Kabupaten Enrekang

14
Kabupaten Enrekang Kabupaten Enrekang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawe si Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Enrekang. Kabupaten ini memilik i luas wilayah 1.786,01 km² dan berpenduduk sebanya k ± 190.579 j iwa. Ditinjau dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Enrekang memiliki kekhasan tersendiri. Hal tersebut disebabkan karena kebudayaan Enrekang (Massenrempulu') berada di antara kebudayaan Bugis, Mandar dan Tana Toraja. Bahasa daerah yang digunakan di Kabupaten Enrekang secara garis besar terbagi atas 3 bahasa dari 3 rumpun etnik yang berbeda di Massenrempulu', yaitu bahasa Duri, Enrekang dan Maiwa. Bahasa Duri dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Alla', Baraka, Malua, Buntu Batu, Masalle, Baroko, Curio dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Enrekang dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Enrekang, Cendana dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Maiwa dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Maiwa dan Kecamatan Bungin. Melihat dari kondisi sosial budaya tersebut, maka beberapa masyarakat menganggap perlu adanya penggantian nama Kabupaten Enrekang menjadi Kabupaten Massenrempulu', sehingga terjadi keterwakilan dari sisi sosial budaya. Sejarah terbentuknya Kabupaten Enrekang Sejak abad XIV, daerah ini disebut MASSENREMPULU' yang artinya meminggir gunung atau menyusur gunung, sedangkan sebutan Enrekang dari ENDEG yang artinya NAIK DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal mulanya sebutan ENDEKAN. Masih ada arti versi lain yang dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi

Transcript of Kabupaten Enrekang

Page 1: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 1/14

 

Kabupaten Enrekang 

Kabupaten Enrekang adalah salah satu Daerah Tingkat

II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak

di Kota Enrekang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.786,01 km² dan

berpenduduk sebanyak ± 190.579 j iwa.

Ditinjau dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Enrekang

memiliki kekhasan tersendiri. Hal tersebut disebabkan karena

kebudayaan Enrekang (Massenrempulu') berada di antara kebudayaan

Bugis, Mandar dan Tana Toraja. Bahasa daerah yang digunakan di

Kabupaten Enrekang secara garis besar terbagi atas 3 bahasa dari 3

rumpun etnik yang berbeda di Massenrempulu', yaitu bahasa Duri,

Enrekang dan Maiwa. Bahasa Duri dituturkan oleh penduduk di

Kecamatan Alla', Baraka, Malua, Buntu Batu, Masalle, Baroko, Curio

dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Enrekang

dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Enrekang, Cendana dan

sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Maiwa dituturkanoleh penduduk di Kecamatan Maiwa dan Kecamatan Bungin. Melihat

dari kondisi sosial budaya tersebut, maka beberapa masyarakat

menganggap perlu adanya penggantian nama Kabupaten Enrekang

menjadi Kabupaten Massenrempulu', sehingga terjadi keterwakilan dari

sisi sosial budaya.

 

Sejarah terbentuknya Kabupaten Enrekang

Sejak abad XIV, daerah ini disebut MASSENREMPULU' yang artinya

meminggir gunung atau menyusur gunung, sedangkan sebutan

Enrekang dari ENDEG yang artinya NAIK DARI atau PANJAT dan dari

sinilah asal mulanya sebutan ENDEKAN. Masih ada arti versi lain yang

dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi

Page 2: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 2/14

 

Pemerintahan telah dikenal dengan nama ³ENREKANG´ versi Bugis

sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah

daerah pegunungan sudah mendekati kepastian, sebab jelas bahwa

Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit

sambung-menyambung mengambil ± 85% dari seluruh luas wilayah

sekitar 1.786.01 Km².

Menurut sejarah, pada mulanya Kabupaten Enrekang merupakan suatu

kerajaan besar yang bernama MALEPONG BULAN, kemudian kerajaan

ini bersifat MANURUNG dengan sebuah federasi yang menggabungkan

7 kawasan/kerajaan yang lebih dikenal dengan federasi ´PITUE

MASSENREMPULU´, yaitu:

1. Kerajaan Endekan yang dipimpin oleh Arung/Puang Endekan

2. Kerajaan Kassa yang dipimpin oleh Arung Kassa'

3. Kerajaan Batulappa' yang dipimpin oleh Arung Batulappa'

4. Kerajaan Tallu Batu Papan (Duri) yang merupakan gabungan dari

Buntu Batu, Malua, Alla'. Buntu Batu dipimpin oleh Arung/Puang

Buntu Batu, Malua oleh Arung/Puang Malua, Alla' oleh Arung Alla'

5. Kerajaan Maiwa yang dipimpin oleh Arung Maiwa

6. Kerajaan Letta' yang dipimpin oleh Arung Letta'

7. Kerajaan Baringin (Baringeng) yang dipimpin oleh Arung Baringin

Pitu (7) Massenrempulu' ini terjadi kira-kira dalam abad ke XIV M. Tetapi

sekitar pada abad ke XVII M, Pitu (7) Massenrempulu' berubah nama

menjadi Lima Massenrempulu' karena Kerajaan Baringin dan KerajaanLetta' tidak bergabung lagi ke dalam federasi Massenrempulu'.

 Akibat dari politik Devide et Impera, Pemerintah Belanda lalu memecah

daerah ini dengan adanya Surat Keputusan dari Pemerintah Kerajaan

Belanda (Korte Verkaling ), dimana Kerajaan Kassa dan kerajaan Batu

Page 3: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 3/14

 

Lappa' dimasukkan ke Sawitto. Ini terjadi sekitar 1905 sehingga untuk

tetap pada keadaan Lima Massenrempulu' tersebut, maka kerajaan-

kerajaan yang ada didalamnya yang dipecah.

Beberapa bentuk pemerintahan di wilayah Massenrempulu' pada masaitu, yakni:

1. Kerajaan-kerajaan di Massenrempulu' pada Zaman penjajahan

Belanda secara administrasi Belanda berubah menjadi Landshcap.

TiapLandschap dipimpin oleh seorang Arung (Zelftbesteur ) dan

dibantu oleh Sulewatang dan Pabbicara /Arung Lili, tetapi

kebijaksanaan tetap ditangan Belanda sebagai Kontroleur . FederasiLima Massenrempulu' kemudian menjadi: Buntu Batu, Malua,

 Alla'(Tallu Batu Papan/Duri), Enrekang (Endekan) dan Maiwa. Pada

tahun 1912 sampai dengan 1941 berubah lagi menjadi Onder 

 Afdeling Enrekang yang dikepalai oleh seorang Kontroleur (Tuan

Petoro).

2. Pada zaman pendudukan Jepang (1941 1945), Onder 

 Afdeling Enrekang berubah nama menjadi Kanrikan. Pemerintahan

dikepalai oleh seorang Bunkem Kanrikan.

3. Dalam zaman NICA (NIT, 1946 27 Desember 1949), kawasan

Massenrempulu' kembali menjadi Onder Afdeling Enrekang.

4. Kemudian sejak tanggal 27 Desember 1949 sampai 1960, Kawasan

Massenrempulu' berubah menjadi Kewedanaan Enrekang dengan

pucuk pimpinan pemerintahan disebut Kepala Pemerintahan Negeri

Enrekang (KPN Enrekang) yang meliputi 5 (lima) SWAPRAJA, yakni:

Page 4: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 4/14

 

  SWAPRAJA ENREKANG

  SWAPRAJA ALLA

  SWAPRAJA BUNTU BATU

  SWAPRAJA MALUA  SWAPRAJA MAIWA

Yang menjadi catatan atau lembaran sejarah yang tak dapat dilupakan

bahwa dalam perjuangan atau pembentukan Kewadanaan Enrekang (5

SWAPRAJA) menjadi DASWATI II / DAERAH SWANTARA TINGKAT II

ENREKANG atau KABUPATEN MASSENREMPULU'. (Perlu ingat

bahwa yang disetujui kelak dengan nama Kabupaten Dati II Enrekang

mungkin karena latar belakang historisnya).[rujukan?] 

 

 Adapun pernyataan resolusi tesebut antara lain:

  Pernyataan Partai/Ormas Massenrempulu' di Enrekang pada tanggal

27 Agustus 1956.

  Resolusi Panitia Penuntut Kabupaten Massenrempulu di Makassar 

pada tanggal 18 Nopember 1956 yang diketuai oleh almarhum Drs.

H.M. RISA

  Resolusi HIKMA di Parepare pada tanggal 29 Nopember 1956

  Resolusi Raja-raja (ARUM PARPOL/ORMAS MASSENREMPULU')

di Kalosi pada tanggal 14 Desember 1956

Pemerintahan

Page 5: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 5/14

 

Daftar Kepala Daerah

Pada mula terbentuknya Kabupaten Enrekang yang telah mengalami

beberapa kali pergantian Bupati sampai sekarang, antara lain:

1. Periode 1960 - 1963 dijabat oleh ANDI BABBA MANGOPO

2. Periode 1963 - 1964 dijabat oleh M. NUR

3. Periode 1964 - 1965 dijabat oleh M. CAHTIF LASINY

4. Periode 1965 - 1969 dijabat oleh BAMBANG SOETRESNA

5. Periode 1969 - 1971 dijabat oleh ABD. RACHMAN, BA.

6. Periode 1971 - «« dijabat oleh Drs. A. PARAWANSA (Pjs.)

7. Periode 1971 - 1978 dijabat oleh MUCH. DAUD (± 2 tahun masa non

fictive)

8. Periode 1978 - 1983 dijabat oleh H. ABDULLAH DOLLAR, BA

9. Periode 1983 - 1988 dijabat oleh M. SALEH NURDIN AGUNG

10. Periode 1988 - 1993 dijabat oleh H. M. AMIN SYAM

11. Periode 1993 - 1998 dijabat oleh H. ANDI RACHMAN

12. Periode 1998 6 Oktober 2003 dijabat oleh Drs. H. IQBAL

MUSTAFA dan Wakil Bupati Drs. ZAINI BADAWING

13. Periode 2003 2008 dijabat oleh Ir. H. LA TINRO LA TUNRUNG

dan Wakil Bupati H. MUH. LODY SINDANGAN, SH. M.Si

14. Periode 2008 (Mei s/d Oktober 2008) dijabat oleh H. MUH. LODY

SINDANGAN, SH. M.Si (Menjabat selama 5 bulan, menggantikan H.

La Tinro La Tunrung yang ikut dalam pencalonan Bupati Periode

2008 - 2013)

15. Periode 2008 sampai sekarang dijabat oleh Ir. H. LA TINRO LA

TUNRUNG dan Wakil Bupati Drs. NURHASAN. Dilantik oleh

Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo pada

tanggal 9 Oktober 2008, di Lapangan Batili Abu Bakar Lambogo.

Page 6: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 6/14

 

Pelantikan Bupati Enrekang yang pertama, yaitu pada tanggal 19

Pebruari 1960 ditetapkan sebagai hari terbentuknya Daerah Kabupaten

Enrekang.

Daftar Ketua Legislatif 

Berikut ini adalah daftar Pimpinan Daerah dibidang Legistalif yang

pernah menjabat di Kabupaten Enrekang sampai sekarang, yaitu:

1. ANDI BABA MANGOPO (merangkap Bupati karena masih DPRD

GR) Tahun 1960 1963

2. ABD. RAHMAN, BA

3. H. ARIFIN ALI

4. MAHATMANTONG

5. M. JAFAR

6. IBRAHIM TAQWA

7. H.M. MIEN KAMASE

8. JAMALUDDIN TANTI

9. M. SALEH NURDIN AGUNG sebagai Ketua dan Wakilnya MAYOR

 ABDUL LATIF

10. H. ABD. SAMAD MANNAN sebagai Ketua dan Wakilnya MAYOR

CHK HUSAIN GANTARAN, SH

11. H.M. ALI RAHIM sebagai Ketua dan Wakilnya Drs. MUSTAFA

CAWIDU dan LETKOL MUSTAFA BK

12. Periode 1999 - 2004 sebagai Ketua H. JK. SAWATI dan Wakilnya

adalah:[ 

  Periode 1999 dijabat oleh MAYOR CHOIRI

  Periode 1999 2004 dijabat oleh MAYOR CHOIRI dan H.

 ACHMAD ANGGORO

Page 7: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 7/14

 

  Periode 2004 2005 dijabat oleh SAFRUDDIN, SH dan H.

 ACHMAD ANGGORO

  Periode 2005 - 2008 dijabat oleh H. AHMAD ANGGORO,

SAFRUDDIN, SH dan Drs. H. MUSTAKIMDaftar Kepala Pemerintahan Negeri

Berikut ini adalah mantan Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang

(KPN), yaitu:

   ABDUL HAKIM

   ABDUL RAHMAN, BA

   ABDUL MADJID PATTAROPURA

  NUHUNG

   ATJO

]Daftar tokoh-tokoh masyarakat

Diantara tokoh-tokoh / sesepuh MASSENREMPULU' yang mempelopori

terbentuknya Kabupaten Enrekang antara lain:

  Drs. H.M. RISA

  Drs. H.M. THALA

  H. ANDI SANTO

   ANDI PALISURI

  H.M. YASIN

   ANDI MARAINTANG

   ANDI BASO NUR RASYID   ANDI TAMBONE

  BOMPENG RILANGI

   ANRI ENRENG

   ABDUL RAHMAN, BA

Page 8: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 8/14

 

Pembagian wilayah administratif 

Berdasarkan PP No. 34 Tahun 1962 dan Undang-Undang NIT Nomor 

44 Tahun 1960 Sulawesi terpecah dan sebagai pecahannya meliputi

  Administrasi Parepare yang lebih dikenal dengan nama KabupatenParepare lama, dimana kewedanaan Kabupaten Enrekang adalah

merupakan salah satu daerah diantara 5 (lima) Kewedanaan lainnya.

Selanjutnya dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959

(Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74 tentang Pembentukan

Daerah Tingkat II di Sulawesi) atau daerah Swatantra Tingkat II

(DASWATI II), maka Kabupaten Parepare lama terpecah menjadi 5

(lima) DASWATI II, yaitu:

1. DASWATI II ENREKANG

2. DASWATI II SIDENRENG RAPPANG

3. DASWATI II BARRU

4. DASWATI II PINRANG

5. DASWATI II PARE PARE

Kelima gabungan dearah tersebut dari dulu dikenal dengan

nama Afelling Parepare.

Dengan terbentuknya DASWATI II Enrekang berdasarkan Undang-

Undang Nomor: 29 Tahun 1959 tentang Pemerintahan Daerah, maka

sebagai tindak lanjutnya pada tanggal 19 Februari 1960, H. ANDI

BABBA MANGOPO dilantik sebagai Bupati yang pertama dan

ditetapkan sebagai hari terbentuknya DASWATI II Enrekang atau

Kabupaten Enrekang.

Sehubungan dengan ditetapkannya Perda Nomor: 4, 5, 6 dan 7 tahun

2002 pada tanggal 20 Agustus 2002 tentang pembentukan 4 (empat)

Kecamatan Definitif dan Perda Nomor 5 dan 6 Tahun 2006 tentang

Page 9: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 9/14

 

pembentukan 2 kecamatan sehingga pada saat ini di Kabupaten

Enrekang telah memiliki 12 (dua belas) kecamatan yang defenitif, yaitu:

  Kecamatan Enrekang, ibukotanya Enrekang

 

  Kecamatan Maiwa, ibukotanya Maroangin

 

  Kecamatan Anggeraja, ibukotanya Cakke

 

  Kecamatan Baraka, ibukotanya Baraka

  Kecamatan Alla, ibukotanya Belajen

 

  Kecamatan Curio, ibukotanya Curio

  Kecamatan Bungin, ibukotanya Bungin

 

  Kecamatan Malua, ibukotanya Malua

  Kecamatan Cendana, ibukotanya Cendana

  Kecamatan Buntu Batu, ibukotanya Pasui, hasil pemekaran dari

Kecamatan Baraka, diresmikan pada tanggal 19 Januari 2007.

  Kecamatan Masalle, ibukotanya Lo¶ko, hasil pemekaran dari

Kecamatan Alla

  Kecamatan Baroko, ibukotanya Baroko, hasil pemekaran dari

Kecamatan Alla

Selanjutnya dari 12 (dua belas) kecamatan defenitif terdapat 112

(seratus dua belas) desa/kelurahan, yaitu 17 kelurahan dan 95 desa.

  Adapun jumlah penduduk Kabupaten Enrekang pada tahun 2008

berjumlah sekitar 186.810 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 93.939 jiwa

dan perempuan sebanyak 92.871 jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 43.062.

Page 10: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 10/14

 

 

Musik Bambu Enrekang

Ditampilkan Kembali

Musik bambu, alat musik tradisional

Suku Massenrengpulu, Kabupaten

Enrekang, Sulawesi Selatan, yang

terancam punah, ditampilkan kembali pada Gelar Budaya Sulsel 2006, belum

lama ini [Pembaruan/M Kiblat Said]

urugana Bambapuang atau surga dari Gunung Bambapuang. Itulah lagu yang

melukiskan keindahan gunung yang berada sekitar 3.400 meter dari permukaan

laut (dpl) dan menjadi lagu khas Suku Massenrengpulu yang mendiami

Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Lagu itu mengalun indah lewat konser musik bambu yang dimainkan kelompok tani serta siswa sekolah dasar dan menengah dari berbagai kecamatan di

Kabupaten Enrekang, saat Gelar Budaya Sulawesi Selatan 2006 di Lapangan

Abu Bakar Lambogo, di kaki Gunung Bambapuang, akhir pekan lalu. Musik 

 bambu Enrekang yang terancam punah itu, berhasil ditampilkan kembali dengan

 baik.

Masyarakat Suku Massenrengpulu (Maiwa, Duri dan Enrekang) menyebutmusik bambu sebagai musik bas, semua peralatannya terbuat dari bahan bambu

 pelang atau petung, bentuknya menyerupai peralatan musik angklung dari Jawa

Barat.

Page 11: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 11/14

 

Angk l ng dan musik bas dimainkan secara berkel mpok. Hanya sa ja bedanya,

alat musik angk lung mengandalkan bunyi suara bamboo, sedangkan musik bas

adalah alat musik tiup. Alat tiup itu pun terus berkembang dan men jadi sarana

hi  buran rakyat di pedalaman Enrekang, dilengkapi alat  tabuh yang di buat dar i 

kulit sapi dan dimainkan beramai -ramai pada saat upacara adat, menyambut 

musim panen atau pesta rakyat. "Kalau ada sunatan atau pengantin, alat  ini 

masih ser ing di pakai sebagai hi buran, seper ti saat perkawinan Andi Jaya Sose,

seorang bangsawan Enrekang," kata Manta. (63) pelatih musik bas dar i Desa

Tampo, Kecamatan Anggera ja.

Menurut  Manta, dalam legenda rakyat  Massenrengpulu alat  itu konon

ditemukan oleh seorang pengembala kerbau. Awalnya ia membuat alat tiup dar i 

 batang merang padi yang dimainkan di atas kerbau sambil menunggui padi di 

kak i Gunung Bambapuang. Sang pengembala kemudian mengganti alat  tiup

dar i batang merang itu dengan bambu dan terci ptalah suling bamboo dengan

suara yang lebih merdu dar i suara yang d itimbulkan batang merang padi.

Pada zaman pendudukan Belanda, musik bas mengalami perkembangan,

mesk i pun teknik pembuatannya sangat  tradisional. Aturan solmisasinya

semak in sempurna karena nadanya diselaraskan dengan menggunakan standar 

suara garpu tala. Selain suling, peralatan musik  itu dilengkapi alat bas terbuat 

dar i bambu berukuran sedang. Untuk bas A terdir i nada do, mi, sol, bas B nada

fa, la. Sedangkan bas C terdir i dar i nada re dan si.

Menurut  Manta, musik  tersebut dapat mengir ingi banyak  lagu, han ya sa ja

memilik i kelemahan ketika dimainkan untuk  lagu minor . "Bukan tidak bisa,

namun rumit untuk dikoor seper ti sopran, tenor dan alto," u jarnya.

Media Pemersatu 

Page 12: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 12/14

 

Musik bambu telah memperkaya khasanah budaya Suku Massenrengpulu,

kelompok musik  itu masih ber tahan dan berfungsi sebagai media pemersatu

ser ta hi buran di kalangan kelompok tani Bolang, Si pakanana, Biak, Dolog dan

Tampo. "Hampir semua anggota kelompok tani bisa memainkan alat musik ini,"

kata Manta.

Perkembangan musik bambu di Enrekang tak lepas dar i peranan besar seniman

musik bambu dar i  Manado dan Ambon yang  juga memilik i musik khas dar i 

 bambu dan

Perkembangannya telah  jauh lebih ma ju. Mereka datang ke Bumi 

Massenrengpulu membagi  ilmunya, sekalian menga jarkan cara membuat alat 

musik yang nadanya sempurna.

Sayangnya, kata Manta, modernisasi saat ini men jadi ancaman punahnya musik 

 bambu tersebut. Sedik it sekali generasi muda yang berminat untuk 

mempela jar inya sebagai musik war isan leluhur yang harus di per tahankan,

  banyak yang menganggap musik kampu ngan. Mesk i  pun begitu, Manta dan

 beberapa pelatih musik bambu lainnya di Enrekang merasa lega karena Bupati 

Enrekang, Ir Latinro Latunrung sudah menginstruksikan semua sekolah dasar 

dan sekolah menengah di daerah itu untuk men jadikan musik bambu sebagai 

 pela jaran ekstra.

Direk torat Tradisi Direk tur Jenderal (Dir  jen) Nilai Seni dan Budaya Film

Depar temen Kebudayaan dan Par iwisata, Sr i Har tanto ter lihat gembira saat 

menyaksikan penampilan musik bambu itu, pada Gelar  Budaya Sulawesi Selatan 2006. Ia bahkan mem inta pemer intah daerah untuk melakukan agenda

rutin per lombaan musik bambu untuk melestar ikan musik  tradisional  tersebut.

[Pembaruan/M K i blat Said]

Page 13: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 13/14

 

 

Adapun Dangke, makanan Khas Kabupataen Enrekang, Sulawesi Selatan

Memperkenalkan kepada anda makanan khas kabupaten Enrekang di provinsi Sulawesi Selatan yakni Dangke. Untuk mengetahui lebih dekat bagaimana cita

rasa Dangke ini, kami a jak anda menu ju kabupaten Enrekang di provinsi 

Sulawesi Selatan. Enrekang merupakan nama salah satu kabupaten yang ada di  

 provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini ter letak antara 196 dan 281 k ilometer 

di sebelah utara kota Makassar. Dar i  Makassar menu ju kabupaten Enrekang

membutuhkan wak tu lebih kurang 6  jam per  jalanan. Untuk menu ju kabupaten

Enrekang ini, anda dapat menggunakan bus umum ataupun kendaraan pr i badi.

Ketika berkun jung ke Enrekang, makanan khas yang patut anda coba yakni 

Dangke. Konon, Dangke merupakan makanan khas di kabupaten Enrekang

yang hanya dapat dijumpai di  tempat makanan itu di buat, mesk i  pun nama

makanan ini  telah dikenal hingga ke Makassar.

Makanan yang berwarna putih seper ti  tahu dan terasa lembut ketika anda

mengkonsumsinya men jadi cir i khas tersendir i dar i Dangke. Bagi pecintanya,

rasa Dangke dinilai gur ih seper ti ke ju dan kenyal seper ti  tahu. Beda nya,  jika

tahu di buat dar i fermentasi kacang kedelai. Sementara Dangke di buat dar i susu

kerbau yang telah difermentasikan.

Masyarakat Enrekang biasanya membuat Dangke untuk dikonsumsi sendir i 

ataupun dijual kembali kepada para pemesannya. Untuk membuat Dangke

tidak lah mudah. Dalam proses pembuatan makanan ini, mereka harus

menyiapkan susu kerbau yang dinilai berkualitas bagus ter lebih dahulu. Kualitas

susu kerbau itu diyak ini dapat mempengaruhi kualitas rasa dar i Dangke. Setelah

itu, barulah susu kerbau dimasak bersama dengan garam hingga mendidih.

Page 14: Kabupaten Enrekang

5/6/2018 Kabupaten Enrekang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kabupaten-enrekang-559ab9adf1135 14/14

 

Untuk memadatkan rebusan susu kerbau itu, mereka menambahkan sedik it 

getah dar i buah pepaya. Getah dar i buah papaya mengandung enzim papain.

Enzim papain itulah yang dapat memisahkan air dan protein dalam susu kerbau.

Setelah susu kerbau itu ter lihat menggumpal, pember ian enzim papain

dihentikan. Jika ter lalu banyak campuran enzim papain dalam rebusan susu,

rasa Dangke men jadi pahit. Setelah campuran susu matang dan ter lihat padat,

 barulah rebusan itu disar ing. Untuk membuat Dangke, hanya di butuhkan

kandungan protein yang dalam susu. Sementara kandungan airnya di buang.

Setelah disar ing, barulah campuran susu kerbau itu dimasukkan ke dalam

cetakan khusus kemudian didinginkan.

Di Enrekang, terdapat beragam bentuk dan ukuran Dangke sesuai selera dar i 

 pembuat Dangke itu sendir i. Umumnya, cetakan Dangke terbuat dar i tempurung

kelapa yang telah di bersihkan dan di belah hingga berbentuk setengah lingkaran.

Sementara untuk penya jiannya, Dangke dapat  langsung dikonsumsi s etelah

matang atau diolah ter lebih dahulu men jadi Dangke Goreng ser ta Dangke

Panggang. Lain halnya dengan kebiasaan masyarakat di Enrekang. Mereka

 biasanya mengkonsumsi Dangke berwarna putih seper ti  tahu itu bersama

dengan Pulu Mandoti, beras ketan yang te lah dimasak seper ti nasi putih.