KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang...

70
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III 2015

Transcript of KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang...

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI SUMATERA UTARA

TRIWULAN III 2015

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat
Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

VISI DAN MISI

i

VISI DAN MISI

Visi Bank Indonesia:

“Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di Regional melalui penguatan

nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang

stabil”

Misi Bank Indonesia:

1. Mencapai stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan

moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber

pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas

perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar yang berkontribusi

terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan

memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung

tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola

(governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-nilai Strategis:

Trust and Integrity- Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and

Teamwork

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara:

“Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas

sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran

untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang

inklusif dan berkesinambungan”

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara:

Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan

kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun jangka panjang.

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

KATA PENGANTAR

ii

KATA PENGANTAR

Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis perkembangan ekonomi dan perbankan di Provinsi Sumatera Utara. Edisi periode ini mengulas dinamika ekonomi di Sumut pada Triwulan III 2015 yang tercermin dari perkembangan makroekonomi regional, inflasi, perbankan dan sistem pembayaran, stabilitas sistem keuangan, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan, prospek ekonomi Sumatera Utara ke depan, serta rekomendasi kepada instansi terkait. Analisis dilakukan berdasarkan data laporan bulanan bank umum dan BPR, data statistik dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, data realisasi investasi dari Badan Penanaman Modal dan Promosi Sumatera Utara, data realisasi APBN dari Dirjen Perbendaharaan Negara Wilayah Sumatera Utara, data realisasi APBD dari Biro Keuangan Sumatera Utara, dan data dari instansi/lembaga terkait lainnya serta informasi dari para pelaku ekonomi utama di Sumatera Utara.

Perekonomian Sumatera Utara triwulan III 2015 tercatat 5,08% (yoy), relatif melambat dibandingkan dengan pencapaian pada periode lalu yang tercatat 5,13% (yoy). Peningkatan perekonomian Sumatera Utara didukung oleh membaiknya kinerja ekspor impor dari sisi penggunaan, serta akselerasi kinerja kategori Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar dan Eceran (PBE). Begitu juga dengan tekanan inflasi yang menurun signifikan dari 7,82% (yoy)menjadi 6,62% (yoy), lebih rendah dari capaian nasional yang mencapai 6,83%.

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan IV 2015 diperkirakan akan pulih terbatas terutama ditopang oleh meningkatnya laju realisasi investasi dan konsumsi pemerintah sesuai dengan polanya. Sementara itu, konsumsi swasta diperkirakan stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor kembali menurun. Dari sisi permintaan, perekonomian triwulan mendatang diperkirakan akan ditopang oleh meningkatnya kinerja kategori konstruksi dan PBE, sementara kategori Industri Pengolahan dan Pertanian diperkirakan stabil. Tekanan inflasi diperkirakan tidak setinggi pola historisnya sejalan dengan kondisi permintaan yang belum pulih serta stabilitas nilai tukar dan ekspektasi inflasi. Pelaksanaan pilkada serentak diperkirakan tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap inflasi. Untuk keseluruhan tahun, tekanan inflasi diperkirakan berada pada sasaran nasional yang telah ditetapkan, yaitu 4±1%.

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah menyediakan data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan buku ini. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak yang berkepentingan dengan buku ini, serta mengharapkan kiranya kerjasama yang sangat baik dengan berbagai pihak selama ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, November 2015 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA UTARA

Difi A. Johansyah Direktur Eksekutif

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR ISI

VISI DAN MISI ................................................................................................................................. I

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... II

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... III

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................. V

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ VIII

TABEL INDIKATOR ......................................................................................................................... IX

RINGKASAN UMUM ....................................................................................................................... X

BAB 1 EKONOMI MAKRO REGIONAL ........................................................................................... 1

1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL SECARA UMUM .......................................................... 2

1.2 PERKEMBANGAN EKONOMI SISI PENGGUNAAN ................................................................................ 2

1.3 PERKEMBANGAN EKONOMI SISI LAPANGAN USAHA/KATEGORI ........................................................... 7

BAB 2 INFLASI ............................................................................................................................ 19

2.1 KONDISI UMUM ....................................................................................................................... 20

2.2 DISAGREGASI INFLASI ................................................................................................................ 21

2.2.1 INFLASI VOLATILE FOODS ................................................................................................................ 21

2.2.2 INFLASI ADMINISTERED PRICES ........................................................................................................ 21

2.2.3 INFLASI INTI (CORE INFLATION) ........................................................................................................ 21

2.3 INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA ........................................................................... 22

2.3.1 KELOMPOK BAHAN MAKANAN ............................................................................................................ 22

2.3.2 KELOMPOK MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU ......................................................... 22

2.3.3 KELOMPOK PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR .......................................................... 23

2.3.4 KELOMPOK SANDANG .................................................................................................................... 23

2.3.5 KELOMPOK KESEHATAN .................................................................................................................. 24

2.3.6 KELOMPOK PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA .......................................................................... 24

2.3.7 KELOMPOK TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN ........................................................... 24

2.4 UPAYA PENGENDALIAN INFLASI ................................................................................................... 25

BAB 3 PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ...................... 27

3.1 RINGKASAN UMUM .................................................................................................................. 28

3.2 ANALISIS PERBANKAN DAERAH .................................................................................................... 28

3.3 KETAHANAN SEKTOR KORPORASI DAN UMKM ............................................................................... 30

3.4 KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA .......................................................................................... 31

3.5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ........................................................................................ 32

3.5.1 SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI ...................................................................................................... 32

3.5.2 KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI .................................................................................................. 33

BAB 4 KEUANGAN PEMERINTAH ................................................................................................ 35

4.1 REKENING APBN DI SUMATERA UTARA ........................................................................................ 36

4.2 REALISASI PENDAPATAN PEMDA DI SUMUT .................................................................................... 36

4.3 REALISASI BELANJA PEMDA DI SUMUT .......................................................................................... 37

4.4 REALISASI SURPLUS/DEFISIT ....................................................................................................... 38

4.5 REKENING PEMERINTAH DAERAH DI BANK ..................................................................................... 38

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR ISI

iv

BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ...................................................................... 39

5.1 KETENAGAKERJAAN ................................................................................................................... 40

5.2 KESEJAHTERAAN ....................................................................................................................... 41

5.2.1 TINGKAT PENGHASILAN MASYARAKAT .................................................................................................. 41

BAB 6 PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI .............................................................. 43

6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI ............................................................................................. 44

6.2 PROSPEK INFLASI ...................................................................................................................... 45

6.3 REKOMENDASI KEPADA PEMERINTAH DAERAH ................................................................................ 47

LAMPIRAN .................................................................................................................................... 49

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................................ 52

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR GRAFIK

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Andil Perekonomian dari Sisi Penggunaan ............................................................................................. 2

Grafik 1.2 Persepsi Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu ............................................................. 3

Grafik 1.3 Perkembangan Nilai Tukar ..................................................................................................................... 3

Grafik 1.4 Impor Barang Konsumsi ......................................................................................................................... 3

Grafik 1.5 Survei Konsumen ................................................................................................................................... 3

Grafik 1.6 Indeks Penjualan Eceran ........................................................................................................................ 3

Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Konsumsi ............................................................................................................ 4

Grafik 1.8 Persentase Realisasi APBN di Sumatera Utara Hingga Triwulan III ........................................................ 4

Grafik 1.9 Kredit Investasi ....................................................................................................................................... 4

Grafik 1.10 Penjualan Semen .................................................................................................................................. 5

Grafik 1.11 Penjualan Barang Konstruksi ............................................................................................................... 5

Grafik 1.12 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Sumatera Utara ........................................................................... 5

Grafik 1.13 Pangsa Ekspor Negara Tujuan Utama .................................................................................................. 6

Grafik 1.14 Perkembangan Harga CPO dan Karet .................................................................................................. 6

Grafik 1.15 Ekspor CPO ........................................................................................................................................... 6

Grafik 1.16 Ekspor Karet ......................................................................................................................................... 6

Grafik 1.17 Pergerakan Volume Impor Luar Negeri Sumut .................................................................................... 7

Grafik 1.18 Pergerakan Nilai Impor Luar Negeri Sumut ......................................................................................... 7

Grafik 1.19 Realisasi NTP Sumatera Utara .............................................................................................................. 8

Grafik 1.20 Realisasi Impor Pupuk Provinsi Sumatera Utara .................................................................................. 8

Grafik 1.21 Penyaluran Kredit Pertanian ................................................................................................................ 9

Grafik 1.22 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Occupancy Rate .................................................... 9

Grafik 1.23 Penjualan Suku Cadang Provinsi Sumatera Utara ................................................................................ 9

Grafik 1.24 Penyaluran Kredit Kategori PBE ........................................................................................................... 9

Grafik 1.25 Penyaluran Kredit Kategori Konstruksi .............................................................................................. 10

Grafik 1.26 Perkembangan Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan ....................................................................... 10

Grafik 1.27 Penyaluran Kredit Kategori Transportasi dan Pergudangan .............................................................. 10

Grafik 1.28 Perkembangan Penumpang Laut dan Udara ..................................................................................... 10

Grafik 1.29 Perkembangan Ekspor Manufaktur ................................................................................................... 11

Grafik 1.30 Penyaluran Kredit Kategori Industri Pengolahan ............................................................................... 11

Grafik 1.31 Openess to Trade dan Export Productivity Sumatera Utara ............................................................... 12

Grafik 1.32 Klasifikasi Teknologi Ekspor Sumut .................................................................................................... 12

Grafik 1.33 Perkembangan RCA Kategori Produk Unggulan ................................................................................. 13

Grafik 1.34 Konsentrasi Produk Ekspor ................................................................................................................ 13

Grafik 1.35 Market Positioning Produk Ekspor Provinsi Sumatera Utara ............................................................. 14

Grafik 1.36 Penetrasi Impor Produk Champions dan Underachievers; bubble size menunjukkan pangsa produk

terhadap total ekspor ........................................................................................................................................... 14

Grafik 1.43 Pertumbuhan Ekononomi Kelompok Parwisata di Provinsi Sumatera Utara .................................... 15

Grafik 1.44 Pangsa Kategori Pariwisata ................................................................................................................ 15

Grafik 1.45 Wisatawan Mancanegara vs Domestik .............................................................................................. 16

Grafik 1.46 Asal Wisatawan Mancanegara ........................................................................................................... 16

Grafik 1.47 Struktur Pengeluaran Wisatawan Mancanegara di Medan dan Batam ............................................. 16

Grafik 1.48 Dana Pelaksaan Anggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara ................... 17

Grafik 2.1 Inflasi Sumut dan Nasional ................................................................................................................... 20

Grafik 2.2 Inflasi Kota di Sumut ............................................................................................................................ 20

Grafik 2.3 Inflasi Bulanan di Sumut ....................................................................................................................... 20

Grafik 2.4 Disagregasi Inflasi Sumut ..................................................................................................................... 21

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR GRAFIK

vi

Grafik 2.5 Perkembangan Nilai Tukar ................................................................................................................... 21

Grafik 2.6 Inflasi Triwulanan Biaya Pendidikan dan Rumah ................................................................................. 21

Grafik 2.7 Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Sumut ........................................................................................ 22

Grafik 2.8 Pergerakan Harga Beras (Berbagai Kualitas) ........................................................................................ 22

Grafik 2.9 Inflasi Kelompok Makanan Jadi ............................................................................................................ 23

Grafik 2.10 Pergerakan Harga Rokok Kretek ........................................................................................................ 23

Grafik 2.11 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar di Sumut ........................................... 23

Grafik 2.12 Indeks Harga Properti Residensial ..................................................................................................... 23

Grafik 2.13 Inflasi Kelompok Sandang di Sumut ................................................................................................... 24

Grafik 2.14 Harga Emas di Sumut ......................................................................................................................... 24

Grafik 2.15 Inflasi Kelompok Kesehatan di Sumut ................................................................................................ 24

Grafik 2.16 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga di Sumut ......................................................... 24

Grafik 2.17 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Sumut ......................................... 24

Grafik 2.18 Pergerakan Inflasi Cabe Merah .......................................................................................................... 26

Grafik 2.19 Pergerakan Inflasi Bawang Merah ..................................................................................................... 26

Grafik 3.1 Perkembangan Aset Perbankan ........................................................................................................... 28

Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) ............................................................................................. 28

Grafik 3.3 Perkembangan Komponen DPK ........................................................................................................... 28

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga DPK .......................................................................................................... 29

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit .......................................................................................................................... 29

Grafik 3.5 Perkembangan Perbankan Sumut-Nasional ........................................................................................ 29

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit .......................................................................................................................... 29

Grafik 3.7 Perkembangan Suku Bunga Kredit ....................................................................................................... 29

Grafik 3.8 Perkembangan Intermediasi Perbankan .............................................................................................. 30

Grafik 3.9 Perkembangan Risiko Kredit (NPL & NPF) ............................................................................................ 30

Grafik 3.10 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumut ......................................................................................... 30

Grafik 3.11 Perkembangan NPL Kredit Korporasi ................................................................................................. 30

Grafik 3.12 Perkembangan Kredit UMKM di Sumut ............................................................................................. 31

Grafik 3.13 Perkembangan NPL Kredit UMKM ..................................................................................................... 31

Grafik 3.14 Alokasi Penghasilan Rumah Tangga Sumut ........................................................................................ 31

Grafik 3.15 Alokasi Penghasilan Rumah Tangga Sumut berdasarkan Kelompok Pendapatan ............................. 31

Grafik 3.16 Perkembangan Kredit Rumah Tangga ................................................................................................ 32

Grafik 3.17 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga ......................................................................................... 32

Grafik 3.18 Perkembangan Transaksi BI RTGS ...................................................................................................... 32

Grafik 3.19 Perkembangan Transaksi Kliring ........................................................................................................ 33

Grafik 3.20 Perkembangan Uang Kartal di Sumut ................................................................................................ 33

Grafik 3.21 Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumut ................................................................................... 33

Grafik 4.1 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Utara ........................................................................................... 36

Grafik 4.2 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Utara ........................................................................................... 36

Grafik 4.3 Porsi Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah di Sumatera Utara .................................................... 37

Grafik 4.4 Porsi Realisasi Pendapatan Pemda di Sumut ....................................................................................... 37

Grafik 4.5 Realisasi Belanja Pemda di Sumut........................................................................................................ 37

Grafik 4.6 Porsi Realisasi Belanja Pemda di Sumut ............................................................................................... 37

Grafik 4.7 Defisit APBD Pemerintah Daerah di Sumatera Utara ........................................................................... 38

Grafik 4.8 Posisi Rekening Pemda di Sumatera Utara .......................................................................................... 38

Grafik 4.9 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Pemda di Sumatera Utara ..................................................... 38

Grafik 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Sumut .............................................................................................. 40

Grafik 5.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja ................................................................................................... 40

Grafik 5.3 Indikator Jumlah Karyawan Total ......................................................................................................... 40

Grafik 5.4 Sektor Tenaga Kerja ............................................................................................................................. 40

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR GRAFIK

vii

Grafik 5.5 Penduduk Miskin di Sumatera Utara ................................................................................................... 41

Grafik 5.6 Persentase Penduduk Miskin Provinsi se-Sumatera dan DKI Jakarta .................................................. 41

Grafik 5.7 Indeks Kedalaman & Keparahan Kemiskinan di Sumatera Utara......................................................... 42

Grafik 5.8 Penduduk Miskin di Desa dan Kota di Sumut ...................................................................................... 42

Grafik 5.9 Nilai Tukar Petani ................................................................................................................................. 42

5.3 Grafik 5.10 Indeks Penghasilan Konsumen ................................................................................................. 42

Grafik 6.1 Survey Konsumen ................................................................................................................................. 44

Grafik 6.2 Indeks Perkiraan Penjualan .................................................................................................................. 45

Grafik 6.1 Pandangan Konsumen Terhadap Perubahan Harga ............................................................................ 47

Grafik 6.2 Pandangan Pedagang Terhadap Perubahan Harga .............................................................................. 47

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perekonomian Sumatera Utara Sisi Permintaan ..................................................................................... 2

Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN Sumatera Utara ............................................................................................. 5

Tabel 1.3 Pangsa Komoditas Ekspor Utama ........................................................................................................... 6

Tabel 1.4 Perekonomian Sumatera Utara Sisi Penawaran ..................................................................................... 7

Tabel 1.5 Realisasi Tanaman Pangan ...................................................................................................................... 8

Tabel 1.6 Kawasan Pariwisata .............................................................................................................................. 15

Tabel 1.7 Forward dan Backward Linkage Sektor Pariwisata ............................................................................... 16

Tabel 2.1 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Triwulan III 2015 di Sumatera Utara ...................................... 20

Tabel 2.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan sepanjang Triwulan III 2015 di Sumatera Utara ....... 20

Tabel 2.3 Inflasi menurut Kelompok Barang dan Jasa ......................................................................................... 22

Tabel 5.1 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha ....................................................................................... 40

Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama .............................................................. 41

Tabel 6.1 Perkiraan Harga Komoditas Unggulan .................................................................................................. 44

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

TABEL INDIKATOR

ix

TABEL INDIKATOR

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi 2012 2013 2014 2015

Total Total IV Total I II III IVp Totalp

PDRB (%,yoy) 6,45 6,08 4,81 5,23 4,82 5,13 5,08 5,0-5,4 4.8-5.2

Sisi Permintaan

Konsumsi 4,80 4,91 4,97 5,10 4,65 3,96 4,38 4,1-4,5 4,0-4,4

Konsumsi Swasta 4,73 5,05 5,08 5,20 4,69 4,35 4,58 4,3-4,7 4,6-5,0

Konsumsi Pemerintah 5,25 4,06 4,29 4,31 4,28 0,99 2,92 3,0-3,4 1,1-1,5

Pembentukan Modal Tetap Bruto* 8,62 5,14 3,25 2,93 3,23 3,07 4,84 4,7-5,1 4,0-4,4

Ekspor 4,18 3,23 1,63 4,32 10,59 12,79 11,14 10,8-11,2 12,0-12,4

Impor 3,07 0,28 -0,18 0,76 5,75 6,12 12,28 9,4-9,8 13,2-13,6

Sisi Produksi Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,31 4,71 5,19 4,37 6,07 5,56 3,87 5,3-5,5 4,6-5,0

Pertambangan dan Penggalian 11,95 26,03 4,43 5,33 12,25 5,84 3,58 6,0-6,4 6,0-6,4

Industri Pengolahan 5,64 4,84 0,32 2,97 0,30 3,09 5,01 3,3-3,4 3,1-3,5

Pengadaan Listrik, Gas -3,03 -3,88 6,26 3,71 -9,82 -8,04 2,13 -0,40 -3,4-(-0,3)

Pengadaan Air 5,13 5,68 6,84 6,04 9,70 8,62 4,34 2,4-2,8 6,6-7,0

Konstruksi 6,67 7,66 8,53 6,79 8,29 6,58 5,56 6.5-6.9 6,2-6,6 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,91 5,57 5,46 6,94 4,54 5,43 4,24 5,4-5,8 4,5-,49

Transportasi dan Pergudangan 8,25 7,41 6,35 5,71 5,39 5,37 6,26 5,6-,6,0 5,7-6,1 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,75 7,81 6,50 6,48 9,21 6,86 6,18 7,0-7,4 6,9-7,3

Informasi dan Komunikasi 8,79 7,78 4,74 7,23 5,81 7,07 8,10 6,3-6,7 7,0-7,4

Jasa Keuangan 10,09 9,99 6,69 2,84 3,32 4,62 7,75 4,4-4,8 6,0-6,4

Real Estate 6,96 6,94 7,93 6,59 4,94 5,62 6,10 5,0-5,4 5,6-6,0

Jasa Perusahaan 6,04 6,68 7,46 6,76 7,24 6,84 5,01 8,0-8,4 6,0-6,4 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,53 3,34 5,19 6,92 5,32 6,31 7,04 2,6-2,8 6,0-6,4

Jasa Pendidikan 4,94 8,34 0,00 6,37 2,45 -0,25 8,14 6,6-7,0 4,3-4,7

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,58 10,82 8,56 7,00 6,37 7,90 8,85 1,5-,19 7,6-8,0

Jasa lainnya 7,83 7,45 6,08 7,04 6,15 6,91 5,61 6,6-7,0 5,8-6,2

Inflasi IHK (%,yoy) 3,9 10,2 8,2 8,2 6,2 7,8 6,6 4.0-5.0 4.0-5.0

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

p : angka proyeksi

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

RINGKASAN UMUM

x

RINGKASAN UMUM

ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan III 2015 sedikit melambat dari 5,13% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 5,08% (yoy). Belum pulihnya aktivitas perdagangan global serta masih lemahnya perekonomian domestik menjadi faktor perlambatan perekonomian pada triwulan laporan. Kondisi tersebut tercermin pada semakin kecilnya nilai tambah dari triwulan II ke triwulan III (qtq) dibandingkan dengan periode yang sama di beberapa tahun sebelumnya. Namun, pencapaian pada triwulan laporan tersebut masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 4,73% (yoy).

Dari sisi penggunaan, melambatnya perekonomian Sumatera Utara disebabkan oleh melambatnya aktivitas ekspor dan peningkatan konsumsi yang tidak setinggi polanya. Sementara itu, konsumsi pemerintah, investasi dan impor meningkat sesuai dengan polanya. Sementara dari sisi penawaran, Perekonomian Sumatera Utara pada periode laporan tertekan oleh melambatnya kinerja kategori utama, yaitu Kategori Pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran, Konstruksi serta Transportasi dan Pergudangan, sementara itu untuk kategori industri pengolahan justru mengalami peningkatan.

ASESMEN INFLASI

Tekanan inflasi Provinsi Sumatera Utara pada triwulan III 2015 menurun dan berada dibawah inflasi Nasional. Penurunan tekanan inflasi terjadi di seluruh kota sampel penghitungan IHK di Sumatera Utara dan seluruh komponen disagregasi inflasi. Penurunan inflasi terjadi seiring melimpahnya pasokan komoditas utama seperti bawang merah dan cabai merah. Selain itu, berbagai kebijakan pemerintah yang menjaga stabilnya harga BBM premium serta menurunkan tarif LPG 12 kg juga turut menjaga rendahnya tekanan inflasi. Hal tersebut juga tak lepas dari komitmen Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sumatera Utara untuk fokus dalam melaksanakan program pengendalian inflasi jangka pendek maupun menengah.

ASSESMEN PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja Perbankan Sumatera Utara pada Triwulan III 2015 semakin membaik. Hal tersebut tercermin dari akselerasi pertumbuhan kredit dan aset, serta stabilnya pertumbuhan DPK, demikian pula dengan penyaluran kredit Korporasi danUMKM. Peningkatan kinerja perbankan dan meningkatnya aktifitas masyarakat menghadapi hari besar nasional dan keagamaan serta seasonal event seperti tahun ajaran baru mendorong kenaikan aktivitas transaksi masyarakat, baik secara tunai maupun non tunai. Meski demikian, hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah masih meningkatnya risiko kredit serta terus menurunnya kinerja kredit ke rumah tangga yang dipengaruhi oleh tertahannya pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.

ASESMEN KEUANGAN DAERAH

Hingga triwulan III 2015, realisasi APBN di Sumatera Utara menurun dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal itu diduga terkait menurunnya perpajakan seiring penurunan kinerja ekonomi Sumatera Utara serta lambannya realisasi belanja modal terkait proyek infrastruktur pemerintah. Sementara itu, realisasi dana desa di Sumatera Utara relatif sesuai dengan pola yang ditetapkan. Di sisi lain, realisasi APBD Pemerintah Daerah di Sumatera Utara hingga triwulan laporan justru meningkat dibanding periode yang sama tahun 2014.

ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaaan dan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara cenderung memburuk hingga triwulan laporan. Hal ini tercermin dari meningkatnya pengangguran dan kemiskinan, terutama untuk masyarakat pedesaan. Belum membaiknya harga komoditas mengakibatkan Nilai Tukar Petani (NTP) masih tertekan sehingga menahan perbaikan daya beli masyarakat. Namun, masyarakat masih yakin akan perbaikan kondisi perekonomian dan kesejahteraan hingga akhir 2015.

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

RINGKASAN UMUM

xi

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan IV 2015 diperkirakan membaik seiring dengan

membaiknya pertumbuhan ekonomi serta tekanan inflasi yang rendah. Secara keseluruhan tahun,

pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mengalami perlambatan sementara tekanan inflasi mengalami

penurunan yang cukup signifikan.

Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi yang membaik terutama ditopang oleh meningkatnya laju

realisasi investasi dan konsumsi pemerintah sesuai dengan polanya. Sementara itu, konsumsi swasta

diperkirakan stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor kembali menurun. Sedangkan dari sisi

permintaan, perekonomian triwulan mendatang diperkirakan akan ditopang oleh meningkatnya kinerja

kategori konstruksi dan PBE, sementara kategori Industri Pengolahan dan Pertanian diperkirakan stabil

Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan tidak setinggi pola historisnya sejalan dengan kondisi permintaan

yang belum pulih serta stabilitas nilai tukar dan ekspektasi inflasi. Pelaksanaan pilkada serentak

diperkirakan tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap inflasi.

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

RINGKASAN UMUM

xii

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

1

BAB 1 EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan III 2015 sedikit melambat dari 5,13% (yoy) pada

triwulan lalu menjadi 5,08% (yoy). Belum pulihnya aktivitas perdagangan global serta masih

lemahnya perekonomian domestik menjadi faktor perlambatan perekonomian pada triwulan

laporan. Kondisi tersebut tercermin pada semakin kecilnya nilai tambah dari triwulan II ke triwulan III

(qtq) dibandingkan dengan periode yang sama di beberapa tahun sebelumnya. Namun, pencapaian

pada triwulan laporan tersebut masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya

mencapai 4,73% (yoy).

Sisi Penggunaan

Dari sisi penggunaan, melambatnya perekonomian Sumatera Utara disebabkan oleh melambatnya

aktivitas ekspor yang diikuti oleh peningkatan impor yang cukup signifikan. Sementara itu,

permintaan domestik membaik yang terlihat pada perbaikan konsumsi pemerintah, investasi, dan

konsumsi swasta sejalan dengan daya beli masyarakat yang masih terjaga.

Sisi Penawaran

Perekonomian Sumatera Utara pada periode laporan tertekan oleh melambatnya kinerja kategori

utama, yaitu Kategori Pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran, Konstruksi serta Transportasi dan

Pergudangan, sementara kategori industri pengolahan justru meningkat.

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

2

1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum

Tabel 1.1 Perekonomian Sumatera Utara Sisi Permintaan

Pertumbuhan Ekonomi 2012 2013 2014 2015 Arah (Tw

II Tw III) Total Total IV Total I** II** III**

PDRB (%,yoy) 6,45 6,08 4,81 5,23 4,82 5,13 5,08 Menurun

Konsumsi 4,80 4,91 4,97 5,10 4,65 3,96 4,38 Akselerasi

Konsumsi Swasta 4,73 5,05 5,08 5,20 4,69 4,35 4,58 Akselerasi

Konsumsi Pemerintah 5,25 4,06 4,29 4,31 4,28 0,99 2,92 Akselerasi

Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,62 5,14 3,25 2,93 3,23 3,07 4,84 Akselerasi

Ekspor 4,18 3,23 1,63 4,32 10,59 12,79 11,14 Melambat

Impor 3,07 0,28 -0,18 0,76 5,75 6,12 12,28 Melambat

**) Angka Sangat Sementara Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah Kinerja perekonomian Sumut pada triwulan III 2015

sedikit melambat dari 5,13% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 5,08% (yoy). Secara agregat,

output riil PDRB Provinsi Sumatera Utara periode

laporan tercatat Rp112,0 triliun1. Capaian tersebut

masih lebih tinggi dibandingkan dengan capaian

nasional yang hanya sebesar 4,73% (yoy), Namun

kinerja perekonomian Sumatera Utara justru

berlawanan arah dengan pertumbuhan ekonomi

nasional yang tercatat tumbuh dari 4,67% (yoy) pada

triwulan sebelumnya.

Secara kuartalan, perekonomian Sumut mengalami

pertumbuhan sebesar 3,21% (qtq). Pertumbuhan ini

lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan

kuartalan untuk triwulan yang sama pada 4 tahun

sebelumnya (2011: 3,63% (qtq), 2012: 3,99% (qtq),

2013: 3,32% (qtq), dan 2014: 3,25% (qtq)).

Melambatnya kinerja perekonomian pada triwulan

laporan tidak terlepas dari masih tertekannya harga

komoditas di pasar global. Kondisi tersebut

mengakibatkan melambatnya kegiatan ekspor. Di sisi

lain, impor meningkat tajam, sehingga kinerja sektor

eksternal memburuk. Namun demikian, peningkatan

impor khususnya dalam bentuk impor barang modal

mengindikasikan mulai bekerjanya ekonomi di dalam

negeri. Sementara kegiatan ekonomi domestik

terindikasi membaik, tercermin pada mulai

membaiknya kegiatan konsumsi masyarakat dan

investasi.

Atas Dasar Harga Konstan, tahun dasar 2010

Dari sisi lapangan usaha/kategorial, menurunnya

kinerja perekonomian terutama disumbang oleh

menurunnya kinerja kategori pertanian, Perdagangan

Besar dan Eceran (PBE), sementara kategori industri

pengolahan justru meningkat.

1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan

Dari sisi penggunaan, geliat perekonomian Sumatera

Utara mulai terlihat dalam bentuk kegiatan konsumsi

dan PMTB2. Sementara kegiatan sektor eksternal

memburuk, yang lebih terkait melonjaknya impor.

Pada triwulan III 2015, konsumsi swasta memberikan

andil sebesar 2,64% (yoy), disusul oleh PMTB sebesar

1,49% (yoy) (Grafik 1.1).

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.1 Andil Perekonomian dari Sisi Penggunaan

Konsumsi pada triwulan laporan terakselerasi dari

3,96% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi

4,38% (yoy). Stabilnya konsumsi didorong oleh

meningkatnya realisasi konsumsi swasta maupun

pemerintah.

2 Pembentukan Modal Tetap Bruto

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

3

Adanya kegiatan (1) persiapan pelaksanaan pilkada

serentak, (2) faktor musiman (HKBN, THR/Gaji ke-13

dan libur sekolah), (3) pelaksanaan festival tahunan3

menjadi pendorong aktivitas konsumsi masyarakat ke

level yang lebih tinggi. Selain itu, terkendalinya inflasi

yang diantaranya terkait dengan kebijakan

pemerintah untuk menunda kenaikan atau bahkan

menurunkan harga bahan bakar diperkirakan mampu

mendorong pertumbuhan konsumsi swasta. Namun,

pertumbuhan konsumsi swasta masih belum pulih

yang berada pada level dibawah pertumbuhan

periode-periode sebelumnya.

Belum pulihnya pertumbuhan konsumsi swasta

tersebut diindikasikan pada masih melambatnya

perkembangan beberapa indikator konsumsi. Harga

komoditas internasional masih menurun yang

memengaruhi daya beli masyarakat Sumatera Utara

yang banyak bergantung pada sektor perkebunan.

Indeks persepsi penghasilan masyarakat dari hasil

Survei Konsumen KPw BI Provinsi Sumut dan Nilai

Tukar Petani (NTP) juga masih cenderung menurun

(lihat bab 5)

Grafik 1.2 Persepsi Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6

Bulan Yang Lalu

Demikian juga dengan impor barang konsumsi masih

terkontraksi, yaitu dari -19,2% (yoy) menjadi -33,6%

(yoy). Penurunan impor barang konsumsi terutama

pada impor makanan jadi yang menurun 62% (yoy),

setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 4% (yoy).

3 Festival Danau Toba, Tebing Tinggi Agrimart serta Karo

Festival

Grafik 1.3 Perkembangan Nilai Tukar

Grafik 1.4 Impor Barang Konsumsi

Indeks Keyakinan Konsumen juga masih

menunjukkan penurunan (Grafik 1.5), disamping

penyaluran kredit konsumsi yang cenderung tertekan

(Grafik 1.7) pada periode laporan. Di sisi lain,

pertumbuhan Indeks Penjualan Eceran menunjukkan

perbaikan meski masih terkontraksi (Grafik 1.6).

Grafik 1.5 Survei Konsumen

Grafik 1.6 Indeks Penjualan Eceran

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

4

Dapat ditambahkan bahwa kebijakan pelonggaran

ketentuan Loan To Value (LTV) pada awal triwulan

laporan dari 30% menjadi 20% baik untuk kendaraan

bermotor atau properti terlihat belum mendorong

peningkatan kredit konsumsi. Kredit konsumsi

khususnya Kredit Perumahan Rakyat (KPR) pada

triwulan III 2015 melambat. Dari hasil liaison yang

dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sumut terungkap

bahwa kegiatan properti ditengarai adanya

hambatan terkait dengan gencarnya pemerintah

menertibkan kesadaran wajib pajak4.

Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Konsumsi

Di sisi Pemerintah, sebagaimana dengan polanya,

kegiatan konsumsi terakselerasi signifikan

dibandingkan periode sebelumnya. Sangat

rendahnya realisasi belanja APBD/APBN pada

semester I 2015 mendorong laju realisasi anggaran

sehingga mampu mendorong konsumsi pemerintah

hingga 2,92% (yoy) setelah pada periode lalu

mencatat pertumbuhan yang sangat rendah, yaitu

0,99% (yoy). Namun demikian, peningkatan tersebut

masih relatif rendah yang tercermin pada masih

rendahnya realisasi APBN dan APBD (lihat Bab

Keuangan Pemerintah).

Realisasi belanja pemerintah yang dibiayai dari APBN

hingga triwulan laporan tercatat 46,24% (dari pagu

APBN), sedangkan yang dibiayai oleh APBD

pemerintah daerah Sumatera Utara adalah 51,3%.

Realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan

periode yang sama pada beberapa tahun terakhir.

Hal ini tidak lepas dari terhambatnya proses

lelang/pengadaan terkait perubahan nomenklatur

beberapa Kementrian/ Lembaga, terhambatnya

proses pengesahan P–APBD 2015 serta belum

stabilnya kondisi politik di Sumatera Utara yang SKPD

lebih berhati-hati dalam merealisasikan anggarannya.

Sumber: Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Sumatera Utara,

diolah

Grafik 1.8 Persentase Realisasi APBN di Sumatera Utara

Hingga Triwulan III

Sejalan dengan membaiknya konsumsi, kegiatan

investasi5 terakselerasi secara signifikan, dari 3,07%

(yoy) menjadi 4,84% (yoy). Meningkatnya realisasi

investasi ini tercermin dari terakselerasinya laju

kredit investasi dari -0,7% (yoy) pada periode

sebelumnya menjadi 2,8% (yoy). Peningkatan secara

signifikan ini diduga didorong oleh meningkatnya

investasi non bangunan dibandingkan investasi

bangunan.

Grafik 1.9 Kredit Investasi

Peningkatan kinerja investasi non bangunan

terkonfirmasi dari membaiknya indikator impor

barang modal dan indeks pembelian barang tahan

lama meski dalam level yang cukup terbatas. Adanya

persiapan untuk menghadapi permintaan yang sesuai

polanya akan meningkat pada semester kedua

mendorong peningkatan impor barang modal.

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

5

Meskipun demikian, peningkatan investasi non

bangunan ini diperkirakan tidak setinggi potensinya

yang diindikasikan pada tingkat utilisasi perusahaan

yang menurun. Hal ini terkait dengan masih lesunya

penjualan serta berkurangnya pasokan bahan baku.

Hal ini menyebabkan tidak sedikit pelaku usaha

menunda rencana investasi yang dilakukan6.

Investasi bangunan ditengarai membaik namun

masih dalam level yang terbatas. Hal ini didasarkan

pada berlanjutnya perbaikan penjualan semen

ditengah stabilnya indeks penjualan barang

konstruksi.

Grafik 1.10 Penjualan Semen

Grafik 1.11 Penjualan Barang Konstruksi

Investasi pada periode ini masih tumbuh terbatas.

Pertumbuhan investasi belum dapat melampaui

pertumbuhan di atas 5% di tahun 2013 atau bahkan

di 2012 yang mampu tumbuh di atas 8%. Hal ini

dikarenakan pelaku usaha yang cenderung wait and

see terkait perlambatan ekonomi yang belum

sepenuhnya pulih serta belum kondusifnya situasi

politik menjelang Pilkada serentak.

Meskipun kegiatan investasi secara agregat

mengalami peningkatan, iklim investasi di Sumatera

Utara perlu terus diperbaiki. Hal itu dikarenakan

realisasi PMA dan PMDN7 yang justru menurun

secara signifikan baik secara jumlah maupun nilai

proyek. Masih terkendalanya penyediaan energi

(listrik dan gas) diperkirakan menjadi salah satu

hambatan yang perlu diperbaiki agar minat investasi

di Sumatera Utara membaik.

Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN Sumatera Utara

Periode PMA PMDN

Proyek I (juta USD)

Proyek I (Rp miliar)

2014 I 65 122,40 15 559,50

II 117 156,34 49 2985,77

III 74 200,30 20 428,51

IV 180 71,76 73 250,09

Total 436 550,80 157 4223,86

2015 I 123 308,10 53 905,10

II 107 323,60 59 2110,10

III 101 308,20 24 82,80

P: jumlah proyek

Sumber: BKPM, diolah

Grafik 1.12 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Sumatera

Utara

Di sisi eksternal, kinerja ekspor Sumut pada periode

laporan melambat dari 12,79% (yoy) menjadi

11,14% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh masih

lesunya permintaan mitra dagang utama seperti

Amerika Serikat, Tiongkok, India dan Euro Area pada

triwulan III 2015 yang kembali tertahan.

Data BKPM triwulan III 2015

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

6

Grafik 1.13 Pangsa Ekspor Negara Tujuan Utama

Kinerja manufaktur AS, Tiongkok, India dan Euro Area

sebagai mitra dagang utama menunjukkan kinerja

yang stagnan atau menurun pada triwulan III 2015.

Bahkan, manufaktur Tiongkok masih berada di fase

kontraksi.

Tabel 1.3 Pangsa Komoditas Ekspor Utama

Komoditas Pangsa

Kelapa Sawit 4,86% Karet 9,73% Kopi 4,33% Lainnya 81,09%

Sumber: Bloomberg, diolah

Grafik 1.14 Perkembangan Harga CPO dan Karet

Turunnya permintaan kelapa sawit ditengarai juga

terkait dengan intensi pemerintah negara mitra

dagang untuk melindungi industri lokal minyak

kedelai dan minyak rapeseed sebagai produk

subtitusi CPO. Dari Eropa, penurunan permintaan

CPO tertahan oleh maraknya black campign terkait

lingkungan dan kesehatan. Menurunnya permintaan

ditengah pasokan global yang cukup baik kembali

menekan harga CPO -25,9% (yoy). Selain itu, masih

cukup rendahnya harga minyak bumi turut menekan

harga CPO. Akibatnya, kinerja ekspor CPO mengalami

penurunan pada periode laporan.

Grafik 1.15 Ekspor CPO

Kinerja ekspor karet juga belum menunjukkan

perbaikan yang signifikan. Lesunya permintaan untuk

produk karet terjadi setelah efektifnya pemberlakuan

kebijakan compound rubber di Tiongkok dengan

campuran maksimal 88% per 1 Juli 2015. Tidak

sesuainya spesifikasi permesinan yang dimiliki oleh

industri di Tiongkok menyebabkan menurunnya

permintaan karet. Hal ini mendorong Tiongkok

menurunkan porsi impor karet alamnya. Selain itu,

masih berlimpahnya ketersediaan karet dunia turut

menekan harga karet dari -17,5% (yoy) pada triwulan

lalu menjadi -18,2% (yoy).

Grafik 1.16 Ekspor Karet

Penurunan kinerja ekspor juga tercermin dari

pertumbuhan bongkar di Pelabuhan Belawan yang

masih tercatat diangka kontraksi. Dalam rangka

mendorong aktivitas bongkar muat, otoritas terkait

telah memberlakukan tarif progressif yang cukup

tinggi terhadap biaya penumpukan peti kemas di

container yard sejak Mei 2015.

Aktivitas impor mengalami peningkatan yang cukup

signifikan, yaitu dari 6,12% (yoy) menjadi 12,28%

(yoy). Indikasi membaiknya aktivitas impor tercermin

pada membaiknya kategori impor barang modal dari

-70,2% (yoy) pada periode sebelumnya menjadi -

18,6% (yoy) dan kategori impor bahan baku dari -

15,7% (yoy) menjadi -10,7% (yoy).

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

7

Grafik 1.17 Pergerakan Volume Impor Luar Negeri Sumut

Sementara itu, kinerja impor barang konsumsi relatif

stabil. Peningkatan aktivitas impor bahan baku terjadi

untuk memenuhi kebutuhan industri dalam

memenuhi kebutuhan domestik yang memang secara

polanya mengalami peningkatan. Sementara itu,

peningkatan impor barang modal terjadi seiring

dengan pola peningkatan PMTB yang meningkat

memasuki paruh kedua setiap tahunnya seiring

dengan akselerasi belanja modal, khususnya belanja

modal Pemerintah. Sementara itu, adanya

pemberlakuan bea impor belum memberikan

dampak bagi kinerja impor Sumatera Utara.

Grafik 1.18 Pergerakan Nilai Impor Luar Negeri Sumut

1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan

Usaha/Kategori

Melambatnya perekonomian Sumatera Utara pada

triwulan III 2015 terutama disebabkan oleh

tertahannya kinerja dua kategori utama, yaitu

Pertanian, dan kategori Perdagangan Besar dan

Eceran (PBE). Sementara itu, kategori utama lainnya,

yaitu Industri Pengolahan mengalami peningkatan

yang signifikan. Ketiga kategori tersebut

menyumbang lebih dari 75% PDRB Sumatera Utara.

Tabel 1.4 Perekonomian Sumatera Utara Sisi Penawaran

Komponen PDRB Sisi Penawaran (Kategorial) 2014 2015

Arah IV 2014 I** II** III**

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,19 4,37 6,07 5,56 3,87 Melambat

Pertambangan dan Penggalian 4,43 5,33 12,25 5,84 3,58 Melambat

Industri Pengolahan 0,32 2,97 0,30 3,09 5,01 Akselerasi

Pengadaan Listrik, Gas 6,26 3,71 -9,82 -8,04 2,13 Akselerasi

Pengadaan Air 6,84 6,04 9,70 8,62 4,34 Melambat

Konstruksi 8,53 6,79 8,29 6,58 5,56 Melambat

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 5,46 6,94 4,54 5,43 4,24 Melambat

Transportasi dan Pergudangan 6,35 5,71 5,39 5,37 6,26 Akselerasi

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,50 6,48 9,21 6,86 6,18 Melambat

Informasi dan Komunikasi 4,74 7,23 5,81 7,07 8,10 Akselerasi

Jasa Keuangan 6,69 2,84 3,32 4,62 7,75 Akselerasi

Real Estate 7,93 6,59 4,94 5,62 6,10 Akselerasi

Jasa Perusahaan 7,46 6,76 7,24 6,84 5,01 Melambat

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 5,19 6,92 5,32 6,31 7,04 Akselerasi

Jasa Pendidikan 0,00 6,37 2,45 -0,25 8,14 Akselerasi

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,56 7,00 6,37 7,90 8,85 Akselerasi

Jasa lainnya 6,08 7,04 6,15 6,91 5,61 Melambat

PDRB 4.81 5.23 4,82 5,13 5,08 Melambat

**) Angka Sangat Sementara

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

8

Belum normalnya pasar global serta gangguan

produksi domestik mendorong berlanjutnya

perlambatan kinerja Kategori Pertanian. Kategori ini

melambat cukup signifikan dari 5,56% (yoy) menjadi

3,86% (yoy). Dampak dari anjloknya harga komoditas

serta lesunya permintaan ditengah terjadinya panen

raya kedua tanaman bahan pangan (beras dan cabai

merah) menjadi salah satu penyebab melambatnya

kinerja kategori pertanian pada triwulan laporan.

Dari sisi produksi, terjadi penurunan produksi yang

cukup signifikan akibat banyaknya petani perkebunan

yang alih profesi atau bahkan menjual tanaman

perkebunannya. Menurunnya kinerja subkategori

perkebunan tercermin dari menurunnya Nilai Tukar

Petani Perkebunan Rakyat (NTPR).

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.19 Realisasi NTP Sumatera Utara

Dalam mengantisipasi penurunan tingkat

pendapatan, banyak petani yang pada akhirnya

memilih untuk mengurangi penggunaan pupuk.

Penurunan penggunaan pupuk ini tercermin dari

realisasi impor pupuk yang masih terkontraksi.

Grafik 1.20 Realisasi Impor Pupuk Provinsi Sumatera

Utara

Dari sisi tanaman pangan, kembali terjadinya erupsi

Gunung Sinabung memasuki akhir triwulan III 2015

dan bencana kabut asap menjadi faktor penghambat

produksi tanaman hortikultura. Menurunnya kinerja

subsektor hortikultura tercermin dari menurunnya

Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH). Akibat

menurunnya kedua subkategori utama ini, Nilai

Tukar Petani (NTP) secara umum juga mengalami

penurunan dari 98,60 menjadi 97,67.

Meskipun demikian, produksi tanaman pangan untuk

keseluruhan tahun mulai kembali normal. Hal itu

tercermin dari ARAM II 2015 yang menunjukkan

perbaikan. Kembali normalnya produksi tanaman

pangan tidak lepas dari berjalannya beberapa

program pemerintah untuk mendukung optimalnya

produksi tanaman pangan sejak awal tahun 2015.

Tabel 1.5 Realisasi Tanaman Pangan

Uraian Satuan 2012 2013 2014 2014 2014 2014 2015

ATAP ATAP ARAM I ARAM II ASEM ATAP ARAM II

PADI

Luas Panen Ha 756.099 742.968 736.790 713.254 716.654 717.318 753.996

Hasil / Hektar Ku/Ha 49 50 51 51 51 51 51

Produksi Ton 3.715.514 3.727.249 3.740.993 3.604.602 3.628.968 3.631.039 3.866.492

KEDELAI

Luas Panen Ha 5.475 3.126 3.080 4.363 5024 5.024 5.481

Hasil / Hektar Ku/Ha 10 10 12 11 11,36 11 12

Produksi Ton 5.419 3.229 3.556 4.680 5705 5.075 6.583

JAGUNG

Luas Panen Ha 243.098 211.750 202.870 199.337 200.588 200.603 242.208

Hasil / Hektar Ku/Ha 55 56 56 56 58 58 61

Produksi Ton 1.347.124 1.183.011 1.128.547 1.116.649 1.159.707 1.159.795 1.478.584

UBI KAYU

Luas Panen Ha 38.749 47.141 44.676 43.134 42.049 42.062 45.052

Hasil / Hektar Ku/Ha 302 322 330 329 329 329 332

Produksi Ton 1.171.520 1.158.221 1.476.213 1.420.658 1.328.926 1.383.346 1.495.169

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; diolah

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

9

(1) Adanya aktivitas panen di beberapa sentra

produksi (2) tercapainya realisasi beberapa program

pemerintah terkait pengembangan sarana prasarana

pertanian, dan (3) rendahnya dampak El Nino

diperkirakan menjadi faktor penahan terus

merosotnya kinerja kategori ini. Namun, masih terus

tumbuhnya penyaluran kredit kepada kategori ini

diharapkan dapat menahan laju perlambatan bahkan

mampu memperbaiki kinerja kategori ini ke depan.

Grafik 1.21 Penyaluran Kredit Pertanian

Setelah sempat membaik pada triwulan lalu,

Kategori Perdagangan Besar dan Eceran (PBE)

melambat dari 5,43% (yoy) menjadi 4,24% (yoy).

Permintaan aktivitas konsumsi yang tidak setinggi

pola historinya menekan pertumbuhan kategori ini.

Pelaksanaan beberapa event besar pada periode

laporan belum cukup kuat untuk mendorong aktivitas

perdagangan. Adanya bencana kabut asap

menurunkan daya tarik wisata yang tercermin dari

stagnannya jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara dan occupancy rate (Grafik 1.22).

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.22 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

dan Occupancy Rate

Selain itu, perlambatan kategori PBE juga terjadi

akibat adanya penurunan penjualan kendaraan

bermotor. Menurunnya distribusi pendapatan

masyarakat Sumut yang umumnya petani seiring

dengan penurunan harga komoditas mengakibatkan

dampak kebijakan pelonggaran LTV untuk uang muka

kendaraan bermotor belum terlihat.

Depresiasi nilai tukar menyebabkan harga sparepart

yang umumnya diimpor semakin melambung. Hal ini

terkonfirmasi dari kembali melambatnya kinerja

penjualan suku cadang dari -1,72% (yoy) menjadi -

4,77% (yoy).

Grafik 1.23 Penjualan Suku Cadang Provinsi Sumatera

Utara

Namun, penyaluran kredit yang masih cukup baik

(tumbuh dari 18,7%; yoy menjadi 19,8%;yoy)

diharapkan mampu menahan lebih dalamnya

perlambatan kinerja kategori ini.

Grafik 1.24 Penyaluran Kredit Kategori PBE

Kategori konstruksi secara konsisten mengalami

perlambatan sejak triwulan IV 2014. Kategori ini

kembali tumbuh melambat dari 6,58% (yoy) pada

periode lalu menjadi 5,56% (yoy) di akhir triwulan

laporan. Perlambatan kinerja kategori konstruksi ini

disebabkan oleh terbatasnya laju investasi swasta

terkait dengan semakin tingginya biaya impor dengan

impor content yang cukup tinggi seiring dengan

depresiasi nilai tukar dan perilaku wait and see

pelaku usaha terhadap perbaikan perekonomian dan

hasil Pilkada serentak. Terus menurunnya kinerja

konstruksi juga tercermin dari menurunnya

penyaluran kredit konstruksi yang justru terkontraksi

hingga -1,1% (yoy) setelah periode lalu tercatat

memiliki kinerja yang positif (Grafik 1.25).

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

10

Grafik 1.25 Penyaluran Kredit Kategori Konstruksi

Kategori Transportasi dan Pergudangan sedikit

mengalami penurunan dari triwulan lalu. Penurunan

kategori ini disebabkan oleh menurunnya lalu lintas

barang yang tercermin dari menurunnya arus

bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan. Adanya

penerapan tarif progressif penempatan peti kemas

pada container yard di Pelabuhan Belawan belum

berdampak pada peningkatan subsektor

pergudangan seperti semestinya. Selain itu, kembali

terjadinya erupsi Gunung Sinabung serta kabut asap

turut menghambat distribusi barang. Aktvitas

perekonomian yang secara umum memang

mengalami penurunan yang menyebabkan belum

berkembangnya kinerja kategori ini.

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.26 Perkembangan Bongkar Muat di Pelabuhan

Belawan

Kekhawatiran pelaku usaha akan pemeriksaan pajak

yang menekan pertumbuhan kategori konstruksi juga

menekan kinerja kategori ini. Penyedia jasa sewa

pergudangan mengakui adanya penurunan

penyewaan pergudangan yang sangat signifikan pada

tahun 2015. Menurunnya kinerja kategori ini juga

tercermin dari penyaluran kredit pada kategori ini

yang masih terkontraksi.

Grafik 1.27 Penyaluran Kredit Kategori Transportasi dan

Pergudangan

Meskipun demikian, adanya HKBN pada periode

laporan menyebabkan masih positifnya arus

penumpang pada pelabuhan laut maupun udara

sehingga masih menahan penurunan kinerja kategori

ini.

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.28 Perkembangan Penumpang Laut dan Udara

Kategori Industri Pengolahan terus menunjukkan

pemulihan. Kategori ini tumbuh sangat signifikan

hingga 5,01% (yoy) seiring dengan membaiknya

kinerja kategori pengadaan listrik dan gas.

Peningkatan kinerja industri pengolahan pada

triwulan laporan terutama didorong oleh

membaiknya kinerja industri makanan, karet, barang

dari karet dan plastik, serta minuman seiring dengan

meningkatnya permintaan yang sesuai polanya,

meski tidak setinggi tahun sebelumnya.

Peningkatan permintaan pada periode laporan

diduga berasal dari domestik dikarenakan

permintaan luar negeri justru kembali lesu seperti

yang telah dijelaskan pada bagian ekspor. Hal ini

tercermin dari melambatnya ekspor luar negeri

produk manufaktur (Grafik 1.28).

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

11

Grafik 1.29 Perkembangan Ekspor Manufaktur

Industri Pengolahan mampu menunjukkan kinerja

yang positif meski dibayangi risiko eksternal yang

cukup tinggi. Masih terkoreksinya harga komoditas

internasional, berlanjutnya perlambatan

perekonomian dunia, serta permintaan yang masih

belum cukup kuat, dapat dikompensasi oleh

permintaan domestik yang cukup kuat. Aktivitas

kategori ini yang meningkat juga tercermin dari

penyaluran kredit yang mengalami peningkatan.

Grafik 1.30 Penyaluran Kredit Kategori Industri

Pengolahan

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

12

Daya Saing Industri Provinsi Sumatera Utara

Keterbukaan8 Sumatera Utara terhadap pasar perdagangan berdasarkan kinerja ekspor dapat dikatakan cukup

tinggi dengan total perdagangan mencapai >70% dari output yang dihasilkan. Namun, semakin menurunnya

pangsa dari aktivitas perdagangan terhadap perekonomian menjadi hal yang perlu diperhatikan karena

menurunnya keterbukaan perdagangan dapat berpengaruh pada kapabilitas industri pada masa mendatang.

Daerah yang lebih terbuka memiliki kecenderungan untuk menangkap teknologi terbaru dari negara/daerah

lain9 dengan lebih cepat. Selain itu, keterbukaan perdagangan turut mendorong adanya efisiensi seiring

dengan kompetisi yang berasal dari pasar domestik maupun internasional. Beberapa studi justru menyatakan

bahwa keterbukaan perdagangan berpengaruh signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Seiring dengan terjadinya penurunan keterbukaan perdagangan, produktivitas ekspor juga mengalami stagnasi

pasca era commodity boom yang terjadi hingga sebelum tahun 2012. Stagnannya produktivitas ekspor

terutama disebabkan oleh menurunnya produktivitas ekspor luar negeri dan stagnannya ekspor antar daerah.

Penurunan produktivitas ini juga tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat.

Grafik 1.31 Openess to Trade dan Export Productivity Sumatera Utara

Grafik 1.32 Klasifikasi Teknologi Ekspor Sumut

Berdasarkan jumlahnya, perusahaan industri besar dan sedang di Sumatera Utara didominasi oleh Industri

Makanan, Minuman dan Tembakau (43%), Industri Kimia, Batu Bara, Karet dan Plastik (20%) serta Industri

Kayu dan Perabot Rumah Tangga (13%). Produk industri dikelompokkan berdasarkan klasifikasi United Nations

Industrial Development Organization (UNINDO, 2004) yaitu: produk berbasis sumber daya, produk industri

berteknologi rendah, produk industri berteknologi menengah dan produk industri berteknologi tinggi. Dari

hasil pengklasifikasian tersebut, produk industri di Sumatera Utara diklasifikasikan sebagai industri dengan

ketergantungan teknologi moderat dengan kapabilitas industri yang rendah. Rendahnya kapabilitas industri

Sumut disebabkan oleh dominasi produk berbasis sumber daya alam sehingga teknologi pengolahan dan nilai

tambah yang dihasilkan relatif terbatas.

Produk unggulan Sumut yang didominasi oleh produk berbasis sumber daya alam sangat bergantung pada

perkembangan industri manufaktur mitra dagang. Seiring dengan menurunnya industri manufaktur negara

mitra dagang, daya saing produk unggulan relatif mengalami penurunan di pasar global, kecuali produk

tembakau dan alkohol.

Keterbukaan dihitung berdasarkan porsi ekspor dan impor terhadap PDRB

Romer (1993), Gross dan Helpman (1992), Baro dan Sala-i-Martin (1995)

Suplemen 1

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

13

Grafik 1.33 Perkembangan RCA10 Kategori Produk Unggulan

Grafik 1.34 Konsentrasi Produk Ekspor11

Di tengah penurunan daya saing, Sumut justru memiliki tingkat konsentrasi ekspor yang cenderung meningkat

meski masih dalam level yang cukup rendah. Pelaku usaha di Sumut justru meningkatkan nilai penjualan

produk unggulan dibandingkan melakukan diversifikasi ekspor, meski secara permintaan dan harga sedang

mengalami penurunan. Suatu konsekuensi yang cukup wajar mengingat kapabilitas industri yang ada saat ini

memang cukup rendah sehingga belum memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk turunan dengan

kompleksitas teknologi yang lebih tinggi. Padahal, bagi kelompok negara berkembang, peningkatan penjualan

produk baru maupun penjualan ke pasar baru sangat kritikal untuk mendorong perkembangan ekspor dan

ketenagakerjaan dibandingkan dengan pendalaman pasar12 agar dapat bertahan di pasar global. Hal itu

didasarkan pada tantangan hambatan perdagangan yang lebih dinamis dibandingkan dengan negara maju,

baik dari sisi efisiensi penetrasi pasar, sumber daya yang lebih terbatas, kebijakan perdagangan dan lainnya.

Dengan demikian, dukungan dari pemerintah dibutuhkan agar pelaku industri mau mendobrak pasar industri

melalui produk berteknologi yang dihasilkan secara efisien agar mampu bersaing di pasaran.

Namun, hal ini perlu diwaspadai lebih lanjut mengingat pada dasarnya market positionin13g produk unggulan

Sumut sudah berada pada pada segmen achievers in diversity. Suatu kondisi tingginya tingkat kerentanan

karena tingkat permintaan yang cenderung menurun secara global. Hal ini mengindikasikan bahwa produk

unggulan Sumut sudah berada pada mature market. Dominasi industri yang ada saat ini dapat dikatakan belum

cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sudah jenuhnya pasar mendorong urgensi diversifikasi

produk, terutama untuk produk yang berada pada segmen champions dan underachievers.

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

14

Grafik 1.35 Market Positioning Produk Ekspor Provinsi Sumatera Utara

Sementara itu, produk Sumut yang saat ini sudah berada dalam kluster champions lebih didominasi oleh

produk industri berbasis sumber daya. Hal menimbulkan spekulasi akan dorongan industri yang kurang

sustainabel bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, pengembangan menuju lokus industri

baru untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi berbasis industri yang lebih kuat perlu terus dilakukan. Pada

masa mendatang, Sumut memiliki ruang yang cukup baik untuk mengembangkan produk berteknologi rendah

hingga moderat, terutama untuk produk berbahan kimia dan kayu (Grafik 1.35). Tingkat permintaan secara

global bagi produk kelompok ini sedang meningkat dalam 3 tahun terakhir, namun minat pelaku pasar industri

segmen ini dikatakan cukup rendah. Produk-produk ini pada umumnya berada pada klasifikasi produk

berteknologi rendah hingga moderat namun memiliki ketergantungan teknologi yang relatif rendah.

Rendahnya ketergantungan teknologi yang dimiliki ditengah masih adanya ruang untuk melakukan impor

mengindikasikan adanya potensi permintaan dari supporting material/parts yang belum tersedia secara

domestik (Grafik 1.36).

Grafik 1.36 Penetrasi Impor Produk Champions dan Underachievers; bubble size menunjukkan pangsa produk terhadap

total ekspor

Change in world market share (%) Ave

rage

wo

rld

man

ufa

ctu

red

tra

de

gro

wth

(%

)

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

15

Pariwisata sebagai Pendorong Perekonomian

Pertumbuhan sektor pariwisata Sumatera Utara masih relatif rendah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan

subklasifikasi penyediaan makan minum, transportasi dan pergudangan serta perdagangan dan reparasi yang

belum meningkat signifikan. Pangsa sektor pariwisata terhadap perekonomian Sumatera Utara secara agregat

juga relatif stagnan. Penurunan kinerja kategori pariwisata ini juga tercermin dari jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara dan occupancy rate yang menurun (Grafik 1.22). Di sisi lain, potensi pariwisata yang dimiliki oleh

Provinsi Sumatera Utara sangat besar.

Grafik 1.37 Pertumbuhan Ekononomi Kelompok Parwisata di Provinsi Sumatera Utara

Grafik 1.38 Pangsa Kategori Pariwisata

Hal ini mengingat Sumatera Utara memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Dalam Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS), Sumut memiliki 7 Kawasan Pengembangan Pariwisata

Nasional (KPPN), 1 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan 3 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)

(tabel 1.6). Melimpahnya kekayaan pariwisata di Sumatera Utara juga dapat menggerakkan ekonomi rakyat

khususnya sektor UMKM. Jumlah UMKM di sektor pariwisata mencapai 2,5 juta usaha, dimana 62%-nya

termasuk kategori mikro, 30%-nya termasuk kategori kecil dan sisanya adalah kategori menengah.

Tabel 1.6 Kawasan Pariwisata

KPPN Nias Barat dan sekitarnya

KPPN Teluk Dalam dan sekitarnya

KPPN Medan Kota dan sekitarnya

KPPN Tangkahan-Leuser dan sekitarnya

KPPN Bukit Lawang dan sekitarnya

KPPN Danau Toba dan sekitarnya

KPPN Sibolga dan sekitarnya

DPN Medan-Toba dan sekitarnya

KSPN Toba KPPN dan sekitarnya

KSPN Tangkahan dan sekitarnya

KSPN Teluk Dalam Nias dan sekitarnya

Jumlah objek wisata yang berada di Sumatera Utara

adalah 339 objek, namun, yang sudah beroperasi secara

komersial baru 120 objek. Cukup banyaknya destinasi

wisata yang belum dikenal oleh masyarakat tidak lepas

dari beberapa kendala, di antaranya adalah:

1. Aksesabilitas yang belum optimal

2. Kurangnya kesadaran wisata dan profesionalisme

pelaku usaha pariwisata

3. Terbatasnya alokasi dana untuk pengembangan

pariwisata. Dukungan dana APBD bagi pariwisata

hanya 0,2% dengan tren menurun.

4. Sarana pendukung dan penunjang yang belum

memadai

5. Belum tersusunnya kalender event pariwisata di

daerah secara baku Sumber: Bappeda Provinsi Sumatera Utara

Gambar 1.1 Rencana Kawasan Andalan Nasional 2013-

2033

Suplemen 2

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

16

6. Kurangnya promosi

7. Koordinasi antar institusi yang menangani kebudayaan dan pariwisata belum maksimal

8. Kurangnya penerbangan langsung dari pasar potensial

9. Kurangnya pengetahuan teknologi

Meski masih rendah, pangsa wisatawan mancanegara pada dasarnya terus meningkat. Wisatawan

mancanegara ini terutama berasal dari Malaysia dan Eropa. Mayoritas wisatawan mancanegara datang ke

Sumatera Utara untuk liburan (68%) dan bisnis (14%). Pengeluaran wisatawan mancanegara di Medan

didominasi oleh pengeluaran untuk Akomodasi, Transportasi dan Jasa. Masih terbatasnya jumlah wisatawan

mancanegara menjadi tantangan mengingat dampak pergerakan roda perekonomian yang cukup tinggi dari

sektor ini (Tabel 1.7). Hasil kajian Bank Indonesia menunjukkan bahwa total belanja seluruh wisatawan

mancanegara dalam setahun dapat meningkatkan output ekonomi Sumut sebesar 0,42%.

Grafik 1.39 Wisatawan Mancanegara vs Domestik Grafik 1.40 Asal Wisatawan Mancanegara

Tabel 1.7 Forward dan Backward Linkage Sektor Pariwisata

Sektor Ekonomi Forward Linkage Backward Linkage

Perdagangan 2,20 0,98

Hotel dan Restoran 0,86 1,27

Angkutan Darat 0,90 1,12

Angkutan Air 0,74 1,26

Angkutan Udara 1,28 1,46

Grafik 1.41 Struktur Pengeluaran Wisatawan Mancanegara di Medan dan Batam

Mengingat tingginya potensi pariwisata Sumatera Utara, Pemerintah telah menargetkan peningkatan aktivitas

pariwisata di Sumatera Utara. Kunjungan Wisatawan mancanegara pada tahun 2016 ditargetkan 363.357

orang, tahun 2017 ditargetkan 399.692 sedangkan tahun 2018 ditargetkan 439.661 orang. Dengan adanya

peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ini, diharapkan kontribusi terhadap PDRB dapat meningkat

menjadi 2,31%-2,36%. Adapun langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk

meningkatkan geliat industri pariwisata di antaranya adalah:

1. Meningkatkan dukungan anggaran, melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara yang meningkat setelah mengalami penurunan secara

kontinu pada 5 tahun terakhir.

16.8

22.8

12.0

11.5

11.4

19.5

9.2

11.6

0.6

0.1

13.6

2.7

20.7

4.0

5.3

13.7

6.8

12.3

3.6

1.8

B A T A M

M E D A N

Akomodasi Makanan Transportasi Belanja Kerajinan Kulit Garmen Perhiasan Jasa Hiburan Jasa Lainnya Telekomunikasi

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

17

Grafik 1.42 Dana Pelaksaan Anggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara

2. Perbaikan infrastruktur sebagai akses ke daerah wisata, di antaranya:

a. Pembangunan jalan arteri/non tol lingkar luar Danau Toba sepanjang ±248,53 km

b. Pengembangan jaringan kereta api sepanjang ±505,429 km.

1) Lintas utama: Medan – Kisaran (153,7 km), Kisaran – R. Prapat (113,9 km), Medan –

Belawan (21,7 km) dan Medan – Besitang (122,3 kM)

2) Lintas cabang: Kisaran – Tanjungbalai (20,7 km), T. Tinggi – P. Siantar (48,5 km)

c. Pengembangan 6 bandara perintis, terutama di daerah pantai barat, yaitu Bandara Sibisa-

Tobasa, Bandara Silangit-Siborong borong, Bandara FL Tobing – Sibolga, Bandara Binaka-G. Sitoli,

Bandara Lasondre – Nias Selatan dan Bandara Aek Godang-P.Sidempuan

d. Pengembangan pelabuhan lainnya, diantaranya Pelabuhan Sibolga, Pelabuhan Gunung Sitoli,

Pelabuhan Tanjung Leidong, Pelabuhan Tanjung Sarang Elang, Pelabuhan Kuala Tanjung dan

Pelabuhan Teluk Dalam Nias.

3. Membangun pusat promosi dan dagang UMKM Provinsi Sumatera Utara

4. Pengembangan kerja sama galeri-galeri produk unggulan di Sumatera Utara baik yang dikelola

pemerintah maupun UKM.

33

25

20 19 18

26

-

5

10

15

20

25

30

35

Belanja Langsung

Rp

Mili

ar

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

EKONOMI MAKRO REGIONAL

18

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

INFLASI

19

BAB 2 INFLASI

Tekanan inflasi Provinsi Sumatera Utara pada triwulan III 2015 menurun dan

berada dibawah inflasi Nasional. Penurunan tekanan inflasi terjadi di seluruh kota

sampel penghitungan IHK di Sumatera Utara dan seluruh komponen disagregasi inflasi.

Penurunan inflasi terjadi seiring melimpahnya pasokan komoditas utama seperti bawang

merah dan cabai merah. Selain itu, berbagai kebijakan pemerintah yang menjaga stabilnya

harga BBM premium serta menurunkan tarif LPG 12 kg juga turut menjaga rendahnya

tekanan inflasi. Hal tersebut juga tak lepas dari komitmen Tim Pengendalian Inflasi Daerah

(TPID) se-Sumatera Utara untuk fokus dalam melaksanakan program pengendalian inflasi

jangka pendek maupun menengah.

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

INFLASI

20

2.1 Kondisi Umum

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.1 Inflasi Sumut dan Nasional

Inflasi Provinsi Sumatera Utara pada triwulan III

2015 menurun dibanding triwulan lalu sebelumnya.

Sejalan dengan inflasi Nasional, inflasi tahunan (yoy)

Sumatera Utara pada triwulan laporan menurun

signifikan dari 7,82% menjadi 6,62%. Angka tersebut

lebih rendah dibanding inflasi nasional yang

mencapai 6,83% (Grafik 2.1). Penurunan inflasi

terjadi di semua kota IHK di Sumatera Utara (Grafik

2.2).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.2 Inflasi Kota di Sumut Tabel 2.1 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Triwulan

III 2015 di Sumatera Utara

Sumber: BPS, diolah

Secara kumulatif (ytd), inflasi Sumatera Utara hingga

bulan September 2015 adalah sebesar 1,51%, jauh

lebih rendah dibanding inflasi nasional yang

mencapai 2,24%. Secara triwulanan (qtq), inflasi

periode laporan sebesar 0,50%, jauh menurun

dibanding triwulan lalu (2,77%). Penurunan inflasi

secara triwulanan tersebut terutama disumbang oleh

penurunan harga kelompok bahan makanan seperti

cabai merah dan bawang merah (Tabel 2.1).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.3 Inflasi Bulanan di Sumut

Inflasi bulanan di sepanjang triwulan III 2015 terus

menurun sejalan dengan membaiknya pasokan

(Grafik 2.3). Inflasi bulanan (mtm) Juli, Agustus dan

September berturut-turut sebesar 0,78%, 0,42% dan -

0,70% (Grafik 2.3). Penurunan tekanan inflasi ini

dipengaruhi membaiknya pasokan komoditas utama

terutama bawang merah dan cabai merah seiring

dengan melimpahnya pasokan (Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan

sepanjang Triwulan III 2015 di Sumatera Utara

Sumber: BPS, diolah

Berlimpahnya pasokan bawang merah didorong

panen raya yang cukup baik di beberapa wilayah

sentra produksi bawang merah seperti di Bima (NTB),

Brebes (Jawa Tengah), Nganjuk dan Probolinggo

(Jawa Timur) yang bergeser dari Agustus dan

September menjadi bulan Juli-Agustus.

KomoditasAndil

(%, qtq)Komoditas

Andil

(%, qtq)

Angkutan Udara 0,27 Cabai Merah -0,62

Beras 0,20 Bawang Merah -0,31

Sekolah Dasar 0,16 Tomat Buah -0,07

SMA 0,10 Udang Basah -0,06

Kontrak Rumah 0,10 Minyak Goreng -0,05

KomoditasAndil

(%, mtm)Komoditas

Andil

(%, mtm)

Cabai Merah 0,14 Bawang Merah -0,11

Dencis 0,07 Tomat Buah -0,05

Angkutan Udara 0,06 Celana Pjg Jeans -0,03

Angkutan Udara 0,31 Cabai Merah -0,18

Daging Ayam Ras 0,15 Bawang Merah -0,08

Beras 0,09 Tongkol -0,03

Beras 0,09 Cabai Merah -0,43

Sekolah Dasar 0,09 Daging Ayam Ras -0,17

Kontrak Rumah 0,05 Bawang Merah -0,10

Juli

Agustus

September

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

INFLASI

21

2.2 Disagregasi Inflasi

Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan subkelompok)

Grafik 2.4 Disagregasi Inflasi Sumut

Penurunan tekanan inflasi pada triwulan III 2015 terjadi di semua kelompok disagregasi inflasi. Penurunan terdalam terjadi di kelompok bahan makanan bergejolak (volatile foods) (Grafik 2.4)

2.2.1 Inflasi Volatile Foods

Kondisi pasokan yang cukup baik khususnya pada

akhir triwulan III 2015 mendorong penurunan inflasi

volatile foods yang cukup signifikan. Pada triwulan

laporan, inflasi VF turun dari 8,13% (yoy) menjadi

4,61% (yoy). Inflasi volatile foods cenderung tinggi di

paruh awal triwulan III 2015, dan menurun signifikan

di akhir triwulan.

Tingginya inflasi volatile foods di awal triwulan

terutama disebabkan kenaikan cabai merah terkait

siklus panen, serta kenaikan daging ayam ras.

Dampak kebijakan pemerintah terkait pengurangan

impor daging sapi membuat harga sapi melonjak

yang mendorong aksi mogok nasional pedagang sapi

selama 4 hari pada 9-12 Agustus 2015. Hal tersebut

membuat harga sapi kian melonjak sehingga

mendorong konsumen beralih ke daging ayam.

Akibatnya, harga daging ayam ras ikut terkerek naik.

Kenaikan harga daging ayam ras tersebut juga

didorong kenaikan harga day old chick (DOC) dan

pakan ayam di awal triwulan. Namun, harga daging

ayam ras kembali stabil memasuki akhir triwulan III

2015.

Penurunan tekanan inflasi di akhir triwulan laporan

terutama dipengaruhi melimpahnya pasokan

komoditas utama seperti bawang merah dan cabai

merah sebagaimana telah dijelaskan pada subbab

sebelumnya.

2.2.2 Inflasi Administered Prices

Penurunan harga juga terjadi pada kelompok inflasi

harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Meskipun menurun, tingkat inflasi pada kelompok

administered prices pada akhir triwulan laporan

masih cukup tinggi. Inflasi tahunan (yoy)

administered prices pada triwulan III 2015 tercatat

sebesar 9,36%, menurun dibanding triwulan lalu yang

mencapai 10,45%. Penurunan tersebut dipengaruhi

turunnya harga LPG 12 kg serta tidak adanya

kenaikan harga BBM premium sepanjang triwulan

laporan.

Masih tingginya angka inflasi administered prices

dipengaruhi oleh kenaikan harga angkutan udara

terkait tingginya permintaan menjelang lebaran.

Sementara itu, meski sempat naik Rp200 pada awal

Agustus, namun Pertamax kembali diturunkan Rp300

menjadi Rp9.250/liter d.r. HUT RI Ke-70.

2.2.3 Inflasi Inti (Core Inflation)

Grafik 2.5 Perkembangan Nilai Tukar

Di tengah tekanan depresiasi rupiah (Grafik 2.5),

inflasi inti masih stabil dengan kecenderungan

menurun. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh

ekspektasi masyarakat terhadap turunnya harga

barang secara umum pada triwulan III 2015 (Grafik

2.6). Realisasi inflasi inti tercatat sebesar 4,71% (yoy),

lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang

mencapai 4,82% (yoy). Kondisi ini menunjukkan

bahwa faktor fundamental tekanan harga di Sumut

masih berada dalam kisaran target inflasi

Pemerintah, yakni 4+1%.

Grafik 2.6 Inflasi Triwulanan Biaya Pendidikan dan Rumah

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

INFLASI

22

Tekanan inflasi inti di triwulan III 2015 didorong oleh

seasonal factors terkait masa tahun ajaran baru

berupa naiknya biaya pendidikan sekolah, terutama

SD dan SMP, serta kontrak rumah (Grafik 2.6).

2.3 Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa

Secara tahunan (yoy) maupun triwulanan (qtq), penurunan tekanan inflasi terjadi di hampir seluruh kelompok barang dan jasa, kecuali kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga (Tabel 2.3). Kelompok Bahan Makanan bahkan mengalami deflasi sebesar 2,38% (qtq). Sementara kelompok Kesehatan secara tahunan cukup stabil dengan kecenderungan meningkat terkait dengan seasonal factor tahun ajaran baru.

Tabel 2.3 Inflasi menurut Kelompok Barang dan Jasa

Sumber: BPS, diolah

2.3.1 Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Bahan Makanan mengalami penurunan

inflasi, baik secara triwulanan maupun secara

tahunan. Inflasi kelompok ini pada triwulan III 2015

adalah -2,38% (qtq) atau 2,63% (yoy), jauh lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat 7,41% (qtq) atau 8,77% (yoy) (Grafik 2.7).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.7 Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Sumut

Kelompok Bahan Makanan memberikan andil14

deflasi sebesar 0,59% (qtq) terhadap total inflasi

Sumatera Utara. Deflasi kelompok bahan makanan ini

terutama disumbang oleh subkelompok Bumbu-

Bumbuan (andil -0,86%; qtq) terutama komoditas

cabai merah (andil -0,62%; qtq). Aktivitas panen

komoditas cabai merah di Sumut berjalan baik seiring

dengan kondusifnya faktor cuaca dan berjalannya

beberapa program pemerintah seperti gerakan

tanam cabai kemarau serta program pendukung

lahan pertanian lainnya.

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KPw BI Sumut

Grafik 2.8 Pergerakan Harga Beras (Berbagai Kualitas)

Di sisi lain, subkelompok Padi-Padian, Umbi-Umbian

dan Hasilnya menyumbang inflasi moderat terhadap

total inflasi Sumatera Utara, dengan andil 0,21%

(qtq). Sebagian besarnya disumbang oleh komoditas

beras dengan andil 0,20% (qtq). Hasil Survei

Pemantauan Harga (SPH)15 mengkonfirmasi kenaikan

beras untuk semua kualitas (Grafik 2.8). Hal ini

diduga akibat belum adanya panen hingga bulan

Agustus sesuai pola musimannya. Selain itu,

berkurangnya pasokan beras dari provinsi lain seperti

Sulawesi Selatan maupun Jawa akibat El-Nino turut

mendorong peningkatan harga beras.

2.3.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau

Inflasi kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

dan Tembakau pada triwulan III 2015 tercatat

I II III I II III

Bahan Makanan -4,48 7,41 -2,38 3,83 8,77 2,63

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,35 1,25 0,93 7,19 6,64 5,77

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bhn Bakar 1,20 1,53 0,76 6,75 7,63 5,36

Sandang 1,37 0,61 0,49 3,06 4,10 3,71

Kesehatan 1,54 2,45 1,13 3,93 6,20 6,24

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,06 0,05 5,47 5,89 5,09 6,29

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -5,80 1,62 1,47 8,59 10,09 10,07

Umum -1,72 2,78 0,50 6,15 7,82 5,69

Kuartalan (qtq)

2015

Tahunan (yoy)

2015Kelompok

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

INFLASI

23

mengalami penurunan (Grafik 2.9). Inflasi kelompok

ini turun dari 1,25% (qtq) atau 6,64 (yoy) menjadi

0,93% (qtq) atau 5,77% (yoy). Kelompok ini memiliki

andil 0,15% (qtq) terhadap total Inflasi Sumatera

Utara pada triwulan laporan. Hal itu terutama

disumbang oleh subkelompok Makanan Jadi serta

subkelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol,

dengan andil 0,07% (qtq) dan 0,05% (qtq).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.9 Inflasi Kelompok Makanan Jadi

Sementara itu, komoditas dengan andil inflasi

terbesar dalam kelompok Makanan Jadi, Minuman,

Rokok, dan Tembakau adalah komoditas rokok kretek

dan rokok kretek filter. Tren kenaikan rokok tersebut

(Grafik 2.10) diduga merupakan langkah pengusaha

rokok dalam mengantisipasi rencana kenaikan bea

cukai rokok sebesar 27% pada tahun ini.

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KPw BI Sumut

Grafik 2.10 Pergerakan Harga Rokok Kretek

2.3.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan

Bahan Bakar

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.11 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar di Sumut

Baik secara triwulanan, kelompok Perumahan, Air,

Listrik, Gas dan Bahan Bakar mengalami penurunan

inflasi (Grafik 2.11). Secara tahunan (yoy), inflasi

kelompok ini turun dari 7,63% menjadi 5,36%,

demikian juga secara triwulanan (qtq) yang turun dari

1,53% menjadi 0,76%. Kelompok ini memiliki andil

0,18% (qtq) terhadap inflasi Sumatera Utara pada

triwulan laporan.

Inflasi kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan

Bahan Bakar terutama disumbang oleh subkelompok

Biaya Tempat Tinggal. Subkelompok ini memiliki andil

0,15% (qtq) yang sebagian besar disumbang oleh

komoditas kontrak rumah dan sewa rumah.

Meningkatnya harga komoditas kontrak rumah

terjadi seiring dengan ekspektasi peningkatan

permintaan pada tahun ajaran baru. Hal ini

mengingat cukup banyaknya jumlah penyelenggara

pendidikan di Sumatera Utara. Selain itu, arus

urbanisasi baru yang umumnya terjadi pasca lebaran

mendorong pemilik rumah untuk menaikkan sewa

terhadap penyewa baru.

Sumber: Survei Harga Properti Residensial, KPw BI Sumut

Grafik 2.12 Indeks Harga Properti Residensial

Peningkatan biaya tempat tinggal ini juga tercermin

dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)

yang secara triwulanan dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

(Grafik 2.12). Kenaikan bahan bangunan dengan

impor content seiring dengan pelemahan nilai tukar,

kenaikan upah buruh bangunan seiring kenaikan

UMP, serta terbatasnya lahan pemukiman di area

perkotaan diperkirakan menjadi faktor peningkatan

biaya tempat tinggal.

2.3.4 Kelompok Sandang

Sumber: BPS, diolah

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

INFLASI

24

Grafik 2.13 Inflasi Kelompok Sandang di Sumut

Inflasi kelompok Sandang pada triwulan III 2015

turun dari 4,10% (qtq) atau 0,61% (yoy) di triwulan

sebelumnya menjadi 3,71% (qtq) atau 0,49% (yoy)

(Grafik 2.13). Andil inflasi kelompok ini relatif lebih

rendah dibandingkan dengan kelompok lain, yaitu

0,04% (qtq).

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KPw BI Sumut

Grafik 2.14 Harga Emas di Sumut

Inflasi kelompok Sandang terutama disumbang oleh

subkelompok Sandang Wanita serta Barang Pribadi

dan Sandang Lain dengan andil 0,03% (qtq) dan

0,02% (qtq). Berdasarkan komoditas, inflasi kelompok

Sandang sebagian besar disumbang oleh kemeja

katun pendek, baju muslim, dan emas perhiasan

(Grafik 2.14) terkait meningkatnya permintaan

masyarakat menyambut Hari Raya Idul Fitri.

2.3.5 Kelompok Kesehatan

Tekanan inflasi kelompok kesehatan secara tahunan

cukup stabil, dengan kecenderungan meningkat.

Angka inflasi tahunan (yoy) komoditas ini tercatat

sedikit naik dari 6,20% menjadi 6,24%. Namun, inflasi

komoditas ini secara triwulanan (qtq) turun jauh dari

2,45% pada triwulan lalu menjadi 1,13% pada

triwulan laporan (Grafik 2.15).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.15 Inflasi Kelompok Kesehatan di Sumut

Senada dengan kelompok Sandang, kelompok

Kesehatan menyumbang inflasi cukup kecil, dengan

andil 0,04% (qtq). Inflasi kelompok ini terutama

disumbang oleh subkelompok Perawatan Jasmani

dan Kosmetika, seperti pasta gigi, parfum dan sabun

mandi. Inflasi komoditas-komoditas tersebut diduga

terjadi sebagai akibat meningkatnya biaya

operasional perusahaan produsen akibat pemenuhan

bahan baku impor disaat nilai tukar terdepresiasi.

2.3.6 Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah

Raga

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.16 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga di Sumut

Berbeda dengan kelompok yang lain, tekanan inflasi

kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada

triwulan III 2015 justru cenderung meningkat. Inflasi

kelompok ini naik dari 5,09% (yoy) atau 0,05% (qtq)

pada triwulan lalu menjadi 6,29% (yoy) atau 5,47%

(qtq) pada triwulan laporan (Grafik 2.16). Kelompok

ini memiliki andil terbesar, yakni 0,38% (qtq)

terhadap inflasi Sumatera Utara pada triwulan III

2015.

Sebagian besar inflasi kelompok ini disumbang oleh

subkelompok Pendidikan (andil 0,35%; qtq). Adapun

komoditas yang mendorong inflasi kelompok ini

adalah biaya Sekolah Dasar, SMA, dan SMP yang

berkaitan dengan masa tahun ajaran baru siswa

sekolah.

2.3.7 Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa

Keuangan

Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.17 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Sumut

Inflasi kelompok Transportasi, Komunikasi, dan

Jasa Keuangan pada triwulan III 2015 sedikit

menurun, baik secara tahunan maupun triwulanan.

Inflasi kelompok ini turun dari 10,09% (yoy) atau

1,62% (qtq) pada triwulan II 2015 menjadi 10,07%

(yoy) atau 1,47% (qtq) laporan (Grafik 2.15).

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

INFLASI

25

Kelompok ini memiliki andil cukup besar terhadap

inflasi Sumatera Utara, yakni 0,30% (qtq). Hal

tersebut sebagian besar disumbang subkelompok

Transpor (andil 0,27%; qtq), dengan komoditas

Angkutan Udara sebagai pendorong tekanan inflasi

utama. Hal tersebut berkaitan dengan peningkatan

permintaan sepanjang arus mudik dan arus balik

dalam rangka Lebaran.

2.4 Upaya Pengendalian Inflasi

Pencapaian inflasi yang rendah dan terkendali pada

triwulan III 2015 tak lepas dari peran Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sumatera

Utara. Kedepan, meski risiko inflasi diperkirakan tidak

terlalu tinggi, namun TPID Sumatera Utara tetap

berupaya untuk menguatkan koordinasi agar inflasi

dapat tetap terjaga terutama melalui rencana jangka

menengah diantaranya adalah:

1. Mengoptimalkan dukungan alokasi APBD dan

APBN untuk kegiatan pengendalian inflasi.

Langkah awal melalui penyusunan SOP pencairan

dana untuk operasi pasar pemerintah daerah.

2. Mendukung percepatan pembangunan

infrastruktur melalui kemudahan perizinan,

pengadaan lahan (pencetakan sawah baru) dan

penguatan komunikasi dengan masyarakat,

percepatan pembangunan infrastruktur

(perbaikan maupun penambahan) baik irigasi,

jalan, jembatan, lumbung pangan, maupun pabrik

es untuk hasil tangkap ikan laut dsb.

3. Membenahi tata niaga melalui optimalisasi pasar

induk Tuntungan guna meminimalkan upaya-

upaya spekulasi di daerah sekaligus membuka

ruang kerjasama antar daerah.

4. Meningkatkan pengawasan secara intensif

terhadap distribusi sarana produksi pertanian,

seperti pupuk, alat mesin pertanian, dan sarana

pertanian lainnya guna mendukung peningkatan

kapasitas produksi pangan daerah.

5. Meningkatkan produksi maupun produktivitas

tanaman pangan melalui program penanaman

cabai dan bawang merah perkotaan serta

program perluasan areal persawahan yang

melibatkan lintas instansi, yaitu Bulog,

Kementrian Pertanian dan TNI AD.

6. Meningkatkan aksesabilitas perbankan melalui

program pemberdayaan petani.

7. Melanjutkan kerjasama TPID dengan KPPU untuk

mengantisipasi terjadinya praktek monopoli.

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

INFLASI

26

Tahukah anda? Inflasi Volatile Foods Berpola

Pada dasarnya, sumbangan inflasi komoditas penyumbang inflasi memiliki pola tertentu secara bulanan

mengikuti siklus produksinya. Sebagai contoh, komoditas cabai merah cenderung mengalami deflasi di awal

tahun, sementara itu, pada pertengahan tahun cenderung mengalami inflasi. Begitu juga dengan komoditas

bawang merah yang memang cenderung mengalami deflasi pada triwulan III sementara pada triwulan II

mengalami inflasi.

Grafik 2.18 Pergerakan Inflasi Cabe Merah Grafik 2.19 Pergerakan Inflasi Bawang Merah

Gambar 2.1 Komoditas Penyumbang Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Utara

Trivial Information

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

27

BAB 3 PERBANKAN, STABILITAS SISTEM

KEUANGAN DAN SISTEM

PEMBAYARAN

Kinerja Perbankan Sumatera Utara pada Triwulan III 2015 semakin membaik. Hal

tersebut tercermin dari akselerasi pertumbuhan kredit dan aset, serta stabilnya

pertumbuhan DPK. Di tengah risiko kredit yang terus meningkat sejak awal 2015, kinerja

kredit ke Korporasi dan UMKM masih membaik. Peningkatan kinerja perbankan dan

meningkatnya aktifitas masyarakat menghadapi hari besar nasional dan keagamaan serta

seasonal event seperti tahun ajaran baru mendorong kenaikan aktivitas transaksi

masyarakat, baik secara tunai maupun non tunai. Meski demikian, penurunan kinerja

kredit ke rumah tangga yang dipengaruhi tertahannya pertumbuhan ekonomi Sumatera

Utara pada triwulan laporan patut menjadi perhatian.

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

28

3.1 Ringkasan Umum

Kinerja perbankan Sumatera Utara pada triwulan III

2015 kembali melanjutkan tren perbaikan. Hal

tersebut tercermin dari peningkatan pertumbuhan

aset dan kredit, serta stabilnya pertumbuhan Dana

Pihak Ketiga (DPK). Meski demikian, di tengah level

intermediasi (LDR) yang meningkat, persistensi

kenaikan Non Performing Loan (NPL) sejak awal 2015

perlu terus diwaspadai.

Di tengah persistensi kenaikan risiko, kinerja kredit ke

sektor korporasi dan UMKM meningkat, sementara

kredit rumah tangga melambat. Peningkatan kinerja

kredit korporasi terjadi di ketiga sektor utama.

Sementara itu, akselerasi kredit UMKM ditopang

performa kredit ke kategori perdagangan yang

meningkat, di tengah tertekannya kredit ke kategori

pertanian. Di sisi lain, tekanan kinerja kredit Rumah

Tangga dipengaruhi oleh melambatnya kredit

multiguna dan kendaraan bermotor. Meski demikian,

membaiknya kinerja kredit pemilikan rumah (KPR)

mampu menahan perlambatan kredit Rumah Tangga

yang lebih dalam.

Peningkatan kinerja perbankan menghasikan

multiplier effect pada pertumbuhan transaksi tunai

maupun non tunai. Hal tersebut terutama tercermin

dari meningkatnya transaksi kliring, baik secara

nominal maupun volume serta peningkatan

perputaran uang (inflow-outflow) di masyarakat

ditengah tertahannya kinerja perekonomian Sumut

3.2 Analisis Perbankan Daerah

Grafik 3.1 Perkembangan Aset Perbankan

Di tengah tertahannya pertumbuhan ekonomi

Sumatera Utara pada triwulan laporan, pertumbuhan

aset perbankan meningkat signifikan. Peningkatan

aset tersebut terjadi baik di perbankan umum

maupun syariah. Aset perbankan hingga akhir

triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp255,5 triliun,

tumbuh 11,3% (yoy) akseleratif dibanding triwulan

lalu yang tumbuh 8,25% (yoy) (Grafik 3.1). Hal ini

diduga berkaitan dengan perekonomian nasional yang

tumbuh meningkat, sehingga mendorong manajemen

perbankan untuk mulai ekspansif dalam

mengembangkan asetnya di daerah potensial.

Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh

relatif stabil. Hingga akhir triwulan III 2015, posisi

DPK di Perbankan Sumatera Utara tercatat sebesar

Rp191,6 triliun, dengan pertumbuhan tahunan stabil

di kisaran 9,6% (Grafik 3.2). Di saat DPK perbankan

konvensional sedikit tertahan, DPK perbankan syariah

justru tampil prima.

Grafik 3.3 Perkembangan Komponen DPK

Pertumbuhan DPK terutama ditopang oleh

peningkatan pertumbuhan giro. Giro tumbuh

akseleratif dari 20,08% (yoy) menjadi 26,82% (yoy)

(Grafik 3.3). Peningkatan tersebut terjadi terutama

untuk rekening giro pemerintah pusat di Sumut. Hal

ini sejalan dengan belanja APBN di Sumut yang

hingga triwulan III 2015 masih terealisasi 46,24% dari

pagu. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding

realisasi periode yang sama tahun lalu yang mencapai

52,76%.

Tabungan tumbuh cukup rendah dengan tendensi

meningkat, sementara deposito melanjutkan

perlambatan. Hal tersebut sejalan dengan suku

bunga tabungan yang stabil serta suku bunga

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

29

deposito yang terus menuju titik normalnya seiring

dengan capping suku bunga, yakni sekitar 6,5%

berdasarkan rata-rata 4 tahun terakhir (Grafik 3.4).

Kombinasi akselerasi giro, membaiknya tabungan,

dan deselerasi deposito, yang masing-masing

menempati porsi 19%, 36% dan 45% dari total DPK,

menyebabkan DPK Sumatera Utara tumbuh stabil.

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga DPK

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit

Kredit16 pada triwulan laporan melanjutkan

peningkatan pertumbuhannya. Akselerasi

pertumbuhan terjadi baik di perbankan konvensional

maupun syariah (Grafik 3.5). Hal tersebut sejalan

dengan pertumbuhan kredit nasional, yang meningkat

dari 10,48% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi

11,09% (yoy).

16 Konsep penyaluran KREDIT dibagi menjadi dua: (1) lokasi bank

dan (2) lokasi proyek. Poin (1) mengacu pada data penyaluran

kredit oleh Bank yang ada di Sumut sementara poin (2) mengacu

pada kredit yang tersalur dari Bank daerah manapun untuk

proyek/usaha yang berlokasi di Sumut. Dalam buku ini, poin (1)

digunakan untuk mengases kinerja perbankan, sementara poin (2)

untuk mengases PDRB serta ketahanan korporasi, UMKM dan

rumah tangga. Angka nominal kredit antara dua konsep tersebut

jumlahnya sangat mungkin berbeda.

Grafik 3.6 Perkembangan Perbankan Sumut-Nasional

Pertumbuhan kredit terjadi di semua jenis

penggunaan, terutama kredit modal kerja. Dengan

porsi hingga 50% dari total kredit, Kredit Modal Kerja

tumbuh akseleratif mencapai 18% (yoy). Hal itu senada

dengan kredit konsumsi dan investasi yang juga

tumbuh membaik (Grafik 3.7), seiring dengan masih

membaiknya Konsumsi masyarakat dan Investasi

dalam PDRB Sumut triwulan III 2015.

Grafik 3.7 Perkembangan Kredit

Peningkatan pertumbuhan kredit didukung dengan

turunnya suku bunga kredit. Seiring menurunnya

cost of funds berupa penurunan suku bunga deposito,

suku bunga kredit juga mengalami penurunan.

Penurunan suku bunga tersebut terjadi di kredit

investasi dan modal kerja, sementara suku bunga

kredit konsumsi relatif stabil dengan kecenderungan

meningkat (Grafik 3.8).

Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga Kredit

Akselerasi kredit di tengah stabilnya DPK

menyebabkan meningkatnya level intermediasi. Hal

tersebut tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR)

perbankan di Sumatera Utara yang meningkat dari

93,81% menjadi 94,21% terutama berupa terutama

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

30

terjadi pada Perbankan konvensional. Sebaliknya,

akselerasi DPK yang lebih tinggi dibanding

pembiayaan di perbankan syariah menyebabkan

Financing to Deposit Ratio (FDR) turun menjadi

99,37%.

Grafik 3.9 Perkembangan Intermediasi Perbankan

Grafik 3.10 Perkembangan Risiko Kredit (NPL & NPF)

Peningkatan intermedasi perbankan senantiasa

perlu diiringi dengan peningkatan kewaspadaan

terhadap risiko kredit. Hal ini mengingat Non

Performing Loans (NPL) yang meski masih dibawah

batas aman 5%, namun cenderung meningkat.

Sementara itu, Non Performing Financing (NPF)

perbankan syariah juga masih tinggi diatas 10%, meski

mulai ada indikasi perbaikan (Grafik 3.10).

3.3 Ketahanan Sektor Korporasi dan UMKM

Kredit perbankan yang tersalur untuk sektor

korporasi17 di Sumatera Utara pada triwulan laporan

sebesar Rp129,9 triliun. Kredit korporasi di Sumut

tumbuh akseleratif dari 8,88% (yoy) di triwulan

sebelumnya menjadi 10,74% (yoy) (Grafik 3.11). Hal

tersebut sejalan dengan peningkatan pertumbuhan

kredit nasional di tengah membaiknya perekonomian

nasional.

17 Merupakan kredit modal kerja atau investasi untuk pelaku usaha

Grafik 3.11 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumut

Akselerasi kredit terjadi di ketiga sektor utama di

Sumatera Utara. Kredit korporasi di Sumut sebagian

besar (84%) tersalur ke tiga kategori utama:

Perdagangan/PBE (34%), industri pengolahan (30%),

dan pertanian (20%). Di tengah melambatnya

pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan,

kredit di kedua sektor justru tumbuh meningkat. Hal

tersebut diperkirakan akan meningkatkan kinerja

kedua sektor tersebut pada triwulan mendatang.

Grafik 3.12 Perkembangan NPL Kredit Korporasi

Meski demikian, tren kenaikan NPL yang terus naik

sejak awal 2015 perlu makin diwaspadai. Meskipun

belum menyentuh batas aman 5%, namun kenaikan

NPL18 tersebut terjadi di ketiga sektor utama Sumut

(Grafik 3.12) seiring dengan perlambatan ekonomi

dan masih belum membaiknya harga komoditas yang

terjadi pada triwulan laporan.

Akselerasi kredit korporasi tersebut juga terjadi

untuk usaha berskala UMKM. Kredit UMKM tumbuh

9,66% (yoy), meningkat dibanding triwulan lalu yang

tumbuh 8,38% (yoy). Akselerasi terjadi untuk kredit

usaha mikro dan menengah, sementara kredit usaha

kecil justru melambat (Grafik 3.13).

18 NPL dalam laporan ini adalah NPL gross, yang menunjukkan

persentase kredit kolektibilitas 3 (kurang lancar), 4 (diragukan) dan

5 (macet) terhadap total outstanding kredit

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

31

Grafik 3.13 Perkembangan Kredit UMKM di Sumut

Kredit perdagangan, yang menguasai 53% dari total

kredit kepada UMKM, masih tumbuh akseleratif.

Kredit perdagangan tumbuh 11,7% (yoy), meningkat

dibanding triwulan lalu 10,73% (yoy). Di sisi lain,

sektor pertanian yang menguasai 19% dari total kredit

UMKM, justru tertekan. Hal ini sejalan dengan Nilai

Tukar Petani (NTP) yang juga menurun dibanding

triwulan lalu.

Kualitas kredit UMKM masih perlu ditingkatkan. Hal

ini tercermin dari NPL yang masih diatas 5%, dengan

kecenderungan meningkat. Kenaikan NPL kredit

UMKM tersebut terjadi di ketiga sektor utama serta di

semua jenis UMKM, kecuali kredit mikro yang relatif

membaik (Grafik 3.14).

Grafik 3.14 Perkembangan NPL Kredit UMKM

3.4 Ketahanan Sektor Rumah Tangga

Rumah tangga di Sumut cenderung mengurangi

porsi konsumsi dan meningkatkan tabungan.

Sementara itu, alokasi penghasilan untuk tabungan

relatif tetap. Hal ini tercermin dari hasil Survei

Konsumen19 di akhir periode triwulan II dan III 2015

(Grafik 3.15).

19 Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilakukan oleh

KPw BI Sumut untuk melihat keyakinan & ekspektasi konsumen

terhadap perekonomian.

Grafik 3.15 Alokasi Penghasilan Rumah Tangga Sumut

Jika ditilik lebih dalam, yang mengalami penurunan

porsi konsumsi adalah kelompok pendapatan bawah

(1-3 juta) dan atas (>5 juta). Perbedaannya, kelompok

pertama porsinya bergesar ke pinjaman sementara

kelompok kedua bergeser ke tabungan. Di sisi lain,

kelompok pendapatan menengah (3-5 juta) malah

cenderung meningkatkan porsi konsumsi,

meningkatkan tabungan serta mengurangi pinjaman.

(Grafik 3.16)

Grafik 3.16 Alokasi Penghasilan Rumah Tangga Sumut

berdasarkan Kelompok Pendapatan

Profil keuangan rumah tangga Sumut terhadap

pinjaman masih cukup aman. Hal ini tercermin dari

porsi cicilan pinjaman (debt service ratio/DSR) masih

dibawah 30%; rasio yang umumnya ditetapkan bank

bagi calon debitur. Hal tersebut juga mengindikasikan

bahwa kemampuan RT di Sumut untuk membayar

kembali utangnya masih terjaga.

Posisi kredit perbankan kepada sektor rumah tangga

di Sumut hingga akhir September 2015 tercatat

sebesar Rp42,4 triliun. Kredit tersebut didominasi

oleh kredit multiguna, kredit pemilikan rumah (KPR),

serta kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan porsi

masing-masing sebesar 45%, 33%, dan 12%. Kredit

sektor rumah tangga tumbuh 6,7% (yoy), melambat

dibanding triwulan lalu yang mencapai 8,15% (yoy)

(Grafik 3.17). Perlambatan tersebut terjadi justru di

saat Konsumsi baik di PDB maupun PDRB Sumut

terakselerasi. Hal ini diduga karena, di tengah masih

terbatasnya peningkatan daya beli, masyarakat

cenderung menahan untuk melakukan konsumsi

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

32

melalui pinjaman perbankan dan lebih memilih

menabung, sebagaimana tampak dalam hasil Survei

Konsumen.

Grafik 3.17 Perkembangan Kredit Rumah Tangga

Kredit multiguna dan KKB melambat cukup dalam,

sementara KPR relatif membaik. Membaiknya KPR

diduga dipengaruhi oleh kebijakan pelonggaran Loan

to Value (LTV) Bank Indonesia yang berlaku efektif 18

Juni 2015. Kebijakan LTV tersebut tertuang dalam

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/10/PBI/2015

tentang Rasio Loan to Value atau Rasio Financing to

Value untuk Kredit atau Pembiayaan Properti dan

Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan

Bermotor. Aturan baru tersebut meliputi kenaikan

10% rasio LTV untuk kredit properti semua tipe

rumah.

Sementara itu, relaksasi kebijakan LTV berupa

penurunan 5% uang muka kredit kendaraan

bermotor belum memberikan dampak signifikan

terhadap pertumbuhan KKB hingga triwulan laporan.

Hal ini diduga seiring dengan dampak depresiasi nilai

tukar terhadap harga kendaraan bermotor yang

mengakibatkan menurunnya penjualan ritel

kendaraan bermotor domestik.

Grafik 3.18 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga

Perlambatan tersebut diiringi dengan kenaikan

risiko kredit. Hal ini tercermin dari NPL, yang meski

masih dibawah batas aman 5%, namun cenderung

meningkat. Peningkatan tersebut terjadi baik di KKB

maupun KPR, sementara NPL kredit multiguna relatif

stabil.

3.5 Perkembangan Sistem Pembayaran

3.5.1 Sistem Pembayaran Non Tunai

Transaksi perbankan di Provinsi Sumatera

Utara melalui BI RTGS20 pada triwulan III 2015

menurun baik secara nominal maupun volume

(Grafik 3.19). Secara nominal, dibanding triwulan

sebelumnya, BI RTGS turun 12,36%, dari Rp223,8

triliun menjadi Rp196,1 triliun. Begitupun secara

volume, BI RTGS turun 6,4%, dari Rp128,7 triliun

menjadi Rp120,5 triliun. Hal senada juga terjadi untuk

pertumbuhan tahunannya. Nilai nominal maupun

volume BI RTGS terkontraksi sebesar 7,51% dan

40,97%.

Grafik 3.19 Perkembangan Transaksi BI RTGS

Di sisi lain, transaksi kliring melalui SKNBI21 justru

tumbuh akseleratif, baik secara nominal maupun

volume (Grafik 3.20). Secara kuartalan, nominal dan

volume kliring meningkat lebih dari 40%. Kondisi

tersebut mencerminkan, di tengah pertumbuhan

ekonomi yang mulai membaik, preferensi masyarakat

untuk menggunakan transfer dana melalui SKNBI

meningkat dibanding melalui BI RTGS.

20 BI RTGS (Bank Indonesia Real Time Gross Settlement) sistem

transfer dana elektronik yang penyelesaiannya (settlement)

dilakukan dalam waktu seketika. BI RTGS memproses High Value

Payment System (HVPS) atau transaksi pembayaran bernilai besar

(Rp.100 juta ke atas) dan bersifat segera. Transaksi HVPS mencapai

90% dari seluruh transaksi pembayaran di Indonesia.

21 SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia), berbeda dengan

BI RTGS, setelmennya periodik (netting) serta untuk transaksi

bernilai kecil (maksimal Rp.500 juta)

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

33

Grafik 3.20 Perkembangan Transaksi Kliring

3.5.2 Kinerja Sistem Pembayaran Tunai

Perkembangan aliran uang kartal di

Sumatera Utara pada triwulan III 2015 mengalami

net inflow22 sebesar Rp1,5 triliun (Grafik 3.21),

berbeda dibanding triwulan sebelumnya dengan

posisi net outflow Rp819 miliar. Posisi net inflow

tersebut terjadi di wilayah kerja Medan yang

mencapai Rp3,5 triliun. Di sisi lain, net outflow justru

terjadi di wilayah kerja Pematang Siantar dan Sibolga,

masing-masing sebesar Rp1,19 triliun dan Rp805

miliar.

Grafik 3.21 Perkembangan Uang Kartal di Sumut

Fenomena tingginya aliran masuk dari wilayah sekitar

menuju Medan tersebut diduga karena meningkatnya

aktivitas penukaran uang menjelang hari Lebaran.

Selain itu, meningkatnya kebutuhan karena

pergantian tahun ajaran sekolah dan peringatan hari

raya kurban turut meningkatkan permintaan uang

masyarakat.

22 Net outflow mencerminkan jumlah uang masuk (inflow) lebih

banyak dibanding uang keluar (outflow) ke kantor BI. Perhitungan

inflow/outflow uang kartal dilakukan berdasarkan pelaporan bank

di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang berada di

Sumatera Utara yaitu KPw BI Provinsi Sumatera Utara, KPw BI

Sibolga, dan KPw BI Pematangsiantar.

Grafik 3.22 Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumut

Di tengah total uang beredar23 yang meningkat dari

Rp13,7 triliun menjadi Rp17,9 triliun, temuan uang

rupiah tidak asli sedikit meningkat, dari 944 lembar

menjadi 965 lembar (Grafik 3.22). Bank Indonesia

terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai

pihak, termasuk Kepolisian, dan senantiasa

melakukan sosialisasi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah

(CiKUR) guna mengantisipasi penggunaan dan

peredaran uang Rupiah palsu.

Penjumlahan inflow dan outflow

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

34

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

KEUANGAN PEMERINTAH

35

BAB 4 KEUANGAN PEMERINTAH

Hingga triwulan III 2015, realisasi APBN di Sumatera Utara menurun dibanding periode

yang sama tahun lalu. Hal itu diduga terkait menurunnya perpajakan seiring penurunan

kinerja ekonomi Sumatera Utara serta lambannya realisasi belanja modal terkait proyek

infrastruktur pemerintah. Sementara itu, realisasi dana desa di Sumatera Utara relatif

sesuai dengan pola yang ditetapkan. Di sisi lain, realisasi APBD Pemerintah Daerah di

Sumatera Utara hingga triwulan laporan justru meningkat dibanding periode yang sama

tahun 2014.

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

36

4.1 Rekening APBN di Sumatera Utara

Realisasi pendapatan APBN di Sumatera Utara

hingga akhir September 2015 tercatat sebesar

Rp13,7 triliun atau mengalami penurunan hingga

21,1% (yoy) dibandingkan dengan realisasi yang sama

tahun 2014 yang sebesar Rp17,4 triliun. Penurunan

pendapatan tersebut diantaranya akibat menurunnya

penerimaan perpajakan seiring dengan perlambatan

ekonomi.

Turunnya pendapatan tersebut berimbas pada

penyerapan belanja. Hal ini tercermin dari realisasi

belanja yang berasal dari APBN di Sumatera Utara

yang, meskipun mengalami peningkatan secara

nominal hingga akhir September 2015, namun

menurun terhadap pagunya. Hingga akhir periode

laporan, realisasi belanja APBN di Sumatera Utara

tercatat sebesar Rp9,8 triliun atau sekitar 46,2% dari

APBN. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan

dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu

yang mencapai 52,8% APBN.

Sumber: DJPK Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 4.1 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Utara

Penurunan penyerapan belanja tersebut terjadi

pada hampir seluruh jenis belanja, kecuali belanja

pegawai yang meningkat dari 66,8% pada APBN 2014

menjadi 69,2% APBN 2015. Kondisi penurunan

penyerapan yang cukup dalam bahkan terjadi pada

belanja modal. Meskipun secara nominal meningkat

43,8% dibanding tahun lalu, namun realisasi belanja

modal justru mengalami penurunan dari 38,3% APBN

2014 menjadi hanya 28,0% APBN 2015 (Grafik 4.1)

Kondisi ini perlu mendapat perhatian, mengingat

realisasi belanja modal memberikan efek multiplier

yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi

Sumatera Utara. Idealnya, realisasi belanja modal

dapat mencapai minimal 50% di akhir periode

laporan. Rendahnya belanja modal yang dananya

berasal dari APBN di Sumatera Utara tersebut lalu

diduga terkait dengan kendala klasik berupa kendala

administratif, proses maupun kompetensi SDM

dalam pelaksanaan lelang maupun pengadaan. Selain

itu, semakin tingginya biaya pemenuhan

bahan/barang modal di tengah tekanan depresiasi

nilai tukar juga diduga menjadi salah satu penyebab

relatif rendahnya belanja modal pada periode

laporan.

Sementara itu, realisasi Dana Desa yang disalurkan

di Sumatera Utara hingga akhir September 2015

telah mencapai Rp1,2 triliun atau 83,5% dari

pagunya sebesar Rp1,4 triliun. Realisasi dana desa di

Sumatera Utara tersebut sesuai dengan ketentuan

tahapan penyaluran24: 40%, 40%, 20% untuk tahap 1

sampai 3 yang masing-masing dibayarkan pada Apri,

Agustus dan Oktober.

Sumber: DJPK Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.2 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Utara

Secara spasial, realisasi tertinggi diantaranya dicatat

oleh Kab. Nias Selatan, Kab. Deli Serdang dan Kab.

Simalungun. Kehadiran Dana Desa diharapkan dapat

membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan

manusia di Sumatera Utara yang belum terlalu baik

(Grafik 4.2).

4.2 Realisasi Pendapatan Pemda di Sumut

Realisasi pendapatan pemerintah daerah (Pemda) di

Sumatera Utara25 hingga triwulan III 2015 mencapai

Rp23,21 triliun atau 71,3% dari anggaran pendapatan

201526. Realisasi tersebut lebih tinggi dibanding

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

37

realisasi periode yang sama tahun 2014 yang sebesar

Rp20,36 triliun atau 68,6% dari anggaran (Grafik 4.3).

Peningkatan pendapatan baik secara nominal

maupun persentase penyerapan terjadi di semua

komponen, terutama untuk Pendapatan yang Sah.

Sumber: DJPK dan BAKK Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.3 Porsi Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah

di Sumatera Utara

Komposisi realisasi s.d. triwulan III 2014 masih

tidak berubah banyak dari periode yang sama tahun

lalu, yaitu 84,9% ditopang oleh Transfer terutama

berupa dana perimbangan; 10,9% didapat dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta sisanya (9%)

berupa Lain-lain Pendapatan yang Sah (18,2%) (Grafik

4.4).

Sumber: DJPK dan BAKK Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.4 Porsi Realisasi Pendapatan Pemda di Sumut

Secara nominal, realisasi pajak Pemda Sumatera

Utara cenderung naik. Hingga triwulan III 2015,

penerimaan pajak terealisasi Rp1,36 triliun lebih

tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar

Rp1,2 triliun. Pemda Sumatera Utara berhasil

menjaga target penerimaan pajak sebesar 60%

hingga triwulan laporan, sama dengan realisasi

triwulan III 2014.

Sementara itu, kenaikan Transfer Pemda di

Sumatera Utara yang cukup tinggi disumbang oleh

kenaikan dana Otsus dan Penyesuaian. Realisasi

dana tersebut naik siginifikan dari Rp523 miliar

menjadi Rp2,64 triliun. Kenaikan tersebut diduga

untuk pendanaan Pilkada serentak yang akan

dilangsungkan tanggal 9 Desember 2015.

4.3 Realisasi Belanja Pemda di Sumut

Sumber: DJPK dan BAKK Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.5 Realisasi Belanja Pemda di Sumut

Realisasi belanja Pemda di Sumatera Utara hingga

triwulan laporan mencapai Rp17,25 triliun atau

51,3% dari anggaran belanja 2015. Realisasi tersebut

lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama

tahun 2014 yang sebesar Rp14,58 triliun atau 47,7%

dari anggaran (Grafik 4.5). Peningkatan belanja baik

secara nominal maupun persentase terjadi di belanja

pegawai, belanja barang & jasa, serta belanja bansos

& hibah. Hal sebaliknya untuk belanja modal dan

Transfer.

Sumber: DJPK dan BAKK Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.6 Porsi Realisasi Belanja Pemda di Sumut

Realisasi belanja pegawai serta barang dan jasa s.d.

triwulan III 2015 naik signifikan dibanding periode

yang sama tahun lalu. Belanja pegawai naik 10,4%

(yoy) dari Rp9,25 triliun menjadi Rp11,14 triliun.

Sementara belanja barang dan jasa naik 48,6% (yoy)

dari Rp1,95 triliun menjadi Rp2,89 triliun. Hal itu

sejalan dengan kenaikan penyerapan kedua

komponen tersebut yang naik dari 55,7% menjadi

60,1% untuk belanja pegawai serta dari 33,9% ke

45,1% untuk belanja barang & jasa.

Di sisi lain, realisasi belanja modal Pemda di Sumut

turun cukup dalam. Hingga triwulan laporan, belanja

modal terealisasi sebesar Rp1,97 triliun atau 29% dari

anggaran. Angka tersebut turun jauh dari realisasi

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

38

periode yang sama tahun 2014 yang mencapai

Rp2,91 triliun atau 41,3% dari anggaran. Penurunan

tersebut sejalan dengan rendahnya realisasi proyek

pemerintah yang dipengaruhi berbagai hambatan

dalam penyerapan anggaran terkait masalah

administrasi, kompetensi SDM yang menangani

pengadaan, prasyarat tertentu dalam pelaksanaan

pekerjaan (misalnya masalah pembebasan tanah)

serta penyedia barang/jasa yang kurang memenuhi

kualifikasi.

4.4 Realisasi Surplus/Defisit

Sumber: DJPK dan BAKK Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.7 Defisit APBD Pemerintah Daerah di Sumatera Utara

Realisasi belanja yang jauh lebih rendah

menyebabkan realisasi hingga triwulan III 2015

masih mengalami surplus. Surplus tersebut sedikit

lebih tinggi dibanding triwulan yang sama tahun lalu

(Grafik 4.7). Hingga akhir tahun 2015, realisasi APBD

diperkirakan masih akan mengalami surplus

mengingat proyeksi penyerapan belanja Pemda di

Sumut yang diperkirakan tidak sebesar perkiraan

awal.

4.5 Rekening Pemerintah Daerah di Bank

Grafik 1.8 Posisi Rekening Pemda di Sumatera Utara

Posisi simpanan Pemda di Sumatera Utara yang

ditempatkan pada perbankan pada akhir triwulan

III 2015 naik moderat 7,23% (qtq). Simpanan

dimaksud naik dari Rp11,6 triliun menjadi Rp12,4

triliun. Posisi simpanan tersebut juga lebih tinggi

dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu, yakni

tumbuh sebesar 29% (yoy). (Grafik 4.8). Kenaikan

moderat tersebut diduga mencerminkan realisasi

pendapatan yang cukup besar ditengah lambatnya

realisasi belanja.

Grafik 1.9 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Pemda

di Sumatera Utara

Seiring dengan masih cukup baiknya kondisi likuiditas

Perbankan di triwulan III 2015 terkait proses

pencairan anggaran, suku bunga giro dan deposito

yang diberikan Perbankan kepada Pemerintah

Daerah Sumatera Utara masih relatif stabil. Hal

tersebut diduga menjadi salah satu faktor masih

tumbuhnya rekening simpanan Pemda di perbankan

(Grafik 4.9).

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

39

BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaaan dan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara cenderung

memburuk hingga triwulan laporan. Hal ini tercermin dari meningkatnya pengangguran

dan kemiskinan, terutama untuk masyarakat pedesaan. Belum membaiknya harga

komoditas mengakibatkan Nilai Tukar Petani (NTP) masih tertekan sehingga menahan

perbaikan daya beli masyarakat. Namun, masyarakat masih yakin akan perbaikan kondisi

perekonomian dan kesejahteraan hingga akhir 2015.

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

40

5.1 Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja di Sumatera Utara pada tahun

2015 sedikit meningkat (1,4%) dibanding tahun lalu.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tercatat

meningkat dari 67,07% menjadi 67,28% (Grafik 5.1).

Berdasarkan lapangan kerja utama, peningkatan

tersebut terutama berupa peningkatan kategori

Perdagangan, Rumah Makan, dan Akomodasi serta

kategori Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

(Tabel 5.1). Hal tersebut sejalan dengan kinerja

kategori perdagangan, penyediaan akomodasi dan

makan minum serta jasa-jasa dalam PDRB Sumut

yang masih tumbuh positif.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Sumut

Tabel 5.1 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Sumber: BPS, diolah

Namun, peningkatan jumlah tenaga kerja tersebut

masih dibayangi dengan tingkat pengangguran yang

meningkat. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

tahun 2015 mencapai 6,71%, jauh lebih tinggi

dibanding tahun lalu yang sebesar 6,2% (Grafik 5.1).

Sumber: Survei Konsumen, KPw BI Sumut

Grafik 5.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Peningkatan pengangguran tersebut tercermin

dalam Survei Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia

Usaha yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sumatera

Utara. Persepsi masyarakat/konsumen terhadap

ketersediaan lapangan kerja hingga triwulan III 2015

cenderung menurun (Grafik 5.2) Demikian pula

dengan persepsi dunia usaha. Indikator jumlah

karyawan total menunjukkan nilai Saldo Bersih

Tertimbang (SBT) negatif (Grafik 5.3) yang

mengindikasikan preferensi pelaku usaha untuk tidak

menambah jumlah karyawan, sehingga berpotensi

menghambat terserapnya peningkatan tenaga kerja.

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha, KPw BI Sumut

Grafik 5.3 Indikator Jumlah Karyawan Total

Meski demikian, ekpektasi konsumen maupun

pelaku usaha kedepan akan membaik hingga akhir

2015. Hal tersebut tercermin dari Indeks

ketersediaan lapangan kerja yang meningkat dan

berada di area optimis (Grafik 5.2). Senada dengan

itu, pelaku usaha juga menunjukkan optimisme yang

ditunjukkan oleh SBT indikator jumlah karyawan

total yang meningkat dan bernilai positif di periode

mendatang.

Grafik 5.4 Sektor Tenaga Kerja

Berdasarkan sektornya, tenaga kerja terbagi menjadi

pekerja di sektor formal atau informal. Pada tahun

2015, hanya sekitar 39,9% angkatan kerja yang

bekerja pada kegiatan formal, sedangkan selebihnya

(60,1%) bekerja pada kegiatan informal. Angka

pekerja di sektor informal tersebut lebih besar

dibanding tahun lalu (57,5%). Hal tersebut

mengindikasikan kecenderungan semakin banyak

Jumlah

(000)Persen

Jumlah

(000)Persen

Pertanian 2.501 42,5% 2.462 41,3% -1,6%Perdagangan, rumah

makan dan akomodasi1.181 20,1% 1.271 21,3% 7,6%

Jasa kemasyarakatan,

sosial, dan perorangan905 15,4% 922 15,5% 1,9%

Industri 461 7,8% 450 7,5% -2,4%

Lainnya 833 14,2% 857 14,4% 2,9%

JUMLAH 5.881 100,0% 5.962 100,0% 1,4%

2014% Kenaikan/

Penurunan

2015LAPANGAN PEKERJAAN

UTAMA

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

41

tenaga kerja di Sumatera Utara yang memilih

bekerja di sektor informal (Grafik 5.4).

Berdasarkan status pekerjaannya, tenaga kerja yang

termasuk sektor formal adalah kategori berusaha

dengan dibantu buruh tetap/dibayar serta kategori

buruh/ karyawan/pegawai, sementara selebihnya

tergolong kedalam sektor informal (Tabel 5.2).

Terjadi peningkatan jumlah yang cukup besar untuk

tenaga kerja berstatus pekerja bebas, sehingga

porsinya pada tahun 2015 meningkat cukup besar.

Sebaliknya, terjadi pengurangan tenaga kerja

berstatus buruh/karyawan/pegawai hingga 4,2%

dibanding tahun lalu. Hal tersebut diduga

dipengaruhi kinerja kategori industri pengolahan

pada akhir 2014 dan awal 2015 yang cukup tertekan

sebagaimana dikonfirmasi dari hasil liason kepada

beberapa perusahaan di Sumatera Utara. Sebagian

besar menyatakan tidak berencana melakukan

penambahan tenaga kerja pada tahun ini karena

jumlahnya dianggap masih cukup untuk memenuhi

tingkat produksi saat ini.

Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Sumber: BPS, diolah

5.2 Kesejahteraan

5.2.1 Tingkat Penghasilan Masyarakat

Sumber: BPS

Grafik 5.5 Penduduk Miskin di Sumatera Utara

Berbeda dengan kondisi nasional, jumlah penduduk

miskin di Sumatera Utara pada Maret 201527

mengalami kenaikan dibanding Maret 2014. Jumlah

penduduk miskin tercatat naik dari 1,28 juta jiwa

menjadi 1,46 juta jiwa, atau secara persentase naik

dari 9,38% menjadi 10,53% (Grafik 5.5). Hal tersebut

berbeda dengan kondisi nasional yang sedikit turun

dari 11,25% menjadi 11,22%. Namun, kenaikan

kemiskinan di Sumatera Utara sejalan dengan kondisi

di 16 provinsi lainnya, terutama di daerah Jawa,

Kalimantan, Maluku dan Papua. Realisasi angka

kemiskinan Maret 2015 tersebut menempatkan

Sumatera Utara di rangking 17 provinsi dengan

persentase kemiskinan tertinggi di Indonesia.

Sumber: BPS

Grafik 5.6 Persentase Penduduk Miskin Provinsi se-Sumatera dan DKI Jakarta

Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera,

hanya Provinsi Sumatera Barat dan Kepulauan Riau

yang juga mengalami kenaikan persentase

penduduk miskin (Grafik 5.6). Semakin tingginya

jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara tersebut

sejalan dengan peningkatan pengangguran Hal

tersebut terkait dengan masih tertahannya

pertumbuhan ekonomi hingga triwulan laporan serta

belum membaiknya harga komoditas yang menekan

peningkatan daya beli masyarakat.

Jumlah

(000)Persen

Jumlah

(000)Persen

Berusaha sendiri 1.077 18,3% 1.112 18,9% 3,2%Berusaha dibantu

buruh tidak tetap923 15,7% 939 16,0% 1,7%

Berusaha dibantu

buruh tetap209 3,6% 182 3,1% -12,9%

Buruh/Karyawan/

Pegawai2.291 39,0% 2.194 37,3% -4,2%

Pekerja bebas 354 6,0% 505 8,6% 42,7%

Pekerja keluarga 1.027 17,5% 1.030 17,5% 0,3%

JUMLAH 5.881 100,0% 5.962 100,0% 1,4%

Jul-05LAPANGAN

PEKERJAAN

UTAMA

Jul-05% Kenaikan/

Penurunan

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

42

Sumber: BPS

Grafik 5.7 Indeks Kedalaman & Keparahan Kemiskinan di Sumatera Utara

Peningkatan persentase kemiskinan di Sumatera

Utara dibanding tahun lalu juga diikuti oleh

peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Grafik 5.7).

Kondisi ini mengindikasikan bahwa rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin

menjauhi garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan

pengeluaran penduduk miskin juga semakin melebar.

Sumber: BPS

Grafik 5.8 Penduduk Miskin di Desa dan Kota di Sumut

Selama periode Maret 2014 s.d. Maret 2015,

persentase kemiskinan meningkat tajam di

pedesaan. Penduduk miskin di daerah perdesaan di

Sumatera Utara bertambah 67.100 orang menjadi

10,89% dari total penduduk desa. Sementara itu,

penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah

109.870 orang menjadi 10,16% dari total penduduk

kota (Grafik 5.6). Secara historis, persentase

penduduk miskin di desa memang selalu lebih tinggi

dibandingkan di kota. Meskipun telah mengalami

penurunan yang signifikan sejak beberapa tahun

terakhir, namun tingkat kemiskinan di desa kembali

meningkat signifikan pada Maret 2015.

Meningkatnya kemiskinan di pedesaan diduga

karena daya beli masyarakat desa yang belum

kunjung membaik. Hal tersebut tercermin dari Nilai

Tukar Petani yang makin memburuk di bawah 10028

(Grafik 5.9). Penurunan NTP terjadi baik untuk

tanaman pangan, perkebunan, maupun hortikultura.

Hal tersebut terutama dipengaruhi belum

membaiknya harga komoditas hingga triwulan III

2015.

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 5.9 Nilai Tukar Petani

Meski demikian, tingkat kemiskinan diduga akan

menurun seiring peningkatan ekspektasi

penghasilan masyarakat hingga akhir 2015. Hal ini

tercermin dari Indeks Penghasilan Konsumen yang

meningkat dari 112,7 menjadi 117,02. Ekspektasi

kedepan juga diperkirakan meningkat tercermin dari

naiknya indeks tersebut di angka 135,19. Kenaikan

ekspektasi penghasilan tersebut diduga dipengaruhi

akan membaiknya daya beli masyarakat akibat

terjaganya ekspektasi terkait tidak adanya kenaikan

harga BBM bersubsidi. Selain itu, konsumsi

masyarakat juga diperkirakan tumbuh sesuai dengan

pola musimannya, terutama menjelang perayaan

Natal dan Tahun Baru.

Sumber: Survei Konsumen, KPw BI Sumut

Grafik 5.10 Indeks Penghasilan Konsumen

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI

43

BAB 6 PROSPEK PEREKONOMIAN DAN

REKOMENDASI

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan IV 2015 diperkirakan membaik seiring dengan membaiknya

pertumbuhan ekonomi serta tekanan inflasi yang rendah. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan

ekonomi Sumatera Utara mengalami perlambatan sementara tekanan inflasi mengalami penurunan yang

cukup signifikan.

Pertumbuhan Ekonomi

1. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi yang membaik terutama ditopang oleh meningkatnya

laju realisasi investasi dan konsumsi pemerintah sesuai dengan polanya. Sementara itu, konsumsi

swasta diperkirakan stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor kembali menurun.

2. Dari sisi permintaan, perekonomian triwulan mendatang diperkirakan akan ditopang oleh

meningkatnya kinerja kategori konstruksi dan PBE, sementara kategori Industri Pengolahan dan

Pertanian diperkirakan stabil

Inflasi

Tekanan inflasi diperkirakan tidak setinggi pola historisnya sejalan dengan kondisi permintaan yang belum

pulih serta stabilitas nilai tukar dan ekspektasi inflasi. Pelaksanaan pilkada serentak diperkirakan tidak

memberikan dampak yang signifikan terhadap inflasi.

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI

44

6.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Pada triwulan IV 2015 pertumbuhan ekonomi

Sumatera Utara diperkirakan membaik, tumbuh

pada kisaran 5,0%–5,4%. Perbaikan terutama

didorong oleh sektor domestik. Namun, perbaikan

ekonomi Sumatera Utara masih terbatas terkait

dengan perkembangan sektor luar negeri (eksternal)

yang diperkirakan belum menunjukkan perbaikan

secara signifikan. Kondisi tersebut terkait dengan

masih tingginya ketidakpastian perbaikan ekonomi

global. Dengan kondisi tersebut, harga komoditas

internasional diperkirakan belum membaik. Harga

minyak dunia diperkirakan kembali tertekan seiring

dengan cukup tingginya produksi di tengah masih

berlimpahnya pasokan di pasaran.

Dari sisi penggunaan, perekonomian periode

mendatang diperkirakan akan ditopang oleh masih

cukup baiknya permintaan domestik, terutama akibat

meningkatnya laju realisasi anggaran pemerintah

baik dari sisi konsumsi maupun investasi. Namun,

belum disahkannya P-APBD 2015 Provinsi Sumatera

Utara dan kasus hukum yang menimpa beberapa

Pimpinan Daerah di Sumut menjadi faktor yang

berisiko menghambat optimalisasi realisasi belanja

Pemerintah Daerah.

Meski tidak sebaik pola di beberapa periode

sebelumnya, konsumsi swasta juga diperkirakan

cukup kuat seiring dengan seasonal event terkait

perayaan Natal dan tahun baru. Hal ini tercermin dari

Indeks Ekspektasi Konsumen dan Indeks Keyakinan

Konsumen yang mulai mengalami perbaikan pada

awal triwulan IV 2015 (Grafik 6.1). Pelaku usaha juga

menyatakan bahwa secara polanya akan terjadi

peningkatan permintaan biasanya terjadi pada akhir

tahun. Selain seasonal events, cukup kuatnya

konsumsi swasta pada periode mendatang juga akan

didorong oleh pelaksanaan pilkada serentak di

periode akhir tahun.

Grafik 6.1 Survei Konsumen

Seiring dengan masih terbatasnya perbaikan ekonomi,

kinerja investasi swasta diperkirakan masih stagnan. Pelaku

usaha cenderung wait and see terkait dengan kapasitas

utilisasi yang mengalami penurunan akibat melemahnya

permintaan dan menurunnya bahan baku29. Dari sisi

investasi bangunan, adanya kekhawatiran berlebih terkait

kepatuhan pajak yang diinisiasi pemerintah juga

menimbulkan keraguan tersendiri bagi pelaku usaha dalam

melakukan investasi.

Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan tidak sebaik

polanya meski mulai masuknya panen komoditas kelapa

sawit. Panen yang terjadi di tengah masih melimpahnya

pasokan di pasaran dikhawatirkan kembali menekan harga

komoditas pada periode mendatang. Selain itu, harga

produk substitusi yang mayoritas berbahan baku minyak

dunia juga kembali rendah sehingga menurunkan daya

saing produk unggulan, termasuk kelapa sawit.

Tabel 6.1 Perkiraan Harga Komoditas Unggulan

Komoditas

Harga Triwulan

III 2015

(%, yoy)

Harga Triwulan IV

2015 (%, yoy)

Asumsi

Juli

Asumsi

Agustus

Kelapa Sawit -25,9 -11 -25

Karet -18,2 16 6

Kopi 5,0 -40 -38

Sumber: IMF, Edisi Juli dan Agustus

Dampak dari kembali rendahnya perkiraan harga

komoditas diharapkan dapat terkompensasi oleh

depresiasi nilai tukar. Stagnannya permintaan

diperkirakan masih berlanjut seiring dengan

terbatasnya geliat industri manufaktur negara mitra

dagang utama yang tercermin dari Purchasing

Manager Index (PMI) yang masih membaik terbatas.

Selain itu, adanya black campaign CPO di dataran

Eropa serta intensi pemerintah negara mitra dagang

utama untuk memproteksi industri dalam negeri

produk substitusi CPO seperti kedelai dan minyak

rapeseed juga turut menurunkan permintaan.

Peningkatan perdagangan domestik diharapkan

dapat menahan koreksi kinerja ekspor secara

agregat.

Aktivitas ekspor yang masih tertahan turut menekan

laju impor pada periode mendatang. Impor Sumatera

Utara yang memang didominasi oleh impor bahan

baku sangat bergantung pada kinerja Industri

Pengolahan yang secara polanya memang mengalami

Liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sumatera Utara

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI

45

penurunan pasca berlalunya puncak permintaan yang

biasanya terjadi pada triwulan III lalu.

Dari sisi lapangan usaha/kategori, kategori konstruksi

dan Perdagangan Besar dan Eceran (PBE) diharapkan

mampu menopang perekonomian pada triwulan

mendatang. Sementara itu, kinerja kategori pertanian

serta industri pengolahan diperkirakan stabil.

Meningkatnya realisasi investasi pada periode

mendatang sesuai dengan polanya diharapkan

mampu mendorong kinerja kategori konstruksi.

Namun, perbaikan realisasi investasi bangunan

diperkirakan hanya terjadi pada sektor pemerintah

sementara realisasi properti dari sektor swasta justru

masih tertahan. Kondisi ini dikhawatirkan dapat

berdampak pada tidak optimalnya peningkatan

kinerja kategori konstruksi pada periode triwulan

mendatang.

Adanya pola musiman seperti perayaan natal, libur

sekolah serta pelaksanaan pilkada serentak

memasuki akhir tahun 2015 diharapkan dapat

meningkatkan kinerja kategori Perdagangan Besar

dan Eceran. Hal ini tercermin dari membaiknya

persepsi pedagang terhadap kinerja penjualannya

pada 3 bulan yang akan datang30. Mulai meredanya

kabut asap serta erupsi Gunung Sinabung diharapkan

mendorong normalisasi kinerja kategori ini.

Grafik 6.2 Indeks Perkiraan Penjualan

Meski mulai memasuki fase panen raya kelapa sawit,

risiko eksternal yang cukup tinggi masih membayangi

kinerja kategori industri pengolahan. Perkiraan harga

komoditas serta permintaan seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya menjadi faktor dominan

stagnannya pertumbuhan industri pengolahan pada

periode mendatang.

Survey Penjualan Eceran Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Telah terlewatinya puncak pola permintaan domestik

yang biasanya terjadi pada triwulan lalu juga

menyebabkan penurunan kinerja kategori industri

pengolahan. Selain itu, ekspektasi menurunnya

pasokan bahan baku terjadi seiring dengan alih

profesi petani perkebunan, pengurangan aktivitas

panen serta pengurangan penggunaan pupuk pada

periode tanam lalu menyebabkan tidak optimalnya

produktivitas tanaman pada periode mendatang. Hal

ini tentu menghambat aktivitas produksi yang

dituntut terus berjalan secara kontinu akibat sistem

pembelian yang terikat kontrak. Hambatan aktivitas

produksi juga terjadi akibat peningkatan biaya

produksi berupa kenaikan harga gas industri pada

Agustus 2015 lalu dari US$ 8,7/mmbtu menjadi

US$14,1/mmbtu.

Sementara itu, tertahannya kinerja subsektor

perkebunan maupun subsektor tanaman pangan

menjadi penyebab tertahannya kinerja kategori

pertanian. Telah masuknya masa tanam serta

masuknya periode musim penghujan menjadi faktor

risiko dalam produksi komoditas pangan.

Secara keseluruhan tahun, perekonomian Sumatera

Utara pada tahun 2015 masih mengalami

penyesuaian. Berlanjutnya koreksi harga komoditas,

lesunya volume perdagangan, serta kembali

terjadinya erupsi Gunung Sinabung menjadi faktor

utama tertahannya perekonomian pada tahun

berjalan. Perekonomian Sumatera Utara untuk

keseluruhan tahun 2015 diperkirakan sebesar 4,8%

(yoy) – 5,2% (yoy) dengan tendensi bias ke bawah.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi yang bias ke bawah

terutama didorong oleh belum adanya faktor

fundamental yang mampu mendorong

perekonomian di periode sisa tahun berjalan.

6.2 Prospek Inflasi

Tekanan inflasi pada triwulan mendatang

diperkirakan menurun, seiring dengan permintaan

yang tidak setinggi polanya. Berlanjutnya koreksi

harga komoditas unggulan diperkirakan menekan

daya beli masyarakat. Inflasi pada periode

mendatang atau keseluruhan tahun 2015

diperkirakan berada pada kisaran 3%-4% (yoy), jauh

lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang

mencapai 8,17% (yoy). Pencapaian ini ditunjang oleh

semakin solidnya koordinasi pengendalian inflasi

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI

46

antara Bank Indonesia dengan Pemerintah melalui

Forum TPI/TPID.

Seiring dengan ditundanya kenaikan beberapa

komoditas yang diatur pemerintah seperti bahan

bakar minyak dan tarif listrik, tekanan inflasi

Administered Prices diperkirakan menurun. Koreksi

harga bahan bakar di pasar global diperkirakan masih

berlangsung hingga akhir tahun seiring dengan masih

berlimpahnya pasokan di pasaran. Di sisi produksi,

kembali normalnya aktivitas produksi Iran ditengah

masih tingginya produksi Amerika Serikat dan negara-

negara OPEC menekan harga minyak dunia. Selain

itu, peningkatan permintaan angkutan udara yang

terjadi pada akhir tahun diperkirakan tidak setinggi

polanya seiring dengan belum normalnya daya beli

masyarakat diperkirakan. Akibatnya, tekanan

kenaikan harga pada kelompok administered prices

diperkirakan akan minimal hingga akhir tahun 2015.

Penurunan tekanan inflasi juga diperkirakan terjadi

pada kelompok Volatile Foods seiring dengan lebih

rendahnya peningkatan permintaan meski kondisi

pasokan cenderung menurun. Namun, langkah

pengendalian inflasi terus dilakukan oleh TPID di

Sumatera Utara untuk mencegah kemungkinan

terjadinya peningkatan harga beberapa komoditas

pangan seperti daging ayam ras maupun tanaman

pangan.

Risiko kenaikan harga daging ayam ras akibat

kurangnya suplai disikapi dengan langkah prefentif

melalui monitoring ketersediaan yang ketat oleh TPID

setempat. Hal ini menyusul pengafkiran 2 juta ekor

bibit ayam (parent stock) pada akhir triwulan III 2015

lalu sebagaimana kesepakatan Gabungan Perusahaan

Pembibitan Unggas (GPPU) dan pemerintah beberapa

periode lalu.

Menurunnya pasokan akibat meningkatnya curah

hujan dan gangguan distribusi pada sejumlah

tanaman pangan juga menjadi risiko yang terus

dipantau. Meningkatnya curah hujan dikhawatirkan

dapat menurunkan produksi dan daya tahan serta

komoditas pangan, terutama Cabai Merah.

Sumber: BMKG Provinsi Sumatera Utara

Gambar 6.1 Perkiraan Sifat Curah Hujan Oktober 2015

Sumber: BMKG Provinsi Sumatera Utara

Gambar 6.2 Perkiraan Sifat Curah Hujan November 2015

Sumber: BMKG Provinsi Sumatera Utara

Gambar 6.3 Perkiraan Sifat Curah Hujan Desember 2015

Peningkatan harga beras yang terjadi pada periode

lalu telah ditanggapi Tim Pengendalian Inflasi Daerah

(TPID) Provinsi Sumatera Utara dengan moral

suassion kepada pemilik kilang padi. Meskipun secara

polanya komoditas ini cenderung mengalami

peningkatan harga pada periode mendatang, namun

dengan adanya program ini, diharapkan tekanan

inflasi dari komoditas ini dapat tertahan.

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI

47

Sangat baiknya aktivitas panen pada periode lalu

diperkirakan akan mampu memenuhi kebutuhan

permintaan masyarakat ditengah resiko penurunan

suplai. Memadainya produksi tanaman pangan pada

periode lalu tidak lepas dari selesainya beberapa

program pemerintah untuk optimalisasi hasil panen,

seperti program irigasi, kesuburan tanah, dan

kegiatan tanam berteknologi tinggi. Selain itu, adanya

program atau himbauan pemerintah kepada

masyarakat seperti program tanam cabe kemarau,

himbauan untuk menanam komoditas tertentu

penyumbang inflasi serta penanaman bawang merah

di kawasan perkotaan mampu menambah

ketersediaan pasokan di pasaran.

Sementara itu, tekanan inflasi inti diperkirakan stabil

meski dibayangi risiko eksternal terkait nilai tukar.

Cenderung stabilnya inflasi inti juga tidak lepas dari

faktor permintaan yang memang diperkirakan tidak

setinggi polanya.

Langkah aktif juga terus dilakukan untuk menjaga

ekspektasi masyarakat agar inflasi berada pada level

yang stabil dan rendah. Hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi peningkatan ekspektasi baik pada

pedagang maupun konsumen yang berisiko dapat

meningkatkan tekanan inflasi diperiode mendatang.

Grafik 6.3 Pandangan Konsumen Terhadap Perubahan

Harga

Grafik 6.4 Pandangan Pedagang Terhadap Perubahan

Harga

6.3 Rekomendasi kepada Pemerintah Daerah

Pertumbuhan Ekonomi

Meskipun perekonomian triwulan IV 2015

diperkirakan pulih terbatas, masih terdapat faktor

risiko yang dapat menarik perekonomian Sumut

untuk kembali terkoreksi. Faktor risiko eksternal

masih menghantui tekanan perekonomian pada

periode mendatang. Dibutuhkan peran serta

Pemerintah Daerah untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi yang lebih sustainable. Beberapa langkah

dan rekomendasi yang dapat dilakukan diantaranya:

a. Percepatan persetujuan P-APBD 2015 untuk

menggenjot realisasi anggaran yang lebih optimal.

Realisasi dana pemerintah ini sangat penting

untuk memberikan stimulus perekonomian

karena memiliki multiplier effect yang cukup

tinggi bagi komponen lain dalam struktur PDRB.

b. Meningkatkan alokasi APBD bagi program

pemberdayaan petani yang dapat menunjang

pertumbuhan ekonomi. Beberapa program

tersebut diantaranya berupa sosialisasi efisiensi

produksi tanaman perkebunan, alokasi subsidi

pupuk rakyat sehingga aktivitas perkebunan

dapat kembali normal, atau bahkan penguatan

lembaga pertanian untuk meningkatkan akses

perbankan terkait permodalan.

c. Mendorong permintaan domestik melalui

aktivitas konsumsi melalui event pariwisata.

Pelaksanaan beberapa event yang sudah

direncanakan perlu dioptimalkan melalui media

pemasaran yang lebih massive dan terpusat.

d. Meningkatkan sosialisasi dan pelaksanaan

sertifikasi SDM dengan biaya dan lokasi

pelaksanaan yang terjangkau dalam menghadapi

Komunitas Ekonomi ASEAN.

e. Melakukan penyusunan kurikulum pendidikan

yang bersifat global dan disertai dengan sertifikasi

yang dibutuhkan terutama untuk sekolah

menengah kejuruan dalam mempersiapkan SDM

yang handal dan memiliki kompetensi tinggi.

f. Mempercepat pembentukan Tim Pemantauan

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara

dalam rangka mendorong perekonomian yang

lebih produktif melalui sinergi yang lebih baik

antar SKPD dan otoritas terkait dalam koridor

tugas pokok, fungsi dan wewenang masing-

masing instansi.

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

PROSPEK PEREKONOMIAN DAN REKOMENDASI

48

g. Menciptakan persepsi positif terhadap iklim

investasi di Sumatera Utara kepada investor dan

masyarakat luas melalui publikasi perkembangan

kemajuan pembangunan infrastruktur melalui

media komunikasi yang lebih luas dan terpusat

dengan kredibilitas informasi yang lebih tinggi

(Regional Investor Relation Unit/RIRU).

h. Mendukung industri untuk mendobrak pasar

industri melalui produk berteknologi yang

dihasilkan secara efisien agar mampu bersaing di

pasaran.

Pengendalian Inflasi

Meskipun inflasi triwulan IV 2015 diperkirakan

menurun, namun masih perlu dilakukan beberapa

program sehingga volatilitas inflasi mendatang dapat

lebih terkendali. Beberapa langkah yang dapat

dilakukan diantarannya beberapa hal sebagai

berikut:

a. Mengoptimalkan pembangunan infrastruktur

untuk memperbaiki konektivitas dalam rangka

mendukung kelancaran distribusi barang. Hal

tersebut dapat dilakukan melalui kemudahan

perizinan, pengadaan lahan maupun penguatan

komunikasi dengan masyarakat. Hal ini juga

penting untuk meningkatkan perdagangan antar

wilayah.

b. Meningkatkan program pembentukan maupun

pengembangan kelompok tani maupun peternak

untuk mendorong peningkatan kualitas hasil

produksi pangan maupun peningkatan akses

pembiayaan perbankan.

c. Mendorong peningkatan kapasitas industri

pangan Sumut untuk meredam fluktuasi harga

pangan akibat aktivitas panen, baik dalam bentuk

kemudahan perizinan bagi investor maupun

peningkatan kapabilitas UMKM.

d. Meningkatkan pengawasan terhadap tata niaga

berbagai komoditas pangan strategis agar tercipta

kondisi persaingan usaha yang kondusif dan

menguntungkan konsumen.

e. Mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas

penyelenggaraan pasar murah agar lebih tepat

sasaran menyentuh masyarakat yang

berpenghasilan rendah terutama menjelang

perayaan hari besar keagamaan.

f. Melanjutkan program peningkatan produksi

maupun produktivitas tanaman pangan.

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

LAMPIRAN

49

LAMPIRAN

STRUKTUR APBD PEMERINTAH DAERAH DI SUMATERA UTARA

Miliar Rp % APBD Miliar Rp % APBD

1 Pendapatan 29.682 20.357 68,6% 32.536 23.213 71,3%

1.1 PAD 3.370 2.130 63,2% 4.013 2.531 63,1%

1.1.1 Pajak daerah 2.011 1.204 59,9% 2.265 1.359 60,0%

1.1.2 Retribusi daerah 766 406 53,0% 732 414 56,6%

1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan231 164 71,2% 214 178 83,1%

1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 362 355 98,3% 802 580 72,3%

1.2 Transfer 23.382 17.289 73,9% 26.032 18.602 71,5%

1.2.1 DAPER 20.936 14.884 71,1% 22.379 15.963 71,3%

1.2.1.1 DBH 1.241 672 54,2% 1.376 1.307 94,9%

1.2.1.2 DAU 18.039 13.065 72,4% 19.008 13.211 69,5%

1.2.1.3 DAK 1.656 1.438 86,9% 1.995 1.445 72,4%

1.2.2 Otsus dan Penyesuaian 2.446 523 21,4% 3.652 2.639 72,2%

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 2.929 938 32,0% 2.492 2.080 83,5%

1.3.1 Transfer antar Pemda 2.887 17 0,6% 2.461 1.360 55,3%

1.3.2 Dana Darurat 0 0 0,0% 0 156

1.3.3 Hibah 43 6 13,1% 30 564 1850,6%

2 Belanja 30.539 14.576 47,7% 33.589 17.246 51,3%

2.1 Belanja Pegawai 16.597 9.248 55,7% 18.521 11.136 60,1%

2.2 Belanja Barang & Jasa 5.739 1.947 33,9% 6.412 2.893 45,1%

2.3 Belanja Modal 7.052 2.911 41,3% 6.797 1.968 29,0%

2.4 Belanja Bansos dan Hibah 524 224 42,7% 1.473 1.127 76,5%

2.5 Transfer 537 230 42,8% 311 106 34,0%

2.6 Belanja Lainnya1 89 17 18,7% 75 18 23,4%

Surplus/ Defisit -857 5.781 -1.053 5.9663 Pembiayaan Netto 866 687 1.060 1.264

3.1 Penerimaan, antara lain: 1.165 785 1.219 1.301

3.1.1 SiLPA TA sebelumnya 817 241 1.032 1.295

3.2 Pengeluaran, antara lain: 299 98 159 37

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 107 0 85 24

SILPA 9 6.468 7 7.230

Keterangan

2014 2015

APBDRealisasi

APBDRealisasi

Sumber: DJPK dan BAKK Provinsi Sumatera Utara-diolah Keterangan: Pemerintah Daerah di Sumatera Utara adalah Gabungan 30 Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta Pemkab.Nias Barat, Pemkab.Nias Selatan dan Pemkot Gunung Sitoli tidak dimasukkan karena ketidaklengkapan data Pemerintah Daerah di Sumatera Utara adalah Gabungan 30 Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta Pemkab.Nias Barat, Pemkab.Nias Selatan dan Pemkot Gunung Sitoli tidak dimasukkan karena ketidaklengkapan data

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

LAMPIRAN

50

INDIKATOR PERBANKAN PROVINSI SUMATERA UTARA

(dalam Triliun Rupiah)

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

LAMPIRAN

51

INDIKATOR PERBANKAN PROVINSI SUMATERA UTARA

(dalam Triliun Rupiah)

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR ISTILAH

52

DAFTAR ISTILAH

Administered Price Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air serta transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah misalnya tembakau dan minuman beralkohol. Base Effect Efek kenaikan/penurunannilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup rendah/tinggi. BEC Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut. Barang Modal (Capital Goods) Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi, biasanya bernilai guna lebih dari 1 tahun. Bahan Baku (Raw Material) Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri. BI Rate Suku bunga referensi yang mencerminkan sikap atau arah kebijakan moneter yang ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya dan diumumkan kepada publik. BI-RTGS Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)

pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time

(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari sesuai

dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran. Ceteris paribus Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan. CPO (Crude Palm Oil) Minyak nabati yang dihasilkan oleh buah-buahan dari kelapa sawit. Dana Pihak Ketiga (DPK) Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka (deposito). Disposable income Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak penghasilan. Ekspor dan Impor Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar daerah. Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank konvensional. Harga Minyak WTI Harga minyak mentah dunia yang mengacu pada sebuah ukuran kualitas bernama West Texas Intermediate atau Texas light sweet.

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR ISTILAH

53

Indeks Penjualan Barang Konstruksi Indeks yang merepresentasikan nilai penjualan dari barang-barang konstruksi. Indeks Keyakinan Konsumen Indeks yang dihasilkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian, baik saat ini maupun masa mendatang. Indeks Kondisi Ekonomi Salah satu indeks pembentuk Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan persepsi konsumen akan kondisi perekonomian pada saat ini. Inflasi IHK Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat luas. Inflasi Inti Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices. Inflow Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia. Kredit Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit Investasi Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan pabrik dan pembelian mesin. Kredit Modal Kerja Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku produksi. Kredit Konsumsi Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit tanpa agunan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM memiliki prospek bisnis yang baik (feasible) tapi belum memiliki kemampuan mengembalikan (bankable). Dana KUR berasal dari bank pelaksana, namun dijamin sebagian besarnya oleh Pemerintah. Leading Indicators Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis. Liaison Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan usaha. Loan to Value (LTV) Sebuah dasar atau metode yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pinjaman yang dapat diberikan kepada debitur berdasarkan aset yang dijadikan jaminan. Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) Persentase kredit/pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet terhadap total kredit. Terminologi NPL untuk bank konvensional sementara NPF untuk bank syariah

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR ISTILAH

54

NTP (Nilai Tukar Petani) Rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Outflow Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia. Passthrough effect Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan berdampak pada harga retail suatu produk. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja (yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan) dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Quarter on Quarter (qtq) Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan sebelumnya. PDRB Riil Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu. Seasonal event Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan cenderung terjadi berulang antar tahun. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp100 juta. SurveI Konsumen Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian. Survei Penjualan Eceran Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk merefleksikan pergerakan dari penjualan eceran dan dilakukan secara bulanan. Uang Kartal Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa kertas maupun logam. Volatile Foods Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile). Year on year (yoy) Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan) terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya. Pembandingan ini dilakukan untuk menghilangkan efek seasonal yang biasanya terjadi di titik waktu tertentu (misal bulan Ramadhan, tahun ajaran baru, dsb).

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR ISTILAH

55

Editor

Departemen Regional 1

Divisi Asesmen dan Advisory: Budi Trisnanto

Kontributor

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Tim Asesmen dan Advisory: Demina R. Sitepu

Bambang Irwanto

Nur Fikriyah Dzakiyah

Ragil Misas Fuadi

Tim Data dan SEKDA: Fransiska Sihaloho

Elian Ciptono

Fadli Putra

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Tim Asesmen dan Advisory

Telp. 061-4150500

Fax. 061-4534760

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · ... Sumatera Utara merupakan terbitan rutin triwulanan yang berisi analisis ... stabil sedangkan realisasi ekspor dan impor ... yang sangat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan III 2015

DAFTAR ISTILAH

56