats and floating structures dengan nilai USD 102,11 juta (pangsa 17,39%)
yang tumbuh 153,72% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor,
mayoritas impor di triwulan 1-2012 berasal dari Amerika Serikat sebesar USD 102,23
juta (pangsa 17,41%), diikuti oleh Jepang yaitu sebesar USD 89,88 juta (15,31%),
dan Singapura sebesar USD 85,37 juta (14,54%) (Grafik 1.14).
Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I-2012
(HS2 Dijit, dalam USD)
Komoditas Nilai (Jt
USD) Pangsa
Growth
(yoy) Kontribusi
84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 241.40 41.11% 71.13% 29.24%
89 - Ships,boats and floating structures 102.11 17.39% 153.72% 26.73%
87 - Vehicles other than railway 59.93 10.20% 40.10% 4.09%
40 - Rubber and articles thereof 58.79 10.01% 63.99% 6.41%
31 - Fertilizers 34.39 5.86% -26.79% -1.57%
73 - Articles of iron and steel 26.84 4.57% 8.18% 0.37%
lainnya 64 10.86% -6.88% -0.75%
Total 587.25 100.00% 46.73% 46.73%
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
12
Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur
pada triwulan I-2012 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim
lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 4.061
juta, atau mengalami peningkatan sebesar 16,53% (yoy).
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran
Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran di
triwulan I-2012 berasal dari sektor utama pertambangan dan penggalian (pangsa
51,03%) dengan kontribusi sebesar 6,34% dan diikuti oleh sektor perdagangan,
hotel, dan restoran dengan kontribusi 0,74% (yoy). Pertumbuhan positif pada sektor
pertambangan dan penggalian disebabkan oleh masih tingginya produksi
pertambangan migas dan batubara di Kaltim seiring dengan masih tingginya
permintaan dan perkembangan harga komoditas tersebut di pasar internasional.
Sementara itu perkembangan positif pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran
dalam perekonomian Kaltim (pangsa 7,67%) dipengaruhi oleh meningkatnya
kegiatan ekonomi, pembangunan, dan investasi di Kaltim pada awal tahun 2012
sehingga meningkatkan pertumbuhan pada sektor-sektor pendukungnya termasuk
sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
0%
10%
20%
30%
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2008 2009 2010 2011 2012
(Share)SINGAPORE C. USA C. JAPAN
C. R.R.C GERMANY
Grafik 1.14 Perkembangan Share Negara Asal Utama
Impor Nonmigas Kaltim
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
13
Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
Lapangan Usaha
Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Pertumbuhan
Tw 3-11 Tw 4-11 Tw1-12 Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12
Pertanian 3.06 2.48 3.02 0.17 0.13 0.18
Pertambangan dan Penggalian 7.92 8.80 12.43 4.03 4.47 6.34
Industri Pengolahan -6.25 -5.61 -6.08 -1.45 -1.28 -1.40
Listrik, Gas, dan Air Bersih 11.22 12.68 12.68 0.03 0.03 0.03
Bangunan 10.25 11.49 11.08 0.27 0.31 0.29
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 10.38 9.72 9.62 0.81 0.77 0.74
Pengangkutan dan Komunikasi 9.79 11.78 10.94 0.35 0.43 0.38
Keuangan, Persewaan, Jasa Perush. 13.14 13.42 11.18 0.31 0.33 0.26
Jasa-jasa 9.37 11.27 11.24 0.36 0.45 0.42
PDRB 4.34 5.16 6.40 4.34 5.16 6.40
PDRB TANPA MIGAS 12.72 13.79 16.06 7.90 8.93 10.37
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri
pengolahan (pangsa 23,00%) mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan I-
2012 yaitu tumbuh sebesar -6,08% (yoy), sehingga memberikan kontribusi negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -1,40%. Hal
utama penyebab penurunan kinerja pada sektor industri pengolahan (yang didominasi
industri pengolahan migas) ini dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber pasokan
gas (feed gas), sehingga produksi LNG PT Badak Bontang yang terus mengalami
penurunan di tahun 2012.
1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan pada triwulan I-
2012 mengalami ekspansi sebesar 3,02%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya
tumbuh sebesar 2,48%. Perkembangan positif sektor ini didorong oleh pertumbuhan
kinerja subsektor tanaman bahan makanan terjadi pada peningkatan produksi padi
sawah dan padi ladang di Kaltim (Grafik 1.15). Dari subsektor perkebunan, produksi
Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sebagai komoditas yang paling dominan di
Kaltim masih menunjukkan pertumbuhan positif secara tahunan. Namun demikian
pertumbuhan produksi TBS ini sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya,
yang terlihat dari melambatnya indeks produksi sawit (Grafik 1.16).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
14
Grafik 1.15 Indeks Produksi Padi
Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.16 Indeks Produksi Sawit
Sumber : Prompt Indicator BPS
Sementara itu, perkembangan
positif terjadi pada peningkatan
produksi peternakan sapi,
kambing, dan babi dari subsektor
peternakan, dan dari subsektor
perikanan mengalami
perkembangan positif terutama
dipicu oleh produksi ikan perairan
umum, tambak, dan budidaya,
sedangkan kinerja hasil perikanan laut masih tumbuh negatif di triwulan I-
2012. Pertumbuhan positif kinerja sektor pertanian juga didukung oleh kinerja positif
penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan pada sektor pertanian
Kaltim di triwulan I-2012 yang mencapai Rp. 8,33 trilyun atau meningkat 29,64%
(yoy) (Grafik 1.17).
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2012 mengalami
peningkatan pertumbuhan, yaitu mencapai 12,43%(yoy) atau lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar
8,80%(yoy). Faktor pendukung yang menyebabkan meningkatnya kinerja sektor
pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan menengah
di sebagian besar wilayah pertambangan Kaltim yang berada pada tingkat
menengah pada level menengah (101-200mm) selama bulan Januari-Maret 2012,
sehingga operasional pertambangan dapat meningkat. Selain itu masih tingginya
permintaan dan harga komoditas tambang andalan Kaltim (minyak mentah dan
batubara) yang masih tinggi di pasar internasional menjadi faktor pendorong lain
Grafik 1.17 Kredit Sektor Pertanian
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
15
peningkatan produksi pertambangan Kaltim. Perkembangan positif kinerja sektor
pertambangan dan penggalian dapat terlihat dari indeks produksi batubara
perusahaan di Kaltim yang tumbuh secara tahunan meningkat dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar (Grafik 1.18). Hampir seluruh
PKP2B dan beberapa KP di Kaltim diperkirakan merencanakan peningkatan target
produksi pada tahun 2012.
Sementara itu perkembangan sektor pertambangan dan penggalian yang
meningkat pada triwulan laporan didorong juga oleh kinerja kredit lokasi proyek
sektor pertambangan dan penggalian yang secara tahunan tumbuh 22,83%(yoy),
meskipun melambat jika dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan
secara tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 38,05%(yoy) (Grafik 1.19).
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan
Sektor Industri Pengolahan masih mengalami kontraksi pertumbuhan pada
triwulan I-2012 sebesar -6,08%(yoy), sebagaimana terjadi pada triwulan IV-2011
yang tumbuh sebesar -5,61%(yoy). Faktor positif yang menjaga kinerja industri
pengolahan adalah recovery industri pengolahan minyak Pertamina Balikpapan.
Setelah terjadi penurunan produksi pada triwulan II yang mencapai -4,03%(yoy)
diakibatkan oleh kegiatan turn arround (maintenance) besar berkala tiga tahunan,
produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan berangsur-angsur normal dan
mengalami kenaikan pada triwulan III sebesar 7,44%(yoy), tumbuh 17,91%(yoy) pada
triwulan IV, dan kembali tumbuh positif 3,46%(yoy) di triwulan 1-2012 (Grafik 1.20).
Namun sumber utama penurunan industri pengolahan disebabkan oleh masih
menurunnya produksi LNG karena semakin terbatasnya pasokan gas PT Badak NGL.
Setelah pada tahun 2011 target pengapalan LNG turun 4,8% (dari 303,7 cargo di
Grafik 1.18 Indeks Produksi Batubara
Sumber : Prompt Indicator BPS
Grafik 1.19 Kredit Pertambangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
16
20120 menjadi 288 cargo di 2011), pada tahun 2012 target produksi diperkirakan
akan kembali turun sekitar 5% (Grafik 1.21).
-40%
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 1 2 3 4 1
2010 2011 2012
(%yoy)(Jt Barrel)Produksi Growth
Grafik 1.20 Produksi Kilang Minyak
Sumber : Pertamina UPV Balikpapan
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
(Cargo) Pengapalan LPG Pengapalan LNG
Grafik 1.21 Produksi LNG
Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.22 Kredit Sektor Industri
Sumber : Prompt Indicator BPS
Selain itu faktor yang kurang mendukung kinerja industri pengolahan juga
ditunjukkan oleh menurunnya kredit lokasi proyek sektor perindustrian yang
mencapai Rp. 2,30 trilyun tumbuh -1,40% atau tumbuh negatif setelah mengalami
pertumbuhan 7,29% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.22).
1.3.4 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Sektor listrik, gas, dan air bersih
pada periode triwulan laporan
mengalami pertumbuhan sebesar
11,68%(yoy), tumbuh sama jika
dibandingkan dengan pertumbuhan
sektor ini pada triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 11,68%.
-100%
0%
100%
200%
300%
0
200
400
600
800
1000
1200
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*
2009 2010 2011 2012
(yoy)(Rp milyar) Listrik, Gas, Air growth (yoy)
Grafik 1.23 Kredit Sektor Listrik dan Air
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
17
Meningkatnya proyek pembangunan pembangkit listrik di Kaltim menjadi faktor
utama meningkatkan kinerja sektor listrik, gas, dan air pada triwulan I-2012. Selain itu
faktor yang mendorong pertumbuhan positif kinerja sektor ini adalah penyaluran
kredit berdasarkan lokasi proyek yang pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 1,04
trilyun, meningkat 84,54% (yoy) dibandingkan jumlah nominal pada triwulan I tahun
2011 yang sebesar Rp. 566 milyar. Secara triwulanan kredit sektor listrik, gas, dan air
bersih juga tumbuh 1,14% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang
sebesar Rp. 1,03 milyar (Grafik 1.23).
1.3.5 Sektor Bangunan
Sektor bangunan pada triwulan I-
2012 mengalami pertumbuhan sebesar
11,08%(yoy), tumbuh relatif moderat
dibandingkan pertumbuhan pada
triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar
11,49%. Masih tingginya pertumbuhan
sektor bangunan di Kaltim disebabkan
oleh semakin meningkatnya
pembangunan infrastruktur jalan,
jembatan, serta bangunan lainnya yang
dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Pertumbuhan positif sektor
bangunan ini searah dengan peningkatan kredit sektor tersebut, dimana kinerja kredit
konstruksi berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kaltim pada triwulan I-2012
mencapai Rp 2,85 trilyun atau tumbuh 20,60% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 17,52%(yoy).
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I-2012 mengalami
pertumbuhan yang positif mencapai 9,62% (yoy), tumbuh relatif moderat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 9,72%.
Faktor pendorong pertumbuhan positif sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada
triwulan ini adalah meningkatnya permintaan masyarakat terutama permintaan
terhadap hotel dan restoran akibat peningkatan kegiatan ekonomi dan investasi di
Kaltim (Grafik 1.25).
Faktor yang menahan pertumbuhan salah satunya adalah pelambatan
pertumbuhan kredit lokasi proyek yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel,
Grafik 1.24 Kredit Konstruksi
Sumber : Prompt Indicator BPS
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
18
restoran di Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 8,97 trilyun, mengalami
pertumbuhan sebesar 13,44%(yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 20,55% (yoy) (Grafik 1.26).
Grafik 1.25 Indeks Sektor PHR
Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.26 Kredit Perdagangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan I-2012 mengalami
pertumbuhan sebesar 10,94%(yoy), melambat jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang sebesar 10,94%. Faktor penyebab
pelambatan pertumbuhan sektor ini adalah berkurangnya aktivitas perjalanan
masyarakat dari dan keluar Kaltim pada awal tahun 2012.
Melambatnya pertumbuhan
sektor pengangkutan dan
komunikasi terutama terlihat dari
perkembangan Indeks jumlah
penumpang angkutan udara di
Kaltim yang menunjukkan
pelambatan di triwulan I-2012
(Grafik 1.27). Begitu pula
peningkatan arus penumpang dan
arus barang angkutan laut yang juga
pertumbuhannya lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya.
Grafik 1.27 Penumpang Angkutan Udara
Sumber : Prompt Indicator BPS
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
19
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan pada triwulan
I-2012 ini mengalami pertumbuhan
sebesar 11,18% (yoy), lebih rendah
jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan IV-2011
sebesar 13,42%. Faktor positif yang
masih mendukung sektor keuangan
dan jasa perusahaan pada triwulan
I-2012 ini ditunjukkan oleh
penyaluran kredit perbankan berlokasi di Kaltim dimana penyaluran kredit mencapai
Rp. 42,84 trilyun, atau tumbuh sebesar 2,98% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang
mencapai Rp. 41,60 trilyun. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan,
perkembangan kredit meningkat 26,49% (yoy), sedikit melambat dibandingkan
pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 27,88%(yoy)
(Grafik 1.28).
1.3.9 Sektor Jasa-jasa
Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar
11,24%, relatif moderat dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV-2011
sebesar 11,27% (yoy). Pertumbuhan positif kinerja pada sektor jasa ini dipengaruhi
oleh meningkatnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim dan
semakin meningkatnya kegiatan investasi di Kaltim.
Grafik 1.28 Perkembangan Kredit Kaltim
Sumber : LBU Bank Indonesia
Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur
20
BOKS 1. PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN KALIMANTAN TIMUR
Kalimantan Timur sebagai provinsi yang terdiri dari 14 kabupaten/kota tidak hanya
memiliki lahan darat yang luas dan potensial, tapi juga mempunyai potensi perikanan dan
kelautan yang sangat prospektif. Potensi tersebut diantaranya terdiri dari :
1. Wilayah Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia sepanjang laut Sulawesi seluas 2,75 juta Ha.
2. Wilayah penangkapan di pantai seluas 12,00 juta Ha.
3. Hutan mangrove yang dapat dikonversi untuk budidaya air payau seluas 91,38 ribu Ha.
4. Perairan umum seluas 2,77 juta Ha.
Dari sisi permintaan, apabila dilihat tingkat konsumsi ikan masyarakat Kaltim ternyata juga
sudah jauh berada diatas rata-rata konsumsi ikan nasional. Jika standar nasional konsumsi ikan
sekitar 32,97 kilogram (kg) perkapita pertahun, maka realitas konsumsi ikan masyarakat Kaltim
pada tahun 2011 telah mencapai 58,47 kg perkapita pertahun (meningkat tinggi dari 49,27
Kg perkapita pertahun di 2010). Peningkatan permintaan komoditas perikanan yang cukup
tinggi juga ditunjukkan oleh sering munculnya komoditas perikanan sebagai 10 besar andil
inflasi selama tiga tahun terakhir, diantaranya komoditas ikan layang, kembung, trakulu,
gabus, bandeng, sampai komoditas udang basah. Selain permintaan produksi ikan untuk
kebutuhan konsumsi masyarakat Kaltim, permintaan komoditas perikanan untuk ekspor baik
ke daerah lain maupun ke luar negeri juga cukup tinggi. Hal ini dikonfirmasi oleh hasil liaison
Bank Indonesia Provinsi Kaltim pada April 2012 ke salah satu unit usaha produksi budidaya
dan pengepul udang, bandeng, dan kepiting di kota Tarakan yang menyatakan tidak dapat
memenuhi peningkatan permintaan dari beberapa perusahaan coldstorage di Tarakan dan
Surabaya yang terus menunjukkan tren peningkatan mulai tahun 2005. Pengusaha budidaya
hanya dapat meningkatkan kapasitas produksi rata-rata 10% per tahun untuk mengimbangi
peningkatan permintaan. Berdasarkan beberapa latar belakang potensi perairan dan tingginya
permintaan komoditas perikanan Kaltim tersebut maka potensi subsektor perikanan di Kaltim
layak untuk dikembangkan menjadi subsektor unggulan.
Secara umum potensi perikanan Kalimantan Timur terdiri dari beberapa jenis :
1. Potensi perikanan demersal1
, terdapat jenis ikan kakap, kerapu, bawal, lidah,
baronang, cucut, hiu, pari, kuro, kakap merah, udang barong, udang windu, udang
dogol.
2. Potensi perikanan pelagis2
, terdapat jenis ikan kembung, layang, selar, tenggiri, kuwe,
tembang, cumi-cumi, dan sotong.
3. Potensi perikanan lainnya terdapat jenis teripang, ubur-ubur, rajungan.
1 Perikanan demersal adalah perikanan yang habitatnya berada di bagian dasar perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan
demersal adalah ikan yang tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl dasar (bottom trawl), jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan lain sebagainya. 2 Perikanan pelagis adalah salah satu sumberdaya perikanan yang umumnya hidup pada lapisan permukaan dan terdiri dari banyak
spesies yang ukuran badannya relatif tetap kecil meskipun telah dewasa.
Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur
21
Dari beberapa jenis komoditi tersebut yang cukup prospektif memiliki nilai jual tinggi dan
menonjol untuk dikembangkan adalah budidaya udang air payau dan budidaya laut ikan
kerapu, sedangkan untuk perairan ZEEI memiliki potensi ikan tuna dan perikanan demersal
lainnya. Adapun jika dilihat wilayah kabupaten/kota di Kaltim yang cukup tinggi memproduksi
perikanan laut adalah Kutai Kartanegara, Berau, Paser, dan Samarinda, sedangkan produksi
perikanan darat terbesar berasal dari Kutai Kartanegara, Nunukan, dan Paser (Grafik B1.1 dan
Grafik B1.2). Sementara itu jika dilihat peningkatan produksi perikanan total Kaltim terus
mengalami tren peningkatan dimana pada tahun 2010 mencapai 306,62 ribu ton atau
meningkat 29,17% dari tahun sebelumnya (Grafik B1.3), sementara produksi tahun 2011
diperkirakan lebih dari 400 ribu ton atau meningkat 32,08% (yoy).
Grafik B1.1 Produksi Perikanan Laut
Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011
Grafik B1.2 Produksi Perikanan Darat
Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
0
100
200
300
400
2006 2007 2008 2009 2010
yoyribu ton Produksi growth
Grafik B1.3 Produksi Perikanan Kaltim 2006-2010
Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011
Untuk meningkatkan produksi peternakan, salah satu program yang dicanangkan
pemerintah provinsi adalah program 500 ribu keramba, dengan realisasi hingga 2011
berjumlah 150.823 keramba, sehingga terjadi peningkatan dari realisasi tahun 2009 sebanyak
18.133 keramba dan 2010 sebanyak 45.438 keramba. Kabupaten Kutai Kartanegara
merupakan daerah terbanyak realisasi kerambanya yaitu 85.356 keramba, kemudian
kabupaten Berau 15.246 keramba, Kutai Barat 12.852 keramba, dan Paser 10.500 keramba.
Program lainnya adalah pemberian bantuan dana Pengembangan Usaha Mina Perdesaan
Perikanan Budidaya (PUMP-PB) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)kepada
Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur
22
kelompok pembudidaya ikan di Kaltim. Penerima bantuan tahun ini meningkat, dari tahun
sebelumnya hanya 29 kelompok kini menjadi 73 kelompok yang berasal dari 11
kabupaten/kota se-Kaltim.
Selain peningkatan produksi budidaya perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan akan
terus mendorong pengembangan sektor industri perikanan dengan pengiriman hasil produksi
ikan. Kaltim sengaja tidak melakukan ekspor ikan utuh dengan pertimbangan faktor
keuntungan dengan nilai tambah yang ada, maka dapat memperoleh keuntungan berlipat.
Pengembangan industri perikanan, selain meningkatkan nilai tambah juga akan meningkatkan
serapan tenaga kerja dalam proses produksi yang kemudian juga akan berdampak terhadap
pengurangan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kaltim.
23
EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR
2.1 Gambaran Umum
Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan
Timur pada triwulan I-2012 menunjukkan penurunan. Inflasi Kalimantan Timur
triwulan I-2012 yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat
sebesar 5,78% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2011 sebesar
6,34% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,97% (yoy).
Berdasarkan kelompok
komoditas, laju inflasi tertinggi
terjadi pada kelompok pendidikan
rekreasi dan olahraga yaitu sebesar
16,48% (yoy); diikuti oleh kelompok
sandang sebesar 9,41%, dan
kelompok bahan makanan sebesar
6,49%. Sementara kelompok
transportasi, komunikasi dan jasa
keuangan merupakan kelompok
komoditas yang mengalami tingkat
inflasi terendah, yaitu sebesar 1,85% (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2012
KELOMPOK
III-2011 IV-2011 I-2012
qtq yoy qtq yoy qtq yoy
U M U M 2.00 6.58 0.25 6.34 2.13 5.78
BAHAN MAKANAN 0.05 3.71 -0.80 4.27 5.62 6.49
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TBK 1.20 7.01 0.90 6.54 1.06 4.29
PERUMAHAN 1.38 7.60 0.81 7.11 1.39 5.07
SANDANG 6.15 12.85 -0.01 10.48 0.65 9.41
KESEHATAN 0.74 4.62 0.74 4.08 0.86 3.58
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 13.56 17.93 0.47 16.67 1.02 16.48
TRANSPORT & KOMUNIKASI 1.34 3.40 -0.10 3.10 -0.11 1.85
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim & Nasional (yoy)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3
2010 2011 2012
(% yoy)Kaltim Nasional
BAB
II
Evaluasi Perkembangan Inflasi
24
Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan Kaltim menunjukkan
bahwa kelompok volatile food pada akhir triwulan I-2012 mengalami inflasi sebesar
6,55%(yoy), meningkat jika dibandingkan inflasi volatile food di triwulan IV-2011
yang sebesar 4,10%(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food
pada triwulan I-2012 terjadi inflasi pada bulan Januari (inflasi 5,55%) dan Maret
(inflasi 0,44%), sedangkan deflasi terjadi pada bulan Februari sebesar -0,22%(mtm)
(Grafik 2.3). Inflasi volatile food pada triwulan I-2012 disebabkan oleh peningkatan
harga komoditas ikan segar (layang, tongkol, bandeng), daging segar (daging ayam),
dan sayur-sayuran (kacang panjang, tomat sayur, cabe rawit) akibat berkurangnya
jumlah pasokan.
Selain itu peningkatan juga terjadi pada kelompok inflasi inti yang disebabkan
oleh meningkatnya harga sub kelompok perumahan karena peningkatan harga
semen dan biaya sewa rumah/kontrak rumah yang terjadi pada bulan Januari dan
Februari 2012 terutama di kota Samarinda dan Balikpapan.
Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010 2011 2012
(% yoy) CPI core volatile food administered
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010 2011 2012
(% mtm) Core Volatile Foods Administered
PERKEMBANGAN INFLASI
25
Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada
triwulan laporan terjadi di Balikpapan yakni sebesar 6,17% (yoy), diikuti oleh kota
Samarinda dan Tarakan masing-masing sebesar 5,56% (yoy) dan 5,41% (yoy). Secara
umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan
I-2012 dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain :
Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat terjadi pada bulan
Januari yang didorong oleh peningkatan upah minimum provinsi/kabupaten/kota
sehingga meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat.
Dari sisi penawaran, masih adanya keterbatasan pasokan beberapa komoditas
bahan makanan seperti beberapa jenis ikan segar, daging ayam, dan sayur-sayuran
akibat gelombang tinggi sehingga mengganggu produksi nelayan ikan dan
mengganggu kelancaran distribusi barang dari sentra produksi di Jawa dan
Sulawesi.
2.2 Inflasi Triwulanan (qtq)
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota
Samarinda pada triwulan I-2012 mencapai 2,13% (qtq), lebih tinggi dibandingkan
dengan laju inflasi pada triwulan IV-2011 yang sebesar -0,21% (qtq). Kelompok
komoditas bahan makanan mengalami inflasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,92%
(qtq). Beberapa komoditas yang harganya mengalami peningkatan pada kelompok ini
di kota Samarinda antara lain peningkatan harga ikan segar (layang, tongkol,
kembung, dan gabus), harga daging ayam ras, harga beras, serta peningkatan harga
sayur-sayuran seperti kacang panjang, tomat sayur, dan cabe rawit (Tabel 2.2 dan
Tabel 2.3).
Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda
KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12
U M U M 2.77 1.19 2.36 -0.21 2.13
BAHAN MAKANAN 2.25 2.59 2.57 -1.90 5.92
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 3.76 0.43 0.96 0.79 0.79
PERUMAHAN 5.45 0.27 1.30 0.68 1.53
SANDANG 0.90 2.27 8.45 0.45 0.26
KESEHATAN 0.56 1.16 0.52 0.60 0.86
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.03 2.02 6.87 0.90 0.16
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.83 0.33 0.96 -0.85 0.21
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Evaluasi Perkembangan Inflasi
26
Laju inflasi terbesar kedua terjadi pada kelompok komoditas perumahan yaitu sebesar
1,53% (qtq) yang disebabkan karena peningkatan harga semen, serta peningkatan biaya
sewa dan kontrak rumah, diikuti laju inflasi kelompok kesehatan (0,86%) dan kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,79%).
Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda
JANUARI FEBRUARI MARET
KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL
DAGING AYAM RAS 0.36 UDANG BASAH 0.10 LAYANG 0.33
LAYANG 0.17 EMAS PERHIASAN 0.09 SEWA RUMAH 0.11
KACANG PANJANG 0.09 JAGUNG MANIS 0.08 CABE RAWIT 0.06
TONGKOL 0.08 BERAS 0.07 KEMBUNG/GEMBUNG 0.05
BERAS 0.07 ROTI MANIS 0.06 UDANG BASAH 0.04
GABUS 0.07 SEWA RUMAH 0.05 BERAS 0.03
TOMAT SAYUR 0.06 TONGKOL 0.04 LEMARI PAKAIAN 0.02
NANGKA MUDA 0.06 SEMEN 0.04 CABE MERAH 0.02
KONTRAK RUMAH 0.06 BANDENG 0.04 SEMEN 0.01
KEMBUNG/GEMBUNG 0.05 TELUR AYAM RAS 0.04 TELUR AYAM RAS 0.01
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)
Perkembangan barang dan jasa secara triwulanan di kota Balikpapan pada triwulan
I-2012 tercatat sebesar 2,11% (qtq), berbeda arah jika dibandingkan dengan triwulan IV-
2011 yang mengalami deflasi sebesar -0,18% (qtq). Kelompok komoditas yang
mengalami inflasi adalah bahan makanan yang mengalami inflasi 5,86% karena
peningkatan harga ikan segar (layang, tongkol, bawal), daging ayam ras, dan beberapa
komoditas sayur-sayuran seperti tomat sayur, kacang panjang, bayam, dan cabe rawit
(Tabel 2.4 dan Tabel 2.5).
Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan
KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12
U M U M 2.38 2.15 1.98 -0.18 2.11
BAHAN MAKANAN 4.05 3.19 -2.08 -2.22 5.86
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 3.02 1.57 1.55 0.94 1.30
PERUMAHAN 1.48 3.01 1.35 0.71 0.78
SANDANG 3.30 2.27 2.95 -0.48 1.52
KESEHATAN 1.53 1.50 0.48 0.63 0.78
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.94 0.61 18.62 0.05 1.18
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.89 0.38 2.07 0.11 0.20
Sumber : BPS Kaltim, diolah
PERKEMBANGAN INFLASI
27
Inflasi juga terjadi pada kelompok sandang karena adanya peningkatan harga emas
perhiasan pada bulan Februari 2012. Selain itu peningkatan laju inflasi juga terjadi pada
kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 1,30%
(qtq) karena peningkatan harga mie, nasi, dan teh manis, serta kenaikan harga kelompok
perumahan (0,78%) dan kelompok kesehatan (0,78%).
Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan
JANUARI FEBRUARI MARET
KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL
DAGING AYAM RAS 0.58 BERAS 0.24 CABE RAWIT 0.16
KACANG PANJANG 0.38 LAYANG 0.11 LAYANG 0.07
TOMAT SAYUR 0.27 REKREASI 0.09 BAWAL 0.05
TONGKOL 0.13 EMAS PERHIASAN 0.04 BERAS 0.04
SEMEN 0.10 SEMEN 0.04 KAKAP MERAH 0.04
KEMBUNG/GEMBUNG 0.09 BAYAM 0.02 NASI 0.03
SELAR 0.05 BANDENG 0.02 T E H MANIS 0.03
BANDENG 0.04 KONTRAK RUMAH 0.02 TRAKULU 0.03
NASI 0.04 MIE 0.02 UDANG BASAH 0.02
TOMAT BUAH 0.03 KENTANG 0.02 TONGKOL 0.02
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)
Perkembangan harga barang jasa secara triwulanan di kota Tarakan pada triwulan
I-2012 mengalami inflasi sebesar 2,17% (qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan
triwulan IV-2011 yang mengalami inflasi sebesar 3,03% (qtq) (Tabel 2.6 dan Tabel 2.7) .
Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan
KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12
U M U M 3.16 -0.77 0.91 3.03 2.17
BAHAN MAKANAN 5.52 -5.74 -2.54 7.18 4.03
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 2.07 1.88 1.11 1.13 1.39
PERUMAHAN 1.28 1.06 1.71 1.57 2.60
SANDANG -0.04 3.46 6.03 -0.63 -0.14
KESEHATAN 3.73 0.47 2.13 1.53 1.07
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 6.42 -0.19 14.10 1.07 3.07
TRANSPORT & KOMUNIKASI 2.74 3.02 0.53 1.78 -2.07
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang
mengalami inflasi sebesar 4,03% (qtq) akibat peningkatan harga beras, sayur-sayuran
Evaluasi Perkembangan Inflasi
28
(kacang panjang, bayam, cabe rawit), ikan segar (layang, bandeng), dan telur ayam ras.
Inflasi yang cukup tinggi lainnya terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan
olahraga sebesar 3,07% (qtq) akibat kenaikan biaya jaringan saluran yang cukup tinggi
pada bulan Februari.
Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan
JANUARI FEBRUARI MARET
KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL
KACANG PANJANG 0.40 BAYAM 0.12 CABE RAWIT 0.24
DAGING AYAM RAS 0.21 BIAYA JARINGAN SAL.TV 0.11 LAYANG 0.22
SEWA RUMAH 0.16 SAWI HIJAU 0.11 SENG 0.08
SEMEN 0.15 BERAS 0.09 NASI 0.06
BAYAM 0.15 KACANG PANJANG 0.08 BERAS 0.06
LAYANG 0.15 ROKOK KRETEK 0.07 BAWAL 0.05
TOMAT SAYUR 0.10 BANDENG 0.06 KAKAP PUTIH 0.03
PAPAN 0.07 TELUR AYAM RAS 0.05 MIE KERING INSTANT 0.03
KANGKUNG 0.06 ROKOK KRETEK FILTER 0.04 CABE MERAH 0.03
TELUR AYAM RAS 0.05 TAHU MENTAH 0.03 TAHU MENTAH 0.03
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3 Inflasi Tahunan (yoy)
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda
Laju inflasi kota Samarinda secara tahunan pada triwulan I-2012 tercatat
sebesar 5,56% (yoy), atau lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi pada
triwulan sebelumnya yang sebesar 6,23% (yoy). Kelompok komoditas dengan laju
inflasi terbesar adalah kelompok komoditas sandang 11,70%(yoy), diikuti
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 10,19% (yoy), diikuti
oleh kelompok komoditas bahan makanan 9,33% (yoy) (Tabel 2.8).
Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa
KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12
U M U M 7.73 8.21 7.26 6.23 5.56
BAHAN MAKANAN 11.02 12.21 6.89 5.55 9.33
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 6.33 7.58 7.67 6.04 3.01
PERUMAHAN 9.86 9.31 8.23 7.83 3.82
SANDANG 10.14 9.33 15.22 12.40 11.70
KESEHATAN 5.00 5.04 3.21 2.86 3.18
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 3.19 5.22 9.32 10.05 10.19
TRANSPORT & KOMUNIKASI 1.82 2.09 2.17 1.27 0.65
Sumber : BPS Kaltim, diolah
PERKEMBANGAN INFLASI
29
Kenaikan kelompok Sandang berasal dari kenaikan harga emas perhiasan
yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas di pasar internasional, meskipun
pergerakan harga emas internasional mulai mengalami penurunan yang telah
dimulai pada akhir tahun 2011. Kenaikan inflasi pada kelompok pendidikan,
rekreasi, olahraga disebabkan oleh kenaikan tarif pendidikan terutama
akademi/perguruan tinggi. Sementara itu, inflasi tahunan terendah terjadi pada
kelompok transportasi dan komunikasi dengan inflasi sebesar 0,65% (yoy).
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan
Laju inflasi tahunan di kota Balikpapan pada triwulan I-2012 mencapai 6,17%
(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-2011 yang
sebesar 6,45% (yoy). Laju inflasi tertinggi di kota Balikpapan terjadi pada
kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 20,80%
(yoy) sedikit lebih tinggi jika dibandingkan inflasi tahunan triwulan sebelumnya
20,51% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada awal
tahun ajaran baru 2011 terutama untuk pendidikan SLTA dan akademi/perguruan
tinggi
Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa
KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12
U M U M 7.21 8.68 6.42 6.45 6.17
BAHAN MAKANAN 12.03 13.34 3.02 2.81 4.60
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 5.39 6.56 6.86 7.26 5.47
PERUMAHAN 3.82 6.41 6.14 6.70 5.96
SANDANG 7.74 9.48 9.97 8.24 6.38
KESEHATAN 2.97 4.36 4.42 4.21 3.44
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 18.99 19.61 20.66 20.51 20.80
TRANSPORT & KOMUNIKASI 2.59 2.98 3.97 3.49 2.78
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan
Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan I-2012 mencapai 5,41% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan IV-2011
yang sebesar 6,43% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok
pendidikan, rekreasi, dan olahraga merupakan kelompok komoditas dengan laju
inflasi tertinggi yaitu sebesar 18,62% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas sandang
8,86% (yoy). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di kelompok pendidikan Kota
Tarakan secara tahunan masih dipengaruhi oleh adanya SK penyesuaian tarif
Evaluasi Perkembangan Inflasi
30
pendidikan untuk akademi keperawatan di kota Tarakan. Sementara inflasi terendah
terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 2,43% (yoy),
dipengaruhi bertambahnya pasokan ke kota Tarakan yang salah satunya disebabkan
dibukanya jalur pelayaran Tarakan-Toli-Toli (sentra produksi pertanian).
Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa
KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12
U M U M 8.20 9.31 4.82 6.43 5.41
BAHAN MAKANAN 7.16 8.79 -4.65 3.90 2.43
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 7.87 8.89 5.18 6.34 5.63
PERUMAHAN 9.98 10.18 9.67 5.74 7.11
SANDANG 3.66 5.87 11.54 8.96 8.86
KESEHATAN 13.19 10.34 10.25 8.07 5.29
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 21.36 21.01 38.36 22.49 18.62
TRANSPORT & KOMUNIKASI 3.68 6.73 5.94 8.30 3.23
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) sampai dengan triwulan I-2012
inflasi kumulatif Kaltim sampai dengan Maret 2012 mencapai 2,13% (ytd), lebih
rendah dari inflasi kumulatif di Maret 2011 yang sebesar 2,68% (ytd). Dibandingkan
dengan inflasi kumulatif nasional sampai dengan triwulan I tahun 2012 yang tercatat
0,88 (ytd), inflasi kumulatif Kaltim masih lebih tinggi (Tabel 2.11).
Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim dan Kota
TAHUN
INFLASI KALENDER JANUARI-MARET INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER
Smr Bpp Trk Kaltim Nas Smr Bpp Trk Kaltim Nas
2006 1.43 2.53 - 1.94 1.97 6.50 5.52 - 6.04 6.60
2007 1.72 0.81 - 1.30 1.91 9.18 7.27 - 8.30 6.59
2008 3.97 3.75 7.88 3.87 3.42 12.69 11.30 19.85 13.06 11.06
2009 1.49 0.03 0.53 0.79 0.36 4.06 3.60 7.21 4.31 2.78
2010 2.07 2.55 2.89 2.37 0.99 7.00 7.38 7.92 7.28 6.96
2011 2.77 2.38 3.16 2.68 0.70 6.23 6.45 6.43 6.34 3.79
2012 2.13 2.11 2.17 2.13 0.88
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Dari ketiga kota di Kaltim, kota Tarakan memiliki laju inflasi tertinggi yaitu 2,17%
(ytd), diikuti oleh laju inflasi Samarinda 2,13% (ytd), dan Balikpapan 2,11% (ytd).
Pencapaian inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi tahun kalender
PERKEMBANGAN INFLASI
31
yang terjadi di triwulan I tahun 2011. Apabila dilihat komoditas yang sering menjadi
10 komoditas andil inflasi terbesar pada triwulan I tahun 2012, kenaikan harga beras,
ikan segar (bandeng, layang, tongkol, kembung, dan udang basah), sayuran (kacang
panjang, bayam, cabe rawit) dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga
semen dan biaya sewa rumah dari kelompok perumahan merupakan komoditas yang
sering muncul sebagai andil inflasi terbesar di ketiga kota (Tabel 2.12).
Tabel 2.12 Komoditas Andil Inflasi Terbesar Jan-Maret 2012
SAMARINDA BALIKPAPAN TARAKAN
BERAS BERAS BERAS
LAYANG LAYANG LAYANG
BANDENG BANDENG BANDENG
SEWA RUMAH KACANG PANJANG KACANG PANJANG
TONGKOL SEMEN BAYAM
UDANG BASAH NASI TELUR AYAM RAS
IKAN GABUS TRAKULU CABE RAWIT
32
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Gambaran Umum
Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan I-2012 secara umum
masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara tahunan
(yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami sebagian besar indikator
utama kegiatan usaha perbankan meliputi pertumbuhan aset, penghimpunan dana
pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan.
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Februari 2012) menurut
pertumbuhan triwulanan, indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi pertumbuhan
Aset dan DPK di Kaltim dan nasional menunjukkan perbedaan arah perkembangan.
Jumlah Aset dan DPK yang disalurkan bank umum secara nasional mengalami kontraksi
pertumbuhan masing-masing sebesar -0,95% dan -0,75%, dimana pada periode yang
sama bank umum di Kaltim mengalami arah peningkatan Aset dan DPK yang berbeda
yaitu tumbuh sebesar 12,07% dan 7,30% (qtq). Sementara itu, baik penyaluran kredit
nasional maupun nasional mengalami pertumbuhan triwulanan yang positif masing-
masing tumbuh sebesar 0,13% dan 0,43% (qtq).
Apabila dilihat perkembangan kinerja perbankan secara tahunan (yoy),
menunjukkan kinerja positif dan searah dimana jumlah Aset, DPK dan Kredit bank
umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar
42,33%, 34,36%, dan 22,96%, searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 18,34%, 17,55% dan 21,39%.
-0.95%
-0.75%
0.13%
12.07%
7.30%
0.43%
-2% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14%
Aset
DPK
Kredit
Kaltim Nasional*)
Grafik 3.1
Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha
Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)
Sumber: LBU Bank Indonesia
18.34%
17.55%
21.39%
42.33%
34.36%
22.96%
0% 10% 20% 30% 40% 50%
Aset
DPK
Kredit
Kaltim Nasional*)
Grafik 3.2
Kinerja tahunan Kegiatan Usaha
Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)
Sumber: LBU Bank Indonesia
BAB
III
Perkembangan Perbankan Daerah
33
Sementara itu, perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan
perkembangan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK,
Kredit BPR yang mencapai 5,30%, 5,39%, dan 7,25% (yoy), lebih tinggi jika
dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan sebelumnya,masing-masing
tumbuh sebesar 3,95%, -1,61%, dan 6,13% (yoy).
Assesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah,
memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko karena terjadi penurunan kualitas kredit,
serta peningkatan risiko likuiditas dalam kondisi lebih tinggi jika dibandingkan risiko
triwulan sebelumnya.
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif
Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan I-2012 tercatat
Rp 96,39 trilyun, mengalami peningkatan 12,07% (qtq) dibandingkan posisi triwulan
sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, bank pemerintah (pangsa 73,69%)
mengalami peningkatan jumlah aset bersih sebesar 17,43%, sementara aset bersih
bank swasta (pangsa 26,31%) turun sebesar negatif 0,64% (qtq). Jika dibandingkan
dengan posisi triwulan I-2011, total aset perbankan secara tahunan mencatat
pertumbuhan sebesar 42,33% (yoy).
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim
Keterangan
Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12
Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy
Jumlah Aset Bersih 79,139 86,012 96,392 100.00% 100.00% 12.07% 42.33%
Bank Pemerintah 55,940 60,488 71,033 70.33% 73.69% 17.43% 50.51%
Bank Swasta 23,199 25,523 25,359 29.67% 26.31% -0.64% 23.52%
Aktiva Produktif 49,532 52,340 60,176 100.00% 100.00% 14.97% 46.55%
Penempatan pada BI 9,586 9,380 16,502 17.92% 27.42% 75.92% 196.88%
Penempatan pada Bank Lain 1,265 1,645 1,023 3.14% 1.70% -37.81% -21.31%
Surat berharga yang dimiliki 145 34 63 0.06% 0.10% 87.32% -88.86%
Kredit yang diberikan 38,470 41,185 42,491 78.69% 70.61% 3.17% 26.32%
Lainnya 66 97 98 0.18% 0.16% 1.35% 112.39%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih
didominasi oleh kredit yang diberikan (pangsa sebesar 70,61%) yang meningkat 3,17%
(qtq) jika dibandingkan dengan triwulan IV-2011. Sementara itu penempatan pada Bank
Perkembangan Perbankan Daerah
34
Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 75,92% (qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan penempatan pada Bank lainnya
mengalami penurunan sebesar -37,81% (qtq). Apabila dilihat perkembangan aktiva
produktif secara tahunan, kredit yang diberikan dan penempatan pada Bank Indonesia
mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 26,32% dan
196,88% (yoy), berbeda arah dengan penempatan pada bank lain yang mengalami
penurunan negatif 21,31% (yoy).
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat
Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada
triwulan I-2012 mencapai Rp 71,01 trilyun, atau tumbuh meningkat 7,30% (qtq)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 3.3). Jika dibandingkan dengan
posisi triwulan I-2011, penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 34,36% (yoy).
Peningkatan DPK pada triwulan laporan berasal dari peningkatan kinerja penghimpunan
giro dan deposito.
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
0.000
20.000
40.000
60.000
80.000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2009 2010 2011 2012
growthDPK
(Rp trilyun)DPK g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat
Sumber: LBU Bank Indonesia
Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), tabungan mencatat pertumbuhan
sebesar negatif 8,00%, sementara deposito dan giro mengalami pertumbuhan yang
positif masing-masing sebesar 16,46% dan 21,34%. Menurut kelompok bank,
peningkatan positif simpanan secara triwulanan terjadi pada kelompok bank
pemerintah yaitu sebesar 11,01%, sebaliknya pada kelompok bank milik swasta
mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar -1,47% dengan kontribusi penurunan
yang cukup besar berasal dari giro dengan kontraksi pertumbuhan sebesar -4,73% (qtq)
(Tabel 3.2).
Sementara itu secara tahunan (yoy) pertumbuhan DPK di Kaltim juga mengalami
perkembangan yang cukup positif yaitu tumbuh sebesar 34,36%. Pertumbuhan ini
Perkembangan Perbankan Daerah
35
didorong oleh pertumbuhan giro dan deposito yang cukup tinggi masing-masing
sebesar 52,84% dan 40,59% (yoy). Apabila dilihat menurut kelompok bank,
pertumbuhan tinggi DPK secara tahunan dicapai oleh bank pemerintah yang tumbuh
39,27% (yoy), sebaliknya pertumbuhan yang melambat terjadi pada kelompok bank
swasta yang tumbuh sebesar 22,84% (yoy) (lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 26,05%).
Tabel 3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim
Jenis Simpanan
Posisi (Rp milyar) Komposisi Pertumb. Tw1-12
Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy
Total DPK 61,077 66,186 71,019 100.00% 100.00% 7.30% 34.36%
Giro 15,496 17,463 21,190 26.39% 29.84% 21.34% 52.84%
Tabungan 24,592 28,261 26,000 42.70% 36.61% -8.00% 17.95%
Deposito 20,989 20,462 23,829 30.92% 33.55% 16.46% 40.59%
Bank Pemerintah 43,532 46,505 51,627 100.00% 100.00% 11.01% 39.27%
Giro 12,235 13,972 17,864 30.04% 34.60% 27.85% 61.70%
Tabungan 16,683 19,528 17,342 41.99% 33.59% -11.19% 15.76%
Deposito 14,614 13,005 16,421 27.96% 31.81% 26.27% 48.72%
Bank Swasta 17,545 19,681 19,392 100.00% 100.00% -1.47% 22.84%
Giro 3,260 3,491 3,326 17.74% 17.15% -4.73% 18.09%
Tabungan 7,910 8,733 8,658 44.37% 44.65% -0.86% 22.59%
Deposito 6,375 7,457 7,408 37.89% 38.20% -0.66% 25.41%
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum
Penyaluran kredit bank umum di
Kaltim triwulan I-2012 menunjukkan
pertumbuhan positif. Peningkatan
pertumbuhan kredit diperkirakan
disebabkan oleh menurunnya tingkat bunga
pinjaman, terutama penurunan suku bunga
kredit investasi dan konsumsi, sementara itu
suku bunga kredit modal kerja relatif tetap
di sekitar level 11,83%. Penurunan BI-rate
5,75% pada triwulan laporan berpengaruh
terhadap suku bunga kredit perbankan yang
juga sedikit mengalami penurunan (Grafik 3.4).
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2009 2010 2011 2012
%suku
bungaK. Inv K. Kons KMK BI-rate
Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit
Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
36
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan
I-2012 mencapai Rp. 41,36 trilyun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada
triwulan laporan tercatat 0,43% (qtq), melambat jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang sebesar 6,53% (qtq). Jika dibandingkan
dengan posisi triwulan I-2011, penyaluran kredit pada triwulan I-2012 telah tumbuh
sebesar 22,96% (yoy) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan
pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,60%
sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.5.
0%
10%
20%
30%
40%
0
10
20
30
40
50
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2009 2010 2011 2012
growthKredit
(Rp trilyun)kredit g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
Sumber: LBU Bank Indonesia
Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah
mencapai Rp. 24,34 trilyun (pangsa 58,85%) atau mengalami penurunan -1,85% (qtq)
secara triwulanan. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada
triwulan laporan mencapai Rp. 17,02 trilyun (pangsa 41,15%) atau meningkat sebesar
3,87% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaannya, dua jenis
kredit dengan pangsa terbesar yaitu kredit modal kerja dan konsumsi mengalami
pertumbuhan negatif secara triwulanan. Kredit modal kerja (pangsa 35,01%) mencatat
pertumbuhan -3,04% menjadi Rp 14,48 trilyun, sedangkan kredit konsumsi (pangsa
34,03%) mencatatkan pertumbuhan triwulanan -0,37% menjadi Rp 14,08 trilyun.
Berbeda halnya dengan kredit investasi (pangsa 30,96%) mengalami pertumbuhan
triwulanan positif sebesar 5,63% menjadi Rp 12,12 trilyun. Sementara itu secara
tahunan baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi mencatat pertumbuhan
yang cukup tinggi masing-masing tumbuh sebesar 12,34%, 43,28%, dan 19,17%
(yoy).
Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi kredit secara triwulanan terjadi
pada sektor pertanian yaitu sebesar 6,93%, diikuti sektor perindustrian sebesar 5,49%,
Perkembangan Perbankan Daerah
37
sektor jasa dunia usaha 4,22%, dan sektor pertambangan 3,13%. Sementara itu kredit
sektoral yang mengalami kontraksi pertumbuhan adalah sektor listrik, gas, dan air, jasa
sosial, dan perdagangan yang masing-masing turun sebesar -14,46%, -5,19%, dan -
2,65% (qtq) (Tabel 3.3).
Apabila dilihat pertumbuhan kredit secara tahunan, beberapa kredit sektoral
yang mengalami pertumbuhan positif yang cukup tinggi antara lain sektor angkutan
(86,76%), sektor pertambangan (40,50%), sektor jasa dunia usaha (29,87%) serta
sektor konstruksi (21,63%). Sementara itu jika dilihat nisbah kredit terhadap simpanan
bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami penurunan dari
62,23% pada triwulan IV tahun 2011 menjadi 58,24% pada triwulan I-2012.
Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
Keterangan
Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert.Tw1-12
Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy
Kredit 38,660 41,185 41,362 100.00% 100.00% 0.43% 22.96%
Kelompok Bank
Bank Pemerintah 23,484 24,798 24,341 60.21% 58.85% -1.85% 16.10%
Bank Swasta 15,175 16,387 17,021 39.79% 41.15% 3.87% 34.31%
Jenis Penggunaan
Modal Kerja 14,585 14,937 14,483 36.27% 35.01% -3.04% 12.34%
Investasi 10,752 12,121 12,804 29.43% 30.96% 5.63% 43.28%
Konsumsi 13,323 14,127 14,075 34.30% 34.03% -0.37% 19.17%
Sektor Ekonomi
Pertanian 1,727 1,948 2,083 4.73% 5.04% 6.93% 42.69%
Pertambangan 2,121 2,332 2,405 5.66% 5.82% 3.13% 40.50%
Perindustrian 1,145 1,096 1,156 2.66% 2.79% 5.49% 4.41%
Listrik, Gas dan Air 131 129 110 0.31% 0.27% -14.46% -27.07%
Konstruksi 2,905 2,997 3,056 7.28% 7.39% 1.96% 21.63%
Perdagangan 7,440 7,713 7,508 18.73% 18.15% -2.65% 14.43%
Angkutan 2,816 3,140 3,228 7.62% 7.80% 2.82% 86.76%
Jasa Dunia Usaha 3,895 4,499 4,688 10.92% 11.33% 4.22% 29.87%
Jasa Sosial 2,259 2,323 2,203 5.64% 5.33% -5.19% 17.07%
Lain-Lain 14,222 15,009 14,924 36.44% 36.08% -0.57% 15.56%
LDR 63.30% 62.23% 58.24%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
38
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang
berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2012) tercatat sebesar Rp
64,27 trilyun, mengalami penurunan sebesar -2,16%(qtq) dibandingkan dengan posisi
kredit pada triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2011,
kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 27,86% (yoy), lebih
rendah dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 39,97% (yoy)
(Grafik 3.6).
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2008 2009 2010 2011
% growth
Kredit
(Rp trilyun) kredit g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim
Sumber: SEKDA Bank Indonesia
Perkembangan kredit secara triwulanan berdasarkan kelompok bank, bank
pemerintah mengalami pertumbuhan kredit yang positif sebesar 0,15%, berbeda arah
dengan kredit bank swasta yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -4,40% (qtq)
(Tabel 3.4). Menurut jenis penggunaannya, pertumbuhan positif terjadi pada kredit
investasi dan konsumsi yang tumbuh masing-masing sebesar 3,93% dan 1,05%
sedangkan pada kredit modal kerja mengalami penurunan sebesar -8,52% (qtq).
Sementara itu berdasarkan sektor ekonomi, beberapa sektor yang mengalami
pertumbuhan kredit yang positif secara triwulanan adalah sektor angkutan (2,58%),
sektor pertanian (2,33%), sektor listrik,gas dan air (1,14%), sektor jasa sosial (0,73%)
dan jasa dunia usaha (0,65%). Pertumbuhan kredit lokasi proyek yang mengalami
penurunan/pertumbuhan negatif secara sektoral terjadi pada sektor pertambangan (-
12,27%), sektor konstruksi (-4,24%), sektor perdagangan (-2,90%), dan sektor
perindustrian (-1,51%) (qtq) (Tabel 3.4).
Secara tahunan berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan kredit lokasi proyek
bank pemerintah cukup tinggi yaitu sebesar 33,38% (yoy), sedangkan bank swasta
tumbuh 22,59% (yoy). Berdasarkan penggunaannya pertumbuhan kredit lokasi proyek
tertinggi adalah kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar
Perkembangan Perbankan Daerah
39
39,70% dan 28,47% (yoy). Menurut sektor ekonomi pertumbuhan tahunan kredit
lokasi proyek tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas, air sebesar 84,54%, diikuti sektor
angkutan (76,22%), dan jasa dunia usaha (59,03%) (yoy). Sementara itu sektor yang
mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor perindustrian sebesar -1,40% (yoy).
Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja
memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 40,70%, diikuti oleh kredit investasi
sebesar 35,37%, dan kredit konsumsi 23,93%. Sedangkan menurut sektor ekonomi,
pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan, sektor perdagangan, dan
sektor pertanian dengan pangsa masing-masing sebesar 17,00%, 13,97% dan 12,97%.
Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim
Keterangan
Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12
Tw 3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy
Kredit Lokasi Proyek 57,743 65,687 64,271 100.00% 100.00% -2.16% 27.86%
Kelompok Bank
Bank Pemerintah 27,713 32,419 32,467 49.35% 50.52% 0.15% 33.48%
Bank Swasta 30,030 33,268 31,804 50.65% 49.48% -4.40% 22.59%
Jenis Penggunaan
Modal Kerja 24,346 28,595 26,160 43.53% 40.70% -8.52% 18.78%
Investasi 19,322 21,872 22,731 33.30% 35.37% 3.93% 39.70%
Konsumsi 14,076 15,220 15,380 23.17% 23.93% 1.05% 28.47%
Sektor Ekonomi
Pertanian 7,016 8,145 8,335 12.40% 12.97% 2.33% 29.64%
Pertambangan 9,438 12,456 10,927 18.96% 17.00% -12.27% 22.83%
Perindustrian 1,955 2,341 2,306 3.56% 3.59% -1.51% -1.40%
Listrik, Gas dan Air 733.37 1,033 1,045 1.57% 1.63% 1.14% 84.54%
Konstruksi 2,829 2,979 2,853 4.54% 4.44% -4.24% 20.60%
Perdagangan 9,062 9,247 8,978 14.08% 13.97% -2.90% 13.44%
Angkutan 3,932 4,492 4,608 6.84% 7.17% 2.58% 76.22%
Jasa Dunia Usaha 3,803 4,500 4,530 6.85% 7.05% 0.65% 59.03%
Jasa Sosial 4,899 5,272 5,310 8.03% 8.26% 0.73% 22.87%
Lain-Lain 14,076 15,220 15,380 23.17% 23.93% 1.05% 28.47%
LDR - lokasi proyek 94.54% 99.25% 90.50%
Sumber : SEKDA Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
40
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai
proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di
Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda
mencapai Rp 18,83 trilyun (pangsa 29,29%) dan di kota Balikpapan sebesar Rp 17,41
trilyun (pangsa 27,08%). Sementara itu, alokasi kredit yang terkecil diperoleh
Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar Rp. 178 milyar (pangsa 0,28%) dan Kabupaten
Malinau sebesar Rp. 306 milyar (pangsa 0,48%). Apabila dilihat dari nisbah pinjaman
terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 161,43%,
diikuti oleh kabupaten Kutai Timur sebesar 140,19%, kabupaten Kutai Kartanegara
(113,52%), dan Kota Balikpapan (107,61%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada
Kabupaten Bulungan dengan nisbah sebesar 12,73% (pada Tabel 3.5).
Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab/Kota di Kaltim
Kab/Kota
Nominal (Rp
milyar)
Pangsa
LDR
Kredit DPK Kredit DPK
Kab. Kutai Kartanegara 6,806 5,996 10.59% 8.78% 113.52%
Kab. Berau 2,838 2,717 4.42% 3.98% 104.46%
Kab. Pasir 1,856 2,287 2.89% 3.35% 81.17%
Kab. Bulungan 538 4,228 0.84% 6.19% 12.73%
Kab. Kutai Timur 3,315 2,365 5.16% 3.46% 140.19%
Kab. Nunukan 456 1,080 0.71% 1.58% 42.17%
Kota Samarinda 18,827 24,943 29.29% 36.52% 75.48%
Kota Balikpapan 17,405 16,175 27.08% 23.68% 107.61%
Kota Tarakan 1,867 4,620 2.91% 6.77% 40.42%
Kota Bontang 6,268 3,883 9.75% 5.69% 161.43%
Kab. Kutai Barat 3,068 * 4.77%
Kab. Malinau 306 ** 0.48%
Kab. Tana Tidung 178 ** 0.28%
Kab. Penajam Paser Utara 541 *** 0.84%
Kaltim 64,271 68,293 100.00% 100.00% 94.11%
Ket : DPK dimasukkan dalam DPK *Kab Kukar, **Bulungan, ***Balikpapan
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Bank Indonesia
3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)
Penyaluran kredit berskala mikro, kecil, dan menengah (MKM) oleh bank umum
di Kaltim pada triwulan I-2011 mencapai Rp. 25,07 trilyun, dengan pangsa 60,62%
terhadap total kredit yang disalurkan (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan
Perkembangan Perbankan Daerah
41
kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar -2,13%,
sehingga menghambat pertumbuhan total kredit yang mengalami pertumbuhan hanya
sebesar 0,43%(qtq). Menurut skalanya, penurunan pertumbuhan terbesar kredit MKM
terjadi pada kredit berskala mikro (s.d Rp. 50 juta) yang turun sebesar -7,45% (qtq).
Sementara itu, kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta) sebagai pangsa
terbesar kredit MKM mengalami penurunan menjadi sebesar -0,94%(qtq).
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah
pada triwulan laporan tercatat Rp 14,38 trilyun atau mengalami penurunan sebesar -
4,19% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan terjadi pada jumlah
kredit MKM yang dikucurkan oleh bank swasta yang tercatat Rp 10,70 trilyun atau
mengalami peningkatan sebesar 0,80% (qtq) dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Menurut jenis penggunaannya, kredit konsumsi, investasi, dan modal kerja
yang telah disalurkan masing-masing berjumlah Rp. 13,88 trilyun (pangsa 55,36%), Rp.
3,37 trilyun (pangsa 13,46%), dan Rp. 7,82 trilyun (pangsa 31,18%). Dilihat dari
pertumbuhan secara triwulanan, kredit konsumsi tumbuh sebesar -0,48%, kredit
investasi tumbuh sebesar 3,59% sedangkan kredit modal kerja tumbuh lebih rendah
yaitu sebesar -7,06% (qtq) (Tabel 3.7).
Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim
Skala Kredit
Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12
Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy
Mikro (s.d Rp 50 jt) 4,958 4,966 4,596 12.06% 11.11% -
7.45% -0.41%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 10,353 11,092 10,988 26.93% 26.57% -
0.94% 23.21%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5
miliar) 8,909 9,559 9,490 23.21% 22.94%
-
0.72% 19.11%
Kredit MKM (s.d Rp 5 miliar) 24,219 25,618 25,073 62.20% 60.62% -
2.13% 16.62%
Besar (> Rp 5 miliar) 14,251 15,567 16,289 37.80% 39.38% 4.64% 34.20%
Total 38,470 41,185 41,362 100.00% 100.00% 0.43% 22.96%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
42
Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis
Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim
Keterangan
Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12
Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy
Kredit MKM 24.219 25.617 25.073 100,00% 100,00% -2,12% 16,62%
Kelompok Bank
Bank Pemerintah 14.328 15.005 14.376 58,57% 57,34% -4,19% 13,44%
Bank Swasta 9.892 10.613 10.697 41,43% 42,66% 0,80% 21,18%
Jenis Penggunaan
Modal Kerja 8.128 8.413 7.819 32,84% 31,18% -7,06% 9,49%
Investasi 2.937 3.258 3.375 12,72% 13,46% 3,59% 26,35%
Konsumsi 13.154 13.947 13.880 54,44% 55,36% -0,48% 18,75%
Sektor Ekonomi
Pertanian 294 334 313 1,30% 1,25% -6,14% 30,89%
Pertambangan 280 337 371 1,32% 1,48% 10,10% 40,05%
Perindustrian 388 389 395 1,52% 1,58% 1,65% 12,45%
Listrik, Gas dan Air 9 16 15 0,06% 0,06% -9,11% -34,09%
Konstruksi 1.126 1.124 959 4,39% 3,83% -14,61% 10,69%
Perdagangan 5.183 5.236 5.005 20,44% 19,96% -4,42% 13,55%
Angkutan 598 636 636 2,48% 2,54% 0,09% 21,93%
Jasa Dunia Usaha 1.641 1.906 1.874 7,44% 7,47% -1,69% 26,26%
Jasa Sosial 899 907 849 3,54% 3,39% -6,35% 15,98%
Lain-Lain 13.799 14.733 14.655 57,51% 58,45% -0,53% 16,22%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai
tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 19,96%), sektor jasa dunia usaha
(pangsa 7,47%), dan sektor konstruksi (pangsa 3,83%). Dilihat dari pertumbuhan
secara triwulanan, pertumbuhan yang positif terjadi pada sektor pertambangan yang
10,10%, diikuti oleh sektor perindustrian sebesar 1,65%, dan sektor angkutan 0,09%
(qtq), sedangkan sektor yang lain mencatat pertumbuhan yang negatif dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu perkembangan kredit MKM secara tahunan
menunjukkan terjadi peningkatan pada sektor pertambangan yang tumbuh 40,05%,
dan sektor perindustrian tumbuh sebesar 12,45% (yoy). Sementara sektor yang
mengalami pertumbuhan tahunan negatif adalah sektor listrik, gas dan air menjadi
sebesar -34,09% (yoy).
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan I-
2012 menunjukkan peningkatan kinerja seperti terlihat dari persentase kredit
bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,66%, menurun jika
Perkembangan Perbankan Daerah
43
dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,22%.
Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor
konstruksi (9,75%), sektor jasa sosial (5,77%), sektor angkutan (5,14%). Sedangkan
sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada triwulan I-2012
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)
menurut Sektor Ekonomi Kaltim
Keterangan
Posisi (Rp milyar) Pert. qtq Nisbah NPL
Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12
NPLs Kredit MKM 754.11 824.85 666.03 9.38% -19.25% 3.22% 2.66%
Sektor Ekonomi
Pertanian 16.64 16.08 14.53 -3.34% -9.63% 4.81% 4.64%
Pertambangan 11.83 46.99 11.36 297.19% -75.82% 13.94% 3.06%
Perindustrian 19.15 11.01 13.99 -42.51% 27.02% 2.83% 3.54%
Listrik, Gas dan Air - - - - - - -
Konstruksi 92.47 139.99 93.58 51.40% -33.15% 12.46% 9.75%
Perdagangan 222.30 162.12 140.56 -27.07% -13.30% 3.10% 2.81%
Angkutan 37.79 64.97 32.70 71.93% -49.66% 10.22% 5.14%
Jasa Dunia Usaha 71.16 104.93 66.62 47.46% -36.51% 5.51% 3.56%
Jasa Sosial 49.52 54.43 48.98 9.90% -10.01% 6.00% 5.77%
Lain-Lain 233.25 224.32 243.71 -3.83% 8.64% 1.52% 1.66%
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1
a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim
Jumlah aset BPR di wilayah Kaltim
pada triwulan I tahun 2012 tumbuh
sebesar 5,40% (yoy), dengan total
aset mencapai Rp. 268,30 milyar
(Grafik 3.7). Pertumbuhan aset ini
meningkat secara tahunan (yoy) jika
dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan IV-2011 yang sebesar
3,95%(yoy). Peningkatan
pertumbuhan aset BPR secara
tahunan terutama disebabkan oleh
1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
0%
5%
10%
15%
20%
25%
50
100
150
200
250
300
1 2 3 4 1 2 3 4 1
2010 2011 2012
(% yoy)(Rp milyar) Total Aset growth Aset
Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR
Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
44
peningkatan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh BPR Kalimantan Timur.
Sementara itu secara triwulanan, aset BPR mengalami penurunan dibandingkan dengan
jumlah aset pada triwulan IV-2011 sebesar Rp. 281,80 milyar menjadi Rp. 268,30 milyar
atau turun sebesar -4,79% (qtq).
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim
Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK)
BPR di Kaltim pada triwulan I-
2012 mengalami pertumbuhan
sebesar 5,39% (yoy), dengan nilai
mencapai Rp 165,78 milyar (Grafik
3.8). Pertumbuhan ini mengalami
peningkatan jika dibandingkan
dengan pertumbuhan pada
triwulan IV-2011 yang sebesar -
1,61% (yoy). Meningkatnya
pertumbuhan DPK pada triwulan
I-2012 dipengaruhi oleh
meningkatnya pertumbuhan deposito sebagai komponen utama DPK BPR yang tumbuh
positif sebesar 4,35% (yoy) mencapai Rp. 96,44 milyar setelah triwulan sebelumnya
tumbuh -6,94% (yoy). Sementara itu jumlah tabungan juga mengalami peningkatan
pertumbuhan yaitu tumbuh 6,87% walaupun secara nominal mengalami penurunan
menjadi Rp 69,34 milyar setelah triwulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 6,20%
(yoy) dengan nominal sebesar Rp. 76 milyar.
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim
Penyaluran kredit oleh BPR pada
triwulan I-2012 mencapai Rp
190,93 milyar atau tumbuh
sebesar 1,06% (qtq), semakin
meningkat dibandingkan
pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 0,41%
(qtq). Secara tahunan jumlah
kredit mengalami pertumbuhan
sebesar 7,25% (yoy)
dibandingkan triwulan I-2011
(Grafik 3.9), lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV-2011 yang tumbuh
sebesar 6,13% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit terutama disebabkan oleh kredit
0%
10%
20%
30%
-
40
80
120
160
200
1 2 3 4 1 2 3 4 1
2010 2011 2012
(yoy)(Rp milyar)
Investasi Konsumsi
Modal Kerja growth Kredit
Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR
Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
-
40
80
120
160
200
1 2 3 4 1 2 3 4 1
2010 2011 2012
(yoy)(Rp milyar)
Deposito Tabungan
growth DPK
Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR
Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
45
modal kerja yang tumbuh positif sebesar 8,32%(yoy) menjadi Rp. 107,74 milyar, lebih
tinggi dibandingkan triwulan IV-2011 yang tumbuh 6,57%(yoy) dengan nilai sebesar
Rp. 108,35 milyar. Kredit konsumsi mengalami penurunan pertumbuhan (melambat)
tumbuh 8,90%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
14,79%(yoy). Sementara itu kredit investasi masih mengalami kontraksi pertumbuhan
sebesar -7,56% (yoy) setelah tumbuh -28,34% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim
INDIKATOR
Posisi (dalam Rp milyar) Pert. Tw 4-11 Pert. Tw 1-12
Tw 3-11 Tw 4-11 Tw1-12 qtq yoy qtq yoy
Total Aset (Rp Miliar) 258.47 281.80 268.30 9.03% 3.95% -4.79% 5.40%
DPK (Rp Miliar) 164.16 173.67 165.78 5.79% -1.61% -4.54% 5.39%
Tabungan 62.18 76.00 69.34 22.23% 6.20% -8.77% 6.87%
Giro - - - - - - -
Deposito 101.98 97.67 96.44 -4.23% -6.94% -1.25% 4.35%
Kredit (Rp Miliar) 188.16 188.93 190.93 0.41% 6.13% 1.06% 7.25%
Modal Kerja 106.08 108.35 107.74 2.14% 6.57% -0.56% 8.32%
Konsumsi 68.78 68.85 69.92 0.10% 14.79% 1.56% 8.90%
Investasi 13.30 11.73 13.26 -11.80% -28.34% 13.04% -7.56%
Rasio NPL Gross (%) 15.44 12.67 13,55
LDR (%) 114.62% 108.79% 115.17%
Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia
3.5. Asesmen Risiko Perbankan
3.5.1 Risiko Kredit
Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim mengalami
peningkatan karena terdapat peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-
NPLs) untuk jenis penggunaan kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi, serta
sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di
Kaltim pada triwulan laporan mengalami peningkatan, tercermin dari nisbah NPLs pada
triwulan I-2012 sebesar 2,49% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs pada
triwulan IV-2011 sebesar 2,00% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah
nominal kredit bermasalah tercatat mengalami peningkatan yang signifikan sebesar
24,95%(qtq) bila dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2011.
Perkembangan Perbankan Daerah
46
Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim
Kolektibilitas
Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12
Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy
1-Lancar 34,706 37,885 37,712 91.99% 91.18% -0.46% 25.40%
2-Dalam Perhatian Khusus 2,716 2,475 2,619 6.01% 6.33% 5.80% -2.99%
3-Kurang lancar 183 94 245 0.23% 0.59% 161.33% 74.29%
4-Diragukan 146 124 148 0.30% 0.36% 19.95% 22.49%
5-Macet 720 608 638 1.48% 1.54% 4.94% 5.70%
NPLs (3+4+5) 1,048 825 1031 2.00% 2.49% 24.95% 19.20%
Total Kredit 38,470 41,185 41,362 100.00% 100.00% 0.43% 22.96%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Risiko kredit menurut jenis penggunaan masih tercatat pada rasio NPLs dibawah
5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya
pada triwulan laporan mencapai 4,02% (Tabel 3.11). Persentase NPLs kredit modal kerja
mengalami penurunan dibandingkan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang
sebesar 2,82%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi
tercatat masing-masing sebesar 1,58% dan 1,75%. Berdasarkan sektor ekonomi, secara
umum nisbah NPLs tercatat relatif rendah (dibawah 5%), kecuali sektor konstruksi yang
mengalami kenaikan sehingga NPLs mencapai 8,90%, jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 4,67%. Kenaikan pada
sektor konstruksi dikarenakan banyaknya pembangunan sarana infrastruktur yang
masih belum selesai tepat sesuai jadwal waktu yang ditentukan sehingga menambah sisi
biaya.
Tabel 3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum
Keterangan Nominal NPL (Rp milyar) Pert. Tw1-12 Nisbah NPL (%)
Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 +/- qtq Tw4-11 Tw1-12
Jenis Penggunaan
Modal Kerja 572.96 421.17 582.25 -651.87 38.25% 2.82% 4.02%
Investasi 251.90 187.67 201.74 -185.32 7.50% 1.55% 1.58%
Konsumsi 223.43 216.01 246.70 -243.85 14.21% 1.53% 1.75%
Sektor Ekonomi
Pertanian 28.49 16.08 14.53 -1.55 -9.63% 0.83% 0.70%
Pertambangan 50.51 46.99 47.47 0.48 1.03% 2.01% 1.97%
Perindustrian 19.15 11.01 13.99 2.98 27.02% 1.00% 1.21%
Listrik, Gas & Air - - - - - - -
Konstruksi 148.15 139.99 272.00 132.01 94.29% 4.67% 8.90%
Perdagangan 286.44 162.12 179.99 17.87 11.02% 2.10% 2.40%
Angkutan 103.45 64.97 68.02 3.05 4.69% 2.07% 2.11%
Jasa Dunia Usaha 116.25 104.93 109.24 4.32 4.11% 2.33% 2.33%
Jasa Sosial 60.19 54.43 64.88 10.45 19.20% 2.34% 2.95%
Lain-Lain 235.66 224.32 260.56 36.24 16.15% 1.49% 1.75%
Total NPL 1048.29 824.85 1,030.69 -0.21 24.95% 2.00% 2.49%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
47
3.5.2 Risiko Likuiditas
Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang
dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan
simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan.
Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada
simpanan jangka pendek dengan pangsa 92,24% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang
didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana
secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Selain itu,
prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan I-2012 ini mengalami tren
peningkatan jika dibandingkan dengan prosentase simpanan jangka pendek pada
triwulan sebelumnya yang sebesar 91,52%, hal ini mengindikasikan adanya
peningkatan risiko likuiditas perbankan.
Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim
Keterangan
Posisi (Rp milyar) Pert.Tw1-12 Komposisi
Tw3-
11
Tw4-
11
Tw1-
12
-/+ qtq Tw4-11 Tw1-12
Jangka pendek
Giro 15,496 17,463 21,190 3,727 21.34% 26.38% 29.84%
Tabungan 24,592 28,261 26,000 (2,261) -8.00% 42.70% 36.61%
Simpanan bjk s.d 3 bulan 15,971 14,851 18,317 3,466 23.34% 22.44% 25.79%
Total DPK s.d 3 bulan 56,059 60,575 65,507 4,932 8.14% 91.52% 92.24%
Jangka menengah panjang
Total DPK > 3 bulan 5,018 5,611 5,512 (99) -1.76% 8.48% 7.76%
Total DPK 61,077 66,186 71,019 4,833 7.30% 100% 100%
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.5.3 Risiko Pasar
Berdasarkan analisis grafis yang
menghubungkan antara suku bunga
kredit dengan rasio NPLs dalam periode
triwulan I-2006 s.d triwulan I-2012
(Grafik 3.10), terlihat adanya pergerakan
yang searah antara nisbah NPLs dengan
suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2007 2008 2009 2010 2011 2012
npli kredit
Bunga Kredit (sumbu kiri)
Gross NPLs (sumbu kanan)
Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit
dan Rasio NPLs
Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
48
-100%
-50%
0%
50%
100%
150%
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012
(Rp milyar)Outflow Inflow
Growth (yoy)
Grafik 3.11 Peredaran Uang Kartal di Kaltim
Sumber: Bank Indonesia
-
1,000
2,000
3,000
I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012
Rp.milyarInflow Smr Outflow Smr
Inflow Bpp Outflow Bpp
Grafik 3.12 Peredaran Uang Kartal Wilker KBI
Sumber: Bank Indonesia
hasil penghitungan koefisien korelasi2
kedua variabel tersebut yang hanya 0,66. Oleh
karenanya dapat dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan
tingkat suku bunga kredit perbankan.
3.6. Perkembangan Sistem Pembayaran
Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur triwulan I tahun 2012
menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Sistem pembayaran tunai yang dilihat dari
peredaran uang kartal (uang masuk dan uang keluar kas Bank Indonesia di wilayah
Kalimantan Timur3
) menunjukkan adanya peningkatan secara tahunan, begitu pula
perkembangan sistem pembayaran non tunai baik RTGS dan kliring yang secara
tahunan juga mengalami peningkatan.
3.6.1 Perkembangan Transaksi Tunai
3.6.1.1 Perkembangan Pengedaran Uang Kartal
Transaksi tunai antara
perbankan dengan Bank Indonesia di
wilayah Kalimantan Timur, pada
triwulan I-2012 mencapai Rp 3,12
trilyun atau mengalami pertumbuhan
sebesar 67,52% dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya
(Grafik 5.1). Secara triwulanan,
perkembangan transaksi tunai di Kaltim
I-2012 mengalami pertumbuhan
sebesar -43,33% (qtq).
Dari nominal transaksi tunai
pada periode triwulan laporan, jumlah
uang yang keluar dari kas (outflow)
Bank Indonesia di Kaltim mencapai Rp
1,45 trilyun. Jumlah ini mengalami
pertumbuhan sebesar 46,30% (yoy).
Sedangkan jumlah uang kartal yang
masuk ke kas Bank Indonesia dari
perbankan mencapai Rp 1,66 trilyun
atau naik sebesar 91,94% (yoy). Secara
2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua
variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah 3 Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur terdiri dari Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Samarinda (Smr)
dan Bank Indonesia Balikpapan (Bpp)
Perkembangan Perbankan Daerah
49
-20%
-10%
0%
10%
20%
-
1
2
3
4
5
6
7
I II III IV I II III IV I II III IV I
2009 2010 2011 2012
(yoy)(Rp trilyun) Nilai Growth
Grafik 3.14 Perkembangan Transaksi Kliring
Sumber: Bank Indonesia
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
-
100
200
300
400
500
600
I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012
(yoy)(Rp milyar)
Kaltim Smr
Bpp Growth
Grafik 3.13 Jumlah PTTB per-Wilker KBI
Sumber: Bank Indonesia
keseluruhan, pada triwulan I-2012, Kalimantan Timur mengalami net intflow (jumlah
uang yang masuk lebih besar dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp.
204,60 milyar.
3.6.1.2 Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal
Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah
Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak
Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk
menjadi alat pembayaran karena mengalami kelusuhan atau rusak. Jenis uang yang
termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan
atau Bank Indonesia memberikan
Pemberian Tanda Tidak Berharga
(PTTB). Jumlah uang yang termasuk
dalam kategori PTTB ini pada triwulan
I-2012 mencapai Rp 546,76 milyar
atau tumbuh sebesar 16,42% (yoy)
(Grafik 5.3). Sedangkan secara
triwulanan, jumlah PTTB ini
mengalami peningkatan sebesar
86,17% (qtq) dibandingkan PTTB
pada triwulan IV-2011 yang sebesar
Rp 293,69 milyar.
3.6.2 Perkembangan Transaksi Non-Tunai
3.6.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring
Transaksi Kliring di Wilayah
Kalimantan Timur pada Triwulan I-
2012 mengalami pertumbuhan
dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun sebelumnya (Grafik 5.4).
Jumlah transaksi kliring triwulan I-
2012 mencapai Rp 5,98 trilyun, atau
apabila dibandingkan dengan
triwulan yang sama tahun
sebelumnya jumlah ini mengalami
pertumbuhan 13,19%(yoy). Sementara itu volume transaksi kliring pada triwulan I-2012
mencapai 158,076 bilyet, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011
volume transaksi ini mengalami penurunan transaksi sebesar -16,88%(yoy). Secara
Perkembangan Perbankan Daerah
50
-25%
0%
25%
50%
-
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012
(Rp Trilyun) Kaltim Growth yoy Growth qtq
Grafik 3.15 Perkembangan Transaksi RTGS
Kaltim
Sumber: Bank Indonesia
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012
(yoy)(Rp. Trilyun) Smr Bpp Kaltim growth
Grafik 3.16 Perkembangan RTGS per Wilker KBI
Sumber: Bank Indonesia
triwulanan, volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan I-2012 juga mengalami
penurunan sebesar 15,71% (qtq).
3.6.2.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS
Nilai Transaksi Real Time
Gross Settlement (RTGS) di
Kaltim pada triwulan I-2012
mencapai Rp 44,00 trilyun, atau
tumbuh sebesar 3,95% (yoy)
dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan transaksi RTGS
periode laporan dipengaruhi
oleh pertumbuhan yang terjadi
pada nilai transaksi yang masuk
ke Kaltim yang tumbuh sebesar
14,67% (yoy), sedangkan nilai
transaksi keluar dari Kaltim
mengalami penurunan sebesar
7,42% (yoy).
Adanya peningkatan nilai
transaksi secara tahunan
tersebut tidak searah dengan
perkembangan volume transaksi
RTGS Kaltim yang mengalami
penurunan sebesar -6,88% (yoy)
dari 66.273 volume transaksi
RTGS pada periode yang sama
tahun sebelumnya menjadi
61.716 volume transaksi RTGS di triwulan I tahun 2012 (Grafik 5.5). Secara triwulanan,
volume transaksi RTGS pada triwulan I-2012 ini juga mengalami penurunan yaitu
sebesar -13,88% (qtq). Berdasarkan Lokasi Kantor Perwakilan BI di wilayah Kalimantan
Timur, nilai transaksi RTGS wilker BI Provinsi Kaltim di Samarinda pada triwulan I-2012
mencapai Rp. 30,36 trilyun atau tumbuh sebesar 2,20% (yoy) dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu nilai RTGS di BI Balikpapan tercatat
sebesar Rp. 13,64 trilyun atau tumbuh sebesar 8,07% (yoy) dibandingkan triwulan yang
sama tahun sebelumnya (Grafik 5.6).
51
KEUANGAN DAERAH
4.1 Gambaran Umum
Realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 mengalami peningkatan
kinerja dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan I-2011. Secara prosentase,
realisasi pendapatan APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 mengalami
peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011, begitu juga prosentase
realisasi belanja yang juga memiliki realisasi diatas prosentase realisasi belanja pada APBD
triwulan I-2011.
Realisasi pendapatan APBD Kaltim triwulan I tahun 2012 secara total mencapai
Rp. 3,29 trilyun atau secara persentase mencapai 36,21% dari total pendapatan APBD
2012 yang direncanakan di 2012 yaitu sebesar Rp. 9,10 trilyun. Apabila dilihat realisasi
tiap komponen pendapatan, realisasi tertinggi dicapai oleh pendapatan transfer dan
pendapatan asli daerah dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 2,17 trilyun dan Rp. 1,12
trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar 107,43% dan 63,56% jika dibandingkan
dengan nilai realisasi pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah pada APBD Kaltim
triwulan I-2011 yang masing-masing sebesar Rp. 1,04 trilyun dan Rp. 0,68 trilyun (Gafik
4.1).
Grafik 4.1 Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Sementara itu realisasi belanja APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012
secara nilai mencapai Rp. 983 milyar atau mengalami peningkatan 57,47% (yoy) dari
realisasi belanja APBD Kaltim triwulan I-2011 sebesar Rp. 624 milyar. Apabila dilihat
BAB
IV
Keuangan Daerah
52
rincian realisasi belanja, nilai realisasi tertinggi dicapai oleh belanja operasi sebesar Rp.
721 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 127,72%(yoy) dari belanja operasi pada
triwulan 1-2011 yang sebesar Rp. 316 milyar. Sedangkan untuk realisasi belanja modal
APBD Kaltim Triwulan I-2012 masih relatif kecil yaitu sebesar Rp. 15,50 milyar, justru
mengalami penurunan sebesar 6,65% dari belanja modal pada triwulan 1-2011 yang
sebesar Rp. 16 ,61 milyar (Grafik 4.2).
Grafik 4.2 Belanja APBD Kaltim Triwulan I
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
4.2 Pendapatan
Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) APBD Kaltim triwulan I-2012 tercatat
sebesar Rp. 1,12 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 63,56% jika dibandingkan
realisasi pada triwulan I-2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun (Tabel 4.1). Dari jumlah
tersebut, kontribusi utama berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 991,28
milyar dengan tingkat prosentase realisasi sebesar 27,86% dari jumlah total pendapatan
pajak daerah yang direncanakan pada APBD tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 3,55 trilyun.
Realisasi pendapatan pajak daerah yang memiliki kontribusi sebesar 88,44% terhadap
realisasi pendapatan asli daerah ini mengalami peningkatan realisasi 54,97%
dibandingkan periode yang sama tahun 2011 (Grafik 4.3).
Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap PAD adalah
lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah,
pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta
pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, dengan nilai
realisasi sampai dengan triwulan I-2012 sebesar Rp. 124,56 milyar atau 24,69% dari total
yang direncanakan pada APBD 2012. Begitu pula realisasi dari retribusi daerah yang
terdiri dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha dan perijinan memiliki tingkat
Keuangan Daerah
53
realisasi yang cukup tinggi sebesar 48,16%. Sedangkan realisasi pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, masih relatif kecil yaitu sebesar 0,09%.
Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2012
Uraian
Jumlah (Milyar) Lebih
/Kurang
Realisasi
(%) Anggaran Realisasi
Pendapatan 9,102.61 3,295.74 (5,806.87) 36.21
Pendapatan Asli Daerah 4,295.80 1,120.89 (3,174.91) 26.09
Pendapatan Pajak Daerah 3,558.50 991.28 (2,567.22) 27.86
Retribusi Daerah 10.09 4.86 (5.23) 48.16
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 222.69 0.19 (222.50) 0.09
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah 504.53 124.56 (379.97) 24.69
Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 4,795.41 2,171.48 (2,623.93) 45.28
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 4,287.27 2,037.33 (2,249.93) 47.52
Dana Alokasi Umum 52.64 17.55 (35.09) 33.33
Dana Alokasi Khusus 34.62 - (34.62) 0.00
Dana Insentif Daerah 18.27 18.27 - 100.00
Dana Penyesuaian dan Otonom Khusus 402.61 98.33 (304.29) 24.42
Lain-Lain Pendapatan Daerah yg Sah 11.40 3.37 (8.03) 29.56
Pendapatan Hibah 11.40 3.37 (8.03) 29.56
Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah
Grafik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kaltim Triwulan I
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Keuangan Daerah
54
Pencapaian realisasi yang cukup tinggi juga ditunjukkan oleh pendapatan transfer
atau dana perimbangan APBD Kaltim di triwulan I-2012 tercatat sebesar Rp. 2,17 trilyun
atau secara prosentase realisasi sebesar 45,28% dari total pendapatan transfer.
Realisasi pendapatan transfer atau dana perimbangan ini mayoritas berasal dari
komponen dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak dengan nilai realisasi Rp. 2,03
trilyun atau memiliki kontribusi sebesar 93,82% terhadap total pendapatan transfer dan
61,82% terhadap total pendapatan APBD triwulan I-2012. Jika dibandingkan dengan
nilai realisasi di triwulan 1-2011, realisasi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak di
triwulan 1 tahun 2012 meningkat 97,86%(yoy) (Grafik 4.4). Dana bagi hasil dari
pertambangan batubara, bagi hasil pertambangan gas bumi, bagi hasil pertambangan
minyak bumi, dan iuran-iuran eksplorasi-eksplorasi (royalti) memiliki kontribusi yang
sangat dominan pada komponen dana bagi hasil SDA (bagi hasil bukan pajak) APBD
Kaltim.
Grafik 4.4 Realisasi Pendapatan Transfer Kaltim Triwulan I
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
4.3 Belanja
Komponen belanja APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 menunjukkan
nilai realisasi mencapai Rp. 983 milyar atau secara prosentase realisasi sebesar 9,36% dari
total belanja yang direncanakan pada APBD tahun 2012. Realisasi ini mengalami
peningkatan secara nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan I-
2011 yang hanya mencapai Rp. 624 milyar. Apabila dilihat rincian realisasi belanja,
belanja operasi dan belanja modal sebagai bagian terbesar dari total belanja APBD masih
mencapai prosentase realisasi yang cukup rendah masing-masing sebesar 12,11% dan
0,58%, begitu pula belanja transfer yang baru mencapai 13,31% (Tabel 4.2).
Realisasi belanja operasi APBD Kaltim triwulan I-2012 mencapai Rp. 721,06 milyar
atau secara prosentase sebesar 12,11% dibandingkan total belanja yang direncanakan di
Keuangan Daerah
55
2012 yang sebesar Rp. 5,95 trilyun. Nilai realisasi tersebut mengalami peningkatan
127,72% dibandingkan dengan nilai realisasi belanja operasi pada triwulan I-2011 yang
sebesar Rp. 316,64 milyar. Jika dilihat setiap rincian realisasi belanja operasi, jenis belanja
bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota memiliki kontribusi realisasi terbesar yaitu
54,11% terhadap total realisasi belanja operasi, dengan nilai realisasi pada triwulan I-
2012 sebesar Rp. 390 trilyun atau mencapai 25,38% dari total rencana belanja bantuan
keuangan pada APBD Kaltim 2012. Nilai realisasi belanja bantuan keuangan tersebut
mengalami peningkatan cukup tinggi 272% dari realisasi belanja bantuan keuangan pada
periode yang sama tahun lalu (Grafik 4.5). Belanja pegawai sebagai kontributor nilai
realisasi terbesar kedua setelah belanja bantuan keuangan, pada triwulan I-2012
mencapai realisasi sebesar Rp. 169,21 milyar atau secara prosentase realisasi mencapai
13,39% dari total belanja pegawai yang direncanakan pada APBD Kaltim 2012 yang
sebesar Rp. 1,26 trilyun.
Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2012
Uraian
Jumlah (Milyar) Lebih
/Kurang
Realisasi
(%) Anggaran Realisasi
Belanja 10,502.61 983.00 (9,519.61) 9.36
Belanja Tidak Langsung/Operasi 5,954.70 721.06 (5,233.64) 12.11
Belanja Pegawai 1,263.91 169.21 (1,094.70) 13.39
Belanja Barang dan Jasa 2,296.98 63.50 (2,233.48) 2.76
Belanja Hibah 740.59 98.14 (642.44) 13.25
Belanja Bantuan Sosial 115.78 - (115.78) 0.00
Belanja Bantuan Keu. Prov/Kab/Kota 1,537.44 390.20 (1,147.24) 25.38
Belanja Modal 2,685.94 15.50 (2,670.43) 0.58
Belanja Tidak Terduga 10.00 - (10.00) 0.00
Transfer 1,851.97 246.44 (1,605.53) 13.31
Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota 1,851.97 246.44 (1,605.53) 13.31
Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah
Keuangan Daerah
56
Grafik 4.5 Realisasi Belanja Operasi Triwulan I
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Realisasi belanja modal APBD Kaltim triwulan I-2012 memiliki pencapaian realisasi
yang masih kecil yaitu sebesar Rp. 15,50 milyar atau secara prosentase sebesar 0,58 %.
Belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang memiliki share terbesar pada komponen belanja
modal masih menunjukkan nilai realisasi yang kecil sebagaimana juga terjadi pada
triwulan I-2011. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kegiatan proyek pembangunan
infrastruktur di Kaltim pada awal tahun belum menunjukkan peningkatan jika
dibandingkan dengan kegiatan proyek pembangunan infrastruktur pada tahun lalu.
Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kaltim
57
BOKS 2. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012
Ketersediaan infrastruktur sebagai salah satu sarana yang penting dalam mendorong
perkembangan perekonomian daerah, mendapatkan perhatian yang besar dari Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini terlihat dari alokasi dana yang dianggarkan oleh Pemerintah
Provinsi untuk kegiatan pembangunan jalan dan jembatan di tahun 2012 yang masih sangat
besar. Anggaran tersebut digunakan bukan hanya untuk melanjutkan pembangunan proyek
infrastruktur yang telah ada (multiyears project), namun anggaran tahun 2012 juga
dialokasikan untuk proyek pembangunan infrastruktur yang mulai dilakukan tahun ini.
Dari beberapa program pembangunan jalan dan jembatan pada Bidang Bina Marga
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, diantaranya merupakan program dalam
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.
Proyek pembangunan tersebut antara lain pengerjaan jalan tol Samarinda-Balikpapan,
pembangunan jembatan Pulau Balang Balikpapan-Penajam Paser Utara, pelabuhan Kariangau
Balikpapan, pelabuhan Palaran Samarinda dan pembangunan pelabuhan internasional Maloy
di Kabupaten Kutai Timur. Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2012 proyek-proyek ini
masih mendapat porsi alokasi APBD yang cukup besar dari Bidang Bina Marga terutama untuk
pembangunan belanja pengadaan konstruksi jalan. (Tabel B1.1).
Tabel B1.1 Pembiayaan Jalan dan Jembatan TA. 2011 dan 2012
Bidang Bina Marga Sumber Dana APBD
Sumber: Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim
Dari beberapa program pembangunan jalan dan jembatan tersebut, pembangunan
jalan tol Balikpapan-Samarinda mendapat alokasi terbesar pada APBD Kaltim tahun anggaran
2012, baik jika dilihat dari alokasi anggaran pengadaan konstruksi jalan maupun anggaran
untuk belanja pengadaan lahan. Alokasi untuk pembangunan jalan tol pada tahun anggaran
2012 sebesar Rp. 750 milyar, meningkat Rp. 250 milyar atau 50,02% dibandingkan tahun
anggaran 2011 yang mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 499 milyar. Sementara itu alokasi
Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kaltim
58
anggaran pembebasan lahan yang baru dianggarkan pada tahun 2012 ini mendapat alokasi
sebesar Rp.168 milyar, namun anggaran ini digabungkan dengan pembebasan lahan untuk
pembangunan jembatan kembar. Pembangunan jalan tol ini walaupun sudah masuk dalam
program pembangunan MP3EI 2011-2025 dan telah ditetapkan berdasarkan Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2011, pada prosesnya menghadapi beberapa kendala
diantaranya izin menteri kehutanan terkait lokasi pembangunan jalan tol yang melewati
kawasan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto dan Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM).
Selain pembangunan jalan tol, proyek yang mendapatkan alokasi cukup besar pada
tahun anggaran 2012 ini adalah pembangunan jembatan Pulau Balang bentang pendek 400
m, yang mendapatkan alokasi sebesar Rp. 65 milyar, meningkat sebesar Rp. 43 milyar
(195,67%) dari tahun anggaran 2011. Selain itu juga dialokasikan program pembangunan
jalan dan jembatan Dinas Pekerjaan Umum Bagian Bina Marga untuk Pelabuhan Kariangau
yang terbagi menjadi dua yaitu pembangunan jalan Km. 13 sebesar Rp. 40 milyar dan
pembangunan jalan Ramp 3 dan 4 Km.13 sebesar Rp. 24 milyar, namun dari kedua
pembangunan tersebut anggaran yang dialokasikan mengalami penurunan 27,78% dari
anggaran tahun 2011.
Sementara itu pada proyek pengembangan pelabuhan Palaran Samarinda,
pemindahan dari pelabuhan Yos Sudarso (lama) ke Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran saat ini
masih belum didukung dengan kesiapan infrastruktur berupa akses jalan. Oleh karena itu pada
anggaran tahun 2012 dialokasikan pembangunan jalan Samarinda menuju Sanga-Sanga (TPK
Palaran) untuk belanja pengadaan konstruksi jalan sebesar Rp. 94 milyar. Selain beberapa
proyek tersebut diatas, beberapa alokasi anggaran untuk pembangunan jalan dan jembatan di
Kaltim antara lain pembanguna jembatan Kembar Samarinda, jalan akses Maloy, dan
pembangunan jalan Km.38 Semoi Sepaku Petung (Tabel B1.2).
Tabel B1.2 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan TA. 2012
Sumber: Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim
59
Tabel 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
DAN KESEJAHTERAAN
5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas
berdasarkan survei Ketenagakerjaan bulan Februari 2012, berjumlah 2.621.618 orang.
Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,55% (yoy) (dibandingkan data bulan
Februari 2011) atau bertambah sebanyak 89.950 orang. Dari jumlah penduduk usia 15
tahun keatas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah 1.832.179 orang.
Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 6,96% (yoy) atau bertambah sebanyak
119.283 orang dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 69,89%, lebih tinggi
dibandingkan dengan TPAK bulan Februari 2011 yang sebesar 67,66%. Sementara itu,
jumlah pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 2,67% (yoy) dari 174.807 orang
menjadi 170.138 orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami
penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari
10,21% menjadi 9,29% (Tabel 5.1).
Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur dilihat dari rata-rata indeks kondisi
ketersediaan lapangan kerja triwulan I tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata indeks kondisi ketersediaan
lapangan kerja triwulan I tahun 2011 sebesar 86,17 atau mengalami peningkatan 22 poin
dari indeks rata-rata periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.1).
Jika dilihat dari indeks rata-rata ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan
yang akan datang dari hasil survei konsumen Bank Indonesia, ekspektasi konsumen
BAB
V
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan
60
terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan masih berada pada level optimis yaitu sebesar
117,17 poin, mengalami peningkatan 22,67 poin dari periode yang sama tahun
sebelumnya.
Dilihat dari status pekerjaan utama, dari 1.662.041 orang pekerja di Kalimantan
Timur, status pekerjaan utama terbanyak sebagai buruh/karyawan sebesar 832.547 orang
atau 50,09%, diikuti berusaha sendiri sebesar 271.892 orang atau 16,36%, berusaha
dibantu buruh tidak tetap sebesar 230.571 atau 13,87% dan pekerja tidak dibayar
220.098 orang atau 13,24%, sedangkan pekerja bebas di pertanian 10.761 orang atau
0,65% (Tabel 5.2).
-
20
40
60
80
100
120
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010 2011 2012
IndeksKondisi ketersediaan lapangan kerja
Ekspektasi ketersediaan lap.kerja 6 bln y.a.d
Grafik 5.1 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia
Tabel 5.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama
Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan
61
Ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) data Jamsostek
kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur menunjukkan adanya penurunan. Indikasi
ini terlihat dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami peningkatan dari Rp 15,56
milyar pada triwulan I-2011 menjadi Rp 20,10 milyar pada triwulan I-2012 atau
mengalami peningkatan sekitar 29,17% (yoy) (Grafik 6.2).
5.2 Kesejahteraan
Kondisi kesejahteraan masyarakat di triwulan I-2012 diperkirakan sedikit
meningkat dibandingkan triwulan IV-2011 dan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal
ini diindikasikan oleh Indeks Keyakinan Konsumen yang mengalami kecenderungan
meningkat (Grafik 6.3). Peningkatan keyakinan tersebut berasal dari meningkatnya
kondisi ekonomi saat ini yang naik dari rata-rata 102,00 pada periode yang sama tahun
sebelumnya menjadi rata-rata 115,56 pada triwulan I-2012 atau meningkat 4,56 poin
dari rata-rata triwulan IV-2011 yang sebesar 111,00 poin. Sementara itu ekspektasi
konsumen mengalami peningkatan dari rata-rata 126,66 pada triwulan I-2011 menjadi
rata-rata 131,50 poin pada triwulan I-2012 namun mengalami sedikit penurunan 1,94
poin dari rata-rata 133,44 pada triwulan IV-2011. Walaupun demikian baik
perkembangan keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi maupun ekspektasi
konsumen ke depan menunjukkan tingkat optimisme yang masih terjaga.
(100)
-
100
200
300
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2009 2010 2011 2012
(Rp juta) (%)Jaminan Hari Tua y-o-y
Grafik 6.2 Perkembangan Nominal Jaminan Hari Tua (JHT) di Samarinda
Sumber: PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda, diolah.
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan
62
Masyarakat memperkirakan bahwa penghasilan mereka pada enam bulan yang
akan datang masih tetap optimis sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi (Grafik
6.4). Kondisi tersebut tercermin dari rata-rata Indeks Ekspektasi Penghasilan triwulan I-
2012 sebesar 145,00 dan mengalami penurunan 3,50 poin dibandingkan rata-rata pada
triwulan IV-2011. Sementara itu, optimisme konsumen terhadap ekspektasi penghasilan 6
(enam) bulan yang akan datang berasal dari jumlah konsumen yang mengatakan tingkat
penghasilan mengalami kenaikan/lebih baik sebanyak 42,00 persen, penghasilannya tetap
sebanyak 57,50 persen dan sisanya hanya 0,50 persen menyatakan penghasilannya
mengalami penurunan.
-
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3
2010 2011 2012
Indeks
Indeks Keyakinan KonsumenKondisi Ekonomi Saat IniEkspektasi Konsumen
Grafik 5.3 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia
-
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3
2010 2011 2012
Indeks Kondisi Penghasilan Ekspektasi Penghasilan
Grafik 5.4 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia
63
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2012
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar
antara 6,3% + 0,5 (yoy). Salah
satu indikator yang menjadi arah
pertumbuhan positif tersebut
dapat terlihat dari hasil Survei
Konsumen (SK) yang dilakukan
Bank Indonesia Samarinda pada
bulan April 2011 yaitu Indeks
Ekspektasi Konsumen (IEK) yang
masih berada di atas level optimis
(100), yaitu sebesar 120,50. Hal ini
dipengaruhi oleh sebagian besar
komponen ekspektasi konsumen
yang cukup optimis (Grafik 7.1),
terutama ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan dan ekspektasi terhadap
penghasilan.
Dari sisi permintaan pertumbuhan positif didukung oleh meningkatnya kinerja
ekspor Kaltim dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi seiring dengan bertambahnya
kebutuhan masyarakat dan kegiatan ekonomi sehingga meningkatkan iklim usaha di
Kaltim. Sementara itu dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung
oleh perkembangan positif di
sektor pertambangan dan
penggalian yang diperkirakan
masih cukup tinggi karena
stabilnya permintaan dan masih
baiknya harga komoditas
unggulan Kaltim yaitu minyak
mentah dan batubara di pasar
internasional (Grafik 7.2). Selain itu
meningkatnya kegiatan ekonomi
terutama kegiatan investasi dan
proyek-proyek pembangunan
BAB
VI
Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen
Sumber : Survey Konsumen BI
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4
2010 2011 2012
Indeks
Ekspektasi Penghasilan
Ekspektasi Ekonomi
Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja
Garis 100
Grafik 6.2 Harga Komoditas Minyak & Batubara
Sumber : Datastream Bloomberg
97.07
103.01
81.05
62.57
-
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2010 2011 2012
USD minyak wti (per barel) coal (per MT)
Prospek perekonomian Daerah
64
infrastruktur di triwulan II-2012 juga akan memberikan efek pertumbuhan positif pada
sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi sebagai
sektor pendukung.
6.2 Prospek Perkembangan Inflasi
Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-
2012 diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 6,1% + 0,5 (yoy).
Pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit mengalami tren
kenaikan sehingga diperkirakan akan meningkatkan produk turunannya seperti minyak
goreng, sementara harga komoditas gula relatif stabil (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4). Inflasi
di Kaltim pada triwulan depan diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan
harga bahan makanan. Berdasarkan pemantauan harga pada April dan awal Mei 2012
yang dilakukan oleh Disperindagkop Provinsi Kaltim, beberapa komoditas utama bahan
kebutuhan pokok di kota Samarinda pada April 2012 mulai mengalami peningkatan
diantaranya beras, minyak goreng, sayuran, dan bumbu-bumbuan (bawang merah,
bawang putih) (Grafik 7.5). Sementara bahan makanan produk peternakan seperti telur
ayam ras, daging ayam ras, dan daging sapi relatif lebih stabil (Grafik 7.6). Faktor yang
mendorong kenaikan harga beberapa komoditas tersebut adalah berkurangnya jumlah
pasokan yang disebabkan oleh faktor cuaca buruk yang mengganggu panen dan
kelancaran distribusi barang. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti diperkirakan
masih berasal dari kelompok perumahan yaitu meningkatnya harga semen (jumlah semen
yang langka dibandingkan kebutuhan di Kaltim) dan peningkatan biaya sewa rumah atau
biaya tempat tinggal di Kaltim.
Grafik 6.3 Harga Komoditas Gula Grafik 6.4 Harga Minyak Kelapa Sawit
Sumber : Datastream Bloomberg
26.55
31.00
0
10
20
30
40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2010 2011 2012
USD/pound
1244
914
1,145
-
400
800
1,200
1,600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4
2010 2011 2012
USD/MT
Prospek Perekonomian Daerah
65
Grafik 6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas
Utama Kota Samarinda (1)
Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim
Grafik 6.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas
Utama Kota Samarinda (2)
Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim
.
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5
2009 2010 2011 2012
(mtm)
Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu
Beras Bengawan Gula Pasir (DN) Bawang Merah
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12 1 2 3 4 5
2009 2010 2011 2012
(mtm) Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi