KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS...

100
1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC. SUSUKAN, KAB. SEMARANGTAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh Fajriyatur Rofikoh NIM 11111122 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS...

Page 1: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

1

PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG

DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC. SUSUKAN,

KAB. SEMARANGTAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Fajriyatur Rofikoh

NIM 11111122

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

Page 2: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

2

Page 3: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

3

PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG

DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC. SUSUKAN,

KAB. SEMARANG TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Fajriyatur Rofikoh

NIM 11111122

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

Page 4: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

4

Page 5: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

5

Page 6: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

6

Page 7: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

7

MOTTO

“Tuhan( yang menguasai ) langit dan bumi dan

apa- apa yang ada diantara keduanya, maka

sembahlah Dia

dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya”

(QS. Maryam, 19: 65)

Page 8: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

8

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai ( Bpk Maryoto &

Ibu Jumiah) atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap

do‟a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai. Tanpa mereka

penulis tidak bisa menjadi seperti sekarang ini.

Untuk semua kakakku dan adiku yang telah memberikan motivasi dan

nasihat kepada penulis, aku menyayangi kalian.

Seseorang yang selalu menemaniku dan memberikan aku semangat serta

arahan, terimakasih untuk kamu.

Tak lupa kepada seluruh teman- temanku PAI angkatan 2011, keluarga

besar MENWA 953 Kalimosodo, PPL MTS Aswaja, KKN di Papringan,

serta teman- temanku semua yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu,

terimakasih untuk persahabatan yang tak tergantikan ini.

Page 9: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikna skripsi ini. Sholawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dunia dengan

kesempurnaan agama islam, semoga pada akhir kelak kita diakui oleh umatnya dan

mendapat syafa‟atnya, amin.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Adapun judul

skripsi ini adalah “Perilaku Beribadah Kelompok Seni Reog di Dsn. Gondang Ds.

Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun 2016 ”.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang

tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Bapak Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dr. Rahmat

Hariyadi, M.Pd.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbuyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ketua Jurusan Studi Pendidikan Agama Islam, Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Juz‟an, M.Hum. atas bimbingan, arahan,

dan motivasi yang diberikan.

Page 10: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

10

Page 11: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

11

ABSTRAK

Rofikoh, Fajriyatur. 2016. Perilaku Beribadah Kelompok Seni

Reog di Dsn. Gondang Ds. Tawang Kec. Susukan Kab.

Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

Program Studi Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing:Drs. Juz‟an, M.Hum

Kata Kunci: Perilaku beribadah dan kelompok seni reog

Penelitian ini membahas tentang pengaruh perilaku

beribadah aktivitas kelompok seni reog pada sebuah paguyuban

yang ada di daerah Gondang Tawang Kec. Sususkan Kab.

Semarang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui perilaku beribadah kelompok seni reog, mengetahui

bentuk aktivitas kelompok seni reog, dan untuk mengetahui

dampak dari seni reog terhadap perilaku beribadah.

Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran

peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti

bertindak langsung sebagai pengumpul data dari hasil observasi

yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang

berbentuk kata-kata berupa keterangan dari para informan dari

hasil wawancara, sedangkan data tambahan berupa dokumen.

Keseluruhan data tersebut selain wawancara diperoleh dari

observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara

menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian

data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini

adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan

ketekunan pengamatan triangulasi.

Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulkan

bahwa; sebuah kesenian tradisional reog yang ditampilkan oleh

paguyuban Ngesti Budoyo ini merupakan kesenian yang berfungsi

sebagai sarana hiburan semata. Reog merupakan kesenian dan

kebudayaan yang ingin dilestarikan dan dipertahankan

keberadaannya jangan sampai hilang. Dengan demikian aktivitas

yang berlangsung sedikit mengalami pengendoran ibadahnya,

namun pada dasarnya mereka telah melaksanakan kewajibannya

beribadah kepada Tuhan sesuai hati nurani tanpa terpengaruh hal-

hal lain.

Page 12: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

12

DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………….. i

LEMBAR BERLOGO………………………………………………… ii

HALAMAN JUDUL………………………………………………….. iii

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………….. iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN……………………… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………… vi

HALAMAN MOTO…………………………………………………. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………….. viii

KATA PENGANTAR………………………………………………. ix

ABSTRAK…………………………………………………………… xi

DAFTAR ISI………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………... 1

B. Fokus Penelitian…………………………………………... 2

C. Tujuan Penelitian………………………………………….. 3

D. Kegunaan Penelitian……………………………………….. 4

Page 13: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

13

E. Penegasan Istilah…………………………………………… 5

F. Metode Penelitian………………………………………….. 6

1. Pendekatan dan jenis penelitian……………………… ... 6

2. Kehadiran peneliti……………………………………… 6

3. Lokasi penelitian……………………………………….. 6

4. Sumber data…………………………………………...... 7

5. Prosedur pengumpulan data……………………………. 8

6. Analisis data…………………………………………….. 9

7. Pengecekan keabsahan data……………………………. 10

8. Tahap- tahap penelitian………………………………… 11

G. Sistematika Penulisan……………………………………… 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Ketaatan Beribadah

1. Pengertian perilaku beribadah……………………… 13

2. Bentuk- bentuk perilaku beribadah………………… 14

a. Ibadah mahdlah………………………………… 14

b. Ibadah ghairu mahdlah………………………… 21

3. Aqidhah dalam beribadah …………………………. 23

a. Do‟a…………………………………………… 23

b. Menegakan syiar- syiar agama………………… 24

c. Menjalankan hukum Allah…………………… . 24

B. Teori Aktivitas Kelompok Seni Reog

1. Pengertian aktivitas kelompok seni reog…………… 25

Page 14: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

14

2. Peralatan kesenian reog……………………………. 26

3. Struktur pertunjukan………………………………. 27

4. Fungsi kesenian reog……………………………… 31

5. Mantra dalam pertunjukan reog…………………… 32

C. Ibadah Anggota Kelompok Seni Reog………………….. 33

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Sejarah desa Gondang Tawang…………………… 39

2. Luas dan batas…………………………………….. 40

3. Jumlah penduduk berdasarkan usia………………. 40

4. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan……….. 41

5. Struktur mata pencahariaan/ pekerjaan…………… 41

6. Jumlah penduduk berdasarkan agama……………. 42

7. Sarana peribadatan………………………………… 42

B. Temuan Penelitian

1. Perilaku beribadah kelompok kesenian tradisional

reog ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan

Kab. Semarang……………………………………… 42

2. Kesenian Tradisional Reog Ngesti Budoyo ……… … 43

a. Sejarah berdirinya kesenian tradisional reog ngesti

budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan

Kab. Semarang………………………………… 43

Page 15: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

15

b. Bentuk kesenian reog ngesti budoyo di Gondang

Tawang Kec. Sususkan Kab. Semarang………… 44

c. Tujuhan dan fungsi kesenian tradisional reog

ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan

Kab. Semarang ….................................................. 53

d. Daftar anggota paguyuban ngesti budoyo ngesti

budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan

Kab. Semarang ………………………………….. 53

3. Faktor pendukung dan penghambat kesenian tradisional

reog ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan

Kab. Semarang………............................................... 55

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………….. 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………… 61

B. Saran…………………………………………………………. 63

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 16: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

16

Page 17: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

17

DAFTAR TABEL

TABEL I BATAS WILAYAH

TABEL II JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN USIA

TABEL III JUMLAH PENDUDUK BERDASAKAN PENDIDIKAN

TABEL IV STRUKTUR MATA PENCAHARIAAN

TABEL V JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA

TABEL VI SARANA PERIBADATAN

TABEL VII DAFTAR ANGGOTA PAGUYUBAN

Page 18: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan dimuliakan dan diistimewakan oleh Allah,

karenanya selanyaknya manusia haruslah selalu tunduk, rukuk, dan sujud,

selalu menjalankan perintah dan menjahui larangannya, selalu bermunajat

dan berdoa kepada Allah Yang Maha Hak, Maha Pemurah, Yang Maha

Memberi kepada siapa saja yang memintanya. Ketatatan beribadahnya

inilah yang selalu diharapkan tanpa memberontak atau merasa bosan, dan

jenuh, atau gelisah lalu berhenti dari ketaatan ini.

Demikian pula manusia dikaruniai insting merendahkan diri dan

tunduk untuk menghormati dan mematuhi seseorang. Seperti tampak

dalam kehidupannya yaitu, memuji kekuatan alam semesta, tunduk kepada

orang yang dianggap suci, dukun, rahib, jin, dan arwah leluhur, serta

kepada segala sesuatu yang sukar dicerna oleh akal (Zainuddin, 1992: 5).

Manusia memiliki unsur- unsur potensi budaya yaitu yaitu pikiran

(cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang

disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa

dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak

hanya semata- mata ingin memenuhi kebutuhan “isi perut” saja, tetapi

mereka perlu mendapat pandangan mata yang indah atau suara yang

merdu. Semuanya itu dapat dipenuhi melalui kesenian.

Page 19: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

19

Dalam konteks kesenian tari, bentuk-bentuk tarian tidak ada

batasannya, sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan. Dengan

beragam bentuk tarian yang tidak ada batasnya ini, dijumpailah kesenian

tari yang disebut kesenian reog atau barongan. Kesenian tari ini muncul

masih sederhana, baik dalam bentuk tarian, instrument, music, kostum,

maupun sarana lainnya.

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, kesurupan merupakan

sesuatu yang dilandasi adanya masuknya roh dalam diri seseorang

disamping itu diperlukannya sesaji yang merupakan suatu cara untuk

memuja roh melalui suatu barang atau benda. Hal ini mengingat kesenian

reog banyak sekali menggunakan gerakan antraktif atau akrobatik yang

dianggap penuh dengan magic serta sulit diterima dengan akal sehat

(Kussunartini, 2009:19).

Namun begitu, ada sesuatu hal yang terasa indah melalui suatu

karya seni reog , tanpa kita sadari didalamnya mengandung energi mistis

karena masuknya roh kedalam tubuh mereka yang secara tidak langsug itu

adalah suatu hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Aktivitas semacam ini tentu mendatangkan sebab yang menjadikan

mereka mengurangi bahkan melupakan ketaatan ibadah yang selama ini

mereka kerjakan. Dari hal tersebut bisa kita lihat bagaimana ketaatan

beribadah terhadap aktivitas kelompok dalam kegiatan kesenian reog.

Dari uraian diatas, merupakan beberapa hal yang melatarbelakangi

serta menghantarkan kepada si penulis untuk meneliti tentang”

Page 20: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

20

PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN.

GONDANG, DS. TAWANG, KEC. SUSUKAN, KAB. SEMARANG

TAHUN 2016”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana perilaku beribadah kelompok seni reog di desa

Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab. Semarang?

2. Bagaimana bentuk seni reog di desa Gondang Tawang, Kec.

Susukan, Kab. Semarang?

3. Apa dampak seni reog terhadap perilaku ibadahnya di desa

Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab. Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perilaku beribadah kelompok seni reog di desa

Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab. Semarang.

2. Untuk mengetahui bentuk seni reog di desa Gondang Tawang,

Kec. Susukan, Kab. Semarang.

3. Untuk mengetahui dampak dari seni reog terhadap perilaku

ibadahnya di desa Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab.

Semarang.

Page 21: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

21

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat diambil kegunaannya sebagai

beriku:

1. Bagi Pemerintah, Hasil penelitian ini dapat berguna untuk

melestarikan budaya kesenian yang terdapat di Indonesia.

2. Bagi masyarakat, Sebagai sumbangan informasi bagi semua lapisan

masyarakat agar sadar dan faham agama dalam melakukan sebuah

kesenian tersebut.

3. Bagi IAIN Salatiga, Untuk memperkaya perbendaharaan

perpustakaan Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga.

4. Bagi Peneliti, Sebagai bahan masukan unntuk mengembangkan

wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.

E. Penegesan Istilah

Dimulai dari penegasan judul sebuah penelitian maka penulis

mempunyai kepentingan untuk mempertegas judul dengan harapan tidak

ada kesalahpahaman dalam proses penelitian tersebut.

Sedangkan istilah-istilah yang digunakan dalam judul tersebut

antara lain:

1. Pengertian Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap

lingkungan (Depdikbud,, 1998: 671).

2. Beribadah berasal dari kata Ibadah. Ibadah adalah “bakti manusia

kepada Allah SWT karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah

Page 22: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

22

tauhid”. Beribadah adalah suatu amalan atau perbuatan yang ditujukan

kepada Allah, sebagai wujud bakti dari seorang hamba kepada

Tuhannya (Abudin, 2010:81-82).

3. Kesenian reog adalah suatu bentuk tarian tradisional yang ritual dan

mengandung unsur magic dengan masuknya roh atau setan yang

memerlukan sesaji yang merupakan suatu cara untuk memuja roh

tersebut.(Kussunartini,2009: 19)

Jadi maksud pengambilan judul skripsi ini adalah apa pengaruh

dari serangkaian tingkah laku dalam melaksanakan perbuatan kepada

Allah, sebagai wujud bakti dari seorang hamba kepada Tuhannya yang

hamba-Nya tersebut mengikuti kegiatan suatu bentuk kesenian yang

mengandung ritual dan unsure megic dan memerlukan sesajen yang

merupakan cara untuk memuja roh.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Metodelogi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang banyak dituangkan kedalam bentuk laporan dan

uraian. Penelitian ini tidak mengutamakan angka- angka dan statistik,

walaupun tidak menolak data kuantitatif (Nasution, 2003: 9).

Page 23: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

23

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti melakukan penelitian dengan metode interview atau

wawancara kepada para pemain kesenian reog dan orang- orang yang

terlibat didalamnya.

Para peneliti disini adalah sebagai pengamat penuh dimana

peneliti melakukan pengamatan terhadap kehidupan kesenian reog

yang berlangsung didaerah ini.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Paguyuban Seni Reog Ngesti

Budoyo di desa Gondang Tawang, Kecamatan Susukan, Kabupaten

Semarang. Sebuah desa yang mata pencaharianya sebagai petani

buruh dan sebuah kesenian yang menghasilkan uang.

4. Sumber Data

Menurut Maryaeni (2005:41-42)“Peneleiti dapat memperoleh

sumber data berupa: catatan hasil observasi, wawancara, foto,

rekaman auditif dan sebagainya”. Data dalam penelitian ini adalah

semua data atau informasi yang diperoleh dari informan yang di

anggap penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang

menunjang. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kata-kata atau Tindakan

Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan/

responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain

data-data tersebut berupa keterangan dari para informan dari

Page 24: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

24

beberapa pihak diantaranya: Pejabat desa, Tokoh agama, dan

masyarakat yang penulis anggap mampu untuk memberikan

keterangan yang relevan.

b. Data Tertulis (Dokumentasi)

Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari pejabat desa

dan dokumen-dokumen lain yang tentunya masih berkaitan

dengan subjek penelitian.

c. Foto

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

diperoleh beberapa foto tentang “Paguyuban Seni Reog Ngesti

Budoyo di desa Gondang Tawang, Kecamatan Susukan,

Kabupaten Semarang”.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan. Observasi

bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki dalam arti luas,

observasi tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilakukan

baik secara langsung maupun tidak langsung, pengamatan yang

tidak langsung melalui kuesioner dan tes (Suharsimi Arikunto,

1998: 234). Menurut Sutrisno Hadi (1989: 136), observasi yaitu

pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomana-fenomena

yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 25: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

25

b. Metode Interview atau Wawancara

Interview adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara atau yang

mengajukan pertanyaandan terwawancara atau yang menjawab

pertanyaan (Suharsimi Arikunto, 1998:126). Adapun bentuk

wawancara dari penelitian ini dengan mengajukan beberapa

pertanyaan kepada pemain kesenian reog di masyarakat Gondang

Tawang Kec. Susukan, kemudian jawaban mereka nantinya

dijadikan data penelitian.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokume, yang artinya

barang-barang tertulis. Didalam melakukan dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda seperti buku, dokumen, peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi, 1998: 51).

Dalam metode dokumentasi peneliti berusaha mencari dokumen-

dokumen penting atau arsip-arsip yang sekiranya mendukung

tentunya yang berkaitan dengan penelitian.

6. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak

awal, sehingga data yang diperoleh dalam lapangan segera harus

dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis (Nasution, 2003: 129).

Dalam penelitian ini analisis dilakukan sebelum dan sesudah

penelitian.

Page 26: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

26

Adapun yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu

analisis kualitatif, yaitu dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Usaha yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data

ditentukan oleh alat pengambilan data atau alat ukur. Jikalau alat

pengambilan datanya cukup variable dan valid, maka datanya

cukup variable dan valid juga (Ruandi dalam skripsi Indah

Kurniati, 2009: 15). Hal ini untuk membuktikan bahwa penelitian

ini penting untuk dikaji dan diteliti serta diketahui keasliannya.

b. Reduksi Data

Data yang direduksi dapat memberi gambaran yang lebih

tajam tentang hasil pengamatan, juga mepermudah penelitian untuk

mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan. Dapat pula

membantu dalam memberikan kode kepada aspek- aspek tertentu

(Nasution, 2003: 129)

c. Penyajian Data

Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

penarikan tindakan. Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih

cepat memahami isi dalam penelitian.

d. Penarikan Kesimpulan

Page 27: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

27

Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan

atau verifikasi. Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data

dan sesudah pengumpulan data digunakan untuk menarik

kesimpulan, sehingga dapat menemukan pola peristiwa yang

terjadi. Penarikan kesimpulan ini diharapkan agar dapat

memberikan gambaran umum secara singkat seluruh isi dalam

penulisan penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan

temuannya. Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam

meggunakan kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk

membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan

kenyatan yang ada dalam latar penelitian.

8. Tahap- Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai

berikut :

a. Tahap pra lapangan

1) Megajukan judul penelitian

2) Menyusun proposal penelitian

3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing

b. Tahap perkerjaan lapangan, yang meliputi:

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

Page 28: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

28

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus

penelitian

3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan

c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan:

1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian

2) Pengecekan keabsahan data

d. Tahap penulisan laporan penelitian

1) Penulisan hasil penelitian.

2) Konsultasi hasil penelitiaan kepada pembimbing.

3) Perbaikan hasil konsultasi.

4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian.

5) Ujian munaqosah skripsi

Page 29: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

29

G. Sistematika penulisan

BAB I Pendahuluan, meliputi : Latar Belakang Masalah, Fokus

Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,

Penegasan Istilah, Metodologi Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka, meliputi: Teori ketaatan beribadah dan

kegiatan kesenian reog.

BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian

BAB IV Pembahasan, berisi tentang analisis data dari deskriptif

penelitian.

BAB V Penutup, mencakup: Kesimpulan dan Saran.

Page 30: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

30

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Ketaatan Beribadah

1. Pengertian perilaku beribadah

Perilaku beribadah berasal dari dua kata yaitu perilaku dan

beribadah. Perilaku secara bahasa (KBBI) adalah tanggapan atau reaksi

individu yang terwujud dari gerakan (sikap), tidak saja badan atau

ucapan (KBBI, 1989: 671). Adapun kata ibadah menurut istilah berarti

penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridaan

Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat (Ash- Shiddiqy, 1954: 4).

Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

perilaku beribadah adalah serangkaian tingkah laku seseorang yang

ditandai oleh ajaran-ajaran agama islam. Selain itu perilaku beribadah

juga dapat dikatakan perbuatan seseorang dalam bentuk pengabdian

kepada Allah atau ibadah ritual dan perbuatan seseorang dengan sesama

atau juga bisa dikatakan sebagai suatu muamalah.

Allah menetapkan perintah ibadah sebenarnya merupakan suatu

keutamaan yang besar kepada makhluknya, karena apabila

direnungkan, hakikat perintah beribadah itu berupa peringatan agar kita

menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan

karunia- Nya.

Page 31: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

31

Dasar hukum ibadah itu firman Allah QS.Al-Baqarah 2:21 yang

berbunyi :

Artinya ; “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu

dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (Rahim

Faqih, 1998: 5).

2. Bentuk-bentuk perilaku beribadah

Ibadah dilihat dari segi umum dan khusus dibagi menjadi dua

macam:

a. Ibadah khoshoh adalah ibadah yang ketentuanya telah ditetapkan dalam

nash (dalil atau dasar hukum) yang jelas, yaitu sholat, zakat, puasa, dan

haji.

b. Ibadah ammah adalah semua perilaku baik yang dilakukan semata-mata

karena Allah SWT seperti bekerja, makan, minum, semua itu dilakukan

untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan jasmani maupun

rohani supaya dapat mengabdi kepada-Nya (Fuad, 2000:8).Secara garis

besar dalam buku Pengantar Studi Islam ibadah dibagi menjadi

dua,yaitu:

1) Ibadah mahdlah merupakan bentuk pengabdian langsung hamba

kepada sang khaliq secara vertikal (Amin, 2000:83), seperti:

Page 32: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

32

a) Shalat

Kata “shalat” telah disebutkan tidak kurang dari 90 ayat

dalam Al- Qur’an. Kata shalat mempunyai arti yaitu “doa”,

“rahmat”, dan “berkat” (Ash Shiddiqy, 1954: 84 dan priksa

juga: Basyir, 1984: 29).

Shalat menurut bahasa Arab ialah “doa”, yang dimaksud

disini adalah “ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan

perbuatan yang di mulai dengan takbir, disudahi dengan salam,

dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan” (Sulaiman,

2002: 53).

Adapun shalat menurut istilah hukum adalah hubungan

antara hamba dengan Tuhan yang tata caranya diatur dan

dituntun sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Shalat merupakan salah satu pilar Islam yang lima. Ia

merupakan bagian dari ibadah khusus dalam rangka menyembah

Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Allah mewajibkan shalat, demikian juga Allah

mewajibkan zakat. Firman Allah dalam surat Al Muzammil 73:

20 yang berbunyi:

… …

Artinya: “… dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat …”

( Rahim Faqih, 1998:21-23).

Page 33: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

33

Ibadah shalat juga merupakan kewajiban yang bersifat

individual (fardlu’ain) disunnahkan dikerjakan di masjid secara

berjamaah. Salat menjadi pertanda lurus atau tidaknya amaliyah

lain yang dikerjakan, bahka kata Nabi, salat juga merupakan

garis yang membedakan kemusliman dan kekufuran seseorang

(Asep, 2006:286).

Kaum muslimin sepakat bahwa sholat lima waktu harus

dikerjakan pada waktunya, dalilnya adalah firman Allah

Subhanahu wa Ta‟ala,

وقوتا ةا كااوات عالاى المؤمىيها كتاابا ما إن الصلا

Artinya :“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.

(QS. An Nisa‟ 4 : 103)

Di sini akan kita bahas bersama-sama mengenai waktu

pelaksanaan shalat 5 waktu dengan batas waktu tertentu. Shalat

wajib bagi umat muslim ada 5 waktu dalam sehari:

Shalat Dzuhur

Waktu shalat dzuhur yaitu sesaat setelah memasuki

waktu istiwa. Dimana waktu istiwa adalah ketika posisi

matahari tepat berada pada posisi puncak. Para ulama bersilisih

pendapat mengenai akhir waktu zhuhur namun pendapat yang

lebih tepat dan ini adalah pendapat jumhur atau mayoritas ulama

adalah hingga panjang bayang-bayang seseorang semisal dengan

Page 34: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

34

tingginya (masuknya waktu ashar). Shalat dzuhur dilaksanakan

sebanyak 4 rakaat.

Shalat Ashar

Waktu shalat ashar yaitu lanjutan dari batas akhir shalat

dzuhur. Ketika panjang bayangan benda yang terkena sinar

matahari sudah melebihi ukuran asli dari benda tersebut. Dan

batas waktu shalat ashar sendiri berakhir ketika panjang

bayangan benda sudah mencapai dua kali ukuran aslinya. Atau

menurut Jawaz, yaitu waktu dimana masih diperbolehkannya

untuk melaksanakan shalat, adalah hingga matahari terbenam.

Shalat ashar dilakukan sebanyak 4 rakaat.

Shalat Maghrib

Waktu shalat maghrib dimulai ketika matahari sudah

tenggelam (perubahan dari terang menjadi gelap). Lebih jelas,

yaitu waktu shalat maghrib dimulai ketika matahari telah hilang

seutuhnya dan tenggelam di ufuk barat. Batas waktu shalat

maghrib berakhir apabila mega merah (syafaq) telah menghilang

dan tidak terlihat lagi. Shalat maghrib sendiri dilakukan

sebanyak 3 rakaat.

Shalat Isya

Waktu shalat isya dimulai sejak mega merah di langit

sudah menghilang. Batas waktu shalat isya berakhir hingga

Page 35: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

35

terbitnya fajar kedua (menurut waktu jawaz). Shalat isya

sebanyak 4 rakaat.

Shalat Subuh

Waktu shalat subuh dimulai sejak terbitnya fajar kedua.

Menurut waktu jawaz, batas waktu shalat subuh sendiri adalah

ketika matahari mulai terbit. Shalat subuh sebanyak 2 rakaat.

b) Puasa

Dari segi etimologi atau kebahasaan, puasa berarti

“menahan diri dari sesuatu atau meninggalkan sesuatu, seperti

meninggalkan makan, minum, berbicara atau aktivitas apa pun (

Rahim Faqih, 1998:67).”

Dari segi termologi agama atau istilah syara’, puasa

ialah menahan diri dari makan, minum, jima‟dan lain- lain yang

ditentukan oleh Syara‟, di siang hari menurut cara yang

disyaratkan. Atau menahan diri dari makan, minum dan jama‟

dari terbit fajar sampai terbenam matahari, karena mengharap

pahala dari Allah (Ash Shiddiqy, 1954:179).

Terdapat beberapa macam ibadah puasa yang dapat

dilaksanakan oleh umat Islam meliputi:

1. Puasa ramadhan, yang menjadi kewajiban bagi setiap

mukallaf untuk menunaikannya selama satu bulan penuh.

2. Puasa qada’, termasuk puasa fardu yang diwajibkan bagi

setiap muslim yang berhalangan menunaikan puasa

Page 36: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

36

ramadhan pada waktunya karena datangnya uzur, sehingga

dapat ditunaikan pada waktu setelah bulan ramadhan di luar

hari- hari larangan atau tasyriq.

3. Puasa kafarat, yaitu puasa yang wajib dilaksanakan setiap

muslim yang tidak berpuasa pada bulan ramadhan karena

khilaf, bukan karena uzur yang dibenarkan syara’.

4. Puasa nazar, yaitu puasa yang diwajibkan sendiri oleh

seseorang muslim atas dirinya untuk mendekatkan diri

kepada Allah. Puasa ini wajib ditunaikan menurut nazar

yang telah dinazarkannya.

5. Puasa tatawwu‟, puasa ini tidak wajib hukumnya, tetapi bagi

yang mengerjakannya akan mendapat pahala. Puasa ini

meliputi: puasa 6 hari setelah satu syawal, puasa hari asyura‟

(10 muharram), dan sehari sebelum dan sesudahnya, puasa

arafah (bagi yang tidak sedang haji), puasa di kebanyakan

hari sya’ban, puasa di bulan- bulan haram, yaitu zul qa‟idah,

zulhijjah, muharram dan rajab, dan lain-lain (Rahim Faqih,

1998:74-76).

c) Zakat

Ditinjau dari segi etimologi, zakat memiliki pengertian

pengembangan dan penyucian. Zakat berarti pengembangan

karena dengan melaksanakannya menjadi sebab berkembang

suburnya pahala atau kewajiban. Zakat juga berarti penyucian

Page 37: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

37

karena dengan melaksanakanya menjadi sebab diperolehnya

kesucian jiwa, terutamanya dari sifat kikir.

Dari segi terminology agama, zakat adalah bagian

tertentu dari harta benda yang diwajibkan Allah untuk sejumlah

orang yang berhak menerimanya (1998: 55).

Zakat itu wajib atas segala ummat Islam, sama dengan

wajib sembahyang. Allah telah memfardlukan zakat atas hamba-

hamba-Nya. Barang siapa yang mengingkari kefardluan zakat,

maka ia menjadi kafir.

Zakat merupakn ibadah yang wajib pula hukumnya atas

orang kaya yang memiliki harta benda melebihi kebutuhannya

dan kebutuhan keluarga yang berada dalam tanggungannya

(Syaltut, 1966: 138).

d) Haji

Haji menurut istilah syara‟ atau agama adalah pergi

menuju baitullah (Kakbah) untuk melaksanakan ibadah ibadah

yang telah ditetepkan Allah SWT. Haji juga dapat diartikan

sebagai berpergian (kedatangan) menuju Makkah pada bulan-

bulan tertentu untuk melaksanakan bentu- bentuk ibadah

tertentu demi karena Allah (Rahim Faqih, 1998:77-78).

Haji merupakan ibadah yang sudah dikenal, yang

manusia dituntut untuk menunaikannya dengan hati, badan dan

hartnya, sehingga ia membeda dari ibadah- ibadah lainnya.

Page 38: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

38

Ibadah haji ini dikerjakan oleh seorang muslim yang

mampu didalam masa- masa dan tempat- tempat yang telah

diketahui, karena ketaatan kepada perintah Allah dan mencari

keridhaannya. Ibadah ini dimulai dengan niat haji, ikhlas

semata- mata karena Allah, tanpa menyandang pakaian yang

berjahit, tanpa memakai perhiasan dan kemewahan, serta

diakhiri dengan thawaf mengelilingi Baitu‟l-Lab al Haram

(Syaltut, 1966:168).

2) Ibadah ghairu mahdlah

Ibadah ghairu mahdlah merupakan ibadah horizontal (sosial)

yang berhubungan dengan makhluk atau lingkungan. Ibadah yang

merupakan kebaikan dan dilakukan oleh orang muslim yang ingin

mencapai muslim yang sholeh. Seseorang melaksanakan ibadah atas

kesadaran, keinginan dan kebutuhan sendiri atau sukarela (Amin,

2000: 83). Ibadah yang dilakukan semata-mata hanya karena Allah

SWT dengan menirukan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah

saw. Namun sebagian ibadah ghairu mahdlah diserahkan kepada

manusia sesuai dengan keinginan dan kebutuhan seperti: Makan,

minum, Tolong-menolong, Kasih sayang, bersedekah, berdo‟a,

berdzikir, bersholawat, bekerja dan lain sebagainya. Semua itu

dilakukan hanya untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan

jasmani maupun rohani supaya dapat mengabdi kepada-Nya (Fuad,

2000:8).

Page 39: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

39

Setiap perbuatan atau perkataan yang dilakukan dengan niat

karena Allah itu sudah mengandung nilai ibadah. Dengan demikian,

segala kegiatan dalam kehidupan dapat dijadikan ibadah jika sesuai

dengan peraturan dan dikerjakan karena Allah SWT.

Berdasarkan uraian di atas dijelaskan bahwa ketaatan

beribadah merupakan kepatuhan dan kesetiaan kepada Tuhan untuk

menjalankan dan menjauhi perintah-Nya dengan cara berbagai

macam bentuk ibadah yang dapat dilakukan oleh seseorang seperti

ibadah mahdlah dan ghairu mahdlah.

Semua orang tentunya mengamalkan ibadah, baik yang

khusus maupun yang umum. Dari bentuk-bentuk ibadah yang telah

disampaikan ibadah dapat disimpulkan sebagai bentuk pengabdian

yang dilakukan dengan rendah hati hikmat kepada Allah dengan

jalan mematuhi seruanya dan menjauhi laranganya, segala

perbuatan dan perkataan yang dilakukan dengan niat karena Allah

dapat dijadikan ibadah asalkan sesuai dengan aturan dan

dilaksanakan ikhlas karena Allah, ibadah dapat dilakukan oleh

manusia apabila manusia tersebut mau memanfaatkan segala

potensi yang ada untuk beribadah kepada Allah. Dengan kata lain,

ibadah tidak dapat dipisahkan. Antar satu sama lain ada keterkaitan

sebagai hubungan vertikal dan horizontal.

Page 40: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

40

3. Aqidah dalam Beribadah

Tauhid dalam hal ketaatan ialah tiadanya siapa pun yang wajib

ditaati secara mutlak kecuali Allah SWT. Dialah satu- satunya yang wajib

ditunjukkan ketaatan kepada-Nya dan yang wajib dipatuhi perintah-

perintah-Nya. Sedangkan ketaatan selain kepada Dia hanya boleh dengan

izin dan perintah-Nya semata- mata. Tanpa izin dan perintah-Nya, ketaatan

tersebut menjadi haram, bahkan dapat menjurus kepada kemusyrikan.

Maka ada yang harus ditaati secara mutlak karena dirinya sendiri, yaitu

Allah SWT. Sedangkan siapa saja selain-Nya, hanya ditaati demi perintah-

Nya saja (Ja‟far Subhani, 1987:26).

Kata ibadah mengandung dua makna dan kedua makna itu

mengkristal menjadi makna yang satu, yaitu: puncak kepatuhan yang

dibarengi dengan puncak kecintaan. Kepatuhan yang menyeluruh yang

dipadukan dengan kecintaaan yang menyeluruh itulah yang dinamakan

dengan ibadat.

Peribadatan tidak terbatas kepada satu bentuk saja sebagaimana

sangkaan sebagian manusia, tapi mempunyai berbagai macam bentuk dan

jenis, antara lain:

a) Doa

Doa adalah menghadap diri kepada Allah untuk memohon

sesuatu yang bermanfaat atau agar terhindar dari kemudharatan dan

bencana, ataupun agar dimenangkan atas musuh dan lain- lain.

Page 41: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

41

Penghadapan diri dengan permohonan yang tulus dari lubuk hati yang

dalam kepada Allah itu adalah dasar dan jiwanya ibadah.

b) Menegakan syiar- syiar agama

Ibadah dalam bentuk menegakkan syiar- syiar agama ialah

shalat, puasa, sedekah, haji, nadzar, menyembelih qurban, dan bentuk-

bentuk peribadatan lain yang seperti itu. Syiar- syiar agama itu tidak

boleh ditunjukkan kepada selain Allah.

c) Menjalankan hukum Allah

Yaitu menerapkan dan melaksanakan hukum- hukum agama

yang telah disyari‟atkan oleh Allah menghalalkan yang telah

dihalalkan, dan mengharamkan yang telah diharamkan. Menerapkan

hukum pidana dan hukum perdata (Qardhawi, 1992: 31-33).

Tauhid dalam ibadah, serta pembebasan diri dari belenggu

kemusyrikan dan keberhalaan (watsaniyah), merupakan yang

terpenting diantara ajaran- ajaran agama- agama samawi, dan yang

paling menonjol diantara risalah- risalah para Nabi (1987:31).

Membatasi tauhid dalam ibadah ini ialah menunjukkan ibadah

hanya kepada Allah, menghindarkan diri dari ibadah kepada selain-

Nya, mengingat bahwa segala sesuatu selain-Nya adalah makhluk-

Nya semata- mata. Tauhid jenis ini adalah lawan “syrik dalam

ibadah”, yaitu perbutan seseorang yang menunjukkan ibadah kepada

makhluk apa pun disebabkan alasan- alasan tertentu, tetapi ia diwaktu

yang sama mempercayai Keesaan Tuhan Pencipta alam raya ini.

Page 42: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

42

Masalah syrik yang menjadi bahan perbincangan sekarang

yang bukan, bukannya tentang kepercayaan adanya beberapa Tuhan

atau tentang kepercayaan adanya Tuhan- Tuhan pencipta yang ikut

menciptakan alam semesta ini disamping Allah. Akan tetapi yang

dipermasalahkan ialah tentang perbuatan ibadah yang ditunjukkan

kepada selain Allah SWT, namun tetap diakui tentang Keesaan-Nya

(Ja‟far Subhani, 1987: 35- 37).

Secara umum ibadah berarti manusia kepada Allah karena

didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Ibadah itulah tujuan

hidup manusia. Islam mengajarkan manusia tentang akhlak dimana

akhlak ini bersumber dari tauhid sebagai dasar, inti dan akhir dari

seruan Islam, dan atas dasar tauhid itulah Islam mendidik manusia

mengenal hakikat dan tujuan hidupnya yaitu ibadah kepada Allah

(Razak, 1993: 48).

B. Aktifitas Kelompok Seni Reog

1. Pengertian

Aktifitas adalah kegiatan atau kesibukan (Moeliono, 1988: 17).

Menurut Kussunartini reog merupakan iringan pasukan dalam

barongan. Kata barongan sendiri itu sering diidentifikasi dari kata

“singabarong”, yaitu seekor binatang besar yang dapat berbicara

seperti manusia pada sebuah cerita rakyat tentang kisah Raden Panji.

Oleh karena itu kata “barongan” juga selalu berdampingan dengan kata

Page 43: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

43

“reog” yang menggambarkan kesatuan dan biasanya dalam

pementasan reog harus disertai barongan (Kussunartini, 2009: 8).

Aktifitas kelompok seni reog merupakan kegitan atau

kesibukan sebuah kelompok dalam kesenian yang dikemas menjadi

sebuah cerita dengan adanya iringan pasukan yang ditampilkan pada

saat acara upacara adat atau acara tertentu yang ada di daerahnya

masing- masing.

2. Peralatan kesenian reog

Menariknya suatu pertunjukan reog tidak terlepas dari

perlengkapan yang terdiri dari alat musik, rias, dan busana yang

digunakan oleh para pemain kesenian reog.

Kesenian tari ini muncul masih sederhana, baik dalam bentuk

tarian, instrument, musik, kostum, maupun sarana lainnya. Proses

berkembangnya hanya dengan melihat atau mendengar saja, tanpa ada

latihan-latihan khusus. Begitu juga dengan bentuk tariannya, hanya

berdasarkan hasil penglihatan atau pengamatan pada waktu ada

pementasan dan ditirukan kemudian ditambah serta diolah sendiri

(2009: 9).

Sementara dalam musik, tabuhan sebagai musik pengiring tidak

menggunakan “gendhing- gendhing” yang rumit. Selain itu, sarana

lainnya juga diusahakan yang mudah didapat di daerah sendiri sehingga

tidak memerlukan biaya yang begitu banyak untuk memperolehnya.

Page 44: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

44

Alat musik berupa gamelan yang terdiri dari kendhang, gong, demung,

saron, kethuk dan kempyak (Kussunartini, 2009: 85).

Sementara rias berfungsi untuk mengubah karakter pribadi,

untuk memperkuat ekspresi dan untuk menambah daya tarik

penampilan seorang penari. Dari segi persiapan kostum yang bisa

digunakan dalam kesenian ini menggunakan konsep yang sederhana.

Sedangkan fungsi penataan busana untuk mendukunng isi atau tema

dari tarian dan untuk memperjelas peranan- peranan tertentu.

Dalam acara pementasan ini reog juga dilengkapi dengan

adanya sesaji yang merupakan suatu cara untuk memuja roh melalui

suatu barang atau benda, yang terdiri dari menyan wangi, kembang

setaman, endog pithik, gedhang, suruh, dan beras kuning. Sesaji ditaruh

diarea pertunjukan kemudian pawang membaca doa dengan tujuan agar

dalam pertunjukan diberi kelancaran (Kussunartini, 2009: 85).

3. Struktur Pertunjukan

Struktur pertunjukan kesenian ini meliputi pengorganisasian,

penataan dan hubungan antara bagian-bagian tertentu untuk

membentuk satu kesatuan wujud. Dengan demikian pertunjukan ini

meliputi bagian- bagian yang saling terkait dan terorganisir guna

terwujudnya satu kesatuan dalam bentuk pertunjukan. Elemen- elemen

tersebut tidak dapat terlepaskan dengan elemen yang lain dan masing-

masing bagian terkait, menunjang, dan mendukung. Sehingga antar

elemen memiliki hubungan yang saling mempengaruhi hingga tercipta

Page 45: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

45

suatu pertunjukan reog. Elemen- elemen ini meliputi tema, gerak,

iringan, tata rias, dan busana serta property. Property dalam

pertunjukan ini adalah sesaji (2009: 78).

Dalam kesenian reog ini memiliki urutan-urutan penyajian

sebagai berikut: ritual sesaji, adegan sembahan, adegan pentulan,

adegan barongan, adegan lawakan, adegan jaranan dan adegan trans.

Dalam penyajian kesenian reog terdapat sebuah fenomena “ndadi”

dalam istilah populernya disebut dengan trance.

Trance adalah kemasukan setan atau roh, orang yang

kemasukan roh maka mereka tidak sadar lagi. Hal ini mengalami

keadaan di luar kesadaran manusia kemudian tidak ingat apa-apa,

karena ia berada dialam lain dan penari telah dikuasai oleh roh yang

masuk ke dalam tubuh penari melalui pawang.

Dalam setiap pertunjukan diperlukan seorang pawang atau tua-

tua. Dalam hal ini pawang berfungsi sebagai penyembuh atau

mengembalikan kesadaran seorang pemain jika terjadi trans

(kehilangan kesadaran).untuk menjadi pawang yang memiliki

kemampuan yang mumpuni dalam membacakan doa- doa atau mantra-

mantra, diperlukan berbagai persyaratan dan kemampuan kekuatan

batin.

Mengenai persyaratan yang biasa dilakukan oleh generasi

terdahulu seperti melakukan puasa agar penari khususnya reog

memiliki kekuatan batin, tetap diterapkan atau harus dilakukan oleh

Page 46: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

46

penari meskipun pemainnya tersebut masih berusia muda. Sehingga

penari tidak mudah dikendalikan oleh kekuatan jahat yang sewaktu-

waktu mempengaruhinya (Kussunartini, 2009: 19).

Sebelum pertunjukan dimulai pengiring music memainkan

iringan ini hampir satu jam maksudnya agar msasa mendengar adanya

pertunjukan seni reog. Dalam acara pementasan ini reog juga

dilengkapi dengan adanya sesaji yang ditaruh di area pertunjukan.

Pertunjukan dimulai dengan tampilnya pemain memasuki area

pertunjukan tepatnya ditengah area lapangan. Tampil dengan menolah-

nolehkan kepalanya dengan tarian yang dibawakannya. Kemudian

muncul pemain yang akan melakukan akrobatik setelah mengalami

trance.

Bersama seorang pawang, pemain yang trance memasuki area

pertunjukan. Pawang berperan dan berwenang membuat pemain

intrance. Setelah pemain intrance dan pawang sudah berada di area

pertunjukan, pawang mulai membacakan „mantra‟. Kemudian pemain

intrance mulai ada tanda- tanda sudah kemasukan, pemain intrance

kejang dan pandangan kosong. Oleh pawang pemain intrance segera

dibaringkan dan mata pemain intrance mulai terpejam. Pawang

kemudian menutupi tubuh pemain intrance dengan property jaran

kepang. Atas perintah pawang dengan tanda cambukan pecut tiba- tiba

pemain intrance bangun dan menaiki kuda lumping. Setelah menaiki

dan berlari kesana kemari, pawang lalu pawang membacakan mantra

Page 47: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

47

lagi. Selanjutnya pawang mengambil tampah yang berisi kaca beling

dan memberikan kepada pemain untuk dimakan. Dengan lahapnya

pemain intrance memakan kaca beling yang kemudian disusul dengan

memakan padi. Setelah seluruh rangkaian demonstrasi sudah

diperagakan pemain intrance, pawang membacakan mantra dan

mengusap wajah pemain sebanyak tiga kali. Tubuhnya tiba- tiba

terbujur lemas dengan mata tertutup, kemudian oleh pawang

dibaringkan. Selang beberapa menit pemain membuka mata, terbangun

dan sadarlah diri.

Dengan sadarnya semua pemain intrance memasuki arena

pertunjukan, mereka menari- nari bersama- sama seraya diiringi lagu-

lagu. Setelah berhentinya iringan lagu dalam pertunjukan maka

berakhirlah pertunjukan seni reog.

Pada intinya pertunjukan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

pembuka, inti, sajian, dan bagian penutup. Bagian pembuka sering

disebut pra penonton yang dimaksud untuk mengundang datangnya

penonton. Bagian inti terdiri dari atas dua bagian, yaitu bagian

peperangan dan mendem atau intrace. Adapun bagian penutup adalah

bagian akhir yang dimaksud untuk menutup pertunjukan secara

keseluruhan(Kussunartini, 2009: 78- 81).

Page 48: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

48

4. Fungsi Kesenian Reog

Pertunjukan kesenian reog di Kabupaten Semarang hampir

sama fungsinya dengan daerah lain. Beberapa fungsi tersebut antara

lain:

a. Sarana kebutuhan estetika

Kesenian ini menyuguhkan berbagai macam atraksi seeperti

adegan tarian. Penggarapan ragam gerak tari maupun urutan-

urutan sajian pertunjukan adalah wujud dari pemenuhan selera

estetis masyarakat.

b. Sarana tolak balak

Menurut Soedarsono ada tiga fungsi primer dari seni

pertunjukan diantaranya yaitu sebagai sarana ritual yang

penikmatnya adalah kekuatan- kekuatan yang tidak kasat mata.

Mengacu dari pendapat tersebut tolak- balak merupakan wujud

upacara tradisional yang bertujuan untuk mengusir roh jahat yang

mengganggu kelangsungan hidup. Salah satunya kesenian ini yang

merupakan ritual penangkal malapetaka seperti wabah penyakit,

menolak hama tanaman atau kegagalan panen.

c. Sarana ungkapan rasa syukur

Pementasan ini tidak lain adalah untuk mengucapkan rasa

syukur atas limpahan rejeki dalam bentuk panen yang melimpah,

kebahagian, kesuksesan, ataupun terhindar dari marabahaya.

Page 49: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

49

d. Sarana hiburan

Kesenian yang atraktif dan dinamis adalah tontonan yang

memberikan hiburan tersendiri bagi masyarakat. Untuk keperluan

hiburan, kesenian ini dapat dipentaskan sesuai acara baik yang

bersifat pribadi, kolektif, maupun acara kedinasan.

e. Sarana pendidikan

Kesenian tradisional dapat berfungsi untuk mengingatkan,

menyarankan, mendidik dan menyampaikan pesan kepada

masyarakat. Banyak nilai- nilai yang bisa kita ambil untuk

dijadikan pelajaran khususnya pendidikan moral (Kussunartini,

2009: 88).

5. Mantra dalam Pertunjukan Reog

Adapun mantra yang dibacakan pawang untuk membuat

pemain intrance sadar adalah sebagai berikut:

Bismillahirrohmanirrohim

“Niyatingsun semedi nutupi babahan hawa sanga.

Seperlu minta srayaning kang akarya jagat.

Mugi- mugi kasirnakno kaki danyang nyai danyang kang

manggon ono ing jiwa ragane ………

(sebut nama asli pemainnya) teko welas teko asih.

Welas asih ana ing jabang bayine ……..

(sebut nama sipemain) kang manggon ana ing keblat sekawan

lima pancer.

Page 50: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

50

Awoh huma amin, mugo keparingana Kabul”.

“Niat saya berdoa untuk menutupi Sembilan hawa nafsu untuk

memohon perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Semoga

dihilangkan dari pengaruh jin dan syetan yang ada pada tubuh

…….. (sebut nama asli pemain). Datanglah rasa kasih sayang.

Rasa kasih sayang di dalam jabang bayi …….. (sebut nama

pemain ) yang menempati lima penjuru. Semoga Allah

mengabulkan” (Kussunartini, 2009: 81).

C. Ibadah Anggota Kelompok Seni Reog

Suatu penilaian terhadap bagaimana hubungan Islam Jawa dengan

tradisi yang lebih besar memerlukan pula penilaian terhadap sumber- sumber

sejarahnya, proses Islam ditegarkan sebagai agama Jawa dan suatu

pembahasan bagaimana orang Jawa menafsirkan tradisi- tradisi tekstual,

mistis, dan ritual. Penafsiran- penafsiran Jawa mengenai Islam, setidaknya

sejak abad ke- 16 berpusat pada persoalan yang berhubbungan dengan teologi,

ritual, dan hubungan politik antara bentuk- bentuk mistis dan kesalehan Islam

normatif. Proses penafsiran ini tidak memunculkan satu, tetapi beragam tipe

Islam lokal Jawa (Woodward, 1999:82).

Seperti lazimnya manusia yang hidup ditengah alam liar yang bebas,

para penghuni pulau Jawa yang telah memiliki keyakinan tertentu seperti

Hindu maupun Budha, tetapi karena mereka bersentuhan langsung dengan

kekuatan alam yang kemudian secara empiris berkesan dalam alam pemikiran

Page 51: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

51

mereka, maka mau tidak mau hal itu lebih berpengaruh dalam ranah

teologisnya. Dari pergaulannya secara langsung dengan kekuatan alam itu

timbullah pemahaman baru di kalangan orang Jawa bahwa setiap gerakan,

kekuatan dan kejadian di alam ini disebabkan oleh makhluk- makhluk yang

berada di sekitarnya. Anggapan adanya kekuatan alam dan roh makhluk halus

ini disebut animisme. Keyakinan animisme dalam masyarakat ini, menurut

penjelasan Suryono terbagi dalam dua macam yaitu: fetitisme dan spiritisme.

Fititisme adalah pemujaan kepada benda- benda berwujud yang tampak

memiliki jiwa atau roh, sedangkan spiritisme adalah pemujaan terhadap roh-

roh leluhur dan makhluk hidup lainnya yang ada di alam.

Keyakinan semacam itu terus terpelihara dalam tradisi dan budaya

masyarakat Jawa, bahkan hingga saat ini masih dapat disaksikan berbagai

ritual yang jelas merupakan peninggalan jaman tersebut. Keyakinan yang

demikian dalam kepustakaan budaya disebut dengan “Kejawen”, yaitu

keyakinan atau ritual campuran antara agama formal dengan keyakinan yang

mengakar kuat dikalangan masyarakat Jawa (Khalil, 2008: 45).

Keyakinan manusia yang mengarah kepada praktik

mempersonifikasikan alam sebagai Tuhan (mitologi alam),

mempersonifikasikan roh- roh leluhur sebagai Tuhan (annimisme), maupun

meyakini benda- benda yang dianggap memiliki kekuatan magis (dinamisme),

tidaklah bisa dihindari lagi. Sekalipun dalam keyakinan mereka yang paling

dalam tetap mengatakan bahwa perilaku ini tidaklah berarti politeisme atau

syirik, karena adanya Tuhan yang Esa, bagi mereka tidaklah disangkal. Karena

Page 52: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

52

itu, manusia bisa saja menyembah benda- benda hidup, tetumbuhan, berhala,

Tuhan yang ghaib, seorang manusia yang kudus atau suatu karakter yang

jahat. Manusia bisa menyembah apa saja yang mereka miliki, namun dalam

batin mereka tetap mampu membedakan keyakinan- keyakinan religius itu

dari yang bukan religius. Sebab dorongan manusia untuk menyembah Tuhan

merupakan suatu keniscayaan yang pasti (Roibin, 2009: 69).

Kesurupan merupakan ketimpangan yang menimpa akal manusia

sehingga tidak dapat menyadari apa yang diucapkannya dan tidak dapat pula

menghubungkan antara apa yang telah diucapkan dengan apa yang akan

diucapkannya. Orang yang terkena hal ini akan mengalami kehilangan ingatan

sebagai akibat dari ketimpangan pada saraf otak. Ketimpangan akal ini akan

diiringi dengan ketimpangan pada gerakan- gerakan orang yang kesurupan

sehingga berjalan berhuyung- huyung dan tidak dapat mengendalikan jalannya

bahkan mungkin akan kehilangan kemampuan memperkirakan langkah-

langkah yang seimbang bagi kedua kakinya atau menghitung jarak yang benar

untuknya. Kesurupan bisa jadi karena gangguan jin dan tidak terjadi kecuali

dari mereka yang berjiwa kotor, kemungkinan karena baiknya sebagai jenis

manusia atau karena menimpakan gangguan kepadanya semata- mata (Abdus

Salam, 1995: 81).

Inilah yang disebut sebagai pengenduran semangat dan pemalasan dari

setan dengan perbuatannya. Terkadang setan melakukannya dengan bisikan

(bujukan), angan- angan yang berkepanjangan, menunda- nunda ibadah, dan

mengakhirkan taubat. Bagi orang yang teguh hatinya hendaknya selalu

Page 53: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

53

mengetahui waktunya, bersegera dalam bertaubat, berhati- hati agar tidak

menunda- nunda ibadah, dan menyesali waktu yang telah terlewati tanpa

ibadah karena lengah dan lalai. Perjalanan sudah panjang namun bekalnya

hanya sedikit (Abdul Hamid, 2002:55).

Tauhid yang diemban para Rasul Allah dan menjadi pusat perhatian

Islam untuk diyakini dan dipelihara itu tidak akan terealisasi, akar- akarnya

tidak akan tertanam dan cabang- cabangnya tidak akan memekar, kecuali bila

memenuhi unsure- unsure tersebut.

1. Keikhlasan beribadat karena Allah semata.

2. Pengingkaran semua thagut dan pembebasan diri dari siapa saja yang

menyembah dan mengangkat pemimpin selain Allah.

3. Penjernihan diri dari semua bentuk kemusyrikan dan tingkatanya, serta

menutup celah- celah perbuatan yang dapat menjurus kepada syirik

(Qardhawi, 1992: 42).

Persoalan yang terlihat dalam suatu kelompok seni tradisional reog ini

mengenai pelaksanaan ibadahnya. Penulis melihat bahwa aktifitas kegiatan

reog ini mempengaruhi ibadahnya, karena sepertinya mereka jarang

menjalannkan shalad lima waktu. Ketika di bulan puasa yang melaksanakan

shalad tarawih juga hanya sebagian saja serta puasanya tidak penuh. Untuk

masalah zakat dan sodakoh Isyallah semuanya melaksanakan sesuai syariat

Islam.

Selain itu juga ada kegiatan- kegiatan lainnya yang bernafaskan Islam

yang dapat dilakukan, diantaranya ketika mendatangi suatu pengajian

Page 54: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

54

kebanyakan yang mengikuti hanyalah orang tua saja, mungkin ada pemudanya

namun hanya sebagian kecil. Disamping itu dalam membaca Al- qur‟an juga

masih banyak yang sadar untuk membacanya secara rutin dalam setiap

harianya walaupu hanya beberapa ayat saja. Namun dalam hal social yang

begitu dijunjung tinggi seperti mendatangi orang yang kesusahan atau

takziyah, semua orang baik yang tua mau pun muda berdatangan untuk

membantu atau menjalankan kewajiban untuk mengurus segala sesuatunya

hingga selesai, tak luput juga selama menggelar pengajian selama tujuh

hariannya.

Sehingga penulis beranggapan bahwa dalam suatu aktifitas kelompok

paguyuban itu bisa mempengaruhi pelaksanaan ibadahnya dalam kehidupan

sehari- hari.

Page 55: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

55

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Gondang Tawang

Desa Tawang dahulu berupa padang ilalang, terhampar luas dan

tanahnya kering. Konon disana tinggal seorang nenek yang bernama Nyi

Wono. Nyi Wono mempunyai saudara laki- laki bernama Kyai Agung

Alim, yang tinggal di Jangkrian Rogomulyo. Keduanya saling berlomba

untuk memperluas lahannya dengan cara membakar ilalang tersebut,

sedagkan Kyai Ageng Alim memakai sabit sehingga mendapatkan lahan

sempit sekali. Oleh karena itu lahan yang didapatkan Nyi Wono luas sekali,

seolah- olah seperti awang- awang sehingga daerah ini dinamakan Tawang

Gantungan atau Gunawang.

Suatu ketika Desa Tawang terkena musibah atau pagebluk,

kemudian para sesepuh desa mengadakan ruwatan, maksud dan tujuannya

ini adalah untuk membersihkan desa dari marabahaya atau musibah.

Ruwatan dilaksanakan pada hari Jum‟at Legi dan sampai sekarang upacara

adat tersebut masih diperingati dan dilestarikan yang disebut dengan nama

“bersih desa atau merti desa”.

Untuk lebih mendalami Bagaimana kondisi dan keadaan lokasi

objek penelitian sehingga terwujud akan adanya kesesuaian antara realitas

sosial dengan data yang menggambarkan tentang kondisi yang terjadi di

Page 56: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

56

lapangan, maka perlu penulis untuk di deskripsikan profil objek penelitian

berdasarkan data geografis desa Gondang Tawang Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang tahun 2015 sebagai berikut:

2. Luas dan Batas

Desa Tawang merupakan bagian dari Kecamatan Susukan,

Kabupaten Semarang. Letak geografis wilayah Kab. Semarang yang

bagian tenggara berbatasan dengan Kab. Boyolali. Dilihat dari topografi,

ketinggian wilayah Desa Tawang berada pada 620 m dari permukaan air

laut dengan curah hujan rata- rata 176- 250 mm/tahun, serta suhu rata- rata

per tahun adalah 19- 32 drajat C.

Luas wilayahnya adalah 688,139 Ha. Adapun secara geografis, desa

Tawang berbatasan dengan beberapa desa atau kelurahan disekitanya. Hal

ini bersumber pada Buku Data Dasar Profil Dsn. Gondang, Ds. Tawang,

Kec. Sususkan, Kab. Semarang Tahun 2015 yaitu:

No Letak Desa/ Kelurahan Kecamatan

1. Sebelah Utara Bakarejo Susukan

2. Sebelah Timur Pentur Simo

3. Sebelah Selatan Rogomulyo Kaliwungu

4. Sebelah Barat Timpik Susukan

Page 57: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

57

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah

L P

1. 0 – 14 787 758 1545

2. 15 – 29 757 774 1531

3. 30 – 49 677 698 1375

4. 50 keatas 576 511 1087

Jumlah 2797 2741 5538

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1. Perguruan Tinggi 94

2. SLTA 1270

3. SLTP 1332

4. SD 1075

5. Belum tamat SD 878

6. Tidak tamat SD 43

7. Tidak sekolah 846

Jumlah 5538

Page 58: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

58

5. Struktur Mata Pencaharian/ Pekerjaan

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani 1077

2. Pengusaha -

3. Nelayan -

4. Buruh tani 565

5. Buruh industry 149

6. Buruh bangunan 370

7. Pedagang 355

8. PNS/ TNI 29

9. Pengangguran 30

10. Pensiunan 20

11. Lain- lain 1655

Jumlah 4249

6. Jumlah penduduk berdasarkan agama

No Agama Jumlah

1. Islam 5533

2. Kristen katolik 4

3. Kristen protestan 1

4. Hindu -

5. Budha -

Jumlah 5538

Page 59: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

59

7. Sarana peribadahan

No Nama tempat Jumlah

1. Masjid dan Mushola 34

2. Gereja -

3. Vihara -

4. Pura -

B. Temuan Penelitian

1. Perilaku Beribadah Kelompok Kesenian Tradisional Reog di Gondang

Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

Menurut Mas Karyono wawancara pada Tanggal 1 Desember 2015

pukul 13.00 WIB “ semua agg ota paguyuban Ngesti Budoyo ini semuanya

agama Islam maka semua anggota juga melaksanakan sholad lima waktu

tapi dilakukan sendiri- sendiri tidak berjama‟ah. Selain itu juga mengikuti

acara penagajian yang diadakan di wilayah ini, namun peminatnya tidak

begitu banyak, sering dijumpai hanya orang tuanya saja”.

Ditambahkan oleh Bapak Ngatemin wawancara pada Tanggal 1

Desember 2015 pukul 16.30 WIB “ yang terlihat para anggota juga

melakukan sholat Jum‟at dan ketika di bulan puasa juga melakukan sholad

taraweh, untuk puasanya sendiri yang mengetahui hanyalah individunya

masing- masing,tapi saya rasa mereka melakukannya. Ketika ada orang

meninggal ereka juga bersegera datang untuk bertakziah dan mengadakan

nyasinan serta tahlilan sebagian besar juga datang untuk melakukannya.

Page 60: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

60

2. Aktivitas Kesenian Tradisional Reog Ngesti Budoyo

a. Sejarah Berdirinya Reog Ngesti Budoyo di Gondang Tawang Kec.

Susukan Kab. Semarang

Menurut bapak Hasim wawancara pada Tanggal 20 November

2015 pukul 11.30 WIB “ Dahulu pada tahun 1965 berdirilah sebuah

Paguyupan Mego Mendung yang dibina oleh Bapak Niti Ngiso, orang

yang pertama kali mengenalkan kesenian tradisional reog di daerah sini.

Menurut beliau kata Mego berari awan dan Mendung berarti hujan, jadi

Mego Mendung artinya awan yang meyebabkan turun hujan. Memang

benar karena kesakralannya setiap pementasannya dipastikan selalu

mengalami hujan. Pembuatan kuda lumpingnya pun dikhususkan hari

Selasa kliwon tidak boleh hari lain.”

Ditambahkan bapak Ngatemin wawancara pada Tanggal 20

November 2015 pukul 15.10 WIB “ Setelah beberapa tahun berlangsung

kesenian tradisional tersebut luntur akibat tidak ada yang melestarikannya

lagi dan ditahun 2010 ini didirikan lagi dengan nama yang berbeda yakni

Paguyuban Ngesti Budoyo. Menurut beliau Ngesti berarti nguri- uri atau

melestarikan dan Budoyo berarti kebudayaan, sehingga Ngesti Budoyo

artinya melestarikan kebudayaan yang ada.”

Pendapat bapak Roslan wawancara pada Tanggal 22 November

2015 pukul 10.40 WIB “ tujuan didirikannya kembali paguyupan tersebut

adalah untuk melestarikan kebudayaan Jawa yang pada saat itu,

mengenalkan pada pemuda di desa Gondang Tawang Kecamatan

Page 61: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

61

Susukan Kabupaten Semarang dengan kebudayaan tradisional Jawa.

Ditambahkan oleh Bapak Bakir wawancara pada Tanggal 22 November

14.05 WIB “ Tarian yang diusung oleh paguyuban ini adalah jenis tarian

keprajuritan, pesisiran dan geng yang berasal dari daerah Sumatera.”

Dijelaskan oleh Bapak Paidi wawancara pada taggal 22

November 2015 pukul 17.15 WIB“ paguyuban ini didirikan oleh Bapak

Roslan yang memiliki bekal atau bibit tentang kesenian Reog ini dan

diketuai oleh Bapak Ngatemin serta didukung oleh para remaja yang juga

berkeinganan untuk melestarikan kebudayaan kesenian tradisional, melalui

musyawarah bersama di rumah ketua paguyupan tersebut.”

b. Bentuk Kesenian Reog Paguyuban Ngesti Budoyo di Gondang

Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

1) Lokasi pertunjukan

Sebagai sebuah kesenian rakyat yang menyatu dengan

lingkungan, Kesenian tradisional reog biasa dipertunjukan pada

lapangan terbuka atau halaman rumah orang yang mempunyai acara

(memanggil) kelompok kesenian tersebut untuk acara tertentu seperti

syukuran, bersih desa, tujuh belasan, sunatan dan perkawinan. Pada

banyak kesempatan, kesenian tradisional reog ditampilkan di tempat-

tempat terbuka seperti tanah lapang dengan tujuan agar lebih mudah

berinteraksi dengan penonton.

2) Waktu Pertunjukan

Page 62: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

62

Dikatakan oleh Mas Sidik wawancara pada Tanggal 23

November 2015 pukul 10.00 WIB “ Untuk kebutuhan pesanan,

biasanya Kesenian tradisional reog disesuaikan dengan permintaan

pemesan. Pada kebanyakan acara dilakukan pada malam hari sampai

dini hari. Pemilihan waktu ini oleh ketuanya dianggap tepat karena

kebanyakan para pemain pada waktu siang hari memiliki kesibukan

masing- masing sehingga memiliki waktu senggang di malam hari

untuk bisa mengikuti pementasan tersebut.” Ditambahkan oleh Giyono

wawancara pada tanggal 23 November 2015 pukul 13.10 WIB “ selain

itu pemilihan waktu pada malam hari pukul 21.00 WIB itu karena

tidak mengganggu pelaksanaan ibadah sholad lima waktu yang

dikerjakan. Kebanyakan pemetasan ini masih satu wilayah dan jarang

keluar wilayah.”

3) Yang ada dalam pertunjukan

a. Sajen

Dalam pertunjukan kesenian tradisional reog yang saya lihat

pertunjukan terakhir pada Tanggal 4 Oktober 2015 pukul 21.00 WIB

terdapat benda- benda yang digunakan yaitu sesajen, diantaranya:

Kembang setaman(berbagai macam bunga yang ada disekitar)

Kemeyan

Dupa tumpeng

Dupa sunduk

Minyak duyung

Page 63: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

63

Menyan madu

Telur ayam kampong

Berbagai macam buah- buahan khususnya kelapa muda

Pupus pisang rojo

Linting (rokok yang diracik sendiri)

Benda-benda tersebut diletakan pada sebuah nampan

berukuran sedang yang terbuat dari anyaman bambu, yang kemudian

diletakan pada sebuah meja di depan panggung alat musik tepatnya

di pojokan sebelah kanan.

Dikarenakan kesenian ini berhubungan dengan hal- hal yang

gaib maka sesajen tersebut digunakan agar hal- hal yang gaib itu

tidak mengganggu pemainnya.

b. Kostum atau busana

Dalam paguyuban tersebut ada beberapa kostum yang

dimiliki para pemain reog, pemain musik, pengawas serta pawang.

Yang terlihat dalam pertunjukan terakhir itu pemain music

menggunakan baju yang bercorak batik berwarna abu- abu, untuk

pawangnya menggunakan baju hitam dan celana hitam dilengkapi

iket kepala berwarna hitam pula. Untuk pengawas atau panitia

menggunakan kaos hitam yang bercorak kuda lumping.

Untuk pemain reognya sendiri memiliki beberapa corak

kostum yang setiap pertunjukan bisa menggunakan corak yang

berbeda. Diantaranya yang berwarna merah corak bunga, warna

Page 64: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

64

hitam dengan motif bunga warna merah muda dan ada yang warna

hijau, ada pula yang berwarna kuning. Sedang untuk jenis celananya

berwarna hitam tanggung panjangnya dibawah lutut dan

menggunakan setagen dan dibalut kain bercorak batik berwarna

hitam putih dilengkapi kain sari berwarna merah muda, serta tidak

lupa menggunakan ikat kepala batik hitam putih.

c. Pemain musik

Para pemain musik dalam paguyuban tersebut kebanyakan

dari desa sebelah namun sudah bergabung dengan paguyuban

kesenian ini, karena orang- orang yang di desa tersebut kurang mahir

dalam memainkan musik baru beberapa saja.

Pada paguyuban ini ada 6 orang yang menempati pemain

musik yang dilakukan secara bergantian di antaranya, posisi

kendhang, posisi saron, posisi demung, posisi gong.

Terkadang dalam memainkan musik tersebut dikalaborasikan

atau dipadukan dengan mengundang orgen tunggal dan menambah

satu atau dua penyayi dari luar daerah.

d. Penonton

Biasanya pihak penyelenggara telah mengaturnya sejak pagi

hari, seperti menyiapkan tempat, menyusun alat musik dan sajen

serta mengadakan peralatan pengeras suara.

Sebelum pertunjukan dimulai dilakukan doa bersama terlebih

dahulu kepada Tuhan agar dilancarkan pertunjukannya, kemudian

Page 65: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

65

para pemain musik sudah memainkan alat musiknya untuk

memanggil penonton. Para penonton pertunjukan terdiri dari

berbagai lapisan usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai

orang tua. Biasanya posisi dari penonton mengelilingi area

pertunjukan yang sudah diberi batas. Tidak kurang dari satu desa ini

menyaksikan pertunjukan tersebut belum lagi ditambah dengan

warga lain atau pemuda- pemuda disekitar desa.

Terbukti dengan tidak sepinya penonton yang datang dalam

pertunjukan itu untuk menyaksikan kesenian tradisional reog yang

dalam adegan kesurupan.

e. Pedagang

Dengan adanya pertunjukan tradisional reog ini memberikan

beberapa keuntungan, terutama bagi para pedagang yang mengetahui

pertunjukan tersebut. Sehingga menambah suasana menjadi lebih

semarak lagi.

Bagi penonton anak- anak yang datang menyaksikan

pertunjukan itu, mereka cenderung untuk membeli makanan ringan

atau minuman segar. Sehingga pedagang ini juga bisa menjadi daya

tarik penonton untuk menyaksikan kesenian tradisional reog di desa

tersebut.

4) Tahap-tahap Pertunjukan

Dalam sebuah pertunjukan kesenian reog sering kali masih

dalam satu wilayah, biasanya telah ada kesepakatan antara kelompok

Page 66: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

66

kesenian dengan pemesan mengenai waktu dan tempat pertunjukan.

Tempat pertunjukan yang disediakan oleh pemesanan seperti di

halaman rumahnya, akan mempermudah rombongan kesenian dalam

menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertunjukan,

namun rombongan kesenian ini juga terjun langsung untuk

mempersiapkan segala sesuatuya karena masih satu wilayah, seperti

halnya dalam menyusun arena pertunjukan, menyusun alat pengeras

suara, persiapan penari dalam berpakaian dan tata rias, persiapan

pemusik dalam berpakaian dan menata alat gamelan dan persiapan

pawang dalam mengantisipasi jalannya pertunjukan.

Pada hari yang telah ditentukan, seluruh anggota kelompok

berkumpul di rumah orang yang telah memesan atau yang

mempunyai hajad, kelompok kesenian tersebut mepersiapkan segala

sesuatunya. Tahap persiapan pertunjukan dilakukan selama kurang

lebih satu sampai dua jam. Pada tahap ini para penari

mempersiapkan kebutuhannya sendiri seperti memakai kostum tari

dan berdandan , pemusik menyusun gamelan di lapangan berikut alat

pengeras suaranya ,dan setelah itu berpakaian untuk pertunjukan,

sedang pawang menyiapkan sesajen yang telah ditentukan.

Setelah itu, masih dalam tahap persiapan para penari

menyusun properti kuda-kudaan di tengah area pertunjukan dengan

posisi berbaris ke belakang dan berdiri berpasangan. Setelah itu

Page 67: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

67

pawang akan membakar kemenyan dan membaca mantra-mantra

jawa, yang berbunyi :

“Assalamualaikum

Ya Nini Dayang, Kiki Danyang

Seng manggoni kawasan iki

Aku jalok sawap pandonganne

Yo, yo.

ya Allah, ya Allah

Aku dikongkon bukak gelanggang iki

Biso podo selamat kabeh

Wong seng main jarang

semberani iki

Kabeh sak enengi

Ya yo, ya Allah, ya Allah.

Ya Nini Dayang, Kiki Danyang

Seng manggone awang-awangan

Seng jenenge Jaran Semberani

Aku njalok turun semurup

Supoyo seng main Jaran Semberani iki

Podo selamet kabeh

Yo yo.

Bi `s-mi `llahi `r-rahmani `r-rahim

Kerusi belakangku, mutu jalil dipangku

Page 68: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

68

Kadimu kananku, kan juga naiiranya empat

Ojo merosak, ojo membinasa ahli kumpulan aku.”

Kemudian meletakkan sesaji di tempat-tempat seperti dekat

properti tari dan sekitar arena pertunjukan. Ritual tersebut bertujuan

untuk membuka pintu gaib melainkan bukan untuk mengundangnya.

Dijelaskan Bapak Ngatemin wawancara pada Tanggal 20

November 2015 pukul 15.10 WIB, “ Pada tahap berikutnya yaitu

tahap pertunjukan diawali dengan masuknya penari ke arena

pertunjukan dan mengambil posisi di sebelah kuda yang terbuat dari

anyaman bambu dan membentuk formasi dan garis vertikal dengan

satu penari di depan sebagai pemimpin yang memegang cambuk

untuk aba-aba”. Ditambahkan bapak Bakir wawancara pada Tanggal

22 November 2015 pukul 14.05 WIB,“ Mereka menari dengan

iringan lagu dan setiap perubahan gerak ditandai dengan suara

cambuk dan pada awal tarian penari melakukan gerak sembahan

jengkeng ke empat arah yaitu depan, samping kanan, belakang dan

samping kiri. Gerak ini dilakukan di samping untuk menghormati

penonton yang melingkari arena pertunjukan juga untuk

menghormati para roh-roh halus yang diyakini sudah hadir di sekitar

mereka. Di tengah- tengah tarian sang pawang akan memberikan

minuman berupa kembang ke masing- masing penari.

Setelah menari dalam berbagai formasi, perlahan iringan

musik berubah tempo menjadi semakin pelan, dan adegan tari yang

Page 69: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

69

penuh semangat mulai mengendur. Penari yang berjumlah 10 orang

tersebut nantinya akan ada beberapa saja yang akan mengalami

kesurupan. Matanya mulai tertutup dan terbuka dengan nyalang. Ini

adalah tanda-tanda kesurupan,dengan keadaan jatuh, berdiri, berjalan

dan menari diiringi oleh music dengan tempo yang cepat menjadi

tidak terkendali. Sampai akhirnya meminta sesuatu yang tidak lazim

untuk dimakan, namun dipertunjukan ini tidak meyediakan hal- hal

yang berbahaya sehingga yang dimakan hanya yang tadinya

disiapkan untuk sesaji dan mengupas kelapa dengan menggunakan

gigi. Hal ini dilakukan agar nantinya tidak membahayakan

pemainnya. Situasi kesurupan ini biasanya berlangsung paling lama

satu jam.

Setelah itu pawang akan mengeluarkan roh dari dalam tubuh

penari. Ketika roh halus yang mendiami tubuh penari keluar ia pun

mengalami pingsan.

5) Do‟a untuk menyadarkan dari kesurupan

Ditegaskan oleh Mas Karyono sebagai pawang pula

wawancara pada Tanggal 24 November 2015 pukul 09.20 WIB “

bahwa untuk menjadi pawang itu harus puasa 3 hari. Sedangkan do‟a

untuk menyadarkan pemain yang kesurupan itu adalah, membaca

surat Al- Fatihah dilanjutkan membaca Syahadat 3x.

Page 70: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

70

c. Tujuan dan Fungsi Kesenian Tradisional Reog di Gondang Tawang

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

Menurut Bapak Roslan wawancara pada Tanggal 20 November

2015 pukul 10.40 WIB, ” Kesenian tradisional reog ini memiliki tujuan

untuk melestarikan kebudayaan peninggalan nenek moyang yang hingga

sekarang masih ada. Kesenian semula berfungsi sebagai tari upacara untuk

metri deso atau membersihkan desa. Kemudian berubah menjadi hiburan

semata yang memperlihatkan kejadian- kejadian supra natural”.

Dengan demikian kesenian tradisional reog berubah fungsi, dari

semula terbentuknya hingga keberadaanya saat ini. Dari bentuknya sebagai

tari, kerasukan sampai menjadi tari perang dan fungsinya sebagai fungsi

ritual sampai fungsi pertunjukan.

d. Daftar Anggota Paguyuban Ngesti Budoyo di Gondang Tawang

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

No Nama Tempat/Tgl Lahir Keterangan

1. Ngatemin Kab. Semarang, 6 September 1973 Ketua

2. Darman Kab. Semarang, 3 Juli 1988 Sekertaris

3. Karyono Kab. Semarang, 27 Maret 1987 Bendahara

4. Suparno Kab. Semarang, 9 November 1946 Pawang I

5. Supino Kab. Semarang, 1 Juli 1961 Pawang II

6. Sumirah Kab. Semarang, 6 November 1970 Sinden

Page 71: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

71

7. Nurudin Kab. Semarang, 29 November 1995 Pemain

8. Andri Kab. Semarang, 10 Oktober 1995 Pemain

9. Tiyono Kab. Semarang, 11 Mei 1996 Pemain

10. Supriyadi Kab. Semarang, 10 Maret 1996 Pemain

11. Eko Kab. Semarang, 21 Maret 1995 Pemain

12. Wandi Kab. Semarang, 31 Desember 1947 Pemain

13. Tugiman Kab. Semarang, 12 Agustus 1967 Pemain

14. Supomo Kab. Semarang, 1 April 1973 Pemain

15. Triyono Kab. Semarang, 10 Febuari 1973 Pemain

16. Sidik Kab. Semarang, 9 September 1988 Pemain

17. Susilo Kab. Semarang, 7 Juli 1990 Pemain

18. Tarso Kab. Semarang, 18 Januari 1994 Pemain

19. Ariyanto Kab. Semarang, 9Agustus 1996 Pemain

20. Sayoga Kab. Semarang,23 Juni 1995 Pemain

21. Widodo Kab. Semarang, 7 Desember 1993 Pemain

22. Wiyono Kab. Semarang,14 Desember 1993 Pemain

23. Heri Kab. Semarang, 20 Febuari 1996 Pemain

24. Nur Yanto Kab. Semarang, 2 Mei 1981 Musik

25. Sutono Kab. Semarang, 1 Juli 1953 Musik

26. Giyono Kab. Semarang, 5 April 1980 Musik

27. Rusidi Kab. Semarang, 21 Desember 1965 Musik

28. Rukandi Kab. Semarang, 15 Juli 1968 Musik

Page 72: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

72

29. Bero Kab. Semarang, 7 Maret 1960 Musik

30. Nardi Kab. Semarang, 6 Febuari 1972 Properti

31. Paidi Kab. Semarang, 1 Juli 1965 Tata rias

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kesenian Tradisional Reog di

Gondang Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

Menurut Mas Sidik wawancara pada Tanggal 23 November 2015

pukul 12.20 WIB, ” Banyak faktor yang mendukung adanya kegiatan

kesenian kebudayaan di daerah pedesaan di antaranya masih adanya

sesepuh desa yang memegang kendali atas kesenian reog dan masih ingin

melestarikannya.”

Ditegaskan Mas Karyono wawancara pada Tanggal 24 November

2015 pukul 09.40 WIB, ” Hal ini juga didasarkan pada keinginan tiap

individu yang berkeinginan bergabung dalam paguyuban yang telah

didirikan ini terutama generasi mudanya dengan menunjukkan pelestarian

kebudayaannya.

Faktor penghambat kegiatan kesenian kebudayaan adalah

adanaya anggapan bahwa hal seperti itu identik dengan mistis, serta

beranggapan bahwa hal itu bertentangan dengan agama Islam sehingga

hukumnya haram tidak sesuai ajaran agama.”

Page 73: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

73

BAB IV

PEMBAHASAN

Kumpulan data yang dianalisa dalam skripsi ini bersumber dari hasil

wawancara Pejabat desa, anggota paguyuban dan masyarkat yang penulis anggap

mampu untuk memberikan keterangan yang relevan, dilengkapi dengan dokumen

yang ada. Mengacu pada fokus peneltian dalam skripsi ini, maka penulis akan

menganalisa dan menyajikanya secara sistematis tentang perilaku beribadah

kelompok seni reog di paguyuban Ngesti Budoyo.

1. Perilaku beribadah kelompok seni reog

Dalam pelaksanaanyapun bisa dilihat bahwa mereka menggunakan

waktu yang tidak mengganggu aktifias pemainnya dan menggangggu

ibadadahnya yang utama yaitu melaksanakan sholad lima waktu.

“Dikatakan oleh Mas Sidik wawancara pada Tanggal 23 November 2015

pukul 10.00 WIB “ Untuk kebutuhan pesanan, biasanya Kesenian

tradisional reog disesuaikan dengan permintaan pemesan. Pada

kebanyakan acara dilakukan pada malam hari sampai dini hari. Pemilihan

waktu ini oleh ketuanya dianggap tepat karena kebanyakan para pemain

pada waktu siang hari memiliki kesibukan masing- masing sehingga

memiliki waktu senggang di malam hari untuk bisa mengikuti

pementasan tersebut.” Ditambahkan oleh Giyono wawancara pada

tanggal 23 November 2015 pukul 13.10 WIB “ selain itu pemilihan

waktu pada malam hari pukul 21.00 WIB itu karena tidak mengganggu

pelaksanaan ibadah sholad 5 waktu yang dikerjakan. Kebanyakan

pemetasan ini masih satu wilayah dan jarang keluar wilayah.”

Kehidupan beragama di daerah tersebut mayoritas beragama Islam,

termasuk seluruh anggota paguyuban Ngesti Budoyo yang menganut agama

Islam. Di setiap harinya mereka juga menjalankan kewajibanya yaitu

Page 74: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

74

melaksanakan ibadah sholad lima waktu,melaksanakan sholad Jum‟at yang

menjadi kewajiban laki- laki, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar zakat

sesuai kententuan, serta merayakan hari raya. Kesemuanya itu dilaksanakan

dengan tingkat keimanan yang sewajarnya tidak ada yang berlebihan.

Sebelum mengikuti atau pun sesudah mengikuti paguyuban

tersebut tidak ada perubahan secara jelas yang terlihat dalam menjalankan

ibadahnya. Semua berjalan dengan sewajarnya tanpa terlihat ada yang

menyimpang dari apa yang seharusnya dikerjakan.

Dalam pelaksanaanyapun bisa dilihat bahwa mereka menggunakan

waktu yang tidak mengganggu aktifias pemainnya dan menggangggu

ibadadahnya yang utama yaitu melaksanakan sholad lima waktu.

“Dikatakan oleh Mas Sidik wawancara pada Tanggal 23 November 2015

pukul 10.00 WIB “ Untuk kebutuhan pesanan, biasanya Kesenian

tradisional reog disesuaikan dengan permintaan pemesan. Pada

kebanyakan acara dilakukan pada malam hari sampai dini hari. Pemilihan

waktu ini oleh ketuanya dianggap tepat karena kebanyakan para pemain

pada waktu siang hari memiliki kesibukan masing- masing sehingga

memiliki waktu senggang di malam hari untuk bisa mengikuti

pementasan tersebut.” Ditambahkan oleh Giyono wawancara pada

tanggal 23 November 2015 pukul 13.10 WIB “ selain itu pemilihan

waktu pada malam hari pukul 21.00 WIB itu karena tidak mengganggu

pelaksanaan ibadah sholad 5 waktu yang dikerjakan. Kebanyakan

pemetasan ini masih satu wilayah dan jarang keluar wilayah.”

Dari hasil pemikiran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelaksanaannya tidak mengganggu aktivitas sehari- hari yang sebagian

besar mata pencahariannya petani dan para pemuda yang masih mengeyam

bangku sekolah. Selain itu tidak menggangggu dalam melaksanakan ibadah

sholad lima waktu, tidak mengganggu pengajian, tidak menggaggu sholad

Page 75: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

75

Jum‟at pula. Jarang juga di desa dijumpai pementasan kesenian reog di

bulan Ramadhan bahkan tidak pernah ada, sehingga mereka dapat

melaksanakan puasa sebulan penuh serta tidak lupa untuk membayar zakat.

Dapat dipastikan pementasan kesenian tersebut tidak mengganggu

pelaksanaan ibadah mereka.

2. Aktifitas kelompok seni reog

Hasil penelitian di paguyuban tentang keberadaan kesenian reog di

desa tersebut memang benar- benar murni untuk melestarikan kebudayaan

saja bukan lagi untuk kebutuhan tolak balak atau sarana upacara yang

sakral, dapat terlihat jelas sebagaimana arti dari nama paguyuban dan dari

tujuannya tersebut.

“Ditambahkan bapak Ngatemin wawancara pada Tanggal 20 November

2015 pukul 15.10 WIB “ Setelah beberapa tahun berlangsung kesenian

tradisional tersebut luntur akibat tidak ada yang melestarikannya lagi

dan ditahun 2010 ini didirikan lagi dengan nama yang berbeda yakni

Paguyuban Ngesti Budoyo. Menurut beliau Ngesti berarti nguri- uri atau

melestarikan dan budoyo berarti kebudayaan, sehingga Ngesti Budoyo

artinya melestarikan kebudayaan yang ada.” Pendapat bapak Roslan

wawancara pada Tanggal 22 November 2015 pukul 10.40 WIB “ tujuan

didirikannya kembali paguyupan tersebut adalah untuk melestarikan

kebudayaan Jawa yang pada saat itu, mengenalkan pada pemuda di

desa Gondang Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

dengan kebudayaan tradisional Jawa.”

Kehadiran kesenian ini muncul memberikan warrna yang baru,

yaitu menghibur warga masyarakat yang penat dengan aktivitas

kehidupanya sehari- hari, selain itu juga dapat mendatangkan para pedagang

untuk mengais rejeki di pertunjukan tersebut.

Page 76: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

76

Dalam pelaksanaanya kesenian tradisional reog ini juga

memperhatikan pemilihan waktu yang dipergunakan, seperti halnya selalu

memperhatikan waktu ibadah yang mereka kerjakan. Selain itu juga

memperhatikan kesibukan para anggotanya yang memiliki pekerjaan di

waktu siang hari, maka hal tersebut tidak akan menggangu salah satu

aktivitas yang mereka kerjakan.

3. Dampak seni reog terhadap perilaku ibadahnya

Menurut penulis, sudah banyak perubahan fungsi, sikap maupun

pemikiran tentang kesenian reog yang dijelaskan oleh Kussunartini dengan

kesenian reog yang berkembang dipedesaan ini, yaitu saat ini kesenian

tradisional reog ini hanya sekedar hiburan semata, tidak syirik selama peran

jin tidak termasuk dalam pertunjukan. Reog hanya merupakan jenis

kesenian dan kebudayaan. Misalnya, semua unsur yang tidak berasal dari

agama Islam tidak diperbolehkan dalam pertunjukan tradisionl reog,

seperti mantra atau dupa. Doa-doa kepada Allah harus dipanjatkan dengan

tidak memakai mantra atau memberi sesaji kepada roh dan jin.

Meskipun di dalam proses kegiatan pertunjukan tersebut terdapat

unsur gaib atau mistis namun kepercayaan kepada Tuhan tetaplah ada.

Kepercayaan terhadap Tuhan dalam hal ini digambarkan pada saat

pertunjukan akan dimulai seluruh orang yang terlibat melakukan doa

bersama terlebih dahulu kepada Tuhan agar dilancarkan pelaksanaannya.

Selain hal tersebut pawang dalam mengembalikan kesadaran para penari

Page 77: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

77

juga dibacakan doa secara Islam pula karena diyakini bahwa kemampuan

manusia itu terbatas dan segala sesuatunya terjadi karena kehendak Tuhan.

Dampak yang ditimbulkan untuk para pemain reog terhadap

ibadahnya sendiri pun tidaklah begitu mencolok, namun ternyata mengalami

pengendoran dari tingkat pelaksanaanya. Terlihat dalam semangat ketika

menghadiri sebuah pengajian yang saat ini tidak sebanyak duluh, bahkan

ada beberapa pengajian yang dibubarkan karena kurang kompaknya para

anggota yang menghadiri hanya kalangan bapak- bapak saja. Kesenian reog

ini dalam pelaksnaanya juga menghormati waktu- waktu pelaksanaan

ibadahnya.

Dari sudut lain, setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda

tentang reog dan kesurupan. Ritual reog itu boleh-boleh saja, selama tidak

mengganggu ibadah kepada Allah SWT yang merusak aqidah. Dari uraian

di atas, dapat disimpulkan bahwa jika pertunjukan hanya seputar pada

tarian dan musik yang berkenaan dengan adat dan tradisi Jawa sangat

diperbolehkan. Dilihat dari pandangan agama diperbolehkan untuk tetap

dilestarikan dan dikembangkan dengan catatan hanya sebatas tarian dan

musiknya saja karena dengan begitu hal tersebut sudah mampu

mencerminkan kekayaan kebudayaan yang dimiliki.

Page 78: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kesenian

tradisional reog di paguyuban Ngesti Budoyo dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perilaku beribadah

Seperti halnya orang- orang lain diluar paguyuban Ngesti Budoyo,

mereka juga melaksanakan ibadah sesuai yang disyariadkan oleh agama

Islam yaitu, melaksanakan sholad lima waktu, berdo‟a, mengaji, mengikuti

pengajian- pengajian yang ada di daerahnya, melaksanakan sholat Jum‟at,

tarawih, puasa, dan lain sebagainya.

Selama pelaksanaanya mereka mampu melaksanakan tanpa adanya

hambatan dari kegiatan kesenian tradisional reog itu sendiri. Bahkan

dalam pementasannya pun memilih waktu yang senggang yaitu di malam

hari ketika mereka semua sudah menyelesaikan kewajibanya

melaksanakan ibadah sholat lima waktu.

2. Aktivitas kesenian tradisional reog

Setelah beberapa tahun kesenian tradisional reog vakum dalam

pelestariannya, sekarang muncul kembali kesenian tradisional reog ini

untuk menarik perhatian kaum muda untuk menjaga kelestarian

Page 79: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

79

peninggalan nenek moyang. Dalam kesenian ini hadir dalam tampilan

hiburan, bukan lagi dalam bentuk kemistisan.

Selama berjalanya paguyuban ini masih saja ada pembenahan-

pembenahan baik dari tarian, music, kostum, alat musik dan lain

sebagainya. Di paguyuban ini memang tujuannya untuk melestarikan

kebudayaan namun masih saja ada yang menganggap bahwa keseniannya

ini mistis atau haram dalam Islam, hal ini yang menjadi penghambat

berkembangnya kebudayaan tradisional reog di desa tersebut.

3. Dampak kesenian reog terhadap perilaku beribadah

Suatu kesenian tradisional pada saat ini hanyalah menjadi sebuah

hiburan semata, meskipun mengandung unsur- unsur mistis atau sacral

akan tetapi tidak begitu berpengaruh terhadap ibadah yang mereka

kerjakan. Sehingga apa yang dilakukan seorang seniman itu memberi

dampak sedikit mengalami pengenduran ibadah yang mereka laksanakan,

namun sebelum bergabung ataupun sesudah bergabung mereka juga

melaksanakan ibadah sesuai dengan kewajibannya sebagai seorang yang

memeluk agama Islam. Tetapi jika budaya itu menimbulkan penghinaan

terhadap Agama, maksiat dsb, maka harus diluruskan. Namun biarkan

budaya Jawa yang ada tetap lestari dan jangan dimusuhi ataupun dibenci,

bagaimanapun itu warisan nenek moyang yang perlu kita jaga.

Page 80: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

80

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan ini ada beberapa saran dari penulis yang

akan disampaikan

1. Kepada masyarakat umum diharapkan agar dapat memberikan dukungan

serta menghargai kesenian tradisional reog sebagai salah satu asset warisan

budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Karena bagaimanapun juga

bentuk kesenian tradisional reog merupakan identitas dan salah satu

kekayaan budaya bangsa Indonesia yang patut untuk dilestarikan.

2. Kesenian tradisional reog bukan merupakan kesenian yang difungsikan

untuk menyekutukan atau menyembah selain Allah (syirik) melainkan

sebagai sarana untuk pelestarian budaya adat istiadat, tetapi sebenarnya

kesenian tradisional reog merupakan salah satu bentuk kesenian yang

berinteraksi dengan kebudayaan Islam yang mempengaruhi. Maka dari itu

bagi insan seni diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas

serta tetap menjaga norma- norma yang berlaku dalam akidah Islam.

3. Kepada insan pemerintah diharapkan agar selalu membina dan

mengembangkan kesenian tradosional reog serta memberikan arahan-

arahan yang dilakukan secara bertahab, sehingga kesenian tradisional reog

tetap menjadi tontonan yang menarik dan sehat bagi masyarakatnya, serta

sebagai wahana kerukunan hidup bermasyarakat.

Dengan demikian segala kritik dan saran yang bersifat membangun

dalam perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Karena penulis

menyadari bahwa tulisan ini masih amat banyak kekurangan, baik dari

Page 81: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

81

pengumpulan data, analisis data, maupun kata- kata yang kurang tepat,

sehingga penulis ini amatlah jauh dari kesempurnaan, karena

kesempurnaan hanya milik Allah SWT, maka dari itu penulis sebagai

manusia awam tentu masih banyak kelemahan dan kekurangan. Semoga

tulisan yang singkat ini dapat bermanfaat bagi penulis secara khusus dan

bagi pembaca pada umumnya.

Page 82: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

82

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Khalil. 2008. Islam Jawa dalam Etika dan Tradisi Jawa. Malang: UIN

Press

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Aunur, Rahim Faqih. 1998. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta: UII

Press

Hasbi, Ash Shiddieqy. 1954. Kuliah Ibadah. Jakarta: Bulan Bintang

Hasbi, Fuad.2000. Kuliah Ibadah. Semarang : Pustaka Rizki Putra.

Kusunartini, dkk. 2009. Kesenian Barongan di Jawa Tengah. Semarang:

Pemerintah Prov. Jawa Tengah

Lexy, Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mahmud, Syaltut. 1966. Islam Aqidah dan Syari’ah. Bandung: Pustaka

Mark, Woodward. 1999. Islam Jawa Kesalehan Normatif Versus Kebatinan.

Yogyakarta: LKiS

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara

Page 83: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

83

Muhyiddin, Abdul Hamid. 2002. Obati Dirimu dari Sihir, Dengki, Hipnotis dan

Kerasukan Setan. Yogyakarta: Mitra Pustaka

Nasruddin, Razak. 1993. Dienul Islam. Bandung: Alma‟rif

Nasution. 2003. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Rasjid, Sulaiman. 2002. Fikih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Roibin. 2009. Relasi Agama dan Budaya Masyarakat Kontemporer. Malang: UIN

Press

Syukur, Amin. 2000. Pengantar Studi Islam. Semarang: Bima Sejati

Sumanto. 1995. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi

Offset

Syaikh, Ja‟far Subhani. 1987. Tauhid dan Syirik. Bandung: Mizan

Syaikh, Wahid Abdus Salam Bali. 1995. Kesurupan Jin dan Cara Pengobatannya

Secara Islam. Jakarta: Robbani Press

Yunus, Mahmud. 1996. Kamus Arab Indonesia. Departemen Agama

Yusuf, Qardhawi. 1992. Tauhidullah dan Fenomena Kemusyikan. Jakarta:

Pustaka Progressif

Zainuddin,dkk. 1992. Empat Sendi Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta

Page 84: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

84

Page 85: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

85

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Responden : Hasim

Data : wawancara

Hari/tanggal : Jum‟at, 20 November 2015

Waktu : 13.00 WIB

1. Kapan Paguyuban Ngesti Budoyo mulai dikenalkan di desa Gondang

Tawang?

Kesenian reog ini dikenalkan dengan nama Ngesti Budoyo ini pada

pertengahan tahun 2010 mbak…..

2. Bagaimana sejarah kesenian tradisional reog di Paguyuban Ngesti

Budoyo?

Hmmm……Dahulu ada mungkin kurang lebih 45 tahun berdiri sebuah

paguyuban yang bernama Mego Mendung yang kemudian mati

mbak……..kemudian terinspirasi dari paguyuban terdahulu maka

didirikanlah paguyuban Ngesti Budoyo begitu.

3. Apa tujuhannya mendirikan Paguyuban Ngesti Budoyo di desa Gondang

Tawang?

Tujuannya untuk mengenalkan kesenian pada masyarakat disekitar.

4. Bagaimana perkembangan kesenian tradisional reog di Paguyuban Ngesti

Budoyo?

Page 86: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

86

Wah…….. kalau untuk perkembangannya sendiri lumayan baik karena

dari awal dibentuk hingga sekarang selalu bertambah anggotanya.

5. Apa saja jenis tarian yang diusung Paguyuban Ngesti Budoyo?

Oh…..untuk tariannya jenis tarian keprajuritan.

6. Bagaimana dengan pemilihan waktu pelaksanan pertunjukan kesenian

tradisional reog di desa Gondang Tawang?

Kebanyakan acara dilakukan pada malam hari sampai dini hari.

7. Bagaimana alur pertunjukan kesenian reog di desa Gondang Tawang?

Seperti yang mbak lihat dalam setiap pememntasanya itu, tahap

pertunjukan diawali dengan masuknya penari ke arena pertunjukan

dengan gerakan tarian, kemudian ditengah pertunjukan ada adegan

kesurupan, penari yang berjumlah 10 orang tersebut nantinya akan ada

beberapa saja yang akan mengalami kesurupan. Situasi kesurupan ini

biasanya berlangsung paling lama satu jam. Dan di akhir pertunjukan para

penari disadarkan kembali oleh pawangnya

8. Apa isi dari mantra yang digunakan?

Bacaan mantranya itu mantra jawa,

Page 87: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

87

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Responden : Roslan

Data : wawancara

Hari/tanggal : Minggu, 22 November 2015

Waktu :10.40 WIB

1. Kapan Paguyuban Ngesti Budoyo mulai dikenalkan di desa Gondang

Tawang?

Kalau gak salah baru tahun 2010 ini

2. Bagaimana sejarah kesenian tradisional reog di Paguyuban Ngesti

Budoyo?

Dahulu ada reog yang berkembang tapi disini tapi mati kemudian didirikan

lagi sampai saat ini.

3. Apa tujuhannya mendirikan Paguyuban Ngesti Budoyo di desa Gondang

Tawang?

Kami mendirikan ini memiliki tujuan untuk melestarikan kebudayaan

peninggalan nenek moyang yang hingga sekarang masih ada mbak…..

4. Bagaimana perkembangan kesenian tradisional reog di Paguyuban Ngesti

Budoyo?

Page 88: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

88

Ada hal yang menghambat mbak yakni ada yang beranggapan bahwa hal

seperti itu identik dengan mistis, serta bertentangan dengan agama Islam

sehingga hukumnya haram tidak sesuai ajaran agama.

5. Apa saja jenis tarian yang diusung Paguyuban Ngesti Budoyo?

Oh…..untuk tariannya yang diusung oleh paguyuban ini adalah jenis tarian

keprajuritan, pesisiran dan geng yang berasal dari daerah Sumatera.

6. Bagaimana dengan pemilihan waktu pelaksanan pertunjukan kesenian

tradisional reog di desa Gondang Tawang?

Pemilihan waktu malam oleh ketuanya dianggap tepat karena kebanyakan

para pemain pada waktu siang hari memiliki kesibukan masing- masing.

7. Bagaimana alur pertunjukan kesenian reog di desa Gondang Tawang?

Diawali dengan membaca doa, kemudian penari masuk kearena lapangan

menari dalam berbagai formasi, kemudian terjadi kesurupan lalu perlahan

iringan musik berubah tempo menjadi semakin pelan, dan adegan tari yang

penuh semangat mulai mengendur. Kemudian pawang akan menyadarkan

pemainnya.

8. Bagaimana dengan isi dari mantra yang digunakan?

Do‟a untuk menyadarkan pemain yang kesurupan itu adalah, membaca

surat Al- Fatihah dilanjutkan membaca Syahadat 3x.

Page 89: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

89

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Responden : Bakir

Data :wawancara

Hari/tanggal :Minggu, 22 November 2015

Waktu :14.05 WIB

1. Kapan Paguyuban Ngesti Budoyo mulai dikenalkan di desa Gondang

Tawang?

Baru akhir- akhir ini sekitaran empat sampai lima tahunan mbak…

2. Bagaimana sejarah kesenian tradisional reog di Paguyuban Ngesti

Budoyo?

Unttuk sejarahnya sendiri kurang begitu paham ya mbak…. Tapi yang

saya tahu duluhpernah ada reog tapi berhenti tidak ada yang menjaganya

lagi, la sekarang ini dimulai lagi untuk melestarikannya.

3. Apa tujuhannya mendirikan Paguyuban Ngesti Budoyo di desa Gondang

Tawang?

Tujuannya untuk melestarikan kesenian reog agar tidak hilang ditelan

waktu.

4. Bagaimana perkembangan kesenian tradisional reog di Paguyuban Ngesti

Budoyo?

Page 90: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

90

Untuk perkembangannya ini semakin baik dari segi penampilan, musik,

maupun kostumnya.

5. Apa saja jenis tarian yang diusung Paguyuban Ngesti Budoyo?

Tarianya itu yang diguakan jenis pesisir seperti yang berasal dari

Sumatera.

6. Bagaimana dengan pemilihan waktu pelaksanan pertunjukan kesenian

tradisional reog di desa Gondang Tawang?

Biasanya malam hari tapi juga pernah siang hari tapi itu jarang terjadi.

7. Bagaimana alur pertunjukan kesenian reog di desa Gondang Tawang?

Pertunjukan diawali dengan masuknya penari ke arena pertunjukan dan

mengambil posisi di sebelah kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan

membentuk formasi dan garis vertikal dengan satu penari di depan

sebagai pemimpin yang memegang cambuk untuk aba-aba. Mereka menari

dengan iringan lagu dan setiap perubahan gerak ditandai dengan suara

cambuk dan pada awal tarian penari melakukan gerak sembahan jengkeng

ke empat arah yaitu depan, samping kanan, belakang dan samping kiri.

Gerak ini dilakukan di samping untuk menghormati penonton yang

melingkari arena pertunjukan juga untuk menghormati para roh-roh halus

yang diyakini sudah hadir di sekitar mereka. Di tengah- tengah tarian sang

pawang akan memberikan minuman berupa kembang ke masing- masing

penari.

Setelah menari dalam berbagai formasi, perlahan iringan musik berubah

tempo menjadi semakin pelan, dan adegan tari yang penuh semangat

Page 91: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

91

mulai mengendur. Matanya mulai tertutup dan terbuka dengan nyalang.

Ini adalah tanda-tanda kesurupan, dengan keadaan jatuh, berdiri, berjalan

dan menari diiringi oleh music dengan tempo yang cepat menjadi tidak

terkendali. Sampai akhirnya meminta sesuatu yang tidak lazim untuk

dimakan, namun dipertunjukan ini tidak meyediakan hal- hal yang

berbahaya sehingga yang dimakan hanya yang tadinya disiapkan untuk

sesaji dan mengupas kelapa dengan menggunakan gigi.

Setelah itu pawang akan mengeluarkan roh dari dalam tubuh penari.

Ketika roh halus yang mendiami tubuh penari keluar ia pun mengalami

pingsan.

8. Apa isi dari mantra yang digunakan?

“Assalamualaikum Ya Nini Dayang, Kiki Danyang Seng manggoni

kawasan iki . Aku jalok sawap pandonganne Yo, yo. ya Allah, ya Allah

Aku dikongkon bukak gelanggang iki . Biso podo selamat kabeh. Wong

seng main jarang semberani iki .Kabeh sak enengi . Ya yo, ya Allah, ya

Allah.

Ya Nini Dayang, Kiki Danyang. Seng manggone awang-awangan . Seng

jenenge Jaran Semberani. Aku njalok turun semurup. Supoyo seng main.

Jaran Semberani iki. Podo selamet kabeh. Yo yo. Bi `s-mi `llahi `rrahmani

`r-rahim. Kerusi belakangku, mutu jalil dipangku. Kadimu kananku, kan

juga naiiranya empat. Ojo merosak, ojo membinasa ahli kumpulan aku.”

Page 92: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

92

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Responden : Karyono

Data :wawancara

Hari/tanggal :Selasa, 1 Desember 2015

Waktu :13.00 WIB

1. Apakah kalian melaksanakan shalat lima waktu?

Insyallah kita semua melaksanakan walaupun tidak berjama‟ah.

2. Bagaimana dengan ibadah puasa dan shalat tarawih?

Kami juga melaksanakan sholat tarawih tapi untuk puasanya tiadak ada

yang tahu kebenarannya.

3. Apakah kalian membayar zakat?

Pasti, karena itu tanggung jawab diri sendiri.

4. Bagaimana dengan adanya pengajian di lingkungan sekitar?

Sebagian mengikuti, kebanyakan orang tua saja.

5. Bagaimana jika ada orang yang kesusahan?

Semua orang berdatangan untuk membantunya dan tiap malam selama

tujuh hari juga melakukan pengajian, namun hanya sebagian saja.

Page 93: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

93

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Responden : Sidik

Data :wawancara

Hari/tanggal :Senin, 23November 2015

Waktu :10.00 WIB

1. Apakah kalian melaksanakan shalat lima waktu?

Iya saya mengerjakan sholat

2. Bagaimana dengan ibadah puasa dan shalat tarawih?

Di bulan Ramadhan ya saya melaksanakan puasa dan tarawih tapi untuk

puasa sunahnya masih jarang.

3. Apakah kalian membayar zakat?

Oh…tentu saya membayarnya biasanya tiga hari sebelum lebaran .

4. Bagaimana dengan adanya pengajian di lingkungan sekitar?

Ya saya berangkat utuk pengajian

5. Bagaimana jika ada orang yang kesusahan?

Ya kita semua berkewajiban untuk bertakziah ketumah yang berduka, dan

membantu apa yang dibutuhkan.

Page 94: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

94

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Responden : Giyono

Data :wawancara

Hari/tanggal :Senin, 23 November 2015

Waktu :13.10 WIB

1. Apakah kalian melaksanakan shalat lima waktu?

Setiap hari saya menjalankan shalat

2. Bagaimana dengan ibadah puasa dan shalat tarawih?

Untuk puasa saya puasa, tapi utuk sholat tarawih terkadang tidak

berangkat

3. Apakah kalian membayar zakat?

Iya membayar, kan sekalian membayar untuk orang serumah semua.

4. Bagaimana dengan adanya pengajian di lingkungan sekitar?

Terkadang yang berangkat hanya beberapa saja, tidak penuh.

5. Bagaimana jika ada orang yang kesusahan?

Membantu sebisanya, lalu malam harinya juga mengaji dirumahnya

selama tujuh hari.

Page 95: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

95

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Responden : Ngatemin

Data :wawancara

Hari/tanggal :Jumat, 20 November 2015

Waktu :15.10 WIB

1. Apakah kalian melaksanakan shalat lima waktu?

Tentu mengerjakan, walau terkadang tidak tepat pada waktunya karena

suatu pekerjaan.

2. Bagaimana dengan ibadah puasa dan shalat tarawih?

Ya mengerjakan walaupun puasa sunahnya tidak pernah mengerjakan.

3. Apakah kalian membayar zakat?

Hm….ya membayar zakat berbondong- bonding ke masjid tempatnya.

4. Bagaimana dengan adanya pengajian di lingkungan sekitar?

Duluh banyak kegiatan pengajian namun karna tidak kompak, sekarang

hanya ada beberapa saja dan saya terkadang berangkat

5. Bagaimana jika ada orang yang kesusahan?

Datang untuk membantu, dan ikut serta dalam yasinan tiap malamnya.

Page 96: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

96

Page 97: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

97

Page 98: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

98

Page 99: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

99

Page 100: KAB. SEMARANG TAHUN 2016 DI DSN. GONDANG, DS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/700/1/Skripsi...1 PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC . SUSUKAN,

100