Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

20
Hal. 4 Muhammad Imadudin Shiddiq Insantama Lejitkan Bakat Terpendam Saya Hal. 8 Tanpa Nyontek, Lulus UN Semua dan Nilainya di Atas Rata-Rata Hal. 19 Kerjasama dan Kebersamaan Berbuah Keberhasilan Hal. 9 Pak Agung, Kepala Sekolah Terbaik Kedua se-Kota Bogor

description

Newsletter Kabar Insantama merupakan media yang dipublikasikan oleh SIT Insantama

Transcript of Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Page 1: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 1

Hal. 4Muhammad Imadudin ShiddiqInsantama Lejitkan Bakat Terpendam Saya

Hal. 8Tanpa Nyontek,Lulus UN Semua dan Nilainya di Atas Rata-Rata

Hal. 19Kerjasama dan Kebersamaan Berbuah Keberhasilan

Hal. 9Pak Agung, Kepala Sekolah Terbaik Kedua se-Kota Bogor

Page 2: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

2 | Newsletter Kabar Insantama

Assalamu’alaikum Wr Wb.Alhamdulillah, setelah sekian lama diharap, akhirnya terbit Newsletter

Kabar Insantama. Dengan format newsletter, Kabar Insantama menjadi media komunikasi di antara para guru, karyawan, anggota yayasan, orang tua siswa dan pihak terkait dari keluarga besar Sekolah Islam Terpadu Insantama di pusat maupun cabang di seluruh Indonesia.

Sesuai tagline-nya, Komunikasi untuk Inspirasi, Kabar Insantama diharapkan tidak hanya sekedar media kabar kabari tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan SIT Insantama, tapi juga mampu memberikan inspirasi bagi usaha perbaikan, penyempurnaan, peningkatan dan kemunculan kreasi-inovasi demi kemajuan SIT Insantama ke depan.

Saya tahu, di balik berbagai kemajuan dan pencapaian selama ini, ada banyak kreasi yang dilakukan oleh para guru, baik menyangkut penyediaan alat peraga pendidikan, metodologi pengajaran maupun pendekatan kepada para siswa, juga banyak figur atau sosok inspiratif yang telah memberikan warna pada perjalanan SIT Insantama. Semua itu rasanya sangat disayangkan bila tidak di-share agar bisa memberikan dorongan atau inspirasi kepada pihak lain.

Pada tahap awal ini, Kabar Insantama akan terbit tiap 3 bulan sekali. Ke depan akan dikaji lebih jauh apakah diperlukan terbit lebih sering. Untuk keberhasilan visi misi newsletter ini, tentu saja peran serta berbagai pihak dalam mengisi dan memanfaatkan newsletter ini sangat diharap.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah memungkinkan newsletter ini terbit, khususnya para awak redaksi, saya ucapkan terima kasih, syukran jazakumullahu khayran katsiira. Semoga newsletter ini benar-benar dapat menginspirasi kita semua. AamiinWassalamu’alaikum Wr Wb.Ketua Yayasan Insantama Cendikia

Assalamu’alaikum Wr Wb.“Kalau awal berdirinya Insantama sangat bersahaja dengan 17 siswa

saja dan fasilitas apa adanya. Maka, edisi perdana newsletter Kabar Insantama harus langsung sempurna,” ungkap Ketua Yayasan Insantama Cendikia dalam rapat redaksi yang pertama. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Mengingat profesi kami sehari-hari adalah guru, bukan wartawan.

Untung saja, Ketua Yayasan pun memasukan wartawan profesional untuk diamanahi menjadi Redaktur Pelaksana. Sehingga semua tulisan yang masuk mendapat sentuhan editing agar memiliki citra rasa jurnalistik yang enak dibaca.

Redaktur Pelaksana pun berkomentar, “wah saya seperti pipa ledeng saja, semua tulisan sudah segar dan siap minum, tak perlu water purifier, tinggal disalurkan ke tangan pembaca.” Maka jadilah penggalan-penggalan fakta yang ada di lingkungan SIT Insantama terekam dalam media komunikasi yang kini ada di tangan Anda. Meski masih perlu koreksi, semoga tetap dapat memberi inspirasi. Selamat membaca!Wassalamu’alaikum Wr Wb.Redaksi

PENANGGUNG JAWAB Ketua Yayasan Insantama CendekiaPEMIMPIN REDAKSI Mohammad Arif YunusREDAKTUR PELAKSANA Joko Prasetyo REDAKTUR Nono Hartono, Iqbal Mauludi, Risma, Kurnia Imam Bukhoiri DOKUMENTASI Yerri YuanDISTRIBUSI Rahmat Muharram, Hendrik

Newsletter Kabar Insantama merupakan media yang dipublikasikan oleh SIT Insantama untuk kalangan internal. Alamat Redaksi Jl. Hegarmanah IV Gunung Batu Kota Bogor. Telp. 0251.2160049. SMS & Whatsapp 0821.2000.2020. PIN BB 75F196F7. Email [email protected]. Website www.insantama.sch.id

Dari Yayasan

Dari redaksi

Page 3: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 3

tidak sebatas ‘ilmu saja’ melainkan harus menjadi sikap dalam menjalani kehidupannya (afektif). Hal ini tercermin dalam cara berpikir dan cara menyikapi persoalan yang dihadapinya.

Berikutnya, sikap itu dicerminkan dalam praktek dan perilaku sehari-hari (psikomotorik).

Kedua, keterpaduan dalam materi pendidikan. Insantama memadukan antara pendidikan kepribadian Islam, keilmuan keislaman (tsaqafah islamiyah), dan ilmu kehidupan.

Kepribadian Islam merupakan tujuan diselenggarakannya pendidikan berbasis akidah Islam. Untuk itu, penanaman pola pikir islami (‘aqliyah islamiyah) dan pola jiwa islami (nafsiyah islamiyah) mendapat perhatian dalam berbagai tahapan dan proses pendidikan.

Pola pikir islami didekati dengan membiasakan proses berpikir sejak dini dan penanaman tsaqafah Islam seperti cara membaca al-Qur’an secara baik, benar, dan indah melalui metoda Qiraati, pendidikan agama Islam (PAI), bahasa Arab, bina syakhsiyah islamiyah (BSI), hafalan ayat dan hadits, dsb.

Sementara, pola jiwa islami dihunjamkan dengan proses pembiasaan taat seperti shalat berjama’ah, shalat dhuha, membiasakan bacaan al-Qur’an, shaum, sedekah, kebiasaan berbagi, dzikir, dsb.

Pada sisi lain, Insantama juga memberikan ilmu kehidupan sebagai bekal bagi para siswa untuk dapat menjalani hidupnya pada masa kini dan dewasa kelak. Ilmu kehidupan berupa pembelajaran sains dan teknologi dengan pendekatan quantum teaching and learning.

Ketiga, keterpaduan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Keterpaduan antara pelaku pendidikan ini dicerminkan dengan adanya komunikasi dan sinergi yang harmonis antara pihak sekolah (guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dsb) dengan pihak orang tua.

Salah satu bentuknya adalah peran serta yang bagus dari pihak orang tua dalam acara-acara sekolah seperti hadir dalam parenting program, memenuhi undangan rapat orang tua dengan sekolah, hadir saat konsultasi dan pembagian raport, lancar dalam pembiayaan, dsb.

Begitu juga, dengan masyarakat. Salah satu program yang biasa dilakukan adalah tarhib Ramadhan dengan membagikan kurma kepada masyarakat sekitar, penyembelihan hewan kurban bersama masyarakat sekitar, tidak diperkenankannya berjualan di sekitar lokasi sekolah, dsb.

Itulah makna keterpaduan dalam pandangan Insantama. Keterpaduan tadi ditujukan agar siswa memiliki arah hidup mulia, mati bahagia. Paradigma untuk mewujudkan keberhasilan dalam keterpaduan tersebut adalah iman, ilmu, dan amal (IIA).[]

Muhammad Rahmat KurniaDirektur Pendidikan Insantama

Gagasan

Insantama, Pendidikan Terpadu

Insantama mendefinisikan dirinya sebagai Sekolah Islam Terpadu (SIT). Dari namanya saja tergambar jelas bahwa landasan, proses, dan tujuan pendidikan yang dijalankan oleh Insantama berbasis Islam. Sejak awal, orang tua perlu menyadari bahwa menyekolahkan anak di Insantama berarti memberikan sarana dan lingkungan Islam bagi anaknya.

Insantama memiliki cara pandang khas terkait dengan makna terpadu. Ada tiga hal keterpaduan dalam proses pendidikan.

Pertama, keterpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap siswa ditempa aspek pengetahuannya (kognitif) sehingga mereka memiliki pemahaman tentang apa yang dipelajarinya.

Namun, tidak sebatas itu. Siswa juga dididik agar pengetahuannya

Page 4: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

4 | Newsletter Kabar Insantama

Pembawaan Muhammad Imadudin Shiddiq kalem dan terkesan pendiam, tapi bila diajak diskusi membahas tema tertentu, kesan itu akan hilang

dengan sendirinya. Imad, begitu sapaan akrabnya, akan segera mengeluarkan segala jurus pemikirannya untuk berbicara dengan lancar, mengalir secara terstruktur dan sistematis.

Mahasiswa semester dua Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Universitas Jenderal Soedirman ini sejak semester pertama aktif di unit kegiatan mahasiswa (UKM) Penalaran & Riset dan UKM Kerohanian Islam Farmasi, serta aktif juga di Gerakan Mahasiswa Pembebasan (GEMA Pembebasan) Purwokerto.

Namun itu semua tidak mengganggu prestasi belajarnya. Terbukti, indeks prestasi kumulatif (IPK) semester satu dan dua, tiga koma semua (dari maksimal 4). Sedangkan di bidang karya ilmiah, karyanya yang berjudul Kids Preneur (KP), Solusi Pendidikan dalam Pembentukan Karakter Mandiri dan Kreatif untuk Anak Jalanan di Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak),

Karanglesem, Purwokerto Selatan mendapatkan dua mendali perunggu untuk presentasi dan poster pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) Ke-27.

Menurutnya, itu semua berkat tempaan sewaktu sekolah di Insantama dulu yang mengajarinya disiplin membagi waktu, berfikir kritis sistematis dan selalu melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar di mana pun dirinya berada.

Lomba ke AmerikaLomba karya ilmiah digeletunya

sejak duduk di bangku SMA. Meski awalnya tidak ada pikiran sedikitpun untuk berkecimpung di dunia keilmiahan. Namun karena terus dimotivasi dan ‘agak dipaksa’ guru pembimbingnya, akhirnya dijalani juga. Tak tanggung-tanggung, ia langsung ditunjuk sebagai ketua kegiatan ekstrakurikuler Peneliti Muda Kelompok Karya Ilmiah Remaja (PEMI_KIR) di SMAIT Insantama.

Kiprah pertamanya adalah dengan mengikuti event LKPS (semacam lomba karya tulis) yang diadakan oleh

Sosok

Muhammad Imadudin Shiddiq(Generasi Awal dan Lulusan Pertama Insantama)

“Insantama Lejitkan Bakat Terpendam Saya”Dok. Peragaan di ISEF USA

Page 5: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 5

Kelompok KIR Jakarta Selatan (KIRJAS), bersama keempat temannya, Imad langsung mendapatkan juara tiga.

Sejak itu, ia pun menjadi senang dengan dunia ilmiah. Maka dengan sukarela ia pun mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-44 yang diselenggarakan LIPI pada pertengahan 2012. Bidang yang diikuti adalah bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) dengan tema Bioplastik Anti Semut.

Hasil penelitian, yang dilakukan Imad di

Laboratorium Surfactant and Bioenergi Research Center (SBRC) LPPM IPB dengan judul Uji Potensi Cangkang Telur Ayam sebagai Anti Semut pada Bioplastik Wadah Makanan, mendapatkan juara tiga. “Itu benar-benar di luar prediksi saya!” katanya.

Tak berhenti sampai di situ, pasca penyelenggaraan final ternyata seluruh pemenang LKIR dikumpulkan kembali sebagai persiapan membentuk Indonesian Team untuk kegiatan Intel International Science Engineering Fair (ISEF) tahun

2013 yang akan diselenggarakan di Phoenix, USA. Lalu, pada Mei 2013, ia pun terpilih mewakili Indonesia untuk berangkat ke negeri Paman Sam tersebut.

Meski tidak mendapatkan juara, tetapi ia senang karena dapat bersaing dengan sekitar 1500 peserta peneliti muda dari 70 negara dan menghadiri acara talk show bersama enam orang penerima Nobel dan seminar dengan pimpinan proyek NASA ke Mars.

SMAIT Insantama sebagai sekolahnya Para Juara berhasil menjadikan para kepompong menjadi kupu-kupu yang tersebar di berbagai kampus di Indonesia.

Kiprah mereka di berbagai organisasi tak diragukan lagi keaktifannya. Selain aktif di organisasi kampus, tentunya akademik mereka pun tak terbengkalai.

Latifah Nurhidayah, misalnya, yang kini telah menjadi mahasiswi semester 3 Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia. Sejak pertama kali memasuki dunia kampus kerap kali ditunjuk oleh teman seangkatannya untuk menjadi “jubir” di jurusannya saat masa orientasi kampus berlangsung. Kemampuan berkomunikasi yang ditanamkan semasa SMA berhasil mengantarkan dirinya untuk menjadi orator muda di acara mahasiswa, “Panggung Politik Mahasiswa” yang diikuti

oleh aktivis se-Bandung Raya.Ada juga Abdul Jalil Hazzi, alumni

angkatan 2 yang berhasil memasuki gerbang Institut Pertanian Bogor dengan mengambil jurusan Kedokteran Hewan; begitu juga dengan Maulana Ihsan yang menginjakkan kakinya di Kota Gudeg, Yogyakarta, mengambil jurusan Manajemen Sumber Daya Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ahmad Nazhif Rahmatu Rabbi, seorang laki-laki kelahiran Bogor ini pada akhirnya menimba ilmu di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan sistem informasi. Nurisya Amalia, merasakan udara kota Bandung, dengan berkuliah di Telkom mengambil Design Interior. Dan masih ada Imad-Imad lainnya yang tersebar di berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia.[]

Bukan hanya Imad yang Juara

Dok. TIm PEMI_KIR SMAIT Insantama pada LKIR LIPI 2012

Sosok

Page 6: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

6 | Newsletter Kabar Insantama

Melejitkan Potensi Imad tercatat sebagai generasi pertama

dan lulusan pertama di Insantama, baik di tingkat SD, SMP maupun SMA. Di setiap jenjang Imad punya sosok-sosok yang sangat dekat, friendly, bisa jadi teman bahkan sebagai orang tua sekalipun.

“Ya, itulah guru. Beliau-beliaulah sebenarnya yang banyak memberikan pengaruh bagi diri saya, karena mereka adalah guru-guru yang super. Bahkan, selepas saya melanjutkan study, saya masih keep in touch dengan mereka, dan mereka pokoknya welcome banget deh intinya,” aku lelaki kelahiran Bandung pada 10 April 1995.

Menurut lulusan terbaik SMPIT Insantama dengan NEM 36,8 dan nilai rata-rata 9,2 tersebut, di sekolah dirinya bisa berekspresi semaunya, tentu masih dalam koridor Islam. Walau, jujur saja ketika SMA, khususnya di boarding, memang aturannya berbeda dan terasa lebih ‘mengekang’, tapi ia mencoba tuk berpikir positif akan dampak yang ditimbulkan dari aturan itu.

“Dan, alhamdulillah sekarang saya bisa merasakan sedikit demi sedikit manfaatnya, ketika saya sudah tidak diatur dengan aturan yang serasa ‘mengekang’ itu,”

ungkapnya sambil tersenyum.Ia merasa bersyukur karena bisa

dimudahkan dalam perkembangan potensi diri yang sebelumnya terasa biasa saja. “Saya baru merasakan perubahan yang signifikan ketika di SMA, hal itu mungkin karena bentuk pendidikan yang memang berbeda dengan di SD maupun di SMP. Ya, pendidikan SMA berbasis leadership,” ujar putra Ir. Mashudi, MM, pendiri Yayasan Insantama Cendekia.

Hampir setiap semester ada saja acara yang menuntut Imad dan teman-teman untuk bekerja dalam satu tim, yang acara itu kadang menurut Imad out of our mind. Dari beberapa acara itu, ia diamanahi menjadi ketua panitia. Apalagi ketika diminta memimpin LKMA 2012 Goes to Malaysia... Wah, serasa tekanan itu gede banget deh, bayangkan saja bagaimana caranya tuk bisa menghadirkan dana 180 juta dalam waktu 11 bulan?

“Whiii… super banget deh bingungnya. Tapi, karena modal ‘nekad’ so…, show must go on! Alhamdulillah angkatan kami bisa mencapainya. Jadi, saya bersyukur dan beruntung dapat bersekolah di Insantama, karena di sini saya bisa melejitkan potensi-potensi terpendam dalam diri saya,” pungkas Imad.[]

Sosok

Page 7: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 7

Meski baru merintas dan meluluskan dua angkatan, kualitas SMA Islam Terpadu tak perlu disanksikan lagi. Salah satu buktinya telah

mengantarkan banyak siswanya masuk perguruan tinggi favorit.

Dari 38 siswa yang lulus pada angkatan kedua (2014), tercatat tiga orang yang melanjutkan ke Institut Pertanian Bogor dengan mengambil jurusan yang berbeda-beda. Abduljalil Hazzi dengan kedokteran hewannya; Muhammad Afifuddin Al-Fakkar masuk ke teknologi panggan dan Muhammad Almas Radifan mengambil ilmu gizi.

Tiga orang melanjutkan ke STT Telkom, yaitu Ziza Amira Syafini dengan Sistem Komputernya, Fauziyah Salsabila dan Nurisya Amalia dengan Desain Interiornya.

Selanjutnya, tiga orang yang lain memilih domisili di Bandung dengan universitas yang berbeda. Diantaranya, Muhammad

Afif Sholahudin jurusan Muamalah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung; Syifa Nailah Muazzarah di fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung; dan Fadhliyah Rahmah Natsir mengambil jurusan teknik informasi di Universitas Padjadjaran.

Sedangkan, Maulana Ihsan mengambil jurusan Manajemen Sumber Daya Perikanan di Universitas Gadjah Mada; Najway Azka Arrobaniy di Universitas Negeri Malang, dengan Psikologinya; Fakhri Akmal Hidayat yang mengambil Ilmu Komputer di Universitas Lampung; Abdurrachma Tarami di Universitas Sriwijaya dengan Teknik Mesinnya.

Kemudian, Jihan Fadhilah dan Hanifah Fadhilah Atika di Universitas Lambung Mangkurat dengan jurusan Agroteknologi dan Psikologi; Siti Fatimah Hazidah di Universitas Pamulang mengambil Kesehatan Masyarakat; Fikriyyah Khairani di Yogyakarta mengambil jurusan Manajemen Produksi Siaran di Sekolah Tinggi Multimedia MMTC Yogyakarta; Sri Sekasaputri dan Niki Dwiyanti Astuti mengambil Bahasa Arab di Ma’had Ali bin Abi Thalib.

Adapun Ahmad Nazhif Rahmatu Rabbi menetapkan pilihannya di Universitas

Indonesia dengan mengambil Sistem Informasi; Arini Nur Azizah di STIKES Karya Husada Garut, jurusan Kebidanan; Muhammad Fadhilah Abdussalam dan Muhammad Saiful Islam di Gunadarma, masing-masing mengambil Teknik Arsitektur dan Teknik Informatika; Muhammad Abduh Daymu di Universitas Negeri Jakarta mengambil Teknik Sipil, dan Muhammad Abdullah Sayid Ma’ruf di STEI Tazkia, Bogor.

Untuk angkatan pertama (2013), jumlah siswa yang lulus sebanyak 45 orang. Di antara mereka bahkan ada yang kuliah ke luar negeri. Ihsan di Al-Azhar Mesir, Musleh mengambil Perkapalan di New York, dan Faiz di Jerman.

Di samping itu, tentu saja tetap banyak yang kuliah di Tanah Air. Diantaranya di Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, STT Telkom, Ma’had Al-Imarot, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Syahkuala, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan UIN Sunan Gunung Djati.

Sisanya Insya Allah, Allah sudah tempatkan di belahan bumi yang lain walaupun hingga kini belum ada kabar mengenai pendidikannya. Itulah sekilas informasi soal para siswa binaan Insantama yang kini menempa dirinya di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri.[]

Alumni InsantamaDiterima Banyak Perguruan Tinggi Favorit

Capaian

Page 8: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

8 | Newsletter Kabar Insantama

Tanpa Nyontek,Lulus UN Semua dan Nilainya di Atas Rata-Rata

Ibarat oase di tengah kekuatiran banyak sekolah tidak dapat meluluskan seratus persen siswanya ---hingga tidak sedikit yang melakukan kecurangan dalam ujian nasional (UN)---, SMA Islam Terpadu

Insantama berhasil meluluskan semua siswanya dengan nilai di atas rata-rata.

Lebih dari itu, bahkan beberapa siswa mendapatkan nilai memuaskan salah satunya seperti yang diraih Ahmad Nazhif Rahmatu Rabbi, angkatan kedua (2014) dengan nilai rata-rata 8,4.Ia merasa santai saja tatkala akan menghadapi ujian yang menentukan lanjut atau tidaknya ia ke perguruan tinggi, tetap

senang dan tenang. “Apa alasannya

kita tidak tenang menghadapi UN? Is there something wrong? UN itu cerminan atas proses belajar kita selama ini, apakah kita memahami materi atau tidak yang disampaikan selama tiga tahun lamanya,” ungkapnya.

Nadzif mengaku tak pernah lupa untuk meminta doa dan keridhaan orang-orang di

sekitarnya, terutama orang tua dan para gurunya. Menurutnya, itu yang utama. Tak lupa, banyak melakukan amalan kebaikan. “Karena dengan begitu, bisa jadi kita bisa mendapatkan do’a dari orang yang telah kita bantu,” ujarnya.

Ia tak sendiri, teman-temannya yang lain mendapatkan nilai kisaran 8,3; 7,9; 6,8; dsb. Nilai-nilai ini tentu mereka dapatkan dengan kejujuran mereka. Ya, bagi pelajar SMAIT Insantama termasuk Nazhif, tak ada kata “nyontek” dalam ujian apapun. Apalagi kecurangan yang telah melembaga

pada masa kekinian. Nyontek atau bentuk kecurangan lainnya sama sekali tidak pernah dilakukan oleh mereka maupun angkatan pertama SMAIT Insantama (2014) yang juga lulus semua.

“Karena ada Allah Yang Maha Melihat, kita sudah diajarkan untuk berbuat segala sesuatu hanya karena Allah saja, bukan karena iming-imingan nilai atau pujian manusia,” tegasnya.

Oleh karena itu, percuma mendapat nilai tinggi tetapi tak berbuah keridhaan di sisi Allah SWT. “Nilai tinggi pun jika cara yang ditempuh untuk meraihnya salah, tak ada harganya di hadapan Allah dan tentunya tak dapat menolong kita saat di Yaumul Hisab kelak. Kalaupun nilai tinggi tetapi tidak diridhoi Allah untuk apa? Nilai UN yang tinggi pun tidak menjamin dapat diterima di PTN berkualitas,” begitu ungkapnya.

Menurutnya, nilai UN itu sendiri tidak terlalu penting, yang terpenting adalah proses saat menjalaninya, terutama proses saat pembelajaran berlangsung. Meskipun demikian, ia tetap ingin membuat orang tuanya bangga dengan menjadi anak yang shalih dan bagus prestasi akademiknya. Tak sekedar orang tua, tetapi ia pun ingin membuat bangga para gurunya yang telah mendidik dan membinanya selama ini. “Membuat bangga tak perlu dengan cara curang!” pungkasnya.[]

Capaian

Page 9: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 9

Kepala SD Islam Terpadu Insantama Eko Agung Cahyono terpilih menjadi kepala sekolah dasar berprestasi terbaik kedua sekota Bogor. Lomba kepala sekolah berprestasi dilakukan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bogor selama dua hari pada Maret 2014 di SMK Negeri 3, Jalan Pajajaran Kota Bogor.

Sedangkan terbaik pertama dan ketiga berturut-turut diraih oleh Kepala SDIT At Taufiq Kecamatan Tanah Sereal dan Kepala SDN Pengadilan 3 Kecamatan Bogor Tengah.

Pak Agung, begitu siswanya biasa memanggil, pada tahun sebelumnya terpilih menjadi kepala sekolah SD terbaik ketiga. Tentu ini merupakan salah satu indikator capaian prestasi yang meningkat satu level lebih baik dari kepala sekolah yang berusia 34 tahun tersebut.

Tidak semua kepala sekolah dapat mengikuti event ini, ada persyaratan umum dan khusus yang harus dipenuhi. Beberapa persyaratan umum tersebut antara lain: memiliki kepribadian yang baik, masa kerja sebagai kepala sekolah minimal 2 tahun, dan dari kualifikasi pendidikan minimal sarjana (S1) atau diploma empat (D4).

Meski persyaratan khususnya banyak yang berkaitan dengan kemampuan manajerial, Agung mengaku dalam mengikuti perlombaan ini tidak melakukan persiapan khusus begitu juga dalam manajerial. Karena baginya ---baik

mengikuti lomba atau pun tidak--- yang penting semua tugas dan SOP yang menjadi tanggung jawab Kepsek sebisa mungkin dilaksanakan secara optimal.

Dan selama menjadi Kepsek, semua kebijakan yang akan diterapkan dan segala permasalahan yang muncul di sekolah biasanya dimusyawarahkan dulu bersama para wakil kepala sekolah, atau para guru. “Jadi yang mengantarkan saya menjadi juara sebenarnya adalah kekuatan tim di Insantama,” akunya.

Sarjana Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB tahun 2002 tersebut tertarik terhadap dunia anak sejak dirinya masih menjadi mahasiswa.

Ketika kuliah mempunyai kelompok belajar dan taman pendidikan Al-Qur’an di tempat kos. Anak-anak kampung yang belajar mencapai 100 murid waktu itu. Semua adalah anak-anak tetangga yang ada di sekitar kos-kosan. Kelompok belajar dan TPQ tersebut dikelola bersama teman-teman se-kos-kosan.

Ia juga pernah mengajar sebagai guru privat selama 6 bulan. Mengajar siswa SMP Tunas Harapan. Serta pernah mau kerja di dunia kehutanan, tapi tidak jadi karena lebih memilih “memperbaiki hutan melalui generasi umat/bangsa ini.”

Pada 2003, ada lowongan guru di SDIT Insantama, kemudian mencoba mendaftar dan diterima menjadi guru tetap di sekolah yang kala itu baru tiga tahun berdiri.

Setelah di Insantama, semakin jatuh hati dengan dunia pendidikan anak. Karena di sekolah ini memberikan nuansa pendidikan yang berbeda dengan pakem yang ada waktu itu. Insantama lahir sebagai sekolah yang memberikan kebebasan terhadap siswa namun tetap ber-ruh-kan Islam sebagai way of life.

“Ini sekolah yang berbeda dengan lembaga pendidikan lain, meskipun pada waktu itu sudah mulai menjamur sekolah dengan label IT (Islam Terpadu),” pungkasnya.[]

Pak Agung, Kepala Sekolah Terbaik Kedua Se-Kota Bogor

Page 10: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

10 | Newsletter Kabar Insantama

Uun Sundari, guru kimia SMAIT Insantama, berhasil mengungguli seluruh guru kimia dari SMK/SMA/Sederajat sekota Bogor dalam seleksi Olimpiade Sains Nasional Guru (OSN-G) yang dilaksanakan pada April 2014 di SMA PGRI 4, Bogor.

Kemudian, guru yang biasa dipanggil Bu Uun mengikuti seleksi tingkat provinsi pada 18 Juni. Dalam persaingan dengan guru-guru kimia terbaik dari berbagai kota dan kabupaten seprovinsi Jawa Barat tersebut, ia meraih peringkat ke-6 dari 14 besar yang berhak mewakili Jawa Barat dalam perlombaan tingkat nasional.

Maka pada 1-6 September lalu, perempuan lulusan kimia Institut Pertanian Bogor 2008 bersaing dengan guru-guru kimia terbaik dari berbagai provinsi di Serpong Banten dalam perlombaan yang meliputi tes teori, tes praktikum lab, dan tes mengajar. Sayangnya, ia belum berhasil meraih tiga besar. Tapi masih berkesempatan untuk mengikuti “remedial” di tahun berikutnya.

Di samping mengajar, Bu Uun juga fokus mengejar raihan prestasi siswa dalam berbagai

kesempatan. Muhammad Imaduddin Shiddiq (Imad), Muhammad Alauddin Azzam (Azzam), Muhammad Khudzaifah Triatmodjo (Khudza), Muhammad Fatih Nashrullah (Nasrul), Dan Akmal Luthfi Altuway (Akmal), adalah nama-nama siswa binaannya yang telah mengharumkan nama Insantama dalam berbagai perlombaan di berbagai tingkat. Bahkan Imad berhasil menembus tingkat internasional.

Imad bersama binaan Bu Uun lainnya yang disebut di atas berhasil memenangkan beberapa perlombaan. Diantaranya, Juara 3 LPKS (lomba program kreativitas siswa) pada 2011 yang diadakan oleh KIR Jakarta Selatan. Saat itu, kimia menjadi tema yang diambil, sebab pada tahun tersebut adalah tahun kimia. Agendanya mengajukan program kegiatan berbentuk outbond yang semuanya bertemakan kimia di setiap posnya.

Selain itu, Imad juga menjadi juara 3 LKIR (lomba karya ilmiah remaja) ke-44 bidang ilmu pengetahuan teknik (IPT) yang diadakan oleh LIPI bekerjasama dengan AJB Bumi Putera pada tahun 2012. Dari prestasi ini, akhirya binaan Bu Uun

terpilih sebagai finalis mewakili Indonesia bersama 2 tim lainnya dari bidang IPA dan IPS dalam ajang intel international science and engeenering fair (IISEF) di Phionix, Arizona tahun 2013.

Bu Uun mengaku waktu kecil bercita-cita sebagai guru matematika, penjaga perpustakaan dan pembungkus kado. Namun, karena dorongan guru-gurunya yang cenderung mengarahkannya untuk mengambil kedokteran atau kimia, maka ia pun memilih kuliah di jurusan kimia. Karena Tak disangka, dorongan guru-gurunya waktu sekolah di SMAN 1 Ciasem, Subang, menjadi pengantar Bu Uun sebagai guru Kimia di SMAIT Insantama.

Bu Uun menjadi guru kimia di SMAIT Insantama sejak SMA ini berdiri pada 2010. Ia tak sekedar menjadi guru kimia, tetapi diamanahi juga sebagai wakil kepala sekolah (wakasek) kesiswaan sejak tahun ajaran 2011/2012. Menurutnya, menjadi wakasek dan menjadi guru sama-sama menarik dan memiliki tantangan tersendiri. Dan yang terpenting, itu semua semoga dapat menjadi wasilahnya beramal jariyah untuk bekal di akhirat kelak.[]

Bu Uun, Juara Pertama Kimia Seleksi Olimpiade Sains Se-Kota Bogor

Page 11: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 11

Yayasan Insantama Cendikia (YIC) mewisuda 215 siswa Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama dalam acara Insantama’s Spesial Moment Big Assembly 2014, Sabtu (21/6) di Gedung Widya Wisuda Institut Pertanian Bogor. Mereka yang diwisuda terdiri dari 85 lulusan SDIT, 92 lulusan SMPIT dan 38 SMAIT.

Dalam acara yang bertema Bersyukur, Terus Berjuang, Wujudkan Insantama Gemilang dan dihadiri ribuan Keluarga Besar SIT Insantama diberlangsungkan pula acara pembagian raport seluruh siswa .[]

Dalam rangka mendidik anak-anak betapa mulia dan pentingnya bulan Ramadhan bagi kaum Muslimin, sebagaimana pentingnya fase metamorfosa menjadi kepompong yang harus dilakukan ulat agar menjadi kupu-kupu yang indah, SDIT Insantama menyelenggarakan kegiatan Kepompong Ramadhan 1435 H.

Kegiatan yang bertema Ramadhan Mewujudkan Pribadi Cemerlang dan Gemilang dilaksanakan di dua tempat. Pada 10-17 Juli 2014 di lingkungan SDIT Insantama dan pada 18-19-nya dilaksanakan di Villa Kampoeng Djawa Gunung Geulis, Gadog, Bogor.

Kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SDIT Insantama dikonsentrasikan untuk memberikan pemahaman materi kepada para siswa berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan erat dengan bulan Ramadhan yang peruh berkah.

Di antaranya adalah seperti peristiwa turunnya wahyu Al-Qur’an, peperangan yang terjadi di bulan Ramadhan, keutamaan berzakat, keutamaan berinfaq, dan materi-materi lainnya yang dikemas dalam bentuk diskusi, ceramah, drama, dan simulasi.

Kegiatan-kegiatan penunjang lainnya seperti membuat kaligrafi, membuat kartu ucapan selamat hari raya, membuat poster, menulis

215 Siswa SIT Insantama Diwisuda Siswa SDIT Insantama jadi ‘Kepompong’ Sembilan Hari

Liputan

Page 12: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

12 | Newsletter Kabar Insantama

Seluruh siswa SMPIT Insantama mengikuti Peran (pesantren Ramadhan) selama tiga hari dua malam, 17-19 Juli di Villa Silma, Cisarua, Bogor. Mereka yang hadir di Villa tersebut sekitar 410 orang. Terdiri dari siswa SMPIT di semua kelas, guru-guru pengisi materi dan panitia dari kelas IX SMAIT yang tersebar di berbagai divisi; divisi acara, logistik, konsumsi, dan dokumentasi.

Berbagai kegiatan diselenggarakan dalam Peran kali ini. Selain shalat fardlu lima waktu secara berjama’ah, makan sahur dan buka puasa bersama, shalat tarawih serta baca Al-Qur’an, para peserta Peran juga mengikuti kegiatan training, diskusi kelompok, uji nyali, dan tentu saja main bola bersama tim guru.

Ada satu acara yang baru di adakan pada Peran kali ini, yakni istighasah. Pada acara ini, seluruh peserta Peran larut dalam lantunan dzkir, shalawat dan istighfar yang di bacakan secara bersama-sama setelah sholat tarawih.[]

SDIT Insantama Kota Bogor menyelenggarakan Hari Kreativitas Siswa (HKS), Kamis (14/8). Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak tiga kali di setiap tahunnya. Kegiatan HKS 1 pada tahun ini, dikemas dalam bentuk kegiatan outbond, dengan mengambil area sekitar lingkungan sekolah.

Peserta lomba adalah seluruh siswa SDIT Insantama yang dibuat per tim/pasukan. Setiap kelas mengirimkan 2 pasukan, yaitu pasukan ikhwan dan pasukan akhwat. Masing-masing pasukan dipimpin oleh amir/amiroh. Untuk kelas rendah, setiap pasukan didampingi oleh guru kelasnya sedangkan kelas tinggi tidak didampingi oleh gurunya namun mereka dibekali dengan peta.

Juara lomba pasukan ikhwan dan pasukan akhwat kategori Kelas Rendah diraih oleh Kelas III A. Sedangkan tim ikhwan dan tim akwhat kategori Kelas Tinggi direbut Kelas VI D.[]

PERAN Siswa SMPIT di Villa SilmaSDIT Insantama Gelar Hari Kreativitas Siswa

cerita, mengumpulkan infaq harian, menerima pembayaran zakat fitrah siswa dan menyalurkan kepada warga di sekitar Insantama yang berhak. Dan khusus untuk siswa kelas 1 dan 2 membuat parcel dan tukar hadiah.

Sedangkan kegiatan di Villa Kampoeng Djawa, khusus kelas 3-6 diharuskan menginap (mabit) satu malam. Kegiatan mabit ini diharapkan dapat membentuk karakter positif pada diri para siswa, seperti sikap mandiri, disiplin, sabar, dan menguatkan jalinan ukhuwah di antara sesama

siswa. Bentuk kegiatannya dikemas dalam kegiatan outbond di seputar lokasi

mabit, memasak lauk untuk berbuka, berbuka puasa bersama, shalat fardlu berjamaah, shalat tarawih berjamaah, nonton bareng, shalat tahajud, shaur bersama, mendengarkan cermah,dan tidak lupa juga tukar hadiah.[]

Liputan

Page 13: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 13

Liputan

Puluhan siswa kelas X Insantama mengikuti kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Ke-2 yang bertema Taklukkan Cianjur, Selasa-Rabu (26-27/8) di Cianjur, Jawa Barat.

Pos yang disinggahi para siswa bukanlah sekedar pos biasa, tetapi kediaman para motivator yang akan memberikan motivasi kepada para peserta. Tujuan diprogramkannya LDK ini untuk memberikan kemampuan dasar dalam pengendalian emosi, ketahanan fisik, kemandirian, kemampuan memecahkan masalah, komunikasi, pengambilan keputusan dan perencanaan serta kerja sama tim (team work).

Sebelum siswa menempuh perjalanan puluhan kilometer, siswa mendapat sambutan terlebih dahulu dari Walikota Bogor Bima Arya untuk tetap semangat menyelesaikan kegiatan ini sampai tuntas.[]

SMAIT Insantama ‘Taklukkan Cianjur’

Ibarat orang tua yang senang anaknya mendapatkan jodoh dan anaknya yang lain melahirkan, Yayasan Insantama Cendekia (YIC) memberikan hadiah kepada sepuluh guru yang menikah dan 13 guru (atau istri guru) yang melahirkan dalam setahun terakhir, Sabtu (23/8) di ruang Aula Gedung Insantama 2 lantai 2.

Pemberian hadiah yang diistilahkan Ngunduh Mantu dan Menimang Cucu merupakan bagian dari acara Liqa Syawal. Kegiatan ini dalam rangka membangun tali ukhuwah, merekatkan tali kekeluargaan antara staf pegawai

dan segenap pengurus YIC. Dalam kesempatan itu hadir Ketua YIC, Ustadz Muhammad Ismail Yusanto memberikan tausiyah dengan tema Mengokohkan Kebersamaan dan Menyempurnakan Ibadah.[]

YIC Ngunduh Sepuluh Mantu dan Menimang 13 Cucu

Inilah Para Pemenang LKG SDIT Insantama Se-IndonesiaInsantama adakan Lomba Kreatifitas Guru

(LKG) 2014 yang diikuti guru-guru SDIT Insantama, baik SDIT Insantama Bogor maupun SDIT Insantama cabang yang berada di 9 kota di Indonesia.

Kompetisi yang dimulai sejak Mei, diumumkan pemenangnya pada pekan terakhir Juli 2014 di SIT Insantama Bogor. Pada kesempatan tersebut, diumumkan pemenang

lomba yang terbagi dalam tiga kategori. Juara satu kategori Story Writing diraih Nono

Hartono dengan judul cerita Penyakit Jantung Pembawa Nikmat. Sedangkan juara dua dan tiga diberikan kepada Lia Septianti (Melempar Kerikil ke Danau) dan Betty Bonawaty (Layang-Layang Membawa Berkah).

Sedangkan dalam kategori mendongeng (Story Telling) juara satu hingga tiga berturut turut

dimenangkan oleh Rani (Negeri yang Hilang), Anidah Inayah dan Agus Hilman (Do’a untuk Farhan).

Adapun juara satu hingga tiga alat peraga pembelajaran diraih oleh Nono Hartono (Game of Final Sains). R Eti Siti Maryam dan Susi Tri Styaningrum (Game Remi IPA Kelas 5), dan Asra (Kartu Perkalian dan Kartu Konversi Waktu).[]

Page 14: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

14 | Newsletter Kabar Insantama

Serang, Cabang Pertama SDIT InsantamaSerang, sebagai ibukota propinsi Banten yang

pertama kali mengajukan diri sebagai cabang pembuka pada tahun 2006. Berdirinya Cabang SDIT Insantama Serang diawali dengan menyewa dua ruang kelas untuk tempat belajar dan kantor berbagi kelas dengan sekolah kejuruan (SMK) yang lebih dulu ada.

Di tahun kedua karena melihat perkembangan jumlah siswa yang bertambah banyak, maka pihak pemilik tidak melanjutkan kerjasama dan meminta pihak Insantama untuk mencari tempat baru.

Pada saat yang terjepit dan kondisi keuangan yang serba minim, akhirnya pertolongan Allah SWT datang dengan dberikannya kesempatan Insantama

serang untuk menyewa lahan dan membangun bangunan di atasnya untuk kelas dalam waktu tertentu. Di lahan inilah akhirnya Insantama Serang berhasil mengembangkan sayap dan berhasil membeli lahan yang ada di sebelahnya sehingga kini sudah berdiri bangunan permanen gedung Insantama Serang.

Sampai dengan saat ini, SDIT Insantama serang sudah meluluskan tiga angkatan. Sedangkan jumlah total siswa pada tahun ajaran 2014-2015 sekitar 250 anak.

Banjar Ciamis, Cabang Terbaik Setahun berikutnya, Kota Banjar Ciamis Jawa

Barat yang sedang mempersiapkan diri sebagai kotamadya lepas dari wilayah Kabupaten Ciamis melamar untuk menjadi cabang kedua tahun 2007. Banjar adalah kota di ujung perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah yang sedang mengalami masa pembangunan sangat pesat.

Cabang Banjar Ciamis merupakan cabang yang pertama memiliki bangunan permanen di lahan

Dari Cabang Pertama Hingga Cabang Terbaik

Saat ini, SIT Insantama saat ini memiliki sembilan cabang yang

tersebar di sembilan kota se-Indonesia. Cabang-cabang Insantama tumbuh

karena kesadaran dari orang tua pentingnya pendidikan bermutu dan berkualitas di tengah-tengah

keterpurukan dunia pendidikan saat ini. Berikut sekilas tentang empat

cabang pertama Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama di empat kota.

Kabar Cabang

Page 15: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 15

sendiri. Di tahun pertama, cabang Banjar langsung membuka dua kelas paralel kelas 1 dan kelas 2, sehingga secara kelulusan lulusan pertama cabang Insantama Serang bersamaan dengan lulusan dari cabang Insantama Banjar.

Pada tahun 2013 cabang Banjar membuka cabang baru untuk SMP sehinga berdirilah SMPIT Insantama Cabang Banjar. Cabang Banjar termasuk cabang yang memiliki predikat Cabang Terbaik hasil SILAKNAS cabang tahun 2014. Saat ini cabang Banjar memiliki peserta didik 237 siswa dengan 26 staf pengajar dan pegawai.

Banjarbaru, Cabang Ke-3Di tahun berikutnya berturut-turut

Banjarbaru Banjarmasin-Kalimantan Selatan

menjadi cabang ke-3. Cabang Banjar baru Kalimantan Selatan hingga saat ini telah memiliki lebih dari 250 siswa SDIT dan lebih dari 80 siswa SMPIT. Cabang Banjarbaru termasuk cabang yang paling pesat perkembangan siswa dan perkembangan bangunan.

Pada tahun 2011, cabang Banjarbaru membuka cabang baru SMPIT Insantama cabang Banjarbaru dan pada tahun 2014 bulan Juni kemarin berhasil meluluskan angkatan pertama dan berhasil lulus dengan memuaskan.[]

Page 16: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

16 | Newsletter Kabar Insantama

Agenda

November, bulan penantian siswa-siswi kelas XII SMAIT Insantama untuk melaksanakan agenda besar, yakni Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat Akhir (LKMA). Program tahunan kelas XII tersebut, kali ini bertema Studi Kepemimpinan & Manajemen ke Australia. Ini merupakan serangkaian program kepemimpinan yang dimulai sejak awal siswa menginjakkan kakinya di SMAIT Insantama.

Terbangnya siswa-siswi ke negeri kangguru bertujuan mengkaji konsep dan praktek kepemimpinan dan manajemen yang diterapkan di berbagai institusi yang dikunjungi di Australia. Selain itu, melatih penerapan konsep kepemimpinan transformasional, khususnya kualitas sikap mental kepemimpinan meliputi kemampuan memecahkan masalah, komunikasi, pengambilan keputusan dan menjaga soliditas tim, serta dalam manajemen penyelenggaraan even.

Mengapa harus ke Australia? Australia dipilih karena negeri asal senjata boomerang tercatat sebagai negara yang memiliki reputasi internasional atas keunggulannya di bidang pendidikan dan pelatihan.

Dalam aspek pendidikan, negeri hutan eukaliptus tersebut memiliki kualitas pendidikan yang tinggi. Salah satu faktanya, gelar ijazah yang diperoleh dari berbagai universitas di sana diakui di seluruh dunia.

Dalam bidang teknologi, negeri suku asli Aborigin termasuk dalam “The Top 10 Spendersin The World for Research and Developmet” dan 2% dari penemuan ilmiah di dunia berasal dari sana.

Meski memiliki kelebihan, bukan berarti negara benua tersebut tercatat sebagai negara paripurna, hanya saja dengan dua alasan ini setidaknya siswa dapat belajar banyak bagaimana pola kepemimpinan yang diterapkan di sana.

LKMA dilaksanakan di sejumlah tempat di Melbourne, Australia. Yakni di Universitas, Boarding School, Islamic Centre Australia, Leadership and Management Institution, dan Indonesian Consulate.

Harapan setelah terlaksananya kegiatan ini adalah terwujudnya pola pembinaan kesiswaan, khususnya dalam aspek kepemimpinan dan keahlian manajemen yang terarah, terpadu, dan berkesinambungan. Maka, ayo taklukkan negeri kangguru![]

Ayo Taklukkan Negeri Kangguru

Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar...Laa Ilaha Illallahu Allahu Akbar...Allahu Akbar Walillahilhamd...Semua hewan qurban dikelola ahlinya yang dilihat dan dibantu

para siswa sehingga mereka merasakan mengurus qurban. Walhasil, selain pahala dan ampunan, dengan berqurban di SIT Insantama juga membantu siswa-siswi mempelajari prosesi qurban mulai dari proses pemilihan hewan, pemotongan, penyisitan hingga penyaluran dan meresapi hikmah di dalamnya.

Oleh karena itu Panitia Qurban SIT Insantama 1435 H menerima hewan qurban Anda untuk kami kelola.

Pelaksanaan penyembelihan : Selasa, 7 Oktober 2014Lokasi : Halaman SIT InsantamaPenyaluran : Warga sekitar SIT Insantama CP Panitia : M Iqbal Maulidi (SMPIT

Insantama) Hp 0815 1678 069Semoga setiap bulu hewan qurban Anda menjadi ampunan dari

Allah SWT. Aamiin...[]

Ber-Qurban di Insantama Yuk...Serah Terima Cinderamata pada Kunjungan Delegasi

LKMA ke Pengusaha di Semarang

Page 17: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 17

Awalnya kami sebagai guru tidak merasa sebuah masalah ketika Algie suka bermain-main ketika belajar di kelas. Kami pikir ini wajar, karena siswa di awal tahun ajaran hampir seluruhnya belum dapat beradaptasi dengan lingkungan kelas maupun sekolah.

Lama-kelamaan gejala bermain-main di kelas berubah menjadi tidak mau masuk kelas dan ingin terus bermain di luar kelas. Ketika bel pembelajaran dimulai, Algie malah berlari keluar kelas. Hingga akhirnya hanya ingin naik pohon kersen sepanjang hari. Diminta masuk kelas tidak mau baik dibujuk secara baik-baik maupun agak sedikit dipaksa.

Rupanya bujukan bahkan paksaan tersebut tidak berhasil membuat Algie ingin belajar di dalam kelas. Maka, kami pun mencari cara lain untuk “menaklukkan” Algie agar mau belajar. Lalu, kami bawa seluruh siswa belajar di luar kelas.

Sayangnya, cara ini pun belum berhasil membuat Algie dapat belajar bersama-sama. Sekalipun belajar di luar kelas, Algie tetap lebih suka menaiki pohon kersen sendiri dan selalu melarang temannya naik. Ia merasa pohon itu miliknya.

Baiklah! Jika Algie sulit belajar bersama teman-temannya, mengapa tidak mengizinkannya belajar sendiri di tempat yang ia senangi?

Kami mulai membiarkan Algie tidak belajar di kelas, tidak juga belajar bersama teman-temannya. Ia kami izinkah belajar sendiri di pohon. Ya…

termasuk belajar dari pohon itu sendiri, pohon yang ia naiki.

Apakah kami menemaninya secara langsung terus-menerus? Jawabannya tidak. Saat itu guru di kelas hanya ada 1, yaitu penulis saja. Karena patner penulis sedang ada tugas penyuluhan di Insantama cabang. Lalu kapan menanganinya? Yup… saat jam istirahat.

Sebelum kami melakukan pembelajaran dengan siswa secara umum, terlebih dahulu kami menangani pembelajaran Algie secara personal. Setelah melakukan pembelajaran padanya kami izinkan ia belajar sendiri. Karena Algie memang tidak suka kami memperhatikannya terus-menerus. Setelah selesai pembelajaran dengan seluruh teman-temannya, kemudian kami mengawasinya kembali.

Kami awali menangani Algie ketika belajar membaca dan menulis. Awalnya kami menemaninya menaiki pohon. Kemudian menantangnya untuk menulis kata “pohon” di dahan/batang pohon tersebut menggunakan batu kemudian memintanya membaca berulang-ulang.

Betapa terkejutnya kami, ternyata Algie senang sekali belajar dengan cara seperti itu. Ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang belajar. Ia merasa hanya sedang bermain. Akhirnya kami menemukan metode yang tepat untuk Algie.

Secara bertahap, kami melakukan pembelajaran yang diawali dengan menuliskan kata “pohon”. Lalu dua kata “pohon kersen”,

kemudian tiga kata “Algie naik pohon”, selanjutnya 4 kata “Algie naik pohon kersen” dan seterusnya.

Untuk pembelajaran berhitung kami menantangnya untuk mengambilkan buah kersen sesuai jumlah yang kami katakan. Ia semakin senang. Selanjutnya dengan menjumlahkan dan atau mengurangkannya.

Sebulan sudah Algie belajar di pohon. Rupanya keasyikannya belajar dan bermain di pohon terus-menerus sendiri menimbulkan rasa rindu belajar bersama teman-teman. Akhirnya terlontarlah sebuah kalimat darinya, “Bu… ana pengin belajar di kelas sama temen-temen. Capek ah main terus di pohon.”

Masya Allah… setelah itu, Algie bisa belajar dengan tertib di kelas. Bahkan lebih tertib dari teman-temannya.[]

Kiriman dari:Rizka Nur Fajriyah, S PdGuru Kelas I C SDIT Insantama Pusat

Ayo kirim kisah nyata Anda yang menarik, lucu, unik atau inspiratif yang terkait dengan Insantama ke email: [email protected]. Panjang tulisan yang diperlukan sekitar 2500 karakter. Jangan lupa, sertakan foto dan data diri.

Belajar di Bawah Pohon Kersen

Serba-Serbi

Page 18: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

18 | Newsletter Kabar Insantama

Mulai Oktober 2014, insya Allah Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama sudah memiliki Unit Water Purifier Insantama (WPI). Karena, sejak pertengahan September lalu, Yayasan Insantama Cendekia melalui Unit Layanan Insantama mulai membangun sarana yang berfungsi mengubah air baku menjadi air bersih dan siap minum tersebut.

Sehingga WIP diharapkan mampu memenuhi seluruh kebutuhan air bagi warga Insantama terutama siswa yang saat ini berjumlah sekitar 1.300 orang. WIP dibangun lantaran kesediaan air minum dan kebutuhan air yang sangat besar untuk mereka dari pihak penyedia selama ini kerap mengalami kendala, baik ketersediaannya maupun mutu dan kualitas.

Padahal ketersediaan air minum dan air bersih yang sangat besar tidak bisa ditawar lagi. Maklumlah, seluruh

warga Insantama khususnya siswa Islamic Fullday School yang berjumlah 1.000 orang beraktivitas sejak 07.00 pagi hingga 16.00 sore. Sedangkan siswa Islamic Boarding School yang berjumlah 300 orang, seluruh kegiatannya 24 jam berada di kampus SIT Insantama.

Oleh karena itu, agar siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan optimal, maka mengadakan sendiri sarana yang seratus persen dananya dari yayasan menjadi keniscayaan.

Proyek yang menelan biaya Rp 60 juta tersebut dibangun di lantai dasar gedung Insantama III baik instalasi penampungan, sterilisasi dan penyimpanan airnya. Sedangkan untuk memastikan air tetap layak minum, maka air hasil produksi akan dicek secara rutin ke laboratorium Saraswati dan Labkesda Kota Bogor tiap tiga bulan sekali.[]

Tahun ajaran 2014-2015 tepatnya pada Mei lalu, Insantama kembali melakukan peletakan batu pertama dimulainya kembali pembangunan Gedung Insantama I. Bangunan ini terdiri dari tiga lantai. Lantai dasar untuk ruang perkantoran, lantai dua untuk kelas dan lantai tiga untuk aula pertemuan (hall).

Pembangunan gedung tiga lantai tersebut saat ini sudah memasuki babak konstruksi dasar dan sudah berdiri tiang-tiang penyangga sebagai tiang utama bangunan. Konstruksi gedung ini melanjutkan gedung awal yang sudah berdiri sejak satu tahun yang lalu.

Proses pembangunan gedung tiga lantai diperkirakan memakan waktu dua hingga tiga tahun dengan menghabiskan biaya sekitar lima milyar. Sedangkan dana yang tersedia baru sekitar 1,5 milyar. Dana dari yayasan dan juga hibah dari masyarakat yang tidak mengikat.

Ayo dukung pembangunan gedung ini dengan mendonasikan sebagian harta Anda. Sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih sempurna dan pahala pun akan mengalir dari Allah SWT bagi kita semua. Aamiin.[]

Mulai Oktober, Insantama Punya Penyedia Air Minun dan Air Bersih Sendiri

Ayo Dukung Rencana Pembangunan Gedung Insantama 1 Tiga Lantai

| Maket Gedung Insantama 1

Rencana

Page 19: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

Newsletter Kabar Insantama | 19

Pekan Penerimaan Siswa Baru dimulai. Salah satu calon siswa SMAIT Insantama didampingi orang tuanya mendatangi meja saya untuk melakukan wawancara. Siswa berkacamata yang duduk di sebelah kedua orang tuanya nampak pendiam dan malu-malu. Si ibu yang lebih banyak bercerita tentang puteranya, dan ayahnya hanya sesekali menimpali sambil tersenyum.

“Bu Zulia, anak saya pernah bermasalah ketika di SD, sempat trauma tidak mau masuk sekolah. Saya sempat kebingungan menghadapinya. Meski akhirya bisa menyelesaikan SD, dan selama SMP cukup bagus prestasinya. Kepala sekolahnya di SMP menyarankan sebaiknya anak saya jangan masuk sekolah berasrama. Khawatir kejadian selama di SD akan terulang kembali. Sekolah berasrama dengan berbagai macam teman yang berlatar belakang beragam dikhawatirkan akan membuat anak saya tidak nyaman. Tapi saya ingin anak saya sekolah di sini,” ungkap sang ibu.

Tanpa ragu, saya langsung tanyakan pada ananda meski jawabannya hanya mengangguk dan ucapan-ucapan singkat. Betul mau sekolah disini? Tidak dipaksa orang tua? “Insya Allah,” katanya. Jawaban ini penting buat saya, karena menjadi pembuka awal sebuah kesuksesan proses.

Sang ibu masih merasa kuatir, lalu saya sampaikan tiga poin: ananda tidak terpaksa masuk boarding, kerjasama dan kepercayaan orang tua. Ketiga poin penting itu akan sangat menentukan berjalannya sebuah proses. Sambil kita lihat

perkembangannya.++++Waktupun berjalan. Beberapa kali sang ibu

mengontak saya menanyakan perkembangan sang anak. Alhamdulillah proses adaptasi berjalan dengan lancar. Kalau toh ada masalah pertemanan, ananda dapat mengatasinya dengan baik.

Dan…. anak berkacamata yang terlihat pendiam itu menampakkan kemampuannya satu persatu. Hobinya bersenandung, membuatnya masuk dalam tim nasyid sekolah. Kepercayaan dirinya pun semakin muncul. Meski tetap dengan performance seperti yang saya kenal pertama kali bertemu di meja wawancara. Cool habis….

Trauma masa kecil terkadang memang mengkhawatirkan. Tapi dengan pendampingan dan lingkungan yang baik Insya Allah akan hilang. Pembekalan yang terus menerus pada anak, masa

lalu semestinya dijadikan pelajaran, bukan diingat-ingat. Sebagai bagian dari sebuah proses. Penerimaan teman dan lingkungan akan sangat membantu “pendewasaan” anak. Tentu sambil diberikan penjelasan bahwa tidak semua teman itu jahat dan tidak baik.

Kita munculkan kemampuan yang dimiliki anak agar tumbuh kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga anak mampu melakukan sesuatu dan merasa bisa. Beri anak tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya. Hargai setiap prestasinya. Insya Allah akan menjadi anak yang membanggakan.

Anak berkacamata itu kini sudah memasuki tahun pertama di IPB melalui jalur SNMPTN. Tentu ini hasil yang melegakan buat semua. Buat ananda, sekolah, orang tua dan boarding… Buah kerjasama, kepercayaan dan keyakinan..

Senang rasanya melihatnya diwisuda, tiga tahun berlalu sudah membuatnya menjadi anak yang beda dengan tiga tahun sebelumnya. Di tengah keramaian acara wisuda, sang bunda menghampiri saya.. “Terimakasih Bu Zulia..” Alhamdulillah.[]

Rubrik Berbagi ini merupakan penggalan pengalaman dan kisah pendidikan di Insantama. Diceritakan ulang dan diasuh oleh dra (psi) Zulia Ilmawati (Psikolog SIT Insantama)

Kerjasama dan KepercayaanBerbuah Keberhasilan

Berbagi

Page 20: Kabar Insantama Edisi 01 (Oktober - Desember 2014)

20 | Newsletter Kabar Insantama

Wakaf Masjid Insantama, Dapatkan Rumah di Surga

Wakaf Pembangunan Masjid

YAYASAN INSANTAMA CENDEKIAJl. Hegar Manah IV Gunung Batu Kota Bogor

Masjid Pendidikan SIT Insantama Insya Allah akan dibangun di Kampus Insantama Bogor menempati lahan seluas 500 m2. Bangunan masjid terdiri dari 3 (tiga) lantai seluas 1.450 m2 dan memiliki fasilitas berupa (1) ruang ibadah

utama, (2) aula, (3) selasar, (4) ruang taklim dan kantor dan (5) ruang perpustakaan. Masjid Kampus Insantama dapat menampung 1.500 jamaah dan dapat digunakan dalam berbagai kegiatan baik sivitas akademika Insantama maupun masyarakat umum. Masjid Kampus SIT Insantama berfungsi sebagai :1. Pusat kegiatan ibadah shalat wajib, shalat Jumat dan

shalat sunnah,2. Pusat taklim santri Islamic Boarding Boarding Insantama,3. Pusat pembinaan dan syiar dalam kegiatan ramadhan,

fiqhun nisa, liqo syawal, kajian umum, PHBI 4. Pusat pembinaan santri dalam kegiatan Pesantren

Ramadhan dan wahana latihan dakwah santri.

Pembangunan masjid meliputi fisik bangunan Masjid dan sarana lainnya diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp 5.000.000.000. Pengumpulan Dana Wakaf dan Hibah dimulai Juni 2013 hingga seluruh kebutuhan dana pembangunan masjid tercukupi.

Masjid Pendidikan Insantama

Kebutuhan Anggaran “sesungguhnyalah mereka yang memakmurkan masjid hanyalah mereka

yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan mendirikan shalat dan

menunaikan zakat dan tidak memiliki rasa takut kecuali kepada Allah. Dan semoga mereka itulah yang menjadi

golongan orang yang mendapat petunjuk“ (QS.AT-Taubah : 18)

Wakaf akan diberikan secara1. Transfer melalui rekening a.n. Yayasan Insantama Cendekia

no rek. 279.927.9920

no rek. 121.00075.15

no rek. 705.163.3045

no rek. 100.731.2225

2. Dana tunai yang diberikan melalui Bagian Keuangan SIT Insantama

Konfirmasi transfer melalui:Telpon 0251.2160049faximile 0251.8363973 SMS & Whatsapp 0821.2000.2020 PIN BB 75F196F72email [email protected]