Angina Pektoris Stabil

23
Angina Pektoris Stabil

description

non stemi

Transcript of Angina Pektoris Stabil

Page 1: Angina Pektoris Stabil

Angina Pektoris Stabil

Page 2: Angina Pektoris Stabil

ANGINA PECTORIS STABIL

Angina pectoris stabil adalah suatu angina yang terjadi akibat iskemia miokard yang ditimbulkan oleh tidak adekuatnya perfusi koroner dan biasanya di induksi oleh meningkatnya kebutuhan oksigen miokard

Page 3: Angina Pektoris Stabil

Dikatakan stabil bila angina tersebut tidak mengalami perburukan gejala selama lebih dari beberapa minggu.

Pada kebanyakan penderita dengan angina stabil kronik, dapat ditemukan adanya stenosis aterosklerosis bermakna sekurang-kurangnya 50% dari diameter lumen atau sekitar 70% area potong melintang pada 1 atau lebih arteri koroner.

Perlu diingat bahwa lesi yang lebih kecil kerapkali lebih mudah mengalami ruptur, trombosis dan oklusi dibanding lesi yang lebih luas.

Page 4: Angina Pektoris Stabil
Page 5: Angina Pektoris Stabil
Page 6: Angina Pektoris Stabil

Adanya faktor resiko koroner seperti hipertensi, merokok, diabetes melitus, riwayat keluarga menderita PJK, dislipidemia dan umur lanjut, sangat menyokong diagnosis angina tersebut disebabkan oleh iskemia miokard.

Page 7: Angina Pektoris Stabil

Gambaran utama dari angina tersebut adalah gejalanya bersifat reversibel dan kejadian angina dapat berulang selama berbulan-bulan sampai tahun. Hipertensi, anemia, atau tirotoksikosis dapat mempresipitasi terjadinya angina.

Page 8: Angina Pektoris Stabil

Etiologi Angina selain aterosklerosis

• Kelainan kongenital : sekitar 1-2% dari populasi umum. Biasanya terjadi anomali origo arteri koronaria kanan atau kiri yang berasal dari sinus valsalva kontralateral.

• Bridging arteri koronaria : hampir selalu terjadi pada bagian tengah LAD (left anterior descending artery).

• Arteritis koronaria : dihubungkan penyakit vaskular kolagen seperti SLE, poliarteritis nodosa dan skleroderma.

• Ekstasi arteri koronaria : ditandai dengan bentuk arteri koronaria yang iregular difus, dilatasi fusiform, yang sering disertai trombus dan lesi obstruktif.

Page 9: Angina Pektoris Stabil

Terapi radiasi : bisa terjadi fibrosis arterial disertai ploriferasi intima.

• Kokain : dihubungkan dengan PJK oleh karena dapat memacu proses aterosklerosis.

• Stenosis aorta : bisa menimbulkan angina akibat iskemia subendokardial.

Kardiomiopati hipertrofik : juga menyebabkan iskemia subendokardial, tapi bisa juga akibat penyakit mikrovaskular.

Page 10: Angina Pektoris Stabil

Prinzmetal’s variant angina : terjadi angina waktu istirahat disertai elevasi segmen ST. Bisa didasari oleh adanya lesi stenosis yang tidak kritis yang disertai spasme.

• Sindroma X : angina pectoris dengan arteri koronaria yang normal. Disebut angina mikrovaskular akibat fungsi dilatasi endotel tidak sempurna.

Page 11: Angina Pektoris Stabil

Klasifikasi angina CCS (Canadian Cardiovascular Society)

Kelas I : angina tidak timbul pada aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, dan menaiki tangga. Angina timbul pada saat latihan berat, tergesa-gesa, dan berkepanjangan.

Kelas II : dijumpai pembatasan aktivitas sehari-hari, seperti jalan cepat atau menaiki tangga, jalan mendaki, aktivitas setelah makan, hawa dingin, dalam keadaan stress emosional, atau hanya timbul beberapa jam setelah bangun tidur.

Page 12: Angina Pektoris Stabil

Kelas III : adanya tanda-tanda keterbatasan aktivitas fisik sehari-hari, angina timbul jika berjalan sekitar 100-200 meter, menaiki tangga satu tingkat pada kecepatan dan kondisi yang normal

Kelas IV : ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik apapun tanpa keluhan rasa nyaman atau angina saat istirahat.

Page 13: Angina Pektoris Stabil

Gambaran Klinik

lokasi nyeri dada pada daerah retrosternal yang menyebar ke leher, bahu, lengan, rahang, epigastrium atau belakang dada. Keluhan nyeri dada tersebut di cetuskan oleh aktivitas fisik, stres smosional, cuaca dingin, makan yang banyak atau merokok. Sebagian penderita merasakan rasa tidak nyaman di dada, rasa terbakar, rasa sesak, kadang rasa panas atau dingin.

Page 14: Angina Pektoris Stabil

• Lamanya berkisar 3 sampai 5 menit, dan tidak lebih dari 10 menit, dan angina cepat berkurang dengan pemberian nitrat baik bukkal maupun sublingual.

• Selama perlangsungan nyeri dada dapat ditemukan adanya ronchi, S3 atau S4, atau bising sistolik akibat regurgitasi mitral iskemik, dan dapat menghilang setelah hilangnya nyeri dada

Page 15: Angina Pektoris Stabil

• Tanda-tanda seperti hipertensi, arkus kornea, xantelasma dan tanda-tanda penyakit vaskular perifer ataupun karotis dapat ditemukan pada pasien dengan risiko tinggi penyakit jantung koroner.

Page 16: Angina Pektoris Stabil

Nyeri dada

Nyeri dada tipikal memiliki tiga karakteristik yakni:rasa tidak nyaman di daerah substernal yang sesuai kualitas karakteristik dan durasi, dicetuskan oleh aktivitas fisik dan stress emosional, dan berkurang dengan aktivitas dan/atau penggunaan nitrogliserin.

Page 17: Angina Pektoris Stabil

Angina atipikal apabila hanya memenuhi dua karakteristik tersebut.

Nyeri dada nonkardiak apabila hanya memenuhi satu kriteria atau tidak sama sekali.

Page 18: Angina Pektoris Stabil

TerapiAspirin 75-150 mg perhari pada semua pasien

tanpa kontraindikasi spesifik (misalnya perdarahan aktif traktus gastrointestinal, alergi, atau riwayat intoleransi apirin sebelumnya)

Statin pada semua pasien penyakit jantung koroner dan diberi dosis tinggi pada pasien risiko tinggi yang terbukti menderita penyakit jantung koroner

Penghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme) pada semua pasien dengan hipertensi, gagal jantung, disfungsi ventrikel kiri, riwayat infark sebelumnya dengan disfungsi ventrikel kiri atau diabetes.

Penghambat reseptor beta pada pasien dengan infark dan gagal jantung

Clopidogrel pada pasin kontraindikasi aspirin

Page 19: Angina Pektoris Stabil
Page 20: Angina Pektoris Stabil

Revaskularisasi

• Revaskularisasi bedah (CABG ; coronary artery bypass surgery). Ada 2 indikasi utama CABG yaitu prognostik dan simptomatik.pembedahan (CABG) pada beberapa keadaan seperti stenosis signifikan pada arteri koroner kiri,stenosis signifikan pada proksimal dari 3 arteri koroner,stenosis yang signifikan pada 2 arteri koroner utama, termasuk stenosis proksimal pada LAD memberikan prognosis yang lebih baik dibanding terapi medikal.

Page 21: Angina Pektoris Stabil
Page 22: Angina Pektoris Stabil

Percutaneus coronary intervention (PCI)

Page 23: Angina Pektoris Stabil

Indikasi potensial revaskularisasi

Terapi medikamentosa gagal mengatasi gejala

Pemeriksaan noninvasisf menunjukkan risiko area substansial miokard

Besar kemungkinan tindakan akan berhasil dengan risiko morbiditas dan mortalitas yang dapat diterima

Pasien memilih intervensi dibanding medikamentosa dan diberi penjelasan lengkap tentang risiko sesuai individunya