SINERGI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM ......v ABSTRAK Fatimah Sudirman. Sinergi Pemerintah dan...

81
SINERGI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN PERSAMPAHAN DI PASAR SENTRAL KABUPATEN ENREKANG Oleh : FATIMA SUDIRMAN Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05339 15 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of SINERGI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM ......v ABSTRAK Fatimah Sudirman. Sinergi Pemerintah dan...

  • i

    SINERGI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM

    PENANGGULANGAN PERSAMPAHAN DI PASAR

    SENTRAL KABUPATEN ENREKANG

    Oleh :

    FATIMA SUDIRMAN

    Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05339 15

    PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

    MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2020

  • i

    SINERGI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM

    PENANGGULANGAN PERSAMPAHAN DI PASAR

    SENTRAL KABUPATEN ENREKANG

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

    Ilmu Administrasi Negara

    Disusun dan diajukan oleh

    FATIMA SUDIRMAN

    Nomor Stambuk : 10561 05339 15

    Kepada

    PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

    MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama Mahasiswa : Fatima Sudirman

    Nomor Stambuk : 105610533915

    Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

    Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

    bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan oleh orang lain atau

    melakukan plagiat. Peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

    dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

    akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademiki.

    Makassar, 15 Juni 2020

    Yang Menyatakan.

    Fatima Sudirman

  • v

    ABSTRAK

    Fatimah Sudirman. Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam penanggulangan

    persampahan di Pasar Sentral Kabupaten Enrekang (dibimbing oleh Alyas dan

    Abdi).

    Kurangnya kepedulian masyarakat dan keterbatasan dana Pemerintah,

    merupakan salah satu penyebab terjadinya permasalahan pencemaran di Kabupaten

    Enrekang. Selain itu, hal ini sangat berdampak pada kesehatan manusia serta

    munculnya permasalahan sampah. Sampah selalu menjadi masalah yang serius,

    masalah ini timbul karena masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam

    penanggulangan sampah.

    Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui sinergi

    pemerintah dan masyarakat berdasarkan permasalahan yang dibahas yaitu

    permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian. Informan dalam penelitian ini

    berjumlah tujuh orang, pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan

    dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan

    kesimpulan, sedangkan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teknik dan

    waktu.

    Hasil penelitian menunjukkan sinergitas pemerintah dan masyarakat dalam

    penanganan sampah di pasar sentral Enrekang dilihat dari 3 dimensi yaitu pemecahan

    masalah, peran pemerintah dan jaringan komunikasi. Selain itu, dikaji juga mengenai

    faktor pendukung dan penghambat sinergitas tersebut. Pemecahan masalah sampah

    melalui system pelayanan persampahan dengan tiga system yaitu system rute, metode

    pembuangan sampah dengan system “controlled landfill” dan pengumpulan dan

    pengangkutan dengan sistem clean site. Peran pemerintah dalam pengelolaan

    persampahan di pasar sentral Enrekang dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

    sampah yang ada belum optimal, akan tetapi, jaringan komunikasi yang terbangun

    dalam memberikan pelayanan persampahan kepada masyarakat sudah baik. Berbagai

    faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi dalam penangan sampah di pasar

    sentral Enrekang, akan tetapi telah diberikan solusi penyelesaian masalah tersebut.

    Keyword: Sinergitas, Penanggulangan Sampah.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat ALLAH SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Dalam Penanggulangan Persampahan Di

    Pasar Sentral Enrekang”.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan

    dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

    menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. Alyas, M.S selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Abdi, M.Pd

    selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan

    mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

    4. Kedua orang tua saya Ayahanda Sudirman dan Ibunda tercinta Nurdalipa dan

    seluruh keluarga yang telah berkorban tanpa pamrih dalam membesarkan, mendidik

    dan mendoakan keberhasilan penulis, memberi semangat dan motivasi serta bantuan

    baik moril ataupun materi dan tak lupa kasih sayang yang tak hentinya mereka

    berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  • vii

    5. Sahabat-sahabatku Riska, Renita, Samsidar, Andi Magfirah, Astuti, Asti,

    Indrayanti dan masih banyak lagi, yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan,

    perhatian, cerita dan pengalaman bagi penulis selama kuliah dan menemaniku disaat

    sedih dan senang. Terima kasih juga atas persahabatannya.

    6. Buat Areisnah, Novita,S.E, Siswati, Etus, Mumma.S.E, Umma, S.P, Alfira, S.T,

    Kak Wiwong, Uni, Manni, yang selama ini sudah menjadi saudara-saudariku

    mendengarkan setiap keluh kesahku terimakasih.

    8. Saudari-Saudariku yang ada di HISMA, HPMM, Public admnistration 015,dan

    MASSOLA 015 Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Kuliah, pengkaderan,

    kepengurusan Humanis telah menjadi torehan cerita mahasiswa yang tak terlupakan.

    Perjalanan masih panjang kawan, semoga di masa depan nanti kita akan bertemu

    dengan kesuksesan yang kita cita-citakan masing-masing, insya ALLAH.

    Demi Kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat

    penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan

    sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

    Makassar, 17 Februari 2020

    Fatima Sudirman

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman Sampul .................................................................................................i

    Halaman Pengajuan Skripsi ................................................................................ii

    Halaman Persetujuan ...........................................................................................iii

    Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................iv

    Abstrak ................................................................................................................v

    Kata Pengantar ....................................................................................................vi

    Daftar Isi..............................................................................................................viii

    Daftar Tabel ........................................................................................................x

    Daftar Gambar .....................................................................................................xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................7 C. Tujuan Penelitian..............................................................................7 D. Manfaat Penelitian............................................................................8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep Sinergi .................................................................................9 B. Penanggulangan Sampah..................................................................11 C. Kerangka Pikir..................................................................................20 D. Fokus Penelitian ...............................................................................22 E. Deskripsi Fokus Penelitian ...............................................................22

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan lokasi penelitian .............................................................23 B. Jenis dan Tipe penelitian ..................................................................23 C. Sumber Data .....................................................................................24 D. Informan Penelitian ..........................................................................25 E. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................25 F. Teknik Analisis Data ........................................................................25 G. Keabsahan Data ................................................................................27

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Objek Penelitian ...............................................................29 B. Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam Penanggulangan

    Persampahan di Pasar Sentral Enrekang ..........................................36

    C. Hasil Penelitian .................................................................................53

  • ix

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan.......................................................................................54 B. Saran-Saran ......................................................................................55

    DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................57

    LAMPIRAN ........................................................................................................59

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Daftar Bupati Kabupaten Enrekang Periode1960-sekarang .................31

    Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Enrekang Berdasarkan Jenis Kelamin ...32

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir .......................................................................21

    Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kab. Enrekang .........37

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan

    hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lainnya dari sumber

    daya alam. Selain menghasilkan barang-barang yang akan dikonsumsi, aktivitas

    tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh

    manusia. Bahan buangan makin hari makin bertambah banyak. Hal ini erat

    hubungannya dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di satu pihak, dan di

    pihak lain dengan ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap dalam Candra

    (2006).

    Tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kehidupan

    masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945.

    Kebijakan pembangunan tidak lepas dari upaya pemerintah untuk meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan

    untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Sedangkan hakekat

    pembangunan itu sendiri adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

    pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan itu sendiri menurut

    (Salim, 1993) mencakup beberapa hal yaitu: (1) kemajuan lahiriah, seperti sandang,

    perumahan, dan lain lain; (2) kemajuan batiniah, seperti pendidikan, rasa aman, rasa

  • 2

    keadilan, rasa sehat; (3) kemajuan yang meliputi seluruh rakyat sebagaimana

    tercermin dalam perbaikan hidup berkeadilan.

    Masalah pembangunan tidak lepas dari permasalahan lingkungan hidup untuk

    itu perlu adanya penanganan yang serius. Masalah lingkungan hidup negara

    berkembang berbeda dengan masalah lingkungan hidup yang dialami negara maju.

    Masalah lingkungan hidup yang dialami Negara berkembang adalah keterbelakangan

    atau kemiskinan, sedangkan lingkungan hidup yang dihadapi oleh negara maju adalah

    polusi yang bisa merusak lingkungan hidup. Dalam rangka pembangunan di

    Indonesia, khususnya di bidang lingkungan perlu diupayakan peningkatan kualitas

    perilaku masyarakat terhadap keseimbangan lingkungan hidup. Faktor penting yang

    menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan hidup yang tidak baik adalah adanya

    pertumbuhan penduduk yang semakin banyak. Hal ini akan menambah kebutuhan

    akan tanah (tempat tinggal), air bersih, sosial dan kriminalitas.

    Penataan lingkungan yang tidak baik dan pengelolaan lingkungan hidup yang

    tidak teratur berakibat timbulnya berbagai masalah seperti banjir, tanah longsor, dan

    bencana alam lainya. Sedangkan penataan lingkungan yang baik akan menghasilkan

    lingkungan yang bersih, teratur dan bisa meningkatkan pelestarian lingkungan itu

    sendiri. Untuk itu perlu adanya peran serta masyarakat dalam memelihara lingkungan

    sekitarnya yang akan mempengaruhi terjadinya perubahan lingkungan disekitarnya.

    Ketidakikutan masyarakat dalam memelihara lingkungannya akan

    mengakibatkan lingkungan itu menjadi kurang bersih dan kurang sehat. Selain itu

    masyarakat harus berperan serta dalam menjaga pelestarian lingkungan, karena hal ini

  • 3

    saling terkait antara satu dengan yang lainya. Proses pembangunan di Kota Enrekang

    semakin pesat seiring dengan perkembangan waktu dan kemajuan teknologi.

    Kurangnya kepedulian masyarakat dan keterbatasan dana Pemerintah

    Kabupaten Enrekang, merupakan salah satu penyebab terjadinya permasalahan

    pencemaran di wilayah ini. Selain itu hal ini sangat berdampak pada kesehatan

    manusia serta degradasi lingkungan yang lebih besar. Kurangnya kesadaran mereka

    tentang arti pentingnya pelestarian lingkungan, menyebabkan mereka kurang peduli

    terhadap lingkungan sekitarnya.Pembuangan sampah langsung ke sungai, merupakan

    salah satu bukti masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pelestarian

    lingkungan hidup. Karena pada dasarnya pengelolaan lingkungan tersebut, bukan saja

    menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga tanggung jawab masyarakat.

    Pengikutsertaan masyarakat ini, diperlukan untuk meningkatkan perasaan ikut

    memiliki (sense of belonging) dalam setiap proses kegiatan.

    Salah satu penyebab dari semua pencemaran lingkungan hidup adalah barang-

    barang bekas yang sudah tidak terpakai atau nama populernya adalah sampah.

    Dengan demikian meningkatnyajumlah penduduk, timbulnya tempat-tempat

    pemukiman penduduk baru ditunjang dengan kemajuan teknologi, maka volume

    sampah juga akan meningkat seirama dengan kegiatan manusia tersebut, sehingga

    apabila penangulangan dan pengelolaan tidak baik akan menimbulkan masalah besar

    dalam pelestarian lingkungan hidup

    Sampah selalu menjadi masalah yang serius, masalah ini timbul karena masih

    kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanggulangan sampah. Seperti yang ada

  • 4

    dilingkungan Kota Enrekang masih banyak sampah rumah tangga yang dibuang tidak

    pada tempatnya seperti di pinggir jalan dan di lahan yang belum dimanfaatkan.

    Keterlambatan pengangkutan sampah dapat menyebabkan sebagian masyarakat

    merasa sangat terganggu dengan sampah karena menimbulkan bau yang tidak enak di

    sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Jika hal ini dibiarkan, maka akan

    merugikan masyarakat karena sampah dapat menimbulkan penyakit.

    Langkah-langkah mengatasi masalah yang dihadapi oleh pemerintah, dan

    masyarakat dalam menangani sampah terkait penanganan sampah serta pelaksanaan

    yang belum maksimal terhadap regulasi-regulasi mengenai penanganan sampah.

    Dalam hal ini perlu adanya sebuah komitmen yang kuat dan terobosan yang bersifat

    kreatif-inovatif dari semua pihak untuk mengoptimalkan perangkat regulasi mengenai

    penanganan dan pembangunan sampah yang berwawasan lingkungan serta merubah

    paradigma yang sudah tidak mempunyai relevansi dalam konteks membangun

    kesadaran pemerintah terkait, dan masyarakat dalam menghadapiproblematika

    sampah di negeri ini.

    Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga

    negara Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam Undang - Undang Dasar Negara

    Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa “Setiap orang berhak sejahtera

    lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan

    sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

  • 5

    Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

    maka pemerintah membentuk Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

    Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup, yang mengatur mengenai larangan

    dalam perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup untuk mencegah terjadinya

    pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Hukum lingkungan merupakan

    hukum fungsional, karena bertujuan untuk menanggulangi pencemaran, pengurusan,

    dan perusakan lingkungan sehingga tercipta lingkungan yang baik, sehat, indah, dan

    nyaman bagi seluruh rakyat (Hamzah, 2016).

    Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai aspek, Salah satu aspek

    yang sangat berpengaruh adalah aspek pengelolaan sampah di lingkungan

    pemerintahan. Menurut Darwin, 2006 dalam Wibowo, 2010 persampahan telah

    menjadi agenda permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir seluruh daerah di

    Indonesia. Faktor keberhasilan pelaksanaan pengelolaan sampah sepenuhnya akan

    tergantung pada kemauan Pemerintah Daerah atau Kota dan masyarakat. Kemauan ini

    dapat dimulai dari pemahaman dan kesadaran akan pentingnya sektor pengelolaan

    sampah sebagai salah satu pencerminan keberhasilan pengelolaan kota.

    Sisi lain, motivasi masyarakat dalam mengelola sampah sampai saat ini belum

    nampak kemunculannya. Pola hidup masyarakat yang masih mengedepankan

    pemenuhan kebutuhan hidup atau ekonomi menjadikan masalah pengelolaan sampah

    sebagai permasalahan yang belum menjadi prioritas untuk ditangani. Perilaku dan

    kebiasaan masyarakat atau individu untuk mengelola sampah belum mengarah

    kepada perilaku yang positif seperti membuang sampah pada tempatnya .

  • 6

    Permasalahan sampah dapat diatasi jika masyarakat maupun Pemerintah

    mampu dan memiliki kemauan dalam menjalankan tugas dan kewajiban pengelolaan

    sampah dengan penuh tanggung jawab. Bentuk keterlibatan masyarakat sebagai pihak

    yang menghasilkan sampah dengan proporsi terbesar, dapat dilaksanakan dengan

    membudayakan perilaku pengelolaan sampah semenjak dini dari rumah tangga,

    sebagai struktur terendah dalam pengelolaan sampah perkotaan.

    Wakil Bupati Enrekang, Asman mengatakan permasalahan sampah yang

    menjadi penghalang utama untuk Kabupaten Enrekang memperoleh Adipura. Dengan

    jumlah penduduk yang mencapai ± 190.579 jiwa memang memerlukan partisipasi

    aktif masyarakat dalam mengelola sampah. Pihak pemerintah mengaku tidak bisa jika

    tanpa bantuan masyarakat. (Tribunnews. 2019).

    Menurut data dari DLH Kota Enrekang, pada tahun 2018 hingga 2019,

    volume sampah di Kota Enrekang mencapai ±2679 m3. Sampah tersebut berasal dari

    sampah masyarakat umumnya dan sampah pasar Sentral di Kota Enrekang.

    Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Enrekang , sampah pasar

    sentral di Kabupaten Enrekang hampir mencapai 85.1 m3/hari. Salah satu

    permasalahan sampah pasar, selain jumlahnya yang relatif banyak serta mempunyai

    permasalahan tersendiri, keadaan ini terjadi di pasar sentral Kabupaten Enrekang

    sebagai wadah perekonomian, aktivitas yang ada baik jual beli dari pedagang ke

    komsumen atau dari pegdagang ke pedagang secara tidak langsung menyebabkan

    timbunan sampah. Pasar umum memliki jenis sumber sampah yang lebih banyak

    dibandingkan pasar khusus, jenis barang yang diperjualbelikan dalam suatu pasar

  • 7

    mempengaruhi volume serta sifat sampah yang dihasilkan. Sampah pasar memiliki

    karakteristik khas, volumenya besar, kadar air tinggi, serta mudah membusuk.

    (BPS.2019).

    Aisiah mengungkapkan Kabupaten Enrekang, masih kekurangan armada truk

    pengangkut sampah. Hal ini menyebabkan sejumlah kecamatan mengalami

    keterlambatan penjemputan sampah karena harus antri menunggu giliran. saat ini

    baru ada 12 armada truk pengangkut sampah yang beroperasi di Kabupaten

    Enrekang. Dari jumlah tersebut, lima armada diantaranya ditempatkan beroperasi di

    Kota Enrekang dan dua armada truk beserta motor gerobak di tempatkan di pasar

    sentral Enrekang , sementara sisanya ditempatkan di beberapa Kecamatan.

    (Tribunnews.2018).

    Berdasarkan masalah tersebut, peneliti berpendapat bahwa perlunya dilakukan

    proses studi sinergi masyarakat dan pemerintah terhadap sampah. Sesuai dengan

    uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Sinergi

    Pemerintah dan Masyarakat dalam penanggulangan persampahan di Pasar

    Sentral Kabupaten Enrekang”.

    B. Rumusan Masalah

    Melihat latar belakang diatas yang berhubungan dengan sinergi pemerintah

    dan masyarakat dalam penanggulangan persampahan, maka dapat dirumuskan

    masalahnya sebagai berikut:

  • 8

    1. Bagaimana sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan

    persampahan di pasar sentral Kabupaten Enrekang?

    2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam sinergi antara

    pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi persampahan di pasar

    sentral Kabupaten Enrekang ?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam

    penanggulangan sampah di Pasar sentral Kabupaten Enrekang.

    2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat sinergi

    antara pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan persampahan di

    pasasr sentral Kabupaten Enrekang.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Kegunaan Teoretis

    Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoretis dalam memberikan

    gambaran tentang sinergi pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan

    persampahan di pasar sentral Kabupaten Enrekang.

    2. Kegunaan Praktis

    Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan Dinas Lingkungan

    Hidup (DLH) Kabupaten Enrekang dalam penanggulangan persampahan di

  • 9

    pasar sentral Kabupaten Enrekang, sehingga tercipta lingkungan yang bersih

    menuju piala Adipura pada tahun berikutnya.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep Sinergi

    1. Pengertian Sinergi

    Covey dalam Wati (2013) mengartikan sinergi sebagai “kombinasi atau

    paduan unsur atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik atau lebih

    besar.” Najiyati dan Rahmat (2011) mengartikan sinergi sebagai kombinasi atau

    paduan unsur atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik dan lebih

    besar. Sinergi dapat dipahami sebagai operasi gabungan atau perpaduan unsur

    untuk menghasilkan output yang lebih baik.

    Sinergi adalah saling mengisi dan melengkapi perbedaan untuk mencapai

    hasil lebih besar daripada jumlah bagian per bagian. Sinergi merupakan suatu

    kerjasama yang dapat terwujud ketika kita bisa mensinkronkan bermacam

    alternatif keinginan dengan cara komunikasi yang baik antar anggota tim. Dalam

    bersinergi, kita juga harus berkoordinasi satu sama lain sehingga terwujudnya

    suatu kegiatan yang efisien (Hayati, 2014).

    Menuruta Deadroff dan Williams (2006) sinergi bukanlah sesuatu yang

    dapat kita pegang oleh tangan kita tapi suatu istilah yang berarti melipatgandakan

    pengaruh (multiplier effect) yang memungkinkan energi pekerjaan atau jasa

    individu berlipatganda secara eksponesial melalui usaha bersama. Sinergi

    kelompok di deskripsikan sebagai tindakan yang berkembang dan mengalir dari

    kelompok orang yang bekerja sama secara sinkron satu sama lain sehingga

  • 11

    mereka dapat bergerak dan berfikir sebagai satu kesatuan. Tindakan sinergi ini

    dilakukan dengan insting positif, memberdayakan, dan menggunakan sumber

    daya kelompok secara keseluruhan.

    Melalui beberapa definisi di atas ditarik kesimpulan bahwa sinergitas

    dapat diartikan kegiatan gabungan atau kerjasama yang dilakukan guna

    mendapatkan hasil yang lebih maksimal dengan terhubung oleh beberapa peran

    yang berbeda namun terkait didalamnya. Oleh karena itu seluruh komponen

    masyarakat dan pemerintah diharapkan bersinergi agar tercapainya kesejahteraan

    masyarakat.

    2. Bangunan Sinergi

    Sinergitas dapat terbangun melalui dua cara yaitu:

    a. Komunikasi, dibedakan atas dua bagian yaitu: Pertama, komunikasi yang

    berorientasi pada sumber kegiatan guna mendapatkan tanggapan. Kedua,

    komunikasi yang berorientasi pada penerima memandang bahwa komunikasi

    sebagai semua kegiatan untuk (penerima) dalam menanggapi stimulus atau

    rangsangan.

    b. Koordinasi. Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya koordinasi.

    Silalahi (2011) menyebutkan koordinasi adalah integrasi dari kegiatan-kegiatan

    individual dan unit-unit ke dalam satu usaha bersama yaitu bekerja kearah

    tujuan bersama.

    3. Indikator Sinergi

    Kunci dari berhasilnya sinergi dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek mendasar

    menurut Rhodes (2007) yaitu:

  • 12

    1. Pemecahan Masalah (Problem Solving) yaitu kemampuan dalam

    pemecahan masalah yang diantaranya adalah usaha menemukan urutan

    yang benar dari alternatif jawaban, sehingga menggerakan kita agar lebih

    dekat dengan tujuan kita juga proses yang dapat membantu seseorang

    untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan bagaimana mencapainya

    dengan cara yang paling efektif dengan cara merumuskan masalah,

    menyusun rencana tindakan, dan melaksanakan tindakan yang mengarah

    pada penyelesaian masalah.

    2. Peran Pemerintah (intergovermental games) yaitu bahwa keterpaduan

    interaksi yang konstruktif antar pemeritah, sektor swasta dan masyarakat .

    3. Jaringan Komunikasi (Networking) adalah rangkaian individu sebagai

    akibat terjadinya pertukaran informasi, sehingga membentuk pola-pola

    atau model-model jaringan komunikasi tertentu.

    B. Penanggulangan Sampah

    1. Pengertian Sampah

    Sampah merupakan salah satu jenis biomassa yang ketersediannya dari

    hari ke hari cukup melimpah, terutama di kota besar. Sampah juga menjadi

    perhatian banyak pihak, karena berhubungan langsung dengan kebersihan dan

    keindahan(estetika) lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama di perkotaan.

    Sampah bisa berasal dari berbagai moda penggunaan seperti sesuatu yang sudah

    tidak digunakan lagi karena rusak, kelebihan dari sesuatu penggunaan (seperti

    kelebihan makanan), pebungkus (kemasan) barang yang berfungsi melindung

    barang, sisa kegiatan produksi (seperti serbuk gergaji, potongan kain, kayu) atau

  • 13

    barang yang berfungsi dan tidak digunakan lagi karena penggunanya memiliki

    barang yang lebih baru. Untuk memberi nilai tambah pada sampah, potensi

    pemanfaatan sampah hanya bisa digali oleh individu yang kreatif. Salah satunya

    adalah memanfaatkan sampah, organik maupun anorganik sebagai sumber daya

    kehidupan. (Hermawati, 2014).

    Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh yang

    punya dan bersifat padat. Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang

    Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia

    atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau

    anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak

    berguna lagi dan dibuang kelingkungan (Slamet,2002)

    Para ahli kesehatan masyarakat Amerika juga membuat batasan bahwa

    sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

    disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan

    tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil

    suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna sehingga bukan

    semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut dengan sampah

    (Notoatmodjo, 2007).

    Pengertian sampah secara khusus dikemukakan oleh Azwar dalam Rizal

    (2011) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau

    sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan

    oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis karena (human

    waste) tidak termasuk didalamnya. Sedangkan menurut Mochtar M. Rizal (2011)

  • 14

    sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau

    sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan

    sendirinya.

    Berdasarkan rumusan pengertian dan pendapat diatas, maka dapat

    disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah semua jenis benda atau

    barang bangunan/kotoran manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan atau yang

    berasal dari aktivitas kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

    yang dapat menimbulkan dan atau mengakibatkan pengotoran terhadap air, tanah

    dan udara sehingga dapat menimbulkan pengrusakan lingkungan hidup manusia.

    2. Jenis-jenis Sampah

    Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, menurut Rachman

    (2011) yaitu:

    a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya

    1) Organik, misalnya, sisa makanan, daun, sayur, dan buah.

    2) Anorganik, misalnya, plastik, besi, kaleng, dan lain-lain.

    b. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar

    1) Mudah terbakar, misalnya, kertas, plastik, daun kering, kayu.

    2) Tidak mudah terbakar, misalnya, kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.

    c. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk

    1) Mudah membusuk, misalnya, sisa makanan, potongan daging, dan

    sebagainya.

    2) Sulit membusuk, misalnya, plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.

  • 15

    d. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah

    1) Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai

    dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan seringkali

    menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat

    pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.

    2) Rubbish, terbagi menjadi dua, yaitu:

    a) Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, misalnya, daun

    kering, karet, dan sebagainya.

    b) Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, misalnya

    kaca, kaleng, dan sebagainya.

    3) Ashes, semua sisa pembakaran dari industri.

    4) Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau

    manusia.

    5) Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya)

    yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.

    6) House hold refuse, atau sampah campuran (misalnya, garbage, ashes,

    rubbish) yang berasal dari perumahan.

    7) Abandoned vehicle, berasal dari bangkai kendaraan.

    8) Demolision waste atau construction waste, berasal dari hasil sisa-sisa

    pembangunan gedung, seperti tanah, batu, dan kayu.

    9) Sampah industi, berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.

    10) Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya

    berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan cair.

  • 16

    11) Sampah khusus, atau sampah yang memerlukan penanganan khusus

    seperti kaleng dan zat radioaktif.

    3. Sumber-sumber Sampah

    Menurut Hermawati, dkk (2015) sumber-sumber sampah adalah sebagai

    berikut:

    a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)

    Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga

    yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah

    dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan

    sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah

    tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.

    b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum

    Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat

    hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa

    kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya.

    c. Sampah yang berasal dari perkantoran

    Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,

    departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas,

    plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat anorganik,

    dan mudah terbakar (rubbish).

  • 17

    d. Sampah yang berasal dari jalan raya

    Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari: kertas-

    kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil

    kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan sebagainya.

    e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)

    Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari

    pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi,

    misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan

    tekstil, kaleng, dan sebagainya.

    f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan

    Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa

    sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan

    sebagainya.

    g. Sampah yang berasal dari pertambangan

    Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari

    jenis usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu-batuan, tanah/cadas,

    pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

    h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan

    Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa: kotoran-

    kotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya.

    4. Pengelolaan Sampah

    Neolaka (2008) berpendapat bahwa pengelolaan sampah merupakan upaya

    menciptakan keindahan dengan cara mengolah sampah yang dilaksanakan secara

  • 18

    harmonis antara rakyat dan pengelola atau pemerintah secara bersama-sama.

    Sedangkan menurut Alex (2012) pengelolaan sampah adalah kegiatan yang

    meliputi pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendauran ulang atau

    pembuangan dari material sampah.

    Penyelenggaraan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis

    rumah tangga sebagaimana tertuang dalam pasal 19 di dalam Undang-Undang

    Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah terdiri atas pengurangan

    sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud meliputi

    kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang sampah, dan pemanfaatan

    sampah. Pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan

    sampah harus menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah sesedikit

    mungkin, dapat digunakan ulang, dapat didaur ulang, dan mudah diurai oleh

    proses alam seperti yang tertuang dalam pasal 20 ayat 3 dan 4.

    a. Pengurangan Sampah

    Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah

    sejak dari produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan lainnya), mendaur ulang

    sampah dari sumbernya dan/atau di tempat pengolahan, dan daur ulang sampah di

    sumbernya dan atau di tempat pengolahan.

    Pengurangan sampah akan diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri,

    kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah:

    1) Menetapkan sasaran pengurangan sampah

    2) Mengembangkan Teknologi bersih dan label produk

    3) Menggunakan bahan produksi yang dapat di daur ulang atau diguna ulang

  • 19

    4) Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang

    5) Mengembangkan kesadaran program guna ulang atau daur ulang.

    b. Penanganan Sampah

    Kegiatan penanganan sampah yang dimaksud meliputi pemilahan,

    pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemroresan akhir sampah.

    1) Pemilahan Sampah

    Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan

    sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah dengan metode yang

    memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan, lingkungan, kenyamanan, dan

    kebersihan. Peralatan yang digunakan dalam pemilahan sampah adalah tempat

    sampah. Adapun persyaratan tempat sampah yaitu: a. Konstruksi harus kuat dan

    tidak mudah bocor; b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan;

    c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

    2) Pengumpulan Sampah

    Pengumpulan sampah adalah kegiatan pengumpulan dalam bentuk

    pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ketempat

    penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu oleh petugas

    organisasi formal baik unit pelaksana dari Pemerintah Daerah maupun petugas

    dari lingkungan masyarakat setempat ataupun dari pihak swasta yang telah

    ditunjuk Pemerintah Daerah. Untuk selanjutnya dipersiapkan bagi proses

    pemindahan ataupun pengangkutan langsung ke lokasi pengelolaan atau

    pembuangan akhir. Pengumpulan ini dapat bersifat individual (door to door)

    maupun pengumpulan komunal.

  • 20

    Pengumpulan individual artinya petugas pengumpulan mendatangi dan

    mengambil sampah dari setiap rumah tangga atau kantor didaerah pelayanannya.

    Pola pengumpulan individual ini juga terbagi dua pola pengumpulan yaitu:

    a) Pola Individual Langsung

    Pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan yang mendatangi tiap-tiap

    bangunan/sumber (door to door) dan langsung diangkut untuk dibuang di

    Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pola pengumpulan ini menggunakan truk

    pengangkut.

    b) Pola Individual Tidak Langsung

    Pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan yang mendatangi tiap

    bangunan/sumber sampah (door to door) dan diangkut ke Tempat

    Penampungan Sementara (TPS) sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan

    Akhir (TPA). Kegiatan pengumpulan oleh gerobak sampah.

    3) Pengangkutan sampah

    Pengangkutan sampah diartikan sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari

    tempat penampungan sementara sampai ketempat pengolahan /pembuangan akhir

    pada pengumpulan dengan pola individual langsung, atau dari tempat

    pemindahan, penampungan sementara sampai ketempat pengolahan/ pembuangan

    akhir pada pola individual tidak langsung.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

    Pengelolaan Sampah mendefenisikan Pengolaan sampah adalah pengangkutan

    dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan

  • 21

    sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat

    pemprosesan akhir.

    C. Kerangka Pikir

    Perkembangan fisik suatu wilayah dan pertumbuhan penduduknya

    merupakan indikator dari perkembangan perekonomian sebuah daerah. Dengan

    bertambahnya penduduk di suatu wilayah, salah satu dampak yang

    ditimbulkannya adalah meningkatnya jumlah volume sampah terutama sampah

    domestik yang bersumber dari permukiman. Peran masyarakat dalam pengelolaan

    sampah merupakan salah satu strategi dalam menanggulangi kompleksnya

    permasalahan sampah perkotaan. Jumlah sampah domestik atau sampah yang

    berasal dari masyarakat menempati porsi terbesar dari keseluruhan sampah

    perkotaan. Pengelolaan sampah semenjak dari sumbernya oleh masyarakat

    diharapkan mampu mengurangi volume buangan sampah yang harus dikelola oleh

    Pemerintah Daerah.

    Sinergi antara pemerintah daerah dengan masyarakat merupakan upaya

    pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah utamanya Dinas

    Lingkungan Hidup dalam mengatasi permasalahan sampah. Pertumbuhan

    penduduk yang meningkat cukup signifikan di Kabupaten Enrekang akibat dari

    pertumbuhan perekonomian yang pesat, berdampak kepada peningkatan volume

    sampah.

    1. Maka dari itu dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini penulis

    memakai teori Rhodes menjelaskan bahwa Kunci dari berhasilnya sinergi dapat

    dilihat dari 3 (tiga) aspek mendasar yaitu Pemecahan masalah (Problem

  • 22

    Solveng), Peran Pemerintah (Intergovernment games) dan Jaringan

    Komunikasi (Netrworking). Melalui aspek sinergi tersebut diharapkan

    pemerintahan kabupaten Enrekang mampu menciptakan lingkungan yang

    bersih dan sehat menuju piala Adipura. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

    kerangka pikir di bawah ini :

    Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

    D. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian ini adalah:

    1. Pemecahan masalah (Problem Solving)

    Penanggulangan sampah

    di Kabupaten Enrekang

    Terciptanya lingkungan

    hidup yang bersih dan

    sehat

    Aspek Sinergi menurut

    Rhodes

    1. Pemecahan masalah

    (Problem Solving)

    2. Peran Pemerintah

    (Intergovernment

    games)

    3. Jaringan Komunikasi

    Faktor Pendukung

    1. adanya regulasi

    yang mengatur

    persampahan dan

    kebersihan

    2. adanya

    organisasi dan

    manajemen instansi

    yang bersifar

    koordinatif

    3. adanya

    pemasukan dana

    yang di dapt dari

    retribusi sampah

    Faktor

    Penghambat

    1. Masih

    kurangnya

    sumber daya

    pengelolaan

    sampah

    2. Masih

    kurangnya sarana

    dan prasarana

    sampah

    3. partisipasi

    masyarakat masih

    kurang

  • 23

    2. Peran Pemerintah (Intergovernment games)

    3. Jaringan Komunikasi (Netrworking)

    E. Deskripsi Fokus Penelitian

    1. Pemecahan Masalah (Problem Solving) seperti sistem yang dikenal dengan

    sistem rute, yaitu sistem pengambilan sampah langsung di tempat (pasar),

    metode pembangunan sampah dengan system controlled landfill, dan

    pengumpulan serta pengangkutan dengan sistem clean site.

    2. Peran Pemerintah (Intergovernment games) guna meningkatkan peran

    kelembagaan yang ada pada pemerintah Kabupaten Enrekang serta

    berusaha mengoptimalkan perilaku/tindakan/usaha mereka masing-masing

    dan berusaha untuk memaksimalkan keberhasilan dan meminimalkan

    kegagalan dalam batas-batas perilaku yang dibolehkan dan melihat apa

    yang terjadi di pasa sentral Enrekang.

    3. Jaringan Komunikasi (Networking) yaitu rangkaian terjadinya pertukaran

    informasi antara pemerintah dan masyarakat sehingga dalam menjalankan

    tugasnya atau pekerjaan yang dilakukan tidak saling mengharapkan.

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari tanggal 18 Agustus

    hingga 18 Oktober 2019. Dan penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Dinas

    Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Enrekang. Alasan pemilihan lokasi karena

    merupakan daerah yang sedang berkembang dengan pertumbuhan laju jumlah

    penduduk yang meningkat tiap tahunnya yang menyebabkan kepadatan penduduk

    dan menyempitnya ruang terbuka untuk penghijauan. Hal ini dikarenakan

    kedudukan Kabupaten Enrekang yang tengah mendorong wilayah Kabupaten

    Enrekang menjadi lebih berpotensi dalam pengembangan permukiman dan

    pertumbuhan perekonomian atau keterkaitan pada pasar yang lebih luas.

    Ketertarikan peneliti mengambil lokasi penelitian karena Kabupaten Enrekang

    merupakan salah satu Kabupaten yang aktif dalam mencanangkan program

    pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

    B. Jenis dan Tipe Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Berkaitan dengan tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran

    mengenai Sinergi pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan

    persampahan di pasar sentral Enrekang. Maka Peneliti harus menilai secara

    langsung bagaimana Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Enrekang dalam

    menaggulangi masalah persampahan yang ada di pasar sentral Enrekang.

  • 25

    2. Tipe Penelitian

    Pada penelitian ini menggunakan deskriptif penelitian, peneliti bermaksud

    untuk memberikan suatu gambaran mengenai masalah persampahan yang ada

    pasar sentral Enrekang

    C. Sumber Data

    Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah terdiri

    dari dua jenis data yaitu:

    1. Data Primer

    Data primer yaitu untuk mencari data yang akurat yaitu keterangan akurat

    dari Dinas Lingkungan Hidup Enrekang.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak

    langsung, yang berupa dokumen-dokumen dan berbagai dokumentasi di Pasar

    Sentral Enrekang.

    D. Informan Penelitian

    Untuk diperoleh data untuk kepentingan penelitian serta adanya hasil yang

    representatif, maka diperlukan informan yang dapat dipahami dan memiliki

    kaitannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. Adapun informan yang

    dimaksud adalah :

    No Nama Informan Inisial Jabatan

    1. Ir. Mursalim, MP MR Kepala Dinas

    2. Muhlis S.E MS Kepala Pasar

  • 26

    3. Nursia, S.E NS Kepala seksi

    permpahan DLH

    4. Mustamin Daus MD Kepala UPTD

    TPA

    5. Sitti Samria, SIP SR Camat Enrekang

    6. ILHAM IL Pedagang pasar

    sentral Enrekang

    7. Hera HR Pedagang pasar

    sentral Enrekang

    8. Amin Dalle AD Warga Pasar

    sentral

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

    1. Observasi (Pengamatan)

    Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai

    permasalahan sampah yang ada di pasar sentral Enrekang, maka peneliti

    melakukan observasi. Dimana peneliti mengamati secara langsung lokasi

    peneliti yaitu Paasar sentral Enrekang guna memperoleh informasi tentang

    Sinergi Pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan persampahan

    di pasar sentral Enrekang.

  • 27

    2. Wawancara

    Wawancara dilakukan dengan mewawancarai secara langsung informan

    yang telah ditentukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu

    informan memiliki pemahaman terkait masalah yang diteliti di pasar

    sentral Enrekang. Kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam

    kepada informan yang mwnjadi objek penelitian.

    3. Studi Dokumen

    Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengambil

    gambar, foto, arsip yang bersumber dari Dinas Lingkungan Hidup

    Enrekang maupun melalui Website dan data online.

    F. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data secara kualitatif

    dimana peneliti terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data dari awal

    hingga akhir penelitian. Kemudian data yang telah didapat diolah secara sistematis

    dan logis, dengan menggambarkan kenyataan dan keadaan yang terjadi pada objek

    peneliti secara apa adanya, yang diperoleh baik dari subyek peneliti maupun

    informasi penelitian untuk mendapatkan kesimpulan. Adapun tahap dalam analisis

    data penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Reduksi Data (data reduction)

    Mereduksi data, yaitu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

    peneliti akan merekam semua data yang diperoleh kemudian memilih hal-

    hal yang pokok dan memfokuskan sesuai dengan fokus penelitian. Dengan

    demikian, data yang telah direduksi dapat memberikan suatu gambaran

  • 28

    yang lebih jelas mengenai Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Dalam

    Penanggulangan Persampahan di Pasar Sentral Enrekang.

    2. Penyajian Data (data display)

    Setelah data dirangkum peneliti akan menyajikan data dalam bentuk suatu

    uraian singkat, bagan, hubungan, antar kategori dan jenisnya, sehingga

    peneliti akan lebih mudah menjelaskan mengenai hasil yang telah diteliti

    dan dapat menarik sebuah kesimpulan.

    3. Penarikan kesimpulan ( conclution drawing and verification)

    Langkah ketiga dari analisis dalam penelitian ini adalah penarikan

    kesimpulan dan verifikasi. Yaitu dari hasil penelitian ini, peneliti

    memberikan gambaran mengenai Sinergi Pemerintah dan Masyarakat

    Dalam Penanggulangan Persampahan di Pasar Sentral Enrekang.

    G. Pengabsahan Data

    Proses pengabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

    triangulasi. Triangulasi yaitu sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data

    penelitian dengan cara membanding-bandingkan antar sumber, teori, maupun

    metode/teknik penelitian. Ada 3 teknik Triangulasi yaitu sebagai berikut:

    1. Triangulasi Sumber

    Triangulasi sumber berarti membandingkan cara mengecek ulang derajat

    kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui sumber yang berbeda.

    Misalnya membandingakan hasil pengamatan dan wawancara, membandingkan

    apa yang di katakan umum dengan yang di katakan dengan pribadi,

    membandingkan hsil wawancara dengan dokumen yang ada.

  • 29

    2. Triangulasi Teknik

    Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data di lakukan dengan

    cara menegecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

    Misalnya data yang di peroleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi

    dan dokumentasi.

    3. Triangulasi Waktu

    Triangulasi waktu di gunakan untuk validasi data yang berkaitan dengan

    pengecekan data berbagai sumber dengan cara dan berbagai waktu. Perubahan

    suatu proses dan perilaku manusia perubahan.

  • 30

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Objek Penelitian

    1. Profil Kabupaten Enrekang

    Kabupaten Enrekang termasuk dalam salah satu wilayah dalam provinsi

    Sulawesi Selatan yang secara astronomis terletak pada 3°14’36”-3°50’00 Lintang

    selatan dan 119°40’53”-120°06’33” Bujur Timur dan berada pada ketinggian

    442mdpl, dengan luas wilayah sebesar 1.786,01. Jarak dari Ibu Kota Provinsi

    (Makassar ) ke Kota Enrekang dengan menempuh jalan darat sepanjang 235 Km.

    a. Batas Daerah Kabupaten Enrekang

    Secara administratif Kabupaten Enrekang mempunyai batas-batas wilayah

    yaitu pada sebelah bagian Utara berbatasan dengan Kab. Tanah Toraja dibagian

    Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Luwu di bagian Sebelah Selatan

    berbatasan dengan Kab. Sidrap dan di Sebelah bagian Barat berbatasan dengan

    Kab Pinrang.

    Secara setengah dasawarsa memiliki perubahan administrasi pemerintahan

    baik pada tingkat kecamatan maupun pada tingkat kelurahan/desa yang berawal

    pada tahun 1995 berjumlah 5 kecamatan dan 54 kelurahan/desa, dan pada tahun

    2008 dengan jumlah kecamatan menjadi 12 dan 129 desa/kelurahan.

    Secara umum bentuk topografi wilayah Enrekang terbagi atas wilayah

    perbukitan (karst) yang terbentang di bagian utara dan tengah, lembah-lembah

    yang curam, sungai, Jenis flora yang banyak ditemukan pohon bitti, pohon hitam

    Sulawesi, pohon ulin/kayu besi, kayu bayam, kayu kuning. Selain itu terdapat

  • 31

    juga rotan. Jenis anggrek juga banyak ditemukan dan berbagai jenis tanaman

    lainnya.

    b. Keadaan Penduduk

    Adapun jumlah penduduk di Kabupaten Enrekang dibeberapa Kecamatan

    dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Enrekang Berdasarkan Jenis Kelamin

    No Nama Kecamatan Jenis Kelamin

    Jumlah Laki-Laki Perempuan

    1. Cendana 4254 4579 8833

    2. Baraka 11347 11108 22455

    3. Buntu Batu 6955 6647 13602

    4. Anggeraja 12643 12687 25330

    5. Malua 3989 4178 8167

    6. Alla 11380 10821 22201

    7. Curio 8243 7865 16108

    8. Masalle 6593 6288 12881

    9. Baroko 5444 5139 10583

    10. Enrekang 15727 16494 32221

    11. Bungin 2264 2187 4451

    12. Maiwa 12358 12424 24782

    13. Jumlah Penduduk

    Kabupaten Enrekang

    101.197 100.417 201.649

    Sumber: BPS Kabupaten Enrekang, 2019.

    c. Visi Misi Kabupaten Enrekang

    Enrekang adalah daerah yang memiliki kecukupan potensial yang dapat

    dilihat dari segi sumber daya alam (SDM), tingkat aksebilitas dukungan sarana

    dan prasarana yang sungguh memungkinkan dalam mencapai daerah argopolitan

  • 32

    dimana pola pengembangan sektor pertanian selanjutnya akan memberikan efek

    eksternal terhadap tubuh kembangnya berbagai sektor lainnya seperti industri

    pengolahan perdagangan, lembaga keuangan dan sebagainya. Pengembangan

    Daerah argopolitan yang dimaksud yaitu tetap mengarah pada prinsip otonomi

    dan kemandirian melalui pengembangan interkonektivitas antara daerah baik di

    Sul-Sel ataupun diluar Sulawesi Selatan. Pengembangan daearah harus dipandang

    dalam perspektif masa depan sehingga pelaksanaan pembangunan akan selalu

    ditempatkan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, susunan pembangunan

    seperti ini akan menempatkan aspek kelestarian lingkungan sebagai persyaratan

    utama.

    Merupakan sebuah proses untuk dapat mencapai Visi yang telah di

    tetapkan. Adapun Misi Kab. Enrekang diantaranya:

    1) Pilar pendukung perekonomian bagi pengembangan ekonomi Sul-Sel melalui

    pengembangan dalam berbagai komoditas keunggulang, yang terkhusus pada

    sektor pertanian.

    2) Mengembangkan kerja sama dalam kawasan yang berkaitan dengan fungsional

    antara daerah agar tetap berada pada semangat kemandirian dan otonomi.

    3) Mengembangkan implementasi pembangunan yang lebih menekankan pada

    pengembangan Kawasan Timur Enrekang (KTE) dalam rangka mewujudkan

    keseimbangan pembangunan antara wilayah di Kab. Enrekang.

    4) Melakukan penataan tata ruang yang mampu memberikan peluang atas

    terciptanya struktur ekonomi dan wilayah yang kuat sehingga memungkinkan

    menculnya interkoneksitas dan antara wilayah.

  • 33

    5) Mengedepankan norma, nilai budaya tradisional dan keagamaan seperti saling

    menghormati, keadilan, keterbukaan, kejujuran, semangat gotong royong, dan

    kerja sama dalam beraktifitas pemerintahan, pembangunan dan

    kemasyarakatan.

    d. Tujuan

    Suatu penjabaran pada misi dan bersifat operasional tentang apa yang telah

    dicapai.

    1) Komoditas keunggulan Kab Enrekang mampu memenuhi semua kebutuhan

    pada pasar lokal. Regional, ataupun kebutuhan untuk diekspor.

    2) Pembangunan (SDM) yang menjadi pilar dalam mendukung ekonomi

    Mayarakat.

    3) Tercapai kerja sama antara wilayah dan kawasan pada Kab. Enrekang.

    4) Terwujudnya kerja sama antara pemerintah Kab. Enrekang dengan berbagai

    pihak.

    5) Dapat meningkatkan pengolahan potensi dikawasan timur Kabupaten

    Enrekang.

    6) Terwujudnya penyusunan wilayah/kawasan yang berdaya dan berhasil guna.

    7) Terwujud peningkatan kesejahteraan sosial

    8) Terwujud ketahanan budaya dan spiritual.

    9) Terwujud kepemerintahan yang baik partisipatif transparan dan akuntabel.

    10) Tercapainya peraturan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.

    e. Sasaran

  • 34

    Sasaran yaitu penjabaran daripada tujuan yang dapat diukur tentang apa

    yang akan dicapai ataupun yang dapat dihasilkan. Fokus utama sasaran adalah

    tindakan dan alokasi sumber daya daerah dalam kegiatan kepemrintahan

    Kabupaten Enrekang yang bersifat spesifik dapat dinilai, diukur, dan dapat dicapai

    dengan berorientasi pada hasil yang dapat dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun.

    Sasaran pemerintah Kab. Enrekang antara lain:

    1) Meningkatkan daya saing komoditas unggulan Kabupaten Enrekang.

    2) Berkembangnya sistem perekonomian dan perdagangan.

    3) Meningkatnya sarana dan prasarana fisik pemerintah.

    4) Meningkatnya sarana dan prasarana perhubungan.

    5) Meningkatnya kemampuan pembiayaan.

    6) Meningkatnya kualitas pelaku ekonomi.

    7) Terjalinnya kerja sama dengan pihak luar negeri dalam berbagai bidang

    pembangunan.

    8) Terwujudnya pemberdayaan Kecamatan dan Desa/Kelurahan.

    9) Meningkatnya kerja sama dengan pemerintah Provinsi dalam berbagai bidang

    pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan.

    10) Meningkatnya kerja sama dengan pemerintah Kabupaten dalam berbagai

    bidang pembangunan.

    11) Meningkatnya kerja sama dalam berbagai bidang.

    12) Terwujudnya pemanfaatan lahan sesuai peruntukan atau kesesuain pada

    lahan.

    13) Terciptanya pelestarian alam dan lingkungan hidup.

  • 35

    14) Meningkat penyelenggaraan pendidikan.

    15) Meningkat ketahanan budaya dan kehidupan keagamaan.

    16) Meningkatnya status sosial masyarakat.

    17) Meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat.

    18) Terwujudnya supremasi hukum atau penegakan hukum.

    19) Meningkatnya kualitas aparatur.

    2. Profil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Enrekang

    a. Ruang Lingkup Dinas Lingkungan Hidup Kab. Enrekang

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Enrekang berada dijalan Jendral

    Sudirman No. 22 Kab. Enrekang, website : dlh.enrekangkab.go.id. Lingkungan

    hidup Kabupaten Enrekang mempunyai ruang lingkup yang meliputi ruang,

    tempat/wilayah Pemerintahan sertajuridiksinya. Pegelolaan Lingkungan Hidup

    berazaskan kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang

    pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan

    masyarakat.

    Pengelolaan Lingkungan Hidup bertujuan:

    1) Tercegahnya pemanfaatan yang tidak bijaksana terhadap sumberdaya

    2) Terpeliharanya prinsip saling menunjang antara semua kegiatan yang

    memanfaatkan/mendayagunakan sumberdaya alam atas prinsip pembangunan

    benvawasan lingkungan;

    3) Tertanggulanginya semua permasalahan pengrusakan/pencemaran lingkungan

    hidup yang terlanjur telah terjadi,

  • 36

    4) Terwujudnya kelestarian dan keserasian hubungan antara manusia dengan

    lingkungan hidupnya di Kabupaten untuk kepentingan generasi sekarang dan

    yang akan datang.

    b. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kab. Enrekang

    Struktur organisasi sesuai peraturan Bupati Enrekang No. 43 Tahun 2016,

    Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kab. Enrekang

    Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kab. Enrekang, 2019.

    3. Profil Pasar Sentral Kabupaten Enrekang

    Pasar sentral merupakan pasar Terbesar di Kabupaten Enrekang. Pasar

    Sentral ini disebut juga dengan pasar Enrekang. Pasar Sentral ini berada pada

    Kelurahan Juppandang, Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang. Pasar ini

    beroperasi selama 10 jam mulai dari pukul 06.00 hingga 16.00 WITA. Memiliki

    luas tanah 19.188 m2

    dengan luas bangunan 15.984 m2, memiliki jumlah

    pedagang sekitar 1103 pedagang. Adapun fasilitas pasar sentral yaitu 195

    tokoh/kios, 736 lods, 19 gardu, 2 lahan parkir, 4 toilet umum, 2 mushola, 2 tempat

    bongkar muatan, 1 ATM.

  • 37

    Keberadaan pasar sentral tidak lepas dari perkembangan masyarakat dari

    masa ke masa. Pasar sentral sampai saat sekarang ini tetap menjadi Pasar

    tradisional, dimana posisi penjual dan pembelinya seimbang dan kegiatan tawar-

    menawar. Untuk itu pola tawar-menawar yang sudah ada selama ini harus tetap

    dipertahankan, termasu k segala keunikan pasar yang ada.

    B. Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam Penanggulangan

    Persampahan di Pasar Sentral Enrekang

    Sampah menyebabkan berbagai masalah besar, di antaranya karena

    jumlahnya kian hari kian besar, pengelolaan yang tidak menyeluruh dari hulu

    hingga ke hilir dan perilaku masyarakat yang tidak peduli. Ketiga faktor ini yang

    dapat mengakibatkan sampah tidak hanya berpotensi menyumbat saluran air,

    tetapi mengundang berbagai bibit penyakit, bahaya pencemaran dan banjir. Di

    negara-negara maju, sampah sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dalam hal

    pengelolaan dari hilir hingga ke hulu. Dengan dukungan perilaku masyarakat yang

    peduli dalam hal menangani sampah, maka tidak terjadi hal-hal yang

    mengkhawatirkan berkenaan dengan sampah. Justru sampah diubah menjadi

    barang ekonomis untuk berbagai keperluan. Masyarakat dapat hidup sehat dan

    nyaman, dan pihak pengelola sampah (baik pemerintah ataupun swasta)

    diuntungkan dengan pengelolaan yang benar.

    Pengelolaan sampah di Pasar sentral Enrekang dilakukan oleh Dinas

    Lingkungan Hidup, Tata Kota dan Perdesaan pada Bidang Kebersihan melalui

    Seksi Kebersihan dan Pertamanan. Keterlibatan pihak swasta yang diharapkan

  • 38

    dalam kegiatan operasional persampahan meliputi tahap pemecahan masalah,

    peran pemerintah dan jaringan komunikasi.

    1. Pemecahan Masalah

    Kemampuan dalam pemecahan masalah yang diantaranya adalah usaha

    menemukan urutan yang benar dari alternatif jawaban, sehingga menggerakan kita

    agar lebih dekat dengan tujuan kita juga proses yang dapat membantu seseorang

    untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan bagaimana mencapainya

    dengan cara yang paling efektif dengan cara merumuskan masalah, menyusun

    rencana tindakan, dan melaksanakan tindakan yang mengarah pada penyelesaian

    masalah.

    Sebelum dipaparkan mengenai pemecahan masalah persampahan di pasar

    sentral Enrekang, dijelaskan terlebih dahulu akan kondisi sampah di pasar sentral

    Enrekang. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

    Enrekang sebagaimana dalam wawancara beliau yang mengatakan bahwa:

    “Masalah sampah yang ada di pasar sentral Enrekang terjadi karena adanya

    perkembangan jumlah penduduk, maka pertambahan kuantitas dan kualitas

    sampah juga meningkat. Hasil analisa Dinas Kebersihan menunjukkan

    bahwa pada tahun 2018 hingga 2019 jumlah sampah di pasar sentral

    Enrekang hamper mencapai 85,1 m3/hari.” (Wawancara dengan MR, 18

    Desember 2019. Lihat pada lampiran).

    Kesimpulan dari wawancara dengan kepala Dinas Lingkungan Hidup

    terkait kondisi sampah di pasar sentral Enrekang disebabkan karena bertambahnya

    kualitas dan kuantitas penduduk yang ada di sekitar pasar sentral Enrekang

    sehingga di butuhkan pengelolaan sampah.

  • 39

    Salah satu pengelolaan sampah di pasar sentral Enrekang melalui system

    pelayanan persampahan, seperti yang disampaikan oleh Kepala pasar sentral

    Enrekang yang menyatakan bahwa:

    “Sistem pelayanan sampah di pasar sentral Enrekang melalui sistem yang

    dikenal dengan “sistem rute” yaitu pengambilan sampah langsung di tempat

    (pasar), sedangkan metode pembuangan sampah di TPA dilakukan dengan

    sistem “controlled landfill”. Sesuai dengan pedoman persampahan, maka

    sistem ini dipergunakan karena merupakan sistem yang berwawasan

    lingkungan. Sementara itu kegiatan pengumpulan dan pengangkutan

    dilakukan dengan sistem “clean site”, yaitu pembersihan dan pengangkutan

    sampah secara langsung di pasar.” (Wawancara dengan MS, 19 Desember

    2019. Lihat pada lampiran).

    Berdasarkan wawancara diatas penulis menarik kesimpulan bahwa dalam

    penanggulangan persampahan di pasar sental Enrekang memiliki tiga sistem yaitu

    sistem rute, metode pembuangan sampah dengan sistem “controlled landfill” dan

    pengumpulan dan pengangkutan dengan sistem clean site.

    Pada saat ini sudah ada sistem yang di lakukan untuk penanggulangan

    sampah. Hal ini merupakan suatu kebijakan dari pemerintah dinas lingkungan

    hidup. Namun hal tersebut dibantah oleh Kepala Seksi Persampahan Dinas

    Lingkungan Hidup yang mengatakan bahwa:

    “Pengelolaan sampah di pasar sentral Enrekang masih menerapkan pola

    konvensional yaitu kumpul-angkut-buang, belum ada proses pemilahan dan

    pemrosesan sampah. Pola ini belum maksimal untuk mengatasi persoalan

    sampah, seharusnya dibangun sebuah system dengan menciptakan pola yang

    bersifat integral dan terpadu antara pemerintah dan masyarakat dengan

    urutan yang berkesinambungan yaitu penampungan/pewadahan,

    pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pembuangan/pengolahan, namun

    hal tersebut belum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut

    disebabkan oleh pemilahan sampah dari sumber berjalan dengan tidak baik,

    peningkatan timbulan sampah dan rrealisasi anggaran yang belum

    maksimal”. (Wawancara dengan NS, 18 Desember 2019. Lihat pada

    lampiran).

  • 40

    Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis menarik sebuah kesimpulan

    bahwa pengelolaan persampahan di pasar sentral Enrekang masih bersifat

    konvensional yaitu kumpul-angkut-buang, di sebabkan karena pemilan sampah

    dari sumber berjalan dengan tidak baik, peningkatan timbulan sampah dan

    realisasi anggaran yang belum maksimal.

    Solusi pemecahan persampahan di pasar sentral Enrekang berikutnya

    berupa sistem pengumpulan sampah. pengumpulan sampah adalah cara atau

    proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan/penampungan sampah

    dari sumber timbulan sampah sampai ke Tempat Penampungan Sementara

    (TPS)/stasiun pemindahan atau sekaligus ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

    Pernyataan tersebut senada dengan hasil wawancara dengan Kepala UPTD

    TPA yang mengatakan bahwa:

    “Adapun upaya yang dilakukan oleh petugas kebersihan agar menjaga

    kebersihan pasar sentral enrekang yaitu petugas mengangkut sampah dari

    para pedagang dan mengumpulkannya di tempat pembuangan sementara.

    Kegiatan ini dilakukan setiap hari agar tidak terjadinya penumpukan sampah

    di kios/lods pedagang. Serta berupaya memberikan pelayanan yang

    maksimal kepada pedagang yang mana dalam hal ini meningkatkan

    pelayanan kebersihan dan keamanan.” (Wawancara dengan MD, 18

    Desember 2019. Lihat pada lampiran).

    Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis menarik kesimpulan bahwa

    solusi lain yang dilakukan dalam pemecahan sampah di pasar sentral Enrekang

    berupa pengumpulan sampah di tempat pembuangan oleh petugas kebersihan

    setiap hari untuk menjaga penumpukan sampah di kios/lods pedagang, serta

    pemberian pelayanan yang maksimal kepada pedagang.

  • 41

    Pemecahan persampahan yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya

    sarana dan prasara sampah seperti yang di sampaikan oleh Camat Enrekang yang

    mengatakan bahwa:

    “Upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah pada umumnya adalah

    menyediakan sarana dan prasarana terkait dengan pengelolaan sampat,

    termasuk menyediakan, tempat sampah, tempat pembuangan sementara, dan

    menyediakan alat pengangkut sampah berupa gerobak celeng, gerobak

    motor, dan armada truk. Adapun lainnya yang tidak kalah penting adalah

    memberikan edukasi atau pemberdayaan kepada masyarakat terkait dengan

    masalah pengelolaan sampah. Agar sampah yang dihasilkan dapat

    dimanfaatkan kembali.” (Wawancara dengan SR, 20 Desember 2019. Lihat

    pada lampiran).

    Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Camat Enrekang bahwa

    pemecahan sampah di pasar sentral enrekang dengan menyediakan sarana dan

    prasarana berupa, tempat sampah, tempat pembuangan sementara, dan

    menyediakan alat pengangkut sampah serta memberikan edukasi atau

    pemberdayaan kepada masyarakat terkait dengan masalah pengelolaan sampah.

    Beberapa hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa meningkatnya

    jumlah sampah yang ada di pasar sentral Enrekang sebagai akibat dari

    bertambahnya kualitas dan kuantitas penduduk yang ada di sekitar pasar sentral

    Enrekang membutuhkan solusi pemecahan pemecahan. Oleh karena itu, solusi

    pemecahan masalah sampah melalui system pelayanan persampahan dengan tiga

    system yaitu system rute, metode pembuangan sampah dengan system “controlled

    landfill” dan pengumpulan dan pengangkutan dengan sistem clean site. Sistem

    pengumpulan sampah di tempat pembuangan oleh petugas kebersihan setiap hari

    untuk menjaga penumpukan sampah di kios/lods pedagang dan menyediakan

    sarana dan prasarana berupa, tempat sampah, tempat pembuangan sementara, dan

  • 42

    menyediakan alat pengangkut sampah serta memberikan edukasi atau

    pemberdayaan kepada masyarakat.

    Hasil tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriani

    (2011: 7) bahwa sistem pengelolaan sampah di Pasar terdiri dari kegiatan

    perwadahan, pengumpulan, pengangkutan sampai TPA. Hal ini pula sesuai

    dengan pendapat Rizal (2011: 164) bahwa ketersediaan sarana dan prasarana

    dalam rangka pengelolaan kebersihan dan persampahan merupakan suatu hal yang

    mutlak dimiliki. Mengingat pengelolaan kebersihan dan persampahan merupakan

    suatu proses manajemen yang harus direncanakan, dilaksanakan dan dikontrol

    dengan baik, maka sarana dan prasarana sangat menunjang kinerja kegiatan ini.

    2. Peran Pemerintah

    Negara Indonesia adalah Negara hukum dimana setiap kehidupan

    berdasarkan pada hukum yang berlaku dasar hukum pengelolaan sampah yang

    telah diterbitkan oleh pemerintah Kabupaten Enrekang melalui PERDA No. 5

    Tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan atas Penyelenggaraan

    Kebersihan dan Pengelolaan Persampahan. Peran pemerintah dalam

    penanggulangan sampah di pasar sentral Enrekang diketahui melalui wawancara

    dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup yang mengatakan bahwa:

    “Terdapat PERDA No. 5 tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan

    Persampahan atas Penyelenggaraan Kebersihan dan Pengelolaan

    Persampahan. Peraturan daerah tersebut di antaranya mengatur tentang

    penyelenggaraan kebersihan lingkungan, ketentuan pembuangan dan

    pengelolaan sampah, retribusi sampah, serta sanksi hukum yang ditetapkan

    oleh Pemerintah Kabupaten. Namun selama ini belum diterapkan sanksi

    hukum yang tegas kepada masyarakat yang melanggar perda tersebut.”

    (Wawancara dengan MR, 18 Desember 2019. Lihat pada lampiran).

  • 43

    Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Dinas Lingkungan

    Hidup diatas diketahui adanya peraturan daerah yang mengatur tentang

    penyelenggaraan kebersihan lingkungan, ketentuan pembuangan dan pengelolaan

    sampah, retribusi sampah, serta sanksi hukum yang ditetapkan oleh Pemerintah

    Kabupaten. Hanya saja pengimplementasiannya masih kurang atau belum optimal

    utamanya kepada pedagang pasar.

    Pernyataan tersebut senada dengan pendapat salah seorang pedagang pasar

    sentral Enrekang yang mengatakan bahwa:

    “Saya tahu, peraturannya tidak diperbolehkan membuang sampah

    sembarangan harus menjaga kebersihan dan mentaati peraturan yang

    berlaku. Karena ketika tidak diindahkan akan diberi sanksi. Dan diaturan itu

    juga tertera biaya retribusi sampah yang dibayar tiap bulannya. Hanya saja

    aturan itu tidak lagi diikuti yang penting sudah bayar iuran ya selesai

    masalah” (Wawancara dengan IL, 19 Desember 2019. Lihat pada lampiran).

    Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa peraturan yang

    terdapat di pasar sentral Enrekang belum berjalan secara maksimal. Pemerintah

    selaku penanggung jawab kebersihan sudah mengingatkan untuk tidak membuang

    sampah secara sembarangan belum ada kewenangan untuk memberikan sangsi

    kepada para pedagang sedangkan dari pedagang hanya membayar iuran sampah

    sebagai kewajiban.

    Pengelolaan sampah pasar sentral Enrekang dalam kegiatan operasional

    persampahan meliputi tahap pengangkutan, pengelolaan serta pembuangan akhir,

    namun sampai saat ini belum ada yang ikut berpartisipasi. Hal ini di sampaikan

    oleh Kepala Seksi Persampahan Dinas Lingkungan Hidup yang mengatakan

    bahwa:

  • 44

    “Pengelolaan sampah di pasar sentral Enrekang masih menerapkan pola

    konvensional yaitu kumpul-angkut-buang, belum ada proses pemilahan dan

    pemrosesan sampah. Pola ini belum maksimal untuk mengatasi persoalan

    sampah. seharusnya dibangun sebuah system dengan menciptakan pola yang

    bersifat integral dan terpadu antara pemerintah dan masyarakat dengan

    urutan yang berkesinambungan yaitu penampungan/pewadahan,

    pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pembuangan/pengolahan, namun

    hal tersebut belum diterapkan di pasar sentral Enrekang”. (Wawancara

    dengan NS, 18 Desember 2019. Lihat pada lampiran).

    Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penulis menarik kesimpulan

    bahwa pengelolaan persampahan di pasar sentral Enrekang masih bersifat

    konvensional yaitu kumpul-angkut-buang, seharusnya mengikuti prosedur

    berkesinambungan yaitu penampungan/ pewadahan, pengumpulan, pemindahan,

    pengangkutan, pembuangan/pengolahan sehingga mampu mengatasi persoalan

    sampah.

    Keberhasilan pengelolaan sampah tidak bisa hanya bertumpu pada peran

    pemerintah saja, akan tetapi perlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah

    dapat menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan sampah. Masyarakat sebagai

    sumber penghasil sampah rumah tangga, harus turut membantu pemerintah dalam

    pengelolaan persampahan. Hal ini disampaikan oleh Kepala UPTD TPA yang

    mengatakan bahwa:

    “Bentuk partisipasi yang dapat dilakukan pedagang adalah dengan menaruh

    sampah pada wadah tertutup, sehingga tidak menjadi sumber lalat atau

    binatang lain dan tidak menimbulkan bau. Selain itu, masyarakat dapat

    berperan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak membuang

    sampah di sungai, dapat memilah sampah organik dan anorganik saat

    membuang sampah.” (Wawancara dengan MD, 18 Desember 2019. Lihat

    pada lampiran).

    Wawancara di atas diketahui bahwa persoalan sampah di pasar sentral

    Enrekang bukan menjadi beban sepenuhnya oleh pemerintah, akan tetapi

  • 45

    keterlibatan masyarakat dalam hal ini pedagang dengan cara dengan menaruh

    sampah pada wadah tertutup berupa kantong atau karung dan tidak membuang

    sampah di sembarang tempat.

    Berdasarkan hasil wawancara mengenai peran pemerintah dalam

    pengelolaan persampahan di pasar sentral Enrekang dapat disimpulkan bahwa

    pengelolaan sampah yang ada belum optimal. Belum optimalnya pengelolaan

    sampah yang ada karena belum optimalnya peran pemerintah baik berupa

    kelembagaan, teknik operasional system peraturan dan SOP Dinas Lingkungan

    Hidup dan masyarakat.

    Pengelolaan sampahnya guna meningkatkan peran kelembagaan yang ada

    pemerintah Kabupaten Enrekang dapat melihat apa yang terjadi di pasar sentral

    Enrekang. Kabupaten Enrekang setidaknya dapat melihat Kota Surabaya yang

    mampu mengelola sampah dengan baik, melalui program 3R (reduce, reuse,

    recycle). Tidak hanya itu, Program 3R dinilai telah menjadi landasan upaya

    pengelolaan sampah secara mandiri oleh masyarakat, dalam rangka mengurangi

    sampah dan mengambil nilai ekonomis dari sampah (Riski, 2014).

    3. Jaringan Komunikasi

    Komunikasi yang jelas juga perlu diperhatikan selama memberikan

    pelayanan. Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih

    melakukan pertukaran informasi antar satu sama lain (Everett M. Rogers dan

    Lawrence Kincaid dalam Wiryanto (2014: 6). Dengan komunikasi yang jelas dan

    baik tentunya masyarakat dapat mengetahui dan memahami aturan dan regulasi

  • 46

    dalam pelayanan yang diberikan. Selain itu, keuntungan bagi pihak Pemerintah

    dengan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat tentunya dapat lebih

    mudah mengidentifikasi hal apa saja yang diinginkan dan masalah apa saja yang

    dikeluhkan oleh masyarakat kepada Pemerintah terkait pelayanan yang diberikan

    agar lebih mudah, tepat, dan cepat dalam merespon hal tersebut.

    Terkait jaringan komunikasi dari Dinas Lingkungan Hidup dalam

    penanggulangan persampahan kepada masyarakat dapat kita lihat pada hasil

    wawancara dengan Kepala pasar sentral Enrekang yang menyatakan bahwa:

    “Karena saya yang bertanggung jawab langsung terkait operasional pasar

    sentral Enrekang makanya saya selalu memantau truk dan petugas

    kebersihan di pasar. Saya menilai sikap yang ditunjukan petugas di pasar

    cukup baik, walaupun ada beberapa petugas yang jarang senyum, tapi sikap

    mereka masih dinilai cukup baik dan sopan. Terkait komunikasi dan

    penyampaian informasi saya rasa cukup baik dan jelas khususnya masalah

    retribusi dan iuran.” (Wawancara dengan MS, 19 Desember 2019. Lihat

    pada lampiran).

    Berdasarkan hasil wawancara diatas maka penulis menarik kesimpulan

    bahwa komunikasi antara pemerintah dan masyarakat sudah cukup baik,

    walaupun masih petugas yang jarang senyum tapi sikap masih dikatan baik dan

    sopan.

    Penjelasan yang diberikan oleh Kepala pasar sentral Enrekang di atas

    terkait komunikasi saat memberikan pelayanan juga diiyakan oleh pedagang

    seperti pendapat dari seorang pedagang yang mengatakan bahwa:

    “Masalah komunikasi, saya rasa cukup baik. Biasanya kami hanya

    menanyakan petugas jika sampah tidak terangkut sesuai jadwal dan mereka

    menjelaskan alasan mereka dengan cukup ramah.” (Wawancara dengan HR,

    19 Desember 2019. Lihat pada lampiran).

  • 47

    Pihak Kecamatan saat ini melalui Peraturan Walikota No. 3 tahun 2015

    sudah diberikan wewenang dan tanggung jawab dalam hal pelayanan

    persampahan termasuk menerima pertanyaan dan keluhan serta memberikan

    informasi terkait pelayanan persampahan dari dan kepada masyarakat, meskipun

    pengaduan yang bersifat umum tetap menjadi wewenang dari Dinas Lingkungan

    Hidup untuk menerimanya dengan tetap berkoordinasi dengan Kecamatan

    masing-masing.

    Camat Enrekang yang mengatakan bahwa

    “Sekarang sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Dinas Lingkungan

    Hidup terkait pelayanan persampahan Termasuk terkait dalam hal menerima

    pengaduan dan keluhan masyarakat mengenai pelayanan persampahan. Jadi,

    masyarakat yang merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan

    bisa langsung menghubungi pihak Kecamatan untuk selanjutnya

    ditindaklanjuti.” (Wawancara dengan SR, 20 Desember 2019. Lihat pada

    lampiran).

    Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis menarik sebuah kesimpulan

    bahwa wewenang dan tanggung jawab dari Dinas Lingkungan Hidup sudah

    menerima pengaduan dan keluahan masyarakat melalui pihak Kecamatan.

    Salah satu warga mengungkapkan bahwa:

    “Mengenai masalah komunikasi khususnya keluhan terkait pelayanan

    sampah, saya belum pernah menghubungi pihak Dinas Lingkungan Hidup,

    saya biasanya hanya berkomunikasi dengan Pak Lurah untuk

    memperhatikan sampah yang terlambat diangkut.” (Wawancara dengan AD,

    20 Desember 2019. Lihat pada lampiran).

    Sesuai dengan hasil wawancara dapat dilihat bahwa pihak Pemerintah

    mulai dari Dinas Lingkungan Hidup, Kecamatan, dan petugas kebersihan sudah

    melakukan hal yang tepat dalam bersikap dan berkomunikasi dengan masyarakat

    sudah cukup baik selama mereka bertugas. Penilaian terhadap indikator yang

  • 48

    mencakup komunikasi Dinas Lingkungan Hidup dalam memberikan pelayanan

    persampahan kepada masyarakat sudah baik.

    Hasil penelitian tersebut senada dengan Puspasari dan Mussadun (2016:

    196) bahwa sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan

    persampahan, pemerintah tidak dapat menjalankan fungsinya secara sendiri, tanpa

    adanya peran masyarakat. Sinergitas yang ada menunjukkan belum adanya

    koordinasi yang baik antara pemerintah dan masayrakat dalam pengelolaan

    persampahan di pasar sentral Enrekang. Untuk itu pemerintah harus memperbaiki

    sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat dalam pengelolaan persampahan.

    Kunci dari berhasilnya sinergi dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek mendasar

    menurut Rhodes (2007) yaitu: 1) Pemecahan Masalah (Problem Solving) yaitu

    kemampuan dalam pemecahan masalah yang diantaranya adalah usaha

    menemukan urutan yang benar dari alternatif jawaban, sehingga menggerakan kita

    agar lebih dekat dengan tujuan kita juga proses yang dapat membantu seseorang

    untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan bagaimana mencapainya

    dengan cara yang paling efektif dengan cara merumuskan masalah, menyusun

    rencana tindakan, dan melaksanakan tindakan yang mengarah pada penyelesaian

    masalah. 2) Peran Pemerintah (intergovermental games) yaitu bahwa keterpaduan

    interaksi yang konstruktif antar pemeritah, sektor swasta dan masyarakat. Dan 3)

    Jaringan Komunikasi (Networking). Melalui aspek sinergi tersebut diharapkan

    suatu daerah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

  • 49

    C. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Sinergitas Pemerintah-Masyarakat dalam Menanggulangi Persampahan di Pasar Sentral

    Enrekang

    Faktor-faktor pendukung dan penghambat Sinergitas Pemerintah-

    Masyarakat dalam pengelolaan persampahan di pasar sentral Enrekang

    menunjukan bahwa kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan sinergitas

    pemerintah-masyarakat seperti kegiatan sosialisasi masih sangat kurang

    dilakukan. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai berikut:

    1. Faktor Pendukung

    Adapun beberapa faktor pendukung atau yang menjadi kekuatan

    pendorong yang mendukung pencapaian tujuan jangka panjang, khususnya untuk

    meningkatkan kebersihan pasar sentral Enrekang, adalah terdiri atas:

    a. Adanya regulasi yang mengatur penyelenggaraan persampahan dan kebersihan

    Regulasi/peraturan dapat timbul diakibatkan adanya suatu kepentingan

    masyarakat sebagai bentuk perwujudan kesejahteraan sosial (social welfare)

    walaupun tidak semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mengacu pada

    kesejahteraan rakyat. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Enrekang

    sebagaimana dalam wawancara beliau yang mengatakan bahwa:

    “Yang melatarbelakangi dalam pembentukan regulasi/peraturan mengenai

    pengelolaan sampah ini adalah semakin meningkatnya produksi sampah

    masyarakat. Dengan makin bertambahnya jumlah penduduk makin

    bertambah pula volume sampah yang dihasilkannya. Dengan demikian,

    perlu lebih banyak tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk itu tugas dari

    pemerintah segera mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai

    Pengelolaan Sampah agar permasalahan mengenai sampah dapat

    terselesaikan dengan di bentuknya adanya PERDA Kabupaten Enrekang

    mengenai pengelolaan sampah.” (Wawancara dengan MS, 19 Desember

    2019. Lihat pada lampiran).

  • 50

    Proses pengelolaan sampah di pasar sentral Enrekang brdasarkan PERDA

    No. 5 Tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan atas

    Penyelenggaraan Kebersihan dan Pengelolaan Persampahan. Dalam peraturan

    tersebut dilakukan pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya, pengumpulan

    sampah mulai dari sumber sampah ke tempat pembuangan sementara dengan

    menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenisnya, dan pengangkutan sampah

    dari tempat pembuangan sementara ke tempat pemprosesan akhir menjadi

    tanggungjawab pengelolah kawasan komersial.

    b. Adanya Organisasi dan managemen instansi yang bersifat koordinatif

    Organisasi dan managemen pengelolaan sampah merupakan faktor untuk,

    daya guna dan hasil guna dari pengelolaan sampah. Organisasi dan managemen

    juga mempunyai peranan pokok dalam menggerakkan, mengaktifkan dan

    mengarahkan sistem pengelolaan sampah dengan ruang lingkup bentuk institusi

    pola organisasi, personalia serta managemen (perencanaan, pelaksanaan dan

    pengendalian) untuk jenjang strategis, taktis maupun operasional. Hasil

    wawancara dengan Kepala Seksi Persampahan Dinas Lingkungan Hidup yang

    mengatakan bahwa:

    “Hubungan kerja antara yang berhubungan dengan pengelolaan sampah

    lebih bersifat koordinatif dimana masing-masing instansi mempunyai

    tanggung jawab masalah pengelolaan sampah di wilayah masing-masing.

    Dinas Kebersihan hanya bertanggung jawab secara teknis langsung dalam

    pengelolaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir).” (Wawancara dengan NA,

    18 Desember 2019. Lihat pada lampiran).

    Wawancara di atas diketahui bahwa pemerintah, sebagai pengelola, dapat

    memberikan perhatian berupa sosialisasi kepada pedagang mengenai pengelolaan

  • 51

    sampah yang baik dan benar berupa perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

    serta menyediakan fasilitas untuk mendukung pengelolaan sampah tersebut.

    c. Adanya pemasukan dana yang didapat dari retribusi sampah.

    Dalam pemungutan Retribusi Pasar mengunakan PERDA yang berlaku,

    setiap pedagang dikenakan penarikan iuran retribusi pasar setiap harinya yang

    ditarik oleh petugas. Iuran yang dikenakan pedagang dipergunakan untuk

    membayar gaji petugas dan biaya oprasiolal mesin transportasi truck sampah.

    Sedangkan uang retribusi yang pedagang bayarkan kepada pengelola pasar akan

    disetorkan sebagai Pendapatan Daerah. Seperti yang disampaikan oleh Kepala

    pasar sentral Enrekang yang menyatakan bahwa:

    “Ada secara resmi, bayar iuran dengan karcis kebersihan, hasil pungutan

    tersebut di bagi dua pendapatan satu untuk Retribusi pendapatan PHD

    daerah, satu untuk pendapatan kebersihan”. (Wawancara dengan MS, 19

    Desember 2019. Lihat pada lampiran).

    Wawancara di atas diketahui bahwa Iuran yang dikenakan pedagang

    dipergunakan untuk membayar gaji petugas dan biaya oprasiolal mesin

    transportasi truck sampah. Faktor-faktor tersebut di atas adalah merupakan faktor

    yang mempengaruhi terlaksananya program kerja Dinas Lingkungan Hidup di

    dalam mewujudkan kebersihan pasar sentral En