Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

91
 1 1.1 Latar Belakang Berkaca dari terjadinya krisis ekonomi di Negara Indonesia pada tahun 1998 dimana sebagian besar perusahaan-perusahaan besar mengalami kerugian akibat dari tidak dapat lagi membayar cicilan utang yang semakin besar dari nilai tukar Rupiah yang semakin melemah, pada saat itu UMKM menopang perekonomian Indonesia. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). UMKM memegang peranan yang cukup signifikan dalam perekonomian. Kontribusi termaksud terutama pada penyerapan tenaga kerja Pada tahun 2005, UMKM di Indonesia mampu menyerap 77.678,498 ribu orang atau sebesar 96,77% dari total tenaga kerj a yang mampu diserap oleh usaha skala kecil, menengah, dan besar (Sri Susilo, 2007a). Dari sisi jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang mampu diserap maka UMKM jauh lebih besar dari usaha besar. Di sisi lain, dalam hal penciptaan nilai tambah bagi Produk Domestik Bruto (PDB) maka usaha besar (UB) jauh lebih besar daripada UMKM. Masalah yang masih dihadapi oleh UMKM adalah rendahnya produktivitas (Sri Susilo, 2005; Anonim, 2004). Hal tersebut berkaitan dengan: (i) rendahnya kualitas sumberdaya manusia usaha skala mikro, dan (ii) rendahnya kompetensi kewirausahaan usaha skala mikro. Di samping itu, UMKM menghadapi p ula f aktor-faktor y ang masih menjadi kendala dalam peningkatan daya saing dan kinerja UMKM. Faktor-faktor termaksud adalah (Sri Susilo, 2007b): Terbatasnya terhadap akses permodalan, BAB I PENDAHULUAN

description

Menggunakan teori marketing mix, dan simple random sampling, deskriptif kuantitatif, regresi linear berganda, dan analisis diagram pareto

Transcript of Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 1/91

 

1

1.1  Latar Belakang

Berkaca dari terjadinya krisis ekonomi di Negara Indonesia pada tahun

1998 dimana sebagian besar perusahaan-perusahaan besar mengalami

kerugian akibat dari tidak dapat lagi membayar cicilan utang yang semakin

besar dari nilai tukar Rupiah yang semakin melemah, pada saat itu UMKM

menopang perekonomian Indonesia. Usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM), merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam

pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). UMKM memegang peranan

yang cukup signifikan dalam perekonomian. Kontribusi termaksud

terutama pada penyerapan tenaga kerja Pada tahun 2005, UMKM

di Indonesia mampu menyerap 77.678,498 ribu orang atau sebesar

96,77% dari total tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha skala kecil,

menengah, dan besar (Sri Susilo, 2007a). Dari sisi jumlah unit usaha dan

tenaga kerja yang mampu diserap maka UMKM jauh lebih besar dari

usaha besar. Di sisi lain, dalam hal penciptaan nilai tambah bagi

Produk Domestik Bruto (PDB) maka usaha besar (UB) jauh lebih besar

daripada UMKM.

Masalah yang masih dihadapi oleh UMKM adalah rendahnya

produktivitas (Sri Susilo, 2005; Anonim, 2004). Hal tersebut berkaitan

dengan: (i) rendahnya kualitas sumberdaya manusia usaha skala mikro,

dan (ii) rendahnya kompetensi kewirausahaan usaha skala mikro. Di

samping itu, UMKM menghadapi pula faktor-faktor yang masih menjadi

kendala dalam peningkatan daya saing dan kinerja UMKM. Faktor-faktor

termaksud adalah (Sri Susilo, 2007b):

Terbatasnya terhadap akses permodalan,

BAB I

PENDAHULUAN

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 2/91

 

2

Terbatasnya terhadap akses ke pasar, dan

Terbatas akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi.

Dewasa ini hampir semua pemerintah daerah telah mengembangkan

produk atau komoditas unggulan daerah termasuk Pemerintah KotaMedan. Kriteria produk unggulan adalah (Tambunan dan Nasution,

2006):

  menggunakan bahan baku lokal,

  sesuai dengan potensi dan kondisi daerah,

  memiliki pasar yang luas,

  mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak,

  merupakan sumber pendapatan masyarakat,

  volume produksi yang cukup besar dan kontinyu,

  merupakan ciri khas daerah,

  memiliki daya saing relatif tinggi, dan

  dapat memacu perkembangan komoditas yang lain.

Penetapan produk unggulan tentu juga harus didasarkan pada

keunggulan bersaing produk tersebut dibandingkan dengan produk sejenis

di luar daerah atau bahkan produk sejenis di pasar internasional. Jika

upaya mengembangkan komoditas unggulan tersebut dikerjakan

dengan sungguh-sungguh maka tidak mustahil nantinya akan muncul

komoditas daerah yang mempunyai daya saing di pasar internasional.

Upaya peningkatan daya saing UMKM pada tingkat menteri tercermin dari

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.71/Kep/Meneg/VII/2000

tentang Pedoman Kelembagaan UKM dengan sasaran menghasilkan

koperasi dan UMKM yang memiliki daya saing dan meningkatkan

kemampuan Koperasi dan UKM melalui pengembangan komoditas

unggulan. Selanjutnya pada tataran strategis, Kementerian Koperasi dan

UKM telah menyusun Rencana strategis Pembangunan UMKM.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 3/91

 

3

Pada tataran realitas terutama pada masa Orde Baru belum mengalami

UMKM kurang mendapat perhatian dan terpinggirkan dibandingkan usaha

besar dan gerak perekonomian nasional. Namun UMKM pada masa krisis

ekonomi pada tahun 1997.Telah membuktikan perannya sebagai katuppengaman perekonomian nasional. Pada tahun 2000, BPS mencatat

sumbangan koperasi dan UMKM terhadap pendapatan nasional mencapai

56,3 persen, sedangkan sisanya berasal dari kelompok ekonomi besar dan

konglomerasi. Sektor ekonomi kerakyatan tidak dapat dianggap kecil,

tetapi dapat dipandang sebagai suatu potensi yang besar. Upaya yang

dapat dilakukan agar UMKM memiliki daya saing, antara lain dengan

menjalin kerjasama dengan usaha besar atau sesama UMKM, penciptaan

keunggulan kompetitif, manajemen yang tepat, teknologi tepatguna, dan

inovasi yang berkesinambungan.

Dalam pengembangan UMKM ini diharapkan agar dapat terus dilakukan,

karena sebentar lagi Indonesia akan memasuki MEA, dimana tujuan dasar

yang ingin dicapai melalui penerapan MEA adalah adanya aliran bebas

barang dan jasa, tenaga kerja terlatih, serta aliran investasi yang lebih

bebas, sektor-sektor pendukung prioritas MEA dengan  free flow of skilled

(arus bebas tenaga kerja yang terampil), kesehatan (health care), turisme

(tourism), jasa logistic (logistic services), e-ASEAN, jasa angkutan udara (air

travel transport), produk berbasis agro (agrobased product), barang-barang

elektronik (electronics), perikanan ( fisheries), produk berbasis karet (rubber

based products), tekstil dan pakaian (textile and apparels), otomotif

(automotive), dan produk berbasis kayu (wood based product).

Menjelang MEA kebijakan pengembangan UMKM masih mengalami

distorsi, sehingga tujuan dan sasarannya belum tercapai secara optimal.

Untuk menghilangkan distorsi tersebut, stakeholder, pemerintah, non

pemerintah melakukan upaya peningkatan daya saing secara bertahap dan

berkesinambungan, antara lain berperan sebagai penyedia dana.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 4/91

 

4

Peningkatan daya saing secara bertahap artinya peningkatan daya saing

dimulai dengan upaya memenangkan persaingan pada tingkat lokal.

Kemudian dikembangkan untuk wilayah/kawasan yang makin meluas

sehingga secara hirarkis pelaku bisnis lokal dapat turut bermain danmemenangkan persaingan secara bertahap dan alamiah. Dan untuk

mengetahui berbagai kondisi riil yang melemahkan daya saing UMKM,

maka Pemerintah Kota Medan melalui Badan Perencanaan dan

Pembangunan Kota Medan melakukan kajian yang mendalam untuk

menemukan solusi dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM berbasis

ekonomi.

1.2 

Maksud Dan Tujuan

Maksud dari kegiatan penyusunan Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM

Berbasis Pengembangan Ekonomi  ini adalah untuk mengetahui

permasalahan rendahnya daya siang UMKM dan solusi untuk

meningkatkan daya saing UMKM di Kota Medan.

Tujuan dari kegiatan penyusunan Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM

Berbasis Pengembangan Ekonomi di Kota Medan ini adalah :

Mengkaji komoditas unggulan daerah yang memiliki potensi untuk

ditingkatkan daya saingnya baik ditingkat regional

maupuninternasional

Mengkaji model-model pengembangan ekonomi lokal dalam

meningkatkan daya saingnya baik ditingkat regional maupun

internasional

Untuk memperoleh strategi peningkatan daya saing UMKM yang

berguna dalam menyusun kebijakan.

1.3  Sasaran dan Manfaat

Sasaran yang ingin dicapai dengan Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM

Berbasis Pengembangan Ekonomi ini adalah :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 5/91

 

5

Tersedianya hasil inventarisasi model pengembangan UMKM yang

berbasis pada pengembangan ekonomi lokal.

Tersedianya hasil identifikasi model pengembangan ekonomi lokal

dalam meningkatkan daya saingnya baik ditingkat regional maupuninternasional

Tersedianya hasil kajian mengenai komoditas unggulan daerah yang

memiliki potensi untuk dikembangkan daya saingnya baik ditingkat

regional maupun internasional

Tersedianya model pengembangan ekonomi lokal dalam

meningkatkan daya saing UMKM.

Manfaat yang ingin diperoleh dengan tersedianya Dokumen Kajian

Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi ini

adalah sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Medan, instansi dan

lembaga terkait lainnya dalam merumuskan kebijakan daya saing UMKM

yang berbasis pada ekonomi lokal pada khususnya dan pemberdayaan

UMKM pada umumnya.

1.4  Landasan Hukum

Landasan hukum Penyusunan Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis

Pengembangan Ekonomi ini adalah sebagai berikut:

Undang-Undang Darurat Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kota-Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Provinsi

Sumatera Utara;

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah;

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 6/91

 

6

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi

Kegiatan Instansi Vertikal Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaam Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Parubahan atas Peraturan Menteru Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Evaluasi dan Pengendalian

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah sebgaimana telah

dirubah dengan Perda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas

Perda Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009;

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pokok-

Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011 - 2031;

Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 7/91

 

7

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2011 -

2015;

Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Medan 2012;Peraturan Walikota Medan Nomor 62 Tahun 2011 tentang

Penjabaran APBD Tahun2012;

2.1  Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan terletak antara 30.27’ – 30.47’ Lintang Utara dan 980.35’ – 37,5

meter di atas permukaan laut yang berbatasan dengan Sebelah Utara,

Selatan, Barat, dan Timur dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan

merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan

luas daerah yakni 265,10 km2, yang juga merupakan pusat pemerintahan

Daerah di Tingkat I Sumatera Utara, sebagian besar wilayah Kota Medan

BAB I

GAMBARAN UMUM DAN UMKM KOTA MEDAN

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 8/91

 

8

merupakan dataran rendah yang merupakan pertemuan dua sungai yang

sangat penting yakni Sungai Babura dan Sungai Deli (BPS 2012). Berikut ini

adalah letak Geografis beberapa daerah di Kota Medan

Tabel 2.1

Letak Geografis Beberapa Daerah di Kota Medan

Tinggi dari

Nama Daerah Garis Lintang (L.U) Garis Bujur (B.T) Permukaan Laut

Location North Latitude East Longitude Height Above Sea

Level (m)

1 2 3 4

1. Sampali 3.62 98.78 25

2. Polonia 3.58 98.66 27

3. Belawan 3.77 98.68 3Sumber : Stasiun Klimatologi Sampali Medan 

Source : Sampali Climatology Station,Medan 

H .S y am s ul A r if in , S. E H .D e nn i I l ha m P an gg a be an ,S . H.

Ketua DPRD Kota MedanWalikota Medan

Jalan

Batas Kota

Batas Kecamatan

Sungai dan Badan Air 

Jalan TOL

Rek K.A

KETERANGAN:

KOTA MEDAN

Skala 1:50.000

U

1 0 1 2 3 Kil ometers

PETA 2.2BATAS ADMINISTRASI

KOTA MEDAN

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

%[

Kec.Medan Belawan

Kec.Medan Labuhan

Kec.Medan Marelan

Kec. Medan Deli

Kec. Medan Helvetia

Kec. Medan Tembung

Kec. Medan Timur 

Kec.Medan Barat

Kec.Medan Petisah

Kec. Medan Perjuangan

Kec.Medan Polonia

KETERANGAN:

Batas Kecamatan

Rel KA

Jalan Tol

Jalan Lokal Primer 

Jalan Kolektor Sekunder Jalan Kolektor Primer Jalan Arteri Sekunder 

Jalan Arteri Primer 

Batas Kota

Sungai dan Badan Air 

Lembar 1

Kec. Medan DeliKec. Medan Helvetia

Kec. Medan Perjuangan

Kec. Medan Tembung

Kec. Medan Timur 

Kec.Medan Amplas

Kec.Medan Area

Kec.Medan Barat

Kec.Medan Baru

Kec.Medan Belawan

Kec.Medan Denai

Kec.Medan Johor 

Kec.Medan Kota

Kec.Medan Labuhan

Kec.Medan Maimun

Kec.Medan Marelan

Kec.Medan Petisah

Kec.Medan Polonia

Kec.Medan Selayang

Kec.Medan Sunggal

Kec.Medan Tuntungan

Kecamatan :

455 00 0 460 00 0 465 00 0 470 00 0

        4        0        0        0        0        0

4   0   0   0   0   0  

        4        0        5

        0        0

        0  4  

 0   5   0   0   0  

        4        1        0        0        0        0

4  1   0   0  

 0   0  

        4        1        5        0        0        0

4  1   5   0   0   0  

        4        2        0        0        0        0

4  2   0   0   0   0  

KOTA MEDAN

Ke Binjai 

Kabupaten Deliserdang

Kabupaten Deliserdang

Kabupaten Deliserdang

Kabupaten Deliserdang

SELAT MALAKA

Ibukota#Y Ibukota Kecamatan&\ Ibukota Kab./Kota

%[ Ibukota Propinsi

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 9/91

 

9

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Medan

2.2  Keadaan Geologi

Luas wilayah Kota Medan adalah sebesar 265,10 km2, yang terdiri dari 21

Kecamatan yakni Kecamatan Tuntungan dengan luas 20,68 km2. Medan

Johor 14,58 km2, Medan Amplas 11,19 km2, Medan Denai 9,05 km2, Medan

Area 5,52 km2, Medan Kota 5,27 km2, Medan Maimun 2,98 km2, Medan

Polonia 9,01 km2, Medan Baru 5,84 km2, Medan Selayang 12,81 km2,

Medan Sunggal 15,44 km2, Medan Helvetia 13,16 km2, Medan Petisah 6,82

km2, Medan Barat 5,33 km2, Medan Timur 7,76 km2, Medan Perjuangan

4,09 km2, Medan Tembung 7,99 km2, Medan Deli 20,84 km2, Medan

Labuhan 36,67 km2, Medan Marelan 23,82 km2, dan Medan Belawan 26,25

km2. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa luas daerah terbesar

berada pada Kecamatan Medan Labuhan yakni sebesar 36,67 km2, dengan

presentase sebesar 13,83 dari luas keseluruhan wilayah Kota Medan

265,10 km2. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 10/91

 

10

Tabel 2.2

Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan 2008-2013

Kecamatan Luas Area (Km2) Persentase (%)

1 2

MEDAN CENTER 1. Medan Tuntungan 12

2. Medan Johor 5

3. Medan Amplas 10

4. Medan Denai 9

5. Medan Area 5

6. Medan Kota 5

7. Medan Maimun 2

8. Medan Polonia 3.5

9. Medan Baru 10

10. Medan Selayang 6

11. Medan Sunggal 8.5

12. Medan Helvetia 6.4

13. Medan Petisah 3

14. Medan Barat 4

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 11/91

 

11

15. Medan Timur 1.5

16. Medan Perjuangan 9

17. Medan Tembung 5.2

18. Medan Deli 10

19. Medan Labuhan 16

20. Medan Marelan 22

21. Medan Belawan 23

Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2013

Source : District Figures

2.3 

Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Pada tahun 2012 penduduk Kota Medan dari 21 Kecamatan adalah

sebanyak 2.122.804 jiwa, dengan jumlah penduduk terbesar berada pada

Kecamatan Medan Deli sebesar 170.931 jiwa, dengan persentase 50,6%

penduduk didominasi laki-laki dan sisanya 49,4% merupakan penduduk

perempuan. Jumlah penduduk terbesar kedua adalah Medan Marelan

dengan jumlah penduduk 147.318 jiwa, didominasi oleh penduduk laki-laki

sebesar 50,7%, dan 49,3% penduduk perempuan. Begitu juga pada tahun

2013 dimana Kecamatan Medan Deli juga masih mendominasi sebagai

kecamatan dengan penduduk 171. 951 jiwa, dengan penduduk laki-laki

sebesar 50,6%. Kenaikan penduduk pada tahun dari tahun 2012 ke tahun

2013 adalah sebesar 12.712 jiwa atau sekitar 1 %. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini:

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 12/91

 

12

Tabel 2.3

Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Districts Male Female Total

1 2 3 4

1. Medan Tuntungan 40 097 42 437 82 534

2. Medan Johor 62 331 64 336 126 667

3. Medan Amplas 57 918 59 004 116 922

4. Medan Denai 71 750 71 100 142 850

5. Medan Area 48 054 49 200 97 254

6.Medan Kota 35 442 37 700 73 122

7. Medan Maimun 19 524 20 379 39 903

8. Medan Polonia 26 460 27 413 53 8739. Medan Baru 17 667 22 150 39 817

10. Medan Selayang 49 525 51 532 101 057

11. Medan Sunggal 55 717 57 927 113 644

12. Medan Helvetia 71 586 74 805 146 391

13. Medan Petisah 29 526 32 701 62 227

14. Medan Barat 34 931 36 406 71 337

15. Medan Timur 52 906 56 539 109 445

16. Medan Perjuangan 45 405 48 638 94 088

17. Medan Tembung 65 761 68 882 134 643

18. Medan Deli 86 937 85 014 171 95119. Medan Labuhan 57 635 55 679 113 314

20. Medan Marelan 75 066 73 131 148 197

21. Medan Belawan 49 175 47 105 96 280

Kota Medan (2013) 1 053 393 1 082 123 2 135 516

(2012) 1 047 875 1 074 929 2 122 804

Medan City

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 13/91

 

13

Sumber : BPS Kota Medan, Data Penduduk Desember 2013

2.4 

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

Kepadatan penduduk per km2menurut kecamatan pada tahun 2008

sampai dengan 2013 terus mengalami kenaikan pada tahun 2008

kepadatan penduduk Kota Medan dari 21 Kecamatan adalah sebesar

7.929.50 kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2009 sebesar 7.150

sehingga kepadatan penduduk menjadi 800.100 dari jumlah populasi

penduduk sebesar 2.121.053 jiwa, namun pada tahun 2010 mengalami

penurunan kepadatan sebesar 8.800 per km2  dari jumlah populasi

penduduk sebesar 2.097.610 jiwa, dan mengalami kenaikan kepadatan

kembali pada tahun 2011 yakni sebesar 7.400 per km2 dari jumlah populasi

penduduk 2.117.224 jiwa, dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan

kepadatan 2.056 per km

2

  dari jumlah populasi penduduk 2.122.804. danmenurut data BPS dalam angka 2014 pada tahun 2013 penduduk Kota

Medan adalah sebanyak 2.135.516 jiwa.untuk lebih jelas dapat dilihat dari

tabel berikut ini :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 14/91

 

14

Tabel 2.4

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2008 – 2013

Luas Wilayah Kepadatan

Kecamatan Area Penduduk Penduduk per

Districts (Km2) Population Km2 

Density

1 2 3 4

1. Medan Tuntungan 20.68 82 534 3 991, 01

2. Medan Johor 14.58 126 667 8 687, 72

3. Medan Amplas 11.19 116 922 10 448, 79

4. Medan Denai 9.05 142 850 15 784, 53

5. Medan Area 5.52 97 254 17 618, 48

6.Medan Kota 5.27 73 122 13 875, 14

7. Medan Maimun 2.98 39 903 13 390, 27

8. Medan Polonia 9.01 53 873 5 979, 25

9. Medan Baru 5.84 39 817 6 817, 98

10. Medan Selayang 12.81 101 057 7 888, 91

11. Medan Sunggal 15.44 113 644 7 360, 36

12. Medan Helvetia 13.16 146 391 11 123, 94

13. Medan Petisah 6.82 62 227 9 124,19

14. Medan Barat 5.33 71 337 13 384, 05

15. Medan Timur 7.76 109 445 14 103, 74

16. Medan Perjuangan 4.09 94 088 23 004, 40

17. Medan Tembung 7.99 134 643 16 851, 44

18. Medan Deli 20.84 171 951 8 251, 01

19. Medan Labuhan 36.67 113 314 3 090, 10

20. Medan Marelan 23.82 148 197 6 221, 54

21. Medan Belawan 26.25 96 280 3 667, 81

Kota Medan

Medan City

2013 265,1 2 135 516 8 055,51

2012 265.1 2 122 804 8 007,56

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 15/91

 

15

2011 265.1 2 117 224 7 987,00

2010 265.1 2 097 610 7 913,00

2009 265.1 2 121 053 8 001,00

2008 265.1 2 102 105 7 929,50

Sumber : Proyeksi Penduduk,BPS Kota Medan

2.5  Penduduk Kota Medan Berumur 15 Tahun Ke atas Yang Termasuk

Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur

Penduduk Kota Medan berumur 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan

kerja menurut kelompok umur dan jenis kelamin pada tahun 2012 dapat

diketahui bahwa pendidikan SMA masih mendominasi untuk angkatan

kerja yakni sebesar 32,14% dari jumlah total penduduk Kota Medan yang

termasuk angkatan kerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan,

sedangkan penduduk yang bekerja dengan tidak bersekolah sebesar

13,52%, SMP sebesar 19,34% SMK 15,06%, Diploma 4,98 dan lulusan

akademi/universitas yang bekerja adalah sebesar 14,97%. Sedangkan pada

tahun 2013 masih tetap didominasi angkatan kerja dengan pendidikan

terakhir SMA yakni sebesar 36,04%, SD atau tidak bersekolah adalah

sebesar 14,30%, SMP 14,81%, SMK 16,42%, Diploma 2,7% dan lulusan

Universitas 15,68%. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel 2.5

dibawah ini :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 16/91

 

16

Tabel 2.5Penduduk Kota Medan Berumur 15 Tahun Keatas Yang Termasuk

Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin

Pendidikan Tinggi Yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Educational Attainment Male Female Total

1 2 3 4

1. Tidak/Belum Pernah Sekolah/ 80 443 63 267 143 710

Tidak/Belum Tamat SD/Sekolah

Dasar/No Schooling/Not Yet  

Copmpleted Primary School/Primary

School

2. SMP/ Junior High School   100 395 48 530 148 925

3. SMA/Senior High School   240 568 121 647 362 215

4. SMK/School Based Management   106 569 58 509 165 078

5. Diploma I/II/III/Diploma I/II/III 11 033 16 403 27 436

6. Akademi/Universitas/ 92 136 65 399 157 535

 Academy/University  

Jumlah/Total 2013 631 144 373 755 1004 899

2012 597 315 338 828 936 143

Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional,Agustus 2013Source : National Labour Force Survey,August 2013

2.6  Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Kelompok

UmurTahun 2009 – 2013

Jumlah pencari kerja yang terdaftar menurut kelompok umur pada tahun

2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami kenaikan, yakni dari 15.993

pada tahun 2008 menjadi 17.027 pada tahun 2009, pada tahun 2010

mengalami penurunan menjadi 15.993, dan pada tahun 2011 mengalami

penurunan yang drastis menjadi 4.742 orang dan data terakhir pada tahun

2012 mengalami kenaikan kembali menjadi 7.985 orang, namun pada

tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 5.480 orang Sedangkan untuk

 jumlah tenaga kerja yang belum terdaftar pada tahun 2008 yakni 8.817

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 17/91

 

17

orang, namun pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 20.048

orang, namun hal tersebut mengalami kenaikan kembali pada tahun 2010

menjadi 17.024 orang. Kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan

menjadi 15.993 orang, dan data terakhir yakni pada tahun 2012 menjadi5.106 orang, dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan drastis sebanyak

16.551 orang yang terdaftar sebagai pencari kerja.hal tersebut berarti

pencari kerja yang belum mendaftarkan diri mereka pada tahun 2013 telah

mendaftarkan diri sehingga jumlah pencari kerja yang belum terdaftar

menjadi berkurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel 2.5

dibawah ini

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 18/91

 

18

Tabel 2.6

Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Kelompok

UmurTahun 2009 – 2013

Tahun/ Yang Belum  Yang Terdaftar

Tingkat

Pendidikan 

Pada Tahun Yang Lalu Tahun Ini

Not Yet been Placed in  Registered in Current Year

Previous Year  

Year/Education Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Male Female Male Female

1 2 3 4 5

SD - - - -

Elementary

SchoolSLTP 15 19 79 234

 Junior High

School

SLTA 786 579 961 846

Senior High

School

Sarjana 1 845 2 236 6 568 7 863

Jumlah/Total 201

3

2 646 2 834 7 608 8 943

2012 2 391 2 715 3 421 4 5642011 5 077 10 916 2 011 2 731

2010 6 493 10 531 5 077 10 916

2009 9 913 10 135 6 493 10 534

2008 3 275 5 542 4 540 12 015

Sumber : BPS Dalam Angka 2013

2.7  Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-

2013Upah minimum regional menurut lapanang usaha tahun 2010 dengan

range upah terendah/tertinggi yakni sektor pertanian dengan Rp.

1.100.000, begitu juga dengan pertambangan, sedangkan Bank dan

lembaga keuangan range upah terendah/tertinggi yakni Rp. 1.091.400 dan

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 19/91

 

19

Rp.1.210.000. sedangkan untuk range upah terendah/tertinggi ada pada

sektor ankutan yakni Rp. 1.155.000 dan Ro. 1.210.000. pada tahun 2011

sektor bangunan dan konstruksi serta perdagangan, hotel, restoran

memiliki range upah yang sama yakni Rp. 1.316.700. Pada tahun 2012 banklembaga keuangan serta jasa lainnya dan jasa kesehatan manusia memiliki

range  upah yang sama yakni Rp. 1.413.500, sedangkan pada tahun 2013

angkutan, bank, serta jasa lainnya dan jasa kesehatan manusia memiliki

range  upah yang sama yakni Rp.1.815.000 untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 2.7 berikut ini :

Tabel 2.7

Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 20/91

 

20

Sektor/ Sektor   Terendah/

Terendah

Tahun/ 

Year

2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6

1. Pertanian Terendah 1 100 000 1 197 000

Tertinggi 1 100 000 1 197 000

2. Pertambangan/ 

Penggalian

Terendah 1 100 000 1 197 000

Tertinggi 1 100 000 1 197 000

3. Industry Terendah 1 133 000 1 292 920 1349250 1732500

Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500

4. Listrik,Gas & Air 

Minum

Terendah 1 100 000 1 197 000

Tertinggi 1 100 000 1 197 000

5. Bangunan/ 

Konstruksi

Terendah 1 071 000 1 316 700 1374950

Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500

6. Perdagangan, 

Hotel, restoran

Terendah 1 155 000 1 316 700 1374950

Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500

7. Angkutan Terendah 1 155 000 1 280 790 1374950

Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500

8. Bank & Lembaga 

Keuangan

Terendah 1 091 400 1 210 000 1413500

Tertinggi 1 210 000 1 316 000 1413500

9. Jasa Lainnya Terendah 1 100 000 1 197 000 1413500

Tertinggi 1 100 000 1 197 000 1413500

10. Jasa kesehatan 

Manusia

Terendah 1 060 800 1 210 000 1413500

Tertinggi 1 210 000 1 316 000 1413500

Upah Minimum 

Kota (UMK)

1 100 000 1 197 000 1285000

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan

Source : Department Social and Man Power,Medan City

2.8  Banyaknya Perusahaan , Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Produksi dan

Bahan Baku Perusahaan Industri Kecil, Sektor Industri Logam,

Mesin, Elektronika, dan Aneka Kota Medan

Pada tahun 2010 dapat diketahui bahwa banyaknya perusahaan di Kota

Medan adalah 80 perusahaan, dengan jumlah perusahaan terbanyak ada

pada Medan Kota yakni 11 perusahaan, jumlah tenaga kerja pada tahun

2010 tercatat sebanyak 938 dengan tenaga kerja yang jumlahnya > 100 ada

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 21/91

 

21

pada Kecamatan Medan Johor, nilai investasi keseluruhan pada tahun 2010

yaitu sebesar Rp. 20.582 Million, investasi terbesar ada pada Kecamatan

Medan Deli Rp. 3.061 milliar. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel

2.8 dibawah ini

Tabel 2.8

Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Produksi dan

Bahan Baku Perusahaan Industri Kecil, Sektor Industri Logam, Mesin,

Elektronika, dan Aneka Kota Medan Menurut Tahun 2010

Jumlah /Total Nilai Investasi

Tahun/Kecamatan Perusahaan Tenaga Kerja Value Of

Year/District Establishment Persons

Engaged

Investment ( Juta 

Rp./Million Rp.)

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 22/91

 

22

1 2 3 4

1. Medan Tuntungan 2 20 455

2. Medan Johor 5 145 3 705

3. Medan Amplas 3 25 511

4. Medan Denai 3 35 665

5. Medan Area 6 85 1 336

6.Medan Kota 11 94 2 545

7. Medan Maimun 4 33 536

8. Medan Polonia - - -

9. Medan Baru 1 10 210

10. Medan Selayang 4 79 1 161

11. Medan Sunggal - - -

12. Medan Helvetia 2 25 500

13. Medan Petisah 2 18 475

14. Medan Barat 6 65 982

15. Medan Timur 8 43 930

16. Medan Perjuangan 5 29 685

17. Medan Tembung 2 20 420

18. Medan Deli 8 115 3 061

19. Medan Labuhan 1 37 1 000

20. Medan Marelan 5 45 1 120

21. Medan Belawan 2 15 285

Kota Medan 80 938 20 582

Medan City

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

2.9  Perkembangan Inflasi di Kota Medan Tahun 2009 – 2013

Berdasarkan BPS Provinsi Sumatera Utara perkembangan inflasi di Kota

Medan tahun 2009 – 2012 berfluktuasi dari tahun 2009 inflasi di Kota

Medan sebesar 2,69%, kemudian naik menjadi 7,65% pada tahun 2010,

dan menurun kembali pada tahun 2011 yakin 3,54%, namun naik sebesar

0,25% menjadi 3,79% pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 turun

menjadi 3.85. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel 2.9 di bawah ini

Tabel 2.9

Perkembangan Inflasi di Kota Medan Tahun 2009-2013

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 23/91

 

23

Kelompok/Sub kelompok Tahun/Year

Group/Sub Group 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6

UMUM / General 2.69 7.65 3.54 3.79 1.10

I. Bahan Makanan / Food -0.22 13.5 0.91 1.79 3.85

a. Padi-padian,Umbi-umbian &

Hasilnya

6.01 15.83 2.57 4.45 0.63

b. Daging dan Hasilnya -0.77 12.04 -0.31 16.77 5.24

c. Ikan Segar -3.4 10.67 7.48 4.72 5.63

d. Ikan Diawetkan 4.19 0.47 18.13 1.21 0.54

e. Telur,susu,dan Hasil-hasilnya -0.14 9.95 4.89 0.21 1.93

f. Sayur-sayuran -2.68 7.74 1.99 3.96 9.41

g. Kacang-kacangan 11.17 7.4 21.7 0.79 0.35

h. Buah-Buahan 13.53 0.66 2.72 6.92 2.10

i. Bumbu-Bumbuan -10.08 44.14 -21.69 -26.49 7.12

 j. Lemak dan Minyak -9.44 4.47 -1.08 -0.96 0.92k. Bahan Makanan Lainnya -1.24 5.92 5.34 5.94 0.41

Sumber : BPS Provinsi SUMUT

2.10  Indeks Perkembangan PDRB Atas Harga Berlaku Tahun 2010-2012

Indeks PDRB atas harga berlaku adalah indeks harga yang sudah memiliki

nilai inflasi didalamnya.Share terbesar dari indeks perkembangan PDRB

atas harga berlaku dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 adalah dari

sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2010 share

pengangkutan dan komunikasi adalah sebesar 577.16, 650.91 pada tahun

2011, dan 615.39 pada tahun 2012 dari total rata-rata PDRB atas harga

berlaku yakni sebesar 439.5 pada tahun 2010, menjadi 493.82 pada tahun

2011 dan naik pada tahun 2012 yakni 566.01. untuk lebih jelasnya dapat

dilihat melalui tabel 2.10 dibawah ini.

Tabel 2.10

Indeks Perkembangan PDRB Atas Harga Berlaku Tahun 2010-2013Lapangan Usaha / 2010 2011 2012 2013

Industrial Origin

1 2 3 4 5

1. Pertanian 374.45 393.88 431.21

 Agriculture

2. Pertambangan dan Penggalian 505.79 499.74 503.48

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 24/91

 

24

Quarrying

3. Industri pengolahan 387.2 417.9 452.12

Manufacturing Industry

4. Listrik,Gas Dan Air Minum 450.51 502.6 515.14

Electricity, Gas and water

5. Bangunan 411.59 496.46 573.47

Construction

6. Perdagangan,Hotel dan restoran 418.98 453.19 508.95

Trade,Hotel and Restaurant

7. Pengangkutan dan Komunikasi 577.16 650.91 740.46

Transportation and

Communication

8. Keuangan, Asuransi,Usaha 448.06 527.2 602.46

Persewaan Bangunan, Tanah dan

Jasa

PerusahaanFinance Intermdiaries, Insurance,

Building rental and Corporate

Services

9. Jasa-Jas / 425.06 484.48 547.62

Services

Produk Domestik Regional Bruto 439.5 493.02 554.48

Gross Regional Domestic Product

Sumber / Source : BPS Kota Medan / BPS-Statistic of Medan City

Keterangan/ Note r) Angka perbaikan / revised figures

2.11 

Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun2010 sampai dengan Tahun 2012, dan 2013

Indeks harga konstan adalah indeks yang merupakan nilai PDRB konstan

dengan tahun dasar tahun 2000 dengan tidak ada unsur inflasi didalamnya

. dari kesembilan sektor tersebut sektor pengangkutan dan komunikasi

adalah sektor yang memiliki share terbesar yakni 268.57 dari nilai rata-rata

total PDRB atas harga konstan 188.96 pada tahun 2010, kemudian pada

tahun 2011 pengangkutan dan komunikasi memberikan share 289.35 dari

rata-rata total PDRB 203.5, begitu juga pada tahun 2012 pengangkutan dan

komunikasi memberikan share sebesar 315.12 dari total PDRB 219.02. Dan

menurut data terakhir tahun 2013 pengangkutan memberikan sghare

sebesar 250,25 dari total PDRB 228,44, untuk lebih jelas dapat dilihat dari

tabel 2.11 dibawah ini :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 25/91

 

25

Tabel 2.11

Indeks Perkembangan PDRB Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2010-

2013

Lapngan Usaha / 2010 2011 2012 2013*)

Industrial Origin

1 2 3 4 5

1. Pertanian 129.79 133.42 135.87 140.41

 Agriculture

2. Pertambangan dan Penggalian 95.04 94.47 93.69 91.82

Quarrying

3. Industri pengolahan 148.73 153.95 159.65 165.51

Manufacturing Industry

4. Listrik,Gas Dan Air Minum 158.39 165.25 169.62 176.73

Electricity, Gas and water

5. Bangunan 202.28 217.6 232.95 250.11

Construction

6. Perdagangan,Hotel dan restoran 178.99 195.54 211.43 231.32

Trade,Hotel and Restaurant

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 26/91

 

26

7. Pengangkutan dan Komunikasi 268.57 289.35 313.46 286.92

Transportation and Communication

8. Keuangan, Asuransi,Usaha 193.41 210.95 229.24 250.25

Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa

PerusahaanFinance Intermdiaries, Insurance,

Building rental and Corporate

Services

9. Jasa-Jas / 175.6 193.41 211.38 226.15

Services

Produk Domestik Regional Bruto 188.96 203.5 219.02 228.44

Gross Regional Domestic Product

Sumber / Source : BPS Kota Medan / BPS-Statistic of Medan City 

2.12 

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)

Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2008, usaha kecil adalah usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri dilakukan oleh perorangan atau badan usaha

yang merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

Usaha Mikro (total asset < 50 juta atau penjualan tahunan < 300 juta)

Usaha Kecil (total asset 50 juta – 500 atau penjualan tahunan 300 juta

 – 2,5 Miliar)

Usaha Menengah ( total asset 500 juta – 10 M atau penjualan

tahunan 2,5 M – 50 M)

Sedangkan World Bank Tahun 2008 memberikan kriteria untuk usaha kecil

sebagai berikut :

Jumlah karyawan < 30 orang

Pendapatan setahun <$ 3 juta

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 27/91

 

27

Jumlah asset tidak melebihi $ 3 juta

Dan untuk usaha menengah World Bank memberikan kriteria sebagai

berikut :Jumlah karyawan maksimal 300 orang

Pendapatan setahun hingga $ 15 juta

Jumlah aset hingga $ 15 juta

Savio (2003) menjelaskan bahwa pihak-pihak stakeholder memainkan

pengaruh yang penting dari UMKM, UMKM dalam pengembangannya tidak

lepas dari 2 motif yakni :

  Motif sosial : Etika kegiatan UMKM yang perkembangannya karena

ditopang oelh potensi-potensi lingkungan atas rasa kebersamaan,

senasib dan sepenanggungan. UMKM saling melengkapi satu

dengan yang lain. Dalam motif ini penciptaan pemerataan

pendapatan, penciptaan kesempatan kerja dan pengentasan

kemiskinan menjadi ciri sosial, termasuk perekrutan tenaga kerja

tidak terdidik, dan tenaga kerja yang mempunyai keterikatan

saudara maupun tetangga

  Motif ekonomi yaitu usaha yang tidak lepas dari keinginan untuk

membentuk modal dan keinginan untuk mengembangkan usaha.

Dalam kegiatan ini juga tidak terlepas dari keadaan sosial ekonomi

seperti kemitraan yang tidak lepas dari prinsip saling

menguntungkan. Disini juga ada bantuan pemerintah yakni fasilitas

yang didapat dari pemerintah seperti pinjaman lunak, penyediaan

bahan baku, dan pembentukan koperasi serta penyuluhan.

Berdasarkan atas pengertian usaha secara umum, maka dapat disimpulkan

ada beberapa karakteristik usaha dan perbedaan ukuran usaha yakni

sebagai berikut :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 28/91

 

28

Tabel 2.12

Karakteristik Usaha dan Perbedaan Ukuran Usaha UMKM

No Keterangan Usaha Mikro Kecil Kecil Menengah Menengah

1 Jumlah tenaga kerja 1-4 5-9 10-29 30-49

2 Tempat usaha Dirumah Disebelah dekat

rumah

Terpisah dari rumah Lokasi terpisah

dengan gedung

yang lebih baik

3 Proses Produksi sederhana Sederhana sedikit

maju

Lebih maju beberapa

tahapan yang berbeda

Proses produksi

rumit,

kemungkinan lebih

banyak modal

insentif

4 Sumber Kredit Sumber dengan

tingkat bunga

tinggi karena

kurang catatan

transaksi usaha

dan jaminan

Sumber informal,

kredit sulit didapat

Sumber informal,

kredit formal tapi sulit

didiapat

Memiliki beberapa

kesempatan kredit

formal

6 Pasar Pasar setempat Pasar setempat

dengan beberapa

Pasar setempat

persaingan jelas,

Pasar wilayah

nasional bila perlu

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 29/91

 

29

perluasan kebutuhan bahan baku

dan persediaan besar

keterkaitan usaha hulu

hilir terhadap ekonomi

masyarakat

ekspor

7 Kekuatan hukum Tidak berbadan

hukum,

beroperasi

pada ekonomi

informal

Tidak terdaftar terdaftar Terdaftar

memenuhi

peraturan

pemerintah

Sumber :Tanwily Sutanto, 2004 (UMKM Surabaya)

2.13  UMKM Kota Medan dan MEA

MEA atau yang disebut dengan ASEAN Economic Community (AEC)

merupakan konsep yang mulai digunakan pada bulan Oktober 2013 di Bali

melalui Declaration of ASEAN Concord   II dengan perwujudan satu pilar

yakni ASEAN Vision, yang bekerjasama dengan ASEAN Security Community I 

(ASC) dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) yang mempunyai tujuan

akhir yakni itegrasi ekonomi seperti yang dirancangkan dalam ASEAN Vision

2020 (Rizal, dkk 2008). Pembentukan MEA dilakukan melalui empat

tahapan kerangka pilar yang strategis, yakni (a) pencapaian pasar tunggaldan kesatuan basis produksi, (b) kawasan ekonomi yang berdaya saing, (c)

pertumbuhan ekonomi yang merata dan (d) terintegrasi dengan

perekonomian global. Pada awalnya yakni tahun 2007 para pemuka baik

pemimpin ASEAN sebenarnya meyepakati percepatan waktu

diimplementasikannya MEA dari tahun 2020 menjadi tahun 2015, dengan

demikian maka dirumuskanlah cetak biru MEA yang telah dibagi dalam 4

tahapan sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2015.

Tujuan dasar yang ingin dicapai melalui penerapan MEA adalah adanya

aliran bebas barang dan jasa, tenaga kerja terlatih, serta aliran investasi

yang lebih bebas, sektor-sektor pendukung prioritas MEA dengan free flow

of skilled (arus bebas tenaga kerja yang terampil), kesehatan (health care),

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 30/91

 

30

turisme (tourism),  jasa logistic (logistic services), e-ASEAN, jasa angkutan

udara (air travel transport), produk berbasis agro (agrobased product),

barang-barang elektronik (electronics), perikanan ( fisheries), produk

berbasis karet (rubber based products), tekstil dan pakaian (textile andapparels), otomotif (automotive), dan produk berbasis kayu (wood based

 product  ).

Ada beberapa hal penting yang harus dilihat agar UMKM dapat

berkembang khususnya di Kota Medan dalam menghadapi MEA diantara

indikator penting tersebut adalah indikator dalam hal modal kerja, sumber

daya manusia, keunggulan produk dan pemasarannya.

Modal Kerja

Modal kerja UMKM biasanya berkaitan erat dengan permodalan

secara teknis, biasanya bersumber pada modal pinjaman dari

lembaga keuangan baik lembaga keuangan seperti koperasi maupun

bank ataupun lembaga non-bank. Untuk itu para pelaku UMKM

haruslah memanfaatkan skema pembiayaan dari perbankan.

Pemerintah daerah juga ada baiknya mengalokasikan dana APBD

untuk dapat meingkatkan UMKM

Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia sangatlah penting dalam mengembangkan

UMKM maka dari itu perlu adanya pendidikan dan pelatihan serta

keterampilan, manajemen serta menumbuhkan motivasi baru dalam

menjalankan usaha para pelaku UMKM, dengan demikian UMKM

dapat bersaing menghadapi MEA dan dapat meningkatkan

pendapatan serta mandiri dalam berwirausaha

Keunggulan Produk

Keunggulan produk merupakan hal yang terpenting dalam UMKM, hal

ini dilakukan agar dapat mendorong UMKM di pasar domestik

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 31/91

 

31

maupun internasional, untuk itu UMKM harus terlebih dahulu

dilakukan mappingproduk dengan mengetahui keunggulan

komperatif produk UMKM Kota Medan. Ciri khas dari produk akan

menjadi keunikan produk, menciptakan merk kolektif khusus daerahKota Medan akan dapat dijadikan peluang bersaing di pasar MEA.

Pemasaran

Bagian terpenting dari suatu produksi adalah pemasaran. Sebaik

apapun kualitas produk jika tidak dikenal maka akan sulit bersaing.

Untuk itu perlu adanya UMKM Center, melakukanevent dan promosi

UMKM, dan juga perlu adanya akses informasi menengenai produk

unggulan agar dapat bersaing baik domestik maupun internasional.

2.14  UMKM Kota Medan

Perkembangan UMKM di Kota Medan berpusat di Perkampungan Industri

Kecil (PIK), dikelurahan Medan Kelurahan Medan Tenggara Kecamatan

Medan Denai, yang termasuk ke dalam WPP C. Kawasan ini memiliki luas

14.496 m2. Manajeman PIK juga menyediakan lahan dengan harga yang

relatif murah dengan berbagai fasilitas produksi yang diperlukan seperti

halnya KIM, termasuk bantuan mendapatkan mitra usaha, permodalan dan

pelatihan kewirausahawan, manajemen produksi dan pemasaran untuk

meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sehingga memiliki daya saing

baik di pasar lokal, domestik maupun kebutuhan pasar ekspornya.Namun

pada kenyataannya PIK tersebut belum optimal digunakan, untuk itu perlu

pengembangan lebih lanjut apalagi saat ini UMKM menghadapi gerbang

persaingan MEA. Adapun klasifikasi UMKM di Kota Medan yang paling

menonjol diantaranya yakni :

UsahaManufaktur (Konveksi, mebel, souvenir, dan hiasan rumah)

  Kota Medan memiliki potensi warisan budaya yang sangat kaya.

Salah satunya adalah kain tenunan

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 32/91

 

32

  Industri kerajinan tangan/souvenir dan hiasan rumah

Salah satu kerajinan khas Kota Medan yang digemari oleh

negara-negara luar kebanyakan terbuat dari keramik. Berbagai

 jenis pahatan hasil kerajinan juga bisa di temukan di Kota Medanseperti miniature Rumah Adat Batak, totem, miniatur kapal 

pesiar dan lain sebagainya

  Usaha Mebel rotan

  Usaha produk olahan kayu

Usaha Bidang Dagang (jajanan tradisional, toko kelontong, kuliner

makanan dan minuman

Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara terkenal

sebagai masyarakat yang gemar melakukan wisata kuliner. Berbagai

 jenis makanan bisa ditemukan di Medan mulai dari makanan ringan,

bolu dan cake  maupun makanan berat. Salah satu makanan yang

sekarang ini terkenal dari Kota Medan adalah Bolu Meranti dan Bika

Ambon.

Usaha dalam bidang Jasa

Kota Medan merupakan Kota yang maju dengan jasa angkutan yang

banyak, share PDRB dalam bidang jasa baik jasa angkutan dan jasa

lainnya dapat memberikan sumbangan yang baik bagi pertumbuhan

ekonomi Kota Medan

2.15  Produk Unggulan Kota Medan

Produkunggulan merupakan produk yang potensial untuk dikembangkan

dalam suatu wilayah dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan

sumberdaya manusia setempat, serta mendatangkan pendapatan bagi

masyarakat maupun pemerintah. Produk unggulan juga merupakan produk

yang memiliki daya saing, berorientasi pasar dan ramah lingkungan,

sehingga tercipta keunggulan kompetitif yang siap menghadapi persaingan

global. Kota Medan memiliki 11 jenis produk unggulan yang produksinya

berbasis pada industri kecil menengah (IKM) kota Medan yakni Sulaman

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 33/91

 

33

bordir, kerajinan kulit, kerajinan tas, sepatu, tanaman hias, kerajinan rotan,

bika ambon, markisa, ikan tambak laut, ikan jaring apung dan pengolahan

ikan. Produk unggulan ini secara lebih jelas dapat dijelasakan sebagai

berikut.A.  Sulaman Bordir

UKM Sulaman dan bordir termasuk juga potensi produk atau industri

unggulan Kota Medan yang termasuk banyak di geluti oleh masyarakat

Kota Medan. Dimana usaha ini memerlukan keahlian yang cukup

khusus dan terutama ketelitian yang tinggi. Lokasi distribusi

penjualannya antara lain di Pasar Sentral, Pasar Ikan, Pasar Petisah

sedangkan Lokasi Produksinya berada di dikawasan Jalan Mesjid

(Kecamatan Medan Kota).

Daerah distribusi :

a.  Daerah Medan dan sekitarnya

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 34/91

 

34

b.  Sumatera Utara

c.  Aceh

d.  Jawa barat

e.  MarokoB.  Kerajinan Kulit

UKM Kerajinan Kulit cukup banyak digeluti di Kota Medan. Pusat

industrinya salah satunya terdapat di PIK Menteng. Produk yang dihasilkan

dari kerajinan kulit ini berupabarang-barang kebutuhan sehati-hari yang

menggunakan kulit seperti produk sepatu, sandal, dompet dan lain

sebagainya.

Daerah distribusi :

a.  Medan

b.  Jakarta

c.  Bali

d.  Jerman

e.  Prancis

f.  Swiss

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 35/91

 

35

C.  Kerajinan Tas

Kerajinan tas juga merupakan salah satu produk usaha Kota Medan yangsangat diunggulkan. Dimana Lokasi penjualannya sudah menyebar di

berbagai pusat perbelanjaan yang ada di Kota Medan. Secara garis besar

UMKM Kerajinan Tas di Kota Medan dapat ditemukan di sekitar kawasan

Pusat Industri Kecil (PIK) Menteng dan disekitar kawasan Pasar Aksara

(Medan Tembung) dan juga disekitar putaran lapangan Teladan Medan 

Daerah distribusi :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 36/91

 

36

a.  Medan

b.  Jakarta

c.  Bali

d.  Pekanbaru

e.  Bandung

f.  Batam

g.  Kalimantan

h.  Jerman

i.  Jepang

 j.  Australia

k.  Singapura

l.  Amerika serikat

D.  Sepatu

UKM Sepatu di Kota Medan merupakan sebuah industri yang sudah cukup

lama berkembang di Kota Medan. UKM Sepatu di Kota Medan terkenal dengan

Brand Made “Ajo Sukaramai”. Lokasi penjualan Nya juga sudah menyebar

hampir terdapat diseluruh kecamatan di Kota Medan. Pusat pembuatan

sepatunya terdapat di beberapa titik lokasi di Kecamatan Medan Denai dan

Medan Area antara lain di Pusat Industri Kecil (PIK) Menteng dan di sekitar

kawasan Sukaramai.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 37/91

 

37

Daerah distribusi :

a.  Pekanbaru

b.  Padang

c.  Batam

d.  Jakarta

e.  kalimantan

E. Tanaman Hias

Tanaman Hias di Kota Medan sedari dulu sudah merupakan produk unggulan

yang potensial, Usaha ini sudah banyak tersebar di berbagai kecamatan di Kota

Medan Di antaranya di Kecamatan Medan Tembung, Glugur (Medan Timur).

Pusat produksi untuk tanaman hias diarahkan ke daerah Medan Tuntungan

dan Medan Selayang.

Daerah distribusi :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 38/91

 

38

a.  Medan

b.  Binjai

c.  Lubuk pakam

F.  Kerajinan Rotan

Kerajinan Rotan khas Kota medan sudah lama terkenal akan kualitas bahannya

yang bagus sehingga kerajinan rotan ini banyak dicari para wisatawan dari luar

dan dalam Kota Medan. Kerajinan Rotan sudah tersebar hampir di setiap

kecamatan di Kota Medan. Tetapi Kerajinan Rotan ini lebih banyak dan

terpusat disekitar jalan Gatot Subroto (Medan Sunggal)

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 39/91

 

39

Daerah distribusi :

a.  Binjai

b.  Langkat

c.  Medan

d.  Simalungun

e.  Sibolga

f.  Asahan

g.  Batu bara

h.  Aceh

i.  Sumatera Barat

Sedangkan untuk pemasaran ke luar negeri seperti: 1. Malaysia 2.

Hongkong 3. Amerika 4. Australia dan 5. Beberapa Negara Eropa.

G.  Bika Ambon

Meskipun memakai nama Ambon, kue Bika Ambon aslinya berasal dari Medan.

Kue berwarna kuning dengan tekstur berserat dan berlubang ini sudah cukup

lama menjadi pilihan oleh-oleh favorit wisatawan yang berkunjung ke Medan.

Selain rasa original, kue Bika Ambon juga memiliki beberapa rasa lainnya

seperti rasa pandan, mocca, dan keju. UKM Bika Ambon banyak terdapat di

 jalan Mojopahit Kota Medan.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 40/91

 

40

Daerah distribusi : Medan dan sekitarnya, serta di luar Kota Medan seperti

Bandung, Surabaya, Batam, Jakarta dll

H.  Markisa

Medan juga memiliki minuman khas yang sering

dijadikan oleh-oleh. Salah satunya adalah sirup

markisa. Sirup markisa Medan terkenal dengan rasa

manis dan kesegarannya. Ada dua jenis sirup yang

terkenal di Medan yaitu Markisa Jus Pohon Pinang 

dan Markisa Sarang

Sirup markisa merupakan oleh – oleh khas Medan yang cukup terkenal.

Dimana Lokasi jualan (Distribusinya) banyak dijual. di pusat oleh – oleh yang

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 41/91

 

41

telah tersebar di sekitar kota Medan seperti di jalan Mojopahit. Lokasi

Pembuatan sirup markisa (Homade) yang cukup terkenal terdapat di jalan

Pasir.

Distribusi :

a.  Medan

b.  Aceh

c.  Padang

d.  Pekanbaru

e.  Jakarta

I.  Tambak Laut

Pusat Tambak Ikan di Kota Medan terdapat di Kecamatan Medan Labuhan.

Tambak  dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai,

yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur).

Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang.

a.  Medan

b.  Singapura

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 42/91

 

42

c.  Malaysia

J.  Ikan Jaring Apung

Salah satu varian keramba yaitu

keramba jaring apung yang

ditempatkan di laut. Keramba

 jaring apung terdiri dari rangka

dengan pijakan untuk  inspeksi.

Jaring apung menggunakan

pelampung agar tetap mengapung,

serta tertambat pada rangka dan

 jangkar sehinga tidak berpindah dari posisinya. Ikan tetap berada di dalam

keramba karena terkurung oleh jaring. Pada di Kota Medan sendiri terdapat di

Kampung nelayan Belawan Kecamatan Medan Belawan.

Distribusi :

a.  Medan

b.  Batam

c.  Singapura

d.  Deli Serdang

e.  Binjai

f.  Pekanbaru

K.  Pengolahan Ikan

Prosesan ikan adalah proses yang mengubah ikan menjadi produk ikan yang

terjadi antara waktu ketika ikan ditangkap atau dipanen hingga produk

diterima oleh konsumen. . Produk industri ikan biasanya dijual melalu penjual

grosir atau menengah. Ikan adalah hasil tangkapan yang mudah rusak,

sehingga pemrosesan bertujuan untuk mencegah ikan dari kondisi rusak.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 43/91

 

43

Pemrosesan ikan juga harus berhati-hati agar bahan baku dan produknya

sesuai dengan standar keamanan produk pangan. Kota Medan biasanya

terdapat di daerah pesisir pantai seperti Medan Labuhan dan Medan Belawan.

Terdapat Juga di daerah Pulo Brayan (Kecamatan Medan Barat). Distribusi

pengolahan ikan ini adalah :

a.  Thailand

b.  Malaysia

c.  Medan

d.  Pekanbaru

e.  Jakarta

f.  Batam

3.1  Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kajian Peningkatan Daya Saing

UMKMBerbasis Pengembangan Ekonomi.

Lokasi pelaksanaan kegiatan berada pada seluruh Kecamatan di Kota Medan

yang berpotensi memiliki daya saing untuk pengembangan ekonomi, dengan

waktu pelaksanaan pekerjaan secara teknis diselesaikan dalam waktu 90

(Sembilan puluh) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah Kerja

(SPK).

3.2  Pendekatan Penelitian/Kajian

Pendekatan penelitian dalam “Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis

Pengembangan Ekonomi” bersifat terapan yakni bertujuan untuk memberikan

solusi atas permasalahan tertentu secara praktis yang tidak berfokus pada

pengembangan sebuah ide, teori atau gagasan tetapi lebih berfokus kepada

BAB III

METODE PENELITIAN

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 44/91

 

44

penerapan kajian tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kajian juga diarahkan

untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah

3.3  Jenis Penelitian/Kajian

Jenis penelitian dalam Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis

Pengembangan Ekonomi bersifat kualitatif dan kuantitatif

3.4  Populasi

Populasi merupakan sasaran yang sangat penting sebelum menentukan

sampel karena permasalahan yang dirumuskan sangat berkaitan erat dengan

penetapan sasaran populasi. Menurut sugiyono populasi adalah “wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya”. Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan maka populasi

dalam “Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan

Ekonomi” adalah masyarakat yang bergerak dalam bidang UMKM yang

berjumlah 505 UMKM dengan berbagai jenis usaha yang tersebar di 21

Kecamatan Kota Medan.

3.5  Sampel

Sampel merupakan bagian dari sumber data yang dianggap mewakili populasi

secara representative. Pengertian sampel adalah bagian dari populasi

(sebagian atau mewakili) dan menurut Sugiyono sampel adalah bagian jumlah

dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Besarnya sampel dalam suatu

kajian ataupun penelitian dapat digunakan dengan menarik sebagian jikapopulasi ada dalam jumlah yang besar atau seluruh populasi dalam jumlah

yang sedikit. Karena jumlah populasi diatas 100 untuk Kajian UMKM itu

sendiri maka besarnya sampel dilakukan dengan cara menarik sebagian dari

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 45/91

 

45

poulasi yang akan diteliti atau dikaji mengingat keterbatasan waktu, dana,

tenaga dan tempat.

3.6 

Teknik Penetuan Sampel dan Sampel Size

Berdasarkan penjelasan diatas dimana populasi untuk UMKM lebih dari 100

maka menentukan jumlah sampel dilakukan dengan cara simple random

sampling dimana untuk ukuran sampel didasarkan pada rumus Slovin 

n N

1 ne2 

Dimana :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Batas Toleransi Kesalahan (95%)

n 505

2,2625 

besarnya sampel adalah 223,204 dibulatkan menjadi 223 UMKM 

3.7  Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam

melaksanakan suatu kajian ataupun penelitian. Data-data yang dikumpulkan

bisa berupa angka-angka, tulisan dan sebagainya yang berhubungan dengan

fokus kajian. Sehubungan dengan pengertian diatas maka ada dua teknik

penumpulan data yaitu :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 46/91

 

46

Data Primer yakni data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan

langsung ke lokasi yang meliputi

a.  Observasi yaitu pengamatan langsung ke lapangan yang

dimaksudkan untuk mengamati langsung berbagai aspek yang

meliputi keadaan, kegiatan UMKM dalam hal ini observasi

dilakukan di seluruh Kecamatan Kota Medan yang terkait UMKM

b.  Angket/kuisioner yakni salah satu instrumen dalam sebuah kajian.

Kuisioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada

responden untuk menjawab sejumlah pertanyaan dengan jawaban

yang sudah tersedia. Sebelumnya harus dipastikan terlebih dahulu

kebenaran atas responden yang dikaji berdasarkan kritera

respondennya

c.  Wawancara salah satu instrumen yang dilakukan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam sebuah kajian.

Narasumber dari sebuah wawancara haruslah orang yang

berkompeten dengan harapan informasi yang diberikan juga valid

serta dapat dipercaya dan dipertangungjawabkan

Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari

objek suatu kajian. Data sekunder dalam Kajian Peningkatan Daya Saing

UMKM berbasis Pengembangan Ekonomi ini meliputi :

a.  Studi kepustakaan (library research), merupakan metode yang

penting dilakukan untuk mendapatkan landasan berpikir dalam

seluruh aspek dan data diperoleh dengan mengambil informasi dari

sumber kepustakaan seperti referensi, artikel, dan lain sebagainya

yang dianggap relevan dengan masalah yang dilakukan pengkajian.

b.  Data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait dalam kajian

seperti data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik)

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 47/91

 

47

3.8  Analisis Data

untuk mengetahui bagaimana identitas responden, profil usaha UMKM, serta

persepsi instansi baik praktisi maupun akademisi terhadap UMKM maka dapat

dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan untuk

pengembangan UMKM yakni faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing

UMKM (Modal Kerja, SDM, Produk, Pemasaran) menggunakan analisis regresi

linear beranda. Dan untuk strategi UMKM itu sendiri mengunakan Analisis

Pareto

3.8.1  Deskriptif Kuantitatif

Dalam analisis kuantitatif digunakan penetuan score/ nilai dengan mengubah

data yang bersifat kualitatif (dalam bentuk pemberian kuisioner kepada

responden) kedalam bentuk kuantitatif. Kegiatan menganalisis meliputi

beberapa tahapan dasar yakni :

Proses editing  : bertujuan agar nanti data yang dianalisis telah akurat

dan lengkap. Untuk Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis

Pengembangan Ekonomi jumlah kuisioner yang disebar adalah sebanyak223 kuisioner dengan perhitungan Slovin. Dan 20 kuisioner untuk pihak-

pihak yang terkait dengan UMKM baik praktisi, akademisi, maupun

instansi-instansi.

Proses coding : mengklasifikasi jawaban yang ada menurut kategori-

kategori yang penting (pemberian kode). Dalam Kajian Peningkatan

Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi. Pemberian kode

dengan angka pada responden yaitu jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, jarak usaha dari rumah, jumlah anggota keluarga,

penghasilan perbulan, lama berdiri usaha, lama izin usaha, jenis usaha,

 jenis tempat usaha, jumlah pekerja, rata-rata lulusan pekerja, modal

usaha, sumber modal, waktu usaha, perolehan barang, asal pembelian

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 48/91

 

48

barang, omset/hari, rata-rata jumlah pembeli, tipikal konsumen, lama

perputaran barang, pemasaran, peningkatan usaha, organisasi dagang.

Proses scoring : proses penentuan skor atas jawaban responden yan

dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok sesuai

dengan opini responden. Dalam pehitungan scoring digunakan skala

likert yaitu tipe skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok tentang

kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert maka

variabel yang diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan

menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan menjadi

indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan tolak ukur untuk

membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan

yang perlu dijawab responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan

bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diunakan dengan kata-

kata sebagai berikut

Pernyataan positif

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Ragu – ragu = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

Tabulasi : menyajikan data – data yang diperoleh dalam tabel sehingga

pembaca dapat melihat hasil dengan jelas.

3.8.2  Pengujian Validitas dan Reliabilitas

a.  Uji Validitas

Digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan kuesioner mampu untuk

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 49/91

 

49

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut . Untuk

menguji validitas dari pertanyaan dengan taraf signifikan yakni (α = 5%)

digunakan rumus koefisien korelasi produk moment dari karl pearson. Dalam

pengujian validitas kuesioner dikatakan valid apabila r hitung > r tabel.

b.  Reliabilitas

Uji reliabilitas sebagai alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakanindikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atauhandal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu .Cara menghitung tingkat reliabilitas

suatu data yaitu dengan menggunakan rumus  Alpha Cronbach. Adapun rumusperhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

α = k r / 1 + (r + 1)k

dimana :

α = koefisien reliabilitas

k = jumlah item per variabel x

r = meankorelasi antar item

Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai α > 0,3

3.8.3  Analisis Regresi Linear Berganda

MODAL KERJA (X1)

SUMBER DAYA

MANUSIA (X2)

KEUNGGULAN PRODUK

(X3)

DAYA SAING UMKM (Y)

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 50/91

 

50

Model persamaan Regresi Linear Berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y a          

Keterangan

Y = Daya saing UMKM

X1 = Modal Kerja

X2 = Sumber daya manusia

X3 = Keunggulan produk

X4 = Pemasaran

b1b2b3b4 = koefisien regresi

a = konstanta

e = faktor pengganggu (term of error)

Dengan indikator yang diteliti adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Indikator Daya Saing UMKM

Variabel Indikator

Modal Kerja (X1) Sumber Modal

Fasilitas peminjaman modal

Biaya operasional

Alat produksi

Modal Usaha

SDM (X2) Pelatihan

Jumlah pekerja

Tingkat pendidikan

Managemen keuangan

PEMASARAN (X4)

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 51/91

 

51

Keunggulan produk (X3) Jumlah produk yang dipasarkan

Bahan baku

Kualitas produk

Inovasi produk

Pemasaran (X4) Jenis pemasaranPemilihan lokasi

Pemberian label

Izin usaha

Daya Saing UMKM (Y) Penjualan antar regional

Kendala persaingan usaha

Bantuan pemerintah

Memiliki komoditas unggulanSumber : Disusun tim konsultan 2015

3.8.3.1  Uji Asumsi Klasik

Pada dasarnya uji asumsi klasik dilakukan agar mendapatkan hasil regresi yang

baik, dasar inilah yang menjadi keputusan. Yakni asumsi-asumsi yang terdiri

dari multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi serta normalitas.

A.  Uji Multikolinearitas

Model ini dikenalkan oleh Ragnar Frisch (1934). Uji ini bertujuan untuk

menjadikan hubungan yang sempurna diantara variabel ekspanatori

(independent) dari satu model estimasi. Untuk mengetahui ada tidaknya

multikolineritas dalam sebuah model regresi dapat dibuktikan dengan korelasi

antar variabel independent. Untuk mengetahui terjadi multikolineritas dapat

diketahui :

  Nilai yang tinggi dengan standart eror dan tingkat signifikansi

yangrendah

  Nilai koefisien variabel yang tidak sesuai dengan hipotesis

Dasar pertimbangan untuk mendeteksi adanya multikolineritas dapat juga

diketahui dari nilai VIF = 1 ( 1 – R square), atau TOL (1/VIF j). Degan VIF <10

tidak bergejala, dan bergejala VIF >10

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 52/91

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 53/91

 

53

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas 

Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal. Maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas. 

3.8.4  Uji t

Uji t adalah uji yang menunjukkan nilai signifikansi dari tahap-tahap dari tiap-

tiap koefisien terhadap realita yang ada. Untuk menguji hubungan masin-

masing variabel terikat secara parsial atau pervariabel yan menggunakan uji t.

pengambilan keputusan dengan melihat nilai sig yakni :

Ha diterima apabila nilai sig < α toleransi

H0 diterima apabila nilai sig > α toleransi

3.8.5  Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi apabila F-sig > 0,05 maka H0

diterima, yang artinya variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila

F sig < 0,05 maka Ha diterima, artinya variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependent

3.8.6  Analisis Pareto/Diagram Pareto

Analisis pareto adalah suatu alat analisis yangmenganalisa mutu dan tujuan

untuk mengetahui secara menyeluruh hubungan antara kecacatan dengan

penyebabnya. Analisis Pareto menititikberatkan pada 7 faktor pokok yakni :

Material  (bahan mentah atau komponen)

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 54/91

 

54

Menpower (faktor manusia)

Method  (desain dan proses prosedur operasi)

Machines (mesin dan perlengkapan dalam proses)

Measurement (perlatan dan teknik yang dipakai untuk mengambil data)

Maintenance (sistem penyediaan perawatan)

Management  (kebijakan, aturan kerja, dan lingkungan kerja)

Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar 3.1 dibawah ini

Gambar 3.1

Diagram Sebab Akibat Pareto

kibat

MesinPerawatanManusiaManagement

MaterialPengukuranMetode

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 55/91

 

55

4.1  Lokasi Sampel Responden dan Persebaran Para Pelaku UMKM

Berdasarkan hasil dari kuisioner dan survei dengan cara simple random

sampling sebanyak 21 Kecamatan di Kota Medan dapat diketahui bahwa

sampel responden para pelaku UMKM yang paling dominan adalah Medan

Helvet dengan total secara keseluruhan yakni sebanyak 27 UMKM. Medan

Denai sebanyak 20 UMKM, Medan Petisah sebanyak 17, Medan Sunggal

sebanyak 17 UMKM, Medan Belawan, dan Medan Area sebanyak 15 UMKM,

Medan Kota 14 UMKM, Medan Polonia 13 UMKM, Medan Barat dan Medan

Tuntungan dan Medan Marelan sebanyak 11 UMKM, Medan Selayang

sebanyak 9 UMKM, Medan Timur sebanyak 8, Medan Amplas dan Medan

BAB IV

PENDAHULUAN

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 56/91

 

56

Maimun sebanyak 6, Medan Tembung dan Medan Baru sebanyak 5, Medan

Deli 4, serta Medan Johor, Medan Labuhan, serta Medan Perjuangan sebanyak

3 UMKM. Dengan persebaran usaha menengah berada pada Medan Sunggal,

Medan Area, Medan Denai, Medan Petisah, dan Medan Belawan yang rata-

rata diatas >10 usaha menengah. Sedangkan untuk usaha kecil, persebaran

yang paling mendominasi yakni Medan Helvetia, Medan Denai, Medan

Polonia. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar 4.1, 4.2 dan tabel 4.1

dibawah ini :

Gambar 4.1 Persebaran Lokasi Survei UMKM

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 57/91

 

57

Gambar 4.2 Persebaran UMKM Berdasarkan Kriteria

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 58/91

 

58

Tabel 4.1 Lokasi Sampel Responden Para Pelaku UMKM Per Kecamatan

Kriteria UMKM

Totalkecil Menengah

Kecamatan medan sunggal 5 12 17

medan barat 8 3 11

medan helvet 21 6 27

medan denai 10 10 20

medan area 4 11 15

medan baru 3 2 5

medan tuntungan 7 4 11

medan amplas 3 3 6

medan kota 7 7 14

medan tembung 1 4 5

medan polonia 11 2 13

medan maimun 2 4 6

medan johor 1 2 3

medan selayang 5 4 9

medan petisah 7 10 17

medan timur 3 5 8

medan perjuangan 2 1 3

medan deli 3 1 4

medan labuhan 1 2 3

medan marelan 8 3 11

medan belawan 3 12 15

Total 115 108 223

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 59/91

 

59

4.2  Deskriptif Kuantitatif

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

yakni para pelaku UMKM baik pengusaha mikro maupun pengusaha kecil di 21

Kecamatan Kota Medan terdapat karakteristik responden pengusaha UMKM

yakni :

4.2.1  Jenis Kelamin Pelaku Usaha UMKM

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM dapat diketahui bahwa dari 223 sebesar 57% para pelaku

usaha UMKM didominasi oleh laki-laki, sedangkan sisanya 43% adalah

perempuan. Para pelaku usaha UMKM didominasi oleh laki-laki karenabiasanya para pelaku usaha UMKM ditekuni oleh laki-laki sebagai kepala

keluarga, dan kebanyakan alasan mereka menekuni UMKM karena lebih

memilih berwirausaha. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel 4.2 dibawah

ini :

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Pelaku Usaha UMKM 

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid laki-laki 127 57.0 57.0 57.0

perempuan 96 43.0 43.0 100.0

Total 223 100.0 100.0

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 60/91

 

60

4.2.2  Profil Usaha 

-  Izin Usaha Berdasarkan Kecamatan 

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM dapat diketahui bahwa dari 223 sampel UMKM 62,8% dari

responden pengusaha UMKM tidak memiliki izin usaha dan sisanya 37,2%

memiliki izin usaha, rata-rata lamanya izin usaha dari 223 responden pelaku

usaha UMKM didominasi lama izin usaha 1 sampai dengan 5 tahun saja.Dan

sisanya lama izin usaha yang sudah sampai dengan belasan dan puluhan tahun

hanya sedikit. Mayoritas tidak memiliki izin usaha dikarenakan sulitnya

melakukan proses perizinan (lama), mengakibatkan para pelaku usaha UMKM

tidak melakukan perizinan, UMKM yang tidak memiliki izin usaha yakni para

pelaku usaha kecil/mikro.Dalam menghadapi MEA hendaknya diperhatikan

karena izin usaha ini juga dapat mempengaruhi pemasaran produk UMKM

yang berbasis ekspor. Berdasarkan hasil wawancara melalui kuisioner, para

pelaku usaha UMKM yang memiliki izin usaha paling banyak berada di

Kecamatan Medan Petisah, dan Medan Helvet (lihat tabel 4.2 dan 4.3)

Tabel 4.3 Izin Usaha 

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak memiliki izin

usaha

140 62.8 62.8 62.8

Memiliki izin usaha 83 37.2 37.2 100.0

Total 223 100.0 100.0

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 61/91

 

61

Tabel 4.4 Izin Usaha Berdasarkan Kecamatan

Izin usaha

Totalbelum ada

Kecamatan medan sunggal 12 5 17

medan barat 7 4 11

medan helvet 16 11 27

medan denai 15 5 20

medan area 10 5 15

medan baru 3 2 5

medan tuntungan 5 6 11

medan amplas 5 1 6

medan kota 11 3 14

medan tembung 2 3 5

medan polonia 8 5 13

medan maimun 1 5 6

medan johor 2 1 3

medan selayang 8 1 9

medan petisah 3 14 17

medan timur 7 1 8

medan perjuangan 3 0 3

medan deli 3 1 4

medan labuhan 0 3 3

medan marelan 7 4 11

medan belawan 12 3 15

Total 140 83 223Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 62/91

 

62

4.2.3  Jenis Usaha

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM dapat diketahui bahwa dari 223 sampel UMKM didominasi

oleh jenis usaha kuliner yakni sebesar 46,2% dimana jenis usaha kuliner ini

meliputi jenis usaha dalam bidang dagang seperti jajanan tradisional, toko

kelontong serta industri makanan, usaha kuliner ini banyak terpusat di

Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Polonia dan Medan Petisah. Dan

sisanya yakni sebesar 32,3% adalah jenis usaha yang bergerak dalam bidang

manufaktur yakni konveksi (kain tenun), songket, bahan olahan kulit seperti

sepatu sebesar 8,5% terpusat di Medan Denai, mebel rotan (seni dan

kerajinan) sebesar 20,7%, barang antik dan perhiasan sebesar 3,1%, dan 21,5%

lainnya adalah jenis usaha yang bergerak dalam bidang jasa (angkutan). Untuk

itu dalam meningkatkan produk unggulan bernilai ekspor Kota Medan dalam

menghadapi MEA dapat mengembangkan jenis UMKM yang bergerak dalam

bidang industri kuliner, dan industri manufaktur seperti konveksi dan mebel

rotan.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 63/91

 

63

Tabel 4.5 Jenis Usaha UMKM Kota Medan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid pedagang kelontong 9 4.0 4.0 4.0

kuliner 94 42.2 42.2 46.2

kerajinan 28 12.6 12.6 58.7

Seni 18 8.1 8.1 66.8

konveksi 19 8.5 8.5 75.3

barang antik 4 1.8 1.8 77.1

perhiasan 3 1.3 1.3 78.5

lainnya 48 21.5 21.5 100.0

Total 223 100.0 100.0

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 64/91

 

64

Tabel 4.6 Jenis Usaha Berdasarkan Kecamatan Kota Medan

Jenis usaha

Total

pedagang

kelontong kuliner kerajinan seni konveksi

barang

antik perhiasan lainnya

Kecamatan medan sunggal 0 6 7 0 0 0 0 4 17

medan barat 0 7 0 0 1 0 0 3 11

medan helvet 0 18 2 4 1 0 0 2 27

medan denai 1 6 1 0 6 0 0 6 20

medan area 0 5 4 0 1 1 1 3 15

medan baru 0 3 2 0 0 0 0 0 5

medan tuntungan 2 7 0 0 1 0 0 1 11

medan amplas 0 2 1 0 1 0 0 2 6

medan kota 1 5 2 0 2 0 0 4 14

medan tembung 0 1 0 2 0 0 0 2 5

medan polonia 1 9 0 0 0 0 0 3 13

medan maimun 0 2 2 0 0 0 0 2 6

medan johor 0 1 0 0 0 0 0 2 3

medan selayang 0 3 0 1 1 0 0 4 9

medan petisah 0 8 4 2 0 0 0 3 17

medan timur 2 2 0 2 1 0 0 1 8

medan perjuangan 0 3 0 0 0 0 0 0 3

medan deli 0 0 0 0 2 0 1 1 4

medan labuhan 2 0 0 0 0 0 0 1 3

medan marelan 0 5 1 3 0 0 0 2 11

medan belawan 0 1 2 4 2 3 1 2 15

Total 9 94 28 18 19 4 3 48 223

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 65/91

 

65

4.2.4  Jumlah Pekerja dan Rata-Rata Lulusan

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM dapat diketahui bahwa dari 223 sampel UMKM dapat

diketahui bahwa para pelaku UMKM sebesar 48,9% bekerja sendiri, 24,7% < 3

orang, 15,7% < 5 orang dan 10,8% bekerja < 10 orang. Rata-rata para pelaku

UMKM memilih untuk bekerja sendiri karena biasanya mereka merasa lebih

efisien bekerja sendiri. Padahal jika para pelaku usaha UMKM memiliki tenaga

kerja untuk usaha mereka hal ini tentu akan dapat mengurangi pengangguran.

Walaupun rata-rata pegawai UMKM lulusan SMA namun ada baiknya

pemerintah daerah melakukan tenaga kerja terlatih sebagai modal kerja

UMKM untuk menghadapi MEA. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6

dibawah ini : 

Tabel 4.7 Jumlah Pekerja dan Rata-Rata Lulusan Pegawai UMKM

 jumlah pekerja

Total< 3 orang < 5 orang < 10 orang kerja sendiri

rata-rata lulusan SD 1 0 0 0 1

SMP 7 4 1 0 12

SMA 43 26 22 0 91

lainnya 4 5 1 109 119

Total 55 35 24 109 223

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 66/91

 

66

4.2.5  Modal Usaha

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM dapat diketahui bahwa dari 223 sampel UMKM 73,5%

usaha mikro dengan total asset < 50 juta atau penjualan tahunan < 300 juta,

usaha kecil 25,6% dengan total asset 50 juta – 500 juta, dan 0,9% total asset

500 juta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.8Modal Usaha Berdasarkan Jenis Usaha

modal usaha

Total

Usaha Mikro (total asset

< 50 juta atau penjualan

tahunan < 300 juta)

Usaha Kecil (total asset 50

 juta – 500 atau penjualan

tahunan 300 juta – 2,5 Miliar)

Usaha Menengah

(total asset 500 juta –

10 M atau penjualan

tahunan 2,5 M 50 M

Jenis

usaha

pedagang kelontong 3 6 0 9

kuliner 83 11 0 94

kerajinan 21 7 0 28

seni 14 4 0 18

konveksi 14 4 1 19

barang antik 1 3 0 4

perhiasan 1 2 0 3

lainnya 27 20 1 48

Total 164 57 2 223

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015 

4.2.6  Sumber ModalBerdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM dapat diketahui bahwa, dari 223 sampel UMKM sebesar

77,6% sumber modal berasal dari sendiri, 14,3% keluarga, 5,4% bank, 1,8%

koperasi, dan 0,9% rentenir. Dari presentase tersebut dapat dilihat bahwa

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 67/91

 

67

para pelaku UMKM mayoritas mempunyai sumber modal dari diri sendiri,

sementara untuk sumber modal dari bank dan koperasi para pelaku usaha

UMKM kurang memanfaatkan, dari hasil wawancara dilapangan sebagian

besar para pelaku UMKM tidak menggunakan fasilitas kredit dari bank karena

merasa suku bunga kredit terbilang besar, kemudian alasan lainnya adalah

mereka tidak menggunakan asset usahanya karena takut tidak dapat

membayar bunga.

Tabel 4.9 Sumber Modal UMKM 

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sendiri 173 77.6 77.6 77.6

keluarga 32 14.3 14.3 91.9

bank 12 5.4 5.4 97.3

koperasi 4 1.8 1.8 99.1

rentenir 2 .9 .9 100.0

Total 223 100.0 100.0

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015 

4.2.7  Tipikal Konseumen

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM dapat diketahui bahwa, dari 223 sampel UMKM sebesar

20,6% Ibu Rumah tangga, 19,7%, mahasiswa/anak sekolahan sebesar 19,7%,

muda-mudi 26,5%, dan 13% wisatawan lokal. Dari presentase tersebut dapat

dilihat UMKM Kota Medan tidak dikonsumsi oleh wisatawan asing, oleh sebab

itu apabila menghadapi MEA hendaknya pemerintah daerah mulai memikirkan

agar produk UMKM dapat dikenal oleh konsumen wisatawan asing. Untuk

lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 68/91

 

68

Tabel 4.10 Tipikal Konsumen 

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 46 20.6 20.6 20.6

Pegawai Kantoran 44 19.7 19.7 40.4

Mahasiswa/Anak sekolahan 44 19.7 19.7 60.1

Muda/mudi 59 26.5 26.5 86.5

Wisatawan lokal 29 13.0 13.0 99.6

Ibu rumah tangga dan Muda -mudi 1 .4 .4 100.0

Total 223 100.0 100.0

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015 

4.2.8  Sistem Pemasaran Penjualan

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM dapat diketahui bahwa 39,5% dengan menggunakan

sistem pemasaran penjualan dengan cara mulut ke mulut, 2,2% menggunakan

sistem pemasaran dengan cara door to door, 17% menggunakan sistem

pemasaran penjualan online, dan sisanya 39,5% tidak menggunakan sistem

pemasaran penjualan. Dari presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa

sistem pemasaran penjualan UMKM masih banyak yang bersifat

tradisionil.Dengan demikian dalam menghadapi MEA ada baiknya UMKM

sudah menggunakan sistem pemasaran penjualan dengan menggunakan

teknologi internet.Seperti di China misalnya para pelaku UMKM telah

merambah bisnis usaha mereka melalui media sosial internet. Lebih jelasnya

sistem pemasaran penjualan UMKM di Kota Medan dapat dilihat dari tabel

4.11 dibawah ini :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 69/91

 

69

Tabel 4.11 Sistem Pemasaran Penjualan 

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid online 38 17.0 17.0 17.0

mulut ke mulut 88 39.5 39.5 56.5

door to door 5 2.2 2.2 58.7

tidak ada lagi 88 39.5 39.5 98.2

pemasaran jenis lain 4 1.8 1.8 100.0

Total 223 100.0 100.0

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015 

4.2.9  Peminjaman Modal

Berdasarkan hasil dari kuisioner sebagai alat wawancara kepada responden

para pelaku UMKM, dapat diketahui bahwa para pelaku UMKM ingin

meminjam modal usaha mereka dengan lama pengembalian kredit > 4 tahun.

1,8% tidak mengetahui adanya fasilitas peminjaman, 10,3 % pelaku usaha

UMKM tidak mengingikan menggunakan fasilitas peminjaman karena proses

peminjaman yang rumit, dan sisanya 28,3% tidak mau meminjam. Sisanyatersebut yakni 28,3% tidak mau meminjam karena memiliki ketakutan tidak

dapat membayar cicilan bunga, sehingga tidak berniat meminjam modal

kepada bank. Memang ada kredit usaha rakyat (KUR) tanpa agunan.Namun

para pelaku UMKM kurang mengetahui informasi tersebut, maka dari itu para

UMKM lebih banyak yang menggunakan modal yang bersumber dari diri

sendiri (tabungan) mereka atau dari keluarga.Dalam hal ini sebaiknya

digunakan kebijakan moneter dan fiskal yang baik oleh para pengambil

keputusan sehingga dalam menghadapi MEA nanti kiranya UMKM dapat

bersaing dengan negara-negara lainnya.Untuk lebih jelas dapat dilihat dari

tabel dibawah ini :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 70/91

 

70

Tabel 4.12 Peminjaman Modal 

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mau meminjam dengan lama

pengembalian kredit >4 tahun

133 59.6 59.6 59.6

tidak mengetahui adanya

fasilitas peminjaman

4 1.8 1.8 61.4

proses peminjaman rumit 22 9.9 9.9 71.3

tidak mau meminjam 63 28.3 28.3 99.6

menggunakan jaminan 1 .4 .4 100.0

Total 223 100.0 100.0

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015 

4.3  Uji Validitas

Dari 25 pertanyaan dapat diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel yakni Nilair-

tabel   untuk peningkatan daya saing N= 223 ; tingkat signifikansi=5% adalah

0,133, dengan demikian semua pertanyaan ke lima variabel dinyatakan

valid.Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.13 Uji Validitas 

Pertanyaan r tabel r hitung Keterangan

Pertanyaan Modal Kerja 1 0.131  0,596 Valid

Pertanyaan Modal Kerja2 0.131  0,694 Valid 

Pertanyaan Modal Kerja3 0.131  0,707 Valid 

Pertanyaan Modal Kerja4 0.131  0,738 Valid 

Pertanyaan Modal Kerja5 0.131  0,713 Valid 

Pertanyaan sumber daya manusia 1 0.131  0,803 Valid 

Pertanyaan sumber daya manusia 2 0.131  0,705 Valid 

Pertanyaan sumber daya manusia 3 0.131  0,760 Valid 

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 71/91

 

71

Pertanyaan r tabel r hitung Keterangan

Pertanyaan sumber daya manusia 4 0.131  0,693 Valid 

Pertanyaan sumber daya manusia 5 0.131  0,568 Valid 

Pertanyaan keunggulan produk 1 0.131  0,620 Valid 

Pertanyaan keunggulan produk 2 0.131  0,727 Valid 

Pertanyaan keunggulan produk 3 0.131  0,670 Valid 

Pertanyaan keunggulan produk 4 0.131  0,680 Valid 

Pertanyaan keunggulan produk 5 0.131  0,646 Valid 

Pertanyaan pemasaran 1 0.131  0,603 Valid 

Pertanyaan pemasaran 20.131 

0,430 Valid 

Pertanyaan pemasaran 3 0.131  0,529 Valid 

Pertanyaan pemasaran 4 0.131  0,670 Valid 

Pertanyaan pemasaran 5 0.131  0,474 Valid 

Pertanyaan daya saing 1 0.131  0,690 Valid 

Pertanyaan daya saing 2 0.131  0,762 Valid 

Pertanyaan daya saing 3 0.131  0,713 Valid 

Pertanyaan daya saing 4 0.131  0,646 Valid 

Pertanyaan daya saing 5 0.131  0,475 Valid 

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015 

4.4  Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapat Hasil cronbach’s alpha sebesar 0,749

dengan alpha pembanding ditetapkan sebesar 30% atau 0,30 maka 0,749>

0,30. Artinya adalah data reliabel. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel4.14 berikut ini :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 72/91

 

72

Tabel 4.14 Uji Reliabilitas 

Cronbach's Alpha N of Items

.749 5

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

4.5  Uji Asumsi Klasik

Seperti penjelasan pada bab 3 yaitu, pada dasarnya uji asumsi klasik dilakukan

agar mendapatkan hasil regresi yang baik, dasar inilah yang menjadi

keputusan. Yakni asumsi-asumsi yang terdiri dari multikolineritas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi serta normalitas. Dengan demikian

setelah dilakukan uji validitas data dari hasil wawancara melalui kuisioner

dilanjutkan dengan uji asumsi klasik diantaranya adalah :

a.  Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil uji mltikolineritas nilai VIF <10, artinya semua variabel

bebas/ tidak bergejala multikolinearitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari

tabel dibawah ini :

Tabel 4.15 Uji Multikolineritas 

Variabel Tolerance VIF

Modal Kerja 0,641 1.560

SDM 0,664 1.506

Keunggulan produk 0,555 1.803

Pemasaran 0,531 1.882

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015 

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 73/91

 

73

b.  Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil output grafik scatterplot, terlihat bahwa titik-titik menyebar

dan walaupun merapat tapi tidak menunjukkan pola yang jelas, sehingga

dapat di simpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada data Kajian

Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi. Untuk lebih

 jelas dapat dilihat melalui grafik scatterplot dibawah ini :

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 74/91

 

74

c.  Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dapat digunakan dengan pengujian Durbin Watson

dimana dalam pengujian ini diasumsikan dengan penurunan data oleh data

turunan pertama autoregresi, kriteria untuk penilaian autokorelasi berada

pada nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Untuk

lebih jelas dapat dilihat dari tabel Durbin-Watson dibawah ini :

Tabel 4.16 Uji Autokorelasi

Model R R Square

 Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .854a  .619 .631 2.787 1.640

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015 

Dari hasil tabel diatas diketahui nilai D-W yang didapat adalah 1,640.Dengan

demikian bebas autokorelasi.

d.  Uji Normalitas

Untuk data Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan

Ekonomi data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih jelas dapat dilihat

dari grafik histogram dibawah ini :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 75/91

 

75

Gambar 4.4 Uji Normalitas

4.5.1  Uji t

Berdasarkan hasil output mengenai Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM

Berbasis Pengembangan Ekonomi, untuk uji t secara parsial maka dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

Modal Kerja

Modal kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing

UMKM, sebagaimana hasil uji 0,000 < 0,05 pada tingkat kepercayaan

95% asumsi cateris paribus.

Keunggulan Produk

Keunggulan produk (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap daya saing UMKM, sebagaimana hasil uji 0,555 > 0,05 pada

tingkat kepercayaan 95% dengan asumsi cateris paribus.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 76/91

 

76

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

daya saing UMKM, sebagaimana hasil uji 0,000 < 0,05 pada tingkat

kepercayaan 95% asumsi cateris paribus.

Pemasaran

Pemasaran (X4) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap daya

saing UMKM, sebagaimana hasil uji 0,817 > 0,05 pada tingkat

kepercayaan 95% asumsi cateris paribus.

Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel 4.17 dibawah ini :

Tabel 4.17 Uji t 

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.297 1.988 1.659 .099

Total Modal Kerja .509 .070 .437 7.240 .000

Total Keunggulan Produk .055 .093 .041 .592 .555

Total SDM .254 .062 .257 4.076 .000

Total Pemasaran .026 .112 .017 .232 .817

a. Dependent Variable: Total Daya Saing UMKM (Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015) 

Dari hasil uji t maka dapat diketahui bahwa faktor yang paling menentukan

Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi

adalah dari segi keunggulan produk serta pemasaran.Hal ini tentu saja sangat

berkaitan dengan menghadapi pintu gerbang MEA.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 77/91

 

77

4.5.2  Uji F

Berdasarkan hasil output mengenai Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM

Berbasis Pengembangan Ekonomi, untuk uji F serentak maka dapat

diinterpretasikan bahwa secara bersama-sama modal kerja, keunggulan

produk, sumber daya manusia (SDM), dan pemasaran berpengaruh nyata

(signifikan) terhadap daya saing UMKM sebagaimana hasil uji nilai sig 0,000 <

0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel

4.19 dibawah ini :

Tabel 4.18 Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 791.256 4 197.814 33.912 .000a 

Residual 1271.614 218 5.833

Total 2062.870 222

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

4.5.3  Uji R

Berdasarkan hasil output mengenai Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM

Berbasis Pengembangan Ekonomi, untuk uji R dapat dijelaskan bahwa

keunggulan produk, sumber daya manusia (SDM), dan pemasaran mampu

menjelaskan variasi peningkatan daya saing UMKM sebesar 61,9% sedangkan

sisanya 38,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam

model estimasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 4.19dibawah ini :  

Tabel 4.19 Uji R 

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .854a  .619 .631 2.787

Sumber : Lampiran, Hasil Olahan SPSS 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 78/91

 

78

4.6  Identifikasi Produk Yang Berpotensi Untuk Dikembangkan Selain 11

Produk Unggulan Kota Medan

Berdasarkan hasil uji regresi diatas, maka faktor yang tidak berpengaruh

terhadap daya saing UMKM yakni variabel keunggulan produk dan pemasaran.

Namun berdasarkan hasil identifikasi produk UMKM ada beberapa yang dapat

direkomendasikan selain 11 produk unggulan yang dapat bersaing menjadi

cirri khas Kota Medan dan dalam menghadapi MEA 2015 diantaranya adalah

Bika Ubi dan Bolu Kamboja Barkah.

Bika Ubi

Bolu Kamboja 

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 79/91

 

79

Selain kuliner, Kota Medan juga mempunyaiproduk kerajinan yang berpotensi

memiliki daya saing UMKM seperti :Batik, Kerajinan Tas, Kerajinan Ulos, dan

Jika sebelumnya, Kriya Ulos masih fokus pada pembuatan souvenir atau

cenderamata pernikahan. Kini, di tahun 2014 ini, usaha yang dibangun Roma

Girsang tahun 2008 itu, semakin mengembangkan sayap dengan

menghadirkan inovasi terbaru yang lebih fashionable.

Dengan fokus pada fashion berbahan baku ulos, dia mulai menciptakan

beragam produk mulai dari kemeja laki-laki, blus, gaun, tas yang dapat

digunakan dalam kondisi formal ataupun informal. "Inovasi kita di tahun 2014

ini, fokusnya pada fashion. Kalau di tahun 2013 memang sudah memulai di

fashion, namun saat itu lebih cenderung pada desaign saja,". Owner Kriya Ulos

menekankan inovasi yang ditawarkannya ini, tidak sama dengan modifikasi

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 80/91

 

80

ulos pada umumnya. Ini karena bahan baku yang digunakannya, merupakan

hasil karya anak didiknya di tiga daerah masing-masing Tarutung, Balige dan

Samosir. Bahan baku utama tetap menggunakan ulos dengan motif Batak dan

tidak lari dari tradisi dengan penggunaan warna yang lebih berani dan soft

mengikuti perkembangan zaman.

Kriya Ulos telah membuka cabang di Jalan Darussalam.Langkah tersebut

sebagai upaya pengembangan pasar yang selama ini masih terpusat di Jalan

Teratai. Adapaun berbagai macam produknya mulai dari gantungan kunci, tas

baju baik untuk laki-laki maupun perempuan dengan harga yang bervariasi.

Mulai Rp 7 ribu hingga Rp 700 ribuan, tergantung bahan baku ulos yang

digunakan. Tapi sebenarnya ada juga produk yang agak mahal, karena ini

menggunakan tenunan dari Samosir, Balige dan Tarutung.Sementara untuk

pemasaran selain di outlet, aneka produk dari Kriya Ulos ini sudah diorder dari

luar negeri Australia, Jerman, Los Angles Amerika Serikat dan Malaysia.

Batik lama sudah menjadi

khasanah budaya dan tak

terpisahkan dari Indonesia.

Apalagi, pasca-United Nations

Education Social and Cultural

Organization (UNESCO) telah

mengakui batik sebagai

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 81/91

 

81

warisan khas Indonesia tahun 2009 lalu, kecintaan terhadap batik kian tak

terbendung.

Dra Nurcahaya Nasution, lewat Lembaga Keterampilan Pelatihan (LKP) Saudur

Sadalanan mengembangkan Batik dengan motif atau corak unik dengan

paduan tujuh etnis yang ada di Sumatera Utara.Beliau memimpin ibu-ibu di

lingkungan tempat usaha dan pelatihan di Jalan Letda Sujono Gang Alhalim Kiri

No.1.

Batik motif Sumut berdiri sejak 2010 dengan dibantu sepuluh pekerja yang

semua berasal dari lingkungan sekitar.Dalam sebulan, rata-rata ada 850 kain

batik yang siap jual.Nurcahaya memproduksi dua jenis yakni batik tulisan dan

batik cat. Untuk batik tulis dijual Rp200 ribu per dua setengah meter dan batik

cat Rp120 ribu per dua meter.

Munculnya batik Sumut ini juga sempat menarik perhatian publik tanah air,

saat Nurcahaya dkk ikut lomba di Bandung tahun 2010.Dewan Kerajinan

Nasional (Dekranas) mengirimkan dirinya ke Jawa untuk mengikuti

pelatihan.Tahun 2011-2011 sudah mulai dikenal baik oleh public bahkan saat

ini sudah punya langganan tetap untuk instansi pemerintah, seperti dinas

koperasi, dinas pariwisata juga Pertamina.

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 82/91

 

82

4.7  Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Kota Medan

Dari hasil analisis regresi linear berganda diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa permasalahan UMKM adalah sebagai berikut :

  Keunggulan produk UMKM belum dapat bersaing dengan produk

nasional maupun internasional (produk negara ASEAN lainnya)

  Pemasaran produk UMKM Kota Medan belum dikemas dan dikelola

dengan baik agar dapat membantu meningkatkan nilai jual produk

UMKM.

Walaupun sebenarnya masalah pokok dari UMKM Kota Medan adalah kedua

masalah tersebut namun bukan berarti ke dua faktor lainnya seperti modal

kerja dan sumber daya manusia (SDM) tidak penting dalam mengembangkan

daya saing UMKM, mengingat sebentar lagi Indonesia khususnya Kota Medan

akan menghadapi gerbang pasar bebas seperti MEA.

Untuk itu dibawah ini akan dijelaskan diagram sebab akibat sebagai strategi

yang bersifat lebih kongkrit mengenai “Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM

Berbasis Pengembangan Ekonomi” :

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 83/91

 

83

Modal KerjaSumber Daya

Manusia

Keunggulan Produk Pemasaran

Modal Usaha

Kurangya Informasi

Peminajaman KURBiaya

 Operasional

High Cost Alat

 Produksi

Masih

menggunakanTeknologi

Tradisional

Keterbatasan

Modal

Bunga Kredit

Peminjaman

Yang terlalu Tinggi

Keterbatasan

Bahan Baku

Tertentu

(Kerajinan)

Pelatihan

 Pekerja

Rendahnya SDM

Pekerja

Design Produk

Mutu Produk

Belum

Terstandarisasi

Kurang Inovasi

Lokasi

Promosi

Tidak Terjangkau

Promosi dilakukan

dengan cara

Traditional

Belum efektifnya

penggunaan Sentra

Pasar

Minimnya Jumlah

Pekerja yang

Memadai

Kurangya

Pemahamn

Tentang Keinginan

Konsumen

Harga

Harga Jual Pesaing

Lebih Rendah

Belum Tepatnya

tujuan Segmen

Pasar

Penetapan Harga

Teralu Tinggi

Belum memiliki

Hak Paten

Izin Usaha

Sulitnya

Mendapatkan Izin

Usaha

Kurangya Alat

Produksi yang

memadai

Kurangya Informasi

tentang Pelatihan

Kajian Peningkatan

Daya Saing UMKM

Berbasis

Pengembangan

Ekonomi Lokal

Pesaing UsahaKualitas Produk

Pesaing Lebih

Bagus

Bahan Baku yang

belum Sesuai

 

Gambar 4.5 Diagram Pareto

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 84/91

 

84

Dari diagram tersebut maka dapat dirumuskan strategi melalui tabel sebab akibat dibawah ini :

Tabel 4.20 Stategi Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi

No Faktor Permasalahan Penyebab Strategi

1 Keunggulan Produk Pengklasteran yang belum

baik terhadap produk

unggulan berbasis lokal

Kurangnya kepercayaan konsumen Pembentukan klaster jenis produk UMKM

di tiap Kecamatan di Kota Medan

Produk yang dihasilkan

belum inovatif

Kurangnya kreatifitas dari pelaku usaha Pelaksanaan pelatihan pelaku UMKM

persemester

Masih banyak belum

terdaftar usaha kuliner di

Dinas Kesehatan

Pelaku usaha kurang memperhatikan

kesehatan konsumen

Pemberian label BPOM, dan sejenisnya

kepada setiap produk UMKM

2 pemasaran Masih bersifat tradisional Tidak memiliki strategi pemasaran Menggunakan media online seperti website

penjualan yang dikelola dinas koperasi dan

komunitas UMKM itu sendiri

Ruang pameran (media promosi) yang kurang

memadai

Mengadakan event/expo yang

memperkenalkan produk UMKM KotaMedan seperti Medan Expo dan pasar seni

3 Lokasi Jauh dari pusat pemasaran Banyak usaha yang bergerak dalam bidang

kecil dan mikro, untuk itu seringkali

berpindah tempat

Pemusatan sentra produksi lokasi UMKM

yang tidak berpindah-pindah pada tiap

Kecamatan di Kota Medan

4 SDM Tingkat pendidikan yang

masih rendah

Minimnya kreatifitas Diadakan pelatihan-pelatihan mengenai

UMKM

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 85/91

 

85

No Faktor Permasalahan Penyebab Strategi

Jumlah pengusaha sedikit Menambah jumlah pengangguran Pelatihan tentang mandiri berwirausaha

5 Modal Kerja (Keuangan) Keterbatasan Modal Aset tidak digunakan sepenuhnya karena

ketakutan tidak dapat mencicil bunga kredit

Pemda bekerjasama dengan BI untuk

keringanan suku bunga kredit UMKM

Tidak mengetahuiinformasi peminjaman

kurangnya informasi KUR bagi parapengusaha kecil/mikro

Melibatkan pelaksanaan dengan pihakperbankan untuk ekspansi kredit mitra usaha

6 Daya saing Tuntutan konsumen yang

kritis

Ketidak mampuan para pelaku usaha

membaca perubahan pasar

Melibatkan pelaku UMKM dengan ajang

expo/pameran produk perdagangan diluar

Kota Medan

Refrensi Model produk

sedikit

Keterbatasan pelaku usaha untuk mengakses

perkembangan teknologi

Pelaku UMKM Kota Medan dipandu untuk

melakukan diversifikasi produknya dengan

melibatkan third party  

(Universitas/konsultan) agar produk UMKM

Kota Medan dapat bersaing dengan

menggunakan shindan sistem/pendamping

UMKM

Beberapa produk belum

dapat bersaing di tingkat

regional/dan diluar

regional

Cenderung usaha yang ada bersifat

homogeny dan mengalami persaingan pasar

di lokasi yang sejenis

Pembentukan komunitas pelaku UMKM

sejenis sebagai wadah bentuk pikiran untuk

mengetahui model produk UMKM, serta

pendamping UMKM

Masih banyak yang belum

memiliki izin usaha

Tidak mendapat perlindungan hukum Mempermudah memiliki izin usaha, terutama

izin usaha ekspor untuk produk yang sudah

memiliki daya saing.

Sumber : Informasi diolah Tim Konsultan, 2015

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 86/91

 

86

5.1 

KesimpulanBerdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada Kajian Peningkatan

Daya Saing Berbasis Pengembangan Ekonomi dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Secara bersama-sama variabel modal kerja, keunggulan produk, SDM,

dan pemasaran berpengaruh nyata terhadap Daya Saing UMKM Kota

Medan.

Hasil pengujian secara parsial menyatakan bahwa :

  Variabel modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Daya Saing UMKM Kota Medan.

  Variabel keunggulan produk berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Daya Saing UMKM Kota Medan.

  Variabel SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap Daya

Saing UMKM Kota Medan.

  Variabel pemasaran berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Daya Saing UMKM Kota Medan.

Kedua variabel yakni variabel keunggulan produk dan pemasaran

berpengaruh positif dan tidak signifikan.

  Dimana seharusnya semakin baik keunggulan produk maka semakin

berpengaruh terhadap daya saing, namun kenyataannya pada

Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan

Ekonomi, variabel tersebut tidak berpengaruh, hal ini terjadi karena

kurangnya kreatifitas dari pelaku usaha, untuk itu perlu adanya

pelatihan UMKM persemester

  Dimana seharusnya semakin baik pemasaran maka semakin

berpengaruh terhadap daya saing, namun kenyataannya pada

Kajian Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 87/91

 

87

bahwa 39,5% UMKM Kota Medan tidak menggunakan Ekonomi,

variabel tersebut tidak berpengaruh, hal ini terjadi karena

pemasaran UMKM belum optimal. Dari hasil deskriptip kuantitatif

 juga diketahui usaha pemasaran, dan 39,5% lainnya menggunakanpemasaran dengan cara mulut ke mulut. Dari penjelasan tersebut

maka dapat diketahui bahwa UMKM dapat dalam menghadapi

MEA ada baiknya agar diadakan sentra pemasaran bukan hanya

produksi saja melainkan adanya pameran UMKM. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan menggunakan media online seperti

website penjualan yang dikelola Dinas Koperasi dan Komunitas

UMKM itu sendiri. Hal ini juga didukung oleh kemitraan usaha yang

professional, sehingga UMKM Kota Medan dapat dilihat di tingkat

Regional maupun Internasional.

Berdasarkan hasil dari deskriptif kuantitatif diketahui bahwa 77,6%

modal UMKM Kota Medan bersumber dari modal sendiri. Serta

berdasarkan hasil dari deskriptif kuantitatif diketahui bahwa 59,6%

UMKM Kota Medan bila mendapat bantuan peminjaman kredit

menginginkan lama pengembalian kredit selama > 4 tahun lamanya,

dan 28,3% tidak ingin meminjam kredit karena alasan tidak merasa

mampu membayar cicilan kredit usaha.

Berdasarkan hasil dari deskriptif kuantitatif diketahui bahwa 62,8%

UMKM Kota Medan tidak memiliki izin usaha. Maka dari itu ada

baiknya kepada dinas terkait agar mempermudah proses perizinn

khususnya usaha kecil dan mikro

Berdasarkan hasil dari deskriptif kuantitatif diketahui bahwa 42,2%

 jenis usaha dari UMKM Kota Medan adalah kuliner. Maka dari itu

kuliner dapat dijadikan Landmark dari Kota Medan. Dan untuk jenis

usaha lainnya seperti jenis usaha yang bererak dalam bidang

manufaktur yakni konveksi (kain tenun, songket, dan ulos). Serta

bahan olahan kulit seperti sepatu, mebel rotan, seni dan kerajinan

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 88/91

 

88

serta jenis usaha yang bergerak dalam bidang jasa (angkutan) agar

terus ditingkatkan.

5.2  Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran terhadap KajianPeningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi

diantaranya adalah :

Pembuatan Rencana Aksi Sentra Produksi UMKM di Kota Medan

Menghidupkan komunitas atau paguyuban UMKM dengan

menggunakan sosial media

Mengoptimalkan trend penggunaan Cyber Market di era digitalisasi

untuk ajang promosi dalam menghadapi MEA

Melakukan program kerja sama dengan universitas dalam

pengembangan UMKM (Pendamping UMKM) hal ini juga digunakan

oleh pemerintah thailand yang mengadopsi program pemerintahan

 jepang (Shindan system) yang juga dilakukan oleh Kadin UMKM Kota

Bandung dengan Universitas Widyatama Bandung:

Menimbulkan rasa cinta produk Indonesia khususnya produk hasil

UMKM Kota Medan

Melakukan daya tarik pasar dari segi  packaging yang menarik,

misalnya saja dengan mencantumkan logo dan nama produk disetiap

kemasan

Menjaga kualitas produk dengan menggunakan Standar Operasional

Prosedur (SOP)

Berani bersaing dari segi harga, hal ini dapat dilakukan dengan cara

membuat biaya produksi se-efisien mungkin agar harga jual produk

bisa lebih murah dibandingkan produk serupa di pasar bebas MEA

nantinya

Menjaga loyalitas konsumen. Maksudnya adalah ketika konsumen

memiliki loyalitas yang tinggi terhadap produk yang dipasarkan, maka

sebagai pelaku UMKM tidak perlu khawatir akan ditinggalkan

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 89/91

 

89

konsumen ketika produk-produk dari negara tetangga yang akan

berdatangan ke Indonesia

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 90/91

 

90

7/21/2019 Kajian Daya Saing UMKM Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-daya-saing-umkm-berbasis-pengembangan-ekonomi-lokal 91/91