KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN ...
Transcript of KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN ...
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN
REKLAMASI PANTAI UNTUK KAWASAN RUANG PUBLIK
(Studi Kasus : Pantai Losari, Makassar)
Karya tulis ini dibuat sebagai bentuk dari kegiatan OJT di
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Oleh:
Meitharisha Fakhdiyar Hasani, ST
Dikumpulkan kepada:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum
Kementerian Pekerjaan Umum
Jakarta
2015
1
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 1
BAB I ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
I.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 3
I.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................................................. 5
I.3 Keluaran ............................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6
II.1 Reklamasi Pantai ................................................................................................................ 6
II.1.1 Dampak Reklamasi ........................................................................................................ 10
II.2 Perencanaan Kota ............................................................................................................. 12
II.2.1 Ruang Terbuka ............................................................................................................... 16
II.2.2 Ruang Publik ................................................................................................................. 18
BAB III .................................................................................................................................... 23
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 23
BAB IV.................................................................................................................................... 24
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 24
IV. 1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................................................. 24
IV. 1.1 Gambaran Umum Kota Makassar ............................................................................... 24
IV. 1.2 Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................................................... 25
IV. 2 Kondisi Pantai Losari Sebelum Reklamasi .................................................................... 26
IV. 3 Kondisi Pantai Losari Sesudah Reklamasi ..................................................................... 28
IV. 4 Dampak Pengembangan Ruang Publik Reklamasi Pantai Losari .................................. 30
IV. 4.1 Dampak Sosial ............................................................................................................ 30
IV.4.2 Dampak Ekonomi ......................................................................................................... 31
2
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
IV.5 Arahan Rekomendasi Penanggulangan Dampak Sosial Ekonomi Ruang Publik Pantai
Losari ....................................................................................................................................... 33
BAB V ..................................................................................................................................... 37
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................... 37
V.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 37
V.2. Saran ................................................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 39
3
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menurut UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut, mencakup daerah yang masih terkena
percikan air laut/pasang surut, ke arah laut meliputi daerah paparan benua. Indonesia
memiliki wilayah pesisir yang membentang sepanjang 81.000 km dengan 440
kabupaten/kota dari total 495 kabupaten/ kota berada di wilayah pesisir (Dahuri,
2001). Konsentrasi penyebaran penduduk beserta kegiatan ekonomi dan pertumbuhan
kota-kota terletak di wilayah pesisir. Semua provinsi di Indonesia memiliki wilayah
pesisir. Dengan demikian, wilayah pesisir tersebut merupakan wilayah dari banyak
kabupaten dan kota.
Kota Makassar merupakan wilayah pesisir yang merupakan titik tumbuh kota
Makassar, memiliki areal seluas 175,77 kilometer persegi dengan panjang pesisir
mencapai ±35,52 km (Perda Makassar 2005-2015), wilayah pesisir kota Makassar
menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang
mineral dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Hal
tersebut memberi konsekuensi bagi Pemerintah Kota Makassar untuk dapat mengelola
berbagai potensi yang ada pada wilayah pesisir serta mengatasi kendala dan tantangan
yang dihadapi seperti pertambahan penduduk dan perubahan serta perkembangan
kegiatan usaha yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit di
wilayah pesisir.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah lahan yang
semakin sempit di wilayah pesisir yaitu dengan melakukan reklamasi pantai.
Reklamasi pantai memiliki berbagai macam pengertian. Dari segi bahasa kata
reklamasi berasal dari bahasa Inggris yaitu reclamation yang berarti pekerjaan
memperoleh tanah. Jadi pengertian reklamasi pantai adalah pekerjaan untuk
mendapatkan bidang lahan dengan luasan tertentu di daerah pesisir dan laut.
4
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Sedangkan secara teori, reklamasi berarti suatu upaya untuk membentuk dataran baru
dalam rangka memenuhi kebutuhan lahan dengan cara menimbun kawasan pantai,
reklamasi juga merupakan suatu langkah pemekaran kota (Ni’am, 1999). Reklamasi
merupakan upaya meningkatkan sumber daya alam lahan dari aspek ekonomi, sosial,
dan lingkungan dengan cara pengeringan lahan atau pengurukan tanah dengan
menambah tanah sejumlah volume tertentu ke dalam laut dan daerah pesisir pantai
(Rosanty, 2008).
Berangkat dari kebutuhan akan lahan pada pesisir Makassar yang dapat digunakan
sebagai ruang publik yang dapat menampung berbagai aktivitas masyarakat, baik
secara individu maupun secara kelompok, Pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan
ruang publik dengan membangun ruang publik di pesisir pantai sebelah barat kota
dengan cara melakukan reklamasi pantai. Reklamasi yang dilakukan di pesisir pantai
kota Makassar atau di Pantai Losari dibuat untuk menciptakan ruang publik bagi
masyarakat kota dengan pembangunan tiga buah anjungan, diharapkan dapat menjadi
ruang publik yang nyaman sehingga masyarakat dapat melakukan berbagai kegiatan
diluar aktivitas perkantoran.
Pengembangan kawasan reklamasi pantai tersebut sebagai ruang publik memberikan
dampak yang besar bagi perkembangan ekonomi dan sosial di wilayah Kota. Selain
memiliki keuntungan yang sangat besar sebagai daerah pemekaran kawasan dari lahan
yang semula tidak berguna menjadi daerah yang bernilai ekonomi tinggi, percepatan
pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kawasan dan juga sebagai alternatif pariwisata
pesisir pantai, sehingga akan dapat berkontribusi besar dalam peningkatan tingkat
pendapatan masyarakat di kawasan ini dan peningkatan Pendapatan asli daerah.
Namun, dilakukannya reklamasi pantai untuk pembangunan ruang publik ini juga
memberikan dampak negatif bagi masyarakat seperti berubahnya mata pencaharian
dari penduduk sekitar pesisir akibat berubahnya ekosistem pantai setelah reklamasi,
terjadinya banjir rob, rusaknya kawasan mangrove, dll.
Untuk mengetahui dampak sosial ekonomi lebih lanjut setelah adanya pengembangan
kawasan reklamasi pantai tersebut sebagai ruang publik, maka dilakukan kajian ini.
5
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya kajian ini yaitu memberikan gambaran dampak sosial dan
ekonomi dari dilakukannya pengembangan reklamasi Pantai Losari untuk Ruang
Publik
Tujuan kajian ini adalah :
Mengkaji perubahan – perubahan yang terjadi dan dampak yang timbul secara
sosial dan ekonomi dari dilakukannya pengembangan kawasan reklamasi Pantai
Losari sebagai ruang publik.
Mengetahui arahan rekomendasi untuk mengantisipasi dampak negatif yang
muncul dari dilakukannya pengembangan kawasan reklamasi Pantai Losari
sebagai ruang publik.
I.3 Keluaran
Keluaran dari kajian ini adalah karya tulis ilmiah dan arahan rekomendasi untuk
mengantisipasi dampak negatif yang muncul dari pengembangan kawasan reklamasi
Pantai Losari sebagai ruang publik.
6
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Reklamasi Pantai
Sebagai negara kepulauan, menurut Supriharyono (2002), diperkirakan 60% dari
penduduk Indonesia hidup dan tinggal di daerah pesisir. Sekitar 9.261 desa dari
64.439 desa yang ada di Indonesia dapat dikategorikan sebagai desa atau permukiman
pesisir. Mereka ini kebanyakan merupakan masyarakat tradisional dengan kondisi
sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan yang relatif sangat rendah. Sekitar 90%
mereka hanya berpendidikan sampai sekolah dasar. Terlebih dengan berlakunya
Undang-undang Rl nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang memberi
kewenangan penuh dalam pengelolaan sumberdaya alam di kawasan pesisir dan
lautan sampai dengan 12 mil laut untuk provinsi dan 4 mil laut untuk kabupaten/kota.
Salah satu dampak dari undang-undang tersebut yaitu munculnya program pemerintah
daerah dengan mereklamasi kawasan pesisir Pantai atau juga disebut reklamasi
Pantai. Reklamasi Pantai, yaitu kegiatan menimbun atau memasukkan material
tertentu di kawasan Pantai dengan maksud untuk memperoleh lahan kering
(Nurmandi, 1999). Berdasarkan UU No. 27 Tahun 2007 reklamasi adalah kegiatan
yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan
ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan,
pengeringan lahan atau drainase.
Berdasarkan Permen PU No. 40 Tahun 2007 Kawasan reklamasi pantai adalah
kawasan hasil perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk
pengembangan kawasan baru. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990),
reklamasi adalah suatu kegiatan atau proses memperbaiki daerah atau areal yang tidak
berguna menjadi daerah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia
antara lain untuk sarana dan prasarana baru seperti pelabuhan, bandara, kawasan
perindustrian, pemukiman, sarana sosial, rekreasi dan sebagainya. Kegiatan reklamasi
pantai merupakan upaya teknologi yang dilakukan manusia untuk merubah suatu
lingkungan alam menjadi lingkungan buatan, suatu tipologi ekosistem astuaria,
mangrove dan terumbu karang menjadi suatu bentang alam daratan.
7
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Reklamasi juga diartikan sebagai suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau
lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna
dengan cara dikeringkan. Pada dasarnya reklamasi merupakan kegiatan yang merubah
wilayah perairan pantai menjadi daratan yang dimaksudkan untuk merubah
permukaan tanah yang rendah (biasanya terpengaruh oleh genangan air) menjadi lebih
tinggi (biasanya tidak terpengaruh genangan air).
Dilihat dari lokasinya, menurut Yuwono(2007) pelaksanaan reklamasi pantai
dibedakan menjadi dua yaitu:
Daerah reklamasi yang menyatu dengan garis pantai semula, dimana garis
pantai yang baru akan menjadi lebih jauh menjorok ke laut
Daerah reklamasi yang memiliki jarak tertentu terhadap garis pantai.
Gambar 2.1. Reklamasi Pantai Berdasarkan Lokasinya. Ket : A Lahan reklamasi terpisah
dengan daratan utama (mainland), B Lahan reklamasi terhubung langsung dengan daratan
utama (mainland), C Lahan reklamasi di muara sungai, harus terpisah dengan daratan
utama (mainland) (Yuwono, 2007)
Sedangkan teknik dasar dan model reklamasi yang selama ini dilakukan memiliki tiga
macam yaitu sistem Urugan, Polder dan kombinasi Polder dan Urugan (Yuwono,
2007)
Sistem Urugan. Sistem urugan dalam pelaksanaannya adalah dengan
mengurug laut antara tanggul samping batas reklamasi tanpa didahului
pengeringan air terlebih dahulu. Pada sistem ini setelah setelah urugan
mencapai elevasi tertentu diatas permukaan air laut, maka dibuat tanggul
8
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
penutup (garis tanggul sebidang dengan garis pantai dan sisa timbunan di luar
tanggul di buang kembali.
Sistem Polder. Sistem ini adalah dengan cara membuat tanggul disekeliling
daerah yang akan direklamasi, kemudian air laut dipompa atau dialirkan ke
laut sehingga didapatkan daratan baru yang lebih rendah dari permukaan laut
tanpa dilakukan pengurugan. Sistem polder ini banyak dilakukan oleh negara
Belanda dan umumnya diterapkan di daerah pantai yang bersifat daratan
(daratan pantai pasang), penggunaannya lebih banyak untuk pertanian atau
peternakan.
Sistem Kombinasi. Sistem ini dengan cara membuat tanggul terlebih dahulu
seperti dalam polder kemudian diurug. Karena jenis berat material urug yang
lebih besardari pada berat jenis air laut, maka air laut akan berangsur - angsur
melimpah ke luar diganti oleh material urug sampai elevansi yang telah
ditentukan.
Berdasarkan fungsinya, kawasan reklamasi pantai dikelompokkan menjadi; Kawasan
Perumahan dan Permukiman, Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan Industri,
Kawasan Pariwisata, Kawasan Ruang Terbuka (Publik, RTH Lindung, RTH Binaan,
Ruang Terbuka Tata Air/Biru), Kawasan Pelabuhan Laut/Penyeberangan, Kawasan
Pelabuhan Udara, Kawasan Mixed-Use, dan Kawasan Pendidikan.
Pengelompokkan kawasan reklamasi pantai berdasarkan luasan dan lingkupnya, yaitu:
Reklamasi Besar; kawasan reklamasi dengan luasan > 500 Ha dan mempunyai
lingkup pemanfaatan ruang yang sangat banyak dan bervariasi. Contoh :
Kawasan Reklamasi Jakarta.
Reklamasi Sedang; merupakan kawasan reklamasi dengan luasan 100 sampai
500 Ha dan lingkup pemanfaatan ruang tidak terlalu banyak (± 3 – 6 jenis).
Contoh : Kawasan Reklamasi Manado
Reklamasi Kecil merupakan kawasan reklamasi dengan luasan <100 Ha.
Reklamasi Pantai menurut Suhud (1998), dilakukan dengan tujuan 1) memperoleh
lahan baru yang dapat mengurangi tekanan atas kebutuhan lahan di bagian kota yang
sudah padat; 2) menghidupkan kembali transportasi air sehingga beban transportasi
darat berkurang; 3) membuka peluang pembangunan nilai tinggi; 4) meningkatkan
9
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
pariwisata bahari; 5) meningkatkan pendapatan daerah; 6) meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan Pantai maupun ekonomi
perkotaan; dan 7) meningkatkan sosial ekonomi masyarakat.
Reklamasi pantai sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan lahan perkotaan karena
semakin sempitnya wilayah daratan. Kebutuhan dan manfaat reklamasi dapat dilihat
dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi. Tata ruang suatu
wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan
hasil guna. Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau
pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar bisa
dimanfaatkan. Terlebih kalau di area pelabuhan, reklamasi menjadi kebutuhan mutlak
untuk pengembangan fasilitas pelabuhan,tempat bersandar kapal, pelabuhan peti - peti
kontainer, pergudangan dan sebagainya. Aspek perekonomian adalah kebutuhan lahan
akan pemukiman, semakin mahalnya daratan dan menipisnya daya dukung
lingkungan di darat menjadikan reklamasi sebagai pilihan bagi negara maju atau kota
metropolitan dalam memperluas lahannya guna memenuhi kebutuhan akan
pemukiman. Fungsi lain adalah mengurangi kepadatan yang menumpuk dikota dan
menciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang
sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai
maupun sempadan pantai. Aspek konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu
dikawasan pantai karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi, akresi
sehingga memerlukan pembuatan Groin (pemecah ombak) atau dinding laut sebagai
mana yang dilakukan di daerah Ngebruk Mankang Kulon. Reklamasi dilakukan di
wilayah pantai ini guna untuk mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena abrasi
kebentuk semula.
Selain itu, kebutuhan dan manfaat reklamasi juga dapat dilihat dari aspek tata guna
lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi (Farchan, 2008). Tata ruang suatu
wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan
berhasil guna. Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau
pun pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajiblah untuk direklamasi agar
bisa dimanfaatkan. Terlebih kalau di area pelabuhan itu, reklamasi menjadi suatu
kebutuhan mutlak untuk pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal,
pelabuhan peti-peti kontainer, pergudangan dan mengurangi kepadatan yang
10
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
menumpuk di kota dan menciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena
berada di wilayah yang sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak
berada di bantaran sungai maupun pantai.
II.1.1 Dampak Reklamasi
Kebutuhan dan juga manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek
pengelolaan pantai dan ekonomi (Farchan, 2008). Tata ruang suatu wilayah tertentu
kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan berhasil guna. Untuk
pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pun pemukiman yang
perairan pantainya dangkal wajiblah untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan.
Terlebih kalau di area pelabuhan itu, reklamasi menjadi suatu kebutuhan mutlak untuk
pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti
kontainer, pergudangan dan mengurangi kepadatan yang menumpuk di kota dan
menciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang
sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai
maupun pantai.
Kegiatan reklamasi pantai sangat memungkinkan timbulnya dampak yang
diakibatkan. Adapun untuk menilai dampak tersebut bisa dibedakan dari tahapan yang
dilaksanakan dalam proses reklamasi, yaitu: Pertama, Tahap Pra Konstruksi, antara
lain meliputi kegiatan survei teknis dan lingkungan, pemetaan dan pembuatan pra
rencana, perizinan, pembuatan rencana detail atau teknis. Kedua, Tahap Konstruksi,
kegiatan mobilisasi tenaga kerja, pengambilan material urug, transportasi material
urug, proses pengurugan. Ketiga, Tahap Pasca Konstruksi, yaitu kegiatan
demobilisasi peralatan dan juga tenaga kerja, pematangan lahan, pemeliharaan lahan.
Melihat ruang lingkup tahapan tersebut, maka wilayah yang kemungkinan terkena
dampak adalah: Pertama, wilayah pantai yang semula merupakan ruang publik bagi
masyarakat itu akan hilang atau berkurang karena akan dimanfaatkan kegiatan privat.
Dari sisi lingkungan banyak biota laut yang mati baik flora maupun fauna karena
timbunan tanah urugan sehingga mempengaruhi ekosistem yang sudah ada. Kedua,
sistem hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan berubah dari alaminya.
Berubahnya alur air akan mengakibatkan daerah diluar reklamasi akan mendapat
11
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
limpahan air yang banyak sehingga kemungkinan akan terjadinya abrasi, tergerus atau
mengakibatkan terjadinya banjir atau rob karena genangan air yang banyak dan lama.
Ketiga, aspek sosialnya, kegiatan masyarakat di wilayah pantai sebagian besar adalah
sebagai petani tambak, nelayan ataupun buruh. Dengan adanya reklamasi ini akan
mempengaruhi ikan yang ada di laut, sehingga nanti akan berakibat pada menurunnya
pendapatan mereka yang tentunya menggantungkan hidup kepada laut.
Cara reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu negara/kota dalam
rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah
pantai,pengembangan wisata bahari, dll. Dampak positif kegiatan reklamasi antara
lain terjadinya peningkatan kualitas dan nilai ekonomi kawasan pesisir, mengurangi
lahan yang dianggap kurang produktif, penambahan wilayah, perlindungan pantai dari
erosi, peningkatan kondisi habitat perairan, penyerapan tenaga kerja dan lain-lain.
Sedangkan dampak negatif dari proses reklamasi pada lingkungan meliputi dampak
fisik seperti halnya perubahan hidro-oseanografi, sedimentasi, peningkatan kekeruhan
air, pencemaran laut, peningkatan potensi banjir dan genangan di wilayah pesisir,
rusaknya habitat laut dan ekosistemnya. Selain itu, reklamasi juga akan berdampak
pada perubahan sosial ekonomi seperti kesulitan akses publik ke pantai, berkurangnya
mata pencaharian (Laidley, 2005).
Kerugian kegiatan Reklamasi lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang
didapat. Perlu diingat bahwa reklamasi merupakan bentuk campur tangan (intervensi)
manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah yang selalu dalam keadaan
seimbang dinamis. Perubahan ini akan melahirkan perubahan ekosistem seperti
perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai. Hal tersebut berpotensi
meningkatkan bahaya banjir, dan berpotensi gangguan lingkungan di daerah lain
(seperti pengeprasan bukit atau pengeprasan pulau untuk material timbunan).
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari dilakukannya Reklamasi Pantai,
yaitu potensi banjir, ketersediaan bahan urugan, perubahan pemanfaatan lahan,
ketersediaan air bersih, pencemaran udara, sistem pengoalahan sampah, pengelolaan
sistem transportasi dan pengaruhnya terhadap kegiatan - kegiatan yang telah ada
seperti pada masyarakat pesisir yang kemudian tersingkir akibat penggusuran atau
hilangnya mata pencahariannya sebagai nelayan akibat adanya reklamasi pantai yang
menyebabkan hilangnya biota laut.(Waani,2009)
12
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Pemukiman pesisir pantai merupakan kawasan yang merasakan secara langsung
dampak dari reklamasi pantai. Beberapa masalah lain yang muncul sebelum atau
dalam persiapan proyek reklamasi dilakukan adalah penggusuran daerah yang terkena
proyek, relokasi penghuni pemukiman, ganti rugi, ataupun konflik yang muncul
sebelum dan saat proyek dilaksanakan. Bahkan masalah lain yang muncul sesudah
reklamasi hadir, yaitu hilangnya beberapa sumber kehidupan masyarakat, kerusakan
ekosistem pesisir pantai. Kondisi ini, diperparah oleh keadaan pemukiman pesisir
pantai yang sering terabaikan dalam perencanaan.dan perancangan pembangunan
pemukiman di Indonesia pada umumnya. (Waani, 2009)
II.2 Perencanaan Kota
Perancangan kota harus memperhatikan elemen-elemen perancangan yang ada
sehingga nantinya kota tersebut akan mempunyai karakteristik yang jelas menurut
Shirvani (1985). Tata guna lahan merupakan salah satu dari delapan macam elemen
perancangan yang membentuk sebuah kota selain Bentuk dan Kelompok Bangunan
(Building and Mass Building), Ruang Terbuka (Open Space), Parkir dan Sirkulasi
(Parking and Circulation), Tanda-tanda (Signages), Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian
Ways), Pendukung Kegiatan (Activity Support), dan Preservasi (Preservation).
Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa denah peruntukan lahan
sebuah kota. Ruang-ruang tiga dimensi (bangunan) akan dibangun di tempat-tempat
sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Sebagai contoh, di dalam sebuah kawasan
industri akan terdapat berbagai macam bangunan industri atau di dalam kawasan
perekonomian akan terdapat berbagai macam pertokoan atau pula di dalam kawasan
pemerintahan akan memiliki bangunan perkantoran pemerintah. Kebijaksanaan tata
guna lahan juga membentuk hubungan antara sirkulasi/parkir dan kepadatan
aktivitas/penggunaan individual.
Bentuk dan Kelompok Bangunan atau Building form and massing membahas
mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat membentuk
suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa (banyak bangunan) yang ada. Pada
penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa seperti ketinggian bangunan,
jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus
diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit -
13
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
horizon (skyline) yang dinamis serta menghindari adanya lost space (ruang tidak
terpakai). Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan dengan
penampilan bangunan, yaitu :
a. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang
manusia, baik yang berada dalam bangunan maupun yang berada pada jalur
pejalan kaki (luar bangunan). Ketinggian bangunan pada suatu kawasan
membentuk sebuah garis horizon (skyline). Ketinggian bangunan di tiap fungsi
ruang perkotaan akan berbeda, tergantung dari tata guna lahan. Sebagai contoh,
bangunan di sekitar bandara akan memiliki ketinggian lebih rendah dibanding
bangunan di kawasan perekonomian.
b. Kepejalan Bangunan, adalah penampilan gedung dalam konteks kota.
Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh perbandingan tinggi : luas : lebar :
panjang, olahan massa (desain bentuk), dan variasi penggunaan material.
c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB), adalah jumlah luas lantai bangunan
berbanding luas tapak (jika KLB=200%, maka di tapak seluas 100m2, dapat
dibangun bangunan dengan luas lantai 200m2 - lantai banyak). Koefisien Lantai
Bangunan dipengaruhi oleh daya dukung tanah, daya dukung lingkungan, nilai
harga tanah, dan faktor-faktor khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau
kepercayaan daerah setempat.
d. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage), adalah luas tapak yang
tertutup dibandingkan dengan luas tapak keseluruhan. Koefisien Dasar Bangunan
dimaksudkan untuk menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan perkotaan
agar tidak keseluruhan tapak diisi dengan bangunan. Hal ini dimaksudkan agar
daur lingkungan tidak terhambat terhambat, terutama penyerapan air ke dalam
tanah.
e. Garis Sempadan Bangunan (GSB), merupakan jarak bangunan terhadap as
jalan. Garis ini sangat penting dalam mengatur keteraturan bangunan di tepi jalan
kota. Selain itu juga berfungsi sebagai jarak keselamatan pengguna jalan,
terutama jika terjadi kecelakaan.
f. Langgam Langgam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
karakteristik bangunan dimana struktur, kesatuan dan ekspresi digabungkan di
dalam satu periode atau wilayah tertentu. Peran dari langgam ini dalam skala
14
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
urban jika direncanakan dengan baik dapat menjadi guide line yang dapat
menyatukan fragmen-fragmen dan bentuk bangunan di kota.
g. Skala Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam ketinggian ruang atau
bangunan dapat memainkan peranan dalam menciptakan kontras visual yang
dapat membangkitkan daya hidup dan kedinamisan.
h. Material Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam
perancangan. Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh hubungan antar
elemen visual. i. Tekstur Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban)
sesuatu yang dilihat dari jarak tertentu maka elemen yang lebih besar dapat
menimbulkan efek-efek tekstur.
j. Warna Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), dapat
memperluas kemungkinan ragam komposisi yang dihasilkan.
Menurut Spreegen (1965), prinsip dasar perancangan kota mensintesa berbagai hal
penting berkaitan bentuk dan massa bangunan, meliputi berbagai hal sebagai berikut :
a. Skala, dalam hubungannya dengan sudut pandang manusia, sirkulasi, bangunan
disekitarnya dan ukuran kawasan. b. Ruang kota, yang merupakan elemen dasar
dalam perencanaan kota yang harus memperhatikan bentuk (urban form), skala, sense
of enclosure dan tipe urban space. c. Massa kota (urban mass), yang di dalamnya
meliputi bangunan, permukaan tanah, objek-objek yang membentuk ruang kota dan
pola aktivitas.
Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking), adalah elemen perancangan kota yang
secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana
halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan
tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu
kegiatan). Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk
menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan
mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk
karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya. Tempat parkir
mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan komersial
di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan.
Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual yang merupakan
suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota.
15
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Ruang Terbuka (Open Space), adalah elemen perancangan kota yang selalu
menyangkut lansekap. Elemen lansekap terdiri dari elemen keras (hardscape seperti :
jalan, trotoar, patun, bebatuan dan sebagainya) serta elemen lunak (softscape) berupa
tanaman dan air. Ruang terbuka biasa berupa lapangan, jalan, sempadan sungai, green
belt, taman dan sebagainya. Dalam perencanan open space akan senantiasa terkait
dengan perabot taman/jalan (street furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu,
tempat sampah, papan nama, bangku taman dan sebagainya. Menurut S Gunadi
(1974) dalam Yoshinobu Ashihara, ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan
membatasi alam. Ruang luar dipisahkan dengan alam dengan memberi “frame”, jadi
bukan alam itu sendiri (yang dapat meluas tak terhingga).
Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways), elemen pejalan kaki harus dibantu dengan
interaksinya pada elemen-elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan
lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai dengan rencana perubahan atau
pembangunan fisik kota di masa mendatang. Perubahan-perubahan rasio penggunaan
jalan raya yang dapat mengimbangi dan meningkatkan arus pejalan kaki dapat
dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : a. Pendukung
aktivitas di sepanjang jalan, adanya sarana komersial seperti toko, restoran, café. b.
Street furniture berupa pohon-pohon, rambu-rambu, lampu, tempat duduk,dan
sebagainya.
Pendukung Aktifitas (Activity Support), adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-
kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan
karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi,
penggunaan lahan dan kegiatan pendukungnya. Aktivitas pendukung tidak hanya
menyediakan jalan pedestrian atau plasa tetapi juga mempertimbangkan fungsi utama
dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas. Meliputi
segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang terbuka publik, karena aktivitas
dan ruang fisik saling melengkapi satu sama lain. Pendukung aktivitas tidak hanya
berupa sarana pendukung jalur pejalan kaki atau plaza tapi juga pertimbangankan
guna dan fungsi elemen kota yang dapat membangkitkan aktivitas seperti pusat
perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun, dan sebagainya.
16
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Penandaan (Signage), adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media iklan, dan
berbagai bentuk penandaan lain. Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi
visualisasi kota, baik secara makro maupun mikro, jika jumlahnya cukup banyak dan
memiliki karakter yang berbeda. Sebagai contoh, jika banyak terdapat penandaan dan
tidak diatur perletakannya, maka akan dapat menutupi fasad bangunan di
belakangnya. Dengan begitu, visual bangunan tersebut akan terganggu. Namun, jika
dilakukan penataan dengan baik, ada kemungkinan penandaan tersebut dapat
menambah keindahan visual bangunan di belakangnya.
Preservasi (Preservation), adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal
(permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan
mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
II.2.1 Ruang Terbuka
Berdasarkan Permen PU No. 40 Tahun 2007, ruang terbuka yang terdapat pada lahan
milik publik baik berupa taman, lapangan olah raga, atau ruang terbuka lainnya yang
dapat diakses dan dimanfaatkan oleh publik tanpa batasan ruang, waktu, dan biaya.
Menurut Budihardjo dan Sujarto (2005) ruang terbuka merupakan ruang yang
direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama
di udara terbuka. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak,
kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka
tersebut. Sebetulnya ruang terbuka merupakan salah satu jenis saja dari ruang umum.
Ruang umum pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung
aktivitass/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun
kelompok (Hakim, 1987). Bentuk ruang umum sangat bergantung kepada pola dan
susunan massa bangunan. Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi 2,
yaitu: (a) Ruang Umum Tertutup, yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu
bangunan; dan (b) Ruang Umum Terbuka, yaitu ruang umum di luar bangunan.
Pengertian ruang terbuka tidak terlepas dari pengertian tentang ruang. Walaupun
banyak definisi yang telah disebutkan oleh para intelektual, ada dua rumusan yang
dianggap cukup baik, yaitu menurut filosof Immanuel Kant dan menurut Plato.
Menurut Kant, ruang bukanlah sesuatu yang objektif sebagai hasil pikiran dan
perasaan manusia. Sedangkan menurut Plato, ruang adalah suatu kerangka atau wadah
17
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
dimana objek dan kejadian tertentu berada. Sedangkan kata terbuka sendiri berarti
tidak mempunyai penutup, sehingga bisa terjadi intervensi sesuatu dari luar
terhadapnya, seperti air hujan dan terik matahari. Dengan demikian, ruang terbuka
merupakan suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan
yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik (Budihardjo dan Sujarto, 2005).
Ruang tidak dapat dipisahkan dari manusia baik secara psikologis, emosional ataupun
dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati dan berpikir, juga
membuat ruang untuk menciptakan dunianya. Ruang terbuka sebenarnya merupakan
wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakat di wilayah tersebut.
Karena itu, ruang terbuka mempunyai kontribusi yang akan diberikan kepada manusia
berupa dampak yang positif. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Fungsi umum :
Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat komunikasi sosial,
tempat peralihan, tempat menunggu.
Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar
dari alam.
Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.
Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan.
b. Fungsi ekologis :
Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, memelihara
ekosistem tertentu.
Pelembut arsitektur bangunan.
Ruang terbuka mempunyai nilai yang sangat, yaitu: (a) ruang terbuka merupakan
pelengkap dan pengontras bentuk kota (urban); (b) bentuk dan ukuran ruang terbuka
merupakan suatu determinan utama bentuk kota, artinya 30%-50% luas seluruh kota
diperuntukkan untuk ruang terbuka; (c) ruang terbuka merupakan salah sat elemen
fisik kota yang dapat mendiptakan kenikmatan kota; dan (d) ruang terbuka
mengangkat nilai kemanusiaan, karena di dalam ruang terbuka ini berbagai manusia
dengan berbagai aktivitas bertemu (Budihardjo dan Sujarto, 2005). Berkaitan dengan
pengelompokkan ruang terbuka, menurut Lurie (dalam Budihardjo dan Sujarto, 2005),
ruang terbuka dalam lingkungan hidup adalah lingkungan alam dan manusia. Ruang
terbuka ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: (a) ruang terbuka sebagai sumber
18
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
produksi, yaitu antara lain perhutanan, produksi mineral, peternakan, pengairan, dan
lain-lain; (b) ruang terbuka sebagai perlindungan, misalnya cagar alam, daerah budaya
dan sejarah; dan (c) ruang terbuka untuk kesehatan, kenyamanan, antara lain: untuk
melindungi kualitas air, pengaturan pembuangan air dan sampah, memperbaiki dan
mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman lingkungan, taman kota, dsb.
Apabila ruang terbuka ditinjau dari kegiatannya, maka dibagi menjadi dua jenis ruang
terbuka, yaitu ruang terbuka aktif dan ruang terbuka pasif. Ruang terbuka aktif adalah
ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan di dalamnya, antara lain
bermain, olah raga, upacara dan berjalan-jalan. Ruang ini dapat berupa plaza,
lapangan olah raga, tempat rekreasi. Sedangkan ruang terbuka pasif adalah ruang
terbuka yang di dalamnya tidak mengandung kegiatan manusia. Misalnya, adalah
ruang sebagai jarak terhadap rel kereta api. Selanjutnya, ruang terbuka ditinjau dari
bentuknya secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu berbentuk memanjang
dan berbentuk mencuat. Ruang terbuka berbentuk memanjang mempunyai batas-batas
pada sisi-sisinya, misalnya jalan, sungai, dan lain-lain. Ruang terbuka berbentuk
mencuat mempunyai batas-batas disekelilingnya, misalnya lapangan, bundaran, dan
lain-lain. Sementara apabila ditinjau dari sifatnya, maka ruang terbuka dibagi menjadi
ruang terbuka lingkungan dan ruang terbuka bangunan. Ruang terbuka lingkungan
adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan sifatnya umum.
Adapun tata letak penyusunan ruang-ruang terbuka dan ruang-ruang tertutupnya akan
mempengaruhi keserasian lingkungan. Ruang terbuka bangunan adalah ruang terbuka
yang dibatasi oleh dinding bangunan dan lantai halaman bangunan. Ruang terbuka ini
bersifat umum atau pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.
II.2.2 Ruang Publik
Ruang publik menurut Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dapat berupa Ruang Terbuka Hijau Publik atau Ruang Terbuka Non Hijau
Publik yang secara institusional harus disediakan oleh pemerintah di dalam
peruntukan lahan di kota-kota di Indonesia. Ahli mengatakan umumnya ruang publik
adalah ruang terbuka, Rustam Hakim (1987) mengatakan bahwa, ruang umum pada
dasarnya merupakan suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari
masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang
19
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Menurut
sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu
bangunan.
b. Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang
sering juga disebut ruang terbuka (open space).
Menurut Daisy (1974), berdasarkan kepemilikan ruang publik dapat diklasifikasikan
berdasarkan dua jenis :
a. Ruang Publik yang merupakan milik pribadi atau institusi yang dipergunakan oleh
publik dalam kalangan terbatas. Misalnya halaman bangunan perkantoran, halaman
sekolah atau mall (pusat perbelanjaan).
b. Ruang Publik yang merupakan milik publik yang disediakan oleh pemerintah dan
digunakan oleh orang banyak tanpa kecuali. Misalnya jalan kendaraan, jalan
pedestrian, arcade (gang beratap), lapangan bermain, taman kota dan lain lain. Pada
bagian lain dikemukakan bahwa berdasarkan tempatnya, Ruang Publik dapat
dibedakan menjadi : a. Ruang Publik di dalam bangunan (indoor public space) b.
Ruang Publik di luar bangunan (outdoor public space)
Ruang publik di dalam bangunan yang merupakan milik perorangan atau institusi
biasanya berkaitan erat dengan fungsi bangunan di sekitarnya dan bertujuan untuk
memberikan keleluasaan aksesibilitas bagi para pengguna terhadap fungsi-fungsi
tersebut. Sedangkan public space di luar bangunan yang Ruang terbuka publik adalah
lahan tidak terbangun di dalam kota dengan penggunaan tertentu. Pertama, ruang
terbuka kota didefinisikan sebagai bagian dari lahan kota yang tidak ditempati oleh
bangunan dan hanya dapat dirasakan keberadaanya jika sebagian atau seluruh
lahannya dikelilingi pagar. Selanjutnya ruang terbuka didefinisikan sebagai lahan
dengan penggunaan spesifik yang fungsi atau kalitas terlihat dari komposisinya
(Rapuano, 1994).
Menurut Carr (1992), Ruang terbuka publik merupakan ruang wadah aktivitas sosial
yang melayani dan juga mempengaruhi kehidupan masyarakat kota. Ruang terbuka
juga merupakan wadah dari kegiatan fungsional maupun aktivitas ritual yang
mempertemukan sekelompok masyarakat dalam rutinitas normal kehidupan sehari-
hari maupun dalam kegiatan periodik.
20
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Ruang terbuka publik merupakan elemen vital dalam sebuah ruang kota karena
keberadaannya di kawasan yang berintensitas kegiatan tinggi. Sebagai lahan tidak
terbangun, ruang terbuka biasanya berada di lokasi strategis dan banyak dilalui orang
(Nazarudin, 1994).
Secara umum, tujuan ruang terbuka publik (Carr dkk,1992) adalah:
Kesejahteraan Masyarakat. Merupakan motivasi dasar dalam penciptaan dan
pengembangan ruang terbuka publik yang menyediakan jalur untuk pergerakan,
pusat komunikasi, dan tempat untuk merasa bebas dan santai.
Peningkatan Visual (Visual Enhancement). Keberadaan ruang publik di suatu
kota akan meningkatkan kualitas visual kota tersebut menjadi lebih manusiawi,
harmonis, dan indah.
Peningkatan Lingkungan (Environmental Enhancement). Penghijauan pada suatu
ruang terbuka publik sebagai sebuah nilai estetika juga paru-paru kota yang
memberikan udara segar di tengah-tengah polusi.
Pengembangan Ekonomi (Economic Development). Pengembangan ekonomi
adalah tujuan yang umum dalam penciptaan dan pengembangan ruang terbuka
publik. Peningkatan Kesan (Image Enhancement). Merupakan tujuan yang tidak
tertulis secara jelas dalam kerangka penciptaan suatu ruang terbuka publik namun
selalu ingin dicapai.
Menurut Darmawan (2005), fungsi ruang publik dapat diuraikan, yaitu :
Sebagai interaksi dan komunikasi masyarakat, baik formal (seperti upacara
bendera, sholat Ied dan peringatan-peringatan yang lain) maupun informal (seperti
pertemuan individual, pertemuan kelompok masyarakat dalam acara santai dan
rekretaif atau demo mahasiswa dengan tujuan menyampaikan aspirasi, ide-ide
atau protes terhadap keputusan-keputusan pihak penguasa, instansi atau lembaga-
lembaga pemerintah maupun swasta yang lain).
Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor jalan yang menuju
kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dari struktur kota.
Sebagai tempat kegiatan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan
minuman, pakaian, souvenir dan jasa entertainment.
Secara historis, menurut Stephen Carr, dkk (1992), macam-macam tipologi ruang
terbuka publik yaitu: Taman-taman publik (Public parks), Lapangan dan plaza
21
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
(squares and plaza), Taman peringatan (memorial parks), Pasar (markets), Jalan
(streets), Lapangan bermain (playgrounds), Ruang terbuka untuk masyarakat
(community open spaces), Jalan hijau dan jalan taman (greenways and parkways),
Atrium/pasar tertutup (atrium/indoor market place), Pasar/pusat perbelanjaan pusat
kota (marketplace/downtown shopping center), Tepi laut (waterfronts).
Mengacu pada kebutuhan manusia akan ruang publik tersebut, maka Carr (1992)
menyebutkan bahwa ruang publik yang berkualitas paling tidak harus memiliki tiga
nilai dasar yaitu : Responsive (tanggapan terhadap fenomena kebutuhan pengguna),
yaitu ruang yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. Kebutuhan yang
terkait dengan kenyamanan, tempat rekreasi, tempat mengadakan pertemuan, tempat
mengadakan hubungan komunikasi dan tempat untuk beristirahat melepaskan lelah
dari kehidupan rutin. Democratic (menghargai semua orang yang menggunakan ruang
publik dalam suasana kebebasan dan kesamaan derajat). Meaningful (memberikan
makna tertentu secara pribadi maupun kelompok), yaitu ruang yang mempunyai
ikatan yang erat dengan tempat.
Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas secara fisik, antara
lain :
Ukuran. Ruang terbuka yang ada harus sesuai dengan keputusan serta standar
penyediaan sarana yang ada.
Kelengkapan sarana elemen pedukung. Kelengkapan saranan pendukung
dalam suatu ruang publik sangat menentukan kualitas ruang tersebut.
Beberapa kelengkapan pendukung dalam suatu ruang publik khususnya taman
misalnya tempat duduk, papan anjuran, tempat sampah, dan lampu jalan atau
taman.
Desain. Desain dalam suatu ruang publik akan menunjang fungsi serta
aktivitas di dalamnya.
Kondisi. Kondisi suatu sarana lingkungan akan sangat menentukan terhadap
kualitas yang ada. Di mana dengan kondisi sarana yang baik akan menunjang
kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam menggunakan ruang publik.
Sedangkan kualitas non fisik dapat dilihat melalui beberapa kriteria, yaitu :
Kenyamanan ( comfort ), Yaitu ruang terbuka harus memiliki lingkungan yang
22
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
nyaman serta terbebas dari gangguan aktifitas di sekitarnya. Keamanan dan
keselamatan ( safety and security ), Yaitu terjamin keamanan dan keselamatan dari
berbagai gangguan (aktifitas lalu-lintas, kriminalitas) Kemudahan ( accessibility ),
Yaitu kemudahan memperoleh pelayanan dan kemudahan akses transportasi untuk
menuju ruang publik tersebut.
23
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Metode pengumpulan data kajian ini menggunakan data – data dari studi literatur dan
data sekunder dengan analisis terhadap kondisi pra dan pasca reklamasi dilakukan dan
dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya saat ini menggunakan analisis
SWOT. Hasil penelitian ini adalah arahan rekomendasi terhadap hasil analisis
mengenai dampak sosial dan ekonomi dari dilakukannya pengembangan reklamasi
Pantai Losari untuk Ruang Publik.
Maksud dari kajian ini adalah untuk memberikan gambaran dampak sosial dan
ekonomi dari dilakukannya pengembangan reklamasi Pantai Losari untuk Ruang
Publik. Agar maksud dari kajian ini dapat dicapai, kajian ini dilakukan melalui alur
metodologi penelitian sebagai berikut.
STUDI LITERATUR
ANALISIS DAMPAK SOSIAL
EKONOMI
ANALISIS STRATEGI PENANGGULANGAN
DAMPAK
MULAI
KESIMPULAN DAN ARAHAN STRATEGI
PENANGGULANGAN DAMPAK
24
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
IV. 1.1 Gambaran Umum Kota Makassar
Kota Makassar terletak antara koordinat 119° 24’17’38” Bujur Timur dan kordinat
5°8’6’19 Lintang Selatan, dimana Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah kecamatan,
dengan 143 kelurahan dengan luas wilayah 175,77 km persegi. Sedangkan batas -
batas wilayah administratif dari letak Kota Makassar, antara lain :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
Secara geografis, letak kota Makassar berada di tengah diantara pulau- pulau besar
lain dari wilayah kepulauan nusantara sehingga menjadikan kota dengan sebutan
“angin mammiri” ini menjadi pusat pergerakan spasial dari wilayah Barat ke bagian
Timur maupun dari Utara ke Selatan Indonesia. Dengan posisi ini menyebabkan Kota
Makassar memiliki daya tarik kuat bagi para imigran, baik dari Sulawesi Selatan itu
sendiri maupun dari provinsi lain terutama dari kawasan Timur Indonesia untuk
datang mencari tempat tinggal dan lapangan pekerjaan.
Jumlah Penduduk Kota Makassar
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Di Kota
Makassar 2008-2009
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK LAJU
PERTUMBUHAN
PENDUDUK 2008 2009
MARISO 54.616 55.431 0,93
MAMAJANG 60.394 61.294 0,45
TAMALATE 152.197 154.464 2,08
25
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
RAPPOCINI 142.958 145.090 1,62
MAKASSAR 82.907 84.143 0,54
UJUNG PANDANG 28.637 29.064 0,51
WAJO 35.011 35.533 0,45
BONTOALA 61.809 62.731 1,09
UJUNG TANAH 48.382 49.103 1,21
TALLO 135.315 137.333 1,94
PANAKKUKANG 134.548 136.555 1,09
MANGGALA 99.008 100.484 2,98
BIRINGKANAYA 128.731 130.651 3,57
TAMALANREA 89.143 90.473 1,15
MAKASSAR 1.253.656 1.272.349 1,63
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar dalam angka 2010
Jumlah penduduk Kota Makassar pada tahun 2009 tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa.
IV. 1.2 Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Pantai Losari yang terbentang sepanjang jalan
penghibur yang terletak di sebelah barat Kota Makassar. Pantai Losari terletak dalam
wilayah kecamatan Ujung Pandang. Kecamatan Ujung Pandang terdiri dari 10
kelurahan dengan luas wilayah 2,63 km2 dan sebanyak 4 kelurahan di kecamatan
Ujung Pandang merupakan daerah pantai termasuk pulau Lae-Lae yang terletak
beberapa mil dari Pantai Losari dan 6 kelurahan lainnya merupakan daerah bukan
pantai. Kecamatan Ujung Pandang berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara dengan kecamatan Wajo,
2. Sebelah Selatan dengan kecamatan Mariso,
3. Sebelah Timur dengan kecamatan Makassar dan Gowa, dan
4. Sebelah Barat dengan Selat Makassar.
26
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Dalam kurun waktu tahun 2000-2009 jumlah penduduk kecamatan Ujung Pandang
berfluktuasi setiap tahun. Jumlah penduduk hasil sensus penduduk tahun 2000 di
kecamatan Ujung Pandang sebanyak 27.279 jiwa, kemudian pada akhir Desember
tahun 2009 sebanyak 29.064 jiwa.
Pantai Losari berada tepat di jantung Kota Makassar, yaitu di Jalan Penghibur, yang
terletak di sebelah barat kota Makassar, Sulawesi Selatan Pantai Losari memiliki
keunikan dan keistimewaan yang sangat mempesona. Salah satu keunikannya adalah
para pengunjung dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari di satu posisi
yang sama.
IV. 2 Kondisi Pantai Losari Sebelum Reklamasi
Sekitar awal tahun 2000 kondisi fisik Pantai Losari hanya berupa tanggul penahan
gelombang yang terbentang dari ujung utara ke ujung selatan sepanjang jalan
Penghibur dan digunakan untuk berjualan salah satu makanan tradisional Makassar,
Pisang Eppe di sepanjang pantai tersebut dari sore sampai malam hari. Pantai Losari
dikenal sebagai pantai dengan meja makan terpanjang seluruh dunia karena puluhan
hingga ratusan gerobak penjual makanan berderet rapi digaris pantai ini. Masyarakat
mulai mendatangi pantai pada sore hari menjelang terbenamnya matahari sampai
dengan malam hari meskipun diterangi lampu seadanya. Yang menjadi daya tarik
utama dari infrastruktur yang ada di Pantai Losari yaitu sebuah jalan besar bernama
Penghibur yang merupakan kawasan strategis untuk pariwisata dan perdagangan
bersisian dengan pembendung air berupa turap beton memanjang kini diperluas
Gambar. 4.1 Peta Lokasi Penelitian
27
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
menjorok kedalam pantai. Pemisah antara Jalan Penghibur dan turap beton berupa
jalur untuk pejalan kaki yang berlatar pulau dan laut selat Makassar dan
dibawahnya merupakan outlet buangan limbah kota. Dalam konteks
pembangunannya, konsep yang sudah bertahan selama 60 tahun itu hanya diperbesar
luasannya.
Konsep reklamasi pantai dicetuskan oleh Walikota Makassar Malik B. Masry (1994-
1999), Losari membutuhkan penambahan space karena harapan masyarakat semakin
tinggi untuk memanfaatkan Losari sebagai public space. Oleh karena itu pada
November 2004 proyek revitalisasi Pantai Losari pun dimulai.
Gambar. 4.2 Kondisi Pantai Losari sebelum reklamasi dilakukan
28
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
IV. 3 Kondisi Pantai Losari Sesudah Reklamasi
Setelah proyek reklamasi Pantai Losari dimulai di November 2004, reklamasi Pantai
Losari tersebut dikembangkan untuk ruangan publik bagi masyarakat kota Makassar
dari berbagai elemen. Pantai Losari setelah reklamasi tampak lebih bersih, jauh dari
kesan kumuh. Pantai Losari sebagai ruang publik memiliki site furniture yang cukup
lengkap berupa bangku taman, lampu taman, papan anjuran, lampu jalan, tempat
sampah dan halte. Pantai Losari juga dilengkapi dengan fasilitas umum berupa toilet
dan musallah. Vegetasi yang ada sangat kurang karena luasnya area perkerasan
sehingga disiang hari suasana sangat panas dan tidak memiliki tempat untuk berteduh.
Untuk mencapai area ini sangat mudah karena dilalui oleh jalur transportasi umum.
Pada hari tertentu khususnya hari Minggu kondisi lalu lintas cukup macet karena
berbagai kegiatan terjadi di area ini. Anjungan pantai Losari memiliki area parkir
yang cukup sempit, sehingga jika suasana ramai dengan adanya acara-acara tertentu
maka pengunjung juga menggunakan tepi jalan sebagai area parkir. Dimalam hari
lampu taman dan lampu jalan berfungsi dengan baik, tetapi meskipun demikian area
ini rawan terjadi pencurian karena area ini sangat ramai dikunjungi.
Desain ruang publik Pantai Losari sangat menarik dan memiliki view yang baik
karena posisinya menghadap ke laut. Pengembangan sebagai ruang publik Pantai
Losari ditandai dengan pembangunan anjungan serta huruf-huruf ukuran dua meter
bertengger kokoh di bibir anjungan dengan tulisan “Pantai Losari”. Anjungan Pantai
Losari dibangun dengan cukup rapi menggunakan paving block dan tanaman. Dengan
demikian, wisatawan dapat menikmati pemandangan sunset dengan lebih nyaman
sambil duduk-duduk di tempat duduk yang memang telah disediakan secara
permanen. Selain itu, kawasan ini juga dihiasi dengan profil tokoh Makassar berupa
patung yang identik dengan Makassar seperti patung-patung pendiri Kota Makassar
dan patung berupa becak serta kapal pinisi.
Jika hari libur, Pantai Losari akan terasa lebih menarik dan ramai. Banyak pedagang
kaki lima yang memasang tenda. Pada setiap hari libur tempat ini juga selalu diadakan
acara senam aerobik yang banyak diminati oleh masyarakat sekitar.
Pantai Losari sekarang merupakan ikon Kota Makassar yang sangat populer
dikunjungi wisatawan. Memang tak ada pantai pasir putih di sini tetapi di sinilah
ruang publik terbuka yang sangat luas, tempat bertemunya seluruh masyarakat
29
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Makassar, untuk melepas penat sambil menikmati suasana pantai yang cerah, dengan
semilir angin yang menyegarkan.
Pantai ini termasuk salah satu tujuan utama rekreasi warga karena merupakan tempat
hiburan rakyat yang murah yang dapat dinikmati seluruh kalangan masyarakat dari
kalangan bawah sampai masyarakat kalangan atas. Setelah usai berkeliling,
wisatawan pun dapat menikmati berbagai aneka makanan dan minuman khas
Makassar dengan harga terjangkau. Lokasi ini sendiri tidak pernah sepi dari
masyarakat. Bukan hanya warga kota Makassar, namun Pantai Losari kini menjadi
salah satu lokasi tujuan wisata bagi masyarakat yang mengunjungi kota ini dan ini
tentu menghidupi ratusan penjual makanan yang dulunya mendiami garis Pantai
Losari.
Selain dikembangkan sebagai ruang publik, Pantai Losari juga dikembangkan sebagai
salah satu obyek wisata unggulan Kota Makassar dengan dibangunnya juga Trans
Studio Makassar sebagai salah satu Theme Park yang terletak sekitar 2 km barat daya
atau 3 menit dari kawasan Pantai Losari. Keberadaan dua obyek wisata ini yang dekat
dengan wilayah pemukiman dan usaha, merupakan nilai tambah, menjanjikan potensi
bisnis yang menguntungkan dan akan menjadi bagian dari konsep pembangunan
secara keseluruhan. Juga dengan mulai dibangunnya Center Point of Indonesia (CPI).
CPI merupakan areal yang dibangun melalui reklamasi pantai dengan luas sebesar
200 ha yang berlokasi di Kawasan Tanjung Bunga, dekat dengan Pantai Losari,
Gambar. 4.3 Kondisi Pantai Losari sesudah reklamasi dilakukan
30
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
dengan menggunakan desain green waterfront city dan berdasarkan raperda RTRW
Kota Makassar ditetapkan sebagai Kawasan Bisnis Global Terpadu.
Kawasan di sekitar ruang publik kawasan reklamasi Pantai Losari merupakan
kawasan mixeduse, dimana terdapat berbagai variasi fungsi penggunaan lahan yaitu
diantaranya sebagai kawasan perdagangan/usaha/jasa, kawasan perkantoran, kawasan
jasa, kawasan pelabuhan laut dan wisata dan kawasan wisata pantai, sehingga
intensitas bangunan di kawasan mixed use tinggi.
IV. 4 Dampak Pengembangan Ruang Publik Reklamasi Pantai Losari
IV. 4.1 Dampak Sosial
Pantai Losari sebagai ruang publik menjadi salah satu daya tarik wisata yang dapat
mengangkat nama daerah Makassar, selain itu juga mengakomodir kebutuhan warga
akan adanya tempat interaksi dan sosialisasi serta melakukan kegiatan. Banyak hal
yang dapat warga lakukan di ruang publik Pantai Losari, diantaranya rekreasi,
olahraga, kegiatan seni, acara - acara besar, upacara - upacara adat, acara musik.
Perubahan sosial yang dapat dilihat setelah pengembangan Pantai Losari sebagai
ruang publik berawal dari perubahan lingkungan pasca reklamasi berupa hilangnya
biota – biota laut yang selama ini menjadi sumber pencaharian masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan di sekitar Pantai Losari. Hal tersebut berpengaruh terhadap
penurunan jumlah rata-rata penghasilan yang diperoleh masyarakat sehingga banyak
yang kemudian memutuskan untuk berganti profesi menjadi pedagang kaki lima atau
pedagang asongan di Pantai Losari. Perubahan alih profesi ini kemudian
Gambar. 4.4.Pemanfaatan reklamasi Pantai Losari sebagai ruang publik oleh masyarakat
31
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
menimbulkan permasalahan karena pada umumnya komunitas nelayan tersebut tidak
memiliki keahlian lain selain bekerja sebagai nelayan. Perubahan alih profesi dari
nelayan menjadi pedagang ini juga memicu persaingan antara pedagang – pedagang
akibat bertambah banyaknya yang memilih untuk berdagang di Pantai Losari.
Selain perubahan profesi masyarakat sekitar, adanya ruang publik Pantai Losari yang
selalu ramai dikunjungi wisatawan jugan menjadi daya tarik bagi pendatang dari luar
Makassar yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi dari daerah pedesaan ke kota.
Akibat dari bertambah banyaknya pendatang di Makassar ini, khususnya di daerah
sekitar Pantai Losari menimbulkan persaingan tak sehat dengan warga yang lebih
dulu mendiami daerah tersebut, perilaku cenderung kasar, dan semakin beratnya
tantangan hidup sehingga tingginya angka kejahatan. Banyak kasus kriminalitas yang
muncul di Pantai Losari beberapa waktu belakangan diduga dilakukan oleh pendatang
– pendatang. (Sumber : Tribunnews).
Beberapa aksi premanisme yang terjadi di Pantai Losari juga seringkali menjadi
keluhan wisatawan – wisatawan yang berkunjung. Diantaranya tukang parkir yang
seenaknya menetapkan ongkos parkir tanpa karcis resmi, pengamen dan pengemis
yang memaksa agar diberi uang bahkan mengancam, penodongan dan pemerasan. Tak
dapat dipungkiri, semakin ramainya Pantai Losari sebagai ruang publik membuat
terjadinya kerawananan sosial yang berpengaruh pada kenyamanan warga yang
datang disana.
Dari keramaian Pantai Losari sebagai ruang publik juga kemudian timbul
permasalahan kemacetan akibat banyaknya kendaraan yang menuju ke sana.
Kemacetan tersebut menimbulkan masalah polusi baik udara maupun suara bagi
lingkungan sekitar Pantai Losari. Selain itu beberapa pedagang – pedagang yang tidak
memperhatikan masalah kebersihan, seperti membuang sampah makanan seenaknya
juga menimbulkan masalah sosial dari penggunaan Pantai Losari sebagai ruang
publik.
IV.4.2 Dampak Ekonomi
Reklamasi menjadikan Pantai Losari lebih tertata. Kawasan tersebut kini
dimanfaatkan sebagai ruang publik berupa ruang terbuka untuk sarana rekreasi
masyarakat menikmati keindahan pantai.
32
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Aktivitas yang terjadi di ruang publik Pantai Losari tersebut terkadang berlangsung
dari pagi hari hingga malam hari. Aktivitasnya pun cukup beragam, mulai dari
olahraga, bermain, bersepeda atau hanya duduk-duduk sambil menikmati suasana
santai. Pada malam hari dimanfaatkan oleh kalangan muda sebagai tempat akhir
pekan mereka sambil menikmati suasana taman. Selain itu, banyak pedagang kaki
lima memanfaatkan ruang terbuka Pantai Losari sebagai tempat berjualan. Beberapa
kelompok pedagang bahkan berjualan sepanjang hari, terutama mereka yang skala
ekonominya semakin meningkat. Terjadilah beberapa sudut/kelompok pedagang
disekitar area terbuka ini, termasuk disepanjang jalan yang mengelilinginya.
Di sepanjang jalan yang ada di kawasan Pantai Losari juga diadakan acara Car Free
Day di tiap hari minggu. Kegiatan pasar dadakan pun terjadi di area terbuka Pantai
Losari tersebut. Mereka yang berjualan tidak hanya dari kelas kaki lima, melainkan
yang berdagang dengan menggunakan mobil yang biasa diparkir di pinggir jalan pada
saat acara Car Free Day berlangsung.
Di kawasan itu, sekarang juga banyak bermunculan berbagai macam rumah makan
dan toko. Hasil reklamasi Pantai Losari juga disewakan sebagai arena kegiatan mulai
dari pertunjukan musik, pameran, dan lain sebagainya. Masyarakat secara langsung
mendapat manfaat ekonomi. Apalagi, pada saat tahap pembangunan reklamasinya
juga memanfaatkan tenaga lokal masyarakat sekitar.
Berdasarkan hasil penelitian Jaya (2012) mengenai kajian kondisi lingkungan dan
perubahan sosial ekonomi reklamasi Pantai Losari, salah satu dampak ekonomi dari
reklamasi pantai yang dapat dilihat dari pendapatan masyarakat sekitar, yaitu:
a.) Masyarakat yang tidak ada kenaikan pendapatan, hal ini dialami oleh nelayan yang
tinggal disekitar Losari, terutama nelayan yang mencari kerang untuk di jual di
sepanjang Pantai Losari;
b.) Masyarakat yang mengalami kenaikan pendapatan, yaitu pedagang, dimana
pedagang warung/kios rata-rata mengalami pendapatan, salah satu penyebabnya
adalah makin banyaknya masyarakat yang mendatangi Pantai Losari dan mencari
tempat tinggal di daerah tersebut karena lebih dekat dengan tempat tinggal dengan
tempat kerja, terutama mereka yang bekerja di sekitar Pantai Losari
Sedangkan dampak reklamasi Pantai Losari terhadap peningkatan harga tanah pasca
Reklamasi Pantai Losari dapat di kemukakan bahwa ada kenaikan signifikan kenaikan
33
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
tanah setelah pasca Reklamasi Pantai Losari. Hal ini disebakan banyak orang dari luar
Losari ingin membeli tanah atau rumah yang ada pada lokasi tersebut karena di
sekitar Pantai Losari banyak proyek yang sedang di bangun untuk pusat kegiatan
bisnis. Salah satu Pusat bisnis yang ada di sekitar wilayah tersebut adalah adanya
pembangunan Trans Studio dan Rumah Sakit Siloam dan proyek lainnya yang
sementara berjalan, sehingga tanah disekitar wilayah tersebut banyak menjadi incaran
bagi mereka yang ingin tinggal dekat pusat bisinis tersebut.
IV.5 Arahan Rekomendasi Penanggulangan Dampak Sosial Ekonomi Ruang
Publik Pantai Losari
Arahan berupa rekomendasi untuk penanggulangan dampak sosial ekonomi dari
dijadikannya Pantai Losari sebagai Ruang Publik dapat dianalisis dengan
menggunakan metode analisis SWOT sebagai solusi pemecahan masalah berdasarkan
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman
(threat). Terkait dengan dampak - dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan, analisis
SWOT disusun setelah mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait didalamnya.
Strength :
- Pantai Losari sebagai ruang publik merupakan tempat interaksi dan sosialisasi
warga dan mengakomodir kebutuhan warga dalam melakukan kegiatan
- Memiliki potensi wisata dan ekonomi yang besar sebagai sarana rekreasi
masyarakat menikmati keindahan pantai yang menjadi daya tarik wisatawan
dan dapat mengangkat nama daerah serta mendatangkan pendapatan untuk
daerah.
- Lokasi Pantai Losari yang strategis yang terletak di sepanjang pantai bagian
Barat Kota Makassar memudahkan aksesibilitas warga untuk kesana.
- Dengan adanya Pantai Losari sebagai ruang publik menyediakan lapangan
pekerjaan baru untuk warga setempat seperti menjadi pedagang makanan dan
pedagang asongan, penjual jasa seperti pengamen, pengelola kebersihan dan
keamanan Pantai Losari.
34
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
Weakness :
- Kurangnya kesadaran warga yang datang untuk ikut menjaga fasilitas dan
sarana ruang publik Pantai Losari yamg mengakibatkan kerusakan di beberapa
fasilitas sehingga mengurangi kenyamanan warga yang datang di Pantai Losari
dan mengurangi keindahan.
- Kemacetan akibat kurangnya kesadaran pengguna jalan untuk tertib dalam
berlalu lintas di jalan di sekitar Pantai Losari dan juga padatnya kendaraan
yang menuju kesana.
- Kurangnya pengamanan dari aparat setempat yang memudahkan munculnya
aksi - aksi kriminalitas di Pantai Losari seperti premanisme, pengamen dan
pengemis yang sering memaksa meminta uang pada pengunjung, tukang parker
yang seenaknya menentukan biaya parkir.
Opportunity :
- Dikembangkannya Pantai Losari sebagai ruang publik memberikan peluang
kerja bagi masyarakat sekitar.
- Pantai Losari sebagai ruang publik dapat dikembangkan menjadi kawasan
wisata dan bisnis terpadu yang berpotensi mendatangkan pendapatan untuk
daerah dan penghasilan untuk warga setempat.
- Pantai Losari menyimpan daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara sehingga dapat dikembangkan sebagai salah satu obyek wisata
unggulan.
Threat :
- Terjadinya kerawanan sosial akibat adanya keramaian yang terjadi di Pantai
Losari sebagai ruang publik.
- Kurang berperannya petugas pengamanan dan penertiban sehingga muncul
tindakan - tindakan premanisme dan tindak kejahatan yang neresahkan
pengunjung dan mengurangi kenyamanan.
- Terjadinya polusi udara dan bunyi dari kemacetan di jalan sekitar Pantai
Losari.
Dari hasil analisis SWOT kemudian diperoleh rekomendasi untuk penanggulangan
dampak sosial ekonomi dari dijadikannya Pantai Losari sebagai Ruang Publik
sebagai solusi pemecahan masalah berdasarkan kekuatan (strength), kelemahan
35
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) seperti dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut.
Strength+Opportunity Weakness+Opportunity
Memberikan fasilitas-fasilitas tepat
guna untuk pengunjung Pantai Losari
yang seperti ruang hijau, tempat
beristirahat, toilet yang terjaga
kebersihannya, taman bermain untuk
pengunjung yang membawa anak
sehingga kenyamanan dan ketertiban
Pantai Losari dapat terjaga.
Memberikan para pedagang makanan
di Pantai Losari suatu area khusus
yang masih terhubung dengan ruang
tempat pengunjung melakukan
aktivitas sehingga lebih tertata dan
tertib
Mempromosikan Pantai Losari
sebagai obyek wisata dengan cara
mengiklankannya di media-media
baik nasional maupun internasional
dan mengadakan event-event tertentu
sehingga dapat juga menarik investor
untuk berinvestasi dalam
pengembangannya
Peningkatan terhadap kebersihan dan
fasilitas di ruang publik dan membuat
papan himbauan agar pengunjung dapat
berperan serta dalam menjaga
kebersihan dan ketertiban di ruang
publik.
Penyediaan lahan parkir khusus di area
lain yang berada tidak jauh dari Pantai
Losari dan pengaturan lalu lintas yang
dapat mencegah terjadinya kemacetan
disekitar area ruang publik
Menyediakan pos-pos keamanan yang
di beberapa titik diamana kawasan
ruang publik dapat terpantau dengan
baik dan penyediaan petugas keamanan
ruang publik dengan memberdayakan
penduduk sekitar dan petugas
keamanan yang terlatih.
Strength+Threat: Weakness+Threat:
Menambah petugas kebersihan di
kawasan ruang publik, dan diperlukan
adanya petugas khusus yang mengecek
kondisi fisik ruang publik, serta
melakukan perawatan atau perbaikan
terhadap kondisi fisik ruang publik
sehingga membuka peluang kerja baru
untuk warga sekitar
Meningkatan jumlah tanaman atau
pohon di kawasan ruang publik dan
jalur hijau dalam rangka
menanggulangi polusi udara dan
kebisingan akibat kemacetan
Pemberdayaan penduduk sekitar untuk
Menciptakan duta kebersihan yang
dapat mengajak dan menghimbau
warga untuk dapat berperan serta
dalam menjaga kebersihan dan
keindahan Pantai Losari
Menambah petugas keamanan yang
dapat menjaga keamanan sekaligus
mengatur lalu lintas di sekitar Pantai
Losari seperti Polisi, yang kemudian
ditempatkan di tempat - tempat
tertentu yang cenderung rawan tindak
kejahatan di area ruang publik.
Mengadakan acara - acara seperti
36
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
menjadi petugas keamanan yang
terlatih yang dapat membantu
mengamankan area ruang publik Pantai
Losari.
Bersih Pantai untuk mengajak warga
berpartisipasi menjaga kebersihan
pantai dan menempatkan tempat
sampah yang lebih banyak sehingga
warga tidak sulit ketika membuang
sampah.
37
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dampak sosial dari pengembangan reklamasi Pantai Losari untuk ruang publik
yaitu: terakomodasinya kebutuhan warga akan adanya tempat interaksi dan
sosialisasi serta melakukan kegiatan seperti rekreasi, olahraga, kegiatan seni, acara
- acara besar, upacara - upacara adat, acara musik; Perubahan alih profesi pada
komunitas nelayan menjadi pedagang atau penjual jasa di Pantai Losari karena
berubahnya lingkungan laut pasca reklamasi; munculnya arus urbanisasi ke Kota
Makassar yang mengakibatkan persaingan antara pendatang dan warga setempat,
munculnya kerawanan sosial akibat keramaian seperti peremanisme, pengemis
dan anak jalanan yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung.
Dampak ekonomi dari pengembangan reklamasi Pantai Losari untuk ruang publik
yaitu: meningkatkan aktivitas ekonomi warga setempat dengan munculnya tempat
untuk berdagang makanan dan berjualan sehingga memunculkan lapangan kerja
untuk warga; meningkatkan harga tanah disekitar kawasan Pantai Losari karena
banyak yang tertarik untuk berbisnis di kawasan tersebut; kawasan reklamasi
Pantai Losari sebagai ruang publik dapat memicu pertumbuhan kawasan bisnis di
sekitarnya.
Arahan rekomendasi untuk penanggulangan dampak sosial ekonomi dari
dijadikannya Pantai Losari sebagai Ruang Publik yaitu: Menciptakan duta
kebersihan yang dapat mengajak dan menghimbau warga untuk dapat berperan
serta dalam menjaga kebersihan dan keindahan Pantai Losari; Menambah petugas
keamanan yang dapat menjaga keamanan sekaligus mengatur lalu lintas di sekitar
Pantai Losari seperti Polisi, yang kemudian ditempatkan di tempat - tempat
tertentu yang cenderung rawan tindak kejahatan di area ruang publik; Meningkatan
38
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
jumlah tanaman atau pohon di kawasan ruang publik dan jalur hijau dalam rangka
menanggulangi polusi udara dan kebisingan akibat kemacetan; Mempromosikan
Pantai Losari sebagai obyek wisata dengan cara mengiklankannya di media-media
baik nasional maupun internasional dan mengadakan event-event tertentu
sehingga dapat juga menarik investor untuk berinvestasi dalam
pengembangannya.
V.2. Saran
Berdasarkan kajian ini terdapat beberapa saran untuk kajian selanjutnya:
Diharapkan peran serta Pemerintah Daerah dan Pusat untuk mempromosikan Pantai
Losari sebagai salah satu obyek wisata unggulan agar dapat lebih dikenal baik di
nasional maupun internasional. Sebelum itu, diharapkan juga untuk Pemerintah
Daerah melakukan penataan ruang publik Pantai Losari yang lebih tepat guna
dibarengi dengan pemeliharaan kebersihan dan keindahan dan didukung kemananan
dan ketertiban.
Perlu dilakukan pengambilan data primer (kuesioner, wawancara langsung, FGD, dll)
agar kajian ini lebih akurat.
39
KAJIAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN REKLAMASI PANTAI UNTUK
KAWASAN RUANG PUBLIK : Pantai Losari
DAFTAR PUSTAKA
Carr, Stephen. 1992. Public Spaces. Cambridge University Press:Cambridge.
Dahuri, Rokhiman. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara
Terpadu. Pradnya Paramita:Jakarta.
Darmawan, Edy. 2005. Analisa Ruang Publik dan Arsitektur Kota. Badan Penerbit
Undip: Semarang
Nurmandi, A., (1999), Manajemen Perkotaan: Aktor. Organisasi dan Pengelolaan
DaerahPerkotaan di Indonesia. Lingkaran Bangsa:Yogyakarta
Peratuan Daerah Kota Makassar Nomor 6 Tahun 2006
Peraturan Menteri PU No. 40/PRT/M/2007 tentang Pedoman Perencanaan Tata
Ruang Kawasan Reklamasi Pantai
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Sekeretariat
Negara:Jakarta
Shirvani, Hamid. 1985. Urban Design Process. Van Nostrand Heinhold
Company:New York.
Sujarto, J. 1995. Penelaahan dan Analisis Perencanaan Kota dan Kota Baru
(Makalah), Bahan Mata Kuliah Jurusan Teknik Planologi ITB Bandung: Bandung.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengolahan Sumberdaya Alam di Wilayah
Pesisir Tropis. Gramedia:Jakarta.
Waani, J. Obet. 2009. Basudara dalam Permukiman Titiwungen Selatan Pasca
Reklamasi Manado. Univ. Sam Ratulangi: Manado