KA 2013 13030234034 Ulfatikhah Rizki - Copy
-
Upload
dian-arista-setiabudi -
Category
Documents
-
view
8 -
download
2
description
Transcript of KA 2013 13030234034 Ulfatikhah Rizki - Copy
TUGAS METODOLOGI PENELITIAN
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA BUNGA
POHON SUKUN ( Artocarpus Altilis F. ) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
ULFATIKHAH RIZKI
13030234034
KIMIA A 2013
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2015
DAFTAR ISICover
Daftar isi
Judul.........................................................................................................................1
Bidang Kajian...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................3
1.5 Definsi Operasional.......................................................................................3
1.6 Asumsi...........................................................................................................4
1.7 Batasan Masalah............................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Fermentasi.....................................................................................................4
2.2 Acetobacter xylinum.....................................................................................7
2.3 Whey beras....................................................................................................9
2.4 Pembuatan produk Nata de Leri....................................................................9
2.5 Kerangka Konseptual..................................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sasaran penelitian........................................................................................11
3.2 Jenis penelitian............................................................................................12
3.3 Tempat penelitian........................................................................................12
3.4 Rancangan penelitian...................................................................................12
3.5 Variabel penelitian.......................................................................................13
3.6 Peralatan yang digunakan............................................................................13
3.7 Bahan kimia yang digunakan......................................................................13
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN
4.1 Tahap Preparasi Starter Acetobacter Xylinum............................................ 14
4.2 Tahap Pembuatan Starter............................................................................14
4.3 Tahap Fermentasi Nata De Leri..................................................................15
4.4 Tahap Pengujian Karateristik Fisik Dan Kimia Dari Nata..........................15
4.5 Kerangka Operasional.................................................................................16
4.6 Teknik Analisis Data...................................................................................17
4.7 Jadwal Penelitian.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
A. JUDUL
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Bunga Pohon Sukun ( Artocarpus
Altilis F. ) dan Uji Aktivitas Antioksidan.
B. BIDANG KAJIAN
Kimia Organik Bahan Alam
C. LATAR BELAKANG
Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah
di dalam tubuh dan terlibat hampir pada semua proses biologis mahluk
hidup. Radikal bebas dapat berada di dalam tubuh karena adanya hasil
samping dari proses oksidasi dan pembakaran sel yang berlangsung pada
waktu bernapas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, dan terpapar
polusi (asap kendaraan, asap rokok, makanan, logam berat, dan radiasi
matahari). Radikal bebas akan bereaksi dengan molekul y a n g a d a di
sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron sehingga menjadi stabil,
tetapi molekul tubuh yang diambil elektronnya kemudian berubah menjadi
radikal bebas. Ketika jumlah radikal bebas yang terdapat dalam tubuh
semakin banyak, sebenarnya hal tersebut tidak langsung merusak sel-sel
tubuh. Namun, radikal bebas tersebut akan terakumulasi sehingga
menimbulkan fenomena yang disebut oksidatif stres. Proses terbentuknya
oksidatif stres ini meyebabkan terjadinya penyakit kronik dan generatif
pada tubuh seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit
degeneratif lainnya. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi
penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas tersebut
sehingga senyawa radikal menjadi stabil dan tidak dapat menginduksi
suatu penyakit (Halliwell dan Gutteridge, 2000; Kikuzaki et al., 2002;
Sibuea, 2003).
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies
oksigen reaktif, spesies nitrogen reaktif dan radikal bebas lainnya
sehingga mampu mencegah kerusakan pada sel normal, protein, dan
lemak yang akhirnya mencegah pula penyakit-penyakit degeneratif
seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penuaan dini. Antioksidan
memiliki struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya (donor
elektron) kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali
fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai (Halliwell dan Gutteridge,
2000).
Prior et al. (2005) menyatakan bahwa di dalam sistem biologis
tubuh sudah tersedia antioksidan yang berupa enzim yaitu superoksida
dismutase (SOD), katalase (CAT), dan glutation peroksidase (GPx).
Antioksidan dapat pula diperoleh dari bahan-bahan alami dan sintetis.
Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), Propil Galat
(PG), dan Tert-Butil Hidrosi Quinon (TBHQ) adalah senyawa antioksidan
sintetis yang sudah dipergunakan secara luas oleh masyarakat dunia, tetapi
hasil penelitian yang dilakukan oleh Amarowicz et al. (2000) menyatakan
bahwa penggunaan bahan sintetis ini dapat meningkatkan resiko penyakit
karsinogenesis. Sementara itu, beberapa studi epidemiologi menunjukkan
adanya peningkatan konsumsi antioksidan alami yang terdapat dalam
buah, sayur, bunga, rimpang dan bagian-bagian lain dari tumbuhan terbukti
dapat menghindari penyakit-penyakit degeneratif (Ghiselli et al., 1998).
Senyawa antioksidan alami tumbuhan selain berupa vitamin adalah
senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid,
turunan asam sinamat, kuomarin, tokoferol, dan asam-asam organik
polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan
meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, dan kalkon. Sementara
turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat,
asam galat dan lain-lain (Prakash, 2001 ; Kumalaningsih, 2006).
Senyawa polifenolat dan flavonoid bersifat antioksidan, antidiabetes,
antiseptik, antiinflamasi dan antikanker. Tumbuhan Indonesia sangat banyak
yang memiliki efek sebagai antioksidan, salah satu contohnya adalah
tumbuhan sukun. Kandungan antioksidan pada sukun belum banyak
dieksplorasi. (Seftyanisa, 2010).
Sukun ( Artocarpus Altilis F ) adalah salah satu tanaman yang
digunakan masyarakat Indonesia sebagai makanan dan juga digunakan
sebagai obat. ( Arung et al,2009 ). Tanaman ini menghasilkan bunga
betina (buah) biasanya digunakan sebagai bahan pangan karena daging
buahnya tebal sehingga bisa dimakan. Sedangkan pada bunga jantan tidak
terjadi penebalan daging buah dan jika pada saatnya akan jatuh ke
tanah dan tidak diambil/dimanfaatkan oleh masyarakat karena tidak bisa
dimakan dan akan mengotori halaman rumah, pekarangan, dan tempat-
tempat terbuka lainnya. Bunga sukun jantan memiliki efek dapat
membunuh nyamuk. Berdasarkan pengujian di laboratorium Biokimia
FMIPA Universitas Mulawarman bunga sukun jantan mengandung
flavonoid. Flavonoid bisa membunuh nyamuk karena flavonoid ini
merupakan inhibitor pernapasan atau racun pernapasan (Djojosumarto,
2008).
Penelitian terhadap tanaman sukun menunjukkan adanya senyawa
golongan flavonoid, tannin, saponin, steroida/triterpenoida dan glikosida
( Abdassah,Sumiwi dan Hendrayana,2009 ). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan sebelumnya, telah dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dari
buah sukun yang dikarenakan buah tersebut mengandung senyawa fenolik
(Seftyanisa, 2010).
Kandungan kimia daun dan bunga tumbuhan sukun mengandung
saponin, flavonoid dan tannin, buahnya mengandung tannin, glikosida dan
saponin, sedangkan kulit batangnya mengandung flavonoid. Bunga dan daun
sukun mengandung asam amino esensial seperti histidin, isoleusin, lisin,
metionin, triptofan, valin serta mengandung flavonoid, fitosterol, saponin,
polifenol dan tannin. ( Depkes RI.1997; umar et al.I.2007;Dalimartha,2003)
Dalam penelitian ini dilakukan uji antioksidan ekstrak etil asetat,
ekstrak etanolik, dan ekstrak air daun A. altilis menggunakan metode
penangkapan DPPH serta dilakukan juga penetapan kadar fenolik total dan
kadar flavonoid totalnya. Kemudian dilakukan analisis korelasi kadar fenolik
total dan kadar flavonoid total terhadap aktivitas penangkapan radikal bebas
dari ekstrak daun A. altilis.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diambil pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur molekul senyawa flavonoid pada isolate
dari bunga pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. ) yang diuji dengan
menggunakan spektroskopi UV-VIS, IR, 1H-NMR, 13C-NMR, dan MS ?
2. Bagaimana aktivitas antioksidan pada isolate dari bunga
pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. ) ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan struktur molekul senyawa flavonoid pada isolate dari bunga
pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. ) yang diuji dengan menggunakan
spektroskopi UV-VIS, IR, 1H-NMR, 13C-NMR, dan MS.
2. Menentukan aktivitas antioksidan pada isolate dari bunga pohon sukun sukun (
Artocarpus Altilis F. )
F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Memperoleh data baru tentang kandungan senyawa kimia dalam
bunga pohon sukun yang berguna untuk membantu dalam klasifikasi tumbuhan
berdasarkan kemiripan struktur senyawa kimia yang dikandungnya.
2. Menambah data baru tentang aktivitas antioksidan senyawa flavonoid
pada isolat dari bunga pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. ) dan menambah
daya guna dari isolate bunga sukun sebagai bahan antioksidan.
3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia organic
bahan alam dan ilmu farmasi.
G. DEFINISI OPERASIONAL, ASUMSI, BATASAN MASALAH
1. Definisi Operasional
a. Isolasi adalah proses pemisahan suatu zat dari bagian tertentu dai suatu
sampel dengan metode tertentu. Isolasi senyawa metabolit sekunder dalam
penelitian ini, dilakukan dari bunga pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. )
dengan metode ekstraksi dengan cara maserasi dan pemisahan dengan
metode kromatografi.
b. Maserasi merupakan salah satu jenis ekstraksi bertahap. Jenis maserasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan merendam serbuk dari
bunga pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. ) dengan menggunakan pelarut
yang sesuai. Proses maserasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
merendam sampel dalam metanol selama 24 jam dan diulang sebanyak 3x.
c. Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia
berdasarkan perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran
yang terpisah pada fasa diam dibawah tekanan fasa gerak. Metode
kromatografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kromatografi cair
vakum, dan kromatografi kilat ( flash chromatography ) dan kromatografi
lapis tipis (KLT) dengan menggunakan pelarut campuran methanol dan
kloroform.
d. Identifikasi adalah menentukan ciri atau karakter fisik dari senyawa hasil
isolasi meliputi wujud zat, warna, titik leleh, titik didih dan menganalisis
spektrum menggunakan UV-VIS, IR, 1H-NMR, 13C-NMR, dan MS
e. Senyawa Flavonoid adalah suatu senyawa metabolit sekunder yang
memiliki kerangka dasar C6-C3-C6. Biosintesis senyawa flavonoid terjadi
melalui kombinasi antara dua jalur biosintesis yang utama untuk cincin
aromatic yaitu jalur asetat-malonat dan jalur shikimat.
f. Antioksidan adalah suatu zat yang dapat menghambat atau memperlambat
proses oksidasi serta dapat bersifat sebagai penangkap radikal bebas dan
penghambat electron dengan menggunakan metode DPPH.
g. Radikal bebas adalah suatu bentul molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif karena mengandung satu atau lebih electron yang tidak
berpasangan.
h. Aktivitas Antioksidan diukur dengan menggunakan metode DPPH yang
diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-VIS.
i. DPPH adalah suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen tidak
stabil dengan absorbansi kuat pada panjang gelombang maksimum 517 nm
dan berwarna ungu gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan,
DPPH akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning.
j. IC50 merupakan konsentrasi larutan substrata tau sampel bahan bioaktif
yang akan menyebabkan reduksi terhadap aktivitas DPPH sebesar 50%.
2. Asumsi
Untuk menjaga kemungkinan ketidaksempurnaan dalam melakukan
penelitian dan untuk menghindari hasil penelitian yang bias, maka perlu
diasumsikan hal-hal sebagai berikut :
a. Sampel berupa bunga pohon sukun dalam penelitian ini diasumsikan
berasal dari pohon yang memiliki umur dan kondisi lingkungan yang sama
sehingga sampel dapat dikatakan homogen.
b. Selama proses pengumpulan, pengeringan, dan penyimpanan sampel
dalam bentuk serbuk dianggap terhindar dari tumbuhnya jamur yang
kemungkinan dapat menyebabkan proses biotransformasi senyawa –
senyawa yang terkandung didalamnya.
c. Selama proses ekstraksi dan isolasi hingga mendapatkan senyawa
yang murni diasumsikan tidak terjadi pembentukan senyawa artifak yaitu
senyawa lain yang tidak terkandung dalam senyawa pohon tersebut akibat
dari perlakuan yang ekstrim selama proses berlangsung. Sehingga senyawa
yang dihasilkan benar-benar dari sampel tumbuhan tersebut.
3. Batasan Masalah
Permasalahan yang perlu dibatasi dalam penelitian ini adalah:
a. Sampel bunga pohon sukun yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan bunga jantan yang diperoleh dari Desa……..
b. Pelarut yang digunakan adalah methanol sehingga diperoleh ekstrak
methanol.
c. Dalam penelitian ini uji aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode
KLT dengan menggunakan DPPH.
H. KAJIAN PUSTAKA
Bunga sukun
Senyawa flavonoid
Teknik isolasi, pemisahan, dan pemurnian
- Ekstraksai
- Pemisahan
KCV
Flash kromtografi
KLT
- Pemurnian
- Identifikasi
Uji kualitatif ( sifat kimia) + fisika
Metode spektroskopi ( UV-VIS ; IR ; NMR ; spektroskopi massa
- Aktivitas anti oksidan
I. KERANGKA KONSEPTUAL
FaktaBunga sukun mengandung asam amino esensial seperti histidin, isoleusin, lisin, metionin, triptofan, valin serta mengandung flavonoid, fitosterol, saponin, polifenol dan tannin. ( Depkes RI.1997; umar et al.I.2007;Dalimartha,2003)
Harapan
Rumusan Masalah1. Bagaimana struktur molekul senyawa flavonoid pada
isolate dari bunga pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. ) yang diuji dengan menggunakan spektroskopi UV-VIS, IR, 1H-NMR, 13C-NMR, dan MS ?
2. Bagaimana aktivitas antioksidan pada isolate dari bunga pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. ) ?
Teori:-
Penelitian terdahulu:
Teori:-
J. METODE PENELITIAN
1. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian dalam penelitian ini adalah isolate dari bunga pohon
sukun ( Artocarpus Altilis F. ) yang diuji aktivitas antioksidannya
menggunakan DPPH. Sampel bunga pohon sukun tersebut diperoleh dari
……..
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Dalam
penelitian ini dideskripsikan cara mengisolasi, penentuan struktur molekul
senyawa flavonoid hasil isolasi pada isolat bagian bunga pohon sukun
( Artocarpus Altilis F. ) dan menguji aktivitas antioksidan hasil isolate dengan
menggunakan DPPH.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dibeberapa laboratorium diantaranya
laboratorium penelitian dan instrumen Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Negeri Surabaya untuk proses ekstraksi dan isolasi senyawa flavonoid serta
identifikasi isolat
4. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini digunakan “The Postest Only Control Group
Design” dengan mengadobsi rancangan longitudinal follow up untuk
Gambar 7. Kerangka konseptual penelitian
mengetahui pengaruh waktu terhadap hasil. Rancangan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4. Rancangan penelitian
Keterangan :
R = whey beras (air cucian beras)
P1, P2, P3 = lama fermentasi 10 hari, 12 hari, dan 14 hari.
O1, O2, O3= karateristik Nata
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : lama waktu fermentasi
b. Variabel terikat : karateristik fisik Nata (ketebalan, berat basah,
kekenyalan) dan karateristik kimia Nata (kadar serat,
kadar gula total)
c. Variabel kontrol : - penambahan gula pasir (%)
- volume starter (%)
- jenis beras
- pH dan suhu medium fermentasi.
- air mineral
2. Peralatan Yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Seperangkat alat gelas ( gelas kimia, gelas ukur, gelas vial kecil, gelas vial
besar, Erlenmeyer, dan corong kaca ), seperangkat alat ekstraksi maserasi,
sperangkat alat penyaring Buchner, rotary vacuum evaporator ( Heidolph
laborata 4001 ), neraca digital, seperangkat alat kromatografi cair vakum,
seperangakat alat kromatografi lapis tipis, seperangkat alat kromatografi kolom
tekan, seperangkat alat kromatografi lapis tipis preparative, plat tetes, pipa
kapiler, Fisher John melting point apparatus, penyemprot, spektrofotometer
UV -VIS, IR, spectrometer massa, NMR ( 1H-NMR dan 13C-NMR ).
3. Bahan Kimia Yang
Digunakan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini meliputi :
Kloroform p.a ( Q-Rec ), methanol teknis dan p.a. ( merck ), silica gel Merk G-
60 ( 63-200 μm ), kieselgel Merck 60 GF-254, pelat KLT silica gel F254
( 20x20 cm; 0,25 nm ), larutan FeCl3 5% dalam methanol, HCl pekat, natrium
hidroksida, aluminium klorida, natrium asetat, asam borat, pita magnesium,
DPPH.
K. PROSEDUR PENELITIAN
L. Tahap Pengumpulan dan Penyiapan Sampel
Sampel tumbuhan yang berupa bagian bunga dari pohon sukun
( Artocarpus Altilis F. ) diapatkan dari ………., kemudian diidentifikasi di
LIPI UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan,
Jawa Timur.
Bunga sukun yang basah dan telah terkumpul sebanyak ± 15 Kg
dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian dipotong kecil- kecil,
selanjutnya dikeringkan pada suhu kamar. Sampel yang sudah kering digiling
sehingga diperoleh serbuk halus yang siap untuk diekstraksi.
M. Tahap Isolasi dan Identifikasi
Serbuk kering bunga pohon sukun ( Artocarpus Altilis F. ) seberat ± 2
Kg diekstraksi dengan cara maserasi pada suhu kamar menggunakan pelarut
metanol. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk bagian bunga pohon
sukun ( Artocarpus Altilis F. ) di dalam suatu bejana tertutup selama 24 jam
dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, masing-masing perlakuan
menggunakan ± 5 L n-heksana, yang diteruskan dengan etil asetat dengan
jumlah yang sama. Kemudian dilanjutkan maserasi menggunakan pelarut
methanol dengan merendam serbuk bagian bunga pohon sukun ( Artocarpus
Altilis F. ) di dalam suatu bejana tertutup selama 24 jam sebanyak tiga kali,
masing-masing perlakuan menggunakan ± 2 L methanol.
Hasil maserasi dengan pelarut methanol disaring secara vakum
menggunakan penyaring Buchner. Filtrate yang diperoleh diuapkan secara
vakum menggunakan penguap vakum putar ( rotary vacuum evaporator )
menghasilkan ekstrak cair. Ekstrak cair diwaterbath hingga menjadi ekstrak
kental.
Ekstrak pekat yang diperoleh diuji dengan FeCl3 dan shinoda test
sebagai uji pendahuluan bahwa ekstrak yang diperoleh merupakan senyawa
flavonoid. Ekstrak pekat yang positif dalam uji FeCl3 dan shinoda test
diimpregnasi dalam sedikit mungkin silica gel G60 63-200 μm ( Merck ).
Ekstrak yang telah diimpregnasi dipisahkan dengan cara kromatografi cair
vakum ( vacum liquid chromatography ) menggunakan fasa diam kieselgel
Merck G60 F-254 dengan eluen campuran kloroform-metanol yang dinaikkan
kepolarannya secara bertahap. Hasil pemisahannya dimonitor dengan KLT.
Hasil pemisahan bila belum sempurna, yang ditandai dengan adanya beberapa
spot yang tidak bisa terpisah, maka dipisahkan lebih lanjut dengan
kromatografi cepat.
Isolate hasil kromatografi cept yang diperoleh kemudian dimurnikan
dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut yang sesuai. Kemurnian
senyawa hasil isolasi diuji dengan KLT tiga system eluen dan penentuan titik
leleh. Isolate murni yang diperoleh diuji sifat kimianya dengan menggunakan
larutan FeCl3 dan shinoda test kembali dengan tujuan untuk mengetahui bahwa
senyawa hasil isolasi adalah tergolong senyawa flavonoid.
Struktur molekul senyawa flavonoid tersebut dapat dianalisis dengan
melakukan pengujian secara instrument dengan empat spektrofotometer UV-
VIS untuk menentukan adanya gugus kromofor, spektrofotometer IR untuk
menentukan adanya gugus fungsi tertentu, spektrofotometer 1H-NMR untuk
menentukan jenis atom hydrogen dan jumlahnya, 13C-NMR untuk menentukan
jenis atom karbon dan jumlahnya serta meramalkan strktur gugus tetangganya
serta spectrometer MS untuk menentukan berat molekul ( Mr ) serta pola
fragmentasinya.
1. Tahap Uji Pendahuluan Aktivitas Antioksidan Senyawa Hasil Isolasi
N. KERANGKA OPERASIONAL
O. TEKNIK ANALISIS DATA
P. JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
No KegiatanBulan ke-
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10
Penyusunan proposal
Ujian Proposal
Perbaikan Proposal
Perizinan Penelitian
Persiapan sampel
Isolasi senyawa dari bunga
pohon sukun ( Artocarpus
Altilis F. )
Identifikasi senyawa dari
bunga pohon sukun
( Artocarpus Altilis F. )
Uji pendahuluan aktivitas
antioksidan senyawa hasil
isolasi
Penyusunan laporan skripsi
Ujian skripsi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Q. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Inovasi Teknologi untuk Peningkatan Produksi Padi dan
Kesejahteraan Petani. Balai Tanaman Padi, Badan Litbang Pertanian:
Sukamandi
Edria, D., Wibowo, M., K & Elvita. 2008. Pengaruh Penambahan Kadar Gula
dan Kadar Nitrogen Terhadap Ketebalan, Tekstur Dan Warna Nata De
Coco. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Fitriah, L. 2009. Pemanfaatan Air Cucian Beras sebagai Bahan Pembuat Nata.
(Seminar Kimia) Fakultas PMIPA Ilmu Kegutuan dan Ilmu Pendidikan
Mataram.
Hidayatullah,Rahmad. 2012. Pemanfaatan Limbah Air Cucian Beras Sebagai
Substrat Pembuatan Nata De Leri Dengan Penambahan Kadar Gula Pasir
Dan Starter Berbeda. (Skripsi) Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta
Huda. N.E., 2009. Pengaruh Penambahan Variasi Masa Pati (Soluble Starch)
pada Pembuatan Nata de Coco Dalam Medium Fermentasi Bakteri
Acetobacter xylinum. (Skripsi) Fakultas MIPA Universitas Sumatra Utara:
Medan
Misgiyarta. 2007. Teknologi pembuatan Nata de Coco. Bogor : Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Nurhayati, S. 2005. Kajian Pengaruh Kadar Gula dan Lama Fermentasi
Terhadap Kualitas Nata de Soya. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi,
vol. 7, No.1:40 – 47.
Rachmat, A. dan Agustina, F. 2009. Pembuatan Nata De Coco Dengan Fortifikasi
Limbah Cucian Beras Menggunakan Acetobacter Xylinum. Universitas
Diponogoro: Semarang.
Sulistyo, Rachmawati.D.A., Nur, A. 2007. Pembuatan Nata dari Limbah Cair
Tahu dengan Menggunakan Molasses Sebagai Sumber Karbon Acetobacter
xylinum. universitas sebeles maret: Surakarta.
Wahyudin, I. 2008. Analisis Perbandingan Kandungan Karbohidrat, Protein, Zat
Besi Dan Sifat Organoleptik Pada Beras Organik dan Beras Non Organik.
(Skripsi) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta:
Surakarta.
Wibowo, D., Bambang, H., Djoko, W. 1988. Dasar-Dasar Teknologi Fermentasi.
PAU Pangan dan Gizi UGM: Yogyakarta.