Kabar untuk anda Caritas Maumere

4
caritas Maumere Kabar untuk Anda Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 1 Bela Rasa (Compassion) Edisi Juli 2012 Eman Embu, SVD | Manager Program Caritas Maumere T ahun 1982, Henri Nouwen, penulis rohani kenamaan itu, bersama dengan rekannya, Donald P. McNeill dan Douglas A. Morrison, menerbitkan buku tentang hidup Kristen yang diberi-judul Compassion. A Reflection on the Chistian Life. Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1987, terjemahan buku tersebut yang dikerjakan oleh Willem S. G. Pau, A. Tri Wahyana, I. Suharyo diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Judul dari terjemahan tersebut adalah, Sehati Seperasaan. Sebuah permenungan tentang Hidup Kristen. Kalau kita membolak-balik buku itu, kita akan menemukan catatan kaki sebagai berikut, “Compassion, kata yang dipakai sebagai judul asli buku ini, sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata yang sekaligus mengandung arti bela rasa, kemurahan hati, dan belas kasih ini selanjutnya akan diterjemahkan dengan belas kasih.” Buku ini lahir dari rasa kecewa penulisnya terhadap individualisme yang telah berurat akar dan merasuki pikiran dan jiwa manusia. Individualisme adalah suatu sikap dasar dan pandangan yang bertentangan dengan semangat dasar Injil, semangat ekaristis, di mana tiap orang Kristen dipanggil untuk berbagi dan memberi diri satu kepada yang lain sebagaimana sudah ditunjukkan oleh Yesus sendiri. Selain itu, dalam pengantar buku tersebut dikatakan bahwa alasan lain yang melahirkan buku ini adalah kekeringan rohani dari kehidupan akademis yang dialami oleh para penulisnya. Apa yang mereka maksudnya dengan kata compassion itu sendiri? Nouwen dkk dalam buku tersebut menulis suatu penggambaran sebagai berikut: “Kata compassion berasal dari dua kata Latin pati dan cum, yang bersama-sama berarti menderita bersama. Belas kasih menuntut kita untuk pergi ke tempat di mana ada luka, masuk ke tempat-tempat di mana ada penderitaan, ikut serta dalam keterpecahan, ketakutan, kebingungan dan kecemasan. Belas kasih menantang kita untuk berteriak bersama mereka yang ada dalam penderitaan, untuk berkabung bersama mereka yang kesepian, untuk menangis bersama dengan mereka yang mencucurkan air mata. Belas kasih menuntut kita untuk menjadi lemah bersama dengan mereka yang lemah, ringkih bersama dengan mereka yang ringkih, tak berdaya bersama mereka yang tak berdaya. Belas kasih berarti keterlibatan penuh dalam keadaan sebagai manusia.” Caritas Indonesia menerjemahkan kata compassion itu menjadi bela-rasa. Dan menjadikannya sebagai suatu spirit atau semangat dasar Kristiani yang menggerakkan lembaga kemanusiaan ini dalam menjalankan kerja-kerja kemanusiaan. Belarasa adalah identitas dan kekhasan Karina (Karitas Indonesia). Dalam beberapa tulisan, Harian Kompas, menerjemahkan kata compassion menjadi kompasi. Kata-kata yang kita gunakan memang selalu mempunyai keterbatasan untuk mengatakan secara utuh kenyataan atau apa yang kita maksudkan. Merujuk pada penjelasan di atas, dan secara khusus pada deskripsi yang dibuat oleh Nowen dkk, tentu saja, kita dapat mengatakan bahwa terjemahan bela-rasa belum memadai untuk mengungkapkan kandungan yang ada dalam kata compassion itu sendiri. Untuk itu, saya kira hal yang pokok adalah kita memahami kandungan dari kata yang kita gunakan itu, latar belakang, dan konteks penggunaanya. Selanjutnya, dalam menjalankan kerja-kerja kemanusiaan kita menunjukkan atau lebih tepat menghidupi belas kasih yang sejati, yang membebaskan dan mengungkapkan respek kepada lain. Itu tidak dilakukan demi pemenuhan rekaan hati dan interese pribadi kita semata. Kabar Solidaritas

description

Lembaran bulanan Caritas Maumere

Transcript of Kabar untuk anda Caritas Maumere

Page 1: Kabar untuk anda Caritas Maumere

caritasMaumere

Kabaruntuk Anda

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 1

Bela Rasa (Compassion)

Edisi Juli 2012

Eman Embu, SVD | Manager Program Caritas Maumere

Tahun 1982, Henri Nouwen, penulis rohani kenamaan itu, bersama dengan rekannya, Donald P. McNeill dan Douglas A. Morrison, menerbitkan buku tentang

hidup Kristen yang diberi-judul Compassion. A Reflection on the Chistian Life.

Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1987, terjemahan buku tersebut yang dikerjakan oleh Willem S. G. Pau, A. Tri Wahyana, I. Suharyo diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Judul dari terjemahan tersebut adalah, Sehati Seperasaan. Sebuah permenungan tentang Hidup Kristen.

Kalau kita membolak-balik buku itu, kita akan menemukan catatan kaki sebagai berikut, “Compassion, kata yang dipakai sebagai judul asli buku ini, sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata yang sekaligus mengandung arti bela rasa, kemurahan hati, dan belas kasih ini selanjutnya akan diterjemahkan dengan belas kasih.”

Buku ini lahir dari rasa kecewa penulisnya terhadap individualisme yang telah berurat akar dan merasuki pikiran dan jiwa manusia. Individualisme adalah suatu sikap dasar dan pandangan yang bertentangan dengan semangat dasar Injil, semangat ekaristis, di mana tiap orang Kristen dipanggil untuk berbagi dan memberi diri satu kepada yang lain sebagaimana sudah ditunjukkan oleh Yesus sendiri.

Selain itu, dalam pengantar buku tersebut dikatakan bahwa alasan lain yang melahirkan buku ini adalah kekeringan rohani dari kehidupan akademis yang dialami oleh para penulisnya.

Apa yang mereka maksudnya dengan kata compassion itu sendiri? Nouwen dkk dalam buku tersebut menulis suatu penggambaran sebagai berikut: “Kata compassion berasal dari dua kata Latin pati dan cum, yang bersama-sama berarti menderita bersama. Belas kasih menuntut kita untuk pergi ke

tempat di mana ada luka, masuk ke tempat-tempat di mana ada penderitaan, ikut serta dalam keterpecahan, ketakutan, kebingungan dan kecemasan. Belas kasih menantang kita untuk berteriak bersama mereka yang ada dalam penderitaan, untuk berkabung bersama mereka yang kesepian, untuk menangis bersama dengan mereka yang mencucurkan air mata. Belas kasih menuntut kita untuk menjadi lemah bersama dengan mereka yang lemah, ringkih bersama

dengan mereka yang ringkih, tak berdaya bersama mereka yang tak berdaya. Belas kasih berarti keterlibatan penuh dalam keadaan sebagai manusia.”

Caritas Indonesia menerjemahkan kata compassion itu menjadi bela-rasa. Dan menjadikannya sebagai suatu spirit atau semangat dasar Kristiani yang menggerakkan lembaga kemanusiaan ini dalam menjalankan kerja-kerja kemanusiaan. Belarasa adalah identitas dan kekhasan Karina (Karitas Indonesia). Dalam beberapa tulisan, Harian Kompas, menerjemahkan kata compassion menjadi kompasi.

Kata-kata yang kita gunakan memang selalu mempunyai keterbatasan untuk

mengatakan secara utuh kenyataan atau apa yang kita maksudkan. Merujuk pada penjelasan di atas, dan secara khusus pada deskripsi yang dibuat oleh Nowen dkk, tentu saja, kita dapat mengatakan bahwa terjemahan bela-rasa belum memadai untuk mengungkapkan kandungan yang ada dalam kata compassion itu sendiri.

Untuk itu, saya kira hal yang pokok adalah kita memahami kandungan dari kata yang kita gunakan itu, latar belakang, dan konteks penggunaanya. Selanjutnya, dalam menjalankan kerja-kerja kemanusiaan kita menunjukkan atau lebih tepat menghidupi belas kasih yang sejati, yang membebaskan dan mengungkapkan respek kepada lain. Itu tidak dilakukan demi pemenuhan rekaan hati dan interese pribadi kita semata.

Kaba

r Sol

idar

itas

Page 2: Kabar untuk anda Caritas Maumere

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA2

Sebagai bagian dari pelaksaanaan Program Anti Kekerasan dalam

Rumah Tangga yang dijalankan oleh Caritas Keuskupan Maumere, mitra Caritas, yaitu Divisi Perempuan Tim Relawan untuk Kemanusiaan/TRUK-F, Maumere menyelenggarakan reuni para penyintas.

Kegiatan reuni ini diadakan di Kompleks Biara Susteran SSpS Maumere. Para penyintas ini terdiri atas perempuan dan anak korban kekerasan yang pernah didampingi Div. Perempuan TRUK-F dan berada di wilayah Kabupaten Sikka.

Dari antara mereka, ada yang sudah mulai menata hidupnya dengan usaha-usaha pemberdayaan ekonomi dan juga menikmati hidupnya dengan tanpa beban. Mereka diundang untuk menghadiri acara reuni dimaksud dan menginap semalam di Asrama St. Hildegardis, Maumere.

Kegiatan pada malam hari (27/06) diisi dengan perkenalan, ramah-tama, penyampaian materi kesehatan reproduksi, sharing pengalaman, dan renungan yang bertujuan memberi kekuatan dan pemulihan.

Materi tentang kesehatan reproduksi dibawakan oleh ibu Opi Selatan, staf Dinas Kesehatan di Maumere, sedangkan renungan rohani dibawakan oleh Dr. Hendrik Dori Wuwur SVD, dari Seminari Tinggi St. Paulus, Ledalero.

Seusai renungan, para penyintas dan staf yang ada hanyut dalam acara hiburan yakni menari dengan penuh kegembiraan.

Keesokan harinya (28/06) dilangsung perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh pastor Paroki Thomas Morus, Rm. Lorens Noi, Pr. Ekaristi ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian kegiatan dengan tema, “Bersama Kita Bisa”.

Dalam renungannya, Rm. Lorens meminta 4 orang penyintas memegang 4 batang lilin, salah satu lilin yang tidak pernah boleh padam adalah lilin harapan. Lebih lanjut, Rm. Lorens menegaskan bahwa dalam situasi sesulit apa pun kita harus tetap mempunyai pengharapan akan masa depan dan

Kaba

r Kom

unita

s

Caritas Keuskupan Maumere didirikan pada tanggal 01 November 2006 oleh Mgr. Vincentius Sensi, Uskup Maumere, sebagai respon terhadap rentetan bencana yang terjadi di Indonesia pada tahun 2004. Selanjutnya, tahun 2008 sampai dengan 2010 Caritas Maumere menjalankan tiga program yang sesuai dengan rencana strategisnya yaitu Pengurangan Resiko Bencana

yang Dimanajemeni oleh Masyarakat, Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga (Anti Domestic Violence), dan Program Dukungan untuk Pengembangan Lembaga.

Pada tahun 2010 sampai 2012 selain melanjutkan tiga program yang sudah ada, Caritas Maumere menjalankan beberapa program baru yaitu Program Paroki Hijau (Green Parish), Manajemen Sampah, Partnership for Resilience (PfR) dan Rehabilitasi Berbasis Komunitas (Community Based Rehabilitation).

Siapa Kami

Reuni Penyintas Eko Sylvester Manek SVD | Staf Program Anti Domestic Violence/ADV

Para penyintas dan staf yang ada hanyut dalam acara hiburan bersama

cita-cita. Untuk itu, setiap orang harus berakar dan menyatukan dirinya dengan pokok anggur sejati yakni Yesus Kristus.

Sementara itu, Sr. Eustochia, SSpS, Koordinator Divisi Perempuan TRUK-F dalam sambutannya mendorong para penyintas untuk bangkit dari keterpurukan dan menatap masa depan dengan lebih baik.

“Jangan takut, bangkitlah dari pengalaman pahitmu dan serahkan dirimu pada Tuhan”, demikin kata Sr. Eustochia, SSpS.

Seusai Perayaan Ekaristi, para penyintas membawa acara. Ada yang membawakan puisi dan menyanyi. Semua peserta dan bahkan undangan pun ikut ambil bagian bernyanyi bersama anak-anak.

Fitrinita Kristiani (Kabag Pemberdayaan Perempuan dan KB Kab. Sikka) dan Herry Fernandez (Aktivis KiPEr HAM Flores) meyumbang lagu dengan suara emas mereka dan juga para postulant SSpS Hokeng pun turut serta dalam bernyanyi.

Semua penyintas dan undangan menikmati santapan bersama penuh persaudaraan, dan menari dalam nuasa persaudaraan. Ada damai dan sukacita terutama ada harapan baru dengan seluruh rangkaian kegiatan yang ada.

“Kami berharap, ke depan kegiatan ini bisa dilakukan lagi,” kata seorang pentintas.

Page 3: Kabar untuk anda Caritas Maumere

Tanggal 05 Juni 2012 para petani kako dari paroki Kloangpopot yang menjalankan Program Rehabilitasi Kakao, suatu program

yang didukung oleh Caritas Belgia, mengunjungi petani kako di desa Gere, paroki Wairpelit.

Selain belajar tentang budi daya kakao, mereka juga mendalami satu jenis penyakit yang sering menyerang kakao, yaitu penyakit busuk buah.

Penyakit ini bisa menyerang kakao, dimana pun kakao ditanam. Seperti namanya, perubahan warna pada buah adalah gejala utama dari munculnya penyakit ini.

Kelembaban yang berlebihan di lahan tanaman kakao adalah faktor utama yang mendorong penyakit berkembang. Hal ini bisa disebabkan oleh hujan yang terus-menerus selama beberapa hari, drainase (sistim pengairan) yang buruk dan naungan yang berlebihan yang menghambat sirkulasi udara di kebun kakao. Semuanya ini akan meningkatkan penyebaran penyakit.

Mencegah kelembaban di lahan kakao akan membantu mengurangi kejadian busuk buah. Beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan adalah meningkatkan sirkulasi udara, mengurangi naungan, memangkas dahan-dahan dan ranting-ranting kakao secara teratur, sering membersihkan gulma, dan memastikan drainase berfungsi efisien.

Mengatur tumpukan sekam di lahan kakao akan membantu mengurangi peningkatan populasi organisme yang bertanggungjawab untuk penyakit busuk buah. Untuk mengurangi populasi, menumpukkan sekam di ladang kakao adalah suatu hal yang harus dihindari. Buah kakao yang dipanen harus dibawa keluar dari kebun. Penyemprotan tumpukan sekam secara reguler dengan fungisida (anti jamur) juga akan mengurangi pertumbuhan patogen (penyebab penyakit pada induknya).

Secara teratur membuang buah kakao yang terinfeksi dari pohon membantu mengurangi kejadian busuk buah. Budidaya kakao tahan penyakit, meminimalkan kerugian tanaman akibat busuk buah.

Tindakan pengendalian hama dengan cara kimia dipraktekkan di mana mana untuk mengurangi penyakit busuk

buah di lapangan. Fungisida tersebut banyak tersedia di toko-toko pertanian,

dan segala aturan yang tertera pada kemasan harus diikuti agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

Tata cara dan frekuensi penggunaan fungisida bervariasi tergantung pada ukuran luasnya. Untuk penyemprotan fungisida, dapat digunakan alat penyemprot sistim pompa yang digantung di punggung maupun menggunakan handsprayer. Frekuensi dan jenis penerapan penyemprotan ini juga berbeda tergantung pada curah hujan.

Penyemprotan hanya dilakukan sekali dalam satu musim sebelum mulai musim hujan. Namun, jumlah fungisida yang digunakan adalah 3 - 5 kali jumlah yang digunakan untuk penggunaan biasa. Semprotan terutama diendapkan pada batang dan cabang pohon untuk membangun penampungan fungisida di pohon. Selama periode hujan, air hujan yang mengalir pada ranting akan membawa serta fungisida dan memberikan perlindungan pada buah yang sedang bertumbuh.

VisiTerciptanya masyarakat Allah Keuskupan Maumere yang sejahtera lahir dan batin dalam semangat solidaritas Kristiani

Misi#1. Membebaskan masyarakat dari bencana malaria, TBC, kusta, narkoba, dan HIV/AIDS

#2. Membebaskan masyarakat dari kelaparan dan gizi buruk#3. Membebaskan masyarakat dari KDRT#4. Melestarikan lingkungan hidup#5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tanggap darurat#6. Memperjuangkan kebijakan publik yang lebih memihak rakyat kecil

Visi & Misi Kami

Penyakit Busuk Buah pada KakaoPiter Yikii | Relawan VSO yang bekerja pada Caritas Maumere

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 3

Kaba

r Kom

unita

s

Piter Yikii sedang menjelaskan penyakit busuk buah pada tanaman kakao kepada para petani

Page 4: Kabar untuk anda Caritas Maumere

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA4Ka

bar L

emba

gaJu

rnal

Car

itas

Sprit

ualit

as

BARANG CETAKANPrinted Matter

Kepada Yth.:

Mohon maaf, bila salah menulis nama/gelar

Dalam rangka pengembangan organisasi-organisasi yang terbentuk di komunitas-komunitas dampingan Caritas Maumere, maka pada tanggal 20-22

Juli 2012 diadakan Pelatihan Pengembangan Organisasi Masyarakat. Workshop ini dihadiri oleh lima puluh orang peserta pelatihan yang terdiri dari para utusan pengurus organisasi masyarakat dari tujuh paroki yakni, Tana Rawa, Habi, Bloro, Feondari, Wolofeo, Runut dan Magepanda. Fasilitator pelatihan ini adalah Stanislaus Didakus, didampingi oleh Kanis Kasih dan Margaretha Helena.

Dalam pembukaan pelatihan, Stanislaus Didakus memaparkan tentang unsur fundamental dalam sebuah organisasi. Menurut beliau, sekurang-kurangnya ada 6 unsur fundamental dalam sebuah organisasi antara lain: program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh organisiasi, kepemerintahan, manajemen, sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan hubungan dengan pihak luar. Setelah memaparkan materi ini, diharapkan agar para utusan organisasi yang hadir dapat memikirkan dan melengkapi

unsur-unsur tersebut dalam organisasi mereka. Fransiskus Dominikus, utusan dari Stasi Riit, Paroki Bloro,

merasa bangga telah mengikuti pelatihan ini. "Setelah saya mengikuti pelatihan ini dari hari kemarin sampai saat ini saya bangga karena ada hal baru yang kami dapat teristimewa pengorganisasian. Selama ini kami jatuh bangun buat organisasi tapi bagaimana berorganisasi atau bagaimana membuat organisasi bisa berkembang baru kami dapatkan dalam pelatihan beberapa hari ini,"ungkap beliau. "Dalam benak kami, kami punya keinginan setelah kami pulang dari pelatihan ini kami akan bentuk kelompok sesuai kebutuhan masyarakat di sana dan kami mengharapkan dari Caritas tetap mendampingi kami secara terus menerus,"imbuhnya.

Kegiatan selama tiga hari tersebut ditutup dengan kunjungan lapangan ke Komunitas Pomat untuk sharing pengalaman dengan masyarakat di sana tentang bagaimana "suka-duka" mengelola suatu organisasi masyarakat.

Pelatihan Pengembangan Organisasi MasyarakatAgustinus Atrius | Redaktur Kabar Untuk Anda

24 Juni | Margaretha Helena, staf PfR Caritas Maumere mengunjungi Desa Renggarasi dalam Orientasi Livelihood dan Ekosistim dalam kerjasama dengan Wetlandas International. .

10-11 Juli | Pertemuan aliansi PfR wilayah Flores. Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang bagaimana menggali masalah di komunitas menggunakan "games" dan perkembangan laporan setiap mitra PfR. Yang hadir dalam pertemuan tersebut, PMI Cabang Sikka, Wetlands

International, Caritas, LPTP (Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan). Staf Caritas Maumere diwakili oleh Margaretha Helena.

18 Juli | Staf VSO, Hesti Maharini, mengunjungi Caritas Maumere dalam rangka memantau perkembangan penempatan Piter Yikii di Maumere. Dalam kunjungan tersebut selain mengevaluasi aktivitas Piter bersama Staf Caritas Maumere, beliau juga secara singkat memaparkan strategi baru VSO ke depan

Karya kasih Kristiani harus bebas dari partai dan ideologi. Karya kasih bukanlah sarana untuk secara ideologis mau mengubah dunia, dan tidak pula melayani

kepentingan strategis dunia, namun suatu tanda yang menghadirkan kini dan di sini kasih yang dibutuhkan umat manusia.

Paus Bendediktus XVI, Ensiklik Deus Caritas Est, art. 31

SEKRETARIAT: Jl. Soekarno Hatta, No. 07, Kelurahan Kota Baru, Maumere 86111 Website: www.caritasmaumere.weebly. com Tlp. 0382 21989, Mobile: 082146352996

Kabar untuk Anda