KABAR UNTUK ANDA CARITAS MAUMERE

4
caritas Maumere Kabar untuk Anda Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 1 Kemitraan, Bukan yang Lain! Edisi Agustus 2012 Eman Embu, SVD | Manager Program Caritas Maumere D alam pertemuan antara Caritas Maumere dengan para imam dalam suatu kesempatan Rekoleksi Bulanan para pastor sekeuskupan Maumere beberapa waktu yang lalu, salah satu pertanyaan yang muncul adalah tentang hubungan antara Caritas keuskupan ini dengan lembaga-lembaga donor. Kurang lebih ada dua pertanyaan pokok yang muncul tentang hal tersebut merujuk pada apa yang dinamakan dalam dokumen-dokumen Caritas Internationalis sebagai donor- recipient relationships (hubungan donor-penerima). Satu, apakah Caritas hanya bergantung pada program-program yang dikehendaki oleh para sponsor termasuk sponsor dari keluarga Caritas Internationalis? Dua, apakah dari segi pendanaan Caritas bergantung seratus persen pada lembaga- lembaga donor? Tentu saja, dua pertanyaan tersebut sangatlah mendasar. Valid ditanyakan. Malah, aneh kalau pertanyaan serupa itu sama sekali tak muncul. Mengapa? Tak pelik menjawabnya. Ini dikarenakan para pastor adalah salah satu stakeholder utama atau inti Caritas keuskupan ini. Tema hubungan antar lembaga kemanusiaan seperti ini, termasuk lembaga-lembaga kemanusiaan yang bernaung di bawah payung Gereja, adalah tema lama yang selalu aktual. Ia beririsan dengan sejarah di masa lampau, ia tak terhindarkan dari nilai-nilai pokok kultural yang dihayati oleh suatu komunitas, bisa juga ia masih dihantui oleh syak- wasangka. Dalam keluarga Caritas Internationalis sendiri tema ini sudah lama menjadi suatu suatu pembicaraan serius. Ada ikhtiar agar hubungan tadi dirumuskan seacara jelas dan menjadi acuan bersama, lantaran tak sedikit kesulitan dan keluhan tentang apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan, entah dari pihak caritas keuskupan di Eropa atau pun dari pihak caritas di Asia dan Afrika. Apalagi jaringan Caritas sangatlah luas, menyebar dari level akar rumput, diosesan, negara, sub-regio, dan global. Untuk itu, tahun 2003 telah diterbiktan dokumen Caritas Partnership. Mengapa kemitraan (partnership)? Adanya kesepakatan akan prinsip itu lahir dari suatu proses panjang. Di baliknya ada Caritas Partnership Project yang dipimpin oleh Bernt Gulbrandsen, sekjend Caritas Norwegia (1999-2003). Suatu seri lokakarya diadakan untuk mencapai maksud ini. Dan tentang kemitraan tadi, dokumen ini menekakan bahwa prinsip dan nilai-nilai dari kemitraan berasal dari Kitab Suci dan Ajaran Sosial Gereja. “Kemitraan yang sejati berarti komitmen jangka panjang untuk sepakat tentang tujuan- tujuan berdasarkan nilai-nilai diharingkan bersama, strategi- strategi, dan informasi-informasi. Ini ditandai oleh feed-back yang jujur, perencanaan bersama, penyertaan, transparansi, dan akuntabilitas di kedua belah pihak, dan satu keterbukaan yang tulus serta sensitivitas pada kebutuhan-kebutuhan, perasaan- perasaan, keahlian, pengalaman dan kebijaksanaan dari yang lain,” demikian penggalan dari dokumentasi. Apa yang baru saja disebutkan ini adalah ideal. Ia masih merupakan suatu perjuangan panjang. Kemitraan akan tetap menjadi kata-kata indah kalau Caritas tidak dengan sungguh- sungguh bekerja untuk mengembangakan dirinya. Tentu bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk umat dan masyarakat yang dilayaninya. Ini adalah suatu kesadaran yang harus selalu ditanamnkan bahwa Caritas ada untuk suatu tugas perutusan kemanusiaan. Pertanyaan para pastor tadi bisa ditafsirkan sebagai suatu dorongan agar Caritas secara konstan dan dengan sungguh- sungguh mengokohkan pilar pokoknya, yaitu identitas, profesionalisme, dan networking. Kabar Solidaritas

description

Kabar untuk anda dari caritas Keuskupan Maumere Kemitraan bukan yang lain.

Transcript of KABAR UNTUK ANDA CARITAS MAUMERE

Page 1: KABAR UNTUK ANDA CARITAS MAUMERE

caritasMaumere

Kabaruntuk Anda

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 1

Kemitraan, Bukan yang Lain!

Edisi Agustus 2012

Eman Embu, SVD | Manager Program Caritas Maumere

Dalam pertemuan antara Caritas Maumere dengan para imam dalam suatu kesempatan Rekoleksi Bulanan para pastor sekeuskupan Maumere

beberapa waktu yang lalu, salah satu pertanyaan yang muncul adalah tentang hubungan antara Caritas keuskupan ini dengan lembaga-lembaga donor.

Kurang lebih ada dua pertanyaan pokok yang muncul tentang hal tersebut merujuk pada apa yang dinamakan dalam dokumen-dokumen Caritas Internationalis sebagai donor-recipient relationships (hubungan donor-penerima). Satu, apakah Caritas hanya bergantung pada program-program yang dikehendaki oleh para sponsor termasuk sponsor dari keluarga Caritas Internationalis? Dua, apakah dari segi pendanaan Caritas bergantung seratus persen pada lembaga-lembaga donor?

Tentu saja, dua pertanyaan tersebut sangatlah mendasar. Valid ditanyakan. Malah, aneh kalau pertanyaan serupa itu sama sekali tak muncul. Mengapa? Tak pelik menjawabnya. Ini dikarenakan para pastor adalah salah satu stakeholder utama atau inti Caritas keuskupan ini.

Tema hubungan antar lembaga kemanusiaan seperti ini, termasuk lembaga-lembaga kemanusiaan yang bernaung di bawah payung Gereja, adalah tema lama yang selalu aktual. Ia beririsan dengan sejarah di masa lampau, ia tak terhindarkan dari nilai-nilai pokok kultural yang dihayati oleh suatu komunitas, bisa juga ia masih dihantui oleh syak-wasangka.

Dalam keluarga Caritas Internationalis sendiri tema ini sudah lama menjadi suatu suatu pembicaraan serius. Ada ikhtiar agar hubungan tadi dirumuskan seacara jelas dan menjadi acuan bersama, lantaran tak sedikit kesulitan dan keluhan tentang apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan, entah dari pihak caritas keuskupan di Eropa atau pun dari pihak caritas di Asia dan Afrika. Apalagi jaringan Caritas

sangatlah luas, menyebar dari level akar rumput, diosesan, negara, sub-regio, dan global.

Untuk itu, tahun 2003 telah diterbiktan dokumen Caritas Partnership. Mengapa kemitraan (partnership)? Adanya kesepakatan akan prinsip itu lahir dari suatu proses panjang. Di baliknya ada Caritas Partnership Project yang dipimpin oleh Bernt Gulbrandsen, sekjend Caritas Norwegia (1999-2003). Suatu seri lokakarya diadakan untuk mencapai maksud ini.

Dan tentang kemitraan tadi, dokumen ini menekakan bahwa prinsip dan nilai-nilai dari kemitraan berasal dari Kitab Suci dan Ajaran Sosial Gereja.

“Kemitraan yang sejati berarti komitmen jangka panjang untuk sepakat tentang tujuan-tujuan berdasarkan nilai-nilai diharingkan bersama, strategi-strategi, dan informasi-informasi. Ini ditandai oleh feed-back yang jujur, perencanaan bersama, penyertaan, transparansi, dan akuntabilitas di kedua belah pihak, dan satu keterbukaan yang tulus serta sensitivitas pada kebutuhan-kebutuhan, perasaan-perasaan, keahlian, pengalaman dan kebijaksanaan dari yang lain,”

demikian penggalan dari dokumentasi. Apa yang baru saja disebutkan ini adalah ideal. Ia masih

merupakan suatu perjuangan panjang. Kemitraan akan tetap menjadi kata-kata indah kalau Caritas tidak dengan sungguh-sungguh bekerja untuk mengembangakan dirinya. Tentu bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk umat dan masyarakat yang dilayaninya. Ini adalah suatu kesadaran yang harus selalu ditanamnkan bahwa Caritas ada untuk suatu tugas perutusan kemanusiaan.

Pertanyaan para pastor tadi bisa ditafsirkan sebagai suatu dorongan agar Caritas secara konstan dan dengan sungguh-sungguh mengokohkan pilar pokoknya, yaitu identitas, profesionalisme, dan networking.

Kaba

r Sol

idar

itas

Page 2: KABAR UNTUK ANDA CARITAS MAUMERE

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA2

Dalam rangka memperluas jaringan dan berbagi pengalaman tentang kerja-kerja pengurangan resiko bencana di

Caritas Maumere, saya sebagai Staf DRR Caritas Maumere diutus untuk menghadiri kegiatan Temu Kerja Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang, 6-7 Agustus 2012.

Pada hari pertama, pertemuan dibuka oleh Asisten III Setda Propinsi NTT, Edi Ismail. Pada bagian sambutan pembukaan beliau mengapresiasi inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh NGO baik lokal, nasional maupun international khususnya dalam aktivitas Pengurangan Risiko Bencana (PRB) bersama masyarakat maupun dukungan-dukungan terhadap pemerintah baik di tingkat kabupaten/kota maupun di tingkat propinsi seperti kegiatan ini. Beliau juga menekankan pentingnya pemahaman bersama mengenai PRB agar dalam gerak/aksinya bisa lebih terpadu. Karena itu, temu kerja Forum PRB seperti ini dan pada kesempatan mendatang menjadi sangat penting.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Prop. NTT menyajikan materi pembuka mengenai kebijakan dan strategi PRB di Prop. NTT. Materi ini sebagai pencerahan awal sebelum menyusun Rencana Kontinjensi Bencana di Prop. NTT.

Rencana Kontinjensi difasilitasi oleh pak Yus (PMPB) dengan mengadakan inventarisasi ancaman di NTT. Kemudian dipilih 5 ancaman yang paling mendapat prioritas yakni : Gempa, Tsunami, Kekeringan, Banjir, Longsor, dan Abrasi Pantai. Ancaman ini akan dikaji lebih lanjut oleh tim kerja yang terdiri dari 9 orang dari UNIKA, BPBD, Dinkes, NGO, Media, BMKG, TNI, POLRI, Dunia Usaha, dan PMI. Tim ini akan mulai bekerja pada hari Senin, 13 Agustus 2012.

Salah satu informasi yang penting adalah BNPB memiliki dana untuk diakses oleh komunitas warga yang memiliki aktivitas PRB. Sebagai contoh tahun 2012, BNPB mendanai aktivitas PRB di Kelurahan Tanjung dan Paupanda – Ende untuk ancaman abrasi laut.

Selain itu, bersama Vincentia I. Widyasari dari Karina KWI akan menjajaki kemungkinan mengadakan kampanye PRB sejak usia dini bagi anak-anak SEKAMI. Sharing aktivitas DRR bagi Sekami di Nangahure menjadi contoh yang bagus bagi WVI yang memiliki program ini.

Kaba

r Kom

unita

s

Caritas Keuskupan Maumere didirikan pada tanggal 01 November 2006 oleh Mgr. Vincentius Sensi, Uskup Maumere, sebagai respon terhadap rentetan bencana yang terjadi di Indonesia pada tahun 2004. Selanjutnya, tahun 2008 sampai dengan 2010 Caritas Maumere menjalankan tiga program yang sesuai dengan rencana strategisnya yaitu Pengurangan Resiko Bencana

yang Dimanajemeni oleh Masyarakat, Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga (Anti Domestic Violence), dan Program Dukungan untuk Pengembangan Lembaga.

Pada tahun 2010 sampai 2012 selain melanjutkan tiga program yang sudah ada, Caritas Maumere menjalankan beberapa program baru yaitu Program Paroki Hijau (Green Parish), Manajemen Sampah, Partnership for Resilience (PfR) dan Rehabilitasi Berbasis Komunitas (Community Based Rehabilitation).

Siapa Kami

Temu Kerja Forum PRB Provinsi NTT Petrus Kanisius Kasih | Staf Program DRR

Kanis Kasih, Staf Caritas Maumere di antara sebagian peserta

Pada hari kedua, peserta larut dalam diskusi tentang draft statuta Forum PRB Provinsi NTT. Arah diskusi lebih terpusat pada isi, struktur dan esensi statuta itu sendiri. Salah satunya bagaimana keterwakilan forum-forum PRB di kabupaten/kota dalam forum PRB Propinsi NTT. Selain itu, ditekankan pentingnya data base yang harus dimiliki oleh forum agar menjadi tempat bagi siapa saja mengakses data yang berkaitan dengan kebencanaan.

Disepakati pokja yang telah terbentuk sebelumnya untuk menyusun draft statuta ini akan bekerja lebih lanjut untuk menyempurnakannya berdasarkan masukan-masukkan hari ini. Dari 9 orang anggota pokja, 4 orang tidak aktfi. Karena itu, disepakati untuk memilih dari para peserta untuk menggantikan peran keempat orang tersebut. Selain menyempurnakan draft statuta, pokja tersebut juga akan bekerja untuk mempersiapkan konggres forum yang direncanakan dilksanakan di Kupang pada tanggal 10 Oktober 2012. Dan kepada para peserta telah dibagikan format pendaftaran anggota forum, dengan harapan siapa pun dan lembaga mana pun yang berniat baik untuk bekerja dalam karya kemanusiaan ini, mendaftarkan diri dan mengirimkannya ke sekretariat Pokja atau ke BPBD NTT.

Dalam pertemuan ini, kami dapat saling belajar dan saling sharing tentang aktivitas PRB dari lembaga masing-masing. Di samping itu, kami juga mendapatkan informasi yang lebih luas tentang kebencanaan disertai dengan perkenalan terhadap jaringan lembaga misalnya SAR NTT, BPBD Propinsi, WVI Kupang, YPMPB, CIS Timor.

Page 3: KABAR UNTUK ANDA CARITAS MAUMERE

Bertempat di Aula Delsos Keuskupan Larantuka, tanggal 1-2 Agustus Karitas Indonesia/KARINA memperkenalkan

Program Pengurangan Resiko Bencana/PRB. Di hadapan Pimpinan Delsos yang diwakili oleh Koordiantor Program Bapak Benediktus Bedil, beberapa staf senior dan fasilitator lapangan, Vincentia I. Widyasari dan Dame Manalu dari Karina menjelaskan tentang konsep bencana, ancaman, kerentanan, kapasitas, siklus penanggulangan bencana dan kerangka kerja pengurangan resiko bencana oleh masyarakat. Proses diskusi selama 2 hari diwarnai dengan sharing pengalaman program yang sudah dan sedang dijalankan di wilayah Keuskupan Larantuka. Melihat kembali peluang, tantangan, kekuatan dan kelemahan selama menjalankan program. Bagaimana ke depannya program-program di Delsos dapat diintegrasikan dengan pengurangan resiko bencana sesuai konteks bencana dan ancaman di wilayah desa dampingan. Sebagai bahan pembelajaran bersama Karina mengajak Caritas Keuskupan Maumere untuk mensharingkan Program Pengurangan Resiko Bencana Oleh Masyarakat yang sudah jalankan 3 tahun terakhir di beberapa paroki dalam lingkup Keuskupan Maumere.

Selain kepada staf Delsos materi yang sama juga diberikan kepada komunitas dampingan dari 3 wilayah yakni: Ile Ape Timur, Tanjung Bunga dan Lewolema. Kegiatan berlangsung selama 2 hari dari tanggal 3 dan 4 Agustus di Rumah Retret Saron Larantuka. Peserta pelatihan ini berjumlah 17 orang wakil dari kelompok “Mama Sayang”. (sapaan untuk janda yang ditinggal mati suami, ditinggal rantau suami dan wanita dewasa yang tidak menikah). Karena kelompok Mama Sayang ini berasal dari desa dengan kemampuan yang terbatas, maka materi yang diberikan lebih sederhana. Metode yang dipakai adalah sharing dan diskusi kelompok sehingga mereka yang lebih aktif selama proses. Beberapa permainan dan nyanyian yang menyegarkan suasana, membuat Mama Sayang betah dan tidak bosan selama pelatihan. Beberapa Mama sayang ketika diskusi lepas di ruang makan mengatakan sangat gembira dapat dilibatkan di pelatihan. Karena mereka jadi

paham dan dapat membedakan antara ancaman dan bencana. "Pengalaman selama ini ketika gunung api di Lembata baru mengeluarkan asap sudah dianggap bencana, padahal itu baru ancama," kata Mama Sopia Sare dari Lamatokan Tokojaeng Lembata. Lain dengan Mama sopia, Mama Vero dari Painapang mengatakan bahwa dari pelatihan ini kami menjadi lebih sadar di desa kami ada ancaman kemarau panjang yang bisa jadi kelaparan.

Saat ini Delsos Larantuka sedang menjalankan program CDR (Community Disaster Reduction). Program CDR ini diterjemahkan oleh Delsos Keuskupan Larantuka menjadi Program Tongkat Musa (Topang Keluarga selamatkan Ibu serta Anak). Fokus program ini pendampingan kepada kelompok “Mama Sayang” pada aktifitas: ketahanan pangan, ketahanan financial dan interpendensi ekternal dan internal/berjejaring.

VisiTerciptanya masyarakat Allah Keuskupan Maumere yang sejahtera lahir dan batin dalam semangat solidaritas Kristiani

Misi#1. Membebaskan masyarakat dari bencana malaria, TBC, kusta, narkoba, dan HIV/AIDS

#2. Membebaskan masyarakat dari kelaparan dan gizi buruk#3. Membebaskan masyarakat dari KDRT#4. Melestarikan lingkungan hidup#5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tanggap darurat#6. Memperjuangkan kebijakan publik yang lebih memihak rakyat kecil

Visi & Misi Kami

Mama Sayang Belajar PRBMargaretha Helena | Koordinator Program PfR Caritas Maumere

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 3

Kaba

r Kom

unita

s

Para peserta workshop sedang mempresentasikan hasil diskusi mereka

Page 4: KABAR UNTUK ANDA CARITAS MAUMERE

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA4Ka

bar L

emba

gaJu

rnal

Car

itas

Sprit

ualit

as

BARANG CETAKANPrinted Matter

Kepada Yth.:

Mohon maaf, bila salah menulis nama/gelar

Dalam rangka pengembangan jaringan dan membantu Caritas Ende dalam mengembangkan lembaganya, Rm Cyrilus Meo Mli Pr, Staf Caritas

Maumere bersama Staf Karina KWI, Aribowo Nugroho dan Vincentia I. Widyasari memenuhi undangan Caritas Ende untuk hadir dalam rekoleksi bulanan para Pastor se Kevikepan Bajawa, Keuskupan Agung Ende di Kemah Tabor, Mataloko 8-9 Agustus 2012.

Dalam kegiatan rekoleksi tersebut, Rm. Cyrilus bersama Staf Karina KWI mensosialisasikan visi misi Karitas dan management PRB (Pengurangan Resiko Bencana). Pada tanggal tanggal 8 Agustus 2012 sore, Rm Cyrilus membagi pengalaman tentang sejarah dan perjuangan Caritas

Maumere sejak awal berdirinya, program-program yang dijalankan dengan segala kisah sukses maupun kisah-kisah penuh tantangan.

Keesokan harinya, 9 Agustus 2012, seluruh hari digunakan untuk pembahasan tentang managemen Pengurangan Risiko Bencana oleh Vivin dan Ari. Seluruh mekanisme pertemuan diatur oleh Ari.

"Mereka sangat antusias dan mengharapkan agar Karitas Indonesia (Karina) segera membuat pelatihan-pelatihan lanjut dalam aktivitas manajemen pengurangan risiko bencana untuk meningkatkan kapasitas Caritas Ende," ujar Rm Cyl usai kegiatan selama dua hari di Mataloko tersebut.

Sharing Pengalaman Managemen PRB di Caritas EndeAgustinus Atrius | Redaktur Kabar Untuk Anda

19-22 Juli | Pelatihan Comunitty Development bagi para pengurus organisasi masyarakat di Hotel Gading Beach. Peserta pelatihan 36 orang yang berasal dari 7 paroki dampingan Caritas Maumere dalam program PfR (Partnership for Resilience) dan Rescue Maumere

13-15 Agustus Maumere | Pelatihan manajemen tanggap darurat bagi utusan paroki se keuskupan Maumere. Pelatihan ini difasilitasi Tim Basarnas Pos Maumere dan didukung oleh BPBD Sikka, Dinsosnakertrans Kab. Sikka. Dalam pelatihan ini, selain mendapat wawasan tentang managemen tanggap darurat, peserta juga diberikan latihan

ketrampilan memberikan pertolongan darurat di darat maupun di laut yang terdiri dari P3K, Evakuasi Laut dan Evakuasi dari Ketinggian. Selain itu, dilaksanakan simulasi bencana gempa dan tsunami yang melibatkan masyarakat Kelurahan Hewuli dan OMK Paroki Nangahure.

6-7 September | Pelatihan pembuatan proposal dan Managemen Keuangan Komunitas di Hotel Sinar Kabor Maumere. Ada 12 orang peserta yang mengikuti pelatihan ini yang berasal dari empat Paroki dampingan Caritas Maumere dalam program Rescue Maumere, yakni Paroki Bloro, Tanarawa, Feondari dan Habi,

Karya kasih Kristiani harus bebas dari partai dan ideologi. Karya kasih bukanlah sarana untuk secara ideologis mau mengubah dunia, dan tidak pula melayani

kepentingan strategis dunia, namun suatu tanda yang menghadirkan kini dan di sini kasih yang dibutuhkan umat manusia.

Paus Bendediktus XVI, Ensiklik Deus Caritas Est, art. 31

SEKRETARIAT: Jl. Soekarno Hatta, No. 07, Kelurahan Kota Baru, Maumere 86111 Website: www.caritasmaumere.weebly. com Tlp. 0382 21989, Mobile: 082146352996

Kabar untuk Anda