KADIT

download KADIT

of 11

Transcript of KADIT

  • 7/25/2019 KADIT

    1/11

    ANTIBIOTIK SEBAGAI BAGIAN DARI PENATALAKSANAAN

    MALNUTRISI BERAT AKUT

    Latar Belakang

    Malnutrisi akut berat berkontribusi untuk 1 juta kematian pada anak setiap tahunnya.

    Menambahkan agen antibiotik rutin untuk terapi nutrisi dapat meningkatkan tingkat

    pemulihan dan mortalitas penurunan antara anak-anak dengan malnutrisi akut berat dirawat di

    masyarakat.

    Metode

    Dalam metode acak, double-blind, kontrol plasebo ini. Anak-anak di Malawi, usia 6 sampai

    5 bulan, dengan malnutrisi akut berat yang menerima amoksisilin, ce!dinir, atau plaseboselama " hari selain makanan terapi siap guna untuk pengobatan rawat jalan malnutrisi akut

    berat tanpa komplikasi. #asil utama penelitian ini adalah tingkat pemulihan gi$i dan tingkat

    kematian.

    Hasil

    %ebanyak &"6" anak-anak dengan malnutrisi akut berat diikutkan sebagai sampel penelitian.

    Dalam penelitian yang dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan yang mendapat berturut-turut'

    amoksisilin, ce!dinir, dan kelompok plasebo sebesar' ((."), *.), dan (5.1) +risiko relati!

    kegagalan pengobatan dengan plasebo s amoksisilin 1.&' con!idence interal /023 5),

    1.*4 hingga 1.6(' risiko relati! dengan plasebo s ce!dinir 1.64' 03 5), 1.&"-&.11.

    7ingkat kematian untuk tiga kelompok tersebut sesuai dengan urutan diatas secara berturut-

    turut' 4.(), 4.1), dan ".4) +risiko relati! kematian dengan plasebo s amoksisilin 1.55'

    03 5), 1.*"-&.&4' risiko relati! dengan plasebo s ce!dinir, 1.(*' 03 5), 1.&&-&.64. Di

    antara anak-anak yang mencapai penyembuhan, tingkat kenaikan berat badan meningkat pada

    kelompok yang menerima antibiotik. 7idak ada hubungan signi!ikan antara jenis malnutrisi

    berat akut dan jenis interensi pada kelompok yang diamati baik untuk tingkat pemulihan gi$i

    atau angka kematian.

    Kesim!lan

    8emberian regimen terapi antibiotik untuk malnutrisi akut berat tanpa komplikasi berkorelasi

    dengan peningkatan yang signi!ikan dalam angka pemulihan dan angka kematian +didanai

    oleh yayasan #ickey dan lainnya' 0linical7rials.go 93907*1***&(.

  • 7/25/2019 KADIT

    2/11

    :ontribusi malnutrisi akut berat terhadap keseluruhan morbiditas dan mortalitas anak masih

    sangat tinggi, dengan lebih dari &* juta anak dengan status gi$i buruk yang berat di seluruh

    dunia, jumlah malnutrisi kwashiorkor yang belum diketahui, dan tingkat kasus kematian pada

    anak yang dirawat di rumah sakit mencapai 5*). %elama beberapa dekade, penatalaksanaan

    utama untuk malnutrisi akut berat yang didasarkan pada rehabilitasi rawat inap adalah dengan

    susu !ormula, namun pedoman konsensus internasional terkini merekomendasikan

    penggunaan makanan terapi siap pakai +;anyak penelitian menunjukan prealensi yang tinggi dari in!eksi

    klinis pada anak dengan malnutrisi yang dirawat di rumah sakit. 8enelitian ini memberikan

    pedoman pengobatan yang merekomendasikan penggunaan agen antibiotik rutin bahkan

    untuk anak yang menjadi pasien rawat jalan. Meskipun pasien rawat jalan berjumlah jauh

    lebih sedikit dibandingkan pasien rawat inap, anak yang dirawat jalan lebih cenderung

    mengalami in!eksi sistemik dibandingkan pasien dengan kasus dengan komplikasi yang

    memerlukan rawat inap. ;ekomendasi untuk penggunaan antibiotik rutin ini diberikan

    berdasarkan pendapat ahli dan belum diuji secara langsung dalam percobaan klinis, dan data

    yang diamati menunjukkan bahwa antibiotik tidak perlu dan bahkan mungkin berbahaya pada

    anak dengan malnutrisi berat akut tanpa komplikasi +yaitu anak-anak dengan na!su makan

    yang baik dan tidak ada tanda-tanda klinis dari sepsis. %ebagian besar anak dengan malnutrisi

    berat akut kini dapat dirawat di seluruh puskesmas negara berkembang. Memberikan terapi

    antibiotik sebagai tambahan terapi ;

  • 7/25/2019 KADIT

    3/11

    METODE PENELITIAN

    STUDI POPULASI DAN PERS"ARATAN

    8engambilan sampel berlangsung dari Desember &** sampai anuari &*11 dan dilakukan di

    1( klinik asuh-makan di pedesaan Malawi. %etiap anak mendapat pengukuran berat badan,

    tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Anak yang berusia sampai 5 bulan dengan edema

    +indikasi kwashiorkor, rasio berat badan dan tinggi badan @-& standar deiasi +%D +indikasi

    dari marasmus, atau keduanya +marasmus-kwashiorkor dianggap memenuhi kriteria inklusi

    sampel. %etiap anak yang memenuhi syarat diberikan * gram ;

  • 7/25/2019 KADIT

    4/11

    :elompok pertama diberikan (* sampai * miligram +mg suspensi amoksisilin per kilogram

    per hari, dibagi menjadi dua dosis sehari' kelompok kedua menerima sekitar 14 mg ce!dinir

    suspensi per kilogram per hari, dibagi menjadi dua dosis harian. %uspensi &5* mg amoksisilin

    per 5 ml, dan dosis yang diberikan kepada setiap anak didasarkan pada pembulatan jumlah

    yang diberikan oleh ahli !armasi lapangan dengan mencantumkan petanda pada jarum suntik

    plastik' pembulatan serupa juga digunakan untuk obat ce!dinir. :elompok kontrol menerima

    plasebo dua kali sehari. 8engasuh anak diminta untuk memberikan obat disamping pemberian

    ;

  • 7/25/2019 KADIT

    5/11

    Anak dengan kondisi yang menurun secara signi!ikan selama penelitian atau masih dalam

    keadaan malnutrisi setelah enam kali berkunjung untuk tindakan pemeriksaan, dirujuk untuk

    rawat inap. Anak yang tidak datang kembali untuk pemeriksaan didatangi ke rumah oleh

    pekerja kesehatan komunitas dan anggota tim penelitian. Anak dianggap sembuhEpulih

    apabila tidak lagi ditemukan edema dan skor rasio berat badan dan tinggi badan mencapai F-

    &%D. Anak yang tidak lagi mau mengikuti penelitian, masih malnutrisi setelah 6 kali

    berkunjung untuk pemeriksaan, masuk tumah sakit untuk rawat inap atas alasan apapun pada

    masa penelitian, atau mati, dianggap mengalami gagal pengobatan.

    ANALISIS STATISTIK

    7ujuan utama penelitian adalah kesembuhan nutrisi dan tingkat mortalitas pada tiga kelompokpenelitian. %etelah dikalkulasi, ** sampel anak dari setiap grup mampu memberikan

    ketepatan studi sebesar (*) dengan tingkat alpha sebesar *.*5 untuk mendeteksi

    pengurangan sebesar 4) dari jumlah sampel yang mengalami gagal terapi, dengan estimasi

    awal 11)' dan pengurangan lainnya sebesar .5) dari tingkat mortalitas, dengan estimasi

    awal ().

    %elain itu, satu sub kelompok penelitian yang tidak dikelompokkan diteliti untuk menilai

    interaksi antara tipe malnutrisi berat akut dengan jenis perlakuan interensi yang diterima,

    dengan tujuan utama penelitian yang sama. nteraksi ini dinilai menggunakan metode regresi

    logistik multiple dengan karakteristik dasar yang berkorelasi signi!ikan terhadap hasil akhir

    uji analisis uniariat.

    #asil sekunder yang juga dinilai meliputi peningkatan berat badan, peningkatan tinggi badan,

    ada tidaknya hubungan antibiotik yang digunakan dengan e!ek samping yang ditemukan, dan

    masa pemulihan. Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengobati, dan semua uji dilakukan

    memperhatikan kepentingan peneliti dan kepentingan sampel. #asil dikotomis dinilai dengan

    uji chi-sGuare dan uji =isher' ariabel kontinyu dibandingkan dengan rerata 7-test dan uji

    analisis arian. ;asio risiko relati! bagi ketiga kelompok interenti! juga diproses dengan

    komputer, dan uji :aplan-Meier untuk masa pemulihan dan waktu kematian juga dihitung

    sebagai persiapan.

  • 7/25/2019 KADIT

    6/11

    HASIL

    STUDI POPULASI

    7otal dari &1& anak dengan gi$i buruk berat akut diidenti!ikasi mulai dari bulan Desember

    tahun &** hingga anuari &*11' setelah dilakukan eksklusi terhadap kandidat sampel

    tersebut, studi dilakukan dengan menggunakan &"6" anak sebagai sampel +Hambar %1 pada

    lampiran.

    Anak yang diikutkan sebagai sampel yang kemudian dibagi dalam tiga grup uji memiliki

    karakteristik yang serupa +7abel 1, and 7abel %1 pada lampiran.

    STUDI INTER#ENSI DAN E$EK SAMPING

    &4 anak dimasukkan secara acak dalam grup yang menerima antibiotik amoIicillin, & ke

    dalam grup yang menerima ce!dinir, dan &* sisanya dimasukkan dalam grup yang menerima

    plasebo. () pengasuh dari sampel anak melaporkan bahwa anak menerima regimen

    perlakuan studi selama " hari secara lengkap +7abel %& pada lampiran.

    7idak ada kasus alergi berat maupun kasus ana!ilaksis yang teridenti!ikasi dari kelompok

    sampel. Dilaporkan tiga kejadian timbulnya e!ek samping yang diasumsikan sebagai e!ek

    samping dari obat3 lesi papular general pada anak yang menerima amoIicillin, sariawan pada

    anak yang menerima ce!dinir, dan diare berdarah yang sembuh sendiri secara spontan

    walaupun pengobatan dengan ce!dinir tetap diteruskan. Anak yang menerima plasebo

    mengalami kejadian batuk dan diare yang tinggi pada pemeriksaan pertama dibanding dengan

    kelompok anak yang menerima antibiotik' pengasuh kelompok anak yang menerima

    amoIicillin melaporkan kejadian batuk paling jarang, sedangkan pengasuh kelompok anak

    yang menerima ce!dinir paling jarang melaporkan kejadian diare +7abel %& pada lampiran.

    PEMULIHAN NUTRISI DAN TINGKAT MORTALITAS

    %ecara garis besar, ((.) anak yang dijadikan sampel studi sembuh dari malnutrisi berat akut

    +7abel &. Anak dengan malnutrisi jenis marasmus-kwashiorkor lebih jarang sembuh dan

    memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan anak dengan malnutrisi jenis

    marasmus, atau kwashiorkor saja.

  • 7/25/2019 KADIT

    7/11

    8roporsi anak yang sembuh secara signi!ikan lebih rendah pada anak-anak yang menerima

    plasebo dibandingkan dengan anak yang menerima amoIicillin +.6) lebih rendah'

    con!idence interal /023 5), *.6 hingga 6." atau ce!dinir +5.() lebih rendah, 03 5), &.(

    hingga (.". :ematian dihitung pada proporsi terbesar anak yang tidak mendapat kesembuhan

    pada setiap grup studi dan untuk setiap tipe malnutrisi berat akut.

    7ingkat mortalitas keseluruhan sebesar 5.4), namun secara signi!ikan lebih tinggi pada anak

    yang menerima plasebo dibandingkan anak yang menerima amoIicillin +risiko relati!, 1.55'

    03 5), 1.*" hingga &.&4 atau ce!dinir +risiko relati!, 1.(*' 03 5), 1.&& hingga &.64.

    7idak ada perbedaan signi!ikan penyebab kematian yang didapat dari autopsi erbal

    +inestigasi terstruktur pada sebuah kejadian yang berakhir dengan kematian pada ketiga

    grup studi +7abel % pada lampiran. Calaupun angka estimasi kesembuhan nutrisi lebihtinggi dibandingkan angka kematian pada kelompok anak yang menerima ce!dinir

    dibandingkan dengan anak yang menerima amoIicillin, perbedaan ini ternyata tidak

    signi!ikan +8 *.&& untuk tingkat kesembuhan dan 8 *.5 untuk angka kematian,

    perbandingan antara amoIicillin dan ce!dinir menggunakan regresi logistik. Angka

    kesembuhan lebih tinggi dan angka mortalitas lebih rendah pada anak yang menerima

    antibiotik dibandingkan anak yang menerima placebo, pada sejumlah karakteristik dasar

    penelitian +Hambar %& pada lampiran.

    HASIL SEKUNDER

    Anak dengan marasmus-kwashiorkor secara signi!ikan sembuh lebih cepat dibandingkan anak

    dengan kwashiorkor saja atau marasmus saja +7abel . Analisis keberlangsungan hidup

    :aplan-Meier untuk semua sampel anak pada studi menunjukkan masa pemulihan yang lebih

    cepat pada kelompok perlakuan ce!dinir dibandingkan grup perlakuan amoIicillin maupun

    plasebo, dan lebih singkat pada grup perlakuan amoIicillin dibandingkan grup perlakuan

    placebo +Hambar 1A. >egitu juga masa keberlangsungan hidup, lebih tinggi pada kelompok

    anak yang menerima antibiotik dibandingkan yang menerima plasebo +Hambar 1>.

    8eningkatan berat badan dari masa pembagian kelompok studi hingga pemeriksaan kedua

    secara signi!ikan lebih tinggi pada anak yang menerima ce!dinir dibandingkan yang

    menerima plasebo. :elompok anak yang menerima antibiotik baik ce!dinir maupun

    amoIicillin juga menunjukkan peningkatan besar lingkar lengan atas dibandingkan anak yang

    menerima plasebo.

  • 7/25/2019 KADIT

    8/11

    KARAKTERISTIK DASAR "ANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN

    Dibandingkan dengan anak yang tidak sembuh, anak yang mendapat kesembuhan secara

    signi!ikan lebih tua dan tinggal bersama ayah +ayah masih hidup dan tinggal di rumah +7abel

    %4 pada lampiran. 8ada anak dengan marasmus atau marasmus-kwashiorkor, anak dengan

    lingkar lengan atas dan skor rasio berat badan-tinggi badan pada masa pengambilan sampel

    lebih rentan mengalami gagal pengobatan atau kematian. Anak dengan skor rasio tinggi

    badan-usia yang rendah juga lebih sulit mencapai kesembuhan. Calaupun hanya ("4 dari

    &"65 anak +1.6) telah diuji untuk #?, anak yang diketahui #?-seropositi!, terutama yang

    tidak mendapat terapi anti retroiral, memiliki risiko gagal terapi dan kematian yang paling

    tinggi. Hejala in!eksi akut dan na!su makan yang rendah dari masa pengambilan sampel dan

    pemeriksaan pertama +7abel %5 pada lampiran diduga berpengaruh terhadap peningkatanrisiko kejadian gagal pengobatan.

    ;egresi logistik multiple untuk karakteristik dasar dan karakteristik interensi yang

    dihubungkan dengan penyembuhan nutrisional menunjukkan bahwa pada anak dengan usia

    lebih muda, dengan marasmus-kwashiorkor, gangguan tumbuh kembang yang lebih berat,

    paparan atau in!eksi #?, dan penyakit dengan gejala batuk sebelum pengambilan sampel

    berhubungan dengan risiko gagal pengobatan +7abel 4. =aktor-!aktor ini terbukti memiliki

    hubungan signi!ikan dengan meningkatnya risiko kematian' selain itu, laporan dari pengasuh

    anak mengenai na!su makan yang baik dari sampel pada masa pengambilan awal sampel

    berkorelasi secara signi!ikan terhadap penurunan risiko kematian.

  • 7/25/2019 KADIT

    9/11

    DISKUSI

    Calaupun perbaikan kondisi kesehatan sudah sering dicapai dari penatalaksanaan sederhana

    kasus malnutrisi berat akut dalam beberapa dekade terakhir menggunakan ;

  • 7/25/2019 KADIT

    10/11

    %elama penelitian, diberlakukan strategi agresi! untuk menentukan status klinis dari anak

    yang tidak mengikuti pemeriksaan. #ampir semua anak yang berhasil ditemui sudah mati atau

    terlalu sakit sehingga perlu dirawat di rumah sakit. #al ini disebabkan oleh lokasi penelitian

    yang dilakukan pada tempat dengan persentase kematian yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan lokasi penelitian sebelumnya yang dilakukan di Malawi, dimana anak yang menjadi

    sampel dan tidak mengikuti keseluruhan program penelitian tidak lagi diikutkan sebagai

    sampel penelitian.

    AmoIicillin yang digunakan pada penelitian ini didapatkan seharga &.6" dolar per anak, dan

    ce!dinir seharga ".(5 dolar, dimana kedua harga ini mungkin bisa didapatkan lebih murah bila

    dibeli dalam jumlah lebih besar. %ebagai perbandingan, biaya yang digunakan untuk

    pembelian ;eberapa orang mungkin berspekulasi bahwa hal ini menunjukkan

    mekanisme potensial dari e!ektiitas tindakan teraupetik antibiotik pada malnutrisi

    +contohnya antara lain seperti menurunkan tingkat kejadian pneumonia bakterial dan

    menyembuhkan diare pada anak dengan imunitas yang rendah.

    Anak yang mengikuti penelitian ini menderita penyakit malnutrisi akut berat tanpa

    komplikasi, sebagaimana halnya dengan anak-anak pada umumnya yang dirawat dengan

    penyakit malnutrisi, yaitu malnutrisi dengan na!su makan yang baik pada masa pengambilan

    sampel dan tidak menunjukkan gejala klinis dari sepsis. %ebagian kecil anak yang tidak

    memenuhi kriteria ini dipindahkan ke bagian rawat inap. 8ertahanan mukosa +baik pernapasan

    maupun pencernaan diketahui menurun pada daerah dengan sumber daya terbatas seperti di

    Malawi, terutama pada anak dengan gi$i buruk 8enelitian bakteremia pada anak dengan gi$i

    buruk menunjukkan bahwa in!eksi inasi! bakteri berat disebabkan oleh translokasi dari

    permukaan mukosa yang rentan terhadap in!eksi. leh karena itu, walaupun anak-anak ini

    tidak secara spesi!ik menunjukkan tanda sepsis pada masa pengambilan sampel, antibiotik

    tetap e!ekti! dalam menurunkan kejadian memberatnya komplikasi-komplikasi ini pada masa

    terapi nutrisional.

  • 7/25/2019 KADIT

    11/11

    Calaupun peningkatan resistensi obat antimikroba pada negara berkembang tidak bisa

    diacuhkan, dan terdapat peningkatan timbulnya resistensi bakteri yang tinggi pada anak

    dengan gi$i buruk, penggunaan antibiotik dipercaya sebagai suatu pertimbangan tindakan

    yang serius ditinjau dari keuntungan yang menunjang penyembuhan status nutrisional dan

    penurunan angka kematian pada populasi spesi!ik yang beresiko tinggi ini.

    #asil yang didapatkan menunjukkan bahwa anak dengan malnutrisi berat akut tanpa

    komplikasi yang memenuhi kriteria terapi rawat jalan tetap beresiko mengalami in!eksi

    bakteri yang berat, sehingga inklusi rutin antibiotik sebagai bagian dari terapi nutrisi sangat

    disarankan. 8enelitian prospekti! dengan metode acak double-blind dengan kontrol plasebo

    ini menunjukkan tidak ada keuntungan dari terapi rutin amoIicillin. #asil dari penelitian

    sebelumnya mungkin disebabkan oleh berbagai perbedaan karakteristik dasar dari anaksebagai sampel, yang menerima antibiotik dan yang tidak menerima antibiotik, dan mungkin

    juga dibiaskan oleh !aktor lain yang belum diidenti!ikasi pada implementasi dari protokol

    pemberian makanan antara kedua grup tersebut. 8enelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk

    mengealuasi hasil jangka panjang dari penggunaan antibiotik secara rutin pada anak dengan

    malnutrisi berat akut tanpa komplikasi dan untuk menentukan de!inisi yang lebih baik untuk

    setiap kondisi risiko tinggi.